lo-kejang pada anak

Upload: eviherdianti

Post on 06-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LO

TRANSCRIPT

`

Guys, kalau ada kasus kejang pada anak, kemungkinannya adalah :

Kejang Demam, prevalensinya 2-5 anak dari 100 anak berumur < 5 tahun Kejang Demam Kompleks ( KDK ) Epilepsi & Status Epilepsi, prevalensinya 3-6 anak dari 1000 anak berumur < 15 tahun Infeksi Susunan Syaraf Pusat PATOFISIOLOGI KEJANG

KEJANG DEMAM m---------------------------

DEFINISI

Kejang yang terjadi pada bayi dan anak pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal diatas 38 C ) , yang tidak disebabkan oleh infeksi intrakranial atau penyebab lain , serta tidak terdapat riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.LIVINGSTON tahun 1954 , 1963 Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh ke lainan ekstrakranial.

A Consensus development conference on Febrile Seizure th 1980Kejang Demam adalah kejang yang didahului/ bersamaan dengan panas, suhu tubuh > 38.5C (rektal), tanpa adanya bukti infeksi intra kranial. Biasanya terjadi pada anak berumur 3 bulan 5 tahun.International League Against Epilepsy th 1993Kejang Demam adalah kejang yg berhubungan dengan demam dg tanpa adanya infeksi intra kranial / gang guan keseimbangan elektrolit yg akut pada anak umur >1 bulan yg belum pernah men- derita kejang tanpa demam.Kesepakatan UKK Neurologi IDAI - Saraf Anak PERDOSSI , 2004Kejang Demam adalah bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38 C) yg disebabkan oleh suatu proses ekstrakra- nial.

Catatan:- terjadi pd umur 6bln 5thn (18bln- belum pernah kejang tanpa demam- tanpa ggn elektrolit/ metabolik berat

EPIDEMIOLOGI

Usia : 2-4% dari populasi anak ( 6 bln- 5 th ) Paling sering usia 17 23 bulan Type : 80% kejang demam sederhana 20% kejang demam kompleks Lama : 8% berlangsung > 15 menit 16% berulang dalam 24 jam Prognose : 2-4% menjadi epilepsi ETIOLOGI

Disebabkan demam , Oleh karena proses ekstrakranial: imunisasi , tonsilofaringitis , berbagai infeksi virus / Infeksi sal nafas atas PATOGENESIS KEJANG DEMAM

Prichard dan Mc Greal th 1958

Teori anoksia relatif :Suhu ( metabolisme otak (vaskularisasi otak anak umur 3 th 65%) ( glukosa & O otak ( pompa ion Na-K terganggu ( gangguan permeabilitas dinding sel ( depolarisasi ( kejang

Gatti. S dkk th 2002

GEJALA Kejang demam < 15 menit , umum , tidak berulang Faktor predisposisi ada Lama 1-3 menit Usia waktu KD pertama < 6 tahun

Frekwensi serangan 1-4 X dlm 1 th

Kelainan patologi : tidak ada ( EEG tdk dilakukan ) Kelainan neurologi tidak ada Jika ada kaku kuduk fikirkan Meningitis (probabilitas 0,2% - 7%), catatan : tanda rangsang meningeal pada bayi & anak jarang ditemukan LIVINGSTONE YANG DIMODIFIKASI ( Ismael, 1975 )

Semula Modifikasi

Sifat kejang

: umum umum

Lama kejang

: < 15

< 15

Usia

: < 6 th

6 bl 4 th

Frek.serangan

: 1-4 X/ th < 4 X/ th

EEG

: normal normal

Lama panas

: - < 16 jam

Neurologis

: - normal

FAKTOR RESIKO BERULANGNYA KEJANG

1. Riwayat KD dalam keluarga (org tua saudara)

2. Usia < 12 bulan

3. Tingginya suhu badan sebelum kejang. (makin rendah ( makin mudah berulang)

4. Lamanya demam sebelum kejang ( >16 jam ( lebih mudah berulang.

Bila sel. Faktor ada ( 80% berulang, jika (-) ( 1015%, berulang terutama pada tahun I.

FAKTOR RESIKO MENJADI EPILEPSI

1. Kelainan neurologis

2. Kejang demam kompleks

3. Riwayat epilepsi dalam keluarga.

- Tiap faktor resiko ( epilpepsi 4 6 %

- Kombinasi dari faktor tsb diatas ( 1050 %

- Kemungkinan menjadi Epilepsi tidak dapat dicegah dengan obat rumat pd KD.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah tepi lengkap ( penyebab demam

Elektrolit, glukosa darah ( diare, muntah, hal lain yg dpt mengganggu kesimbangan elektrolit atau gula darah.

LP ( curiga meningitis, umur 12 bl sangat dianjurkan, 12-18 bl dianjurkan.

EEG ( tdk dpt memprediksi berulangnya kejang/ menjadi epilepsi ( tidak perlu. PCR ( HHV-6, HHV-7 dan virus influenza

Kadar TNF alfa, IL-1 alfa & IL-6 pada CSS ( meningkat ( Ensefalitis akut / Ensefalopati.

CTscan atau MRI tidak dilakukan pd KDS

Vaksinasi bukan merupakan kontra indikasi

PROGNOSIS Kejang Demam bisa menjadi:Meningitis :

Jika ada kaku kuduk fikirkan Meningitis (probabilitas 0,2%-7% ) , namun tanda rangsang meningeal ini pada bayi & anak jarang ditemukan Epilepsi Probabilitas epilepsi 2- 3 % . Kejang lama ok ada skeloris temporal , terjadi pada usia < 1 th, ada riwayat epilepsi di keluarga , ada kelainan neurologis / perkembangan sebelum KD Status Epilepsi SE : 2/3 anak dng kelainan neurologis yg beresiko KD, 1 / 3 nya akan beresiko mengalami SE TERAPI

Pada saat kejang akut ( lihat bagan tatalaksana status epileptikus ) Setelah kejang teratasi : Profilaksis intermiten ( pada saat demam ) Diazepam 0,2-0,3 mg /kg/ kali atau 0,5 mg/kg/hr dibagi 4 dosis Profilaksis kontinu : Asam valproat Fenobarbital Diberikan Antipiretik : parasetamol 10 -15mg /kg/kali atau ibuprofen 10 mg/kg / kali

PEMBERIAN OBAT PADA SAAT DEMAM

Anti-piretik ( tidak mengurangi resiko berulangnya kejang, tapi dianjurkan utk menurunkan demam & menenangkan anak ortu.

Anti konvulsan ( intermiten ( diazepam ( oral : 0,3mg/kgbb/kali 3-4x, rektal : 0,3-0,5mg/kgbb/kali tiap 8 jam ).

PB , CBZ & PHT ( tdk berguna mencegah kejang.

PENGOBATAN DALAM KEADAAN KEJANG

Diazepam ( rektal ( 5 mg BB < 10 kg , 10 mg BB > 10 kg ) , atau parenteral ( 0,3 0,5 mg/ kgbb/ kali ). Pemberian dpt diulangi setelah 5 menit ( 2 kali I.V / 2 kali Rektal + 1 kali I.V.

Masih kejang ( Fenitoin ( 10-14 mg/ kgbb 50 mg/ mnt )

Belum teratasi ( I C U

KEJANG DEMAM KOMPLEKS (KDK) -------

Lama > 15 menit, fokal/parsial atau umum Berulang dalam waktu 24 jam Pikirkan kemungkinan menjadi : Meningitis Terutama pada anak < 2 th dengan iritabel, salah satu tanda/gejala meningitis,menurunnya kesadaran setelah kejang lama / terdapat defisit neurologis menjadi Epilepsi Diberikan pengobatan anti konvulsan rumatan / profilaksis kontinu EPILEPSI m---------------------------

DEFINISI

Suatu kelainan yg ditandai dengan timbulnya 2 atau lebih serangan akibat lepas muatan listrik yg berlebihan di otak shg menimbulkan manifestasi klinik berupa gangguan kesadaran, motorik, sensorik KLASIFIKASI

Kejang partial atau fokal : Sederhana Kompleks Umum Kejang umum Lena Mioklonik Tonik , klonik , tonik-klonik Atonik Kejang yg tdk terklasifikasikan ETIOLOGI

Idiopatik ( 70% ) Simptomatik ( ada kelainan otak : kelainan kongenital & genetik , tumor ,infeksi , metabolik disease ) Kriptogenik ( tidak jelas )PEMERIKSAAN EEG

Membantu memastikan diagnosis dan jenisnya Ada tidaknya fokus epilepsi Menilai hasil pengobatan Menentukan prognosis Pertimbangan dalam penghentian anti epilepsi TERAPI OBAT ANTI EPILEPSI

OAE diberikan sesuai dengan tipe epilepsi

Monoterapi Apabila dua kali monoterapi dengan dosis maksimal gagal , dpt diberikan Politerapi OAE 1 : dosis minimal dinaikkan bertahap sp dosis maksimal OAE II : idem Politerapi Pertimbangkan mengenai harga obatJENIS-JENIS OBAT ANTI EPILEPSI

Asam valproat : Monoterapi , pilihan 1 utk tonik klonik , umum , atonik mioklonik 10-40mg/kg/hr ( syrup ,harus cek SGOT/SGPT , tiap 0-1-3 bln . Fenitoin : Monoterapi . pilihan 1 utk partial / lokal 5-7mg /kg/hr Karbamezepin : ( idem Fenitoin ) , sering komplikasi Steven Johnson Sindrom Fenobarbital :4 5 mg/kgBB/hr, lama 1 th Monoterapi, pilihan 2 ( semua tipe kejang ) LAMA DAN PENGHENTIAN OBAT ANTI EPILEPSI

2 3 th bebas kejang Rata-rata 60 75 % akan tetap bebas kejang setelah penghentian obat Dengan tapperring of selama 3 bulan Diet tinggi lemak, protein , dan rendah KH ( ketogenik ) STATUS EPILEPTIKUS (SE) m---------------------------

Kejang lama > 30 menit , atau kejang berulang dlm waktu 30 menit dimana tidak terdapat pemulihan kesadaran diantara kejang Kejang yang berlangsung dari 5 sp10 mnt sangat jarang berhenti dng spontan, ok itu harus dianggap sbg status epileptikus TERAPI

Phenytoin : IV 20 mg /kg, rate 0,5 1 mg/kgBB/mnt Onset efek : 10 30 menit setelah infusisasi Durasi : 12 24 jam Efek Samping : hipotensi, depresi respirasi , cardiac arythmia Phenobarbital idem , durasi 1 3 hari INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT m---------------------------

Kejang disertai demam ok proses intrakranial Misalnya : Ensefalitis , Meningitis Gejala : Demam disertai menggigil , Diare akut Predisposisi faktor kecil / tidak bermakna Lama kejang > 10 menit Ada perubahan vaskuler dan edema Kelainan status neurologis post iktal (paralisis Todds ) seringCURIGA MENINGITIS

1. KD yg bersifat fokal, lama (> 15 menit) berulang dalam wkt 24 jam ( KDK )2. Setiap anak dng KD disertai kaku kuduk ( walaupun tanda rangsang meningeal pd bayi & anak jarang ditemukan) 3. KD pertama kali pada anak berusia < 6 bulan dan > 5 th4. Anak berusia , 2 tahun : KDK , iritabel, letargi, salah satu tanda / gejala meningitis, menurunnya kesadaran setelah kejang lama / terdapat defisit neurologis

5. Moyer : probabilitas kejadian meningitis pada anak yang datang dengan gejala KD sebesar 0,2% - 7%

INDIKASI PUNGSI LUMBAL

Kapan ? Sangat dianjurkan pd bayi < 12 bulan ( harus dilakukan ) Dianjurkan pd anak 12 18 bln (difikirkan ) > 18 bln tidak dianjurkan kecuali dengan kecurigaan meningitis Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal Risiko Meningitis , dengan gejala : Sakit 3 hr dng drowsiness dan muntah Kejang demam kompleks Petekie, kaku kuduk , drowsiness, kejang pd saat pemeriksaan , letargi, UUB menonjol KONTRAINDIKASI PUNGSI LUMBAL

Peningkatan tek intrakranial Tumor intrakranial Syok Trombosit < 30.000 Infeksi didaerah LP MENINGITIS BAKTERIAL AKUT

Gejala :

Ringan

: iritabel , letargi, nyeri kepala, muntah , kuduk kaku Sedang : kejang, defisit fokal, kesadaran , edema pupil Berat

: status epileptikus, defisit persisten, koma herniasiTERAPI

Ringan : Dilakukan : Lumbal Punksi , Pengobatan : Antibiotika dan steroid Pemeriksaan penunjang : CT scan / MRI ( jika TIK = tekanan intra kranial tinggi ) Sedang + Berat : Pengobatan : Antibiotika dan steroid , Pemeriksaan penunjang : CT Scan / MRI kepala LP ( sebelum 3 hr ) ANTIBIOTIKA

1 3 bulan : Ampisilin 200-400 mg/kgBB/hr iv dibagi 4 dosis + cefotaksim 200 mg/kgBB/hr iv dibagi 4 dosis Seftriaxon 100 mg/kg/hr dibagi 2 dosis > 3 bulan Sefotaksim 200 mg/kgBB/hr dibagi 3 atau 4 dosis Seftriakson 100 mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis Ampisilin 200mg/kgBB/hr iv dibagi 4 dosis + kloramfenicol 100 mg/kgBB/hr Lama pengobatan antibiotika untuk : H Influenza ( 7-10 hr ) , N meningitis ( 7 hr ) , S pneumoniae ( 10 14 hari ) Dexamethason ( steroid ) 0,6 mg /kg/hr dalam 4 dosis utk 2 hari pertama Dosis pertama harus diberikan waktu atau segera setelah pemberian antibiotik KASUS LAIN YANG SERING DI JUMPAI---------------------------

Kejang pada saat anak demam, pada anak yg pernah kejang tanpa demam Kejang saat anak demam, didahului gastroenteritis dehidrasi , asidosis, gangguan elektrolit Kejang pada anak yang mengalami meningitis disertai demam Kejang saat demam setelah imunisasi

Guys, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mendapati kasus kejang demam, Kejang demam yang perlu diwaspadai adalah kejang demam kompleks Kejang demam yang patut dicurigai /diwaspadai kemungkinan meningitis Kejang demam yang berisiko menjadi epilepsi di kemudian hari Kejang demam yang diwaspadai bisa berkembang menjadi status epileptikus Guys, ini ane tambahin cuplikan dari Protocol Developed by Dr Alison Hoe, Paedeatric Doctor Volunteer, January 2005-January 2006, Rumah Sakit Karitas, West SumbaPROTOKOL KEJANGAda banyak alasan anak mulai kejang, termasuk kejang febris, cerebral malaria dan meningitis/ensefalitis, tetapi manajemen sama.

Sangat penting kejang berhenti, karena kalau anak kejang lama, ini menyebabkan banyak masalah dengan otak dengan akibat anak lumpuh atau cacat.

I. Kalau ada masalah dengan Airway, memperbaiki ini-misalnya isap minuman/lendir/makanan dari mulut/hidung, dan masukkan myop kalau bisa.

II. Berikan oxygen -2 l/menit

III. Pasang infuse dan cek GDS. Kalau GDS kurang dari 65, memberikan D10% 5cc/kg berat badan iv dan ikut protocol GDS.

Timbang berat badan anak.

IV. Memberikan diazepam iv atau, kalau tidak bisa pasang infuse, berikan diazepam lewat anus (per rectum).

Berat badan/kgJumlah diazepam ivJumlah diazepam per rectum

2 kg0,1 cc0,3 cc

3-5 kg0,3 cc0,5 cc

6-10 kg0,5 cc1 cc

> 10 kg1 cc1 cc

5 menit kemudianV. Kalau masih kejang, ulang Diazepam dosis sama dengan di atas

5 menit kemudianVI. Kalau masih kejang, berikan phenytoin injeksi (Dilantin) dicampur dengan NaCl 50cc (dalam flabot kosong), tetes 100/menit (micro), 50 tts/menit (macro) ATAU, kalau anak kurang dari 11 kg, bisa campur phenytoin dengan NaCl 20cc, dan berikan langsung iv pelan-pelan (selama 10-15 menit).

Jumlah phenytoin (Dilantin) /cc masukkan dalam 50cc NaClBerat badan/kgJumlah phenytoin (dilantin) masukkan dalam NaCl/cc

2-31 cc

4-62 cc

7-93 cc

10-114 cc

12-155 cc

16-176 cc

Kalau tidak ada injeksi phenytoin (dilantin) berikan Phenobarbital im, dosis seperti ini:

UmurDosis Phenobarbital im

Umur < 1 bulan0,6 cc im (30 mg)

Umur 1 bulan- 1 tahun1 cc im (50 mg)

Umur > 1 tahun1,5 cc im (75 mg)

20 menit kemudianVII. Kalau masih kejang, mulai infuse diazepam. Masukkan diazepam dalam D dan mulai dengan tetes 40 tts/menit (micro), atau 14 tts/menit (macro). Dosis diazepam 0,1mg/kg/jam, infuse selama 12 jam:

Dosis diazepam infuse:

Berat badan/kgJumlah diazepam masukkan dalam D (40 tts/menit micro, 14 tts/menit macro) / cc

20,5 cc (2,5mg)

3-51 cc (5mg)

6-71,5 cc (7,5mg)

8-92 cc (10mg)

10-112,5 cc (12,5mg)

12-133 cc (15mg)

14-153,5 cc (17,5mg)

16-174 cc (20mg)

18-194,5 cc (22,5mg)

205 cc (25mg)

20 menit kemudianVIII. Kalau masih kejang:

1) Kalau bisa, anaesthesi umum

2) Kalau tidak ada fasilitas untuk anaesthesi umum, naik dosis dalam diazepam infuse sampai 0,2mg/kg/jam (jumlah tetes sama dengan di atas):

Dosis diazepam kalau anak masih kejang:berat badan/kgJumlah diazepam masukkan dalam D (40 tts/menit micro, 14 tts/menit macro) / cc

21 cc (5mg)

3-52 cc (10mg)

6-73 cc (15mg)

8-94 cc (20mg)

10-115 cc (25mg)

12-136 cc (30mg)

14-157 cc (35mg)

16-178 cc (40mg)

18-199 cc (45mg)

2010 cc (50mg)

Manajemen setelah kejang berhenti.

Mulai phenytoin atau Phenobarbital, dosis seperti ini: Berat badan/kgDosis Phenobarbital (tablet 30mg)Dosis Phenilep(tablet 100mg)

2-42 X tablet2 X 1/10 tablet

5-72 X tablet2 X 1/6 tablet

8-102 X tablet2 X tablet

11-132 X 1 tablet2 X tablet

14-162 X 1 tablet2 X tablet

17-192 X 1 tablet2 X tablet

20-222 X 1 tablet2 X tablet

23-252 X 2 tablets2 X tablet

PERHATIANDiazepam bisa menyebabkan napas berhenti kalau diberikan terlalu banyak. Berikan semua dosis diazepam pelan-pelan. Kalau anak mulai berhenti napas, langsung mulai resusitasi dengan ambubag. Lanjut dengan ambubag sampai anak napas spontan.

KEJANG PADA ANAK

dr. Erwin Santosa, Sp.A, M.Kes

Rabu, 7 Desember 2011

Assalamualaikum Wr. Wb.

Guys, kembali lagi berjumpa dengan ane Aditya Van Der Arjunaquee dalam acara kesayangan kita STOVAshow. Seperti biasa selama 60 menit (durasi kuliah) kedepan kita akan membahas mengenai materi kuliah yang sedang hangat-hangatnya di bicarakan.

Kali ini bintang tamu sekaligus narasumbernya adalah dr. Erwin Santosa, Sp. A, M.Kes.

Oke topic kita kali ini adalah tentang Kejang pada Anak. Yeee.

Oh ya guys, for ur information, pada saat kuliah yang sebenarnya, narasumber ini cuma menjelaskan (*membaca) apa yang tertulis di slide beliau. Kalo ga percaya, sini minta ke ane rekamannya, insya allah ane kasih dengan ikhlas. Kayaknya ini sudah menjadi ciri khas dari narasumber kita kali ini. Kita suuzon aja ya guys, mungkin narasumber kita kali ini sudah menuliskan sejelas-jelasnya materi yang akan dia sampaikan di slide, dan dia berbaik hati sehingga membuat sedemikian rupa sehingga kita dengan membaca slide beliau sudah mengerti apa yang beliau sampaikan (*hehehe maksa ya guys). Sebenarnya ane juga ga diam gitu aja, ane buka kitab 2008, 2007, dan 2006, hasilnya sama aja guys, sama plek dengan slide beliau, sampai kata demi kata ane cermati (*ane berharap ada yang dirubah), kaya kembar identic tulisannya dengan di slide.

So guys, buat pemirsa yang sering complain kalo ada editan yang sama plek dengan slide (*ga ada tambahan ) silakan aja skip bagian ini. Oke langsung aja kita mulai perbincangan ini. But dont forget to pray and say basmallah before

Guys, bukan rahasia pribadi lagi blok-blok dipenghujung semester adalah blok yang sangat amat panjang dan berdasarkan survey 100 anak dari berbagai angkatan (*2009,2008,2007, dan 2006) menyatakan bahwa blok-blok tersebut lumayan sulit untuk dilewati. Dan sekarang kita sedang berada dalam salah satu blok tersebut. So ta bosan-bosannya ane menganjurkan supaya menyicil STOVAmodule dari sekarang., biar ga stress di akhir blok

Guys, ayo tebak, berperan sebagai siapakan ane pada edisi kali ini?

Ane kasih clue ya, pada opening ane lagi maen pelem 17 again sebagai bapak-bapak. Waktu itu gaya rambut ane semi Mohawk gitu + jambangan (om-om banget yah) Nah sekarang ane gaya rambutnya balik ke gaya klasik lagi, tapi keren kan???. Kalo di liat sekilas sih katanya ane kaya Brat pitt.

Jawaban bisa di kirim ke blog STOVAMESIS disertai identitas diri. Bagi 10 permirsa pertama yang beruntung akan mendapatkan sesuatu yang sesuatu banget deh n.n

Oke guys, dengan berakhirnya tebak-tebakan berhadiah tadi, maka berakhir pula perjumpaan kita kali ini. Semoga perbincangan kita dalam STOVAshow edisi ini bermanfaat bagi ente-ente sekalian.

Akhirnya ane Aditya Van Der Arjunaquee beserta segenap STOVAqrew yang bertugas mengucapkan selamat belajar, sampai jumpa di STOVAshow edisi selanjutnya, tunggu kejutan-kejutan terbarunya, dan Assalamualaikum Wr.Wb.

#Love FamFair

12