pencabutan (dr. widhi handoko, sh., sp.n.)

9
PENCABUTAN PENCABUTAN PELEPASAN PELEPASAN PEMBEBASAN TANAH PEMBEBASAN TANAH Widhi Handoko Widhi Handoko

Upload: fredy-bagus-kusumaning-yandi

Post on 08-Jan-2017

40 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

PENCABUTANPENCABUTANPELEPASANPELEPASAN

PEMBEBASAN TANAHPEMBEBASAN TANAH

Widhi HandokoWidhi Handoko

Page 2: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

SYARAT PENCABUTAN HAKSYARAT PENCABUTAN HAKPASAL 18 UUPAPASAL 18 UUPA

A.A. Harus ada unsur kepentingan umumHarus ada unsur kepentingan umumB.B. Baru hak atas tanah dapat dicabutBaru hak atas tanah dapat dicabutC.C. Harus dengan suatu ganti rugiHarus dengan suatu ganti rugiD.D. Harus layakHarus layakE.E. Dengan cara-cara yang sudah diatur lebih Dengan cara-cara yang sudah diatur lebih

dahulu dengan suatu UU.dahulu dengan suatu UU.

Page 3: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

PENGERTIANPENGERTIAN Pencabutan Hak adalah suatu tindakan sepihak Pencabutan Hak adalah suatu tindakan sepihak

dari pemerintah untuk menguasai sebidang dari pemerintah untuk menguasai sebidang tanah/bangunan dari masyarakat dan tanah/bangunan dari masyarakat dan dipergunakan untuk kepentingan bersama dari dipergunakan untuk kepentingan bersama dari rakyat, dengan harga yang ditetapkan sendiri rakyat, dengan harga yang ditetapkan sendiri oleh Pemerintah (harga ganti rugi mendekati oleh Pemerintah (harga ganti rugi mendekati harga umum).harga umum).

Page 4: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

ASAS-ASAS PENGUASAAN TANAHASAS-ASAS PENGUASAAN TANAH1.1. Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah oleh siapapun dan untuk Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah oleh siapapun dan untuk

keperluan apapun harus dilandasi hak atas tanah yang disediakan oleh keperluan apapun harus dilandasi hak atas tanah yang disediakan oleh hukum tanah nasional.hukum tanah nasional.

2.2. Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah tanpa ada landasan haknya Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah tanpa ada landasan haknya (illegal) tidak dibenarkan bahkan diancam dengan sanksi pidana.(illegal) tidak dibenarkan bahkan diancam dengan sanksi pidana.

3.3. Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah yang berlandaskan hak yang Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah yang berlandaskan hak yang disediakan oleh Hukum Tanah Nasional, dilindungi oleh hukum disediakan oleh Hukum Tanah Nasional, dilindungi oleh hukum terhadap gangguan-gangguan dari pihak manapun baik oleh sesama terhadap gangguan-gangguan dari pihak manapun baik oleh sesama anggota masyarakat maupun oleh pihak Penguasa sekalipun jika anggota masyarakat maupun oleh pihak Penguasa sekalipun jika gangguan tersebut tidak ada landasan hukumnya.gangguan tersebut tidak ada landasan hukumnya.

4.4. Bahwa oleh hukum disediakan berbagai sarana hukum untuk Bahwa oleh hukum disediakan berbagai sarana hukum untuk menanggulangi gangguan yang ada yaitu:menanggulangi gangguan yang ada yaitu:

a.a. Gangguan oleh sesama anggota masyarakat, dengan Gangguan oleh sesama anggota masyarakat, dengan gugatan perdata melalui Pengadilan Negeri atau gugatan perdata melalui Pengadilan Negeri atau meminta perlindungan kepada Bupati/Walikota menurut meminta perlindungan kepada Bupati/Walikota menurut UU No.51 Tahun 1960 tentang Penguasaan Tanah secara UU No.51 Tahun 1960 tentang Penguasaan Tanah secara Illegal.Illegal.

b.b. Gangguan oleh penguasa, gugatan melalui Pengadilan Gangguan oleh penguasa, gugatan melalui Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tata Usaha Negara.Negeri atau Pengadilan Tata Usaha Negara.

Page 5: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

5. Bahwa dalam keadaan biasa diperlukan oleh siapapun dan untuk 5. Bahwa dalam keadaan biasa diperlukan oleh siapapun dan untuk keperluan apapun (juga untuk proyek-proyek kepentingan umum) keperluan apapun (juga untuk proyek-proyek kepentingan umum) perolehan tanah yang dihaki seseorang harus melalui musyawarah perolehan tanah yang dihaki seseorang harus melalui musyawarah untuk mencapai kesepakatan baik mengenai penyerahan tanahnya untuk mencapai kesepakatan baik mengenai penyerahan tanahnya kepada pihak yang memerlukan tanah maupun mengenai imbalannya kepada pihak yang memerlukan tanah maupun mengenai imbalannya yang merupakan hak pemegang hak atas tanah yang bersngkutan untuk yang merupakan hak pemegang hak atas tanah yang bersngkutan untuk menerimanya.menerimanya.

