penerapan model pembelajaran kooperatif … · siswa kelas vii-d semester genap smp negeri 2...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI
POKOK BAHASAN HIDROSFER
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2009/2010)
Skripsi
Oleh :
ANIS IRYANINGTYAS
NIM K5406012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI
POKOK BAHASAN HIDROSFER
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2009/2010)
Oleh: ANIS IRYANINGTYAS
NIM K5406012
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ABSTRAK
Anis Iryaningtyas. K5406012. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI POKOK BAHASAN HIDROSFER (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang tahun pelajaran 2009/2010 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Hidrosfer, (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang tahun pelajaran 2009/2010 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Hidrosfer.
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-D semester genap SMP Negeri 2 Sumberlawang sebanyak 35 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dokumentasi dan tes formatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil belajar pada siklus I menunjukan bahwa metode Teams Games Tournaments dalam pembelajaran Geografi belum mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa secara optimal, hal ini ditunjukkan pada hasil belajar siswa hanya mencapai 62,86% dan motivasi siswa hanya mencapai 71,42%. Hasil penelitian siklus II menunjukan bahwa penggunaan metode Teams Games Tournament dalam pembelajaran Geografi mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 20% (siklus I = 62,86% dan siklus II = 82,86%), Motivasi belajar siswa meningkat 17,13% (siklus I = 80,01% dan siklus II = 97,14%).
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode Teams Games Tournament dengan menggunakan media teka teki silang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang pada pokok bahasan Hidrosfer secara optimal.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ABSTRACT
Anis Iryaningtyas. K5406012. THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING WITH TEAMS GAMES TOURNAMENTS TYPE TO IMPROVING MOTIVATE AND LEARNING OUTCOMES GEOGRAPHY OF HYDROSPHERE SUBJECT MATTER (Classroom Action Research in the VII-D graders of SMP Negeri 2 Sumberlawang Sub-Province Sragen 2009/ 2010). Thesis, Surakarta: Teaching and Education Science Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, January 2011.
The aim of research were (1) to find out the motivation learn in the VII-D graders of SMP Negeri 2 Sumberlawang 2009/2010 by using Cooperative Learning type TGT (Teams Games Tournaments) of Hydrosphere subject matter, (2) to find out the improvement of learning outcomes Geography in the VII-D graders of SMP Negeri 2 Sumberlawang 2009/2010 by using Cooperative Learning type TGT (Teams Games Tournaments) of Hydrosphere subject matter.
This research uses classroom action research. The subject of the research was students in the VII-D graders of SMP Negeri 2 Sumberlawang consisting of 35 students. Technique of collecting data used were student observation sheet, teacher observation sheet, formative test and documentation. Technique of analyzing data used in this research consist of three activity path that happened at the same time that is data reduction, presentation of data, and withdrawal of conclusion or verification.
The learning outcomes in the first cycle showed that Cooperative Learning type TGT (Teams Games Tournaments) in learning Geography has not able to improve motivation and outcomes of students optimally, it is shown in learning outcomes just reached 62,86% and student motivation just reached 71,42%. The learning outcomes in the first cycle showed that Cooperative Learning type TGT (Teams Games Tournaments) in learning Geography can improvement of learning outcomes optimally. Student learning outcomes increased 20% from cycle I to cycle II (cycle I = 62,86% and cycle II = 82,86%), Motivation student increased 17,13% (cycle I = 80,01% and cycle II = 97,17%).
The result of the research showed that applying Teams Games Tournaments by using crossword can improve motivation and learning outcomes Geography in the VII-D graders of SMP Negeri 2 Sumberlawang of Hydrosphere subject matter optimally.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
MOTTO
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari
orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
- Abu Bakar Sibli –
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah
sesuatu yang utama.
-Anonim -
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
PERSEMBAHAN
Dalam naungan Allah SWT, kupersembahkan karya ini
untuk :
1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakanku
2. Adikku tersayang (Ratih Bekti Aisyah)
3. Penyemangatku (Rio Ridyatmoko)
4. Keponakanku Fafa Junior dan Tasya
5. Sya’ban, Dyas ,Wiwis dan semua teman-teman
Geografi 2006 terimakasih untuk kisah-kisah
selama ini
6. Almamaterku
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah.....Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Geografi. Banyak
hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul
dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penelitian
skripsi kepada penulis.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis.
3. Drs. Partoso Hadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang
telah memberikan izin penulisan skripsi.
4. Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan
memberikan arahan dengan sabar hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Danang Endarto, ST, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan arahan dengan sabar hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar
membimbing penulis pada tahun-tahun awal studi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret, khususnya Program Studi Pendidikan Geografi yang dengan tulus
memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Moch Arifin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sumberlawang yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Supriyati, S.Pd, selaku guru Geografi kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang yang bersedia memberikan waktunya untuk membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
10. Agus Wahyudi, S.Pd dan Indriasari, S.Pd terimakasih untuk bantuan perekaman
penelitiannya.
11. Siswa-siswi kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang yang penuh keceriaan baik
di dalam maupun di luar kelas.
12. Sahabat-sahabat Geografi’06 ( Agung P, Agung H, Yenik, Novika, Maryanti,
Rohmat, Bekti, Watik, Ika, Lilik, Novi, Kuntari, Silva, Wiwis, Rohaye, Arif, Dwi
Fauzia, Ardian, Abidin, Intan, Kukuh, Guntur, Ari, Arno, Reza, Yuliani , Dyas,
Diah, Indri, Yohanes, Tedy, Mitra, Sya’ban, Anita, Eki) yang telah banyak
memberi kenangan indah dan tak terlupakan.
13. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan dan semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu
tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v
HALAMAN ABSTRACT................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 9
E. Batasan Operasional .............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12
1. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif ....................... 12
2. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ...................................... 14
3. Motivasi belajar .................................................................. 16
4. Hasil belajar ....................................................................... 20
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 23
C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 26
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian ..................................................................... 29
1. Tempat Penelitian ............................................................... 29
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
2. Waktu Penelitian ................................................................ 29
B. Subyek Penelitian ..................................................................... 30
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 30
D. Sumber Data ............................................................................ 33
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34
F. Validitas Data .......................................................................... 37
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 38
H. Indikator Kinerja……… ........................................................... 38
I. Prosedur Penelitian…………………………… ......................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 47
B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 52
1. Kondisi Awal ..................................................................... 52
2. Siklus I ............................................................................... 54
3. Siklus II.............................................................................. 73
4. Pembahasan ..... ................................................................... 92
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 100
B. Implikasi .................................................................................. 100
C. Saran ........................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 102
LAMPIRAN.................................................................................................. 104
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Tabel 19.
Tabel 20.
Tabel 21.
Tabel 22.
Tabel 23.
Tabel 24.
Tabel 25.
Tabel 26.
Tabel 27.
Tabel 28.
Tabel 29.
Nilai rata-rata ulangan harian kelas VII ..................................
Daftar nilai ulangan siswa kelas VII-D ...................................
Hasil observasi awal siswa individu ........................................
Penelitian yang relevan ............................................................
Jadwal Penelitian......................................................................
Kisi-kisi soal tes formatif siklus I ............................................
Kisi-kisi soal tes formatif siklus II ...........................................
Kisi-kisi penyusunan lembar pengamatan motivasi siswa........
Kategori motivasi belajar siswa ................................................
Rincian Prosedur Penelitian Siklus I.........................................
Rincian Prosedur Penelitian Siklus II.........................................
Sarana fisik SMP Negeri 2 Sumberlawang................................
Sarana non fisik SMP Negeri 2 Sumberlawang.........................
Motivasi awal siswa kelas VII-D ...............................................
Ketuntasan nilai semester genap siswa kelas VII- D..................
Langkah-langkah pembelajaran Siklus I....................................
Daftar nilai kelompok siklus I....................................................
Hasil observasi siswa individu siklus I.......................................
Hasil observasi kelompok siklus I ..............................................
Kategori motivasi siswa kelas VII-D siklus I.............................
Nilai tes siswa kelas VII-D siklus I............................................
Perkembangan hasil belajar siswa pada siklus I.........................
Langkah-langkah pembelajaran siklus II ...................................
Daftar nilai kelompok Siklus II .................................................
Hasil observasi siswa individu siklus II.....................................
Hasil observasi kelompok siklus II............................................
Kategori motivasi siswa kelas VII-D siklus II...........................
Nilai tes siswa kelas VII-D siklus II...........................................
Perbandingan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas VII-D..........
2
2
4
23
30
34
35
36
37
40
43
49
51
52
53
55
67
67
68
70
70
72
74
84
85
86
88
88
90
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 30.
Tabel 31.
Tabel 32.
Tabel 33.
Perbandingan Ketuntasan Siswa Kelas VII-D...........................
Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II...........
Perbandingan Motivasi Siswa dalam kelompok pada Siklus I
dan Siklus II...............................................................................
Perbandingan Observasi Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus
II................................................................................................
92
93
94
97
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Gambar 18.
Gambar 19.
Gambar 20.
Gambar 21.
Gambar 22.
Gambar 23.
Gambar 24.
Gambar 25.
Keadaan siswa kelas VII-D di dalam kelas
Kerangka Pemikiran Penelitian
SMP Negeri 2 Sumberlawang Tampak Depan
Model Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan siklus I dan siklus II
Peta Lokasi Penelitian
Denah Sekolah
Diagram Motivasi Awal Siswa Kelas VII-D
Diagram Ketuntasan Nilai pada Semester Genap Siswa Kelas
VII-D
Lingkungan sekitar SMP Negeri 2 Sumberlawang
Suasana kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang saat
dimulai pembelajaran
Siswa lebih banyak diam
Siswa tidak memperhatikan guru
Guru mengawasi siswa saat mengisi lembar TTS
Siswa bekerjasama mengisi lembar TTS pada siklus I
Turnamen TTS Siklus I
Diagram motivasi siswa pada siklus I kelas VII-D
Diagram hasil belajar siswa pada siklus I kelas VII-D
Tiap kelompok mengambil nomor urut soal
Wakil Kelompok menjawab pertanyaan lemparan
Mengisi TTS didepan kelas
Diagram motivasi siswa dalam kelompok kelas VII-D
Diagram motivasi siswa pada siklus II
Diagram hasil belajar siswa pada siklus II
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar dalam Pembelajaran pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
6
27
29
31
46
48
50
53
54
63
64
64
65
65
66
66
70
71
83
83
84
87
88
89
92
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 26.
Gambar 27.
Gambar 28.
Diagram Hasil Pengamatan Motivasi Siswa dalam
Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Siswa segan bergabung dengan anggota kelompok yang lain
Siswa sudah tidak segan bergabung dengan kelompoknya
94
96
96
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Siklus I 104
Lampiran 2. Silabus Siklus II 106
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 108
Lampiran 4.
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Bahasan Materi
113
118
Lampiran 6. Soal Tes Formatif Siklus I 146
Lampiran 7. Soal Tes Formatif Siklus II 149
Lampiran 8. Lembar Latihan Siklus I 152
Lampiran 9. Lembar Latihan Siklus II 153
Lampiran 11. Lembar TTS Siklus I 154
Lampiran 12. Lembar TTS dan Soal Turnamen Siklus II 156
Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Tes Formatif Siklus I 159
Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Tes Formatif Siklus II 162
Lampiran 15. Kunci Jawaban Lembar Latihan Siklus I 164
Lampiran 16. Kunci Jawaban Lembar Latihan Siklus II 165
Lampiran 17. Kunci Jawaban TTS Siklus I 166
Lampiran 18 Kunci Jawaban TTS dan Soal Turnamen Siklus II 167
Lampiran 19. Lembar Motivasi Siswa Individu 170
Lampiran 20. Lembar Motivasi Kelompok 172
Lampiran 21. Lembar Observasi Kinerja Guru 174
Lampiran 22. Skor Ketuntasan Hasil Belajar 176
Lampiran 23. Skor Motivasi Siswa Individu 179
Lampiran 24. Skor Motivasi Kelompok 182
Lampiran 25. Skor Kinerja Guru 188
Lampiran 26. Perijinan 194
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang
didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses
pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses
pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa. Oleh karena itu diperlukan
suatu metode pembelajaran yang tepat, karena metode pembelajaran merupakan
sarana interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang
dipahami dan monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, diharapkan siswa dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Slavin, 2009:4).
Pembelajaran kooperatif menekankan peran aktif siswa dalam kelompok
yang terdiri dari siswa yang heterogen baik dari lingkungan maupun tingkat
kepandaian. Hal ini bertujuan melatih siswa untuk mau bekerjasama dan
berkomunikasi dengan teman yang berbeda latar belakang sosial, sehingga
nantinya siswa akan lebih peka dalam lingkungan sosial sesungguhnya di luar
sekolah. Walaupun dalam pembelajaran kooperatif menuntut peran aktif siswa
dalam kelompok, namun seorang guru harus tetap berperan dalam kelas tersebut,
yaitu sebagai pemberi semangat, dorongan belajar dan bimbingan kepada siswa
dalam menyelesaikan permasalahan dalam kelompok mereka.
SMP Negeri 2 Sumberlawang merupakan sekolah yang dalam hal
akademik siswanya memiliki hasil belajar yang bervariasi. Dalam proses belajar,
anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian
memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sendiri, menemukan sendiri maka anak menjadi senang, sehingga termotivasi
untuk belajar, khususnya belajar Geografi.
Proses pembelajaran IPS geografi kelas VII SMP Negeri 2 Sumberlawang
belum seluruhnya mencapai hasil yang baik. Terutama pada kelas VII-D karena
menemui berbagai kendala yaitu hasil belajar dan motivasi belajar yang rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru IPS kelas VII SMP Negeri 2
Sumberlawang, diketahui bahwa kelas VII-D memiliki rata-rata nilai ulangan
paling rendah bila dibandingkan dengan kelas VII yang lain. Berikut disajikan
tabel rata-rata nilai ulangan harian geografi kelas VII.
Tabel 1 . Nilai rata-rata ulangan harian kelas VII SMP Negeri 2 Sumberlawang
Tahun 2009/2010.
Sumber : Dokumen Guru IPS Kelas VII SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Dari analisis dokumen hasil belajar semester genap, yang ditunjukkan
pada tabel diatas terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian yang masih belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65 untuk mata pelajaran IPS
Geografi, baik secara klasikal pada kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang
maupun secara individu. Berdasarkan hasil pengamatan awal didapatkan
beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan belajar siswa,
motivasi belajar siswa dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Berikut adalah daftar nilai ulangan harian yang menunjukkan rendahnya hasil
belajar siswa kelas VII-D secara keseluruhan.
Tabel 2. Daftar nilai ulangan siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang Tahun 2009/2010.
