pembuktian surat palsu - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/candra...

155
PEMBUKTIAN SURAT PALSU (Studi terhadap Putusan Perkara Nomor :144/Pid.B/2006/PN.Pwt) SKRIPSI Oleh: CANDRA RIZQI HARIYUNAN E1A008065 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2012

Upload: duongkien

Post on 18-Mar-2019

265 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

PEMBUKTIAN SURAT PALSU

(Studi terhadap Putusan Perkara Nomor :144/Pid.B/2006/PN.Pwt)

SKRIPSI

Oleh:

CANDRA RIZQI HARIYUNAN

E1A008065

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2012

Page 2: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUKTIAN SURAT PALSU

(Studi Terhadap Putusan Perkara Nomor: 144/Pid.B/2006/PN.Pwt)

Oleh:

Candra Rizqi Hariyunan

E1A008065

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan Disahkan

Pada tanggal Mei 2012.

Penguji I/

Pembimbing I,

Dr. Angkasa, S.H., M.Hum

NIP. 19640923 198901 1 001

Penguji II /

Pembimbing II,

Dr. Hibnu Nugroho,S.H., M.H

NIP. 19640724 199002 1 001

Penguji /

Penilai

Handri Wirastuti Sawitri, S.H.,M.H.

NIP. 19581019 198702 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S.

NIP. 19520603 198003 2 001

Page 3: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : CANDRA RIZQI HARIYUNAN

NIM : E1A008065

Judul Skripsi : PEMBUKTIAN SURAT PALSU(Studi Terhadap Putusan

Perkara Nomor: 144/Pid.B/2006/PN.Pwt).

Adalah benar bahwa skripsi ini merupakan hasil karya sendiri, baik sebagian

maupun seluruhnya, semua informasi dan sumber data yang digunakan dalam

penyusunan skripsi ini disebutkan dalam daftar pustaka dan telah dinyatakan

secara jelas keberadaannya.

Bila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menanggung resiko,termasuk

pencabutan gelar kesarjanaan yang saya sandang.

Purwokerto, Mei 2012

CANDRA RIZQI HARIYUNAN

Page 4: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

ABSTRAK

Oleh:

Candra Rizqi Hariyunan

E1A008065

Sistem Pembuktian dan alat – alat bukti merupakan bagian terpenting

dari keseluruhan proses pidana dalam persidangan. Pasal 184 ayat (1) KUHAP

telah menentukan secara limitatif alat bukti yang sah menurut undang – undang

yang meliputi keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan

terdakwa. Dalam perkara No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt salah satu alat bukti surat

yang digunakan adalah berupa surat yang diduga palsu. permasalahannya

kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut, jika

dikaitkan dengan Pasal 183 KUHAP dan Pasal 184 KUHAP. Setidaknya

permasalahan ini yang menjadi alasan bagi penulis untuk mengambil skripsi

dengan judul “PEMBUKTIAN SURAT PALSU (Studi terhadap Putusan Perkara

Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt.).”

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data terhadap Putusan No.

144/Pid.B/2006/PN.Pwt. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Surat Keterangan

No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 dan surat – surat lain yang berkaitan dengan surat

keterangan tersebut dihadirkan oleh penuntut umum di persidangan dan dijadikan

alat bukti yang sah berupa surat (Pasal 187 huruf b KUHAP) dipersidangan dan

berkedudukan sama dengan alat bukti lainnya serta alat bukti tersebut akan dinilai

oleh hakim secara bebas. Sehingga semuanya diserahkan kepada penilaian hakim

dalam mengambil keputusan.

Sedangkan Pertimbangan Hukum hakim dalam menjatuhkan pidana

terhadap terdakwa dalam putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt adalah :

a. Segi yuridis yaitu dengan terpenuhinya unsur – unsur pasal yang didakwakan,

dan terpenuhi batas minimum pembuktian dalam Pasal 183 KUHAP yaitu

berupa keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa, Surat

Keterangan Tamat Sekolah dan surat lainnya yang berkedudukan sebagai alat

bukti surat.

b. Segi Non Yuridis yaitu dengan mempertimbangkan mengenai perbuatan

terdakwa tersebut dapat mengurangi rasa kepercayaan masyarakat terhadap

Lembaga Perwakilan Rakyat, hal ini yang memberatkan hukuman terdakwa.

Namun karena terdakwa sopan, kooperatif, belum pernah dihukum dan tulang

punggung keluarga, sehingga hal ini dapat meringankan hukuman terdakwa.

Kata Kunci : Pembuktian, Alat Bukti Surat, Pemalsuan surat

Page 5: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

ABSTRACT

Oleh:

Candra Rizqi Hariyunan

E1A008065

System of Proof and evidence are the most important part of the whole

process in a criminal trial. Article 184 paragraph (1) KUHAP has defined the

limitatif valid evidence according to the laws which include the statements of

witnesses, expert testimony, letters, instructions and a description of the

defendant. In case No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt one of the tools used are

documentary evidence of the alleged fake letter. problem then is how the strength

of evidence proving that letter, if it is associated with the Article 183 and Article

184 KUHAP. At least this problem is the reason for the writer to take the thesis

with the title "FORGED LETTERS EVIDENCE (Study of Decision on Case No.:

144/Pid.B/2006/PN.Pwt.)."

Based on the results of research and data analysis of the Decision No.

144/Pid.B/2006/PN.Pwt. then it can be concluded that the Certificate of No.

2809/E/SLTP Nas/I/2001 and letter - another letter relating to the certificate

presented by the prosecution at the trial and used as valid evidence in the form of

a letter (Article 187 letter b KUHAP) in court and are equal with other evidences

and the evidence will be assessed by the judge freely. So everything is left to the

judgment of judges in making decisions.

Legal Considerations the judge in imposing criminal judgment against

the decision Number: 144/Pid.B/2006/PN.Pwt are:

a. Juridical aspect is the fulfillment of element that were charged, and met the

minimum threshold of proof in Article 183 KUHAP, the form of witness

testimony, expert testimony, the statements of the defendant, school graduation

certificate and other documents that are located as evidence a letter.

b. Non-juridical aspect is to consider the defendant's actions may reduce the

sense of public confidence in the institutions of Representatives, this is a

burdensome penalty defendants. However, because the defendant polite,

cooperative, has not been convicted and backbone of the family, These things

can relieve defendant.

Keywords: Evidence, Evidence letter, letter Counterfeitin

Page 6: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, da

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

judul: “PEMBUKTIAN SURAT PALSU (Studi terhadap Putusan Perkara

Nomor: 144/Pid.B/2006/PN.Pwt)” untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Hukum di Fakultas hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi tidak akan dapat terselesaikan

dengan baik, tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya atas bantuan dan

dukungan dari semua pihak, baik moral maupun material, baik langsung maupun

tidak langsung, sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :

1. Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

2. Sanyoto, S.H., M.Hum, selaku Ketua Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

3. Dr. Angkasa, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I Skripsi, atas segala

bantuan, arahan, dukungan dan masukkan yang telah diberikan selama

penulisan skripsi ini.

4. Dr. Hibnu Nugroho, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II Skripsi, atas

segala bantuan, arahan, dukungan dan masukkan yang telah diberikan selama

penulisan skripsi ini.

.

Page 7: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

5. Handri Wirastuti Sawitri, S.H., M.H., selaku Dosen Penguji skripsi ini.

6. Hj. Setiadjeng Kadarsih, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik.

7. Seluruh dosen, staf dan karyawan di lingkungan Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman Purwokerto.

8. Kepada orang tua dan adikku yang tercinta, yang telah memberikan dorongan

baik moril dan spirituil untuk senantiasa agar penulis menjadi sukses

dikemudian hari;

9. Seluruh teman angkatan 2008, OKD (Forum), Kolom Lor (Futsal Club),

teman PLKH dan teman semasa KKN yang sudah memberikan pengalaman

tentang arti persaudaraan, persahabatan dan membantu pula menghilangkan

kejenuhan selama perkuliahan, semoga kita semua masih bisa berteman baik

dan semoga kita semua sukses. Amin.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, semoga

semua kebaikan yang diberikan kepada penulis dapat dipertimbangkan

sebagai perbuatan mulia dan berguna, semoga Allah SWT membalas amal

kebaikan anda semua;

Harapan penulis semoga sumbangan pemikiran yang dapat penulis berikan

dan kemukakan dalam skripsi ini akan dapat memberikan sumbangan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Purwokerto, Mei 2012

Candra Rizqi Hariyunan

Page 8: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………… i

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN…………...………………………………. iii

SURAT PERNYATAAN ………………………………………………. iv

ABSTRAK …………………………………………………………….. v

ABSTRACT …………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………. vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………. 10

C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 10

D. Kegunaan Penelitian …………………………………… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Acara Pidana

1. Pengertian Hukum Acara Pidana ………………….. 12

2. Tujuan Hukum Acara Pidana ………………………. 14

B. Pembuktian

1. Macam – macam Alat Bukti ……………………….. 16

2. Sistem Pembuktian …………………………………. 27

C. Barang Bukti

Page 9: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

1. Pengertian dan Macam Barang Bukti …………….... 37

2. Pemeriksaan Surat …………………………………. 39

D. Tindak Pidana Pemalsuan Surat. ……………………… 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……………………………………… 53

B. Spesifikasi Penelitian ………………………………….. 54

C. Lokasi Penelitian ………………………………………. 55

D. Jenis Bahan Hukum ……………………………………. 55

E. Metode Pengumpulan Bahan Hukum …………………. 55

F. Metode Penyajian Bahan Hukum ……………………… 56

G. Metode Analisis Bahan Hukum ……………………….. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………… 57

B. Pembahasan ……………………………………………. 115

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………. 142

B. Saran …………………………………………………… 143

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Hukum merupakan suatu aturan yang hidup dimasyarakat yang oleh

masyarakat harus dipatuhi dan dijalankan. Unsur-unsur hukum sendiri menurut

para sarjana hukum Indonesia adalah :

a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan

masyarakat

b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib

c. Peraturan itu bersifat memaksa

d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan itu adalah tegas.1

Pada era sekarang ini penegakan hukum merupakan bagian dari

tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya suatu reformasi hukum,

untuk itu maka sangatlah perlu adanya peningkatan kesadaran akan hak dan

kewajiban dari setiap warga negara dalam upaya pencapaian tujuan negara itu

sendiri. Selain itu, hal yang tidak kalah penting yaitu diperlukan adanya

kesadaran dari para aparat penegak hukum sebagai pelaksana penegakan

hukum dalam menggunakan kewenangannya, karena penyalahgunaan

wewenang yang dilakukan oleh aparat penegak hukum akan berdampak

buruk terhadap proses penegakan hukum itu sendiri, maka aparat penegak

hukum yang benar dan adil harus menjelma pada semua unsur

penyelenggaraan pemerintahan dan negara.

1 C.S.T. Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, Hal. 39.

Page 11: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Pembagian tentang macam-macam hukum terbagi menjadi berbagai

macam golongan diantaranya dilihat dari isinya.

Hukum dilihat dari isinya dibedakan menjadi hukum publik dan

hukum privat. Hukum publik merupakan hukum yang mengatur

kepentingan umum, hubungan antara negara dengan perseorangan.

Kemudian hukum privat merupakan hukum yang mengatur hubungan-

hubungan antara orang yang satu dengan yang lain, yang

menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan.2

Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di

suatu Negara. Bagian lain – lain adalah : Hukum Perdata, Hukum Tata

Negara dan Tata Pemerintahan, Hukum Agraria, Hukum Perburuhan,

Hukum Intergentil, dan sebagainya. Biasanya bagian hukum tersebut

dibagi dalam dua jenis yaitu Hukum Publik dan Hukum Privat, dan

hukum pidana ini digolongkan dalam golongan hukum publik, yaitu

mengatur hubungan antara Negara dan perseorangan atau mengatur

kepentingan umum. Sebaliknya hukum privat mengatur hubungan

antara perseorangan atau mengatur kepentingan perseorangan.3

Sumber utama hukum pidana adalah Kitab Undang – Undang Hukum

Pidana (KUHP), yang terdiri dari 3 buku. Buku I berisi mengenai aturan

umum hukum pidana, Buku II mengenai tindak pidana kejahatan dan Buku

III mengenai tindak pidana pelanggaran.

Sebagaimana yang diterangkan di dalam Memorie van Toelichting

(MvT), pembedaan dan pengelompokan tindak pidana menjadi

kejahatan (misdrijven) dan pelanggaran (overtredingen) didasarkan

pada pemikiran bahwa :

1. Pada kenyataannya dalam masyarakat ada sejumlah perbuatan

– perbuatan yang pada dasarnya sudah mengandung sifat

terlarang (melawan hukum), yang karenanya pada pembuatnya

patut dijatuhi pidana walaupun kadang – kadang perbuatan

seperti itu tidak dinyatakan dalam Undang – Undang.

2. Disamping itu ada perbuatan – perbuatan yang baru

mempunyai sifat terlarang dan kepada pembuatnya diancam

2 Ibid, Hlm.75.

3 Moeljatno, 1993, Asas – Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 1-2.

Page 12: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dengan pidana setelah perbuatan itu dinyatakan dalam Undang

– Undang.4

Pemikiran yang demikian tergambar dari istilah rechtsdelicten untuk

kejahatan sebagaimana yang dimaksudkan pertama, dan wetdelicten untuk

menyebut pelagaran sebagaimana yang dimaksudkan kedua, yang ada pada

kenyataannya kejahatan berupa tindak pidana lebih berat daripada

pelanggaran.

Teranglah bahwa bagi kejahatan pada dasarnya sifat terlarangnya atau

tercelanya perbuatan itu adalah terletak pada masyarakat, sedangkan bagi

pelanggaran karena dimuatnya dalam Undang – Undang.

Kejahatan – kejahatan yang dimuat dalam Buku II, digolongkan ke

dalam bentuk – bentuk tertentu, yang pada pokoknya didasarkan pada

kepentingan hukum yang dilanggar / dibahayakan oleh perbuatan itu.

Banyak kepentingan hukum dalam masyarakat yang dilindungi oleh

Undang – Undang, yang pada pokoknya dapat dikelompokkan

menjadi 3 golongan besar, yakni : kepentingan hukum perorangan,

kepentingan hukum masyarakat dan kepentingan hukum Negara.5

Tiga (3) kelompok kepentingan hukum itu, walaupun dapat dibedakan

namun adakalanya suatu kepentingan hukum dapat dimasukkan ke dalam

lebih dari satu golongan kepentingan hukum tersebut. Seperti pada kejahatan

pemalsuan surat (surat keterangan tamat sekolah). Pelanggaran terhadap

kepentingan hukum atas kepercayaan pada ijazah dan penggunaan ijazah itu

sebagai sarana untuk mencalonkan menjadi wakil rakyat, tidak saja berupa

pelanggaran/ penyerangan terhadap kepentingan hukum masyarakat tetapi

juga sekaligus terhadap kepentingan hukum Negara.

4 Adami Chazawi, 2002, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, hlm 1. 5 Ibid, hlm 2.

Page 13: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Kejahatan mengenai pemalsuan atau disingkat kejahatan pemalsuan

adalah berupa kejahatan yang di dalamnya mengandung unsur keadaan

ketidakbenaran atau palsu atas sesuatu (obyek), yang sesuatunya itu tampak

dari luar seolah – olah benar adanya padahal sesungguhnya bertentangan

dengan yang sebenarnya.

Kejahatan Pemalsuan ini dimuat dalam Buku II KUHP

dikelompokkan menjadi 4 golongan, yakni :

1. Kejahatan sumpah palsu (Bab IX).

2. Kejahatan pemalsuan uang (Bab X)

3. Kejahatan pemalsuan materai & merek (Bab XI)

4. Kejahatan pemalsuan surat (Bab XII).

Penggolongan tersebut didasarkan atas obyek dari pemalsuan, yang

jika dirinci lebih lanjut ada 6 obyek kejahatan, yaitu (1) keterangan di atas

sumpah, (2) mata uang, (3) uang kertas,(4) materai,(5) merek, dan (6) surat.

Dibentuknya pengaturan mengenai kejahatan pemalsuan ini pada

pokoknya ditujukan bagi perlindungan hukum atas kepercayaan masyarakat

terhadap kebenaran sesuatu : keterangan di atas sumpah, atas uang sebagai

alat pembayaran, materai, merek, serta surat – surat. Oleh karena kebutuhan

hukum masyarakat terhadap kepercayaan atas kebenaran pada obyek – obyek

tadi, maka Undang – Undang menetapkan bahwa kepercayaan itu harus

dilindungi dengan cara mencantumkan perbuatan berupa penyerangan

terhadapnya tadi sebagai suatu larangan dengan disertai ancaman pidana.

Page 14: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Demi penegakan hukum pidana materiil di Indonesia maka digunakan

hukum acara pidana yang ada di KUHAP ( Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana). Tahapan penegakan hukum acara pidana (formil) dalam

KUHAP dari awal meliputi penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan

di sidang pengadilan, pelaksanaan dan pengawasan putusan, serta jika

diperlukan maka dilakukan upaya hukum.

Adanya hukum acara pidana diharapkan masyarakat dapat mengetahui

peran penegak hukum dan proses beracara dalam menegakkan hukum pidana

materiil dan dapat menghayati hak dan kewajibannya untuk meningkatkan

pembinaan sikap penegak hukum sesuai dengan fungsi dan wewenang masing-

masing kearah tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan terhadap harkat

dan martabat manusia, ketertiban serta kepastian hukum demi terselenggaranya

negara hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945.

KUHAP sebagai pedoman dalam beracara pidana yang dinyatakan

berlaku harus ditaati, dalam pengertian bahwa bagi para teoritis

banyak hal yang dapat diperbuat untuk disumbangkan kepada

kebutuhan penerapan hukum agar dapat berlaku dan hidup sesuai

dengan cita-cita hukum6.

Tindakan awal dalam pengungkapan suatu perkara maka sangat

penting adalah diadakannya penyidikan, penyidikan dalam KUHAP Pasal 1

butir 2 yaitu:

Serangkaian tindakan penyidik dalam hal menurut undang-undang ini

(KUHAP) untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan itu

6 Bambang Poernomo, Orientasi Hukum Acara Pidana Indonesia, Amarta Buku, Yogyakarta,

1988, Hal. 163

Page 15: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

membuat terang suatu tindak pidana yang terjadi dan guna

menemukan tersangka.

Tindakan penyidikan dilakukan oleh penyidik dan penyidik

pembantu yang tugasnya adalah dalam rangka persiapan ke arah pemeriksaan

di pengadilan. Penyidik disini adalah orang yang mengetahui, menerima

laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga

merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan yang

diperlukan. Para penyidik mempersiapkan alat-alat bukti yang sah, sehingga

dapat dipergunakan untuk membuat suatu perkara menjadi jelas atau terang

dan juga mengungkap siapa pelaku kejahatan atau pelaku tindak pidana.

Upaya penyidik dalam mengungkap tentang kejahatan pemalsuan

surat maka dilihat dulu / dicek terlebih dahulu mengenai isi surat itu benar

atau tidak, lalu lembaga yang mengeluarkan itu benar atau tidak, dan lihatlah

syarat – syarat untuk mendapatkan surat itu, apakah telah sesuai prosedur atau

belum. Dalam pemeriksaan ini biasanya penyidik harus berkoordinasi dengan

instansi – instansi yang terkait.

Di dalam surat terkandung arti atau makna tertentu dari sebuah

pikiran, yang kebenarannya harus dilindungi. Diadakan kejahatan pemalsuan

surat ini adalah ditujukan pada perlindungan hukum terhadap kepercayaan

masyarakat terhadap kebenaran akan isi surat – surat.

Membuat surat palsu adalah menyusun surat atau tulisan pada

keseluruhannya. Adanya surat ini karena dibuat secara palsu. Surat ini

mempunyai tujuan untuk menunjukkan bahwa surat seakan – akan

berasal dari orang lain daripada penulisnya ( pelaku ). Ini disebut

pemalsuan meteriil ( materiele valsheid ). Asal surat itu adalah palsu.

Page 16: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Perbuatan memalsukan surat dilakukan dengan cara melakukan

perubahan – perubahan tanpa hak ( tanpa izin yang berhak ) dalam

suatu surat atau tulisan, perubahan mana dapat mengenai tanda

tangannya maupun mengenai isinya. Tidak perduli, bahwa ini

sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak benar atau sesuatu yang

benar; perubahan isi yang tidak benar menjadi benar merupakan

pemalsuan surat.7

Kejahatan pemalsuan surat dibentuk dengan tujuan untuk melindungi

kepentingan hukum publik perihal kepercayaan terhadap kebenaran atas

isi 4 macam objek surat, yaitu :

1. surat yang menimbulkan suatu hak;

2. surat yang menerbitkan suatu perikatan;

3. surat yang menimbulkan pembebasan utang, dan

4. surat yang dibuat untuk membuktikan suatu hal/keadaan tertentu.

Berdasarkan hal diatas, maka terdapat perbuatan yang dilarang terhadap

4 macam surat tersebut adalah pebuatan membuat surat palsu

(valschelijk opmaaken) dan memalsu (vervalsen).8

Kejahatan pemalsuan surat ada dua (2) yaitu : membuat surat palsu

dan menggunakan surat palsu. hal ini tertuang di dalam Pasal 263 ayat (1)

KUHP yang berbunyi :

(1) Barangsiapa membuat secara tidak benar atau memalsu surat

yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau

pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari

sesuatu hal, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh

orang lain pakai surat tersebut seolah – olah isinya benar dan

tidak dipalsu, diancam, jika pemakaian tersebut dapat

menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana

penjara paling lama enam tahun.

ayat (2), yang berbunyi :

(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja

memakai surat yang isinya tidak benar atau yang dipalsu, seolah

7 repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17867/3/chapterII.pdf , diakses tanggal 15

November 2011. 8 adamchazawi.blogspot.com/2011/06/pemalsuan-surat-pasal-263-kuhp.html., diakses

tanggal 15 November 2011.

Page 17: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

– olah benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian surat itu dapat

menimbulkan kerugian.

Berkaitan dengan kasus pemalsuan surat, diperlukan suatu pembuktian

secara cepat. Salah satunya yaitu dengan melalui pembuktian dengan

menggunakan barang bukti surat. Analisis terhadap barang bukti tersebut

diperlukan dalam penyidikan terhadap tindak pidana ini yang bertujuan untuk

mengetahui atau menyelidiki apakah benar terdapat unsur kesengajaan untuk

menggunakan surat yang isinya tidak benar atau yang dipalsu, seolah –olah

benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan

kerugian.

Pengaturan tentang penggunaan alat bukti surat dalam pembuktian di

persidangan diatur dan disebutkan di dalam KUHAP. Sebagaimana yang

tertuang dalam Pasal 184 ayat (1) yang menyatakan surat sebagai alat bukti

yang sah dan untuk pengaturan lebih lanjut mengenai alat bukti surat ini

diatur pula dalam Pasal 187 KUHAP.

Putusan di Pengadilan Negeri Purwokerto terdapat suatu kasus

mengenai Tindak Pidana “Dengan Sengaja Menggunakan Surat Palsu”,

dimana hakim memutus terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (tiga)

bulan karena terbukti melanggar Pasal 263 ayat (2) KUHP yang berbunyi :

“Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja

memakai surat yang isinya tidak benar atau yang dipalsu, seolah –

olah benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian surat itu dapat

menimbulkan kerugian”.

Page 18: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Hakim dalam putusan tersebut mendasarkan pada alat bukti surat yaitu

sebagai berikut :

a. 1 (satu) lembar Surat Keterangan Nomor 2809/E/SLTP.Nas/I/2001

tertanggal 5 Januari 2001 a.n Suherman.

b. 1 (satu) lembar lampiran Surat Keterangan Nomor

2809/E/SLTP/Nas.I/2001 tertanggal 5 Januari 2001 a.n Suherman

berupa daftar nilai

c. 1 (satu) lembar fotocopy Surat Keterangan Yang Berpenghargaan sama

dengan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) SMU program ilmu

pengetahuan sosial atas nama Suherman dengan nomor seri STTB No.

03 Mup 0006309 yang telah disahkan oleh Pengadilan Negeri

Purwokerto sesuai dengan aslinya.

d. 1 (satu) lembar surat Nomor 420./013380/30 tertanggal 2 April 2001.

e. 1 (satu) Surat Nomor 048.8/890/2001 tertanggal 10 April 2001.

f. Buku Induk dan Agenda, semuanya diserahkan kepada penuntut umum

untuk perkara lain.

Putusan Perkara Nomor: 144/Pid.B/2006/PN.Pwt mengenai kejahatan

pemalsuan surat dalam hal ini mengenai pemalsuan surat keterangan tamat

sekolah, yang putusannya menjatuhkan terdakwa dengan pidana 3 (tiga)

bulan penjara. Hal ini menarik bagi penulis karena suatu surat palsu atau yang

diduga palsu itu dapat dijadikan alat bukti dan membuktikan tindak pidana

pemalsuan surat. Hal ini membuat penulis ingin mengetahui dan mendalami

tentang tindak pidana pemalsuan surat palsu ini.

Page 19: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

B. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengambil pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kekuatan pembuktian alat bukti surat dalam tindak pidana

dengan sengaja menggunakan surat palsu terhadap Putusan Nomor :

144/Pid.B/2006/PN.Pwt?

2. Bagaimana pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidana

terhadap terdakwa dalam Putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kekuatan alat bukti surat dalam pembuktian di

persidangan mengenai tindak pidana dengan sengaja menggunakan surat

palsu berdasarkan putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt.

2. Untuk mengetahui pertimbangan-pertimbangan hukum apa sajakah yang

dipakai oleh hakim dalam menjatuhkan pidana bagi terdakwa berdasarkan

Putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt.

D. Kegunaan Penelitian.

1. Kegunaan Teoritis

Bahwa dengan hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah

wacana dan pengetahuan hukum dalam bidang hukum acara pidana

terutama dalam penggunaan alat bukti surat dalam mengungkap kasus

dengan sengaja menggunakan surat palsu dan apa sajakah yang menjadi

pertimbangan hakim untuk memutus kasus tersebut.

2. Kegunaan Praktis

Page 20: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Bahwa dengan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan wacana

bagi para praktisi pengambil kebijakan atau akademisi dalam menelaah

suatu permasalahan di bidang hukum acara pidana dan dapat pula

digunakan untuk memberikan wacana ataupun pengetahuan baru tentang

hukum acara pidana bagi akademisi dan/atau masyarakat pada umumnya.

Page 21: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Acara Pidana.

1. Pengertian Hukum Acara Pidana.

Hukum Acara Pidana berhubungan erat dengan adanya Hukum

Pidana, maka dari itu merupakan suatu rangkaian peraturan –

peraturan yang memuat cara bagaimana badan – badan Pemerintah

yang berkuasa, yaitu Kepolisian, Kejaksaaan dan Pengadilan harus

bertindak guna mencapai tujuan Negara dengan mengadakan Hukum

Pidana.9

Hukum pidana formal ( Hukum Acara Pidana ) mengatur tentang

bagaimana Negara melalui alat – alatnya melaksanakan haknya

untuk memidana dan menjatuhkan pidana.10

Pengaturan mengenai Hukum Acara Pidana diatur dalam Undang -

Undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana, akan tetapi dalam KUHAP tidak menerangkan lebih lanjut

mengenai pengertian Hukum Acara Pidana, akan tetapi lebih menekankan

pada bagian-bagiannya seperti penyidikan, penuntutan, mengadili,

praperadilan, putusan pengadilan, upaya hukum, penyitaan,

penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan yang lainnya. Pengertian

hukum acara pidana lebih banyak didefinisikan oleh para ahli hukum

seperti definisi yang diberikan oleh de Bosch Kemper, bahwa Hukum

Acara Pidana adalah keseluruhan asas - asas dan peraturan undang –

undang mengenai mana Negara menjalankan hak – haknya karena terjadi

pelanggaran undang – undang pidana. Pendapat lain dari Van Bemmelen

9 Wirjono Prodjodikoro, 1981, Hukum Acara Pidana Di Indonesia, Bandung : Sumur

Bandung, hlm 15. 10

Jur Andi Hamzah, 2008, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm 4.

Page 22: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

juga mengemukakan bahwa ia melukiskan hukum acara pidana sebagai

berikut :

“Ilmu hukum acara pidana mempelajari peraturan-peraturan yang

diciptakan oleh negara, karena adanya pelanggaran undang-undang

pidana, yaitu sebagai berikut.

1. Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran

2. Sedapat mungkin menyidik perbuatan itu.

3. Mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menangkap si

pembuat dan kalau perlu menahannya.

4. Mengumpulkan bahan-bahan bukti (bewijsmateriaal) yang telah

diperoleh pada penyidikan kebenaran guna dilimpahkan kepada

hakim dan membawa terdakwa ke depan hakim tersebut.

5. Hakim memberikan keputusan tentang terbukti tidaknya perbuatan

yang dituduhkan kepada terdakwa dan untuk itu menjatuhkan

pidana atau tindakan tata tertib.

6. Upaya hukum untuk melawan keputusan tersebut.

7. Akhirnya melaksanakan keputusan tentang pidana dan tindakan

tata tertib11

.

Rumusan pengertian Hukum Acara Pidana sebagaimana

dikemukakan oleh para sarjana tersebut di atas, pada hakekatnya tujuan

yang hendak dicapai oleh ketentuan hukum acara pidana adalah mencari

dan mendapatkan kebenaran dari suatu perkara pidana.

Mengenai ruang lingkup berlakunya, hukum acara pidana punya

lingkup yang lebih kecil, yaitu hanya mulai pada mencari kebenaran,

penyidikan, penyelidikan, dan berakhir pada pelaksanaan pidana

(eksekusi) oleh jaksa. Pembinaan narapidana tidak termasuk hukum acara

pidana. Apalagi yang menyangkut perencanaan undang – undang pidana.

Dengan terciptanya KUHAP, maka untuk pertama kalinya di

Indonesia diadakan kodifikasi dan unifikasi yang lengkap dalam arti

11

Ziad, 2005, Diktat Hukum Acara Pidana, Purwokerto: Fakultas Hukum Unsoed, hlm 1

Page 23: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

meliputi seluruh proses pidana dari awal (mencari kebenaran) sampai pada

kasasi di Mahkamah Agung, bahkan sampai meliputi peninjauan kembali .

Dalam ruang lingkupnya tersebut, hukum acara pidana ini berfungsi

untuk menjalankan hukum pidana (materiil), sehingga disebut hukum

pidana formal atau hukum acara pidana.

2. Tujuan Hukum Acara Pidana.

Tujuan hukum acara pidana mencari dan mendapatkan kebenaran

telah ditegaskan dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP yang dikeluarkan

oleh Menteri Kehakiman sebagai berikut :

“Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari dan memperoleh

kebenaran materiil ialah kebenaran yang selengkap – lengkapnya

dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum

acara pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan untuuk mencari

siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu

pelanggaran hukum dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan

putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa

suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa

itu dapat dipersalahkan.”12

Menurut Mr.J.M. Van Bemmelen dalam bukunya Leerboek van her

Nederlandse Straf Frocesrecht, menyimpulkan bahwa tiga fungsi pokok

acara pidana adalah:

a. Mencari dan menemukan kebenaran;

b. Pengambilan putusan oleh hakim;

c. Pelaksanaan daripada putusan.

Dari ketiga fungsi tersebut yang paling penting adalah mencari kebenaran

karena merupakan tumpuan dari kedua fungsi berikutnya, kemudian

setelah menemukan kebenaran yang diperoleh melalui alat bukti dan bahan

bukti itulah, hakim akan sampai kepada putusan (yang seharusnya adil dan

tepat) yang kemudian dilaksanakan oleh jaksa. Bagaimanapun tujuan

hukum acara pidana adalah mencari kebenaran merupakan tujuan antara,

12

Loc.cit.

Page 24: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dan tujuan akhir sebenarnya adalah mencapai suatu ketertiban,

ketentraman, kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan dalam masyarakat13

.

Menurut Mardjono Reksodiputro, tujuan sistem peradilan pidana dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Mencegah masyarakat menjadi korban kejahatan.

b. Menyelesaikan kasus kejahatan yang terjadi sehingga masyarakat puas,

bahwa keadilan telah ditegakkan dan yang bersalah dipidana; dan

c. Mengusahakan agar mereka yang pernah melakukan kejahatan tidak

mengulagi lagi kejahatannya.14

Dalam rangka mencapai tujuannya, maka sistem peradilan pidana

memiliki desain prosedur (procedural design) yang ditata melalui KUHAP.

