penatalaksanaan

6
Penatalaksanaan Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor , terbagi atas : a. Penanganan konservatif, yaitu dengan cara : 1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik, setiap 3 - 6 bulan, atau observasi bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan 12 minggu, tanpa disertai penyulit. 2) Ekstrerpasi, biasanya untuk Mioma submukosa bertangkai atau Mioma lahir / geburt, umumnya dilanjutkan dengan tindakan D/K (Dilatasi dan Kuritase). 3) Bila anemia, (Hb < 8 gr %), transfusi PRC (Packed Red Cell) 4) Pemberian zat besi. 5) Penggunaan agonis hormon pelepasan gonodotropin (GnRH) leuprolid asetat 3,75 mg intramuskuler pada hari 1-3 mestruasi setiap minggu sebanyak 3 kali. b. Penanganan operatif Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita Mioma Uteri adalah: 1) Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia 2) Nyeri pelvis yang hebat. 3) Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa), 4) Gangguan buang air kecil (retensi urin), 5) Pertumbuhan mioma setelah menopause, 6) Infertilitas, 7) Meningkatnya pertumbuhan mioma Jenis operasi yang dilakukan pada Mioma Uteri dapat berupa: 1. Miomektomi

Upload: joseph-sanders

Post on 17-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FK

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan

          Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor , terbagi

atas :

a.  Penanganan konservatif, yaitu dengan cara :

1)  Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik, setiap 3 - 6 bulan, atau

observasi bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus  kehamilan 12 minggu, tanpa

disertai penyulit.

2)  Ekstrerpasi, biasanya untuk Mioma submukosa bertangkai atau Mioma lahir / geburt,

umumnya dilanjutkan dengan tindakan D/K (Dilatasi dan Kuritase).

3)  Bila anemia, (Hb < 8 gr %), transfusi PRC (Packed Red Cell)

4)  Pemberian zat besi.

5)  Penggunaan agonis hormon pelepasan gonodotropin (GnRH) leuprolid asetat 3,75 mg

intramuskuler pada hari 1-3 mestruasi  setiap minggu sebanyak 3 kali.

b.  Penanganan operatif Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita Mioma Uteri

adalah:

1)  Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia

2)  Nyeri pelvis yang hebat.

3)  Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran

kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa),

4)  Gangguan buang air kecil (retensi urin),

5)  Pertumbuhan mioma setelah menopause,

6)  Infertilitas,

7)  Meningkatnya pertumbuhan mioma

Jenis operasi yang dilakukan pada Mioma Uteri dapat berupa:

1.    Miomektomi

Page 2: Penatalaksanaan

Miomektomi adalah pengambilan sarang Mioma saja tanpa pengangkatan uterus.

Miomektomi ini hanya dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan

anak. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada Mioma submukosum pada Mioma

geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang Mioma subserosum

dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan

karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah

30 - 50 %.

Miomektomi dilakukan bila

a)    Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus  12 - 14 minggu

b)    Pertumbuhan tumor cepat

c)    Mioma subserosa bertangkai dan torsi

d)    Bila dapat terjadi penyulit pada kehamilan berikutnya

e)    Hipermenorea pada Mioma submukosa

f)     Penekanan pada organ sekitarnya.

Miomektomi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadi carsinoma

endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan.

Kerugian miomektomi antara lain;

  Melemahnya dinding uterus, rufture Uteri pada waktu hamil

  Menyebabkan perlekatan

  Residif

Histerektomi

Histerektomi adalah tindakan yang biasa dilakukan bila kesuburan tidak lagi perlu

dipertahankan. Histerektomi diindikasikan bila gejala - gejalanya cukup berat untuk

risiko operasi. Histerektomi selalu dikerjakan bila ukuran Mioma sudah mencapai

Page 3: Penatalaksanaan

sebesar kehamilan 14 minggu karena sukar untuk dideteksi massa adneksa pada

kehadiran uterus yang besar dan karena pertumbuhan selanjutnya mungkin

mengakibatkan tekanan terhadap struktur –struktur saluran kencing. (William F,

dkk, 2001, hal 270).

Histerektomi dilakukan bila pasien tidak mengiginkan anak lagi, tindakan

histerektomi ini ada 2 macam yaitu;

a.  Histerektomi abdominal

Dilakukan bila tumor besar terutama Mioma intraligamenter, torsi dan akan dilakukan

ooforektomi.

b.  Histerektomi vaginal

Dilakukan bila tumor kecil dengan ukuran uterus gravid 12 minggu atau disertai

dengankelainan divagina misalnya rektokel, sistokel, enterokel. (Djuana A, 1999,hal

285-286)

3.    Radioterapi

Radioterapi bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita

mengalami menoupouse. Radioterafi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat

kontra indikasi untuk tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontra indikasi tersebut makin

berkurang. Radioterafi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada

uterus. (Winkjasastro H, 2005).

Tindakan Mioma Uteri dengan kehamilan antara lain sebagai berikut :

a.    Pembedahan jarang dilakukan, kecuali bila perlu sekali. Operasi biasanya dilakukan 5-

6 bulan post partum dimana sudah terjadi involusi uterus dan regrasi dari tumor.

b.    Mioma subserosa yang bertangkai bila terjadi infark maka dilakukan pengangkatan

tangkainya.

Page 4: Penatalaksanaan

c.    Pada waktu partus, bila tidak menghalangi jalan lahir, anak dilahirkan seperti persalinan

normal, tetapi bila menghalangi jalan lahir perlu dilakukan seksio.

d.    Pasien harus masuk rumah sakit bila mau melahirkan

11.  Pemeriksaan Penunjang

Menurut Mansjoer (2002), pemeriksaan yang dilakukan pada kasus Mioma Uteri

adalah :

a.  Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun/meningkat,

Eritrosit turun.

b.  USG (Ultrasonografi) : terlihat massa pada daerah uterus.

c.   Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan

ukurannya.

d.  Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.

e.  Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat

tindakan operasi.

f.     ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan

operasi.

g.  Ultrasonografi

Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya

Mioma Uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yng kecil.

Uterus atau massa yang paling besar paling baik diobservasi melalui ultrasonografi

transabdominal. Mioma Uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang

mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya klasifikasi

ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik

ditandai adanya daerah yang hipoekoik.

Page 5: Penatalaksanaan

h.  Histeroskopi

Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya Mioma Uteri submukosa, jika tumornya

kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

i.    MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasi mioma, tetapi

jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan

dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3

mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat

menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus -kasus yang tidak dapat disimpulkan.