pembahasan anemia

12
ABSTRAK Anemia gizi besi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia. Pada wanita hamil, anemia dapat meningkatkan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bayinya. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi pada ibu hamil 24,5%. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. Populasi adalah semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua. Sampel adalah ibu hamil di desa Banua gea, Botolakha, dan Siofa Banua yang berjumlah 110 ibu hamil. Analisis data dilakukan dengan univariat, bivariat dan multivariat. Ditemukan prevalence rate anemia 51,8%. Proporsi ibu hamil berdasarkan umur terbanyak pada umur 20-35 tahun yaitu 84,5%, pendidikan dasar 52,7%, petani 60,9%, miskin 64,5%, trimester III 40%, paritas <4 81,8%, jarak kehamilan <2 tahun 66,4%, antenatal tidak baik 60,9%, mengonsumsi tablet besi 50,9% dan status gizi baik 78,2%. Hasil analisis bivariat terdapat 6 variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan anemia gizi yaitu umur (p=0,027; RP=1,616), pendapatan keluarga (p=0,038; RP=1,538), paritas (p=0,005; RP=1,756), jarak kehamilan (p=0,013; RP=1,715), pelayanan antenatal (p=0,039; RP=1,510), konsumsi tablet besi (p=0,007; RP=1,650). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa paritas adalah variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan anemia gizi. Diharapkan kepada pihak Puskesmas Tuhemberua agar meningkatkan program Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di wilayah kerjanya melalui penyuluhan tentang kehamilan risiko tinggi, dan meningkatkan pelayanan antenatal serta cakupan pemberian tablet Fe. Kata kunci : Anemia gizi besi, wanita hamil, faktor berhubungan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUHEMBERUA KABUPATEN NIAS UTARA TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: ADVINCE MAYASARI ZEBUA

Upload: nurdianirakhma

Post on 11-Aug-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anemia

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Anemia

ABSTRAKAnemia gizi besi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia. Pada wanita hamil, anemia dapat meningkatkan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bayinya. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi pada ibu hamil 24,5%.Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. Populasi adalah semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua. Sampel adalah ibu hamil di desa Banua gea, Botolakha, dan Siofa Banua yang berjumlah 110 ibu hamil. Analisis data dilakukan dengan univariat, bivariat dan multivariat.Ditemukan prevalence rate anemia 51,8%. Proporsi ibu hamil berdasarkan umur terbanyak pada umur 20-35 tahun yaitu 84,5%, pendidikan dasar 52,7%, petani 60,9%, miskin 64,5%, trimester III 40%, paritas <4 81,8%, jarak kehamilan <2 tahun 66,4%, antenatal tidak baik 60,9%, mengonsumsi tablet besi 50,9% dan status gizi baik 78,2%.Hasil analisis bivariat terdapat 6 variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan anemia gizi yaitu umur (p=0,027; RP=1,616), pendapatan keluarga (p=0,038; RP=1,538), paritas (p=0,005; RP=1,756), jarak kehamilan (p=0,013; RP=1,715), pelayanan antenatal (p=0,039; RP=1,510), konsumsi tablet besi (p=0,007; RP=1,650). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa paritas adalah variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan anemia gizi.Diharapkan kepada pihak Puskesmas Tuhemberua agar meningkatkan program Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di wilayah kerjanya melalui penyuluhan tentang kehamilan risiko tinggi, dan meningkatkan pelayanan antenatal serta cakupan pemberian tablet Fe.Kata kunci : Anemia gizi besi, wanita hamil, faktor berhubunganFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUHEMBERUA KABUPATEN NIAS UTARA TAHUN 2011SKRIPSIOleh:ADVINCE MAYASARI ZEBUANIM. 071000027FAKULTAS

Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yangberakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunankonsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, begitu juga denganpenurunan gizi mikro (Parra BE, Manjarres LM 2005 diacu dalam Andonotopo &Arifin 2005)Adanya kenaikan volume darah pada saat kehamilan akan meningkatkankebutuhan zat besi. Jumlah elemental Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mgdan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnyavolume darah adalah 500 mg, terutama dibutuhkan pada setengah akhirkehamilan. Pada diet yang adekuat kandungan Fe sekitar 10-15 mg sehingga Fepada diet hanya memenuhi sedikit kebutuhan Fe pada ibu hamil (10-20% darikebutuhan). Oleh karena itu diperlukan suplemen Fe (Yongky 2004).