Menurut Mardjono Reksodiputro secara garis besar dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu 2 tahap sebelum sidang pengadilan atau tahap prajudikasi

(pre-judication), (b) tahap sidang pengadilan atau tahap ajudikasi

(adjudication), tahap setelah pengadilan atau purnaajudikasi (post

adjudication).15

Melihat kepentingan yang menuntut perhatian dalam Acara Pidana, maka

terdiri dari dua macam kepentingan yaitu :

1. Kepentingan masyarakat, bahwa seorang yang melanggar suatu

peraturan hukum pidana harus mendapat hukuman yang setimpal

dengan kesalahannya guna keamanan masyarakat, dan

2. Kepentingan orang yang dituntut, bahwa ia harus diperlakukan

secara adil sedemikian rupa, sehingga jangan sampai orang yang

tidak berdosa, mendapat hukuman, atau kalau memang ia berdosa,

jangan sampai ia mendapat hukuman yang terlalu berat, tidak

seimbang degan kesalahannya.16

Tujuan hukum acara pidana mencari kebenaran itu hanyalah

merupakan tujuan antara. Tujuan akhir sebenarnya adalah mencapai

suatu ketertiban, ketenteraman, kedamaian, keadilan, dan

kesejahteraan dalam masyarakat.17

13

Jur Andi Hamzah. Op.cit, Hal. 8. 14 Hibnu Nugroho, “Merekonstruksi Sistem Penyidikan Dalam Peradilan Pidana”, Jurnal

Hukum Pro Justitia, Volume 26 No. 1 Januari 2008, hlm 19.

15 Ibid, hlm 20.

16 Wirjono Prodjodikoro, Op.cit, hlm 15-16.

17 Jur Andi Hamzah, Op.cit, hlm 9.

Page 25: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

B. Pembuktian.

1. Macam – Macam Alat Bukti.

Dalam hal ini di dunia ilmu pengetahuan hukum ada dua sistem yang

dianut. Yang satu dinamakan sistim “accusatoir”, yang lain sistem

“inquisitoir”. Intinya sistim accuisitoir itu adalah menganggap seorang

tersangka, yaitu pihak yang didakwa sebagai suatu subjek berhadapan

dengan pihak yang mendakwa, sehingga kedua belah pihak mempunyai

hak – hak yang sama nilainya dan hakim berada di atas kedua belah pihak

itu untuk menyelesaikan soal perkara (pidana) antara mereka menurut

peraturan Hukum Pidana yang berlaku. Sedangkan sistem inquisitoir itu

menganggap si tersangka sebagai suatu barang, suatu objek, yang harus

diperiksa wujudnya berhubung dengan suatu pendakwaan. Pemeriksaan

wujud ini berupa pedengaran si tersangka tentang dirinya pribadi. Oleh

karena sudah ada suatu pendakwaan yang sedikit banyak telah diyakini

kebenarannya oleh yang mendakwa melalui sumber pengetahuan di luar

tersangka, maka pendengaran tersangka sudah semestinya merupakan

pendorongan kepada tersangka, supaya mengaku saja kesalahannya.

Sekiranya sudah terang, bahwa dalam Negara Indonesia, juga

berhubung dengan adanya suatu sila dari Pancasila yang merupakan Peri

Kemanusiaan, harus dalam hakekatnya dianut sistim accusatoir. Maka

dalam melakukan kewajibannya pejabat – pejabat dan penuntut perkara

pidana harus selalu ingat kepada hakekat ini dan menganggap tersangka

Page 26: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

selalu sebagai seorang subjek yang mempunyai hak penuh untuk membela

diri.

Alat bukti adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu

perbuatan, dimana dengan alat –alat bukti tersebut, dapat digunakan

sebagai bahan pembuktian guna menimbulkan keyakinan hakim atas

kebenaran adanya suatu tindak pidana yang telah dilakukan oleh

terdakwa.18

Proses pemeriksaan pada acara pidana diperlukan ketentuan –

ketentuan dalam hukum acara pidana yang akan terlihat dalam acara

pemeriksaan biasa yang terkesan sulit dalam pembuktiannya dan

membutuhkan penerapan hukum yang benar dan pembuktian yang

obyektif dan terhindar dari rekayasa para pelaksana persidangan. Untuk

menemukan suatu kebenaran yang obyektif juga salah satunya dengan

menggunakan alat bukti. Berdasarkan Pasal 184 ayat (1) KUHAP

disebutkan mengenai alat bukti yang sah untuk membantu hakim dalam

mengambil keputusan, alat bukti itu ialah :

a. Keterangan Saksi

b. Keterangan Ahli

c. Surat

d. Petunjuk

e. Keterangan terdakwa.

a. Keterangan Saksi.

18

Alfitra, 2011, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pidana, Perdata dan Korupsi Di

Indonesia, Jakarta: Raih Asa Sukses, hlm 23.

Page 27: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Pada umumnya semua orang bisa menjadi saksi. Pengecualiannya

terdapat dalam Pasal 168 KUHAP berikut :

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke

bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama – sama

sebagai terdakwa;

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama – sama sebagai terdakwa,

saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai

hubungan karena perkawinan, dan anak – anak saudara terdakwa

sampai derajat ketiga;

c. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang

bersama – sama sebagai terdakwa.

Di dalam Pasal 170 KUHAP dijelaskan juga mengenai mereka – mereka

yang karena pekerjaannya, harkat, martabat, atau jabatannya diwajibkan

menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban memberi

keterangan sebagai saksi. Menurut penjelasan pasal tersebut, pekerjaan

atau jabatan yang menentukan adanya kewajiban untuk kewajiban untuk

menyimpan rahasia ditentukan oleh peraturan perundang – undangan.

Selanjutnya dijelaskan bahwa jika tidak ada ketentuan peraturan

perundang – undangan yang mengatur tentang jabatan atau pekerjaan yang

dimaksud, maka seperti ditentukan oleh ayat ini, hakim yang menentukan

sah atau tidaknya alasan yang dikemukakan untuk mendapatkan kebebasan

tersebut.19

Keterangan saksi yang diberikan di depan penyidik sebagaimana

terdapat dalam berita acara penyidikan (berkas perkara) merupakan

pedoman dalam pemeriksaan sidang.

Pengertian kesaksian adalah keterangan lisan seseorang, dimuka

sidang pengadilan, dengan sumpah terlebih dahulu tentang peristiwa

tertentu yang ia dengar sendiri, lihat sendiri, tetapi mengenai hal – hal

yang dikatakan oleh orang lain bukan merupakan kesaksian yang sah,

melainkan disebut saksi de auditu / testimony de auditu.

19

Jur Andi Hamzah, Op.cit, hlm 262.

Page 28: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Menurut Pasal 163 KUHAP, dikatakan bahwa jika keterangan saksi

di dalam sidang ternyata berbeda dengan yang ada dalam berkas perkara,

hakim ketua sidang mengingatkan saksi tentang hal itu serta meminta

keterangan mengenai perbedaan yang ada dan dicatat dalam berita acara

persidangan.

Harus juga diingat bahwa perbedaan keterangan saksi tersebut harus

disertai dengan alasan – alasan yang bisa diterima. Apabila bisa diterima

baru bisa dicatat dalam berita acara persidangan. Apabila tidak bisa

diterima akal, tentu saja pencabutan keterangan saksi tersebut harus

ditolak.

Seseorang yang menjadi saksi juga harus punya rasa tanggung

jawab atas segala hal yang telah ia ungkapkan di muka persidangan. Oleh

karena itu, di dalam Pasal 224 KUHP mengaturnya, yaitu :

“barang siapa dipanggil sebagai saksi atau juru bahasa menurut

undang – undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban

berdasarkan undang – undang yang harus dipenuhinya diancam:

1. Dalam perkara pidana, pidana penjara paling lama sembilan

bulan.

2. Dalam perkara lain dengan pidana penjara paling lama enam

bulan.

Untuk menilai kebenaran keterangan saksi diatur dalam Pasal 185

ayat (6). Dan menuntut kewaspadaan tinggi dari hakim dalam memutus

dan sungguh – sungguh memperhatikan :

a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang

lain;

b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti

lain.

c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk

memberi keterangan yang tertentu.

Page 29: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang

pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya

keterangan itu dipercaya.

b. Keterangan Ahli.

Definisi ahli menurut :

a. Pasal 120 KUHAP, adalah ahli yang mempunyai keahlian

khusus.

b. Pasal 132 KUHAP, adalah ahli yang mempunyai keahlian

tentang surat dan tulisan palsu.

c. Pasal 133 KUHAP menunjuk Pasal 179 KUHAP, untuk

menentukan korban luka keracunan atau mati adalah ahli

kedokteran kehakiman atau dokter ahli lainnya.

Keterangan seorang ahli disebut sebagai alat bukti pada urutan kedua

oleh Pasal 183 KUHAP. Ini berbeda dengan HIR dahulu tidak

mencantumkan keterangan ahli sebagai alat bukti. Keterangan ahli sebagai

alat bukti tersebut sama dengan Ned.Sv. dan hukum acara pidana modern

di banyak negeri.

Berdasarkan Pasal 186 KUHAP yang menyatakan bahwa

keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di bidang

pengadilan. Jadi, Pasal tersebut tidak menjawab siapa yang disebut

ahli dan apa itu keterangan ahli. Pada penjelasan pasal tersebut juga

tidak menjelaskan hal ini. Keterangan ahli menurut Pasal 343 Ned.

Sv. Disana dikatakan bahwa keterangan ahli adalah pendapat

seorang ahli yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang

dipelajarinya, tentang sesuatu apa yang dimintai pertimbangannya.20

Keterangan ahli dan keterangan saksi itu berbeda. Jika dilihat dari

segi isi keterangan yang diberikan, maka terlihat perbedaannya yaitu

ketika seorang saksi memberikan keterangan maka ia hanya memberikan

keterangan mengenai apa yag dialami saksi itu sendiri sedangkan

keterangan seorang ahli ialah mengenai suatu penilaian mengenai hal – hal

20

Ibid, hlm 272-273.

Page 30: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

yang sudah nyata ada dan pengambilan kesimpulan mengenai hal itu

sesuai bidang ilmu yang ahli kuasai.

Intinya adalah keterangan ahli dapat dinilai sebagai alat bukti yang

memiliki kekuatan pembuktian, ialah :

- Keterangan ahli yang memiliki keahlian khusus dalam bidangnya

sehubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa.

- Dan bentuk keterangan yang diberikannya sesuai dengan keahlian

khusus yang dimilikinya berbentuk keterangan “menurut

pengetahuannya.

c. Surat

Alat bukti surat selanjutnya adalah surat yang pengertiannya

dicantumkan dalam Pasal 187 KUHAP yang berbunyi sebagai berikut:

“Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat

atas sumpah jabatan atau dikaitkan dengan sumpah, adalah :

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resi yang dibuat oleh

pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat

dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian

atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri,

disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang

keteranganya itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang –

undangan atas surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal

yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung

jawabnya dan diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal

atau sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yanh memuat pendapat

berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu

keadaan yang diminta secara resmi daripadanya;

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya

dengan isi dari alat pembuktian yang lain.

Surat sebagai bukti, baik autentik maupun bawah tangan, misal

surat kelahiran, surat nikah, surat ijazah, surat wasiat, surat perjanjian

utang, surat jual beli, surat tanah, surat mobil atau motor, surat muatan,

Page 31: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

surat neraca, surat kapal, obligasi, visum et repertum, surat dari

laboratorium mabes POLRI dan lain sebagainya.

d. Petunjuk

Penerapan alat bukti petunjuk oleh hakim dalam praktik hendaknya

digunakan dengan hati – hati karena sangat dekat dengan sifat kewenangan

yang dominan dalam penilaian yang bersifat subjektif sekali. Oleh karena

itu, hakim dalam menggunakan alat bukti petunjuk harus arif dan

bijaksana dan berdasarkan hati nurani.

Pasal 188 ayat (1) KUHAP memberi definisi petunjuk sebagai

berikut:

“Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena

persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun

dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi

suatu tindak pidana dan siapa pelakunya”.

Diperjelas lagi di ayat (2) pasal diatas, yang berbunyi :

“Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat

diperoleh dari :

a. Keterangan saksi;

b. Surat;

c. Keterangan terdakwa.

Dalam ayat (3) dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

“Mengenai kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap

keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana,

setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan

kesaksamaan berdasarkan hati nuraninya”.

Jadi, berbeda dengan alat bukti yang lain, yakni keterangan saksi,

keterangan ahli, surat, dan keterangan terdakwa. Pengertian diperoleh,

artinya alat bukti petunjuk bukan merupakan alat bukti langsung (indirect

Page 32: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

bewijs). Oleh karena itu, banyak yang menganggap alat bukti petunjuk

bukan merupakan alat bukti.

Menurut Van Bemmelen mengatakan, “Akan tetapi keasalahan yang

terutama adalah, bahwa orang telah menganggap petunjuk – petunjuk itu

sebagai suatu alat bukti, sedang dalam kenyataannya adalah tidak

demikian”.21

Sementara itu, P.A.F Lamintang mengatakan, “Petunjuk memang

hanya merupakan dasar yang dapat dipergunakan oleh hakim untuk

menganggap suatu kenyataan sebagai terbukti, atau dengan perkataan lain

petunjuk itu bukan merupakan suatu alat bukti, seperti misalnya

keterangan saksi yang secara tegas mengatakan tentang suatu dasar

pembuktian belaka, yakni dari dasar pembuktian mana kemudian hakim

dapat menganggap suatu kenyataan itu sebagai terbukti, misalnya karena

adanya kesamaan antara kenyataan tersebut dengan kenyataan yang

dipermasalahkan.”22

Pembuktian sebagai dasar perkara pidana sering harus didasarkan

atas petunjuk – petunjuk. Hal ini karena jarang sekali terjadi seorang yang

melakukan kejahatan, terlebih – lebih mengenai tindak pidana berat, akan

melakukannya dengan terang – terangan. Pelakunya selalu berusaha

menghilangkan jejak perbuatannya. Hanya karena diketahui keadaan –

keadaan tertentu tabir tersebut kadang – kadang dapat terungkap sehingga

kebenaran yang ingin disembunyikan terungkap.”

21

Alfitra, 2011, Op.cit, hlm 102. 22

Loc.cit, Ibid.

Page 33: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Terkait penggunaan alat bukti petunjuk, tugas hakim sebenarnya

akan lebih sulit. Ia harus mencari hubungan antara perbuatan,

mengkombinasikan akibat – akibatnya dan akhirnya sampai pada suatu

keputusan tentang terbukti atau tidaknya sesuatu yang telah didakwakan.

e. Keterangan Terdakwa

Alat bukti keterangan terdakwa merupakan urutan terakhir dalam

Pasal 184 ayat (1). Penempatannya pada urutan terakhir inilah salah satu

alasan yang dipergunakan untuk menempatkan proses pemeriksaan

keterangan terdakwa dilakukan sesudah pemeriksaan keterangan saksi –

saksi.

Dapat dilihat dengan jelas bahwa “keterangan terdakwa” sebagai alat

bukti tidak perlu sama atau berbentuk pengakuan. Semua keterangan

terdakwa hendaknya didengar. Apakah itu berupa

penyangkalan,pengakuan, ataupun pengakuan sebagian dari

perbuatan atau keadaan. Tidak perlu hakim mempergunakan seluruh

keterangan seorang terdakwa atau saksi, demikian menurut HR

dengan arrest-nya tanggal 22 Juni 1944.

Keterangan terdakwa tidak perlu sama dengan pengakuan, karena

pengakuan sebagai alat bukti mempunyai syarat – syarat berikut ;

a. Mengaku ia yang melakukan delik yang didakwakan.

b. Mengaku ia bersalah.

Keterangan Terdakwa sebagai alat bukti dengan demikian lebih luas

pengertiannya dari pengakuan terdakwa, bahkan menurut Memorie

van Toelichting Ned.Sv. penyangkalan terdakwa boleh juga menjadi

alat bukti sah. 23

Keterangan terdakwa ini berbeda dengan pengakuan terdakwa,

keterangan terdakwa ini punya arti yang lebih luas jika dibandingkan

dengan pengakuan terdakwa. Oleh karena itu, dengan memakai keterangan

23

Jur Andi Hamzah, Op.cit, hlm 278.

Page 34: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

terdakwa dapat dikatakan lebih maju daripada pengakuan terdakwa.

Keterangan terdakwa ada kemungkinan berisi pengakuan terdakwa.

Keterangan terdakwa ini tidak perlu sama dengan pengakuan

terdakwa. Pengakuan terdakwa sebagai alat bukti mempunyai syarat

– syarat :

1. Mengaku ia melakukan delik yang didakwakan, dan

2. Mengaku ia bersalah.

Namun demikian, ada kemungkinan terdakwa memberikan

pengakuan untuk sebagian. Terdakwa mengaku melakukan delik

yang didakwakan, tetapi ia tidak mengaku bersalah. Misal terdakwa

mengaku membunuh korban, tetapi ia tidak mengaku bersalah karena

membela diri.24

Ketentuan mengenai keterangan terdakwa diatur lebih rinci di dalam

Pasal 189 KUHAP sebagai berikut :

1. Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang

tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri

atau alami sendiri.

2. Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat

digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang asalkan

keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang

mengenai hal yang didakwakan kepadanya.

3. Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya

sendiri.

4. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan

bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan

kepadanya, tetapi harus disertai dengan alat bukti yang lain.

24

Alfitra, 2011, Op.cit, hlm 111.

Page 35: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Apa yang dianggap sebagai alat bukti yang sah hanyalah apa yang

telah diuraikan diatas, selain dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat,

petunjuk dan keterangan terdakwa maka dianggap tidak sah, umpamanya

sangkaan belaka, hasil nujum perdukunan yang lazim dipraktikkan di

kampung – kampung seperti misalnya melihat tanda – tanda dalam sebuah

primbon, melihat gambar dari kuku yang telah dicat hitam oleh anak kecil,

melihat telapak tangan, dan mencocokkan fenomena alam, dan sebagainya.

Alat - alat bukti di atas dapat diajukan dari pihak terdakwa maupun

dari pihak Kejaksaan. Biasanya jika alat bukti tersebut diajukan dari pihak

terdakwa maka terkesan untuk meringankan hukuman terdakwa,

sedangkan jika alat bukti tersebut dihadirkan oleh pihak kejaksaan dalam

hal ini oleh jaksa maka sifat alat bukti tersebut terkesan untuk

memberatkan karena seorang jaksa kedudukannya sebagai wakil dari

Negara dan demi kepentingan masyarakat umum maka ia harus bersikap

obyektif.

Selain dengan alat bukti tersebut hakim telah menemukan keyakinan

bahwa perbuatan tersebut merupakan tindak pidana dan terdakwalah yang

melakukan tindak pidana, jika dengan alat bukti tersebut hakim tidak

menemukan keyakinannya maka alat bukti tersebut tidak bisa dijadikan

acuan untuk membuktikan bahwa itu merupakan tindak pidana.

Pada dasarnya yang mengajukan alat bukti dalam persidangan adalah

penuntut umum (alat bukti yang memberatkan) dan terdakwa atau

penasihat hukum (jika ada alat bukti yang bersifat meringankan).

Page 36: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Terdakwa tidak dibebani pembuktian. Hal ini merupakan jelmaan

asas praduga tak bersalah (Pasal 66 KUHAP). Jadi, pada prinsipnya yang

membuktikan kesalahan terdakwa adalah penuntut umum.

Hakim dalam proses persidangan pidana bersifat aktif. Oleh karena

itu, apabila dirasa perlu hakim bias memerintahkan penuntut umum untuk

menghadirkan saksi tambahan. Demikian sebaliknya apabila dirasa oleh

hakim cukup, hakim bisa menolak alat bukti yang diajukan dengan alasan

hakim sudah menganggap tidak perlu karena sudah cukup meyakinkan.

Namun demikian harus diingat bagi hakim, mengajukan alat bukti

merupakan hak bagi penuntut umum dan terdakwa atau penasihat hukum.

Oleh karena itu, penolakan pengajuan alat bukti haruslah benar – benar

dipertimbangkan dan beralasan.

Tindak pidana “Dengan Sengaja Menggunakan Surat Palsu",

penyidik dan hakim dapat mengungkapkannya dengan menggunakan alat

bukti surat yang berkaitan dengan kasus di atas, hal ini dilakukan untuk

membuktikan bahwa telah terjadi kesengajaan untuk menggunakan surat

palsu tersebut, dalam hal ini adalah ijazah yang dipalsukan tetapi selain itu

juga harus didasarkan pada persesuaian antara keterangan para saksi yang

ada dengan barang bukti yang diajukan di persidangan.

2. Sistem Pembuktian

Hukum pembuktian merupakan seperangkat kaidah hukum yang

mengatur tentang pembuktian, yakni segala proses, dengan menggunakan

alat – alat bukti yang sah, dan dilakukan tindakan – tindakan dengan

Page 37: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

prosedur khusus guna mengetahui fakta – fakta yuridis di persidangan,

sistem yang dianut dalam pembuktian, syarat – syarat dan tata cara

mengajukan bukti tersebut serta kewenangan hakim untuk menerima,

menolak, dan menilai suatu pembuktian.

Pembuktian merupakan masalah yang memegang peranan penting

dalam proses pemeriksaan sidang pengadilan. Dengan pembuktian

inilah nasib terdakwa. Apabila hasil pembuktian dengan alat – alat

bukti yang ditentukan undang – undang tidak cukup membuktikan

kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa, terdakwa dibebaskan

dari hukuman. Sebaliknya kalau kesalahan terdakwa dapat

dibuktikan dengan alat – alat bukti yang disebutkan dalam Pasal 184

KUHAP, terdakwa harus dinyatakan bersalah. Kepadanya akan

dijatuhkan hukuman. Oleh karena itu, para hakim harus hati – hati,

cermat, dan matang menilai dan mempertimbangkan masalah

pembuktian.25

Pembuktian tentang benar tidaknya terdakwa melakukan perbuatan

yang didakwakan, merupakan bagian yang terpenting acara pidana.

Terdapat bagian yang juga tidak kalah pentingnya dalam Hukum

Pembuktian adalah masalah pembagian beban pembuktian yang

berat sebelah berarti a priori menjerumuskan pihak yang menerima

beban yang terlampau berat, dalam jurang kekalahan. Melakukan

pembagian beban pembuktian yang tidak adil dianggap sebagai suatu

pelanggaran hukum atau undag – undang yang merupakan alasan

bagi Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan Hakim atau

Pengadilan yang bersangkutan.26

Tujuan dan guna pembuktian bagi para pihak yang terlibat dalam

proses pemeriksaan persidangan adalah sebagai berikut:

1. Bagi penuntut umum, pembuktian adalah merupakan usaha

untuk meyakinkan hakim, yakni berdasarkan alat bukti yang ada

agar menyatakan seorang terdakwa bersalah sesuai dengan surat

atau catatan dakwaan.

2. Bagi terdakwa atau penasihat hukum, pembuktian adalah

merupakan usaha sebaliknya untuk meyakinkan hakim yakni

berdasarkan alat bukti yang ada agar menyatakan seorang

terdakwa dibebaskan atau dilepaskan dari tuntutan hukum atau

meringankan pidananya. Untuk itu, tedakwa atau penasihat

25

Mohammad Taufik Makarao & Suharsil, 2004, Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan

Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm 102-103. 26

Subekti, 2008, Hukum Pembuktian, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, hlm 15.

Page 38: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

hukum jika mungkin harus mengajukan alat – alat bukti yang

menguntungkan atau meringankan pihaknya. Biasanya, bukti

tersebut disebut bukti kebalikan.

3. Bagi hakim, atas dasar pembuktian tersebut, yakni dengan

adanya alat – alat bukti yang ada dalam persidangan, baik yang

berasal dari penuntut umum maupun penasihat hukum/ terdakwa

dibuat atas dasar untuk membuat keputusan.27

Mengenai perkembangannya, hukum acara pidana menunjukkan

bahwa ada beberapa sistem atau teori untuk membuktikan perbuatan yang

didakwakan. Sistem atau teori pembuktian ini bervariasi menurut waktu

dan tempat (Negara).

Menurut bukunya Andi Hamzah disebutkan bahwa terdapat beberapa

sistem atau teori pembuktian untuk membuktikan perbuatan yang

didakwakan. Sistem atau teori pembuktian itu antara lain :

a. Sistem atau teori pembuktian berdasarkan undang – undang

secara positif (Positive wettelijk bewijstheorie ).

Sistem pembuktian ini didasarkan melulu kepada alat –

alat pembuktian yang disebut undang – undang. Dikatakan

secara positif, karena hanya didasarkan kepada undang – undang

melulu. Artinya, jika telah terbukti suatu perbuatan sesuai

dengan alat – alat bukti yang disebut oleh undang – undang,

maka keyakinan hakim tidak diperlukan sama sekali. sistem ini

disebut juga teori pembuktian formal (formele bewijstheorie). 28

Sistem ini memposisikan seorang hakim laksana robot

yang menjalankan undang – undang. Namun demikian ada

kebaikan dalam sistem ini, yakni hakim akan berusaha

membuktikan kesalahan terdakwa tanpa dipengaruhi oleh

27

Alfitra, Op.cit, hlm 25. 28

Jur Andi Hamzah, Op.cit, hlm 251.

Page 39: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

nuraninya sehingga benar – benar objektif. Artinya, menurut cara

– cara dan alat bukti yang ditentukan oleh undang – undang.

b. Sistem atau teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim

melulu. (conviction intime).

Sistem ini berlawanan secara berhadap – hadapan dengan

teori pembuktian menurut undang – undang secara positif, ialah

teori pembuktian menurut keyakinan hakim melulu. Dengan

sistem ini, pemidanaan dimungkinkan tanpa didasarkan kepada

alat – alat bukti dalam undang – undang. Sistem ini dianut oleh

peradilan juri di Perancis.29

Sistem pembuktian ini, dasar keyakinan hakim

dilandaskan kepada integritas personal yang meliputi kejujuran,

kehormatan, martabat, dan charisma hakim itu sendiri untuk

menyusun pertimbangan yang dilakukannya dengan sadar.

Pengakuan yang diberikan oleh terdakwa dan saksi – saksi saja

masih belum tentu kebenarannya. Terdakwa dan saksi yang

memberikan keterangan itu tetap harus dinilai sebagai manusia

biasa yag mungkin lupa, emosional, dan subjektif. Mereka itu

tidak akan selalu bersikap netral terhadap peristiwa yang

dialaminya sendiri, hakimlah yang harus menjadi netral dan

objektif terhadap peristiwa yang dialami terdakwa dan saksi.

Dengan netralitas dan objektifitas memandang peristiwa itu apa

adanya, lalu hakim menyusun pertimbangan untuk menilai.

Ukuran penilaian itu adalah keyakinan hati nuraninya sendiri dan

integritas pribadi dalam jabatan hakim yang diembannya.

29

Ibid. hlm 252.

Page 40: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

c. Sistem atau teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim atas

alasan yang logis (Laconviction Raisonnee).

Menurut teori ini, hakim dapat memutuskan seseorang

bersalah berdasar keyakinannya, keyakinan yang didasarkan

kepada dasar – dasar pembuktian disertai dengan suatu

kesimpulan (conclusive) yang berlandaskan kepada peraturan –

peraturan pembuktian tertentu. Jadi keputusan hakim dijatuhkan

dengan suatu motivasi.

Sistem pembuktian ini disebut juga pembuktian bebas

karena hakim bebas untuk menyebut alasan – alasan

keyakinannya.

Sistem ini berpangkal tolak pada keyakinan hakim, tetapi

keyakinan itu harus didasarkan kepada suatu kesimpulan

(conclusive) yang logis, yang tidak berdasarkan kepada undang –

undang, tetapi ketentuan – ketentuan menurut ilmu pengetahuan

hakim sendiri, menurut pilihannya sendiri tetang pelaksanaan

pembuktian yang mana yang ia akan pergunakan.30

Sebenarnya sistem Laconviction Raisonnee merupakan

jalan tengah atau yang berdasarkan hakim sampai batas tertentu

ini terpecah menjadi dua sub sistem atau sub teori yaitu :

- Conviction Raisonne, artinya sub sistem ini berpangkal

tolak pada keyakinan hakim, yang didasarkan kepada

satu kesimpulan yang logis tidak selalu hanya kepada

undang – undang saja, tapi juga kepada keyakinan

menurut sistem ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh

hakim itu sendiri. Jadi, keyakinan itu bisa menurut

system ilmu pengetahuan yang ada dikuasai oleh

hakim itu sendiri. hal ini seperti yang telah diuraikan

sebelumnya di atas.

- Negatief Wettelijk Bewijstheorie, artinya sub sistem

ini berpangkal tolak keyakinan berdasarkan aturan

30

Ibid, hlm 253.

Page 41: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

pembuktian yang diatur dalam Undang – Undang,

sehingga tidak boleh ada keyakinan diluar Undang –

undang itu, walaupun keyakinan itu masih dapat

dipertanggungjawabkan menurut ilmu pengetahuan.

Dengan kata lain, ilmu pengetahuan itu hanya bisa

digunakan sebagai dasar keyakinan bilamana telah

dimasukkan sebagai aturan ke dan di dalam Undang –

Undang.

d. Teori pembuktian berdasarkan Undang – undang secara Negatif

(Negatief Wettelijk).

Sistem ini berpangkal tolak pada aturan – aturan

pembuktian yang ditetapkan secara limitative oleh undang –

undang, tetapi hal itu harus diikuti dengan keyakinan hakim. 31

Sistem negative ini ada dua hal yang merupakan syarat

untuk membuktikan kesalahan terdakwa, yakni :

- Wettelijk: adanya alat bukti yang sah yang telah

ditetapkan oleh undang – undang.

- Negatief : adanya keyakinan (nurani) dari hakim,

yakni berdasarkan bukti – bukti tersebut hakim

meyakini kesalahan hakim.

Sistem pembuktian yang dianut di Indonesia adalah menggunakan

teori pembuktian berdasarkan undang – undang secara negatif

(negatief wettelijk)32

31

Ibid, hlm 254. 32

Samidjo, 1988, Responsi Hukum Acara Pidana Dalam Penerapan Sistem Kredit

Semester, hlm 239-240.

Page 42: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Sistem pembuktian di atas adalah pengaturan tentang macam –

macam alat bukti yang boleh dipergunakan, penguraian alat bukti, dan

dengan cara – cara bagaimana alat – alat bukti itu dipergunakan serta

dengan cara bagaimana hakim harus membentuk keyakinannya di depan

sidang pengadilan.

Hal yang sama juga digunakan di Negara Eropa Kontinental yang

tertuang dalam Pasal 183 KUHAP.

Dalam Pasal 183 KUHAP berbunyi sebagai berikut :

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang, kecuali

apabila dengan sekurang – kurangnya dua alat bukti yang sah ia

memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar – benar

terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.”

Dari pasal tersebut di atas, putusan hakim haruslah didasarkan pada

dua syarat, yaitu :

a. Minimum dua alat bukti, dan

b. Dari alat bukti tersebut, hakim memperoleh keyakinan bahwa

terdakwa bersalah melakukan tindak pidana.

Jadi, meskipun di dalam persidangan telah diajukan dua atau lebih,

bila hakim tidak yakin bahwa terdakwa bersalah, terdakwa tersebut akan

dibebaskan.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa KUHAP menganut sistem

pembuktian negatife wettelijk. Minimum pembuktian yakni dua alat bukti

yang bisa disimpangi dengan satu alat bukti untuk pemeriksaan perkara

cepat (diatur dalam Pasal 205 sampai Pasal 216 KUHAP). Jadi, jelasnya

Page 43: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

menurut penjelasan Pasal 184 KUHAP, pemeriksaan perkara cepat cukup

dibuktikan dengan satu alat bukti dan keyakinan hakim.

Dasar hukum pembuktian hukum acara pidana mengacu pada Pasal

183-189 KUHAP. Yang dapat disimpulkan bahwa pembuktian dalam

perkara pidana menurut hukum acara pidana itu:

1. Bertujuan mencari kebenaran material, yaitu kebenaran sejati

atau yang sesungguhnya.

2. Hakimnya bersifat aktif. Hakim berkewajiban untuk

mendapatkan bukti yang cukup untuk membuktikan tuduhan

kepada tertuduh.

3. Alat buktinya bisa berupa keterangan saksi, keterangan ahli,

surat, petunjuk, keterangan terdakwa.33

Pembuktian ini adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan

dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang

membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa.

Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti

yang dibenarkan undang-undang yang boleh dipergunakan hakim

membuktikan kesalahan yang didakwakan. Pembuktian juga

merupakan kegiatan membuktikan, dimana membuktikan berarti

memperlihatkan bukti-bukti yang ada, melakukan sesuatu sebagai

kebenaran, melaksanakan, menandakan, menyaksikan dan

meyakinkan.34

Pembuktian tentang benar tidaknya terdakwa melakukan perbuatan

yang didakwakan, merupakan bagian yang terpenting acara pidana. Dalam

hal ini pun hak asasi manusia dipertaruhkan. Bagaimana akibatnya jika

seseorang yang didakwa dinyatakan terbukti melakukan perbuatan yang

didakwakan berdasarkan alat bukti yang ada disertai keyakinan hakim,

33

http://www.pnpm-

perdesaan.or.id/downloads/Pembuktian%20dalam%20Perkara%20Pidana.pdf, diakses tanggal 3

November 2011. 34

http://lawmetha.wordpress.com/2011/06/03/pembuktian-dalam-hukum-acara-pidana/,

diakses tanggal 16 September 2011.

Page 44: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

untuk mencari kebenaran materiil, berbeda dengan hukum acara perdata

yang cukup puas dengan kebenaran formal.

