pemanfatan 6 jenis pestisida nabati untuk menurunkan serangan hama simplisia dan sitophilus oryzae

7
Laporan Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2010 Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik 425 PEMANFATAN 6 JENIS PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN SERANGAN HAMA SIMPLISIA DAN SITOPHILUS ORYZAE (50%) Molide Rizal, Agus Kardinan, Tri L. Mardiningsih, Michelia Darwis, Endang Sugandi dan Cucu Sukmana ABSTRAK Penelitian Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia dan Sitophilus oryzae (50%) telah dilaksanakan di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, pasar simplisia di DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010. Penelitian dimulai dengan inventarisasi serangga hama yang menyerang simplisia tanaman obat di tempat penyimpanan di Pasar Senen (DKI Jakarta) dan Pasar Nguter (Sukoharjo, Jawa Tengah) pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010. Contoh simplisia tanaman obat dari kedua lokasi tersebut dibawa ke laboratorium untuk diamati jenis dan jumlah serangga hama yang menyerang masing-masing jenis simplisia. Hasil dua kali survey menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 10 jenis hama yang menyerang 14 jenis simplisia yang diperdagangkan di Pasar Senen (DKI) dan Pasar Nguter (Jateng). Jenis hama yang ditemukan menyerang simplisia antara lain: Rhyzopertha sp., Oryzaephilus sp., Lasioderma serricorne, Stegobium paniceum, Tribolium sp., Sitophilus sp., Carpophilus sp., Araecerus sp., Cryptolestes sp., Lyctidae, sedangkan jenis-jenis simplisia yang terserang antara lain: Jahe putih (Zingiber officinale), Kedawung (Parkia roxburghii), Kunyit (Curcuma domestica), Temu kunci (Curcuma sp), Peka (Illicium verum), Kembang pala (Myristica fragrans), Temu putih (Curcuma zedoaria), Biji Mahoni (Swietenia mahagoni), Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), Umbi dewa (Gynura segetum), Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), Kayumanis (Cinnamomum burmanii), Temu mangga (Curcuma mangga), dan Purwoceng (Pimpinella pruatjan). Total jumlah serangga hama yang ditemukan adalah 807 ekor yang terdiri dari 456 ekor (56.50%) dari DKI, sedikit lebih banyak dari pada Jawa Tengah yang jumlahnya 351 ekor (43.49%). Sementara itu jenis simplisia yang terserang serangga hama Jawa Tengah lebih banyak yaitu 9 dari 14 jenis (64.28%) dari simplisia yang terserang hama, sementara di DKI hanya 8 jenis (57%) dari 14 jenis simplisia yang terserang hama. Serangga hama yang dominan di DKI Jakarta adalah kumbang Oryzaephilus spp., sedangkan di Jawa Tengah adalah kumbang L. serricorne. Secara agregat, populasi kumbang Oryzaephilus sp, merupakan 52.79 persen dari jumlah serangga yang dikumpulkan dari kedua lokasi survey tersebut sehingga dianggap sebagai hama utama simplisia. Hasil uji potensi 6 jenis pestisida nabati (nilam, seraiwangi, kayumanis, cengkeh, kunyit dan temulawak) dengan metoda kontak film residu terhadap hama beras Sitophilus oryzae dan Oryzaephilus sp menunjukkan bahwa tidak ada formula yang efektif membunuh kedua jenis hama tersebut. Pengujian dengan metoda fumigasi terhadap Sitophilus sp menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan mortalitas 25.55 47.78 persen. Mengingat potensi pencemaran yang dapat ditimbulkan terhadap komoditas yang dilindungi maka penelitian fumigasi dengan cara semprot terhadap karung beras tidak dilanjutkan. Kata Kunci: Tanaman obat, simplisia, serangga, hama gudang, inventarisasi, insektisida nabati, efikasi ,fumigasi. ABSTRACT Research on Utilization of Six Botanical Pesticides to Reduce Infestation of Simplisia Pests and Rice Weevil Sitophilus oryzae (50%) was conducted at Entomological Laboratory of Indonesian Medicinal and Aromatic Plants Research Institute in Bogor, simplicia market in Jakarta and Central Java from January through December 2010. The

Upload: wongselikur

Post on 10-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penelitian Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia dan Sitophilus oryzae (50%) telah dilaksanakan di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, pasar simplisia di DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010.