NOMOR NAMA L/P NILAI KET
URUT INDUK 1. 1962 Abdul Rohman Arrosyid L 65 Tuntas 2. 1963 Abdul Rokhim L 58 Belum 3. 1965 Adi Kurniawan Saputro L 65 Tuntas 4. 1975 Ananda Mukhumat Qoir L 55 Belum
Kelas VII-A VII-B VII-C VII-D
Nilai rata-rata 73,06 69,36 72,50 63,60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
5. 1984 Anugerah Fajar Gumilang L 65 Tuntas 6. 1985 Ari Samsi L 65 Tuntas 7. 1988 Bagas Dwi Setyo Wibowo L 65 Tuntas 8. 1991 Bobby Saputro L 68 Tuntas 9. 1993 Danu Prasetyo P 65 Tuntas 10. 1995 Debi Nita Sari P 60 Belum 11. 1996 Dedi Sanjaya L 65 Tuntas 12. 2004 Diana Fatmawati P 65 Tuntas 13. 2005 Dimas Afian L 60 Belum 14. 2011 Dwi Kurniawan Akbar L 67 Tuntas 15. 2013 Eeng Gilang Saputro L 60 Belum 16. 2020 Ernawati P 70 Tuntas 17. 2031 Isna Al Qodri L 60 Belum 18. 2034 Istiqomah P 70 Tuntas 19. 2039 Lejar Purnomo L 55 Belum 20. 2045 Muhamad Rofiq Abdullah L 60 Belum 21. 2052 Novian Angga Pratama L 70 Tuntas 22. 2057 Prasetyo L 58 Belum 23. 2063 Riki Abdullah L 60 Belum 24. 2064 Riski Andika P 65 Tuntas 25. 2065 Riyanto Jon Robin L 70 Tuntas 26. 2073 Sigit Ariyadi L 72 Tuntas 27. 2075 Siti Mariyam P 60 Belum 28. 2076 Siti Mei Wulandari P 67 Tuntas 29. 2080 Sufiyan Sauri L 65 Tuntas 30. 2082 Susilowati P 70 Tuntas 31. 2083 Sutrisno L 60 Belum 32. 2089 Vera Nur Anggraini P 60 Belum 33. 2094 Wahyu Tri Nur Rosyid L 65 Tuntas 34. 2095 Wartono L 60 Belum 35. 2096 Winda Tri Pamungkas P 60 Belum
Nilai Rata-rata 63,6 Ketuntasan klasikal 57.14% Siswa yang sudah tuntas 20 Siswa yang belum tuntas 15
Sumber : Dokumen Guru IPS Kelas VII SMP Negeri 2 Sumberlawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Selain hasil belajar yang kurang maksimal, motivasi siswa kelas VII-D
SMP Negeri 2 Sumberlawang juga rendah, ini terlihat dari data hasil observasi
awal dan juga hasil wawancara dengan guru IPS Geografi kelas VII. Menurut
Uno (2009: 23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-
cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan guru IPS,
motivasi belajar siswa yang rendah ditunjukkan dengan kurang siapnya siswa
untuk belajar, hal ini ditandai dengan masih banyak siswa yang tidak membuka
buku pelajaran IPS selama pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa yang
terdorong untuk bertanya jumlahnya sedikit, mereka lebih banyak mengerjakan
pekerjaan lain dibanding memperhatikan penjelasan guru. Kelas juga tampak
gaduh dikarenakan banyak siswa yang bicara sendiri dan juga menganggu siswa
lain. Beberapa juga terlihat mengantuk dan lesu sehingga suasana belajar kurang
kondusif. Dibawah ini adalah tabel data motivasi yang diperoleh dari observasi
awal.
Tabel 3. Hasil Observasi awal siswa individu.
No. Kegiatan Siswa Jumlah Siswa
1. Kehadiran siswa. 33
2. Siap dengan peralatan belajarnya dan membuka bukunya. 14 3. Siswa saling berebut menjawab pertanyaan dari guru. 6 4. Siswa terdorong untuk bertanya pada guru. 2 5. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru. 13 6. Siswa secara individu berperan dalam kelompok untuk
mendapatkan skor maksimal. 16
7. Siswa mengerjakan setiap tugas yang diperintahkan guru. 28
8. Siswa mengerjakan soal individu dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai maksimal.
6
9. Siswa terdorong untuk aktif dalam kegiatan permainan di kelas.
15
10. Siswa antusias dengan kegiatan belajar yang menyenangkan.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
11. Mengerjakan pekerjaan lain. 18
12. Siswa tampak lesu 21
13. Siswa mengantuk 15
14. Menganggu teman lain dan membuat gaduh dalam kelas. 27
15. Siswa bicara sendiri saat pelajaran 24
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Bersamaan dengan pengamatan motivasi siswa, peneliti juga mengamati
kinerja guru pada saaat pembelajaran Geografi berlangsung. Keterbatasan waktu
dan media dirasakan guru menjadi kendala, sehingga guru kurang maksimal
dalam menyampaikan materi karena itu guru lebih memilih menggunakan metode
yang mudah seperti ceramah dan diskusi. Sebagaimana yang disampaikan guru,
bahwa diskusi pun juga berjalan kurang baik disebabkan karakteristik siswa kelas
VII-D yang cenderung pasif pada saat diminta berdiskusi dengan kelompoknya.
Guru mengalami kesulitan dalam menumbuhkan semangat belajar siswa serta
menyampaikan materi yang banyak tersebut kepada siswa, kurang terjalinnya
komunikasi yang baik antara guru dan siswa sehingga apa yang disampaikan guru
pada siswa tidak tepat sasaran. Kegiatan belajar didalam kelas dengan materi
yang banyak, jam pelajaran yang panjang namun terbatas semakin membuat siswa
kurang antusias. Selain itu, kegiatan pembelajaran berupa penyampaian materi
hidrosfer dengan metode ceramah saja dan tanpa kegiatan aktif bagi siswa untuk
memahami konsep materi menjadikan situasi belajar membosankan sehingga
siswa sulit menyerap materi. Apalagi dengan sikap siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran seperti ketidakberanian dalam mengungkapkan ketidakpahaman
materi melalui pertanyaan akan semakin menyulitkan guru untuk membuat
mereka paham akan materi hidrosfer tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Gambar 1. Keadaan siswa kelas VII-D di dalam kelas (Dok. Penulis)
Berdasarkan fakta yang terjadi di kelas tersebut maka penulis bersama
dengan guru berinisiatif untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih
menyenangkan dengan diberi unsur permainan, sehingga diharapkan siswa kelas
VII-D lebih termotivasi dengan begitu hasil belajarnya dapat memenuhi KKM.
Di dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai metode
pembelajaran diantaranya yaitu Student Teams Achievement Division (STAD),
Numbered Head Together (NHT), dan Teams Games Tournament (TGT).
Penelitian ini menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT). Metode
Teams Games Tournament (TGT) memiliki kesamaan dengan metode STAD
(Student Teams Achievement Division) yaitu dalam pembentukan kelompok dan
pembagian materi, kecuali dalam satu hal yaitu kuis-kuis diganti dengan
permainan. TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi
menggunakan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan
(Slavin, 2009:14). Metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
mengelompokkan siswa secara heterogen misalnya dalam hal prestasi akademik
dan jenis kelamin. Tahap-tahap yang dilakukan dalam metode TGT (Teams
Games Tournament) yaitu penyampaian materi (presentasi kelas), diskusi,
permainan (turnamen) dan reward (penghargaan). Tipe ini melibatkan peran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
siswa serta mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat
belajar dan mengandung reinforcement (penguatan). Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggungjawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Semua siswa harus aktif dalam bermain bersama dalam kelompoknya dan
diharapkan mampu memberi kontribusi pada peningkatan motivasi siswa untuk
selalu belajar berprestasi karena dalam metode TGT akan timbul kompetisi antar
kelompok satu dengan yang lain dengan positif. Metode pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) juga memiliki keterbatasan yaitu membutuhkan
manajemen waktu yang baik dan persiapan yang rumit yaitu mempersiapkan
segala instrumen misalnya untuk diskusi dan permainan. Dengan adanya unsur
permainan ini akan menjadikan kelas sedikit ribut dan kurang tertib.
Metode TGT (Teams Games Tournament) ini dipilih sesuai dengan
kondisi pembelajaran yang ada pada kelas VII-D, hal ini ditunjukkan dengan
kurang antusiasnya siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung, siswa yang
cenderung pasif dalam pembelajaran sebagai contoh tidak memperhatikan guru,
sibuk dengan pekerjaan lain, gaduh dan menganggu teman lain, jarang bertanya
dan tidak mengungkapkan paham atau tidaknya terhadap materi yang disampaikan
oleh guru. Selain disesuaikan dengan kondisi siswa kelas VII-D, Metode TGT
(Teams Games Tournament) ini juga disesuaikan dengan karakteristik pokok
bahasan yang menjadi materi penelitian yaitu Hidrosfer. Materi hidrosfer bersifat
hafalan dan luas meliputi siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut.
Pembelajaran akan membosankan dan siswa sulit menyerap materi jika kegiatan
hanya diisi penyampaian materi dengan metode ceramah. Dalam metode TGT
(Teams Games Tournament) terdapat variasi kegiatan yang melibatkan siswa
secara aktif, siswa dapat lebih mudah memahami dan tertarik jika dikemas dalam
suatu bentuk pembelajaran yang menyenangkan. Media yang digunakan untuk
permainan adalah TTS (Teka Teki Silang) dimana ini merupakan suatu media
pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Metode dengan
bentuk permainan ini menjadikan kelas jauh dari ketegangan sehingga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
memudahkan siswa menerima pelajaran. Aktivitas belajar dengan permainan
membuat siswa dapat belajar lebih rileks dan tanpa tekanan sehingga dapat
menimbulkan ketertarikan siswa. Penghargaan diberikan sebagai pengakuan
terhadap keberhasilan kinerja kelompok. Penghargaan dapat memacu setiap siswa
untuk berkompetisi dan menjalin kerjasama dengan siswa lain sehingga siswa
lebih antusias dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan diatas maka penulis
memilih judul :
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournaments) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS
Geografi Pokok Bahasan Hidrosfer”. (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa
Kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran
2009/2010).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas dirumuskan
permasalahan yang diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
mata pelajaran Geografi pokok bahasan Hidrosfer.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
mata pelajaran Geografi pokok bahasan Hidrosfer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan lembaga
(sekolah) .
1. Bagi Siswa
a. Memberi suasana belajar yang bervariasi dan praktis sehingga dapat
membangkitkan semangat belajar siswa.
b. Memberi peluang siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar.
c. Memberi peluang siswa menggunakan penalarannya selama pembahasan
materi.
d. Memberi peluang siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
2. Bagi Guru Geografi
a. Memberikan alternatif pilihan bagi guru dalam penyampaian mata
pelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
b. Memberikan informasi tentang pembelajaran yang efektif dan praktis
sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.
c. Memberikan informasi bagi guru untuk lebih menekankan keterlibatan
siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Sekolah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam usaha meningkatkan motivasi
dan hasil belajar.
E. Batasan Operasional
Pembatasan operasional pada penelitian ini diharapkan dapat membatasi
cakupan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Pembatasan yang dimaksud meliputi :
1. Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah pada peningkatan motivasi dan
hasil belajar mata pelajaran geografi siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Sumberlawang dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan
Hidrosfer.
2. Penggunaan metode pada pembelajaran ini adalah pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament). TGT memiliki banyak kesamaan
dinamika dengan STAD, tetapi menggunakan dimensi kegembiraan yang
diperoleh dari penggunaan permainan (Slavin, 2009:14). Metode
pembelajaran Teams Games Tournament adalah salah satu metode
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan turnamen akademik dan
menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para
siswa berlomba sebagai wakil mereka dengan anggota tim lain (Slavin,
2009:163). Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Teka Teki
Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan di mana kita harus mengisi
ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang
membentuk sebuah “kata” berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya
biasa dibagi ke dalam kategori 'Mendatar' dan 'Menurun' tergantung posisi
kata-kata yang harus diisi (http://id.wikipedia.org/wiki/Teka-teki_silang).
3. Siklus yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Hal ini
berhubungan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah dan guru
kolaborasi sangat terbatas untuk mengikuti penelitian tindakan kelas ini.
4. Motivasi
Motif dapat dikatakan sebagai daya pengerak dari dalam dan di dalam subjek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
mendesak (Sardiman, 2003: 73). Pengukuran motivasi pada penelitian ini
menggunakan lembar pengamatan atau observasi siswa (lampiran 19 dan 20).
5. Hasil belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250) hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan tes formatif
(lampiran 6 dan 7) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran merupakan proses komunikatif interaktif antara sumber
belajar, guru dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Pengertian pembelajaran
menurut beberapa teori belajar (Darsono. Max, Sugandhi, Martensi, Rusda &
Nugroho, 2000: 24) adalah sebagai berikut :
1) Menurut Teori Behavioristik Pembelajaran adalah suatu usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah reinforcement (penguatan).
2) Menurut Teori Kognitif Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang di pelajari.
3) Menurut Teori Gestalt Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu Gestalt (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisir yang terdapat dalam diri siswa.
4) Menurut Teori Humanistik Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Jadi dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa sebagai wahana bagi guru memberikan
materi pelajaran dengan sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah
mengorganisasikannya menjadi pola yang bermakna serta memperoleh
kemudahan dalam berinteraksi dalam lingkungannya. Dan dalam pembelajaran
tersebut siswa diberikan kesempatan untuk mengenal dan memahami apa yang
dipelajari, sehingga dalam hal ini pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah
melainkan antara guru dan siswa saling berinteraksi.
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pembelajaran kooperatif (Slavin, 2009:8) merupakan strategi pembelajaran
yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah
masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama lainnya. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa bekerja
dalam kelompok kecil saling membantu belajar satu sama lainnya. Kelompok-
kelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata dan
rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal dari latar belakang etnik berbeda.
“Cooperative learning is not simply a matter of grouping students heterogeneously but also in understanding that some groups of students, especially students of color, are more inclined to function better in group settings than individually (Pang & Barba, 1995; Vaughan, 2002).” Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa “Pembelajaran kooperatif
bukan sekedar menggolongkan para siswa secara heterogen tetapi didalamnya
juga ada pemahaman pada beberapa kelompok siswa, terutama ciri khas dari
siswa, sehingga kelompok memiliki fungsi yang lebih baik daripada individu.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui ketrampilan
proses. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen.
Pengelompokan heterogenitas (Lie, 2008: 41) merupakan ciri-ciri yang menonjol
dalam metode pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogenitas bisa dibentuk
dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang agama, sosio-
ekonomi dan etnik serta kemampuan akademis. Kelompok ini biasanya terdiri dari
satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan
sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.
Perlu diterapkan pembelajaran kooperatif dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa karena pembelajaran kooperatif tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan belajar, meningkatkan kehadiran siswa dan kerja siswa
yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri serta menambah rasa
senang berada di sekolah.
Roger dan David Johnson (Lie, 2008:31) mengatakan bahwa tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yaitu: saling ketergantungan positif, tanggungjawab perseorangan, tatap muka,
komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok.
a. Saling ketergantungan positif. Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. b. Tanggungjawab perseorangan. Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. c. Tatap muka. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. d. Komunikasi antar anggota. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. e. Evaluasi proses kelompok. Perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.
2. Metode TGT (Teams Games Tournament)
Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif dan salah satunya adalah
Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Metode
pembelajaran Teams Games Tournament adalah salah satu metode pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis
dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil
mereka dengan anggota tim lain (Slavin, 2009:163).
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT pembentukan tim sama dengan
tipe STAD (Slavin, 2009:144) yaitu dibentuk kelompok-kelompok kecil yang
mewakili seluruh bagian kelas terdiri 4-5 siswa yang heterogen baik dalam hal
kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.
Ada lima komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Slavin, 2009:166) yaitu:
a. Presentasi di kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam presentasi kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
diskusi yang dipimpin guru. Pada saat presentasi kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Tim Kelompok biasanya terdiri atas 4-5 orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c. Permainan (Game) Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim.
d. Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan.
e. Penghargaan kelompok (team recognise) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
Dari penjelasan diatas maka pembelajaran kooperatif tipe TGT
diharapkan dapat merangsang siswa sehingga termotivasi untuk belajar geografi
dan menjadikan materi geografi lebih diminati dan asyik dipelajari oleh siswa
SMP. Cukup banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar menguasai
materi IPS terutama dalam hal ini adalah Geografi. Kesulitan dalam belajar lebih
disebabkan tingkat minat baca yang rendah, serta ketergantungan siswa dalam
belajar terhadap guru. Jika tidak ada guru atau guru tidak hadir maka siswa yang
kurang mandiri dan tidak terbiasa belajar secara mandiri akan memilih menunggu
atau bahkan bermain dan bercanda dengan rekan sekelasnya. Prinsip belajar yang
menyenangkan, bebas, kreatif, belajar sambil bermain, dengan persentase
keterlibatan siswa yang tinggi perlu diterapkan didalam pembelajaran Geografi.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe TGT dengan permainan TTS (Teka Teki Silang).
