sumber stress

37
BAB I PENDAHULUAN Stress dalam kehidupan seseorang merupakan hal yang baik, namun akan menimbulkan masalah bila stress tersebut berlebihan. Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu respon tubuh terhadap stress dan merupakan bagian respon flight or flight . Dalam keadaan stress berkelanjutan, tekanan darah dapat tetap tinggi dan menyebabkan hipertensi. 1 Stress psikologis dan fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan. 1 Penelitian tentang bagaimana stress dapat mempengaruhi kesehatan fisik cukup banyak dilakukan. Pertama, stress dapat membuat individu melakukan prilaku kompromi terhadap masalah kesehatannya. Kedua, beberapa orang bereaksi terhadap situasi stress dengan mengadopsi peran orang sakit dan mencari pengobatan sehingga memiliki alasan untuk tidak berfungsi secara efektif. Ketiga, stress mempengaruhi perubahan fisiologis yang kondusif untuk perkembangan penyakit. Dengan adanya stress, ketahanan fisik dapat terganggu dan angka resiko penyakit tertentu bertambah. 1 1

Upload: rika-sartyca-ilham

Post on 24-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANStress dalam kehidupan seseorang merupakan hal yang baik, namun akan menimbulkan masalah bila stress tersebut berlebihan. Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu respon tubuh terhadap stress dan merupakan bagian responflight or flight. Dalam keadaan stress berkelanjutan, tekanan darah dapat tetap tinggi dan menyebabkan hipertensi.1Stress psikologis dan fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan.1Penelitian tentang bagaimana stress dapat mempengaruhi kesehatan fisik cukup banyak dilakukan. Pertama, stress dapat membuat individu melakukan prilaku kompromi terhadap masalah kesehatannya. Kedua, beberapa orang bereaksiterhadap situasi stress dengan mengadopsi peran orang sakit dan mencari pengobatan sehingga memiliki alasan untuk tidak berfungsi secara efektif. Ketiga, stress mempengaruhi perubahan fisiologis yang kondusif untuk perkembangan penyakit. Dengan adanya stress, ketahanan fisik dapat terganggu dan angka resiko penyakit tertentu bertambah.1Pada awal tahun 1900-an, Walter Cannon mengadakan penelitian tentang bagaimana respons individu terhadap stimulus jika harus berhadapan dengan situasi yang membahayakan. Respon individu terhadap stresssor disebutnya sebagai kritikal (critical stresss), dan Cannon juga mengidentifikasi tanggapan tempura tau lari (fight-or-flight response) pada individu yang mengalami stress. Secara fisiologis, tanggapan yang terjadi sangat mencolok: tekanan darah meningkat, rata-rata detak jantung dan pernapasan meningkat, tingkat gula darah naik, tangan berkeringat, dan otot menjadi tegang.1BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian StressStress merupakan hal menjadi bagian dari kehidupan manusia. Berikut ini akan kita bahas mengenai definisi stress, stress psychological and physical strain or tensien generated by physical,emotional,social,economic, or occupational circumstances, evects, or experiences that are difficult to manage or endure. Makna dari kalimat tersebut adalah bahwa stress psikologis dan fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan.1,22.2Jenis-Jenis StressDitinjau dari penyebabanya, stress dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut :21.Stress fisik, merupakan stress yang di sebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dan lain lain.2.Stress kimiawai, merupakan stress yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat berajun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan lain lain.3.Stress mikrobiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh kumsn, seperti virus, bakteri, atau parasit.4.Stress fisiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara laingangguan struktur tubuh, fungsi jaringan organ, dan lain lain.5.Stress proses tumbunh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.6.Stress psokologis atau emosional, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau ke agamaan.Ada dua jenis stress yaitu baik dan buruk. Stress melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baikanxiouness(distress) ataupleasure ( eustress ).21.Stress yang baik atau eustress adalah sesuatu yang positif. Stress dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. Dengan stress yang baik, semua pihak merasa di untungkan.2.Stress yang buruk atau distress adalah stress yang bersifat negatif. Distress dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana respon yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebuah ancaman.Terdapat 4 jenis stress, antara lain sebagai berikut.2,3a.Frustasi. Kondisi dimna seseorang merasa jalan jalan yang akan ditempatkan untuk meraih tujuan di hambat.b.Konflik. Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih prilaku saling berbenturan, di mana masing masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling memberatkan.c.Perubahan. Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondisi yang semestinya serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.d.Tekanan. Kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar terhadap seseorang untuk melakukan prilaku tertentu.Jenis reaksi stress yang umumnya dialami manusia antara lain:21.Too little stress.Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulus mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup.2.Optimun stress.Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang saat berada di atas maupun bawah akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya. Kepuasan kerja dan perasaan individu dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu menjalani kehidupan dan pekerjaan sehari hari tanpa menghadapi masalah yang terlalu banyak atau ras leleh yang berlebihan.3.Too much stresss.Dalam kondisi ini, seseorang merasa lelah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari.4.Breakdown stresss.Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi yang tatis. Kondisi akan berkembang menjadi adanya kecendrungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa sakit psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku merokok atau kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan kerja.2.3Penyebab StressStressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons stress. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baiknya dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pda situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosila, dan lingkungan luar lainya.Secara garis besar, stresspr bisadikelompokan menjadi dua.2,3a.Stressor mayor, yang berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian orang yang disayang, masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan.b.Stressor minor, yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal hal tertentu sehingga menyebabkan munculnya stress.Beberapa karakteristik kejadianya yang berpotensial dan dinilai dapat menciptakan stressor sebagai berikut :3a.Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stress daripada kejadian positif.b.Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stress daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi.c.Kejadian ambigu sering kali di[andang lebih mengakibatkan stress daripada kejadian yang jelas.d.Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (oveload) lebih muda mengalami stress daripada orang yang memiliki tuugas lebih sedikit.Ada beberapa sumber stress yang berasaldari lingkungan, di antaranya adalah lingkungan fisik, sepert: polusi udara, kebisingan, kesesakan, lingkungan kontak sosial yang bervariasi, serta kompetis hidup yang tinggi. Selain itu, sumber stress yang lain meliputi hal-hal berikut.2,31.Dalam diri individu.Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik menghasilkan dua kecendrungan yang berkebalikan, yaitu approach dan avoidance. Kecendrungan ini menghasilkan tipe dasar konflik ( Weiten, 1992), yaitu sebagai berikut.a)Approach-approach conflict. Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik.b)Avoidance-avoidance conflict.Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan.c)Approach-avoidance conflict. Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan atau situasi.2.Dalam keluarga.Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stress adalah hadirnya anggota baru, sakit, dan kematian dalam keluarga.3.Dalam komunitas dan masyarakat.Kontak dengan orang di luar keluarga merupakan banyak sumber stress, misalnya pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka stressor atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya stress dapat berupa faktor-faktor fiologis, psikologis, dan lingkungan di sekitar individu baik fisik tidak, bergantung pada bagaimana individu menyikapi stressor itu.2.4Proses Terjadinya StressEpinefrin (adrenalin), suatu hormon stress, dilepaskan dari kelenjar adrenal. Hormon ini bersama hormon lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, kecepatan pernafasan, dan mengubah proses tubuh lainnya. Hasil respon stress adalah kewaspadaan, kesadaran, keadaan tegang yang mempersiapkan seseorang untuk menghadapi bahaya. Setelah kondisi stress terlewati, tubuh berelaksasi dan kembali normal.3Stress areaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup. Stress adalah kondisi yang tidak menyenangkan di mana manusia melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luiar batasan kemampuan mereka untuk memenuhoi tuntutan tersebut.3Stress merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa di sebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-tantangan ( challenge ) yang penting, ketikadihadapkan pada ancaman ( threat ), atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungan, dengan demikian, bisa di artikan bahwa stress merupakn suatu sistem pertahanan tubuh di mana ada sesuatu yang mengusik integritas diri, sehingga menganggu ketentraman yang dimaknai sebagai tuntutan yang harus disesuaikan. Di samping itu, keadaan stress akan muncul apabila ada tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam keselamatan atau integritas seseorang.32.5Aspek PsikososialKita dapat melihat bahwa ada hubungan antara sistem biologis, psikologis, dan sosial pada saat seseorang mengalami stress. Stressor menghasilakan perubahan fisiologis tetapi faktor psikososial juga mempunyai peranan.3Tingkat stress yangtinggi dapat memepengaruhi ingatan dan perhatian seseorang karena sters dapat menyebabakanketidakseimbangan fungsi kognitif yang sering kali mengalihkan perhatian kita, sebagai contoh kebisingan dapat menjadi stressor dan ada orang yang tinggal di lingkungan yang sangat bising, misalnya di dekat rel kereta api atau jalan bebas hambatan.3Ada beberapa reaksi emosional yang umum terjadi pada saat stress.2,3a. Ketakutan adalah reaksi emosional yang mengikutsertakan ketidaknyamanan psikologis dan rangsangan fisik apabila kita merasa terancam.b. Fobia adalah ketakutan yang intensif dan irasional yang di kaitkan dengan kejadian dan situasi khusus.c. Ansietas adalah perasaaan ketidaknyamanan yang tidak jelas atau samar samar yang sering kali melibatkan ancaman yang relatuf tidak jelas atau tidak spesifik.d. Kemarahan (anger), khususnya kitika seseorang menerima suatu keadaan sebagai keadaan yang membahayakan atau frustasi.Stress juga dapat menimbulkan perasaan sedih atau depresi. Perbedaan antara depresi normal dan depresi sebagai gangguan yang serius adalah masalah tingkatanya. Depresi dapat menjkadi gangguan fisiologis apabila fatal, sering terjadi, dan sifatnya bertahan lama. Orang dengan gangguan ini cendrung memeilki karakteristik berikut ini :2,31. Umumnya mempunyai mood yang tidak stabil (unhappy mood ).2. Tidak memiliki harapan (hopeless )tentang masa depannya.3. Kelihatan pasif dan tidak mempunyai semangat.4. Memperlihatkan kebiasaan makan dan tidur yang kacau.5. Mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan sering menyalakan diri sendiri atas kejadian yang memengaruhi kehidupannya.2.6Sumber-Sumber stress dalam KehidupanBerikut ini adalah sumber sumber stresss yang biasa terjadi dalam kehidupan:2,3a.Sumber stresss dari individu.Terkadang smber stress berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang dapat menimbulkan stresss dari pribadi sendiri adalah melalui dari penyakit yang di derita oleh seseorang. Menjadi sakit menempatkan demands pada system biologis dan psikologis, dan tingkatan stresss yang di hasilkan oleh demands tersebut bergantung pada keseriusan penyakit dan usia dari orang terseut.b.Sumber stresss dalam keluarga.Prilaku, kebutuhan, dan kepriadian dari tiap anggota keluarga yang mempunyai pengaruh dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya, kadangmenimbulkan gesekan. Dari banyak stresssor dalam keluarga, ada tiga hal yang paling sering terjadi, yaitu sebagai berikut :1. Bertambahnya anggota keluarga dengan kelahiran anak dapat menimbulkan stresss yang dapat dengan masalah keuanganbertambahnya anak bertambah pula biaya pengeluaran, maslah kesehatan , dan ketakutan hubungan suami istri dapat terganggu.2. Perceraian dapat mengahsilkan banyak perubahan yang penuh dengan stress untuk semua anggota keluarga karena mereka harus menghadapi perubahan dalam status social, pindah rumah, dan perubahan kondisi keuangan.3. Anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yangpada umumnyamemerlukan adaptasi, kemampuan untuk mengatasi perasaan sedih atau duka yang mendalam dan kesabaran.c.Sumber stress dalam komunitas dan lingkunganJika kita terlepas dari stresss akibat pekerjaan, sangat lah penting untuk mengevaluasi gaya bekerja. Hal ini di sebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat menghasilkanstresss dalam dua cara.2,31. Beban pekerjaan yang terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih atau jabatan yang lebih tinggi.2. Beberapa macam aktivitas dapat menyebabkan stresss lebih dari pada yang lainya.Beberapa aspek dari pekerjaan dapat meningkatan stresss pada pekerja, di antaranya adalah sebagai berikut :2,3a. Lingkungan kerja (tingkat kebisingan, temperature, kelembapan atau pencahayaannya).b. Realibitas peralatyan kerja (kinerja mesin, computer, dan sebagainya).c. Hubungan interpersonal yang buruk.d. Pengurangan pengakuan dari atasan atas hasil kerja yang baik dan tidak adanya kemajuan dari pekerjaan.e. Kehilangan pekerjaan akibat di pecat atau pension.2.7Manajemen StressManajemen stress adalah adalah usaha seseorang untuk mencari cara yang paling sesuai dengan kondisinya guna mengurangi stress yang dialaminya. Jadi, semuanya bergantung pada kondisi masing masing individu, tingkatkan stress yang ada, dan kejadian yang melatarbelakangkan stressnya. Sering kali stress didefinisikan dengan hanya melihat dari stimulus atau respon yang dialami seseorang.3Definisi stress dari stimulus terfokus pada kejadian di lingkungan seperti misalnya bencana alam, kondisi berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja.sementara itu, definisi stress dari respons mengaju pada keadaan stress, reaksi seseorang terhadap stress, atau berada dalam keadaan dibawah stress.3Definisi stress dengan hanya melihat dari stimulus yang dialami seseorang memiliki keterbatasan karena tidak memperhatikan adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai stressor, sedangkan kjika stress didefinisikan dari respon, maka tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi stressor dan mana yang tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi.3 Selain itu, banyak respon dapat mengidentifikasikan stress psikologis yang padahal sebenarnya bukan merupakan stress psikologis. Oleh karena itu stress merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi kekuatanya dan mengancam kesehatannya.3Pandangan terhadap stress psikologis telah dikonsepkan dalam tiga cara:3a.Konsep yang fokusnya pada lingkungan, mendekripsikan stress sebagai stimulus. Dimna referensi sumber atau penyebabnya ketegangannya adalah suatu kejadian atau rangkian peristiwa yang terjadi. Klien yang mendengar akan dilakukan pemeriksaan fisik karena penyakitnya, dia akan bertanya tanya alat yang digunakan itu apa, bagaimna caranya, apa yang dilakukanya, dimna tempatnya, berapa biayayanya, siapa yang melakukanya, dan sebagai ancaman atau sesuatu yang membahayakan diri klien yang akhirnya akan menimbulkan perasaan tegang, yang disebut stressor.b.Pendekatan yang memerlukan stress sebagai suatu respons pada reaksi seseorang terhadap stressor, contohnya adalah ketika seseorang menggunakan kata stress untuk menjelaskan tingkat ketegangan dalam dirinya. Respon tersebut mempunyai dua komponen yang saling berkaitan, yaitu komponen psikologis: yang melibatkan perilaku, pola pikir, dan emosi. Serta komponen fisiologis: yang melibatkan peningkatan rangsangan tubuh seperti jantung berdebar, sakit perut, berkeringat, dan sebagainya. Respon psikologis dan fisiologis seseorang terhadap stressor disebut strain.c.Pendekatan yang mendeskripsikan stress sebagai suatu proses selalu melibatkan stressor dan strain, jga ditambahkan dengan sebuah bentuk hubungan yang penting, yaitu hubungan antar seseorang dan lingkungannya. Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian secara berkesinambungan yang disebut transaksi, antara lain seseorang dan lingkungan, dimna keduanya saling mempengaruhi satu sam lain, contohnya seseorang yang terjebak dalam kemacetan dan telambat untuk suatu perjanjian terus melihat jamnya.Pada umumnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi stresss appraisals, yaitu sebagai berikut :3a. High demands, kejadian yang melibatkan tuntutan yang sangat tinggi dan mendwsak sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.b. Life transitions, dimana kehidupan memepunyai banyak kejadian penting yang menandakan berlalunya perubahan dari kondisi atau fase yang satu ke yang lain, dan menghasilkan perubahan substansial dan tuntutan yang baru dalam kehiduapan yang baru.c. Timingjaga berpengaruh terhadap kejadian kejadian dalam kehidupan kita, dimna apabila kita suda merencanakan sesuatu yang besar dalam kehidupan dan timingnya meleset dari rencana semula, itu juga bisa menimbulkan stress.d. Ambiguity, yaitu ketidakjelasan akan