skripsi - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/skripsi rizka...

115
i PERANAN BARANG BUKTI SAMPEL BULU KAMBING DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN HEWAN TERNAK (Studi Putusan No. 83/Pid.B/2012/PN.Bi) SKRIPSI Oleh : Rizka Patria Nugraha NIM : E1A009038 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2014

Upload: phamnguyet

Post on 15-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

i

PERANAN BARANG BUKTI SAMPEL BULU KAMBING DALAM

TINDAK PIDANA PENCURIAN HEWAN TERNAK

(Studi Putusan No. 83/Pid.B/2012/PN.Bi)

SKRIPSI

Oleh :

Rizka Patria Nugraha

NIM : E1A009038

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2014

Page 2: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

ii

PERANAN BARANG BUKTI SAMPEL BULU KAMBING DALAM

TINDAK PIDANA PENCURIAN HEWAN TERNAK

(Studi Putusan No. 83/Pid.B/2012/PN.Bi)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Rizka Patria Nugraha

NIM : E1A009038

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2014

Page 3: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda
Page 4: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PERANAN BARANG BUKTI SAMPEL BULU KAMBING DALAM

TINDAK PIDANA PENCURIAN HEWAN TERNAK

(Studi Putusan No. 83/Pid.B/2012/PN.Bi)

Adalah benar merupakan skripsi hasil saya sendiri dan tidak terdapat

karya yang sama serta pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengatahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Jika dalam perjalanan waktu skripsi saya tidak sesuai dengan pernyataan

ini, saya bersedia untuk menanggung segala resiko termasuk pencabutan gelar

keserjanaan yang saya sandang. Isi skripsi ini merupakan tanggung jawab pribadi

penulis, bukan tanggung jawab pembimbing ataupun lembaga-lembaga terkait.

Purwokerto, Maret 2014

Penulis,

Rizka Patria NugrahaE1A009038

Page 5: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

v

ABSTRAK

Penelitian ini mengambil judul “Peranan Sampel Bulu Kambing DalamTindak Pidana Pencurian Hewan Ternak (Studi Putusan No.83/Pid.B/2012/Pn.Bi)”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Untuk mengetahuiperanan barang bukti sampel bulu kambing dalam Putusan Nomor:83/Pid.B/2012/PN.Bi. dan pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidanaterhadap tindak pidana pencurian hewan ternak pada kasus Putusan Nomor : 83/Pid.B/2012/PN.Bi..

Metode penelitian yang dipakai adalah yuridis normatif dan spesifikasipenelitian adalah sinkronisasi hukum. Metode pengumpulan data denganinventarisasi peraturan undang-undang dan metode analisa data menggunakannormatif kualitatif.

Berdasarkan studi putusan dapat disimpulkan bahwa : peranan barangbukti sampel bulu kambing dalam Putusan Nomor:83 /Pid.B/2012/PN.Bi. adalahsebagai bukti pendukung yang menambah keyakinan hakim menjatuhkan Putusanterhadap terdakwa. Pertimbangan hukum hakim menjatuhkan pidana terhadapPutusan Nomor : 83 /Pid.B/2012/PN.Bi., yaitu: 1) Pertimbangan Yuridis (Pasal363 ayat (1) ke-1, dan ke-3 KUHP tentang "pencurian dengan pemberatan” danPasal 183 dan Pasal 184 KUHAP), 2) Pertimbangan Sosiologis (Hal-hal yangmemberatkan: Perbuatan Terdakwa sangat meresahkan masyarakat dan hal-halyang meringankan: terdakwa belum pernah dihukum, terdakwa mengakuiperbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, terdakwamerupakan tulang punggung keluarga, dan terdakwa belum menikmati hasilperbuatannya).

Kata Kunci : barang bukti, bulu kambing, pencurian hewan ternak

Page 6: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

vi

ABSTRACT

The title of this research is “The Function Goat feather as Exhibit on thecrime of Theft (Study of verdict No. 83/Pid.B/2012/Pn.Bi)”. The aim of thisresearch is to find out the function Goat feather as Exhibit on the crime of Theft,and to investigation consideration of the judge in deciding the criminal theft.

Applied research methods and specifications are normative juridical scrutinyis syncing law. Methods of data collection based on the rule of law, and normativemethod of qualitative analysis.

Base on the research can conclusion that the Goat feather as Exhibit on thecrime of theft in verdict No. 83/Pid.B/2012/Pn.Bi have support exhibit function.The proof tools will be used in consideration of the judge to decide the matter.There are several consideration of the judge in deciding the criminal theft todecide No. 83/Pid.B/2012/Pn.Bi are 1) Juridical Considerations (Article 363paragraph (1) of the 1st, and the 3rd of the KUHAP) about theft by weighting 2)Sociologists Considerations, such as the defendant act upsetting people anddefendant has not been convicted, defendant admitted his actions and promisednot to repeat his actions.

Keywords : Exhibit, Goat feather, crime of theft

Page 7: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

vii

PERSEMBAHAN

Untuk Orangtuaku : Bapak & Mamah

Kupersembahkan karya kecil ini untuk kalian, yang senantiasa ada saat suka

maupun duka, selalu setia mendampingiku dengan penuh cinta dan kasih sayang,

dan selalu memanjatkan doa untuk putramu tercinta ini di dalam setiap sujudnya.

Trimakasih untuk semuanya atas pelajaran yang kalian berikan. Semoga Rizka

menjadi anak yang bisa membanggakan Bapak & mamah. Amien!

Untuk keluargaku tercinta:

Mba indah & mas nungki

Hehehehe rizka dah lulus mba, mas. Trimakasih atas semangatnya dan nasehatnya.

semoga rizka bisa sesukses kalian kelak.

Mba puput & bang Dian

Ini mbakq yang paling cerewet, yang selalu nasehatin aku yang ini lah, itulahh.

Hahaha…. Makasih ya mba, karena nasehatmu (omelan) hehehe yang hampir setiap

hari di dengar.

Bang Dian, kapan libur panjangnya ni??? Ayo main PS lagi.. tapi sabtu minggu aja

ya bang. Hehhe mau rajin cari kerja dulu.

Adekku Ntik

Ehhh.. jangan alay trus dong.lebay bgt. Jadi ilfill sama kamu. Biasa aja napa.

Hahaha… cepet lulus ya, biar ga ngrepotin bapak, mamah,mba indah & mas nungki,

mba puput & bang Dian, terutama aku! Hahahaha

Jagoan-jagoan kecil om YIS

Danish & Baim

Page 8: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

viii

Ngangenin bgt si kalian. Nanti kalo om Yis dah kerja semoga dapet kerjaan di Jogja

ya… biar deket sama kalian.hehehhe

Om Alfi & bu nani

Om alfi & bu nani , trimakasih bantuannya ya?? Pinjaman buku-buku dan lainnya.

Sangat bermanfaat bingiiittttt

Untuk sahabatku

Richard.. ayo, kapan kita basket lagi brad?? Kamu ini teman dan sahabatq yang

luar biasa…Rayenta.. sory ya ray, rumahmu jadi markasku buat ngerjain skripsi.

Hehehe kalo ga dirumahmu, dirumah siapa lagi?? Semangat ray kuliahnya!! Biar

cepet cari kerja, inget kamu harus banggain keluarga besarmu. Makasih juga buat

mamahmu ya..Seta.. semagat cari kerjanya ya brad!! Besok kapan2 kita kumpul

lagi..Diar… jadilah diri sendi nggang, be your self!!!...Ajun.. cari kerja jun.. ayoo

kita bareng2 cari kerja biar sukses bareng2!!...Sakti… jaga omonganmu dan

sikapmu ya sak!hehehe kalo pengen punya temen banyak…Iwenk… ndang lulus

to wenk, jo basketan ae! Hahaha…Nanda… perkenalan yang serba singkat dan

memembuat kita saling dekat…Momon… kamu masih muda mon, semangat

sekolahnya, kalo males sekolah mau jadi apa kamu??

Untuk temen-temen hukum 2009

Ali, ronny, miko, yanuar, gendut, deda subhan, danang, tyas, bayu, rossi, zaki,

bagas, feri, coupetz, dana, azi, benny, kojack, dextra, cecep, egi, johan, reza, rangga,

deni, Irma, Sabrina, kiki, intan, dan temen2 angkatan 2009 lainnya. trimakasih

usdah jadi temenku di kampus, semua cerita tentang kita, dan kenangan yang indah.

UKM IBB & pengurusnya

Page 9: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

ix

Yaahhh, ga bisa ikut event lagi deh aku. sebenernya si aku terpaksa ikut ibb, abisnya

aku bisanya Cuma basket si. Hehehe….kalau ga ada UKM IBB tampaknya aku

mahasiswa yang datang ke kampus selesai kuliah langsung pulang. Karena kalian

juga aku bisa berprestasi untuk kampus kita Juara 2 Nasional Hukum se-Indonesia.

KATA PENGANTAR

Page 10: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

x

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

dengan rahmatnya dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “PERANAN BARANG BUKTI SAMPEL BULU

KAMBING DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN HEWAN TERNAK

(Studi Putusan No. 83/Pid.B/2012/PN.Bi)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman. Penulis

menyadari sepenuhnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas dukungan

dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dari

awal sampai akhir penulisan, kepada :

1. Bapak Dr. Angkasa,S.H,M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman Purwokerto.

2. Ibu Handri Wirastuti Sawitri,S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak

Pranoto,S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu,

memberikan masukan, kritikan, bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

3. Dr. Hibnu Nugroho,S.H.,M.H. selaku dosen penguji, terima kasih atas kritik

dan masukannya dalam perbaikan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Haedah Faradz,S.H.,M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas segala

bimbingan selama penulis menempuh masa studi.

5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademi Fakultas Hukum Universitas Jenderal

Soedirman Purwokerto.

6. Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan yang telah

diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Semoga Alloh SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah Bapak/Ibu

dan kawan-kawan berikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi yang membutuhkan dan yang membacanya. Amin.

Page 11: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

xi

Purwokerto, Maret 2014

MOTTO

Page 12: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

xii

Jadi Diri Sendiri, Cari Jati Diri, And Dapetin Hidup Yang Mandiri

Optimis, Karena Hidup Terus Mengalir Dan Kehidupan Terus

Berputar

Sesekali Liat Ke Belakang Untuk Melanjutkan Perjalanan Yang

Tiada Berujung

”Tuhan bersama orang yang berani”

DAFTAR ISI

Halaman

Page 13: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

xiii

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

SURAT PERNYATAAN......................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

ABSTRACK..........................................................................................................vi

PERSEMBAHAN................................................................................................vii

KATA PENGANTAR...........................................................................................xi

MOTTO................................................................................................................xii

DAFTAR ISI………………………………………………………………......xiii

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah................................................................................1

B. PerumusanMasalah .....................................................................................3

C. TujuanPenelitian .........................................................................................4

D. KegunaanPenelitian ....................................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Acara Pidana .......................................................................... 5

B. Hukum Pembuktian ............................................................................ 8

C. Barang Bukti ..................................................................................... 19

D. Pencurian...................................................................................................33

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pendekatan ........................................................................... 47

B. Spesifikasi penelitian ........................................................................ 47

C. Sumber Data...................................................................................... 47

D. Metode Pengumpulan Data............................................................... 48

E. Metode Penyajian Data ..................................................................... 48

F. Metode Analisis Data........................................................................ 48

Page 14: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

xiv

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 50

B. Pembahasan....................................................................................... 58

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ....................................................................................... 80

B. Implikasi ........................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah peradaban manusia pencurian ada sejak terjadi

ketimpangan antara kepemilikan benda-benda kebutuhan manusia,

kekurangan akan kebutuhan, dan ketidakpemilikan cenderung membuat orang

berbuat menyimpang (pencurian). Pencurian dilakukan dengan berbagai cara,

dari cara-cara tradisional sampai pada cara-cara modern dengan

menggunakan alat-alat modern dengan pola yang lebih lihai. Hal seperti ini

dapat terlihat dimana-mana, dan cenderung luput dari jeratan hukum.

Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan

pada umumnya adalah bertujuan untuk mencari dan menemukan atau setidak-

tidaknya mendekati kebenaran materiil (materiile waarheid) terhadap perkara

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh

aparat penegak hukum dalam memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk

mengungkap suatu perkara baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan seperti

penyidikan dan penuntutan maupun pada tahap persidangan perkara tersebut.

Van Bemmelan dalam bukunya Strafordering Leerbook van Het

Nederlandsch Procesrecht menyatakan bahwa yang terpenting dalam hukum

acara pidana adalah mencari dan menemukan kebenaran1.

Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan

pada umumnya adalah bertujuan untuk mencari dan menemukan atau setidak-

1 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, edisi revisi, CV.Sapta Artha Jaya,1996, Jakarta, hlm. 9.

Page 16: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

2

tidaknya mendekati kebenaran materiil (materiile waarheid) terhadap perkara

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh

aparat penegak hukum dalam memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk

mengungkap suatu perkara baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan seperti

penyidikan dan penuntutan maupun pada tahap persidangan perkara tersebut.

Yang terpenting dalam hukum acara pidana adalah mencari dan menemukan

kebenaran2.

Pencurian dalam keadaan memberatkan dalam Pasal 363 KUHP atau

pencurian dengan kualifikasi dan diancam hukuman yang lebih berat, dengan

perumusannya diatur dalam Pasal 363 KUHP yang menyatakan:

(1)Dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun :1. Pencurian ternak;2. Pencurian pada waktu kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau

gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar,kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahayaperang;

3. Pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangantertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang adadi situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;

4. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih denganbersekutu;

5. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atauuntuk sampai pada barang yang diambil, dilakukan denganmerusak memotong atau memanjat, atau dengan memakai anakkunci palsu, perintah palsu, atau pakai jabatan palsu.

(2)Jika pencurian yang dterangkan dalam butir 3 disertai dengan salahsatu hal dalam 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjarapaling lama sembilan tahun.

Untuk membuktikan terpenuhi tidaknya unsur tindak pidana

pencurian diperlukan alat bukti dan disampaikan barang bukti. Hukum

pembuktian merupakan salah satu bagian dari beberapa materi yang ada pada

hukum acara. Mulai dari dasar hukum pembuktian, sistem dan teorinya,

2 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-komentarnyaLengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor,1996, hal. 251.

Page 17: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

3

beban pembuktian dan bagaimana hakim pada masing-masing bidang hukum

tersebut menilai alat-alat bukti yang diajukan.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh para penegak hukum untuk

mencari kebenaran materiil suatu perkara pidana dimaksudkan untuk

menghindari adanya kekeliruan dalam penjatuhan pidana terhadap diri

seseorang, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-

Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang

menyatakan:

“Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabilapengadilan karena alat pembuktian yang sah menurut Undang-Undang, mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggapdapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yangdidakwakan atas dirinya”.

Berdasarkan ketentuan perundang-undangan tersebut, maka dalam

proses penyelesaian perkara pidana penegak hukum wajib mengusahakan

pengumpulan bukti maupun fakta mengenai perkara pidana yang ditangani

dengan selengkap mungkin3.

Dalam amar Putusan Nomor: 83/Pid.B/2012/PN.Bi., hakim

menyatakan adanya barang bukti yakni bulu dari 1 (satu) ekor kambing yang

berbulu putih kecoklatan dalam tindak pidana pencurian dengan pemberatan.

Berdasarkan rumusan di atas penulis tertarik untuk meneliti guna penyusunan

skripsi dengan judul “Peranan Sampel Bulu Kambing dalam Putusan Nomor:

83 /Pid.B/2012/PN.Bi”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam pendahuluan, maka

disusunlah perumusan masalah sebagai berikut:

3 Tongat, Hukum Pidana Materiil, edisi pertama, cetakan kedua, UMM Press, 2003,Malang, hlm.48.

Page 18: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

4

1. Bagaimana peranan barang bukti sampel bulu kambing dalam Putusan

Nomor:83 /Pid.B/2012/PN.Bi.?

2. Bagaimana pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidana

terhadap tindak pidana pencurian hewan ternak pada kasus Putusan Nomor

: 83 /Pid.B/2012/PN.Bi. ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peranan barang bukti sampel bulu kambing dalam

Putusan Nomor:83 /Pid.B/2012/PN.Bi.?

2. Untuk mengetahui pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidana

terhadap tindak pidana pencurian hewan ternak pada kasus Putusan Nomor

: 83 /Pid.B/2012/PN.Bi.?

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Secara Akademis/Teoritis

Diharapkan penulisan ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam

membangun penegakan hukum di Indonesia terutama masalah yang

menyangkut tindak pidana pencurian hewan ternak.

2. Secara Praktis

Dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam penegak hukum di

Indonesia serta dalam upaya menyelesaikan permasalahan tindak pidana

pencurian di Indonesia.

Page 19: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Acara Pidana

1. Pengertian

Hukum acara pidana pada umumnya tidak terlepas dari hukum

pidana materil, artinya masing-masing saling memerlukan satu sama

lain, hukum pidana (materiel) memerlukan hukum acara pidana

(formil) untuk menjalankan ketentuan hukum pidana, demikian pula

sebaliknya hukum acara pidana tidak berfungsi tanpa adanya hukum

pidana (materiel).

Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH merumuskan hukum acarapidana sebagai suatu rangkaian peraturan yang memuat carabagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yaitukepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus bertindak gunamencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana4.

Simon merumuskan hukum acara pidana mengatur bagaimana

negara dengan alat-alat perlengkapannya mempergunakan haknya

untuk menghukum dan menjatuhkan hukuman5.

Mr. J.M. Van Bemmelen6 berpendapat bahwa:“hukum acara pidana adalah ketentuan-ketentuan hukum yangmengatur cara bagaimana negara, bila menghadapi suatu kejadianyang menimbulkan syakwasangka telah terjadi suatu pelanggaranhukum pidana, dengan perantaraan alat-alatnya mencari kebenaran,menetapkan dimuka dan oleh hakim suatu kePutusan mengenaiperbuatan yang didakwakan, bagaimana hakim harus memutuskansuatu hal yang telah terbukti dan bagaimana kePutusan itu harusdijalankan”.

4 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi, Jakarta : SinarGrafika, 2005, hlm. 2

5 Ibid.6 Ibid. hal 3

Page 20: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

6

Definisi tentang hukum acara pidana yang diberikan olehMoeljatno adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara, yang mengadakan dasar – dasar dan aturan – aturanyang menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana yangada pada suatu perbuatan pidana dapat dilaksanakan, apabila adaorang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.7

Perbedaannya dengan hukum pidana adalah hukum Pidana

merupakan peraturan yang menentukan tentang perbuatan yang

tergolong perbuatan pidana. Syarat- syarat umum yang harus dipenuhi

agar suatu perbuatan dapat dikenakan sanksi pidana, pelaku perbuatan

pidana dapat dihukum dan macam-macam hukuman yang dapat

dijatuhkan kepada pelaku perbuatan pidana.

Hukum Acara Pidana disebut Hukum Pidana Formil (Formeel

Strafrech), sedang Hukum Pidana disebut sebagai Hukum Pidana

Materiil (Materieel Strafrecht). Jadi, Kedua hukum tersebut

mempunyai hubungan yang sangat erat.

Hukum Acara Pidana mempunyai tugas untuk:

a. Mencari dan mendapatkan kebenaran materiil;b. Memperoleh kePutusan oleh hakim tentang bersalah tidaknya

seseorang atau sekelompok orang yang disangka/didakwamelakukan perbuatan pidana;

c. Melaksanakan kePutusan hakim.8

Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa Hukum Acara Pidana

tidak semata-mata menerapkan Hukum Pidana. Akan tetapi lebih

menitikberatkan pada proses dari pertanggungjawaban seseorang atau

sekelompok orang yang diduga dan/atau didakwa telah melakukan

perbuatan pidana.

2. Tujuan Dan Fungsi Hukum Acara Pidana

7 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, hal.1-6.8 Ibid, Hal. 8.

Page 21: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

7

Dalam pedoman pelaksanaan KUHAP memberikan penjelasantentang tujuan hukum acara pidana yaitu ; tujuan hukum acarapidana untuk mencari dan mendapatkan setidak-tidaknyamendekati kebenaran materil, ialah kebenaran yangselengkaplengkapnya dari suatu perkara pidana denganmenerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat,dengan tujuan mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakanmelakukan pelanggaran hukum, dan selanjutnya memintapemeriksaan dan Putusan dari pengadilan guna menemukan apakahterbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakahorang yang didakwa itu dapat dipersalahkan9.