Teka Teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan di mana kita
harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya
biasa dibagi ke dalam kategori 'Mendatar' dan 'Menurun' tergantung posisi kata-
kata yang harus diisi (http://id.wikipedia.org/wiki/Teka-teki_silang). Teka Teki
Silang juga merupakan salah satu sarana untuk dapat mengetahui dan mengingat
pengetahuan yang kita miliki untuk dituangkan dalam jawaban pertanyaan yang
ada baik dalam baris atau kolom.
Teka Teki Silang yang digunakan dalam metode TGT ini dimaksudkan
bahwa selain ada unsur permainannya dimana dengan mengisi Teka Teki Silang
tersebut secara tidak sadar siswa belajar ilmu geografi sehingga diharapkan selain
kesenangan juga didapatkan pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran. Maka
diharapkan dengan membuka, membaca, dan mencari jawaban Teka Teki Silang
tersebut, siswa dapat memahami dan mengerti materi pelajaran geografi tersebut.
3. Motivasi Belajar Siswa
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya pengerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-
saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak (Sardiman, 2003: 73).
Kaitan antara motivasi sebagai daya penggerak dengan metode
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran kooperatif
tipe TGT adalah metode pembelajaran tersebut disajikan dengan disertai adanya
permainan didalam ruang kelas, permainan yang digunakan adalah TTS (Teka
Teki Silang) diharapkan dengan adanya turnamen dalam kelas dengan permainan
TTS siswa akan lebih termotivasi untuk bersaing secara berkelompok. Jadi yang
dimaksud dengan motivasi sebagai daya penggerak adalah dengan adanya
pembelajaran TGT dengan permainan TTS ini siswa akan lebih termotivasi untuk
mendapatkan perhargaan tim dan juga termotivasi untuk dapat menjawab dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
benar seluruh pertanyaan yang ada pada turnamen TTS tersebut, maka tanpa
disadari siswa berusaha untuk belajar, membaca dan memahami sehingga dapat
menjawab pertanyaan dan dapat memenangkan turnamen TTS tersebut.
Menurut Uno (2009: 23), “Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan
(reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu”.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan
oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan
aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
“Motivational theories related to cooperative learning focus on reward and goal structures. One of the elements of cooperative learning is positive interdependence, where students perceive that their success or failure lies within their working together as a group (Johnson, Johnson & Holubec, 1986).” Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa “ Teori motivasi berhubungan
dengan pembelajaran kooperatif yang memusatkan pada penghargaan dan struktur
tujuan. Salah satu unsur dari pembelajaran kooperatif adalah ketergantungan
positif, dimana siswa merasa bahwa kesuksesan atau kegagalan mereka tergantung
pada kerjasamanya didalam kelompok.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Menurut Uno
(2009: 23) indikator motivasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dari berbagai pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah tenaga pendorong yang dapat memadu perilaku siswa dan
memberikan semangat dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor
penting yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena para siswa akan
belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka guru haruslah mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Sardiman (2003:89) macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Dan salah satu jenis motivasi adalah sebagai
berikut:
a. Motivasi intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai adalah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
b. Motivasi ekstrinsik Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah (Sardiman, 2003:92) yaitu :
a. Memberi angka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Sehingga guna memberikan angka-angka yang dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
c. Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Penyeleseian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
g. Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyeleseikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
h. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
i. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j. Minat Motivasi erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi itu muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalu disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut : (a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan (b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau (c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik (d) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
k. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesikannya bahan pelajaran (Dimyati&Mudjiono, 1999:250). Tingkat
perkembangan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan
dengan tes atau evaluasi.
Sudjana (2009:22) mengemukakan bahwa ”Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”. Berdasarkan teori Taxonomy Bloom (Darsono. Max, Sugandhi,
Martensi, Rusda&Nugroho, 2000:32) belajar adalah suatu kegiatan yang
melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
suatu tujuan, dan dalam mencapai tujuan tersebut tiap orang mengalami
perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi pada 3 ranah yaitu :
a. Ranah kognitif Berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi. Keenam tujuan ini sifatnya hirarkis, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila kemampuan sebelumnya belum dikuasai.
b. Ranah afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah psikomotor Berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari enam aspek yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang komplek dan kreatifitas.
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi
bahan pengajaran. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik lagi. Howard Kingsley (Sudjana, 2005:45) membagi 3 macam hasil
belajar :
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
a. Faktor dalam
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang belajar. Faktor dalam
ini meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Kondisi fisiologis, misalnya: keadaan jasmani, kondisi panca
indera, tidak cacat, dan lain-lain.
2) Kondisi psikologis, misalnya: kecerdasan, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan dan kelelahan.
b. Faktor luar
yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Faktor luar yang dimaksud adalah:
1) Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan
sosial.
2) Faktor instrumental, yaitu faktor yang ada dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor
instrumental itu antara lain: kurikulum, program pengajaran, sarana dan
fasilitas, guru atau tenaga pengajar.
Beberapa fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut :
a) Hasil belajar adalah sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
b) Hasil belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c) Hasil belajar adalah sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan.
d) Maka dapat diasumsikan bahwa hasil belajar dapat dijadikan
sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan mutu ilmu
pengetahuan dan teknologi.
e) Umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5. Penelitian Yang Relevan
Penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan oleh penulis
sebagai perbandingan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Penelitian yang relevan.
No. Yudhi Asti
Laksanawati Heni
Mustikawati Dewi Nur Istikomah
Anis Iryaningtyas
1. Judul Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament Sebagai Suatu Alternatif Dalam Pembelajaran IPS Geografi pada Pokok Bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia Kelas VII-D di SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri Madiraja Kabupaten Banjarnegara Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Melalui Metode Teams Games Tournament Pada Pokok Bahasan Pendudukan Jepang di Indonesia.
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah kelas VIII B SMP Negeri 40 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang Tahun Ajaran 2009/2010.
2. Tujuan
Untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament dapat
1). Untuk mengetahui penerapan metode Teams Games Tournament Pada mata pelajaran IPS Sejarah pada pokok bahasan
1). Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 40 Semarang dengan menggunakan metode
Untuk mengetahui : Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIID SMP Negeri 2 Sumberlawang dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia kelas VIIB di SMP Negeri 16 Surakarta.
pendudukan Jepang di Indonesia pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Madiraja Kabupaten Banjarnegara. 2). Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Madiraja Kabupaten Banjarnegara melalui metode pembelajaran Teams Games Tournament pada mata pelajaran IPS Sejarah pokok bahasan pendudukan Jepang di Indonesia.
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). 2). Untuk mengetahui prestasi siswa dalam mata pelajaran sejarah kelas VIIIB SMP Negeri 40 Semarang dengan menggunakan metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) mata pelajaran Geografi pada pokok bahasan Hidrosfer.
3. Metode Penelitian Tindakan Kelas 2 siklus
Penelitian Tindakan Kelas 2 siklus
Penelitian Tindakan Kelas 2 siklus
Penelitian Tindakan Kelas 2 siklus
4. Hasil 1). Metode Teams Games Tournament mendapat respon yang cukup baik oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
Model pembelajaran Teams Games Tournament selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat meningkatkan keaktifan
1). Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 40 Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
belajar siswa. 2). Dengan metode Teams Games Tournament dapat diperoleh ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa.
siswa dalam mengikuti pembelajaran juga menumbuhkan kerjasama antar siswa dengan kelompok.
2). Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 40 Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Kerangka Pemikiran
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,
salah satunya adalah motivasi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang
menarik. Dan yang dimaksud dengan kegiatan belajar yang menarik adalah
dengan penerapan berbagai macam metode pembelajaran yang menyenangkan,
dan guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan secara tidak langsung akan berpengaruh
pada meningkatnya hasil belajar dalam hal ini pada mata pelajaran Geografi.
Metode ceramah yang sering digunakan oleh guru akan membuat siswa
bosan dan sulit untuk memahami materi yang disampaikan. Rasa bosan akan serta
merta membuat siswa menjadi tidak bersemangat sehingga hasil belajarnya
menjadi rendah. Hal ini tentu akan berbeda apabila menggunakan metode
pembelajaran yang tepat karena dapat meningkatkan motivasi belajar, sehingga
dapat mencapai hasil yang maksimal. Pada Penelitian Tindakan Kelas ini
diterapkan metode baru sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam
meningkatkan motivasi sehingga hasil belajarpun juga meningkat. Metode
alternatif tersebut adalah TGT (Teams Games Tournament). Metode
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah salah satu metode
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan turnamen akademik dan
menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa
berlomba sebagai wakil mereka dengan anggota tim lain. Metode kooperatif tipe
TGT ini mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat
belajar dan mengandung reinforcement (penguatan).
Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan
dapat memberikan hasil belajar geografi yang lebih baik pada siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi. Namun apabila dalam proses pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) tersebut motivasi dan hasil
belajar yang diperoleh belum memenuhi target yang telah ditentukan, maka pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kelas tersebut diberikan tindakan perbaikan lanjutan sampai target dapat tercapai.
Dengan diterapkannya metode TGT (Teams Games Tournament) diharapkan
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, khususnya pada Pokok
Bahasan Hidrosfer. Secara lebih jelasnya berikut ini adalah skema kerangka
pemikiran.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Proses Pembelajaran Awal
Materi pembelajaran Geografi
Penggunaan metode Teams Games Tournament dan mengisi lembar TTS
Kualitas proses pembelajaran dan prestasi meningkat
- Siswa pasif - Metode kurang
bervariasi - Media guru
kurang menarik
Optimal
Kurang optimal
Output
Siklus I
Metode Teams Games Tournament dimodifikasi dengan turnamen TTS yang ditampilkan di depan kelas.
Siklus II
- KKM tercapai tidak dilanjutkan siklus II
- KKM tidak tercapai, dilanjutkan siklus II
Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dari landasan teori dan kerangka berfikir maka
hipotesis tindakan yang akan diajukan adalah sebagai berikut :
1. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournaments) dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VII-D
SMP Negeri 2 Sumberlawang Tahun Ajaran 2009/2010 mata pelajaran
IPS Geografi pokok bahasan Hidrosfer.
2. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournaments) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang Tahun Ajaran 2009/2010 mata
pelajaran IPS Geografi pokok bahasan Hidrosfer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sumberlawang yang
tepatnya berada di Jalan Brontok Desa Jati Kecamatan Sumberlawang
Kabupaten Sragen. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada
permasalahan yang ditemukan dari hasil wawancara dengan guru IPS kelas
VII SMP Negeri 2 Sumberlawang, yaitu karena rendahnya motivasi dan
hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS Geografi.
Gambar 3. SMP Negeri 2 Sumberlawang tampak depan (Dok. Penulis).
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester dua (genap) tahun ajaran
2009/2010 dengan 2 siklus pada pokok bahasan Hidrosfer. Dalam setiap
siklus dibantu oleh guru Geografi kelas VII SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Adapun jadwal waktu penelitian dibagi dalam tabel berikut :
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Jenis Kegiatan Feb ‘10
Mar ‘10
Apr ‘10
Mei ‘10
Juni ‘10
Juli ‘10
Agust ’10 –
Jan ‘11 1. Penulisan
proposal penelitian
2. Penyusunan instrumen penelitian
3. Perijinan
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6. Penulisan laporan penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang dengan jumlah siswa 35 anak, terdiri dari 24 siswa laki-
laki dan 11 siswa perempuan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Bentuk
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sering disebut dengan Classroom
Action Research. Arikunto, Suhardjono, Supardhi (2009:2-3) menjelaskan
PTK melalui paparan gabungan definisi tiga kata, yaitu :
1. Penelitian Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Kemudian Arikunto, Suhardjono, Supardhi (2009:3)
menyimpulkan bahwa “PTK merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”
Arikunto, Suhardjono, Supardhi (2009:16) mengemukakan
bahwa model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu :
a. Perencanaan,
b. Pelaksanaan,
c. Pengamatan dan
d. Refleksi.
Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar 5 sebagai
berikut :
Gambar 4. Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, Suhardjono, Supardhi, 2009: 16)
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaann
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Keterangan gambar 4 :
Dalam penelitian ini tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai berikut:
(1) Perencanaan
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah meliputi; menyusun rencana
pembelajaran (RPP), menyiapkan bahan pengajaran yang akan
diberikan kepada siswa, menyiapkan media yang akan digunakan,
menyiapkan lembar observasi motivasi, menyiapkan lembar latihan,
soal game dan merancang soal tes formatif.
(2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan yang pelaksanaannya
menurut rencana pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam
penelitian ini bentuk tindakan yang dilakukan untuk tiap siklusnya
hampir sama, dimana tiap pelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan
tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) hanya pada siklus II model permainan TTS diperbaiki
dengan adanya pertanyaan lemparan bagi masing-masing kelompok
sebelum menjawab soal TTS yang ditayangkan didepan kelas. Secara
garis besar tindakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan secara singkat tentang pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada siswa.
b) Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat.
c) Guru membagi kelompok belajar secara heterogen yang terdiri
dari 5 siswa.
d) Guru mengadakan permainan dengan mengisi TTS secara
berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok.
e) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat
skor tertinggi.
(3) Pengamatan
Dalam kegiatan ini peneliti bertindak sebagai observer. Tugas
observer adalah mengobservasi pelaksanaan tindakan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan motivasi dan
hasil belajar yang dapat dilihat melalui bagaimana kondisi atau
motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan nilai-nilai yang
diperoleh siswa. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan. Hasil pelaksanaan tindakan kelas yang meliputi data
tes dan non tes. Data tes berupa hasil tes evaluasi siswa, sedangkan
data non tes berupa hasil pedoman observasi dan dokumentasi.
(4) Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan
sebagai upaya untuk mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang
telah terjadi pada tahap tindakan. Dalam hal ini, peneliti melakukan
analisis terhadap hasil tes dan non tes yang berupa tes evaluasi, hasil
observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan. Refleksi ini
memberikan gambaran kekurangan atau kelemahan pada siklus I
sehingga nantinya dapat dicari pemecahannya dan mempertahankan
atau meningkatkan kelebihan yang terdapat pada siklus I.
Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi
terhadap rencana kegiatan pada siklus II. Dari hasil siklus II nantinya
akan dilihat apakah telah memenuhi target yang diharapkan. Jika
belum memenuhi target, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
D. Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa hasil belajar siswa
dan motivasi siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang serta faktor-
faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan motivasi siswa.
Data penelitian dikumpulkan dalam berbagai sumber yang meliputi:
1. Data Primer
Data yang diperoleh berupa penilaian terhadap kondisi pembelajaran
geografi di kelas dengan menggunakan metode TGT (Teams Games
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tournament) siswa VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang. Data primer
dalam penelitian ini yaitu data motivasi belajar geografi siswa
(Lampiran 23), pengamatan proses pembelajaran di kelas dan nilai tes
hasil belajar geografi siswa (Lampiran 22).
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh berupa silabus, data sarana dan prasarana, profil
sekolah dan daftar nilai siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang mata pelajaran Geografi. Data tersebut diperoleh dari
dokumen guru dan tata usaha SMP Negeri 2 Sumberlawang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi :
1. Teknik Tes
Pemberian tes yang akan dilakukan dalam penelitian dimaksudkan
untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pemberian tindakan. Tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai
dengan siklus yang ada. Tes yang dilaksanakan pada penelitian berupa
soal tes formatif dengan 10 soal objektif dan 5 soal essay (lampiran 6
dan 7).
