implementasi pendidikan karakter siswa dalam...

150
i IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DI SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: DUROTUN NASIKAH NIM: 111-13-166 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

i

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM

PERSPEKTIF ISLAM DI SMP NEGERI 2 BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DUROTUN NASIKAH

NIM: 111-13-166

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

v

Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

vi

MOTTO

(...siapa yang menanam pikiran akan menuai kata, siapa menabur perkataan

akan menuai perbuatan, siapa yang bertindak akan menuai kebiasaan, siapa

yang menabur kebiasaan akan menuai karakter, siapa yang menabur

karakter akan menuai nasib)

(Stephen R. Covey, 1999)

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah atas karunia Allah SWT.

Karya ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta (Bp. Muhamad Khamamin dan Ibu Mutamimah)

yang selalu mendukung dalam belajar baik lahir dan batin, mengorbankan

segala-galanya, selalu memberikan yang terbaik, mendoakan dan memberikan

motivasi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada penulis.

2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan

memberikan dukungan, semangat dalam belajar untuk mencapai hasil yang

maksimal, selalu memberikan motivasi untuk slalu berkarya dan belajar untuk

masa depan dan mendoakan sepenuh hati, perhatian kasih sayang kepada

penulis.

3. kakak ku tersayang ( Muhammad Rouf Chanafi) yang senantiasa menjadi

motivasi dan semangat ku untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan selalu

mendoakan dan berjuang membahagiakan Bapak dan Ibu yang selalu menjadi

sumber semangat dalam langkah kami.

4. Adikku tersayang, Yunita Chaifatul Alifah yang senantiasa menjadi partner

berjuang dalam membahagiakan Bapak dan Ibu, menjadi sumber semangat

dalam segala hal.

5. Dosen pembimbing Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah-tengah kesibukan beliau

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

viii

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga serta guru-guruku semua yang telah

memberikan limpahan ilmu kepada penulis.

7. Sahabatku Riza fatmawati, Asri nariswari, Sayyidatut tasliyah, Arifatul Fitri,

Dwi supri yang selalu setia mendampingi dalam suka maupun duka hingga

penulisan ini selesai.

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan

pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PAI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

x

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moral

maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi

tercapainya cita-cita.

7. Seluruh keluarga dan keluarga di luar keluarga yang selalu memberi

dukungan, motivasi serta iringan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

8. Kepala SMP Negeri 2 Banyubiru beserta semua Guru, karyawan, dan seluruh

siswa-siswinya yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam

penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan

kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 26 September 2017

Penulis,

Durotun Nasikah

NIM: 111-13-166

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

xi

ABSTRAK

Nasikah, Durotun. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Dalam

Perspektif Islam di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dosen Pembimbing: Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.

Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) konsep pendidikan

karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2 Banyubiru, (2) imlementasi

pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru, (3) faktor pendukung dan

penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru.

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Adapun

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, teknik

pengumpulan data menggunakan metode observasi, interview/wawancara dan

dokumentasi. Subjek yang diteliti adalah kepala sekolah, kabid kurikulum, kabid

kesiswaan, guru PAI, guru PKn, guru BK, wali kelas, pengampu ekstrakurikuler,

dan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) konsep pendidikan karakter

yang dikembangkan di SMP Negeri 2 Banyubiru adalah berkonsep kepada nilai

dan ajaran agama Islam, unggah-ungguh dan budaya Jawa, visi dan misi sekolah,

serta tata tertib sekolah; (2) implementasi pendidikan karakter siswa di SMP

Negeri 2 Banyubiru dilaksanakan oleh siswa dan semua warga sekolah termasuk

kepala sekolah dan guru dengan cara mengimplementasikan pendidikan karakter

ke dalam kegiatan belajar mengajar dan implementasi pendidikan karakter dalam

pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar (pembiasaan rutin,

kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan

keseharian di rumah dan masyarakat, dan sistem reward and punishment) serta

implementasi pendidikan karakter berbasis fikiran; (3) fakor pendukung dan

penghambat implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru

terbagi menjadi dua, yaitu faktor intern (keadaan siswa itu sendiri) dan faktor

ekstern (visi dan misi sekolah, kekuatan dari guru dan dukungan seluruh

stakeholders, kegiatan yang sudah terprogram dan budaya sekolah, prinsip

kebersamaan antar warga sekolah, jumlah siswa yang tidak terlalu banyak

sehingga mudah untuk mengontrol, sarana dan prasarana serta fasilitas yang baik,

dan lingkungan yang kondusif).

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

xii

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................... i

LOGO IAIN ............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN KESEDIAAN PUBLIKASI .......................................................... v

MOTTO ................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

ABSTRAK ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 9

C. Tujuan Penelitian.............................................................. 10

D. Manfaat Penelitian............................................................ 10

E. Penegasan Istilah .............................................................. 11

F. Metode Penelitian ............................................................. 13

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

xiii

G. Sistematika Penulisan ....................................................... 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Karakter ......................................................... 20

B. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................... 22

C. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................... 26

D. Fungsi Pendidikan Karakter ............................................ 28

E. Nilai-Nilai Karakter ........................................................ 29

F. Implementasi Pendidikan Karakter ................................. 34

G. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan

Karakter ........................................................................... 40

H. Faktor Pendukung Implementasi

Pendidikan Karakter ........................................................ 42

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 2

Banyubiru ......................................................................... 47

1. Profil Sekolah ............................................................. 47

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .................................. 48

3. Data Ketenagaan dan Peserta Didik ........................... 49

4. Jumlah dan Luas Bangunan........................................ 50

5. Sarana dan Prasarana .................................................. 52

6. Kegiatan Ekstrakurikuler............................................ 55

7. Prestasi Siswa ............................................................. 56

Page 14: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

xiv

B. Temuan Penelitian ............................................................ 58

1. Konsep Pendidikan Karakter yang dikembangkan .... 58

2. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa.................. 62

3. Faktor Pendukung Implementasi

Pendidikah Karakter Siswa ........................................ 72

BAB IV ANALISIS DATA

A. Konsep Pendidikan Karakter

yang Dikembangkan ......................................................... 76

B. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa........................ 79

C. Faktor-Faktor Pendukung Implementasi

Pendidikan Karakter Siswa .............................................. 91

D. Faktor-Faktor Penghambat Implementasi

Pendidikan Karakter Siswa .............................................. 93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................... 96

B. Saran ................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik .................................................................. 50

Tabel 3.2 Jumlah dan Luas Bangunan ...................................................... 50

Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran ........... 52

Tabel 3.4 Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Lain .......... 54

Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................... 55

Tabel 3.6 Daftar Prestasi Siswa ................................................................ 56

Tabel 4.1 Nilai-nilai Karakter dan Indikator di dalam KBM .................... 79

Tabel 4.2 Jenis Ekstrakurikuler dan Nilai Karakter yang

Diimplementasikan ................................................................... 87

Page 16: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Pedoman Penelitian

Lampiran 2 : Data Informan

Lampiran 3 : Data Guru dan Karyawan

Lampiran 4 : Tata Tertib Siswa

Lampiran 5 : Rincian Jenis Pelanggaran

Lampiran 6 : Ikrar Siswa

Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Hasil Penelitian

Lampiran 8 : Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 9 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 11 : Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 12 : Daftar Nilai SKK

Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup

Page 17: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sarana pembekalan ilmu

pengetahuan, keterampilan, nilai dan moral melalui kegiatan pembelajaran

dan kegiatan lainnya yang terhubung dengan rencana pendidikan di suatu

sekolah. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pendidikan dan mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu

saja, tetapi yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk

karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam

tataran etika maupun estetika serta perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter

menjadi salah satu harapan, karena karakterlah yang menjadi penopang

perilaku individu. Tanpa karakter seseorang dengan mudah melakukan suatu

apapun yang dapat menyakiti atau menyengsarakan orang lain.

Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan

dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan.

Sebagaimana haidis riwayat At-Tirmidzi yang artinya “......orang mukmin

Page 18: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

2

yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” Dari

hadis tersebut dapat dipahami bahwa ajaran Islam serta pendidikan karakter

sangat penting dalam upaya membentuk insan muslim yang berkualitas,

karena tidak akan sempurna iman seseorang tanpa adanya kebaikan

akhlaknya.

Karakter, secara lebih jelas, mengacu kepada serangkaian sikap

(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan

(skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang

terbaik, kapasitas intelektual, seperti berfikir kritis dan alasan moral seperti

berperilaku jujur dan bertanggungjawab (Naim, 2012: 36). Manusia

berkarakter adalah manusia yang dalam perilaku dan segala hal yang

berkaitan dengan aktivitas hidupnya selalu dengan nilai-nilai kebaikan.

Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari

kepribadian secara utuh dari seseorang, mentalitas, sikap, dan perilaku.

Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti.

Pembelajaran tentang tata krama, sopan santun, dan adat-istiadat, menjadikan

pendidikan karakter semacam ini lebih tepat menekankan kepada perilaku-

perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut kepribadian baik

atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang bersifat kontekstual dan

kultural.

Karakter akan berkembang baik apabila seseorang tersebut dapat

membiasakan diri melakukan hal-hal baik dan didukung dari pendidikan,

keluarga maupun lingkungan masyarakatnya yang selalu memberikan contoh

Page 19: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

3

yang baik. Dilihat dari dunia pendidikan, karakter seseorang dapat diajarkan

atau ditanamkan sejak dini dengan melalui pengintegrasian nilai-nilai

pendidikan karakter di setiap mata pelajaran, ekstrakurikuler maupun budaya

atau kultur yang diciptakan di sekolah. Budaya sekolah dapat didefinisikan

sebagai keyakinan, kebijakan, norma, dan kebiasaan di dalam sekolah yang

dapat dibentuk, diperkuat, dan dipelihara dalam waktu yang lama oleh semua

warga dalam kerja sama di sekolah (Daryanto, 2013: 18).

Ellen G. White (dalam Hidayatullah, 2010: 20) mengemukakan bahwa

pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan

kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem

pendidikan yang benar. Jika bukan mendidik dan mengasuh anak-anak untuk

perkembangan tabiat luhur, tidak ada gunanya diadakan pendidikan. Orang

yang pandai saja tetapi tidak baik akan menghasilkan orang yang berbahaya,

karena dengan kepandaiannya seseorang bisa menjadikan sesuatu menjadi

hancur dan rusak. Setidaknya pendidikan masih lebih bagus menghasilkan

orang baik walaupun kurang pandai. Tipe ini paling tidak memberikan

suasana kondusif karena seseorang itu memiliki akhlak yang baik.

Salah satu aspek yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan karakter

SDM yang kuat adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan upaya

yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu

agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggung

jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek

jasmani maupun ruhani (Maksudin, 2013: 45).

Page 20: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

4

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara resmi

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana,

sengaja, dan terarah. Mulai dari tingkat kanak-kanak (TK) sampai dengan

pendidikan tinggi (PT). Sekolah melakukan pembinaan pendidikan kepada

peserta didik yang dalam melaksanakan pendidikan (Kadir, 2012: 78-79).

Lembaga pendidikan, khususnya sekolah dipandang sebagai tempat yang

strategis untuk membentuk karakter. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik

dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang

baik dan kuat (Hidayatullah, 2010: 3).

pendidikan nasional berfungsi dan bertujuan membentuk karakter

(watak) peserta didik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, upaya

mencerdaskan anak didik yang menekankan pada intelektual perlu diimbangi

dengan pembinaan karakter yang juga termasuk dalam materi yang harus

diajarkan dan dikuasai oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh

para personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang

tua dan anggota masyarakat untuk membantu anak-anak dan remaja agar

menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter juga dapat diartikan penanaman dan pengembangan

nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga mereka

memiliki nilai dan karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang

religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Pendidikan karakter ditanamkan

Page 21: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

5

sejak dini, sehingga nantinya akan menjadi suatu kebiasaan melakukan hal

baik sesuai dengan nilai dan norma di kehidupan mendatang. Dalam dunia

pendidikan, pendidikan karakter tersebut dapat diintegrasikan melalui proses

pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler dan budaya yang diciptakan di

sekolah. Walaupun pendidikan karakter termasuk dalam hidden curriculum,

tetapi pelaksanaannya secara menyeluruh di lingkungan sekolah.

Produk dari pendidikan karakter tidak bersifat permanen, akan tetapi

terus tumbuh dan berkembang. Sangat mungkin seorang yang awalnya

memiliki karakter yang baik, tetapi pada akhirnya kehilangan karakternya.

Pengaruh lingkungan atau karena berbagai pengaruh lainnya menjadikan

karakter tersebut sedikit demi sedikit bisa berubah. Sekolah yang merupkan

lingkungan kedua setelah keluarga, sangat memegang pengaruh penting

dalam rangka membentuk karakter pada siswa. Karena sekolah merupakan

tempat belajar-mengajar, mendidik, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan

pada siswa-siswinya.

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai

tanggung jawab yang besar terhadap berlangsungnya proses pendidikan.

Tanggung jawab sekolah terhadap anak didik antaranya adalah tanggung

jawab formal atau tanggung jawab sesuai dengan fungsinya, yaitu lembaga

pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang-

undang yang berlaku. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab

berdasarkan bentuk, isi dan tujuan serta jenjang pendidikan yang

dipercayakan kepadanya oleh masyarakat, serta tanggung jawab fungsional,

Page 22: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

6

yaitu tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam

melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang pelaksanaannya

berdasarkan kurikulum (Kadir, 2012: 79).

Seiring berkembangnya teknologi informasi saat ini, ditandai dengan

adanya arus globalisasi yang pesat, jelas sangat mempengaruhi setiap sektor

kehidupan sehingga menyebabkan krisis multidimensi, salah satunya di

bidang pendidikan sekolah menengah pertama. Dewasa ini marak sekali isu-

isu moral dikalangan remaja, khususnya siswa usia SMP/SLTA. Banyak

lulusan maupun peserta didik yang masih sekolah memiliki prestasi

cemerlang, tatapi akhlak dan moralnya tidak sesuai sebagaimana tujuan

pendidikan nasional. Kurangnya rasa sopan santun kepada orang tua, adanya

tindak kekerasan, pergaulan bebas, rendahnya sikap tenggang rasa maupun

saling menghormati dan tindakan kriminalitas di mana-mana. Perilaku-

perilaku tersebut menunjukan keberadaan nilai-nilai moral dan karakter yang

perlu dipertanyakan kembali.

Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia

dewasa ini, terutama di kalangan siswa, menuntut diselenggarakannya

pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan

tanggungjawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang

baik dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter mereka

dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter diarahkan untuk

memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu seperti rasa hormat, tanggung

jawab, jujur, peduli, dan adil serta membantu siswa untuk memahami,

Page 23: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

7

memperhat ikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka

sendiri (Daryanto, 2013: 61).

Perilaku siswa yang bermoral dipastikan lahir dari budaya sekolah

yang bermoral dan budaya sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi-

pribadi guru yang bermoral. Dalam hal ini budaya sekolah sangat

berpengaruh terhadap karakter siswanya. Sekolah yang merupakan salah satu

tempat pembentukan karakter yang paling tepat setelah di rumah, sekolah

diamanahi para orang tua untuk mencerdaskan anak-anaknya, sekolah juga

diharapkan untuk mendidik dan membina perilaku mereka dengan karakter

baik dan mulia.

Penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah dimaksudkan untuk

menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, keterampilan, dan

pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi diri secara

optimal, sehingga lulusan memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam

pendidikan lanjutan, serta kehidupan yang selalu berubah sesuai dengan

perkembangan zaman.

Salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan karakter

siswa adalah SMP Negri 2 Banyubiru. Banyak keunggulan di SMP Negri 2

Banyubiru dalam akademik maupun non akademik. Terbukti dengan banyak

piala penghargaan dan kejuaraan yang telah diraih siswa-siswi serta guru-

gurunya. Lembaga pendidikan tersebut banyak diminati siswa-siawi dan

orang tua. Bukan hanya masyarakat sekitar saja yang menimba ilmu di sana,

akan tetapi juga daerah-daerah lain sekitarnya.

Page 24: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

8

Setiap pagi, tepatnya pukul 06.30 WIB para guru dan siswa sudah

berada di sekolah. Kegiatan yang dilakukan setiap pagi sebelum kegiatan

belajar dimulai adalah ketika datang guru sudah berjajar dan siswa yang

datang berjabat tangan kemudian semua siswa berbaris rapi dan membacakan

ikrar siswa. Pada istirahat pertama siswa dan guru melakukan sholat dhuha

dan siang hari ketika istirahat kedua melakukan sholat dzuhur berjamaah.

Sekolah yang menjadi tempat belajar para siswanya harus dikelola

dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi sekolah yang bermutu. Sekolah

dikatakan bermutu baik apabila mampu mengemban misinya dalam rangka

mencapai tujuan kelembagaannya (Ibrahim, 2012: 13). Dari pernyaataan di

atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMP negri 2 Banyubiru

karena dirasa bahwa sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah bermutu

baik yang menerapkan pendidikan karakter, dan judul yang penulis teliti

adalah IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SMP

NEGERI 2 BANYUBIRU TAHUN 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru tahun 2017?

2. Bagaimana implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru tahun 2017?

Page 25: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

9

3. Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru tahun 2017?

4. Apa saja faktor penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negri 2 Banyubiru tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adalah untuk

mengetahui:

1. Konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2

Banyubiru tahun 2017.

2. Implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Islam Negeri 2

Banyubiru tahun 2017.

3. Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di SMP

Negeri 2 Banyubiru tahun 2017.

4. Faktor penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di SMP

Negeri 2 Banyubiru tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta untuk

mengembangkan pengetahuan dan keilmuan dalam implementasi

pendidikan karakter, sehingga dari hasil penelitian ini mendapatkan

informasi dan referensi khususnya dalam implementasi pendidikan

karakter siswa.

Page 26: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

10

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menggugah kesadaran siswa

tentang pentingnya penanaman karakter agar dapat berupaya menjadi

insan yang berkualitas.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan agar guru selalu menjadi suri

tauladan yang baik bagi peserta didik dengan mengajarkan pendidikan

karakter yang diintegrasikan melalui mata pelajaran, ekstrakurikuler

maupun penciptaan budaya sekolah yang baik.

c. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

menanamkan pendidikan karakter pada anaknya saat di rumah.

d. Bagi Pembaca

Dapat memberi gambaran tentang bagaimana implementasi

pendidikan karakter yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota

Salatiga serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

E. Penegasan Istilah

1. Implementasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata implementasi bisa

diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam

Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai

evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70)

Page 27: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

11

mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang

saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang

saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin

dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman,

2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau

mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa

implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan

norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,

implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek

berikutnya yaitu kurikulum.

2. Karakter

Karakter, secara lebih jelas, mengacu kepada serangkaian sikap

(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan

(skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal

yang terbaik, kapasitas intelektual, seperti berfikir kritis dan alasan moral

seperti berperilaku jujur dan bertanggungjawab (Naim, 2012: 36).

3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi adalah sebuah usaha

untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak

dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka

Page 28: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

12

dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

Sedangkakan dam konteks kajian P3 mendefinisikan pendidikan karakter

dalam setting sebagai “Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan

pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai

tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Definisi ini mengadung makna:

a. pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan

pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;

b. diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara

utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki

potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan;

c. penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang

dirujuk sekolah (lembaga) (Dharma, 2012: 24-25).

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian

lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan deskriptif kualitatif. Metode diskriptif adalah penelitian untuk

membuat pencadaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi di lapangan yang diteliti (Suryabrata,

2003: 75). Desain deskriptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan

tentang fenomena yang ada, dengan pola syrvey, case-stydy, causal

comparative, corelational, dan developmental (Kasiram, 2008: 53).

Page 29: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

13

Penelitian ini dikonsentrasikan untuk menjelaskan kenyataan-kenyataan

yang terjadi di lapangan dan dapat mengkomunikasikan lebih dari yang

dapat dikatakan dengan bahasa yang proposional.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan

sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data yang ada di

lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain

manusia adalah berbagai bentuk alat bantu dan dokumen yang dapat

digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi lokasi

penelitian dan terjun langsung dalam mengikuti aktivitas akademika di

sekolah.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah SMP Negeri 2

Banyubiru. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan

pada bulan juli 2017 sampai dengan selesai.

4. Sumber Data

Menurut Lofland dan Kofland dalam Moleong (2009: 157) sumber

data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain sebagainya.

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Page 30: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

14

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan

atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber

data yang diperoleh dengan cara mengamati dan mewawancarai.

Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi

secara langsung tentang konsep pendidikan karakter yang

dikembangkan, implementasi pendidikan karakter siswa SMP Negeri

2 Banyubiru serta faktor pendukung dan penghambatnya. Adapun

sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan

kepala sekolah, kabid kurikulum, kabid kemuridan, guru PAI, guru

PKn, guru BK, wali kelas, pengampu ekstrakurikuler, siswa, serta

pengamatan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan

dari dokomentasi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk

memperkuat hasil temuan dan sebagai pelengkap informasi yang telah

terkumpul melalui wawancara dan pengamatan. Sumber lainnya yang

terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan,

sampai dokumen-doukumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik integrative (penyajian data

secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan atau

mengaitkan data yang terbaru dan telah ada sehingga tidak ada yang

Page 31: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

15

berdiri sendiri atau terpisah-pisah) secara relevan dengan fokus, maka

teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi:

a. Metode Observasi

Menurut Indriantoro dan Supomo dalam Ruslan (2010: 34),

observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati

pola perilaku subyek (orang), obyek (benda-benda), atau kejadian yang

sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-

individu yang diteliti.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi non partisipan,

yaitu peneliti hanya sebagai penonton tidak sebagai pemain, tujuannya

untuk memperoleh gambaran umum, konsep pendidikan karakter yang

dikembangkan, implementasi pendidikan karakter, faktor pendukung

serta fakror penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru Tahun 2017.

b. Metode Interview

Interview atau wawancara yaitu suatu kegiatan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono,

2010: 317). Metode ini ditujukan untuk memperoleh data tentang

konsep pendidikan karakter yang dikembangkan, implementasi

pendidikan karakter siswa, faktor pendukung, dan faktor penghambat

implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negri 2 Banyubiru.

c. Metode Dokumentasi

Page 32: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

16

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). Dokumen dalam metode ini

berupa keadaan geografis sekolah, foto kegiatan belajar di sekolah, foto

kegiatan ekstrakurikuler, struktur organisasi dan prestasi yang diperoleh

SMP Negri 2 Banyubiru. Metode ini diperlukan sebagai metode bantu

dalam mengumpulkan data tentang implementasi pendidikan karakter di

SMP Negri 2 Banyubiru.

6. Analisis Data

Analisis data dalam deskriptif kualitatif adalah memberikan

predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya (Arikunto, 1995: 353). Penelitian ini menggunakan analisis

data kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau

menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis tersebut selanjutnya dilengkapi

dengan data pendukung kemudian disimpulkan (Sugiyono, 2010: 335).

Data yang terkumpul begitu banyak dan terdiri dari catatan

lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, serta dokumen berupa soft file

dan hard file. Pada tahapan ini, peneliti mengumpulkan dan menyusun

data, kemudian dianalisis dan interpretasi atau penafsiran terhadap data-

data tersebut.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

metode triangulasi data, yaitu teknik pengumpulan data dengan

Page 33: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

17

menggabungkan berbagai teknik pengumpulan dan sumber data yang ada

(Sugiyono, 2010: 330).

8. Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap,

yaitu:

a. Tahap Pra Lapangan

Tahapan ini ada enam tahap kegiatan yang harus dilakukan, yaitu

menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,

mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan

memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian

(Moleong, 2009: 127).

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini peneliti harus memahami latar penelitian dan persiapan

diri, memasuki lapangan, berperan serta dalam mengumpulkan data

(Kasiram, 2010: 287).

c. Tahap Analisis Data

Menurut Patton dalam Kasiram (2010: 288) tahap analisis data

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Page 34: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

18

G. Sistematika Penulisan

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian

pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahasan

tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya,

sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN.

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok

pikiran yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok

tersebut antara lain : latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang pengertian karakter, pendidikan

karakter, tujuan pendidikan karakter, fungsi pendidikan

karakter, nilai-nilai karakter, implementasi pendidikan

karakter, faktor yang mempengaruhi pendidikan karakter,

serta kunci sukses pendidikan karakter di sekolah.

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab III ini penulis akan mengemukakan tentang

gambaran umum SMP Negeri 2 Banyubiru seperti letak

geografis, profil sekolah, visi dan misi sekolah, struktur

Page 35: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

19

organisasi sekolah, data guru dan siswa, tata tertib sekolah,

konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru, implementasi pendidikan karakter

yang dilaksanakan di SMP Islam Negeri 2 Banyubiru,

faktor pendukung dan faktor penghambat imlementasi

pendidikan karakter di SMP Negri 2 Banyubiru serta data-

data yang diperoleh dari penelitian.

BAB IV: ANALISIS DATA

Dalam bab ini memuat tentang gagasan peneliti, keterkaitan

antara pola-pola, kategori-kategori, dan dimensi-dimensi,

posisi temuan/teori di SMP Islam Negeri 2 Banyubiru

terhadap teori-teori, serta penafsiran dan penjelasan dari

temuan/teori yang diungkap dari lapangan.

BAB V: PENUTUP

Dalam bab terakhir ini akan disajikan tentang kesimpulan

sebagai hasil dari penelitian dan dilanjutkan dengan saran-

saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pemikiran bagi

yang berkepentingan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Karakter

Page 36: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

20

Istilah “character” berasal dari bahasa Yunani charassein yang

berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas,

memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian tersebut diartikan sebagai

tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan satu pandangan bahwa

karakter adalah perilaku yang bersifat individual (Daryanto, 2013: 63-64).

Watak sebagai sifat seseorang yang dapat dibentuk, artinya watak

seseorang dapat berubah, kendati watak mengandung unsur bawaan (potensi

internal), yang setiap orang bisa berbeda-beda. Namun, watak sangat

dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat,

lingkungan pergaulan, dan lain-lain (Adisusilo, 2012: 77).

Winnie yang juga dipahami oleh Ratna Megawangi, menyampaikan

bahwa istilah karakter diambil dari bahasa Yunani yang berarti “to mark”

(menandai). Istilah ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua

pengertian tantang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seorang

bertingkah laku. Apabila sesorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus,

tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila

seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut

memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya

dengan “personality”. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter

apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral (Muslich, 2011: 71).

Sejalan dengan pendapat tersebut Dirjen Pendidikan Agama Islam,

Kementerian Agama Republik Indonesia (2010) mengemukakan bahwa

karakter (character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang

Page 37: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

21

melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik,

dalam arti khusus ciri-ciri membedakan antara satu individu dengan yang

lainnya. Karena ciri-ciri karakter tersebut dapat diidentifikasi pada perilaku

individu dan bersifat unik, maka karakter sangat dekat dengan kepribadian

individu (Mulyasa, 2012: 4).

Muslich (2011: 84) menjelaskan bahwa karakter merupakan nilai-nilai

perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.

Dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan beberapa ahli di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter merupakan nilai-nilai, sikap,

pikiran, perilaku, watak, akhlak yang melekat pada diri seseorang sejak lahir

dan memiliki perbedaan peserta didik satu dengan lainnya. Karakter yang

dimiliki oleh seseorang dapat terlihat dari tingkah laku atau cara bertindak di

kehidupan sehari-harinya. Dari mengetahui keseharian orang tersebut maka

akan diketahui bagaimana karakter atau watak yang dimiliki orang tersebut,

dan baik buruknya karakter seseorang tergantung pada pola kebiasaan nilai

yang dipilih dalam kehidupannya. Thomas Lickona dalam Masnur Muslich

(2011: 75) mengemukakakan bahwa karakter yang baik itu mencakup 3

komponen, yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling

(perasaan tentang moral), dan moral action (perbuatan moral).

Page 38: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

22

Lebih lanjut dijelaskan Lickona, bahwa moral knowing terdiri dari

enam hal, yaitu: (1) moral awareness (kesadaran moral), (2) knowing moral

values (mengetahui nilai-nilai moral), (3) perspective taking, (4) moral

reasoning, (5) decision making, dan (6) self knowledge. Moral feeling adalah

aspek lain yang harus ditanamkan kepada anak yang merupakan sumber

energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral.

Terdapat enem hal yang merupakan aspek emosi yang harus mampu

dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter, yakni (1)

conscience (nurani), (2) self estem (percaya diri), (3) empahaty (merasakan

penderitaan orang lain), (4) loving the good (mencintai kebenaran), (5) self

control (mampu mengontrol diri), dan (6) humility (kerendahan hati). Moral

action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan

menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral ini merupakan hasil dari

dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong

seseorang dalam perbuatan yang baik (action morally) maka harus dilihat tiga

aspek lain dari karakter (Muslich, 2011: 75).

B. Pengertian Pendidikan Karakter

Seperti disampaikan di atas bahwa pendidikan adalah proses

internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga

membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Jadi pendidikan merupakan

sarana strategis dalam pembentukan karakter.

Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh dan

Page 39: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

23

berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, ranah

afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah

psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional dan perilaku

(Damayanti, 2014: 9).

Winton dalam Muchlas (2012: 43) menjelaskan secara sederhana

bahwa pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru

dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter

adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk

mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada siswanya.

Pendidikan karakter menurut Prof. Darmiyati Zucdi (2009: 76) adalah

sebuah proses pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai luhur, budi pekerti

atau akhlak mulia yang berakar pada ajaran agama, adat istiadat dan nilai-

nilai ke-Indonesiaan, dalam rangka mengembangkan kepribadian peserta

didik supaya menjadi manusia yang bermartabat, menjadi warga bangsa yang

berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Pengertian pendidikan karakter menurut ahli pendidikan karakter,

Thomas Lickona menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan

untuk membentuk kepribadian sesorang melalui pendidikan budi pekerti,

yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku

yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja

keras, dan sebagainya. Sedangkan menurut Elkind dan Sweet, pendidikan

karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia,

peduli dan inti atas nilai-nilai/susila. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

Page 40: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

24

pendidikan karkter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak

peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan perilaku guru, cara guru

berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan

berbagai hal terkait lainnya (Narwati, 2011: 15).

Senada dengan pendapat di atas, Muslich (2011: 75-76) menegaskan

bahwa untuk dapat memahami pendidikan karakter itu sendiri, perlu

memahami struktur antropologis manusia. Stuktur antropologis manusia

terdiri atas jasad, ruh serta akal, sehingga pendidikan karakter menurut

Muslich harus mencakup semua struktur antropologis manusia, atau dengan

kata lain pendidikan karakter harus mencakup pada komponen kognitif,

afektif, dan psikomotorik secara seimbang.

T. Ramli juga mengungkapkan bahwa pendidikan karakter memiliki

esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan

akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia

yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria

manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik

bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial

tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.

Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan

di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang

besumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina

kepribadian generasi muda (Narwati, 2011: 16).

Page 41: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

25

Pengertian-pengertian menurut para ahli di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan

secara sadar dan sungguh-sungguh kepada peserta didik untuk menjadi

manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta

rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam

kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula

dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik

mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik

berperilaku sebagai insan kamil.

Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem

penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi

komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan

kamil. Penanaman pendidikan karakter akan efektif jika tidak hanya

diterapkan pada siswa, tetapi juga para guru, kepala sekolah, dan tenaga non

pendidik di sekolah (Samani, 2012: 45-46).

C. Tujuan Pendidikan Karakter

Page 42: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

26

Pendidikan karakter dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban

terhadap beragam persoalan bangsa. Persoalan yang muncul diidentifikasikan

bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menginternalisasikan nilai-nilai

moral terhadap peserta didik. Penguatan pendidikan karakter dalam konteks

sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis yang sedang melanda di

bangsa ini. Keterpurukan bangsa Indonesia dari segi karakter yang kemudian

dimunculkan pendidikan karakter untuk memperbaiki karakter luhur

bangsanya tidak lain memiliki tujuan yang baik.

Munurut Muslich (2011: 81) tujuan pendidikan karakter adalah untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah

pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta

didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari. Pada tingkat institusi, pendidikan karakter mengarah pada

pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,

tradisi, kebiasaan kseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua

warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan

ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat.

Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara

Page 43: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

27

utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui

pendidikan karakter diharapkan peserta didik tingkat SMP mampu secara

mandiri meningkatlan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak

mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Daryanto, 2013: 45).

Zubaedi (2012: 18), menjelaskan tujuan dari diadakannya pendidikan

karakter menjadi 5:

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai

manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.

2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang

religius.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab pesrta didik

sebagai generasi penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, dan dengan

rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Sedangkan tujuan pendidikan karakter menurut tinjauan Islam adalah

agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang

lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang akan

mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Karakter

Page 44: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

28

seseorang dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang

terkandung di dalam Al-Qur‟an (Fathurrohman, 2013: 98).

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, beroleran, bergotong royong,

berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan Pancasila.

D. Fungsi Pendidikan Karakter

Zubaedi (2013: 18), mengungkapkan fungsi utama pendidikan

karakter sesuai Kebijakan Nasional Karakter Bangsa, yaitu:

1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi

peserta didik agar berfikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik

sesuai dengan falsafah hidup pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik

diharapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra

budaya bangsa.

2. Fungsi perbaikan dan penguatan

Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut

berpartisipasi serta bertanggung jawab dalam pengembangan potensi

warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju,

mandiri dan sejahtera.

3. Fungsi penyaring

Page 45: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

29

Pendidikan karakter berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan

menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budya

dan karakter bangsa yang bermartabat.

Ketiga fungsi ini dilakukan melalui, (1) pengukuhan Pancasila sebagai

falsafah dan ideologi negara, (2) pengukuhan nilai dan norma konstitusional

UUD 1945, (3) penguatan komitmen kebangsaan NKRI, (4) penguatan nilai-

nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhineka Tunggal Ika, dan (5)

penguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam konteks global.

Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan

yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya

luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat

manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan

berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang

cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa

lain dalam suatu harmoni (Kemendiknas, 2011: 3).

E. Nilai-nilai Karakter

Pendidikan karakter memuat nilai-nilai yang perlu ditanamkan,

ditumbuhkan dan dikembangkan kepada peserta didik. Menurut Gunawan

(2012: 31) nilai adalah rujukan untuk bertindak, nilai merupakan standar

untuk mempertimbangkan dan meraih perilaku tentang baik atau tidak baik

dilakukan. Selanjutnya Richard Eyre dan Linda (dalam Gunawan, 2012: 31)

menyebutkan bahwa nilai yang benar dan universal adalah nilai yang

menghasilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi

Page 46: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

30

yang menjalankan maupun bagi orang lain. Nilai-nilai yang dikembangkan

tersebut tidak lepas dari budaya bangsa. Budaya bangsa merupakan sistem

nilai yang dihayati, diartikan sebagai keseluruhan sistem berfikir tentang tata

nilai, moral, norma, dan keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat.

Lickona (2015: 74), menegaskan bahwa sikap hormat dan tanggung

jawab adalah dua nilai karakter dasar yang harus diajarkan di sekolah.

Bentuk-bentuk nilai lain yang sebaiknya diajarkan di sekolah adalah

kejujuran, keadilan, toleransi, kebijaksanaan, disiplin diri, tolong menolong,

peduli sesama, kerja sama, keberanian, dan sikap demokratis. Nilai-nilai

khusus tersebut merupakan bentuk dari rasa hormat dan tanggung jawab

ataupun sebagai media pendukung untuk bersikap hormat dan bertanggung

jawab.

Menurut Dr. Sukamto (dalam Muslich, 2011: 79) nilai-nilai yang

perlu diajarkan pada anak mencakup:

1. Kejujuran

2. Loyalitas dan dapat diandalkan

3. Hormat

4. Cinta

5. Ketidak egoisan dan sensitifitas

6. Baik hati dan pertemanan

7. Keberanian

8. Kedamaian

9. Mandiri dan potensial

Page 47: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

31

10. Disiplin diri dan moderasi

11. Kesetiaan dan kemurnian dan

12. Keadilan dan kasih sayang.

Kemendiknas (dalam Gunawan, 2012: 33-35) melansir bahwa

berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum,

etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah mengelompokkan nilai

karakter menjadi lima, yaitu:

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa

Nilai ini berkaitan dengan pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang

yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya. Nilai

ini lebih lanjut diuraikan oleh Samani (2012: 47), nilai karakter dalam

hubungannya dengan Tuhan antaranya adalah berdisiplin, beriman,

bertakwa, berpikir jauh ke depan, bersyukur, jujur, mawas diri, pemaaf,

pemurah, dan pengabdian.

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri

a. Jujur, merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

b. Bertanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya

di lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 48: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

32

c. Gaya hidup sehat, merupakan segala upaya untuk menerapkan

kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan

menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

d. Disiplin, adalah suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh dalam berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras, merupakan suatu perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna

menyelesaikan tugas (belajar atau pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

f. Percaya diri, merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri

terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

g. Berjiwa wirausaha, merupakan sikap dan perilaku yang mandiri dan

pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara

produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, yaitu berfikir dan

melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

i. Mandiri, suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung

kepada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

j. Ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

Page 49: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

33

k. Cinta Ilmu, cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap

pengetahuan.

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama

a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, merupakan sikap

tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/ hak

diri sendiri dan orang lain serta tugas/ kewajiban diri sendiri serta

orang lain.

b. Patuh pada aturan-aturan sosial, yaitu sikap menurut dan taat terhadap

aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

c. Menghargai karya dan prestasi orang lain, yaitu sikap dan tindakan

yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

d. Santun, yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa

maupun tata perilakunya ke semua orang.

e. Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, yaitu sikap dan

tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan

alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Page 50: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

34

5. Nilai kebangsaan, yaitu cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

a. Nasionalis, yaitu cara berfikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik bangsanya.

b. Menghargai keberagaman, yaitu sikap memberikan respek/ hormat

terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat,

budaya, suku, dan agama.

Nilai-nilai yang disebutkan di atas merupakan nilai-nilai yang

mendasari program sekolah yang menerapkan pendidikan karakter dalam

menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki karakter yang baik.

Kepala sekolah beserta stakeholders harus saling mendukung dalam

menerapkan pendidikan karakter, mengingat pendidikan karakter tidak

sepenuhnya dituangkan dalam mata pelajaran khusus (hidden curriculum)

namun terintegrasi secara sistematis dengan menitikberatkan pada nilai-nilai

pendidikan karakter yang telah diterapkan.

F. Implementasi Pendidikan Karakter

Implementasi atau penerapan merupakan suatu kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma

tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Implementasi pendidikan karakter

merupakan kegiatan inti dari pendidikan karakter.

Page 51: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

35

Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010)

(dalam Zubaedi, 2011: 193), secara psikologis dan sosial kultural

pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh

potensi individu manusia (kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam konteks

interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat) dan

berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas

proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam:

olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (inntelectual

development), olahraga dan kinestetik (physical and kinestetic development),

dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development) yang secara

diagramatis dapat digambarkan sebagai berikut:

OLAH PIKIR

(Cerdas)

OLAH HATI

(Jujur, bertanggung jawab)

OLAHRAGA (KINESTETIK)

(Bersih, sehat, menarik)

OLAH RASA dan KARSA

(Peduli dan Kreatif)

Umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan,

penciptaan lingkungan, dan pembiasaan; melalui berbagai tugas keilmuan dan

kegiatan kondusif. Dengan demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan

dan dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka. Selain

menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai metode pendidikan utama,

penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan yang kondusif juga sangat

penting, dan turut membentuk karakter peserta didik. Penciptaan lingkungan

Page 52: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

36

yang kondusif dapat dilakukan melalui berbagai variasi metode sebagai

berikut: (1) penugasan, (2) pembiasaan, (3) pelatihan, (4) pembelajaran, (5)

pengarahan, dan (6) keteladanan (Mulyasa, 2012: 9).

Menurut Daryanto (2013: 75), implementasi pendidikan karakter

dalam KTSP adalah dengan:

1. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter

peserta didik dapat menggunakan pendekatan belajar aktif seperti

pendekatan belajar lontekstual, pembelajaran kooperatif, pembelajaran

berbasis masalah, pembelajaran berbasis kerja, ICARE (Intoduction,

Connection, Application, Reflection, Extencion) dapat digunakan untuk

pendidikan karakter.

2. Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajaR

Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dapat

dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:

a. Kegiatan rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara

terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara

hari Senin, upaca besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan,

piket kelas,sholat jamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa

sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam

apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.

b. Kegiatan spontan, yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara

spontan pada saat itu juga. Misalnya, mengumpulkan sumbangan

Page 53: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

37

ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk

masyarakat ketika terjadi bencana.

c. Keteladanan, merupakan perilaku sikap guru, tenaga kependidikan

dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-

tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi

peserta didik lain. Misalnya, nilai disiplin (kehadiran guru yang lebih

awal dibanding peserta didik).

d. Pengkondisian, yaitu penciptaan kondisi yang mendukung

terlaksananya pendidikan karakter, misalnya kebersihan badan dan

pakaian, toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau

dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di sekolah dan di dalam

kelas.

e. Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler.

Terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler

yang mendukung pendidikan karakter memerlukan perangkat

pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya

manusia, dan revitalisasi kegiatan yang sudah dilakukan di sekolah.

f. Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat. Dalam kegiatan ini

sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter

yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan

masyarakat. Sekolah dapat membuat angket berkenaan nilai yang

dikembangkan di sekolah, dengan responden keluarga dan

lingkungan terdekat anak/siswa.

Page 54: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

38

Selain hal di atas, implementasi pendidikan karakter juga dapat

mengefektifkan alokasi waktu yang tersedia dalam rangka menerapkan

penanaman nilai budaya dengan menggunakan metode pembelajaran aktif.

Hal ini dapat dilakukan sejak guru mengawali pembelajaran, selama proses

berlangsung, pemberian tugas-tugas mandiri dan terstruktur baik yang

dilakukan secara individual maupun berkelompok, serta penilaian proses dan

hasil belajar. Adapun strategi penambahan waktu pembelajaran yang dapat

dilakukan, misalnya:

1. Sebelum pembelajaran dimulai atau setiap hari seluruh siswa diminta

untuk membaca kitab suci, melakukan refleksi (masa hening) selama

kurang lebih 5 menit.

2. Di hari-hari tertentu sebelum pembelajaran di mulai dapat dilakukan

berbagai kegiatan paling lama 30 menit, misalnya berceramah dan

kegiatan bersih lingkungan di hari Jum‟at/ Sabtu.

3. Pelaksanaan kegiatan bersama di siang hari selama 30-60 menit.

4. Kegiatan-kegiatan lain di luar pengembangan diri, yang dilakukan setelah

jam pelajaran selesai (Daryanto, 2013: 75-76).

Damayanti (2014: 57) menyebutkan prinsip-prinsip yang digunakan

dalam implementasi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

1. Berkelanjutan, berkelanjutan adalah proses implementasi nilai-nilai

karakter yang merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal

peserta didik masuk sampai selesai dari satuan pendidikan.

Page 55: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

39

2. Integrasi, integrasi atau penyatuan dalam pendidikan karakter merupakan

langkah awal untul implementasi pendidikan karakter kepada peserta

didik. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dilakukan melalui kegiatan

belajar mengajar, setiap kegiatan ekstrakurikuler dan budaya sekolah.

3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan. Artinya, materi nilai karakter

bukanlah bahan ajar biasa, atau sering disebut dengan hidden curriculum.

4. Proses pendidikan karakter dilakukan dengan penekanan agar peserta

didik semua aktif dan menyenangkan.

Lickona (dalam Muslich, 2011: 129) menemukan sebelas prinsip agar

pendidikan karakter dapat berjalan efektif. Kesebelas prinsip tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kembangkan nilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja pendukungnya

sebagai fondasi karakter yang baik.

2. Definisikan „karakter‟ secara komprehensif yang mencakup pikiran,

perasaan, dan perilaku.

3. Gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif dalam

pengembangan karakter.

4. Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian.

5. Beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral.

6. Buat kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yang

menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter, dan

membantu siswa untuk berhasil.

7. Usahakan mendorong motivasi diri siswa.

Page 56: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

40

8. Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral yang

berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan upaya untuk

mematuhi nilai-nilai inti yang sama yang membimbing pendidikan siswa.

9. Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan

jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter.

10. Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya

pembangunan karakter.

11. Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidikan

karakter, dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter yang baik.

G. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter

siswa di sekolah. Dalam hal ini Gunawan (2012: 19-22) menjelaskan tentang

faktor-faktoe yang mempengaruhi pembentukan karakter. Faktor tersebut

digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor internal ini,

diantaranya adalah:

a. Insting atau Naluri

Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu kehendak yang dilahirkan

oleh naluri (insting). Naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak

lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli. Pengaruh naluri

pada diri seseorang sangat tergantung pada penyalurannya. Naluri

dapat menjerumuskan manusia kepada kehinaan, tetapi dapat juga

Page 57: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

41

mengangkat kepada derajat yang mulia, jika disalurkan kepada hal

yang baik dengan tuntunan kebenaran.

b. Adat atau Kebiasaan (Habit)

Sikap dan perilaku yang menjadi karakter sangat erat dengan

kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang

sehingga mudah untuk dikerjakan. Dan hendaknya manusia

memaksakan diri untuk mengulang-ulang perbuatan baik sehingga

menjadi kebiasaan dan terbentuklah karakter yang baik pula.

c. Kehendak/ Kemauan (Iradah)

Salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku adalah

kehendak atau kemauan yang keras. Itulah yang menggerakkan dan

merupakan kekuatan yang mendorong manusia dengan sungguh-

sungguh untuk berperilaku, sebab dari kehendak itulah akan

menjelma suatu niat yang baik dan buruk dan tanpa kemauan, ide

dan keyakinan akan pasif tiada gunanya.

d. Suara Batin

Suara bantin berfungsi memperingatkan bahayanya perbuatan buruk

dan berusaha untuk mencegahnya, disamping dorongan untuk

melakukan hal yang baik.

e. Keturunan

Sifat yang diturunkan pada garis besarnya ada dua macam, yaitu sifat

jasmaniyah (kekuatan dan kelemahan otot-otot dan urat syaraf orang

tua dapat diwariskan kepada anaknya) dan sifat ruhaniyah (naluri).

Page 58: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

42

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern atau faktor yang bersifat dari luar adalah:

a. Pendidikan

Pendidikan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

karakter, akhlak, dan etika seseorang. Sehinggga baik buruknya

karakter seseorang dipengaruhi oleh pendidikian, baik formal maupun

non formal.

b. Lingkungan

Dalam hidup manusia selalu berhubungan dengan manusia lainnya

atau juga dengan alam sekitar. Itulah sebabnya manusia harus bergaul

dan dan dalam pergaulan itusaling mempengaruhi pikiran, sifat dan

tingkah laku. Manusia yang hidup di lingkungan yang baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat membentuk karakternya

menjadi baik, begitu pula sebaliknya.

H. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter

Mulyasa (2012: 14), mengungkapkan bahwa ada 8 jurus yang perlu

diperhatikan dalam menyukseskan pendidikan karakter di sekolah, yaitu:

1. Memahami Hakikat Pendidikan Karakter

Hal ini sangat penting karena pendidikan karakter bergerak dari

kesadaran (awarenes), pemahaman (understanding), kepedulian

(concern), dan komitmen (commitmen), menuju tindakan (doing atau

acting). Oleh karene itu, keberhasilan pendidikan karakter di sekolah

sangat bergantung pada ada tidaknya kesadaran, pemahaman, kepedulian,

Page 59: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

43

dan komitmen dari semua warga sekolah terhadap penyelenggaraan

pendidikan karakter. Kalpatric mengemukakan bahwa salah satu

penyebab ketidakmampuan seseorang berperilaku baik meskipun telah

memiliki pemahaman tentang kebaikan itu (moral understanding)

disebabkan karena tidak terlatih untuk melakukannya (moral doing).

Oleh karena itu, pendidikan karakter sebaiknya diajarkan melalui

berbagai tindakan praktik dalam proses pembelajaran, jangan terlalu

teoritis, dan jangan banyak membatasi aktivitas pembelajaran, apalagi

hanya terbatas di dalam kelas.

2. Sosialisasikan dengan Tepat

Sosialisasi dilaksanakan agar seluruh warga sekolah mengenal dan

memahami visi dam misi sekolah, serta pendidikan karakter yang akan

diimplementasikan. Sosialisasi bisa dilakukan langsung oleh kepala

sekolah apabila yang bersangkutan sudah mengenal dan cukup

memahami. Namun, jika belum bisa mengundang kepada yang ahli, baik

dari kalangan pemerintah, akademisi, maupun dari kalangan penulis atau

pengamat pendidikan. Sebaiknya dalam sosialisasi juga dihadirkan

komite sekolah, bahkan bila memungkinkan seluruh orang tua, untuk

mendapat masukan, dukungan dan pertimbangan tentang implementasi

pendidikan karakter.

3. Ciptakan Lingkungan yang Kondusif

Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, dipadukan

dengan optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah,

Page 60: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

44

kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta

didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan gairah dan semangat

belajar. Sebaliknya, iklim yang kurang menyenangkan akan

menimbulkan kejenuhan.

Jika tidak ditunjang oleh lingkungan yang kondusif, upaya

pendidikan karakter di sekolah akan seperti membuat „istana di tepi

pantai‟. Di sekolah, kepala sekolah, guru, beserta tenaga kependidikan

lainnya dengan sekuat tenaga membangun istana yang cantik, tetapi

ketika anak keluar dari lingkungan sekolah, ombak besar

meluluhlantahkan istana yang telah dibangun tersebut. Oleh karena itu,

perlu pendekatan yang komprehensif dari sekolah, keluarga, dan

masyarakat dalam mengembangkan karakter peserta didik yang kuat,

baik, dan positif secara konsisten.

4. Dukung dengan Fasilitas dan Sumber Belajar yang Memadai

Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam

mendukung suksesnya implementasi pendidikan karakter antara lain,

laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga

pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya.

5. Tumbuhkan Disiplin Peserta Didik

Dalam rangka mensukseskan implementasi pendidikan karakter,

guru harus mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama

disiplin diri. Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu

menemukan diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem

Page 61: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

45

disiplin, serta berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan

menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati

segala peraturan yang ditetapkan.

6. Pilih Kepala Sekolah yang Amanah

Kepala sekolah yang amanah merupakan salah satu faktor yang

dapat mendorong sekolah dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan

sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara

terencana dan bertahap. Kepala sekolah yang amanah dengan

kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu

mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

7. Wujudkan Guru yang Dapat Digugu dan Ditiru

Pendidikan karakter yang menekankan pada aspek sikap, nilai, dan

watak peserta didik, maka dalam pembentukannya harus dimulai dari

gurunya. Dalam hal ini, bagaimana setiap lembaga pendidikan, baik

formal maupun non formal dapat mewujudkan guru yang dapat digugu

dan ditiru.

Untuk menyukseskan implementsi pendidikan karakter di sekolah

perlu mengubah paradigma guru, sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan zaman. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi

kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang

bertugas memberikan kemudahan belajar serta yang mampu

membimbing peserta didik dengan pendekatan pendidikan karakter.

Page 62: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

46

8. Libatkan Seluruh Warga Sekolah

Keberhasilan pendidikan karakter di sekolah sangat ditentukan oleh

keberhasilan kepala sekolah dalam melibatkan seluruh warga sekolah.

Dalam hal ini seluruh warga sekolah harus terlibat dalam pembelajaran,

diskusi, dan rasa memiliki dalam upaya pendidikan karakter.

Page 63: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

47

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Banyubiru

1. Profil Sekolah

Berdasarkan dokumentasi dalam bentuk soft file dari tenaga

kependidikan SMP Islam Negeri 2 Banyubiru, pada hari Kamis, 26 juli

2017 diperoleh data tentang profil SMP Negeri 2 Banyubiru. SMP Negeri

2 Banyubiru yang ada di Jl.Brantas Desa kebumen Kec.Banyubiru

merupakan salah satu Sekolah Umum Negeri di Banyubiru yang berdiri

sejak tahun 1996 sampai sekarang dan telah terakreditasi A sejak tahun

2016. Terletak di Jalan Brantas, Kelurahan Kebumen, Kecamatan

Banyubiru, dengan luas bangunan 1052 m2

dan memiliki tiga lantai. Dan

sekolah ini sudah memiliki NIS/NPSN dengan nomor

NIS/NPSN201032207106 dan nomor NSS 20320285.

Kepala SMP Negeri 2 Banyubiru bernama Sri Mulyati, S.Pd ,

Sarjan yang beralamat di Ambarawa Kabupaten Semarang. Ibu Mulyati

menjabat sebagai kepala sekolah di SMP Negeri 2 Banyubiru Desa

Kebumen baru selama 5 tahun sampai sekarang, dengan masa kerja

menjadi guru sebelumnya.

Page 64: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

48

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visip

. “ UTAMA DALAM IMAN DAN TAQWA, MAJU DALAM ILMU

DAN TERAMPIL DALAM KARYA “.

b. Misi

1) Mewujudkan nilai –nilai agama dan budaya bagi bekal hidup

peserta didik.

2) Mewujudkan pengembangan kurikulum.

3) Mewujudkan pengembangan proses pembelajaran yang ideal

baik intra dan ekstrakurikurer.

4) Mewujudkan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan dinamis.

5) Mewujudkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang

profesional dalam prestasi akademik dan non akademik

6) Mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan.

7) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan

berwawasan kedepan.

8) Mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sinergis.

9) Mewujudkan penggalian sumber dana dan pengelolaan keuangan,

10) Mewujudkan sistem penilian yang berkelanjutan.

11) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, aman dan

nyaman.

12) Mewujudkan peserta didik yang memiliki kepedulian lingkungan.

Page 65: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

49

c. Tujuan

1) Terpenuhinya nilai-nilai agama bagi peserta didik.

2) Terpenuhinya fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan

berwawasan kedepan.

3) Terpenuhinya Standar Nasional, sarana kegiatan keagamaan,

kesenian, olahraga, dan keterampilan.

4) Terpenuhinya Standar Nasional, sarana pengembangan minat dan

bakat.

5) Terpenuhinya sarana perpustakaan dan laboratorium sesuai

Standar Nasional Kependidikan.

3. Data Ketenagaan dan Peserta Didik

a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah seluruh personil sekolah ada 44 orang, terdiri guru 25

orang, karyawan tata usaha 5 orang, tenaga kebersihan 3 orang, tenaga

keamanan 2 orang, pengurus perpustakaan 2 orang. Dari sejumlah

guru, semuanya sudah berstrata 1 dan 5 diantaranya sudah strata 2.

Untuk tenaga kependidikan sebagian besar sudah berstrata 1 tetapi ada

juga yang hanya lulusan SLTA. Untuk data selengkapnya terlampir

(Sumber: Dokumentasi, 28 juli 2017).

Page 66: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

50

b. Data Peserta Didik

Jumlah peserta didik di SMP negri 2 Banyubiru pada tahun 2017

siswa laki-laki 209 siswa perempuan 258 , dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3.1

D

a

f

t

a

r

Peserta Didik

(Dokumentasi, 20 Februari 2017)

4. Jumlah dan Luas Bangunan

No Kelas

Jumlah Jumlah Siswa

Kelas L P Jumlah

1 VII 5 70 80 150

2 VIII 5 68 91 159

3 IX 5 71 87 158

Jumlah 15 209 258 467

Page 67: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

51

Berdasarkan dokumentasi pada hari jum‟at, 28 juli 2017 diperoleh

data tentang jumlah dan luas banguan di SMP Negri 2 Banyubiru, dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah dan Luas Bangunan

N0

Ruang Jumlah

Luas

( M2) Keterangan

1 R. Teori/Kelas 12 448 @ 56

2 Perpustakaan 1 77

3 Lab IPA 1 56

4 Lab Bahasa - 63

Lab Computer 1 63

6 R. Ketrampilan

7 R.Media ( Audio Visual) 1

8 R.BK 1 20

9 R.Ibadah/Musholla 1 120

10 R.Kepala Sekolah 1 35

11 R.Guru 2 86

12 R. Tata Usaha 1 63

13 KM/WC Kepsek

Page 68: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

52

14 KM/WC Guru/Pegawai -

15 KM/WC Peserta Didik 9 12.48 @1.56

16 R.UKS 1 20

17 Studio Musik 1 42

18 Aula 1 112

20 Gudang Olahraga -

21 Gudang Umum 1 25

22 (Lapangan Olahraga) 1 400

23 (Tempat Parkir) -

24 (Green House) -

25 (Taman Sekolah) 1

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan mendukung proses

pembelajaran dan pendukung kegiatan lainnya di SMP Islam Al-Azhar 18

Kota Salatiga adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran

No.

A. MEJA Jumlah Ket

1. Meja Kepala

Sekolah/guru

35

2. Meja Belajar Murid 435

Page 69: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

53

3. Meja Perpustakaan 10

4. Meja Kursi tamu 3

5. Meja Yayasan -

B. KURSI

1. Kursi Kepala

Sekolah/Guru

1

2. Kursi belajar murid 435

3. Kursi perpustakaan 10

4. Kursi Yayasan -

5. Kursi Lab Bahasa 10

6. Kursi TU

8

C. ALMARI

1. Almari kelas 15

2. Almari Kepala

Sekolah

3

3. Almari TataUsaha /

Arsip

17

4. Almari Perpustakaan

Almari Buku

10

5. Almari Guru 12

.6. Almari Yayasan -

Page 70: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

54

7. Almari Piala 2

8. Almari Mushalla 1

9. Almari Etalase 2

10 Almari Lab 1

(Dolumentasi, 20 Februari 2017)

Tabel 3.4

Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Lain

No. Jenis Sarana Prasarana Jumlah Ket

1. Komputer 1 set

(CPU+Monitor)

17

2. TV 3

3. VCD Player 2

4. Camera Digital 2

5. Sound System 2 Sheet

6. Drum Band 1 Sheet

7. Tape Besar 1

8. Tape Kecil/Radio Tape 1

9. Orgen/Key Board 1

10. Rebana 1 Sheet

Page 71: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

55

11. OHP 2

12. Laptop 40

13. Printers 5

14. Meja Tenis -

15. Ring Basket 1 Sheet

16. Gawang Mini 1

17. Seragam Drum B. 1 Sheet

18. Loss Speaker 1

19. Mega Phone 2

20. Speaker Aktif 1

21. Pesawat Telp. 2

22. Mesin Facsimile 1

23. Tenda Pramuka 15

24. Papan Tulis White Board 12

25. LCD Proyektor 9

26. Drum Musik 1 Sheet

27. AC 8

(Dokumentasi,20 Februari 2017)

6. Kegiatan Ekstrakurikuler

Page 72: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

56

Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah yang digunakan sekolah

untuk menampung bakat dan minat siswa agar lebih terarah pada hal yang

lebih positif. Adapun ekstrakurikuler yang ada, antara lain:

Tabel 3.5

Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler

No Jenis Ekstrakurikuler Hari Pelaksanaan Keterangan

1 Pramuka Jum‟at Wajib

2 Mengaji Jum‟at Wajib

4 OSN FISIKA Selasa Pilihan

5 OSN matematika Selasa Pilihan

6 Tilawah Rabu Pilihan

7 Kaligrafi Rabu Pilihan

8 PMR Sabtu Pilihan

9 Rebana Jum‟at Pilihan

10 Paskibra Sabtu Pilihan

11 Bola volly Kamis Pilihan

(Dokumentasi, 29 Juli 2017)

7. Prestasi Siswa-siswi SMP Negri 2 Banyubiru

Page 73: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

57

Banyak sekali prestasi-prestasi siswa yang diperoleh siswa SMP

Negeri 2 Banyubiru selama kurun waktu tiga tahun, hal ini membuktikan

bahwa siswa-siswi SMP Negeri 2 Banyubiru tidak unggul dalam karakter

saja tetapi juga unggul dalam bidang akademik/ prestasi. Berikut adalah

rinciannya yang disajikan dalam tabel.