Tujuan hukum acara pidana menurut rumusan pedoman

pelaksanaan KUHAP tersebut menunjukkan bahwa kebenaran materil

atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materil dalam rumusan

tersebut dirasa kurang tepat sebab mendekati kebenaran belumlah

dapat dikatakan sebagai suatu kebenaran, oleh karena hukumam yang

mungkin dijatuhkan dalam perkara pidana terdapat hukuman badan

maka kebenaran materil tersebut harus diperoleh untuk menghindari

terjadinya kekeliruan dalam menjatuhkan hukuman.

Van Bemmelen10 mengemukan tiga fungsi hukum acara pidana

sebagai berikut;

a. Mencari dan menemukan kebenaran.b. Pemberian kePutusan oleh hakimc. Pelaksanaan kePutusan

Tujuan Hukum Acara Pidana sangat erat hubungannya dengan

tujuan Hukum Pidana, yaitu menciptakan ketertiban, ketentraman,

kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat. Hukum Pidana

memuat tentang rincian perbuatan yang termasuk perbuatan pidana,

9 Andi Hamzah, loc.cit. hal. 410 Ibid, Hal. 8-9.

Page 22: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

8

pelaku perbuatan pidana yang dapat dihukum, dan macam- macam

hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelanggar hukum pidana.

Sebaliknya Hukum Acara Pidana mengatur bagaimana proses yang

harus dilalui aparat penegak hukum dalam rangka mempertahankan

hukum pidana materiil terhadap pelanggarnya.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa adanya keterkaitan

dan hubungan saling melengkapi antara hukum pidana dengan hukum

pidana formil, karena tanpa hukum pidana, hukum acara pidana tidak

berfungsi. Sebaliknya tanpa hukum acara pidana, hukum pidana juga

tidak dapat dijalankan (tidak berfungsi sesuai dengan tujuan). Fungsi

dari Hukum Acara Pidana adalah mendapatkan kebenaran materiil,

Putusan hakim, dan pelaksanaan kePutusan hakim.

B. Hukum Pembuktian

1. Pengertian Hukum Pembuktian

Hukum Pembuktian merupakan bagian paling utama dari Hukum

Acara Pidana, yang menyangkut seluruh sistem yang disebut Criminal

Justice System, dimulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan

puncaknya adalah persidangan. Proses ini terdapat tiga pihak yang

berperan yaitu jaksa, hakim, dan penasihat hukum. Indonesia mengenal

kodifikasi Hukum Pembuktian yang merupakan bagian dari Hukum

Acara Pidana, termuat dalam KUHAP, namun disamping itu

pengaturannya juga berada diluar kodifikasi, yaitu pada Undang-

Page 23: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

9

Undang Tindak Pidana diluar kodifikasi-kodifikasi yang sekaligus

memuat hukum pidana materiil juga hukum acara pidana.

Pembuktian dalam proses acara pidana merupakan upaya untuk

membuktikan kebenaran suatu perkara. Membuktikan menurut

Martiman Prodjohamidjojo mengandung maksud dan usaha untuk

menyatakan kebenaran atas suatu peristiwa, sehingga dapat diterima

oleh akal terhadap kebenaran peristiwa tersebut11. Sedangkan

Bambang Poernomo menyatakan bahwa :

“Hukum pembuktian adalah keseluruhan aturan hukum atauperaturan undang-undang mengenai kegiatan untuk rekonstruksisuatu kenyataan yang benar dari setiap kejadian masa lalu yangrelevan dengan persangkaan terhadap orang yang didugamelakukan perbuatan pidana dan pengesahan setiap sarana buktimenurut ketentuan hukum yang berlaku untuk kepentinganperadilan dalam perkara pidana.”12.

Pembuktian tentang benar tidaknya terdakwa melakukan

perbuatan yang didakwakan, merupakan bagian yang terpenting acara

pidana. Dalam hal ini pun hak asasi dapat dipertaruhkan. Untuk inilah

maka Hukum Acara Pidana bertujuan untuk mencari kebenaran

materiil berbeda dengan Hukum Acara Perdata yang cukup puas

dengan kebenaran formil13.

Hukum pembuktian adalah merupakan sebagian dari hukum acara

pidana yang mengatur macam-macam alat bukti yang sah menurut

hukum, sistem yang dianut dalam pembuktian, syarat-syarat dan tata

11 Prodjohamidjojo, Martiman, 1983. Sistem Pembuktian dan Alat - alat Bukti.Jakarta : Ghahlia Indonesia, hal. 24

12Bambang Poernomo. Pola Dasar Teori Dan Azaz Umum Hukukm Acara PidanaYogyakarta : Liberty, 1986, Hal 26.

13 Ibid, Hal, 38

Page 24: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

10

cara yang mengajukan bukti tersebut serta kewenangan hakim untuk

menerima, menolak dan menilai suatu pembuktian14.

Hukum pembuktian adalah merupakan sebagian dari hukum acarapidana yang mengatur macam-macam alat bukti yang sah menuruthukum, sistem yang dianut dalam pembuktian, syarat-syarat dantata cara yang mengajukan bukti tersebut serta kewenangan hakimuntuk menerima, menolak dan menilai suatu pembuktian15.

Dikaji dari perspektif sistem peradilan pidana pada umumnya dan

hukum acara pidana (formeel strafrecht/ strafprocessrecht) pada

khususnya, aspek “pembuktian” memegang peranan menentukan untuk

menyatakan kesalahan seseorang sehingga dijatuhkan pidana oleh

hakim.

Hakim di dalam menjatuhkan suatu Putusan, tidak hanya dalam

bentuk pemidanaan, tetapi dapat juga menjatuhkan Putusan bebas dan

Putusan lepas dari segala tuntutan hukum. Putusan bebas akan

dijatuhkan oleh hakim apabila pengadilan (hakim) berpendapat bahwa

dari hasil pemeriksaan di sidang pengadilan, kesalahan terdakwa atau

perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan. Kemudian Putusan lepas dari segala tuntutan hukum,

akan dijatuhkan oleh hakim apabila pengadilan (hakim) berpendapat

bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi

perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana16.

2. Penerapan dan Kecenderungan Sistem Pembuktian Menurut KUHAP

14 Ibid, Hal, 3815 Hari Sasangka dan Lily Rosita, Hukum pembuktian dalam perkara pidana untuk

mahasiswa dan praktisi, Mandar Maju, 2003, Bandung, hlm.1016 Serenity Deliver Refisis, Analisis hukum terhadap Putusan dalam tindak pidana

pencurian. USU Press. 2010, Medan, hlm. 5

Page 25: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

11

Berbicara mengenai sistem pembuktian adalah bertujuan untuk

mengetahui bagaimana meletakkan suatu hasil pembuktian terhadap

perkara yang sedang diperiksa. Hasil dan kekuatan pembuktian yang

bagaimana yang dapat dianggap cukup memadai membuktikan

kesalahan terdakwa. Untuk itu, dapat dilihat isi Pasal 183 KUHAP

yang rumusannya adalah sebagai berikut :

”Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecualiapabila sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, iamemperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benarterjadi dan bahwa terdakwa yang bersalah melakukannya.”

Dari rumusan Pasal 183 KUHAP tersebut, terlihat bahwa

pembuktian harus didasarkan sedikitnya pada dua alat bukti yang sah,

disertai dengan keyakinan hakim yang diperoleh dari pemeriksaan alat-

alat bukti tersebut. Artinya, tersedianya minimum dua alat bukti saja,

belum cukup untuk menjatuhkan pidana kepada terdakwa. Sebaliknya,

meskipun hakim sudah yakin terhadap kesalahan terdakwa, maka jika

tidak tersedia minimum dua alat bukti, hakim juga belum dapat

menjatuhkan pidana terhadap terdakwa. Dalam hal inilah penjatuhan

pidana terhadap seorang terdakwa haruslah memenuhi dua syarat

mutlak, yaitu alat bukti yang cukup dan keyakinan hakim. Sistem

pembuktian tersebut terkenal dengan nama sistem negative wettelijk.

Dalam Penjelasan Pasal 183 KUHAP tersebut dinyatakan bahwa

Pembentuk undang-undang telah menentukan pilihan bahwa sistem

pembuktian yang paling tepat dalam kehidupan penegakan hukum di

Indonesia adalah sistem pembuktian menurut undang-undang secara

negatif, semi tegaknya keadilan, kebenaran dan kepastian hukum.

Page 26: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

12

Karena dalam sistem pembuktian ini, terpadu kesatuan penggabungan

antara sistem conviction-in time (sistem pembuktian yang hanya

bersandar atas keyakinan hakim) dengan sistem pembuktian menurut

undang-undang secara positif (positief wettelijk stelsel).

Kalau dibandingkan bunyi Pasal 183 KUHAP dengan Pasal 294

HIR, hampir bersamaan bunyi dan maksud yang terkandung di

dalamnya. Keduanya sama-sama menganut sistem “pembuktian

menurut undang-undang secara negatif”. Perbedaan keduanya hanya

terletak pada penekanannya saja. Pada Pasal 183 KUHAP, syarat

pembuktian menurut cara dan alat bukti yang sah, lebih ditekankan

pada perumusannya. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat: ketentuan

pembuktian yang memadai untuk menjatuhkan pidana kepada

seseorang, sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah. Dengan

demikian Pasal 183 KUHAP mengatur bahwa untuk menentukan salah

atau tidaknya seorang terdakwa dan untuk menjatuhkan pidana kepada

seorang terdakwa harus:

1) Pembuktian harus dilakukan menurut ketentuan, cara, dan denganalat-alat bukti yang sah menurut undang-undang;

2) Dan keyakinan hakim yang juga harus didasarkan atas ketentuan,cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang17.

Pelaksanaan sistem pembuktian menurut undang-undang secara

negatif dalam penegakan hukum di Indonesia menurut pengalaman dan

pengamatan baik masa HIR maupun setelah KUHAP berlaku,

penghayatan penerapan sistem pembuktian yang dirumuskan pada

Pasal 183 KUHAP, pada umumnya sekedar untuk menjajaki alasan

17 M.Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Jilid II,Jakarta: Pusataka kartini, 1985., hal 800

Page 27: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

13

pembuat undang-undang merumuskan Pasal 183 KUHAP, barangkali

ditujukan untuk mewujudkan suatu ketentuan yang seminimal

mungkin dapat menjamin tegaknya kebenaran sejati, serta tegaknya

keadilan dan kepastian hukum. Pendapat ini dapat diambil dari makna

penjelasan Pasal 183 KUHAP itu sendiri. Dari penjelasan Pasal 183

KUHAP tersebut, pembuat undang-undang telah menentukan pilihan

bahwa sistem pembuktian yang paling tepat dalam kehidupan

penegakan hukum di Indonesia adalah sistem pembuktian menurut

undang-undang secara negatif demi tegaknya keadilan, kebenaran dan

kepastian hukum. Bukankah di dalam sistem pembuktian ini, terpadu

kesatuan dan penggabungan antara sistem conviction in time dengan

sistem pembuktian menurut undang-undang secara positif. mendekati

makna dan tujuan sistem pembuktian itu sendiri. Tentu hal ini tanpa

mengurangi segala macam keluhan, pergunjingan, dan kenyataan yang

dijumpai. Keluhan dan kenyataan ini timbul disebabkan oleh masih

terdapat kekurangsadaran, sementara aparat penegak hukum yang

menitikberatkan penilaian salah tidaknya seorang terdakwa lebih

ditentukan oleh keyakinan hakim.

Yang menonjol dalam pertimbangan Putusan hakim adalah

penilaian keyakinan tanpa menguji dan mengaitkan keyakinan itu

dengan cara dan alat-alat bukti yang sah. Sebaliknya, sering pula

dijumpai pertimbangan Putusan pengadilan yang seolah-olah

mendasarkan penilaian salah atau tidaknya terdakwa semata-mata

didasarkan pada sistem pembuktian menurut undang-undang secara

positif.

Page 28: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

14

Motivasi pertimbangan hukum membuktikan kesalahan terdakwa,

tidak diwarnai dan tidak dipadu dengan keyakinan hakim. Misalnya

dalam suatu uraian pertimbangan hakim Putusan pengadilan. Jarang

sekali dijumpai uraian pertimbangan yang secara sistematis dan

argumentatif mengaitkan dan memadukan keterbuktian kesalahan

terdakwa dengan keyakinan hakim. Pada intinya, asalkan kesalahan

terdakwa telah terbukti secara sah menurut ketentuan, cara dan dengan

alat-alat bukti yang disebutkan undang-undang, tanpa mengutarakan

motivasi keyakinan hakim akan keterbuktian tadi, hakim pada

umumnya sudah merasa cukup “menimpali” keterbuktian itu dengan

rumusan kalimat yang sudah baku, kesalahan terdakwa telah terbukti

dan diyakini. Seolaholah keyakinan hakim atas kesalahan terdakwa

hanya ditarik saja, tanpa motivasi dari keterbuktian kesalahan yang

dibuktikan. Malah kadang-kadang pertimbangan yang tertuang dalam

suatu Putusan pengadilan hanya berisi uraian deskriptif tanpa alasan

pertimbangan yang argumentatif dan tidak memuat kesimpulan

pendapat yang merupakan perpaduan antara pembuktian dengan

keyakinan. Akibatnya, isi pertimbangan Putusan seperti ini hanya

berisi tulisan pengulangan kalimat keterangan terdakwa dan

keterangan saksi tanpa suatu kemampuan dan keberhasilan menyusun

uraian pertimbangan yang menyimpulkan suatu pendapat tentang

keyakinan hakim akan kesalahan terdakwa. Putusan seperti ini benar

benar sangat miskin dan tidak menyeluruh18.

18 Ibid. hal 785

Page 29: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

15

Pada hakikatnya Pasal 183 KUHAP berisi penegasan sistem

pembuktian menurut undang-undang secara negatif. Tidak dibenarkan

menghukum seorang terdakwa yang kesalahannya tidak terbukti secara

sah menurut undang-undang. Keterbuktian itu harus digabung dan

didukung oleh keyakinan hakim. Namun sistem pembuktian ini dalam

praktek penegakan hukum, lebih cenderung pada pendekatan sistem

pembuktian menurut undang-undang secara positif. Sedang mengenai

keyakinan hakim hanya bersifat “unsur pelengkap” atau

complimentary dan lebih berwarna sebagai unsur formal dalam model

Putusan. Unsur keyakinan hakim dalam praktek, dapat

dikesampingkan apabila keyakinan itu tidak dilandasi oleh pembuktian

yang cukup. Sekalipun hakim yakin dengan seyakin-yakinnya akan

kesalahan terdakwa, keyakinan itu dapat dianggap tidak mempunyai

nilai, jika tidak dibarengi dengan pembuktian yang cukup.

3. Teori Pembuktian

Beberapa teori pembuktian dalam hukum acara, yaitu:

a. Conviction-in Time

Sistem pembuktian conviction-in time menentukan salah

tidaknya seorang terdakwa, semata-mata ditentukan oleh penilaian

“keyakinan” hakim. Keyakinan hakim yang menentukan

keterbuktian kesalahan terdakwa, yakni dari mana hakim menarik

dan menyimpulkan keyakinannya, tidak menjadi masalah dalam

sistem ini. Keyakinan boleh diambil dan disimpulkan hakim dari

alat-alat bukti yang diperiksanya dalam sidang pengadilan. Bisa

juga hasil pemeriksaan alat-alat bukti itu diabaikan hakim, dan

Page 30: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

16

langsung menarik keyakinan dari keterangan atau pengakuan

terdakwa.

Kelemahan sistem pembuktian conviction-in time adalah

hakim dapat saja menjatuhkan hukuman pada seorang terdakwa

semata-mata atas “dasar keyakinan” belaka tanpa didukung alat

bukti yang cukup. Keyakinan hakim yang “dominan” atau yang

paling menentukan salah atau tidaknya terdakwa. Keyakinan tanpa

alat bukti yang sah, sudah cukup membuktikan kesalahan

terdakwa. Keyakinan hakimlah yang menentukan wujud kebenaran

sejati dalam sistem pembuktian ini. Sistem ini memberi kebebasan

kepada hakim terlalu besar, sehingga sulit diawasi. 19

b. Conviction-Raisonee

Sistem conviction-raisonee pun, “keyakinan hakim” tetap

memegang peranan penting dalam menentukan salah tidaknya

terdakwa. Akan tetapi, pada sistem ini, faktor keyakinan hakim

“dibatasi”. Jika dalam siste pembuktian conviction-in time peran

“keyakinan hakim” leluasa tanpa batas maka pada sistem

conviction-raisonee, keyakinan hakim harus didukung dengan

“alasan-alasan yang jelas”.

Hakim harus mendasarkan Putusan-Putusannya terhadap

seorang terdakwa berdasarkan alasan (reasoning). Oleh karena itu

Putusan juga bedasarkan alasan yang dapat diterima oleh akal

(reasonable). Hakim wajib menguraikan dan menjelaskan alasan-

alasan apa yang mendasari keyakinannya atas kesalahan terdakwa.

19 Hari Sasangka dan Lily Rosita, Op cit, hlm.10

Page 31: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

17

Sistem atau teori pembuktian ini disebut juga pembukt ian bebas

karena hakim bebas untuk menyebut alasan-alasan keyakinannya

(vrijs bewijstheorie). 20

c. Pembuktian menurut undang-undang secara positif (positief

wettelijke stelsel)

Sistem ini berpedoman pada prinsip pembuktian dengan

alat-alat bukti yang ditentukan undang-undang, yakni untuk

membuktikan salah atau tidaknya terdakwa semata-mata

“digantungkan kepada alat-alat bukti yang sah”. Terpenuhinya

syarat dan ketentuan pembuktian menurut undang-undang, sudah

cukup menentukan kesalahan terdakwa tanpa mempersoalkan

keyakinan hakim, yakni apakah hakim yakin atau tidak tentang

kesalahan terdakwa, bukan menjadi masalah.

Sistem pembuktian ini lebih dekat kepada prinsip

“penghukuman berdasar hukum”. Artinya penjatuhan hukuman

terhadap seseorang, semata-mata tidak diletakkan di bawah

kewenangan hakim, tetapi diatas kewenangan undang-undang yang

berlandaskan asas: seorang terdakwa baru dapat dihukum dan

dipidana jika apa yang didakwakan kepadanya benar-benar terbukti

berdasarkan cara dan alat-alat bukti yang sah menurut undang-

undang. Sistem ini disebut teori pembuktian formal (foemele

bewijstheorie). 21

d. Pembuktian menurut undang-undang secara negative (negatief

wettelijke stelsel)

20 ibid, hlm.1021 ibid, hlm.11

Page 32: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

18

Sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif

merupakan teori antara sistem pembuktian menurut undang-undang

secara positif dengan sistem pembuktian menurut keyakinan atau

conviction-in time. Sistem ini memadukan unsur “objektif” dan

“subjektif” dalam menentukan salah atau tidaknya terdakwa, tidak

ada yang paling dominan diantara kedua unsur tersebut.

Terdakwa dapat dinyatakan bersalah apabila kesalahan

yang didakwakan kepadanya dapat dibuktikan dengan cara dan

dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang serta

sekaligus keterbuktian kesalahan itu “dibarengi” dengan keyakinan

hakim.

Berdasarkan sistem pembuktian undang-undang secara

negatif, terdapat dua komponen untuk menentukan salah atau

tidaknya seorang terdakwa, yaitu22:

1. Pembuktian harus dilakukan menurut cara dan dengan alat-alatbukti yang sah menurut undang-undang;

2. Keyakinan hakim yang juga harus didasarkan atas cara dandengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.

Sistem pembuktian yang dianut KUHAP ialah sistem

pembuktian menurut undang-undang secara negative. Sistem

pembuktian negative diperkuat oleh prinsip “kebebasan kekuasaan

kehakiman”. Namun dalam praktik peradilannya, sistem

pembuktian lebih mengarah pada sistem pembuktian menurut

undang-undang secara positif. Hal ini disebabkan aspek

“keyakinan” pada Pasal 183 KUHAP tidak diterapkan secara

22 M.Yahya Harahap, Pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAPpemeriksaan sidang pengadilan, banding, kasasi, dan peninjauan kembali, edisi II, Sinar Grafika,2008, Jakarta. hlm.279

Page 33: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

19

limitatif. Hal-hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu

dibuktikan. Hal-hal yang secara umum sudah diketahui biasanya

disebut notoire feiten (Pasal 184 ayat (2) KUHAP). Secara garis

besar fakta notoir dibagi menjadi 2 golongan yaitu23: sesuatu atau

peristiwa yang diketahui umum bahwa sesuatu atau peristiwa

tersebut memang sudah demikian hal yang benarnya atau

semestinya demikian, dan sesuatu kenyataan atau pengalaman yang

selamanya dan selalu mengakibatkan demikian atau selalu

merupakan kesimpulan demikian.