situasi yang terjadi.e. Desirability, ada beberapa kejadian yang terjadi di luar dugaan kita.f. Controllabilityyaitu merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menmgubah atau menghilangkan stressor. Seseorang cenderung untuk menilai suatu situasi yang tidak terkontrol sebgai suatu keadaan yang lebih stressful, dari pada situasi yang terkontrol.Dalam melakukan penilaian tersebut ada dua tahap yang harus dilalui.a.Primary appraisal.Primary appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang di alami individu. Peristiwa tersebut dapat dipersepsikan positif, netral, atau negatif oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkina adanyaharm, threat, atau challenge. Harm adalah penilaian mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan tantangan atau kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang terjadiPrimary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu sebagai berikut.1,2,31.Goal relavance, yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan sesorang, juga bagaimana hubungan peristiwa yang terjadi dengan tujuan personalnya.2.Goal congruence or incrongruence: yaitu penilaian yang mengacu pada apakah hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu tersebut konsisten dengan keinginan individu atau tidak, dan apakah hal tersebut menghalangi atau memfasilitasi tujuan personalnya. Jika hal tersebut menghalanginya, maka disebut sebagai goal incrongruence, dan seabaliknya jika hal tersebut memfasilitasinya, maka disebut sebagai goal congruence.3.Type of ego involvement: yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai macam aspek dari identitas ego atau komtmen seseorang.b.Secondary appraisalSecondary apprisal merupakan penilaian mengenal kemampuan individu dalam mengendalikan koping beserta daya yang dimilikinya. Bisa juga berarti apakah individu cukup mampu mengahadapi harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.Secondary apprisal memiliki tiga komponen sebagai berikut:1,2,31.Blame and credit, penilaian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas situasi menekan yang terjadi atas diri individu.2.Coping-potential: penilaian mengenai bagaimana individu dapat mengatasi situasi menekan atau mengaktualisasi komitmen pribadinya.3.Future expectancy; penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah secara psikologis untuk menjadikan lebih baik atau buruk.Teknik Manajemen StressManajemen stress merupakan upaya mengelola stress dengan baik, bertujuan mencegah dan mengatasi stress agar tidak sampai ke tahap yang paling berat. Beberapa manajemen stress yang dapat dilkukan adalah:1,2,3a.Mengatur diet dan nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi atau mengatasi stress. Ini dapat dilakukan dengan mengomsumsi makanan yang bergizi sesuai porsi dan jadwal yang teratur. Menu juga seaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.b.Istirahat dan tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stress karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan kebugaran tubuh. Tidur yang cukup juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.c.Olahraga teratur. Olahraga yang teratur adalah salah suatu cara meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak harus sulit. Olahraga yang sederhana seperti jalan pagi atau lari pagi dilakukan paling tidak dua kali seminggu dan tidak harus sampai berjam jam. Sesuai berolahraga,diamkan tubuh yang berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan kesegaranya.d.Berhenti merokok. Berhenti merokokadalah bagian dari cara menanggulangi stress karena dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan kekebalan tubuh.e.Menghindari minuman keras. Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stress. Dengan menghindari minuman keras,individu dapat terhindar dari banyak penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang mengandung alkohol.f.Mengatur berat badan. Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus) merupakn faktor yang menyebabkan timbulnya stress. Keadaan tubuh yang tidak seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stress.g.Mengatur waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stress. Dengan mengatur waktu sebaik-baiknya, pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien, misalnya tidak membiarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaath.Terapi psikofarmakna. Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stress yang dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro, dan imunologi sehinggga stressor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif efektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat biasanya digunakan adalah obat anticemas dan antidepresi.i.Terapi somatik. Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stress yang dialami sehingga diharapkan tidak mengganggu sistem tubuh yang lain. Contohnya, jika seseorang mengalami diare akibat stress, maka terapinya adalah mengobati diarenya.j.Psikoterapi. Terapi ini menggunakan teknik psiko yang di sesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini meliputu psikoterapi suportif dan psikoterapi reedukatif. Psikoterapi suportif memberikan motivasi dan dukungan agar pasien memiliki rasa percaya diri, sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang, selain itu ada pula psikoterapi rekonstruktif dengan cara memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami goncangan dan psikoterapi kognitif dengan memulihkan fungsi kognitif pasien (kemampuan berpikir rasional).k.Terapi psikoreligus. Terapi ini menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi atau mempertahan kan kehidupan,seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.Manajemen stress yang lain adalah dengan cara meningkatkan strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping yang berfokus pada masalah koping yang berfokus pada emosi dilakukan antara lain dengan cara mengatur respons emosional terhadap stress melalui prilaku individu, misalnya meniadakan fakta yang tidak menyenangkan, mengendalikan diri, membuat jarak, penilaian secara positif, menerima tanggung jawab, atau lari dari kenyataan (menghindar ). Sedangkan strategi koping yang berfokus pada masalah dilakukan dengan mempelajari cara atau keterampilan yang dapat menyelesaikan masalah, seperti keterampilan menetapkan dukungan sosial. Teknik lain dalam mengatasi stress adalah relaksasi, meditasi, dan sebagainya.2.8 Prinsip Dasar Mengelola StressBerikut ini adalah beberapa cara dalam mengelola stress.31.Identifikasi penyebab stress.Penyebab stress bisa situasi,aktivitas,atau orang yang menyebabkan stress.tingkat stress adalah tingkat dimana penyebab stress memengaruhi kita. sangat penting untuk memahami penyebab stress anda.kita tidak dapat mengatur stress kecuali jika kita memahami penyebab stress dan bagaimana penyebab ini memengaruhi psikologi kita dan organisasi.jika ada tanda stress yang familiar dengan terjadi,maka lakukanlah hal-hal berikut ini.a.Pahami penyebab stress dan kenali mereka sebelum terjadi,hal tersebut merupakan keterampilan yang penting dalam manajemen stressb.Pahami tingkat stress,tingkat di mana kita bereaksi terdapat penyebab stress.hal ini menolong kita untuk mengatur respons terhadap stress secara efektif.2.Manajemen waktu yang baikManajemen waktu adalah kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya(yang terbatas )demi mencapai tujuan yang hendak kita capai.kemampuan mengatur hal yang disesuaikan dengan skla prioritas akan membuat kita dapat meraih lebih banyak tujuan dalam hidup.Waktu akan terasa lebih banyak sehingga kehidupan bersosialisasi, hubungan dengan keluarga, bahkan dalam melakukan hobi dapat lebih berkualitas. Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan waktu yang sangat efektif dan efisien. Strategi yang dimaksud adalah diperlukan suatu kemampuan guna menetapkan suatu tujuan, kemudian melakukan estimasi terdapat waktu dan sumber daya yang diperlukan, sekaligus menjaga kedisiplinan dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat digunakan dalam mengelola waktu.a.Merencanakan dan melakukan skala prioritasb.Jadikan suatu kebiasaan untuk selalumenyusun daftar pekerjaan(to do list)c.Ikuti aturan 80/20,yaitu adanya suatuestimasi bahwa 80% hasil dari suatu pekerjaan kita akan dicapai dari hanya 20% waktu kita yang fokusd.Rencankan waktu untuk melakukan kegiatan yang spesifik dan non-spesifike.Memaksimalkan waktu kerjaf.Lakukan skala prioritas berdasarkan tingkat kepentingan pekerjaan tersebutg.Pemilihan lingkungan yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentuh.Pendelegasiani.Pembedaan yang jelas antara pekerjaan yang penting dan mendesakj.Hindari menunda pekerjaan.2.9 Diagnosis Multiaksial4DSM IV ( DSM= Diagnostic & Statistical manual of Mental disorder ) adalah suatu sistem multiaksial yang menilai pasien dalam beberapa variabel dan mempunyai lima aksis. Aksis I dan II terdiri dari semua klasifikasi gangguan mental, 17 klasifikasi dan lebih dari 300 gangguan spesifik. Dalam banyak keadaan, pasien mempunyai suatu gangguan pada kedua aksis.

Aksis I mengandung gangguan klinis dan kondisi lain yang mungkin merupakan pusat perhatian klinis.

Aksis II mengandung gangguan kepribadian dan retardasi mental.

Aksis III menuliskan tiap gangguan fisik atau kondisi medis umum yang ditemukan di samping gangguan mental. Kondisi fisik mungkin merupakan penyebab, akibat dari gangguan mental, atau gangguan medis yang tidak berhubungan. Jika suatu gangguan medis adalah sebagai penyebab atau secara penyebab berhubungan dengan suatu gangguan mental, gangguan mental karena kondisi umumn aksis III.

Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis dan lingkungan yang secara bermakna berperan pada perkembangan atau eksaserbasi gangguan sekarang.

Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi (GAF; global assessment of functioning) dimana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu. Fungsional dimengerti sebagai kesatuan dari tiga bidang utama: fungsi social, fungsi pekerjaan, dan fungsi psikologis skala GAF, yang didasarkan pada rangkaian kesatuan kesehatan mental dan penyakit mental, adalah skala dengan 100 poin, 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dalam semua bidang. Pasien yang memiliki tingkat fungsional tertinggi sebelum suatu episode penyakit biasanya mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan mereka yang mempunyai tingkat fungsional yang rendah.

Adalah skala penilaian global terhadap fungsi-sering-disebut GAF (Global Assesment of Functioning) dimana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu ( misalnya : saat pemeriksaan atau tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan selama 1 tahun terakhir)

Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu fungsi sosial, fungsi pekerjaan dan fungsi psikologis

Fungsi berupa skala dengan 100 poin. 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dalam semua bidang.

Tujuan diagnosis multiaksial: 3 Mencakup informasi yang menyeluruh (komprehensif) sehingga dapat membantu dalam perencanaan terapi dan pembuatan prognosis.

Format yang mudah dan sistematik sehingga membantu dalam menata dan mengkomunikasikan informasi klinis serta dalam menggambarkan perbedaan-perbedaan individual pada pasien dengan diagnosis klinis yang sama

Antara aksis I, II, III, tidak selalu harus ada hubungan etiologi atau patogenesis. Namun, hubungan antara aksis I-II-III dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi. Diagnosis Multiaksial memakai lima aksis, yaitu:3,4a. Aksis I:

Gangguan Klinis Kondisi Lain yang Mungkin Merupakan Pusat Perhatian Klinis

F00-F09GANGGGUAN MENTAL ORGANIK (TERMASUK GANGGUAN MENTAL SIMTOMATIK)

F10-F19GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF

F20-F29SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL, DAN GANGGUAN WAHAM

F30-F39GANGGUAN SUASANA PERASAAN MOOD ATAU AFEKTIF)

F40-F48GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN GANGGUAN TERKAIT STRESS

F50-F59SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS DAN FAKTOR FISIK

F62-F68PERUBAHAN KEPRIBADIAN NON-ORGANIK, GANGGUAN KEBIASAAN ATAU IMPULS, GANGGUAN IDENTITTAS JENIS KELAMIN, GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL, GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN DAN ORIENTASI SEKSUAL

F80-F89GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

F90-F98GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSIONAL, ONSET BIASANYA PADA MASA KANAK DAN REMAJA

F99GANGGUAN JIWA YTT

KONDISI LAIN YANG MENJADI FOKUS PERHATIAN KLINISF54FAKTOR PSIKOLOGIS DAN TINGKAH LAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN ATAU PENYAKIT YDK (YANG DI-KLASIFIKASI DI TEMPAT LAIN, CLASSIFIED ESLEWHERE)

G21PARKINSONISME SEKUNDER

G21.0: Sindrom neuroleptika maligna

G21.1 :Parkinsonisme sekunder akibat neuroleptika

G24DISTONIA

G24.0: Distonia akut akibat neuroleptika

G24.8: Tardive dyskinesia akibat neuroleptika

G25GANGGUAN EKSTRAPIRAMIDAL DAN PERGERAKAN LAINNYA

G25.1 : Tremor akibat obat

G25.9 :Gangguan pergerakan akibat obat

Z63.0 : Masalah hubungan dengan pasangan (partner)

Z63.7 : Masalah dalam hubungan yang berkaitan dengan gangguan jiwa atau kondisi medik umum

Z63.8 : Masalah hubungan orang tua-anak

Z63.9 : Masalah dalam hubungan yang lain

F93.3Masalah dalam hubungan antar saudara (sibling)

T74MASALAH BERKAITAN DENGAN ABUSE ATAU NEGLECT

T74.0: Neglect of child

T74.1: Physical abuse of child or adult

T74.2: Sexual abuse of child or adult

Z91.1Ketidakpatuhan terhadap pengobatan

Z76.5Berpura-pura sakit dengan motivasi yang jelas (malingering)

Z72.8Masalah berkaitan dengan gaya hidup (perilaku antisosial)

R41.8Penurunan fungsi kongnitif berkaitan dengan usia

Z63.4Kehilangan dan kematian anggota keluarga (bereavement)

Z55.8Masalah berkaitan dengan pendidikan dan melek huruf

Z56.7Masalah berkaitan dengan pekerjaan dan pengangguran

Z71.8Konseling tentang masalah agama dan kepercayaan

F93.8Masalah identitas pada anak dan remaja

Z60.0 : Masalah penyesuaian pada masa transisi siklus kehidupan

Z60.3 : Kesulitan akutrurasi

Z 03.2TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS I

R 69 DIAGNOSIS AKSIS I TERTUNDA

b. Aksis II (gangguan Kepribadian dan retardasi mental):F60 GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

F60.0Gangguan Kepribadian paranoid

F60.1Gangguan Kepribadian skizoid

F60.2Gangguan Kepribadian Disosial

F60.3Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil

F60.4 Gangguan Kepribadian Histrionik

F60.5 Gangguan Kepribadian Anankastik

F60.6 Gangguan Kepribadian Cemas (menghindar)

F60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

F60.8 Gangguan kepribadian Khas Lainnya

F60.9 Gangguan Kepribadian YTT.

F61 GANGGUAN KEPRIBADIAN CAMPURAN DAN LAINNYA

F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran

F61.1 Perubahan Kepribadian yang bermasalah.

GAMBARAN KEPRIBADIAN MALADAPTIF (URAIKAN)

MEKANISME DEFENSI MALADAPTIF (URAIKAN)

F70-F79 RETARDASI MENTAL

Z 03.2 TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS II

R 46.8 DIAGNOSIS AKSIS II TERTUNDA.

c. Aksis III (kondisi medis umum menurut ICD-9-CM):

Bab IA00-B99Penyakit infeksi dan parasit tertentu

Bab IIC00-D48Neoplasma

Bab IVE00-G90Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik

Bab VIG00-G99Penyakit susunan saraf

Bab VIIH00-H59Penyakit mata dan adneksa

Bab VIIIH60-H95Penyakit telinga dan proses mastoid

Bab IXI00-I99Penyakit sistem sirkulasi

Bab XJ00-J99Penyakit sistem pernapasan

Bab XIK00-K93Penyakit sistem pencernaan

Bab XIIL00-L99Penyakit kulit dan jaringan subkutan

Bab XIIIM00-M99Penyakit sistem muskuloskletal dan jaringan ikat

Bab XIVN00-N99Penyakit sistem genitourinaria

Bab XVO00-O99Kehamilan, kelahiran anak dan masa nifas

Bab XVIIQ00-Q99Malformasi kongenital, deformasi, kelainan kranial

Bab XVIIIR00-R99Gejala, tanda dan temuan klinis laboratorium abnormal

Bab XIXS00-T98Cedera, keracunan, dan akibat kausa eksternal

Bab XXV01-Y98Kausa eksternal dari morbiditas dan mortalitas

Bab XXIZ00-Z99Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan pelayanan

d. Aksis IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan)Masalah dengan primary support group (keluarga)

Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial

Masalah pendidikan

Masalah pekerjaan

Masalah perumahan

Masalah ekonomi

Masalah akses ke pelayanan kesehatan

Masalah berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal

Masalah psikososial dan lingkungan lain

e. Aksis V:

GAF Scale

100-91gejala tidak ada, fungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi

90-81gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa

80-71gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial

70-61beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik

60-51gejala dan disabilitas sedang

50-41gejala dan disabilitas berat

40-31beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi

30-21disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang

20-11bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri

10-01persisten dan lebih serius

0 informasi tidak adekuat

Diagnosis multipel (Kaplan, 2010)Jika seorang pasien mempunyai lebih dari satu gangguan aksis I, diagnosis utama diharuskan ditulis pertama kali. Menurut DSM-IV gangguan lainnya dituliskan dalam urutan pusat perhatian atau pengobatan. Jika seseorang mempunyai diagnosis aksis I ataupun aksis II, diagnosis utama atau alasan untuk datang akan dianggap merupakan aksis I kecuali diagnosis aksis II diikuti oleh kata yang memenuhi syarat (diagnosis utama) atau (alasan datang )

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, Harold I; Sadock, Benjamin J; Grebb, Jack A. 2010. Sinopsis Psikiatri, Jilid 1. Binarupa Aksara:Tangerang

2. Lubis, B. 1989. Pengantar Psikiatri Klinik. Balai Penerbit FKUI: Jakarta

3. Maramis, W. F., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Airlangga University Press: Surabaya

4. Maslim R. 2001. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. PT Nuh Jaya : Jakarta24