Bentuk perbandingannya adalah jikalau kekuatan pembuktian dari

akte autentik di dalam acara perdata bersifat mengikat hakim,karena

hakim perdata harus menganggap sesuatu hal terbukti oleh akte

autentik kecuali jika ada kontra bukti yang melumpuhkan kekuatan

pembuktian dari akte itu, maka dalam hukum acara pidana lain lagi,

bagi Hakim, tidak ada alat bukti satupun yang akan mengikat hakim

tentang kekuatan pembuktian, kecuali kalau tidak yakin akan

kesalahan dari terdakwa, tentunya hakim tidak boleh serampangan

menyampingkan begitu saja suatu akte autentik sebagai bukti

melainkan harus ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan.35

Pembuktian merupakan proses untuk menentukan hakikat adanya

fakta-fakta yang diperoleh melalui ukuran yang layak dengan pikiran

yang logis terhadap fakta-fakta masa lalu yang tidak terang menjadi

terang yang berhubungan dengan adanya tindak pidana. Pembuktian

dalam acara pidana sangat penting karena nantinya akan terungkap

kejadian yang sebenarnya berdasarkan berbagai macam alat bukti yang

ada dalam persidangan.

Secara konkret, Adami Chazawi menyatakan, bahwa dari

pemahaman tentang arti pembuktian di sidang pengadilan,

sesungguhnya kegiatan pembuktian dapat dibedakan menjadi 2

bagian, yaitu:

1. Bagian kegiatan pengungkapan fakta.

2. Bagian pekerjaan penganalisisan fakta yang sekaligus

penganalisisan hukum.

Di dalam bagian pengungkapan fakta, alat-alat bukti diajukan ke

muka sidang oleh Jaksa Penuntut Umum dan Penasehat Hukum atau

atas kebijakan majelis hakim untuk diperiksa kebenarannya. Proses

pembuktian bagian pertama ini akan berakhir pada saat ketua majelis

mengucapkan secara lisan bahwa pemeriksaan terhadap

35

C. Djisman Samosir, 1985, Hukum Acara Pidana Dalam Perbandingan, Bandung: Bina

Cipta, hlm. 90.

Page 45: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

perkara dinyatakan selesai (Pasal 182 ayat (1) huruf a KUHAP).

Setelah bagian kegiatan pengungkapan fakta telah selesai, maka

selanjutnya Jaksa Penuntut Umum, Penasehat Hukum, dan majelis

hakim melakukan penganalisisan fakta yang sekaligus

penganalisisan hukum. Oleh Jaksa Penuntut Umum pembuktian

dalam arti kedua ini dilakukannya dalam surat tuntutannya

(requisitoir). Bagi Penasehat Hukum pembuktiannya dilakukan

dalam nota pembelaan (pledoi), dan akan dibahas majelis hakim

dalam putusan akhir (vonis) yang dibuatnya.36

Menurut M. Yahya Harahap, Pembuktian adalah ketentuan yang

beisi penggarisan dan pedoman kesalahan yang didakwakan kepada

terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur

alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang yang boleh

dipergunakan hakim untuk membuktikan kesalahan yang

didakwakan37

.

Pembuktian ini menjadi penting apabila suatu perkara tindak

pidana telah memasuki tahap penuntutan di depan sidang pengadilan.

Tujuan adanya pembuktian ini adalah untuk membuktikan apakah

terdakwa benar bersalah atas tindak pidana yang didakwakan kepadanya.

Menurut Yahya Harahap hanya alat bukti yang mencapai batas

minimal yang memiliki nilai kekuatan pembuktian untuk

membuktikan kesalahan terdakwa. Apabila alat bukti tidak mencapai

sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dalam KUHAP, maka

pelanggaran itu dengan sendirinya menyampingkan standar Beyond

a reasonable doubt (patokan penerapan standar terbukti secara sah

dan meyakinkan) dan pemidanaan yang dijatukan dapat dianggap

sewenang-wenang.38

Mengingat KUHAP mengandung sistem akusatur (accusatory

procedure) artinya bahwa kedudukan tersangka atau terdakwa dalam

setiap tingkat pemeriksaan adalah subyek bukan sebagai obyek

36

http://lawmetha.wordpress.com/2011/06/03/pembuktian-dalam-hukum-acara-pidana/,

diakses tanggal 16 September 2011. 37

M. Yahya harahap, 2002, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP

Pemeriksaaan sidang Pengadilan Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Sinar Grafika,

Jakarta, Hal.252. 38

http://lawmetha.wordpress.com/2011/06/03/pembuktian-dalam-hukum-acara-pidana/,

diakses tanggal 16 September 2011.

Page 46: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

pemeriksaan karena itu tersangka atau terdakwa harus diposisikan dan

diperlakukan dalam kedudukannya sebagai manusia yang mempunyai

harkat dan martabat serta harga diri. Dalam hal ini KUHAP juga

menerapkan asas praduga tidak bersalah sehingga setiap proses

pembuktian terhadap terdakwa / tersangka yang disangka, didakwa,

ditangkap, ditahan, dituntut, dan dihadapkan di muka persidangan harus

dianggap tidak besalah sampai adanya putusan hakim yang mengatakan

bahwa ia bersalah dan memperoleh kekuatan hukum tetap.

C. Barang Bukti

1. Pengertian dan Macam Barang Bukti.

Kata barang bukti antara lain terdapat dalam pasal – pasal berikut :

a. Pasal 21 ayat (1) KUHAP :

Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap

seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan

tindak pidana berdasarkan barang bukti yang cukup, dalam hal

adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa

tersangka atau terdakwa melarikan diri merusak atau

menghilangkan barang bukti dan mengulangi lagi tindak pidana.

b. Pasal 45 ayat (2) KUHAP :

Hasil pelelangan benda yang bersangkutan yang berupa uang

dipakai sebagai barang bukti. Pasal 46 ayat (2) KUHAP

menyebutkan: apabila perkara sudah diputus, benda yang

dikenakan penyitaan disebut dalam putusan oleh hakim bahwa

benda itu dirampas untuk Negara, untuk dimusnahkan atau

untuk dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi atau jika

benda tersebut masih diperlukan sebagai barang bukti dalam

perkara lain.

c. Pasal 181 ayat (1) KUHAP:

Hakim ketua sidang memperlihatkan kepada terdakwa segala

barang bukti dan menanyakan kepadanya apakah ia mengenal

benda itu dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 45 Undang – undang ini. Pasal 181 ayat

(2) KUHAP. Jika perlu benda itu diperlihatkan juga oleh hakim

ketua kepada saksi.

Page 47: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Di dalam KUHAP ditentukan cara – cara untuk memperoleh barang

bukti, yaitu sebagai berikut :

a. Penggeledahan (diatur di dalam Pasal 32 KUHAP, Pasal 37 ayat

(1) dan ayat (2) KUHAP, Pasal 125 KUHAP, Pasal 127 ayat (1)

KUHAP, Pasal 127 ayat (2) KUHAP).

b. Penyitaan (diatur di dalam Pasal 38 ayat (1) KUHAP, Pasal 39

KUHAP Pasal 46 ayat (1) KUHAP, Pasal 128 KUHAP, Pasal

130 ayat (1) KUHAP).

c. Pemeriksaan Surat (diatur dalam Pasal 47 ayat (1) KUHAP,

Pasal 47 ayat (2) KUHAP, Pasal 49 ayat (1) KUHAP, Pasal 131

KUHAP.

Ketentuan yang tidak kalah penting ada dalam Pasal 45 KUHAP

yang berisi hal – hal berikut :

a. Apabila benda yang dapat lekas rusak atau membahayakan

sehingga tidak mungkin untuk disimpan terlalu lama, atau biaya

penyimpanannya terlalu tinggi, sejauh mungkin dengan

persetujuan tersangka atau kuasanya dapat dijual lelang.

b. Hasil lelang tersebut dipakai sebagai barang bukti.

c. Guna kepentingan pembuktian sedapat mungkin disisihkan

sebagian kecil benda tersebut untuk pembuktian.

Dari penjelasan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa

pengertian barang bukti adalah hasil serangkaian tindakan penyidik

dalam penyitaan, dan atau penggeledahan, dan atau pemeriksaan surat

Page 48: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

untuk diambil alih, dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda

bergerak atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam

penyidikan, penuntutan, dan peradilan.

Kalau dilihat dari ketentuan di dalam Pasal 181 KUHAP tentang

pemeriksaan barang bukti, seakan – akan hanya bersifat formal. Padahal,

secara material, barang bukti sering kali sangat berguna bagi hakim untuk

menyadarkan keyakinannya;

Seperti yang kita ketahui, KUHAP menganut sistem pembuktian

negatif, yakni :

a. Adanya macam – macam alat bukti yang ditentukan oleh

undang – undang dan

b. Adanya keyakinan bagi hakim untuk menyatakan terdakwa

bersalah telah melakukan tindak pidana.

Meskipun telah ada alat bukti yang ditentukan oleh undang –

undang serta melebihi minimum pembuktian, hakim tidak harus yakin

bahwa terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana yang

didakwakan. Singkatnya, hakim tidak bisa dipaksa yakin berdasarkan alat

bukti yang ada, meskipun alat bukti yang ada sudah memenuhi syarat

pembuktian. Bahkan sering kali hakim membebaskan seorang terdakwa

berdasarkan barang bukti yang ada di dalam persidangan.

2. Pemeriksaan Surat

Menurut A.Karim Nasution, yang pertama yang perlu dikemukakan

adalah hanya surat – surat yang telah diserahkan dalam perkaralah yang

dapat dianggap sebagai alat bukti. Jika surat – surat tersebut tidak

Page 49: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

diserahkan dan dimasukkan dalam berkas perkara yang ada pada hakim,

surat – surat itu tidak dapat dipakai sebagai alat bukti, juga tidak untuk

membuktikan adanya suatu petunjuk atau aanwijzing. Walaupun

sesuatu surat dipergunakan sebagai alat bukti, surat tersebut tetap harus

dibacakan atau diisinya secara ringkas diberitahukan dalam

persidangan, jika hakim ingin mempergunakan alat bukti.39

Pasal – pasal yang berkaitan dengan pemeriksaan surat adalah

sebagai berikut :

Pasal 47 KUHAP, yang berbunyi :

(1) Penyidik berhak berhak membuka, memeriksa dan menyita

surat lain yang dikirim melalui kantor pos dan telekomunikasi,

jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan jika

benda tersebut dicurigai dengan alasan yang kuat mempunyai

hubungan dengan perkara pidana yang sefdang diperiksa,

dengan izin khusus yang diberikan untuk itu dari ketua

Pengadilan Negeri.

(2) Untuk kepentingan tersebut penyidik dapat meminta kepada

kepala kantor pos dan telekomunikasi, kepala jawatan atau

perusahaan komunikasi atau pengangkutan lain untuk

menyerahkan kepadanya surat dimaksud dan untuk itu harus

diberikan surat tanda penerimaan.

(3) Hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal

ini, dapat dilakukan pada semua tingkat pemeriksaan dalam

proses peradilan menurut ketentuan yang diatur dalam ayat

tersebut.

Pasal 48 KUHAP, yang berbunyi :

(1) Apabila sesudah dibuka dan diperiksa, ternyata bahwa surat itu

ada hubungannya dengan perkara yang sedang diperiksa, surat

tersebut dilampirkan pada berkas perkara.

(2) Apabila sesudah diperiksa ternyata surat itu tidak ada

hubungannya dengan perkara tersebut, surat itu ditutup rapi dan

segera diserahkan kembali kepada kantor pos dan

telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau

pengangkutan lain setelah dibubuhi cap yang berbunyi ”telah

dibuka oleh penyidik” dengan dibubuhi tanggal, tanda tangan

beserta identitas penyidik.

(3) Penyidik dan paa pejabat pada semua tingkat pemeriksaan

dalam proses peradilan wajib merahasiakan dengan sungguh –

39

Alfitra, Op.cit, hlm 91.

Page 50: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

sungguh atas kekuatan sumpah jabatan isi surat yang

dikembalikan itu.

Pasal 49 KUHAP, yang berbunyi :

(1) Penyidik membuat berita acara tentang tindakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 48 dan Pasal 75.

(2) Turunan berita acara tersebut oleh penyidik dikirimkan kepada

kepala kantor pos dan telekomunikasi, kepada jawatan atau

perusahaan komunikasi atau pengangkutan yang bersangkutan.

Pemeriksaan surat dalam Kitab Undang – Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP) telah diuraikan secara jelas di dalam pasal di

atas. Baik itu mengenai siapa yang berhak memeriksa, membuka

dan menyita surat, pihak – pihak yang berkaitan dan wilayah

pemeriksaan surat tersebut ada dimana.

Ketiga pasal diatas, mengatur tentang pemeriksaan surat (Pasal

47,48,49 KUHAP) yang dimaksud pemeriksaan surat menurut 3

pasal diatas adalah pemeriksaan terhadap surat yang tidak langsung

punya hubungan dengan tindak pidana yang diperiksa, akan tetapi

dicurigai dengan alasan yang kuat.40

Pasal lain yang masih berkaitan dengan pemeriksaan surat adalah

Pasal 131 KUHAP, yang berbunyi :

(1) Dalam hal sesuatu tindak pidana sedemikian rupa sifatnya

sehingga ada dugaan kuat dapat diperoleh keterangan dari

berbagai surat, buku atau kitab, daftar dan sebagainya, penyidik

segera pergi ke tempat yang dipersangkakan untuk

menggeledah, memeriksa surat, buku atau kitab, daftar dan

sebagainya dan jika perlu menyitanya.

(2) Penyitaan tersebut dilaksanakan menurut ketentuan

sebagaimana diatur dalam Pasal 129 undang – undang ini.

Selain itu ada juga Pasal 132 KUHAP yang berbunyi :

1. Dalam hal ada laporan bahwa sesuatu surat / tulisan palsu atau

dipalsukan/ diduga palsu oleh penyidik maka untuk

40

Suryono Sutarto, 1987, Sari Hukum Acara Pidana I, Semarang: Yayasan Cendekia Purna

Dharma, hlm 52-53.

Page 51: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

kepentingan penyidikan oleh penyidik dapat dimintakan

keterangan mengenai hal itu dari orang ahli.

2. Dalam hal itu kalau timbul dugaan kuat bahwa ada surat palsu

atau dipalsukan, penyidik dengan izin Ketua Pengadilan Negeri

setempat dapat segera datang atau dapat minta kepada pejabat

penyimpan umum yang wajib dipenuhi, supaya ia mengirimkan

surat asli yang disimpannya itu kepadanya untuk dipergunakan

sebagai bahan pembanding.

3. Dalam hal suatu surat yang dipandang perlu untuk

pemeriksaan, menjadi bagian serta tidak dapat dipisahkan dari

daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131, penyidik dapat

minta supaya daftar itu seluruhnya selama waktu yang

ditentukan dalam surat permintaan dikirimkan kepadanya untuk

diperiksa, dengan menyerahkan tanda penerimaan.

4. Dalam hal surat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak

menjadi bagian dari suatu daftar, penyimpan membuat salinan

sebagai penggantinya sampai surat yang asli diterima kembali

yang dibagian bawah dari salinan iitu penyimpan mencatat apa

sebab salinan itu dibuat.

5. Dalam hal surat atau daftar itu tidak dikirimkan daam waktu

yag ditentukan dalam surat permintaan, tanpa alasan yang sah,

penyidik berwenang mengambilnya.

6. Semua pengeluaran untuk penyelesaian hal tersebut dalam

pasal ini dibebankan pada dan sebagai biaya perkara.

Jadi, apabila ada laporan mengenai surat / tulisan palsu atau

dipalsukan maka jika dirasa perlu, penyidik dapat memanggil ahli

untuk dimintai keterangannya yang berkaitan dengan keahliannya

tersebut. Dan jika ada dugaan kuat bahwa ada surat palsu atau

dipalsukan maka penyidik atas izin Ketua Pengadilan Negeri

meminta kepada penjabat berwenang untuk meminta surat aslinya.

Jika ada surat yang dipandang perlu untuk pemeriksaan, maka

penyidik bisa meminta untuk dikirimkan beserta tanda terimanya.

Selain itu, surat yang tidak menjadi bagian dari suatu daftar, maka

penyimpan diharapkan membuat salinannya untuk diserahkan ke

penyidik sebagai penggantinya sampai yang asli diterima kembali.

Page 52: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Namun jika ternyata surat yang diminta penyidik itu tidak segera

dikirim oleh penyimpan maka penyidik berhak mengambilnya.

Yang perlu diingat bahwa semua biaya pemeriksaan surat ini

dimasukkan ke dalam biaya perkara.

D. Tindak Pidana Pemalsuan Surat.

Surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda – tanda bacaan yang

dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau untuk

menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai

bahan pembuktian. Dengan demikian, segala sesuatu yang tidak

memuat tanda – tanda bacaaan, atau meskipun memuat tanda –

tanda bacaan, tetap tidak mengandung buah pikiran, tidaklah

termasuk dalam pengertian alat bukti tertulis atau surat. 41

Selanjutnya beberapa ahli memberikan definisi surat sebagai

berikut:

Menurut Sudikno Mertokusumo:

”Surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda bacaan yang

dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau untuk

menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai

pembuktian.”42

Menurut Pitlo, yang termasuk surat adalah segala sesuatu yang

mengandung buah pikiran atau isi hati seseorang. Dengan demikian

potret atau gambar tidak dapat dikatakan sebagai surat karena tidak

memuat tanda-tanda bacaan atau buah pikiran.43

Menurut Asser-Anema sebagai berikut :

“surat-surat ialah segala sesuatu yang mengandung tanda-tanda

baca yang dapat dimengerti, dimaksud untuk mengeluarkan

pikiran.”44

Surat adalah suatu lemaran kertas yang di atasnya terdapat tulisan

yag terdiri dari kalimat dan huruf termasuk angka yang

mengandung/ berisi buah pikiran atau makna tertentu, yang dapat

41

Alfitra,2011, Op.cit, hlm 86. 42

Fernandes Raja Saor, 21 Maret 2010, “Tinjauan Umum Pembuktian Pidana Terhadap

Alat Bukti Surat”, tersedia di website http://raja1987.blogspot.com/2010/03/tinjauan-umum-

pembuktian-pidana.html, diakses tanggal 12 Desember 2011. 43

Ibid, diakses tanggal 12 Desember 2011. 44

Jur Andi Hamzah, Op.cit, hlm 276.

Page 53: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

berupa tulisan dengan tangan, dengan mesin ketik, printer

komputer, dengan mesin cetakan dan dengan alat dan cara

apapun.45

Pengertian surat menurut KUHAP adalah surat sebagaimana yang

tercantum dalam Pasal 187 KUHAP, yaitu yang dibuat atas sumpah

jabatan atau yang dikuatkan dengan sumpah, yaitu:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh

pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang

memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar,

dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas

dan tegas tentang keterangannya itu.

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat

yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata

laksana yang menjadi tanggungjawabnya dan yang diperuntukkan

bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan. Jenis surat ini

dapat dikatakan hampir meliputi segala jenis surat yang dibuat oleh

pengelola administrasi dan kebijakan eksekutif.

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat

berdasarkan keahlian mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan

yang diminta secara resmi daripadanya.

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi

dari surat alat pembuktian lain (surat pada umumnya).

Seharusnya surat yang dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan

dengan sumpah. Surat – surat resmi hanyalah yang diatur dalam Pasal

187 huruf a,b,c KUHAP. Sementara itu, yang diatur dalam Pasal 187

huruf d KUHAP, termasuk surat biasa yang setiap hari bisa dibuat oleh

seseorang. Surat – surat yang dimaksud dalam Pasal 187 huruf a,b,c

KUHAP memang sejak semula diperuntukkan untuk membuktikan

sesuatu. Surat resmi yang dimaksud dalam Pasal 187 huruf a KUHAP

misalnya : berita acara penyidik dan surat yang dibuat oleh pejabat

45

Adami Chazawi, 2002, Op.cit, hlm 99.

Page 54: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat

keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat, atau

dialaminya sendiri seperti surat yang dibuat oleh seorang notaris.

Pasal 187 huruf b KUHAP, Contoh: Kartu Tanda Penduduk, Akta

Keluarga, Akta Tanda Lahir, dan sebagainya. Pasal 187 huruf c KUHAP,

Contoh: Visum Et Repertum dari Ahli Kedokteran Kehakiman. Pasal 187

huruf d KUHAP, Contoh: buku harian seorang pembunuh yang berisi

catatan mengenai pembunuhan yang pernah ia lakukan.

Membuat surat palsu adalah membuat sebuah surat yang seluruh atau

sebagian isinya palsu. Palsu artinya tidak benar atau bertentangan

dengn sebenarnya.46

Tidak semua surat dapat menjadi obyek pemalsuan surat, melainkan

terbatas pada 4 macam surat, yakni :

1. Surat yang menimbulkan suatu hak;

2. Surat yang menimbulkan suatu perikatan;

3. Surat yang menimbulkan pembebasan hutang;

4. Surat yang diperuntukkan mengenai bukti mengenai sesuatu hal.47

Perbuatan membuat surat palsu adalah perbuatan membuat sebuah

surat yang sebelumnya tidak ada / belum ada, yang sebagian atau seluruh

isinya palsu. Surat yang dihasilkan dari perbuatan ini disebut dengan surat

palsu. Sementara perbuatan memalsu, adalah segala wujud perbuatan apapun

yang ditujukan pada sebuah surat yang sudah ada, dengan cara menghapus,

mengubah atau mengganti salah satu isinya surat sehingga berbeda dengan

surat semula. Surat ini disebut dengan surat yang dipalsu.

Dua unsur perbuatan dan 4 unsur objek pemalsuan surat tersebut, bersifat

46

Ibid, hlm 99. 47

Ibid, hlm 101-102.

Page 55: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

alternatif. Harus dibuktikan salah satu wujud perbuatannya dan salah satu

objek suratnya. Membuktikannya ialah melalui dan menggunakan hukum

pembuktian dengan menggunakan minimal dua alat bukti yang sah

sebagaimana dalam Pasal 183 jo 184 KUHAP.

Perbuatan membuat surat adalah melakukan suatu perbuatan dengan

cara apapun mengenai sebuah surat. Misalnya: KTP, sehingga menghasilkan

sebuah KTP. Hal-hal yang harus dibuktikan mengenai perbuatan membuat ini

antara lain, adalah wujud apa termasuk bagaimana caranya dari perbuatan

membuat (misalnya menggunakan mesin cetak/ketik dsb), dan siapa yang

melakukan wujud tersebut, berikut kapan (temposnya) dan dimana (locusnya)

- semuanya harus jelas, artinya dapat dibuktikan. Tidak cukup adanya fakta

kedapatan pada seseorang, atau digunakan sebagai bukti identitas menginap

di sebuah hotel. Dalam Hukum pembuktian tidak mengenal dan tidak tunduk

pada anggapan, melainkan harus dibuktikan setidak-tidaknya memenuhi

syarat minimal pembuktian. Hukum pembuktian dibuat untuk menjamin

kepastian hukum dan keadilan, dan untuk menghindari kesewenang-

wenangan hakim.

Pasal 183 KUHAP tentang syarat minimal pembuktian, menetapkan

syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjatuhkan pidana, ialah syarat

subjektif yang dilandasi syarat objektif. Harus ada keyakinan hakim yang

dibentuk berdasarkan minimal dua alat bukti yang sah. Tiga keyakinan hakim

yang dibentuk atas dasar (objektif) minimal 2 alat bukti yang sah tersebut,

Page 56: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

ialah hakim yakin tindak pidana terjadi, hakim yakin terdakwa melakukannya

dan hakim yakin terdakwa bersalah.

Menggunakan sebuah surat adalah melakukan perbuatan

bagaimanapun wujudnya atas sebuah surat dengan menyerahkan,

menunjukkan, mengirimkannya pada orang lain yang orang lain itu kemudian

dengan surat itu mengetahui isinya.

Ada 2 syarat adanya “seolah-olah surat asli dan tidak dipalsu” dalam

Pasal 263 (1) atau (2) KUHP, ialah: (pertama) perkiraan adanya orang yang

terpedaya terhadap surat itu, dan (kedua) surat itu dibuat memang untuk

memperdaya orang lain.

Arti dapat merugikan menurut Ayat (1) maupun ayat (2) Pasal 263

KUHP. Istilah “dapat” adalah perkiraan yang dapat dipikirkan oleh orang

yang normal. Namun perkiraan itu harus didasarkan pada keadaan yang pasti,

yang jelas dan tertentu.

Jika keadaan atau hal-hal tersebut di atas benar-benar ada, maka

kerugian itu bisa terjadi. Contoh, sebuah SIM palsu atau dipalsu atas nama A.

Bila A mengemudi dengan menggunakan SIM palsu dapat merugikan

pengguna jalan dengan alasan keadaan yang harus dibuktikan ialah yang

bersangkutan tidak mampu mengemudi dengan baik. Jelas dan tertentu, ialah

bagi pengguna jalan, bukan semua orang. Namun jika keadaan itu tidak ada,

misalnya pekerjaan A yang digelutinya bertahaun-tahun adalah mengemudi,

maka perbuatan mengemudikan kendaraan itu tidak dapat merugikan

pengguna jalan lainnya, karena kemahiran mengemudi sudah dikuasainya.

Page 57: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Maka alasan merugikan pengguna jalan tidak bisa digunakan.

Ada perbedaan perihal “dapat merugikan” menurut ayat (1) dan menurut ayat

(2). Perbedaannya, ialah surat palsu atau dipalsu menurut ayat (1) belum

digunakan, sementara ayat (2) surat sudah digunakan. Oleh karena menurut

ayat (2) surat sudah digunakan, maka hal kerugian menurut Ayat (2) harus

jelas dan pasti perihal pihak mana yang dirugikan dan kerugian berupa apa

yang akan diderita oleh orang/pihak tertentu tersebut. Ada 2 pihak yang dapat

menderita kerugian, ialah: (1) Pihak/orang yang namanya disebutkan di

dalam surat palsu tersebut, atau (2) Pihak/orang – siapa surat itu pada

kenyataaannya digunakan. Namun harus jelas bahwa perkiraan kerugian ini

adalah akibat langsung dari penggunaannya. Artinya tanpa menggunakan

surat palsu/dipalsu, kerugian itu tidak mungkin terjadi.

Dalam perbuatan membuat surat palsu terdapat juga pemalsuan

intelektuil (intelectuele valsheid), berhubung isinyapun bertentangan

dengan kebenaran. Perbuatan membuat surat palsu dapat mengenai

tanda tangan maupun mengenai isi daripada tulisan atau surat, dimana

perbuatan itu menggambarkan secara palsu bahwa surat itu baik

secara keseluruhannya maupun dari hanya tanda tangannya atau

isinya berasal dari seorang yang namanya tercantum dibawah tulisan

itu (Pemalsuan secara Materiil).48

Pemalsuan dalam penandatanganan dapat juga terjadi :

- Meniru tanda tangan seseoang yang tidak ada, seperti orang yang

telah meninggal dunia, atau yang sama sekali tidak pernah ada

(fiktif);

- Penandatangan dengan nama sendiri, apabila isi dan penggunaan

surat itu menimbulkan gambaran seakan – akan tanda tangan itu

berasal dari seorang yang sama namanya ;

- Mengisi suatu blangko kertas segel yang telah lebih dulu

dibubuhi tanda tangan orang lain, pengisian mana pada

48

H.A.K. Moch. Anwar, 1994,Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP BUKU II), Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, hlm 189

Page 58: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

keseluruhannya bertentangan dengan kehendak penandatanganan

maupun menyimpang dari kehendaknya;

- Pembubuhan tanda tangan orang lain dengan menirunya atas

persetujuannya. 49

Dalam Pasal 263 ayat (1) KUHP diatur mengenai perlarangan untuk

membuat surat palsu, selain itu, perbuatan kedua yang dilarang dalam Pasal

263 ayat (1) KUHP adalah memalsukan surat. Perbuatan memalsukan surat

ini dilakukan dengan cara melakukan perubahan – perubahan tanpa hak

(tanpa izin yang berhak) dalam suatu surat atau tulisan, perubahan mana

dapat mengenai tanda tangannya maupun mengenai isinya. Tidak peduli,

bahwa ini sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak benar ataupun sesuatu

yang benar, perubahan isi yang tidak benar menjadi benar merupakan

pemalsuan surat.

Pemalsuan perubahan itu dapat terdiri atas :

- Penghapusan kalimat, kata angka, tanda tangan;

- Penambahan dengan satu kalimat, kata atau angka.

- Penggantian kalimat, kata, angka, tanggal dan/atau tanda

tangan.50

Perbuatan perubahan itu menimbulkan perubahan atas tampaknya

maupun atas isinya serta tujuannya semula. Dengan demikian perbuatan

perubahan itu mengganggu, memperkosa surat atau tulisan asli.

Perbuatan penggunaan surat palsu tidak diperlukan untuk kejahatan

pemalsuan surat itu, tetapi dengan sendirinya dapat menimbulkan kejahatan

kedua. Jadi sama sekali tidak dipersoalkan, penggunaan mana yang

dikehendaki oleh pelaku tetapi perbuatan penggunaan itu disyaratkan oleh

49

Ibid, hlm 189-190. 50

Ibid, hlm 190.

Page 59: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Undang – Undang bahwa penggunaan yang dikehendaki oleh pelaku dapat

menimbulkan kerugian.

Membuat surat palsu merupakan perbuatan yang dilarang, selain itu

memakai surat palsu atau surat yang dipalsukan juga merupakan perbuatan

yang dilarang. Hal ini sesuai dengan Pasal 263 ayat (2) KUHP. Menurut

H.A.K Moch. Anwar di dalam bukunya, ia mengatakan sebagai berikut :

“Dalam pasal 263 ayat (2) ini, pemalsuannya sendiri tidak merupakan

kejahatan. Selanjutnya tujuan atas penggunaan dapat berlainan dari

pada tujuan dari pada pemalsu atau pelaku pemalsuan tanpa karenanya

meniadakan penghukuman terhadap orang yang menggunakannya

atau pemakaiannya. Pemakaian atau penggunaan ini dapat dilakukan

oleh orang lain dari pada orang yang membuat surat palsu atau yang

memalsukan surat. Undang – undang tidak menutup setiap cara

penggunaannya tidak menuntut penggunaannya berdasarkan peraturan

– peraturan hukum yang berlaku terhadap surat itu. Dengan demikian

penggunaan dapat terdiri atas pengajuan atau penempatan pada suatu

tempat dimana surat itu harus atau dapat menimbulkan akibat, pun

penyampaian surat itu kepada seseorang yang kemudian melakukan

penggunaannya”.51

Dari uraian Pasal 263 ayat (1) dan ayat (2) KUHP, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Pasal 263 ayat (1) punya unsur lain daripada pemalsuan

yaitu pemakaian surat palsu atau surat dipalsu tersebut dapat menimbulkan

kerugian. Kerugian yang timbul tidak perlu diinginkan / dimaksudkan

petindak. Dalam unsur ini terkandung pengertian bahwa (1) pemakaian surat

belum dilakukan. Hal ini ternyata dari adanya perkataan “jika” dalam kalimat

/ unsur itu, dan (2) karena penggunaan surat belum dilakukan, maka dengan

sendirinya kerugian itu belum ada. Hal ini ternyata juga dari adanya

perkataan “dapat”.

51

Ibid, hlm 194-195.

Page 60: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Kerugian yang timbul akibat dari pemakaian surat palsu atau surat

dipalsu, tidak perlu diketahui atau disadari oleh petindak. Hal ini

ternyata dari adanya suatu arrest HR (8-6-1897) yang mengatakan

bahwa “petindak tidak perlu mengetahui terlebih dahulu kemungkinan

timbulnya kerugian ini”.52

Pada Pasal 263 ayat (2) KUHAP ini juga terdapat unsur pemakaian

surat palsu atau surat dipalsu itu dapat menimbulkan kerugian. Walaupun

perihal unsur ini baik pada ayat (1) maupun ayat (2) mempunyai persamaan,

tetapi ada perbedaan.

Perbedaannya adalah, pada ayat 1 bahwa kemungkinan akan

timbulnya kerugian itu adalah akibat dari pemakaian surat itu belum

dilakukan. Karena yang baru dilakukan adalah membuat surat palsu dan

memalsu suratnya saja.

Akan tetapi pada ayat (2), kerugian yang mungkin terjadi akibat dari

pemakaian surat palsu atau surat dipalsu itu, dimana pemakaian surat itu

sendiri sudah dilakukan, akan tetapi kerugian itu tidak perlu nyata – nyata

telah timbul.

Oleh karena dipisahnya antara kejahatan membuat surat palsu dan

memalsu surat dengan kejahatan memakai surat palsu atau surat dipalsu,

maka terhadap hal yang demikian dapat menjadi pelanggaran ayat (1)

pelanggaran ayat (2) dapat dilakukan oleh orang yang sama. Dalam hal

demikian telah menjadi pembarengan perbuatan.

Unsur kesalahan pada ayat (2) yakni dengan sengaja. Dalam hal ini

kesengajaan meliputi baik pada perbuatan memakai, surat palsu atau

surat dipalsu, seolah – olah surat asli dan tidak dipalsu maupun

pemakaian itu dapat menimbulkan kerugian.

52

Adami Chazawi, Op.cit, hlm 105.

