pekerjaan dan stress

32
Pekerjaan dan stress : Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah : a. Tuntutan pekerjaan : pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan lembur, karena keharusan mengerjakannya. b. Jenis pekerjaan : jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen manajer c. Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius. d. Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan karena : Lingkungan fisik yang terlalu menekan Kurangnya kontrol yang dirasakan Kurangnya hubungan interpersonal Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja (pujian terhadap prestasi yang sudah dicapai) http://www.admedika.co.id/index.php/en/medias/sehati-blog/ item/62-manajemen-stress

Upload: nedia-ulive-rahmawati

Post on 05-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Pekerjaan Dan Stress

Pekerjaan dan stress :

Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami

stress sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi

yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak

orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan berkelanjutan

didalam jangka waktu yang lama.

Faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah

:

a. Tuntutan pekerjaan : pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.

b. Jenis pekerjaan : jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen manajer

c. Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.

d. Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan karena : Lingkungan fisik yang terlalu menekan Kurangnya kontrol yang dirasakan Kurangnya hubungan interpersonal Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja (pujian terhadap

prestasi yang sudah dicapai)

http://www.admedika.co.id/index.php/en/medias/sehati-blog/item/62-manajemen-stress

Page 2: Pekerjaan Dan Stress

June 3, 2014 • Agung Supriyadi, S.K.M

http://katigaku.com/2014/06/03/manajemen-risiko-stres-kerja/

Pengertian Manajemen Risiko

Terdapat berbagai macam pengertian menurut beberapa pakar. Menurut Smith, 1990

manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol

keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan

atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.

Menurut Clough and Sears, 1994, manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan

yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. menurut

William, et.al.,1995,p.27 manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi

dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani

sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi. menurut Dorfman, 1998, p. 9,

Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami

eksposur terhadap suatu kerugian.

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan

menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk

mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang

ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko

(Uher,1996). Tiga tahapan utama dalam melakukan pendekatan sistematis mengenai

manajemen risiko yaitu (Soeharto, 1999):

Identifikasi risiko

Analisa dan evaluasi risiko

Respon atau reaksi untuk menanggulangi risiko tersebut

Page 3: Pekerjaan Dan Stress

 

Pengertian Stres dan Stres Kerja

Stres adalah sebuah cara yang dilakukan tubuh manusia dalam merespon segala jenis

tuntutan. Stres dapat disebabkan oleh pengalaman baik atau buruk. Ketika orang merasakan

stres karena sesuatu yang terjadi di sekitarnya, tubuhnya akan beraksi dengan melepas zat-zat

kimia ke dalam darah. Zat-zat kimia ini memberikan orang tersebut lebih banyak energi dan

kekuatan yang dapat menjadi kebaikan jika stresnya itu disebabkan olehh bahaya fisik. Tetapi

stres juga bisa menjadi buruk jika terjadi respon dalam bentuk emosi dan tidak ada

penyaluran untuk untuk kelebihan energi dan kekuatan tersebut (www.mtstcil.org). Menurut

Morgan dan King, stres adalah suatu keadaan internal yang disebabkan oleh tuntutan tubuh

(kondisi sakit, latihan fisik, suuhu ekstrem, dan sebagainya) atau lingkungan dan situasi

sosial, yang berpotensi berbahaya, tidak terkontrol, atau melebihi sumber daya kita untuk

melakukan coping (Morgan & King, 1986: 321). Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan

atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis

sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek (Cooper, 1994).

Page 4: Pekerjaan Dan Stress

 

Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak

bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang

dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu

mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya

individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari

stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk

menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Dengan kata

Page 5: Pekerjaan Dan Stress

lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu

mempersepsi suatu peristiwa.

Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang

positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam.

Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu

dapat berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap

respon yang akan muncul (Selye, 1956).

Pengertian stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan

reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Seperti yang telah

diungkapkan di atas, lingkungan pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Stressor kerja

merupakan segala kondisi pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan

dapat menimbulkan stres kerja (Selye, dalam Beehr, et al., 1992: 623). Berdasarkan definisi

tersebut, stres kerja Banyak ahli mengemukakan mengenai penyebab stres kerja itu sendiri.

Soewondo (1992) mengadakan penelitian dengan sampel 300 karyawan swasta di Jakarta, 

menemukan bahwa penyebab stres kerja terdiri atas 4 (empat) hal utama, yakni:

Kondisi dan situasi pekerjaan

Pekerjaannya

Job requirement seperti status pekerjaan dan karir yang tidak jelas

Hubungan interpersonal

Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri atas empat hal utama,

yakni:

Page 6: Pekerjaan Dan Stress

Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi, keluarga,

relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan komunitas/tempat

tinggal.

Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur organisasi, keadaan

fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi.

Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya dukungan

sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan intergrup.

Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran, serta

disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, kontrol personal, learned

helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.

Sedangkan Cooper dan Davidson (1991) membagi penyebab stres dalam pekerjaan menjadi

dua, yakni:

Group stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun keadaan di dalam

perusahaan, misalnya kurangnya kerjasama antara karyawan, konflik antara individu dalam

suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan sosial dari sesama karyawan di dalam

perusahaan.

Individual stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri individu, misalnya tipe

kepribadian seseorang, kontrol personal dan tingkat kepasrahan seseorang, persepsi terhadap

diri sendiri, tingkat ketabahan dalam menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran.

Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada

diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang

tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999). Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya

berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar

Page 7: Pekerjaan Dan Stress

pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu

berkonsentrasi, dan sebagainya.

Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan menggunakan 76

sampel manager dan mandor di perusahaan swasta  menunjukkan bahwa efek stres yang

mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah:

Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut jantung meningkat,

bibir kering, berkeringat, mual.

Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa

berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres.

Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah meningkatnya

tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan

komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover (Greenberg & Baron,

1993; Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993).

Kerangka Kerja Manajemen Risiko

Framework atau kerangka kerja dari manajemen risiko tergambar dari bagan dibawah ini:

Page 8: Pekerjaan Dan Stress

 

(Sumber: European Agency for Safety and Health at Work )

 

Berdasarkan kerangka kerja tersebut kita dapatkan bahwa dalam memanajemen (melakukan

pengaturan) sebuah risiko stress terdiri dari dua hal, yaitu:

Evaluasi, terdiri atas:

Risk Assessment

Risk assessment adalah seluruh proses yang mencakup risk identification, risk analysis dan

risk evaluation. (AS/NZS 4360:2004)

 

  Risk Reduction

Risk reduction merupakan cara atau teknik mengurangi risiko dengan preventif, kontrol, dan

mitigasi.

 

Organizational/learning and training

Dalam melakukan evaluasi, terkadang dibutuhkan translation dalam menerjemahkan risk

assessment yang telah dianalisis sehingga didapatkan risk reduction.

 

Risk Assasment : The Control Cycle

 

Page 9: Pekerjaan Dan Stress

Siklus kontrol ialah proses yang sistematis untuk mengidentifikasi bahaya, menganalisis dan

mengelola risiko, dan melindungi pekerja (Cox & Griffiths, 1995 dalam European Agency

for Safety and Health at Work)

 

 

Pada tahap 1 samapai tahap 5 sifatnya recursive (berulang) dan didesain untuk melakukan

perbaikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang sifatnya continyu/berkelanjutan.

 

Prinsip Menejemen Stres

Menurut Beer (1979), manajemen stres dapat difklasifikasikan berdasarkan 2 hal yaitu:

Page 10: Pekerjaan Dan Stress

 

Strategi dan Objektif

 

Prevention dengan strategi Desain dan pelatihan pekerja

Hal ini dilakukan sebelum munculnya stress. Contoh : pengaturan shift kerja, desain ulang

lingkungan kerja yang menimbulkan stress, motivation training

Timely Reaction dengan strategi yang dilakukan oleh top management untuk menyelesaikan

permasalahan dengan meningkatkan kemampuan organisasi dan manajerial.

Manager mampu mengetahui dan mengidenfikasi apa permasalahan yang ada di tempat kerja.

Biasanya manajer melakukan intervensi saat muncul gambaran-gambaran tentang stress di

perusahaannya agar permasalahan stress tidak membesar. Contoh : tindakan yang cepat saat

kasus stress muncul.

Rehabilitation dengan strategi kasus stress sudah muncul

Cara bagaimana cara menaggulangi masalah yang telah ada menaggulangi stress yang ada

agar hilang. Contoh : Konseling

 

Berikut ini merupakan tabel pengklasifikasian berdasarkan strategi dan objektif :

Objektif Strategi

Prevention Desain dan pelatihan pekerja

Page 11: Pekerjaan Dan Stress

Timely Reaction

Dilakukan oleh top management untuk

menyelesaikan permasalahan dengan meningkatkan

kemampuan organisasi dan manajerial

Rehabilitation Dukungan tambahan seperti konseling;

 

Agen dan Target

 

Organisasi ke organisasi, maksudnya adalah program penanggulangan stress yang dibuat

oleh management perusahaan dengan tujuan menanggulangi stres dalam tingkat perusahaan.

Contohnya: System Management ataupun Kebijakan (Sangat besar/umum) dengan

melakukan review system manajemen dengan kebijakan yang tidak membuat stress kerja.

Organisasi ke individu, maksudnya adalah program penanggulangan stress yang dibuat oleh

management perusahaan dengan tujuan menanggulangi stres dalam tingkat individu.

Contohnya: Pemberian training dan pemberlakuan SOP.

Individu ke organisasi, maksudnya adalah umpan balik yang dibuat oleh pekerja dalam

penggulangan stress yang ada di perusahaannya Contohnya: masukan dari pekerja kepada

perusahaan dalam menanggulangi stress.

Individu ke individu, maksudnya adalah maksudnya adalah usaha penaggulangan stress

mandiri yang dilakukan oleh pekerja. Contohnya: personal stress manajemen, mengambil sisi

positif dalam tiap kasus yang mungkin menyebabkan stress.

Berikut ini merupakan tabel pengklasifikasian berdasarkan agen dan target :

Page 12: Pekerjaan Dan Stress

Agen Target

Organisasi Organisasi

Organisasi Pekerja (Individual)

Pekerja Organisasi

Pekerja Pekerja (Individual)

 

Intervensi

 

Program intervensi terdiri atas 3 hal, antara lain:

Primer

Yaitu dengan cara menurunkan Stressor (mengendalikan bahaya). Bahaya yang ada ditempat

kerja dikendalikan agar risiko terjadinya kecelakaan diminimalisasi dengan baik.

Sekunder

Yaitu dengan cara pelatihan atau training pekerja. Para pekerja dilatih dengan pengarahan

oleh perusahaan untuk menurunkan tingkat bahaya stres kerja.

Tersier

Page 13: Pekerjaan Dan Stress

Melalui pendampingan pekerja. Dari top manajemen atau ahli K3 melakukan pendampingan

selama pekerja melakukan tugasnya. Mulai dari menilai tahapan-tahapan pekerjaan hingga

menilai keluhan pekerja.

Strategi Menangani Stres di Tempat Kerja

Kemampuan individu dalam menangani stres di tempat kerja berbeda-beda. Dalam

menghadapistressor yang sama, misalnya deadline waktu penyelesaian suatu tugas, tingkat

atau konsekuensi stres yang dialami bisa berbeda. Karyawan yang satu bereaksi terhadap

stressor tersebut dengan tetap rileks dan fokus. Sedangkan rekannya terlihat panik dan tegang

dalam penyelesaian tugas, serta menjadi mudah marah.

Secara individu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan karyawan untuk mengendalikan stres

di tempat kerja. Cara tersebut diantaranya adalah dengan menerapkan manajemen waktu,

secara rutin melakukan latihan fisik dan mental seperti olahraga dan relaksasi, serta membina

jejaring sosial yang luas. Sedangkan secara organisasi, ada lima strategi yang bisa dilakukan

perusahaan untuk membantu karyawan menangani stres di tempat kerja. Kelima strategi

adalah: menghilangkanstressor atau pemicu stres, menjauhkan karyawan dari stressor,

mengubah persepsi karyawan terhadap stressor, mengendalikan konsekuensi dari stres, dan

menyediakan dukungan sosial bagi karyawan yang menghadapi stres.

Contoh praktek manajemen stres yang dilakukan perusahaan terkait dengan kelima strategi di

atas adalah: konseling klinis dan personal, uraian pekerjaan yang jelas, jaminan kerja seperti

asuransi dan tunjangan kesehatan, jam kerja yang fleksibel, tempat atau sarana bagi karyawan

melakukan meditasi, berolahraga atau berkesenian, keterlibatan karyawan dalam proses

pengambilan keputusan dan perubahan di perusahaan, serta program-program yang terkait

dengan perbaikan kesehatan karyawan.

Page 14: Pekerjaan Dan Stress

Kesimpulannya, minimal ada dua pilihan yang dapat diambil dalam menghadapi stres: to

fight or flight. Melawan atau menghindar. Pekerja pemenang adalah mereka yang tidak hanya

mampu melawan, tetapi juga mampu mengelola stres di tempat kerja dan menjadikannya

sebagai suatu tantangan untuk hasilkan kinerja yang lebih tinggi.

Berikut ini adalah tips-tips mengatasi stress di kantor :

Membuat perencanaan pekerjaan baik rencana harian, maupun bulanan

Ingat kembali apakah pernah mengalami masalah yang sama di kantor yang lama dan pernah

ada cara untuk mengatasinya

Membangun komunikasi yang baik antar karyawan sehingga menciptakan suasana yang baik

dan menyenangkan

Lakukan tugas yang diberikan dengan memberi yang terbaik, bila memang tidak mengerti

jangan segan untuk bertanya agar tidak ada kesalahan

Ambil waktu santai sejenak beberapa menit dalam beberapa kali agar tidak merasa jenuh dan

jangan melakukan apapun saat santai tersebut

Sikap saling toleransi antar karyawan

Delegasikan sebagian tanggung jawab anda kepada anak buah anda.

Pertahankan semangat tim anda, misalnya dengan melakukan perayaan-perayaan kecil,

adakan acara kebersamaan

Bila lingkungan kerja tidak baik seperti bising karena kurang ventilasi atau hal-hal fisik lain

yang mengganggu usahakan cari solusi bersama dengan karyawan lain agar lingkungan kerja

dapat lebih baik

Page 15: Pekerjaan Dan Stress

Kemaslah kesempatan-kesempatan berkomunikasi dengan menarik seperti misalnya:

Doa bersama setiap pagi sebelum memulai pekerjaan

Coffee morning sebulan sekali bersama karyawan

Pertemuan harian/mingguan/bulanan (atur sesuai kebutuhan)

Reward and punishment: berikan penghargaan dan ingatan mengenai prestasi karyawan

Kejutan-kejutan kecil untuk karyawan

Kegiatan sosial/seni yang perusahaan mampu lakukan

 

Daftar Pustaka

 

European Agency For Safety And Health At Work. 2000. Research On Work Related Stress.

Luxemburg.

Saragih, Eva H.. Manajemen Stres di Tempat

Kerja. http://www.ppm-manajemen.ac.id/index.php?wb=09&mib=ppm_articles.detail&id=3.

Diakses pada 17 Desember 2010.

Simalango, Melva Emsy. Cara Mengatasi Stress Di

Kantor.http://vibizmanagement.com/column.php?sub=226&id=2243&page=hr&awal=0.

Diakses pada 17 Desember 2010.

Tanpa nama. Manajemen Resiko Definisi dan

Manfaat. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/manajemen-resiko-definisi-dan-

manfaat.html. Diakses pada 17 Desember 2010.

Page 16: Pekerjaan Dan Stress

UK National Work Stress Network. What is work-related

Stress?.http://www.workstress.net/whatis.htm. Diakses pada 17 Desember 2010.

Widyasari, Putri. Stres Kerja. http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html.

Diakses pada 17 Desember 2010.

Reducing and managing stress

It is widely acknowledged that there are three levels of response to alleviate stress. If you

think back to the pressure/performance graph, level 1 responses will help to maintain a

relaxed/energised balance. Level 2 responses occur when you feel yourself struggling

because the pressures are mounting and affecting your performance. Level 3 responses are

there to help when you are approaching burn out, when the pressures seem so overwhelming

that your performance is suffering significantly.

Level 1

Lifestyle management Maintain a balance between work and play. Do you live to work or

work to live? Use leisure time to recharge your batteries. Plan regular holidays and take them

(from home if finances are tight). Exercise regularly and maintain a healthy diet. Alcohol,

caffeine and nicotine intake should be in moderation or not at all (these are all stimulants and

exacerbate the stress response). Build and maintain your support networks.

Become your own expert Identify your main sources of stress, assess how effective your

current coping strategies are and think about any new or different strategies that can be

applied. Try anticipating when stressful periods are going to occur and plan accordingly.You

can do this as a paper and pen exercise. Write down the main stresses and ask:‘How can I

control the situation?’ And if you cannot control ask:‘How can I influence?’ And if you

Page 17: Pekerjaan Dan Stress

cannot influence ask:‘How can I accept?’ The essence is to take time out and to be as

objective as you can.

Managing your personal work environment Again

take time to regularly review and plan. Practice effective time management especially by

avoiding overload. Use ‘no’,‘not now’, and delegate, especially when you sense that other

people are trying to offload their work onto you. Take meal and other breaks. Learn to

recognise your needs and be assertive in stating them. Do not feel pressured into overtime

that you know you cannot do or do not want to do.

Thinking skills

Be aware of unhelpful thinking when stressed, for example,‘I must be perfect/I must never

make a mistake’. Find ways of thinking more realistically, for example,‘I am doing the best

that I can in difficult circumstances’. Challenge the inner pressures by turning the musts,

oughts and shoulds into likes and preferences, from ‘I must complete this task today’ to ‘I’d

like to complete today and I will do what I can, but it is not the end of the world if I don’t’.

Learn to identify what you can and can’t control and to accept the inevitable. Why waste

energy banging your head against a brick wall that is not going to give way? Much better to

invest the energy into finding a way under or around the wall! Avoid mind reading and

jumping to conclusions, likewise avoid generalisation, for example,‘this always happens to

me’. Ask yourself ‘where’s the evidence, what are the facts?

Managing your personal perceptions of stress

Use constructive self-talk and avoid putting yourself down. Give yourself ‘a pat on the back’

regularly. Maintain a sense of proportion and remember that you have survived difficulties

before. Think about what helped you to survive a previous difficulty – how did you do that?

Page 18: Pekerjaan Dan Stress

It may give you some clues and hope for this difficulty. Remember too that you are not

superhuman!

Level 2

Relaxation

Learning to relax is a key to managing the stress response. Relaxation tells your brain that the

threat has diminished and the flight or fight response can be switched off. Think of the things

that you enjoy that have a relaxing effect on you. For example, a particular piece of music, a

long soak in the bath, aromatherapy, a good book, a walk in a favourite place, a hobby. Plan

to treat yourself with more of these simple pleasures that may have been squeezed out of your

normal routines. There are many relaxation tapes available which, when used regularly, can

have a significant impact on helping you to learn relaxation skills. These skills can then be

transferred and used in all sorts of places when you feel yourself becoming tense. There are

also meditation skills and complementary alternatives – massage, hypnotherapy,

reiki, yoga, reflexology. Relaxation can also help you sleep more easily

Physical outlets

Exercise is another key to managing the stress response. Exercise will burn up the excess

adrenaline and release endorphins – the feel good hormones. If you are used to exercising and

this area of your life has been squeezed out, make time for this again. If you are not used to

exercising start small with what you enjoy – regular walks, swims, a gentle work out in the

gym or with a class, and build up to a level that suits you. Recreational sports that you can

take up again – squash, badminton, football, tennis can be good for the camaraderie as well

as the sport. Gardening, housework and walking the dog can be energetic too!

Page 19: Pekerjaan Dan Stress

Emotional outlets

Talk about how you are feeling with supportive friends, family and colleagues as this will

help you offload and gain a fresh perspective. Crying to express the hurt, allowing yourself to

feel angry and expressing this in a safe way, can be extremely therapeutic. If you are not a

talker or feel quite isolated, write your feelings down in the form of a diary or letters to

remain unposted.

M A N A G I N G Y O U R S T R E S S – A G U I D E F O R N U R S E S

Level 3

Counselling

Counselling is often helpful as a way of giving yourself a regular space to reflect on what is

happening emotionally, mentally and physically, and to have support for any changes you

want to make. You may have feelings that seem out of control that you need help with.

Feeling as though you are struggling is frightening. This may be a new experience for you,

which you are keen not to have repeated, so there will be the opportunity to understand what

is occurring. There may be new skills to learn which a counsellor can hel you with, such as

relaxation, assertion, time management and thinking skills.You may decide to see a

counsellor as an individual or you may wish to join a group.Your employer may provide

access to a counsellor through occupational health, an inhouse service or an Employee

Page 20: Pekerjaan Dan Stress

Assistance Provider (EAP).

An EAP is a private enterprise geared to providing advice, support and counselling.

Employers pay annually for an EAP to provide a helpline phone number which employees

can use for advice, support and counselling, on a number of issues – personal or work related.

EAPs all offer slightly different services. The RCN provides a counselling service for

members (see Appendix 2 for details). Many GP surgeries offer counselling, or you may

choose to access help privately. The British Association for Counselling and Psychotherapy

(see Appendix 2 for details) is a useful organisation to contact to find out what is available to

you locally. Career counselling may be useful if you are stressed and frustrated with your

career development. Career guidance can help you gain greater awareness of your career

values, interests and needs.You can learn to take control of your working life by making

choices that meet your needs, not just the organisation you work for.You can also gain

confidence from being able to describe your skills, competencies and personal attributes more

accurately and understanding how these can be matched to a variety of career options. For

more information about career guidance contact RCN Nurseline (see Appendix 2 for details).

Medical interventions Visiting your GP is not an admission of weakness, it can be a

courageous first step towards the relaxed/energised level. An enforced break from work will

give you some time out and, whilst there are many ways that can make it easier for you to

reduce and managestress, there are times when medical interventions are helpful. Medication

can control symptoms enough to enable you to put into practice some of the methods already

outlined.

Page 21: Pekerjaan Dan Stress

Holistic Stress Management for Nurses  

Welcome to the AHNA Stress Management Portal!

Use this portal for questions and answers about the causes of stress,

the effects of stress and stress management for studentsand nursing

professionals. You can also access helpful stress reduction   exercises *

and stress relief articles. 

The stress response of the body is somewhat like an airplane readying

for take-off. Virtually all systems (e.g., the heart and blood vessels, the

immune system, the lungs, the digestive system, the sensory organs,

and brain) are modified to meet the perceived danger. 

What Causes Stress? 

The Reality of Stress in the Nursing Workplace

Virtually everyone experiences stress. However, in a 2001 survey

conducted by the American Nurses Association, it was reported that: 

70.5% of nurses cited the acute and chronic effects of stress and

overwork among their top three health and safety concerns and that

75.8% of surveyed nurses report that unsafe working conditions do, in

fact, interfere with their ability to deliver quality care. In a meta

analysis of workplace stress in nursing, several major themes were

identified as sources of workplace stress for nurses. These were:

Join Today!

          

Renew

Causes of  

Stress

Effects of  

Stress

Manage Your

Stress

For Students

Manage Your Stress

in Nursing School

Articles

Handouts

Helpful Links

Self-Care

Members Only

Member Directory

Discussion Forum

Workload/inadequate staff cover/time pressure

Relationship with other clinical staff

Leadership and management style/poor locus of control/poor group cohesion/lack of adequate

supervisory support

Coping with emotional needs of patients and their families/poor patient diagnosis/death and dying

Indeed, nurses are experiencing stress at higher rates than most groups.

What are the Effects of Stress?

Stress in Nurses and Other Health Care Workers

Factors commonly mentioned as causes of stress by all categories of hospital workers

(including nurses) are as follows (NIOSH 1978c; Huckabay and Jagla 1979; Bailey 1980;

Gribbins et al. 1982; Koran et al. 1983):

Page 22: Pekerjaan Dan Stress

 

Understaffing Role conflict and ambiguity Inadequate resources Working in unfamiliar areas Excessive noise Lack of control (influence,

power) and participation in planning and decision making

 

Lack of administrative rewards Under-utilization of talents and

abilities Rotating shift work Exposure to toxic substances Exposure to infectious patients

Other important stress factors include job specialization, discrimination, concerns about

money, lack of autonomy, work schedules, ergonomic factors, and technological

changes. Learn More  

Managing Stress:  A Holistic Approach

Holistic nursing views everything as inseparable and interrelated – our mental, emotional,

physical and social/relational aspects are all intertwined and interconnected. What affects

one aspect of yourself will influence all other aspects. For instance:

The thoughts you think affect every cell in your body.  

The emotions that you feel affect your thoughts, and likewise, the thoughts you think affect your

emotions. 

The way you care for your body: the foods you ingest; the type and amount of exercise that you

engage in; the amount of rest and sleep that you get; the air you breathe . . .all of these practices

have a profound effect on your thoughts, your emotions, and your relationships. 

And likewise, the types and nature of the relationships that you engage in affect your overall physical

health, your emotional health, your mental clarity, and your sense of well-being. (Thornton, 2006) 

In developing a personal plan to help you deal more effectively with stress and bring

more health, vitality and wholesome behavior into your life, a holistic program that

utilizes a variety of approaches is useful. The wonderful thing about this is that since

every aspect of who you are is interrelated, when you create health in one area of your

life the positive effects spill into all other areas of your life! (Thornton, 2006)

Learn More about Managing Stress*The information, facts, and opinions provided here are not meant as a substitute for professional advice.  Always consult your primary healthcare provider for any medical advice, diagnosis, or treatment and before undertaking a new diet or exercise plan.  

 

Special thanks to Karen Sanders RN, MSN, Lucia Thornton RN, MSN, AHN-BC, and Jeanne Crawford, MA, MPH 

for developing this section of the AHNA Web site.

http://www.ahna.org/Resources/Stress-Management

Page 23: Pekerjaan Dan Stress