Tabel 3.6

Daftar Prestasi Siswa

DAFTAR PRESTASI SISWA

SMP NEGERI 2 BANYUBIRU

TAHUN 2016

No. Nama Kls

Jenis

Lomba Tahun

Tingkat

Perin

gkat

Ka

bu

pat

en

Pro

vin

si

Na

sio

nal

1

Yunita Cha

Alifa

8 Lomba

Tilawah

2016 V Juara

I

2

Nirmala Novy

Ardiana

8 Lomba

Batik

Jumputan

2016 V Juara

I

3

Muhammad

Ridwan

8 Osa

Matematika

2015 V Juara

I

4 Ma'ruf Nugroho

8 Lomba Mtq

Tilawah

Putra

2016 V Juara

III

5 Yoga riyanto

8 Lomba Mtq

Tilawah

2015 V Juara

III

6 Nadia A

8 Osa

FISIKA

2016 V Juara

II

7 Talita widiani Lomba Seni 2015 V Juara

Page 74: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

58

Tari III

8

Aini Rini Yara

Fadillah

Lomba 1

Juz Tilawah

Putri

2016 V Juara

2

9

Aini Rini Yara

Fadillah

Lomba 1

Juz Tilawah

Putra

2016 V Juara

3

10

Aisyah Tiara

Rahmadhani

7 Lomba

Kaligrafi

putri

2016 V Juara

I

11

Muhammad

Rizki

7 Tilawah

2016 V Juara

II

12

Dicky Irvan

Naufal 9

Lomba

BolaVolly

2016 V Juara

II

13

Maulana Habibi 9 E Lomba

Kaligrafi

2016 V Juara

I

14

Rizky Nugroh Lomba

tilawah

2015 V Juara

I11

15 Muris kelas 9,

9 E Lomba

Paskibra

2016 V Juara

III

16

Murid Kelas 8,

Rebana ,

Lomba

Rebana

2016 V Juara

II

B. Temuan Penelitian

Di bawah ini akan dijabarkan mengenai pendidikan karakter siswa

di SMP Negeri 2 Banyubiru mulai dari konsep yang dikembangkan,

implementasi pendidikan karakter yang dilaksanakan, dan fakor pendukung

Page 75: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

59

serta faktor penghambat implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2

Banyubiru.

1. Konsep Pendidikan Karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2

Banyubiru

Terkait dengan konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di

SMP Negeri 2 Banyubiru, A sebagai Kepala Sekolah menuturkan:

“Konsep pendidikan yang kami kembangkan dalam

pelaksanaan pendidikan karakter disini itu bermuara kepada

ahlaqul karimah, sesuai dengan visi dan misi di sekolah kita mbak.

Nanti bisa dibaca untuk visi dan misinya. Yang jelas, kami selalu

menekankan kepada anak-anak bahwa pentingnya pendidikan

karakter untuk menempuh kehidupan ke depan. Kami selalu

menerapkan dengan pembiasaan-pembiasaan seperti senyum, salam

dan sapa kepada siapapun saat bertemu. Mbak sendiri juga sudah

melihat kan pembiasaan-pembiasaan yang diimplemantasikan

disini” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017 dengan A, pukul

10.00 di ruang Kepala Sekolah).

Sedangkan E sebagai Guru PKN menyampaikan pendapat yang

hampir sama, sebagai berikut:

“Pertama, konsep pelaksanaan pendidikan karakter di sini

berkonsep dari visi misi sekolah umum , kedua dari panggilan hati

bahwa mengajar itu adalah ibadah, dan yang ketiga adalah bahwa

guru adalah motivator yang harus mengajar dengan baik, jika guru

memberi motivasi dengan baik maka hasilnyapun akan baik juga”

(Sumber: Wawancara, KAMIS, 27 Juli 2017 dengan Guru PKN E,

pukul 13.00 WIB di Ruang Tamu)

P selaku Wali kelas VII A mengungkapkan bahwa konsep

pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Negri 2 Banyubiru

bermuara kepada umum dan tetapi berbau keislaman sangat ditekankan

yang bertujuan membentuk akhlak yang mulia. Data ini diperoleh dari P

melaui wawancara singkat, beliau menjelaskan bahwa:

Page 76: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

60

“Untuk pengembangan karakternya, dasarnya jelas dari

tuntutan agama islam, dan cita-cita kami dalam penerapan

pendidikan karakter adalah untuk membentuk generasi yang

berakhlaqul karimah. Selain itu juga berkonsep kepada unggah-

ungguh dalam masyarakat sekitar yang selalu menerapkan

kesopanan dan santun dalam bersikap maupun bertuturkata kepada

siapapun, semua ada unggah-ungguhnya mbak” (Sumber:

Wawancara dengan P, pada hari Kamis, 27 July 2017 di Ruang

Tamu pukul 09.00 WIB).

Sedangkan J selaku wali kelas 8 E menuturkan pendapat bahwa

konsep pendidikan karakter yang dikembangkan dalam

pengimplementasian pendidikian karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru sebagai berikut:

“Ya tentunya saya berusaha supaya anak saya itu ketika

keluar dari sini ada karakter positif yang ditonjolkan, makanya

pada saat pembelajaran tambahan motivasi dan keislaman selalu

saya sisipkan, meskipun hanya waktu yang sebentar. Pokoknya

pendidikan karakter yang saya terapkan berkonsep kepada iman

dan taqwa” (Sumber: Wawancara, Jum‟at 28 Juli 2017 dengan J,

pukul 09.00 WIB di ruang guru).

YA selaku Kabid Kurikulum yang bertugas mengatur dan memenej

seluruh kurikulum di SMP Negri 2 Banyubiru, yang berkenaan dengan

penenaman pendidikan karakter siswa, YA menjelaskan:

“Kalau konsep pendidikan karakter di sini itu adalah untuk

membentuk karakter siswa, mengarahkan penanaman karakter

secara menyeluruh, baik pengetahuan, maupun nilai hidup. Hal

tersebut bertujuan untuk membentuk siswa sebagai insan kamil.

Metodenya dengan memberikan keteladanan dan pembiasaan

dalam proses pembelajaran ” (Sumber: Wawancara, Jum‟at 28 juli

2017 dengan YA, pukul 14.15 WIB di Ruang Kabid Kurikulum).

Page 77: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

61

Sedangkan menurut X selaku Guru PAI yang merupakan guru yang

sangat brperan dalam pembentukan karakter siswa-siswinya, karena PAI

merupakan mata pelajaran moral yang banyak memuat dan mengajarkan

banyak tentang afektif atau sikap pada siawa menjelakan:

“Dalam pembelajaran PAI, terus terang banyak sekali nilai-

nilai religius yang diajarkan ke anak, itu semua diterapkan

berdasarkan ajaran-ajaran agama islam, yang di sandarkan kepada

sesuatu yang diakui kebenarannya, yaitu Al-Qur‟an. Didalam

Pembelajaran PAI sangat berperan penting dalan Pendidikan

Karakter ini juga berpengaruh pada pemikiran siswa yang positif

dan memiliki sifat kepribadian yang baik dan insan yang mulia.”

(Sumber: Wawancara, Jum‟at, 28 juli 2017 dengan X, pukul 08.30

WIB di Ruang Tamu).

Pendapat yang hampir sama juga dijelaskan beberapa narasumber

berkaitan tentang konsep yang dikembangkan dalam implementasi

pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru, adapun pendapat-

pendapat tersebut adalah :

“Yang menjadi ciri khas di SMP Negeri 2 Banyubiru itu

adalah adanya muatan positif yang selalu dikaitkan dengan

pembelajaran. SMP ini umum tetepi keislaman yang ditekankan

pada siswa lebih banyak karena ini juga memnbentuk karaktek

siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru. (Sumber: Wawancara, Jum‟at,

28 Juli 2017 dengan N , pukul 12.10 WIB di Ruang Guru).

“Dalam ekstrakurikuler jelas yang menjadi dasar

implementasi karakter adalah kedisiplinan yang di terapkan ke

dalam proses pelaksanaan selama kegiatan itu berlangsung. Karena

menurut saya kedisiplinan merupakan nilai utama dalam

pendidikan karakter, baru kemudian nilai-nilai karakter yang lain

bisa muncul dengan otomatis” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27

Juli 2017 dengan G, pukul 15.0 WIB di Ruang Guru).

“Kalau itu ya mungkin dari afektif mbak, lebih kepada sikap.

Jadi sekolah itu tujuannya bukan hanya membuat anak pintar saja

akan tetapi agar lebih baik sikapnya. Kalau hanya pandai saja tanpa

Page 78: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

62

diimbangi dengan sikap yang baik, maka itu belum disebut siswa

yang baik dan belum sesuai dengan tujuan atau visi misi di Al-

Azhar” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017, pukul 09.20

WIB di Ruang Guru).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti

menemukan beberapa konsep yang dikembangkan dalam implementasi

pendidikan karakter siswa di SMP Negri 2 Banyubiru, terlihat bahwa di

SMP Negeri 2 Banyubiru ini pelaksanaan pendidikan karakter berkonsep

kepada ahlak mulia, penegakan aturan di sekolah, nilai dan norma agama,

unggah-ungguh budaya jawa dan sesuai dengan visi misi yang ada.

Konsep pendidikan karakter yang didasarkan kepada akhlak mulia

terlihat dari segala aktifitas dan pembiasaan siswa yang selalu menerapkan

nilai kejujuran, sopan santun, amanah, kebersihan lingkungan, dan adab-

adab yang dilakukan. Adab bertemu guru, adab menuntut ilmu, adab

bertemu tamu dan masih banyak lagi.

Pengembangan konsep karakter di SMP Negri 2 Banubiru

bermuara kepada nilai dan norma agama, ini artinya nilai dan norma

agama menjadi nilai utama dan tertinggi yang harus diterapkan. Karena

jika siswa, guru dan semua warga sekolah menerapkan nilai dan norma

agama insyaa allah tidak ada siswa yang melanggar norma dan hukum.

Karena jelas bahwa di dalam agama islam telah dijelaskan bahwa akhlak

seorang muslim itu sempurna, dengan dibekali akal fikiran yang

diharapkan mampu digunakan untuk berfikir dan bertindak dan diharapkan

mampu untuk membedakan mana perbuatan yang haq dan perbuatan yang

Page 79: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

63

bathil. Dalam Al-Qur‟an pun juga jelas, bahwa Rasulullah SAW diutus di

muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia.

2. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru

Tahun 2017

Implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru, diperoleh dari keterangan beberapa narasumber sebagai

berikut.

Selaku Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Banyubiru, A menegaskan

implementasi pensisikan karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru melalui

kegiatan rutin atau pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan kepada siswa

mulai datang di sekolah sampai siswa pulang, A menjelaskan:

“Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 2

Banyubiru diwujudkan dalam pembiasaan sehari-hari siswa dan

semua warga sekolah mulai dari pagi sampai pulang sekolah dan

juga ada jam tambahan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Yang

terkait dengan nilai-nilai karakter dilaksanakan secara integratif

oleh semua lini sekolah, tidak hanya guru PAI atau PKN saja.

Kalau pelaksanaan program harian kan otomatis penanaman

karakter itu melekat kepada tata tertib sekolah, mulai dari

kehadiran siswa tepat waktu, ikrar, sopan santun, senyum salam

sapa, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas di rumah,

sholat dhuha, serta sholat dzuhur berjamaah. Banyak sekali

pembiasaan-pembiasaan yang dapat menanamkan nilai-nilai

karakter. Misalnya nilai karakter kesopanan bisa terlihat setiap kali

bertemu siswa dan guru kami selalu menekankan dan mewajibkan

untuk senyum, salam, dan sapa. Dan masih banyak lagi kegiatan-

kegiatan yang dapat menanamkan pembiasaan karakter baik

sehingga melahirkan siswa-siswa yang berakhlaqul karimah”

(Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017 dengan A, pukul 08.10

WIB di Ruang Kepala Sekolah).

Page 80: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

64

YA sebagai kabid kurikulum juga menjelaskan hal yang hampir

sama, bahwa ada banyak sekali strategi atau cara yang dilakukan sekolah

dan guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru, diantaranya melalui program harian yang memang sudah

menjadi program wajib di sekolah seperti bersalaman, membaca ikar,

sholat dhuha,sholat dzuhur berjamaah, dan masih banyak lagi. YA

menjelaskan implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2

Banyubiru sebagai berikut:

“Yang jelas kalau ranahnya kurikulum pendidikan karakter

,yang dimunculkan itu pertama dilewatkan dengan program harian,

pembiasaan. Njenengan juga tahu sendiri to program pembiasaan

mulai dari pagi sudah terlihat pendidikan karakter yang kita

implementasikan dalam pembiasaan, mulai dari bersalaman, ikrar, ,

sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, itu. Banyak pokoknya

mbak. Belum lagi kalau yang mingguan itu ada upacara bendera

hari senin, sholat dhuha berjamaah, membaca asmaul husna,

kultum pada hari jum‟at. Yang satu bulan sekali ya insidental

sesuai penjadwalannya. Misal penanaman nilai karakter

nasionalisme ada peringatan hari besar nasional seperti 17 Agustus,

Hardiknas, dan lain sebagainya. Terus kalau untuk PHBI ada

peringatan 1 muharram, isro‟ miraj, maulid nabi. Biasanya diisi

dengan pengajian dan kadangkala diselipkan lomba-lomba. Kalau

kaitannya dengan pendidikan karakter jenis lombanya juga

menumbuhkan karakter anak, disiplin itu. Seperti adzan, kaligrafi,

kultum, hafalan Al-Qur‟an dan lain-lain” (Sumber: Wawancara,

jum‟at, 28 julii 2017 dengan YA, pukul 13.15 WIB di Ruang Kabid

Kurikulum).

Observasi yang dilakukan peneliti selama kurang lebih satu minggu

juga menemukan beberapa kegiatan siswa yang dilakukan mulai datang

sampai siswa pulang, bahwa seluruh siswa dan guru selalu menerapkan

senyum, salam dan sapa setiap kali bertemu, pembiasaan-pembiasaan

kesehaian yang sangat mendukung proses pembentukan karakter siswa

Page 81: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

65

mulai dari datang tepat waktu kemudian bersalaman dengan bapak/ibu

guru di depan gerbang sekolah, ikrar, dan lain sebagainya.

Lebih lanjut dijelaskan YA mengenai strategi implementasi

pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru, YA mejelaskan:

“Strateginya ya upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan

pembiasaan itulah, anak itukan sebetulnya butuh pengulangan,

pendidikan karakter itu butuh sebuah pengulangan dan terus

menerus. kemudian kegiatan pembiasaan berkenaan dengan

karakter itu porsinya banyak, dengan harapan, ketika pembiasaan

itu lama-lama akan tertanam, jika sudah tertanam maka akan

keluar. Anak-anak jika sudah terbiasa, tertanam dan akan keluar

lewat aplikasi perilaku mereka sesuai dengan pembiasaan yang

diajarkan disekolah, dimana sekolah swasta yang terpenting adalah

pelayanan. Karena sekolah itu adl tempat utk mengubah sikap, dari

belum bisa menjadi bisa, dari belum disiplin menjadi disiplin. Dan

mengajar itu yang terpenting memahami dulu karakter anak. Jika

guru sudah memahami karakter anak mau melangkah seperti apa

itu mudah. Anak-anak sekolah di sini tujuan utamanya bukan nilai,

tapi kan orang tua menitipkan di sini anaknya disini agar anaknya

bisa ngaji, karakternya baik dsb. Jadi sebagai guru utamanya adalah

pelayanan, jika mau mengasuh anaknya orang harus faham dulu

karakter anaknya. Beda karakter beda penangannya” (Sumber:

Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017 dengan YA, pukul 13.15 WIB di

Ruang Kabid Kurikulum).

Sedangkan J selaku wali kelas 8 mengungkapkan bahwa tugas wali

kelas, selain menjadi guru mapel tetapi juga berperan sebagai pendidik

yang bertugas pembimbing kepada siswa-siswinya menuju gerbang

kesuksesan, bukan hanya mentransfer ilmu pengatahuan saja namun juga

sebagai faktor penting dalam pembentukan karakter siswa. J

mengungkapkan:

“Kalau tugas mengajar itu pasti, tapi untuk menanamkan

pendidikan karakter ya biasanya membuat aturan dulu membuat

kesepakatan awal, kalo anak begini sanksinya begini. Misalnya jika

Page 82: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

66

anak-anak mengeluarkan kata-kata tidak sepantasnya, maksudnya

tidak sopan atau mengejek temannya, maka saya pakai penghapus

diusapkan sebagai pertanda bahwa oo kalo begini itu tidak boleh,

paling seperti itu. Terus membuat kesepakatan lagi kalau nanti

misalnya anak mau izin ke kamar mandi harus bagaimana, paling

seperti itu untuk menanamkan karakter anak. Kalau sebagai wali

kelas ya ini yang kadang-kadang berat juga. Karena setiap kali

masuk pelajaran di kelas saya sendiri langsung peran ganda, selain

menjadi guru mapel saya juga sebagai wali kelas. Biasanya

mengambil beberapa menit dulu untuk memotivasi dan pembinaan.

Ya sebisa mungkin terus mengingatkan, mengarahkan anak, dan

yang penting itu tidak jueh. Meskipun ada waktu khusus, setiap

hari sabtu tapi biasanya terbentur dengan jadwal lain. Akhirnya

sebagai inisiatif wali kelas selalu mengambil jam mengajar itu

sendiri”(Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017, pukul 09.20

WIB di ruang tamu).

Guru BK selain sebagai guru mata pelajaran juga sbagai guru yang

bertugas membimbing dan membina siswa baik yang bermasalah maupun

yang tidak. K sebagai guru BK di SMP Negeri 2 Banyubiru juga

mengungkapkan bahwa menjadi guru BK itu susah-susah gampang, karena

tugas guru BK di sini lumayan berat. K menuturkan:

“Ya, jadi BK itu kan bukan pembelajaran tapi

pembimbingan, pembinaan. Pembimbingan kepada murid yang

bermasalah, bermasalah pribadi, sosial, maupun sekolah. Di

sekolah ketika saya masuk ke kelas selain menyampaikan materi,

diawal pasti sudah saya sampaikan. Banyak hal yang saya

sampaikan mengenai pendidikan karakter, baik yang di sekolah

maupun di rumah, di lingkungan masyarakat sekitar, Dari awal

saya masuk di kelas ketika melihat karakter yang tidak diharapkan,

langsung kita tegur baiknya seperti ini. Anak yang berkarakter

kurang baik itu, biasanya ada riwayat yang melatar belakanginya,

jadi saya sebagai guru BK selalu mengcrosscek riwayat anak

tersebut seperti apa. Mencari riwayat entah di rumah dan di sekolah

lama. Karena tugas seorang guru tidak hanya tanggung jawab

terhadap akademisnya saja, tapi justru ke karakternya itu. Kalau

akademis itu anak bisa mempelajarinya di rumah, sedangkan

karakter itu harus diterapkan di manapun (Sumber: Wawancara,

Jum‟at, 28 juli 2017 dengan K, pukul 09.45 WIB di Ruang Tamu).

Page 83: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

67

Keterangan hampir sama diutarakan guru PAI sekaligus wali kelas,

yang menjelaskan bahwa implementasi pendidikan karakter khususnya

dalam mata pelajaran PAI Mereka menjelaskan:

“Ya kalau dalam pembelajaran PAI itu adalah pembelajarn

yang banyak menekankan kepada religius dan menyangkut

pendidikan moral atau karakter, pembiasaan kepada sikap-sikap

yang baik sesuai dengan ajaran keagamaan. Jadi konsep pendidikan

karakter yang diimplementasikan di sini ya sesuai dengan ajaran

islam yang menyangkut norma dan moralitas. Yang merupakan

norma tertinggi, kalau siswa dan guru bertindak dan berperilaku

sesuai dengan norma agama insyaa allah kita terhindar dari

pelanggaran hukum”(Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017,

pukul 14.20 WIB di Ruang Guru).

“Salah satunya kalau dalam pembelajaran itu berdoa sebelum

KBM, disiplin. Pendidikan karakter di RPP pun sudah tertuang di

situ, ada beberapa sikap ada religius, tanggung jawab, disiplin

kemudian pembiasaan-pembiasaan yang terus dilakukan agar anak

menjadi lebih baik. Kita realisasikan dalam pembelajaran, jadi

include. Misalnya tugas-tugas, kita mengambil karakter disiplin,

berarti dia mengumpulkan tugas tepat waktu apa tidak. Kalau

dalam praktek-praktek di PAI seperti sholat, wudhu anak tanggung

jawab tidak dalam pelaksanaannya. Kalau sebagai wali kelas, untuk

pembinaan, pengarahan kita ada waktu khusus paling beberapa

menit sekali, paling melihat presensi, disiplin tidak. Yang kedua

piket, anak-anak sudah melaksanakan tugasnya apa belum.

Memotivasi agar anak selalu berkarakter baik. Sebagai wali kelas

saya juga tidak bisa bekerja sendiri, saya selalu menenyakan

kepada temannya si anak yang bermasalah dan selalu koordinasi

dengan guru mapel lain dan guru BK, bahkan orang tua” (Sumber:

Wawancara, Jum‟at, 28 Juli 2017 dengan X, pukul 10.30 WIB di

koridor sekolah).