Page 2: Pembahasan Anemia

Zat BesiBesi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di tubuhmanusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 g di dalam tubuh manusia dewasa(Almatsier 2002). Zat gizi besi (Fe) merupakan kelompok mineral yangdiperlukan, sebagai inti dari hemoglobin, unsur utama sel darah merah. Fungsisel darah merah itu penting mengingat tugasnya antara lain sebagai saranatransportasi zat gizi, dan terutama juga oksigen yang diperlukan pada prosesfisiologis dan biokimia dalam setiap jaringan tubuh (Harli 1999). Sediaoetama(1987) menyebutkan bahwa zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagitubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopoiesis (pembentukan darah),yaitu dalam sintesa hemoglobin.Kandungan besi dalam tubuh sangat kecil, yaitu sekitar 35 mg per kgberat badan wanita atau 50 mg per kg berat badan pria. Besi yang ada dalamtubuh berasal dari tiga sumber, yaitu besi yang diperoleh dari perusakan sel-seldarah merah (hemolisis), besi yang diambil dari cadangan yang tersimpan dalamtubuh, serta besi hasil penyerapan saluran cerna (Winarno 1997).Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi heme seperti terdapatdalam hemoglobin dan mioglobin makanan hewani, dan besi non heme dalammakanan nabati. Besi heme merupakan bagian kecil dari besi yang diperolehmakanan. Akan tetapi yang dapat diabsorbsi mencapai 25 % sedangkan besinon heme hanya 5 % (Almatsier 2002).

Anemia pada Ibu HamilPeningkatan volume plasma darah terjadi lebih dahulu dibandingkanproduksi sel darah merah. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar Hb danhematokrit pada trimester I dan II sedangkan pembentukan sel darah merahterjadi pada pertengahan akhir kehamilan sehingga konsentrasi mulai meningkatpada trimester III kehamilan (Cheryl 1996 diacu dalam Darlina 2003).Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor, yaitu faktorlangsung, tidak langsung dan mendasar. Secara langsung anemia disebabkanoleh seringnya mengkonsumsi zat penghambat absorbsi zat besi, kurangnyamengkonsumsi promotor absorbsi zat besi non heme serta adanya infeksiparasit. Adapun kurang diperhatikannya keadaan ibu pada waktu hamilmerupakan faktor tidak langsung. Namun secara mendasar anemia pada ibuhamil disebabkan oleh randahnya pendidikan dan pengetahuan serta faktorekonomi yang masih rendah (Djunadi 1995 diacu dalam Darlina 2003).Penggolongan jenis anemia ibu hamil dapat dibedakan menjadi anemia

Karakteristik ContohKarakteristik contoh meliputi : umur, pendidikan, pengetahuan gizi,pekerjaan, dan pendapatan. Umur ibu pada saat hamil akan mempengaruhitimbulnya anemia. Bila umur ibu pada saat hamil relatif muda (<20 tahun) akanberesiko anemia. Hal itu dikarenakan pada umur tersebut masih terjadipertumbuhan yang membutuhakn zat gizi lebih banyak dibandingkan denganumur di atasnya. Bila zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, akan terjadikompetisi zat gizi antara ibu dengan bayinya (Wijianto 2002). Menurut [Depkes](2001), kadar Hb 7.0 - 10.0 g/dl banyak ditemukan pada kelompok umur <20tahun (46%) dan kelompok umur 35 tahun atau lebih (48%).Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan

Page 3: Pembahasan Anemia

keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga(Hermina 1992 diacu dalam Wijianto 2002). Ibu hamil dengan tingkat pendidikanrendah (tidak sekolah, tidak tamat SD dan tamat SD) sebanyak 66.15 %menderita anemia dan merupakan prevalensi terbesar dibandingkan dengankategori pendidikan sedang maupun tinggi (Mulyono 1994 diacu dalamWijianto 2002).Pendidikan formal sangat penting dalam menentukan status gizi keluarga.Kemampuan baca tulis di pedesaan akan membantu dalam memperlancarkomunikasi dan penerimaan informasi, dengan demikian informasi tentangkesehatan akan lebih mudah diterima oleh keluarga (Sukarni 1989). Oppeneerdan Vervoren (1983) diacu dalam Handayani (2000) menyatakan bahwa tingkatpendidikan yang dicapai seseorang mempunyai hubungan nyata denganpengetahuan gizi dari makanan yang dikosumsinya.Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu jenispengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Pengetahuan gizi dankesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Semakin banyakpengetahuan tentang gizi dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenismakanan yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi danmempertahankan kesehatan individu (Suhardjo 1989).

PEKERJAAQNBerat ringannya pekerjaan ibu juga akan mempengaruhi kondisi tubuhdan pada akhirnya akan berpengaruh pada status kesehatannya. Ibu yangbekerja mempunyai kecenderungan kurang istirahat, konsumsi makan yang tidakseimbang sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk menderita anemiadibandingkan ibu yang tidak bekerja (Wijianto 2002).Lebih lanjut dikatakan Wijianto bahwa status pekerjaan biasanya erathubungannya dengan pendapatan seseorang atau keluarga. Ibu hamil yang tidakbekerja kemungkinan akan menderita anemia lebih besar dibandingkan pada ibuyang bekerja. Hal ini disebabkan pada ibu yang bekerja akan menyediakanmakanan, terutama yang mengandung sumber zat besi dalam jumlah yangcukup dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

ParitasParitas atau jumlah persalinan juga berhubungan dengan anemia. HasilSKRT 1985-1986 diacu dalam Wijianto (2002) menyatakan bahwa prevalensianemia pada kelompok paritas 0 lebih rendah daripada paritas 5 ke atas.Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin besar resikokehilangan darah dan berdampak pada penurunan kadar Hb. Setiap kali wanitamelahirkan, jumlah zat besi yang hilang diperkirakan sebesar 250 mg. Haltersebut akan lebih berat lagi apabila jarak melahirkan relatif pendek.

Paritas atau jumlah persalinan juga berhubungan dengan anemia.Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin besar resikokehilangan darah dan berdampak pada penurunan kadar Hb (SKRT 1985-1986diacu dalam Wijianto 2002).

Page 4: Pembahasan Anemia

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuanpenapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibuhamil yang mempunyai ukuran LILA<23.5 cm (SKRT 2001). Deteksi KEK denganukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan protein dalamintake makanan sehari-hari yang biasanya diiringi juga dengan kekurangan zatgizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderitaKEK berpeluang untuk menderita anemia (Darlina 2003).

Hubungan Status Pekerjaan dengan Kadar HbIbu yang bekerja mempunyai kecenderungan kurang istirahat, konsumsimakan yang tidak seimbang sehingga mempunyai resiko lebih besar untukmenderita anemia dibandingkan ibu yang tidak bekerja (Wijianto 2002). Hasilanalisis statistik menggunakan uji korelasi rank Spearman menunjukkan bahwatidak terdapat hubungan yang nyata antara status pekerjaan contoh dengankadar Hb. Tidak adanya hubungan ini kemungkinan karena status pekerjaancontoh yang sebagian besar tidak bekerja tidak menjamin contoh tidakmelakukan pekerjaan berat. Sebagian besar contoh adalah ibu rumah tangga.Sebagai seorang ibu rumah tangga, contoh melakukan berbagai pekerjaanrumah yang dapat menguras tenaga. Pekerjaan rumah inilah yang besarkemungkinannya mengakibatkan contoh merasa letih dan kurang istirahat.Status Anemia

DAFTAR PUSTAKAAlmatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama.Alsuhendra. 2005. Sudah Banyak Konsumsi Sayur Masih Saja Kurang Darah.http://www.halalmui.or.id/?module=article&sub=article&act=view&id=78[21 Agustus 2006].Andonotopo W, Arifin MT. 2005. Kurang Gizi pada Ibu Hamil: Ancaman padaJanin 5(1).[terhubung berkala]. http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=112[7 Mei 2006].Anonim. 2001. Mabuk Pagi, Ibu Hamil Bisa Kurang Gizi. [terhubung berkala].http://www.indomedia.com/intisari/2001/Sept/warna_hamil.htm. [7 Mei2006]._______. 2004. Survei Anemia pada Anak Play Group, TK, SD, dan SMP diWilayah Puskesmas Gandusari Tahun 2004. [terhubung berkala]. [7 Mei2006]_______. 2006a. 7 dari 10 Wanita Hamil Terkena Anemia [terhubungberkala]. F:\internet\Ikhwal Milis Balita-Anda.htm. [27 April 2006]._______. 2006b. Poverty Reduction Trust Fund: Alternatif PembiayaanPenanggulangan dan Pengurangan Kemiskinan [terhubung berkala].http://menkokesra.go.id/content/view/294/39/. [7 Oktober 2006].Aryani D. 2004. Analisis Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi (Protein, Zat Besi,Vitamin C, Asam Folat, Vitamin B12) pada Penderita Penyakit Gangguan

Page 5: Pembahasan Anemia

Saluran Pencernaan dan Hubungannya dengan Status Anemia di RSUPMI Bogor [skipsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat danSumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Bahar H. 2006. Infeksi, Perbaiki Gizi Ibu Hamil. [terhubung berkala].http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=21240. [9 mei 2006].[BPS] Biro Pusat Statistik. 2004. Statistik Indonesia 2004. Jakarta.Darlina. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Gizipada Ibu Hamil [skipsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat danSumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Laporan SurveiKesehatan Rumah Tangga 2001 : Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil.Jakarta : Depkes RI.__________ Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1994.Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) padaWanita Usia Subur. Jakarta : Depkes RI.Effendi YH, D Briawan, M Barunawati. 2000. Keragaan Konsumsi Pangan danKadar Serum Darah Mineral Besi (Fe) dan Seng (Zn) dalam Serum DarahIbu Hamil. Media Gizi dan Keluarga tahun XXIV No 1.Handayani, R. 2000. Pengaruh Keadaan Sosio-Ekonomi terhadap PolaKonsumsi Makan dan Hubungannya dengan Obesitas pada Lansia[skripsi]. Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Hardinsyah. 2000. Studi Analisis Faktor-faktor Sosial, Ekonomi, dan Biologiyang Mempengaruhi Kejadian KEK pada Ibu Hamil. Bogor : DepartemenGizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor._________, D Briawan. 2000. Dampak Pemberian Biskuit Multigizi padaPertambahan Berat Badan Ibu Hamil. Media Gizi dan Keluarga tahunXXIV No 2 :132-138._________, D Martianto. 1992. Gizi Terapan. Bogor : Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat antarUniversitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor._________, V Tambunan. 2004. Angka Kecukupan Energi, Lemak, dan SeratMakanan. Di dalam : Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerahdan Globalisasi. Prosiding Widya Karya Pangan dan Gizi VIII; Jakarta,17–19 Mei 2004. Jakarta : Persagi. 317.Harli M. 1999. Mengatasi Penyebab Anemia Kurang Gizi [terhubung berkala].http://www.indomedia.com/intisari/1999/oktober/anemia.htm. [7 Mei2006].Kartona D, M Soekatri. 2004. Angka Kecukupan Mineral : Besi, Iodium, Seng,Mangan, Selenium. Di dalam : Ketahanan Pangan dan Gizi di EraOtonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding Widya Karya Pangan danGizi VIII; Jakarta, 17–19 Mei 2004. Jakarta : Persagi. 393 – 415.Karyadi E. 2001. Mabuk Pagi, Ibu Hamil Bisa Kurang Gizi [terhubung berkala].http://www.indomedia.com/intisari/2001/Sept/warna_hamil.htm. [7 Mei2006].Khomsan A. 1997. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku tentang Anemia padaPeserta dan Bukan Peserta Program Suplementasi Tablet Besi pada IbuHamil. Media Gizi dan Keluarga tahun XXI No 2 : 1-7.__________. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor : Jurusan

Page 6: Pembahasan Anemia

Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor.Lila IN, TG Oka, IWPS Yasa. 1992. Efektivitas Pemberian Zat Besi terhadapPeningkatan Kadar Hb dan Serum Feritin Ibu Hamil di Puskesmas.[skipsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat dan SumberdayaKeluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lumenta B. 1990. Penyakit, Citra Alam dan Budaya. Yogyakarta : Kanisius.Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan [PPKP] Deptan & GMSK-IPB. 2005.Analisis Kebutuhan Konsumsi Pangan. Bogor : Gizi Masyarakat danSumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor.Rasmaliah. 2004. Anemia Kurang Besi dalam Hubungannya dengan InfeksiCacing pada Ibu Hamil [skripsi]. Sumatera Utara : Universitas SumateraUtara.Riyadi H, Hardinsyah, F Anwar. 1997. Faktor-faktor Resiko Anemia pada IbuHamil. Media Gizi dan Keluarga tahun XXI No 2.Sediaoetama A. D. 1987. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat.Setiawan B, S Rahayuningsih. 2004. Angka Kecukupan Vitamin Larut Air.Di dalam : Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah danGlobalisasi. Prosiding Widya Karya Pangan dan Gizi VIII; Jakarta, 17–19Mei 2004. Jakarta : Persagi. 355.Slamet. 1993. Analisis Kuantitatif untuk Data Sosial. Solo : Dabara Publisher.Slamet J S. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah MadaUniversity Press.Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Departemen Pendidikan danKebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat AntarUniversitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.Sukarni MC. 1989. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Bogor : Pusat AntarUniversitas. Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.Wijianto. 2002. Dampak Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) dan Faktorfaktoryang Berpengaruh terhadap Anemia Gizi Ibu Hamil di KabupatenBanggai, Propinsi Sulawesi Tengah [skipsi]. Bogor : Departemen GiziMasyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor.Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama.Yongky. 2004. Pertumbuhan dan Perkembangan Prenatal. Bogor [tesis].Bogor : Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS ANEMIAPADA IBU HAMIL DI KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATENBOGOR, JAWA BARATNama : WARA FITRIA TRISTIYANTINRP : A54102064Menyetujui :

Page 7: Pembahasan Anemia

Tidak ada hubungan antara umur, jarak kehamilan, frekuensi ANC, pengetahuan kesehatan reproduksi ibu hamil dengan kejadian anemia.

KAMIS, 22 MEI 2008

Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu HamilFaktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Bppsdmk, Jakarta - Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor

oleh :Dra. Hj. E. Nina Herlina MKes, Ir. Fauzia Djamilus, Mkes