C. Barang Bukti

1. Barang Bukti Berdasarkan KUHAP

Rumusan sistem pembuktian tentunya untuk mendukung

tujuan dari hukum acara pidana, yaitu untuk mencari dan memperoleh

kebenaran materiil. Dengan tercapainya kebenaran materiil maka akan

tercapai pula tujuan akhir hukum acara pidana, yaitu untuk mencapai

suatu ketertiban, ketentraman, keadilan dan kesejahteraan dalam

masyarakat. Masalah pembuktian tentang benar tidaknya seorang

terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan merupakan bagian

terpenting dari acara pidana, karena hak asasi manusia (terdakwa)

akan dipertaruhkan.

Dalam Putusan Nomor:83 /Pid.B/2012/PN.Bi barang bukti

yakni 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915N,

sebuah kampak dan bronjong warna hijau, seutas tali plastik berwarna

23 Hari Sasangka dan Lily Rosita, op.cit, hlm.20

Page 34: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

20

hijau dan bulu dari seekor kambing bulu putih kecoklatan

dipergunakan sebagai barang butki dan telah dilakukan penyitaan

secara sah menurut hukum sehingga dapat dipergunakan untuk

memperkuat pembuktian.

Alat-alat bukti yang sah adalah sebagaimana ditentukan dalam

Pasal 184 KUHAP, yaitu :

1. Keterangan saksi;

Berdasarkan tata urutan alat-alat bukti dalam KUHAP

tersebut, maka akan didengar atau menjadi saksi utama (kroon

getugie) ialah saksi korban. Saksi korban ialah orang yang

dirugikan akibat terjadi kejahatan atau pelanggaran tersebut. Oleh

karena itu, adalah wajar jika ia didengar sebagai saksi yang

pertama-tama dan ia merupakan saksi utama atau “kroon

getugie”. 24

Akan tetapi, dalam praktek tidak menutup kemungkinan

saksi lain didengar keterangannya terlebih dahulu, misalnya jika

pada sidang yang telah ditetapkan saksi korban tidak hadir, sesuai

dengan asas pemeriksaan cepat. Saksi ini diharapkan dalam

proses acara pidana ialah saksi yang ia mendengar, ia mengalami,

atau ia melihat dengan mata kepala sendiri, dan bukan saksi, yang

ia mendengar atau memperoleh keterangan dari orang lain. Saksi

terakhir ini disebut sebagai testimonium d’auditu.

24 Andi Hamzah, op.cit, hlm.240

Page 35: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

21

Kesaksian de’auditu tidak diperkenankan sebagai alat

bukti25, dan selaras pula dengan tujuan hukum acara pidana yaitu

mencari kebenaran materil, dan pula untuk perlindungan terhadap

hak-hak asasi manusia dimana keterangan seorang saksi yang

hanya mendengar dari orang lain, tidak terjamin kebenarannya

maka kesaksian de’auditu patut tidak dipakai di Indonesia.

Penjelasan Pasal 161 ayat (2) KUHAP tersebut

menunjukkan bahwa pengucapan sumpah merupakan syarat

mutlak. Sumpah atau janji dapat dilakukan sebelum atau sesudah

saksi memberikan keterangan di muka persidangan, kecuali dalam

hal-hal tertentu.Syarat materiil, bahwa keterangan seorang saja

tidak dapat dianggap sah sebagai alat pembuktian (Unus Testis

Nullum Testis). Akan tetapi keterangan seorang saksi, adalah

cukup untuk membuktikan salah satu unsur kejahatan yang

dituduhkan.

Pasal 185 KUHAP ayat (6) berbunyi dalam menilaikebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengansungguh-sungguh memperhatikan:1) Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan lain2) Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain3) Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk

memberikan keterangan yang tertentu4) Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang

pada umunya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keteranganitu diberikan.

Saksi menurut sifatnya dapat dibagi atas:

25 ibid, hlm.242

Page 36: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

22

(1) Saksi A Charge (memberatkan terdakwa): saksi A Charge

adalah saksi dalam perkara pidana yang dipilih dan diajukan

oleh penuntut umum, dikarenakan kesaksiannya yang

memberatkan terdakwa

(2) Saksi A De Charge (menguntungkan terdakwa): saksi A De

Charge adalah saksi yang dipilih atau diajukan oleh penuntut

umum atau terdakwa atau penasihat hukum, yang sifatnya

meringankan terdakwa.

Untuk sahnya keterangan saksi menurut KUHAP

adalah sebagai berikut :

a. Pasal 160 ayat (3) KUHAP,

Sebelum memberikan keterangan, saksi wajib mengucapkansumpah atau janji menurut cara agamanya masing-masing,bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dantidak lain daripada yang sebenarnya.

b. Pasal 1 butir 27 KUHAP

Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkarapidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatuperistiwa pidana yang ia dengan dan ia alami sendiridengan menyebutkan alasan dari pengetahuannya itu.

Tidak ada suatu perkara pidana yang lepas dari

pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir semua

pembuktian perkara pidana, selalu didasarkan kepada

pemeriksaan keterangan saksi sekurang-kurangnya di samping

pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih tetap selalu

diperlukan pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi26

26 M. Yahya Harahap, 2008. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Jakarta, SinarGrafika, , hlm 286

Page 37: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

23

2. Keterangan ahli;

Keterangan ahli juga merupakan salah satu alat bukti yang

sah menurut pasal 184 ayat (1) KUHAP. Mengenai pengertian

dari keterangan saksi dilihat dalam pasal 184 KUHAP yang

menerangkan bahwa keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli

nyatakan disidang pengadilan. Pasal tersebut tidak mnjelaskan

siapa yang disebut ahli dan apa itu keterangan ahli.

Hamzah27, menerangkan bahwa:

Yang dimaksud dengan keahlian ialah ilmu pengetahuanyang telah dipelajari (dimiliki) seseorang. Pengertian ilmupengetahuan diperluas pengertianya oleh HIR yangmeliputi Kriminalistik, sehingga van Bemmelenmengatakan bahwa ilmu tulisan, ilmu senjata, ilmupengetahuan tentang sidik jari dan sebagainya termasukdalam pengertian ilmu pengetahuan

Pasal 1 butir 28 KUHAP menyatakan bahwa keteranganahli ialah keterangan yang diberikan oleh seorang yangmemiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukanuntuk membuat terang suatu perkara pidana gunakepentingan pemeriksaan.

Sedangkan menurut Pasal 186 KUHAP, keterangan ahliialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.

Keterangan ahli itu dapat juga sudah diberikan pada waktu

pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan

dalam bentuk laporan dan dibuat mengingat sumpah di waktu

menerima jabatan atau pekerjaan. Jika hal itu tidak diberikan pada

waktu pemeriksaan penyidik atau penuntut umum, maka pada

pemeriksaan di sidang diminta untuk memberikan keterangan dan

dicatat dalam berita acara pemeriksaan. Keterangan tersebut

27 Andi Hamzah, 2002. Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,Hal :268

Page 38: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

24

diberikan setelah ia mengucapkan sumpah atau janji di hadapan

hakim (penjelasan Pasal 186 KUHAP).

3. Surat;

Surat adalah pembawa tanda tangan bacaan yang berarti,

yang menterjemahkan suatu isi pikiran. Tidak termasuk kata surat,

adalah foto dan peta, sebab benda ini tidak memuat tanda bacaan.

Adapun contoh-contoh dari alat bukti surat itu, adalah Berita

Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh polisi, BAP

Pengadilan, Berita Acara Penyitaan, Surat Perintah Penahanan,

Surat Izin Penggeledahan, Surat Izin Penyitaan, dan lain-

lainnya.28

Pengertian surat menurut Asser-Anema (Hamzah29) surat-

surat adalah sesuatu yang mengandung tanda-tanda baca yang

dapat dimengerti, dimaksud untuk mengeluarkan isi pikiran.

Menurut I. Rubini dan Chaidir Ali (Hulam30) bukti surat adalah

suatu benda (bisa berupa kertas, kaya, daun lontar dan sejenisnya)

yang memuat tanda-tanda baca yang dapat dimengerti dan

menyatakan isi pikiran (diwujudkan dalam suatu surat).

Aspek fundamental “surat” sebagai alat bukti diatur pada

Pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP. Kemudian secara substansial

tentang bukti “surat” ini ditentukan oleh Pasal 187 KUHAP

merumuskan:

28 Ramelan. 2006. Hukum Acara Pidana. Teori Dan Implementasi. Sumber IlmuJaya. Jakarta, hal. 91.

29 Andi Hamzah. Loc.cit. Hal. 7130 Taufiqul Hulam, 2002. Reaktualisasi Alat Bukti Tes DNA Perspektif Hukum Islam

dan. Hukum Positif. Yogyakarta: UII Press, hal.63

Page 39: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

25

“surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) hurufc, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengansumpah, adalah:1 Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang

dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yangdibuat dihadapannya, yang memuat keterangantentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihatatau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasanyang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;

2. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturanperundang-undangan atau surat yang dibuat olehpejabat mengenai hal yang termasuk dalam tatalaksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yangdiperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atausesuatu keadaan;

3. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuatpendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatuhal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmidaripadanya;

4. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika adadubungannya dengan isi dari alat pembuktian yanglain.

Andi Hamzah berpendapat bahwa surat di bawah tangan

masih mempunyai nilai jika ada hubungannya dengan isi dari alat

pembuktian yang lain,31.

4. Petunjuk;

Pasal 188 ayat (1) KUHAP memberi definisi petunjukadalah sebagai perbuatan, kejadian atau keadaan, yangkarena persesuaiannya, baik antarsatu dengan yang lain,maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakanbahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapapelakunya.

Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanya

dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan

terdakwa (Pasal 188 ayat (2) KUHAP).

Menurut Pasal 188 ayat (3) KUHAP yang mengatakan

bahwa penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk

31 Andi Hamzah, op.cit, hlm.253

Page 40: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

26

dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif

lagi bijaksana, setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh

kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nuraninya. Disini

tercermin bahwa pada akhirnya persoalannya diserahkan kepada

hakim, dengan demikian menjadi sama dengan pengamatan hakim

sebagai alat bukti. Apa yang disebut pengamatan oleh hakim (eigen

waarneming van dde rechter) harus dilakukan selama sidang, apa

yang telah dialami atau diketahui oleh hakim sebelumnya tidak

dapat dijadikan dasar pembuktian, kecuali kalau perbuatan atau

peristiwa itu telah diketahui oleh umum.

Alat bukti petunjuk juga tidak dapat berdiri sendiri,

melainkan pada hakekatnya hanyalah kesimpulan hakim saja dari

alat-alat bukti lain yang ada32. Hal ini seperti pendapat

Prodjodikoro tentang alat bukti penunjukan dalam HIR, yang sama

dengan alat bukti petunjuk dalam KUHAP. Menurut Prodjodikoro,

“sebetulnya yang disebut penunjukan itu, bukan alat bukti,

melainkan kesimpulan belaka yang diambil dengan

mempergunakan alat-alat bukti yang sebenarnya, …”33

5. Keterangan terdakwa.

Dapat dilihat dengan jelas bahwa “keterangan terdakwa”

sebagai alat bukti tidak perlu sama atau berbentuk pengakuan.

Semua keterangan terdakwa hendaknya didengar, apakah itu

berupa penyangkalan, pengakuan ataupun pengakuan sebagian dari

32 Richards Lokas, 2013. Barang Bukti dan Alat Bukti Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Lex Crimen. Vol II/No. 3/ Juli/2013.

33 Prodjodikoro, Wirjono, 1981., Hukum Acara Pidana di Indonesia, SumurBandung, Bandung, cetakan ke-10

Page 41: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

27

perbuatan atau keadaan. Keterangan terdakwa tidak perlu sama

dengan pengakuan, karena pengakuan sebagai alat bukti

mempunyai syarat-syarat:34

a) Mengaku ia yang melakukan delik yang didakwakan

b) Mengaku ia bersalah.

Keterangan terdakwa sebagai alat bukti dengan demikian

lebih luas pengertiannya dari pengakuan terdakwa penyangkalan

terdakwa boleh juga menjadi alat bukti sah. Namun demikian hak

kebebasan terdakwa untuk mengaku atau menyangkal harus

dihormati, oleh sebab itu suatu penyangkalan terhadap suatu

perbuatan mengenai suatu kedaaan tidak dapat dijadikan bukti.

Tetapi suatu hal yang jelas bebeda antara “keterangan

terdakwa” (erkentenis) sebagai alat bukti dengan “pengakuan

terdakwa” (bekentenis) ialah bahwa keterangan terdakwa yang

menyangkal dakwaan, tetapi membenarkan beberapa keadaan atau

perbuatan yang menjurus kepada terbuktinya perbuatan sesuai alat

bukti lain merupakan alat bukti.

Dengan demikian, untuk dapat menjatuhkan pemidanaan

kepada seseorang haruslah terdapat minimal dua alat bukti dari lima

alat bukti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP yang mengatur secara

limitatif alat bukti yang sah menurut undang-undang. Hal tersebut

diatas, juga mengisyaratkan bahwa KUHAP juga menganut prinsip

Batas Minimum Pembuktian yang mengatur batas tentang keharusan

yang dipenuhi dalam membuktikan kesalahan terdakwa.

34 Andi Hamzah, loc.cit hal. 254

Page 42: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

28

Ketentuan dalam Pasal 183 KUHAP dapat dilihat dalam

rumusan kalimat baku setiap diktum Putusan perkara pidana yang

menyatakan “secara sah dan meyakinkan”. Kata “sah” dalam hal ini

berarti bahwa hakim dalam memberikan Putusan tersebut didasarkan

pada alat bukti yang sah sebagaimana diatur dalam KUHAP dan

peraturan perundang-undangan lainnya. Sedangkan kata

“meyakinkan” dalam hal ini berarti bahwa dari alat bukti yang sah

tersebut maka terbentuk keyakinan hakim.

Ketentuan dalam Pasal 183 KUHAP tersebut hampir identik

dengan ketentuan dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu :

“Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabilapengadilan karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggapdapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yangdidakwakan atas dirinya.”

Oleh karena itu, konsep keyakinan hakim tersebut baru dapat

terbentuk dengan didasarkan pada adanya alat bukti yang sah menurut

KUHAP. Keyakinan hakim yang akan terbentuk tersebut pada

akhirnya nanti hanya terdiri dari dua macam, yaitu keyakinan bahwa

terdakwa tidak terbukti bersalah atau sebaliknya keyakinan bahwa

terdakwa terbukti bersalah.

b. Alat Bukti Petunjuk Berdasarkan KUHAP

Alat Bukti petunjuk merupakan salah satu dari kelima alat bukti

yang sah, sebagaimana diatur dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP,

Page 43: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

29

sedangkan untuk pengaturan lebih lanjut diatur dalam Pasal 188 KUHAP ,

yang berbunyi sebagai berikut:

1) Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keaadan, yang karenapersesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupundengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadisuatu tindak pidana dan siapa pelakunya.35

2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperolehdari:a) Keterangan saksi;b) Surat;c) Keterangan terdakwa.

3) Penilaian atas kekuatan pembuktian dari surat petunjuk dalam setiapkeadan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana,setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dankeseksamaan berdasarkan hati nuraninya.

Apabila diperhatikan bahwa Pasal 188 ayat (1) KUHAP tersebut

mengandung maksud bahwa tidak ada kepastian yang mutlak bagi

terdakwa yang benar-benar telah bersalah melakukan perbuatan

sebagaimana yang didakwakan. Oleh karena itu perbuatan, kejadian atau

keadaan baru dianggap sebagai petunjuk apabila ada persesuaaian baik

antara satu dengan yang lain, maupun tindak pidana itu sendiri, yang

menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelaku

tindak pidana tersebut. Dengan alatbukti petunjuk dapat dinilai

mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sah, selain itu alat bukti

petunjuk baru mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sah apabila

ada persesuaian yang diperoleh dariketerangan saksi, surat dan keterangan

terdakwa sebagaimana pada Pasal 188 ayat (2) KUHAP.

Dalam menilai kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk, seorang

penuntut umum harus bersikap hati-hati dan teliti serta melakukan secara

35 Ramelan. 2006. Op.cit, hal. 89

Page 44: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

30

cermat. Begitu pula dengan hakim, seorang hakim harus bersikap arif dan

bijaksana dalam menilai pembuktian, agar tidak terjadi anggapan bahwa

petunjuk itu merupakan pendapat pribadi maupun sangkaan atau rekaan

belaka. Peranan alat bukti petunjuk sebagai pemegang kunci dapat

tidaknya terdakwa dijatuhi hukuman tidak dapat diabaikan dari alat-alat

bukti lain, misalnya alat bukti keterangan ahli, alat bukti surat maupun

dengan alat bukti keterangan terdakwa. Oleh karena itu harus diperhatikan

pula aturan-aturan atau dasar hukum dari keterangan saksi seperti yang

tercantum dalam Pasal 185 KUHAP, yang dirumuskan sebagai berikut:

a) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan disidang pengadilan.

b) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwaterdakwa bersalah terhadap ketentuan yang didakwakan kepadanya.

c) Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) tidak berlakuapabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.

d) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatukejadian atau keaadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yangsah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan lainyasedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadianatau keadaan tertentu.

e) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiransaja, bukan merupakan keterangan saksi.

f) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harusdengan sungguh-sungguh memperhatikan:(1) Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lainnya;(2) Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;(3) Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi

keterangan yang tertentu;(4) Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada

umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itudipercaya.

g) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satudengan yang lainya tidak merupakan alat bukti, namun apabilaketerangan itu sesuai dengan keterangandari saksi yang disumpahdapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti yang sah yang lain.

Di dalam Pasal 187 KUHAP, juga diatur mengenai alat bukti surat

sebagai pendukung alat bukti petunjuk yang sudah ada, antara lain: ”Surat

Page 45: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

31

sebagaimana yang dimaksud Pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP, dibuat

atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah” adalah:

1) Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat bolehpejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yangmemuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar,dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelasdan tegas tentang keterangan itu;

2) Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undanganatau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai halyang termasuk dalamtata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkanbagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;

3) Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkeahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu hal atau sesuatukeadaan yang diminta secara resmi daripadanya;

4) Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isidari alat pembuktian yang lain.

Sedangkan mengenai keterangan terdakwa sebagai pendamping

alat bukti petunjuk diatur dalam Pasal 189 KUHAP, yang berbunyi antara

lain:

2) Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan dalam sidangtentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau iaalami sendiri

3) Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakanuntuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itudidukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hak yangdidakwakan kepadanya.

4) Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.5) Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia

bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya,melainkan harus disertai sebagai alat bukti yang lain.

Pengertian petunjuk diuraikan dalam KUHAP. Berdasarkan Pasal

188 ayat (1) KUHAP :

“Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karenapersesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupundengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadisuatu tindak pidana dan siapa pelakunya.”

Petunjuk merupakan pembuktian tidak langsung, karena hakim

dalam mengambil kesimpulan tentang pembuktian haruslah

Page 46: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

32

menghubungkan suatu alat bukti dengan alat bukti lainnya dan memilih

yang ada persesuaiannya satu sama lain. Syarat petunjuk sebagai suatu alat

bukti yang sah adalah:

1) Mempunyai persesuaian satu sama lain atas perbuatan yang terjadi;2) Keadaan-keadaan perbuatan itu berhubungan satu sama lain dengan

kejahatan yang terjadi;3) Berdasarkan pengamatan hakim baik dari keterangan terdakwa

maupun saksi dipersidangan.36

Menurut Pasal 188 ayat (2) KUHAP, petunjuk hanya dapat

diperoleh dari tiga sumber, yaitu dari keterangan saksi, surat, dan

keteranan terdakwa. Tidak ada penjelasan lebih lanjut bagaimana cara

memperoleh petunjuk dari sumber tersebut. Pertanyaannya adalah apakah

keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa harus sebagai alat bukti

yang sah. Pada Pasal 184 KUHAP dinyatakan bahwa alat bukti yang sah

adalah : keterangan saksi, keterangan ahli, surat, keterangan terdakwa.

Kemudian pada Pasal selanjutnya, yaitu Pasal 188 ayat (2) KUHAP

dinyatakan bahwa petunjuk hanya bisa diperoleh dari keterangan saksi,

surat, keterngan terdakwa.

Kekuatan pembuktian alat bukti petunjuk mempunyai sifat

pembuktian yang bebas. Hakim tidak terikat atas kebenaran persesuaian

yang diwujudkan oleh petunjuk, oleh karena itu hakim bebas menilai dan

mempergunakannya sebagai upaya pembuktian. Pengertian dari

“mempunyai nilai kekuatan pembuktian bebas” adalah bahwa dalam alat

bukti tersebut tidak melekat nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan

menentukan. Kekuatan pembuktiannya tergantung atau terserah kepada

36 Ramelan. 2006. Op.cit, hal. 90

Page 47: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

33

penilaian hakim. Hakim bebas menilai dan tidak terikat kepada alat bukti

tersebut.

