pelaksanaan peraturan daerah nomor 9...

21
1 PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMONDOKAN DI PADUKUHAN KRODAN KELURAHAN MAGUWOHARJO KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN A. Latar Belakang Masalah Negara hukum (rechtstaat), mengandung sekurang-kurangnya dua makna. Yang pertama adalah pengaturan mengenai batasan-batasan peran negara atau pemerintahan dalam mencampuri kehidupan dan pergaulan masyarakat, sedangkan yang kedua adalah jaminan-jaminan hukum akan hak-hak, baik sipil atau hak-hak pribadi (individual rights), hak-hak politik (political rights), maupun hak-hak sebagai sebuah kelompok atau hak-hak sosial sebagai hak asasi yang melekat secara alamiah pada setiapa insani, baik secara pribadi atau kelompok. 1 Interaksi antara peran negara atau pemerintahan dengan hak-hak yang ada pada rakyat atau warga negara, akan melahirkan berbagai asas atau kaidah yang membatasi wewenang dan kewajiban negara dalam pergaulan masyarakat di satu pihak, serta hak dan kewajiban yang harus dijamin dan dipikul oleh rakyat atau warga negara dalam peri kemanusiaan dalam peri kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut UUD 1945 penyelenggaraan negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Semangat para penyelenggara negara dan pemimpin pemerintahan adalah hal yang terpenting dalam suatu egara. 1 Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, Fakultas Hukum UII Press, Yogyakarta, 2003, hlm 24

Upload: trinhcong

Post on 23-May-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

1

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007

TENTANG PEMONDOKAN DI PADUKUHAN KRODAN KELURAHAN

MAGUWOHARJO KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara hukum (rechtstaat), mengandung sekurang-kurangnya dua makna.

Yang pertama adalah pengaturan mengenai batasan-batasan peran negara atau

pemerintahan dalam mencampuri kehidupan dan pergaulan masyarakat,

sedangkan yang kedua adalah jaminan-jaminan hukum akan hak-hak, baik sipil

atau hak-hak pribadi (individual rights), hak-hak politik (political rights), maupun

hak-hak sebagai sebuah kelompok atau hak-hak sosial sebagai hak asasi yang

melekat secara alamiah pada setiapa insani, baik secara pribadi atau kelompok.1

Interaksi antara peran negara atau pemerintahan dengan hak-hak yang ada

pada rakyat atau warga negara, akan melahirkan berbagai asas atau kaidah yang

membatasi wewenang dan kewajiban negara dalam pergaulan masyarakat di satu

pihak, serta hak dan kewajiban yang harus dijamin dan dipikul oleh rakyat atau

warga negara dalam peri kemanusiaan dalam peri kehidupan berbangsa dan

bernegara. Menurut UUD 1945 penyelenggaraan negara mempunyai peran

penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Semangat para penyelenggara negara

dan pemimpin pemerintahan adalah hal yang terpenting dalam suatu egara.

1Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, Fakultas Hukum UII Press, Yogyakarta,

2003, hlm 24

Page 2: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

2

Sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945, maka pemerintah

mengeluarkan suatu peraturan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang ini dikeluarkan

dengan tujuan agar pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Daerah otonomi adalah kesatuan hukum masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakasa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Repubik

Indonesia, untuk itu menjadi tugas pemerintah daerah untuk mendorong dan

melaksanakan upaya percepatan laju pertumbuhan dan sekaligus membuat

pemerataan hasil-hasil pembanguna yang telah dan akan dilaksanakan baik secara

kesejahteraan seluruh masyarakat. Hal ini sesuai dengan Pasal 1 ayat (5) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting bagi suksesnya

penyelenggaraan pemerintahan. Otonomi daerah adalah wujud dari pelaksanaan

demokrasi dan upaya mewujudkan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan.

Otonomi daerah adalah bentuk realisasi dari Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945

dan hal yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan kreativitas serta

prakarsa dari seluruh elemen masyarakat di daerah, untuk mengacu pada

pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Adanya otonomi daerah dalam arti

sesungguhnya, maka setiap daerah akan berupanya menggali potensi yang

Page 3: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

3

dimiliki, sumber daya alam dan sumber daya mabnusia untuk membangun

daerahnya.