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan di luar jam

sekolah menurut G dalam pendapatnya, sangat berpengaruh besar terhadap

pembentukan karakter siswa. Hal ini karena dalam kegiatan

ekstrakurikuler, siswa memang benar-benar memilih sendiri jenis

Page 84: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

68

ekstrakurikuler sehingga mereka dapat mengeksplor kegemaran mereka

sesuai bakat. G mengungkapkan:

“Kemudian dalam kegiatan ekstrakurikuler sebenarnya sangat

berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter anak, menurut

saya kalau mereka jujur dari hati mereka yang paling dalam. Itu

karena mungkin di ekstra mereka memilih sendiri, interestnya kan

di situ. Misalnya ada anak yang suka vocal grup karena memang

suka nyanyi, di situ anak sangat senang. Suka tampil, seneng

karena terbiasa latihan bareng, kemudian dia menjadi baik di situ,

akhirnya dia berani tampil jadi dia lebih percaya diri dibandingkan

sebelumnya. Lebih suka di ekstrakurikuler, tanpa paksaan”

(Sumber: Wawancara, Jum‟at, 28 Juli 2017 dengan X, pukul 07.30

WIB di ruang tamu).

J selaku wali kelas 8 menerangkan tentang bagaimana

implementasi pendidikan karakter yang dilakukan kepada siswa, baik saat

di kelas maupun di luar kelas, J menjelaskan:

“Pendidikan karakter saya dimulai dari pembiasaan ketika

awal pembelajaran saya membiasakan anak untuk berdoa,

membaca basmalah tujuannya adalah mengingat Allah. Jadi ketika

belajar Allah selalu bersama mereka insyaa allah semua akan diberi

kelancaran dan ilmu yang saya sampaikan bisa bermanfaat, yang

kedua adalah mengecek kerapian kelas berarti mengecek

kedisiplinan anak terlebih dahulu. Sebelum pembelajaran kelas

harus bersih dan nyaman. Ketiga, pada saat KBM sya

membiasakan anak utk jujur dan bertanggung jawab. Biasanya saya

melihat di agenda pelajaran saya, dan saya bertanya apakan ada

PR? Dan anak menjawab jujur, iya ada. Kemudian saya bertanya

lagi apakah sudah dikerjakan?, itu termasuk nilai karakter tanggung

jawab. Kemudian ketika pembelajaran saya juga menerapkan

keaktifan bertanya dan menghargai pendapat orang lain. Disitu

saya tidak membenarkan dan menyalahkan, biarkan anak-anak

yang mengkritisi terlebih dahulu (Sumber: Wawancara, Kamis, 27

juli 2017 dengan TM, pukul 11.00 WIB di Koridor Sekolah).

Lebih lanjut diungkapkan H mengenai perannya sebagai wali kelas

dalam mewujudkan pendidikan karakter. H menuturkan bahwa:

Page 85: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

69

“Terus peran saya selaku wali kelas, setiap saya masuk kelas

setiap itu pula saya melakukan pembinaan meskipun durasinya

hanya 5 sampai 10 menit. Nanti kalau sekiranya ada hal yang

penting saya akan masuk kelas untuk melakukan pembinaan. Dan

juga pembinaan di luar kelas itu juga saya lakukan untuk anak-anak

tertentu. Sebagai contoh pembinaan di luar kelas, misalkan ada

laporan anak, baik dari anak yang bermasalah itu sendiri maupun

dari teman-temannya nanti akan saya panggil, akan saya ajak

sharing. Jadi saya terbiasa menekankan kepada anak-anak bahwa

wali kelas memanggil anak itu bukan karena ada masalah atau

pelanggaran tetapi butuh komunikasi supaya tidak terjadi

misskomunikasi” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017

dengan H, pukul 12.10 WIB di ruang guru).

Dari hasil pengamatan peneliti hari Jum‟at, 28 Juli 2017 pukul

06.30 WIB terlihat bahwa pada pukul 06.30 WIB guru-guru sudah berdiri

di gerbang SMP Negeri 2 Banyubiru menyambut dan menyalami siswa

yang berangkat. Beberapa guru tersebut memeriksa siswa-siswi mulai dari

rambut bagi yang laki-laki, kuku dan kerapian seragam. Saat itu ada

beberapa siswa yang kukunya panjang, kemudian disuruh untuk

memotong kukunya di gerbang sebelum diperbolehkan masuk. Siswa-

siswi berangkat ke sekolah ada yang di antar orang tuanya dan ada pula

yang naik kendaraan umum kemudian berjalan kaki sampai di sekolah.

Siswa-siswi di sini tidak diperbolehkan membawa kendaraan sendiri.

Khusus hari jum‟at pukul 06.50 siswa dan guru sudah siap rapi

melakasanakan senam pagi, kemudian melaksanakan sholat dhuha ,

kemudian dilanjutkan membaca asmaul husna, kemudian ditutup dengan

memberikan infaq.

Setelah bel masuk sekolah berbunyi, siswa-siswi masuk ke dalam

kelas. Sebelum KBM dimulai siswa dan guru masing-masing kelas

Page 86: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

70

melakukan tadarus selama 10-15 menit. Saat KBM dimulai, ada salah

seorang siswa yang memimpin doa, dan pada KBM PKN terlihat bahwa

guru sebelum memulai materi selalu memberikan motivasi-motivasi

kepada siswanya dan diselingi dengan nasihat-nasihat yang penuh dengan

kasih sayang. Strategi yang digunakan guru dalam pengimplementasikan

pendidikan karakter, selalu menanmkan ketegasan, dan kedisiplinan. Tidak

lembek dalam memberi penjelasan. Guru memberikan kebebasan kepada

siswa untuk berkomunikasi dengan teman yang lain, dan bebas

berpendapat selama pendapat itu tidak menyimpang dari pelajaran, KBM

pun dilaksanakan di perpustakaan, yang tujuannya adalah agar siswa tidak

tegang dan ada pergantian suasana agar lebih menyenangkan.

3. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di SMP

Negeri 2 Banyubiru

Menurut A, faktor yang mendukung implementasi pendidikan

karakter di SMP Negri 2 Banyubiru sangat beragam, bisa faktor dari dalam

atau intern dan faktor dari luar atau ekstern. A mengungkapkan:

“Pendukung implementasi pendidikan karakter di SMP Negri

2 Banyubiru sangatlah banyak, beberapa diantaranya antara lain:

lokasi yang strategis dan lingkungan sekolah yang kondusif

sehingga tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan,

siswa yang tidak terlalu banyak membuat mudah dalam

mengkondisikan, kekuatan guru dan stakeholders dalam membuat

kedekatan dengan siswa, kedisiplinan sekolah, serta kesadaran

siswa dan guru itu sendiri” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli

2017 dengan A, pukul 08.10 WIB di ruang Kepala Sekolah).

Sedangkan menurut YA mengungkapkan bahwa faktor pendorong

yang paling utama adalah lingkungan. YA munuturkan:

Page 87: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

71

“Kalau faktor pendorong, lingkungan to. Lingkungannya kan

ini sama, agamanya sama, secara otomatis kan terdukung”

(Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017 dengan YA, pukul

14.00 WIB di ruang Kabid Kurikulum).

X selaku wali kelas 8 sekaligus Guru PAI menjelaskan mengenai

faktor-faktor pendorong dalam suksesnya implemenasi pendidikan

akarakter ada beberapa. X menyebutkan faktor-faktor tersebut antaranya:

“Faktor pendukung antaranya ialah visi dan misi sekolah

yang dibentuk untuk mendukung pendidikan karakter untuk

mewujudkan ahlaqul karimah, kemudian lingkungan sekolah yang

sudah semua islam, tidak tercampur dengan yang lain sehingga

tidak menimbulkan pro kontra” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27

Juli 2017 dengan X, pukul 14.20 WIB di ruang guru).

Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa narasumber, bahwa

pendidikan karakter sangat dekat hubungannya dengan lingkungan, baik

lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah yang dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam implementasi pendidikan karakter yang

dilakukan. Pendapat mereka mengenai faktor-faktor pendukung

implementasi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

“Karakter anak itu biasanya dipengaruhi oleh lingkungan

kok, jika anak bergaul dengan lingkungan baik, maka anak tersebut

akan menjadi baik” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 juli 2017

dengan S, pukul 09.10 WIB di ruang guru)

Sedangkan menurut K, selaku guru K di SMP Negeri 2 Banyubiru,

yang dalam kesehariannya bertugas memberikan bimbingan kepada siswa-

siswa di sana, K menyebutkan:

“Faktor yang mendukung, adanya kerja sama dengan guru-

guru yang lain. Ketika satu guru menyampaikan/menasihati siswa

mungkin masih cuek, tapi kalo semua guru yang mengingatkan,

Page 88: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

72

mungkin akan lebih mendengarkan” (Sumber: Wawancara, Jum‟at,

28 Juli 2017 dengan K, pukul 09.40 WIB di Ruang Tamu)

Selaku wali kelas, S juga menegaskan bahwa faktor-faktor

pendukung implementasi pendidikan karakter dipengaruhi oleh anak itu

sendiri. S menuturkan:

“Yang pertama memang karakter anak mudah dikontrol, dan

tidak membutuhkan penanganan lebih, kedua adalah ketegasan

yang selalu saya tanamkan dimana saat anak-anak bisa mengikuti

perintah saya, maka saya akan membimbing mereka menuju

gerbang kesuksesan. Yang penting adalah konsisten kepada

komitmen” (Sumber: Wawancara, Jum‟at, 28 Juli 2017 dengan S,

pukul 12.10 WIB di Ruang Guru).

Hasil pengamatan peneliti pada hari Rabu, 28 Juli pukul 06.30-

selesai terlihat bahwa letak sekolah di pinggir jalan dan dikelilingi sawah-

sawah yang hijau, di lingkungan sekolah terdapat poster-poster dan slogan-

slogan yang disusun unik di dinding-dinding sekolah. Lingkungan sekolah

yang bersih, rapi dan tidak bising membuat KBM menjadi nyaman. ada

rak sepatu di dalam kelas untuk meletakkan sendal siswa. Terdapat juga

perpustakaan yang di dalamnya lengkap dengan buku-buku

Terdapat juga lapangan untuk sepak bola/futsal dan volly yang

lumayan luas di sekolah. Ada juga masjid yang biasa digunakan untuk

beribadah sholat oleh siswa, guru, karyawan, dan orang yang mampir

sholat. Dan yang tidak kalah penting, semua guru-guru dan karyawan serta

Page 89: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

73

siswa-siswi yang ramah dan murah senyum yang memudahkan peneliti

dalam melaksanakan penelitian di SMP Negri 2 Banyubiru.

4. Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru

Hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan

pendidikan karakter kepada siswa-siswinya banyak macamnya, ada

hambatan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau disebut

dengan faktor intern dan ada juga yang berasal dri luar atau disebut faktor

ekstern. A juga merasakan hal yang sama, bahwa dalam implementasi

pendidikan karakter terhadap siswanya, di antaranya menurut Kepala

Sekolah adalah:

“Sebenarnya kan tanggung jawab pendidikan karakter bukan

hanya pada sekolah saja, tetapi pada orang tua. Di sini yang berat

itu justru di lingkungan luar sekolah, ketika di sekolah kita sudah

mengkondidikan dengan baik namun kita sangat sulit mengontrol

perilaku siswa ketika sudah tidak di sekolah. Kemudian, faktor lain

adalah perbedaan budaya di rumah dengan di sekolah. Jika di

rumah siswa diwajibkan berjilbab, tapi dirumah terkadang ada

orang tua yang tidak memakai jilbab” (Sumber: Wawancara,

Kamis, 27 Juli dengan A, pukul 08.10 WIB di ruang kepala

sekolah).

Sedangkan menirut YA selaku Kabid Kurukulum juga menegaskan

bahwa faktor-faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter

yang adalah pengaruh dari lingkungan, terutama lingkungan di luar

sekolah. YA mengungkapkan:

“Kalau untuk faktor penghambatnya sendiri ya anak itu

sendiri, kalau secara psikologi masih labil, masih ingin mencari jati

diri dan ingin mencoba sesuatu yang baru terutama yang negatif-

Page 90: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

74

negatif” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017 dengan YA,

pukul 13.15 WIB di Ruang Kabid Kurikulum).

S juga menyampaikan pendapat tentang penghambat yang

dirasakan dalam implementasi pendidikan karakter kepada siswanya,

faktor utamanya adalah dari siswa itu sendiri. S mengungkapkan:

“Faktor penghambatnya nek dari siswa, biasa mbak kalo yang

namanya siswa kan usianya masih labil. Jadi pendidikan karakter

belum dilaksanakan, kadang masih memberontak, masih

melakukan dengan paksaan dan belum sepenuh hati. Yang

terpenting kita tidak boleh bosan dalam mengingatkan, karena

memang pendidikan karakter membutuhkan proses yang tidak

sebentar, perlu diulang terus” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli

dengan S, pukul 14.20 WIB di ruang guru).

Hal senada diungkapkan J selaku wali kelas, bahwa dalam

implementasi pendidikan karakter tidak selamanya berjalan dengan lancar

sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang menghambat

implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru

berpendapat bahwa:

“Namanya anak-anak jiwa bermainnya masih menonjol, jadi

dia cenderung lebih mudah terbawa lingkungan yang lain. Jika

bergaul dengan lingkungan yang tidak baik maka akan tidak baik

pula karakter anak tersebut” (Sumber: Wawancara, Jum‟at, 28 Juli

2017 dengan J, pukul 12.10 WIB di Ruang Guru).

Beberapa narasumber juga berpendapat yang hampir sama dengan

pendapat-pendapat di atas, bahwa pendidikan karakter merupakan

pendidikan yang membutuhkan proses yang tidak sebentar, dan ketlatenan

guru dalam mendidik dan membimbing. Faktor lingkungan, faktor dalam

diri siswa itu sendiri yang belum sesuai dengan harapan sekolah

Page 91: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

75

merupakan hambatan yang dialami oleh para guru di SMP Negeri 2

Banyubiru, beberapa pendapat diungkapkan:

“Kalau yang menghambat, kadang pengaruh lingkungan itu

tadi. Kalau menurut saya siswa usia SMP itu, guru dan orang tua

nomor sekian, dibandingkan teman. Pertemanan itu nomor satu.

Guru dan orang tua mau bilang apa, contohlah kalo bilang belajar,

gak bole main. Tapi kalo temen bilang ayo bolos, ya anak tersebut

ngikut temannya. Anak usia ini kan takut gak punya temen, takut

dicim, jadi faktor utama adalah teman” (Sumber: Wawancara,

Kamis, 27 Juli, pukul 09.45 WIB di Ruang Tamu).

“Ya namanya anak-anak kan berbeda-beda mbak, masih

susah untuk dikondisikan. Karakternya berbeda membuat susah

untuk mengaturnya” (Sumber: Wawancara, Kamis, 23 Februari

2017 dengan G, pukul 11.00 WIB di koridor sekolah).

Siswa SMP Negri 2 Banyubiru juga mengungkapkan faktor yang

menghambat implementasi pendidikan karakter di SMP Islam Al-Azhar 18

Kota Salatiga adalah faktor dari anak itu sendiri, karena sebenarnya di

sekolah bapak dan ibu guru telah mengajarkan banyak kebaikan, tetapi

anak itu sendirilah yang memang melakukan dengan sengaja atau tidak

sengaja melanggar peraturan, E mengungkapkan:

“Ada beberapa siswa yang belum manut dengan peraturan

mbak. Seperti masih ada yang datang terlambat, masih sering

melanggar peraturan karena masih menyepelekan. Soalnya biarpun

berkali-kali dihukum tapi masih mengulang kesalahan yang sama”

(Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017 dengan E, pukul 12.45

WIB di ruang kelas 9).

Hasil penelitian oleh peneliti selama satu minggu, mulai pagi

hingga siswa pulang terlihat bahwa memang masih ada beberapa siswa

yang belum menaati peraturan sekolah dan masih susah untuk diatur. Ada

juga siswa yang masih keluar masuk kelas pada saat jam pelajaran dan

menganggu siswa yang lain.

Page 92: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

76

Meskipun dengan berbagai strategi secara maksimal dan ternyata

hasilnya belum sesuai dengan harapan, tetapi bapak dan ibu guru di SMP

Negeri 2 Banyubiru tidak menyerah dan berdiam diri begitu saja. Mereka

akan selalu berusaha dengan maksimal agar pendidikan karakter berjalan

dengan baik dan sesuai dengan harapan.

Page 93: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

77

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Konsep Pendidikan Karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2

Banyubiru tahun 2017

Konsep merupakan dasar, tujuan, cita-cita atau harapan dalam rangka

mewujudkan suatu pelaksanaan. Dengan adanya konsep maka pelaksanaan

akan mudah dilakukan.

Pendidikan karakter menurut Zucdi (2009: 76) adalah sebuah proses

pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai luhur, budi pekerti atau akhlak

mulia yang berakar pada ajaran agama, adat istiadat dan nilai-nilai ke-

Indonesiaan, dalam rangka mengembangkan kepribadian peserta didik supaya

menjadi manusia yang bermartabat, menjadi warga bangsa yang berkarakter

sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Selaras dengan hal tersebut, konsep yang dikembangkan dalam

pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru adalah dengan berkonsep

kepada nilai dan norma agama, ini artinya nilai dan norma agama menjadi

nilai utama dan tertinggi yang harus diterapkan. Karena jika siswa, guru dan

semua warga sekolah menerapkan nilai dan norma agama insyaa allah tidak

ada siswa yang melanggar norma dan hukum. Karena jelas bahwa di dalam

agama islam telah dijelaskan bahwa akhlak seorang muslim itu sempurna,

dengan dibekali akal fikiran yang diharapkan mampu digunakan untuk

berfikir dan bertindak dan diharapkan mampu untuk membedakan mana

perbuatan yang haq dan perbuatan yang bathil. Dalam hadits pun juga jelas,

bahwa Rasulullah SAW diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak

Page 94: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

78

manusia. Misalnya nilai religius, diimplementasikan dalam kegiatan berdoa

sebelum dan sesudah KBM, pembiasaan tadarus, sholat dhuha, sholat dzuhur

berjamaah, dan lain sebagainya.

Konsep pendidikan karakter di sekolah ini juga berdasarkan unggah-

ungguh dan budaya jawa, yang di dalamnya memuat banyak peraturan,

norma, adat serta kebiasaan yang dilakukan masyarakat setempat atau

masyarakat jawa. Dalam hal ini misalnya, mencium telapak tangan guru atau

orang yang lebih tua ketika bersalaman, menundukkan badan dan meminta

izin ketika lewat di depan guru, selalu ramah saat bertemu guru atau orang

lain, tidak hanya sebatas di sekolah saja akan tetapi ketika mereka melihat

guru di luar sekolah mereka juga melakukan hal yang sama seperti saat di

dalam sekolah.

Di sini tugas guru selain menjadi fasisilitator dalam menyalurkan ilmu

pengetahuan, guru juga berperan penting dalam memberi contoh, mengajak

dan membimbing siswa kepada suatu perbuatan yang baik.

Munurut Muslich (2011: 81) tujuan pendidikan karakter adalah untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah

pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta

didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari. Pada tingkat institusi, pendidikan karakter mengarah pada

Page 95: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

79

pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,

tradisi, kebiasaan kseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua

warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan

ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat.

Sesuai dengan pendapat di atas, di SMP Negeri 2 Banyubiru yang

mempunyai visi membangun generasi yang berkualitas, beriman dan

bertaqwa itu merupakan konsep dan tujuan dari implementasi pendidikan

karakter siswa di sana. Jadi konsep pendidikan karaker yang dikembangkan

di SMP Negeri 2 Banyubiru adalah untuk mendidik karakter siswa secara

menyeluruh, baik pengetahuan, maupun nilai hidup. Hal tersebut bertujuan

untuk membentuk siswa sebagai insan kamil.

Selain kepada hal-hal di atas, konsep pendidikan karakter yang

dikembangkan di SMP Negeri 2 Banyubiru adalah dengan berdasarkan tata

tertib atau peraturan yang ada di sekolah. Tata tertib dan peraturan sekolah

sangat membantu dalam implementasi pendidikan karaker siswa. Dengan

adanya tata tertib yang ada, diharapkan semua siswa dan guru dapat menaati

dan melaksanakan tata tertib tersebut, sehingga pendidikan karakter bisa

berjalan dan terlaksana dengan baik.

B. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di SMP Negri 2 Banyubiru

Tahun 2017

Implementasi merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana

menjadi sebuah tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif

Page 96: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

80

dan efisien. Dalam implementasi pendidikan karakter merupakan kegiatan inti

dari pendudidikan karakter.