6. Bahwa sehubungan dengan apa yang tersebut di atas, dalam keadaan 6. Bahwa sehubungan dengan apa yang tersebut di atas, dalam keadaan biasa untuk memperoleh tanah yang diperlukan tidak dibenarkan biasa untuk memperoleh tanah yang diperlukan tidak dibenarkan adanya paksan dalam bentuk apapun dan oleh pihak siapapun kepada adanya paksan dalam bentuk apapun dan oleh pihak siapapun kepada pemegang haknya untuk menyerahkan tanah kepunyaannya dan atau pemegang haknya untuk menyerahkan tanah kepunyaannya dan atau menerima imbalan yang tidak disetujuinya termasuk juga penggunaan menerima imbalan yang tidak disetujuinya termasuk juga penggunaan lembaga penawaran pembayaran yang diikuti dengan konsinyasi pada lembaga penawaran pembayaran yang diikuti dengan konsinyasi pada Pengadilan Negeri seperti yang diatur dalam Pasal 1404 KUHPerdata.Pengadilan Negeri seperti yang diatur dalam Pasal 1404 KUHPerdata.

7. Bahwa dalam keadaan yang memaksa jika tanah yang bersangkutan 7. Bahwa dalam keadaan yang memaksa jika tanah yang bersangkutan diperlukan untuk penyelenggaraan kepentingan umum, dan tidak diperlukan untuk penyelenggaraan kepentingan umum, dan tidak mungkin menggunakan tanah yang lain, sedangkan musyawarah yang mungkin menggunakan tanah yang lain, sedangkan musyawarah yang diadakan tidak berhasil memperoleh kesepakatan dapat dilakukan diadakan tidak berhasil memperoleh kesepakatan dapat dilakukan pengambilan secara paksa, dalam arti tidak memerlukan persetujuan pengambilan secara paksa, dalam arti tidak memerlukan persetujuan pemegang haknya, dengan menggunakan acara ”pencabutan hak” pemegang haknya, dengan menggunakan acara ”pencabutan hak” sebagaimana yang diatur dalam UU No.20 Tahun 1961 tentang sebagaimana yang diatur dalam UU No.20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah.Pencabutan Hak Atas Tanah.

Page 6: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

8. Bahwa dalam perolehan atau pengambilan tanah, 8. Bahwa dalam perolehan atau pengambilan tanah, baik atas dasar kesepakatan bersama maupun baik atas dasar kesepakatan bersama maupun melalui pencabutan hak, pemegang haknya berhak melalui pencabutan hak, pemegang haknya berhak memperoleh imbalan atau ganti kerugian, yang memperoleh imbalan atau ganti kerugian, yang bukan hanya meliputi tanahnya, bangunan dan bukan hanya meliputi tanahnya, bangunan dan tanaman miliknya melainkan juga kerugian-tanaman miliknya melainkan juga kerugian-kerugian lain yang dideritanya sebagai akibat kerugian lain yang dideritanya sebagai akibat penyerahan tanah yang bersangkutan.penyerahan tanah yang bersangkutan.

9. Bahwa bentuk dan jumlah imbalan atau ganti 9. Bahwa bentuk dan jumlah imbalan atau ganti kerugian tersebut juga jika tanahnya diperlukan kerugian tersebut juga jika tanahnya diperlukan untuk kepentingan umum dan dilakukan untuk kepentingan umum dan dilakukan pencabutan hak, haruslah dilakukan sedemikian pencabutan hak, haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga bekas pemegang haknya tidak rupa sehingga bekas pemegang haknya tidak megalami kemunduran baik dalam bidang sosial megalami kemunduran baik dalam bidang sosial maupun tingkat ekonominya.maupun tingkat ekonominya.

Page 7: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

DASAR HUKUMDASAR HUKUM Pasal 4(1) UUD 1945Pasal 4(1) UUD 1945 UU No. 5/1960UU No. 5/1960 UU No. 51/1960UU No. 51/1960 UU No. 20/1061UU No. 20/1061 UU No. 24/1992UU No. 24/1992

Page 8: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

Tahapan pengadaan tanah meliputiTahapan pengadaan tanah meliputi : :

Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah.Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah. Pengajuan Permohonan Penetapan Ijin Lokasi.Pengajuan Permohonan Penetapan Ijin Lokasi. Penyuluhan dan InventarisasiPenyuluhan dan Inventarisasi Musyawarah dan Penetapan Bentuk dan Besarnya Ganti Musyawarah dan Penetapan Bentuk dan Besarnya Ganti

KerugianKerugian

Page 9: Pencabutan (Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.)

SEKIAN SEKIAN &&

TERIMA KASIHTERIMA KASIH