Page 61: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Artinya ialah, (1) petindak menghendaki melakukan perbuatan

memakai, (2) ia sadar atau insyaf bahwa surat yang ia gunakan itu

adalah surat palsu atau surat yang dipalsu, (3) ia sadar atau

mengetahui bahwa penggunaan surat itu adalah seolah – olah

pemakaian surat asli dan tidak dipalsu, dan (4) ia sadar mengetahui

bahwa penggunaan surat itu dapat menimbulkan kerugian. Unsur

kesengajaan yang demikian itu harus dibuktikan.53

53

Ibid, hlm 107.

Page 62: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan.

Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi

dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari

jawabnya. Pendekatan – pendekatan yang digunakan di dalam

penelitian hukum adalah pendekatan Perundang - undangan (statute

approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis

(historical approach), pendekatan perbandingan (comparative

approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach).54

Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode pendekatan yuridis normatif. Secara lebih rincinya pendekatan

yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan perundang-

undangan, dan pendekatan kasus.

a. Pendekatan Perundang - undangan.

Pendekatan perundang - undangan dilakukan dengan

menelaah semua undang – undang dan regulasi yang

bersangkut paut dengan isu hukum yang ditangani. Untuk itu

penulis harus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1) Comprehensive artinya norma-norma hukum yang ada

didalamnya terkait antara satu dengan lain secara

logis.

54

Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, hlm 93.

Page 63: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

2) All-inclusive artinya bahwa kumpulan norma hukum

tersebut cukup mampu menampung permasalahan

hukum yang ada, sehingga tidak akan kekurangan

hukum.

3) Sistematic, bahwa disamping bertautan antara satu

dengan yang lain, norma-norma hukum tersebut juga

tersusun secara hierarkis.

b. Pendekatan Kasus.

Pendekatan kasus dilakukan dengan cara melakukan

telaah terhadap kasus yang berkaitan dengan isu yang

dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap. Tujuan dari pendekatan

ini adalah untuk mempelajari norma – norma atau kaidah

hukum yang dilakukan dalam praktik hukum, terutama kasus

– kasus yang telah diputus.

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian hukum yang dilakukan adalah dengan

penelitian preskriptif, yaitu suatu penelitian untuk mendapatkan saran –

saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah

tertentu. Jadi, penelitian ini penulis akan memberikan preskriptif mengenai

kekuatan pembuktian dan pertimbangan hukum dalam menjatuhkan pidana

yang digunakan oleh Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto dengan tujuan

untuk mendapatkan saran – saran mengenai apa yang harus dilakukan

Page 64: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

untuk mengatasi masalah tertentu (Studi Putusan Nomor : 144 / Pid. B /

2006 / PN. Pwt ).

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pengadilan Negeri Purwokerto.

D. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Jenis data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini berupa

data sekunder dan data primer (wawancara dengan Hakim Pengadilan

Negeri Purwokerto). Dalam buku Penelitian Hukum karangan Peter

Mahmud Marzuki, mengatakan bahwa pada dasarnya penelitian hukum

tidak mengenal adanya data, sehingga yang digunakan adalah bahan

hukum dalam hal ini bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

a. Bahan Hukum Primer.

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoratif, artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer

terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi, atau

risalah di dalam pembuatan peraturan perundang-undangan

dan putusan-putusan hakim.

Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

3) Putusan Nomor : 144/Pid. B/2006/PN.Pwt.

b. Bahan Hukum Sekunder.

Bahan – bahan sekunder berupa semua publikasi tentang

hukum yang bukan merupakan dokumen resmi. Publikasi

tentang hukum meliputi buku - buku teks, kamus – kamus

hukum, jurnal – jurnal hukum, dan komentar – komentar atas

putusan pengadilan.55

Dan sumber lain untuk mendukung

penelitian ini.

E. Metode Pengumpulan Bahan Hukum

a. Metode Kepustakaan.

55

Ibid, hlm 141

Page 65: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kepustakaan,

tujuannya untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat-

pendapat, ataupun penemuan-penemuan yang berhubungan erat

dengan pokok permasalahan. Kepustakaan tersebut dapat berupa,

peraturan perundangan dan karya ilmiah para sarjana.

b. Metode Dokumenter.

Selain metode kepustakaan, dalam penelitian ini penulis juga

menggunakan metode dokumenter yaitu dengan cara pengumpulan

bahan dengan menelaah terhadap dokumen – dokumen pemerintah

maupun non-pemerintah. Misalnya : Putusan Pengadilan, Instruksi,

Aturan Suatu Instansi, Publikasi, Arsip – arsip ilmiah dsb.

F. Metode Penyajian Bahan Hukum

Data yang disajikan berbentuk uraian yang disusun secara

sistematis, dan di dalam penyusunannya dibuat secara singkat dan jelas,

sehingga penyusunan data dapat dipahami dan mudah dipelajari.

G. Metode Analisis Bahan Hukum

Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode

analisis normatif kualitatif yaitu data yang diperoleh akan dianalisis

dengan pembahasan dan penjabaran hasil-hasil penelitian dengan

mendasarkan pada norma-norma dan doktrin-doktrin yang berkaitan

dengan materi yang diteliti.

Page 66: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian tentang kekuatan pembuktian alat bukti surat palsu atau yang

diduga palsu dan pertimbangan hakim dalam memutus perkara terhadap Putusan

Nomor: 144/Pid.B/2006/PN.Pwt yang dilakukan di wilayah hukum Pengadilan

Negeri Purwokerto, maka diperoleh data berupa data sekunder dan data primer,

data – data tersebut adalah sebagai berikut :

A. Data Sekunder

1. Duduk Perkara

Pada Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto Nomor:

144/Pid.B/2006/PN.Pwt telah terjadi tindak pidana “Dengan sengaja

menggunakan surat palsu” yang dilakukan oleh terdakwa dengan identitas:

Nama Lengkap : Suherman bin Sandjukri

Tempat Lahir : Cilacap

Umur / Tanggal Lahir : 52 tahun / 5 Februari 1954

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Perum Limas Agung Permai, Kelurahan

Bancar Kembar, Kecamatan Purwokerto

Utara, Kabupaten Banyumas.

Agama : Kristen Prostestan

Pekerjaan : Ketua.Anggota DPRD Banyumas

Kejadian tersebut bermula ketika akan diselenggarakannnya ujian

persamaan SMU tahun 2001 yang diadakan oleh Departemen Pendidikan

Nasional Wilayah Propinsi Jawa Tengah, dengan persyaratan bagi peserta

sebagaimana telah ditentukan dalam Surat Kepala Kantor Departemen Pendidikan

Nasional Wilayah Propinsi Jawa Tengah No. 079.a/103.07/U/2001 tanggal 21

Page 67: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Februari 2001 perihal Juknis Ujian Persamaan dapat mengikuti ujian persamaan

SMU tahun 2001 diantaranya adalah: melampirkan salinan atau foto copy ijazah/

STTB SLTP/ Mts atau memiliki Surat Keterangan Yang Berpenghargaan Sama

Dengan Surat Tannda Tamat Belajar SLTP yang telah disahkan oleh instansi yang

berwenang.

Dengan dibukanya pendaftaran ujian persamaan SMU tahun 2001 tersebut,

meskipun pendaftarannya sudah ditutup terakhir tanggal 6 April 2001, namun

terdakwa berupaya untuk tetap bisa ikut ujian persamaan SMU tahun 2001

walaupun terdakwa menyadari kalau tidak memiliki ijazah atau STTB SLTP / Mts

sebagai salah satu persyaratan yang ditentukan Panitia Ujian Persamaan SMU

tahun 2001 tersebut diatas. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, bertempat

dirumah terdakwa di Perum Limas Agung Permai, Kel. Bancarkembar, Kec.

Purwokerto Utara, Kab.Banyumas terdakwa menyuruh Sdri. Ringahyatul

Qiromah untuk menyerahkan berkas pendaftaranujian persamaan SMU tahun

2001 miliknya yang berisi Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tanggal

5 Januari 2001 kepada Panitia ujian persamaan SMU tahun 2001 di Kanwil

Departemen Pendidikan Nasional Wilayah Propinsi Jawa Tengah di Semarang,

dimana Surat Keterangan tersebut dipakai terdakwa sebagai pengganti untuk

memenuhi salah satu persyaratan ujian persamaan SMU tahun 2001 yang harus

melampirkan yakni salinan atau foto copy ijazah/ STTB SLTP/Mts atau memiliki

Surat Keterangan Yang Berpenghargaan Sama dengan Surat Tanda Tamat Belajar

SLTP yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang;

Page 68: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Bahwa ternyata Surat Keterangan No. No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001

tanggal 5 Januari 2001 yang dipakai oleh terdakwa dalam mendaftar ujian

persamaan SMU tahun 2001 tersebut dibuat oleh Kepala SMP Nasional Sidareja

yang pembuatannya sudah direkayasa atas permintaan terdakwa sehingga isinya

tidak benar, dimana Surat Keterangan tersebut baru dibuat tanggal 4 Mei 2001,

disamping itu isinya seolah – olah terdakwa sebagai siswa SMP Nasional Sidareja

dinyatakan tamat dan telah lulus ujian Negara tahun 1970. Padahal kenyataannya

terdakwa sebagai siswa SMP Nasional Sidareja telah mengikuti Ujian Negara

tahun 1970 dinyatakan tamat tidak lulus dan tidak memiliki Surat Tanda Tamat

Belajar SMP.

Dengan perbuatan terdakwa menggunakan Surat Keterangan No.

2809/E/SLTP Nas/I/2001 tanggal 5 Januari untuk persyaratan pendaftaran ujian

persamaan SMU tahun 2001 tersebut akhirnya terdakwa bisa mengikuti ujian

persamaan SMU tahun 2001. Akibat perbuatan terdakwa tersebut dapat

menimbulkan kerugian bagi pihak Kanwil Departemen Pendidikan Nasional

Wilayah Propinsi Jawa tengah.

2. Dakwaan Penuntut Umum

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka terdakwa didakwa melakukan

tindak pidana dengan sengaja menggunakan surat palsu atau yang diduga palsu

dengan dakwaan kombinasi / Alternatif Komulatif dengan membuktikan dakwaan

yang dikomulatifkan yaitu dakwaan pertama primair melanggar Pasal 266 ayat (2)

KUHPdan subsidair yang melanggar Pasal 263 ayat (2) KUHP Atau Dakwaan

Kedua yang melanggar Pasal 263 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Page 69: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

3. Pembuktian

a) Alat – alat bukti dipersidangan

Pemeriksaan Saksi – Saksi

Untuk membuktikan kebenaran surat dakwaan dari penuntut umum, penuntut

umum telah mengajukan saksi – saksi dipersidangan yang telah disumpah

berdasarkan keyakinannya masing – masing yaitu :

1. Saksi SUDARSONO:

Saksi adalah Wakil Ketua PAC PDIP Baturaden sekaligus Fungsionaris

PDIP Banyumas.saksi bersama teman Anggota PDI Perjuangan membentuk Team

investigasi yangberjumlah 10 orang, diketuai oleh Yoyok Sukoyo. Team berusaha

menyelidiki sebagaimaa berita yang dimuat disurat kabar tentang kebenaran berita

pemalsuan surat oleh terdakwa tersebut dengan mendatangi SMP Nasional

Sidareja, Kabupaten Cilacap.Team investigasi itu melakukan kunjungan pada hari

Kamis tanggal 9 Maret 2006 ke SMP Nasional Sidareja, Kabupaten Cilacap dan

diterima oleh Bapak Suwandi, S.Pd., Kepala Sekolah SMP tersebut dan Bapak

Agus Musadi (TU SMP Nasional Sidareja).

Berdasarkan keterangan dari Kepala Sekolah bahwa benar Suherman

tercatat sebagai siswa di SMP Nasional Sidareja, terdakwa sekolah sampai kelas

III dan mengikuti Ujian Nasional akan tetapi hanya tamat dan tidak lulus.

Sehingga terdakwa tidak memiliki ijazah SMP.Disana saksi dan Teamditunjukan

selembar Surat Keterangan Nomor : 1809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari

2001 yang isinya menyatakan bahwa terdakwa benar – benar siswa SMP Nasional

Sidareja dan telah mengikuti Ujian Nasional tahun 1970 dan dinyatakan tamat.

Page 70: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Pada hari Jum’at tanggal 10 Maret 2006 Team pergi ke Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap. Menurut keterangan Kepala Dinasnya yaitu

Bapak Drs. Sutoyo MS. M.Ed menyatakan bahwaia pernah mengesahkan Surat

Keterangan No: 2809/E/SLTP Nas/1/2001 tanggal 5 Januari 2001 tersebut.Yang

menandatangani Surat Keterangan tersebut adalah Kepala SMP Nasional Sidareja

(Bapak Tasam Partono, S.Pd).

Surat keterangan itu terbit atas permintaan Ringahyatul Qiromah, S.Pd.

Berdasarkan pengakuan Kepala SMP Nasional Sidareja, surat keterangan tersebut

ada daftar nilainya, akan tetapi saksi waktu itu tidak melihat lampiran daftar nilai

tersebut. Yang membuat surat keterangan tersebut adalah Bapak Suwandi yang

dulu selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Nasional.Namun oleh karena Bapak

Suwandi bingung tidak tahu mata pelajaran apa saja yang diujikan pada tahun

1970 lalu Bapak Suwandi membuat daftar nilai sesuai mata pelajaran saat Bapak

Suwandi lulus SMP Nasional Sidareja tahun 1960. Surat keterangan tersebut

kemudian bermasalah karena tidak memenuhi syarat tanggalnya untuk mengikuti

Ujian Persamaan SLTA.Bahwa saat saksi melakukan investigasi di SMP Nasional

Sidareja diberitahu ada 2 surat bernomor sama yaitu 2809/E/SLTP Nas/1/2001

taggal 5 Januari 2001 atas nama Suherman NIS : 920 yang menerangkan bahwa ia

benar – benar siswa SMP Nasional Sidareja dan telah mengikuti ujian Negara

pada tahun 1970 dinyatakan tamat dan yang kedua surat keterangan bernomor :

2809/E/SLTP Nas/1/2001 tertanggal 09 januari 2001 atas nama Supriyanto

tentang ralat STTB SLTP.Bahwayang menandatangani kedua surat tersebut

adalah Kepala Sekolah SMP Nasional Sidareja yang saat itu dijabat oleh Bapak

Page 71: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Tasam Partono, S.Pd. dengan terbitnya dua surat keterangan bernomor sama atas

nama dua orang sebagaimana dijelaskan oleh pihak SMP Nasional Sidareja bahwa

hal tersebut terjadi karena kecerobohan pihak Tata Usaha. Menurut keterangan

pihak SMP Nasional Sidareja, surat bernomor : 2809/E/SLTP Nas/1/2001 tersebut

milik Supriyanto. Waktu Teamdatang kesana surat keterangan atas nama

Supriyanto tidak diperlihatkan namun hanya dijelaskan oleh pihak SMP Nasional

Sidareja.

2. Saksi TJAROKO WIBOWO:

Saksi adalah kader PDI Perjuangan Banyumas.Saksi juga ikut dalam team

investigasi yang pada tanggal 9 Maret 2006 berangkat ke SMP Nasional Sidareja

untuk melakukan Investigasi. Disana ditemukan surat keterangan ada dua yang

atas nama terdakwa yaitu masing – masing:

- Surat Keterangan Nomor : 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001

yangmenerangkan bahwa Suherman benar – benar siswa SLTP Nasional Sidareja

dan telah mengikuti Ujian Negara pada tahun 1970 dinyatakan TAMAT.

- Surat Keterangan Nomor : 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 tertanggal 26 April 2001

yang menerangkan bahwa Suherman benar – benar siswa SLTP Nasional Sidareja

dan telah mengikuti Ujian Negara pada tahun 1970 dinyatakan TAMAT TIDAK

LULUS.

Berdasarkan keterangan Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa benar

terdakwa terdaftar sebagai siswa SMP Nasional Sidareja, sekolah di tempat

tersebut sampai kelas III dan telah mengikuti ujian Negara pada tahun 1970 dan

dinyatakan tamat tapi tidak lulus. oleh karenanya terdakwa tidak memiliki

Page 72: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

ijazahSMP sehingga dengan terbitnya surat keterangan bernomor : 2809/ E/SLTP

Nas/I/2001 digunakan untuk melengkapi persyaratan terdakwa agar bisa

mengikuti ujian persamaan SLTA.

Pada tanggal 10 Maret 2006, Team berkunjung ke Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Cilacap, Berdasarkan keterangan Kepala Dinas bahwa ia pernah

mengesahkan dan melegalisir Surat Keterangan Nomor : 2809/E/SLTP

Nas/I/2001 yang isinya menyatakan terdakwa tamat.Kemudian saksi ikut

melaporkan terdakwa ke polisi, karena sebagai kader ingin punya ketua yang

bersih walaupun secara materiil saksi tidak dirugikan.

Seteleh melakukan investigasi tersebut, saksi menilai bahwa Surat

Keterangan Nomor : 2809/E/SLTP Nas/I/2001 adalah tidak sama dengan STTB

atau Surat Berpenghargaan sama dengan STTB. Di dalam surat keterangan

tersebut identitas memang tidak dipalsukan, namun hanya ada perbedaan

keterangan pada dua surat keterangan tersebut.

3. Saksi LUKI EKO KRISNADI:

Saksi adalah Kader PDI Perjuangan. Saksi mengetahui kasus ini dari surat

kabar pada tahun 2005. Kemudian saksi langsung mengkonfirmasi tentang

kebenaran berita yang dimuat di surat kabar ke pihak yang melapor yaitu Sdr.

A.R. Hasan. Saksi bersama kawan sesama kader PDI Perjuangan termasuk Sdr.

A.R. Hasan melakukan investigasi pada tanggal 9 Maret 2006 ke SMP Nasional

Sidareja dan tanggal 10 Maret 2006 ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Cilacap, Disana pihak SMP Nasional Sidareja saat itu menunjukanSurat

Keterangan Nomor : 2809/E/SLTP Nas/I/2001. Surat keterangan tersebut isinya

Page 73: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

menerangkan pada pokoknya bahwa terdakwa benar siswa SMP Nasional Sidareja

dan telah mengikuti Ujian Negara tahun 1970 dinyatakan tamat tapi tidak lulus,

sehingga secara otomatis tidak memiliki ijazah SMP. Menurut pihak SMP

Nasional Sidareja Selain fotocopy Surat Keterangan Nomor ; 2809/E/SLTP

Nas/I/2001 tersebut, ada surat lain yaitu Surat Keterangan Nomor : 2831/E/SLTP

Nas/IV/2001 tertanggal 26 April 2001 tetapi saksi tidak tahu apa isi surat

keterangan tersebut.

Saksi hanya tahu ada dua surat bernomor sama atas nama dua orang

berbeda yaitu Surat Keterangan Nomor: 2809/E/SLTP Nas/I/2001 yang satu atas

nama Supriyanto danyang satunya atas nama Suherman. Namun saksi tidak

melihat surat keterangan atas nama Supriyanto.

Menurut Kepala Sekolah SMP Nasional Sidareja saat itu tidak sama

kedudukannya dengan STTB. Setelah mengetahui fakta – fakta di atas, saksi

sendiri bersama Yoyok Sukoyo, AR Hasan. Sudarsono, saksi Caroko dan masih

ada yanglainyang namanya saksi lupa kemudian melaporkan terdakwa ke polisi

pada tanggal 24 Maret 2006 termasuk Abdulrohim Hasan.

4. SaksiADJI PRIYANTO:

Saksi adalah kader PDI Perjuangan.Saksi ikut Team investigasi bertemu

dengan Kepala SMP Nasional Sidareja yaitu Bapak Suwandi dan seorang staf TU

bernama Agus Marsaid.Disana saksi tahu surat keterangan tersebut yang isinya

menyatakan bahwa Suherman benar siswa SMP Nasional Sidareja, telah

mengikuti Ujian Negara tahun 1970 dan dinyatakan tamat tidak lulus. Diketahui

pula dari keterangan Bapak Suwandi bahwa ada surat keterangan lain yaitu surat

Page 74: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

keterangan nomor : 2809/E/SLTP Nas/I/2001 yang menerangkan sama akan tetapi

kata TIDAK LULUS ditiadakan sehingga hanya TAMAT. Surat keterangan

tersebut dibuat atas permintaan Terdakwa melalui Ibu Ringahyatul Qiromah untuk

melengkapi persyaratan mengikuti ujian persamaan SLTA.

Penerbitan Surat Keterangan No: 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tesebut melalui

beberapa proses yaitu :

- Terdakwa melalui saudara iparnya yaitu ibu Ringahyatul Qiromah minta

surat keterangan ke SMP Nasional Sidareja dan pihak SMP Nasional

Sidareja memberikan surat keterangan atas nama terdakwa Suherman

tertanggal 26 April 2001 Nomor : 2809/E/SLTP Nas/I/2001 yang

menerangkan bahwa benar Suherman adalah siswa SMP Nasional Sidareja

telah mengikuti Ujian Negara tahun 1970 dinyatakan Tamat Tidak Lulus.

- Kedua, Sdri. Ringahyatul datang lagi menghadap Kepala SMP Nasional

Sidareja untuk merubah isi surat keterangan tersebut dengan menghilangkan

kata Tidak Lulus sehingga Surat Keterangan tersebut hanya menyatakan

bahwa Terdakwa benar siswa SMP Nasional Sidareja telah mengikuti Ujian

Negara pada tahun 1970 dinyatakan Tamat.

- Ketiga, Sdri. Ringahyatul atas perintah terdakwa minta penambahan daftar

nilai untuk lampiran surat keterangan tersebut yang kemudian diterbitkan

surt keterangan Nomor : 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 dengan lampiran daftar

nilai.

Page 75: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

- Keempat, Terdakwa minta perubahan tanggal pada Surat Keterangan Nomor

: 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 tertanggal 26 April 2001 menjadi tertanggal 5

Januari 2001, untuk isi tidak mengalami perubahan.

DisanaTeam investigasi tidak pernah ditunjukan Surat Keterangan Nomor

: 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 atas nama Supriyanto, saksi juga tidak pernah

ditunjukan surat keterangan tertanggal 26 April 2001.

5. Saksi ABDUR RAHIM HASAN:

Saksi adalah Anggota dan Calon Legislatif Propinsi Jateng Daerah

pemilihan Magelang. Saksi tahu kasus ini dari media massa pada akhir tahun 2004

yang memberitakan bahwa Terdakwa dicoret dari daftar Calon Legislatif oleh

KPUD Banyumas karena ijazah Upers-nya terdakwa dicabut oleh Diknas Jawa

Tengah. Pada bulan Februari tahun 2005 saksi melakukan invetigasi secara

pribadi untuk mengetahui kebenarannya yakni dengan mendatangi Diknas Jawa

Tengah di Semarang dan disana ditemui oleh Pak Gatot, Temo Suhadi dan Kemas

Amarudin. Saat di Diknas Jawa Tengah, saksi diperbolehkan melihat dokumen

yaitu Surat Nomor 2809, foto copy KTP danraport atas nama terdakwa. Isi dari

surat nomor 2809 menyatakan bahwa tedakwa benar siswa SMP Nasional

Sidareja, ikut ujian Negara dan dinyatakan Tamat dan terlampir daftar nilai serta

cap tiga jari.

Pada tanggal 9 Maret 2006 saksi bersama Team pencari fakta melakukan

investigasi ke SMP Nasional Sidareja. Disana Pak Suwandi menginformasikan

secara detail perihal surat No. 2809 dan mengatakan bahwa terdakwa tidak pernah

Page 76: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

mempunyai ijazah SLTP. Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Bapak Suwandi

bahwa Surat No. 2809 mengalami 4 kali proses perubahan yaitu:

- Surat keterangan pertama adalah surat dengan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001

tanggal 26 April 2001 menyatakan bahwa Suherman benar – benar siswa SMP

Nasional Sidareja dan telah mengikuti Ujian Negara pada tahun 1970 dan

dinyatakan Tamat Tidak Lulus.

- Kemudian Surat Keterangan No 2831 tersebut tanggalnya dirubah menjadi

tertanggal 5 Januari 2001, tanggal lahir Suherman dirubah semula tanggal 5

Februari 1954 menjadi 16 Agustus 1953 dan kalimat tidak lulus dihilangkan,

sehingga dalam Surat Keterangan tersebut tertulis Tamat.

- Bahwa perubaha ketiga, Surat Keterangan tersebut dilampiri daftar nilai.

- Perubahan ke empat, surat keterangan no. 2831 tersebut dirubah menjadi Surat

Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tanggal 5 Januari 2001.

Pada tanggal 10 Maret 2006 rombongan Team pencarifakta itu melakukan

investigasi ke Diknas Cilacap, disana ditemui oleh Pak Sutoyo dan Pak Tasam

Partono.Mereka tidak tahu – menahu dalam surat No. 2809 tersebut ada materai,

cap tiga jari dan fotonya Suherman, menurut Pak Tasam sebagian tanda tangan

ditutupi materai artinya tanda tangan baru ditempeli materai.

Saksi juga tahu perihal surat bernomor 2809 milik 2 orang, yakni milik

Supriyanto dan Suherman, dan menurut Pak Suwandi sebagai pengganti ijazahnya

Supriyantoyang hilang.Saksi juga mengaku pernah diperlihatkan surat bernomor

2831 yang digunakan untuk Upers, surat tersebut bermula tertanggal 26 April

2001, kemudian diubah menjadi tanggal 5 Januari 2001, sehingga ada perbedaan.

Page 77: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Menurut Pak Suwandi tanggal tersebut disesuaikan dengan Ujian persamaan di

Diknas Semarang. Saksi juga mengatakan bahwa Surat Keterangan No. 2831

tertulis Tamat tidak lulus, sedangkan surat keterangan No. 2809 tertulis Tamat.

6. Saksi TASAM PARTONO, BA:

Saksi adalah Kepala Sekolah SMP Nasional Sidareja sejak Tahun 1989 s/d

tahun 2004. Saksi menjabarkan bahwa pembuatan surat keterangan No.

2809/SLTP Nas/I/2001 tanggal 5 Januari 2001 yang tanggal dan bulannya saksi

lupa, tahun 2001.Yang mengetik surat keterangan tersebut adalah Sdr. Agus

Marsaid danyang menandatangani surat tersebut adalah saksi sendiri sedangkan

yang membawa surat tersebut adalah Sdri. Ringahyatul yang diantar suaminya.

Selain Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tanggal 5 Januari 2001 ada

juga Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 tanggal 26 April 2001.

Permintaan surat keterangan tersebut dilakukan secara bertahap, pada

waktu itu ibu Ringahyatul datang ke tempat saksi, katanya disuruh Terdakwa

minta Surat Keterangan yang menyatakan Terdakwa pernah bersekolah di SMP

Nasional Sidareja. Saksi kemudian membuatkan surat bernomor 2831 yang isinya

menyatakan bahwa terdakwa benar siswa SMP Nasional Sidareja, telah mengikuti

Ujian Negara pada tahun 1970 dinyatakan Tamat tidak lulus dan yang membuat

surat tersebut adalah staf saksi yang bernama Pak Suwandi. Saksi mendapatkan

data terdakwa pernah ikut Ujian Negara pada tahun 1970 dinyatakan Tamat tidak

lulus dari Buku Induk ada nama Suherman (terdakwa) dan informasi dari mantan

guru terdakwa. Setelah surat keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 jadi

kemudian diberikan ke ibu Ringahyatul, beberapa hari kemudian Ibu Ringahyatul

Page 78: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

datang lagi dan meminta agar Surat Keterangan No. 2831 tulisan tidak lulus agar

dihilangkan, jadi hanya tertulis Tamat. Saksi tidak tahu perihal permintaan siapa

agar tulisan tidaklulus dihilangkan. Kemudian ibu Ringahyatul datang lagi minta

agar Surat Keterangan No. 2831 dilampiri pula dengan daftar nilai, selanjutnya

Surat Keterangan No. 2831 yang dilampiri daftar nilai diganti menjadi Surat

keterangan No. 2809. Saksi menjelaskan lebih lanjut bahwa apabila siswa

mengikuti Ujian Negara yang dinyatakan Lulus diberi ijazah, yang tidak lulus

tidak diberi ijazah, hanya diberi Surat Keterangan Tamat/ Selesai Belajar saja.

Jika tidak punya ijazah SMP maka tidak boleh mengikuti Ujian Persamaan.

Mengenai terdakwa ikut atau tidak ujian persamaan saksi mengatakan tidak tahu,

namun petugas di Kepolisian yang memberitahukan kepada saksi bahwa Surat

Keterangan No. 2809 tersebut oleh terdakwa dipergunakan sebagai syarat

mengikuti ujian persamaan SLTA.

Pada waktu menandatangani surat keterangan tersebut, saksi percaya

kepada Ibu Ringahyatul karena beliau adalah staf saksi sendiri dan pada tahun

1972 saksi sebagai gurunya Terdakwa kelas II SMA dan saya beranggapan

Terdakwa sudah punya ijazah SLTP.

Menurut saksi, surat keterangan No. 2831 berubah menjadi Surat No. 2809

atas permintaan untuk mengikuti ujian Upers, jadi perihal surat tersebut tidak ada

kesalahan. Baik surat keterangan No : 2809dan 2831 isinya sama. Surat No. 2831

dibuat pada tanggal 26 April 2001 tetapi saksi lupa kapan surat tersebut kembali

lagi menjadi Surat bernomor 2809 pada bulan mei 2001 dan di atas kertas, surat

No. 2809 tertanggal 5 Januari 2001.

Page 79: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Surat dibuat oleh saksi tanggal 5 januari 2001 hal tersebut dikarenakan

substansinya sama dan tidak mengecek dan percaya pada staf maka surat tersebut

saksi tandatangani. Surat Keterangan No. 2809 ada 2 surat karena staf saksi yang

memberi nomor dobel yang satu atas nama Supriyanto (yang bersangkutan lulus)

dan yang satunya lagi atas nama Terdakwa.

Surat yang berlaku adalah suratyang terakhir/perubahan terakhir, dan surat

keterangan yang tidak berlaku tidak ada surat pembatalannya dan hal tersebut

disadari oleh saksi sebagai kealpaan pihak SMP Nasional. Surat keterangan yang

dilampiri dengan daftar nilai adalah sebagai surat keterangan tamat dan bukan

sebagai pengganti ijazah, hal tersebut tidak mungkin karena Terdakwa tidak lulus.

Ketika saksi menandatangani surat keterangan No. 2809/E/SLTP

Nas/I/2001 tanggal 5 Januari 2001 saksi tidak tahu apakah ada atau tidak pas foto,

cap jari dan materai dan tentang siapa yang menempel. Dan tanda tangan saksi

dalam surat keterangan tersebut sebagaimana tertutup materai.

Menurut saksi, suratyang tidak sesuai dengan fakta – fakta adalah perihal

tanggal surat, tanggal lahir dan daftar nilai. Karena daftar nilai yang dibuat adalah

kesepakatan karena buku induknya tidak ada dan daftar nilai dibuat setelah Surat

keterangan dibuat.

7. Saksi RINGAHYATUL QIROMAH:

Saksi adalah guru SMP Nasional Sidareja.Pada waktu itu saksi dimintai

oleh Terdakwa untuk minta surat keterangan di SMP Nasional Sidareja.Pada

tahun 2001, waktu malam hari lewat telepon, terdakwa bilang kepada saksi

“Dik,saya minta tolong ke Kepala Sekolah minta surat keterangan dan kalau

Page 80: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

sudah jadi tolong diantar”. Lalu saksi memintakan surat itu ke SMP Nasional

Sidareja dengan menemui Pak Tasam Partono (kepala sekolah) dan mengatakan

kakak saksi minta surat keterangan, lalu Pak Tasam mengiyakan, setlah jadi, surat

diserahkan Pak Suwandi kepada saksi. Saksi tidak membaca surat keterangan

tersebut karena saksi hanya mengatakan ke Kepala Sekolah minta surat

keterangan saja, oleh Pak Suwandi surat tersebut sudah dimasukan ke amplop,

saksipun tidak membuka amplop tersebut. Sore harinya surat diserahkan ke

terdakwa dirumahnya, dan setelah surat tersebut dibaca, dari terdakwa saksi

mengetahui isi surat tersebut dan kemudian surat tersebut saksi bawa pulang

kembali. Menurut saksi surat itu tidak ada foto dan tertulis tamat tidak lulus. Lalu

terdakwa minta surat keterangan tamat dan saksi tindak lanjuti. Saksi menghadap

Kepala Sekolah lagi dan mengatakan Herman minta surat keterangan Tamat,

Kepala Sekolah menyuruh ditaruh di atas meja dan tidak membaca surat

keterangan tersebut.

Keesokan harinya saksi menanyakan surat keterangan tersebut, lalu Kepala

Sekolah bilang minta kepada Pak Suwandi yang kemudian Pak Suwandi

menyerahkan surat keterangan tersebut. Selang 1-2 hari surat keterangan tersebut

saksi serahkan ke terdakwa dan pada waktu itu dibaca oleh terdakwa dengan

disaksikan oleh saksi, namun setelah beberapa hari surat keterangan

itudikembalikan lagi. Saksi menanyakan ke terdakwa untuk apa surat itu, lalu

terdakwa bilang kalau surat itu untuk mendaftar Ujian Persamaan (Upers)

kemudian saksi menanyakan “apakah bisa?” lalu terdakwa menjawab “ya dicoba”.