D. Pencurian

1. Pengertian

Kata Pencurian berasal dari kata dasar yang mendapat awalan

me- dan akhiran-an. Menurut Poerwardarminta:

“Pencuri berasal dari kata dasar curi yang berarti sembunyi-sembunyi atau diam-diam dan pencuri adalah orang yangmelakukan kejahatan pencurian. Dengan demikian pengertianpencurian adalah orang yang mengambil milik orang lainsecara sembunyi-sembunyi atau diam-diam dengan jalan yangtidak sah.”37

Pengertian pencurian dalam rumusan Pasal 362 KUHPidana

adalah sebagai berikut:

“Barang siapa mengambil suatu barang, yang seluruhnya atausebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud memilikinyasecara melawan hukum, diancam karena pencurian denganpidana penjara paling lama lima tahun atau pidana dendapaling banyak sembilan ratus rupiah.”38

Pencurian termasuk kejahatan terhadap harta benda yang diatur

dalam Pasal 362 sampai dengan Pasal 367 KUHPidana. Adapun jenis-

jenis pencurian yang diatur dalam KUHPidana adalah sebagai berikut:

1) Pasal 362 KUHPidana adalah delik pencurian biasa.

2) Pasal 363 KUHPidana adalah delik pencurian berkualitas

atau dengan pemberatan.

3) Pasal 364 KUHPidana adalah delik pencurian ringan.

37 Poerwadarminta, WJS, 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,Jakarta, hal. 217

38 Solahuddin, 2008, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Acara Pidana &Perdata, Visimedia, Jakarta. Hal.86

Page 48: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

34

4) Pasal 365 KUHPidana adalah delik pencurian dengan

kekerasan atau ancaman kekerasan.

5) Pasal 367 KUHPidana adalah delik pencurian dalam

kalangan keluarga.

Pasal 362 KUHPidana merupakan pokok delik pencurian,

sebab semua unsur dari delik pencurian tersebut di atas dirumuskan

secara tegas dan jelas, sedangkan pada Pasal-Pasal KUHPidana lainnya

tidak disebutkan lagi unsur tindak pidana atau delik pencurian akan

tetapi cukup disebutkan lagi nama kejahatan pencurian tersebut disertai

dengan unsur pemberatan dan keringanan.

Delik pencurian adalah delik yang paling umum, tercantum di

dalam semua KUHPidana di dunia, disebut delik netral karena terjadi

dan diatur oleh semua negara termasuk Indonesia.

Jenis tindak pidana pencurian merupakan jenis tindak pidana

yang terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia, oleh karenanya

menjadi sangat logis apabila jenis tindak pidana ini menempati urutan

teratas di antara tindak pidana terhadap harta kekayaan yang lain. Hal

ini dapat dilihat dari banyaknya terdakwa/tertuduh dalam tindak pidana

pencurian yang diajukan ke sidang pengadilan.

Unsur-unsur tindak pidana pencurian yang dirumuskan dalam

Pasal 362 KUHPidana adalah sebagai berikut:39

1) Perbuatan mengambil;2) Yang diambil harus sesuatu barang;3) Barang itu harus seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang

lain;

39 Soesilo, R, 1995, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta komentar-komentarnya, Politea, Bogor. Hal.249

Page 49: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

35

4) Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untukdimiliki;

5) Secara melawan hukum;

Ad. 1. Mengambil

Unsur yang pertama yaitu unsur mengambil, menurut Soesilo

mengambil untuk dikuasai maksudnya waktu mencuri barang itu,

barang tersebut belum berada dalam kekuasaannya, apabila waktu

mengambil barang dan barang sudah berada dalam kekuasaannya

maka kasus tersebut bukanlah ke dalam pencurian tetapi

penggelapan.40

Pengambilan (pencurian) itu sudah dapat dikatakan selesai

apabila barang tersebut sudah pindah tempat. Bila orang baru

memegang saja barang itu dan belum berpindah tempat maka orang itu

belum dikatakan mencuri, akan tetapi ia baru mencoba mencuri.

Unsur mengambil ini mempunyai banyak penafsiran sesuai

dengan perkembangan masyarakat. Mengambil semula diartikan

dengan memindahkan barang dari tempatnya semula ke tempat yang

lain, hal ini berarti membawa barang tersebut di bawah kekuasaan

nyata atau barang tersebut berada di luar kekuasaan pemiliknya.

Menurut Koster Henker dengan mengambil saja belum merupakan

pencurian, karena harus seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang

lain, dan pengambilan tersebut harus dengan maksud untuk

memilikinya bertentangan dengan hak pemilik. Pengertian mengambil

dalam bahasa Indonesia lebih tepat jika dibandingkan dengan

40 Ibid.hal. 250

Page 50: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

36

pengertian menurut hukum atau Pasal 362 KUHPidana. Mengambil

dalam pengertian bahasa Indonesia atau bahasa sehari-hari adalah

tindakan atau perbuatan aktif memindahkan barang dari suatu tempat

ke tempat lain, dari suatu penguasaan ke penguasaan yang lain

mengambil barang tersebut, sedangkan pengertian mengambil menurut

rumusan hukum mencakup pengertian luas, yakni baik yang termasuk

dalam pengertian sehari-hari atau bahasa Indonesia juga termasuk

mengambil yang dilakukan dengan jalur memindahkan, misalnya:41

1) Seseorang mengalihkan strom listrik/aliran listrik.2) Seseorang mengendarai sepeda motor orang lain dan tidak

mengembalikannya.

Menurut Sianturi yang dimaksud dengan pengambilan dalam

penerapan Pasal 362 KUHPidana:

“Memindahkan kekuasaan nyata terhadap suatu barang kedalam penguasaan nyata sendiri dari penguasaan nyata oranglain. Pada pengertian ini tersirat pada terjadinya penghapusanatau peniadaan penguasaan nyata orang lain tersebut, namundalam rangka penerapan. Pasal ini tidak diisyaratkan untukdibuktikan.”42

Sianturi juga mengatakan bahwa mengenai cara

mengambil/pengambilan atau memindahkan kekuasaan tersebut,

sebagai garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Memindahkan suatu barang dari tempatnya semula ketempat lain, dengan berpindahnya barang tersebut sekaligusjuga berpindah kekuasaan nyata terhadap barang tersebut.

2) Menyalurkan barang itu melalui suatu alat penyalur, dalamhal ini karena sifat barang itu sedemikian rupa tidak selaludapat dipisahkan dari yang dipisahkan.

41 Andi Hamzah, 2010, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten) di dalam KUHP,Sinar Grafika, Jakarta, hal. 101

42 Sianturi, R, 1983, Tindak Pidana KUHP Berikut Uraiannya, Alumni, Jakarta, hal.592

Page 51: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

37

3) Pelaku hanya sekedar memegang atau menunggui suatubarang saja, tetapi juga dengan ucapan atau gerakanmengisyaratkan bahwa barang tersebut kepunyaannya atausetidak-tidaknya orang menyangka demikian, dalam hal inibarang tersebut sama sekali tidak dipindahkan.

Pada cara pengambilan ketiga tersebut di atas, si pelaku harus

menyadari atau menyangka bahwa barang tersebut adalah milik orang

lain sebagian atau seluruhnya, misalnya di sebuah pasar si A berdiri di

dekat jualan si B, karena suatu keperluan si B meninggalkan jualannya.

Setelah kepergian si B, si C datang dan membeli sesuatu barang dari si

A karena menyangka si A adalah pemiliknya. Akan tetapi menurut

Andi Hamzah,43

“ jika orang mencuri dengan maksud untuk memberikan kepadaorang lain maka tetap merupakan delik pencurian. Karena padadelik pencurian, pada saat pengambilan barang yang dicuriitulah terjadinya delik, dikarenakan pada saat itulah barangberada di bawah kekuasaan si pembuat”.

Ad. 2. Sesuatu Barang

Unsur yang kedua sesuatu barang, Soesilo memberikan

pengertian tentang sesuatu barang yang dapat menjadi obyek

pencurian, yaitu:

“Sesuatu barang adalah segala sesuatu yang berwujud termasukpula binatang (manusia tidak masuk). Misalnya uang, baju,kalung dan sebagainya, dalam pengertian barang termasuk puladaya listrik dan gas. Meskipun barang tersebut tidak berwujud,akan tetapi dialirkan ke kawat atau pipa oleh karena itumengambil beberapa helai rambut wanita (untuk kenang-kenangan) tidak dengan izin wanita tersebut adalah juga

43 Andi Hamzah ,loc.cit. hal. 101-102

Page 52: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

38

termasuk pencurian meskipun beberapa helai rambut tidak adaharganya.”44

Menurut ketentuan Pasal 499 Kitab Undang-undang Hukum

Perdata yang dimaksud dengan barang adalah tiap benda dan tiap hak

yang dapat menjadi objek dari hak milik.45

Jadi di dalam undang-undang tidak ada penggarisan batasan

tentang barang yang menjadi objek pencurian, dalam hal ini baik

barang bergerak, tidak bergerak/berwujud sebenarnya dapat menjadi

objek pencurian.

Sianturi memberikan pengertian sesuatu barang yang dapat

menjadi objek pencurian yaitu:

“Yang dimaksud dengan sesuatu barang dengan delikpencurian pada dasarnya adalah setiap benda bergerak yangmempunyai nilai ekonomis. Menurut Sianturi, pengertian inimemang wajar, karena jika tidak ada nilai ekonomisnya sulitditerima dengan akal bahwa seseorang akan membentukkehendaknya mengambil sesuatu itu sedang diketahuinyabahwa yang akan diambilnya tidak mempunyai nilai ekonomis.Untuk itu dia ketahui pula bahwa tindakan itu bersifat melawanhukum. Pengertian ini diperkuat pula oleh Pasal 364KUHPidana yang menentukan nilai ekonomisnya maksimumdua ratus lima puluh rupiah.”46

Dari kedua pendapat di atas diketahui bahwa untuk

menentukan sesuatu barang yang dapat menjadi objek pencurian

terlebih dahulu harus dilihat apakah barang itu berguna atau tidak.

Dalam hal ini barang itu tidak selalu diisyaratkan mempunyai nilai

ekonomis, akan tetapi cukup bila barang itu mempunyai manfaat atau

dihargai oleh pemiliknya.

44 Soesilo,1995. loc.cit, hal. 25045 Solahuddin, 2008. loc.cit. hal. 33446 Sianturi, 1983, loc.cit. hal. 593)

Page 53: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

39

Ad. 3. Sebagian atau Seluruhnya Milik Orang Lain

Unsur yang ketiga sebagian atau seluruhnya milik orang lain,

pengertiannya adalah barang tersebut tidak perlu kepunyaan orang lain

sepenuhnya, akan tetapi cukup bila barang tersebut sebagian

kepunyaan orang lain dan sebagian lagi milik pelaku sendiri. Misalnya,

A dan B bersama-sama atau secara patungan membeli sebuah sepeda

motor, maka sepeda motor tersebut milik bersama A dan B. Akan

tetapi jika A mengambil sepeda motor tersebut tanpa sepengetahuan si

B, dalam kasus ini masuk pengertian unsur delik pencurian.

Melihat uraian di atas, maka syarat untuk dipenuhinya unsur

dalam Pasal 362 KUHPidana tersebut adalah barang tersebut haruslah

barang milik orang lain sebagian atau seluruhnya. Hal ini berarti atas

barang tersebut sekurang-kurangnya dimiliki 1 orang, 2 orang atau

lebih.

Ad. 4. Dengan Maksud Memiliki

Unsur yang keempat yaitu dengan maksud hendak memiliki.

Unsur ini merupakan unsur batin atau subyektif dari si pelaku. Unsur

memiliki adalah tujuan dari si pelaku yang tertanam dalam dirinya atau

niatnya. Oleh karena itu perbuatan mengambil barang orang lain tanpa

maksud untuk memiliki tidaklah dapat dipidana berdasarkan Pasal 362

KUHPidana.

Memiliki berarti merampas sesuatu barang dari kekuasaan

pemiliknya, agar barang tersebut ditempatkan dalam kekuasaannya

Page 54: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

40

dengan bertindak sebagaimana halnya dengan pemiliknya. Pengertian

hendak memiliki menurut Noyon-Lengenmeyer adalah:47

“Menjelaskan suatu perbuatan tertentu, suatu niat untuk

memanfaatkan suatu barang menurut kehendak sendiri.”

Selanjutnya menurut pedoman dan penggarisan Yurisprudensi

Indonesia (melalui Pustaka Mahkamah Agung RI), pengertian

memiliki ialah menguasai sesuatu barang yang bertentangan dengan

sifat, hak atas barang tersebut. Sehubungan dengan itu pula Wirjono

Prodjodikoro mengemukakan pendapatnya bahwa:48

“Pengertian memiliki adalah berbuat sesuatu dengan sesuatu

barang seolah-olah pemilik barang itu dengan perbuatan-

perbuatan tertentu itu si pelaku melanggar hukum.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelaku atau pembuat harus sadar dan mengetahui bahwa barang-barang

yang diambilnya adalah milik orang lain. Dengan kata lain hendak

memiliki adalah terwujud dalam kehendak dengan tujuan utama dari si

pelaku adalah memiliki barang tersebut secara melawan hukum.

Ad. 5. Melawan Hukum

Unsur yang terakhir adalah unsur melawan hukum, pengertian

melawan hukum sering digunakan dalam undang-undang dengan

istilah perbuatan yang bertentangan dengan hak atau melawan hak.

Sesuai dengan penjelasan di dalam KUHPidana, melawan hak

47Wirjono Prodjodikoro, 2010, Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, PT. RafikaAdiatma, Bandung, hal.17

48 Ibid.

Page 55: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

41

diartikan bahwa setiap perbuatan yang pada dasarnya bertentangan

dengan suatu undang-undang atau ketentuan hukum yang berlaku.

Sehubungan dengan unsur melawan hukum, Andi Zainal

Abidin Farid mengemukakan bahwa:49

“Niat adalah sengaja tingkat pertama, niat disini karenadihubungkan dengan sifat melawan hukumnya dan tidakdiantarai dengan kata-kata maka termaksud melawan hukumobjektif, bila si pembuat tidak mengetahui bahwa barangtersebut kepunyaan orang lain, maka tidaklah termasukpencurian.”

Pada bagian lain Djoko Prakoso mengemukakan bahwa:50

“Sifat melawan hukumnya perbuatan tidak dinyatakan dalamhal-hal lahir, tetapi digantungkan pada niat orang yangmengambil barang itu. Kalau niat hatinya baik, misalnyabarang itu diambil untuk diberikan kepada pemiliknya, makaperbuatan itu tidak dilarang karena bukan pencurian.Sebaliknya jika niat hatinya itu jelek yaitu barang akandimiliki sendiri dengan mengacuhkan pemiliknya. Menuruthukum perbuatan itu dilarang, masuk ke dalam rumusanpencurian, sifat melawan hukumnya dari sifat batinnyaseseorang.”

Untuk menentukan ukuran apakah suatu perbuatan itu melawan

hukum atau tidak, ada dua pendapat yang bisa dijadikan pedoman

Djoko Prokoso yaitu:51

1) Pendapat yang berpendirian ajaran formil bahwa pengertianmelawan hukum adalah apabila suatu perbuatan telahmencocoki rumusan undang-undang yang menggariskanbahwa suatu perbuatan yang melanggar undang-undangdalam hal ini perbuatan melawan hukum.

2) Pendapat yang berpendirian ajaran materil bahwa perbuatanyang mencocoki rumusan undang-undang belum tentubersifat melawan hukum, sebab hukum bukan saja terdiridari undang-undang, tetapi secara materil perbuatan itu

49 Andi Zainal Abidin Farid, 2007, Hukum PidanaI, Sinar Grafika, Jakarta.hal. 12650Djoko Prakoso, 1988, Hukum Penitensier Di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hal.

10351 Ibid. hal. 118

Page 56: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

42

tidak bertentangan dengan kehendak masyarakat, makaperbuatan itu tidaklah melawan hukum.

Menurut Wirjono Prodjodikoro52 diantara unsur memiliki

barang dengan unsur melawan hukum sebenarnya ada kontradiksi.

Yang dikemukakannya sebagai berikut:

“Sebenarnya antara unsur memiliki barang dengan unsurmelawan hukum ada kontradiksi, sebab memiliki barang-barang berarti menjadikan dirinya sebagai pemilik. Dan untukmenjadi pemilik suatu barang harus menurut hukum. Setiappemilik barang adalah pemilik menurut hukum, makasebenarnya tidak mungkin orang memiliki barang orang laindengan melanggar hukum, karena kalau hukum dilanggar tidakmungkin orang tersebut menjadi pemilik barang.”

Dari berbagai uraian di atas, telah nampak perbedaan

dikalangan para ahli hukum mengenai pengertian unsur-unsur yang

terkandung dalam KUHPidana. Akan tetapi pada dasarnya mereka

mempunyai maksud yang sama yaitu ke arah penentuan terjadinya

delik pencurian.

2. Unsur-Unsur Pencurian

Dengan mengetahui delik pencurian dan unsur-unsur Pasal 362

KUHPidana, maka dengan sendirinya telah diketahui unsur-unsur

pokok dari berbagai jenis kejahatan pencurian di dalam KUHPidana.

Sebagaimana yang akan penulis uraikan di bawah ini tentang kejahatan

pencurian yang tercakup mulai dari Pasal 362 KUHPidana sampai

dengan Pasal 367 KUHPidana sebagai berikut:

a. Pencurian Biasa

Pencurian biasa ini perumusannya diatur dalam Pasal 362

KUHPidana yang menyatakan:

52 Wirjono Prodjodikoro, 2010. Loc.cit. hal 17

Page 57: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

43

“Barang siapa mengambil sesuatu barang, yang seluruhnyaatau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimilikisecara melawan hukum, diancam karena pencurian, denganpidana penjara paling lama lima tahun atau denda palingbanyak sembilan ratus rupiah.”

Berdasarkan rumusan Pasal 362 KUHPidana di atas, maka

unsur-unsur tindak pidana pencurian (biasa) dapat dibedakan

secara objektif dan subjektif. Yaitu sebagai berikut:

1) Unsur objektif, yang meliputi unsur-unsur:a) Mengambilb) Suatu barangc) Yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain

2) Unsur subjektif, yang meliputi unsur-unsur:a) Dengan maksudb) Untuk memiliki barang/benda tersebut untuk dirinya sendiric) Secara melawan hukum

Agar seseorang dapat dinyatakan terbukti telah melakukan

tindak pidana pencurian, orang tersebut harus terbukti telah

memenuhi semua unsur dari tindak pidana pencurian yang terdapat

di dalam rumusan Pasal 362 KUHPidana.

b. Pencurian Dengan Pemberatan

Istilah “pencurian dengan pemberatan” biasanya secara

doktrinal disebut sebagai “pencurian yang dikualifikasikan”.

Pencurian yang dikualifikasikan ini merujuk pada suatu pencurian

yang dilakukan dengan cara-cara tertentu atau dalam keadaan

tertentu, sehingga bersifat lebih berat dan karenanya diancam

dengan pidana yang lebih berat pula dari pencurian biasa.

Pencurian dengan pemberatan atau pencurian yang

dikualifikasikan diatur dalam Pasal 363 dan 365 KUHPidana. Oleh

karena pencurian yang dikualifikasikan tersebut merupakan

Page 58: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

44

pencurian yang dilakukan dengan cara-cara tertentu dan dalam

keadaan tertentu yang bersifat memberatkan, maka pembuktian

terhadap unsur-unsur tindak pidana pencurian dengan pemberatan

harus diawali dengan membuktikan pencurian dalam bentuk

pokoknya. Unsur-unsur tindak pidana pencurian dengan

pemberatan dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) Pencurian dengan pemberatan yang diatur dalam Pasal 363

KUHPidana. Pencurian yang diatur dalam Pasal 363

KUHPidana dirumuskan sebagai berikut:53

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuhtahun:

a. Ke-1 pencurian ternak.b. Ke-2 pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan,

banjir, gempa bumi atau gempa laut, gunungmeletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaankereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahayaperang .

c. Ke-3 pencurian di waktu malam dalam sebuahrumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya,dilakukan oleh orang yang ada di situ yang tidakdiketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak.

d. Ke-4 pencurian yang dilakukan oleh dua orang ataulebih secara bersama-sama.

e. Ke-5 pencurian yang untuk masuk ke tempatmelakukan kejahatan, atau untuk sampai padabarang yang diambilnya, dilakukan denganmembongkar, merusak atau memanjat atau denganmemakai anak kunci palsu, perintah palsu ataupakaian jabatan (seragam) palsu.