Implementasi pendidikan karakter dalam KTSP dilakukan dengan

mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan pemblajaran,

pengembangan budaya sekolah dan pusat belajar (kegiatan rutin, kegiatan

spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan

keseharian di rumah dan di masyarakat), serta penambahan alokasi waktu

pembelajaran (Daryanto, 2013: 75-76).

Selaras dengan pendapat di atas, implementasi pendidikan karakter

siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Pembelajaran

Dilihat dari penjabaran nilai-nilai karakter yang sering ditanamkan

guru dalam KBM, di SMP Negeri 2 Banyubiru telah mengintegrasikan

nilai-nilai karakter ke dalam KBM. Hal ini terlihat dari hasil observasi,

wawancara, dan dokumentasi terkait dengan penanaman nilai-nilai

karakter yang ditanamkan guru.

Adapun nilai-nilai karakter yang ditanamkan guru dalam KBM

diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Nilai-nilai Karakter dan Indikatornya di dalam KBM

No Nilai Karakter Indikator

1 Religius 1. Berdoa sebelum dan sesudah KBM

Page 97: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

81

2 Disiplin 1. Membiasakan untuk masuk kelas tepat

waktu

2. Membiasakan menaati peraturan kelas

3. Membiasakan mengumpulkan tugas tepat

waktu

3 Jujur 1. Tidak mencontek ketika ulangan

4 Peduli

Lingkungan

1. Pembiasaan potong rambut, kuku, rapi

dalam berpakaian, dan kebersihan badan

2. Menjaga kebersihan kelas

3. Merapikan tata letak meja, kursi dan

benda-benda kelas

4. Tersedianya tempat sampah

5 Tanggung

Jawab

1. Melaksanakan tugas piket sesuai jadwal

2. Meleksanakan tugas dari guru

6 Kreatif 1. Menciptakan situasi belajar yang bisa

menumbuhkan daya fikir dan bertindak

secara kreatif

2. Menggunakan metode pembelajaran yang

kreatif dn tidak membosankan

3. Pemberian tugas yang menantang sehingga

memunculkan karya dan ide kreatif siswa

7 Demokratis 1. Mengambil keputsan dalam kontrak belajar

Page 98: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

82

atau komitmen kelas secara bersamaan

antara guru dengan siswa

8 Cinta Tanah Air 1. Memajang foto presiden dan wakil

presiden

2. Memajang foto pahlawan-pahlawan

nasional

3. Memasang peta indonesia

9 Toleransi 1. Guru memberikan pelayanan yang sama

kepada seluruh siswa tanpa membedakan

2. Bekerja dalam kelompok yang berbeda

10 Kesopanan 1. Tindak tanduk antara murid dengan guru

11 Rasa Ingi Tahu 1. Menciptakan suasana kelas yang

mengundang keingintahuan siswa

2. Mengimplementasikan model-model

pembelajaran yang aktif dan kreatif

12 Menghargai

Prestasi

1. Memberikan reward kepada siswa yang

berprestasi

2. Menciptakan suasana pembelajaran untuk

memotivasi siswa berprestasi

13 Komunikatif 1. memberikan komunikasi yang santun dan

Memberikan motivasi.

14 Gemar

membaca

Memberikan kebiasaan dengan tanpapaksaan

untuk menambah wawasan siswa.

Page 99: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

83

b. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar

Implementasi pendidikan karakter melalui pengembangan budaya

sekolah dilakukan dengan:

1) Pembiasaan Rutin

Karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa tidak akan terbentuk

dengan tiba-tiba tetapi perlu proses yang lama dan pembiasaan yang

kontinyu. Oleh karena itu perlu upaya pembiasaan perwujudan nilai-

nilai dalam kehidupan sehari-hari (Damayanti, 2014: 63). Begitu juga

implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru

juga dilaksanakan secara rutin agar nilai-nilai karakter melekat dalam

diri siswa. Pembiasaan rutin di sekolah ini meliputi:

a) Kegiatan Harian:

(1) Mushafakhah: kegiatan berjabat tangan dengan guru-guru di

gerbang ketika siswa berangkat sekolah dan juga pemeriksaan

ketertiban serta kelengkapan atribut siswa. (Disiplin, Tanggung

Jawab).

(2) Pembacaan ikrar siswa yang diselipkan dengan menyanyikan

lagu Indonesia Raya, hafalan Al-Qur‟an dan pengumuman-

pengumuman. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawab, Cinta

Tanah Air).

(3) Sholat Dhuha: dilaksanakan oleh guru dan siswa saat pada

jamistirahat pertama. (Religius).

Page 100: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

84

(4) Sholat Dzuhur Berjamaah: dilaksanakan oleh seluruh warga

SMP Negri 2 Banyubiru di masjid diisi dengan kultum, dzikir

dan doa. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawab)

(5) Pembiasaan senyum, salam dan sapa setiap kali bertemu. (Sopan

Santun, Toleransi).

b) Kegiatan Mingguan:

(1) Upacara hari Senin: dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah di

halaman sekolah. Petugas upacara bergilir setiap minggunya.

(Disiplin, Tanggung Jawab. Semangat Kebangsaan Dan

Nasionalisme, Cinta Tanah Air).

(2) Jum‟at pagi penuh berkah: dilaksanakan setiap Jum‟at pukul

06.50 WIB-07.30 WIB oleh seluruh warga sekolah di Koridor

Sekolah. Kegiatan ini diisi dengan senam SKJ, bersih2-bersih

lingkungan setelah itu masuk kelas pembacaan asmaul husna,

membaca surat-surat pilihan serta diakhiri dengan kultum.

Petugasnya bergilir. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawabkreatif,

Komunikatif).

(3) Infaq Jum‟at: dilaksanakan oleh petugas OSIS dengan

membawa kotak infaq dan keliling kelas. (Religius, Dermawan)

(4) Sabtu Perwalian: dilaksanakan pada hari sabtu pagi. Wali kelas

memasuki kelas yang dibimbingnya masing-masing, dan

mengadakan pembinaan, musyawarah terkait keadaan siswa dan

Page 101: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

85

kelas serta masalah-masalah seputar kelasnya. (Demokratis,

Komunikatif. Tanggung Jawab, Kreatif).

c) Kegiatan Incidental

Kegiatan incidental merupakan kegiatan yang dilakukan pada

saat-saat tertentu, sesuai dengan penjadwalan. Dalam hal ini di SMP

Negeri 2 Banyubiru melakukan kegiatan incidental sebagai berikut:

(1) MABIT: dilaksanakanpada akhir semester gasal olehkelas VII

dan VIII. (Religius, disipli, tanggung jawab, kreatif).

(2) Upacara Peringatan Hari Besar Nasional: Upacara dilaksanakan

seperti upacara Hardiknas, Hari Guru, HUT RI, dan lain-lain.

(Disiplin, semangat kebangsaan dan Nasionalisme, Cinta Tanah

Air).

(3) Peringatan Hari Besar Islam: Kegiatan seperti pengajian dalam

rangka Isra‟ Miraj, Maulid Nabi, Idul Qurban, dan lain-lain.

Biasanya juga diisi dengan berbagai lomba-lomba yang

menunjang kreatifitas anak seperti lomba kaligrafi, hafalan juz

30, dan lain-lain. (Religius, Peduli Sosial, Kreatif, Toleransi).

2) Kegiatan Spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan

pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru

mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari siswa yang harus

dikoreksi pada saat itu juga. Misalnya, ada siswa yang membuang

Page 102: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

86

sampah sembarangan, berteriak-teriak sehingga menganggu pihak

yang lain, berbicara dan berlaku tidak sopan, dan lain sebagainya.

Ada juga kegiatan spontan lain yang dilaksanakan di SMP Negeri 2

Banyubiru. Misalnya mengunjungi teman yang sedang tertimpa

musibah sakit ataupun keluarganya yang meninggal. Memberikan

sebagian hartanya untuk disumbangkan kepada yang terkena musibah

tersebut. Kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan

rasa kepedulian siswa terhadap sesama.

3) Keteladanan

Aktualisasi nilai-nilai yang telah ditanamkan pada siswa perlu

didukung oleh lingkungan yang memberikan keteladanan (Damayanti,

2014: 62). Dalam hal ini guru sebagai pemimpin (pendidik) harus bisa

digugu dan ditiru, harus memberikan teladan atau contoh yang baik

bagi siswanya, baik itu dalam bertutur kata, berbuat maupun

berpenampilan.

Dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21 Allah berfirman

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah Swt

dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”

Selaras dengan hal tersebut, guru dan tenaga kependidikan di SMP

Negeri 2 Banyubiru telah menerapkan keteladanan bagi siswa, seperti

berpakaian rapi, bersikap ramah (senyum, salam, sapa), berbahasa

yang baik, disiplin, memuji kebaikan dan keberhasilan siswa,

Page 103: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

87

mengikuti sholat dhuha dan sholat dzuhur berjamaah dan kegiatan-

kegiatan lainnya.

Tujuannya adalah agar siswa mudah dalam menerima dan meniru

perilaku yang baik yang dilakukan guru sehingga lama-kelamaan

karakter dapat terbentuk dengan sendirinya. Seorang guru adalah orang

yang perkataan dan perbuatannya dipatuhi dan dianut itu sudah

sepantasnya memiliki karakter sempurna dalam menjalani aktivitasnya.

Maka, apabila perkataan dan perbuatan guru tidak memiliki karakter

baik, maka kita tidak bisa membayangkan apa jadinya karakter

siswanya.

4) Pengkondisian

Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung

keterlaksanaan pendidikan karakter. Dalam rangka mendukung

implementasi pendidikan karakter siswa maka sekolah harus

dikondisikan dengan baik. Lingkungan sekolah harus mencerminkan

kehidupan sekolah yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang

diinginkan.

Selaras dengan hal tersebut, semua warga di SMP Negeri 2

Banyubiru telah berusaha mengkondisikan sekolah dengan baik.

Misalnya toilet yang selalu bersih, tempat sampah ada di berbagai

tempat dan disendirikan antara sampah organik dan anorganik, sekolah

terlihat rapi dan alat belajar diletakkan terartur, slogan-slogan di

Page 104: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

88

dinding sekolah dan di halaman sekolah, dan suasana lingkungan yang

tidak bising.

5) Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan

untuk mengembangkan bakat minat siswa dan juga bertujuan untuk

membentuk karakter siswa. Karena dalam kegiatan ekstrakurikuler

siswa dapat memilih sendiri jenis ekstrakurikuler yang disukai sesuai

dengan bakat dan minat siswa.

Selaras dengan hal tersebut, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

di SMP Negeri 2 Banyubiru dilaksanakan sebagai sarana untuk

membentuk dan mengembangkan nilai-nilai karakter anak. Kegiatan

ekstrakurikuler tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jenis Ekstrakurikuler dan Nilai Karakter yang Diimplementasikan

No Jenis Ekstrakurikuler Nilai Karakter

1 Pramuka Cinta damai, Disiplin,

Toleransi, Kerja Keras, Kreatif,

Mandiri

2 Mengaji Religius

3 ASBD (Al-Azhar Seni Bela

Diri)

Disiplin, Mandiri, Kerja Keras

4 Futsal Kerja keras

Page 105: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

89

5 PMR Disiplin

6 Rebana Kreatif

Dalam hal ini kegiatan ekstrakurikuler sangat besar pengaruhnya

dalam pembentukan dan pengembangan karakter siswa. Karena

kegiatan ekstrakurikuler diikuti siswa berdasarkan bakat dan minat

siswa itu sendiri tanpa adanya paksaan. Misalnya ada anak yang suka

vocal grup karena memang suka nyanyi, di situ anak sangat senang.

Suka tampil, seneng karena terbiasa latihan bareng, kemudian dia

menjadi baik di situ, akhirnya dia berani tampil jadi dia lebih percaya

diri dibandingkan sebelumnya. Lebih suka di ekstrakurikuler karena

tidak ada paksaan.

6) Kegiatan Keseharian di rumah dan di masyarakat

Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat merupakan

kegiatan yang dilakukan sekolah agar dapat mengupayakan terciptanya

keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan

pembiasaan di rumah dan masyarakat (Daryanto, 2013: 76).

Hal ini selaras dengan kegiatan yang dilakukan di SMP Negeri 2

Banyubiru. Sekolah selalu menjalin hubungan baik dengan orang

tua/wali murid, sekolah membuat buku penghubung antara sekolah

dengan orang tua/wali muid, agar orang tua tahu kondisi anajnya di

sekolah, dan sekolah juga tahu kondisi siswa saat di rumah. Sekolah

juga selalu memberikan informasi kepada orang tua/ wali murid

Page 106: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

90

dengan cara mengadakan pertemuan rutin setiap tahunnya, agar tujuan

pendidikan di sekolah sinkron dan mendapat dukungan dari orang tua.

Selain itu ada juga home visit dan tahajud misscalled sebagai bentuk

dan upaya implementasi pendidikan karakter di luar sekolah.

7) Reward and Punishment

Agar perilaku siswa sesuai dengan tata nilai dan norma yang

ditanamkan perlu dilakukan konfirmasi antara nilai yang dipahami dan

perilaku yang dimunculkan. Apabila siswa melakukan yang sesuai

keininginan perlu diberikan penghargaan atau reward, agar siswa

semangat untuk menjadi lebih baik. Sedangkan untuk mencegah

terjadinya penyimpangan perilaku terhadap tata tertib dan norma perlu

dilakukn upaya pencegahan dengan memberikan hukumn atau

punishment yang sepadan dan bersifat pedagogis pada siswa

(Damayanti, 2014: 64).

Sesuai hal tersebut, pihak sekolah juga melaksanakan metode itu

dalam membentuk karakter siswa. Hal ini dilakukan melalui berbagai

cara, diantaranya pemberian hadiah berupa barang kepada siswa yang

berprestasi, kepada siswa yang hasil karyanya bagus. Tetapi terkadang

reward tidak selamanya diwujudkan dengan barang. Ada juga guru

yang memberikan nilai plus dan sekedar tepuk tangan kepada siswa

yang nilainya terbaik sebagai cara untuk memberikan reward atau

penghargaan. Kemudian untuk yang melanggar tata tertib seperti

Page 107: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

91

datang terlambat, tidak mematuhi peraturan sekolah maka siswa

mendapatkan poin pelanggaran.

Implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru,

selain dilakukan dengan dua hal di atas, ada juga implementasi pendidikan

karakter berbasis pikiran. Implementasi pendidikan karakter berbasis pikiran

diwujudkan dengan adanya pembacaaan ikrar guru dan siswa sebelum

kegiatan belajar mengajar dimulai ada juga dengan motivasi-motivasi dan

nasihat bapak serta ibu guru yang selalu ditanamkan kepada siswa. Karena

dengan perkataan yang diucapkan kepada siswa, kemudian siswa merekam

perkataan dan masuk ke dalam pikiran mereka dan tertanam ke pikiran

mereka. Suatu hal yang sudah tertanam ke dalam pikiran maka akan

berpengaruh dalam pengucapan atau bertutur kata, dan perkataan akan

berpengaruh terhadap perbuatan yang dilakukan. Perbuatan yang dilakukan

akan berpengaruh pula kepada kebiasaan, dan kebiasaan yang dilakukan

secara terus menerus akan menghasilkan karakter. Dan dengan karakter yang

ditaburkan maka akan menuai nasibnya.

Tidak hanya siswa saja yang melaksanakan pendidikan karakter di

SMP Negeri 2 Banyubiru, akan tetapi semua guru juga menerapkan

pendidikan karakter. Implementasi pendidikan karakter untuk guru dan kepala

sekolah di SMP Negeri 2 Banyubiru hampir sama dengan apa yang dilakukan

siswa-siswinya, dengan pembiasaan-pembiasan seperti senyum, salam dan

sapa setiap bertemu dengan siswa dan bapak ibu guru lainnya, melaksanakan

ikrar guru, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah. Dan tidak lupa hal yang

Page 108: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

92

paling penting dilakukan oleh kepala sekolah dan guru adalah dengan selalu

memberikan teladan yang baik untuk siswa-siswinya, baik dalam perkataan,

penampilan dan perbuatan.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa implementasi pendidikan karakter

siswa diintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan

kegiatan kegitan di luar sekolah. Implementasi pendidikan karakter di SMP

Negeri 2 Banyubiru tidak hanya dilakukan oleh siswanya saja, akan tetapi

oleh kepala sekolah dan guru-guru. Strategi yang digunakan adalah dengan

pembiasaan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan

ekrakurikuler, kegiatan keseharian di rumah dan di msyarakat, serta melalui

sistem reward and punishment. Dengan strategi di atas maka diharapkan

akan terbentuk karakter yang kuat yang melekat dalam diri siswa sebagai

bekal untuk melanjutkan kehidupan setelah lulus baik di sekolah maupun di

lingkungan rumah dan masyarakat.

C. Faktor-faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru Tahun 2017

Dalam implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru, tidak lepas dari faktor-faktor yang mendukung imlementasi

pendidikan karakter, Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai segi,

baik guru, siswa-siswi, fasilitas, maupun lingkungan sekitarnya. Menurut

Gunawan (2012:19) menyebutkan bahwa terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi karakter manusia. Dari sekian banyak faktor tersebut, para

Page 109: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

93

ahli menggolongkannya ke dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern.

Hampir sama dengan pendapat di atas, bahwa setiap proses

implementasi pendidikan karakter baik dalam kegiatan pembelajaran maupun

kegiatan di luar pembelajaran tidaklah lepas dari faktor-faktor yang

mendukung keberhasilan implementasi pendidikan karakter siswa di SMP

Negeri 2 Banyubiru. Adapun faktor pendukung tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Faktor Intern

Faktor interen merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu

itu sendiri. Dalam hal ini faktor yang mendukung implementasi

pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru adalah kesadaran

siswa tersebut. Mekipun ada sebagian siswa yang belum menyadari

atau belum ikhlas melakukan perintah dan menaati tata tertib, tetapi

ada juga siswa yang dengan kesadaran dirinya dan tanpa paksaan

sudah bisa melakukan atau menerapkan pendidikan karakter.

b. Faktor Ekstern

Faktor eksteren atau faktor yang mendukung terlaksananya

pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru antara lain:

1) Visi dan misi sekolah serta tata tertib sekolah yang menjadi acuan

dalam implementasi pendidikan karakter.

Page 110: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

94

2) Dari data yang ditemukan bahwa kekuatan dari guru dan seluruh

stake holders sekolah sangat mendukung implementasi pendidikan

karakter.

3) Kegiatan yang sudah terprogram dan budaya sekolah yang

notabennya sekolah islam, guru dan siswanya semua islam, yang

tida pernah sepi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan membuat

mudah dalam implementasi pendidikan karakter.

4) Prinsip kebersamaan, kerja sama dan kekeluargaan yang terus

dijaga serta kedekatan antara guru dengan siswa membuat nyaman

dalam pengimplentasian pendidikan karakter.

5) Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak membuat mudah untuk

mengawasi dan mengontrolnya.

6) Sarana dan prasarana atau fasilitas sekolah yang baik dan lengkap

7) Lingkungan yang kondusif sehingga nyaman dan mudah dalam

implementasi pendidikan karakter.

Faktor-faktor di atas tentunya dapat membantu dan mempermudah

guru maupun siswa dan semua warga sekolah dalam implementasi

pendidikan karakter siswa, baik itu di dalam KBM, budaya sekolah

maupun kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya pendukung-

pendukung tersebut, diharapkan semua warga sekolah lebih semangat

dalam menjalankan tugas sesuai kewajibannya masing-masing.

D. Faktor-faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru

Page 111: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

95

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi dan wawancara,

ada beberapa hambatan yang dihadapi sekolah dalam implementasi

pendidikan karakter siswanya. Hambatan yang dialami sekolah sangat

beragam. Ada faktor dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern) siswa itu

sendiri, diantaranya adalah:

a. Faktor Intern

Gunawan (2012: 19-21) mengungkapkan bahwa faktor penghambat

pembentukan karakter siswa dari dalam atau faktor intern dipengaruhi

oleh insting atau naluri, adat atau kebiasaan, kehendak atau kemauan,

suara batin atau suara hati, dan keturunan.

Hampir sama dengan pendapat Gunawan, faktor penghambat dari

dalam (intern) yang dialami siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru antara lain:

1) Keadaan siswa itu sendiri, siswa usia SMP itu kalau secara psikologi

masih labil, masih ingin mencari jati diri dan ingin mencoba sesuatu

yang baru terutama yang negatif-negatif. Solusinya adalah dengan

terus mengingatkan dan membimbing, karena pendidikan karakter itu

tidak serta merta berhasil sesuai dengan keinginan, tetapi

membutuhkan proses dan waktu yang lama.