Page 81: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Karena saksi sering ke Cilacap, terdakwa minta tolong supaya

menanyakan apakah pendaftaran Ujian Persamaan masih ada apa tidak ,dan oleh

terdakwa surat keterangan tersebut diserahkan kepada saksi, kemudian saksi

telepon ke Dinas Cilacap menanyakan perihal Upers tersebut. Lalu saksi ke

Diknas Cilacap mengatakan sudah cukup dan sudah diberangkatkan ke Semarang,

oleh Diknas Cilacap pula saksi tahu syarat – syarat untuk dapat mengikuti ujian

persamaan.Diknas menerangkan bahwa Upers sudah ditutup tanggal

pendaftarannya, dan waktu itu saksi hanya bawa raport kelas 1,2 dan 3 SMP

saja.Kemudian saksi pergi ke Semarang, saksi langsung ke Diknas Pendidikan

Propinsi dan ketemu dengan Panitia Upers dengan membawa surat keterangan

Tamat, KTP, raport kelas 1,2 dan 3 SMP yang sudah dilegalisir, panitia Upers

mengatakan pendaftaran Upers sudah tutup. Kemudian saksi pulang, 1-2 hari

kemudian dapat surat dari Kanwil Diknas Semarang yang isi suratnya mengatakan

Suherman tidak bisa mengikuti Upers karena sudah terlambat, perihal tersebut

saksi sampaikan ke terdakwa.

Menurut saksi, pada waktu itu Suherman belum didaftarkan Upers dan

belum dicatat dan identitas belum disampaikan kepada pak Suhadi dan lucunya

syarat – syarat yang diajukan tidak dikomentari oleh panitia. Kemudian saksi

kedatangan tamu bernama Pak Sugito TU SMP Nasional Sidareja yang

mengatakan agar saksi bertemu dengan Pak Slamet Kepala Sekolah SMA

Nasional sekarang jam 7, lalu sekitar jam 7 saksi ketemu dengan Pak Slamet yang

pada waktu itu memegang Buku Induk Terdakwa dan saksi diberi fotocopynya

dan Pak Slamet mengatakan agar foto copy tersebut dan syarat – syarat lainnya

Page 82: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dibawa ke Diknas Cilacap ketemu dengan Pak Sutoyo. Syarat – syarat yang

dimaksud adalah fotocopy raport kelas 1,2 dan 3, surat keterangan tamat dan KTP

asli dan foto. Selanjutnya saksi sampaikan hal itu ke terdakwa dan saksi disuruh

untuk ditindaklanjuti, pagi harinya saksi ke Diknas Cilacap dan ketemu dengaan

Pak Sutoyo yang sudah tahu permasalahannya.Pak Sutoyo bilang kepada saksi

supaya mendaftarkan lagi Terdakwa ke Kantor Pendidikan dan Kebudayaan

Propinsi Jawa Tengah. Berkas yang saksibawa itu menurut petugas Kantor

Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah yaitu Pak Temon Suhadi ada

kekurangan yakni mengganti tanggal lahir, pas foto dan harus ada daftar nilainya

dan atas permintaan terdakwa saksi menghadap Kepala Sekolah SMP Nasional

Sidareja dan minta supaya surat keterangan diperbaiki.

Setelah diperbaiki, dibacalah oleh saksi dan isinya menyatakan bahwa

terdakwa benar siswa pada sekolah SMP Nasional, telah mengikuti Ujian Negara

pada tahun 1970 dinyatakan tamat.Pak Sutoyo kemudian menyuruh supaya surat

&syarat – syaratnya dibawa ke Semarang untuk didaftarkan lagi, lalu saksi

sampaikan hal tersebut kepada Terdakwa, kemudian terdakwa minta tolong

sekalian agar syaratnya diantar lagi ke Semarag.

Di Diknas Semarang, berkasnya saksi serahkan ke Pak Temon Suhadi. Pak

Temon mengatakan “Bu Ringah, Surat Keterangan dilengkapi foto, materai dan

sekalian daftar nilainya, bilang kepada Pak Tasam dan Pak Tasam sudah paham

perihal tersebut”.Lalu saksi pulang ke cilacap.

Keesokan harinya saksi ke Sekolah SMP Nasional dan bertemu Kepala

Sekolah, lalu saksi sampaikan perihal penjelasan dari Pak Temon Suhadi

Page 83: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

bahwasurat keterangannya ada kekurangannya yaitu pas foto, materai dan daftar

nilai. Kepala sekolah mengatakan “ nanti saya buatkan dan mengenai daftar nilai

ke Pak Suwandi saya sendiri kurang paham”.

Ada 2 surat keterangan, yang pertama fotonya berbaju hitam tentang siapa

yang menempelkan foto dan materai tersebut, saksi sudah lupa mungkin saja saksi

sendiri yang menempelkan. Sedangkan ketika diperlihatkan surat keterangan yang

lain oleh Majelis Hakim, Saksi mengatakan bahwa ia yang menempelkan.

Setelah lengkap, Kepala Sekolah bilang ke saksi agar minta daftar nilai ke

Pak Suwandi, setelah persyaratan lengkap saksi bawa ketempat Terdakwa dan

mengatakan berkasnya sudah beres, kemudian dengan saksi diantar oleh terdakwa

ke Diknas Propinsi Jawa Tengah Semarang, sesampainya di Semarang saksi

sendiri menghadap Panitia sedangkan Terdakwa ada kepentingan partai. Di

Diknas Propinsi Jawa Tengah ketemu dengan Pak Temon Suhadi, dan beliau

mengatakan persyaratannya belum dilegalisir, tanggal lahirnya disamakan dengan

tanggal lahir yang di SMA, tanggal pembuatan surat keterangan disesuaikan dan

foto berbaju putih dan tidak berkacamata, tanggal lahir disamakan dengan KTP

(tahun 2001). Selanjutnya saksi ketemu dengan Pak Tasam dan disampaikan

penjelasan dari Pak Temon Suhadi tersebut, saksi katakan masih belum rampung

karena persyaratannya masih kurang, yaitu mengenai tanggal lahir disamakan di

SMU dan KTP. Setelah selesai pada hari sabtu sekitar jam 10.00 WIB saksi

diantar suami ke rumah terdakwa. Disana, surat keterangan saksi tempeli foto, cap

jari dan materai, setelah itu saksi menemui Pak Tasam. Pada waktu itu surat

keterangan belum ditandatangani oleh Pak Tasam, setelah ketemu dengan Pak

Page 84: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Tasam baru surat keterangan tersebut ditandatangani dan di cap sekolah dengan

disaksikan pula oleh suami saksi. Setelah itu diantar Pak Chujangi ke Diknas

Propinsi Jawa Tengah Semarang ke pak Temon Suhadi, disana saksi membayar

uang pendaftaran dan diberi kartu peserta ujian setelah itu saksi pulang ke

Sidareja.Kartu ujian itu tidak saksi baca sehingga saksi hanya bisa mengira-ira

kalau isinya mungkin berupa jadwal ujian, besok harinya Terdakwa ke rumah

saksi untuk mengambil kartu ujian tersebut.Saksi tidak tahu pelaksanaan ujian

persamaan tersebut. Saksi tahu bahwa terdakwa adalah siswa SMP Nasional

Sidareja karena terdawa sekelas dengan kakak saksi, namun perihal apakah

terdakwa lulus / tidak lulus sekolah di SMP tersebut, saksi tidak tahu.

Yang pertama minta surat keterangan setelah dibaca tertulis Tamat tidak

lulus dan minta diperbaiki tidak lulus dihilangkan, perubahan surat keterangan ke-

2 dan ke-3 merupakan kelanjutannya dan dalam surat keterangan ditambah

dengan foto dan materai, sedangkan perubahan ke-3 dan ke-4 adalah perubahan

tanggal lahir, tanggal pembuatan surat dan pasfoto. Alasan tanggal harus sesuai

dengan yang di SMA karena hal tersebut atas permintaan Panitia Upers.Menurut

saksi syarat untuk bisa mengikuti Upers adalah cukup dengan Surat Keterangan

saja, ijazah tidak ditanyakan. Saksi mau dimintai tolong oleh terdakwa untuk

mengurusi surat keterangan tersebut adalah karena terdakwa adalah kakak ipar

saksi, usianya sudah tua, saksi bertugas sebagai Guru di SMP Nasional Sidareja

dan saksi tahu terdakwa sekolah di SMA Nasional Sidareja tersebut. Lalu atas

permintaan panitia, foto yang berbaju hitam kemudian diganti dengan yang

berbaju putih.. Panitia Upers ternyata tidak mempermasalahkan ijazah, dan

Page 85: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

mengenai penerbitan surat keteranganyang hingga 4 kali itu adalah tidak aneh

karena hal itu atas permintaan Panitia Upers.

8. Saksi H. SOEDARWAN:

Saksi adalah Ketua Yayasan SMP dan SMA Nasional Sidareja. Saksi tidak

mengetahui mengenai surat keterangan yang digunakan oleh terdakwa. Mengenai

daftar nilai tersebut karena daftar induknya hilang kena banjir, saksi memanggil

guru – guru untuk membicarakan hal tersebut untuk kemudian mencari dan

kemudian bisa ditemukan.Sebelum buku induk ini ketemu, saksi yang mengurusi

dan memanggil semua guru untuk mengisi daftar nilai terdakwa.Jadi ada nilainya

setelah buku induk ketemu.Nilai yang diisi adalah yang hilang saja dan yang

mengurusi pengisian nilai sudah pindah.Pengisian nilai didasari atas kepatutan,

kepatutan disini maksudnya, sebagai contoh guru – guru tahu terdakwa pandai

olahraganya maka diberi nilai sesuai denan kemampuannya.Nilai yangbenar

adalah nilai yang ada di dalam buku induk. Mengenai Surat Keterangan No 2809

dan 2831 saksi tidak tahu sama sekali dan penggunaan oleh terdakwa hanya dari

mendengar saja. Jadi, setelah buku induk ketemu, lalu saksi serahkan tugas

pembuatan nilai ke Kepala Sekolah dan guru- guru.Dan setelah terbit nilai,

terdakwa tetap dinyatakan tidak lulus. Terdakwa hanya dinyatakan tamat,

sebagaimana Surat Edaran Mendiknas No. 1 Tahun 2005 pasal ayat (5) dan (7)

ijazah adalah dokumen resmi bagi siswa tamat lulus ujian nasional, kalau tidak

lulus tamat saja.

9. Saksi AGUS MARSAID:

Page 86: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Saksi sebagai TU di SMP Nasional Sidareja. Saksi pernah diperintah oleh

Pak Tasam (Kepala Sekolah) untuk membuatkan Surat Keterangan atas nama

terdakwa. Waktunya pada bulan April 2001.Yang mengkonsep surat tersebut

adalah Pak Suwandi bukan Pak Tasam. Surat yang dimaksud adalah identitas

terdakwa, benar siswa pada sekolah SMP Nasional Sidareja dan telah mengikuti

ujian Negara pada tahun 1970 dinyatakan Tamat tidak lulus.saksi memberi nomor

sesuai agenda surat keluar, kemudian saksi ketik. Setelah selesai diketik, surat

tersebut diletakkan di atas meja Kepala Sekolah, kemudian Kepala Sekolah

memerintahkan saksi untuk mengetik suratnya sama dengan surat keterangan

pertama hanya menghilangkan kata tidak lulus, jadi tinggal tertulis tamat, setelah

selesai surat keterangan tersebut saksi serahkan kepada Kepala Sekolah. Ada

kelanjutannya, yaitu dilampiri dengan daftar nilai, setelah selesai saksi ketik

diserahkan kepada Kepala Sekolah, kemudian surat keterangan diganti nomornya

yang semula bernomor 2831 diganti dengan nomor 2809, pada Surat Keterangan

No.2809 tersebut ada perubahan tanggal lahir terdakwa dan tanggal pembuatan

surat yang semula tertanggal 26 April 2001 diganti dengan tanggal 5 April 2001

dan isi suratnya sama. Perubahan surattersebut karena disuruh oleh Ibu

Ringahyatul yang sudah ketemu dengan Pak Tasam dan sudah bilang atas

perubahan tersebut. Penomoran surat menjadi No. 2809 berdasarkan agenda surat

keluar bulan Januari 2001. Perihal penomoran surat keterangan tersebut saksi

khilaf sehingga ada penomoran surat dobel yang pertama atas nama Supriyanto

perihal kehilangan dan yang kedua dan isi surat keterangan dinyatakan Tamat.

Page 87: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Surat keterangan atas nama terdakwa tersebut dilampiri daftar nilai dan

yang membuat daftar nilai adalah Pak Suwandi. Saksi tidak tahu tentang

penggunaansurat keterangan tersebut.Mengenai penomoran surat keterangan

No.2809 berdasarkan agenda surat keterangan tersebut keluar saja dan bukan

untuk ijazah tetapi surat keluar dan pemberian nomor seharusnya berurutan.

Agenda surat keluar milik terdakwa dan atas nama Supriyanto adalah buku

agenda tahun 2010. Perihal nomor surat tersebut tidak dikonsultasikan dengan

Kepala Sekolah karena permohonan administrasi adalah biasanya menjadi

kewenangan saksi.

10. Saksi YOYOK SUKOYO:

Saksi sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten

Banyumas.Sebenarnya saksi awalnya tidak terlalu memperhatikan mengenai

masalah terdakwa yang sejak awal pencalonannya sudah banyak masalah. Dari

mulai pencoretan Calon Legislatif atas nama terdakwa oleh KPUD Banyumas,

sampai dengan saksi yang menerima surat kaleng tentang terdakwa pada saat

menjadi mahasiswa. Tapi karena sebagai Wakil Ketua DPC maka saksi

mempunyai tanggung jawab moral terhadap partai, maka permasalahan terdakwa

bersama denganteman - teman ditindaklanjuti.

Langkah awalnya kami membentuk Team Investigasi, Team ini langsung

mencari fakta dengan mendatangi SMP Nasional Sidareja pada tanggal 9 Maret

2001 dan diterima oleh Pak Suwandi, Agus Marsaid dan Pak Soedarwan. Menurut

penuturan mereka, bahwa substantif sebelum muncul surat keterangan No. 2809,

diawali dengan Terdakwa minta Surat Keterangan dan oleh SMP Nasional dibuat

Page 88: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Surat Keterangan No. 2831 yang tertulis Tamat Tidak Lulus, hal tersebut

berdasarkan penjelasan dari SMP Nasional Sidareja dan ditunjukan fotocopy

Surat Keterangannya. Surat Keterangan No. 2831 dan 2809 berbeda jauh, yaitu

pengganti foto dan daftar nilai terlampir pada surat keterangan No. 2831 yang

sebelumnya tidak ada. Surat keterangan No. 2809 tersebut yang pertama atas

namaSupriyanto dan yang kedua atas nama Terdakwa. Menurut saksi, secara

substantif Terdakwatelah menggunakan Surat Keterangan No.2809 sebagai

pengganti ijazah untuk kepentingan mengikuti ujian persamaan. Menurut pihak

sekolah mengenai pembuatansurat sampai 4 kali itu karena salah. Yang dipakai

terdakwa adalah surat keterangan yang terakhir. Mengenai surat keterangan yang

digunakan oleh terdakwa telah ditanyakan kepada pihak sekolah, pertama tertulis

tamat dan pas foto dan penggunaannya tidak sesuai dengan permintaan. Saksi juga

menerangkan kalau ada perbedaan yaitu surat keterangan yang pertama dibuat

tertanggal 26 April 2001 dan surat keterangan yang terakhir yang digunakan

terdakwa tertanggal 5 Januari 2001 dan katanya tanggal tersebut disesuaikan

dengan waktu ujian persamaan. Kemudian setahu saksi nama sebenarnya

terdakwa adalah HERMAN. Hal ini sama seperti yang tertera di Surat Keputusan

dari Ketua Megawati. Tapi mendadak di dalam surat keterangan itu berubah

menjadi SUHERMAN. Menurut pejelasan pihak sekolah bahwayang namanya

surat keterangan adalah tidak ada fotonya. Saksi hanya tahu perihal surat

keterangan itu karena terjadi geger karena pencalonan terdakwa sebagai Anggota

Dewan dicoret oleh KPU, menurut ceritanya ijazah SLTA terdakwa dicabut oleh

Diknas. Tapi terdakwa tetap maju untuk mencalonkan diri.

Page 89: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

11. Saksi SUWANDI:

Saksi sejak tahun 1976-1979 bekerja dibagian Tata Usaha, Tahun 1980 -

1989 sebagai guru kemudian sekarang menjadi Kepala Sekolah SMP Nasional

Sidareja. Kebetulan saksi yang menandatangani surat keterangan tersebut, secara

kronologisnya adalah pada awalnya Kepala Sekolah SMP Nasional Sidareja yang

pada waktu itu dijabat oleh Pak Tasam Partono memanggil saksi dan

diperintahkan membuat konsep Surat Keterangan yang menyatakan pernah

sekolah. Dalam konsep nomor surat masih kosong, konsep surat saksi melihat

dalam buku induknya dan ada nama Suherman benar siswa pada sekolah kami dan

telah mengikuti Ujian Negara pada tahun 1970 dinyatakan Tamat tidak lulus. Draf

tersebut saksi serahkan kepada Kepala Sekolah yang kemudian dicetak dengan

nomor surat 2831 tanggal 26 April 2001, setelah Kepala Sekolah tandatangan

surat keterangan tersebut saksi serahkan kepada Ibu Ringahyatul. Saksi tidak tahu

tentang Surat Keterangan yang dibuat atas permintaan siapa, saksi didatangi oleh

ibu Ringahyatul dan kemudian saksi tanyakan perihal surat keterangan tersebut

dan katanya untuk Pak Herman.

Isi surat berdasarkan buku induk, Setelah konsep surat sudah selesai, saksi

serahkan kepada Kepala Sekolah setelah diperiksa dan tidak ada perubahan

kemudian surat tersebut dicetak setelah jadi diserahkan kepada ibu Ringahyatul,

kemudian ada permintaan surat keterangan lagi, permintaan tersebut langsung

kepada Kepala Sekolah dengan permintaan tanggal lahir dirubah dan kata tidak

lulusnya dihilangkan. Yang mengetik surat keterangan tersebut adalah bagian Tata

Usaha. Konsep surat hanya satu, perubahan surat keterangan Ibu Ringah langsung

Page 90: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

ke Bagian Tata Usaha setelah ketemu dengan Kepala Sekolah. Ibu Ringah datang

lagi ke Kepala Sekolah dan minta agar dibuatkan lagi daftar nilai, dan surat

keterangan tetap bernomor 2831 dan sudah ada fotonya. Kemudian surat

keterangan tersebut ada perubahan lagi, surat keterangan tersebut semula

tertanggal 26 April 2001 dirubah menjadi tertanggal 5 Januari 2001. Perubahan

tanggal surat berdasarkan atas permintaan dan nomor suratnya berubah menjadi

No. 2809. Surat No. 2809 dibaca saksi, isinya sama dengan surat No. 2831 yang

berbeda hanya tanggal dan nomor surat tetapi surat bernomor 2809 belum ada

fotonya.

Setelah ada masalah kemudian membuka buku agenda keluar ternyata ada

2 surat keterangan yang bernomor sama yaitu nomor2809 yang pertama atas nama

Supriyanto dan yang ke 2 atas nama terdakwa, kedua surat tersebut isinya

beda.Menurut saksi, suratno. 2809 bukan pengganti ijazah, itu surat keterangan

biasa. Mengenai daftar nilai pada waktu itu saksi diperintahkan Kepala Sekolah

untuk membuatkan daftar nilai, karena bingung kemudian tanya ke Pak

Soedarwan sebagai mantan Kepala Sekolahnya terdakwa, kemudian dibentuklah

Team termasuk saksi didalamnya. Untuk membuat daftar nilai yang tidak lulus,

kemudian dibuatkan nilai secara kepatutan dengan kurikulum 13 mata pelajaran

dengan nilai tidak lulus.Menurut saksi, daftar nilai itu dibuat ketika buku

induknya belum ketemu. Saksi menerangkan bahwa daftar nilai yang tercantum

dalam Surat Keterangan tidak ada acuannya, surat keterangan itupun diminta

tanpa ada surat permohonan.

Page 91: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Mengenai pemasangan foto, cap jari dan materai dalam surat keterangan

tersebut saksi mengatakan tidak tahu. Perihal tanggal lahir, daftar nilai tersebut

merupakan kesalahan sekolah dan yang dirugikan adalah sekolah, terdakwa juga

dirugikan oleh sekolah. Saksi mengatakan tidak tahu tentang perubahan ke 2 dan

ke 3 dari surat keterangan tersebut.

Menurut saksi, yang melatarbelakangi atas kesalahan administrasi tersebut

adalah datanya tidak lengkap, surat keterangan atas permintaan terdakwa dan

perintah Kepala Sekolah.

12. Saksi Drs. SUTOYO MS, M, Ed.

Saksi adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Cilacap sejak tahun 2001 s/d sekarang(tahun 2006). Saksi pernah membaca dan

menandatangani surat keterangan dari SMP Nasional Sidareja, surat tersebut

intinya menyatakan Tamat. Saksi melihat kalau surat keterangan tersebut belum

ada fotonya.

Menurut saksi, ia telah menandatangani 2 (dua) surat dan hal tersebut

berdasarkan atas permintaan, surat keterangan pengganti ijazah juga dimintakan

tandatangan Kepala Dinas.Menurut saksi, yang bertanggung jawab karena telah

menandatangani suratyang tidak sesuai di Lapangan adalah Kepala Sekolah.

Dalam persidangan saksi menerangkan bahwa saksi membenarkan

bahwasurat keterangan No. 048.8/890/2001 dikeluarkan oleh Diknas hanya untuk

menyatakan bahwa terdakwa benar sebagai siswa SMP Nasional Sidareja tetapi

saksi tidak tahu apakah terdakwa punya ijazah atau tidak. Menurut saksi surat

keterangan itu bisa dipakai sebagai pengganti ijazah SMP agar bisa ikut Ujian

Page 92: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

persamaan. Tapi kembali lagi bahwa urusan propinsi apabila bisa / tidaknya

diterima untuk mengikuti ujian persamaan di Semarang apabila tanpa adanya

rekomendasi dari Dinas Pendidikan & Kebudayaan.

13. Saksi TEMON SUHADI:

Saksi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Diknas Propinsi dan bertugas

menangani dokumen ijazah.Saksi bertugas sebagai anggota panitia ujian

persamaan. Saksi mengetahui kasus ini setelah mendapat surat panggilan dari

Polisi dan diperiksa Polisi pada tahun 2006. Menurut saksi, ia pernah menerima

pendaftaran ujian persamaan SMA atas nama Terdakwa pada tahun 2001, yang

membawa berkas pendaftaran atas nama terdakwa saat itu adalah seorang ibu

bernama Ibu Ringahyatul, yangdatang sebelum pelaksanaan ujian,yang jelas saat

itu pendaftaran sudah tutup tapi ujiannya belum dilaksanakan, saat itu Ibu

Ringahyatul datang pukul 11.00 WIB sampai 13.00 WIB tidak saksi terima,

kemudian pada sekitar jam 16.00 WIB Ibu Ringahyatul datang ke rumah saksi,

merengek minta berkas pendaftaran atas nama Terdakwa supaya diterima. Namun

berkas tidak saksi terima, lalu Ibu Ringah pulang. Selang beberapa hari kemudian

Ibu Ringahyatul datang lagi ke Kantor menemui saksi dengan permintaan

yangsama, kemudian saksi berembug dengan Team, lalu karena berkas sudah

lengkap, berkas kemudian diterima.Saksi tahu seluruh syarat ujian persamaan

SMA, yaitu:Ijazah/STTB SMP atau Mts, Raport kelas 1,2 dan 3 SMA, Pas foto

3X4, Foto copy KTP.

Saksi menyatakan pernah melihat Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP

Nas/I/2001 dan isinya pada pokoknya menerangkan bahwa Suherman benar –

Page 93: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

benar siswa SMP Nasional Sidareja telah mengikuti ujian Negara dan dinyatakan

Tamat. Surat keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 pada saat itu dianggap

sebagai pengganti ijazah. Sehingga setelah disepakati rapat Team Panitia,

akhirnya disepakati bahwa terdakwa diterima sebagai calon peserta ujian

Terdakwa dibuatkan nomor ujian, walaupun waktu pendaftarannya lambat, akan

tetapi persyaratan dianggap lengkap. Setelah itu tidak ada persoalan apapun yang

menyangkut terdakwa. Pengumunan ujian dilaksanakan sekitar sebulan kemudian

dan terdakwa benar telah mengikuti ujian serta dinyatakan lulus.

Saksi tidak tahu dikemudian hari timbul masalah sehubungan ujian

persamaan yang terdakwa ikuti tersebut. Kalau ijazah /STTB SMP atau Mts tidak

ada tidak bisa ikut ujia persamaan SMA, kecuali kalau ijazahnya ada tapi hilang

atau rusak harus ada surat pengganti ijazahyang diminta oleh yang bersangkutan

dan sebelumnya harus ada laporan Polisi tentang kehilangan ijazah tersebut. Yang

berwenang mengeluarkan surat penggati ijazah adalah pihak SMP yang

bersangkutan dan disahkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

untuk pengganti ijazah asli yang hilan sesuai dengan Keputusan Dirjen

Dikdasmen tentang Pedoman dan Mekanisme Pengelolaan Dokumen Nomor:

501/C/Kep/I/1993 tanggal 17 November 1993. Saksi mengatakan bahwa Kalau

hanya tamat tidak bisa mengikuti ujian persamaan.

Persyaratan terdakwa bisa diterima saat itu karena dilihat secara sepintas

persyaratan yang dibawa oleh Ibu Ringahyatul telah lengkap dan sepintas

menganggap surat keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 sebagai surat

keterangan pengganti ijazah, disitu saksi bersama Team merasa dikelabui.

Page 94: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Persyaratan yang diserahkan Ibu Ringahyatul saat itu antara lain: surat keterangan

No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001, fotocopy raport, pas foto

dan foto copy KTP terdakwa.

14. Saksi CHUDJANGI, S.pd.:

Saksi adalah PNS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Banyumas.Saksi tahu kasus ini karena saksi pernah diperiksa oleh Penyidik

berkaitan kasus ini. Saksi kenal Ibu Ringahyatul Qiromah karena waktu itu ikut

mengantar berkas pendaftaran ujian persamaan atas nama siapa dan saksi tidak

tahu ke Semarang. Tujuan saksi ke Semarang bukan untuk mengantar berkas ujian

persamaan akan tetapi saksi mengantar data ujian nasional SLTP/SLTA dan saksi

waktu itu hanya menumpang mobil Ibu Ringahyatul yang kebetulan tujuannya

sama ke Dinas Pendidikan Nasional. Saks pergi ke Semrang atas perintah Kepala

Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap yaitu Bapak Sutoyo. Saksi sempat bertanya

kepada bu Ringahyatul tentang tujuan beliau ke Semarang, lalu dijawab oleh Ibu

Ringahyatulbahwa ia akan mendaftar ujian persamaan. Saksi tidak tahu atas nama

siapa Ibu Ringahyatul mendaftar ujian persamaan karena hal tersebut tidak

ditanyakan oleh saksi. Ketika sampai tempat tujuan, saksi langsung antar berkas

yang saksi bawa dan diserahkan sama piket yang sedang jaga, sedangkan Ibu

Ringahyatul mencari tujuan lain. Setelah urusan selesai, saksi pulang kembali

bersama dengan Ibu Ringahyatul.Saksi tidak tahu bahwa Ibu Ringahyatul

membawa pulang lagi berkas yang dibawanya dari Cilacap saat itu. Saksi tidak

tahu bahwa di waktu lain Ibu Ringahyatul pergi lagi ke Kantor Dinas Pendidikan

Propinsi.

Page 95: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Selain saksi – saksi yang disumpah yang dihadirkan oleh penuntut umum,

juga didengar keterangan saksi – saksi dibawah sumpah yang diajukan oleh

Penasehat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. SAKSI BASIRAN:

Bahwa saksi adalah tetangga dan teman satu sekolah Terdakwa saat di

SMP Nasional Sidareja.Pada tahun 1970 saksi dan terdakwa pernah ikut ujian

Negara dan penyelenggaraannya di SMP Negeri Cilacap.Saat pengumuman hasil

kelulusan dibagikan ke siswa dalam sebuah amplop, karena sesuai saran dari

sekolah bahwa amplop supaya dibuka dirumah dan saksi mengetahui hasilnya

setelah sampai di rumah, serta saat itu saksi lulus.isi amplop hanya pernyataan

LULUS/ TIDAK LULUS. Dalam pengumuman tidak ada kata TAMAT TIDAK

LULUS. saksi melihat terdakwa juga hadir untuk mengambil amplop

pengumuman saat itu, tetapi saksi tidak tahu apakah terdakwa lulus apa tidak,

yang saksi tahu bahwa terdakwa tidak lulus setelah dua tahun kemudian yaitu

sekitar tahun 1972, itupun saksi tahu hanya dari cerita teman – teman. Saksi tidak

tahu bagi yang tidak lulus diberi tanda tamat apa tidak.

Setelah mengikuti ujian dan dinyatakan lulus, lalu saksi mendapatkan

ijazah. Dalam ijazah terdapat lampiran daftar nilai, akan tetapi pada saat

persidangan saksi tidak membawa lampian daftar nilai tersebut, selain ijazah,

tidak ada sural lain yang diberikan kecuali piagam penghargaan.

2. SAKSI SUJARI

Saksi adalah teman sekolah di SMP Nasional Sidareja.Saksi dan terdakwa

pernah ikut ujian Negara saat duduk di SMP pada tahun 1970.Pada saat

Page 96: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

pengumuan hasil ujian dimasukkan dalam amplop, dan sesuai saran pihak sekolah

amplop supaya dibuka dirumah dan ternyata saksi dinyatakan tidak lulus. Saksi

mengetahui bahwa sebagian teman juga ada yang tidak lulus, tetapi tidak tahu

terdakwa lulus atau tidak. Karena saksi tidak lulus ujian, maka saksi minta pada

sekolah untuk dibuatkan surat keterangan yang menyatakan bahwa saksi pernah

sekolah di SMP Nasional tersebut. Surat keterangan diminta oleh saksi supaya

saksi bisa melanjutkan sekolah walaupun akhirnya surat tersebut tidak digunakan

karena saksi tidak melanjutkan sekolah akibat ketiadaan biaya sekolah. Saksi

minta surat keterangan ke Pak Soedarwan (kepala sekolah) di SMP NAsional

Sidareja pada tahun 1971. Surat keterangan milik saksi tidak dilampiri daftar nilai.

Menurut saksi, siswa yang lulus mendapatkan ijazah, dan bagi yang tidak lulus

tidak mendapatkan ijazah.

3. SAKSI Drs. SENTOT SUPRIONO, M.Pd :

Saksi adalah PNS yakni guru di SMK II Purwokerto. saksi menjelaskan

bahwa dalam periode tahun 1945 s/d tahun 1973 semua siswa diberi Surat Tanda

Tamat Belajar bagi siswa yang lulus dan tamat, dan saksi membawa contohnya

Surat tanda Tamat Belajar dan memperlihatkan kepada Majelis Hakim kemudian

pada tahun 2003 sampai dengan sekarang (tahun 2006).

Perihal Tamat adalah merupakan kebijaksanaan sekolah siswa yang

bersangkutan dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi seperti di

SMA Nasional Sidareja tersebut. Bagi siswa yang lulus mendapatkan 2 (dua) surat

yaitu Surat Tanda Tamat Belajar dan Surat Tanda Lulus, bagi siswa yang tidak

lulus akan mendapatkan Surat Tanda Tamat Belajar saja. Bagi siswa yang

Page 97: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

lulusdiberi ijazah, sedangkan yang tidak lulus diberikan Surat Keterangan Tamat

Belajar. Bahwa sebagaimana Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 kriteria Tamat / Lulus

sebagai berikut:Menyelesaikan program sampai dengan yang terakhir, Mengikuti

ujian Nasional.

Menurut saksi, jika siswa itu lulus pasti tamat, kalau tamat belum tentu

lulus.dibawah tahun 1995 sekolah swasta tersebut ada yang terdaftar dan yang

disamakan, sekolah bisa menyelenggarakan kegiatannya termasuk ujian atas dasar

sekolah induk. Pada tahun 1970 sistem ujiannya adalah ujian lokal dan ujian

Negara.

Keterangan Ahli

Jaksa Penuntut Umum mengajukan seorang saksi ahli yang bernama

NOOR AZIS SAID, yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah yang

pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : Beliau menerangkan bahwa ada 2

(dua) jenis surat, yaitu:

1. Surat Biasa.

2. Akta Authentik.

Akte authentik adalah Akta yang dibuat oleh pejabat yang ditunjuk

untuk itu.Akta yang dibuat oleh pejabat umum/ Negeri yang

berhubungan dengan tugas pekerjaannya.Contoh: Rektor mempunyai

kewenangan mengeluarkan ijazah S-I, S-II dan S-III.

Berhubungan dengan kasus terdakwa yaitu Surat Keterangan No. 2809,

maka surat keterangan akta penting karena yang mengeluarkan adalah Pejabat

Page 98: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Negeri dan ada NIP-nya. Dalam surat keterangan tersebut ada foto yang tidak

berhak, sekolah swasta yang membuat, maka Diknas tidak punya tanggung jawab

jadi Surat Keterangan tersebut adalah Akta Authentik. Akta Authentik sesuai

syarat – syarat yang dibuat oleh Pejabat Umum, yaitu Pejabat yang mempunyai

kewenangan untuk itu.

Dalam mempergunakan surat keterangan ditinjau dari segi hukum apabila:

1. Menyerahkan surat kepada orang lain untuk dipergunakan lebih lanjut,

dianggap mempergunakan.

2. Menyerahkan surat dimana surat tersebut dibutuhkan.

Ada 2 pendapat mengenai surat palsu secara klasik, yaitu :

1. Membuat suratyang isinya tidak sesuai / tidak benar.

2. Membuat suratyang isinya lain sehingga menjadi lain dari aslinya yang

dilakukan dengan cara merubah, menambah dan mengurangi.

Membuat surat palsu yang isinya tidak benar dibuat oleh orang / Pejabat

yang berwenang untuk itu, itu masuk dalam pengertian surat palsu. Sehubungan

dengan kasus terdakwa yaitu surat keterangan yang bertuliskan TAMAT, kata

tamat seharusnya ada keterangan dari pihak sekolah, dikatakan tamat harus ada

bukti yang punya bobot perbuatan hukum, isi surat tidak menerangkan isinya,

termasuk surat palsu.Terdakwa menyuruh orang membuat suratyang tidak

sebenarnya berarti orang tersebut kedudukannya sebagai penganjur dan dapat

dikenakan Pasal 55 ayat (1) ke -2 KUHP.

Setelah saksi membaca dakwaan, terdakwa didakwa melanggar Pasal 263-

266 KUHP. Pasal – pasal tersebut memuat surat / akta dengan ciri – ciri khusus

Page 99: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

baik mengenai jenis, sifat maupun perbuatanya, Pasal 263 KUHP ketentuan yang

bersifat Genus (pokok) meliputi segala surat, sedangkan Pasal 264-266 KUHP

baru pembuktian ke authentik, Pasal 263 KUHP merupakan Genus Straff yaitu

ketentuan yang bersifat pokok.

Terdakwa tidak punya ijazah dan kemudian minta surat keterangan tamat

belajar terkait dengan hal tersebut adalah ada istilah TAMAT, pertanyaan secara

hukum bukti tamatnya mana, tidak punya STTB dan kalau tidak ada STTB-nya

maka tidak bisa dikatakan tamat. Surat Keterangan No. 2809 yang saksi anggap

sebagai fakta authentik, andai kata si pembuat surat tersebut merasa salah maka

menandatangani suatu surat tidak boleh beralasan khilaf, tanda tangan dianggap

tahu isi surat tersebut, siapa yang salah itu tergantung sapa yang memasukkan

data authentik tersebut.

Apabila surat itu digunakan maka yang membuat dan menggunakan surat

tersebut bisa dikenakan Pasal 263 KUHP itu kalau surat tersebut bukan dinilai

sebagai akta authentik yang dibuat Pejabat tertentu maka dikenakan Pasal 266

KUHP. Terkait dengan surat keterangan yang dicabut berarti jika dicabut atas

inisiatif sendiri karena adanya kesalahan, tetapi apabila pencabutan surat tersebut

dicabut setelah digunakan hanya sebatas meringankan pemidanaan.

Selain itu, Penasehat Hukum Terdakwa juga mengajukan ahli sebanyak 2

(dua) orang yang masing – masing bernama Prof. Dr. NYOMAN SERIKAT

PUTRA, S.H.M.H. dan Dr. KARDOYO, M.Pd., yang telah memberikan

keterangan dibawah sumpah pada pokoknya masing – masing menerangkan

sebagai berikut :

Page 100: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

1. SAKSI Prof. Dr. NYOMAN SERIKAT PUTRA, S.H.M.H. :

Menurut saksi, dalam Pasal 266 ayat (2) KUHP mengenai menggunakan

Akta Authentik yang ternyata tidak benar tetapi dianggap benar, yang penting

dalam pasal ini adalah menggunakan Akta Authentik dan Pasal 263 ayat (1) tidak

lepas dari Pasal 266 ayat (2) KUHP.

Mengenai suratyang dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah, isinya

adalah authentik, perihal sah atau tidaknya surat tersebut bukan wewenang saksi

untuk menilainya.

Surat palsu adalah surat yang tidak sesuai dengan faktanya, yang membuat

surat palsu adalah pelakunya, sebagaimana Pasal 55 KUHP paling tidak ada 4

pelaku, yaitu : yang melakukan, yang menyuruh melakukan, turut melakukan dan

turut serta melakukan, dan mengenai pertanggungjawabannya adalah dilihat dari

azas tingkat kesengajaan itu sejauh mana dilakukan. Unsur – unsur kesalahan

adalah: kesengajaan betul, kesengajaan kepastian, kesengajaan maksud dan

kesengajaan kemungkinan.

Untuk mengetahui seseorang sengaja harus ada pengetahuan dan kehendak.

Kesengajaan juga harus dipenuhi 3 unsur, yaitu :

a. Kemampuan bertanggungjawab.

b. Kesengajaan kealpaan.

c. Tidak ada alasan penghapus kesalahan atau pemaaf.

Jika salah satu unsur kesengajaan tidak terpenuhi, maka tidak bisa dipidana.

Lalu mengenai surat keterangan No. 2809, saksi telah membaca surat tersebut.

Tamat berarti menyelesaikan sekolah di SMP itu dan bukan berarti untuk

Page 101: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

melanjutkan sekolah. Mengenai dakwaan Pasal 266 ayat (1) da (2) terdapat kata

“dapat” adalah menunjuk pada delik formil, yakni dari kata menggunakan aktif

disimpulkan sebagai sengaja. Jika tidak ada unsur kesengajaan maka ada 3 teknis

untuk mengetahui hal tersebut, yaitu : adanya maksud, sadar kepastian/ keharusan

dan sadar kemungkinan.

2. SAKSI Dr. KARDOYO, M.Pd. :

Saksi bekerja sebagai dosen di UNS selain itu juga menjabat sebagai

Sekertaris Manejemen Pendidikan yang tugasnya adalah membantu Ketua

Program yang berkaitan dengan managerial.Saksi tidak pernah masuk dalam

kepanitiaan ujian persamaan. Sehubungan perkara ini, dilihat dari konsep

pendidikan maka pendidikan merupakan sebuah sistem mulai siswa masuk dalam

proses belajar mengajar perlu mendapat dukungan (input) dari Kepala Sekolah,

Guru, orang tua dan masyarakat. Sistem pendidikan harus melalui pencernaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.Sesuai dengan Undang – Undang yang

berlaku syarat ujian persamaan SMA harus dipenuhi dan apabila tidak, otomatis

tidak bisa ikut ujian persamaan.

Ujian persamaan ada 3, yaitu :

a. Ujian persamaan masuk kelas I semester II; dilaksanakan apabila proses

kelas II da kelas II belum dilaksanakan;

b. Ujian persamaan masuk kelas II semester IV, dilaksanakan apabila proses

kelas II dan kelas III sudah dilalui;

c. Ujian persamaan tamatan SMA, dilaksanakan apabila proses kelas I, kelas

II dan kelas III dilalui langsung masuk ujian persamaan tamatan SMA;

Page 102: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Bahwa untuk mengikuti ujian persamaan kelas I SMA harus memenuhi

syarat sebagaimana dimaksud dalam undang – undang antara lain harus lulus

SLTP atau yang sederajat. Dalam periode tertentu bagi siswa yang tidak lulus bisa

mengikuti jenjang pendidikan lebih lanjut dan hal tersebut berlangsung pada

periode tahun 1970 an, pada periode tersebut antara yang lulus dan yang tidak

lulus jelas dinyatakan.Yang dimaksud TAMAT berarti telah mengikuti sebuah

proses pembelajaran. Soal bisa diterima mengikuti jenjang pendidikan yang lebih

tinggi atau tidak tergantung pada panitia. Maksud kata Tamat dalam surat

keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 berarti telah mengikuti sebuah proses

pembelajaran dan pada tahun 1970 ada dua hal yaitu tamat dan lulus. yang

dimaksud dengan lulus pada tahun 1970 adalah telah menyelesaikan proses

pembelajaran dan memenuhi syarat –syarat yang ditentukan dalam Ujian Negara.

Bagi siswa yang lulus akan diberi ijazah sedangkan bagi yang tamat akan diberi

Surat Keterangan Tamat. Surat keterangan tamat bisa digunakan dalam proses

mengikuti jenjang yang lebih tinggi dengan syarat yang bersangkutan setelah

masuk ke jenjang yang diikutinya dalam tahun berjalan bisa memperoleh

kelulusan dengan mengikuti paket yang telah disediakan.

Pada tahun 1970, surat tanda tamat wajib diberikan kepada siswa yang tidak

lulus, dan surat keterangan tersebut diberikan oleh pihak sekolah kalau

administrasinya tertib. Jika ujian lokal maka nilainya ditentukan oleh guru yang

bersaangkutan, sedangkan ujian Negara yang menentukan nilai adalah Team

penyelenggara ujian Negara tersebut. Bagi siswa yang tidak lulus bisa mendaftar

ke Perguruan Tinggi kalau yang bersangkutan di kemudian hari bisa menunjukkan

Page 103: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

tanda lulus. tanda lulus diberikan apabila yang bersangkutan telah mengikuti ujian

paket C dan dinyatakan lulus dan kenyataan yang ada sekarang, lulusan paket C

bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Secara formil, aturan bisa disimpangi, namun secara materiil boleh

disimpangi dan itu tergantung dari Panitia. Mengenai surat keterangan No.

2809/E/SLTP Nas/I/2001 dan surat No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 maka secara

substansi adalah sama. Bahwa persyaratan ijazah sebagaimana dipersyaratkan

dalam surat No. 079.a/I03.07/U/2001 adalah: salinan atau foto copy ijazah / STTB

SLTP Mts atau memiliki Surat Keterangan Yang Berpenghargaan Sama dengan

Surat Tanda Tamat Belajar SLTP yang telah disahkan oleh instansi yang

berwenang. Jika ada kekeliruan maka siswa yang bersangkutan bisa memperoleh

surat keteranganyang sifatnya perbaikan kekeliruan pada surat keterangan

tersebut.

Keterangan Terdakwa.

Bahwa terdakwa lahir di Sidareja Cilacap pada tanggal 5 September 1954.

Terdawa pertama sekolah di SD Negeri I Sidareja Cilacap pada tahun 1962

sampai tahun 1968, terdakwa lulus dan mendapat STTB.STTB tersebut ada tapi

hilang karena banjir. Lalu terdakwa melanjutkan ke SMP Nasional Sidareja

sekitar tahun 1968 sampai tahun 1970.Saat itu Kepala Sekolahnya adalah Bapak

Soedarwan.

Ketika SMP terdakwa mengikuti ujian lokal dan ujian Negara.Ujian tersebut

dilaksanakan di Cilacap.Namun terdakwa tidak lulus ujian Negara. Lalu terdakwa

mengakubahwa ia pernah masuk SMA Nasional Sidareja tahun 1971. Waktu itu

Page 104: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

ada himbauan bahwa seluruh siswa SMP Nasional Sidareja yang telah mengikuti

ujian Negara baik yang telah lulus maupun tidak lulus supaya masuk SMA

Nasional Sidareja. SMA terdakwa tempuh selama 4 (empat) tahun karena

Terdakwa pernah tidak naik kelas dari kelas I ke kelas II. Namun terdakwa tidak

pernah mengikuti ujian SMA dan tidak memiliki ijazah SMA.

Terdakwa masuk PDI Perjuangan sampai sekarang (tahun 2006) dan

menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Banyumas sejak tahun 2001 sampai

tahun 2006 dan terpilih kembali dalam periode 2006 sampai tahun 2011.

Terdakwa juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Banyumas periode

2004/2009.Memang salah satu syarat sebagai anggota DPRD minimal harus

memiliki ijazah SLTA/sederajat.

Terdakwa pernah datang ke SMA Nasional Sidareja dan bertemu Kepala

Sekolah dan terdakwa minta surat keterangan dari SMA Nasional Sidareja untuk

memenuhi syarat mengikuti ujian persamaan, lalu terdakwa pergi menemui Ketua

Yayasan Nasional dan bertemu Bapak Darwan dan pada waktu itu terdakwa

menyampaikan niatnya untuk minta surat keterangan tanda tamat SMP dan

keterangan lain dari SMA Nasional. Saat itu terdakwa tidak tahu apa saja syarat

mengikuti ujian persamaan. Terdakwa lalu menemui seorang guru SMP Nasional

Sidareja bernama Pak Slamet di rumahnya dan saat itu terdakwa hanya sebatas

minta surat keterangan tanda tamat dari SMP Nasional. Pak Slamet langsung

menyanggupi permintaan terdakwa pada saat itu.

Terdakwa berpesan kepada Pak Slamet bahwa nanti yangakan mengurus

surat keterangan tersebut adalah adik terdakwa yang bernama Ringahyatul

Page 105: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Qiromah. Kemudian terdakwa mendapatkan surat keterangan sesuai atas

permintaannya namun terdakwa tidak tahu proses keluarnya surat keterangan

tersebut karena yang mengurus adalah Ibu Ringahyatul Qorimah. Terdakwa pun

tidak ingat nomor surat keterangan tersebut.

Isi surat keterangan adalah keterangan terdakwa tamat dari SMP Nasional

Sidareja. Terdakwa menerima surat setelah 3-4 hari pulang dari rumah Pak

Slamet. Yang membuat surat keterangan tersebut adalah pihak SMP Nasional

Sidareja yang ditandatangani oleh Bapak Tasam Partono, S.Pd (Kepala Sekolah).

Terdakwa menyatakanbahwa benar Surat Keterangan No: 2809/E/SLTP

Nas/I/2001, terdakwa terima dari Ibu Ringahyatul Qiromah. Saat menerimanya

surat itu belum ada fotonya dan tidak ada lampiran daftar nilai. Surat keterangan

tersebut terdakwa yang ambil di rumah Ibu Ringahyatul.

Saat terdakwa tanda tangan sekalian cap tiga jari dan waktu itu belum ada

materainya tetapi foto sudah tertempel dan terdakwa tidak tahu siapa yang

menempel materai pada surat keterangan tersebut.Setelah ketemu Pak

Slamet,Terdakwa minta tolong ke Ibu Ringahyatul.

Saat surat itu jadi, lalu terdakwa pergi mengambil surat tersebut di rumah

Ibu Ringah, Setelah terdakwa baca sepintas, surat keterangan tersebut memakai

kata tidak lulus yaitu Tamat Tidak Lulus, seharusnya Tamat saja.

Menurut terdakwa, isi surat keterangan tersebut tidak benar, setelah

diketahui hal tersebut lalu terdakwa melakukan perubahan dengan menghilangkan

kata tidak lulus, sehingga hanya kata Tamat. Perubahan lainnya, surat keterangan

Page 106: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

ditempeli pas foto terdakwa yang berbaju hitam kemudian dirubah lagi dengan

pas foto dengan baju putih.

Daftar nilai dibuat setelah ada permintaan dari Dinas Pendidikan Nasional

Propinsi sebagai lampiran surat keterangan dan yang mengurus daftar nilai adalah

Ibu Ringah. Terdakwa menerima kembali surat keterangan tersebut setelah 2

sampai 3 hari minta tolong kepada Ibu Ringahyatul untuk mengurusnya.

Terdakwa menerima surat keterangan yang dilampiri daftar nilai di rumah

terdakwa karena surat tersebut diantar ibu Ringahyatul ke rumah terdakwa di

Purwokerto dan menurut terdakwa surat keterangan tersebut sudah benar. Surat

telah ditandatangani oleh Bapak Tasam Partono,S.Pd. dan selanjutnya surat

keterangan tersebut dibawa Ibu Ringahyatul untuk dilegalisir di Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap lalu digunakan untuk mendaftar ujian

persamaan SMA di Semarang. Terdakwa mengatakan bahwaia tidak pernah

disodori syarat – syarat mengikuti ujian persamaan sebelum mendaftar. Untuk

mendaftar ujian persamaan, selain surat keterangan juga membawa KTP.

terdakwa pernah mengantar Ibu Ringahyatul ke Semarang untuk mendaftar ujian

persamaan. Terdakwa tahu ada ujian persamaan tapi tidak tahu kapan dibuka

pendaftaran ujian persamaan dan kapan pendaftaran ditutup.

Terdakwa tidak tahu siapa yang ditemui di Diknas Semarang karena

terdakwa tidak masuk dan yang masuk ke kantor Dinas Pendidikan saat itu hanya

Ibu Ringah dan hal tersebut dilakukan atas permintaan Ibu Ringahyatul. Terdakwa

tidak mengenal orang yang bernama Temon Suhadi dan Sudarto di Dinas

Pendidikan Semarang. Sesampai di Semarang, Ibu Ringah menghubungi terdakwa

Page 107: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

melalui telpon yang mengatakan bahwa pendaftaran telah ditutup. Setelah Ibu

Ringah pulang dari Semarang, dua hari kemudian Ibu Ringahyatul telpon

terdakwa yang mengatakan bahwa ada faksimile dari Semarang supaya

melengkapi berkas dan membawa kembali ke Semarang.Lalu terdakwa dan Ibu

Ringah ke Semarang tetapi terdakwa tidak ikut turun ketika tiba di Diknas

Propinsi karena mengikuti Rapat partai.Setelah dijemput kembali, Ibu

Ringahyatul mengatakan bahwa berkas sudah diterima oleh panitia dan diberikan

tanda bukti penerimaan berkas beserta kartu ujian.

Terdakwa mengikuti ujian di SMA N 5 Purwokerto, dan terdakwa

dinyatakan lulus setelah mengikuti ujian persamaan saat itu. Terdakwa

menyatakan namayang sebenarnya adalah Suherman dan panggilannya adalah

Herman. Terdakwa mengurus surat – surat pada tahun 2001 setelah ada dorongan

menjadi Calon Legislatif, terdakwa menyatakan tidak fokus ikut ujian persamaan

SMP atau SMA. Menurut terdakwa, walaupun ujian Negara tidak lulus tetapi pada

ujian lokal terdakwa lulus, sehingga terdakwa merasa tamat. Tidak ada tindakan

Ibu Ringahyang bertentangan dengan kemauan terdakwa.Terdakwa tidak tahu

berkas pendaftaran ujian persamaan pernah ditolak oleh Diknas Kabupaten

Cilacap. Terdakwa juga tidak tahu nilai – nilai tersebut sesuai dengan hasil yang

diperoleh terdakwa apa tidak.

Barang Bukti di Persidangan

Bahwa di dalam persidangan telah diajukan barang bukti antara lain berupa :

- Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 beserta

lampirannya;

Page 108: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

- Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 beserta lampirannya;

- Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 beserta lampirannya;

- Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 beserta

lampirannya;

- Surat Keterangan No. 048.8/890/2001;

- Surat Keterangan No. 420/01380/30;

- Pengganti Surat Keterangan No. 353.b/E/SMP Nas/VII/05;

- Buku Daftar Induk;

- Buku Agenda Keluar SLTP Nasional Sidareja;

- Daftar Kumpulan Nilai golongan A dan Keputusan UP. SMP. 1970;

- Daftar Kumpulan Nilai golongan B dan Keputusan UP. SMP. 1970;

- Pendaftaran UP.SMP Th 1970 SMP Nasional Sidareja;

- Fotocopy KTP atas nama SUHERMAN;

4. Tuntutan Penuntut Umum

Penuntut telah mengajukan tuntutan pidana terhadap terdakwa tertanggal

16 Oktober 2006 yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :

1. Menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana Menggunakan Akte Authentik yang seolah –

olah isinya cocok dengan hal yang sebenarnya, sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 266 ayat (2) KUHP;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 5

(lima) bulan perintah supaya terdakwa segera masuk;

Page 109: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- 1 (satu) lembar Surat Keterangan Nomor : 2809/E/SLTP Nas/I/2001

tanggal 5 januari 2001 an. SUHERMAN.

- 1 (satu) lembar Lampiran Surat Keterangan Nomor : 2809/E/SLTP

Nas/I/2001 tanggal 5 Januari 2001 an. SUHERMAN.

- 1 (satu) lembar Foto copy Surat Keterangan Yang Berpenghargaan

Sama Dengan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) SMU Program Ilmu

Pengetahuan Sosial atas nama SUHERMAN dengan Nomor seri STTB

No. 03 Mup 0006309 (telah disahkan oleh PN Purwokerto sesuai

dengan aslinya).

- 1 (satu) lembar Surat Nomor : 420/01380/30 tanggal 2 April 2001.

- 1 (satu) lembar Surat Nomor : 048.8/890/2001 tanggal 10 April 2001.

- Buku Induk dan Agenda, semuanya diserahkan kepada Penuntut Umum

untuk bukti perkara lain.

4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,-

5. Putusan Pengadilan

a. Pertimbangan Hukum Hakim

Menimbang,bahwa setelah Majelis mempelajari berkas – berkas perkara

serta dengan mendasarkan fakta – fakta dipersidangan yang diperoleh dari

keterangan saksi – saksi maupun bukti berupa surat – surat yang diajukan dalam

persidangan, maka Majelis Hakim cenderung menitikberatkan pada pembuktian

dalam dakwaan pertama, dimana dalam dakwaan pertama tersusun secara

subsidier yaitu dakwaan pertama primer dan dakwaan pertama subsidier. Dan

Page 110: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

setelah Majelis Hakim mempertimbangkan dakwaan yang paling relevan

dengan fakta – fakta hukum yang terungkap di persidangan, yaitu dakwaan

Pertama Subsidair, yaitu melanggar pasal 263 ayat (2) KUHP;

Menimbang, bahwa Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang – Undang

Hukum Acara Pidana yang berbunyi : “ Diancam dengan pidana yang sama,

barangsiapa dengan sengaja memakai surat yang isinya tidak benar atau yang

dipalsu, seolah – olah benar tidak dipalsu, jika pemakaian surat itu dapat

menimbulkan kerugian”,sehingga dapat disimpulkan unsur – unsurnya adalah :

1. Barang Siapa.

2. Dengan sengaja memperunakan surat palsu atau dipalsukan seolah –

olah surat itu asli.

3. Penggunannya dapat menimbulkan kerugian.

Ad.1 Unsur Barang Siapa.

Maksud dari unsur barang siapa dalam perkara ini, sesuai dengan uraian

yang diberikan oleh Majelis Hakim adalah menunjukkan adanya subyek hukum

yang mampu mempertanggungjawabkan atas perbuatannya, dimana untuk dapat

dipidananya seseorang sebagai subyek hukum harus memiliki kemampuan

bertanggung jawab.

Berdasarkan fakta dipersidangan telah ternyata dalam surat dakwaan

jaksa penuntut umum tertanggal 23 Juni 2006 telah menentukan atau menunjuk

bahwa terdakwa yang diajukan dalam persidangan yaitu Suherman, dimana

berdasarkan fakta dipersidangan tersebut terdakwa adalah sebagai orang yang

telah dewasa dan sehat jasmani maupun rohani serta tidak terdapat adanya alasan

Page 111: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

pembenar maupun alasan pemaaf dalam teori hukum pidana, sehingga dengan

demikian terdakwa dianggap sebagai subyek hukum yang mampu untuk

mempertanggungjawabkan atas perbuatannya.

Ad.2 Unsur Dengan sengaja mempergunakan surat palsu atau yang

dipalsukan seolah – olah surat itu asli.

Unsur “Dengan sengaja mempergunakan surat palsu atau yang

dipalsukan seolah – olah surat itu asli” tersebut Majelis mengemukakan

pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP/Nas/I/2001 tertanggal 5

Januari 2001 tersebut tidak sesuai dengan sebenarnya atau palsu, hal mana

didasarkan pada fakta – fakta di persidangan yang diperoleh dari keterangan

saksi Ringahyatul Qiromah, saksi Tasam Partono, dan saksi Suwandi serta bukti

surat – surat yang diajukan dalam persidangan atas hubungannya antara yang

satu dengan yang lain dapatlah diperoleh adanya fakta bahwa SMP Nasional

Sidareja telah menerbitkan Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001

tertanggal 26 April 2001 surat mana dibuat dan ditandatangani oleh Kepala

Sekolah SMP Nasional Sidareja Kabupaten Cilacap yang bernama Tasam

Partono yang pada pokoknya dalam surat tersebut menerangkan bahwa terdakwa

benar – benar siswa SMP Nasional Sidareja dan telah mengikuti ujian Negara

tahun 1970 dinyatakan Tamat tidak lulus. dan hal ini diakui sendiri oleh

terdakwa dalam persidagan serta dikuatkan oleh keterangan saksi Tasam Partono

selaku Kepala SMP Nasional Sidareja yang bahwasanya terdakwa adalah tidak

lulus.

Page 112: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Dengan memperhatikan kronologi peristiwa yang terjadi, maka dengan

demikian unsur bahwa “surat atau akta tersebut palsu” dianggap terbukti.

Selanjutnya mengenai “unsur kesengajaan” bagi terdakwa untuk menggunakan

surat keterangan yang palsu tersebut, maka di dalam membuktikan Majelis

Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa Majelis mensitir yurisprudensi yang menyatakan bahwa barang

siapa menyuruh orang lain untuk menunjukan surat yang palsu atau yang

dipalsukan, berarti sama saja dengan telah mempergunakan surat tersebut (H.R.

26 pebr.1934, N.J 1934, 788,W.12756; 26 Maret 1934, N.J 1934.945, W 12760;

14 Nop, 1988, 1939 No 367).

Bahwa untuk dapat dinyatakan bahwa terdakwa telah terbukti memenuhi

unsur dengan sengaja menggunakan surat palsu tersebut haruslah terdapat

adanya suatu kehendak pada diri terdakwa untuk mempergunakan surat yang

dipalsukan atau yang dibuat secara palsu itu seolah – olah merupakan sepucuk

surat asli yang dipalsukan atau yang dibuat secara palsu itu seolah – olah

merupakan sepucuk surat yang asli dan yang tidak dipalsukan dan disamping itu

haruslah terdapat adanya pengetahuan pada diri terdakwa bahwa surat yang ia

pergunakan itu merupakan sepucuk surat yang dipalsukan atau yang dibuat

secara palsu.

Bahwa untuk dapat menyatakan terdakwa terbukti mempunyai kehendak

atau pengetahuan sebagaimana yang dimaksudkan di atas, tidaklah perlu

menggantungkan adanya pengakuan dari terdakwa, melainkan dapat menarik

kesimpulan tentang adanya kehendak atau pengetahuan diri terdakwa tersebut

Page 113: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dari kenyataan – kenyataan yang terungkap dalam persidangan baik yang

diperoleh dari keterangan terdakwa sendiri, keterangan saksi – saksi maupun

dari alat bukti lainnya yang oleh jaksa penuntut umum diajukan sebagai bukti di

depan sidang Pengadilan.

Berdasarkan uraian diatas, maka Majelis berpendapat dengan

mendasarkan fakta yang diperoleh dari keterangan saksi Ringahyatul Qiromah,

saksi Tasam Partono, dan saksi Suwandi serta bukti surat – surat yang diajukan

dalam persidangan atas hubungannya antara yang satu dengan yang lain dapatlah

diperoleh adanya suatu kesengajaan pada diri terdakwa untuk menggunakan

surat keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001 yang

merupakan surat palsu tersebut untuk syarat pendaftaran UPERS SMU, dan hal

mana didasarkan bahwa kendatipun secara fisik pendaftaran tersebut bukan

dilakukan oleh terdakwa, namun dalam hal ini terdakwa telah mengetahui dan

bahkan menghendaki bahwa hal tersebut adalah untuk kepentingan terdakwa,

sehingga dengan demikian menurut majelis telah terdapat adanya suatu

kesengajaan pada diri terdakwa untuk menggunakan surat keterangan tersebut

yang ternyata palsu.

Menimbang bahwa dari hal tersebut, maka unsur dengan sengaja

menggunakan surat palsu yang seolah – olah surat itu aslidan tidak dipalsukan

telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.3 Unsur Penggunaannya dapat menimbulkan suatu kerugian.

Unsur “Penggunaannya dapat menimbulkan kerugian” tersebut Majelis

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Page 114: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Bahwa yang dimaksud dengan kerugian dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP

tersebut adalah bukanlah hanya terbatas pada kerugian yang bersifat kebendaan

saja, melainkan juga yang tidak bersifat kebendaan, seperti halnya kepentingan

masyarakat. Sementara arti kata “dapat” dalam unsur pasal tersebut dapatlah

diketahui bahwa kerugian itu tidaklah perlu benar – benar timbul, karena yang

disyaratkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 263 ayat (2)

KUHP tersebut hanyalah kemungkinan timbulnya suatu kerugian. Sehingga

walaupun tidak terdapat adanya kerugian yang ditimbulkan atas perbuatan

terdakwa, namun apabila dalam penggunaannya dimungkinkan dapat

menimbulkan adanya kerugian, maka unsur tersebut dianggap telah terbukti.

Akibat dari perbuatan terdakwa tersebut dapatlah menimbulkan adanya

kerugian yang bahwasanya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga

pendidikan akan berkurang terutama kepada SMP Nasional Sidareja yang telah

mengeluarkan surat palsu tersebut termasuk Kantor Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Cilacap yang telah melegalisir surat yang palsu tersebut.

Menimbang bahwa dari pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis tidak

sependapat dengan apa yang telah dinyatakan oleh Penasehat Hukum

terdakwayang menyatakan bahwaunsur kerugian tidak terbukti,hal mana

didasarkan bahwa terlepas ada tidaknya kerugian akibat perbuatan terdakwa,

Namun apabila perbuatannya dapat dimungkinkan Timbulnya kerugian, maka

unsur telah menimbulkan kerugian dianggap telah terbukti.

Menimbang bahwa sebagai akibat dari perbuatan terdakwa tersebut

dapatlah menimbulkan adanya kerugian yangbahwasanya kepercayaan

Page 115: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

masyarakat terhadap lembaga pendidikan akan berkurang terutama kepada SMP

Negeri Sidareja yang telah mengeluarkan surat palsu tersebut termasuk Kantor

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap yang telah melegalisir surat

yang palsu tersebut.

Menimbang bahwa dari pertimbangan – pertimbangan diatas maka unsur

– unsur sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP dalam

dakwaan pertama subsidair telah terpenuhi, sehingga dengan demikian oleh

karena unsur – unsur dalam pasal tersebut telah terpenuhi, maka terdakwa

dianggap telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

sebagaimana yang disebutkan dalam dakwaan pertama subsidair tersebut.

Menimbang bahwa oleh karena terdakwa dianggap telah terbukti secara

sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana, maka terhadap terdakwa tersebut

haruslah dijatuhi hukuman sesuai dengan rasa keadilan menurut hukum maupun

keadilan masyarakat.

Menimbang bahwa selama persidangan ternyata tidak terdapat adanya

alasan – alasan yang dapat menghapuskan pemidanaan atau kesalahan terhadap

terdakwa, maka terdakwa haruslah dianggap mampu mempertanggungjawabkan

atas perbuatannya.

Menimbang bahwa karena terdakwa dinyatakan melakukan tindak pidana

dan dihukum, maka selanjutnya majelis akan mempertimbangkan lamanya

pidana yang layak dijatuhkan terhadap terdakwa.

Menimbang bahwa tujuan penjatuhan pidana terhadap seseorang yang

telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana bukanlah merupakan usaha

Page 116: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

balas dendam atas perbuatan yang dilakukannya, melainkan untuk

mengembalikan nilai – nilai kepatutan di dalam kehidupan masyarakat yang

telah dilanggar atau disimpangi oleh terdakwa.Dan penjatuhan pidana terhadap

seseorang yang telah dianggap terbukti melakukan tindak pidana tidak jauh

bedanya seperti seorang dokter yang memberi obat kepada seorang pasien yang

sedang sakit. Apabila dosis (takaran obat) yang diberikan kurang dari dosis yang

semestinya, maka si pasien tidak akan sembuh atau lama baru sembuh, namun

sebaliknya apabila takaran obat yang diberikan terlalu keras bukannya si pasien

akan sembuh, akan tetapi bahkan dapat menjadi fatal, bahkan akan mengalami

keadaan yang tidak diharapkan.

Menimbang bahwa dalam kasus ini ternyata terdakwa saat ini masih

berstatus sebagai Ketua DPRD Kabupaten Banyumas dan sebagai Ketua Dewan

Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Banyumas yang masih kooperatif, sehingga

kendatipun terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak

pidana yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, namun dibalik itu

setidak – tidaknya terdakwa telah memiliki jasa yang patut dihormati sebagai

orang yang telah bertugas menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten

Banyumas. Sehingga dengan demikian kiranya sudah cukup pantas dan wajar

apabila terdakwa dihukum sebagaimana yang tercantum dalam putusan ini.

Menimbang bahwa disamping hal tersebut diatas, bahwa tujuan

penjatuhan pidana terhadap terdakwa adalah sebagai Prevensi Spesial yaitu

penjatuhan pidanaagar tedakwa tidak melakukan tindak pidana lagi, namun

disamping Prevensi Spesial tersebut tujuan pemidaan juga memiliki tujuan

Page 117: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

sebagai Prevensi General yaitu bahwa penjatuhan pidana terhadap terdakwa

adalah sebagai usaha untuk mencegah masyaarakat atau peringatan kepada

masyarakat umum agar tidak melakukan tindak pidana sebagaimana yang telah

dilakukan oleh terdakwa.

Menimbang bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana, maka dibebani

pula untuk membayar biaya perkara ini.

Menimbang bahwa terhadap barang buki oleh karena masih diperlukan

oleh Penuntut Umum, maka barang bukti tersebut dikembalikan kepada

Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain.

Menimbang bahwa sebelum Majelis menjatuhkan pidana terhadap

terdakwa, maka akan dipertimbangkan terlebih dahulu hal – hal yang

memberatkan maupun hal – hal yang meringankan bagi terdakwa.

Hal yang memberatkan.

- Perbuatan terdakwa dapat mengurangi rasa kepercayaan masyarakat

terhadap Lembaga Perwakilan Rakyat.

Hal yang meringankan.

- Terdakwa sopan dalam persidangan.

- Terdakwa belum pernah dihukum.

- Terdakwa kooperatif dalam mengikuti persidangan.

- Terdakwa sebagai tulang punggung bagi keluarga.

b. Amar Putusan Hakim.

Page 118: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

1. Menyatakan bahwaterdakwa : SUHERMAN Bin SANDJUKRI, tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

sebagaimana dalam dakwaan pertama primair.

2. Membebaskan terdakwa : SUHERMAN Bin SANDJUKRI oleh

karena itu dari dakwaan tersebut.

3. Menyatakan terdakwa SUHERMAN bin SANDJUKRI telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “

Dengan Sengaja Menggunakan Surat Palsu”

4. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama : 3 (tiga) bulan;

5. Menyatakan barang bukti berupa :

a. 1 (satu) lembar Surat Keterangan nomor 2809/E/SLTP

Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001 a.n Suherman.

b. 1 (satu) lembar lampiran Surat Keterangan nomor 2809/E/SLTP

Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001 a.n Suherma berupa daftar

nilai.

c. 1 (satu) lembar fotocopy surat keterangan yang berpenghargaan

sama dengan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) SMU Program

ilmu pengetahuan social atas nama Suherma dengan Nomor seri

STTB No. 03 Mup 0006309 yang telah disahkan oleh Pengadilan

Negeri Purwokerto sesuai dengan aslinya.

d. 1 (satu) lembar surat Nomor 420/013380/30 tertanggal 2 April

2001.

Page 119: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

e. 1 (satu) Surat Nomor 048.8/890/2001 tertanggal 10 April 2001.

f. Buku Induk dan Agenda, semuanya diserahkan kepada Penuntut

Umum untuk perkara lain.

6. Menetapkan terdakwa dibebani membayar biaya perkara ini sebesar

Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

B. Data Primer

Untuk melengkapi data sekunder mengenai putusan nomor

144/Pid.B/2006/PN.Pwt, penulis memperoleh data hasil wawancara dengan Budi

Setiawan, S.H.,yang merupakan Hakim di Pengadilan Negeri Purwokerto pada

tanggal 27 Januari 2012.Berdasarkan hasil wawancara penulis mendapatkan data

– data sebagai berikut :

1. Setiap pengajuan alat bukti di persidangan diserahkan seluruhnya pada

penuntut umum, alat bukti apa sajakah yang dapat ditujukan untuk

memperkuat surat dakwaannya sehingga dapat meyakinkan hakim

tentang kesalahan terdakwa, sedangkan hakim hanya menilai alat bukti

yang dihadirkan di persidangan dan nantinya akan memberikan

pertimbangan hukum dan mengambil keputusan.

2. Kedudukan alat bukti surat sama dengan alat bukti yang lain yang

diatur di dalam Pasal 184 KUHAP, dimana alat bukti yang diajukan di

persidangan dikaitkan dengan alat bukti yang lain baik saksi, ahli dan

keterangan terdakwa maka akan diperoleh suatu fakta hukum yang

berkaitan dan akan digunakan untuk membahas unsur – unsur pasal dari

Page 120: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dakwaan Penuntut Umum. Jadi alat bukti surat sama pentingnya dengan

alat bukti yang lain untuk membuktikan dakwaan penuntut umum.

3. Penuntut dalam membuktikan surat itu palsu adalah harus dihadirkan

instansi yang membuatnya atau orang yang membuat. Kenapa surat itu

harus terbit. Karena secara hukum surat itu terbit karena ada suatu

kepentingan,kalau dalam surat perkara ini misalnya ada keterangan

tentang kelulusan seseorang terhadap jenjang pendidikan maka ada

syarat – syarat yang harus dipenuhi misalnya yang berhak mendapatkan

ijazah adalah seseorang yang mengikuti proses belajar mengajar dari

awal sampai akhir dan orang yang bersangkutan telah dinyatakan lulus

dalam suatu ujian yang telah ditentukan menurut ketentuan yang

berlaku. Manakala tidak memenuhi syarat – syarat tersebut maka hakim

berkesimpulan dan sesuai fakta – fakta hukum yang ada di persidangan

bahwa surat tersebut palsu.

4. Alat bukti surat dalam perkara pemalsuan surat sangat penting, karena

dakwaan Pasal 263 ayat (1) ataupun (2) adalah yang dibuktikan tentang

keabsahan ataupun kepalsuan dari suatu surat itu harus atau seharusnya

terbit itu palsu atau tidak.

5. Di Indonesia tidak dikenal secara khusus lembaga yang dapat

menentukan suatu surat sah atau palsu. dan lembaga yang menentukan

suatu surat sah atau palsu adalah hanya lembaga pengadilan melalui

proses persidangan.

Page 121: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

6. Alat bukti yang pokok dalam tindak pidana pemalsuan adalah

menyangkut proses apapun yang namanya pemalsuan adalah proses,

proses pembuatan, proses penerbitan, proses yang berkaitan dengan

surat tersebut dimungkinkan ada hal – hal yang tidak sesuai proses.

7. Dalam memutus, hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memutus

tentang bukti surat palsu adalah surat mana yang didakwakan sebagai

surat palsu, instansi mana saja yang terkait dan terlibat atau orang siapa

saja yang terkait dan terlibat dalam pembuatan surat tersebut,

disamping itu ada syarat – syarat khusus yang harus dipenuhi terhadap

terbitnya surat palsu tersebut.

8. Saksi yang dihadirkan oleh Penasehat Hukum yang tujuannya

meringankan terdakwa atau menguatkan pembelaan dari pihak

terdakwa dapat digunakan yaitu sebagai tambahan alat bukti dan

menguatkan keyakinan hakim namun tergantung persesuaiannya

dengan putusan yang diambil dipersidangan oleh hakim. Dan harus

didukung dengan alat bukti yang lain tidak bisa berdiri sendiri.

9. Keterangan terdakwa dipersidangan yang mengakui dirinya telah

melakukan tindak pidana tidak dapat dijadikan patokan untuk

menentukan kesalahan terdakwa di persidangan karena harus didukung

dengan alat bukti lain. Hal ini untuk menghindari adanya rekayasa

kasus dimana terdakwa disuruh untuk mengakui kesalahan yang tidak ia

perbuat karena perintah orang lain sehingga dalam persidangan harus

memperhatikan alat bukti yang lain agar tidak menghilangkan

Page 122: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

obyektifitas di persidangan, serta untuk mewujudkan sistem

pembuktian negatif yang dianut KUHAP.

10. Keterangan ahli pun demikian, tidak bisa berdiri sendiri. harus

dikaitkan dengan alat bukti yang lain. Jadi, semua alat bukti harus

didukung dengan alat bukti yang sah lainnya yang dihadirkan penuntut

umum di persidangan.

Selain itu juga dilakukan wawancara terhadap hakim lain di Pengadilan Negeri

Purwokerto yaitu Abdul Latip.SH.MHpada tanggal 27 Januari 2012, yang

berhasil diambil data-data sebagai berikut :

1. Mengenai beban pembuktian dalam perkara pidana pada dasarnya

semuanya ada di penuntut umum, namun hakim disini juga tidak juga

harus pasif sekali. Hakim juga harus aktif karena dalam perkara pidana

ia juga harus mencari kebenaran materiil.

2. Kedudukan alat bukti surat sama dengan alat bukti yang lain, sesuai

dengan yang diatur di dalam Pasal 184 KUHAP. Artinya alat bukti

surat ini sama – sama saling mendukung dengan alat bukti lain

(misalnya : keterangan saksi, keterangan ahli, petunjuk dan keterangan

terdakwa), untuk mengungkap kejadian yang sebenar - benarnya.

3. Kedudukan alat bukti surat (surat yang diduga palsu) itu sangat penting

di dalam pembuktian tindak pidana pemalsuan surat, karena surat –

surat yang diduga palsu ini bisa diposisikan menjadi barang bukti dan

alat bukti di persidangan. Selain itu, alat bukti surat ini penting karena

termasuk hierarkhi dari Pasal 184 KUHAP, dan yang memang harus

Page 123: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dibuktikan itu adalah mengenai keabsahan dari surat yang diduga palsu

tersebut.

4. Walaupun penting tetapi tetap saja hakim tidak boleh

mengesampingkan alat bukti yang sah lainnya yang ada di dalam

Pasal184 KUHAP.

5. Dalam tindak pidana pemalsuan surat, untuk pembuktian di

persidangan, jika menyangkut prosedur pembuatan surat yang

dipalsukan maka cara mengetahui sah atau tidaknya bisa menghadirkan

instansi / orang yang membuatnya atau yang berkaitan dengan

penerbitan surat tersebut. Selain itu bisa juga meminta bantuan dari

ahli dalam bidang yang berkaitan, misal : ahli di bidang pendidikan

untuk pemalsuan ijasah. Untuk pembuktian terhadap tanda tangan

dalam sebuah surat yang dipalsukan, maka bisa diperiksa di

Laboratorium.

6. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memutus , awalnya adalah

dengan melihat dasar dakwaannya dahulu, lalu kemudian baru melihat

alat bukti yang dihadirkan di persidangan sesuai Pasal 184 KUHAP,

selain itu juga hakim juga harus memperhatikan hal – hal lain misalnya

hal – hal yang meringankan dan memberatkan.

7. Keyakinan hakim timbul setelah mendengar dan memperhatikan alat

bukti yang dihadirkan di persidangan.

8. Alat bukti lain selain surat semisal keterangan terdakwa, keterangan

ahli, keterangan saksi. Kesemuanya itu tidak dapat berdiri sendiri,

Page 124: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

harus dikaitkan dengan alat bukti lain.jadi, semua alat bukti harus

didukung dengan alat bukti yang sah lainnya yang dihadirkan penuntut

umum di persidangan. Hal ini untuk menghindari hilangnya

obyektifitas di persidangan serta agar sesuai dengan sistem pembuktian

negatif yang dianut di dalam KUHAP.

9. Untuk saksi yang meringankan yang dihadirkan oleh penasehat hukum

diposisikan sebagai tambahan alat bukti untuk menguatkan keyakinan

hakim.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari Putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt

dan dengan melakukan studi pustaka serta wawancara dengan salah satu Hakim di

Pengadilan Negeri Purwokerto yang berhubungan dengan obyek penelitian, maka

dilakukan analisis sebagai berikut :

1. Pertimbangan Hakim Menilai Kekuatan Pembuktian Alat Bukti Surat

Palsu Pada Putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt.

Pembuktian merupakan titik sentral di dalam pemeriksaan perkara pidana

di Pengadilan. Hal ini karena melalui tahapan pembuktian inilah terjadi suatu

proses, cara, perbuatan membuktikan untuk menunjukkan benar atau salahnya si

terdakwa terhadap suatu perkara pidana di dalam sidang Pengadilan.

Didalam proses pembuktian tersebut, kebenaran yang dicari adalah

kebenaran materiil. Hal ini sesuai dengan tujuan hukum acara pidana yang

ditegaskan di dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP. Kebenaran materiil itu

sendiri adalah kebenaran yang selengkap – lengkapnya dari suatu perkara pidana

Page 125: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tetap, dengan

tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu

pelanggaran hukum dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari

pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah

dilakukan dan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan

apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.

Pembuktian adalah kegiatan membuktikan, dimana membuktikan berarti

memperlihatkan bukti-bukti yang ada, melakukan sesuatu sebagai kebenaran,

melaksanakan, menandakan, menyaksikan dan meyakinkan.

Menurut van Bummulen dan Moeljatno, membuktikan adalah

memberikan kepastian yang layak menurut akal (redelijk) tentang apakah

hal yang tertentu itu sungguh – sungguh terjadi dan apa sebabnya

demikian. Senada dengan hal tersebut, Martiman Prodjohamidjojo

mengemukakan “membuktikan” mengandung maksud dan usaha untuk

menyatakan kebenaran atas sesuatu peristiwa sehingga dapat diterima

akal terhadap kebenaran peristiwa tersebut.56

Dalam proses pembuktian ini, secara yuridis hakim memiliki kebebasan

yang sangat luas, akan tetapi secara yuridis pula undang – undang memberikan

dasar bagi hakim dalam memutus suatu perkara pidana yaitu Pasal 183 dan 184

KUHAP. Pasal 183 KUHAPmerupakan syarat minimum pembuktian yang

berbunyi:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila

dengan sekurang – kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh

keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar – benar terjadi dan bahwa

terdakwalah yang bersalah melakukannya”.

Pasal 183 KUHAP memiliki syarat menilai kekuatan pembuktian dalam

menjatuhkan pidana kepada terdakwa, yaitu pertama syarat obyektif, dimana suatu

56

Alfitra, Op.cit, hlm 22-23.

Page 126: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

tindak pidana hanya bisa diputuskan oleh hakim apabila terpenuhi minimal dua

alat bukti, syarat selanjutnya yaitu syarat subyektif, berupa keyakinan hakim

terhadap kedua alat bukti tersebut, apakah hakim yakin bahwa terdakwa benar –

benar melakukan pidana syarat ini diserahkan sepenuhnya kepada hakim dalam

menilai.Hal ini menunjukan bahwa KUHAP menganut sistem pembuktian negatif

(negatife wettelijk).

Berdasarkan dengan Pasal 183 KUHAP tersebut maka undang – undang

menentukan macam alat bukti secara limitatif yang tercantum pada Pasal 184 ayat

(1) KUHAP, yaitu:

1. Keterangan saksi

2. Keterangan Ahli.

3. Surat

4. Petunjuk

5. Keterangan Terdakwa.

Berkaitan dengan tindak pidana pemalsuan, Budi Setiawan SH selaku

Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto menyatakan bahwa:

Menurut pendapat Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto yang bernama

Budi Setiawan. SH bahwa Alat bukti yang pokok dalam tindak pidana

pemalsuan adalah menyangkut proses apapun yang namanya pemalsuan

adalah proses, proses pembuatan, proses penerbitan, proses yang

berkaitan dengan surat tersebut dimungkinkan ada hal – hal yang tidak

sesuai proses.57

Dalam tindak pidana pemalsuan surat yang ada di Putusan No.

144/Pid.B/2006/PN.Pwt penggunaan alat bukti surat amat sangat membantu

57

Wawancara dengan Budi Setiawan, SH. selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, Di Pengadilan Negeri Purwokerto.

Page 127: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

hakim dalam mengungkap tindak pidana yang dilakukan terdakwa karena

berkaitan dengan proses baik pembuatan atau penerbitan serta proses hingga surat

tersebut bisa keluar. Dengan barang bukti surat yang dihadirkan di persidangan

tersebut, proses pembuktian akan lebih efektif.

Berkaitan dengan hal di atas, selaku Abdul Latip. S.H., M.H. Hakim

Pengadilan Negeri Purwokerto menyatakan bahwa:

Menurut pendapat Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto yang

bernama Abdul Latip. S.H., M.H. bahwa Walaupun penting tetapi tetap

saja hakim tidak boleh mengesampingkan alat bukti yang sah lainnya

yang ada di dalam Pasal184 KUHAP.58

Dilihat dari pengertiannya, maka terdapat berbagai definisi dari para ahli

mengenai surat, antara lain sebagai berikut :

Surat itu sendiri adalah segala sesuatu yang memuat tanda – tanda

bacaan yang dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau untuk

menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai bahan

pembuktian. Dengan demikian, segala sesuatu yang tidak memuat tanda

– tanda bacaaan, atau meskipun memuat tanda – tanda bacaan, tetap

tidak mengandung buah pikiran, tidaklah termasuk dalam pengertian

alat bukti tertulis atau surat.59

Selanjutnya beberapa ahli memberikan definisi surat sebagai berikut:

Menurut Sudikno Mertokusumo:

”Surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda bacaan yang

dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau untuk

menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai

pembuktian.”60

Menurut Pitlo, yang termasuk surat adalah segala sesuatu yang

mengandung buah pikiran atau isi hati seseorang. Dengan demikian

potret atau gambar tidak dapat dikatakan sebagai surat karena tidak

memuat tanda-tanda bacaan atau buah pikiran.61

58

Wawancara dengan Abdul Latip,S.H.,M.H.. selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, Di Pengadilan Negeri Purwokerto. 59

Alfitra,2011, Op.cit, hlm 86. 60

Fernandes Raja Saor, 21 Maret 2010, “Tinjauan Umum Pembuktian Pidana Terhadap

Alat Bukti Surat”, tersedia di website http://raja1987.blogspot.com/2010/03/tinjauan-umum-

pembuktian-pidana.html, diakses tanggal 12 Desember 2011. 61

Ibid, diakses tanggal 12 Desember 2011.

Page 128: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Menurut Asser-Anema sebagai berikut :

“surat-surat ialah segala sesuatu yang mengandung tanda-tanda

baca yang dapat dimengerti, dimaksud untuk mengeluarkan

pikiran.”62

Surat adalah suatu lemaran kertas yang diatasnya terdapat tulisan

yang terdiri dari kalimat dan huruf termasuk angka yang

mengandung/ berisi buah pikiran atau makna tertentu, yang dapat

berupa tulisan dengan tangan, dengan mesin ketik, printer

komputer, dengan mesin cetakan dan dengan alat dan cara

apapun.63

Berdasarkan definisi surat diatas, maka yang dimaksud dengan surat

palsu adalah surat yang isinya baik sebagian atau seluruhnya tidak sesuai dengan

yang sebenarnya atau senyatanya. Di dalam persidangan perkara No.

144/Pid.B/20006/PN.Pwt saksi ahli yang bernama Bapak Noor Aziz Said juga

menyatakan bahwa ada 2 pendapat mengenai surat palsu secara klasik, yaitu :

1. Membuat surat yang isinya tidak sesuai / tidak benar.

2. Membuat surat yang isinya lain sehingga menjadi lain dari aslinya

yang dilakukan dengan cara merubah, menambah dan mengurangi.

Berkaitan dengan alat bukti surat yang dipalsukan ini, Baik Budi

Setiawan, SH maupun Abdul Latip,S.H.,M.H. selaku Hakim Pengadilan Negeri

Purwokerto menyatakan bahwa:

Menurut pendapat Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto yang

bernama Budi Setiawan. SH bahwa alat bukti surat dalam perkara

pemalsuan surat sangat penting, dakwaan Pasal 263 ayat (1) atau ayat

(2) adalah yang dibuktikan tentang keabsahan atau kepalsuan dari

suatu surat itu harus atau seharusnya terbit itu palsu atau tidak.64

Menurut pendapat Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto yang

bernama Abdul Latip,S.H., M.H. bahwa Kedudukan alat bukti surat

62

Jur Andi Hamzah, Op.cit, hlm 276. 63

Adami Chazawi, 2002, Op.cit, hlm 99. 64

Wawancara dengan Budi Setiawan, SH. selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, Di Pengadilan Negeri Purwokerto.

Page 129: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

(surat yang diduga palsu) itu sangat penting di dalam pembuktian

tindak pidana pemalsuan surat, karena surat – surat yang diduga palsu

ini bisa diposisikan menjadi barang bukti dan alat bukti di persidangan.

Selain itu, alat bukti surat ini penting karena termasuk hierarkhi dari

Pasal 184 KUHAP, dan yang memang harus dibuktikan itu adalah

mengenai keabsahan dari surat yang diduga palsu tersebut. 65

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka alat bukti surat mempunyai

peran penting dalam membuktikan tindak pidana pemalsuan surat, walaupun alat

bukti surat mempunyai peranan penting tetapi tetap harus didukung dengan alat

bukti lain agar memenuhi syarat minimum pembuktian dan menguatkan

keyakinan hakim.

Adapun pasal yang mengatur tentang alat bukti surat adalah Pasal 187

KUHAP yang menyatakan bahwa :

“Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP,

dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh

pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya,

yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaann yang

didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan

yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang –

undangan atas surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang

termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan

yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu

keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat

berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan

yang diminta secara resmi daripadanya;

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi

dari alat pembuktian yang lain.

65

Wawancara dengan Abdul Latip, S.H., M.H., selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, Di Pengadilan Negeri Purwokerto.

Page 130: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Jadi surat yang dimaksud pada Pasal 187 KUHAP adalah surat yang dibuat

oleh pejabat resmi yang berbentuk berita acara, akte surat keterangan atau surat

lain yang mempunyai hubungan dengan perkara yang diadili.

Syarat mutlak agar surat dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah menurut

undang – undang ialah :

- Surat yang dibuat atas sumpah jabatan.

- Atau surat yang dikuatkan dengan sumpah.

Dalam Putusan No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt, terdapat barang bukti berupa :

- Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 beserta lampirannya;

- Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 beserta lampirannya;

- Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 beserta lampirannya;

- Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 beserta lampirannya;

- Surat Keterangan No. 048.8/890/2001;

- Surat Keterangan No. 420/01380/30;

- Pengganti Surat Keterangan No. 353.b/E/SMP Nas/VII/05;

- Buku Daftar Induk;

- Buku Agenda Keluar SLTP Nasional Sidareja;

- Daftar Kumpulan Nilai golongan A dan Keputusan UP. SMP. 1970;

- Daftar Kumpulan Nilai golongan B dan Keputusan UP. SMP. 1970;

- Pendaftaran UP.SMP Th 1970 SMP Nasional Sidareja;

- Fotocopy KTP atas nama SUHERMAN;

Berdasarkan hal diatas, jika semua barang bukti surat dikaitkan dengan

uraian Pasal 187 KUHAP, maka dapat disimpulkan bahwa semua bukti surat

Page 131: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

dalam perkara No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt yang dihadirkan di persidangan

termasuk dalam Pasal 187 huruf b KUHAP yaitusurat yang berbentuk “menurut

ketentuan perundang – undangan” atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai

hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya, dan yang

diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau suatu keadaaan.Jadi, Surat

Keterangan No. 2809/E?SLTP Nas/I/2001 dan surat lain yang ada dalam perkara

No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt ini selain sebagai barang bukti dapat juga dinilai

sebagai alat bukti surat.

Dalam pemeriksaan surat di persidangan, dikarenakan beban pembuktian

ada padaPenuntut Umum, maka penuntut umum dalam perkara ini menghadirkan

orang –orang yang berkaitan dengan pembuatan surat keterangan No.

2809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001. Diantaranya yakni : Bapak

Tasam Partono selaku Mantan Kepala Sekolah SMP Nasional yang dulu

mengeluarkan surat keterangan tersebut, Bapak Drs. Sutoyo.MS.M.Ed selaku

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang dulu melegalisir surat keterangan

tersebut, Bapak Suwandi selaku TU yang dulu mengetik surat keterangan tersebut.

Ibu Ringahyatul Qiromah selaku orang yang disuruh terdakwa untuk mengurus

pembuatan surat keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 ke SMP Nasional

Sidareja dan mengurus pendaftaran terdakwa ke ujian persamaan SMU. Dan

Temon Suhadi selaku PNS yang menangani dokumen ijazah dan juga menjadi

anggota panitia pelaksanaan ujian persamaan SMU yang akan diikuti terdakwa

serta saksi – saksi lain yang dinilai berkaitan atau berkepentingan. Keterangan

saksi – saksi ini dapat membantu penuntut umum dalam membuktikan kesalahan

Page 132: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

terdakwa dan dapat menjadi pertimbangan bagi hakim dalam mengambil

keputusan.

Berkaitan dengan beban pembuktian perkara pidana Budi Setiawan SH

selaku Hakim Pengadilan Negeri menyatakan bahwa:

Setiap pengajuan alat bukti di persidangan diserahkan seluruhnya pada

penuntut umum, alat bukti apa sajakah yang dapat ditujukan untuk

memperkuat surat dakwaannya sehingga dapat meyakinkan hakim

tentang kesalahan terdakwa, sedangkan hakim hanya menilai alat bukti

yang dihadirkan di persidangan dan nantinya akan memberikan

pertimbangan hukum dan mengambil keputusan.66

Pendapat tak berbeda jauh juga diutarakan oleh Abdul Latip, S.H., M.H.,

yang menyatakan bahwa:

Mengenai beban pembuktian dalam perkara pidana pada dasarnya

semuanya ada di penuntut umum, namun hakim disini juga tidak juga

harus pasif sekali. Hakim juga harus aktif karena dalam perkara pidana ia

juga harus mencari kebenaran materiil.67

Proses pengajuan alat bukti tersebut bertujuan untuk mencari unsur –

unsur yang memenuhi ketentuan pasal yang didakwakan. Dalam perkara

No.144/Pid.B/2006/PN.Pwt , terdakwa diancam dengan Pasal 263 ayat (2) KUHP,

maka unsur yang harus dipenuhi adalah unsur “barang siapa”,Unsur “Dengan

sengaja mempergunakan surat palsu atau dipalsukan seolah – olah surat itu asli”

dan unsur “Penggunaannya dapat menimbulkan kerugian”.

Berkaitan dengan nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada alat bukti

surat, dapat ditinjau dari segi teori serta menghubungkannya dengan beberapa

prinsip pembuktian yang diatur dalam KUHAP.

1. Ditinjau dari segi formal.

Dari segi formal, alat bukti surat yang disebut pada Pasal 187 huruf a,b

dan c adalah alat bukti yang sempurna. Sebab bentuk surat yang disebut

di dalamnya dibuat secara resmi menurut formalitas yang ditentukan

66

Wawancara dengan Budi Setiawan, S.H. selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, di Pengadilan Negeri Purwokerto. 67

Wawancara dengan Abdul Latip, S.H., M.H., selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, Di Pengadilan Negeri Purwokerto.

Page 133: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

peraturan perundang – udangan. Dengan dipenuhinya ketentuan formal

dalam pembuatannya serta dibuat dan berisi keterangan resmi dari

seorang pejabat yang berwenang, dam pembuatan serta keterangan yang

terkandung dalam surat di buat atas sumpah jabatan maka ditinjai dari

segi formal alat bukti surat seperti yang disebut dalam Pasal 187 huruf a,

b dan c adalah alat bukti yang bernilai “sempurna”.

2. Ditinjau dari segi materiil.

Dari sudut materiil , semua bentuk alat bukti surat yang disebut dalam

Pasal 187, “bukan alat bukti yang mempunyai kekuatan mengikat”. Pada

diri alat bukti surat itu tidak melekat kekuatan pembuktian yang

mengikat. Nilai kekuatan pembuktian alat bukti surat , sama hal dengan

nilai kekuatan pembuktian keterangan saksi dan alat bukti keterangan

ahli, sama – sama mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang “bersifat

bebas”. Tanpa mengurangi sifat kesempurnaan formal alat bukti surat

yang disebut pada Pasal 187 huruf a, b dan c sifat kesempurnan formal

tersebut tidak dengan sendirinya mengandung nilai kekuatan pembuktian

yang mengikat.68

Berdasarkan Pasal 187 KUHAP memberikan pembatasan penggunaan alat

bukti yang dapat mempunyai nilai pembuktian yang sah yaitu surat resmi. Begitu

juga dengan alat bukti surat yang dihadirkan oleh Penuntut Umum di persidangan

perkara pidana Nomor 144/Pid.B/2006/PN.Pwt. atas nama terdakwa yang

menunjukan bukti surat berupa Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP.Nas/I/2001

dan surat lainnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, serta ditinjau dari segi

formil dan dari segi materiil maka surat - surat dalam Perkara No.

144/Pid.B/2006/PN.Pwt ditempatkan sebagai alat bukti surat oleh hakim dan

dinilai mempunyai kekuatan pembuktian yang bebas yang sama dengan alat bukti

lain, karena kedudukan alat bukti surat tersebut terhadap alat bukti lainnya saling

menguatkan dan mendukung, dimana penilaiannya tetap ada ditangan

hakim.Berarti hakim mempergunakan atau tidak mempergunakannya hal ini

tergantung beberapa asas, Menurut Yahya Harahap ada tiga asas alasan

keterkaitan hakim atas alat bukti surat, yaitu :

68

Yahya Harahap,Op.cit. hlm 309-310

Page 134: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

a. Asas proses pemeriksaan perkara pidana adalah untuk mencari kebenaran

materiil atau kebenaran sejati (materiil waarheid), bukan mencari

kebenaran formal. Nilai kebenaran dan kesempurnaan formal dapat

disingkirkan demi untuk mencapai dan mewujudkan kebenaran materiil

dan kebenaran sejati yang digariskan olah penjelasan Pasal 183 KUHAP

yang memikul kewajiban bagi hakim untuk menjamin tegaknya

kebenaran, keadilan, kepastian hukum bagi seseorang .

b. Asas keyakinan hakim sesuai yang terdapat dalam Pasal 183 KUHAP

yang menganut ajaran sistem pembuktian menurut undang – undang

secara negatif. Dimana hakim dalam memutus harus berdasarkan

sekurang – kurangnya dua alat bukti yang sah, dan dengan alat bukti

tersebut hakim memperoleh keyakinan bahwa terdakwa itu bersalah atau

tidak. Hakim diberi kebebasan untuk menentukan putusan yang

diambilnya dengan tetap memperhatikan tanggung jawab dengan moral

yang tinggi atas landasan tanggung jawab demi mewujudkan kebenaran

sejati.

c. Asas batas minimum pembuktian yaitu sesuai dengan Pasal 183 KUHAP

hakim dalam memberikan putusan harus berdasarkan minimal dua alat

bukti dan dengan alat bukti tersebut hakim memperoleh keyakinan untuk

memberikan keputusan dipersidangan.69

Keterangan – keterangan diatas semakin memperkuat bahwa hakim dalam

menilai kekuatan Surat Keterangan Tamat Sekolah dan surat lain yang

terdapatdalam Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto Nomor:

144/Pid.B/2006/PN/Pwt. dikategorikan sebagai alat bukti surat yang sah karena

mendasarkan pada Pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP dan Pasal 187 huruf b

KUHAP serta dengan penyitaan surat yang dilakukan sesuai prosedur maka surat

– surat yang ada dalam Putusan Nomor: 144/Pid.B/2006/PN/Pwt. telah memenuhi

syarat sebagai alat bukti surat yang sah. Selain itu juga, kekuatan pembuktian alat

bukti surat dalam putusan nomor 144/Pid.B/2006/PN.Pwt adalah seimbang

dengan alat bukti yang lain, yaitu mempunyai nilai pembuktian bebas tergantung

dengan keyakinan hakim apakah dapat memperkuat pembuktian akan kesalahan

terdakwa sehingga menjadikan pertimbangan hakim dalam memutus perkara dan

69

Ibid, hlm 310-311

Page 135: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

menjatuhkan putusan pidana atas tindakan pemalsuan surat berupa penggunaan

surat palsu atau surat yang diduga palsu yang dilakukan oleh terdakwa yakni

dengan pidana penjara selama 3 (bulan) kepada terdakwa.

2. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap terdakwa

dalam Putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt.

Tujuan hukum acara telah ditegaskan dalam Pedoman Pelaksanaan

KUHAP yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakimansebagai berikut :

“Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari dan memperoleh

kebenaran materiil ialah kebenaran yang selengkap – lengkapnya dari

suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana

secara jujur dan tepat, dengan tujuan untuuk mencari siapakah pelaku

yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum dan

selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna

menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan

dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.”70

Berdasarkan tujuan tersebut, aparat penegak hukum dalam menangani dan

memeriksa suatu perkara pidana pada setiap tahap pemeriksaannya agar dapat

bertindak secara jujur dan tepat dalam rangka menemukan dan mengungkapkan

kebenaran materiil suatu perkara pidana dan akhirnya dapat memberikan putusan

yang tepat yang dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat.

Di dalam menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana di

Pengadilan, tindakan hakim harus didasarkan pada asas bebas, jujur, dan tidak

memihak dalam hal dan menurut cara yang diatur di dalam Undang – undang. Hal

ini sesuai dengan yang dinyatakan Pasal 1 angka 9 KUHAP.

Dalam hal proses pemeriksaan di Pengadilan, maka hakim terikat oleh

ketentuan Pasal 183 KUHAP yang menyatakan bahwa :

70

Ziad, Op.cit, hlm 1

Page 136: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila

dengan sekurang – kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh

keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar – benar terjadi dan bahwa

terdakwalah yang bersalah melakukannya”.

Pasal 183 KUHAP memiliki syarat menilai kekuatan pembuktian dalam

menjatuhkan pidana kepada terdakwa, yaitu pertama syarat obyektif, dimana suatu

tindak pidana hanya bisa diputuskan oleh hakim apabila terpenuhi minimal dua

alat bukti, syarat selanjutnya yaitu syarat subjektif, berupa keyakinan hakim

terhadap kedua alat bukti tersebut, apakah hakim yakin bahwa terdakwa benar –

benar melakukan pidana syarat ini diserahkan sepenuhnya kepada hakim dalam

menilai.

Berkaitan dengan Pasal 183 KUHAP tersebut maka undang – undang

menentukan macam alat bukti yang sah, yang secara limitatif yang tercantum pada

Pasal 184 KUHAP :

(1) Alat bukti yang sah ialah :

a. Keterangan saksi;

b. Keterangan ahli;

c. Surat;

d. Petunjuk;

e. Keterangan terdakwa.

(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Dalam bukunya, M.Yahya Harahap juga mengatakan bahwa untuk

membuktikan kesalahan terdakwa harus merupakan :

a. Penjumlahan dari sekurang – kurangnya seorang saksi ditambah

dengan seorang ahli atau surat maupun petunjuk, dengan ketentuan

penjumlahan kedua alat bukti tersebut harus saling bersesuaian,

saling menguatkan, dan tidak saling bertentangan antara satu dengan

yang lain;

b. Atau bisa juga, penjumlahan dua alat bukti itu berupa keterangan dua

orang saksi yang saling bersesuaian dan saling menguatkan, maupun

penggabungan antara keterangan seorang saksi dengan keterangan

Page 137: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

terdakwa, asal keterangan saksi dengan keterangan terdakwa jelas

terdapat saling persesuaian.71

Dalam perkara No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt ada beberapa alat bukti yang

diajukan di persidangan, yaitu : keterangan saksi – saksi yang berjumlah 14 orang

dengan kesaksian masing – masing menguatkan dakwaan dari Penuntut Umum

dan sebagian keterangan saksi dibenarkan oleh terdakwa. Selain itu, alat bukti lain

yaitu berupa Keterangan Ahli yang berjumlah 3 Orang, saksi A de Charge

berjumlah 3 orang, alat bukti surat yang berjumlah 13 macam serta keterangan

terdakwa, dapat diambil kesimpulan bahwa syarat obyektif Pasal 183 KUHAP

dalam Perkara No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt sudah terpenuhi. Dengan keseluruhan

alat bukti tersebut memberi keyakinan kepada hakim bahwa telah terjadi tindak

pidana sebagaimana yang didakwakan.

Pengertian pertimbangan hakim sendiri adalah pendapat mengenai baik

dan buruk dalam menjatuhkan putusan.Sebelum menjatuhkan putusan maka

hakim perlu mempertimbangkan beberapa hal.Baik itu pertimbangan hukum

(yuridis) maupun pertimbangan non hukum (non yuridis).

Berkaitan dengan pertimbangan yuridis hakim dalam mengambil putusan,

maka hakim akan mengarah pada bunyi Pasal 183 KUHAP serta harus sesuai

dengan Pasal 184 ayat (1) KUHAP yang menentukan secara rinci ataulimitatif

jenis alat bukti yang sah.

Penerapan Pasal 183 KUHAP tersebut memaksa hakim untuk menerapkan

prinsip minimum pembuktian berdasarkan alat bukti yang diatur dalam Pasal 184

ayat (1) KUHAP secara rinci atau limitatif dan digabungkan dengan keyakinan

71

Ibid, hlm 283-284

Page 138: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

hakim yang bersifat subyektif yaitu tentang persesuaian, saling menguatkan, dan

tidak bertentangan antara alat bukti satu dengan yang lainnya yang semuanya

dinilai oleh hakim. Dalam hal ini hakim harus hati – hati, cermat dan matang

dalam menilai, mempertimbangkan serta memahami suatu perkara dan

pemahaman hakim akan nilai keadilan sangat mendukung profesi sebagai hakim.

Setelah Majelis mempelajari berkas – berkas perkara serta dengan

mendasarkan fakta – fakta dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi –

saksi yang hadir serta bukti berupa surat – surat yang diajukan dalam persidangan,

maka Majelis Hakim cenderung menitikberatkan pada pembuktian dalam

dakwaan pertama, dimana dalam dakwaan pertama tersusun secara subsidier yaitu

dakwaan pertama primer dan dakwaan pertama subsidier.

Dalam pertimbangan hukumnya hakim mempertimbangkan dakwaan yang

sesuai dan paling relevan dengan fakta – fakta hukum yang terungkap di

persidangan, yaitu dakwaan pertama subsidair, karena perbuatan terdakwa telah

memenuhi unsur – unsur dalam Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang – Undang

Hukum Pidana yang berbunyi :

Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja

memakai surat yang isinya tidak benar atau yang dipalsu, seolah –

olah benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian surat itu dapat

menimbulkan kerugian.

Unsur – unsur tersebut adalah :

1. Unsur “Barang Siapa”.

2. Unsur “Dengan sengaja mempergunakan surat palsu atau dipalsukan

seolah – olah surat itu asli”.

3. Unsur “Penggunaannya dapat menimbulkan kerugian”.

Page 139: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Ad.1 Unsur Barang Siapa.

Maksud dari unsur barang siapa dalam perkara ini, sesuai dengan uraian

yang diberikan oleh Majelis Hakim adalah menunjukkan adanya subyek hukum

yang mampu mempertanggungjawabkan atas perbuatannya, dimana untuk dapat

dipidananya seseorang sebagai subyek hukum harus memiliki kemampuan

bertanggung jawab.

Berdasarkan fakta dipersidangan telah ternyata dalam surat dakwaan jaksa

penuntut umum tertanggal 23 Juni 2006 telah menentukan atau menunjuk bahwa

terdakwa yang diajukan dalam persidangan, dimana berdasarkan fakta

dipersidangan tersebut terdakwa adalah sebagai orang yang telah dewasa dan

sehat jasmani maupun rohani serta tidak terdapat adanya alasan pembenar maupun

alasan pemaaf dalam teori hukum pidana, sehingga dengan demikian terdakwa

dianggap sebagai subyek hukum yang mampu untuk mempertanggungjawabkan

atas perbuatannya.

Ad.2 Unsur “Dengan sengaja mempergunakan surat palsu atau yang

dipalsukan seolah – olah surat itu asli”.

Unsur “Dengan sengaja mempergunakan surat palsu atau yang dipalsukan

seolah – olah surat itu asli” tersebut Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai

berikut :

Bahwa Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP/Nas/I/2001 tertanggal 5

Januari 2001 tersebut tidak sesuai dengan sebenarnya atau palsu, hal mana

didasarkan pada fakta – fakta di persidangan yang diperoleh dari keterangan saksi

Ringahyatul Qiromah, saksi Tasam Partono, dan saksi Suwandi serta bukti surat –

Page 140: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

surat yang diajukan dalam persidangan atas hubungannya antara yang satu dengan

yang lain dapatlah diperoleh adanya fakta bahwa SMP Nasional Sidareja telah

menerbitkan Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 tertanggal 26 April

2001 surat mana dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah SMP Nasional

Sidareja Kabupaten Cilacap yang bernama Tasam Partono yang pada pokoknya

dalam surat tersebut menerangkan bahwa terdakwa benar – benar siswa SMP

Nasional Sidareja dan telah mengikuti ujian Negara tahun 1970 dinyatakan

Tamat tidak lulus. dan hal ini diakui sendiri oleh terdakwa dalam persidangan

serta dikuatkan oleh keterangan saksi Tasam Partono selaku Kepala SMP

Nasional Sidareja yang bahwasanya terdakwa adalah tidak lulus.

Dengan memperhatikan kronologi peristiwa yang terjadi, maka dengan

demikian unsur bahwa “surat atau akta tersebut palsu” dianggap terbukti.

Selanjutnya mengenai “unsur kesengajaan” bagi terdakwa untuk menggunakan

surat keterangan yang palsu tersebut, maka di dalam membuktikan Majelis Hakim

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa Majelis mensitir yurisprudensi yang menyatakan bahwa barang

siapa menyuruh orang lain untuk menunjukan surat yang palsu atau yang

dipalsukan, berarti sama saja dengan telah mempergunakan surat tersebut (H.R.

26 pebr.1934, N.J 1934, 788,W.12756; 26 Maret 1934, N.J 1934.945, W 12760;

14 Nop, 1988, 1939 No 367).

Bahwa untuk dapat dinyatakan bahwa terdakwa telah terbukti memenuhi

unsur dengan sengaja menggunakan surat palsu tersebut haruslah terdapat adanya

suatu kehendak pada diri terdakwa untuk mempergunakan surat yang dipalsukan

Page 141: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

atau yang dibuat secara palsu itu seolah – olah merupakan sepucuk surat asli yang

dipalsukan atau yang dibuat secara palsu itu seolah – olah merupakan sepucuk

surat yang asli dan yang tidak dipalsukan dan disamping itu haruslah terdapat

adanya pengetahuan pada diri terdakwa bahwa surat yang ia pergunakan itu

merupakan sepucuk surat yang dipalsukan atau yang dibuat secara palsu.

Bahwa untuk dapat menyatakan terdakwa terbukti mempunyai kehendak

atau pengetahuan sebagaimana yang dimaksudkan di atas, tidaklah perlu

menggantungkan adanya pengakuan dari terdakwa, melainkan dapat menarik

kesimpulan tentang adanya kehendak atau pengetahuan diri terdakwa tersebut dari

kenyataan – kenyataan yang terungkap dalam persidangan baik yang diperoleh

dari keterangan terdakwa sendiri, keterangan saksi – saksi maupun dari alat bukti

lainnya yang oleh jaksa penuntut umum diajukan sebagai bukti di depan sidang

Pengadilan.

Berdasarkan uraian diatas, maka Majelis berpendapat dengan mendasarkan

fakta yang diperoleh dari keterangan saksi Ringahyatul Qiromah, saksi Tasam

Partono, dan saksi Suwandi serta bukti surat – surat yang diajukan dalam

persidangan atas hubungannya antara yang satu dengan yang lain dapatlah

diperoleh adanya suatu kesengajaan pada diri terdakwa untuk menggunakan surat

keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001 yang

merupakan surat palsu tersebut untuk syarat pendaftaran UPERS SMU, dan hal

mana didasarkan bahwa kendatipun secara fisik pendaftaran tersebut bukan

dilakukan oleh terdakwa, namun dalam hal ini terdakwa telah mengetahui dan

bahkan menghendaki bahwa hal tersebut adalah untuk kepentingan terdakwa,

Page 142: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

sehingga dengan demikian menurut majelis telah terdapat adanya suatu

kesengajaan pada diri terdakwa untuk menggunakan surat keterangan tersebut

yang ternyata palsu.

Menimbang bahwa dari hal tersebut, maka unsur dengan sengaja

menggunakan surat palsu yang seolah – olah surat itu aslidan tidak dipalsukan

telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.3 Unsur “Penggunaannya dapat menimbulkan kerugian”.

Unsur “Penggunaannya dapat menimbulkan kerugian” tersebut Majelis

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa yang dimaksud dengan kerugian dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP

tersebut adalah bukanlah hanya terbatas pada kerugian yang bersifat kebendaan

saja, melainkan juga yang tidak bersifat kebendaan, seperti halnya kepentingan

masyarakat. Sementara arti kata “dapat” dalam unsur pasal tersebut dapatlah

diketahui bahwa kerugian itu tidaklah perlu benar – benar timbul, karena yang

disyaratkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP

tersebut hanyalah kemungkinan timbulnya suatu kerugian. Sehingga walaupun

tidak terdapat adanya kerugian yang ditimbulkan atas perbuatan terdakwa, namun

apabila dalam penggunaannya dimungkinkan dapat menimbulkan adanya

kerugian, maka unsur tersebut dianggap telah terbukti.

Akibat dari perbuatan terdakwa tersebut dapatlah menimbulkan adanya

kerugian yang bahwasanya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan

akan berkurang terutama kepada SMP Nasional Sidareja yang telah mengeluarkan

Page 143: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

surat palsu tersebut termasuk Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Cilacap yang telah melegalisir surat yang palsu tersebut.

Sesuai dengan fakta - fakta hukum yang terungkap dipersidangan, dimana

dalam acara pembuktian pemeriksaan alat bukti saksi, keterangan dari saksi –

saksi yang dihadirkan dipersidangan oleh Penuntut umum (berjumlah 14 orang

yaitu Sudarsono,Tjaroko, Luki Eko Krisnadi, Adji Priyanto, Abdur Rahim Hasan,

Tasam Partono, Ringahyatul, H.Soedarwan, Agus Marsaid, Suwandi, Drs.

Sutoyo.MS.M.Ed., Temon Suhadi dan Chudjangi,S.Pd.) telah memenuhiunsur –

unsur sebagai saksi, keterangan saksi tersebut didengarkan dalam persidangan.

Selain itu juga ada saksi – saksi a dechargeyang dihadirkan oleh Penasehat

Hukum. Keterangan tersebut berasal dari Basiran, Sujaridan Drs. Sentot

Supriono,M.Pd., maka oleh hakim dapat dijadikan pertimbangan dalam

mengambil keputusan.

Keterangan saksi – saksi dipersidangan tersebut memperkuat dakwaan

yang dijatuhkan kepada terdakwa dan menunjukan bahwa terdakwa telah benar –

benar menggunakan surat palsu yaitu berupa Surat Keterangan Nomor

2809/E/SLTP Nas/I/2001 untuk mendaftar dalam Ujian Persamaan SMU tahun

2001. Untuk penilaian kebenaran keterangan saksi - saksi dipersidangan sebagai

alat bukti yang sah, harus terdapat saling berhubungan antara keterangan –

keterangan saksi satu dengan yang lain, sehingga dapat membentuk keterangan

yang membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu. Namun dalam

menilai dan mengkonstruksikan kebenaran keterangan para saksi, maka menurut

Pasal 185 ayat (6) KUHAP diuraikan sebagai berikut :

Page 144: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan

sungguh – sungguh memperhatikan :

e. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain.

f. Alasan yang mungkin Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan

yang lain;

g. dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu.

h. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada

umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu

dipercaya.

Jadi, disini keterangan saksi disini bersifat bebas tergantung dari penilaian

bebas hakim. Yang perlu diingat adalah

Keterangan saksi yang mempunyai nilai sebagai bukti adalah keterangan

yang sesuai dengan apa yang dijelaskan Pasal 1 angka 27 KUHAP :

i. yang saksi lihat sendiri.

ii. saksi dengar sendiri.

iii. dan saksi alami sendiri.

iv. serta menyebut alasan dari pengetahuannya itu.72

Keterangan saksi tersebut dalam persidangan dinyatakan diterima atau

tidak diterima oleh hakim tergantung persesuaiannya dengan alat bukti yang

lainnya seperti keterangan dari saksi yang dihadirkan di persidangan yang

mendukung atau tidak dengan fakta yang terungkap di persidangan.Penilaian

diserahkan kepada hakim yang tertuang dalam pertimbangannya dalam putusan.

Setelah pemeriksaan saksi – saksi di persidangan, kemudian diberikan juga

alat bukti keterangan terdakwa yang dalam keterangannya terdapat hal yang tidak

sinkron, yaitu disatu segi Surat Keterangan Nomor2809/E/SLTP Nas/I/2001

tertanggal 5 Januari 2001 tersebut telah dibuat sesuai dengan sebenarnya, namun

dilain segi Penasehat Hukum terdakwa dan terdakwa sendiri dalam keterangannya

mengakui bahwa benar nilai yang menjadi lampiran Surat Keterangan Nomor

2809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal 5 Januari 2001 tersebut tidak sesuai dengan

72

Ibid, hlm 287.

Page 145: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

nilai terdakwa sebenarnya. Sementara daftar nilai tersebut adalah merupakan

lampiran yang menjadi rangkaian kesatuan dengan surat keterangan tersebut.

Selain itu ada ketidaksinkronan di dalam isi surat tersebut yaitu surat keterangan

tersebut seharusnya isinya menjelaskan bahwa terdakwa adalah siswa SMP

Nasional dan telah mengikuti ujian Negara tahun 1970 dinyatakan tamat dan nilai

terlampir, namun ternyata berdasarkan keterangan Pak Tasam dan diakui juga

oleh terdakwa didalam keterangannya bahwasanya terdakwa telah mengikuti ujian

Negara tahun 1970 namun tidak lulus dan hal tersebut telah tertuang dalam Surat

Keterangan Nomor 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 tertanggal 26 April 2001 dan

banyak lagi ketidaksinkronan isi surat keterangan tersebut. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa surat keterangan Nomor 2809/E/SLTP Nas/I/2001 tertanggal

5 Januari 2001 tersebut dianggap surat palsu dan di dalam keterangannya

terdakwa secara tersirat mengakui bahwa ia telah menggunakan surat keterangan

yang dianggap palsu tersebut untuk mendaftar Ujian Persamaan tahun 2001.

Keterangan terdakwa diatur lebih lanjut dalam Pasal 189 KUHAP bahwa

keterangan terdakwa adalah mengenai apa yang terdakwa nyatakan di persidangan

tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alasan sendiri

dan keterangan tersebut hanya dipergunakan terhadap dirinya sendiri. keterangan

terdakwa sendiri tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah telah

melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, oleh karena itu harus

didukung dengan alat bukti lain untuk menunjukkan kesalahannya. Hal ini sesuai

dengan asas pembuktian yang dianut di KUHAP yaitu asas pembuktian undang –

undang negatif yang terdapat dalam Pasal 183 KUHAP.

Page 146: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Menurut keterangan dari Budi Setiawan SH selaku Hakim Pengadilan

Negeri Purwokerto mengatakan pengakuan terdakwa dipersidangan yang

mengakui dirinya telah melakukan tindak pidana tidak dapat dijadikan

patokan untuk menentukan kesalahan terdakwa di persidangan karena

harus didukung dengan alat bukti lain. Hal ini untuk menghindari adanya

rekayasa kasus dimana terdakwa disuruh untuk mengakui kesalahan yang

tidak ia perbuat karena perintah orang lain sehingga dalam persidangan

harus memperhatikan alat bukti yang lain agar tidak menghilangkan

obyektifitas di persidangan, serta untuk mewujudkan sistem pembuktian

negatif yang dianut KUHAP.73

Hal yang dikemukakan hakim Budi Setiawan di atas senada dengan

pendapat yang diutarakan oleh Hakim Abdul Latip, S.H., M.H. di dalam

keterangannya yang intinya menyebutkan bahwa :

Alat bukti lain selain surat semisal keterangan terdakwa, keterangan ahli,

keterangan saksi. Kesemuanya itu tidak dapat berdiri sendiri, harus

dikaitkan dengan alat bukti lain.jadi, semua alat bukti harus didukung

dengan alat bukti yang sah lainnya yang dihadirkan penuntut umum di

persidangan.Hal ini untuk menghindari hilangnya obyektifitas di

persidangan serta agar sesuai dengan sistem pembuktian negatif yang

dianut di dalam KUHAP.74

Setelah keterangan saksi dan keterangan terdakwa selesai diberikan

dipersidangan maka selanjutnya diajukan pula oleh penuntut umum berupa

keterangan ahli.Baik Penuntut Umum maupun Penasehat Hukum, keduanya

menghadirkan ahli. Penuntut Umum menghadirkan Bapak Noor Aziz Said,

sedangkan dari pihak Penasehat Hukum juga menghadirkan 2 orang ahli yaitu

Prof.DR.Nyoman Serikat Putra,S.H.M.H. dan DR. Kardoyo,M.Pd.

Para ahli ini dihadirkan di persidangan untuk membantu hakim dalam

menilai suatu perkara di persidangan sesuai keahliannya.Hal ini sesuai dengan

Pasal 133 KUHAP yang intinya memberi wewenang kepada penyidik

73

Wawancara dengan Budi Setiawan, S.H. selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, di Pengadilan Negeri Purwokerto. 74

Wawancara dengan Abdul Latip S.H., M.H., selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto,

tanggal 27 Januari 2012, di Pengadilan Negeri Purwokerto.

Page 147: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau

dokter maupun ahli lainnya. Selain itu dalam Pasal 1 angka 28, Pasal 120, Pasal

179KUHAP dijelaskan pula secara berkaitan satu dengan yang lain.

Intinya adalah keterangan ahli dapat dinilai sebagai alat bukti yang

memiliki kekuatan pembuktian, ialah :

- Keterangan ahli yang memiliki keahlian khusus dalam bidangnya

sehubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa.

- Dan bentuk keterangan yang diberikannya sesuai dengan keahlian khusus

yang dimilikinyya berbentuk keterangan “menurut pengetahuannya”.75

Setelah keterangan saksi, keterangan terdakwa dan keterangan ahli. Ada

alat bukti yang tidak kalah penting yaitu alat bukti surat yang berjumlah 13 buah,

yaitu : Surat Keterangan No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 beserta lampirannya,

Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 beserta lampirannya, Surat

Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 beserta lampirannya, Surat Keterangan

No. 2831/E/SLTP Nas/IV/2001 beserta lampirannya, Surat Keterangan No.

048.8/890/2001, Surat Keterangan No. 420/01380/30, Pengganti Surat Keterangan

No. 353.b/E/SMP Nas/VII/05, Buku Daftar Induk, Buku Agenda Keluar SLTP

Nasional Sidareja, Daftar Kumpulan Nilai golongan A dan Keputusan UP.

SMP.1970, Daftar Kumpulan Nilai golongan B dan Keputusan UP.SMP. 1970,

Pendaftaran UP.SMP Th 1970 SMP Nasional Sidareja, Fotocopy KTP atas nama

SUHERMAN.

Berdasarkan hasil penelitian, alat bukti yang dihadirkan dipersidangan

yaitu berupa keterangan saksi, keterangan terdakwa dan keterangan ahli kemudian

didukung oleh barang bukti surat - surat yang dihadirkan dipersidangan telah

menunjukan suatu fakta – fakta hukum yang terungkap dipersidangan yang

75

Yahya Harahap, Op.cit, hlm 299.

Page 148: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

menunjukkan rangkaian peristiwa yang pada intinya terdakwa telah memenuhi

unsur Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang – Undang Hukum Pidana. Penilaian

kekuatan pembuktian alat bukti di persidangan yaitu alat bukti saksi – saksi yang

dihadirkan di persidangan, keterangan terdakwa, dan keterangan ahli dinilai oleh

hakim secara bebas sesuai dengan asas hukum acara pidana yang menekankan

untuk mencari kebenaran materiil atau kebenaran yang sebenar – benarnya yang

merupakan tujuan hukum acara pidana. Diantara alat bukti dipersidangan tidak

ada yang dominan dan alat bukti yang satu harus dilengkapi dengan alat bukti

yang lain yang saling berkesesuaian.

Selain itu, Hakim juga mempertimbangkan dari segi non yuridis dalam

menjatuhkan putusan yaitu :

Hal yang memberatkan.

- Perbuatan terdakwa dapat mengurangi rasa kepercayaan masyarakat

terhadap Lembaga Perwakilan Rakyat.

Hal yang meringankan.

- Terdakwa sopan dalam persidangan.

- Terdakwa belum pernah dihukum.

- Terdakwa kooperatif dalam mengikuti persidangan.

- Terdakwa sebagi tulang punggung bagi keluarga.

Dalam kasus ini terdakwa yang saat itu masih berstatus sebagai Ketua

DPRD Kabupaten Banyumas dan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI

Perjuangan Banyumas yang masih Kooperatif, sehingga kendatipun terdakwa

Page 149: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang telah

didakwakan oleh Penuntut Umum, namun dibalik itu setidak – tidaknya terdakwa

telah memiliki jasa yang patut dihormati sebagai orang yang telah bertugas

menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Banyumas.

Pertimbangan hakim ini didasarkan pada pembuktian yang ada dalam

KUHAP yang menganut sistem pembuktian negatif yang diatur dalam Pasal 183

KUHAP. Dalam Pasal 183 KUHAP, antara batas minimum pembuktian dan

keyakinan hakim harus saling mendukung walau sebenarnya antara keduanya

mengandung unsur yang berbeda. Batas minimum pembuktian yaitu minimum

2(dua) alat bukti tersebut mengandung unsur obyektif yaitu sesuai yang telah

ditetapkan oleh Undang – Undang dan unsur subyektif dari keyakinan hakim,

walaupun demikian keduanya harus saling mendukung.

Pembuktian pada Putusan Perkara Nomor 144/Pid.B/2006/PN.Pwt. juga

menggunakan sistem pembuktian negatif dimana penuntut umum menghadirkan

saksi dipersidangan yang dalam keterangannyatelah disebutkan di uraian

sebelumnya yang menunjukan bahwa saksi telah mengalaminya sendiri, melihat

dan mendengar tentang kejadian tersebut dan menunjukan bahwa terdakwa benar

telah melakukan tindak pidana pemalsuan surat. Kemudian dari keterangan

terdakwa sendiri yang juga mengakui perbuatannya bahwa ia telah dinyatakan

tidak lulus SMP, sehingga tidak mempunyai ijazah tapi tetap saja mendaftar ujian

persamaan SMU dengan Surat Keterangan No, 2809/E/SLTP Nas/I/2001 dan

yang ada juga keterangan ahli dan alat bukti surat yang kesimpulannya bahwa

telah terjadi tindakan pemalsuan surat berupa Surat Keterangan yang oleh

Page 150: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

terdakwa digunakan sebagai pengganti ijazah SMPnya lalu mendaftar ujian

persamaan SMU dengan Surat Keterangan itu. Kemudian didukung barang bukti

yang dihadirkan di persidangan yang semakin memperkuat dakwaan penuntut

umum.

Pertimbangan hukum hakim dalam perkara No. 144/Pid.B/2006/PN.Pwt

telah sesuai dengan aturan yang ada. Dari segi hukumnya yaitu terpenuhinya

unsur – unsur Pasal 263 ayat (2) KUHP, syarat penjatuhan pidana sesuai dengan

Pasal 183 KUHAP dan dikaitkan dengan Pasal 184 ayat (1) KUHAP menunjukan

bahwa syarat minimum 2 alat bukti dan disertai keyakinan hakim telah terpenuhi,

serta dari segi non yuridisada keadaan atau hal – hal yang memberatkan dan

meringankan telah dipertimbangkanpula oleh hakim dalam putusannya seperti

yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga unsur pemalsuan surat berupa

penggunaan surat palsu atau yang dianggap palsu yang dilakukan oleh terdakwa

telah terpenuhi dan sesuai dengan Pasal 263 ayat (2) KUHAP yang sesuai dengan

dakwaan penuntut umum dalam dakwan pertama subsidair. Berdasarkan

pembuktian yang di pengadilan maka hakim menjatuhkan pidana terhadap

terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan pidana penjara.

Page 151: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan yaitu :

1. Kekuatan pembuktian alat bukti surat dalam tindak pidana dengan sengaja

menggunakan surat palsu terhadap Putusan Nomor:

144/Pid.B/2006/PN.Pwt adalah sebagai berikut :

Bahwa Surat Keterangan No. 2809/E/SLTP Nas/I/2001 dan surat – surat

lain yang berkaitan dengan surat keterangan tersebut, dihadirkan oleh

penuntut umum di persidangan,merupakan alat bukti yang sah karena

memenuhi syarat formil dan materiil dan dapat dikategorikan sebagai alat

bukti surat sesuai Pasal 187 huruf b KUHAP.Surat Keterangan Tamat

Sekolah dan surat lain tersebutmempunyai nilai kekuatan pembuktian

bebas, artinya hakim bebas memakai sebagai alat bukti surat untuk dasar

pertimbangan hukum bagi hakim dalam menjatuhkan putusan pidana

yakni pidana penjara selama 3 (tiga) bulan terhadap terdakwa

(Suherman).

2. Pertimbangan Hukum Hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap

terdakwa dalam putusan Nomor : 144/Pid.B/2006/PN.Pwt telah adalah :

a. Segi Yuridis.

Yaitu dengan terpenuhinya unsur – unsur pasal yang didakwakan, dan

terpenuhi batas minimum pembuktian dalam Pasal 183 KUHAP yaitu

berupa keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa, Surat

Page 152: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Keterangan Tamat Sekolah dan surat lainnya yang berkedudukan

sebagai barang bukti sekaligus pula sebagai alat bukti surat.

b. Segi NonYuridis.

Yaitu dengan mempertimbangkan bahwa perbuatan terdakwa dapat

mengurangi rasa kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga

Perwakilan Rakyat, hal ini dapat memberatkan hukuman bagi

terdakwa.Namun karena terdakwa sopan dalam persidangan, belum

pernah dihukum, kooperatif dalam mengikuti persidangan dan sebagai

tulang punggung bagi keluarga, sehingga hal tersebut dapat

meringankan hukuman terdakwa.

B. Saran.

1. Kepada para hakim yang memeriksa dan mengadili perkara pidana, yang

terdakwanya adalah seorang pejabat, masih mempertimbangkan jabatan

dan jasa – jasa pejabat tersebut sebagai hal yang meringankan, dimana

hal itu dipandang sebagai hal yang bertentangan dengan rasa keadilan

masyarakat.

2. Hendaknya hakim dalam memutus perkara pidana, juga harus

memberikan efek jera bagi pelakunya, agar sebagai upaya preventif dan

contoh bagi masyarakat.

Page 153: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur :

Alfitra. 2011.Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pidana, Perdata

dan Korupsi Di Indonesia.Jakarta: Raih Asa Sukses.

Anwar , H.A.K. Moch. 1994.Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP

BUKU II).Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Chazawi ,Adami. 2002.Kejahatan Mengenai Pemalsuan.Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada.

C.S.T. Kansil.1989.Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum

Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Hamzah, Andi.2008.Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar

Grafika.

Harahap M, Yahya. 2002.Pembahasan Permasalahan dan Penerapan

KUHAP Pemeriksaaan sidang Pengadilan Banding, Kasasi, dan

Peninjauan Kembali.Jakarta: Sinar Grafika.

__________. 2010.Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan

KUHAP Penyidikan dan Penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika.

IKAHI. “ Penegakan Hukum Yang Berkeadilan. “Varia Peradilan

Tahun ke XX No. 241 (Nopember 2005).hlm 6.

_________. “Perilaku Hukum di Pengadilan Dalam Mewujudkan

Penegakan Hukum Yang Bermartabat. “Varia Peradilan Tahun

ke XXII No. 272 (Juli 2008).Hlm 32.

Makarao ,Mohammad Taufik & Suharsil.2004. Hukum Acara Pidana

Dalam Teori dan Praktek.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Marzuki,Peter Mahmud. 2010.Penelitian Hukum.Jakarta: Kencana.

Moeljatno. 1993.Asas – Asas Hukum Pidana.Jakarta: Rineka Cipta.

Poernomo, Bambang. 1988.Orientasi Hukum Acara Pidana.

Yogyakarta: Amarta Buku.

Prodjodikoro, Wirjono. 1980. Hukum Acara Pidana Di Indonesia.

Bandung: Sumur Bandung.

Page 154: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Samidjo.1988.Responsi Hukum Acara Pidana Dalam Penerapan

Sistem Kredit Semester.

Samosir, C. Djisman. 1985. Hukum Acara Pidana Dalam

Perbandingan. Bandung: Bina Cipta.

Soemantro,Ronny Hanitijo. 1983.Metodologi Penelitian Hukum.

Ghalia Indonesia: Jakarta.

Soerdjono, Soekanto.Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta.

1981.

Subekti. 2008.Hukum Pembuktian.Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Sutarto, Suryono. 1987.Sari Hukum Acara Pidana I.Semarang:

Yayasan Cendekia Purna Dharma.

Ziad. 2005. Diktat Hukum Acara Pidana.Purwokerto: Fakultas

Hukum Unsoed.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Moeljatno. 2008. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP).

Jakarta: Bumi Aksara.

C. Sumber Lain :

Adamchazawi.blogspot.com/2011/06/pemalsuan-surat-pasal-263-

kuhp.html., diakses tanggal 15 November 2011.

http://lawmetha.wordpress.com/2011/06/03/pembuktian-dalam-

hukum-acara-pidana/, diakses tanggal 16 September 2011.

http://www.pnpm-

perdesaan.or.id/downloads/Pembuktian%20dalam%20Perkara%

20Pidana.pdf, diakses tanggal 3 November 2011.

Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17867/3/chapterII.pdf.

diakses tanggal 15 November 2011.

Saor, Fernandes Raja, 21 Maret 2010, “Tinjauan Umum Pembuktian

Pidana Terhadap Alat Bukti Surat”, tersedia di website

http://raja1987.blogspot.com/2010/03/tinjauan-umum-

pembuktian-pidana.html, diakses tanggal 12 Desember 2011.

Page 155: PEMBUKTIAN SURAT PALSU - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Candra Rizqi... · kemudian adalah bagaimana kekuatan pembuktian alat bukti surat tersebut,

Nugroho, Hibnu. “Merekonstruksi Sistem Penyidikan Dalam

Peradilan Pidana”. Jurnal Hukum Pro Justitia. Volume 26 No. 1

Januari 2008.

Wawancara dengan Budi Setiawan, S.H. selaku Hakim Pengadilan

Negeri Purwokerto, tanggal 27 Januari 2012, Di Pengadilan

Negeri Purwokerto.

Wawancara dengan Abdul Latip, S.H., M.H., selaku Hakim

Pengadilan Negeri Purwokerto, tanggal 27 Januari 2012, Di

Pengadilan Negeri Purwokerto.