(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam ke-3 disertaidengan salah satu tersebut ke-4 dan ke-5, makadikenakan pidana paling lama Sembilan tahun.

2) Pencurian dengan pemberatan yang diatur dalam Pasal365KUHPidana. Pencurian dengan pemberatan kedua adalahpencurian yang diatur dalam Pasal 365 KUHPidana. Jenispencurian ini lazim disebut dengan istilah “pencurian dengankekerasan” atau popular dengan istilah “curas”.

53 Soesilo, loc.cit. 1995. Hal. 251

Page 59: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

45

Adapun yang menjadi unsur-unsur dalam Pasal 365

KUHPidana ini adalah sebagai berikut:54

(1)Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilantahun, pencurian yang didahului, disertai atau diikutidengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadaporang, dengan maksud untuk mempersiapkan ataumempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkaptangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiriatau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barangyang dicurinya.

(2) Diancam dengan pidana paling lama dua belas tahun:(a) Ke-1 jika perbuatan dilakukan pada waktu malam

dalam sebuah rumah atau perkarangan tertutupyang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalamkereta api atau trem yang sedang berjalan.

(b) Ke-2 jika perbuatan dilakukan oleh dua orang ataulebih secara bersama-sama.

(c) Ke-3 jika masuknya ke tempat melakukankejahatan dengan membongkar, merusak, ataumemanjat atau memakai anak kunci palsu,perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

(d) Ke-4 jika perbuatan mengakibatkan luka-lukaberat.

(3)Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakanpidana penjara paling lama lima belas tahun .

(4)Diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidupatau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun,jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau mati dandilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan disertai oleh salah satu hal yangditerangkan dalam ayat (2) ke-1 dan ke-3.

c. Pencurian Ringan

Pencurian ringan adalah pencurian yang memiliki unsur-

unsur dari pencurian di dalam bentuknya yang pokok, yang karena

ditambah dengan unsur-unsur lain (yang meringankan), ancaman

pidananya menjadi diperingan.

54 Soesilo, loc.cit. 1995. Hal. 253

Page 60: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

46

Pencurian ringan di dalam KUHPidana diatur dalam

ketentuan Pasal 364, jika nilai barang yang dicuri tidak lebih dari

dua ratus lima puluh rupiah, yang berarti menurut Andi Hamzah55

Pasal ini adalah Pasal tidur, dikatakan tidur karena menunggu

adanya undang-undang yang mengubahnya menjadi sesuai dengan

nilai rupiah sekarang.

Termasuk dalam pengertian pencurian ringan ini adalah

pencurian dalam keluarga (Pasal 367 KUHPidana), pencurian

termasuk pembantuan antarkeluarga, maksudnya antara suami dan

istri yang tidak terpisah meja dan tempat tidur tidak dapat

dilakukan penuntutan yang hanya akan menjadi delik aduan jika

terpisah meja dan tempat tidur antara mereka atau pencurian antara

keluarga (sedarah) sampai derajat kedua (misal antara saudara

kandung atau ipar). Rasio dimasukkannya pencurian keluarga ke

dalam pencurian ringan adalah oleh karena jenis pencurian dalam

keluarga ini merupakan delik aduan, dimana terhadap pelakunya

hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan. Dengan demikian,

berbeda dengan jenis pencurian biasa pada umumnya yang tidak

membutuhkan adanya pengaduan untuk penuntutannya.

55 Andi Hamzah, 2009, loc.cit. hal.:106

Page 61: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian yurudis normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk

mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum

positif, dengan pendekatan perundang- undangan (statute approach) yaitu

peneliti melihat hukum sebagi system tertutup yang mempunyai sifat sfiat

comprehensive, all-inclusive dan systematic.56

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian terhadap sinkronisasi hukum. Penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan sejauh mana perundang- undangan tertentu serasi secara

vertikal atau mempunyai keserasian secara horizontal. Serasi secara

vertikal adalah keserasian peraturan perundangan berbeda derajat yang

mengatur bidang kehidupan tertentu. Serasi secara horizontal adalah

merupakan keserasian peraturan perundang- undangan sederajat mengenai

bidang yang sama.

C. Sumber Data

Mengingat penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif,

maka data pokok yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder

56 Jony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Noematif, Bayu Media,Malang, 2008, hal. 294.

Page 62: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

48

merupakan data yang berasal dari bahan hukum primer yaitu bahan -

bahan hukum yang mengikat berupa peraturan perundang - undangan yang

berlaku dan bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer misalnya rancangan undang - undang, hasil

penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.

D. Metode Pengumpulan Data

Bahan hukum yang diperoleh dengan cara melakukan inventarisasi

peraturan undang-undang yakni, dalam penelitian ini peneliti hanya

menggunakan data sekunder dan metode yang digunakan untuk proses

pengumpulan data ialah dengan studi kepustakaan, internet browsing,

telaah artikel ilmiah, telaah karya ilmiah sarjana, dan studi dokumen,

termasuk di dalamnya karya tulis ilmiah maupun jurnal surat kabar dan

dokumen resmi lainya yang relevan dengan masalah yang diteliti

kemudian diidentifikasi dan dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh.

E. Metode Penyajian Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk uraian-uraian yang tersusun

secara sistematis, artinya data sekunder yang diperoleh akan dihubungkan

satu dengan yang lain disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti,

sehingga secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

F. Metode Analisa Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh, akan digunakan metode

secara normatif kualitatif yaitu pembahasan dan penjabaran data hasil

Page 63: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

49

penelitian yang mendasarkan pada norma atau kaidah - kaidah hukum

secara doktrin – doktrin yang relevan dengan permasalahan.

Page 64: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pengadilan Negeri

Banyumas terhadap perkara Nomor: 83 /Pid.B/2012/PN.Bi. mengenai tindak

pidana tindak pidana pencurian hewan ternak diperoleh data sebagai berikut :

1. Duduk Perkara

Terdakwa EP pada hari Rabu tanggal 29 Februari 2012 di dukuh

Catur RT 01/Rw 01 Desa Catur Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali

mengambil 1 (satu) ekor kambing betina berbulu warna coklat keputihan

dalam dalam sebuah kandang kambing milik saksi SHM.

Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara terdakwa

mensurvei terlebih dahulu tempat atau kandang kambing yang akan

terdakwa ambil pada siang hari. Kemudian pada malam harinya terdakwa

berangkat dari rumah kontrakannya dengan mengendarai sepeda motor

dengan membawa bronjong dan kampak yang akan dipergunakan untuk

mengambil kambing. Selanjutnya terdakwa langsung masuk kedalam

kandang kambing kemudian pencurian tersebut dengan cara terdakwa

melepas tali utas kambing yang terikat di kandang yaitu 1 (satu) ekor

kambing betina berbulu warna coklat keputihan, setelah berhasil terlepas

terdakwa membopong kambing tersebut keluar dari kandang, akan tetapi

pemilik kambing mengetahui dan memergoki perbuatan yang dilakukan

oleh terdakwa kemudian pemilik berteriak dan seketika terdakwa terkejut

dan langsung melepaskan kambing yang dibopongnya dan lalu lari keluar

Page 65: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

51

dari kandang kambing. Kemudian terdakwa mencoba lari tetapi berhasil

ditangkap warga masyarakat dan di bawa ke Polsek setempat.

2. Dakwaan

Kesatu

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

menurut Pasal 363 ayat ke-1 dan ke-3 KUHPidana tentang “Pencurian

dengan Pemberatan”, yang menyebutkan bahwa :

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:

a. Ke-1 pencurian ternak.b. Ke-3 pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang ada rumahnya, dilakukan olehorang yang ada di situ yang tidak diketahui atau tidakdikehendaki oleh yang berhak.

Kedua

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 53 ayat (1) jo Pasal 363 ayat (1) ke-1 dan ke-3 KUHPidana tentang

“Percobaan Pencurian dengan Pemberatan”.

Pasal 53 ayat (1) KUHP, menjelaskan bahwa: “Mencobamelakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dariadanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaanitu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.”

Ayat di atas menerangkan bahwa meskipun kejahatan tersebut

belum terselesaikan, namun pelaksanaannya telah dilakukan dan niat

sebelumnya telah terrealisasikan. Sehingga, patut rasanya bila percobaan

terhadap kejahatan dipidana.

Page 66: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

52

3. Pembuktian

a. Keterangan saksi-Saksi

1) Saksi SHM

Pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 WIB

saksi memergoki terdakwa menarik kambing milik saksi

sehingga saksi berteriak maling-maling dan kambing dilepaskan

dan terdakwa lari kejalan raya menuju ke tempat sepeda motor

milik terdakwa untuk menghidupkan mesin motor tetapi tidak

berhasil, sehingga ditangkap oleh saksi dan warga.

2) Saksi M:

Saksi mengetahui peristiwa tersebut awalnya saksi sedang

tidur dan mendengar saksi korban berteriak maling-maling,

kemudian saksi keluar rumah dan melihat terdakwa sedang

menghidupkan mesin motor lalu saksi diberitahu oleh saksi

korban bahwa terdakwa mau mengambil kambing betina milik

saksi korban. Mengetahui hal tersebut saksi berusaha

menangkap terdakwa dibantu warga lain.

3) Saksi S :

Bahwa saksi mengetahui peristiwa tersebut awalnya saksi

sedang tidur dan mendengar saksi korban berteriak maling-

maling, kemudian saksi keluar rumah dan melihat terdakwa

sedang menghidupkan mesin motor lalu saksi diberitahu oleh

saksi korban bahwa terdakwa mau mengambil kambing betina

milik saksi korban. Mengetahui hal tersebut saksi berusaha

menangkap terdakwa dibantu warga lain.

Page 67: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

53

4) Saksi W

Bahwa saksi mengetahui peristiwa tersebut awalnya saksi

sedang tidur dan mendengar saksi korban berteriak maling-

maling, kemudian saksi keluar rumah dan melihat terdakwa

sedang menghidupkan mesin motor lalu saksi diberitahu oleh

saksi korban bahwa terdakwa mau mengambil kambing betina

milik saksi korban. Mengetahui hal tersebut saksi berusaha

menangkap terdakwa dibantu warga lain

b. Barang Bukti

Barang bukti surat yang diajukan dalam persidangan berupa :

1) 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915 N;

2) 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjongwarna hijau;

3) 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contoh bulu dari 1

(satu) ekor kambing bulu putih kecoklatan;

c. Keterangan Terdakwa

Bahwa pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00

WIB bertempat di dalam kandang kambing di Desa Catur Kec.

Sambi Kab. Boyolali terdakwa berniat mengambil satu ekor kambing

betina milik saksi SHM. Awalnya terdakwa berangkat dari rumah

kontrakan dengan mengendarai sepeda motor Honda Star Nopol

AD2915 N dengan membawa bronjong, satu buah kapak dengan

tujuan mengambil satu ekor kambing di Desa Catur Kec. Sambi Kab.

Boyolali. Sesampai di lokasi terdakwa memarkir motornya di tepi

jalan kampung yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat kandang

kambing, selanjutnya terdakwa berjalan kaki menuju kandang,

Page 68: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

54

kemudian terdakwa melepaskan tali yang mengikat kambing tersebut

selanjutnya terdakwa mengangkat kambing tersebut untuk dibawa

keluar kandang akan tetapi pemilik kambing mengetahuinya dan

berteriak maling-maling sehingga terdakwa melepaskan kambing

tersebut dan lari menuju ke motor yang diparkir oleh terdakkwa.

Pada saat terdakwa hendak menghidupkan mesin motor terdakwa

kesulitan menghidupkannya sehingga akhirnya terdakwa ditangkap

oleh warga masyarakat.

4. Tuntutan Jaksa

Agar Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara

tersebut untuk memutuskan sebagai berikut:

a. Menyatakan Terdakwa EP bersalah melakukan tindak pidana

percobaan pencurian dengan pemberatan sebagaimana diatur dalam

Pasal 53ayat (1) jo Pasal 363 ayat (1) ke-1dan ke (3) KUHP dalam

surat dakwaan kedua.

b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa EP dengan pidana penjara

selama 1 (satu) tahun dikurangi selama terdakwa ditahan.

c. Menyatakan barang bukti berupa :

1) 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915 N

dikembalikan kepada terdakwa.

2) 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjong warna hijau

dirampas untuk dimusnahkan.

Page 69: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

55

3) 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contohbulu dari 1

(satu) ekor kambing bulu putih kecoklatan dikembalikan

kepada saksi SHM.

d. Membebankan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp

2.000,00 (dua ribu rupiah).

5. Putusan Pengadilan

a. Pertimbangan Putusan Hakim

Menimbang bahwa terdakwa telah didakwa oleh Penuntut

Umum dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, yaitu Pasal 363

ayat ke-1 dan ke-3 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan,

dan Majelis Hakim mempertimbangkan dakwaan yang mendekati

dengan pembuktian yaitu Pasal 53 ayat (1) jo Pasal 363 ayat (1) ke-1

dan ke-3 KUHP tentang Percobaan Pencurian dengan Pemberatan

yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

a. Barangsiapa

b. Mengambil Sesuatu Barang yang Seluruhnya atau Sebagian

Kepunyaan Orang Lain Dengan Maksud Untuk Dikuasai secara

Melawan Hukum

c. Pencurian Ternak

d. Diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup

yang ada rumahnya yang dilakukan oleh orang yang adanya disitu

tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak.

Hal-hal yang memberatkan:

Perbuatan Terdakwa sangat meresahkan masyarakat

Page 70: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

56

Hal-Hal yang meringankan:

1) Terdakwa belum pernah dihukum;

2) Terdakwa mengakui perbuatannya dan berjanji tidak akan

mengulangi perbuatannya.;

3) Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;

4) Terdakwa belum menikmati hasil perbuatannya;

Menimbang bahwa barang bukti yang diajukan di persidangan

telah dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan telah diakui

kepemilikannya, sehingga barang bukti lebih lanjut akan ditentukan

statusnya didalam diktum putusan berupa:

1) (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915 N

dikembalikan kepada terdakwa.

2) 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjong warna hijau

dirampas untuk dimusnahkan.

3) 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contohbulu dari 1

(satu) ekor kambing bulu putih kecoklatan dikembalikan

kepada saksi SHM.

Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 222 KUHAP,

terdakwa dibebankan untuk membayar biaya perkara yang besarnya

ditentukan dalam amar putusan;

Mengingat ketentuan Pasal 363 ayat ke-1 dan ke-3 KUHP

tentang Pencurian dengan Pemberatan, Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang KUHAP, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

Page 71: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

57

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia serta peraturan-

peraturan lain yang berkaitan;

b. Amar Putusan Hakim

1) Menyatakan terdakwa EP telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pencurian

Dalam Keadaan Memberatkan”;

2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu

dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan;

3) Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah

dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari Pidana yang

dijatuhkan ;

4) Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan;

5) Menetapkan barang bukti berupa:

a) (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915 N

dikembalikan kepada terdakwa.

b) 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjong warna hijau

dirampas untuk dimusnahkan.

c) 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contoh bulu dari 1

(satu) ekor kambing bulu putih kecoklatan dikembalikan

kepada saksi SHM.

Dirampas dan dimusnahkan

6) Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah);

Page 72: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

58

B. Pembahasan

1. Peranan barang bukti sampel bulu kambing dalam Putusan Nomor: 83

/Pid.B/2012/PN.Bi.

Dalam Putusan Nomor: 83/Pid.B/2012/PN.Bi., hakim menyatakan

adanya barang bukti yakni bulu dari 1 (satu) ekor kambing bulu putih

kecoklatan dalam tindak pidana pencurian dengan pemberatan.

Untuk membuktikan perbuatan yang didakwakan kepada seorang

terdakwa dan untuk mendapatkan kebenaran materiil yang akan

membawa hakim pada suatu keyakinan bahwa terdakwa benar-benar

bersalah, pengadilan melakukan pemeriksaan yang dikenal dengan nama

pembuktian. Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana telah mengatur mengenai alat-alat bukti yang diakui sah di dalam

persidangan, yaitu berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat,

petunjuk, dan keterangan terdakwa.

Selain itu, untuk kepentingan pembuktian, keberadaan benda-benda

yang ada kaitannya dengan suatu tindak pidana juga sangat diperlukan.

Benda-benda dimaksud dikenal dengan istilah “barang bukti.” Segala

barang bukti diperlihatkan oleh hakim ketua sidang kepada terdakwa

dengan menanyakan apakah terdakwa mengenali barang bukti tersebut

dan apabila diperlukan juga diperlihatkan kepada saksi, sesuai dengan

yang diatur dalam Pasal 181 ayat (1) dan (2) Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana.

Diperlihatkannya barang bukti tersebut untuk menjaga jangan

sampai barang bukti yang tidak ada sangkut pautnya dengan perkara

terdakwa dijadikan barang bukti, di samping kemungkinan tertukarnya

Page 73: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

59

barang bukti tersebut, sehingga jangan sampai barang yang dijadikan

barang bukti tidak dikenal oleh terdakwa/saksi.

Keberadaan sebuah barang bukti di persidangan tentu tidak akan

memberikan dampak apabila hanya dihadirkan di persidangan namun

tidak didukung dengan alat bukti seperti keterangan saksi, keterangan

ahli, ataupun keterangan terdakwa. Adanya sebuah barang bukti tidak

menjelaskan apa pun mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada

terdakwa. Misalkan sehelai bulu kambing dihadirkan ke dalam

persidangan, tentu saja tidak akan membuktikan apa-apa tanpa didukung

beberapa alat bukti lain yang diperiksa.

Keberadaan bulu kambing dalam Putusan No.

83/Pid.B/2012/PN.Bi dapat menjadi jelas, apabila didukung dengan alat

bukti lainnya seperti keterangan saksi (4 orang) yang mengenal bulu

kambing tersebut yang diambil oleh terdakwa EP dalam kasus pencurian

karena saksi tersebut melihat sendiri pada saat terdakwa melakukan

aksinya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa, kedudukan barang bukti

sesungguhnya sangat penting dalam suatu putusan pengadilan57, yaitu

dapat memberikan tambahan keyakinan kepada hakim yang kemudian

akan dijadikan dasar untuk memberikan Putusan terhadap tindak pidana

yang didakwakan terhadap terdakwa.

Istilah “barang bukti” ini sering juga disebut dalam bahasa Latin,

corpus delicti. Dalam kamus yang lain, terlebih dahulu diberikan definisi

tentang istilah corpus, salah satunya yaitu “A human or animal body atau

57 Richards Lokas, 2013. Barang Bukti dan Alat Bukti Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Lex Crimen. Vol II/No. 3/ Juli/2013, hal.49

Page 74: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

60

Tubuh manusia atau hewan. menunjukkan bahwa corpus delicti

merupakan fakta (fact) tentang dilakukannya kejahatan, di mana fakta ini

berupa bukti fisik (physical evidence). Dalam Bahasa Indonesia,

digunakannya istilah barang bukti sudah langsung menunjukkan bahwa

hal itu berupa suatu barang atau benda. Salah satu contoh barang bukti

dalam perkara pidana, yaitu: Barang yang merupakan hasil suatu tindak

pidana, misalnya dalam hal ini bulu kambing. Dengan demikian, barang

bukti merupakan bukti yang terkait amat erat berkenaan dengan

bersalahnya seorang terdakwa. Selain itu digunakannya istilah alat bukti

dalam Pasal 197 ayat (1) KUHAP, yang mencakup alat bukti dan barang

bukti, menunjukkan barang bukti memiliki kedudukan penting dalam

sistem pembuktian. Walaupun demikian, tidak disebutkannya istilah

barang bukti dalam Pasal 183 KUHAP tentang sistem pembuktian dan

tidak adanya ketentuan dalam KUHAP untuk perlakuan khusus terhadap

barang bukti, menimbulkan kesan bahwa barang bukti hanya sekedar

bukti tambahan terhadap alat bukti. 58

Dari aspek tidak adanya ketentuan dalam pasal-pasal KUHAP

tentang kedudukan suatu barang bukti, dapat berarti bahwa pembentuk

KUHAP memandang barang bukti sebagai suatu tambahan semata-mata

terhadap alat-alat bukti yang sah. Dengan kata lain, barang bukti (corpus

delicti) itu sendiri bukan merupakan suatu alat bukti, melainkan

merupakan bukti tambahan terhadap alat-alat bukti yang sah menurut

58Ibid, hal. 49-50

Page 75: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

61

KUHAP, yaitu sebagai bukti tambahan terhadap alat bukti keterangan

saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.59

2. Pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap tindak

pidana pencurian hewan ternak pada kasus Putusan Nomor : 83

/Pid.B/2012/PN.Bi.?

Tindak pidana pencurian yang digolongkan ke dalam kejahatan

terhadap harta sangat meresahkan masyarakat. Kasus pencurian ini dapat

menimbulkan dampak baik bagi korban atau pelaku pencurian sendiri.