2) Keberagaman karakter siswa dan beberapa siswa yang sulit diatur

serta keterbatasan guru dalam mengawasi perilaku siswa, sehingga

membuat sulit untuk mengimplementasikan pendidikan karakter pada

siswa.

b. Faktor Ekstern

Page 112: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

96

1) Lingkungan bergaul di luar sekolah, perbedaan kebudayaan di

rumah dan di sekolah. Jika di sekolah siswa memang sudah

diajarkan karakter-karakter baik, belum tentu saat di rumah siswa

melaksanakan hal tersebut. Terkadang masih ada orang tua di

rumah yang belum mendukung pendidikan karakter dan tujuan

pendidikan sekolah. Jadi tujuan pendidikan di sekolah belum satu

sinergis dengan budaya yang dilakukan di rumah.

2) Terbatasnya kontrol sekolah seteleh siswa pulang sekolah. Dalam

hal ini pihak sekolah tidak dapat memantau kegiatan anak di luar

sekolah secara intens, untuk menjembatani antara pihak sekolah

dengan orang tua maka diperlukan buku penghubung agar semua

bisa mengetahui, dan bisa menjalin komunikasi serta koordinasi

yang baik antara pihak sekolah, siswa dan orang tua.

3) Pengaruh media, seperti televisi, handphone, internet, facebook,

instagram, twetter, dan lain sebagainya yang didalamnya

mengandung unsur positif maupun negatif. Informasi yang tidak

terbendung melalui medsos, jika siswa tidak pandai dalam

menggunakannya maka akan berdampak buruk bagi siswa.

Solusinya, pihak sekolah bekerja sama dengan orang tua/ wali

murid untuk selalu mengontrol dan membimbing, mengawasi dan

mendampingi putera-puterinya di rumah agar tidak menggunakan

medsos mereka secara salah dan berlebihan.

Page 113: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

97

Dengan diketahuinya faktor-faktor penghambat dalam

implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru,

diharapkan pihak sekolah mampu menemukan solusi agar implementasi

pendidikan karakter berjalan lebih baik lagi.

Page 114: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

dapat mengambil kesimpula:

1. konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Negeri 2

Banyubiru adalah dengan berkonsep kepada nilai dan ajaran agama

Islam, unggah-ungguh dan budaya Jawa, visi dan misi sekolah, serta

tata tertib sekolah.

2. Implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru

dilakukan dengan implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan

belajar mengajar dan dengan pengembangan budaya sekolah dan

pusat kegiatan belajar (pembiasaan rutin, kegiatan spontan,

keteladanan, pengkondisian, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan

keseharian di rumah dan di masyarakat, serta sistem reward and

punishment) serta implementasi pendidikan karakte berbasis fikiran

yang diwujudkan dengan pembacaan ikrar, pemberian nasihat serta

motivasi kepada siswa. Bukan hanya siswa saja yang

mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah, akan tetapi

semua warga sekolah seperti kepala sekolah dan semua guru.

Page 115: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

99

3. Faktor yang mendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari

dalam diri siswa tersebut dan faktor dari luar. Faktor dari dalam yaitu

kesadaran siswa itu sendiri dalam melaksanakan atau menerapkan

karakter pada dirinya. Sedangkan faktor dali luar diantaranya adalah

visi dan misi sekolah, kekuatan dari guru, kegiatan yang sudah

terprogram, prinsip kebersamaan, kerj sama, kekeluargaan dari semua

anggota atau warga sekolah seperti siswa, guru, yayasan, dan orang

tua, jumlah siswa yang sedikit sehingga mudah untuk mengontrol,

sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah yang memadai, serta

lingkungan sekolah yang kondusif.

4. Faktor yang menjadi penghambat implementasi pendidikan karakter

siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru Salatiga, juga meliputi faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi adalah

keadaan siswa itu sendiri, serta keberagaman karakter siswa sehingga

sulit untuk diatur. Faktor ekstern yang mempengaruhi adalah antara

lainlingkungan bergaul, perbedaan budaya sekolah dengan budaya di

rumah, kurangnya kontrol dari guru dan orang tua, serta pengaruh

media sosial.

B. Saran

1. Untuk para siswa diharapkan terus semangat dalam belajar di

sekolah, dikarenakan pendidikan di sekolah bukan saja

Page 116: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

100

mendapatkan ilmu pengetahuan, akan tetapi dapat memperbaiki

karakter pada diri siswa.

2. Untuk bapak, ibu guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam

sekolah dapat disisipi oleh karakter-karakter yang sudah di

sampaikan oleh diknas, tidak hanya disampaikan dalam bentuk

materi saja, akan tetapi dalam prakteknya di sekolah.

3. Untuk orang tua wali siswa, agar dapat berkoordinasi pada

sekolahan, guna menyambung pendidikan yang terdapat di

sekolahan, sehingga sekolah dalam mendidik anak tidak sia-sia.

Page 117: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter: Konstruktivisme dan

VCT Sebagai Inovasi Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. 2012. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari

Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Damyanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah:

Teori dan Praktik Internalisasi Nilai. Yogyakarta: Araska.

Daryanto, dkk. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.

Yogyakarta: Gava Media.

Fathurrohman, Pupuh. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Refika Aditama.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi.

Bandung: Alfabeta.

Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban

Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Kadir, Abdul. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang:

UIN-Maliki Press.

Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta:

Kementrian Pendidikan Nasional.

Kesuma, Dharma dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lickona, Thomas. 2015. Educating For Character: Mendidik untuk Membentuk

Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomi. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Moleong, Lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Page 118: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

Muin, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Naim, Ngainun. 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan

dalam Pengembangan Ilmu &Pembentukan Karakter Bangsa.

Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Narwati, Sri. 2011. Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk

Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Ruslan, Rusadi. 2010. Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi.

Jakarta: Rajawali Pers.

Samani, Muchlas & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zuchdi, Darmiyati. 2009. Pendidikan Karakter: Grand Design dan Nilai-nilai

Target. Yogyakarta: UNY Press.

http://el-kawaqi.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-

para.html, diakses pada hari minggu 5 Agustus 2017, pukul 19.00 WIB.

Page 119: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PEDOMAN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

Penelitian yang dilakukan ini akan mengamati (observation)

mengenai Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru,

yang di antaranya meliputi:

1. Melakukan pengamatan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) di kelas.

2. Melakukan pengamatan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan

dengan nilai-nilai pendidikan karakter.

3. Melakukan pengamatan pada penerapan pembiasaan/keseharian di

lingkungan sekolah yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan

karakter.

Pedoman Observasi Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru tahun 2017

No Aspek yang Diamati Ya Tidak Ket

A Kegiatan Belajar Mengajar (KMB)

1 Membiasakan diri mengawali dan mengakhiri KBM

dengan berdoa

2 Guru dapat mengintegrasukan pendidikan karakter

Page 120: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

kedalam mata pelajaran

3 Strategi yang digunakan guru terkait implementasi

pendidikan karakter mudah dipahami

4 Guru menyampaikan materi secara komunikatif

sehingga peserta didik lebih termotivasi

7 Kematangan peserta didik dalam mengikuti KBM

terlihat dari konsentrasi peserta didik di dalam kelas

8 Peserta didik dapat memahami pengintegrasian

nilai-nilai pendidikan karakter di tiap materi

pelajaran

9 Peserta didik dapat saling membantu pada saat

temannya kesulitan menerima materi pelajaran

10 Peserta didik menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter dalam kehidupan sehari-hari

B Kegiatan Ekstrakurukuler

1 Membiasakan diri untuk mengawali dan mengakhiri

kegiatan dengan berdoa

2 Guru menyampaikan materi kegiatan dengan

mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter

pada peserta didik

3 Strategi yang digunakan guru dalam menyampaikan

materi dapat dengan mudah dipahami peserta didik

4 Guru dapat memberikan contoh dalam

melaksanakan pendidikan karakter tersebut dalam

Page 121: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

kegiatan

5 Peserta didik mampu menguasai materi kegiatan

dengan baik

6 Peserta didik menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter dari kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

7 Kematangan peserta didik dilihat dari konsentrasi

dalam mengikuti kegiatan

8 Peserta didik saling membantu temannya

9 Antar peserta didik saling menghormati dan

menghargai satu sama lain

10 Sportivitas dan semangat terjalin antar peserta didik

C Budaya Sekolah

1 Perilaku kepala sekolah dan guru dapat memberikan

contoh yang berkaitan dengan pendidikan karakter

terhadap pembiasaan peserta didik di lingkungan

sekolah

2 Antar warga sekolah saling menghormati dan

menghargai satu sama lain

3 Memberikan salam dan menyapa saat berpapasan

4 Saling membantu apabila ada teman yang

mengalami kesulitan

5 Antar warga sekolah dapat menerapkan nilai-nilai

pendidikan karakter di lingkungan sekolah

Page 122: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

6 Saling menjaga kebersihan lingkungan sekolah

7 Pembiasaan/kegiatan rutin yang dilakukan siswa

yang berkaitan dengan pendidikan karakter

a. Harian

b. Mingguan

c. Bulanan

d. Tahunan

e. Incidental

B. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan peneliti untuk mengungkap data-data

antara lain sebagai berikut :

1. Melalui arsip tertulis:

a. Profil SMP Negeri 2 Banyubiru

b. Visi dan misi SMP Negeri 2 Banyubiru

c. Keadaan guru dan siswa SMP Negeri 2 Banyubiru

d. Sarana dan prasarana SMP Negeri 2 Banyubiru

e. Jumlah dan kondisi bangunan SMP Negeri 2 Banyubiru

f. Ikrar siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru

g. Tata tertib SMP Negeri 2 Banyubiru

h. Data tentang prestasi siswa SMP Negeri 2 Banyubiru

2. Foto

a. Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas.

b. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Page 123: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

c. Budaya sekolah yang tercermin di lingkungan sekolah

d. Kegiatan/program unggulan sekolah terkait dengan pendidikan

karakter.

C. Pedoman Wawancara

1. Kepala SMP Negeri 2 Banyubiru, Kabid Kurikulum, Guru PAI, Guru

PKn, Guru BK, Pengampu Ekstrakurikuler dan Wali Kelas

a. Identitas Responden

1) Nama :

2) Jenis Kelamin :

3) Jabatan :

4) Usia :

5) Pendidikan terakhir :

6) Alamat :

b. Pertanyaan Peneliti

1) Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di

SMP Negeri 2 Banyubiru saat ini?

2) Bagaimana implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2

Banyubiru tahun 2017?

3) Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter

siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru?

4) Apa saja faktor penghambat implementasi pendidikan karakter

siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru?

Page 124: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

2. Peserta Didik SMP Negeri 2 Banyubiru

a. Identitas Responden

1) Nama :

2) Jenis Kelamin :

3) Usia :

4) Kelas :

5) Alamat :

b. Pertanyaan Penelitian

1) Sikap-sikap baik apa yang diajarkan bapak/ibu guru di sekolah?

2) Apa kalian senang dengan sikap-sikap baik yang diajarkan di

sekolah?

3) Apa masih ada teman-teman kalian yang melanggar peraturan?

4) Bagaimana kesan kamu sekolah di SMP Negeri 2 Banyubiru

dengan banyak peraturan yang harus dilaksanakan?

Page 125: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

HASIL WAWANCARA

A. Wawancara dengan Kepala Sekolah (A) pada hari Kamis, 27 Juli 2017

di Ruang Kepala Sekolah Pukul 08.10 WIB

P: Bagaimana konsep Pendidikan Karakter yang dikembagkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru tahun 2017?

N: “Konsep pendidikan yang kami kembangkan dalam pelaksanaan

pendidikan karakter disini itu bermuara kepada ahlaqul karimah, sesuai

dengan visi dan misi di sekolah kita mbak. Nanti bisa dibaca untuk visi

dan misinya. Yang jelas, kami selalu menekankan kepada anak-anak

bahwa pentingnya pendidikan karakter untuk menempuh kehidupan ke

depan. Kami selalu menerapkan dengan pembiasaan-pembiasaan seperti

senyum, salam dan sapa kepada siapapun saat bertemu. Mbak sendiri

juga sudah melihat kan pembiasaan-pembiasaan yang

diimplemantasikan disini” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017

dengan A, pukul 10.00 di ruang Kepala Sekolah).

P: Nilai-nilai karakter apa saja yang diterapkan dalam implementasi

Pendidikan Karakter di sekolah ini?

N: Nilai karakter yang diterapkan disini sangat banyak. Nilai karakter

diterapkan sejak pagi sampai siswa pulang sekolah, misalnya nilai

kedisiplinan tampak saat siswa datang ke sekolah sebelum bel tanda

masuk berbunyi, kemudian nilai kesopanan tampak ketika siswa-siswi

menerapkan senyum, salam, dan sapa ketika bertemu dengan siapapun,

selanjunya nilai tanggung jawab, kesetiaan dan masih banyak lagi

Mbak.. itu nanti bisa diamati sendiri.

P: Bagaimana implementasi Pendidikan Karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru?

N: “Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Banyubiru

diwujudkan dalam pembiasaan sehari-hari siswa dan semua warga

sekolah mulai dari pagi sampai pulang sekolah dan juga ada jam

tambahan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Yang terkait dengan nilai-nilai

karakter dilaksanakan secara integratif oleh semua lini sekolah, tidak

hanya guru PAI atau PKN saja. Kalau pelaksanaan program harian kan

otomatis penanaman karakter itu melekat kepada tata tertib sekolah,

mulai dari kehadiran siswa tepat waktu, ikrar, sopan santun, senyum

salam sapa, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas di rumah,

sholat dhuha, serta sholat dzuhur berjamaah. Banyak sekali pembiasaan-

pembiasaan yang dapat menanamkan nilai-nilai karakter. Misalnya nilai

karakter kesopanan bisa terlihat setiap kali bertemu siswa dan guru kami

selalu menekankan dan mewajibkan untuk senyum, salam, dan sapa.

Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang dapat menanamkan

pembiasaan karakter baik sehingga melahirkan siswa-siswa yang

Page 126: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

berakhlaqul karimah” (Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017

dengan A, pukul 08.10 WIB di Ruang Kepala Sekolah).

P: Apakah sejauh ini implementasi Pendidikan Karakter sudah berhasil

diterapkan?

N: Kalau berhasil 100% itu belum, karena Pendidikan Karakter merupakan

proses yang lama,kami sebagai pendidik harus lebih berusaha lagi.

P: Faktor apa saja yang mendukung keberhasilan implementasi pendidikan

karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: “Pendukung implementasi pendidikan karakter di SMP Negri 2

Banyubiru sangatlah banyak, beberapa diantaranya antara lain: lokasi

yang strategis dan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga tercipta

suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan, siswa yang tidak

terlalu banyak membuat mudah dalam mengkondisikan, kekuatan guru

dan stakeholders dalam membuat kedekatan dengan siswa,

kedisiplinan sekolah, serta kesadaran siswa dan guru itu sendiri”

(Sumber: Wawancara, Kamis, 27 Juli 2017 dengan A, pukul 08.10

WIB di ruang Kepala Sekolah).

P: Apa saja faktor yang menghambat implementasi pendidikan karakter

siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Sebenarnya kan tanggung jawab pendidikan karakter bukan hanya pada

sekolah saja, tetapi pada orang tua. Di sini yang berat itu justru di

lingkungan luar sekolah, ketika di sekolah kita sudah mengkondidikan

dengan baik namun kita sangat sulit mengontrol perilaku siswa ketika

sudah tidak di sekolah.

B. Wawancara dengan Kabid Kurikulum (YA) pada hari Kamis, 23

Februari 2017 di Ruang Kabid Kurikulum pada Pukul 13.15 WIB

P: Bagaimana konsep Pendidikan Karakter yang dikembagkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru tahun 2017?

N: Kalau konsep pendidikan karakter di sini itu adalah untuk membentuk

karakter siswa, mengarahkan penanaman karakter secara menyeluruh,

baik pengetahuan, maupun nilai hidup. Hal tersebut bertujuan untuk

membentuk siswa sebagai insan kamil. Metodenya dengan memberikan

keteladanan dan pembiasaan.

P: Bagaimana implementasi Pendidikan Karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru?

N:Yang jelas kalau ranahnya kurikulum pendidikan karakter ,yang

dimunculkan itu pertama dilewatkan dengan program harian,

pembiasaan. Njenengan juga tahu sendiri to program pembiasaan mulai

dari pagi sudah terlihat pendidikan karakter yang kita implementasikan

dalam pembiasaan, mulai dari bersalaman, ikrar, sholat dhuha, sholat

dzuhur berjamaah, itu. Belum lagi kalau yang mingguan itu ada upacara

bendera hari senin, sholat dhuha berjamaah, membaca asmaul husna,

kultum dan infaq pada hari jum‟at. Yang satu bulan sekali ya insidental

Page 127: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

sesuai penjadwalannya. Misal penanaman nilai karakter nasionalisme

ada peringatan hari besar nasional seperti 17 Agustus, Hardiknas, dan

lain sebagainya. Terus kalau untuk PHBI ada peringatan 1 muharram,

isro‟ miraj, maulid nabi.

P: Apa saja faktor pendukung dalam keberhasilan implementasi pendidikan

karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Kalau faktor pendorong ya lingkungan, lingkungan juga bisa sebagai

pendorong positif tetapi juga ada negatif.

P: Apa saja faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter

siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Kalau untuk faktor penghambatnya sendiri ya anak itu sendiri, kalau

secara psikologi masih labil, masih ingin mencari jati diri dan ingin

mencoba sesuatu yang baru terutama yang negatif-negatif.

C. Wawancara dengan Guru PKn (E) pada hari Kamis, 27 juli 2017 di

ruang tamu pukul 13.00 WIB

P: Dalam pembelajaran PKn, apakah bapak menerapkan pendidikan

karakter?

N: Iya, contohnya karakter itu satu, sebelum KBM berdoa dahulu, menulis

hamdalah pada buku tugas setelah mengerjakan, itu kan karakter

keagamaan to.

P: Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru?

N: “Pertama, konsep pelaksanaan pendidikan karakter di sini berkonsep

dari visi misi sekolah umum , kedua dari panggilan hati bahwa mengajar

itu adalah ibadah, dan yang ketiga adalah bahwa guru adalah motivator

yang harus mengajar dengan baik, jika guru memberi motivasi dengan

baik maka hasilnyapun akan baik juga”.

P: Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Yang pertama memang karakter anak mudah dikontrol, dan tidak

membutuhkan penanganan lebih, kedua adalah ketegasan yang selalu

saya tanamkan dimana saat anak-anak bisa mengikuti perintah saya,

maka saya akan membimbing mereka menuju gerbang kesuksesan.

Yang penting adalah konsisten kepada komitmen”

P: Apa saja faktor penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Faktor penghambatnya nek dari siswa, biasa mbak kalo yang namanya

siswa kan usianya masih labil. Jadi pendidikan karakter belum

dilaksanakan, kadang masih memberontak, masih melakukan dengan

paksaan dan belum sepenuh hati. Yang terpenting kita tidak boleh bosan

dalam mengingatkan, karena memang pendidikan karakter

membutuhkan proses yang tidak sebentar, perlu diulang terus”

Page 128: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

D. Wawancara dengan guru PAI (X) pada hari Jum’at, 28 Juli 2017 di

Ruang Tamu pukul 08.30 WIB

P: Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru?

N: “Dalam pembelajaran PAI, terus terang banyak sekali nilai-nilai religius

yang diajarkan ke anak, itu semua diterapkan berdasarkan ajaran-ajaran

agama islam, yang di sandarkan kepada sesuatu yang diakui

kebenarannya, yaitu Al-Qur‟an. Didalam Pembelajaran PAI sangat

berperan penting dalan Pendidikan Karakter ini juga berpengaruh pada

pemikiran siswa yang positif dan memiliki sifat kepribadian yang baik

dan insan yang mulia.”

P: Bagaimana implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru ?

N: Salah satunya kalau dalam pembelajaran itu berdoa sebelum KBM,

disiplin. Pendidikan karakter di RPP pun sudah tertuang di situ, ada

beberapa sikap ada religius, tanggung jawab, disiplin kemudian

pembiasaan-pembiasaan yang terus dilakukan agar anak menjadi lebih

baik. Kita realisasikan dalam pembelajaran, jadi include. Misalnya

tugas-tugas, kita mengambil karakter disiplin, berarti dia mengumpulkan

tugas tepat waktu apa tidak. Kalau dalam praktek-praktek di PAI seperti

sholat, wudhu anak tanggung jawab tidak dalam pelaksanaannya. Kalau

sebagai wali kelas, untuk pembinaan, pengarahan kita ada waktu khusus

paling beberapa menit sekali, paling melihat presensi, disiplin tidak.

Yang kedua piket, anak-anak sudah melaksanakan tugasnya apa belum.

Memotivasi agar anak selalu berkarakter baik. Sebagai wali kelas saya

juga tidak bisa bekerja sendiri, saya selalu menanyakan kepada

temannya si anak yang bermasalah dan selalu koordinasi dengan guru

mapel lain dan guru BK, bahkan orang tua.

P: Apa faktor-faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: “Faktor pendukung antaranya ialah visi dan misi sekolah yang dibentuk

untuk mendukung pendidikan karakter untuk mewujudkan ahlaqul

karimah, kemudian lingkungan sekolah yang sudah semua islam, tidak

tercampur dengan yang lain sehingga tidak menimbulkan pro kontra”

P: Apa saja faktor-faktor yang menghambat implementasi pendidikan

karakter siswa di SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Karena karakter anak-anak itu dia bekerja apabila kita perintah, jadi

tanggung jawabnya baru beberapa persen, walaupun ada yang sudah

sadar dan ada yang belum. Jadi harus ditunjuk dulu baru berangkat,

harus diingatkan dulu, misalnya piket ada yang sudah sadar tapi ada

yang memang sengaja tidak mengerjakan, nunggu di peringatkan dulu

baru berangkat.

Page 129: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

E. Wawancara dengan guru BK (RS) pada hari Jum’at, 24 Februari 2017

di Ruang Tamu pukul 09.45 WIB

P: Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru?

N: Ketika masuk di kelas sebagai guru BK, dari awal masuk di ikrar

sampai jam berakhir, ketika melihat anak yang karakternya tidak sesuai

dengan nilai moral ya langsung kita tegur, tidak usah menunggu, jadi

spontan.

P: Bagaimana implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru tahun 2017?

N: Ya, jadi BK itu kan bukan pembelajaran tapi pembimbingan,

pembinaan. Pembimbingan kepada murid yang bermasalah, bermasalah

pribadi, sosial, maupun sekolah. Di sekolah ketika saya masuk ke kelas

selain menyampaikan materi, diawal pasti sudah saya sampaikan.

Banyak hal yang saya sampaikan mengenai pendidikan karakter, baik

yang di sekolah maupun di rumah, di lingkungan masyarakat sekitar.

Apalagi sekolah ini yang notabennya anak-anak menengah ke atas yang

pergaulannya sangat luas, jadi pendidikan karakter sangat penting

disampaikan. Dari awal saya masuk di kelas ketika melihat karakter

yang tidak diharapkan, langsung kita tegur baiknya seperti ini. Anak

yang berkarakter kurang baik itu, biasanya ada riwayat yang melatar

belakanginya, jadi saya sebagai guru BK selalu mengcrosscek riwayat

anak tersebut seperti apa. Mencari riwayat entah di rumah dan di

sekolah lama. Karena tugas seorang guru tidak hanya tanggung jawab

terhadap akademisnya saja, tapi justru ke karakternya itu. Kalau

akademis itu anak bisa mempelajarinya di rumah, sedangkan karakter

itu harus diterapkan di manapun.

P: Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Faktor yang mendukung, adanya kerja sama dengan guru-guru yang

lain. Ketika satu guru menyampaikan/menasihati siswa mungkin masih

cuek, tapi kalo semua guru yang mengingatkan, mungkin akan lebih

mendengarkan.

P: Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Kalau yang menghambat, kadang pengaruh lingkungan itu tadi. Kalau

menurut saya siswa usia SMP itu, guru dan orang tua nomor sekian,

dibandingkan teman. Pertemanan itu nomor satu. Guru dan orang tua

mau bilang apa, contohlah kalo bilang belajar, gak boleh main. Tapi

kalo temen bilang ayo bolos, ya anak tersebut ngikut temannya. Anak

usia ini kan takut gak punya temen, takut dicim, jadi faktor utama

adalah teman.

Page 130: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

F. Wawancara dengan wali kelas VII E (J) pada hari Jum,at , 28 Juli

2017 di Ruang Guru pukul 09.00 WIB

P: Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru?

N: “Untuk pengembangan karakternya, dasarnya jelas dari tuntutan agama

islam, dan cita-cita kami dalam penerapan pendidikan karakter adalah

untuk membentuk generasi yang berakhlaqul karimah. Selain itu juga

berkonsep kepada unggah-ungguh dalam masyarakat sekitar yang selalu

menerapkan kesopanan dan santun dalam bersikap maupun bertuturkata

kepada siapapun, semua ada unggah-ungguhnya

P: Bagaimana implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru tahun 2017?

N: Ya kita kalau anak tertib, disiplin kita nilai dengan baik. Sebelumnya

sudah saya umumkan dahulu ketika awal pertemuan, jadi anak sudah tau

aturan mainnya dalam mapel yang saya ajarkan, kemudian jika ada yang

belum bisa maka saya akan terus melakukan bimbingan, meskipun

diluar jam pelajaran. Bukannya membeda mbedakan pelayanan anak,

tetapi kalau yang seperti itu memang lebih saya perhatikan agar bisa

sama dengan yang lain.

P: Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Faktor pendukungnya adalah keluarga, orang tua, dan lingkuangan

tempat bermain anak itu. Jika lingkungannya baik dan selalu

menanamkan karaker yang baik tentu saja anak tersebut juga akan baik

dan sebaliknya.

P: Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: lingkungan karena lingkungan bisa berdampak baik atau positif

G. Wawancara dengan wali kelas VII A (P) pada hari Kamis, 27 Juli 2017

di Ruang Tamu pukul 09.00 WIB

P: Bagaimana konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP

Negeri 2 Banyubiru?

N: Untuk pengembangan karakternya, dasarnya jelas dari tuntutan agama

islam, dan cita-cita kami dalam penerapan pendidikan karakter adalah

untuk membentuk generasi yang berakhlaqul karimah. Selain itu juga

berkonsep kepada unggah-ungguh dalam masyarakat sekitar yang selalu

menerapkan kesopanan dan santun dalam bersikap maupun bertuturkata

kepada siapapun.

Page 131: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

P: Bagaimana implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Negeri 2

Banyubiru tahun 2017?

N: Dengan membiasakan kedisiplinan siswa untuk melaksanakan tugas,

dan saya tidak bisa melaksanakan sendiri dalam kegiatan

ekstrakurikuler. Kalo pembimbing dari dalam hanya bertugas

mengabsen dan mengkondisikan anak-anak, sedangkan guru

ekstrakurikuler dari luar hanya melaksanakan saja sesuai dengan

ketentuan. Strategi dalam pelaksanaanya ya dengan memberikan sanksi

kepada anak yang melanggar, misalnya ada anak yang membolos

ekstrakurikuler esoknya kita panggil kemudian kita beri teguran, kedua

dengan memberi sanksi seperti PBB atau latihan fisik agar anak jera dan

menjadi disiplin lagi.

P: Apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan karakter siswa ?

N: Faktor pendukung itu ya adanya dukungan dan kerja sama dengan guru-

guru yang lin. Jadi kita semacam team yang mempunyai tugas masing-

masing.

P: Apa saja faktor penghambat implementasi pendidikan karakter siswa di

SMP Negeri 2 Banyubiru?

N: Penghambatnya adalah, ketika guru dari luar yang mengajar kan belum

mengetahui atau belum faham dengan karakter siswanya. Jadi kan

sebaiknya kalau kita mengajar itu cara menyampaikannya harus

menggunakan cara sesuai dengan keadaan siswanya

Page 132: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

LAMPIRAN 2

DATA INFORMAN

NO NAMA JABATAN KODE

1 Sri Mulyati, S.Pd. Kepala Sekolah A

2 Dyah Harjanti S, S.Pd Kabid Kurikulum S

3 Nur Mualifah, S.Pd Kabid Kemuridan G

4 Ita Mulyati, S.Pd. Guru PKn E

5 Tri Hartiningsih,S. Pd. Guru BK K

6 Arina Rahmandasari, S.Pd. Wali Kelas VII A J

7 Muh Mawardi Wali Kelas VIII B O

9 Budiyati, S.Pd.

Wali Kelas VIII E H

13 Ali Nugroho, S.Ag Guru PAI X

14 Drs. Edy Umar Guru PAI W

17 Ayuk marini Siswa AM

18 Diana Sari Siswa DS

Page 133: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

LAMPIRAN 3

DATA GURU DAN KARYAWAN

No.

Nama

NUPTK

NIK Jabatan

1 2 3 4

1 SRI MULYATI

197702252000122001 Kepala Sekolah

2 Drs. FX.HARYANTO

Wakil Kepala Sekolah

3 MARDIONO , M.Pd

Guru Mapel

4 ITA MULYATI, S.Pd.

7 Guru Mapel

5 ASIH LUTVIATI, S.Pd.

Guru Mapel

6

NUR MUALIFAH ,

S.Pd.

Guru Mapel

7 BUDIYANTI S.Pd.

Guru Mapel

8

ARINA

RAHMANDASARI,

S.Pd.

Guru Mapel

Page 134: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

9

TRI HARTININGSIH,

S.Pd.

Guru Mapel

10

NANIK ARYANTI,

S.Pd.

Guru Mapel

11 R.DONI W, S.Pd.

Guru Mapel

12 ISMANGIL, S.Pd.

Guru Mapel

13

MISKIATUN NAFIAH,

S.Pd.

Guru Mapel

14 Dra. A. S NOOR SS

Guru Mapel

15 SUMIYATI, S.Pd.

Guru Mapel

16

DYAH HARJANTI S,

S.Pd. Guru Mapel

17 SRI WIDODO, S.Pd.

Guru Mapel

18 RUBINAH , S.Pd.

Guru Mapel

19

NURSIH

PARDIYANTI, S.Pd. Guru Mapel

20 Drs.EDY UMAR

Guru Mapel

21 ALI NUGROHO, S.Ag.

Guru Mapel

22 WALYATI, S.Pd.

Guru Mapel

Page 135: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

DAFTAR KARYAWAN

No.

Nama

NUPTK

TUGAS

YANG

NIK

DI AMPU

1 ENDANG SUSILOWATI, S. E

Ka Tata

Usaha

2 RINA HARTANTI, S.E

Bendahara

Sekolah

4 SUBARDI

Keamanan

6 NUR ROHMAN

Kebersihan

10

DEWI

KUSUMANINGRUM,S.HUM Operator Sek

Ka. Lab

Komp

Page 136: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

LAMPIRAN 4

TATA TERTIB SISWA

SMP NEGERI 2 BANYUBIRU

1. Perilaku

Siswa wajib santun dan saling hormat-menghormati.

Siswa tidak boleh menyalahgunakan uang sekolah, uang kas dan

sebagainya.

Siswa tidak diperkenankan mengambil hak milik orang lain.

Semua siswa wajib ikut menjaga dan memelihara sarana dan

prasarana sekolah.

Siswa tidak diperkenankan mengganggu teman / orang lain dengan

sengaja / tidak sengaja sehingga menyebabkan cidera / cacat

fisik / mental.

Tidak boleh mencontek / memberi jawaban kepada orang lain saat

Ulangan Harian, Ulangan Umum Bersama, serta Ujian Akhir

Nasional baik lisan maupun tertulis.

Siswa tidak diperkenankan memalsu tanda tangan Orang tua, Guru

dan Kepala Sekolah.

Siswa tidak boleh bermusuhan atau berkelahi, baik dengan sesama

kawan di Perguruan SMP Negeri 2 Banyubiru ataupun dengan

siswa luar.

Siswa tidak diperkenankan melakukan pemerasan terhadap orang

lain atau terlibat dalam perjudian.

Siswa tidak boleh membawa / mempergunakan benda-benda

seperti :

a. Senjata api, senjata tajam, rokok, miras, narkoba dan zat

adiktif, benda / barang lainnya yang dapat membahayakan jiwa.

b. Majalah, komik, VCD porno, kartu remi, atau barang yang

tidak ada hubungannya dengan pelajaran.

Siswa tidak boleh membawa kendaraan bermotor.

Saat kegiatan belajar, HP, pager dan sejenisnya harus dimatikan.

Siswa tidak diperkenankan pindah tempat duduk tanpa seizin guru

/ wali kelas.

Siswa tidak diperkenankan membuat keributan di dalam kelas dan

mengganggu kelas lainnya pada saat pelajaran berlangsung.

2. Kerajinan

Semua siswa telah hadir 10 menit sebelum pelajaran dimulai.

Tanda masuk sekolah dimulai pukul 06.50 WIB.

Siswa tertib dan khidmat dalam melaksanakan ikrar, do‟a awal dan

akhir pelajaran.

Apabila tidak masuk sekolah :

Semua bentuk ijin keluar harus sepengetahuan Wali Kelas, Guru

Piket dan Guru yang bersangkutan.

Page 137: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

Ijin pulang karena urusan yang sangat mendesak harus ada surat

keterangan dari orang tua.

Siswa tidak diijinkan pulang sebelum waktunya / tidak ikut

pelajaran tanpa ijin.

Siswa mengikuti upacara bendera / upacara hari besar nasional.

Siswa wajib memiliki buku catatan pelajaran.

Siswa wajib aktif mengikuti ekstra kurikuler wajib dan satu ekstra

kurikuler pilihan.

Siswa wajib mengikuti sholat dhuha dan sholat wajib secara

berjama‟ah.

3. Kerapian

Siswa wajib mengenakan seragam sesuai ketentuan sebagai

berikut :

Baju dimasukkan

a. Senin : biru-putih berdasi

b. Selasa : biru-putih

c. Rabu : Batik biru

d. Kamis : Batik biru

e. Jumat : Pramuka/ olahraga

f. Sabtu : Pramuka

Dengan sepatu hitam dan kaos kaki putih (berlogo SMP Negeri

2 Banyubiru) dan memakai ikat pinggang hitam ( setiap hari ).

Siswa wajib berpenampilan bersih, rapi, sopan dan Islami

dengan ketentuan :

a. Baju tidak boleh ketat dan harus dimasukan kecuali busana

muslim.

b. Siswa putrid setiap hari Jum‟at wajib berjilbab di dalam / luar

kelas.

Siswa dilarang mengecat rambut.

Siswa wajib mengenakan kaos dalam.

Siswa putra dilarang berambut panjang / gundul, mamakai

anting, gelang.

Siswa putri dilarang berpakaian tidak sopan, memakai make up

dan perhiasan secara berlebihan.

Siswa putri dilarang potong rfambut pendek menyerupai anak

putra.

Page 138: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

Siswa tidak diperkenankan memakai topi kecuali topi sekolah /

pramuka.

Semua siswa dilarang memanjangkan kuku.

4. Sanksi –sanksi :

Peringatan secara lisan.

Peringatan secara tertulis.

Dipanggil Orang tua / walinya.

Dipulangkan.

Dikeluarkan dari sekolah.

Penutup.

Peraturan Tat Tertib Siswa ini dibuat, sebagai salah satu usaha untuk

menciptakan suasana yang tertib dan teratur di lingkungan sekolah.

Semoga Allah SWT, Yang Maha Mengatur senantiasa memberikan rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita sekalian.

Amin ya Rabal ‟alamin.

Banyubiru, 27 juli 2017

Kepala SMP Negeri 2 ,

SRI MULYATI, S.Pd.

Page 139: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

LAMPIRAN 5

RINCIAN JENIS PELANGGARAN PESERTA DIDIK

SMP ISLAM NEGERI 2 BANYUBIRU

NO.

UNSUR

YANG

DINILAI

PENILAIAN JENIS

PELANGGARAN

NILAI

PELANGGARAN

1.

PERILAKU

1. Membawa, mengedarkan,

dan mengkonsumsi obat

bius (narkoba) dan

minuman keras (miras).

2. Mencemarkan nama baik

sekolah, guru, karyawan,

dan kepala sekolah.

3. Memukuli teman

(berkelahi)

4. Mencuri di sekolah atau

luar sekolah.

5. Mencelakakan / menyakiti

teman.

6. Membawa senjata tajam di

sekolah.

140

100

100

75

75

50

30

25

25

Page 140: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

7. Membawa gambar porno,

majalah porno / alat

kontrasepsi di sekolah.

8. Membawa kartu

permainan : remi,

ceki/bermain di sekolah.

9. Merusak lingkungan /

corat-coret alat-alat

sekolah.

10. Pemalsuan, penipuan /

penyalahgunaan surat izin,

tanda tangan orang tua,

dan dokumen sekolah.

11. Membawa / mengendarai

sepeda motor ke sekolah

selama jam pelajaran.

12. Berbicara tidak sopan /

tidak senonoh / jorok

terhadap guru dan

karyawan, serta teman.

13. Membawa rokok /

merokok di sekolah.

14. Mempengaruhi teman di

sekolah berakibat

pelanggaran tata tertib.

15. Menimbulkan kegaduhan

di dalam / di luar kelas

pada waktu jam pelajaran /

istirahat dan pada waktu

upacara.

16. Berambut gondrong /

25

25

25

20

10

10

10

5

Page 141: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

panjang bagi siswa putra.

17. Makan makanan atau

minuman saat mengikuti

pelajaran.

NO.

UNSUR YANG

DINILAI

PENILAIAN JENIS PELANGGARAN

NILAI

PELANGGA

RAN

Page 142: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

2.

KERAJINAN

DAN KERAPIAN

1. Tidak melaksanakan sholat dhuha /

dhuhur / jum‟at secara berjamaah.

2. Tidak mengikuti kegiatan MABIT.

3. Membolos atau meninggalkan jam

pelajaran.

4. Tidak mengikuti upacara pengibaran

bendera.

5. Tidak memakai seragam yang sesuai

dengan ketentuan sekolah.

6. Tidak memakai bedge Al-Azhar.

7. Memakai topi bebas di sekolah.

8. Tidak memakai sepatu hitam dan

berkaos kaki putih pada hari Senin –

Kamis.

9. Tidak memakai ikat pinggang hitam.

10. Tidak memakai seragam olahraga

saat pelajaran Penjaskes.

11. Tidak melaksanakan tugas tertentu

yang diberikan sekolah.

12. Terlambat masuk sekolah.

13. Memanjangkan kuku.

14. Keluar dari halaman sekolah tanpa

minta izin.

15. Tidak memakai sepatu saat KBM.

16. Membawa HP saat KBM.

25

25

20

15

15

10

10

5

5

5

5

5

5

5

5

5

Page 143: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

Keterangan Tindakan :

1. Peringatan tertulis bila mencapai angka 25

2. Panggilan I untuk orang tua bila mencapai angka 50

3. Panggilan II untuk orang tua bila mencapai angka 75

4. Panggilan III untuk orang tua bila mencapai nilai angka 150 atau siswa

dikembalikan ke orang tua.

5. Butir II dan III, si pelanggar absent ke kantor selama satu minggu.

6. Apabila orang tua dipanggil tidak hadir, siswa tidak boleh mengikuti

pelajaran sampai orang tua hadir.

Banyubiru, 15 Maret 2008

Kepala SMP Negeri 2 ,

SRI MULYATI, S.Pd.

NIK. 1977002252000122001

Page 144: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

LAMPIRAN 6

IKRAR SISWA

Page 145: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

LAMPIRAN 7

GAMBAR DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Page 146: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

1. Gerbang Masuk SMP Negeri 2 Banyubiru

2. Guru-guru dan Karyawan SMP Negri 2 Banyubiru

Page 147: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

3. Upacara Hari Senin SMP Negeri 2 Banyubiru

4. Ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 2 Banyubiru

Page 148: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

5. Sholat Dzuhur Berjama’ah

6. Wawancara Guru BK Bpk Muh. Mawardi

Page 149: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

7. Wawancara Kepsek Ibu Sri Mulyani

8. Wawancara Siswa SMP Negeri 2 Banyubiru

Page 150: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1861/1/SKRIPSI...2. Suami ku tercinta ( Bactiar Yudhi Setiawan) yang selalu mendampingi dan memberikan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Durotun Nasikah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang/ 25 Agustus 1994

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Dsn. Gilang rt 3 b rw 1 Desa Tegaron kec.

Banyubiru Kab. Semarang

5. Riwayat Pendidikan :

a. SD N 2 Tegaron : 2000-2006

b. SMP N 2 Banyubiru : 2006-2009

c. SMK PGRI 1 Salatiga : 2009-2012

d. IAIN Salatiga : 2013-2017

6. Motto : Terus belajar, berjuang dan bertaqwa.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, Agustus

Penulis,

DUROTUN NASIKAH

NIM: 11113166