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia Dan Sitophilus Oryzae

Laporan Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2010 Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

425

PEMANFATAN 6 JENIS PESTISIDA NABATI UNTUK MENURUNKAN SERANGAN HAMA SIMPLISIA DAN SITOPHILUS ORYZAE (50%)

Molide Rizal, Agus Kardinan, Tri L. Mardiningsih, Michelia Darwis, Endang Sugandi dan Cucu Sukmana

ABSTRAK

Penelitian Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia dan Sitophilus oryzae (50%) telah dilaksanakan di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, pasar simplisia di DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010. Penelitian dimulai dengan inventarisasi serangga hama yang menyerang simplisia tanaman obat di tempat penyimpanan di Pasar Senen (DKI Jakarta) dan Pasar Nguter (Sukoharjo, Jawa Tengah) pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010. Contoh simplisia tanaman obat dari kedua lokasi tersebut dibawa ke laboratorium untuk diamati jenis dan jumlah serangga hama yang menyerang masing-masing jenis simplisia. Hasil dua kali survey menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 10 jenis hama yang menyerang 14 jenis simplisia yang diperdagangkan di Pasar Senen (DKI) dan Pasar Nguter (Jateng). Jenis hama yang ditemukan menyerang simplisia antara lain: Rhyzopertha sp., Oryzaephilus sp., Lasioderma serricorne, Stegobium paniceum, Tribolium sp., Sitophilus sp., Carpophilus sp., Araecerus sp., Cryptolestes sp., Lyctidae, sedangkan jenis-jenis simplisia yang terserang antara lain: Jahe putih (Zingiber officinale), Kedawung (Parkia roxburghii), Kunyit (Curcuma domestica), Temu kunci (Curcuma sp), Peka (Illicium verum), Kembang pala (Myristica fragrans), Temu putih (Curcuma zedoaria), Biji Mahoni (Swietenia mahagoni), Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), Umbi dewa (Gynura segetum), Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), Kayumanis (Cinnamomum burmanii), Temu mangga (Curcuma mangga), dan Purwoceng (Pimpinella pruatjan). Total jumlah serangga hama yang ditemukan adalah 807 ekor yang terdiri dari 456 ekor (56.50%) dari DKI, sedikit lebih banyak dari pada Jawa Tengah yang jumlahnya 351 ekor (43.49%). Sementara itu jenis simplisia yang terserang serangga hama Jawa Tengah lebih banyak yaitu 9 dari 14 jenis (64.28%) dari simplisia yang terserang hama, sementara di DKI hanya 8 jenis (57%) dari 14 jenis simplisia yang terserang hama. Serangga hama yang dominan di DKI Jakarta adalah kumbang Oryzaephilus spp., sedangkan di Jawa Tengah adalah kumbang L. serricorne. Secara agregat, populasi kumbang Oryzaephilus sp, merupakan 52.79 persen dari jumlah serangga yang dikumpulkan dari kedua lokasi survey tersebut sehingga dianggap sebagai hama utama simplisia. Hasil uji potensi 6 jenis pestisida nabati (nilam, seraiwangi, kayumanis, cengkeh, kunyit dan temulawak) dengan metoda kontak film residu terhadap hama beras Sitophilus oryzae dan Oryzaephilus sp menunjukkan bahwa tidak ada formula yang efektif membunuh kedua jenis hama tersebut. Pengujian dengan metoda fumigasi terhadap Sitophilus sp menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan mortalitas 25.55 – 47.78 persen. Mengingat potensi pencemaran yang dapat ditimbulkan terhadap komoditas yang dilindungi maka penelitian fumigasi dengan cara semprot terhadap karung beras tidak dilanjutkan.

Kata Kunci: Tanaman obat, simplisia, serangga, hama gudang, inventarisasi, insektisida nabati, efikasi ,fumigasi.

ABSTRACT

Research on Utilization of Six Botanical Pesticides to Reduce Infestation of Simplisia Pests and Rice Weevil Sitophilus oryzae (50%) was conducted at Entomological Laboratory of Indonesian Medicinal and Aromatic Plants Research Institute in Bogor, simplicia market in Jakarta and Central Java from January through December 2010. The

Page 2: Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia Dan Sitophilus Oryzae

Molide Rizal, dkk.