Terhadap korban, dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya pencurian

yaitu antara lain kehilangan harta benda mereka. Selain itu dampak yang

ditimbulkan bagi korban yaitu menimbulkan trauma yang mendalam

karena hartanya telah dicuri. Sedangkan bagi pelaku pencurian sendiri,

dampak yang ditimbulkan akibat dari perbuatannya tersebut yaitu dapat

diancam pidana yang tersebut dalam buku ke-2 KUHP dan juga dapat

sanksi dari masyarakat yaitu berupa cemohan serta diasingkan dari

pergaulan.

Majelis Hakim menunjuk dakwaan yang menurut pandangan dan

penilaian yuridis memenuhi seluruh unsur tindak pidana Pasal yang

didakwakan. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di

persidangan, Majelis Hakim mempertimbangkan dakwaan pertama yaitu

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 363 ayat (1) ke-1,

dan ke-3 KUHP tentang "pencurian dengan pemberatan" yang berbunyi :

59 Ibid, hal. 51

Page 76: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

62

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:d) Ke-1 pencurian ternak.e) Ke-3 pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang ada rumahnya, dilakukan olehorang yang ada di situ yang tidak diketahui atau tidakdikehendaki oleh yang berhak.

Dimana Pasal tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

a. Unsur “ Barangsiapa” ;

b. Unsur “Mengambil Sesuatu Barang yang Seluruhnya atau Sebagian

Kepunyaan Orang Lain Dengan Maksud Untuk Dikuasai secara

Melawan Hukum”

c. Unsur “Pencurian ternak”

d. Unsur “Diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup

yang ada rumahnya yang dilakukan oleh orang yang adanya disitu

tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak”

Terdakwa disamping dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum dengan

Pasal 53 ayat (1) jo Pasal 363 ayat (1) ke-1 dan ke-3 KUHP juga dengan

Pasal 363 ayat (1) ke-1, dan ke-3 KUHP. Pasal 64 ayat 1 KUHP yaitu :

”Kalau antara beberapa perbuatan ada perhubungannya, meskipunperbuatan itu masing-masing telah merupakan kejahatan ataupelanggaran, sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatanyang berturut-turut, maka hanyalah satu ketentuan pidana saja yangdigunakan ialah ketentuan yang terberat pidana pokoknya”.

Dari unsur-unsur Pasal 363 ayat (1) ke-1, dan ke-3 KUHP tentang

pencurian hewan ternak yang terdapat dalam Putusan No. 83

/Pid.B/2012/PN.Bi. dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 77: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

63

a. Barangsiapa

Yang dimaksud “barangsiapa“adalah menunjuk subyek Hukum

atau manusia yang mempunyai hak dan kewajiban serta dapat

mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya didepan hukum.

Didepan persidangan Penuntut Umum telah menghadapkan

Terdakwa EP, Terdakwa tersebut setelah identitasnya dibacakan

dipersidangan ternyata cocok dan sesuai dengan nama yang

disebutkan dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum tersebut, serta dari

hasil pengamatan Majelis Hakim dipersidangan terdakwa adalah

orang yang sehat jasmani dan rohani sehingga dalam perkara ini

dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya tersebut ;

Berdasarkan uraian pertimbangan diatas maka Majelis Hakim

berpendapat unsur “Barangsiapa“ telah terpenuhi.

b. Mengambil Sesuatu Barang yang Seluruhnya atau Sebagian

Kepunyaan Orang Lain Dengan Maksud Untuk Dikuasai secara

Melawan Hukum

Yang dimaksud dengan mengambil adalah setiap perbuatan

untuk membawa sesuatu benda di bawah kekuasaannya yang nyata

dan mutlak. Pelaku telah memiliki maksud, kemudian dilanjutkan

dengan mulai melaksanakan maksudnya tersebut, misalnya dengan

mengulurkan tangannya ke arah benda yang diinginkan, kemudian

mengambil benda tersebut dari tempatnya semula ;

Yang dimaksud dengan barang adalah setiap benda baik itu

merupakan benda berwujud maupun benda tidak berwujud dan

sampai batas-batas tertentu termasuk juga benda yang tergolong res

Page 78: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

64

nullius atau benda-benda yang tidak ada pemiliknya yang memiliki

nilai ekonomis atau sekurang-kurangnya bernilai lebih dari Rp. 250,-

(dua ratus lima puluh rupiah) ;

Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan dari

keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa bahwa pada hari

Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 WIB bertempat di dalam

kandang kambingdi Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali terdakwa

mengambil satuekor kambing betina milik saksi SHM;

Awalnya terdakwa berangkat dari rumah kontrakan dengan

mengendarai sepeda motor Honda Star Nopol AD2915 N dengan

membawa bronjong, satu buah kapak dengan tujuan mengambil satu

ekor kambing di Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali. Sesampai di

lokasi terdakwa memarkir motornya di tepi jalan kampung yang

berjarak sekitar 50 meterdari tempat kandang kambing, selanjutnya

terdakwa berjalan kaki menuju kandang, kemudian terdakwa

melepaskan tali yang mengikat kambing tersebut selanjutnya

terdakwa mengangkat kambing tersebut untuk dibawa keluar kandang

akan tetapi saksi SHM sebagai pemilik kambing mengetahuinya dan

berteriak malingmaling sehingga terdakwa melepaskan kambing

tersebut dan lari menuju ke motor yang diparkir oleh terdakwa;

Pada saat terdakwa hendak menghidupkan mesin motor

terdakwa kesulitan menghidupkannya sehingga akhirnya terdakwa

ditangkap oleh warga masyarakat;

Terdakwa mengambil kambing betina milik saksi SHM tidak

ada ijin dari pemiliknya dan rencana dari terdakwa setelah berhasil

Page 79: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

65

mengambil kambing tersebut akan dijual dimana hasil penjualan

kambing tersebut akan digunakan terdakwa untuk menjemput anak

istrinya di Jakarta sehingga akibat perbuatan terdakwa

mengakibatkan kerugian saksi korban SHM sekitar Rp. 1.000.000,-

(satu juta rupiah);

Dari uraian pertimbangan tersebut diatas maka terdakwa telah

melakukan perbuatan mengambil sesuatu barang berupa kambing

tanpa ijin dari saksi SHM sebagai pemilik kambing tersebut sehingga

Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur “Mengambil Sesuatu

Barang yang Seluruhnya atau Sebagian Kepunyaan Orang Lain

Dengan Maksud Untuk Dikuasai secara Melawan Hukum” telah

terpenuhi.

c. Pencurian Ternak

Berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan terdakwa pada

hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 sekitar pukul 03.00 WIB telah

mengambil seekor kambing betina milik saksi SHM di Desa Catur

Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali;

Kambing adalah merupakan hewan ternak sehingga Majelis

Hakim berpendapat unsur “pencurian ternak” telah terpenuhi;

d. Diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang

ada rumahnya yang dilakukan oleh orang yang adanya disitu tidak

diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak.

Berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan bahwa

terdakwa dalam melakukan pengambilan kambing milik saksi SHM

dilakukan pada waktu malam hari yaitu pukul 03.00 WIB di

Page 80: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

66

pekarangan tertutup yang ada rumahnya sedangkan pemilik rumah

yaitu saksi SHM tidak menghendaki perbuatan terdakwa;

Dari uraian pertimbangan tersebut diatas maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa unsur “Diwaktu malam dalam sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang ada rumahnya yang dilakukan oleh orang

yang adanya disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang

berhak” telah terpenuhi pula;

Oleh karena unsur-unsur dari tindak Pidana yang didakwakan

Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu telah terpenuhi, maka Majelis

Hakim berpendapat bahwa Terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana “Pencurian Dalam

Keadaan Memberatkan”.

Dalam Putusan Nomor: 83/Pid.B/2012/PN.Bi., hakim menyatakan

adanya barang bukti yakni bulu dari 1 (satu) ekor kambing bulu putih

kecoklatan dalam tindak pidana pencurian dengan pemberatan.

Oleh karena unsur-unsur dari tindak Pidana yang didakwakan

Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu telah terpenuhi, maka Majelis

Hakim berpendapat bahwa Terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana “Pencurian Dalam

Keadaan Memberatkan”. Adapun dasar pertimbangan hakim Pengadilan

Negeri Boyolali dalam memutus perkara No. 83 /Pid.B/2012/PN.Bi.

adalah sebagai berikut :

a. Pertimbangan yuridis

Pertimbangan telah terpenuhinya unsur-unsur Pasal 363 ayat

(1) ke-1, dan ke-3 KUHP disamping itu hakim juga mengacu pada

Page 81: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

67

ketentuan Pasal 183 dan Pasal 184 KUHAP dimana hakim dalam

menjatuhkan Putusan pidana, apabila telah terpenuhinya minimal

dua alat bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 183 KUHAP dan

ketentuan tentang alat bukti yang sah pada Pasal 184 KUHAP yaitu:

1) Keterangan saksi;2) Keterangan ahli;3) Alat bukti surat;4) Alat bukti petunjuk;5) Keterangan terdakwa.

Dalam Putusan No. 363 ayat (1) ke-1, dan ke-3 KUHP., alat-

alat bukti yang sah sudah diajukan di muka persidangan berupa

keterangan saksi dan keterangan terdakwa. Adapun uraian mengenai

alat bukti yang diajukan dalam persidangan adalah sebagai berikut :

1) Keterangan saksi korban

Pasal 185 ayat (1) KUHAP mengatur tentang apa yang

dimaksud dengan keterangan saksi sebagai alat bukti, yaitu apa

yang saksi nyatakan dalam sidang pengadilan.

Saksi SHM hadir di persidangan dibawah sumpah saksi

memberikan keterangan bahwa pada hari Rabu tanggal 29

Pebruari 2012 jam 03.00 WIB bertempat di dalam kandang

kambing milik saksi di Desa Catur Kecamatan Sambi Kabupaten

Boyolali terdakwa telah mengambil satu ekor kambing betina

milik saksi. Saksi mengetahui kejadian tersebut awalnya saksi

terbangun dari tidur lalu sholat tahajud selanjutnya saksi keluar

rumahmemberi makan sapi yang terletak disebelah utara rumah

saksi, setelah selesai saksi masuk rumah untuk tidur akan tetapi

mata sulit dipejamkan dan tidak lama kemudian saksi mendengar

Page 82: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

68

suara motor berhenti didepan rumah saksi dan selanjutnya saksi

mendengar suara gaduh didalam kandang milik saksi. Saksi

kemudian keluar rumah dan melihat terdakwa menarik kambing

milik saksi sehingga saksi berteriak maling-maling dan kambing

dilepaskan dan terdakwa lari kejalanraya menuju ke tempat

sepeda motor milik terdakwa untuk menghidupkan mesin motor

tetapi tidak berhasil. Terdakwa kemudian ditangkap oleh

saksidan warga masyarakat. Akibat perbuatan yang dilakukan

terdakwa kerugian saksi sekitar Rp. 1.000.000,- (satu juta

rupiah);

2) Keterangan Terdakwa

Pada Putusan No 83/Pid.B/2012/PN.Bi., terdakwa yang

bernama EP di persidangan memberikan keterangan bahwa :

pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 WIB

bertempat di dalam kandang kambing di Desa Catur Kec. Sambi

Kab. Boyolali terdakwa berniat mengambil satu ekor kambing

betina milik saksi SHM. Awalnya terdakwa berangkat dari

rumah kontrakan dengan mengendarai sepeda motor Honda Star

Nopol AD2915 N dengan membawa bronjong, satu buah kapak

dengan tujuan mengambil satu ekor kambing di Desa Catur Kec.

Sambi Kab. Boyolali. Sesampai di lokasi terdakwa memarkir

motornya di tepi jalan kampung yang berjarak sekitar 50 meter

dari tempat kandang kambing, selanjutnya terdakwa berjalan

kaki menuju kandang, kemudian terdakwa melepaskan tali yang

mengikat kambing tersebut selanjutnya terdakwa mengangkat

Page 83: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

69

kambing tersebut untuk dibawa keluar kandang akan tetapi

pemilik kambing mengetahuinya dan berteriak maling-maling

sehingga terdakwa melepaskan kambing tersebut dan lari menuju

ke motor yang diparkir oleh terdakkwa. Pada saat terdakwa

hendak menghidupkan mesin motor terdakwa kesulitan

menghidupkannya sehingga akhirnya terdakwa ditangkap oleh

warga masyarakat.

3) Barang Bukti

Dalam Perkara Pidana No. 83/Pid.B/2012/PN.Bi.

menjatuhkan pidana kepada terdakwa EP selama 6 (enam) tahun

penjara. Barang bukti surat yang diajukan dalam persidangan

berupa :

a) 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD

2915 N;

b) 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjongwarna

hijau;

c) 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contoh bulu dari 1

(satu) ekor kambing bulu putih kecoklatan;

Dari pertimbangan yuridis tersebut maka Hakim Pengadilan

Negeri Boyolali yang ditunjuk untuk menyidangkan kasus ini dalam

Putusannya No. 83/Pid.B/2012/PN.Bi. menyatakan bahwa terdakwa

secara sah dan meyakinkan terbukti melakukan tindak pidana

pencurian dengan pemberatan. Hal ini menunjukkan bahwa

pembuktian dilakukan dengan menggunakan alat-alat bukti yang

sebagaimana tercantum dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-

Page 84: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

70

Undang Hukum Acara Pidana dan hakim telah mengambil

kesimpulan bahwa perbuatan terdakwa berdasar alat bukti tersebut

telah memenuhi unsur-unsur Pasal 363 ayat (1) ke-1, dan ke-3

KUHP tentang pencurian hewan ternak.

Pertimbangan hakim mengenai pembuktian yang sah, telah

dilakukan dengan memeriksa tiga alat bukti yang sah. Dengan

demikian pembuktian telah memenuhi syarat sebagaimana yang

ditentukan dalam Pasal 183 KUHAP yang dirumuskan sebagai

berikut:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorangkecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yangsah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalahmelakukannya”.

b. Pertimbangan Sosiologis

Dasar pertimbangan hukum hakim menimbang, bahwa sebelum

mejelis menjatuhkan pidana atas diri terdakwa perlu

dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang

meringankan.

Hal-hal yang memberatkan:

Perbuatan Terdakwa sangat meresahkan masyarakat

Hal-Hal yang meringankan:

a. Terdakwa belum pernah dihukum;

b. Terdakwa mengakui perbuatannya dan berjanji tidak akan

mengulangi perbuatannya.;

c. Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;

d. Terdakwa belum menikmati hasil perbuatannya;

Page 85: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

71

Dasar pertimbangan hakim ini merupakan langkah dan

musyawarah antara majelis hakim yang sedang menangani suatu

perkara untuk kemudian menjatuhkan Putusan atau dapat dikatakan

dasar pertimbangan harus dilakukan oleh hakim manakala akan

menjatuhkan Putusan. Di dalam Pasal 25 ayat 1 Undang-Undang No.

48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyebutkan bahwa:

“Segala Putusan Pengadilan selain harus memuat alasan dandasar Putusan tersebut, memuat pula Pasal tertentu dariperundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukumtidak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili”.

Hakim di Pengadilan Negeri Boyolali dalam menjatuhkan

perkara yang diadili wajib memuat dasar pertimbangan yang

dijadikan dasar untuk menjatuhkan Putusan. Dasar pertimbangan

hakim ini dimusyawarahkan dalam rapat majelis hakim yang

menangani suatu perkara tersebut.

Secara implisit di dalam undang-undang tidak diatur secara

tegas mengenai penentuan berat ringannya pidana namun secara

ekplisit dapat ditemukan beberapa ketentuan yang dapat digunakan

bagi hakim sebagai pedoman yaitu: 1) Pasal 28 ayat 2 UU No. 48

Tahun 2009 bahwa dalam mempertimbangkan berat ringannya

pidana hakim wajib memperhatikan pula sifat-sifat yang baik dan

jahat dari si petindak, dan 2). Pasal 52 ayat 1 Rancangan KUHP

Tahun 2004 bahwa sebagai pedoman hakim wajib

mempertimbangkan kesalahan pembuat, motif tujuan dilakukannya

tindak pidana, cara melakukan, sikap batin pembuat, riwayat hidup

dan keadaan sosial pembuat, sikap dan tindakan pembuat setelah

Page 86: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

72

melakukan tindak pidana, pengaruh tindak pidana terhadap masa

depan si pembuat, pandangan masyarakat terhadap tindak pidana

yang dilakukan, pengaruh pidana terhadap tindak pidana dilakukan,

pengaruh tindak pidana terhadap korban atau keluarga korban, dan

apakah tindak pidana dilakukan dengan cara berencana.

Dengan demikian adanya kebebasan hakim dalam menjatuhkan

putusan pemindanaan harus didasarkan pada keyakinan hakim

melalui alat bukti yang sah ditentukan oleh undang-undang, lebih

lanjut dengan tidak adanya ketentuan pidana minimum umum dan

hanya dicantumkan maksimum umumnya saja dalam rumusan tindak

pidana yang diatur dalam KUHP maka besar kemungkinan akan

tercipta variasi putusan yang sangat beragam. Hal demikian

mengingat subyektifitas masing-masing hakim sebagai manusia

individu pasti terdapat suatu perbedaan.

Kedudukan penegak hukum khususnya hakim sangat terhormat

dimata masyarakat, karena tanggung jawab yang sangat berat ia

harus mempertanggungjawabkan segala putusan yang diambilnya di

hadapan Tuhan yang Maha Esa (pasal 4 UU No. 48 Tahun 2009).

Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Riduan Syaharani,60

dikatakan di dalam hukum inkonkreto ini hakim dan pejabat-pejabat

pemerintahan tidak melepaskan diri dari pertanggungjawaban

terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, terhadap

pihak-pihak yang bersangkutan, bertanggung jawab terhadap ilmu

pengetahuan dan lain-lainnya.

60 Riduan Syaharani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,1999

Page 87: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

73

Itulah konsekuensi logis terhadap karir yang harus diemban oleh

hakim. Dimana terhadap segala bentuk perbuatan tindakannya dalam

suatu putusan harus mencerminkan keluhuran dari rasa keadilan

masyarakat. Karena itu, kebebasan dan keyakinan hakimlah yang

menjadi penentu posisi keobjektifan suatu putusan yang harus

mengandung rasa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum di

tengah-tengah masyarakat.

Kualitas seorang hakim tidak diukur oleh keterampilan dan

kemampuan menerapkan pasal-pasal hukum dan memutus perkara

secara cepat, tetapi lebih jauh diukur dari keberaniannya memegang

teguh asas independen yang melekat di pundaknya. Oleh karena itu

seorang hakim tidaklah hanya berfungsi sebagai corong Undang-

undang yang menganggap pasal-pasal hukum sebagai satu-satunya

sumber hukum, namun lebih jauh hakim juga harus berani bertindak

sebagai penemu atau pencetus hukum seperti diamanatkan oleh

Undang-Undang No. 48 tahun 2009.

Hakim harus mengeksplorasi nilai-nilai keadilan dalam

masyarakat untuk kemudian dikristalisasikan dalam bentuk-bentuk

putusan yang terangkum dalam yurisprudensi. Keadaan itulah yang

mengharuskan hakim terjun dan menggali serta memakmurkan

hukum di tengah-tengah masyarakat (pasal 28 (1) Undang-Undang

No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman).

Page 88: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

74

Zakiyah dkk 61 mengatakan, seringkali orang cukup didapatnya

kebenaran formil, berlainan daripada acara pidana yang memerlukan

kebenaran materiil atau kebenaran yang sesungguhnya. Jadi dalam

mengungkap kebenaran hukum pidana tugas hakim adalah

mempertahankan tata hukum pidana serta menetapkan apa yang

ditentukan oleh hukum dalam suatu perkara.

Dalam mengungkap kebenaran materiil hakim harus

mengedepankan perasaan subyektif, cermat dan seksama serta aktif

dalam mengajukan pertanyaan di dalam persidangan, sikap teliti dan

hati-hati mutlak harus ada dalam menghadapi kasus pidana yang

akan diputus agar tidak terjebak dalam kekeliruan atau kesalahan

dalam penerapan hukum.

Apabila terjadi putusan yang keliru atau terjadi kesalahan dalam

pengambilan putusan maka akan merugikan masa depan, karir,

mental serta kehidupan terdakwa dalam sepanjang hidupnya, karena

garis nasib terdakwa ada di tangan hakim yang akan memutus

perkara pidana yang akan didakwakan kepadanya.

Zakiyah dkk62 mengatakan, dalam penyelesaian perkara pada

sidang pengadilan peran majelis hakim sangat menentukan apalagi

Indonesia tidak menerapkan sistem juri. Akibatnya seluruh

keputusan ada di tangan hakim. Sehubungan dengan itu dalam

melaksanakan fungsi peradilan, para hakim atau pengadilan harus

61 Wasingatu Zakiyah dkk, 2001. Menyikap Tabir Mafia Peradilan, IndonesiaCorruption Watch, Jakarta

62 Ibid,

Page 89: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

75

menghormati kebenaran dan keadilan maupun hak asasi, meskipun

batas keseimbangan penghormatan antara kebenaran dan keadilan

serta penghargaan dan menjunjung tinggi nilai Hak Asasi Manusia

(HAM) dalam menyelesaikan peristiwa pidana sangat sulit dan

rapuh. Namun di atas kesulitan dan kerapuhan itu jangan sampai

alasan teknis yang sempit dan kaku memberi kebebasan bagi pelaku

tindak pidana leluasa berkeliaran di tengah-tengah kehidupan

masyarakat.

Seiring dengan putusan hakim yang harus mencerminkan suatu

keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum dalam masyarakat yang

akan menjadi yurisprudensi terhadap kasus-kasus serupa dimasa

yang akan datang. Karena yurisprudensi menjadikan suatu kajian

menarik yang sekaligus menjelaskan kepada masyarakat

sebagaimana pertimbangan dan dasar hukum hingga putusan itu

dijatuhkan. Sebab dengan cara ini kekeliruan dan kesalahan yang

mungkin timbul akan semakin dapat diperkecil.

Tindak kejahatan pada dasarnya selalu melekat di dalam

masyarakat manapun dan berbentuk apapun sistem politiknya. Lebih

jauh lagi Baharuddin Lopa63 menjelaskan, semakin kompleks

masyarakat semakin banyak pula pelanggaran hukum yang terjadi.

Hal ini tidak dapat dipungkiri karena di tengah-tengah

masyarakat kerap sekali terjadi tindak pidana yang sangat bervariasi.

Salah satu contoh kasus pencurian ternak, pencurian ternak

63 Baharuddin Lopa, Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum, Buku Kompas,Jakarta, 2001

Page 90: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

76

merupakan suatu bentuk pencurian yang diperberat, yaitu bentuk

pencurian sebagaimana yang dirumuskan dalam pasal 362 (bentuk

pokoknya) ditambah unsur-unsur lain, baik yang objektif maupun

subjektif, yang bersifat memberatkan pencurian itu, dan oleh

karenanya diancam dengan pidana yang lebih berat dari pencurian

dalam bentuk pokoknya.

Ternak ditetapkan oleh pembentuk Undang-undang sebagai

faktor-faktor memperberat didasarkan pada pertimbangan mengenai

keadaan khusus pada Indonesia. Menurut pandangan pembentuk

Undang-undang bahwa masyarakat Indonesia memandang ternak

mempunyai nilai khusus, mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada

benda maupun binatang lainnya. Nilai khusus ini misalnya ternak

dapat digunakan sebagai penarik beban, mengerjakan sawah, bahkan

dapat digunakan sebagai ukuran kekayaan seseorang. Bagi

masyarakat Jawa ternak disebut sebagai rojokoyo, menunjukkan

nilai khusus dari ternak.

Contoh kasus pencurian ternak yang terjadi di Boyolali di atas,

Natangsa Subakti64 mengatakan, dalam konteks penegakan hukum

dapat diterjemahkan bahwa tiada dua kasus hukum yang identik

sama, sehingga setiap kasus harus dipertimbangkan sesuai dengan

karekteristik masing-masing kasus. Dengan demikian dalam

mekanisme operasionalnya, masing-masing kasus akan diselesaikan

secara konseptual. Berdasarkan kerangka berpikir demikian maka

64 Natangsa Subakti, Kembang Setaman Kajian Hukum Pidana, UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2000

Page 91: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

77

terjadi disparitas pidana, dan pemidanaan merupakan suatu

kewajaran sebagai realitas yang terjadi secara alamiah.

Dari pertimbangan hakim pada kasus pencurian ternak di

Boyolali tersebut di atas akan diuraikan satu-persatu dasar-dasar

yang menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan Putusan

terhadap pelaku tindak pidana pencurian ternak.

1. Terdakwa belum pernah dihukum

Hakim dapat meringankan pidana dan dapat juga

memberatkan pidana tergantung dari sikap terdakwa. Hakim

dapat menjatuhkan pidana yang meringankan apabila terdakwa

setelah melakukan kejahatan, mengakui dan menyesali

perbuatannya serta bersikap sopan selama dalam persidangan, dan

sebaliknya hakim dapat menjatuhkan pidana yang bisa

memberatkan terdakwa apabila setelah melakukan kejahatan

terdakwa tidak mau mengakui perbuatannya atau berbelit-belit

dalam memberikan keterangan dan atau tidak pernah menyesali

perbuatannya.

Dalam kasus ini ketiga terdakwa EP membantu

memperlancar jalannya persidangan dengan bersikap sopan,

mengakui serta menyesali perbuatan yang telah dilakukan.

Dengan demikian hakim bisa memperingan pidana terhadap

terdakwa.

2. Terdakwa sempat atau tidak menikmati hasilnya

Terdakwa EP belum sempat menikmati hasil curiannya. Di

dalam peraturan perundang-undangan, sempat atau tidaknya

Page 92: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

78

terdakwa menikmati hasil kejahatannya tidak diatur secara jelas,

tetapi hakim mempunyai kebebasan dalam menjatuhkan Putusan

sehingga hal tersebut dapat dijadikan salah satu dasar

pertimbangan oleh hakim dalam menjatuhkan pidana demi

terciptanya keadilan. Namun demikian kebebasan tersebut harus

didasarkan pada keyakinan dan alat-alat bukti yang sah yang

ditentukan dalam undang-undang.

3. Kejahatan tersebut sangat meresahkan masyarakat

Di dalam menjatuhkan pidana hakim wajib

mempertimbangkan, yaitu salah satunya pengaruh tindak pidana

terhadap keluarga korban maupun masyarakat. Dalam hal ini

kejahatan yang dilakukan oleh EP telah menimbulkan dampak

yaitu meresahkan keluarga korban dan masyarakat. Oleh karena

itu tindak pidana yang meresahkan masyarakat dapat dijadikan

salah satu dasar pertimbangan oleh hakim dalam maenjatuhkan

Putusan yang bisa memberatkan terdakwa sebab kejahatan yang

dilakukan telah menimbulkan dampak yang kurang baik yaitu

meresahkan masyarakat terutama keluarga korban.

4. Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga

Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga. Hal itu

merupakan salah satu faktor yang bisa dijadikan dasar

pertimbangan oleh hakim dalam menjatuhkan pidana. Pidana

akan menimbulkan penderitaan yang besar bagi terdakwa maupun

keluarganya. Ketiga terdakwa masih mempunyai keluarga,

dengan dasar pertimbangan tersebut hakim bisa menjatuhkan

Page 93: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

79

pidana yang lebih ringan karena hakim melihat dampak yang akan

terjadi pada keluarga terdakwa apabila terdakwa mendapat pidana

yang berat, sebab terdakwa merupakan tulang punggung keluarga

yang biasa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya.

Berdasarkan uraian diatas, maka hakim berkeyakinan bahwa

terdakwa terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana

pencurian dengan pemberatan, setelah memeriksa alat bukti yaitu

saksi SHM, S, M, W dan barang bukti berupa bulu kambing,

sehingga dijatuhi pidana selama 6 (enam) bulan.

Page 94: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

80

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Peranan barang bukti sampel bulu kambing dalam Putusan Nomor:83

/Pid.B/2012/PN.Bi. adalah sebagai bukti pendukung yang dapat

memberikan tambahan keyakinan kepada hakim yang kemudian akan

dijadikan dasar untuk memberikan Putusan terhadap tindak pidana yang

didakwakan terhadap terdakwa.

2. Pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap tindak

pidana pencurian hewan ternak pada kasus Putusan Nomor : 83

/Pid.B/2012/PN.Bi., yaitu:

a. Pertimbangan Yuridis

1) Terpenuhinya unsur-unsur Pasal 363 ayat (1) ke-1, dan ke-3

KUHP tentang "pencurian dengan pemberatan”

2) Didasarkan pada ketentuan Pasal 183 dan Pasal 184 KUHAP

b. Pertimbangan Sosiologis

Hal-hal yang memberatkan yaitu: Perbuatan Terdakwa sangat

meresahkan masyarakat.

Hal-hal yang meringankan yaitu: terdakwa belum pernah dihukum,

terdakwa mengakui perbuatannya dan berjanji tidak akan

mengulangi perbuatannya, terdakwa merupakan tulang punggung

keluarga, dan terdakwa belum menikmati hasil perbuatannya.

Page 95: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

81

Dari pertimbangan tersebut hakim berkeyakinan bahwa terdakwa

terbukti bersalah melakukan tindak pidana pencurian dengan

pemberatan sehingga dijatuhi pidana selama 6 (enam) bulan.

B. Saran

1. Dalam penegakan hukum khususnya bagi pelaku pencurian hewan,

diharapkan diproses sesuai dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana serta penerapan sanksi yang cukup

berat agar pelaku tidak mengulangi lagi perbuatannya.

2. Penyidik Kepolisian maupun Jaksa Penuntut Umum diharapkan agar

lebih teliti, cermat, dan lebih memperhatikan atau mengikuti

perkembangan Information and Technology ( IT ) dalam pengumpulan

barang bukti yang akan di ajukan daam persidangan. Jangan sampai

barang bukti yang di ajukan tertukar apalagi tidak ada hubungannya

dengan tindak pidana.

Page 96: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

82

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. Zainal, 2007, Hukum PidanaI, Sinar Grafika, Jakarta.

Bambang Poernomo. 1986, Pola Dasar Teori Dan Azaz Umum Hukum AcaraPidana, Liberty, Yogyakarta.

Hamzah, Andi 2005, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi,Jakarta :Sinar Grafika,

Hamzah, Andi 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia, edisi revisi, CV.SaptaArtha Jaya, Jakarta.

Hamzah, Andi, 2010, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten) di dalamKUHP, Sinar Grafika, Jakarta.

Hari Sasangka dan Lily Rosita, 2003. Hukum pembuktian dalam perkarapidana untuk mahasiswa dan praktisi, Mandar Maju, Bandung

Jony Ibrahim, 2008. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, BayuMedia, Malang.

M.Yahya Harahap, 2008. Pembahasan permasalahan dan penerapanKUHAP pemeriksaan sidang pengadilan, banding, kasasi, danpeninjauan kembali, edisi II, Sinar Grafika, Jakarta.

Moeljatno, 1993. Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta,

Moeljatno. 1976. Asas-Asas Hukum Pidana.. Rineka Cipta. Jakarta.

Poerwadarminta, WJS, 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, BalaiPustaka, Jakarta.

Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai pustaka.Jakarta.

Prakoso, Djoko, 1988, Hukum Penitensier Di Indonesia, Liberty,Yogyakarta.

Prodjodikoro, Wirjono, 2010, Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, PT.Rafika Adiatma, Bandung.

Prodjohamidjojo, Martiman, 1983. Sistem Pembuktian dan Alat - alat Bukti.Ghahlia Indonesia, Jakarta.

R. Soesilo, 1996. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor,

Ramelan. 2006. Hukum Acara Pidana. Teori Dan Implementasi. SumberIlmu Jaya. Jakarta

Page 97: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

83

Serenity Deliver Refisis, 2010. Analisis hukum terhadap Putusan dalamtindak pidana pencurian. USU Press. Medan

Sianturi, R, 1983, Tindak Pidana KUHP Berikut Uraiannya, Alumni, Jakarta.

Soesilo, R, 1995, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta komentar-komentarnya, Politea, Bogor.

Solahuddin, 2008, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Acara Pidana &Perdata, Visimedia, Jakarta.

Sudikno Mertokusumo. 2000. Sejarah Peradilan dan Perundang-undangannya di Indonesia sejak 1942 dan Apakah kemanfaatannyaBagi Kita Bangsa Indonesia. Kilatmaju, Bandung.

Tongat, 2003. Hukum Pidana Materiil, edisi pertama, cetakan kedua, UMMPress, Malang.

Peraturan Perundang- Undangan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

------------, Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

------------, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang KekuasaanKehakiman

Page 98: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

84

Page 99: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor : 83 /Pid.B/2012/PN.Bi.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Boyolali yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dengan

acara pemeriksaan biasa dalam peradilan tingkat pertama dengan Hakim Majelis telah

menjatuhkan putusan dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap : EKO PURNOMO Bin TUGIYO.

Tempat lahir : Klaten.

Umur/Tanggal Lahir : 25 tahun / 02 Oktober 1986.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Kebangsaan : Indonesia.

Tempat Tinggal : Dukuh Mlaten Desa Mojolegi Kecamatan Teras

Kabupaten Boyolali.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Swasta/Buruh.

Terdakwa ditahan di rumah tahanan negara berdasarkan Surat Perintah / Penetapan

Penahanan oleh :

1. Penyidik, sejak tanggal 29 Pebruari 2012 s/d tanggal 19 Maret 2012;

2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 20 Maret 2012 s/d

tanggal 28 April 2012;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 17 April 2012 s/d tanggal 06 Mei 2012;

4. Hakim Pengadilan Negeri Boyolali, sejak tanggal 26 April 2012 sampai dengan

tanggal 25 Mei 2012;

Terdakwa tidak didampingi oleh Advokat / Penasehat Hukum, meskipun Majelis

Hakim telah menjelaskan tentang haknya untuk didampingi Penasehat Hukum namun

Terdakwa menyatakan tetap akan menghadapinya sendiri ;

Pengadilan Negeri tersebut ;

- 1 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 100: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Telah membaca berkas perkara serta surat-surat lainnya ;

Telah mendengarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa ;

Telah mengamati Barang Bukti yang diajukan di persidangan ;

Telah mendengar tuntutan Pidana dari Penuntut Umum yang pada pokoknya

menuntut agar Majelis Hakim yang mengadili perkara ini memutuskan sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Eko Purnomo Bin Tugiyo bersalah melakukan tindak pidana

percobaan pencurian dengan pemberatan sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat (1)

jo pasal 363 ayat (1) ke-1 dan ke (3) KUHPidana dalam surat dakwaan kedua.

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Eko Purnomo Bin Tugiyo dengan pidana

penjara selama 1 (satu) tahun dikurangi selama terdakwa ditahan.

3. Menyatakan barang bukti berupa :

• 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915 N dikembalikan

kepada terdakwa.

• 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjong warna hijau dirampas untuk

dimusnahkan.

• 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contoh bulu dari 1 (satu) ekor kambing

bulu putih kecoklatan dikembalikan kepada saksi Sutapan.

4. Membebankan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000,00 (dua ribu

rupiah).

Telah mendengar pembelaan/permohonan Terdakwa terhadap tuntutan Pidana dari

Penuntut Umum tersebut yang pada pokoknya menerangkan bahwa ia mengajukan secara

lisan agar Majelis Hakim memberikan keringanan hukuman dengan alasan bahwa Terdakwa

sudah mengaku bersalah, menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi

perbuatannya.

Telah mendengar tanggapan secara lisan dari Penuntut Umum, atas permohonan dari

Terdakwa tersebut yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutannya semula dan telah

mendengar tanggapan secara lisan dari Terdakwa atas jawaban dari Penuntut Umum tersebut

yang pada pokoknya menyatakan tetap pada permohonannya.

- 2 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 101: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum dengan

Dakwaan sebagaimana diuraikan dalam Surat Dakwaan No. Rek. PDM-34 / Boyol/

Epp.32/03/2012 tertanggal 19 Maret 2012 yaitu sebagai berikut :

Kesatu

Bahwa terdakwa Eko Purnomo Bin Tugiyo pada hari Rabu tanggal 29 Februari 2012

sekitar pukul 12.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2012 bertempat

di dukuh Catur RT 01/Rw 01 Desa Catur Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali atau

setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Boyolali dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,

mengambil barang sesuatu berupa 1 (satu) ekor kambing betina berbulu warna coklat

keputihan dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya yaitu dalam

sebuah kandang kambing yang dilakukan oleh terdakwa tidak diketahui atau tidak

dikehendaki oleh yang berhak yaitu saksi Sutapan Hadi Muyono;

Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara dan keadaan sebagai berikut :

• Bahwa sebelumnya terdakwa pada siang hari Selasa tanggal 28 Pebruari telah

mensurvei terlebih dahulu tempat atau kandang kambing yang akan terdakwa ambil

di Dukuh Catur RT 01 RW 01 Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali, kemudian pada

malam hari tanggal 29 Pebruari 2012 sekitar pukul 12.30 Wib terdakwa berangkat

meluncur dari rumah kontrakannya dengan mengendarai 1 (satu) unit sepeda motor

merk Honda Star Nopol AD 2915 N milik terdakwa dengan kelengkapan 1 (satu)

buah bronjong dan 1 (satu) buah kampak dengan tujuan untuk mengambil kambing

milik saksi Sutapan Hadi Muyono dengan alamat di Dukuh Catur RT 01 RW 01 Desa

Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali, setelah sampai pada tempat lokasi yang dituju

terdakwa kemudian memarkir sepeda motor miliknya di tepi jalan kampung yang

berjarak + 50 meter dari tempat kandang kambing milik saksi Sutapan Hadi Muyono

yang akan diambil oleh terdakwa, selanjutnya terdakwa berjalan kaki menuju

kandang dan langsung masuk kedalam kandang kambing kemudian pencurian

tersebut dengan cara-cara terdakwa melepas tali utas kambing yang terikat di

- 3 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 102: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kandang yaitu 1 (satu) ekor kambing betina berbulu warna coklat keputihan setelah

berhasil terlepas tali utas tersebut kambing tersebut akan terdakwa angkat (bopong)

memakai kedua buah tangannya keluar dari kandang, akan tetapi pemilik kambing

yaitu saksi Sutapan hadi Muyono mengetahui dan memergoki perbuatan yang

dilakukan oleh terdakwa kemudian saksi Sutapan Hadi Muyono berteriak-teriak

“maling-maling” dan seketika terdakwa terkejut dan langsung melepaskan tali

kambing dan kambing yang dibopongnya dan lalu terus lari keluar dari kandang

kambing menuju ke tempat parkir sepeda motor miliknya, namun pada saat terdakwa

akan mencoba menghidupkan mesin kendaraan sepeda motornya namun sulit atau

tidak bisa hidup-hidup terdakwa berhasil ditangkap oleh saksi Mujoko dan saksi

Wagimin serta warga masyarakat sekitar dan selanjutnya terdakwa dibawa ke Polsek

Sambi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 363 ayat (1)

ke-1 dan ke-3 KUHPidana; atau

Kedua

Bahwa terdakwa Eko Purnomo Bin Tugiyo pada hari Rabu tanggal 29 Februari 2012

sekitar pukul 12.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2012 bertempat

di dukuh Catur RT 01/Rw 01 Desa Catur Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali atau

setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Boyolali mencoba melakukan kejahatan dipidanan jika niat untuk itu telah

ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan dan tidak selesainya pelaksanaan itu bukan

semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri dengan maksud untuk dimiliki secara

melawan hukum, mengambil barang sesuatu berupa 1 (satu) ekor kambing betina berbulu

warna coklat keputihan dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya

yaitu dalam sebuah kandang kambing yang dilakukan oleh terdakwa tidak diketahui atau

tidak dikehendaki oleh yang berhak yaitu saksi Sutapan Hadi Muyono;

Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara dan keadaan sebagai berikut :

- 4 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 103: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa sebelumnya terdakwa pada siang hari Selasa tanggal 28 Pebruari telah

mensurvei terlebih dahulu tempat atau kandang kambing yang akan terdakwa ambil

di Dukuh Catur RT 01 RW 01 Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali, kemudian pada

malam hari tanggal 29 Pebruari 2012 sekitar pukul 12.30 Wib terdakwa berangkat

meluncur dari rumah kontrakannya dengan mengendarai 1 (satu) unit sepeda motor

merk Honda Star Nopol AD 2915 N milik terdakwa dengan kelengkapan 1 (satu)

buah bronjong dan 1 (satu) buah kampak dengan tujuan untuk mengambil kambing

milik saksi Sutapan Hadi Muyono dengan alamat di Dukuh Catur RT 01 RW 01 Desa

Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali, setelah sampai pada tempat lokasi yang dituju

terdakwa kemudian memarkir sepeda motor miliknya di tepi jalan kampung yang

berjarak + 50 meter dari tempat kandang kambing milik saksi Sutapan Hadi Muyono

yang akan diambil oleh terdakwa, selanjutnya terdakwa berjalan kaki menuju

kandang dan langsung masuk kedalam kandang kambing kemudian pencurian

tersebut dengan cara-cara terdakwa melepas tali utas kambing yang terikat di

kandang yaitu 1 (satu) ekor kambing betina berbulu warna coklat keputihan setelah

berhasil terlepas tali utas tersebut kambing tersebut akan terdakwa angkat (bopong)

memakai kedua buah tangannya keluar dari kandang, akan tetapi pemilik kambing

yaitu saksi Sutapan Hadi Muyono mengetahui dan memergoki perbuatan yang

dilakukan oleh terdakwa kemudian saksi Sutapan Hadi Muyono berteriak-teriak

“maling-maling” dan seketika terdakwa terkejut dan langsung melepaskan tali

kambing dan kambing yang dibopongnya dan lalu terus lari keluar dari kandang

kambing menuju ke tempat parkir sepeda motor miliknya, namun pada saat terdakwa

akan mencoba menghidupkan mesin kendaraan sepeda motornya namun sulit atau

tidak bisa hidup-hidup terdakwa berhasil ditangkap oleh saksi Mujoko dan saksi

Wagimin serta warga masyarakat sekitar dan selanjutnya terdakwa dibawa ke Polsek

Sambi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 53 ayat (1) jo

pasal 363 ayat (1) ke-1 dan ke-3 KUHPidana.

- 5 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 104: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa terhadap surat dakwaan Penuntut Umum tersebut, Terdakwa

menyatakan mengerti dan tidak mengajukan keberatan / Eksepsi ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah

mengajukan saksi-saksi dimana saksi-saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah

sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Saksi SUTAPAN HADI MULYONO:

• Bahwa pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 Wib bertempat di

dalam kandang kambing milik saksi di Desa Catur Kecamatan Sambi

Kabupaten Boyolali terdakwa telah mengambil satu ekor kambing betina

milik saksi;

• Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut awalnya saksi terbangun dari tidur

lalu sholat tahajud selanjutnya saksi keluar rumah memberi makan sapi yang

terletak disebelah utara rumah saksi, setelah selesai saksi masuk rumah untuk

tidur akan tetapi mata sulit dipejamkan dan tidak lama kemudian saksi

mendengar suara motor berhenti didepan rumah saksi dan selanjutnya saksi

mendengar suara gaduh didalam kandang milik saksi;

• Bahwa saksi kemudian keluar rumah dan melihat terdakwa menarik kambing

milik saksi sehingga saksi berteriak maling-maling dan kambing dilepaskan

dan terdakwa lari kejalan raya menuju ke tempat sepeda motor milik terdakwa

untuk menghidupkan mesin motor tetapi tidak berhasil;

• Bahwa terdakwa kemudian ditangkap oleh saksi dan warga masyarakat;

• Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan terdakwa kerugian saksi sekitar Rp.

1.000.000,- (satu juta rupiah);

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa keberatan dan

menyatakan saat terdakwa bermaksud hendak membopong kambing tetapi kaki belakang

menendang-nendang dan terdakwa diteriaki maling maka terdakwa melepaskan kambing

tersebut didalam kandang tidak dihalaman rumah;

- 6 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 105: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2. Saksi MUJOKO:

• Bahwa pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 Wib bertempat di

dalam kandang kambing milik saksi Sutapan Hadi Mulyono di Desa Catur

Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali terdakwa telah mengambil satu ekor

kambing betina milik saksi Sutapan Hadi Mulyono;

• Bahwa saksi mengetahui peristiwa tersebut awalnya saksi sedang tidur dan

mendengar saksi korban berteriak maling-maling, kemudian saksi keluar

rumah dan melihat terdakwa sedang menghidupkan mesin motor lalu saksi

diberitahu oleh saksi korban bahwa terdakwa mau mengambil kambing betina

milik saksi korban;

• Bahwa saksi melihat kambing betina milik saksi Sutapan berlari kesana

kemari;

• Bahwa saksi selanjutnya berusaha menangkap terdakwa dan kemudian

banyak warga yang membantu untuk menangkap terdakwa;

• Bahwa benar barang bukti yang diajukan dipersidangan adalah barang yang

dibawa oleh terdakwa;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya;

3. Saksi SAMSURI :

• Bahwa pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 Wib bertempat di

dalam kandang kambing milik saksi Sutapan Hadi Mulyono di Desa Catur

Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali terdakwa telah mengambil satu ekor

kambing betina milik saksi Sutapan Hadi Mulyono;

• Bahwa saksi mengetahui peristiwa tersebut awalnya saksi sedang tidur dan

mendengar saksi korban berteriak maling-maling, kemudian saksi keluar

rumah dan melihat terdakwa sedang menghidupkan mesin motor lalu saksi

diberitahu oleh saksi korban bahwa terdakwa mau mengambil kambing betina

milik saksi korban;

- 7 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 106: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa saksi melihat kambing betina milik saksi Sutapan berlari kesana

kemari;

• Bahwa saksi selanjutnya berusaha menangkap terdakwa dan kemudian

banyak warga yang membantu untuk menangkap terdakwa;

• Bahwa benar barang bukti yang diajukan dipersidangan adalah barang yang

dibawa oleh terdakwa;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya;

4. Saksi WAGIMIN :

• Bahwa pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 Wib bertempat di

dalam kandang kambing milik saksi Sutapan Hadi Mulyono di Desa Catur

Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali terdakwa telah mengambil satu ekor

kambing betina milik saksi Sutapan Hadi Mulyono;

• Bahwa saksi mengetahui peristiwa tersebut awalnya saksi sedang tidur dan

mendengar saksi korban berteriak maling-maling, kemudian saksi keluar

rumah dan melihat terdakwa sedang menghidupkan mesin motor lalu saksi

diberitahu oleh saksi korban bahwa terdakwa mau mengambil kambing betina

milik saksi korban;

• Bahwa saksi melihat kambing betina milik saksi Sutapan berlari kesana

kemari;

• Bahwa saksi selanjutnya berusaha menangkap terdakwa dan kemudian

banyak warga yang membantu untuk menangkap terdakwa;

• Bahwa benar barang bukti yang diajukan dipersidangan adalah barang yang

dibawa oleh terdakwa;

Menimbang, bahwa dipersidangan telah pula didengar terdakwa yang pada pokoknya

memberikan keterangan sebagai berikut :

• Bahwa pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 Wib bertempat di

dalam kandang kambing di Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali terdakwa

- 8 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 107: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

berniat mengambil satu ekor kambing betina milik saksi Sutapan Hadi

Mulyono;

• Bahwa awalnya terdakwa berangkat dari rumah kontrakan dengan

mengendarai sepeda motor Honda Star Nopol AD 2915 N dengan membawa

bronjong, satu buah kapak dengan tujuan mengambil satu ekor kambing di

Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali. Sesampai di lokasi terdakwa memarkir

motornya di tepi jalan kampung yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat

kandang kambing, selanjutnya terdakwa berjalan kaki menuju kandang,

kemudian terdakwa melepaskan tali yang mengikat kambing tersebut

selanjutnya terdakwa mengangkat kambing tersebut untuk dibawa keluar

kandang akan tetapi pemilik kambing mengetahuinya dan berteriak maling-

maling sehingga terdakwa melepaskan kambing tersebut dan lari menuju ke

motor yang diparkir oleh terdakkwa;

• Bahwa pada saat terdakwa hendak menghidupkan mesin motor terdakwa

kesulitan menghidupkannya sehingga akhirnya terdakwa ditangkap oleh

warga masyarakat;

• Bahwa terdakwa mengambil kambing milik saksi Sutapan Hadi Mulyono

tidak ada ijin dari pemiliknya karena keadaan terpaksa tidak mempunyai uang

untuk menjemput istri dan anaknya di Jakarta;

Menimbang, bahwa dipersidangan Penuntut Umum telah mengajukan barang bukti

berupa :

• 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915 N;

• 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjong warna hijau;

• 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contoh bulu dari 1 (satu) ekor kambing

bulu putih kecoklatan;

Menimbang, bahwa barang bukti tersebut diatas telah dilakukan penyitaan secara sah

menurut hukum sehingga dapat dipergunakan untuk memperkuat pembuktian;

- 9 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 108: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa

yang saling bersesuaian satu dengan yang lainnya maka Majelis Hakim memperoleh fakta-

fakta hukum sebagai berikut:

• Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam 03.00 Wib

bertempat di dalam kandang kambing di Desa Catur Kec. Sambi Kab.

Boyolali terdakwa mengambil satu ekor kambing betina milik saksi Sutapan

Hadi Mulyono;

• Bahwa awalnya terdakwa berangkat dari rumah kontrakan dengan

mengendarai sepeda motor Honda Star Nopol AD 2915 N dengan membawa

bronjong, satu buah kapak dengan tujuan mengambil satu ekor kambing di

Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali. Sesampai di lokasi terdakwa memarkir

motornya di tepi jalan kampung yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat

kandang kambing, selanjutnya terdakwa berjalan kaki menuju kandang,

kemudian terdakwa melepaskan tali yang mengikat kambing tersebut

selanjutnya terdakwa mengangkat kambing tersebut untuk dibawa keluar

kandang akan tetapi saksi Sutapan Hadi Mulyono sebagai pemilik kambing

mengetahuinya dan berteriak maling-maling sehingga terdakwa melepaskan

kambing tersebut dan lari menuju ke motor yang diparkir oleh terdakwa;

• Bahwa pada saat terdakwa hendak menghidupkan mesin motor terdakwa

kesulitan menghidupkannya sehingga akhirnya terdakwa ditangkap oleh

warga masyarakat;

• Bahwa terdakwa mengambil kambing milik saksi Sutapan Hadi Mulyono

tidak ada ijin dari pemiliknya dan mengakibatkan kerugian sekitar Rp.

1.000.000,- (satu juta rupiah);

Menimbang, bahwa tibalah pada saatnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan

bahwa apakah Terdakwa atas perbuatannya tersebut dapat dipersalahkan dan dapat dijatuhi

pidana sebagaimana Tuntutan Penuntut Umum, dengan dengan tetap memperhatikan asas

“nulla poena sine lege (Tiada Pidana tanpa Kesalahan)”;

- 10 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 109: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan berdasarkan fakta-fakta

sebagaimana dikemukakan para Saksi yang diperkuat oleh Barang Bukti yang diajukan

Penuntut Umum dipersidangan dan keterangan terdakwa dipersidangan apakah Terdakwa

dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang dikemukakan oleh Penuntut

Umum didalam surat dakwaannya.

Menimbang, bahwa terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang

disusun secara alternatif yaitu :

Kesatu : melanggar pasal 363 ayat (1) ke-1, dan ke-3 KUHP atau

Kedua : melanggar pasal 53 ayat (1) jo pasal 363 ayat (1) ke-1 dan ke-3 KUHP;

Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan bersifat alternatif maka Majelis Hakim

akan langsung mempertimbangkan dakwaan yang cenderung terbukti yaitu melanggar pasal

363 ayat (1) ke-1 dan ke-3 KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut :

1. Unsur “ Barangsiapa” ;

2. Unsur “ Mengambil Sesuatu Barang yang Seluruhnya atau Sebagian Kepunyaan

Orang Lain Dengan Maksud Untuk Dikuasai secara Melawan Hukum”

3. Unsur “Pencurian ternak”

4. Unsur “Diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada

rumahnya yang dilakukan oleh orang yang adanya disitu tidak diketahui atau tidak

dikehendaki oleh yang berhak”

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan satu persatu

unsur pasal yang didakwakan;

Ad. 1. Unsur “Barangsiapa“

Menimbang, bahwa yang dimaksud “barangsiapa“ adalah menunjuk subyek Hukum

atau manusia yang mempunyai hak dan kewajiban serta dapat mempertanggungjawabkan

setiap perbuatannya didepan hukum.

Menimbang, bahwa didepan persidangan Penuntut Umum telah menghadapkan

Terdakwa Eko Purnomo Bin Tugiyo, Terdakwa tersebut setelah identitasnya dibacakan

dipersidangan ternyata cocok dan sesuai dengan nama yang disebutkan dalam Surat

- 11 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 110: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Dakwaan Penuntut Umum tersebut, serta dari hasil pengamatan Majelis Hakim

dipersidangan terdakwa adalah orang yang sehat jasmani dan rohani sehingga dalam perkara

ini dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas maka Majelis Hakim

berpendapat unsur “Barangsiapa“ telah terpenuhi.

Ad. 2. Unsur “ Mengambil Sesuatu Barang yang Seluruhnya atau Sebagian Kepunyaan

Orang Lain Dengan Maksud Untuk Dikuasai secara Melawan Hukum”

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan mengambil adalah setiap perbuatan untuk

membawa sesuatu benda di bawah kekuasaannya yang nyata dan mutlak. Pelaku telah

memiliki maksud, kemudian dilanjutkan dengan mulai melaksanakan maksudnya tersebut,

misalnya dengan mengulurkan tangannya ke arah benda yang diinginkan, kemudian

mengambil benda tersebut dari tempatnya semula ;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang adalah setiap benda baik itu

merupakan benda berwujud maupun benda tidak berwujud dan sampai batas-batas tertentu

termasuk juga benda yang tergolong res nullius atau benda-benda yang tidak ada pemiliknya

yang memiliki nilai ekonomis atau sekurang-kurangnya bernilai lebih dari Rp. 250,- (dua

ratus lima puluh rupiah) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan

saksi-saksi dan keterangan terdakwa bahwa pada hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 jam

03.00 Wib bertempat di dalam kandang kambing di Desa Catur Kec. Sambi Kab. Boyolali

terdakwa mengambil satu ekor kambing betina milik saksi Sutapan Hadi Mulyono;

Menimbang, bahwa awalnya terdakwa berangkat dari rumah kontrakan dengan

mengendarai sepeda motor Honda Star Nopol AD 2915 N dengan membawa bronjong, satu

buah kapak dengan tujuan mengambil satu ekor kambing di Desa Catur Kec. Sambi Kab.

Boyolali. Sesampai di lokasi terdakwa memarkir motornya di tepi jalan kampung yang

berjarak sekitar 50 meter dari tempat kandang kambing, selanjutnya terdakwa berjalan kaki

menuju kandang, kemudian terdakwa melepaskan tali yang mengikat kambing tersebut

selanjutnya terdakwa mengangkat kambing tersebut untuk dibawa keluar kandang akan tetapi

- 12 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 111: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

saksi Sutapan Hadi Mulyono sebagai pemilik kambing mengetahuinya dan berteriak maling-

maling sehingga terdakwa melepaskan kambing tersebut dan lari menuju ke motor yang

diparkir oleh terdakwa;

Menimbang, bahwa pada saat terdakwa hendak menghidupkan mesin motor terdakwa

kesulitan menghidupkannya sehingga akhirnya terdakwa ditangkap oleh warga masyarakat;

Menimbang, bahwa terdakwa mengambil kambing betina milik saksi Sutapan Hadi

Mulyono tidak ada ijin dari pemiliknya dan rencana dari terdakwa setelah berhasil

mengambil kambing tersebut akan dijual dimana hasil penjualan kambing tersebut akan

digunakan terdakwa untuk menjemput anak istrinya di Jakarta sehingga akibat perbuatan

terdakwa mengakibatkan kerugian saksi korban Sutapan Hadi Mulyono sekitar Rp.

1.000.000,- (satu juta rupiah);

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut diatas maka terdakwa telah

melakukan perbuatan mengambil sesuatu barang berupa kambing tanpa ijin dari saksi

Sutapan Hadi Mulyono sebagai pemilik kambing tersebut sehingga Majelis Hakim

berpendapat bahwa unsur “ad. 2” telah terpenuhi.

Ad. 3 Unsur “Pencurian Ternak”

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan terdakwa pada

hari Rabu tanggal 29 Pebruari 2012 sekitar pukul 03.00 Wib telah mengambil seekor

kambing betina milik saksi Sutapan Hadi Mulyono di Desa Catur Kecamatan Sambi

Kabupaten Boyolali;

Menimbang, bahwa kambing adalah merupakan hewan ternak sehingga Majelis

Hakim berpendapat unsur Ad. 3 telah terpenuhi;

Ad. 4 Unsur “Diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada

rumahnya yang dilakukan oleh orang yang adanya disitu tidak diketahui atau tidak

dikehendaki oleh yang berhak”

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan bahwa

terdakwa dalam melakukan pengambilan kambing milik saksi Sutapan Hadi Mulyono

dilakukan pada waktu malam hari yaitu pukul 03.00 Wib di pekarangan tertutup yang ada

- 13 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 112: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

rumahnya sedangkan pemilik rumah yaitu saksi Sutapan Hadi Mulyono tidak menghendaki

perbuatan terdakwa;

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut diatas maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa unsur Ad. 4 telah terpenuhi pula;

Menimbang, bahwa oleh karena unsur-unsur dari tindak Pidana yang didakwakan

Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu telah terpenuhi, maka Majelis Hakim berpendapat

bahwa Terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

tindak Pidana “Pencurian Dalam Keadaan Memberatkan” .

Menimbang, bahwa dari fakta yang diperoleh selama persidangan, Majelis Hakim

tidak menemukan hal-hal yang dapat melepaskan terdakwa dari pertanggungjawaban Pidana,

baik sebagai alasan pembenar maupun alasan pemaaf oleh karenanya Majelis Hakim

berpendapat bahwa perbuatan yang dilakukan Terdakwa harus dipertanggungjawabkan

kepadanya ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggungjawab dan telah

terbukti bersalah, maka Majelis Hakim berpendapat sudah sepatutnya Terdakwa dijatuhi

Pidana penjara yang setimpal dengan kesalahannya tersebut ;

Menimbang, bahwa dalam menentukan jenis dan lamanya pidana yang harus dijalani

Terdakwa, maka Majelis Hakim akan lebih mempertimbangkan aspek keadilan dan tujuan

pemidanaan bagi Terdakwa;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat pidana yang akan dijatuhkan

nantinya dipandang sesuai dengan rasa keadilan baik itu bagi masyarakat, korban dan

terdakwa;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan, maka masa penangkapan dan atau

penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari lamanya pidana

yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa ditahan dan lamanya pidana yang akan

dijatuhkan kepada terdakwa lebih lama dari masa penahanan yang telah dijalani terdakwa

maka diperintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan;

- 14 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 113: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah maka kepada

Terdakwa haruslah dibebankan untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan

ditentukan dalam amar putusan ini ;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan Pidana terlebih dahulu

akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan dari diri dan perbuatan

Terdakwa sebagai berikut :

Hal-hal memberatkan :

Perbuatan Terdakwa sangat meresahkan masyarakat;

Hal-hal meringankan :

• Terdakwa belum pernah dihukum;

• Terdakwa mengakui perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.;

• Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;

• Terdakwa belum menikmati hasil perbuatannya;

Mengingat ketentuan Pasal 363 ayat (1) ke-1, dan ke-3 KUHP, Undang-Undang

Nomor : 8 tahun 1981, tentang KUHAP dan pasal-pasal lain dari peraturan perundang-

undangan yang berhubungan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I

1. Menyatakan terdakwa EKO PURNOMO Bin TUGIYO

telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “Pencurian Dalam Keadaan

Memberatkan”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh

karena itu dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang

telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari Pidana

yang dijatuhkan ;

4. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan;

5. Menetapkan barang bukti berupa:

- 15 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 114: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Star Nopol AD 2915 N dikembalikan kepada

terdakwa.

• 1 (satu) buah kampak dan 1 (satu) buah bronjong warna hijau dirampas untuk

dimusnahkan.

• 1 (satu) utas tali plastik warna hijau dan contoh bulu dari 1 (satu) ekor kambing bulu

putih kecoklatan dikembalikan kepada saksi Sutapan.

1. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya

perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawarahan Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Boyolali pada hari Senin tanggal 21 Mei 2012 oleh kami : Y. TEDDY

WINDIARTONO, SH.Mhum sebagai Hakim Ketua Majelis, AGUS MAKSUM

MULYOHADI, SH dan RETNO LASTIANI, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota,

Putusan tersebut diucapkan pada hari dan tanggal itu juga dalam sidang yang terbuka untuk

umum oleh Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh kedua Hakim Anggota dengan

dibantu SUGITO, SH sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Boyolali, dihadiri

oleh HARTADHI CRISTIANTO, SH sebagai Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Boyolali dan dihadapan Terdakwa ;

Hakim-hakim

Anggota

1.AGUS M.

MULYOHADI, S.H.

Hakim Ketua Majelis,

Y. TEDDY WINDIARTONO, S.H.,M.Hum.

- 16 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 115: SKRIPSI - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Rizka Patria...secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. ... Nanda

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2.RETNO LASTIANI,

S.H.

Panitera Pengganti,

SUGITO, S.H.

- 17 -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17