pengantar neuroliogi anak (kejang)
DESCRIPTION
jkjbTRANSCRIPT
Neurologi Anak Neurologi Anak
Dr. Alifiani Hp SpADr. Alifiani Hp SpA
Sub Bag Neurologi Anak.Sub Bag Neurologi Anak.
Bag. IKA FK-UNDIP/RS dr Kariadi Bag. IKA FK-UNDIP/RS dr Kariadi
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Neurologi anak Neurologi anak
Ilmu yang mempelajari tentang kelainan atau Ilmu yang mempelajari tentang kelainan atau penyakit penyakit neurologi pada anakneurologi pada anak
Kasus neurologi anak ditemukan pada 20 -30% kasus Kasus neurologi anak ditemukan pada 20 -30% kasus yang dirawat di bagian anak.yang dirawat di bagian anak.
Kelainan neurologi pada anak dapat menyebabkan Kelainan neurologi pada anak dapat menyebabkan hilangnya kemampuan yang semula sudah dimiliki atau hilangnya kemampuan yang semula sudah dimiliki atau dapat menyebabkan keterlambatan atau kegagalan dapat menyebabkan keterlambatan atau kegagalan untuk memiliki kemampuan yang seharusnya sudah untuk memiliki kemampuan yang seharusnya sudah dimiliki.-dimiliki.- kelainan neurologis dapat menyebabkan kelainan neurologis dapat menyebabkan perkembangan anak tidak optimalperkembangan anak tidak optimal
Kasus neurologi yang terbanyak adalah kejang dan Kasus neurologi yang terbanyak adalah kejang dan kelumpuhan.kelumpuhan.
Suatu manifestasi klinis sebagai akibat dari Suatu manifestasi klinis sebagai akibat dari cetusan yang berlebihan dan abnormal dari sel-cetusan yang berlebihan dan abnormal dari sel-sel neuron di otak. Manifestasi klinis ini berupa sel neuron di otak. Manifestasi klinis ini berupa suatu fenomena abnormal yang sementara dan suatu fenomena abnormal yang sementara dan mendadak, antara lain berupa gangguan mendadak, antara lain berupa gangguan kesadaran,motorik, sensorik, otonom atau psikis.kesadaran,motorik, sensorik, otonom atau psikis.
KEJANG
PATOFISOLOGI KEJANGPATOFISOLOGI KEJANG Ruang ekstraseluler sepanjang membran didominasi oleh Ruang ekstraseluler sepanjang membran didominasi oleh
ion Na+ dan Ca++. Ruang intraseluler didominasi oleh ion Na+ dan Ca++. Ruang intraseluler didominasi oleh K+, protein dan asam organik. Membran hanya dapat K+, protein dan asam organik. Membran hanya dapat dilalui oleh ion. dilalui oleh ion.
Dalam keadaan normal bagian intrasel negatif 50 -70 mV Dalam keadaan normal bagian intrasel negatif 50 -70 mV dibandingkan ekstrasel. dibandingkan ekstrasel.
Keseimbangan ini dipertahankan oleh pompa Na-K-Keseimbangan ini dipertahankan oleh pompa Na-K-ATPase .ATPase .
Kebocoran ion melalui membran menyebabkan Na+ Kebocoran ion melalui membran menyebabkan Na+ masuk dan K+ keluar. masuk dan K+ keluar.
■ Depolarisasi adalah pDepolarisasi adalah penurunan muatan negatif dari enurunan muatan negatif dari keadaaan potensial istirahat keadaaan potensial istirahat
■ Hiperpolarisasi adalah peningkatan muatan negatif Hiperpolarisasi adalah peningkatan muatan negatif dari potensial istirahatdari potensial istirahat
■ Kejang terjadi akibat adanya depolarisasi yang Kejang terjadi akibat adanya depolarisasi yang menimbulkan potensial aksimenimbulkan potensial aksi
■ Depolarisasi dapat terjadi karena Depolarisasi dapat terjadi karena
Gangguan permeabilitas membran neuron
Neurotransmiter eksitasi > Inhibisi
Gangguan pompa Na-K ATP ase
1. Gangguan pada membran sel neuron
Perubahan pada permeabilitas membran Perubahan pada permeabilitas membran memungkinkan Na+ masuk sel, sehingga terjadi memungkinkan Na+ masuk sel, sehingga terjadi depolarisasi.. Aksi potensial akan terjadi bila depolarisasi.. Aksi potensial akan terjadi bila penurunan keadaan negatif intra sel bermaknapenurunan keadaan negatif intra sel bermakna
2. Gangguan mekanisme inhibisi 2. Gangguan mekanisme inhibisi
Sel neuron berhubungan satu dengan yang lain melalui Sel neuron berhubungan satu dengan yang lain melalui sinapssinaps
Potensial aksi yang terjadi pada satu neuron dihantarkan Potensial aksi yang terjadi pada satu neuron dihantarkan melalui neuroakson yang kemudian membebaskan zat melalui neuroakson yang kemudian membebaskan zat neurotransmiter.neurotransmiter.
1. neurotransmiter inhibisi : GABA.1. neurotransmiter inhibisi : GABA.
efek : meninggikan tingkat polarisasi sel efek : meninggikan tingkat polarisasi sel (hiperpolarisasi) . (hiperpolarisasi) .
2. Neurotransmiter eksitasi : as Glutamat2. Neurotransmiter eksitasi : as Glutamat
efek : menurunkan tingkat polarisasi selefek : menurunkan tingkat polarisasi sel
(depolarisasi)(depolarisasi)
Eksitasi > Inhibisi -Eksitasi > Inhibisi - Kejang Kejang
3. Gangguan pompa3. Gangguan pompa Na-KNa-K ATP aseATP ase
Pompa Na-K ATP ase berfungsi untuk Pompa Na-K ATP ase berfungsi untuk mempertahankan ion Na tetap berada di ekstrasel dan mempertahankan ion Na tetap berada di ekstrasel dan ion K di intrasel.ion K di intrasel.
Dalam bekerjanya pompa Na-K ATP ase Dalam bekerjanya pompa Na-K ATP ase membutuhkan ATP .membutuhkan ATP .
Adanya gangguan Pompa NA_K ATP ase akibat Adanya gangguan Pompa NA_K ATP ase akibat kekurangan ATP (hipoksia,hipoglikemia ) kekurangan ATP (hipoksia,hipoglikemia ) mengakibatkan masuknya ion Na sehingga terjadi mengakibatkan masuknya ion Na sehingga terjadi depolarisasi. depolarisasi.
demam
Tipe kejang
anak Tonik
Klonik
Tonik – klonik
Mioklonik
neonatus Subtle
Klonik fokal / multifokal
Tonik
Mioklonik
Perbedaan kejang dan jitterines
Manifestasi klinik Kejang jitterines
l lGerakan abnormal bola mata + -
Peka rangsang - +
Gerakan dominan klonik tremor
Gerakan dpt dihentikan - +Dgn fleksi pasif
KEJANG
Non Cerebral
(selama kejang
sadar)
Cerebral
(selama kejang
tak sadar)
Tetanus
Keracunan
Botulismus
Tetani
Akut sesaat
Kronik berulang
Infeksi
Gg metabolikGg elektrolitGg kardiovaskulerKeganasanMalformasiKeracunanbahan toksikWithdrawl obat
Epilepsi :- umum / general- partial- tak terklasifikasi
Ekstrakranial
Intrakranial
KD simpleks
KD Kompleks
Penyebab terjadinya kejang
Penyebab terjadinya kejang pada neonatusPenyebab terjadinya kejang pada neonatus
Etiologi <3 hari >3 hariEtiologi <3 hari >3 hari
HIE HIE + +
Perdrhan intrakranial +Perdrhan intrakranial + ++
Infeksi intrakranialInfeksi intrakranial + + + +
Hypoglycemia Hypoglycemia + +
HypocalcemiaHypocalcemia + + ++
Ganggn perkembangan otak +Ganggn perkembangan otak + ++
Sindrom epilepsiSindrom epilepsi + + ++
PENATALAKSANAAN KEJANGPENATALAKSANAAN KEJANG
1. mempertahankan oksigenasi otak yang adekuat1. mempertahankan oksigenasi otak yang adekuat
2. mengakhiri kejang sesegera mungkin2. mengakhiri kejang sesegera mungkin
3. mencegah kejang berulang3. mencegah kejang berulang
4. cari faktor penyebab ( pem elektrolit,BGA,GDS Dll)4. cari faktor penyebab ( pem elektrolit,BGA,GDS Dll)
5. koreksi kelainan elektrolit dan metabolik5. koreksi kelainan elektrolit dan metabolik
6. cegah komplikasi sistemik6. cegah komplikasi sistemik
7. obati penyebab kejang7. obati penyebab kejang Catatan :Catatan : Dalam menanggulangi kejang ,Jangan panik,Jangan memasukkan apapun Dalam menanggulangi kejang ,Jangan panik,Jangan memasukkan apapun
kedalam mulut,Bersihkan jalan nafas dan rongga mulut dari benda asing. kedalam mulut,Bersihkan jalan nafas dan rongga mulut dari benda asing. Miringkan kepala agar tidak tersedak jika muntah,Longgarkan pakaian yang Miringkan kepala agar tidak tersedak jika muntah,Longgarkan pakaian yang ketat ketat
Prinsip memotong kejangPrinsip memotong kejang
1. 1. Memakai 2 panduan obat yang bersifatMemakai 2 panduan obat yang bersifat Short acting : memotong kejangShort acting : memotong kejang long acting : pengobatan rumat agar long acting : pengobatan rumat agar
kejang tidak berulangkejang tidak berulang 2. Obat diberikan secara intra vena/ rectal2. Obat diberikan secara intra vena/ rectal
3. 3. Monitor efek samping obatMonitor efek samping obat 4. EEG monitor 4. EEG monitor
Diazepam 0,3 – 0,5 mg/KgBB/iv (> 2 mg/menit)Diazepam rectal 0,5 mg/kg BB
Kejang 5’
Phenytoin 10-20 mg/kgBB/iv
(> 25 mg/menit)
Kejang (-)
5’- 20’
Kejang (+) Kejang (-)Kejang
(+)
Kejang (-)
12 -24 jam
Phenytoin 4-8 mg/kgBB/hr
Diazepam
0,3 – 0,5 mg/kgBB/iv
Piridoksin 100 mg (< 2th)
Diazepam drip
5 – 7 mg/kgBB/hr
PICU
Diazepam drip
10 – 24 mg/kgBB/hr
Phenobarbital
Neonatus : 30 mg im
1bl -1 th : 50 mg im
> 1 th : 75 mg Im
( 8-10 mg/kgBB)
Phenobarbital
5 mg/kgBB/hari
24 jam
PICU
Bagan pemotongan kejang pada anak (Bag. Anak RSDK )
Catatan: pada neonatus dosis Diazepam 0,2-0,3 mg/kg BB/kali* Untuk kejang demam pengobatan rumatan menggunakan diazepam 0,5mg/kgbb/hr dibagi 3 dosis
8-10 mg/kgbb/hr/im hr 1-2Dibagi 2 dosis *
ObatObat PemberiaPemberiann
DosisDosis Kecepatan Kecepatan pemberianpemberian
KomentarKomentar
DiazepamDiazepam iviv 0,3 mg/kgBB0,3 mg/kgBB
Max 10 mgMax 10 mg
< 2mg/menit< 2mg/menit Tidak dilarutkanTidak dilarutkan
Depresi Depresi pernafasanpernafasan
Diazepam Diazepam rektalrektal
rektalrektal 0,5 mg/kgBB0,5 mg/kgBB
Max 10 mgMax 10 mg
FenitoinFenitoin iviv 20 mg/kgBB20 mg/kgBB
Max 1000mgMax 1000mg
1 mg/kgBB/mnt1 mg/kgBB/mnt Hipotensi, aritmia.Hipotensi, aritmia.
Dilarutkan pada Dilarutkan pada cairan non cairan non glukosaglukosa
FenobarbitalFenobarbital iviv 20 mg/kg BB20 mg/kg BB
Max 600mgMax 600mg
1 mg/kgBB/mnt1 mg/kgBB/mnt Pilihan pertama Pilihan pertama pada neonatuspada neonatus
Tab 1 Obat obat yang lazim digunakan untuk menghentikan kejang
Pemilihan obat antikonvulsan pada Pemilihan obat antikonvulsan pada neonatusneonatus
1.1. Fenobarbital 20 mg/kg BB diberikan dalam 2 dosis Fenobarbital 20 mg/kg BB diberikan dalam 2 dosis dalam waktu 20 menit , dilanjutkan dosis rumatan 4-5 dalam waktu 20 menit , dilanjutkan dosis rumatan 4-5 mg/kgBB/hari.mg/kgBB/hari.
2.2. Phenitoin 20 mg /kg BBdiberikan dalam 2 dosis dalam Phenitoin 20 mg /kg BBdiberikan dalam 2 dosis dalam waktu 20 menit,dilanjutkan dengan rumatan 5 waktu 20 menit,dilanjutkan dengan rumatan 5 mg/kgBB/hari .mg/kgBB/hari .
3.3. Diazepam 0,2 - 0,3mg/kgBB pelan-pelan. Diazepam 0,2 - 0,3mg/kgBB pelan-pelan.
Pemeriksaan untuk mencari etiologi kejangPemeriksaan untuk mencari etiologi kejang
AnamnesaAnamnesa Tingkat kesadaran, pemeriksaan fisik (LK ) , Tingkat kesadaran, pemeriksaan fisik (LK ) ,
Pemeriksaan neurologis lengkap.Pemeriksaan neurologis lengkap.
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjangDarah rutin, urin rutin, elektrolit, gula darah.Darah rutin, urin rutin, elektrolit, gula darah.kultur darah, fungsi hati, fungsi ginjal atas indikasi.kultur darah, fungsi hati, fungsi ginjal atas indikasi.Pungsi lumbalPungsi lumbalCT Scan kepala jika ada tanda peninggian tekanan CT Scan kepala jika ada tanda peninggian tekanan intrakranial, gejala neurologis fokal, penurunan intrakranial, gejala neurologis fokal, penurunan kesadaran, riwayat trauma kepala.kesadaran, riwayat trauma kepala.EEGEEGFunduskopiFunduskopi
PungsiPungsi LumbalLumbal
IndikasiIndikasi
1. Kejang1. Kejang
2. Paresis dan paralisis2. Paresis dan paralisis
3. Koma ( penurunan kesadaran )3. Koma ( penurunan kesadaran )
4. Ubun-ubun besar membonjol4. Ubun-ubun besar membonjol
5. Kaku kuduk dengan penurunan kesadaran5. Kaku kuduk dengan penurunan kesadaran
6. TBC milier6. TBC milier
7. Sepsis7. Sepsis
8. Mastoiditis kronis curiga meningitis8. Mastoiditis kronis curiga meningitis
PungsiPungsi LumbalLumbal
Kontra Indikasi Kontra Indikasi 1. 1. SyokSyok
2. Infeksi didaerah tempat pungsi2. Infeksi didaerah tempat pungsi3. Depresi pernafasan3. Depresi pernafasan4. Kelainan pembekuan darah4. Kelainan pembekuan darah5. Tekanan intra kranial meningkat5. Tekanan intra kranial meningkat
Mutlak ; SOL, TumorMutlak ; SOL, TumorRelatif : TIK meningkat karena infeksi SSP Relatif : TIK meningkat karena infeksi SSP
dilakukan penurunan TIK lebih dahulu baru dilakukan penurunan TIK lebih dahulu baru dilakukan pungsi lumbal dilakukan pungsi lumbal
Nilai Normal Cairan SerebrospinalNilai Normal Cairan Serebrospinal
Warna Warna : Jernih, Xantokhrom ( pada neonatus ): Jernih, Xantokhrom ( pada neonatus ) TekananTekanan : 50-200 mm: 50-200 mm Pem protein kualitatif : Uji Nonne, Uji PandyPem protein kualitatif : Uji Nonne, Uji Pandy SelSel : Neonatus 0 - 30 hr : 100/3 lekosit/: Neonatus 0 - 30 hr : 100/3 lekosit/μμll
( minggu pertama ( minggu pertama ))
BayiBayi 1 bln – 1 thn: 10 sel lekosit /1 bln – 1 thn: 10 sel lekosit /μμll Anak 1 – 4 thn : 8 sel lekosit /Anak 1 – 4 thn : 8 sel lekosit /μμll Remaja dan dewasa : 2,59 ± 1,73 lekosit/ Remaja dan dewasa : 2,59 ± 1,73 lekosit/
μμll ProteinProtein : 20 – 40 mg/ dl : 20 – 40 mg/ dl
neonatus BBLR : 100 mg/dlneonatus BBLR : 100 mg/dl 0 – 2 mgg : 40 – 80 mg/dl0 – 2 mgg : 40 – 80 mg/dl 2 – 4 mgg : 30 - 50 mg/dl2 – 4 mgg : 30 - 50 mg/dl
GlukoseGlukose : 1/2 – 2/3 glukose darah yang diambil : 1/2 – 2/3 glukose darah yang diambil bersamaan bersamaan
Komplikasi / ko morbiditas kejangKomplikasi / ko morbiditas kejang
1. Tekanan Intra kranial meningkat
2. Gangguan kesadaran
3. Status konvulsivus
`1.Peningkatan Tekanan Intra Kranial`1.Peningkatan Tekanan Intra Kranial
1.1. Tekanan Intrakranial NormalTekanan Intrakranial Normal
DewasaDewasa : 10 – 20 mm Hg ( 0,7 -1,5 mm : 10 – 20 mm Hg ( 0,7 -1,5 mm HH22O )O )
BayiBayi : 3,0 – 7,5 mm Hg ( 40 – 100 mm : 3,0 – 7,5 mm Hg ( 40 – 100 mm HH22O )O )
2.2. Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial : 20 -40 mm HgTekanan Intrakranial : 20 -40 mm Hg
Penyebab Peninggian tekanan intrakranial Penyebab Peninggian tekanan intrakranial
1.1. Gangguan dinamika CSS ( Hydrosefalus ) Gangguan dinamika CSS ( Hydrosefalus )
2.2. Peningkatan volume otak : EdemaPeningkatan volume otak : Edema
3.3. Peningkatan volume darah serebral ( obstruksi, Peningkatan volume darah serebral ( obstruksi, kelainan metabolik ok hipoksia, hiperkarbia ).kelainan metabolik ok hipoksia, hiperkarbia ).
4.4. Proses desak ruangProses desak ruang
MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS
Sakit kepalaSakit kepala MuntahMuntah Perubahan kebiasaan/ kepribadianPerubahan kebiasaan/ kepribadian Lingkar kepalaLingkar kepala UUB membonjolUUB membonjol DiplopiaDiplopia Papil edemaPapil edema Fenomena Fenomena Cushing : Cushing : peninggian tekanan darah, peninggian tekanan darah,
bradikardia, pernafasan iregular.bradikardia, pernafasan iregular.
KomplikasiKomplikasi
Herniasi otakHerniasi otak
1. herniasi girus singuli1. herniasi girus singuli
2. herniasi transtentorial atau sentral2. herniasi transtentorial atau sentral
3. herniasi unkus 3. herniasi unkus
4. herniasi Infratentorial4. herniasi Infratentorial
PengelolaanPengelolaan
1.1. Pengurangan volume komponen otak intrakranialPengurangan volume komponen otak intrakraniala. Pengurangan volume cairan serebrospinala. Pengurangan volume cairan serebrospinal Asetasolamid 25 – 100 mg/kg Bb/hariAsetasolamid 25 – 100 mg/kg Bb/hari Pungsi ventrikelPungsi ventrikelb. Pengurangan volume jaringan otakb. Pengurangan volume jaringan otak manitol 0,25 -1 mg/kgbb setiap 4 -6 jammanitol 0,25 -1 mg/kgbb setiap 4 -6 jam kortikosteroid 1 mg/kgbb /hari.kortikosteroid 1 mg/kgbb /hari.c. Pengurangan volume darah intrakranial.c. Pengurangan volume darah intrakranial.
2.2. Mempertahankan fungsi metabolik otakMempertahankan fungsi metabolik otak
3.3. Menghindari keadaan peninggian tekanan intrakranial Menghindari keadaan peninggian tekanan intrakranial neningkat neningkat
ll
2. Gangguan kesadaran2. Gangguan kesadaran
Tingkat kesadaranTingkat kesadaran
SadarSadar Tanggap terhadap lingkungan , ada/tdk ada rangsangan.Tanggap terhadap lingkungan , ada/tdk ada rangsangan.
ApatisApatisAcuh terhadap keadaan sekitar, memberi respon adekuat bila diberi Acuh terhadap keadaan sekitar, memberi respon adekuat bila diberi stimulasi ringanstimulasi ringan
SomnolenSomnolenPenderita mengantuk selalu terus selalu ingin tidur kembali, tidak Penderita mengantuk selalu terus selalu ingin tidur kembali, tidak respon terhadap stimulasi ringan. Dapat dibangunkan dengan rangsang respon terhadap stimulasi ringan. Dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri.nyeri.
SoporSoporPenderita memberikan respon sedikit terhadap rangsang yang kuat. Penderita memberikan respon sedikit terhadap rangsang yang kuat. Reaksi yang ada erupa gerakan menolak sakit dan mengerang.Reaksi yang ada erupa gerakan menolak sakit dan mengerang.
KomaKomaGangguan kesadaran berat, tidak ada reaksi terhadap berbagai Gangguan kesadaran berat, tidak ada reaksi terhadap berbagai rangsangan.rangsangan.
Tk LesiTk Lesi S. KranialS. Kranial P.RespirasiP.Respirasi R. OculosefalikR. Oculosefalik R. MotorikR. Motorik
KortikalKortikal R. Chy (+)R. Chy (+) NormalNormal (+)(+) dekortikasidekortikasi
DiensefalonDiensefalon R. Chy (+)R. Chy (+) CheynestokesCheynestokes (+)(+) DekortikasiDekortikasi
MesensefalonMesensefalon R. Chy (-)R. Chy (-)
R. Kornea (+)R. Kornea (+)
HyperventilasiHyperventilasi (+)(+) DeserebrasiDeserebrasi
PonsPons R. Chy (-)R. Chy (-) ApneuApneu (-)(-) FlaksidFlaksid
Medula Medula OblongataOblongata
R. Chy (-)R. Chy (-)
R. Kornea (-)R. Kornea (-)
R. Batuk (- )R. Batuk (- )
AtaksikAtaksik (-)(-) FlaksidFlaksid
Tingkat kesadaran berdasarkan tk lesi di SSP
Penyebab penurunan kesadaranPenyebab penurunan kesadaran
HipoksiaHipoksia Infeksi Infeksi HipertensiHipertensi Lesi vaskularLesi vaskular KeracunanKeracunan MetabolikMetabolik traumatrauma Kejang/ epilepsiKejang/ epilepsi
coma
Neurologic Examination
Toxic- Metabolic encephalopathy
Structural lesion with herniation Seizure
Proceed with eveluation for etiology
Treat for ICP elevation Treat seizures
CT ScanNeurosurgical consultation
Penatalaksanaan
3.3. Status konvulsivusStatus konvulsivus
Kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit terus Kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit terus menerus atau kejang berulang yang berlangsung lebih menerus atau kejang berulang yang berlangsung lebih dari 30 menit tanpa pemulihan kesadaran diantara dua dari 30 menit tanpa pemulihan kesadaran diantara dua serangan kejang. serangan kejang.