Tabel 6. Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus I
Indikator
Item soal
Pilihan
ganda
Essay
Mendeskripsikan siklus hidrologi dan bagian-
bagiannya
1,2,3 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Mengklasifikan bentuk tubuh air permukaan dan
air tanah serta pemanfaatannya
- Air tanah
- Sungai
- DAS
- Danau
- Rawa
4
5
6,8
7
9,10
5
2
3
4
Tabel 7. Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus II
Indikator
Item soal
Pilihan
ganda
Essay
Mengidentifikasi laut dan klasifikasinya 1,2,3 1,2
Menguraikan pergertian pantai dan pesisir 4,5,7 3
Mengidentifikasi perairan laut 6,8,9 4
Menjelaskan ekosistem pantai dan manfaatnya 10 5
2. Teknik Non tes
Teknik non tes dilakukan untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya terjadi selama proses pembelajaran. Teknik non tes ini
meliputi :
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran (Arikunto, Suhardjono, Supardhi, 2009:127). Observasi
yang dilakukan peneliti adalah mengamati dari dekat gejala
penelitian, dalam hal ini peneliti mengambil jarak sebagai
pengamat. Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru
dan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat diketahui
apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPS Geografi. Lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
observasi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran 19.
Kisi-kisi pedoman wawancara yang digunakan untuk
mengukur motivasi siswa terhadap pelajaran IPS Geografi adalah
sebagai berikut :
Tabel 8. Kisi-kisi penyusunan lembar pengamatan motivasi siswa
Konsep Indikator No. Item Jml soal
Hakikat
motivasi
adalah
dorongan
internal dan
eksternal
pada siswa
yang sedang
belajar untuk
mengadakan
perubahan
tingkah laku
(Hamzah,
2009:31)
1. Adanya hasrat dan
keinginan berhasil.
1, 11*, 14*, 4
4
2. Adanya dorongan
dan kebutuhan
dalam belajar.
2, 5
2
3. Adanya harapan dan
cita-cita masa depan
7, 8
2
4. Adanya
penghargaan dalam
belajar.
3, 6
2
5. Adanya kegiatan
yang menarik dalam
belajar.
9, 10
2
6. Adanya lingkungan
belajar yang
kondusif.
12*, 13*, 15* 3
Jumlah Soal 15
Data motivasi siswa yang diperoleh dari hasil observasi
terhadap 15 indikator motivasi belajar. Tingginya skor yang
diperoleh siswa dapat dilihat dari persentase skor yang diperoleh
dan diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Persentase skor tingkat motivasi siswa yang diperoleh dihitung
sebagai berikut :
∑ skor yang diperoleh % Skor = x 100% ∑ jumlah skor total
Pembuatan kelas interval dilakukan dengan cara sebagai berikut
(Sudjana,1996:47) :
Rentang Panjang kelas interval = Banyaknya kelas Tabel 9. Kategori motivasi belajar siswa
No Kategori motivasi Skor 1 Sangat tinggi 81% – 100% 2 Tinggi 61% – 80% 3 Sedang 41% – 60% 4 Rendah 21% – 40% 5 Sangat rendah 1% – 20%
b. Dokumentasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan
adalah metode dokumentasi atau pencarian dokumen (penggalian,
pemotretan, peniruan, dan sejenisnya yang lazim dalam penelitian
historis). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data sekolah, data identitas siswa, data hasil
belajar siswa yang berupa nilai ulangan geografi kelas VII-D SMP
Negeri 2 Sumberlawang (lampiran 22) dan gambar pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar geografi ketika metode TGT (Teams
Games Tournament) diterapkan.
F. Validitas Data
Dari informasi yang telah didapat oleh penulis maka data dalam
penelitian itu akan diperiksa validitas agar kebenaran data itu dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini validitas data dilakukan
dengan teknik triangulasi. Menurut Sutopo (2002:80), triangulasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
“mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau
metode pengumpulan data yang berbeda”.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1992:16) analisis data terdiri dari
tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Pada penelitian ini, reduksi
data dilakukan dengan menyederhanakan data motivasi maupun data hasil
belajar siswa melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data
mentah menjadi informasi yang bermakna. Data motivasi diperoleh
melalui observasi siswa, sedangkan data hasil belajar diperoleh melalui tes
formatif. Aspek-aspek pengamatan atau observasi siswa disusun
berdasarkan indikator yang tercantum pada kisi-kisi motivasi. Pertanyaan
tes formatif terdiri dari 10 butir pilihan ganda dan 5 essay yang disusun
berdasarkan kisi-kisi soal. Setelah data hasil motivasi dan hasil belajar
diperoleh, langkah selanjutnya yaitu data tersebut disajikan secara lebih
sederhana dalam bentuk paparan deskriptif kualitatif yang dijadikan
sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan penelitian. Agar lebih mudah
dipahami data juga disajikan dalam bentuk tabel dan diagram garis. Hasil
analisis tersebut kemudian dibandingkan dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui apakah ada peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa, serta seberapa besar (prosentase)
perubahan yang terjadi. Apabila menunjukkan 75% siswa termotivasi
berarti target tercapai, sedangkan target hasil belajar dinyatakan berhasil
jika minimal 75% hasil ulangan siswa mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H. Indikator Kinerja
1. Bagi siswa
Dengan menggunakan Metode Teams Games Tournament dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan siswa memperoleh
nilai tes minimal 65 dan secara klasikal 75% siswa harus mencapai batas
nilai minimal nilai tersebut.
2. Pada Aspek Proses
a. Perhatian siswa pada mata pelajaran Geografi dengan penggunaan
metode Teams Games Tournament dapat meningkat.
b. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Teams Games Tournament dapat meningkat mencapai 75%
dari jumlah siswa.
I. Prosedur Penelitian
Secara umum langkah-langkah operasional penelitian meliputi
tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi dan refleksi.
1. Tahap Persiapan
a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP
Negeri 2 Sumberlawang.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang SMP
Negeri 2 Sumberlawang.
c. Identifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar kelas
VII-D yang akan dilakukan.
2. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
instrumen penelitian yang digunakan pada penerapan metode Teams
Games Tournament. Instrumen penelitian tersebut meliputi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, soal tes formatif, lembar
observasi siswa dan guru, lembar TTS dan soal turnamen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan metode
Teams Games Tournament dalam pembelajaran geografi.
4. Tahap Evaluasi dan Observasi
Peneliti akan bertugas sebagai observer (pengamat) pelaksanaan
tindakan yang berlangsung dengan penerapan metode Teams Games
Tournament. Observasi (pengamatan) tindakan penelitian ini
menggunakan lembar observasi.
5. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan ini adalah memikirkan ulang untuk
mencari dan menemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan
mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaan tindakan kelas.
Refleksi ini dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan yang terulang
pada tindakan kelas selanjutnya.
6. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada siklus I dibahas pokok bahasan Hidrosfer dengan sub pokok
bahasan siklus hidrologi dan bentuk-bentuk tubuh air dengan waktu
lima jam pelajaran (5 x 40 menit). Rincian pelaksanaan siklus I dapat
dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 10. Rincian Prosedur Penelitian Siklus I
Pertemuan 1
No. Langkah Pokok Kegiatan Pengajar Kegiatan Siswa Waktu
1.
Persiapan a. Pembukaan b. Mempersiapkan sumber
pembelajaran buku Geografi Erlangga kelas VII dan alat evaluasi berupa lembar kerja dan lembar observasi.
c. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif
a. Menyiapkan keperluan
b. Memperhatikan penjelasan guru
10’
15’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
tipe TGT yaitu : 1) Soal dikerjakan secara
mandiri. 2) Berdiskusi dengan
kelompoknya. d. Memberikan pokok-pokok
materi hidrosfer dengan sub pokok bahasan siklus hidrologi dan bagian-bagiannya.
c. Memperhatikan penjelasan guru
25’
2. Penerapan model Kooperatif tipe TGT (dilakukan pada akhir siklus, yaitu pada pertemuan 2)
a. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan daftar kelompok yang telah dibuat oleh guru.
b. Guru membagikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan.
c. Memberikan arahan pada
siswa dalam mengerjakan lembar kerja kelompok
d. Peneliti mengamati aktivitas siswa pada siklus I ini.
Siswa langsung bergabung dengan teman kelompoknya. Siswa mengerjakan soal yang ada pada lembar kerja tersebut secara kelompok. Memperhatikan penjelasan guru.
5’
15’
(selama KBM
berlangsung)
3.
Evaluasi
4. Refleksi Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
Memperhatikan penjelasan guru
5’
5.
Tindak lanjut
Guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk membaca materi berikutnya.
5’
Pertemuan 2
No. Langkah Pokok Kegiatan Pengajar Kegiatan Siswa Waktu
1.
Persiapan a. Pembukaan b. Mempersiapkan sumber
pembelajaran buku Geografi Erlangga kelas VII dan alat evaluasi berupa lembaran soal formatif, lembar kerja dan lembar observasi.
a. Menyiapkan keperluan
10’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Memberikan pokok-pokok materi hidrosfer dengan sub pokok bahasan bentuk-bentuk tubuh air.
b. Memperhatikan penjelasan guru
35’
2.
Penerapan model Kooperatif tipe TGT
a. Guru membagikan lembar TTS siklus I pada tiap kelompok untuk dikerjakan.
b. Memberikan arahan pada siswa dalam mengerjakan TTS secara kelompok
c. Peneliti mengamati aktivitas siswa pada siklus I ini.
d. Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan skor tertinggi yang mendapat gelar super team dan good team.
Siswa mengerjakan soal yang ada pada TTS tersebut secara kelompok. Memperhatikan penjelasan guru.
30’
(selama KBM
berlangsung)
3.
Evaluasi Membagikan soal tes formatif pada siklus I
Setiap siswa mengerjakan soal tes pada lembar yang telah disiapkan
35’
4. Refleksi Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
Memperhatikan penjelasan guru
5’
5.
Tindak lanjut
a. Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa dan mempelajari materi berikutnya.
b. Guru menilai tes serta menyimpulkan hasilnya untuk dijadikan pertimbangan selanjutnya.
Guru menilai tes serta menyimpulkan hasilnya untuk dijadikan pertimbangan selanjutnya.
5’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
d. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada siklus I dibahas pokok bahasan hidrosfer dengan sub
pokok bahasan zona laut menurut letak dan kedalamannya serta
batas wilayah laut dengan waktu lima jam pelajaran (5 x 40 menit)
dengan melihat hasil refleksi dari pembelajaran pada siklus I,
selanjutnya diadakan perencanaan pembelajaran dengan diadakan
perbaikan guna untuk meningkatkan motivasi pembelajaran
maupun peningkatan hasil belajar siswa. Adanya perbaikan-
perbaikan ini diharapkan pada siklus II dapat diperoleh hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Tindakan pada siklus II
ini sangat memperhatikan kekurangan dan kelemahan yang ada
pada siklus I serta diusahakan cara mengatasinya. Rincian
pelaksanaan siklus II dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 11. Rincian Prosedur Penelitian Siklus II
Pertemuan 1
No. Langkah Pokok
Kegiatan Pengajar Kegiatan Siswa Waktu
1.
Persiapan a. Pembukaan b. Mempersiapkan sumber
pembelajaran buku Geografi Erlangga kelas VII dan alat evaluasi berupa lembar kerja dan lembar observasi.
c. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu : 1) Soal dikerjakan secara
mandiri. 2) Berdiskusi dengan
kelompoknya. d. Memberikan pokok-pokok
materi hidrosfer dengan sub pokok bahasan laut dan klasifikasinya
a. Menyiapkan keperluan
b. Memperhatikan penjelasan guru
c. Memperhatikan penjelasan guru
10’
15’
25’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Penerapan model Kooperatif tipe TGT (dilakukan pada akhir siklus, yaitu pada pertemuan 2)
a. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan daftar kelompok yang telah dibuat oleh guru.
b. Guru membagikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan kemudian presentasi disertai tanya jawab tiap kelompok
c. Memberikan arahan pada siswa dalam mengerjakan lembar kerja kelompok
d. Peneliti mengamati aktivitas siswa pada siklus I ini.
Siswa langsung bergabung dengan teman kelompoknya. Siswa mengerjakan soal yang ada pada lembar kerja tersebut secara kelompok. Memperhatikan penjelasan guru.
5’
15’
(selama KBM
berlangsung)
3.
Evaluasi
4. Refleksi Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
Memperhatikan penjelasan guru
5’
5.
Tindak lanjut
Guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk membaca materi berikutnya.
5’
Pertemuan 2
No. Langkah Pokok Kegiatan Pengajar Kegiatan Siswa Waktu
1.
Persiapan a. Pembukaan b. Mempersiapkan sumber
pembelajaran buku Geografi Erlangga kelas VII dan alat evaluasi berupa lembaran soal formatif, lembar kerja dan lembar observasi.
c. Memberikan pokok-pokok materi hidrosfer dengan sub pokok bahasan perairan laut di Indonesia dan manfaatnya.
a. Menyiapkan keperluan
b. Memperhatikan penjelasan guru
10’
35’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2.
Penerapan model Kooperatif tipe TGT
a. Guru memberikan soal TTS yang ditampilkan didepan kelas untuk dipertandingkan.
b. Peneliti mengamati
aktivitas siswa pada siklus II ini.
c. Guru memberikan
penghargaan pada kelompok dengan skor tertinggi yang mendapat gelar super team dan good team.
Siswa menjawab soal-soal TTS secara berkelompok. Memperhatikan penjelasan guru.
30’
(selama KBM
berlangsung)
3.
Evaluasi Membagikan soal tes formatif pada siklus II
Setiap siswa mengerjakan soal tes pada lembar yang telah disiapkan
35’
4. Refleksi Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
Memperhatikan penjelasan guru
10’
5.
Tindak lanjut
Guru menilai hasil tes serta menyimpulkan hasil kegiatan tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
SIKLUS I SIKLUS II
TINDAK LANJUT TINDAK LANJUT.
Tindakan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan media TTS yang diberikan dalam bentuk lembaran setiap kelompok.
Observasi Observasi pelaksanaan
pembelajaran Teams Games Tournament
Tes Formatif
Evaluasi Tes formatif diberikan setelah
pelajaran telah selesai.
Analisis dan refleksi Analisis pelaksanaan pembelajaran
Teams Games Tournament dan evaluasi
Analisis motivasi dan hasil belajar Refleksi untuk perbaikan KBM
pada siklus berikutnya
Tindakan Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan media TTS yang ditayangkan didepan kelas untuk diturnamenkan, untuk menjawab TTS tersebut sebelumnya diberi pertanyaan lemparan masing-masing kelompok.
Observasi dan Evaluasi Observasi pelaksanaan pembelajaran
Teams Games Tournament Tes formatif
Analisis dan refleksi Analisis pelaksanaan pembelajaran
Teams Games Tournament dan evaluasi
Analisis motivasi dan hasil belajar Refleksi untuk perbaikan KBM pada
siklus berikutnya
Evaluasi Tes formatif diberikan setelah
pelajaran telah selesai.
Gambar 5. Kegiatan Siklus I dan Siklus II
Perencanaan Penyusunan rencana pembelajaran
dengan metode Teams Games Tournament dan Instrumen penelitian
Perencanaan Penyusunan rencana pembelajaran
dengan metode Teams Games Tournament dan instrumen penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Sumberlawang beralamat di Jalan
Brontok Desa Jati Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yang secara
astronomis berdasarkan Intepretasi Citra Ikonos Tahun 2008 skala 1 : 5000
terletak pada 9187390.44 mU dan 486346.40 mT, sedangkan secara geografis
berbatasan dengan :
Sebelah Barat : Jalan Brontok dan Kantor Desa Jati
Sebelah Timur : Desa Jati dan areal persawahan
Sebelah Selatan : Persawahan
Sebelah Utara : Desa Jati dan Sungai Jati
Berdasarkan data wilayah, Kecamatan Sumberlawang terdiri dari : Sawah
tadah hujan : 1.007 Ha, Pekarangan/Bangunan : 1.181 Ha, Tegal/Kebun : 3.046
Ha, Sawah Irigasi setengah teknis : 24 Ha dan lainnya : 800 Ha. Sesuai dengan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah di Kecamatan
Sumberlawang adalah areal persawahan dan tersebar di beberapa desa salah
satunya adalah Desa Jati. SMP Negeri 2 Sumberlawang adalah salah satu sekolah
menengah pertama yang letaknya jauh dari jalan raya Solo-Purwodadi dan berada
di areal persawahan milik penduduk perkampungan sekitar. Dilihat dari kondisi
lingkungan tersebut SMP Negeri 2 Sumberlawang memiliki keuntungan yaitu
jauh dari keramaian dan aktivitas publik sehingga suasana belajar lebih kondusif.