426

study began with an inventory of insect pests that attack medicinal plant simplisia in a storage area in Pasar Senen (DKI Jakarta) and Market Nguter (Sukoharjo, Central Java) in January through December 2010. Samples of simplisia from both locations were collected and taken to the laboratory to be observed the number and type of insect pests that attack each type of simplisia. The sample were taken twice from each of market places. Result of surveys show that there are at least 10 species of pests which attacked the 14 types of simplisia, which was traded at Pasar Senen (DKI) and Pasar Nguter (Central Java). Insect pests found attacking simplisia include: Rhyzopertha sp., sp Oryzaephilus sp., Lasioderma serricorne, Stegobium paniceum, Tribolium sp., Sitophilus sp., Carpophilus sp., Araecerus sp., Cryptolestes sp., Lyctidae, while kind of simplisia sample, which was attacked by, among others: White Ginger (Zingiber officinale), Kedawung (Parkia roxburghii), Turmeric (Curcuma domestica), Temukunci (Curcuma sp), Star anise (Illicium verum), Nutmeg’s Flower (Myristica fragrans), Temu putih (Curcuma zedoaria), Mahogany Seeds (Swietenia mahagoni), Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), Umbi dewa (Gynura segetum), Winged bean (Psophocarpus tetragonolobus), Cinnamon (Cinnamomum burmanii), Temu mangga (Curcuma mangga), and Purwoceng (Pimpinella pruatjan). The total number of insect pests found was 807, consisting of 456 individuals (56.50%) from Jakarta, a bit more than the Central Java number 351 (43.49%). While total sample, which was attacked by insect pests over much of Central Java were 9 of 14 species (64.28%) observed, while in Jakarta only 8 species (57%) out of 14 species of sample, which was attacked by pests. The dominant insect pests in Jakarta is Oryzaephilus sp, whereas in Central Java is L. serricorne In aggregate, the population of beetles Oryzaephilus sp was 52.79 percent of the total insects collected from both locations surveyed and stated as main pest of stored simplisia. Results for 6 types of botanical pesticide (patchouli, citronella,cassiavera, clove, turmeric and temulawak) tested against Sitophilus sp and Oryzaephilus sp by residual film contact method showed that none of the formula tested were effecfive to control these pests species. Testing with fumigation of Sitophilus sp methods showed inconsistent results with a mortality of 25.55 - 47.78 percent. Given the potential for contamination that can be inflicted on the protected commodity fumigation experiment by means of spray against the sack of rice was not continued.

Keywords: Medicinal plants, simplisia, insect, storage pest, inventarization botanical pesticide, efficacy, fumigation,

PENDAHULUAN

Meningkatnya kecendrungan masyarakat menggunakan bahan-bahan alami telah meningkatkan kebutuhan terhadap produk yang bermutu, aman dan ramah Iingkungan. Oleh karena itu, produk pangan, obat-obatan dan kormetik yang dikehendaki konsumen adalah yang dihasilkan melalui proses yang seminimal mungkin menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya, di antaranya termasuk penggunaan pestisida kimia sintetik di dalam proses budidaya tanaman.

Gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan kendala yang sering dihadapi dalam budidaya pertanian yang dapat menyebabkan petani gagal panen. Setelah panenpun serangan OPT masih dijumpai di tempat penyimpanan produk di gudang. Pada tanaman obat, Mardiningsih dan Barimbing (2005) telah melaporkan tiga jenis kumbang sebagai hama yang menyerang simplisia purwoceng yaitu Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae), Ahasverus advena (Coleoptera: Silvanidae) dan Tribolium castaneum (Coleoptera: Tenebrionidae). Kumbang Stegobium sp dilaporkan menjadi hama pada simplisia sambiloto (Warsi, 2009 komunikasi pribadi). Dalam industri JAMU, gangguan hama dan penyakit pada bahan baku simplisia dalam penyimpanan di gudang bisa menyebabkan penurunan kualitas produk. Serangan hama secara tidak

Page 3: Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia Dan Sitophilus Oryzae

Pemanfatan 6 jenis pestisida nabati untuk menurunkan serangan hama simplisia dan sitophilus oryzae (50%)

427

langsung juga bisa menimbulkan pencemaran akibat kotoran dan sisa-sisa tubuh hama yang justru dapat membahayakan pekerja dan konsumen JAMU.

Di sektor pangan, Sitophilus oryzae yang dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil),. merupakan hama yang bersifat polifag dan kosmopolitan, dapat menimbulkan kerusakan berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk serealia di gudang. Pengendalian hama ini dengan bahan-bahan alami sangat diperlukan karena beras merupakan komoditas utama yang harus tetap tersedia dalam jumlah dan mutu yang bagus agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga.