Perda Nomor 9 tahun 2007 tentang pemondokan disahkan oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah beserta Pemerintah Daerah Sleman pada Kamis 28

Juni 2007 dengan tujuan agar dapat menjadi payung hukum untuk mengatur

ketentuan bagi para pemilik pemondokan, penghuni, berikut dengan sanksinya

apabila ada pelanggaran yang terjadi.

Dalam Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2007, yang dimaksud pemondokan adalah2 :

1. Bangunan dalam bentuk kamar yang terdiri dari dua atau lebih yang disediakan untuk dimanfaatkan orang lain sebagai tempat tinggal sementara dengan dipungut atau tidak dipungut bayaran.

2. Bangunan rumah yang dua kamar atau lebih disediakan untuk dimanfaatkan orang lain sebagai tempat tinggal sementara dengan dipungut atau tidak dipungut bayaran

3. Dua atau lebih bangunan rumah yang berada dalam satu lokasi yang dimiliki atau dikuasai oleh satu orang atau badan yang disediakan dan dimanfaatkan orang lain sebagai tempat tinggal sementara dengan dipungut atau tidak dipungut bayaran.

Sedangkan Pengecualian dari pemondokan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah3:

1.Satu unit bangunan rumah yang disewa oleh rumah tangga /keluarga 2.Hotel 3.Pondok wisata 4.Apartemen 5.Rumah susun 6.Asrama untuk kegiatan sosial, asrama untuk kepentingan keagamaan,

asrama milik lembaga pendidikan, dan asrama TNI-POLRI.

2 Ibid, Pasal 2 Ayat (1) 3 Ibid

Page 4: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

4

Penyelenggaraan pemondokan dilaksanakan berdasarkan asas kemandirian

usaha dengan berpedoman pada norma-norma hukum, agama, adat dan

kepatuhan.4

Tujuan dari pengaturan pemondokan adalah sebagai berikut5:

1. Mengatasi permasalahan sosial yang timbul karena interaksi sosial antar kultur

2. Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat; 3. Penataan dan pengendalian kependudukan 4. Menjaga ketenteraman dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat; 5. Menjamin tercapainya tujuan pendatang dalam menuntut

ilmu/pendidikan dan atau mencari nafkah/pekerjaan.

Setiap orang atau beberapa orang atau badan yang memiliki pemondokan

wajib memiliki izin penyelenggaraan pemondokan.6 Izin penyelenggaraan

pemondokan dibertikan oleh bupati atau pejabat yang ditunjuk.7

Kabupaten Sleman sebagai salah satu daerah di Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta yang menjalankan otonomi, berusaha untuk mewujudkan tujuan

tersebut. Salah satu usahanya adalah dengan melakukan pengaturan terhadap

penduduk, khususnya bagi pendatang yang berdiam sementara dengan tujuan

untuk menuntut ilmu atau pendidikan dan atau mencari pekerjaan, mengingat

Kabupaten Sleman merupakan daerah yang mempunyai potensi penduduk yang

cukup tinggi.

Dengan adanya mobilitas penduduk ini tentu saja sangat berpangaruh

terhadap perkembangan dan kepadatan penduduk. Di samping itu dengan adanya

keanekaragaman sosial budaya serta interaksi sosial antar kultur, perlu didukung

4 Ibid, Pasal 3 5 Ibid, Pasal 4 Ayat (1) 6 Ibid, Pasal 7 Ayat (1) 7 Ibid, Ayat (2)

Page 5: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

5

dengan administarasi kependudukan yang memadai sehingga permasalahan-

permasalahan kependudukan yang timbul dapat diselesaikan dengan sebaik-

baiknya.

Banyak pemondokan di Kabupaten Sleman memberikan berbagai dampak

positif dan negatif kepada masyarakat, termasuk kepada para pemondok sendiri.

Berbagai dampak positif seperti peningkatan aktifitas ekonomi, pembaharuan

kebudayaan, peningkatan aktivitas pendidikan, dan berbagai hal positif lainnya

dapat langsung dirasakan oleh masyarakat dan para pemondok. Pada sisi lain

perkembangan pemondokan juga memunculkan berbagai dampak negatif seperti

munculnya kasus narkoba, pergaulan bebas, peningkatan kejahatan, permasalahan

sosial, tetibnya administrasi kependudukan, dan sebagainya.8

Khususnya yang dialami oleh Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman, di mana banyak terdapat pemondokan yang memberikan

dampak positif maupun dampak negatif. mendorong pertumbuhan ekonomi

masyarakat sekitar, hal ini juga tentunya mendorong semakin berkembangnya

pemondokan yang berupa kost, kontrakan, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti ini

mendorong pemerintah melakukan penataan dan pendataan yang dilakukan secara

berkala demi terselenggaranya kehidupan yang tertib

Maguwoharjo adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Depok,

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Maguwoharjo terletak pada 7º46’21”

LS dan 110º25’30” BT, dengan luas wilayah 15.010.800 M2, dan jumlah

penduduk 25.125 jiwa. Nama Maguwoharjo diambil dari nama lapangan terbang

8 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2007 tentang pemondokan,

Penjelasan Umum, Alenia Ketiga

Page 6: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

6

yang ada di wilayah ini yakni lapangan terbang Meguwo, yang sekarang lebih

dikenal dengan Bandar Udara Adisucipto. Maguwoharjo merupakan wilayah yang

terdiri dari 5 (lima) Kelurahan dan 2 (dua) kampung, masing-masing adalah:

Kelurahan Kembang, Kelurahan Nayan, Kelurahan Tajem, Kelurahan Paingan,

Kelurahan Padasan, Kampung Pengawatrejo, Kampung Blimbingsari.

Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan

tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka 5 (lima) Kelurahan dan 2

(dua) kampung tersebut kemudian digabung menjadi 1 Desa yang otonom dengan

nama Desa Maguwoharjo. Secara resmi Desa Maguwoharjo ditetapkan

berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah

Kelurahan.9

Setelah melakukan observasi di Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan

Depok Kabupaten Sleman kebanyakan pemondokan berpusat di Padukuhan

Krodan. Hal ini di dukung dengan adanya Universitas Sanata Darma dan Institut

Pertanian (INSTIPER) serta berdirinya stadion bertaraf internasional yang berada

di Padukuhan Krodan. Di Padukuhan Krodan sendiri terdapat bermacam-macam

bentuk pemondokan beserta jumlahnya antara lain10

1. Bangunan yang di jadikan sebagai kost puteri berjumlah 19

2. Bangunan yang di jadikan sebagai kost putera berjumlah 25

Pemilihan Padukuhan Krodan juga didasari oleh letaknya cukup strategis

dan wilayahnya yang luas sehingga mendorong berkembangnya pemondokan itu

sendiri. Pemondokan di Padukuhan Krodan masih banyak yang belum memenuhi

9 http://id.wikipedia.org/wiki/Maguwoharjo,_Depok,_Sleman diakses pada tanggal 20 April 2010 pukul 20.58

10 Data diambil dari kepala dukuh Krodan pada 13 April 2010 pukul 16.45

Page 7: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

7

kriteria sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2007 tentang

Pemondokan. Masih banyak juga penyalahgunaaan izin bangunan yang

semestinya diperuntukan untuk rumah tinggal namun dijadikan pemondokan/kost

dan tidak melaporkannya kepada perangkat Desa maupun ke Kecamatan Depok

sehingga tidak ada data yang pasti mengenai jumlah pemondokan dan pemondok

itu sendiri.

Berbagai dampak negatif perkembangan pemondokan di Padukuhan

Krodan Kecamatan Maguwoharjo Kabupaten Sleman perlu diantisipasi dan

diminimalkan dalam rangka memelihara nilai-nilai sosial budaya serta

memberikan perlindungan kepada masyarakat, termasuk para pemondok.

Sebaliknya dampak positif pemondokan perlu ditingkatkan agar dapat

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Peran serta masyarakat

juga perlu diberikan ruang melalui pembuatan ketentuan tentang keamanan di

tingkat Rukun Tetangga, Rukun Warga dan Dukuh setempat dengan

memeperhatikan peraturan yang ada di atasnya.11

Keberadaan Perda Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pemondokan diharapkan

dapat memberikan keamanan, dan kenyamanan bagi pemilik, pemondok, dan

warga sekitar. Di waktu yang akan datang, dampak negatif dari usaha

pemondokan ini dapat diminimalisir dan akan mendatangkan hal-hal yang positif

demi perkembangan masyarakat, Dalam pelaksanaannya Perda tentang

pemondokan ini belum bisa berjalan secara optimal. Salah satu permasalaahan

yang sering muncul adalah banyaknya pemondokan yang tersebar di seluruh

11 Ibid, Alenia Keempat

Page 8: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

8

pelosok Kabupaten Sleman dan tidak diimbangi dengan jumlah aparat yang

memadai serta minimnya pengawasan terhadap pelaksanaan Perda Nomor 9

Tahun 2007 tentang Pemondokan. Namun dalam pemberlakuaan Perda tersebut

tentunya perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat serta pengawasan dari

pihak-pihak yang terkait.

Dilatar belakangi masalah diatas, maka penulis memutuskan untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9

Tahun 2007 Tentang Pemandokan di Padukuhan Krodan Kelurahan

Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tentang

Pemondokan di Padukuhan Krodan Kelurahan Maguwoharjao

Kecamatan Depok Kabupaten Sleman?

2. Kendala apa saja yang menjadi penghambat pelaksanaan Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pemondokan di Padukuhan

Krodan Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa optimalnya pelaksanaan Peraturan Daerah

Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pemondokan di Padukuhan Krodan

Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.

Page 9: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

9

2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang menjadi penghambat dalam

pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2007

Tentang Pemondokan di Padukuhan Krodan Kelurahan Maguwoharjo

Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.

D. Tinjauan Pustaka

Otonomi bukan sekedar pemencaran penyelenggaran pemerintahan untuk

mencapai efisiansi dan efektivitas pemerintahan. Otonomi adalah sebuah tataan

ketatanegaraan (staatsrechtelijk), bukan hanya tataan administrasi negara

(administratiefrechtelijk). Sebagai tataan ketatanegaraan, otonomi berkaitan

dengan dasar-dasar bernegara dan susunan organisasi negara.12

Pembangunan daerah juga merupakan wujud dari intergrasi dari

pembangunan yang dilaksanakan melalui otonomi daerah, dan pengaturan sumber

daya nasional, yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan

kinerja daerah yang berdaya guna dalam menyelenggarakan pemerintahan,

pelayanan masyarakat dan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusna

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Sementara pada Pasal 1 angka 6 menyebutkan bahwa

12 Bagir Manan, Op.Cit, hlm.24

Page 10: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

10

Daerah Otonomi, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Kemudian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menghendaki Otonomi

yang bertanggung jawab, dan Otonomi yang luas. Selain itu, penyelenggaraan

Otonomi Daerah harus didasari pula pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta

yang aktif dari masyarakat, keadilan sosial, serta memperhatiakan potensi dan

aspirasi daerah.

Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk memungkinkan

daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk

meningkatakan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Untuk dapat

meleksanakan tujuan tersebut, maka kepada daerah perlu diberikan wewenang-

wewenang untuk melaksanakan berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan

rumah tangganya.13

Prinsip otonomi daerah mengguanakan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintahan yang telah ditetapakan.

Daerah memiliki wewenang membuat kebijakan daerah untuk memberikan

13 C.S.T Kansil, Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah, Aksara Baru, Jakarta, 1978, hlm.

131

Page 11: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

11

pelayanan, peningakatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat

yang bertujuan pada peningakatan kesejateraan rakyat.14

Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas

penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang terkandung dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004, yaitu :

a. Asas Desentralisasi

Pengertian desentralisasi menurut Pasal 1 Angka 7 UU Pemerintahan

Daerah adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintahan

oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

pemerintahan dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Asas Dekonentrasi

Dekonsentrasi menurut Pasal 1 angka 8 UU Pemerintah Daerah adalah

pelimpahan wewenang kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan

atau kepada intansi vertikal di wilayah tertentu.

c. Asas pembantuan

Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintahan kepada daerah

dan desa dari pemerintah propinsi kepada kabupaten atau kota dan atau

desa, serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk

melaksanakan tugas tertentu.

Pengembangan asas desentralisasi dalam Pemerintahan Daerah merupakan

aspek yang sangat menentukan untuk melaksanakan yang berorientasi kepada

kepentingan masyarakat dan berkelanjutan (sustainable). Desentralisasi yang

`14Penjelasan Umum Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah, Angka 1 huruf b, Alenia 1

Page 12: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

12

dibutuhkan tidak sekedar dipahami sebagai pendelegasian sebagai otoritas formal

dalam bentuk dekonsentrasi, ataupun devolusi (pelimpahan sebagai wewenang

pembuatan kebijaksanaan atas pengendalian atas sumber daya kepada daerah),

akan tetapi desentralisasi dalam pembuatan kebijakan/keputusan.15

Dilihat dari pelaksanaan fungsi pemerintahan, desentralisasi atau otonomi

itu menunjukan16:

1. Satuan-satuan desentralisasi (otonomi) lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat;

2. Satuan-satuan desentralisasi dapat melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien;

3. Satuan-satuan desentralisasi inovatif; 4. Satuan-satuan desentralisasi mendorong tumbunhnya sikap moral yang

lebih tinggi, komitmen yang lebih tinggi dan produktif. Desentralisasi adalah transfer (perpindahan) kewenangan dan

tanggungjawab fungsi-fungsi publik. Transfer ini dilakukan dari pemerintah pusat

ke pihak lain, baik kepada daerah bawahan, organisasi pemerintah yang semi

bebas ataupun kepada sektor swasta. Selanjutnya desentralisasi dibagi menjadi

empat tipe, yaitu17

1. Desentralisasi politik, yang bertujuan menyalurkan semangat demokrasi

secara positif di masyarakat

15 Soehino, Hukum Tata Negara : Pemerintah Daerah Berdasarkan Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999, BPFE, Cetakan Pertama, Yogyakarta, 2002, hlm.20 16 Ni’matul Huda, Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah Perkembangan dan Problematika.

Perustakaan Hukum, UII, Yogyakarta, 2005, hlm.89 17 Susiyati Bambang Hirawan, Desentralisasi Fiskal Sebagai Suatu Upaya Meningkatkan

Penyediaan Layanan Publik (Bagi Orang Miskin) di Indonesia, http://web.mac.com/adrianpanggabean/Loose_Notes_on_Indonesia/Decentralization_and_Local_Finance_files/Prof%20Susiyati%20Hirawan%20%28Pidato%20Pengukuhan%29.pdf, diakses pada 6 april 2010 pukul 22.50

Page 13: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

13

2. Desentralisasi administrasi, yang memiliki tiga bentuk utama, yaitu :

dekonsentrasi, delegasi dan devolusi, bertujuan agar penyelenggaraan

pemerintahan dapat berjalan secara efektif dan efisien

3. Desentralisasi fiskal, bertujuan memberikan kesempatan kepada daerah

untuk menggali berbagai sumber dana

4. Desentralisasi ekonomi atau pasar, bertujuan untuk lebih memberikan

tanggungjawab yang berkaitan sektor publik ke sektor privat.

Pelaksanaan otonomi daerah, juga sebagai penerapan (implementasi)

tuntutan globalisasi yang sudah seharusnya lebih memberdayakan daerah dengan

cara diberikan kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab.

Terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi

yang ada di daerahnya masing-masing. Desentralisasi merupakan simbol atau

tanda adanya kepercayaan pemerintah pusat kepada daerah yang akan

mengembalikan harga diri pemerintah dan masyarakat daerah

Diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, merupakan

jawaban terhadap salah satu tuntutan reformasi disamping untuk memenuhi

aspirasi daerah.

Dari sudut demokrasi, dalam arti formal, otonomi daerah diperlukan dalam

rangka memperluas partisipasi masyarakat dalam pemerintahan. Dari segi materil,

otonomi daerah mengandung makna sebagai usaha mewujudkan kesejahteraan

yang bersanding dengan prinsip negara kesejahteraan dan sistem pemencaran

Page 14: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

14

kekuasan menurut dasar negara berdasarkan atas hukum. Oleh karena otonomi

bertalian dengan demokrasi, maka harus ada lembaga dan tata cara

penyelenggaraan demokrasi daerah.18

Sejalan dengan sistem demokrasi perwakilan, maka secara kelembagaan

perlu ada badan perwakilan rakyat daerah yang di bentuk secara demokratik.

Demikian pula penyelenggaraan pemerintahannya, harus lah dijalan kan secara

demokratis yang meliputi tata cara penunjukan pejabat, penentuan kebijakan,

pertanggung jawaban, pengawasan, dan lain-lain. Mekanisme pemerintahan harus

dilakuakan dengan tata cara yang demokratis pula.19

Pemberian otonomi melalui pembentukan dan penyusunan daerah serta

dengan penyerahan urusan negara adalah prinsip memperkokoh negara kesatuan

dan mempertinggi tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia secara merata, dengan

demikian membentuk daerah otonomi dan pemberian berbagai kewenangan untuk

memegang peraturan dan kesatuan bangsa yang sekaligus daerah diberi

kesempatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Pasal 18 UUD 1945 sebelum amandemen berbunyi ”pembagian daerah

Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya

ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan mengingati dasar

permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam

daerah-daerah yang bersifat istimewa.”

Berpedoman pada ketentuan Pasal 18 beserta penjelasannya setidak-

tidaknya terungkap bahwa “susunan pemerintahan daerah” dibentuk dengan

18 Ni’matul Huda, Otonomi…Op Cit, hlm.190 19 Ibid

Page 15: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

15

Undang-Undang dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan

dalam “sistem pemerintahan negara” yang berbentuk kesatuan. Artinya ada empat

kata kunci di dalamnya, yaitu “susunan pemerintahan daerah”, harus “dibentuk

dengan Undang-Undang”, harus ”memandang dan mengingati dasar

pemusyawaratan”, dan “dalam kerangka sistem pemerintahan negara kesatuan”.20

Atas dasar kata-kata kunci tersebut, dapat dimaknai bahwa sistem

pemerintahan daerah selain didasari pada prinsip-prinsip demokrasi dan

kedaulatan rakyat, juga semestinya juga mengindahkan hal-hal yang bertalian

dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan negara kesatuan. Artinya, apa yang

berlaku sebagai sistem pemerintahan negara seharusnya berlaku juga dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah. Dengan kata lain, bahwa prinsip yang

dijalankan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah seharusnya tidak boleh

bertentangan dengah prinsip-prinsip yang terdapat pada sistem pemerintahan

negara (pemerintahan pusat).21

Peraturan daerah sebagai wujud dari pelaksanaan otonomi daerah

mempunyai tujuan untuk mengatur masyarakat agar terciptanya kesejahteraan

dean kemakmuran bersama disamping untuk menjaga ketertiban di daerah

otonomi. Hukum tidak lepas dari kebiasaan masyarakat dan nilai moral yang

berlaku dimasyarakat serta adanya sanksi yang mendukung hukum itu berlaku.

20 J.Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah : Suatu Solusi dalam Menjawab Kebutuhan

Lokal dan Tantangan Global, Rineka Cipta, Cetakan Pertama, Jakarta, 2002, hlm.221 21 Ibid, hlm.221-222

Page 16: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

16

Sebagian besar teori hukum menyatakan baik secara eksplisit maupun

implisit bahwa yang membedakan norma hukum dan norma-norma lainnya adalah

pada norma hukum dilekatkan suatu paksaan atau sanksi22

Hukum mempunyai tujuan mewujudkan rasa keadilan dalam kehidupan

bermasyarakat. Esensi moral berpangkal dari moral yang sebagai landasan tujuan

hukum. Selain keadilan, kesejahteraan juga sebagai yujuan dari pembentukan

hukum. Di undangkannya suatu peraturan mempunyai landasan agar kepastian

hukum terjamin. Hukum dalam prespektif otonomi daerah selain mempunyai

tujuan namun juga bersifat mengatur dan memaksa.

Keberadaan peraturan daerah sebagai wujud dari otonomi daerah

mendorong daerah otonomi untuk menggali lebih dalam potensi-potensi yang ada

di wilayah tersebut. Hukum menjadi payung masyarakat untuk maju dan

mempunyai keghidupan yang lebih baik. Masyarakat harus mempunyai akses

dalam menyampaikan aspirasinya dalam pembentukan Peraturan Daerah,

sehingga Peraturan daerah yang dibuat sesuai dengan nilai moral dan kebiasaan

masyarakat daerah otonomi. Selain itu Peraturan daerah yang dibuat mempunyai

fungsi lain yaitu sebagi alat untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

E. Metode Penelitian

1. Obyek penelitian

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 Tentang Pemondokan

di Padukuhan Krodan Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

22 Lon L.Fuller, The Morality of Law, Yale University Press, New Haven, 1975, hlm.109 dikutip kembali oleh Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Prenada Media Group, cetakan pertama, Jakarta, 2008, hlm.73

Page 17: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

17

2. subyek penelitian

a. Kepala Dinas Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Depok

b. Pemilik Pemondokan di Padukuhan Krodan Kelurahan Maguwoharjo

Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

c. Kantor Pemerintahan Kelurahan Maguwoharjo dan kantor

pemerintahan Kecamatan Depok Kabipaten Sleman

3. Sumber data

a. Data primer

Data asli yang diperoleh peneliti dari tangan pertama, yang dilakukan

secara langsung dari penelitian lapangan (fileld research), yang

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

b. Data sekunder

Data yang digunakan untuk membahas skipsi ini, diperoleh dari

penelitian kepustakaan yang meliputi:

a) Bahan hukum primer, antara lain terdiri dari:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tantang Pemerintahan

Daerah

2. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2007 tentang

Pemondokan

b) Bahan hukum sekunder, antara lain:

1. Buku yang terkait dan atau relevan dengan tema yang diangkat

penulis;

2. Pendapat para ahli;

Page 18: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

18

3. Karya tulis;

4. Literatur-literatur lain yang mendukung tema skipsi penulis

c) Bahan hukum tersier, antara lain:

Bahan hukum yang menberi kejelasan atas bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder yaitu berupa:

a) Kamus Hukum;

b) Kamus Umum Bahasa Indonesia;

c) Ensiklopedia

d) Teknik pengumpulan data

Data yang di kumpulkan dengan menggunakan dua metode yaitu:

a. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan

secara langsung kepada informan atau seorang ahli yang berwenang

dalam suatu masalah. Informan tersebut seperti Kepala Dukuh, Kepala

Desa, dan pemilik pemondokan, dan kepala dinas kententraman dan

ketertiban kecamatan Depok

b. Studi pustaka

Studi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan atau memahami data-data

sekunder dengan berpijakan pada berbagai literature dan dokumen yang

berkaitan dengan obyek penelitian.

5. Metode pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

yuridis sosiologi, yaitu pendekatan dengan melakukan penelitian

Page 19: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

19

lapangaan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman

Nomor 9 Tahun 2007 tantang Pemondokan

6. analisis data

Data yang diperoleh dituangkan secara diskriptif kemudian dianalisis

kualitatif, yaitu pengolahan data yang diperoleh dari gambaran yang

sistematis berdasarka teori sebagai pengetahuan umum yang terdapat

pada ilmu hukum sehingga diperoleh kesimpulan. Kemudian,

kesimpulan ditarik dengan menggunakan metode induktif yaitu

penarikan kesimpulan yang dimulai dari fakta-fakta khusus menuju

kesimpulan.

Page 20: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

20

F. Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat: judul, latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, kerangka skipsi,

dan daftar pustaka.

BAB II TINJAUAN UMUM OTONOMI DAERAH DAN

PEMERINTAHAN DAERAH

Bab ini memuat tentang sejarah, pengertian dan pelaksanaan otonomi

daerah di Indonesia, bab ini juga memuat asas, bentuk, dan susunan,

serta pelaksanaan pemerintahan daerah di Indonesia

BAB III PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN

2007 TENTANG PEMONDOKAN DI PADUKUHAN KRODAN

KELURAHAN MAGUWOHARJO KECAMATAN DEPOK

KABUPATEN SLEMAN

Bab ini memuat Deskripsi Kabupaten Sleman, kecamatan Depok pada

umumnya dan padukuhan Krodan serta Kelurahan Maguwoharjo pada

khususnya, serta penerapan dan kendala-kendala dalam Pelaksanaan

peraturan Sleman Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pemondokan di

Padukuhan Krodan Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian studi lapangan di

Dinas Ketentraman dan Ketertiban kecamatan Depok dan para pemilik

Page 21: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 …repository.uii.ac.id/410/SK/I/0/00/000/000856/uii-skripsi-06410343... · Otonomi daerah merupakan salah satu sendi terpenting ... terdapat

21

pemondokan di Padukuhan Krodan Kelurahan Maguwoharjo

Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Bab ini juga memuat

kesimpulan dan saran atas pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7

Tahun 2009 tentang Pemondokan di di Padukuhan Krodan Kelurahan

Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman