stress adaptasi

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai sehingga dapat menyebabkan individu tersebut bingung, melamun hingga stres. Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau biasa disebut dengan koping yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi. Berikut akan dijelaskan tentang stres, koping dan adaptasi yang biasa terjadi pada setiap individu, salah satu contoh individu yang akan menghadapi ujian masuk kerja. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1Apa pengertian stress? 1.2.2Bagaimana pandangan stress? 1.2.3Apa macam-macam stress? 1.2.4Apa saja yang termasuk sumber stresor? 1.2.5Bagaimana model stress kesehatan? 1.2.6Apa saja faktor pengaruh respons terhadap stresor? 1

Upload: brandy-gates

Post on 02-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Stress Adaptasi

TRANSCRIPT

Page 1: Stress Adaptasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik,

menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi

pada kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai

sehingga dapat menyebabkan individu tersebut bingung, melamun hingga stres.

Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang

dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau biasa disebut dengan

koping yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka

individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan

dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi.

Berikut akan dijelaskan tentang stres, koping dan adaptasi yang biasa terjadi pada

setiap individu, salah satu contoh individu yang akan menghadapi ujian masuk kerja.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian stress?

1.2.2 Bagaimana pandangan stress?

1.2.3 Apa macam-macam stress?

1.2.4 Apa saja yang termasuk sumber stresor?

1.2.5 Bagaimana model stress kesehatan?

1.2.6 Apa saja faktor pengaruh respons terhadap stresor?

1.2.7 Bagaimana tahapan stress?

1.2.8 Bagaimana reaksi tubuh terhadap stress?

1.2.9 Bagaimana manajemen stress?

1.2.10 Apa yang dimaksud homeostatis?

1.2.11 Bagaimana konsep adaptasi?

1.2.12 Apa saja macam-macam adaptasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Agar pembaca mengetahui tentang konsep stress dan adaptasi serta bentuk asuhan

keperawatannya.

1

Page 2: Stress Adaptasi

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian stress

2. Untuk mengetahui pandangan stress

3. Untuk mengetahui macam-macam stress

4. Untuk mengetahui yang termasuk sumber stresor

5. Untuk mengetahui model stress kesehatan

6. Untuk mengetahui faktor pengaruh respons terhadap stresor

7. Untuk mengetahui tahapan stress

8. Untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap stress

9. Untuk mengetahui manajemen stress

10. Untuk mengetahui yang dimaksud homeostatis

11. Untuk mengetahui konsep adaptasi

12. Untuk mengetahui macam-macam adaptasi

2

Page 3: Stress Adaptasi

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stres

Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Seseorang

yang mengalami stres karena sebuah jabatan disebut sebagai eustres. Terjadinya stres dapat

disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk stresor ini dapat dari lingkungan,

kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian stres itu sendiri juga dapat dikatakan

sebagai stimulus di mana penyebab stres dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres

juga dapat dikatakan sebagai respons artinya dapat merespons apa yang terjadi, juga

disebut sebagai transaksi yakni hubungan antara stresor dianggap positif karena adanya

interaksi antara individu dengan lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya

stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah

(stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap

masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau menjadi adaptif.

Stres menurut:

1. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).

2. Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang

individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976).

3. Stres psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungannya

yang dihargai oleh orang lain tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan

membahayakan kemapanannya (Lazarus Folkman, 1994).

4. Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan

kepekaaan individu terhadap penyakit (Rahe, 1975).

2.2 Pandangan Stres

Dalam memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda mendefinisikannya karena

memiliki pandangan teori yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang stres sebenarnya,

maka dapat diketahui beberapa pandangan diantaranya :

3

Page 4: Stress Adaptasi

a. Pandangan Stres Sebagai Stimulus

Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, di mana

semakin tinggi besar tekanan yang dialami sesorang, maka semakin besar pula stres yang

dialami.

b. Pandangan Stres Sebagai Respons

Mengidentifikasikan stres sebagai respons individu terhadapstresor yang diterima, di

mana ini sebagai akibat respons fisiologis dan emosional.

c. Pandangan Stres Sebagai Transaksional

Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara individu dengan lingkungan dengan

meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi maslah dan terbentuknya sebuah

koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang potensial

mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu terhadap masalah, mengkaji

kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang diarahkan mengatasi

masalah.

2.3 Macam-Macam Stres

Ditinjau dari penyebabnya, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di antaranya :

a. Stres fisik

Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi

atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan arus

listrik.

b. Stres kimiawi

Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun asam

basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.

c. Stres mikrobiologik

Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri, atau parasit.

d. Stres fisiologik

Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh dsiantaranya gangguan

dari struktur tubuh, fungsi jaringa, organ dan lain-lain.

e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan

Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkemabangan seperti pada

pbertas, perkawinan dan proses lanjut usia.

4

Page 5: Stress Adaptasi

f. Stres psikis atau emosional

Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan

kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial budaya

stau faktor keagamaan.

2.4 Sumber Stresor

Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi

sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikososial maupun spiritual. 

Sumber stresor lingkungan fisik dapat berupa fasilitas-fasilitas seperti air minum, makan

atau tempat-tempat umum sedangkan lingkungan psikososial dapat berupa suara kesehatan

atau orang yang ada disekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual dapat berupa tempat

pelayanan keagamaan seperti fasilitas ibadah atau lainnya.

Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis

dalam tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya. Sedangkan sumber stresor

dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap status kesehatan

yang dialami serta pengaruh terhadap dirinya.

Selain sumber stresor di atas, stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai

sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan.

A. Sumber Stres di Dalam Diri

Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi

antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang

terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatsi, maka dapat menimbulkan

suatu stres.

B. Sumber Stres di Dalam Keluarga

Stres ini bersumber dari masalah kelurga ditandai dengan adanya perselisihan

masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga

permasalahan ini akan selalu menimblkan suatu keadaan yang dinamakan stres.

C. Sumber Stres di Dalam Lingkungan

Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti

lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik,

dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya adanya pengakuan di

masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.

5

Page 6: Stress Adaptasi

2.5 Model Stres Kesehatan

Model stres kesehatan merupakan suatu model di mana stres dapat mempengaruhi

status kesehatan seseorang, model ini terdiri dari beberapa unsur di antaranya :

Unsur langsung di mana stres dapat menghasilkan atau mempengaruhi secara

langsung dari perubahan fisiologis dan psikologis, seperti adanya ketegangan (stres) akan

menyebabkan terjadinya proses pelepasan hormon secara langsung yaitu hormon

katekolamin dan kortikosteroid yang kondisi jantung berdebar-debar, denyut nadi cepat

dan lain-lain

1. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat dipengaruhi karena adanya tipe kepribadian

yang memudahkan timbulnya kesakitan.

2. Unsur interaktif, stres dapat menyebabkan ketidakkebalan tubuh sehingga tubuh akan

menjadi mudah terjadi gangguan pada tubuh baik biologis maupun psikologis. Proses

ini dikarenakan adanya interaksi antara faktor dari dalam untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh.

3. Unsur perilaku sehat, stres dapat secara tidak langsung mempengaruhi kesakitan akan

tetapi dapat merubah perilaku terlebih dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi

alkohol, rokok, dan lain-lain.

4. Unsur perilaku sakit, stres dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kesakitan

tanpa menyebabkan adanya perilaku sakit seperti mencari bantuan pengobatan.

2.6 Faktor Pengaruh Respons Terhadap Stresor

Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda berdasarkan

faktor yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan koping yang dimiliki individu, di

antara stresor yang dapat mempengaruhi respons tubuh antara lain :

1. Sifat stresor

Sifat streor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap

stresor. Sifat stresor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap

individudapat berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.

2. Durasi stresor

Lamanya durasi stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons tubuh.

Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka respons yang dialaminya juga akan lebih

lama dan dapat mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.

6

Page 7: Stress Adaptasi

3. Jumlah stresor

Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentukan respons tubuh. Semakin

banyak stresor yang dialami seseorang , dapat menimbulkan dampak yang besar bagi

fungsi tubuh juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan mampu

menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya

akan semakin baik pla.

4. Pengalaman masa lalu

Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor yang

dimiliki. Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu

menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan 

adaptifnya akan semakin  baik pula.

5. Tipe kepribadian

Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor.

Apabila seseorang yang memiliki tipe kepribadian ambisius, agresif, kompetitif, kurang

sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, bekerja tidak kenal waktu, bicara

cepat, pandai berorganisai dan memimpin, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan,

kaku terhadap waktu, ramah, berpendirian kuat akan lebih rentan terkena stres

dibandingkan seseorang yang tipe kepribadian tidak agresif, penyabar, senang, tidak

mudah tersinggung, lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain.

6. Tingkat perkembangan

Semakin matang perkembangan seseorang, maka semakin baik pula kemampuan

untuk mengatasinya. Dalam perkembangannya kemampuan individu dalam mengatasi

stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda dan stresor yang dihadapinya pun berbeda

yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Tahap Perkembagan Jenis Stresor

Anak

Remaja

Konflik mandiri dan ketergantungan orang tua

Mulai sekolah

Hubungan dengan teman sebaya

Kompetisi dengan teman

Perubahan tubuh

Hubungan dengan teman

Seksualitas

Mandiri

7

Page 8: Stress Adaptasi

Dewasa muda

Dewasa tengah

Dewasa tua

Menikah

Meninggalkan rumah

Mulai bekerja

Melanjutkan pendidikan

Membesarkan anak

Menerima proses menua

Satus sosial

Usia lanjut

Penyesuaian diri masa pensiun

Proses kematian

2.7 Tahapan Stres

Tahapan stres menurut Van Amberg tahun 1979, yang terbagi enam tahapan di

antaranya:

1. Tahap pertama

Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangfat

bekerja besar, pengelihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu

menyelesaikan pekerjaan yang tidak tidak biasanya, kemudian merasa senang akan

pekerjaan akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.

2. Tahap Kedua

Pada stres tahap ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya perasaan letih

sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah

menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut jantung

berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan

tidak bisa santai.

3. Tahap Ketiga

Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung dan

usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur ketegangan otot semakin

terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur seperti sukar mulai untuk tidur,

terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki

tenaga.

4. Tahap Keempat

Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang

menyenangkan terasa membosankan, kehilangan kemmampuan untuk merespons secara

8

Page 9: Stress Adaptasi

adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan  sehari-hari, adanya gangguan pola tidur,

sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi

menurun karena adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui

penyebabnya.

5. Tahap Kelima

Stres tahap in ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan

semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.

6. Tahap Keenam

Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan

takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah bernafas,

terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.

2.8 Reaksi Tubuh Terhadap Stres

Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik

secara fisiolgis maupun psikologis. Di antara reaksi tubuh tersebut seperti terjadi

perubahan warna rambut, menurunnya ketajaman mata karena kekenduran pada otot-otot

mata, pada telinga terjadi gangguan seperti adanya suara berdenging, penurunan

konsentrasi, sering sakit kepala, ekspresi wajah tampak tegang, mulut dan bibir terasa

kering, kulit sering berkeringat dan kadang-kadang panas, dingin dan juga akan dapat

menjadi kering atau gejala lainnya, terjadi sesak nafas, jantung berdebar-debar, pembuluh

darah melebar atau menyempit.

2.9 Manajemen Stres

Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabila stres tidak

cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak lebih lanjut seperti

mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar

tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :

1. Pengaturan Diet dan Nutrisi

Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan

mengatasi stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan

mengatur jadwal makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan

monoton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh.

9

Page 10: Stress Adaptasi

2. Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan

istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan

memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

3. Olah Raga atau Latihan Teratur

Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan

dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari

pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan

keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.

4. Berhenti Merokok

 Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat

meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.

5. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras

Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya

stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan

semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung

alkohol.

6. Pengaturan Berat Badan

Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres

karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang

akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

7. Pengaturan Waktu

Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi

stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan

fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu

secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan

waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat.

8. Terapi Psikofarmaka

Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalm mengalami stres yang dialami

dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor

psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitifafektif atau psikomotor yang

dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya

digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.

10

Page 11: Stress Adaptasi

9. Terapi Somatik

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami

sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.

10. Psikoterapi

Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yng disesuaikan dengan kebutuhan

seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana

psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami percaya

diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara

berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.

11. Terapi Psikoreligius

Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan

psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam

mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis,

sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.

2.10 Homeostatis

Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam

menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh

mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme

pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa

homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara

stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu

sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam

tubuh manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat

melalui empat cara di antaranya:

1. Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat

sepserti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.

2. Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan

dalam tubuh.

3. Dengan cara sistem umpann balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan

dari keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana

apabila tubuh dalam keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan

mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan dari keadaan yang ada.

11

Page 12: Stress Adaptasi

4. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.

2.11 Konsep Adaptasi

Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam

berespons terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan

tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.

2.12 Macam-Macam Adaptasi

A. Adaptasi Fisiologis

Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara

fisilogis untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan

atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi fisiologis dibagi menjadi

dua yaitu :

1. LAS (Local Adaptation Syndroma), yaitu apabila kejadiannya atau adaptasi

bersifat lokal seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka akan

terjadi daerah sekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas, dan lain-

lain yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.

2. GAS (General Adaptation Syndroma), yaitu reaksi lokal yang tidak dapat diatasi

dapat menyebabkan gangguan secara sistemik tubuh akan melakukan proses

penyesuaian.

Pada adaptasi fisiologi melalui tiga tahap yaitu tahap alarm reaction, tahap resistensi

dan tahap akhir.

B. Adaptasi Psikologi

Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak

mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram

yang semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka.

dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain

yang dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang

dihadapinya.

C. Adaptasi Sosial Budaya

Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-,masing.

Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan

tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan

dengan baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat

12

Page 13: Stress Adaptasi

dilakukan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami

stress.

D. Adaptasi Spiritual

Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan

oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalammengatur

perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti

terjadi perubahan dalam perilaku manusia.

13

Page 14: Stress Adaptasi

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Perawat dapat mengumpilkan data dengan cara observasi, wawancara, dan

pemeriksaan. Data yang didapat dapat dikelompokkan:

a. Data Fisiologis

1. Peningkatan tekanan darah

2. Ketegangan otot meningkat

3. Peningkatan denyut nadi dan frekuensi napas

4. Kringat dingin pada telapak tangan

5. Tangan dan kaki dingin

6. Sakit kepala

7. Sakit perut (gangguan pencernaan)

8. Suara nada tinggi dan cepat

9. Nafsu makan berubah

10. Frekuensi miksi bertambah

11. Sukat tidur atau sering terbangun

12. Dilatasi pupil

13. Gula darah meningkat

b. Data psiko-sosial

1. Cemas dan ragu-ragu

2. Depresi

3. Bosan

4. Penggunaan obat dan zat meningkat

5. Pola makan berubah

6. Perubahan pola tidur dan kegiatan

7. Kelelahan mental

8. Perasaan tidak mampu

9. Harga diri kurang dan hilang

10. Mudah tersinggung dan cepat marah

11. Motivasi hilang

12. Menangais

13. Produktivitas dan kualitas kerja menurun

14

Page 15: Stress Adaptasi

14. Cenderung melakukan kesalahan atau daya nilai buruk

15. Pelupa dan sering blocking

16. Sering melamun

17. Tidak konsentrasi pada tugas

18. Meningkat absen dan sering sakit

19. Minat hilang

3.2 DiagnosaData yang dikumpulkan dapat dikelompokkan dalam masalah keperawtan (potensial

atau aktual) dan etiologoi dari masalah. Berikut diagnosa keperawtan pada stres dan

adaptasi :

a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan :

1. Perubahan pola hidup

2. Sistem pendukung tidak adekuat

3. Koping yang tidak ampuh

4. Stress yang berkepanjangan

b. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan :

1. Masalah ekonomi

2. Kercacatan yang berkepanjangan

3. Stress berkepanjangan (fisiologis, psikososial, dan situasi)

c. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :

1. Stress fisiologis

2. Krisis emosi atau situasi

3.3 Rencana keperawatanTujuan keperawatan pada klien stres yaitu:

a. Klien dapat menangani berbagai dalam kehidupan

b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah

c. Klien menerima beberapa dukungan yang adekuat

Intervensi

a. Mendukung klien dan keluarga

R : sering klien dan keluarga memerlukan seseorang untuk mengekspresikan

perasaan,kekhawatiran,dan masalahnya. Ungkapan perasaan merupakan salah

satu cara mengurangi stres.

15

Page 16: Stress Adaptasi

b. Mengorientasikan klien

R : mengorientasikan klien tentang rumah sakit, fasilitas dan peraturan yang

berlaku. Informasi tentang rumah sakit dibutuhkan klien dan keluarga untuk

dapat beradaptasi dengan situasi rumah sakit yang berbeda dengan situasi rumah

sendiri.

c. Mempertahankan identitas klien

R : mempertahankan identitas klien dengan memanggil nama klien, memberi

kesempatan menggunakan peralatan sendiri selama tidak bertentangan dengan

kondisi klien.

d. Memberi informasi yang dibutuhkan klien

R : sering stres timbul karena informasi yang tidak jelas.Misalnya : prosedur

pemeriksaan dan tindakan keperawatan.

e. Mengulangi informasi jika klien sukar mengingat

R : dapat diberikan berupa leaflet, brosur, booklet agar dapat di baca dan di

pelajari lebih lanjut.

f. Meningkatkan harga diri klien

R : libatkan klien dalam tindakan keperawatan. Beri penghargaan pada perilaku

positif.

g. Membantu latiohan menejemen stress

R : a. Latihan nafas dalam

Latihan relaksasi ( anggota badan, perut, dada, kepala dan leher)

Latihan lima jari ( hipnose diri sendiri )

16

Page 17: Stress Adaptasi

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari lingkungan, kondisi dirinya, serta

pikiran. Penyebab stress dianggap suatu hal yang biasa dimana didalamnya dapat merespon

apa yang terjadi pada hubungan stresor, dianggap positif karena adanya interaksi individu 

dan lingkungan. Stress dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan baik

secara fisik, psikososial maupun spiritual serta  dapat mempengaruhi status kesehatan

seseorang.

Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung beberapa tahap akan

muncul dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka akan

berdampak lebih lanjut. Oleh, sebab itu terapkanlah sebuah manajemen agar keadaan

seesorang tersebut masih bisa terkontrol.

4.2 Saran

Hendaknya sebagai perawat mampu menguasai tentang stress dan adaptasi serta

bentuk asuhan keperawatannya, agar mampu mengatasi masalah stress adaptasi yang

sering terjadi pada klien dengan berbagai keadaannya.

17