Pemanfaatan pestisida nabati diharapkan mampu memberikan hasil pengendalian yang efektif, efisien, sekaligus aman bagi produk simplisia dan beras yang disimpan di gudang. Selain aman bagi manusia dan tidak mencemari bahan tanaman, pestisida nabati juga tidak memicu terjadinya resistensi OPT sasaran.

Pemanfaatan pestisida nabati dalam pengendalian OPT yang menyerang simplisia dan beras di gudang merupakan upaya untuk melindungi komodiaas obat dan pangan dan sekaligus konsumen yang dewasa ini menuntut tersedianya pangan, obat-obatan dan kosmetik yang selain bermutu namun juga aman bagi diri mereka dan ramah lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian guna mendapatkan pestisida nabati yang efektif terhadap berbagai OPT yang menyerang simplisia dan kumbang bubuk Sitophilus oryzae di gudang. komoditas pertanian yang berorientasi ekspor dan juga komoditas pangan utama. Melalui penelitian dan kajian ilmiah yang terstruktur diharapkan formula pestisida nabati yang diuji dapat dipertanggungjawabkan mutu dan keamanannya.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas produk pestisida nabati dan limbah berbahan dasar 6 jenis tanaman obat dan aromatik (seraiwangi, nilam, cengkeh, kayumanis, kunyit, temulawak) untuk pengendalian hama simplisia dan Sitophylus oryzae di gudang (50%),

METODOLOGI

Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor dan pasar simplisia di DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010. Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah simplisia beberapa tanaman obat, ekstrak dan minyak atsiri dari berapa tanaman obat dan aromatik (kunyit, temulawak, seraiwangi, nilam, cengkeh dan kayumanis) bahan kimia, ATK, serta bahan dan alat pembantu lainnya Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan a. Survey hama utama yang menyerang simplisia

Survey hama-hama utama yang menyerang simplisia tanaman obat dilakukan di pasar simplisia di Pasar Senen (DKI Jakarta) dan Pasar Nguter (Sukoharjo, Jawa Tengah). Simplisia dibawa ke laboratorium untuk diamati jenis dan populasi serangga hama yang menyerang masing-masing jenis simplisia. Pengamatan hama dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Serangga yang ditemukan diambil, dikelompokkan, dihitung populasinya dan diidentifikasi jenisnya. Identifikasi dilakukan dengan cara mencocokkan ciri morfologi dari serangga yang ditemukan dengan gambar serangga yang ada dalam buku Haines (1980). Pengambilan sampel simplisia untuk keperluan survey ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval satu bulan sekali di masing-masing daerah sentra produksi simplisia. Serangga yang populasinya dominan selama masa survey pada suatu jenis simplisia dianggap sebagai hama penting dan akan digunakan dalam bioassay pestisida nabati yang diuji dalam penelitian ini.

Selain pada simplisia, pengujian pestisida nabati juga dilakukan terhadap hama utama pada penyimpanan komoditas beras di gudang yaitu kumbang moncong Sitophilus oryzae (Coleoptera: Curculionidae). b.Perbanyakan serangga hama

Serangga hama utama simplisia dan S. Oryzae yang diperoleh dari survey dipelihara dan diperbanyak pada pakan alami (simplisia atau beras) dimana ia ditemukan.

Page 4: Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia Dan Sitophilus Oryzae

Molide Rizal, dkk.

428

Pemeliharaan dilakukan di dalam kotak-kotak plastik yang diberi tutup dengan kain kasa. Hama dibiarkan tumbuh dan berkembang pada suhu lingkungan di laboratorium hingga jumlahnya cukup untuk keperluan uji bioassay. c. Persiapan Pestisida Nabati dari Tanaman Obat dan Aromatik

Lima jenis minyak atsiri (seraiwangi, nilam, cengkeh, kunyit, temulawak) diperoleh dari eksportir, dilarutkan dalam pelarut organik Xylene atau terpentin (konsentrasi 70%) yang mengandung pengemulsi Tween 80 (konsentrasi 1.5%), diaduk hingga homogen sehingga terbentuk larutan standar pestisida nabati dengan konsentrasi 30%. Larutan standar minyak atsiri tersebut disimpan di refrigerator untuk digunakan dalam ‘bioassay.’ d. Uji Bioassay

Pertama kali akan dilakukan uji pendahuluan guna mengetahui efektivitas masing-masing pestisida nabati terhadap serangga uji pada konsentrasi 0.5%. Pada uji pendahuluan ini akan dipilih pestisida nabati yang mampu membunuh >70% serangga hama gudang untuk diuji lebih lanjut.

Pada uji bioassay, masing-masing pestisida nabati yang terpilih akan dibuat menjadi 5 konsentrasi dengan mengencerkan larutan standarnya dengan aquadest. Pestisida nabati yang paling efektif dibuat menjadi formula dan diuji dalam skala lebih luas.

Baik pada uji pendahuluan maupun bioassay, aplikasi pestisida nabati dilakukan dengan metode kontak film residu dan fumigasi (Mahfuz and Khalequzzaman, 2007). Untuk metoda kontak film residu, sebanyak 1 ml ekstrak atau minyak atsiri dituangkan ke cawan petri berdiameter 9 cm, lalu dikeringanginkan. Sepuluh ekor serangga hama yang diuji dimasukkan ke dalam cawan petri dan dipelihara pada suhu kamar. Perlakuan kontrol diperlakukan dengan 1ml aseton. Mortalitas diamati pada 24, 48 dan 72 jam setelah aplikasi.

Untuk mengetahui daya kerja minyak atsiri sebagai fumigan, 10 ekor serangga uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi berukuran panjang 5.5 cm dengan diameter 2 cm. Tabung reaksi ditutup dengan karet yang diberi lubang/pori yang memungkinkan udara bebas keluar masuk. Tutup tabung dibungkus dengan kain kasa nilon sehingga serangga tidak bisa keluar dari tabung. Tabung reaksi yang berisi serangga ini kemudian ditempatkan pada posisi terbalik di atas tabung reaksi lain yang berdiri tegak dan berisi minyak atsiri. Kedua tabung reaksi dihubungkan oleh tutup karet sehingga uap minyak atsiri dari tabung yang di bawah dapat naik memasuki tabung reaksi yang berisi serangga uji. Perlakuan kontrol tidak diperlakukan dengan minyak atsiri.

Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap, dengan 6 perlakuan dan diulang 4 kali. Perlakuan terdiri atas 6 jenis minyak atsiri yaitu seraiwangi, nilam, cengkeh, kayumanis, kunyit, dan temulawak. Sebagai kontrol negatif digunakan pestisida kimia sintetik sedang kontrol positifnya adalah aseton.

e. Rancangan Respon

Parameter yang diamati adalah mortalitas serangga uji pada 24, 48 dan 72 jam setelah aplikasi. Mortalitas serangga uji dihitung dengan rumus:

(P1 – P2) S = ------------------------ x 100% P1 Dimana : S = mortalitas serangga (%),

P1 = jumlah seangga sebelum perlakuan, P2 = jumlah serangga setelah perlakuan

Konsentrasi aplikasi pestisida nabati dinilai efektif terhadap serangga hama apabila mortalitas serangga >70%.

Page 5: Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia Dan Sitophilus Oryzae

Pemanfatan 6 jenis pestisida nabati untuk menurunkan serangan hama simplisia dan sitophilus oryzae (50%)

429

f. Rancangan Analisis Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis probit untuk menentukan LC50 dan

LT50 (Finney, 1971), uji nilai tengah pengaruh perlakuan terhadap mortalitas keong mas dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT).

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Serangga hama pada simplisia Hasil pengamatan terhadap jenis-jenis serangga hama yang menyerang simplisia

tanaman obat di DKI dan Jawa Tengah disajikan pada Tabel 1. Sedikitnya ditemukan 10 jenis hama yang menyerang 14 jenis simplisia yang diperdagangkan di Pasar Senen (DKI) dan Pasar Nguter (Sukoharjo, Jateng).

Di daerah produksi empon-empon di desa Nogosari, Kabupaten Boyolali tidak ditemukan serangga hama pada simplisia yang disimpan di gudang petani atau pedagang pengepul. Demikian pula pada pedadagang pengepul dan pabrik jamu di Sukohardjo. Hal tersebut disebabkan oleh perputaran barang (simplisia) yang relatif cepat sehingga simplisia tidak sempat disimpan dalam jamgka waktu lama di gudang mereka.

Tabel 1. Jenis dan jumlah serangga yang ditemukan menyerang simplisia tanaman obat

No Serangga Simplisia

Rh

yzop

erth

a s

p

Ory

za

ep

hilu

s s

p

Lasio

de

rma s

p

Ste

go

biu

m s

p

Trib

oliu

m s

p

Sito

ph

ilus s

p

Ca

rpo

philu

s s

p

Ara

ece

rus s

p

Cry

pto

leste

s s

p

Lyctid

ae

1 Jahe putih 21 2 - - - - - - - -

2 Peka - 17 - - - - - - - -

3 Kembang pala - 322 - - - - - - - -

4 Temu putih 11 - - - 1 - - - - -

5 Biji Mahoni - 85 - - - - 12 - - -

6 Lempuyang wangi - - 175 1 2 1 - - - -

7 Kedawung - - 49 - - 3 - - - -

8 Kunyit - - 1 2 - - - - - -

9 Temu kunci - - 18 4 4 - - - - -

10 Umbi dewa - - - - 1 1 - - - -

11 Kecipir - - - - - - - 2 1 -

12 Kayumanis - - - - - 1 - - - 50

13 Temu mangga - - 16 - - - - - - -

14 Purwoceng - - 3 - - - - - - -

Jumlah 32 426 262 8 8 6 12 2 1 50

Persentase (%) 3.96

52.79

32.46

0.99

0.99

0.74

1.46

0.24

0.12

6.20

Hasil dua kali survey menunjukkan bahwa jumlah serangga yang ditemukan di DKI

sedikit lebih banyak yaitu 456 ekor (56.50%) dibanding Jawa Tengah yang jumlahnya 351 ekor (43.49%). Sementara itu jumlah simplisia yang terserang serangga hama di DKI dan Jawa Tengah lebih banyak yaitu 9 dari 14 jenis (64.28%) dari simplisia yangdiamati, sementara di DKI hanya 8 jenis (57%) dari 14 jenis simplisia yang terserang serangga (Tabel 2). Serangga hama yang dominan di DKI Jakarta adalah kumbang Oryzaephilus spp., sedangkan di Jawa Tengah adalah kumbang Lasioderma spp. Secara agregat,

Page 6: Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia Dan Sitophilus Oryzae

Molide Rizal, dkk.

430

populasi kumbang Oryzaephilus spp., dan Lasioderma spp merupakan 52.79 dan 32.46 persen dari jumlah serangga yang dikumpulkan dari kedua lokasi survey tersebut. Hama Oryzaephilus sp ini lalu dipelihara pada pakan kembang pala,

Tabel 2. Jenis dan jumlah serangga hama yang menyerang simplisia tanaman obat di DKI dan Jawa Tengah

No Simplisia Hama DKI Jateng Jumlah

I II I II

1 Jahe putih Rhyzopertha dominica

Oryzaephilus sp. *) S. paniceum

21 2 -

- -

- - 6

- - -

21 2 6

2 Peka Oryzaephilus sp. *) 4 13 - - 17

3 Kembang pala Oryzaephilus sp. *) 322 - - 322

4 Temu putih Rhyzopertha dominica

Tribolium sp.

11 -

- 1

- -

- -

11 1

5 Biji Mahoni Oryzaephilus sp. *)

Carpophilus sp.

8 -

53 -

15 12

9 -

85 12

6 Lempuyang wangi

L. serricorne Sitophilus sp. Tribolium sp.

- - -

- - -

175 1 2

- - -

175 1 2

7 Kedawung L. serricorne Sitophilus sp.

- -

- -

49 3

- -

49 3

8 Kunyit L. serricorne S. paniceum

- -

- 2

- -

1 -

1 2

9 Temu kunci Lasioderma sp. Tribolium sp.

- -

- -

18 4

- -

18 4

10 Umbi dewa Sitophilus sp. Tribolium sp.

- -

- -

1 1

- -

1 1

11 Kecipir Araecerus sp. Cryptolestes sp.

- -

- -

2 1

- -

2 1

12 Kayumanis Sitophilus sp. Scolyltidae

- -

- -

1 50

- -

1 50

13 Temu mangga L. serricorne - 16 - - 16

14 Purwoceng L. serricorne - 3 - - 3

Jumlah 46 410 341 10 807

Total per lokasi 456 351

b. Uji potensi pestisida nabati.

Hasil uji potensi 6 jenis pestisida nabati (nilam, seraiwangi, kayumanis, cengkeh, kunyit dan temulawak) dengan metoda kontak film residu terhadap hama beras Sitophilus oryzae dan Oryzaephilus sp menunjukkan bahwa tidak ada formula yang efektif membunuh kedua jenis hama tersebut. Upaya meningkatkan konsentrasi uji dari 0.5% menjadi 1%, baik pada kaca maupun kertas saring, juga menunjukkan hasil yang sama, tidak ada yang efektif membunuh kedua jenis serangga uji tersebut.

Pengujian dengan metoda fumigasi menggunakan minyak seraiwangi yang ditempatkan di dalam tabung reaksi terhadap Sitophilus sp menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Mortalitas yang ditimbulkan berkisar 25.55 – 47.78 persen.

Pengujian lebih lanjut dengan menggunakan karung plastik (ukuran 10 x 15cm) berisi beras yang disemprot dengan keenam jenis formula pestisida nabati menunjukkan bahwa kecuali temulawak, lima jenis pestisa nabati mampu menolak infestasi hama

Page 7: Pemanfatan 6 Jenis Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Serangan Hama Simplisia Dan Sitophilus Oryzae

Pemanfatan 6 jenis pestisida nabati untuk menurunkan serangan hama simplisia dan sitophilus oryzae (50%)

431

tersebut ke dalam beras di dalam karung. Beberapa ekor serangga uji ditemukan mati di luar karung yang disemprot dengan minyak seraiwangi dan nilam. Mengingat potensi pencemaran yang dapat ditimbulkan terhadap beras yang disimpan di dalam karung, antara lain basah, bau menyengat dan potensi terserang oleh jamu jamurmaka penelitian fumigasi dengan cara semprot terhadap karung beras tidak dilanjutkan.

KESIMPULAN

a) Diketahui terdapat 10 jenis hama yang menyerang 14 jenis simplisia yang diperdagangkan di Pasar Senen (DKI) dan Pasar Nguter (Jateng).

b) Jenis hama yang ditemukan menyerang simplisia antara lain: Rhyzopertha sp, Oryzaephilus sp., L. serricorne, S. paniceum, Tribolium sp., Sitophilus sp., Carpophilus sp., Araecerus sp., Cryptolestes sp., dan Lyctidae.

c) Jenis-jenis simplisia yang terserang antara lain: Jahe putih (Zingiber officinale), Kedawung (Parkia roxburghii), Kunyit (Curcuma domestica), Temu kunci (Curcuma sp), Peka (Illicium verum), Kembang pala (Myristica fragrans), Temu putih (Curcuma zedoaria), Biji Mahoni (Swietenia mahagoni), Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), Umbi dewa (Gynura segetum), Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), Kayumanis (Cinnamomum burmanii), Temu mangga (Curcuma mangga), dan Purwoceng (Pimpinella pruatjan).

d) Serangga hama yang dominan di DKI Jakarta adalah kumbang Oryzaephilus sp., sedangkan di Jawa Tengah adalah kumbang L. Serricorne. Secara agregat, populasi kumbang Oryzaephilus sp merupakan 52.79 persen dari jumlah serangga yang dikumpulkan dari kedua lokasi survey tersebut dan dianggap sebagai hama utama simplisia.

e) Semua formula pestisida nabati yang diuji dengan metoda kontak film residu tidak efektif membunuh hama Sitophylus oryzae, dan Oryzaephilu spp. Lima formula pestisida nabati yang diuji, tidak termasuk temulawak, memiliki efek repellent bagi Sitophilus oryzae, namun demikian penggunaan dengan aplikasi langsung ke produk yang dilindungi tidak dianjurkan karena punya resiko mencemari bahan yang dilindungi.

DAFTAR PUSTAKA

Finney DJ. 1971. Probit Analysis: Cambridge University. Cambridge. London.

Haines, C.P. 1980. Stored-products beetles. Biotrop Second Training Course in Pests of Stored Products, Bogor, May 19 - June 28, 1980.

Mahfuz, I and M, Khalequzzaman. 2007. Contact and fumigant toxicity of essential oils against Callosobruchus maculates. Univ. J. Zool. Rajshahi Univ. Vol 26. 2007. pp.63-66.

Mardiningsih T, Barimbing B. 2005. Serangga-serangga perusak simplisia purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. XXVIII - Bogor 15-16 September 2005.