SMP Negeri 2 Sumberlawang berdiri sejak tahun 1999 berdasarkan SK Kanwil
Depdiknas Propinsi Jawa Tengah Nomor : 291/01/1999 pada tanggal 20 Oktober
1999. Secara umum kondisi gedung SMP Negeri 2 Sumberlawang dalam kondisi
baik dan memenuhi syarat sebagai sarana tempat kegiatan belajar mengajar.
Disamping tanahnya yang luas, juga didukung tersedianya ruang-ruang kegiatan
yang mendukung.SMP Negeri 2 Sumberlawang memiliki luas tanah 6000 m2
dengan jumlah kelas 12 ruang yang terdiri dari 4 kelas VII, 4 kelas VIII dan 4
kelas IX.
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gam
bar
6.
Peta
Lok
asi P
enel
itian
PET
A L
OK
AS
I
Su
mbe
r :
-
Int
erpr
etas
i Cit
ra I
kono
s 20
08
- S
urve
i Lap
ang
an 2
010
Dis
usun
ole
h :
Leg
enda
:
=
Lok
asi S
MP
Neg
eri
2
S
umbe
rlaw
ang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Kegiatan Belajar Mengajar SMP Negeri 2 Sumberlawang didukung
dengan adanya sarana dan prasarana, yang diantaranya ada sarana fisik dan non
fisik.
1. Sarana Fisik
Yaitu semua ruang atau gedung yang menunjang pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar. Sarana tersebut antara lain : Tabel 12. Sarana fisik SMP Negeri 2 Sumberlawang
No. Jenis ruangan Jumlah Luas (m2)
Kondisi
Baik Rusak
1. Kelas 12 756 v 2. Laboratorium
a. Lab. IPA 1 120 v b. Lab. Komputer 1 60 v
3. Perpustakaan 1 84 v 4. Keterampilan 1 70 v 5. Kepala sekolah 1 36 v 6. Wakil Kepala Sekolah 1 4 v 7. Guru 1 90 v 8. Tata Usaha 1 45 v 9. Gudang 2 18 v 10. BK 1 21 v 11. Mushola 1 36 v 12. UKS 1 21 v 13. Ganti 1 18 v 14. Koperasi 1 14 v 15. Kantin 5 15 v 16. Kamar mandi guru 4 16 v 17. Kamar mandi siswa 6 18 v 18. Pos Jaga 1 8 v
Sumber : Profil SMP Negeri 2 Sumberlawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gam
bar
7.
Den
ah S
ekol
ah
Sum
ber :
Dat
a A
dmin
istr
asi S
MP
Neg
eri 2
Sum
berl
awan
g.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Sarana Non Fisik
Yang tidak berupa gedung atau ruangan, sarana tersebut adalah :
Tabel 13. Sarana non fisik SMP Negeri 2 Sumberlawang
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1. Meja siswa 400 v 2. Kursi siswa 350 v 3. LCD 1 v 4. Komputer
a. Intel Pentium II 5 v b. Intel Pentium III 5 v
5. Papan tulis 12 v 6. Globe 2 v 7. Peta 1 v
Sumber : Profil SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Secara keseluruhan sarana fisik di SMP Negeri 2 Sumberlawang dalam
kondisi yang baik namun tidak untuk sarana non fisik. Beberapa alat
pendukung pembelajaran kurang mendapat perhatian yang baik, ini terlihat
dari komputer yang dalam kondisi baik hanya ada 5 unit. Begitu juga dengan
globe dan peta yang dijadikan pendukung pembelajaran IPS Geografi, hal ini
yang menjadikan guru IPS kurang maksimal dalam melaksanakan
pembelajaran IPS Geografi. Selain itu alat penunjang lain seperti LCD tidak
mencukupi karena hanya ada 1 unit dan digunakan pelajaran komputer, oleh
sebab itu guru IPS mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi-materi
tertentu, misalnya menampilkan gambar mengenai proses dan hasil fenomena
alam. Fenomena alam seperti tsunami, siklus hidrologi dan bentukan sungai
akan lebih mudah dipahami siswa jika dijelaskan tidak hanya lewat kata-kata
tapi juga dilengkapi dengan media seperti gambar sehingga siswa akan lebih
jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Observasi pra siklus dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
jalannya pembelajaran dan kondisi siswa selama pembelajaran IPS Geografi
tersebut berlangsung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru
mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 2 Sumberlawang dapat diketahui
bahwa kelas yang memiliki permasalahan dan kendala-kendala apabila
dibandingkan dengan kelas VII lainnya adalah kelas VII-D. Hal ini ditunjukkan
dari banyaknya siswa kelas VII-D yang belum mencapai standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 untuk mata pelajaran IPS Geografi (tabel
14). Pada saat diadakan ulangan harian, kelas VII-D selalu mendapat rata-rata
paling rendah bila dibanding kelas VII yang lain. Berikut ini adalah kondisi awal
motivasi dan hasil belajar IPS Geografi siswa kelas VII-D.
a. Kondisi awal motivasi siswa
Berdasarkan kegiatan pra siklus tersebut, diketahui bahwa kelas VII-D
memiliki permasalahan terhadap pembelajaran IPS Geografi. Pada saat
pembelajaran, banyak siswa pasif dan enggan untuk bertanya kepada guru,
pada saat diberi tugas kelompok ada beberapa yang ribut sendiri dan tidak
sedikit pula yang terlihat malas berdiskusi. Namun masih ada beberapa siswa
yang berusaha mencatat dan memperhatikan materi yang disampaikan (untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23). Berikut disajikan tabel
motivasi awal siswa.
Tabel 14. Motivasi awal siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Kategori Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat Rendah
2 8 13 9 1
6% 24,24% 39,39% 27,27%
3% Sumber : Data Primer PTK 2009/2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Data diatas dapat digambarkan dibawah ini :
Gambar 8. Diagram motivasi awal siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
b. Kondisi awal hasil belajar siswa
Dengan analisis dokumen hasil belajar pada ulangan harian semester
genap, dapat diketahui siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) secara klasikal pada kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran berjumlah 15
siswa (42,86% dari jumlah siswa) sedangkan yang tuntas adalah 20 siswa
(57,14% dari jumlah siswa) dapat dilihat pada lampiran 22. Berikut disajikan
tabel hasil belajar siklus I.
Tabel 15. Ketuntasan Nilai Semester Genap Siswa Kelas VII-D SMP
Negeri 2 Sumberlawang Sebagai Data Awal.
No. Jumlah Ketuntasan Rata-rata
Siswa (%)
1. 2.
20 15
57,14 42,86
Tuntas Belum Tuntas
63,6
Sumber : Dok. Guru pengampu pelajaran geografi kelas VII SMP Negeri 2 Sumberlawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Data diatas dapat digambarkan dibawah ini :
Gambar 9. Diagram Ketuntasan Nilai pada Semester Genap Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Sehingga berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi tersebut,
penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament). Diharapkan dengan usaha ini akan mampu
mengurangi permasalahan selama pembelajaran dan mampu meningkatkan
motivasi serta hasil belajar siswa.
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan penulis mempersiapkan beberapa komponen
terkait dengan materi yang di sampaikan pada siklus I ini dengan pokok
bahasan “Hidrosfer” sub pokok bahasan Siklus hidrologi dan bentuk-bentuk
tubuh air. Penulis menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk
siklus I dan menyediakan instrumen yang diperlukan selama siklus I (dapat
dilihat pada lampiran 3).
b. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
yaitu pada tanggal 03 Mei dan 08 Mei 2010 di ruang Laboratorium IPA SMP
Negeri 2 Sumberlawang. Penelitian tersebut tidak dilakukan di ruang kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
VII-D dikarenakan ruang kelas sedang dalam tahap renovasi sehingga fasilitas
yang dibutuhkan belum memadai. Pada pelaksanaan siklus I ini penulis
bertindak sebagai observer yang akan mengamati setiap jalannya proses
kegiatan belajar mengajar.
Pada pertemuan 1 dan 2 kegiatannya adalah penyampaian materi
dengan media yang lebih menarik, sedangkan pada pertemuan kedua kegiatan
intinya adalah turnamen TTS dan pemberian tes formatif tahap I sebanyak 15
soal yaitu 10 soal plihan ganda dan 5 soal essay (lampiran 6). Materi yang
diberikan pada siklus I ini adalah Siklus hidrologi dan bentuk-bentuk tubuh
air. Tabel berikut adalah rincian langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dengan metode Teams Games Tournaments pada siklus I.
Tabel 16. Langkah-langkah pembelajaran Siklus I
Pertemuan Pertama (2x40 menit) pada hari Senin, 03 Mei 2010
No. Guru Siswa Observer Hasil
1.
Pendahuluan :
- Memeriksa
kehadiran siswa
dan kebersihan
kelas.
- Apersepsi
Guru
menanyakan
materi
sebelumnya.
- Siswa
memperhati-
kan dan
mengumpul-
kan sampah
yang tercecer
di kelas.
- Siswa
menjawab
pertanyaan
dari guru.
- Observer
mencatat
siswa yang
tidak hadir
- Observer
mencatat
siswa yang
menjawab
pertanyaan
guru.
- 1 siswa yang
tidak hadir
tanpa
keterangan,
siswa me-
ngumpulkan
sampah ker-
tas dan mem-
buangnya.
- 5 siswa yang
berebut
menjawab
pertanyaan
dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2.
- Motivasi
Memutar video
siklus hidrologi.
Kegiatan Inti :
- Guru
menyampaikan
tujuan belajar
dan
menjelaskan
metode
pembelajaran
TGT.
- Guru membagi
siswa menjadi 7
kelompok.
- Guru
menjelaskan
materi siklus
hidrologi dan
bagian-
bagiannya.
- Siswa
memperhati-
kan dengan
baik video
tersebut.
- Siswa
memperhatik
an penjelasan
dari guru.
- Siswa
bergabung
dengan
kelompok
masing-
masing.
- Siswa
memperhatik
an dan
mencatat
materi yang
disampaikan
guru.
- Mencatat
dan
mengamati
kegiatan
siswa
selama
video
diputar.
- Mencatat
dan
mengamati
kegiatan
siswa dan
kinerja
guru.
- Observer
mengamati
kerjasama
siswa
dalam
kelompok.
- Observer
mengamati
kinerja
guru dan
juga
kegiatan
siswa.
- Siswa
memperhatik
an dengan
baik video
siklus
hidrologi
- Kondisi kelas
masih
kondusif dan
murid-murid
memperhatik
an dengan
baik.
- Siswa kurang
antusias
bergabung
dengan
kelompok.
- Alokasi
waktu guru
menerangkan
kurang baik,
siswa kurang
antusias saat
penyampaian
materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3.
- Guru
memberikan
lembar kerja
pada setiap
kelompok.
Penutup
- Refleksi
(1) Guru
menyimpul-
kan kegiatan
belajar me-
ngajar.
(2) Guru
memberikan
penguatan
materi yang
telah diba-
has.
- Tindak lanjut
Guru membe-
rikan tugas ru-
mah pada siswa.
- Siswa
bergabung
dengan
kelompok
masing-
masing untuk
berdiskusi.
- Siswa ikut
serta
menyimpulk
an dengan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
guru.
- Siswa
mencatat
tugas yang
diberikan
oleh guru.
- Observer
mengamati
kegiatan
siswa saat
berdiskusi
dalam
kelompok.
- Observer
melakukan
rekapitulasi
data
observasi
yang
didapat
pada
pertemuan
1 siklus I
- Observer
menganali-
sa hasil
pengama-
tan siswa
dan guru
pada per-
temuan 1.
- Hanya
beberapa
siswa saja
yang mau
berdiskusi
dengan
kelompok,
siswa yang
lain pasif.
- Dari hasil
pengamatan
guru masih
kurang baik
dalam
mengalokasik
an waktu
sehingga
tidak sesuai
rencana,
siswa masih
pasif dan
kurang
termotivasi.
- Diberikan
perbaikan
pada
pertemuan 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pertemuan Kedua (3x40 menit) pada hari Sabtu, 08 Mei 2010
No. Guru Siswa Observer Hasil
1.
2.
Pendahuluan :
- Memeriksa
kehadiran siswa
dan kebersihan
kelas.
- Apersepsi
Guru
menanyakan
pengertian
hidrologi dan
siklus hidrologi.
- Motivasi
Menampilkan
gambar bentuk-
bentuk tubuh
air.
Kegiatan Inti :
- Guru
menjelaskan
materi bahasan
bentuk-bentuk
tubuh air.
- Siswa
memperhati-
kan dan
mengumpulk
an sampah
yang tercecer
di kelas.
- Siswa
menjawab
pertanyaan
dari guru.
- Siswa
memperhati-
kan dengan
baik video
tersebut.
- Siswa
memperhatik
an penjelasan
dari guru.
- Observer
mengamati
semua
kegiatan
siswa.
- Observer
mencatat
siswa yang
menjawab
pertanyaan
guru.
- Mencatat
dan
mengamati
kegiatan
siswa.
- Mencatat
dan
mengamati
kegiatan
siswa dan
kinerja
- 2 siswa yang
tidak hadir
karena sakit.
- 10 siswa
yang berebut
menjawab
pertanyaan
dari guru.
- Siswa
memperhati-
kan dengan
baik gambar-
gambar yang
ditayangkan
dengan
powerpoint.
- Pemanfaatan
media oleh
guru belum
optimal,
siswa belum
paham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3.
- Guru
mengadakan
permainan
dengan mengisi
TTS secara
berkelompok.
- Guru
mencocokkan
jawaban TTS.
- Guru
memberikan
penghargaan
pada kelompok
yang memiliki
skor tertinggi.
Penutup
- Evaluasi
Guru
- Siswa
bergabung
dengan
kelompok
untuk
bermain
TTS.
- Siswa
berebut
menjawab
pertanyaan.
- Siswa senang
saat
menerima
penghargaan
dan antusias
- Siswa
mengerjakan
guru.
- Observer
mengamati
kerjasama
dalam
kelompok
dan
aktivitas
guru.
- Observer
mengamati
jalannya
permainan
TTS.
- Observer
menyediak
an hadiah.
- Observer
yang
terhadap
materi yang
disampaikan.
- Siswa
antusias
dengan
permainan
TTS ini.
- Permainan
ricuh karena
siswa terlalu
bersemangat
menjawab
namun dapat
segera
diatasi.
- Diperoleh
pemenang
turnamen
yaitu
kelompok 3
(super team)
dan
kelompok 1
(good team).
- Mendapat
rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
memberikan
penilaian
melalui tes
formatif.
- Refleksi
(1) Guru
menyimpul-
kan kegiatan
belajar me-
ngajar.
(2) Guru
memberikan
penguatan
materi yang
telah diba-
has.
- Tindak lanjut
Guru membe-
rikan tugas ru-
mah pada siswa.
tes formatif
secara
mandiri.
- Siswa ikut
serta
menyimpulk
an dengan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
guru.
- Siswa
mencatat
tugas yang
diberikan
oleh guru.
mengoreksi
hasil tes
formatif
tersebut.
- Observer
melakukan
rekapitulasi
data yang
didapat
pada
pertemuan
1 dan 2
siklus I
- Observer
menganali-
sa hasil
pengama-
tan siswa
dan guru
pada
pertemuan
1 dan 2.
klasikal
62.86%
- Dari hasil
pengamatan
guru masih
kurang baik
dalam
mengalokasi-
kan waktu
sehingga
tidak sesuai
rencana,
penggunaan
media belum
optimal,
siswa masih
pasif dan
kurang
termotivasi.
- Diberikan
perbaikan
pada siklus
II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c. Observasi
Pada kegiatan pembelajaran Siklus I ini, guru kolaborasi bertindak
sebagai guru, dan peneliti bertindak sebagai observer yang mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang
dilaksanakan oleh penulis terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh hasil
sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Siklus I
a) Hasil Observasi Kinerja Guru
(1) Guru sudah baik dalam mengkondisikan kelas.
(2) Guru sudah baik dalam mempersiapkan siswa untuk belajar.
(3) Dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan
metode Teams Games Tournament guru masih kurang baik.
(4) Guru kurang baik dalam melakukan kegiatan apersepsi.
(5) Guru masih kurang baik dalam memberikan motivasi terhadap
siswa.
(6) Dalam penguasaan materi guru masih perlu banyak referensi
tentang kejadian-kejadian yang terbaru agar kinerjanya dapat lebih
baik.
(7) Guru sudah baik dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan.
(8) Kurang baik dalam menyampaikan materi dengan jelas, sesuai
dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa.
(9) Guru sudah baik dalam mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan.
(10) Kurang baik dalam melaksanakan sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan karakteristik siswa.
(11) Dapat menguasai kelas dengan baik.
(12) Guru tidak baik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncsiswaan.
(13) Kurang baik dalam melaksanakan pembelajaran secara runtut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
(14) Dalam membentuk kelompok belajar, guru sudah melakukan
dengan baik. Tiap kelompok terdiri dari 5 orang dan pengaturan
tempat duduknya juga sudah baik karena dengan posisi saling
berhadapan, siswa dapat langsung bertatap muka satu sama lain.
(15) Guru sudah baik dalam membagikan lembar kerja.
(16) Guru juga menganjurkan siswa untuk bekerja secara berkelompok
dengan baik.
(17) Guru juga berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok
(18) Guru juga bertindak sebagai sebagai narasumber dan fasilitator
dengan baik.
(19) Setelah selesai mengerjakan lembar kegiatan dalam kelompok,
guru memberikan tes individu pada seluruh siswa.
(20) Guru kurang baik dalam memberikan penghargaan dan penguatan
terhadap siswa.
(21) Guru kurang baik dalam menggunakan media secara efektif dan
efisien.
(22) Pesan yang dihasilkan oleh guru sudah baik dan menarik.
(23) Guru kurang melibatkan siswa dalam pemanfaatan media.
(24) Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran.
(25) Guru kurang menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.
(26) Guru sudah baik dalam menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam belajar.
(27) Guru kurang baik dalam menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
(28) Gaya dalam menyampaikan pesan kurang sesuai.
(29) Guru sudah baik dalam melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa.
(30) Dalam melaksanakan tindak lanjut guru kurang memberikan
arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi atau
pengayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Observasi terhadap kinerja guru dilakukan untuk mengetahui
masalah pembelajaran di kelas VII-D hanya berasal dari siswa atau
juga berasal dari guru. Berdasarkan pengamatan kinerja guru selama
pembelajaran berlangsung diperoleh hasil bahwa kinerja guru pada
pembelajaran siklus I mendapatkan skor 3,4 termasuk kriteria kurang
baik (lebih jelasnya ada di lampiran 25). Oleh karena itu perlu adanya
perbaikan kinerja guru pada siklus II.
b) Hasil Observasi Bagi Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
Pada siklus I ini keadaan kelas sangat terkendali. Pada intinya
siswa kelas VII-D merupakan kelas yang tidak terlalu gaduh melainkan
cenderung pasif. Letak sekolah di pedesaan dan para siswanya lebih
banyak berasal dari lingkungan sekitar, menjadikan siswa cenderung
pemalu dan lebih banyak diam.
Gambar 10. Lingkungan sekitar SMP Negeri 2 Sumberlawang (Dok. Penulis)
Selama siklus I berlangsung baik itu pertemuan 1 dan 2, siswa
masih relatif diam dan lebih cenderung pasif. Dari hasil pengamatan
siklus I, masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diperbaiki
secara lanjut, diantaranya yaitu pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung banyak siswa yang kurang fokus pada penjelasan guru
sehingga pada saat guru bertanya banyak siswa yang tidak merespon,
mereka lebih banyak diam dan hanya berbisik-bisik dengan teman satu
kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Beberapa masalah tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar
dibawah ini :
Gambar 11. Suasana kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang saat dimulai pembelajaran (Dok. Penulis).
Gambar 12. Siswa lebih banyak diam (Sumber : Dokumen Penulis).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 13. Siswa tidak memperhatikan guru (Dok. Penulis).
Siswa terlihat lebih semangat pada saat mengerjakan lembar
TTS (dapat dilihat lampiran 11). Pengisian lembar TTS pada siklus ini
menarik namun terjadi beberapa keributan kecil karena masing-masing
kelompok ingin menjawab semua pertanyaan dari TTS yang
diperebutkan. Namun setelah disepakati ada perwakilan dari
kelompok masing-masing keributan tersebut dapat diredam.
Gambar 14. Guru mengawasi siswa saat mengisi lembar TTS (Sumber : Dokumen Penulis).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 15. Siswa bekerjasama mengisi lembar TTS pada siklus I (Dok. Penulis).
Gambar 16. Turnamen TTS Siklus I (Sumber : Dokumen Penulis).
Turnamen TTS pada siklus I ini memiliki kelemahan pada
kegiatan evaluasinya, karena semua anggota pada tiap kelompok
menunjukkan jari pada saat akan menjawab pertanyaan soal TTS
kelompok tersebut sehingga suasana sedikit ricuh dan kurang
terkendali. Maka dari itu perlu adanya perbaikan sistem permainan
pada siklus selanjutnya agar suasana kelas tidak menjadi ricuh dan
permainan berjalan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Pada siklus I ini yang menjadi pemenang dengan gelar super
team adalah kelompok 3 sedangkan untuk gelar good team adalah
kelompok 1 dan masing-masing anggota kelompok mendapatkan
hadiah sebagai wujud kerja keras dalam permainan tersebut. Nilai
kelompok pada siklus I dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 17. Daftar Nilai Kelompok
No. Kelompok Nilai Peringkat Gelar 1. I 300 2 Good team 2. II 150 4 - 3. III 550 1 Super team 4. IV 250 3 - 5. V 150 5 - 6. VI 100 6 - 7. VII 100 7 -
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Selama pembelajaran berlangsung observer tidak hanya
mengamati kinerja guru namun juga kegiatan siswa selama
pembelajaran. Berikut yang diperoleh dari pengamatan penulis (lebih
jelasnya ada pada lampiran 23) :
Tabel 18. Hasil Observasi siswa individu siklus I
No. Kegiatan Siswa Jumlah Siswa
1. Kehadiran siswa. 35
2. Siap dengan peralatan belajarnya dan membuka bukunya.
32
3. Siswa saling berebut menjawab pertanyaan dari guru.
8
4. Siswa terdorong untuk bertanya pada guru. 6 5. Siswa mencatat materi yang disampaikan
guru. 17
6. Siswa secara individu berperan dalam kelompok untuk mendapatkan skor maksimal.
20
7. Siswa mengerjakan setiap tugas yang diperintahkan guru.
29
8. Siswa mengerjakan soal individu dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
maksimal.
9. Siswa terdorong untuk aktif dalam kegiatan permainan di kelas.
19
10. Siswa antusias dengan kegiatan belajar yang menyenangkan.
17
11. Mengerjakan pekerjaan lain. 10
12. Siswa tampak lesu 11
13. Siswa mengantuk 15
14. Menganggu teman lain dan membuat gaduh dalam kelas.
7
15. Siswa bicara sendiri saat pelajaran 6
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Selain mengamati kegiatan siswa secara individu, peneliti juga
mengamati kegiatan secara kelompok. Pengamatan kelompok ini
dilakukan pada saat mengerjakan lembar kerja siswa pada pertemuan 1
dan lembar TTS pada pertemuan 2. Pengamatan kelompok ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran masing-masing
siswa dalam kemajuan kelompoknya (untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 20) . Berikut disajikan tabel motivasi kelompok
siklus I.
Tabel 19. Hasil Observasi Kelompok Proses Pembelajaran Siklus I
No Kegiatan Siswa Kelompok (%) Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7
1. Siswa antusias bergabung dengan kelompoknya sesuai dengan instruksi guru.
80 60 100 100 60 100 40 77
2. Siswa menerima anggota kelompoknya dengan baik.
100 100 100 100 40 40 40 74
3. Siswa terdorong rasa ingin tahu terhadap lembar kerja yang diberikan guru.
100 60 100 100 80 100 20 80
4. Siswa semangat menyelesaikan lembar kerja dengan kelompoknya.
60 40 60 20 40 40 20 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
5. Siswa bekerjasama secara aktif dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja.
60 40 60 60 80 60 0 51
6. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya saat menemukan kesulitan dalam menemukan mengerjakan lembar kerja.
60 60 60 20 100 80 0 54
7. Siswa terdorong untuk menyelesaikan dengan sungguh-sungguh lembar kerja yang diberikan oleh guru
60 40 100 20 100 80 20 60
8. Siswa memusatkan perhatian dalam menyelesaikan lembar kerja.
80 40 100 100 60 80 20 69
9. Siswa tertantang untuk mendapatkan skor yang maksimal bagi kelompoknya.
60 40 40 40 40 40 40 43
10. Siswa bersaing dengan kelompok lain untuk menjadi super team dan good team.
60 40 40 40 40 40 40 43
Rata-rata 72 52 76 60 64 66 24
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok 3 memiliki motivasi yang sangat tinggi sama seperti
kelompok 1, sedangkan kelompok yang memiliki motivasi rendah
adalah kelompok 7 (untuk lebih jelasnya ada pada lampiran 24).
c) Hasil Observasi motivasi siswa
Skor motivasi siswa siklus I diperoleh dari hasil pengamatan
motivasi siswa oleh penulis (dapat dilihat pada lampiran 23). Berikut
disajikan tabel motivasi siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 20. Motivasi siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang pada siklus I
Kategori Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
12
11
7
0
14,29%
34,29%
31,43%
20%
0
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Data pada tabel diatas dapat digambarkan dibawah ini :
Gambar 17. Diagram motivasi siswa pada siklus I kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
2) Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara individu hasil belajar
siswa dapat dikelompokkan dalam kategori tuntas dan belum tuntas,
berikut disajikan tabel hasil belajar siklus I.
Tabel 21. Nilai tes siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang pada siklus I
No Hasil tes Jumlah
Ketuntasan Siswa (%)
1. 2.
Nilai kurang dari 65 Nilai 65 keatas
13 22
37,14 62,86
Belum Tuntas Tuntas
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Data pada tabel diatas dapat digambarkan dibawah ini :
Gambar 18. Diagram hasil belajar siswa pada siklus I kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah siswa kelas VII-D secara
keseluruhan yaitu 35 siswa, yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak
13 siswa dan yang mendapat nilai 65 ke atas ada 22 siswa (dapat dilihat
pada lampiran 22). Dengan kata lain, siswa yang tuntas belajar secara
individu ada 22 siswa (62,86%) sedangkan yang 13 siswa (37,14%) belum
mengalami ketuntasan belajar secara individu. Secara klasikal kelas VII-
D belum mencapai ketuntasan belajar, karena batas ketuntasan belajar
secara klasikal adalah 75% dari jumlah siswa yang mendapat nilai 65
keatas dan yang dicapai oleh kelas VII-D hanya 62,86% dengan rata-rata
kelas 68,8.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa siklus I terdapat
perkembangan cukup baik dalam kegiatan belajar mengajar yang terlihat
pada tabel dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 22. Perkembangan hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang pada siklus I.
Kondisi Awal Siklus I Keterangan
Rata-rata Klasikal Rata-rata Klasikal 63,6 57,14% 68,8 62,86% Skor nilai
max = 100 Batas tuntas klasikal = 75% siswa di kelas tersebut mendapat nilai ≥65.
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
d. Analisis dan Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan analisis siklus I, dalam penelitian
tindakan kelas siklus I, masih banyak ditemukan kekurangan baik pada guru
sebagai pengajar maupun pada siswa sebagai obyek penelitian. Kekurangan
tersebut antara lain :
1) Dilihat dari kinerja guru
a) Penggunaan media pembelajaran belum optimal, karena guru
terlalu fokus pada pemberian pertanyaan dan penyampaian materi.
b) Guru masih kurang dalam menstimulus siswa untuk menemukan
konsep berdasarkan fenomena yang ada (masalah yang harus
dipecahkan). Hal ini karena guru masih kurang referensi materi
yang disampaikan.
c) Guru masih kurang memberikan pujian bagi siswa yang menjawab
pertanyaan yang diberikan.
d) Penyampaian materi oleh guru belum begitu jelas dan terlalu lama
dalam menjelaskannya.
e) Alokasi waktu guru dalam menyampaikan materi kurang baik
sehingga waktu banyak tersita hanya untuk materi saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2) Dilihat dari segi siswa
Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut :
a) Siswa masih canggung dalam pembelajaran karena terlalu banyak
orang didalam kelas disertai dengan perekaman kegiatan selama
pembelajaran berlangsung.
b) Siswa yang tidak memperhatikan dan cenderung pasif dalam
kegiatan tanya-jawab.
c) Ada beberapa siswa yang kurang dapat bergabung dengan anggota
kelompok yang lain.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada Siklus I tersebut,
maka diperlukan adanya perbaikan pada Siklus II. Adapun perbaikan pada
Siklus II adalah :
Guru dalam pengelolaan waktu harus tepat, sehingga kegiatan belajar
yang sudah direncanakan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan.
Guru menambah referensi materi sehingga dapat memberikan contoh-
contoh nyata sehingga siswa mudah memahami materi.
Guru lebih memotivasi siswa dengan memberikan pujian apabila siswa
dapat menjawab pertanyaan.
Guru mengoptimalkan dalam penggunaan media pembelajaran.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan penulis mempersiapkan beberapa komponen
terkait dengan materi yang di sampaikan pada siklus II ini tentang Pengertian
Laut dan klasifikasinya dan perbedaan pantai dan pesisir. Penulis
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II dan
menyediakan instrumen yang diperlukan selama siklus II (dapat dilihat pada
lampiran 4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
b. Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan pada tanggal 10 Mei dan 17 Mei 2010
di ruang Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Sumberlawang. Pada pelaksanaan
Tindakan siklus II ini penulis bertindak sebagai observator yang akan
mengamati setiap jalannya proses kegiatan belajar mengajar.
Pada pertemuan 1 dan 2 kegiatannya hampir sama pada siklus I yaitu
penyampaian materi dan kegiatan intinya adalah turnamen TTS yang berbeda
penyajiannya dari siklus I dan pemberian tes formatif tahap I sebanyak 15 soal
yaitu 10 soal plihan ganda dan 5 soal essay (lampiran 7). Materi yang
disampaikan yaitu tentang Pengertian Laut dan klasifikasinya dan perbedaan
pantai dan pesisir. Tabel berikut adalah rincian langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dengan metode Teams Games Tournaments pada siklus II.
Tabel 23. Langkah-langkah pembelajaran Siklus II
Pertemuan Pertama (2x40 menit) pada hari Senin, 10 Mei 2010
No. Guru Siswa Observer Hasil
1.
Pendahuluan :
- Memeriksa
kehadiran siswa dan
kebersihan kelas
- Apersepsi
Guru menanyakan
materi sebelumnya
dan
menghubungkannya
- Siswa
memper-
hatikan dan
mengum-
pulkan
sampah
yang ter-
cecer di
kelas.
- Siswa
menjawab
pertanyaan
dari guru.
- Observer
mencatat
siswa
yang tidak
hadir
- Observer
mencatat
siswa
yang
menjawab
- Semua
siswa hadir
dan kelas
bersih
- 15 siswa
yang
berebut
menjawab
pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2.
dengan materi yang
akan dipelajari.
- Motivasi
Menunjukkan peta
Indonesia.
Kegiatan Inti :
- Guru
menyampaikan
tujuan belajar dan
menjelaskan
metode
pembelajaran TGT.
- Guru membagi
siswa menjadi 7
kelompok.
- Guru menjelaskan
materi laut dan
klasifikasinya.
- Siswa
memperhati
kan
penjelasan
guru.
- Siswa
memperhati
kan
penjelasan
dari guru.
- Siswa
bergabung
dengan
kelompok
masing-
masing.
- Siswa
memperhati
kan dan
mencatat
materi yang
disampai-
pertanyaan
guru.
- Mencatat
dan
menga-
mati ke-
giatan sis-
wa selama
video
diputar.
- Mencatat
dan
menga-
mati
kegiatan
siswa dan
kinerja
guru.
- Observer
menga-
mati kerja-
sama
siswa
dalam
kelompok.
- Observer
mengama-
ti kinerja
guru dan
juga
kegiatan
dari guru.
- Siswa
menjawab
dan
merespon
pertanyaan
guru.
- Kondisi
kelas masih
kondusif
dan murid-
murid
memperhati
kan dengan
baik.
- Siswa
kurang
antusias
bergabung
dengan
kelompok.
- Guru
kurang
menstimu-
lus siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3.
- Guru memberikan
lembar kerja pada
setiap kelompok
untuk didiskusikan
kemudian
dipresentasikan.
Penutup
- Refleksi
(1) Guru
menyimpulkan
kegiatan belajar
mengajar.
(2) Guru
memberikan
penguatan
materi yang
telah dibahas.
- Tindak lanjut
Guru memberikan
tugas rumah pada
siswa.
kan guru.
- Siswa
bergabung
dengan
kelompok
masing-
masing
untuk
berdiskusi.
- Siswa ikut
serta
menyimpul
kan dengan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
guru.
- Siswa
mencatat
tugas yang
diberikan
oleh guru.
siswa.
- Observer
menga-
mati
kegiatan
siswa saat
berdiskusi
dalam
kelompok.
- Observer
melakukan
rekapitulas
i data
observasi
yang
didapat
pada
pertemuan
1 siklus I
- Observer
mengana-
lisa hasil
pengama-
tan siswa
dan guru.
- Hanya
beberapa
siswa saja
yang mau
berdiskusi
dengan
kelompok,
siswa yang
lain pasif.
- Dari hasil
pengamatan
guru masih
kurang
menstimu-
lus siswa,
siswa
kurang
berbaur
dengan
anggota
kelompok-
nya.
- Diberikan
perbaikan
pada
pertemuan
2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Pertemuan Kedua (3x40 menit) pada hari Senin, 17 Mei 2010
No. Guru Siswa Observer Hasil
1.
2.
Pendahuluan :
- Memeriksa
kehadiran siswa
dan kebersihan
kelas
- Apersepsi
Guru
menanyakan
pengertian
hidrologi dan
siklus hidrologi.
- Motivasi
Menunjukkan
video tentang
pantai dan
pesisir.
Kegiatan Inti :
- Guru
menjelaskan
materi bahasan
jenis perairan
laut di
Indonesia dan
manfaatnya.
- Siswa
memperhati-
kan dan
mengumpulk
an sampah
yang tercecer
di kelas.
- Siswa
menjawab
pertanyaan
dari guru.
- Siswa
memperhati-
kan dengan
baik video
tersebut.
- Siswa
memperhatik
an penjelasan
dari guru.
- Observer
mengamati
semua
kegiatan
siswa.
- Observer
mencatat
siswa yang
menjawab
pertanyaan
guru.
- Mencatat
dan
mengamati
kegiatan
siswa.
- Mencatat
dan
mengamati
kegiatan
siswa dan
kinerja
guru.
- Siswa hadir
semua dan
kelas bersih.
- 12 siswa
yang berebut
menjawab
pertanyaan
dari guru.
- Siswa
antusias
melihat video
tersebut.
- Alokasi
waktu,
pemanfaatan
media dan
stimulus guru
sudah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
3.
- Guru
mengadakan
permainan
dengan mengisi
TTS yang
ditampilkan
didepan kelas
secara
berkelompok
dengan
memberikan
pertanyaan
lemparan bagi
tiap-tiap
kelompok.
- Guru
memberikan
penghargaan
pada kelompok
yang memiliki
skor tertinggi.
Penutup
- Evaluasi
Guru
memberikan
penilaian
melalui tes
formatif.
- Siswa
berebut
menjawab
pertanyaan.
- Siswa senang
saat
menerima
penghargaan
dan antusias
- Siswa
mengerjakan
tes formatif
secara
mandiri.
- Observer
mengamati
kerjasama
dalam
kelompok
dan
aktivitas
guru.
Observer
mengamati
jalannya
permainan
TTS.
- Observer
menyediak
an hadiah.
- Observer
yang
mengoreksi
hasil tes
formatif
tersebut.
- Siswa
antusias
dengan
permainan
TTS ini,
siswa saling
berlomba
untuk
mendapat
penghargaan.
- Diperoleh
pemenang
turnamen
yaitu
kelompok 5
(super team)
dan
kelompok 7
(good team).
- rata-rata
klasikal
meningkat
menjadi
82,86%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
- Refleksi
(1) Guru
menyimpul-
kan kegiatan
belajar me-
ngajar.
(2) Guru
memberikan
penguatan
materi yang
telah diba-
has.
- Tindak lanjut
Guru membe-
rikan tugas ru-
mah pada siswa.
- Siswa ikut
serta
menyimpulk
an dengan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
guru.
- Siswa
mencatat
tugas yang
diberikan
oleh guru.
- Observer
melakukan
rekapitulasi
data yang
didapat
pada
pertemuan
1 dan 2
siklus II
- Observer
menganali-
sa hasil
pengama-
tan siswa
dan guru
pada siklus
I dan II.
- Secara
keseluruhan
motivasi dan
hasil belajar
meningkat
dan sesuai
target yaitu
lebih dari
75%.
- Karena telah
mencapai
target maka
penelitian
dinyatakan
berhasil
dengan 2
siklus.
c. Observasi
Pada kegiatan pembelajaran Siklus II ini, guru kolaborasi bertindak
sebagai guru, dan peneliti bertindak sebagai observer yang mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang
dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan
sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Siklus II
a) Hasil Observasi Kinerja Guru
(1) Guru sudah baik dalam mengkondisikan kelas.
(2) Guru sudah baik dalam mempersiapkan siswa untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
(3) Dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan
metode Teams Games Tournament guru sudah sangat baik.
(4) Guru sudah baik dalam melakukan kegiatan apersepsi.
(5) Guru sudah baik dalam memberikan motivasi terhadap siswa.
(6) Penguasaan materi pembelajaran guru sudah baik.
(7) Guru sudah baik dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan.
(8) Guru sudah baik dalam menyampaikan materi dengan jelas,
sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa.
(9) Guru masih kurang baik dalam mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan.
(10) Guru sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan karakteristik siswa.
(11) Dapat menguasai kelas dengan baik.
(12) Guru sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran karena
sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
(13) Kurang baik dalam melaksanakan pembelajaran secara runtut.
(14) Dalam membentuk kelompok belajar, guru sudah melakukan
dengan baik. Tiap kelompok terdiri dari 5 orang dan pengaturan
tempat duduknya juga sudah baik karena dengan posisi saling
berhadapan, siswa dapat langsung bertatap muka satu sama lain.
(15) Guru sudah baik dalam membagikan lembar kerja.
(16) Guru menganjurkan siswa untuk bekerja secara berkelompok
dengan baik.
(17) Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok dengan
sangat baik.
(18) Guru sudah bertindak sebagai sebagai narasumber dan fasilitator
dengan sangat baik.
(19) Setelah selesai mengerjakan lembar kegiatan dalam kelompok,
guru memberikan tes individu pada seluruh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
(20) Guru kurang baik dalam memberikan penghargaan dan
penguatan terhadap siswa.
(21) Guru kurang baik dalam menggunakan media secara efektif dan
efisien.
(22) Pesan yang dihasilkan oleh guru sudah baik dan menarik.
(23) Guru sudah melibatkan siswa dengan baik dalam pemanfaatan
media.
(24) Guru dengan baik menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran.
(25) Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dengan
baik.
(26) Guru sudah baik dalam menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam belajar.
(27) Guru sudah baik dalam menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
(28) Gaya dalam menyampaikan pesan sudah baik dan sesuai.
(29) Guru sudah baik dalam melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa.
(30) Dalam melaksanakan tindak lanjut guru sudah baik dalam
memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian
remidi atau pengayaan.
Setelah adanya perbaikan kinerja guru dari siklus I ke siklus II
sebagai berikut :
Pengelolaan waktu sudah tepat, sehingga kegiatan belajar yang
sudah direncanakan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan.
Guru menambah referensi materi sehingga dapat memberikan
contoh-contoh nyata sehingga siswa mudah memahami materi.
Guru lebih memotivasi siswa dengan memberikan pujian apabila
siswa dapat menjawab pertanyaan.
Guru mengoptimalkan dalam penggunaan media pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dari perbaikan siklus yang ada diatas maka diperoleh hasil
observasi kinerja guru pada pembelajaran siklus II ini dengan skor
4,03 dinyatakan baik (lebih jelasnya ada lihat Lampiran 25).
b) Hasil Observasi Bagi Siswa Pada Pembelajaran Siklus II
Pada siklus II siswa sudah lebih aktif daripada di siklus I. Ini
terlihat pada saat guru memasuki ruangan, para siswa mulai meminta
permainan diadakan lagi. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah
mulai termotivasi melalui tipe pembelajaran yang diberikan.
Beberapa dari siswa sudah lebih fokus dan memperhatikan dengan
baik penjelasan dari guru. Ini disebabkan karena penyampaian guru
pada saat siklus II ini lebih interaktif dan menarik dibanding siklus I.
Pertanyaan yang diajukan oleh guru juga dapat dijawab dengan baik
dan beberapa siswa saling berebut untuk menjawab pertanyaan dari
guru. Untuk permainannya pun juga lebih menarik daripada siklus I
karena turnamen TTS (lampiran 12) ditampilkan di depan kelas
dengan menggunakan slide powerpoint dan untuk mengisinya masing-
masing kelompok menjawab pertanyaan lemparan terlebih dahulu
sesuai dengan nomor undian yang diambil. Dengan permainan seperti
ini diharapkan agar siswa baik itu secara individu maupun kelompok
lebih termotivasi dalam belajar. Berikut adalah langkah-langkah
permainan pada siklus II :
a. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok dengan masing-masing anggota
sebanyak 5 orang.
b. Siswa menentukan wakil dari kelompok yang akan mengambil
nomor urut pertanyaan yang nantinya akan dijawab sebagai kunci
untuk mendapat kesempatan menjawab TTS yang ditampilkan
melalui slide powerpoint didepan kelas.
c. Kelompok yang berhasil menjawab dengan benar pada pertanyaan
tahap I berhak untuk masuk kedalam tahap pertanyaan II yaitu
pertanyaan lemparan (lihat lampiran 12).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
d. Kelompok yang dengan cepat dan benar menjawab diberi
kesempatan untuk menyelesaikan lembar TTS tersebut. Dan yang
menjadi pemenang adalah kelompok yang mendapat skor
tertinggi.
Gambar 19. Tiap kelompok mengambil nomor urut soal Sumber : Dokumen Penulis).
Gambar 20. Wakil Kelompok menjawab pertanyaan lemparan (Sumber : Dokumen Penulis).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 21. Mengisi TTS didepan kelas (Sumber : Dokumen Penulis).
Dalam setiap permainan juga diberikan penghargaan untuk
kelompok atau team yang berhasil menjadi pemenang. Pada siklus II
ini yang menjadi pemenang dengan gelar super team adalah kelompok
5 sedangkan untuk gelar good team adalah kelompok 7 dan masing-
masing anggota kelompok mendapatkan hadiah sebagai wujud kerja
keras dalam permainan tersebut. Nilai kelompok pada siklus I
disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 24. Daftar Nilai Kelompok
No. Kelompok Nilai Peringkat Gelar 1. I 50 5 - 2. II 200 3 - 3. III 100 4 - 4. IV 50 6 - 5. V 350 1 Super team 6. VI 0 7 - 7. VII 250 2 Good team
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010
Berikut ini adalah hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan
siswa untuk mengetahui motivasi selama pembelajaran IPS Geografi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
siklus II berlangsung. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 25. Hasil Observasi Siswa Individu pada Siklus II
No. Kegiatan Siswa Jumlah Siswa
1. Kehadiran siswa. 35
2. Siap dengan peralatan belajarnya dan membuka bukunya.
33
3. Siswa saling berebut menjawab pertanyaan dari guru.
9
4. Siswa terdorong untuk bertanya pada guru.
7
5. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru.
18
6. Siswa secara individu berperan dalam kelompok untuk mendapatkan skor maksimal.
21
7. Siswa mengerjakan setiap tugas yang diperintahkan guru.
29
8. Siswa mengerjakan soal individu dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai maksimal.
31
9. Siswa terdorong untuk aktif dalam kegiatan permainan di kelas.
20
10. Siswa antusias dengan kegiatan belajar yang menyenangkan.
19
11. Mengerjakan pekerjaan lain. 4
12. Siswa tampak lesu 9
13. Siswa tampak mengantuk 17
14. Menganggu teman lain dan membuat gaduh dalam kelas.
7
15. Siswa bicara sendiri saat pelajaran 6
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Selain mengamati kegiatan siswa secara individu, peneliti juga
mengamati kegiatan secara kelompok. Pengamatan kelompok ini
dilakukan pada saat mengerjakan lembar kerja siswa pada pertemuan 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
dan turnamen TTS pada pertemuan 2. Pada siklus II kegiatan yang
menunjukkan adanya motivasi siswa dalam kelompok (lampiran 20)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 26. Hasil Observasi Kelompok Proses Pembelajaran Siklus II
No Kegiatan Siswa Kelompok (%) Rata-
rata I II III IV V VI VII
1. Siswa antusias bergabung dengan kelompoknya sesuai dengan instruksi guru.
80 60 100 100 60 100 60 80
2. Siswa menerima anggota kelompoknya dengan baik.
100 100 100 100 60 40 80 83
3. Siswa terdorong rasa ingin tahu terhadap lembar kerja yang diberikan guru.
100 60 100 100 80 100 40 83
4. Siswa semangat menyelesaikan lembar kerja dengan kelompoknya.
60 40 80 20 60 40 40 49
5. Siswa bekerjasama secara aktif dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja.
60 40 80 60 80 60 0 54
6. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya saat menemukan kesulitan dalam menemukan mengerjakan lembar kerja.
60 80 80 40 100 60 80 71
7. Siswa terdorong untuk menyelesaikan dengan sungguh-sungguh lembar kerja yang diberikan oleh guru.
100 100 100 40 100 80 40 80
8. Siswa memusatkan perhatian dalam menyelesaikan lembar kerja.
100 100 100 100 60 80 40 83
9. Siswa tertantang untuk mendapatkan skor yang maksimal bagi kelompoknya.
80 40 40 40 40 60 40 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
10. Siswa bersaing dengan kelompok lain untuk menjadi super team dan good team.
60 60 40 40 40 60 60 51
Rata-rata 80 86 82 82 86 68 66
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi siswa dalam kelompok pada siklus II secara keseluruhan
mengalami peningkatan daripada siklus I. Ini terlihat dari rata-rata
skor motivasi kelompok yang ada pada tabel 16, skor rata-rata
motivasi kelompok pada siklus II mengalami peningkatan yaitu berada
pada kategori motivasi tinggi (untuk lebih jelasnya lihat lampiran 24).
Untuk perbandingannya berikut disajikan tabel motivasi kelompok.
Gambar 22. Diagram motivasi siswa dalam kelompok kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
c) Hasil Observasi Motivasi Siswa
Skor motivasi siswa siklus II diperoleh dari hasil pengamatan motivasi
siswa oleh peneliti (lebih jelasnya ada dilampiran 23). Siswa yang
mempunyai skor motivasi rendah sebesar 2,86% (1 siswa), motivasi
sedang 45,71% (16 siswa), motivasi tinggi 31,43% (11 siswa) dan
yang memiliki motivasi sangat tinggi 2% (7 siswa). Berikut disajikan
tabel motivasi siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 27. Kategori motivasi siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang pada siklus II.
Kategori Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat Rendah
7 11 16 1 0
2% 31,43% 45,71% 2,86%
0
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Data pada tabel diatas dapat digambarkan dibawah ini :
Gambar 23. Diagram motivasi siswa pada siklus II kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
2) Hasil Evaluasi Belajar Siklus II
Berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara individu hasil belajar
siswa dapat dikelompokkan dalam kategori tuntas dan belum tuntas,
seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 28. Nilai tes siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang pada siklus II
No. Hasil tes Jumlah
Ketuntasan Siswa (%)
1. 2.
Nilai kurang dari 65 Nilai 65 keatas
6 29
17,14 82,86
Belum Tuntas Tuntas
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Data pada tabel diatas dapat digambarkan dibawah ini :
Gambar 24. Diagram hasil belajar siswa pada siklus II kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
Berdasarkan tabel 27 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah siswa
kelas VII-D secara keseluruhan yaitu 35 siswa, yang mendapat nilai
kurang dari 65 sebanyak 6 siswa dan yang mendapat nilai 65 ke atas ada
29 siswa (Lihat Lampiran 22). Dengan kata lain, siswa yang tuntas belajar
secara individu ada 29 siswa (82,86%) sedangkan yang 6 siswa (17,14%)
belum mengalami ketuntasan belajar secara individu. Secara klasikal
kelas VII-D telah mencapai ketuntasan belajar, karena batas ketuntasan
belajar secara klasikal adalah 75% dari jumlah siswa yang mendapat nilai
65 keatas dan yang dicapai oleh kelas VII-D 82,86% dengan rata-rata
kelas 77.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa siklus II terdapat
perkembangan cukup baik dalam kegiatan belajar mengajar yang terlihat
pada tabel dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 29. Perbandingan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang Berdasarkan Ketuntasan Belajar Secara Individu.
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Keterangan Rata-
rata Klasikal Rata-
rata Klasikal Rata-
rata Klasikal
63,6 57,14% 68,8 62,86% 77 82,86% Skor nilai max = 100 Batas tuntas klasikal = 75% siswa di kelas tersebut mendapat nilai ≥65.
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Dari uraian diatas maka pada siklus II ini sudah memenuhi target
yang ditentukan dengan indikator sebagai berikut :
(1) Ketuntasan belajar siswa semakin meningkat hingga 82,86%, ini
berarti kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang telah mengalami
ketuntasan secara klasikal. Batas ketuntasan klasikal adalah lebih dari
75% jumlah siswa VII-D secara keseluruhan mendapat nilai 65.
(2) Pada aspek proses juga telah memenuhi target yang telah ditentukan,
hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya siswa yang
termotivasi dari sebelumnya pada siklus I hanya 80,01% menjadi
97,14%. Sehingga pada siklus II ini telah tercapai indikator bekerja
yaitu 75% dari jumlah siswa.
d. Analisis dan Refleksi Siklus II
Pada siklus II ini dilaksanakan metode TGT dengan menggunakan
media TTS (lampiran 12) yang berbeda dibanding siklus I. Dimulai dengan
mengambil nomor undian untuk menjawab soal tahap I kemudian tahap II
dengan soal lemparan baru akan semakin meningkatkan motivasi siswa.
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran pada
siklus sebelumnya telah diatasi. Guru telah berhasil membangkitkan semangat
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan lebih fokus
dibanding sebelumnya. Siswa terlihat sangat antusias mengikuti pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
geografi yang sedang berlangsung. Meskipun, ada diantara mereka yang masih
pasif ketika mengikuti pelajaran maupun saat kegiatan tanya jawab.
Berdasarkan tes yang diberikan guru pada akhir pelajaran diperoleh
rata-rata kelas 77. Siswa yang telah mencapai KKM adalah 29 siswa
(82,86%). Berdasarkan hasil yang telah dicapai tersebut berarti indikator
keberhasilan penelitian telah tercapai karena telah mencapai target yang
ditentukan yaitu 75%. Sedangkan perolehan skor motivasi siswa juga
mengalami peningkatan setelah di ukur dengan menggunakan pengamatan
siswa hingga mencapai indikator kinerja 77,14% yang terdiri dari 3 siswa
(8,57%) mempunyai motivasi sangat tinggi, 14 siswa (40%) motivasinya
tinggi, 10 siswa (28,57%) mempunyai motivasi sedang dan 8 siswa (22,86%)
mempunyai motivasi rendah. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang telah mencapai dengan indikator kerja yaitu 75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
4. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa
adalah 68,8 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 65. Siswa yang
mendapat nilai lebih dari KKM adalah 22 siswa (62,86%) dinyatakan sudah tuntas
dan 13 siswa (37,14%) dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran untuk
indikator kinerja ketuntasan sebesar 75%. Sedangkan pada pembelajaran siklus II
diperoleh data rata-rata hasil belajar siswa adalah 77. Siswa yang mendapat nilai
lebih dari KKM adalah 29 siswa (82,86%) dinyatakan sudah tuntas dan 6 siswa
(17,14%) mendapat nilai kurang dari KKM atau belum tuntas. Sehingga dalam
pembelajaran siklus II sudah berhasil karena lebih dari 75% siswa telah tuntas
dalam belajar, seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 30. Perbandingan Ketuntasan Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang.
No. Kriteria Jumlah Siswa
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1. 2.
Tuntas Belum Tuntas
15 20
22 13
29 6
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 25. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Motivasi siswa pada siklus II juga meningkat karena diberikan perbaikan
permainan yaitu turnamen TTS (dapat dilihat pada lampiran 12). Untuk lebih
jelasnya perbandingan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 31. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II.
No. Kegiatan Siswa Jumlah Siswa
Siklus I Siklus II Peningka-
tan 1. Kehadiran siswa. 35 35 -
2. Siap dengan peralatan belajarnya dan membuka bukunya.
32 33 +1
3. Siswa saling berebut menjawab pertanyaan dari guru.
8 9 +1
4. Siswa terdorong untuk bertanya pada guru.
6 7 +1
5. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru.
17 18 +1
6. Siswa secara individu berperan dalam kelompok untuk mendapatkan skor maksimal.
20 21 +1
7. Siswa mengerjakan setiap tugas yang diperintahkan guru.
29 29 -
8. Siswa mengerjakan soal individu dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai maksimal.
27 31 +4
9. Siswa terdorong untuk aktif dalam kegiatan permainan di kelas.
19 20 +1
10. Siswa antusias dengan kegiatan belajar yang menyenangkan.
17 19 +2
11. Mengerjakan pekerjaan lain. 10 4 -6
12. Siswa tampak lesu 11 9 -3
13 Siswa mengantuk 15 17 +2
14. Menganggu teman lain dan membuat gaduh dalam kelas.
7 7 -
15. Siswa bicara sendiri saat pelajaran
6 6 -
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Keterangan : + = adanya peningkatan jumlah siswa.
- = adanya penurunan jumlah siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tabel diatas menunjukkan peningkatan jumlah siswa sesuai dengan aspek-
aspek motivasi yang diamati. Sebagai contoh, aspek negatif (No 11 dan 12) dapat
dilihat adanya perubahan jumlah siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukkan siswa termotivasi walaupun masih ada kekurangan yaitu
bertambahnya jumlah siswa pada aspek (No 12) siswa tampak lesu bertambah dari
15 orang menjadi 17 orang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, sebagian besar siswa yang mengantuk ini tempat duduknya berada pada
deretan belakang karena posisi duduk yang jauh membuat siswa tersebut menjadi
mengantuk.
Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 26. Diagram Hasil Pengamatan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Selain meningkatkan motivasi secara individu perbaikan turnamen TTS
pada siklus II juga dinilai meningkatkan motivasi secara kelompok. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 32. Perbandingan Motivasi Siswa dalam kelompok pada Siklus I dan Siklus II.
No. Kegiatan Siswa Rata-rata
Siklus I Siklus II Peningka-
tan 1. Siswa antusias bergabung
dengan kelompoknya sesuai dengan instruksi guru.
77 80 +3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
2. Siswa menerima anggota kelompoknya dengan baik.
74 83 +9
3. Siswa terdorong rasa ingin tahu terhadap lembar kerja yang diberikan guru.
80 83 +3
4. Siswa semangat menyelesaikan lembar kerja dengan kelompoknya.
40 49 +9
5. Siswa bekerjasama secara aktif dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja.
51 54 +3
6. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya saat menemukan kesulitan dalam menemukan mengerjakan lembar kerja.
54 71 +17
7. Siswa terdorong untuk menyelesaikan dengan sungguh-sungguh lembar kerja yang diberikan oleh guru
60 80 +20
8. Siswa memusatkan perhatian dalam menyelesaikan lembar kerja.
69 83 +14
9. Siswa tertantang untuk mendapatkan skor yang maksimal bagi kelompoknya.
43 49 +6
10. Siswa bersaing dengan kelompok lain untuk menjadi super team dan good team.
43 51 +8
Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010.
Keterangan : + = adanya peningkatan jumlah siswa.
- = adanya penurunan jumlah siswa.
Pada siklus I motivasi siswa dalam kelompok memang cenderung rendah,
berdasarkan pengamatan ini dikarenakan siswa kelas VII-D masih terlihat malu
dan segan untuk bergabung dengan anggota kelompok lainnya ini terlihat pada
beberapa kelompok yaitu kelompok IV, V dan VII.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Gambar 27. Siswa segan bergabung dengan anggota kelompok yang lain (Sumber : Dokumen Penulis).
Namun setelah siklus II keadaan seperti pada siklus I sudah mulai berkurang
karena masing-masing siswa sudah terbiasa dengan keadaan yang ada pada
kelompoknya, sehingga kekompakan dalam kelompok sudah mulai terlihat baik.
Dengan begitu maka kerjasama dalam kelompok akan semakin baik dengan
tujuan bersama yaitu mencapai skor maksimal dalam turnamen.
Gambar 28. Siswa sudah tidak segan bergabung dengan kelompoknya (Sumber : Dokumen Penulis).
Dari uraian diatas ditunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada
siklus I belum tercapai dengan baik selain karena siswa masih canggung dengan
model pembelajaran TGT yang baru diterapkan juga karena masih terdapat
kelemahan-kelemahan terutama pada kinerja guru. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel 33. Perbandingan Observasi Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II.
NO. INDIKATOR ATAU ASPEK YANG DIAMATI
SKOR Siklus
I Siklus
II Pening-katan
I. PRA PEMBELAJARAN 1. Guru mengkondisikan kelas 4 4 - 2. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar 4 4 - 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dengan menggunakan metode Teams Games Tournament
3 5 +2
4. Melakukan kegiatan apersepsi 3 4 +1 5. Memberikan motivasi 3 4 +1
II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan materi pelajaran 6. Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran 3 4 +1
7. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
4 4 -
8. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa
3 4 +1
9. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
4 3 -1
B. Pendekatan/strategi pembelajaran 10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa
3 4 +1
11. Menguasai kelas 4 4 - 12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan 2 4 +2
13. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 4 +1 14. Guru membentuk kelompok belajar, tiap
kelompok terdiri dari 5 orang siswa dan mengatur tempat duduk siswa agar tiap anggota dapat bertatap muka
4 4 -
15. Guru membagikan lembar kerja siswa 4 4 - 16. Guru menganjurkan agar dalam
mengerjakan lembar kegiatan siswa dikerjakan secara berkelompok
4 4 -
17. Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok
4 5 +1
18. Guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator apabila diperlukan
4 5 +1
19. Setelah selesai mengerjakan lembar 4 4 -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
kegiatan dalam kelompok, guru memberikan tes individu pada seluruh siswa
20. Guru memberikan penghargaan dan penguatan pada siswa
3 4 +1
C. Pemanfaatan sumber belajar atau media pembelajaran
21. Menggunakan media secara efektif dan efisien
3 3 -
22. Menghasilkan pesan yang menarik 4 4 - 23. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media 3 4 +1
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
24. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
3 4 +1
25. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
3 4 +1
26. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
4 4 -
E. Penggunaan bahasa 27. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
jelas, baik dan benar 3 4 +1
28. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
3 4 +1
III. PENUTUP 29. Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa 4 4 -
30. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi atau pengayaan
3 4 +1
SKOR (Jml skor : 30) 3,4 4,03 Sumber : Buku 4 Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru (PLPG) 2010. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Keterangan : + = adanya peningkatan skor.
- = adanya penurunan skor.
Tabel diatas menunjukkan peningkatan skor kinerja guru, pada siklus I
diperoleh skor 3,4 dan meningkat menjadi 4,03 pada siklus II. Peningkatan
tersebut terjadi karena adanya perbaikan dari siklus I ke siklus II sebagai contoh,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, alokasi waktu pada saat
guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I tidak baik karena pada siklus ini
guru terlalu lama menjelaskan materi dan terkesan grogi. Hal itu menyebabkan
langkah-langkah pembelajaran pada siklus I berjalan kurang sesuai dengan
rencana yang telah dirancang. Untuk itu maka perbaikan pada siklus II adalah
guru dalam pengelolaan waktu harus tepat, sehingga kegiatan belajar yang sudah
direncanakan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan.
Dengan demikian indikator kinerja sudah tercapai, baik dilihat dari hasil
belajar siswa maupun motivasi siswa serta ditunjang juga dengan kinerja guru
yang mengalami perbaikan pada siklus II. Jadi tujuan penelitian tindakan kelas
telah berhasil dengan menggunakan 2 siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penerapan pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament pada siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang Tahun Ajaran 2009/2010, dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada peningkatan motivasi belajar siswa VII-D SMP Negeri 2
Sumberlawang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament). Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil
pengamatan siklus I ke siklus II yang ditunjukkan dengan skor 80,01%
menjadi 97,14%.
2. Ada peningkatan hasil belajar siswa VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament). Hal tersebut ditunjukkan dari hasil tes pada siklus I ke
siklus II yang ditunjukkan sebanyak 22 anak dinyatakan tuntas (62,86%)
meningkat menjadi 29 anak (82,86%).
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai gambaran dan
bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar Geografi siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran
Geografi sehingga motivasi dan hasil belajar Geografi siswa dapat ditingkatkan
dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament).
100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
C. Saran
1. Pembelajaran tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat dilaksanakan
dalam pembelajaran dikelas, karena metode pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
2. Perlu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) pada pokok bahasan yang sesuai, misalnya pada pokok bahasan
yang banyak materi dan memerlukan hafalan. Dalam penelitian ini sesuai
diterapkan pada pokok bahasan Hidrosfer karena terdiri dari materi dan
hafalan yang banyak.
3. Metode pembelajaran tipe TGT (Teams Games Tournament) merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang bisa diterapkan apabila waktu
pembelajaran lebih longgar dan tidak mendesak.
4. Hendaknya selalu mengadakan variasi dalam menggunakan metode
pembelajaran untuk menghindari timbulnya rasa jenuh siswa dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas.