stress - copy
TRANSCRIPT
-
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES TERHADAP STRES MAHASISWA YANG SEDANG MENEMPUH SKRIPSI DI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA : STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN DAN
JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan S-1
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Disusun oleh : Nama : Halley Christoforus Rettob
NIM : 04.30.0172
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2008
-
xi
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................... HALAMAN MOTTO...................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... KATA PENGANTAR..................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
ABSTRAKSI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................
1.2. Perumusan Masalah..................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................... 1.4. Manfaat penelitian....................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... 2.1. Stres.......................................................................................................... 2.1.1. Pengertian Stres..................................................................................... 2.1.2. Faktor-Faktor Penyebab Stres................................................................
2.1.3. Gejala-Gejala Stres................................................................................ 2.2. Mahasiswa................................................................................................
2.3. Skripsi....................................................................................................... 2.3.1. Pengertian Skripsi..................................................................................
2.3.2. Tujuan Skripsi........................................................................................
i
ii
iii
iv v
vi
vii
xi
xiii
xv
xvi
1
1
5 6 6
7
7
7
9 19 23 23
23 24
-
xii
2.3.3. Pengertian Lain Mengenai Skripsi Terkait Dengan Stres......................
2.4. Kerangka Pikir..........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian..................................................................... 3.2. Populasi dan Sampel................................................................................. 3.3. Instrument Penelitian................................................................................ 3.4. Jenis Data.................................................................................................. 3.5. Metode Pengumpulan Data....................................................................... 3.6. Skala Pengukuran Data............................................................................. 3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas......................................................... 3.7.1. Uji Validitas........................................................................................... 3.7.2. Uji Reliabilitas....................................................................................... 3.8. Teknik Analisis Data.................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 4.1. Gambaran Umum Responden...................................................................
4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Perkuliahan.................. 4.2. Hasil Penelitian Dan Pembahasan............................................................. 4.2.1. Hasil Analisis Deskriptif........................................................................ 4.2.1.1. Persepsi Responden Terhadap Keseluruhan Faktor-Faktor Stres.......
4.2.1.2. Persepsi Responden Terhadap Masing-Masing Faktor Stres.............. 4.2.1.3. Karakteristik Stres Mahasiswa berdasarkan Jurusan..........................
BAB V PENUTUP...........................................................................................
5.1. Kesimpulan............................................................................................... 5.2. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
24
25
28 28 28
30 31 31 32
32 32 36 37
41
41
41
41
42
42
47
59
75 75 76
-
xvi
ABSTRAKSI
Organisasi sekarang ini sudah banyak kemajuan dari segala aspek walau perkembangannya tidak berjalan secara cepat, tetapi sejauh ini sudah banyak kemajuan. Di dalam organisasi, individu akan berinterakasi dan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya maka individu akan merasa mendapat tekanan dan akan berakibat stres. Banyak faktor yang mengakibatkan stres, diantaranya adalah faktor fisik, faktor individual, faktor kelompok dan faktor organisasional. Stres dapat dialami oleh setiap individu, salah satunya adalah individu sebagai mahasiswa. Pada tingkat ini tekanan yang di hadapi semakin banyak, karena semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula tekanantekanan yang dihadapinya dalam segala aspek, diantaranya adalah dalam pembuatan skripsi. Banyak mahasiswa yang merasa stres dalam masa pembuatan skrispsi. Sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab stres mahasiswa tingkat akhir yang sedang menempuh skripsi pada Universitas Katolik Soegijapranata serta tujuan penelitian ini juga untuk mengetahui karakteristik stres pada mahasiswa. Populasinya adalah mahasiswa Jurusan Manajemen dan Akuntansi yang mengambil skripsi pada semester ganjil pada tahun 2007 yang berjumlah 68 mahasiswa (36 Akuntansi, 32 Manajemen). Metode dalam pengumpulan datanya menggunakan metode kuantitatif (kuesioner) dan kualitatif (wawancara). Metode uji yang digunakan ada dua yaitu uji validitas, hasilnya R tabel : 0,239 hasilnya 3 pernyaatn tidak valid dan, dan uji reliabilitas dengan R hitung 0,688 sehingga reliabel. Teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menggunakan rentang skala. Sehingga hasil dari pembahasan dalam skripsi ini diketahui bahwa selruh faktor stres berkategori tinggi dan faktor fisik adalah faktor paling dominan dalam pembuatan skripsi.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisasi sekarang ini sudah banyak kemajuan dari segala aspek walau
perkembangannya tidak berjalan secara cepat, tetapi sejauh ini sudah banyak
kemajuan. Dalam lingkup organisasi yang beraneka ragam mulai dari industri
sampai dengan lingkup pendidikan sudah mengalami banyak perubahan yang
positif, dalam lingkup organisasi pendidikan sendiri sudah banyak sistem atau
cara-cara baru dalam kemajuan pendidikan, seperti di perguruan tinggi, sudah
memakai sistem pengisian jadwal kuliah melalui sistem komputerisasi, kemudian
juga dalam sistem pembelajaran di kelas-kelas, sudah memakai teknologi-
teknologi canggih, sehingga para konsumennya tidak merasa kerepotan. Tetapi
dari berbagai hal tadi harus diimbangi dengan SDM yang berkualitas yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi yang ada, individu dalam organisasi adalah suatu
komponen yang unik yang menyimpan sumber kekuatan yang besar.
Di dalam organisasi, individu akan berinterakasi dan belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Individu yang berhasil menyesuaikan diri dengan
lingkungannya akan dapat berinteraksi dengan lebih baik dibandingkan individu
lainnya. Interaksi yang pas akan menghasilkan performasi yang tinggi, kepuasan
dan tingkat stres yang rendah, sebaliknya ketidakharmonisan interaksi
menyebabkan performasi kerja buruk, ketidakpuasan dan tingkat stres yang tinggi
-
2
(Munchinsky, dalam Dewi, 2005:2). Stres dalam kehidupan sehari hari sering
sekali dijumpai, apalagi dalam lingkup pekerjaan. Stres dalam lingkup pekerjaan
dapat berasal dari lingkungan pekerjaannya maupun individu sendiri.
Dalam menjalani kehidupan, setiap orang pernah mengalami perasaan
gelisah karena suatu beban tugas yang harus diselesaikan, banyak individu yang
stres jika beban pekerjaan itu belum dapat diselesaikannya. Tidak jarang hal ini
mempengaruhi pula bagi kesehatan individu tersebut. Stres umumnya timbul
karena pikiran dan tubuh bersama-sama membuat kesalahan yang sama, yang
disebabkan oleh aksi dan reaksi fisiologis yang mengacaukan hubungan antara
makhluk, sel-sel, jaringan, organ dan sistem tubuh, jika suatu penyesuaian terjadi
hal ini menuntut suatu penyesuaian yang lain lagi yang menuntut satu
penyesuaian lagi dan seterusnya (Mc.Quadee, 1987:98).
Menurut Gibson (1996:339) stres adalah suatu tanggapan penyesuaian
diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individual dan proses-proses psikologis,
akibat dari setiap tindakan lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menetapkan
permintaan psikologis dan fisik berlebihan kepada seseorang. Menurut Anoraga
(1992:107) berpendapat bahwa stress adalah suatu bentuk tanggapan seseorang
secara fisik maupun mental terhadap suatu perubahan lingkungan yang dirasakan
mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Bagi para ilmuwan, stres telah
menjadi kawasan riset yang cukup menarik perhatian dan kaya akan informasi-
informasi keilmuan. Berbagai disiplin ilmu telah memberikan sumbangan yang
berarti bagi studi tentang stres. Istilah stres berasal dari kata stingere (bahasa
latin) yang berarti mengekang (Hidayat, 1998:230). Ahli fisika mengartikan stres
-
3
sebagai kekuatan yang dikenakan pada suatu objek atau sistem yang
menyebabkan terjadinya perubahan atau kerusakan pada objek atau sistem
tersebut (Hidayat, 1998:230).
Stres dapat di presepsikan berbeda oleh masing-masing individu. Sebagian
individu akan mempersepsikan bahwa stres adalah tekanan, desakan atau respon
emosional yang disebabkan oleh lingkungan eksternal dan dapat melibatkan
perubahan biokimia, fisiologis, psikologis dan perilaku (distres). Sementara,
individu lainnya mempersepsikan stres sebagai hal yang positif atau
menguntungkan yang dapat memacu atau memotivasi perilaku seseorang (eustres)
(Anima, 2004:401). Dalam suatu organisasi, karyawan sering mengalami stres
baik dalam kehidupan pribadi maupun yang berhubungan dengan pekerjaan
mereka. Stres disebabkan oleh banyak faktor yang berbeda. Contohnya adalah
stres yang disebabkan oleh faktor pribadi seperti masalah dengan keluarga,
masalah keuangan dan penyakit. Menurut Gibson (1996:343) ada beberapa faktor
yang menyebabkan stres. Diantaranya adalah dari lingkungan fisik berupa cahaya,
suara, suhu, udara terpolusi. Kemudian dari faktor individu berupa konflik peran,
peran ganda, beban kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab, kondisi
kerja. Setelah itu dari faktor kelompok, berupa hubungan yang buruk dengan
kawan bawahan dan atasan. Lalu yang terakhir dari faktor organisasional, yaitu
berupa desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada kebijakan khusus.
Stres dapat dialami oleh setiap individu, salah satunya adalah individu
sebagai mahasiswa, mahasiswa adalah individu yang melanjutkan tingkat
pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi yang mempunyai tanggung jawab
-
4
yang lebih besar daripada tingkatan pendidikan yang dilalui sebelumnya, serta
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai pelajar. Pada tingkat perguruan
tinggi, individu dituntut untuk lebih dewasa dalam pemikiran dan tindakan serta
perilakunya, karena semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula
tekanantekanan yang dihadapinya dalam segala aspek. Tuntutan Universitas
terhadap mahasiswa, adalah memberikan kontribusi yang baik bagi dunia kerja
nantinya, tetapi kenyataannya mahasiswa sendiri terkadang kesulitan dalam
menjalankan tugas akhir atau skripsi. Tugas akhir atau skripsi ditempuh oleh
seseorang untuk mendapatkan gelar strata. Sebelum sampai pada tahap tugas
akhir, mahasiswa harus menempuh mata kuliah yang menjadi syarat kelulusan
pula, kemudian mereka masuk dalam tahap tugas akhir atau yang disebut dengan
skripsi. Skripsi adalah sebuah karya ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa
program sarjana (program strata satu) dari hasil-hasil penelitiannya atas dasar
analisis data primer atau analisis data sekunder (Djarwanto, dalam Novilia,
2005:23).
Banyak aktivitas yang berkaitan dengan penyusunan skripsi merupakan
suatu hal yang kompleks, mulai dari mencari dosen pembimbing, lalu kemudian
mencari tema dan menguraikan latar belakang masalah pada Bab I, mencari
referensi yang menunjang penelitian sebagai landasan teori pada Bab II,
merancang metode penelitian pada Bab III, persiapan dan pelaksanaan penelitian
pada Bab IV, hasil dan pembahasan pada Bab V, dan berikutnya kesimpulan dan
saran pada Bab VI. (Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
-
5
Katolik Soegijapranata, 2002:6-9). Hal tersebut seringkali menimbulkan stres bagi
mahasiswa
Maka untuk hal yang satu ini perlu ada penekanan khusus dari pihak
Universitas, karena dengan tugas akhir atau skripsi ini pula yang menjadi tolak
ukur kelulusan mahasiswa pada umumnya, jadi melalui hal ini perlu ada
kerjasama yang baik dari Universitas dengan para mahsiswa dalam kajian tugas
akhir atau skripsi. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan masalah identifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan stres mahasiswa dalam menempuh tugas akhir di
Universitas Katolik Soegijapranata.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang
dengan judul Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Stres Mahasiswa yang
Sedang Menempuh Skripsi di Universitas Katolik Soegijapranata : Studi
Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Jurusan
Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik stres pada mahasiswa yang sedang menjalankan
skripsi, apakah tinggi, sedang atau rendah?
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab stress mahasiswa
yang sedang menempuh skripsi. Lalu kemudian untuk melihat faktor apa
yang mendominasi dalam pembuatan skripsi?
-
6
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan
faktor-faktor penyebab stres mahasiswa tingkat akhir yang sedang menempuh
skripsi pada Universitas Katolik Soegijapranata serta tujuan penelitian ini juga
untuk mengetahui karakteristik stres pada mahasiswa.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menambah
perbendaharaan pengetahuan dalam bidang penelitian khususnya
mengenai stres.
2. Bagi instasi yang terkait, diharapkan ada nilai pendidikan yang dapat
diambil dari penilitian ini
3. Bagi peneliti lain diharapkan penelitian ini berguna untuk menambah
informasi bagi peneliti yang sejenis.
4. Memberikan informasi kepada Mahsiswa Universitas Katolik
Soegijapranata mengenai identifikasi faktor-faktor penyebab stres pada
mahasiswa saat pembuatan tugas akhir.
-
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Stres
2.1.1. Pengertian stres
Dalam studi yang dilakukan oleh Hellriegel dan Slocum (dalam
Widodo, 2006:2) dikemukakan bahwa Stress is the excitement, feeling of
anxienty and or physical tension that occurs when the demands placed on an
individual are thought to exceed his ability to cope. Pemahaman bebas dari
definisi stres yang dimaksud adalah meningkatnya perasaan gelisah dan atau
memuncaknya ketegangan tubuh yang terjadi ketika tuntutan yang dibebankan
kepada seseorang dirasakan melebihi kapasitasnya. Pandangan mengenai stres
tersebut seringkali dikenal dengan distress atau negative stress.
Pandangan lain mengenai stres dikemukakan oleh Greenberg dan
Baron (dalam Widodo, 2006:2) yang menyatakan bahwa Stress is the pattern
of emotional states and physiological reactions occuring in response to
demands from within or outside an organization. Definisi tersebut dapat
diartikan bahwa stres merupakan pola pernyataan emosi atau perasaan dan
reaksi fisik yang terjadi dalam menanggapi berbagai tuntutan yang ada, baik
dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi.
-
8
Sedangkan studi mengenai stres yang dilakukan oleh McShane dan
Von Glinow (dalam Widodo, 2006:3) mengungkapkan bahwa Stress is an
individuals adaptive response to a situation that is perceived as challenging
or threatening to the persons well-being. Definisi ini menjelasakan bahwa
stres adalah tanggapan adaptif seseorang terhadap situasi yang dirasakan
sebagai tantangan atau ancaman terhadap kesejahteraan atau kesehatan
seseorang.
Cox & Brockley (dalam Yahya, 2007:1) berpendapat stres adalah satu
fenomena persepsi yang wujud dari satu perbandingan di antara arahan yang
diberikan oleh seseorang dengan kebolehan untuk melakukan arahan tersebut
dengan jayanya. Ketidakseimbangan dalam mekanisme ini menyebabkan
wujudnya pengalaman ketegangan yang mana akan diikuti pula oleh gerak
balas ketegangan.
Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam
menghadapi pekerjaan, yang disebabkan oleh stresor yang datang dari
lingkungan kerja seperti faktor lingkungan, organisasi dan individu (Ilmi,
2003:1). Handoko (1985:143) menyebutkan stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Sedangkan menurut Kreitner dan Kinicki (2005:351-352) Stres adalah
suatu respon yang adaptif, dihubungkan oleh karakter dan proses psikologis
individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal,
situasi atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis dan fisik khusus
pada seseorang.
-
9
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengartian stres maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa stres adalah keadaan dimana individu
merasakan adanya tekanan dari dalam diri karena ancaman dari tuntutan yang
dianggap melebihi kapsitas individu dalam penanganannya dan sangat terkait
sekali dengan kondisi dan reaksi fisik bagi individu.
2.1.2. Faktor-faktor penyebab stres
Menururt Handoko (1985:149) faktor-faktor penyebab stres dibagi
menjadi dua kategori , yaitu on the job dan off the job.
Pada on the job, faktor-faktor penyebab stres antara lain:
1. Beban kerja yang berlebihan
2. Tekanan atau desakan waktu
3. Kualitas supervisi yang jelek
4. Iklim politis yang tidak aman
5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
6. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
7. Kemenduaan peranan (role ambiguity)
8. Frustasi
9. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
10. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
11. Berbagai bentuk perubahan
Di lain pihak, stres juga dapat disebabkan masalah-masalah yang
terjadi di luar lingkungan kerja. Antara lain penyebabnya:
1. Kekuatiran financial
-
10
2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan keluarga
3. Masalah-masalah fisik
4. Masalah perkawinan
5. Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal
6. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudaranya
Menurut Hellriegel dan Slocum (dalam Widodo, 2006:4) Stressors
are the physical or phsycological demands from the environment that cause
the condition of stress or distress. Dengan kata lain, stressor merupakan
tuntutan fisik dan kejiwaan dari berbagai lingkungan yang dapat menyebabkan
stres atau distress. Stressor dapat berwujud kedalam berbagai bentuk, namun
semua stressor memiliki satu kesamaan, yaitu menciptakan stres atau
berpotensi mewujudkan stres ketika seseorang merasakan stressor tersebut
sebagai gambaran dari tuntutan yang melebihi kemampuan seseorang untuk
menanggapinya. Studi yang dilakukan oleh Hellriegel dan Slocum
mengidentifikasi dua penyebab utama terjadinya stres, yaitu: (1).
organizational sources dan (2). life sources yang dapat diikuti pada uraian
berikut.
1. Sumber Organisasi (Organizational Sources)
Stres yang disebabkan oleh organizational sources memiliki beragam
bentuk. Oleh karenanya, baik manajer maupun karyawan membutuhkan suatu
kerangka untuk memikirkan dan mendiagnosa stress kerja yang bersumber
dari organizational sources. Ada tujuh stressor penting dan menunjukkan
-
11
bahwa faktor-faktor internal mempengaruhi cara dimana karyawan mengalami
stressor tersebut. Sumber-sumber stres kerja yang berasal dari organisasi
(organizational sources) adalah sebagai berikut:
a) Beban Kerja (Workload)
Bagi sebagian besar karyawan, terlalu banyaknya pekerjaan yang
harus dilakukan atau terlalu banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan
dan kurang cukupnya waktu atau sumber daya untuk melakukannya dapat
menyebabkan stres. Beban peran (role overload) terjadi bilamana seluruh
tuntutan yang harus dipenuhi dalam suatu pekerjaan melebihi kapasitas
seorang manajer atau karyawan. Stres kerja juga dikarenakan oleh kondisi
beban peran (role overload) yang berlangsung terus menerus. Sejumlah
penelitian mengidentifikasi bahwa work overload atau bekerja terlalu
keras sebagai sumber atau penyebab utama terjadinya stres.
Sedangkan terlalu sedikitnya pekerjaan (work underload) juga
dapat mengakibatkan stres. Hal ini dapat dilihat pada rasa bersalah yang
menghinggapi manajer ketika pekerjaan mereka dirasakan tidak
menantang lagi, mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya
dilakukan oleh bawahan mereka atau diistilahkan dengan micromanage.
Di satu sisi micromanage memang dapat mengurangi stres manajer yang
disebabkan oleh kebosanan atau kejenuhan, namun sebaliknya
micromanage justru meningkatkan stres bawahannya karena atasan terus
mengawasi mereka atau menjadi second-guesses keputusan mereka.
-
12
b) Kondisi Pekerjaan (Job Condition)
Kondisi kerja yang kurang baik menggambarkan sejumlah stressor
kerja lainnya yang penting. Naiknya temperatur, kebisingan yang tinggi,
terlalu terang atau terlalu gelap, radiasi dan polusi udara adalah sejumlah
contoh kecil kondisi pekerjaan yang dapat menyebabkan stres karyawan.
c) Konflik Peran dan Ambiguitas (Role Conflict and Ambiguity)
Perbedaan pengharapan atau tuntutan terhadap seseorang di tempat
kerja akan menghasilkan role conflict atau konflik peran. Sedangkan
ambiguitas peran (role ambiguity) terjadi bilamana seorang karyawan
merasakan ketidakpastian tentang kewajiban dan tanggung jawab kerja
yang ditentukan atau ditetapkan kepadanya. Role conflict dan role
ambiguity merupakan penyebab yang signifikan terhadap stres yang
berhubungan dengan pekerjaan (job-related stress).
Tidak sedikit karyawan yang merasa begitu terbebani oleh role
conflict dan ambiguity, namun harapan yang bertolak belakang dengan
kenyataan yang ada dan ketidakpastian terutama sekali mempengaruhi
para manajer. Perasaan bertanggung jawab terhadap perilaku orang lain
dan sedikitnya peluang untuk turut berpartisipasi dalam
keputusankeputusan penting yang berpengaruh terhadap pekerjaan mereka
adalah aspek peranan karyawan lainnya yang cukup membuat stres.
d) Pengembangan Karir (Career Development)
Sebagian besar stressor yang berhubungan dengan perencanaan
karir (career planning) dan pengembangan (development) mencakup
-
13
keselamatan kerja (job security), promosi (promotion), pemindahan
(transfer) dan peluangpeluang pengembangan (developmental
opportunities). Seorang karyawan bisa merasa stress oleh karena
underpromotion (gagal untuk naik jabatan dengan cepat sesuai dengan
yang diharapkan) atau overpromotion (promosi yang melebihi kompetensi
dirinya).
Gelombang reorganisasi dan perampingan (downsizing) juga
merupakan ancaman serius terhadap karir karyawan dan dapat
menyebabkan stres. Karena dua hal ini, baik reorganisasi maupun
downsizing, membuat setiap orang khawatir tentang masa depan mereka
dan apa yang kemudian akan terjadi. Kapan tugas atau pekerjaan, tim,
departemen atau seluruh organisasi direstrukturisasi, karyawan sering
mengemukakan sejumlah perhatian yang ada hubungannya dengan karir,
seperti: Apakah saya tetap dapat menunjukkan keahlian dalam situasi yang
baru? Apakah saya bisa maju? Apakah pekerjaan baru saya nantinya
aman? Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya cukup membuat stres
karyawan.
e) Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Relation)
Tim (team) dan kelompok (group) memiliki pengaruh yang besar
terhadap perilaku karyawan. Hubungan kerja yang baik dan interaksi
dengan teman sejawat, bawahan dan atasan adalah aspek penting bagi
kehidupan organisasi yang dapat membantu karyawan dalam mencapai
tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Bila hubungan memburuk
-
14
tentunya dapat menimbulkan stres. Perilaku politik tingkat tinggi atau
yang dikenal dengan office politics juga menimbulkan stres bagi manajer
dan karyawan.
Hubungan yang mendasar dengan yang lain dapat mempengaruhi
bagaimana karyawan bereaksi terhadap stressor lainnya. Dengan kata lain,
hubungan antar pribadi juga dapat menjadi sumber stres atau mungkin
malah menjadi dukungan sosial yang membantu karyawan dalam
menanggulangi atau mengatasi stressors.
f) Perilaku Agresif (Aggressive Behavior)
Salah satu dari sekian banyak kategori stressor kerja yang agak
menakutkan adalah perilaku yang terlalu agresif di tempat kerja, yang
seringkali terjadi adalah kekerasan (violence) dan pelecehan seksual
(sexual harassment). Perilaku agresif yang merupakan ancaman yang
disengaja atau melukai secara fisik bagi seorang karyawan diklasifikasikan
sebagai work violence. Sedangkan sexual harassment merupakan kontak
atau komunikasi seksual yang tidak diinginkan. Sebagaimana kekerasan di
tempat kerja, pelecehan seksual juga merupakan masalah yang cukup
serius.
Jelas bahwa manajemen harus memiliki tanggung jawab yang kuat
untuk melakukan segala sesuatu yang dianggap perlu sesuai dengan
kekuasaan yang dimiliki untuk mencegah terjadinya pelecehan atau
kekerasan seksual. Bila pelecehan atau kekerasan seksual benar-benar
terjadi maka perlu ditangani dengan cepat dan sungguh-sungguh.
-
15
Diperlukan kebijakan yang jelas untuk mengidentifikasi apa yang
dimaksud dengan pelecehan atau kekerasan seksual, prosedur
penanganannya dan hukuman bagi para pelakunya yang dalam hal ini
merupakan perilaku yang tidak dapat dibenarkan dan tidak bisa diterima.
Namun demikian, kebijakan saja tidaklah cukup bila manajer tidak
mendukung dengan tindakan yang tepat dan serius.
g) Konflik Antara Pekerjaan dan Peran Lainnya (Conflict between work
and other roles)
Setiap orang memiliki banyak peran dalam hidupnya (seperti:
mencari nafkah atau menyambung hidup, anggota keluarga, anggota
perkumpulan dan atau sukarelawan) namun hanya satu yang jelas-jelas
berhubungan dengan pekerjaan (meskipun ada beberapa orang yang
memiliki lebih dari satu pekerjaan disuatu waktu). Peran-peran tersebut
dapat menghasilkan tuntutan yang bermacam-macam sehingga pada
akhirnya menimbulkan stres. Selain itu, pekerjaan yang dilakukan
biasanya hanya untuk memenuhi beberapa tujuan perorangan maupun
untuk memenuhi kebutuhan semata.
Tujuan dan kebutuhan lainnya yang bertentangan dengan tujuan
karir menambah sumber stres. Contohnya adalah keinginan pribadi
karyawan untuk meluangkan waktu dengan keluarga mereka mungkin
bertentangan dengan waktu ekstra yang harus mereka lakukan untuk
kemajuan karir mereka. Kecenderungan demografis saat ini seperti
-
16
meningkatnya jumlah pasangan yang sama-sama bekerja telah membawa
pertentangan peran keluarga dan pekerjaan ke fokus yang tajam.
2. Sumber Kehidupan (Life Sources)
Perbedaan antara stressor kerja dan stressor bukan kerja tidaklah
selalu jelas meskipun bagi kebanyakan sumber stres yang utama adalah
konflik antara tuntutan pekerjaan dengan tuntutan keluarga. Konflik ini
menyebabkan stres yang lebih jauh yang dapat berakibat timbulnya berbagai
masalah seperti ketidakpuasan (dissatisfaction), frustrasi (frustration) dan
depresi (depretion). Banyaknya stres yang dirasakan oleh para manajer dan
karyawan berasal dari berbagai stressor dalam kehidupan pribadi mereka yang
kemudian dikenal dengan life stressors. Setiap orang harus mampu mengatasi
berbagai life stressor yang ada; mereka harus mampu menangani beragam
stressor yang berbeda satu sama lain dikarenakan kepribadian (personality),
usia (age), jenis kelamin (gender), pengalaman (experience) dan berbagai
karakteristik lainnya.
Namun demikian life stressors yang mempengaruhi hampir setiap
orang diakibatkan oleh perubahanperubahan signifikan seperti: perceraian
(divorce), perkawinan (marriage), kematian anggota keluarga dan sebagainya.
Perlu disadari pula bahwa tubuh manusia memiliki kemampuan yang terbatas
dalam menanggapi berbagai macam stressor. Banyaknya perubahan yang
terlalu cepat dapat menghabiskan energi tubuh dalam merespon berikut
dengan konsekuensi negatif bagi fisik dan kesehatan mental seseorang.
-
17
Menurut Gibson (1996:343) faktor-faktor penyebab stres di bagi
menjadi empat kategori; lingkungan fisik, individu, kelompok dan organisasi.
1. Stressor lingkungan fisik
Penyebab-penyebab stres yang bersifat lingkungan fisik sering disebut
stressor kerah biru (blue-collar stressors), karena terkait dengan pekerjaan-
pekerjaan yang kasar, faktor-faktornya meliputi cahaya, suhu, suara, udara
terpolusi.
2. Stressor individual
Penyebab stres pada tingkat individual lebih menekankan penyebab
stres dari dalam diri, yang meliputi konflik peran, peran ganda, beban kerja
berlebih, tidak ada control, tanggung jawab, dan kondisi kerja.dan pada bagian
ini, konflik peran dipelajari paling luas. Karena pada konflik peran, stressor
yang meningkat ketika seseorang menerima pesan-pesan yang tidak cocok
berkenaan dengan perilaku peran yang sesuai.
3. Stressor kelompok
Pada tahap ini stressor terbentuk karena ketidakpercayaan dari mitra
pekerja secara positif berkaitan dengan ambiguitas peran yang tinggi, yang
membawa pada kesenjangan komunikasi di antara orang-orang dan kepuasan
kerja. Faktor-faktor pada stressor ini meliputi hubungan yang buruk dengan
kawan, bawahan, atasan.
4. Stressor organisasioanl
Salah satu masalah dalam studi tentang stressor organisasional adalah
mengidentifikasi stressor-stressor mana yang paling penting. Faktor faktor
-
18
pada stressor ini meliputi desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada
kebijakan khusus.
Sedangkan menurut Krietner dan Kinicki (2005:354) faktor-faktor
yang menyebabkan stres di bagi menjadi 4 yaitu:
1. Tingkat individual
a. Tuntutan pekerjaan
b. Konflik peran
c. Ambiguitas peran
d. Pengendalian lingkungan yang dirasakan
e. Hubungan dengan supervisor
f. Kelebihan beban, kekurangan beban, dan kemonotonan kerja
2. Tingkat kelompok
a. Perilaku manajerial
b. Kurangnya kekompakan
c. Konflik didalam kelompok
d. Perbedaan status
3. Tingkat organisasional
a. Kebudayaan
b. Struktur
c. Teknologi
d. Pengenalan perubahan dalam kondisi kerja
-
19
4. Ekstraorganisasional
a. Keluarga
b. Ekonomi
c. Waktu yang berubah
d. Polusi, suara, panas, kapadatan, dan udara
Pendapat lain menurut Atkinson (dalam Nuryati, 2007:21-22) faktor-
faktor dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
1. Faktor eksternal
a. Lingkungan fisik:kebisingan, polusi, penerangan.
b. Lingkungan pekerjaan: pekerjaan yang diulang-ulang
c. Lingkungan sosial budaya: kompetisi dan persaingan
2. Faktor internal
a. Fisik: kesehatan
b. Perilaku :kebiasaan kerja yang tidak efisien
c. Kognisi: standar yang terlalu tinggi (berhubungan dengan
keterampilan yang dimiliki)
d. Emosional: tidak mau meminta bantuan
2.1.3. Gejala-gajala stres
Menurut Beehr dan Newman (dalam Rini, 2002:1) gejala stress kerja
dapat dibagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan
perilaku. Macam-macam gejala psikologis, fisik, dan perilaku diantaranya
adalah kecemasan, ketegangan, meningkatnya detak jantung dan tekanan
-
20
darah, menunda ataupun menghindari pekerjaan atau tugas, bingung, marah,
sensitif, meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin, penurunan prestasi
dan produktivitas, memendam perasaan, gangguan gastrointestinal, misalnya
gangguan lambung, meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk,
komunikasi tidak efektif, mudah terluka, perilaku sabotase, mengurung diri,
mudah lelah secara fisik, meningkatnya frekuensi absensi, depresi, kematian,
perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan), merasa
terasing dan mengasingkan diri, gangguan kardiovaskuler, kehilangan nafsu
makan dan penurunan drastis berat badan, kebosanan, gangguan pernafasan,
meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti ngebut, berjudi,
ketidakpuasan kerja, lebih sering berkeringat, meningkatnya agresivitas, dan
kriminalitas, lelah mental, gangguan pada kulit, penurunan kualitas hubungan
interpersonal dengan keluarga dan teman, menurunnya fungsi intelektual,
kepala pusing, migrain kecenderungan bunuh diri, kehilangan daya
konsentrasi, kanker, kehilangan spontanitas dan kreativitas, ketegangan otot,
kehilangan semangat hidup, probem tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur),
menurunnya harga diri dan rasa percaya diri.
Menurut Hardjana (1994:23-26) ada empat gejala-gejala stres, diantaranya:
1. Gejala fisikal
a. Sakit kepala, pusing, pening
b. Tidur tidak teratur, insomnia, tidur terlantur, bangun terlalu awal
c. Mencret-mencret dan radang usus besar
-
21
d. Sulit buang air besar, sembelit
e. Gatal-gatal pada kulit
f. Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu
g. Terganggu pencernaannya atau bisulan
h. Tekanan darah tinggi atau serangan jantung
i. Kelewat berkeringat
j. Berubah selera makan
k. Lelah atau kehilangan daya energi
l. Bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan dalam
kerja dan hidup
2. Gejala emosional
a. Gelisah atau cemas
b. Sedih, depresi, mudah menangis
c. Merana jiwa dan hati / mood berubah-rubah cepat
d. Mudah panas dan marah
e. Gugup
f. Rasa harga diri menurun atau merasa tidak aman
g. Terlalu peka dan mudah tersinggung
h. Marah-marah
i. Gampang menyerang orang dan bermusuhan
j. Emosi mengering atau kehabisan sumber daya mental (burn out)
3. Gejala intelektual
a. Susah berkonsentrasi atau memusatkan pikiran
-
22
b. Mudah terlupa
c. Pikiran kacau
d. Daya ingat menurun
e. Melamun secara berlebihan
f. Pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja
g. Kehilangan rasa humor yang sehat
h. Produktivitas atau prestasi kerja menurun
i. Mutu kerja rendah
j. Dalam kerja bertambah jumlah kekeliruan
4. Gejala interpersonal
a. Kehilangan kepercayaan kepada orang lain
b. Mudah mempersalahkan orang lain
c. Mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya
d. Suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang
dengan kata-kata
e. Mengambil sikap membentengi dan mempertahankan diri
f. mendiamkan orang lain
Sedangkan menurut Anoraga (dalam Lestari, 2005:12) ada beberapa
gejala akibat stres, diantaranya:
1. Gejala badan meliputi: sakit kepala (vertigo), sakit maag, mudah kaget
(berdebar-debar), banyak keluar keringat dingin, gangguan pola tidur, lesu,
letih, kaku leher belakang sampai punggung, dada rasa panas atau nyeri,
rasa tersumbat di kerongkongan, gangguan psikoseksual, nafsu makan
-
23
menurun. Mual, muntah, gejala kulit, gangguan menstruasi, keputihan,
kejang-kejang, dan pingsan.
2. Gejala emosioal meliputi: pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil
keputusan, cemas, was-was, khawatir, mimpi buruk, murung, mudah
marah, mudah menangis, pikiran bunuh diri, gelisah, dan putus asa.
3. Gejala sosial meliputi: banyak merokok, minum, makan, sering
mengontrol pintu jendela, menarik diri dari pergaulan sosial, mudah
bertengkar, dan membunuh.
4. Gejala berat akibat stres meliputi kematian, gila (psikokis) dan hilangnya
kontak sama sekali dengan lingkungan sosial.
2.2. Mahasiswa
Mahasiswa adalah pelajar yang derajatnya lebih tinggi dari pelajar lain.
Predikat ini diberikan karena para mahasiswa menimba ilmu di perguruan tinggi,
seperti yang juga dialami oleh dosen sehingga mereka juga disebut sebagai
mahaguru. Selain itu, subjek yang dipelajari di perguruan tinggi juga menduduki
tingkat yang lebih tinggi dibanding subjek-subjek pada sekolah biasa.(Iren,
2007:1)
2.3. Skripsi
2.3.1. Pengertian Skripsi
Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang
mahasiswa dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Utama dan Dosen
Pembimbing II sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar
-
24
Pendidiksan S1 (Sarjana) (Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi
Gunadarma, 2007:1).
Menurut Djarwanto (dalam Novilia, 2005:23) skripsi adalah sebuah
karya ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program sarjana (program
strata satu) dari hasil penelitiannya atas dasar analisis data primer dan atau
data sekunder.
2.3.2. Tujuan Skripsi
Tujuan dalam Penulisan Skripsi adalah memberikan pemahaman
terhadap mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam
menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya
secara sistematis dan terstruktur (Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Ekonomi Gunadarma, 2007:1).
2.3.3. Penelitian Lain Mengenai Skripsi Terkait Dengan Stres
Bagi mahasiswa, skripsi merupakan suatu kewajiban yang harus segera
diselesaikan jika ingin memperoleh gelar sarjana strata satu. Tidak jarang
dalam pembuatan skripsi, mahasiswa mengalami stres, banyak faktor yang
menyebabkan stres, diantaranya adalah faktor individual. Pada faktor ini,
biasanya penyebab-penyebab stresnya berasal dari dalam diri sendiri. Banyak
pula gejala-gejala yang timbul dari faktor ini diantaranya adalah gangguan
tidur atau yang disebut dengan insomnia.
Salah satu peneliti, yaitu Novilia (2005) mengamati stres dalam
mengerjakan skripsi yang menyebabkan gangguan tidur atau yang disebut
-
25
dengan insomnia. Novilia menjelaskan bahwa insomnia dipengaruhi oleh stres
yang cukup tinggi, banyak aktivitas yang kompleks berkaitan dengan
menyusun skripsi mulai dari menentukan judul penelitian sampai kepada ujian
sidang skripsi. Sehingga pada akhirnya banyak mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi menjadi sulit tidur dan terkena insomnia. Pada dasarnya
proses tidur membutukan keadaan santai, apabila stress yang diderita semakin
parah maka pada saat tidur, pikiran akan semakin terpacu dan semakin
mengalami keterkaitan perhatian yang tidak wajar. Hal ini akan menyebabkan
penderita stres semakin mengalami kesulitan untuk tidur atau mengalami
insomnia.
Sehingga Novilia melalui penelitian ini mengambil hipotesis, bahwa
ada hubungan yang positif antara stres dalam menyusun skripsi dengan
insomnia, semakin tinggi stres yang dialami oleh mahasiswa dalam menyusun
skripsi, maka tingkat insomnia pada mahasiswa semakin berat.
2.4. Kerangka Pikir
Individu sebagai mahasiswa memiliki kewajiban untuk membuat skripsi
atau tugas akhir. Kewajiban ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai syarat
pencapaian gelar strata satu, dalam pembuatan skripsi ini tentu sangat
berhubungan dengan stres, sehingga dalam hal ini peneliti ingin melihat kategori
stres mahasiswa dalam pembuatan skripsi masuk ke dalam kategori stres rendah,
sedang, atau tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa
dalam penyusunan skripsi, untuk itu pengidentifikasian faktor-faktor penyebab
stres mahasiswa sangat perlu dilakukan untuk dapat melihat hubungannya dengan
-
26
faktor-faktor stres yang ada dan juga untuk melihat faktor apa yang mendominasi
dalam pembuatan skripsi.
Gambar 2.1. Langkah-langkah penelitian
2.5. Definisi operasional
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengartian stres maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa stres adalah keadaan dimana individu merasakan
adanya tekanan dari dalam diri karena ancaman dari tuntutan yang dianggap
melebihi kapasitas individu dalam penanganannya dan sangat terkait sekali
dengan kondisi dan reaksi fisik bagi individu.
Pada penelitian ini instrument penelitian menggunakan empat faktor
penyebab stress yang yang dikemukakan oleh Gibson (1996:343), diantaranya
adalah:
Karakteristik stres dalam pembuatan skripsi
Faktor dominan penyebab stres dalam pembuatan skripsi
Identifikasi faktor-faktor penyebab stres dalam pembuatan skripsi
-
27
1.Lingkungan Fisik
Indikatornya meliputi: cahaya, suhu udara, suara, udara terpolusi,
ruangan.
2. Individu
Indikatornya meliputi: konflik peran, peran ganda, beban kerja
berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab, kondisi kerja.
3. Kelompok
Indikatornya meliputi: hubungan yang buruk dengan kawan
bawahan dan atasan.
4. Organisasional
Indikatornya meliputi: desain struktur jelek, tidak ada kejelasan
struktur.
-
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Katolik Soegijapranata yang beralamat
di Jalan Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur, Semarang. Dalam penelitian ini
yang dijadikan objek adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
dan Jurusan Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang sedang
menyusun skripsi (semester ganjil 2007/2008).
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar, 2001:77). Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan
Jurusan Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata yang sedang menyusun
skripsi (semester ganjil 2007/2008) yang berjumlah 204 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2001:57). Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Semua yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi itu, jadi sampel yang diambil dari populasi harus
-
29
benar-benar representatif (mewakili). Sedangkan dalam menentukan sampel,
menggunakan rumus Slovin(Umar,2001) sebagai berikut :
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidakstabilan karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan 10%
Dari rumus di atas, sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah
204 n = 1 + 204(0,10)2
n = 67,105263 (dibulatkan ke atas menjadi 68)
Maka sampel yang akan diambil adalah 68 responden.
Populasi yang ada tersebar di beberapa unit kerja, maka agar mewakili
setiap unit, penentuan jumlah sampel yang akan diambil menggunakan teknik
propotionate sampling, dengan rumus yang dikembangkan oleh Sudjana
(1988:168)
N n =
2 1 + Ne
p S = x n N
-
30
Keterangan :
S = Jumlah sampel tiap unit kerja
p = Jumlah populasi tiap unit kerja
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Tabel 3.1. Tabel Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
Sumber : Biro Skripsi Fakultas Ekonomi 2007
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel dimana yang dijadikan sebagai anggota sampel
adalah orang-orang yang ditemui atau yang berada pada waktu yang tepat dan
mudah dijangkau (Arikunto, 1998:25). Dengan demikian, setiap mahasiswa yang
ditemui itulah yang dijadikan anggota sampel.
3.3. Instrument Penelitian
Pada penelitian ini instrument penelitian menggunakan empat faktor
penyebab stress yang yang dikemukakan oleh Gibson (1996:343), diantaranya
adalah:
1. Lingkungan fisik
Indikator yang digunakan dalam kuesioner: ruangan, suara, udara, buku,
referensi jurnal.
2. Individual
No. Mahasiswa Populasi Sampel 1 Jurusan Manajemen 96 32 2 Jurusan Akuntansi 108 36 Jumlah 204 68
-
31
Indikator yang digunakan dalam kuesioner: dukungan moral, kesehatan,
rohani, emosi, pergaulan.
3. Kelompok
Indikator yang digunakan dalam kuesioner: perbedaan persepsi, konflik
peran, beban kerja berlebih.
4. Organisasi
Indikator yang digunakan dalam kuesioner: tidak ada kejelasan struktur
organisasi, kebingungan informasi.
3.4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 2001:42). Data primer ini
berupa data yang diperoleh dari hasil kuesioner, yaitu jawaban atas daftar
pertanyaan mengenai faktor-faktor penyebab stress. Sedangkan data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dara Biro Skripsi Fakultas
Ekonomi dalam pengambilan data mahasiswa yang mengambil skripsi.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah melalui kuesioner yang dibagikan melalui daftar pertanyaan
kepada responden penelitian yaitu Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen dan Jurusan Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata yang
-
32
sedang menyusun skripsi. Selain itu peneliti juga memakai metode kualitatif
dalam pengumpulan data, walaupun tidak begitu banyak dieksplorasi metode
kualitatif ini, tetapi metode ini dapat membantu untuk memperkuat hasil dari data
kuesioner yang sudah diolah, dengan melalui wawancara singkat dan juga
pertanyaan terbuka.
3.6. Skala Pengukuran Data
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut
Sugiyono (2001:86) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Untuk itu, diberikan kriteria penilai dalam suatu skor, yakni :
1. Setuju 3
2. Netral 2
3. Tidak Setuju 1
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.7.1. Uji Validitas Uji validitas instrumen penelitian dalam penelitian dijelaskan sebagai
suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya
yang diukur (Umar, 2001:58). Uji validitas instrumen penelitian digunakan
untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengungkap data-data yang ada
pada variabel-variabel penelitian sacara tepat. Untuk mengukur validitas,
digunakan teknik corelation product moment dengan cara mengkorelasikan
-
33
skor butir dengan skor total koefisien korelasi r berkisar antara 1 sampai +1
(Umar, 2001: 132). Rumus teknik corelation product moment dari Karl
Pearson (Umar, 2001:133) adalah :
Dimana :
r = Angka korelasi
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor butir
X2 = Jumlah skor butir kuadrat
Y = Jumlah skor total
Y2 = Jumlah kuadran skor total keseluruhan nilai butir soal
XY = Hasil perkalian antara skor butir soal dengan jumlah skor total
Taraf signifikansi : 5% = 0,05
Kriteria pengujian validitas :
a. Apabila r hitung > r tabel, maka terdapat korelasi antara variabel X
dengan variabel Y dan dinyatakan valid.
b. Apabila r hitung < r tabel, maka tidak terdapat korelasi antara
variabel X dengan variabel Y dan dinyatakan tidak valid.
N.(XY) (X.Y) rXY = {N.X2 (X)2} - {n.Y2 (Y)2
-
34
Hasil Uji Validitas :
1. Faktor fisik
Item R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,374 0,239 Valid
2 0,364 0,239 Valid
3 0,432 0,239 Valid
4 0,681 0,239 Valid
5 0,409 0,239 Valid
6 0,286 0,239 Valid
7 0,239 0,239 Valid
8 0,482 0,239 Valid
2. Faktor individual
Item R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,491 0,239 Valid
2 0,378 0,239 Valid
3 0,473 0,239 Valid
4 0,350 0,239 Valid
5 0,485 0,239 Valid
6 0,340 0,239 Valid
7 0,350 0,239 Valid
-
35
8 0,372 0,239 Valid
3. Faktor kelompok
Item R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,387 0,239 Valid
2 0,457 0,239 Valid
3 0,442 0,239 Valid
4 0,429 0,239 Valid
5 0,470 0,239 Valid
6 0,316 0,239 Valid
7 0,298 0,239 Valid
8 0,351 0,239 Valid
9 0,313 0,239 Valid
4. Faktor organisasi
Item R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,230 0,239 Tidak Valid
2 0,054 0,239 Tidak Valid
3 0,301 0,239 Valid
4 0,551 0,239 Valid
5 0,554 0,239 Valid
6 0,224 0,239 Tidak Valid
-
36
7 0,571 0,239 Valid
8 0,392 0,239 Valid
9 0,466 0,239 Valid
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen penelitian adalah derajat ketepatan,
ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran
(Umar, 2001:57). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal
consistency. Internal consistency diukur dengan menggunakan koefisien
Cronbach Alpha :
Dimana :
K = Jumlah pertanyaan
b2 = Jumlah variansi butir
( t)2 = Varians total
Pengujian reliabel pada tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
alpha = 50%, yaitu :
1. Apabila r-reliability > 50%, maka instrumen indikator dikatakan
reliabel.
k b2 r = 1 - k 1 ( t)2
-
37
2. Apabila r-reliability
-
38
Batas Terendah = 68 113
Batas Sedang = 113.1 158.1
Batas Tertinggi = 158.2 204
Dengan demikian, penilaian dari tiap variabel penelitian adalah:
Tabel 3.2.
Tabel Kategori Stres Secara Umum
No Variabel Skor Kategori 1 Fisik 68 113 Rendah 113.1 158.1 Sedang 158.2 204 Tinggi
2 Individual 68 113 Rendah 113.1 158.1 Sedang 158.2 204 Tinggi
3 Kelompok 68 113 Rendah 113.1 158.1 Sedang 158.2 204 Tinggi
4 Organisasional 68 113 Rendah 113.1 158.1 Sedang 158.2 204 Tinggi
Rentang skala berdasrkan pembagian jurusan perkuliahan:
1. Jurusan Akuntansi
Sehingga :
Rs = 36 x (3 1) = 24
3
Dari hasil tersebut dapat ditentukan :
Batas Terendah = 36 60
Batas Sedang = 60.1 84.1
-
39
Batas Tertinggi = 84.2 108.2
Dengan demikian, penilaian dari tiap variabel penelitian adalah:
Tabel 3.3.
Tabel Kategori Stres Jurusan Akuntansi
No Variabel Skor Kategori 1 Fisik 36 60 Rendah 60.1 84.1 Sedang 84.2 108.2 Tinggi
2 Individual 36 60 Rendah 60.1 84.1 Sedang 84.2 108.2 Tinggi
3 Kelompok 36 60 Rendah 60.1 84.1 Sedang 84.2 108.2 Tinggi
4 Organisasional 36 60 Rendah 60.1 84.1 Sedang 84.2 108.2 Tinggi
2. Jurusan Manajemen
Sehingga :
Rs = 32 x (3 1) = 21
3
Dari hasil tersebut dapat ditentukan :
Batas Terendah = 32 53
Batas Sedang = 53.1 74.1
Batas Tertinggi = 74.2 95.2
-
40
Dengan demikian, penilaian dari tiap variabel penelitian adalah:
Tabel 3.4.
Tabel Kategori Stres Jurusan Manajemen
No Variabel Skor Kategori 1 Fisik 32 53 Rendah 53.1 74.1 Sedang 74.2 95.2 Tinggi
2 Individual 32 53 Rendah 53.1 74.1 Sedang 74.2 95.2 Tinggi
3 Kelompok 32 53 Rendah 53.1 74.1 Sedang 74.2 95.2 Tinggi
4 Organisasional 32 53 Rendah 53.1 74.1 Sedang 74.2 95.2 Tinggi
-
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarkan hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diisi oleh responden yang terdiri dari identitas dan
jurusan perkuliahan dari responden yang berjumlah 68 orang.
4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Perkuliahan
Karakteristik berdasarkan jurusan perkuliahan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Perkuliahan
Jumlah Jurusan perkuliahan Responden
Frekuensi Prosentase (%)
Akuntansi 36 52,94 % Manajemen 32 47,06 %
Jumlah 68 100 % Sumber : data sekunder yang diolah (Maret 2008)
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi data pada bagian ini disajikan berdasarkan data tanggapan yang
diperoleh dari pengisian kuesioner yang dibagikan kepada responden, yaitu
persepsi responden mengenai faktor-faktor stres, yang terdiri dari faktor fisik,
-
42
faktor individual, faktor kelompok, faktor organisasi. Dari 68 persepsi responden
seluruh item kuesioner, diperoleh hasil sebagai berikut
4.2.1. Hasil Analisis Deskriptif
4.2.1.1. Persepsi Responden Terhadap Keseluruhan Faktor-Faktor
Stres
Faktor-faktor stres dalam penelitian ini ada 4 faktor stres, yaitu
faktor fisik, faktor individual, faktor kelompok, faktor organisasi. Dan
dalam hal ini peneliti ingin melihat persepsi secara keseluruhan
responden menganai faktor-faktor stres dalam mengerjakan skripsi.
Karakteristik faktor-faktor stres pada mahasiswa ditentukan dengan
kriteria sebagai berikut:
68 113 Karakteristik stres rendah
113.1 158.1 Karakteristik stres sedang
158.2 204 Karakteristik stres rendah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 68 responden di
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, maka hasilnya dapat
tercantum pada tabel di bawah ini:
-
43
Tabel 4.2.
Persepsi Responden Terhadap Faktor-Faktor Stres
No Pernyataan S N TS 3 2 1 JUMLAH KRITERIA
1 Saya merasa gelisah pada saat mengerjakan skripsi karena tidak ada lampu penerangan di ruangan, tempat saya mengerjakan skripsi
132 (44)
22 (11)
13 (13)
167 TINGGI
2 Saya merasa stres karena tempat tinggal saya sangat bising, sehingga mengganggu dalam pembuatan skripsi
135 (45)
24 (12)
11 (11)
170 TINGGI
3 Saya merasa stres karena suhu udara rumah saya sangat panas, sehingga mengganggu dalam pembuatan skripsi
144 (48)
30 (15)
5 (5)
179 TINGGI
4 Saya merasa kebingungan dalam mencari referensi buku untuk skripsi saya
135 (45)
20 (10)
13 (13)
168 TINGGI
5 Saya merasa kesulitan dalam mengerjakan skripsi karena koleksi buku perpustakan tidak lengkap
141 (47)
20 (10)
11 (11)
172 TINGGI
6 Saya merasa tidak nyaman dengan ruang dosen saya ketika saya melakukan bimbingan skripsi dikarenakan ruangannya terlalu sempit
147 (49)
20 (10)
9 (9)
176 TINGGI
7 Saya merasa frustasi ketika saya harus mencari referensi jurnal dalam bahasa inggris untuk skripsi saya
129 (43)
24 (12)
13 (13)
166 TINGGI
8 Saya merasa kesulitan dalam mengerjakan skripsi karena kelangkaan sumber referensi yang disebabkan oleh penelitian saya yang masih baru
150 (50)
12 (6)
12 (12)
174 TINGGI
9 Saya merasa putus asa pada saat saya menyusun skripsi, dikarenakan tidak ada dukungan moral dari orang tua saya
141 (47)
16 (8)
13 (13)
170 TINGGI
10 Banyak materi yang harus saya persiapkan untuk skripsi saya sehingga mengakibatkan saya kurang tidur
117 (39)
30 (15)
14 (14)
161 TINGGI
-
44
11 Saya merasa berat badan saya menurun dikarenakan pola makan saya yang tidak teraratur ketika saya menyusun skripsi
117 (39)
22 (11)
18 (18)
157 SEDANG
12 Saya merasa tidak mendapat pencerahan dari Tuhan walapun saya selalu berdoa pada Tuhan, saat saya menyusun skripsi
120 (40)
32 (16)
12 (12)
164 TINGGI
13 Saya merasa emosi saya tidak stabil dikarenakan terlalu banyak memikiran masalah mengenai skripsi
105 (35)
28 (14)
19 (19)
152 SEDANG
14 Saya merasa terasing dari pergaulan dikarenakan saya jarang berkumpul bersama teman-teman pada saat saya menyusun skripsi
123 (41)
30 (15)
12 (12)
165 TINGGI
15 Saya merasa tuntutan dari orang tua untuk lulus cepat membuat saya depresi
126 (42)
30 (15)
11 (11)
167 TINGGI
16 Saya merasa frustasi ketika memilh judul skripsi dikarenakan keterbatasan kemampuan saya
150 (50)
18 (9)
9 (9)
177 TINGGI
17 Saya merasa stres ketika dosen pembimbing saya memaksakan pendapatnya untuk bahan skripsi saya
135 (45)
16 (8)
15 (15)
166 TINGGI
18 Saya merasa kebingungan ketika dosen tidak memberikan alternatif judul untuk skripsi saya
111 (37)
28 (14)
17 (17)
156 SEDANG
19 Saya merasa frustasi ketika dosen tidak memberikan acuan yang jelas untuk revisi skripsi saya
123 (41)
20 (10)
17 (17)
160 TINGGI
20 Saya merasa kebingungan ketika dosen tidak memberikan acuan tentang buku referansi yang digunakan dalam menyusun skripsi
126 (42)
22 (11)
15 (15)
163 TINGGI
21 Saya merasa kebingungan atas penjelasan yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada saya untuk revisi skripsi saya
123 (41)
14 (7)
20 (20)
157 SEDANG
22 Saya merasa putus asa ketika dosen pembimbing dan saya, berselisih waktu untuk bimbingan skripsi saya
138 (46)
18 (9)
13 (13)
169 TINGGI
-
45
23 Saya merasa frustasi ketika tahu bahwa dosen pembimbing saya, tidak menguasai penuh materi yang saya sampaikan tentang skripsi saya
144 (48)
12 (6)
14 (14)
170 TINGGI
24 Saya merasa tidak menangkap hasil pembicaraan dengan dosen saya mengenai skripsi saya
135 (45)
22 (11)
12 (12)
169 TINGGI
25 Saya merasa frustasi dengan sikap dosen pembimbing yang tidak peduli dengan saya tentang skripsi yang saya kerjakan
144 (48)
20 (10)
10 (10)
174 TINGGI
26 Saya kebingungan mengenai pendaftaran skripsi, dikarenakan pihak panitia pengsian KRS tidak membantu saya
156 (52)
8 (4)
12 (12)
176 TINGGI
27 Saya merasa kesal kepada panitia skripsi karena jadwal ujian yang diberikan kepada saya tidak tepat waktu
141 (47)
24 (12)
9 (9)
174 TINGGI
28 Saya merasa kesal karena jadwal briefing ujian yang diberikan oleh pihak panitia skripsi tidak pasti
147 (49)
12 (6)
13 (13)
172 TINGGI
29 Saya merasa kebingungan mengenai pendaftaran wisuda dikarenakan tidak ada penjelasan yang membantu saya dari biro skripsi
138 (46)
24 (12)
10 (10)
172 TINGGI
30 Saya merasa kebingungan mengenai syarat-sayart yang harus dikumpulkan yang dijadikan sebagai syarat ujian, dikarenakan tidak ada pemberitahuan yang jelas dari biro skripsi
135 (45)
20 (10)
13 (13)
168 TINGGI
31 Saya merasa stres karena informasi yang diberikan oleh bagian biro skripsi mengenai informasi dosen pembimbing, terlalu lama memberitahunya
132 (44)
26 (13)
11 (11)
169 TINGGI
32 Saya merasa kesal dikarenkan tidak ada jalur koordinasi yang jelas pada bagian biro skripsi serta panitia skripsi
138 (46)
8 (4)
18 (18)
164 TINGGI
33 Saya merasa frustasi dikarenakan kesulitan menemui staff biro skripsi yang jarang berada di tempat tugasnya
132 (44)
20 (10)
14 (14)
166 TINGGI
-
46
34 Saya merasa kesal dikarenakan pribadi staff biro skripsi tidak ramah dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan mengenai skripsi
138 (46)
22 (11)
11 (11)
171 TINGGI
TOTAL 5701
RATA-RATA 167,6765 TINGGI Sumber : data primer yang diolah (April 2008)
Jika dilihat dari tabel di atas, faktor-faktor penyebab stres
mahasiswa dalam menempuh skripsi secara keseluruhan adalah
berkategori tinggi. Dalam analisis deskriptif per item pernyataan
mengenai faktor-faktor stres mahasiswa dalam menempuh skripsi pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dan Jurusan
Manajemen di Universitas Katolik Soegijapranta Semarang dapat dilihat
beberapa hal, yaitu mengenai nilai rata-rata yang di dapat yaitu
167,6765. nilai ini menunjukkan kategori stres mahasiswa adalah tinggi,
selain itu pula dapat dilihat ada pernyataan yang mendapat nilai tertinggi
sebesar 179, yaitu pernyataan mengenai suhu udara yang erat
hubungannya terkait dengan faktor fisik. Dan ternyata pada pernyataan
ini sebagian besar responden mengalami gangguan dari suhu udara, hal
ini dapat saja disebabkan oleh tempat tinggal, yang mungkin saja
sebagian besar responden bertempat tinggal di kos-kosan.
Walaupun secara keseluruhan pernyataan ada berkategori tinggi
dari nilai rata-rata yang ada, tidak menutup kemungkinan beberapa item
pernyataan mendapat skor dengan kategori sedang yaitu item pernyataan
mengenai berat badan yang menurun karena pola makan yang tidak
teratur (157), item pernyataan mengenai emosi yang tidak stabil
-
47
dikarenakan terlalu banyak memikirkan masalah skripsi (156) juga
mendapat nilai dengan kategori sedang. Kedua item pernyatan ini
termasuk dalam faktor individual, selain itu juga pada faktor kelompok
ada dua item pernyataan yang mendapat kategori sedang yaitu item
pernyataan mengenai kebingungan yang diakibatkan tidak adanya
alternatif judul untuk skripsi yang dikerjakan (152), dan yang terakhir
yang mendapat nilai dengan kategori sedang dari responden adalah item
pernyataan mengenai kebingungan yang disebakan tidak paham atas
penjelasan dosen pembimbing mengenai revisi skripsi (157).
Walaupun keempat item tersebut berkategori sedang, tetap saja
hasil akhir data keseluruhan item pernyataan adalah berkategori tinggi,
tetapi tetap harus kita lihat penyebab faktor tersebut mendapat kategori
sedang. Tetapi secara keseluruhan pula tidak ada item pernyataan yang
berkategori rendah.
4.2.1.2. Persepsi Responden Terhadap Masing-Masing Faktor Stres
Faktor-faktor stress dapat diukur dengan menggunakan 34 item
pertanyaan, yang dapat dibagi menjadi 8 item faktor fisik, 8 item faktor
individual, 9 faktor kelompok, 9 faktor organisasi. Karakteristik faktor-
faktor stres pada mahasiswa ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
68 113 Karakteristik stres rendah
113.1 158.1 Karakteristik stres sedang
158.2 204 Karakteristik stres tinggi
-
48
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 68 responden di
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, maka hasil dari masing-
masing faktor penyebab stres pada mahasiswa dapat tercantum pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.3.
Persepsi Responden Terhadap Faktor Fisik
No Pernyataan S N TS 3 2 1
JUMLAH KRITERIA
1 Saya merasa gelisah pada saat mengerjakan skripsi karena tidak ada lampu penerangan di ruangan, tempat saya mengerjakan skripsi
132 (44)
22 (11)
13 (13)
167 TINGGI
2 Saya merasa stres karena tempat tinggal saya sangat bising, sehingga mengganggu dalam pembuatan skripsi
135 (45)
24 (12)
11 (11)
170 TINGGI
3 Saya merasa stres karena suhu udara rumah saya sangat panas, sehingga mengganggu dalam pembuatan skripsi
144 (48)
30 (15)
5 (5)
179 TINGGI
4 Saya merasa kebingungan dalam mencari referensi buku untuk skripsi saya
135 (45)
20 (10)
13 (13)
168 TINGGI
5 Saya merasa kesulitan dalam mengerjakan skripsi karena koleksi buku perpustakan tidak lengkap
141 (47)
20 (10)
11 (11)
172 TINGGI
6 Saya merasa tidak nyaman dengan ruang dosen saya ketika saya melakukan bimbingan skripsi dikarenakan ruangannya terlalu sempit
147 (49)
20 (10)
9 (9)
176 TINGGI
7 Saya merasa frustasi ketika saya harus mencari referensi jurnal dalam bahasa inggris untuk skripsi saya
129 (43)
24 (12)
13 (13)
166 TINGGI
8 Saya merasa kesulitan dalam mengerjakan skripsi karena kelangkaan sumber referensi yang disebabkan oleh penelitian saya yang masih baru
150 (50)
12 (6)
12 (12)
174 TINGGI
-
49
TOTAL 1372
RATA-RATA 171,5 TINGGI Sumber : data primer yang diolah (April 2008)
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor seluruh
jawaban responden terhadap faktor fisik adalah 171,5 yang artinya skor
tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Dalam faktor fisik ini, terdapat
salah satu pernyataan yang mendapat nilai tertinggi yaitu terkait dengan
suhu udara (179). Faktor ini dimungkinkan mempunyai nilai tertinggi
karena mungkin sebagian besar mahasiswa yang menjadi responden
memiliki tempat tinggal yang suhu udaranya panas, dan mungkin saja itu
adalah mahasiswa yang sebagian besar menetap di kos-kosan sehingga
ketidaknyamanan suhu udara sangat mungkin terjadi. Selain faktor
tersebut, ada beberapa pernyataan yang perlu dipertimbangkan oleh
organisasi yang terkait, yaitu faktor yang berkaitan dengan ruangan.
Dalam hal ini adalah terkait dengan ruangan dosen, faktor ini menjadi
salah satu pilihan karena banyak mahasiswa yang kurang nyaman
dengan adanya sekat-sekat yang membatasi ruang dosen untuk
melakukan bimbingan, walaupun sebenarnya sekat-sekat tersebut
bertujuan baik tetapi dengan adanya sekat-sekat tersebut rungan menjadi
semakin sempit sehingga sangat tidak nyaman untuk melakukan
bimbingan, di samping itu juga sekat-sekat yang ada, tidak dapat
memberikan kenyamanan dalam pengendalian diri melalui kontak
komunikasi anatar mahasiswa dan dosen pembimbingnya.
-
50
Di samping itu pernyataan mengenai kelengkapan koleksi buku
di perpustakan juga perlu diperhatikan, jika hal ini diabaikan tentunya
akan merugikan mahasiswa sebab buku referensi sangat penting
peranannya dalam pembuatan skripsi, dan juga selain itu tentunya
mahasiswa akan merasa kecewa jika koleksi buku di perpustakan tidak
lengkap dan akan berdampak buruk kepada generasi yang akan datang
untuk menyusun skripsi.
Selain dari hasil data analisis yang diuraikan secara deskriptif di
atas, terdapat pula hasil survey wawancara dari salah satu responden
yang menyebutkan bahwa faktor fisik menjadi faktor dominan terhadap
stres dalam menyusun skripsi, dalam hasil wawancara yang dilakukan
terhadap responden yang tidak ingin disebutkan namanya, menjelaskan
bahwa terdapat beberapa pernyataan yang menurutnya sangat
berpengaruh terhadap stres dalam menjalankan skripsinya yaitu
mengenai pencarian jurnal dalam bahasa inggris. Karena menurutnya
bahwa penacarian jurnal dalam bahasa inggris ini sangat merepotkan,
mungkin saja terkait dengan proses penerjemahan bahasa, selain itu
menurutnya terkadang dosen pembimbing tidak memiliki sikap empati
terhadap mahasiswanya, dan hanya melihat kondisi yang menurutnya
layak untuk diberikan kepada mahasiswa bimbingannya tanpa melihat
situasi yang dialami mahasiswanya.
Selain itu responden tersebut menjelaskan bahwa selain dari
faktor referensi buku, faktor fisik berupa kebisingan suara juga membuat
-
51
dirinya stres, responden tersebut memaparakan bahwa suara bising
sangat menggangu dirinya dalam membuat skripsi, tidak terkecuali suara
musik. Memang setiap individu memiliki karakteristik pribadi yang
berbeda-beda, tetapi dalam hal ini dapat saja terjadi pada diri kita
sendiri, dan dari pembahasan hasil wawancara tersebut dimaksudkan
dapat menambah saran yang diberikan kepada organisasi yang terkait.
Selain beberapa pernyataan yang diuraikan di atas, pernyataan-
pernyataan lain juga mempunyai peranan penting yang membuat faktor
fisik mempunyai nilai rata-rata dengan kategori tinggi.
Tabel 4.4.
Persepsi Responden Terhadap Faktor Individual
No Pernyataan S N TS 3 2 1
JUMLAH KRITERIA
1 Saya merasa putus asa pada saat saya menyusun skripsi, dikarenakan tidak ada dukungan moral dari orang tua saya
141 (47)
16 (8)
13 (13)
162 TINGGI
2 Banyak materi yang harus saya persiapkan untuk skripsi saya sehingga mengakibatkan saya kurang tidur
117 (39)
30 (15)
14 (14)
161 TINGGI
3 Saya merasa berat badan saya menurun dikarenakan pola makan saya yang tidak teraratur ketika saya menyusun skripsi
117 (39)
22 (11)
18 (18)
157 SEDANG
4 Saya merasa tidak mendapat pencerahan dari Tuhan walapun saya selalu berdoa pada Tuhan, saat saya menyusun skripsi
120 (40)
32 (16)
12 (12)
164 TINGGI
5 Saya merasa emosi saya tidak stabil dikarenakan terlalu banyak memikiran masalah mengenai skripsi
105 (35)
28 (14)
19 (19)
152 SEDANG
6 Saya merasa terasing dari pergaulan dikarenakan saya jarang berkumpul bersama teman-teman pada saat saya menyusun skripsi
123 (41)
30 (15)
12 (12)
165 TINGGI
-
52
7 Saya merasa tuntutan dari orang tua untuk lulus cepat membuat saya depresi
126 (42)
30 (15)
11 (11)
167 TINGGI
8 Saya merasa frustasi ketika memilh judul skripsi dikarenakan keterbatasan kemampuan saya
150 (50)
18 (9)
9 (9)
177 TINGGI
TOTAL 1305
RATA-RATA 163,125 TINGGI Sumber : data primer yang diolah (April 2008)
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor seluruh
jawaban responden terhadap faktor individual adalah 163,125. Yang
artinya skor tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Dalam faktor
individual ini, ada satu pernyataan yang mendapatkan nilai tertinggi dari
responden dan juga erat kaitanya dengan organisasi yang bersangkutan,
yaitu mengenai pemilihan judul skripsi yang terkait dengan kemampuan
ide kreatif mahasiswa dalam mencari judul (177). Pada bagian ini
menjelaskan bahwa mahasiswa sangat sulit dalam memilih judul skripsi
terkait dengan kemampuan yang dimilikinya, hal ini mungkin saja
terpengaruh dengan index prestasi mahasiswa yang mungkin sebagian
besar mahasiswa yang mengisi kuesiner ini berindex prestasi kecil.
Atau dapat juga disebabkan oleh kurang luasnya pengetahuan
mahasiswa akan hal-hal baru yang terkait dengan pemilihan judul yang
ada hubungannya dengan konsentrasi mata kuliah yang diambilnya,
sehingga faktor ini mendapat respon nilai terbesar dari responden. Selain
pernyataan tersebut yang ada dalam kuesioner yang dibagikan kepada
responden, pernyataan-pernyataan lain juga mempunyai peranan penting
-
53
yang membuat faktor individual mempunyai nilai rata-rata dengan
kategori tinggi.
Tabel 4.5.
Persepsi Responden Terhadap Faktor Kelompok
No Pernyataan S N TS 3 2 1 JUMLAH KRITERIA
1. Saya merasa stres ketika dosen pembimbing saya memaksakan pendapatnya untuk bahan skripsi saya
135 (45)
16 (8)
15 (15)
166 TINGGI
2 Saya merasa kebingungan ketika dosen tidak memberikan alternatif judul untuk skripsi saya
111 (37)
28 (14)
17 (17)
156 SEDANG
3 Saya merasa frustasi ketika dosen tidak memberikan acuan yang jelas untuk revisi skripsi saya
123 (41)
20 (10)
17 (17)
160 TINGGI
4 Saya merasa kebingungan ketika dosen tidak memberikan acuan tentang buku referansi yang digunakan dalam menyusun skripsi
126 (42)
22 (11)
15 (15)
163 TINGGI
5 Saya merasa kebingungan atas penjelasan yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada saya untuk revisi skripsi saya
123 (41)
14 (7)
20 (20)
157 SEDANG
6 Saya merasa putus asa ketika dosen pembimbing dan saya, berselisih waktu untuk bimbingan skripsi saya
138 (46)
18 (9)
13 (13)
169 TINGGI
7 Saya merasa frustasi ketika tahu bahwa dosen pembimbing saya, tidak menguasai penuh materi yang saya sampaikan tentang skripsi saya
144 (48)
12 (6)
14 (14)
170 TINGGI
8 Saya merasa tidak menangkap hasil pembicaraan dengan dosen saya mengenai skripsi saya
135 (45)
22 (11)
12 (12)
169 TINGGI
9 Saya merasa frustasi dengan sikap dosen pembimbing yang tidak peduli dengan saya tentang skripsi yang saya kerjakan
144 (48)
20 (10)
10 (10)
174 TINGGI
TOTAL 1484
RATA-RATA 164,888889 TINGGI Sumber : data primer yang diolah (April 2008)
-
54
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor seluruh
jawaban responden terhadap faktor kelompok adalah 164,89. Yang
artinya skor tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Dalam faktor
kelompok ini, ada satu pernyataan yang mendapatkan nilai tertinggi dari
responden, yaitu terkait dengan hubungan antara mahasiswa dengan
dosen pembimbing yang ada hubungannya dengan kepedulian dosen
pembimbing terhadap mahasiswa bimbingannya (174). Pada bagian ini
menjelaskan keluhan mahasiswa yang disebabkan oleh tidak ada
kepedulian dari dosen pembimbing dengan skripsi yang diajukan
mahasiswa bimbingannya, hal ini mungkin saja terjadi dengan sikap
dosen pembimbing yang tidak kritis dan hanya menerima hasil skripsi
yang dibuat oleh mahasiswanya tanpa ada revisi yang membangun, dan
hal ini tentunya akan berdampak pada mahasiswanya ketika akan ujian
pra skripsi dan sidang skripsi, yang akan terjadi adalah banyaknya
pertanyaan yang diberikan oleh dosen penguji terhadap mahasiswanya
dan disamping itu mungkin saja tidak ada bantuan jawaban sebagai jalan
penengah dari dosen pendamping terhadap pertanyaan yang diberikan
oleh dosen penguji.
Selain pernyataan diatas, ada juga beberapa pernyataan yang
perlu diperhatikan oleh organisasi yang terkait, yaitu mengenai
pembicaraan skripsi yang dikerjakan, harus ada pendekatan pembicaraan
yang mudah ditangkap oleh mahasiswa, agar dalam pengerjaan
-
55
skripsinya tidak bingung. Selain itu pernyataan mengenai waktu
bimbingan juga harus diperhatikan, dosen pembimbing juga harus dapat
memberikan waktu yang jelas dalam melakukan bimbingan, maksudnya
adalah jangan ada pembatalan janji yang mendadak, yang tentunya akan
membuat mahasiswa akan merasa kecewa tetapi mahasiswa juga harus
dapat memberitahu dahulu sebelumnya jika ingin melakukan bimbingan,
sehingga masalah waktu dapat teratasi.
Selain dari penjelasan yang diuraikan di atas, terdapat pula hasil
survey wawancara dari salah satu responden yang menyebutkan bahwa
faktor kelompok menjadi faktor dominan terhadap stres dalam
menyusun skripsi, dalam hasil wawancara yang dilakukan terhadap
responden yang tidak ingin disebutkan namanya, menjelaskan bahwa
pernyataan yang terkait dengan masalah waktu merupakan pengaruh
stres terbesar dalam pembuatan skripsi, responden tersebut menyebutkan
bahwa terkadang dosen pembimbing membatalkan jadwal bimbingan
yang sudah diatur secara tiba-tiba, hal ini tentunya membuat semua
rencana yang sudah direncanakannya menjadi tidak teratur, karena
semua itu menurutnya sangat berpengaruh sekali terhadap jadwal harian
yang sudah direncanakannya, seharusnya hal ini dapat diantisipasi
dengan adanya komunikasi yang baik antara dosen pembimbing dengan
mahasiswanya terkait dengan masalah waktu. Selain pernyataan-
pernyataan yang dijelaskan di atas tersebut dan walaupun ada dua
pernyataan yang berkategori sedang, pernyatan-pernyataan lain juga
-
56
mempunyai peranan penting yang membuat faktor kelompok
mempunyai nilai rata-rata dengan kategori tinggi.
Tabel 4.6.
Persepsi Responden Terhadap Faktor Organisasi
No Pernyataan S N TS 3 2 1 JUMLAH KRITERIA
1. Saya kebingungan mengenai pendaftaran skripsi, dikarenakan pihak panitia pengsian KRS tidak membantu saya
156 (52)
8 (4)
12 (12)
176 TINGGI
2 Saya merasa kesal kepada panitia skripsi karena jadwal ujian yang diberikan kepada saya tidak tepat waktu
141 (47)
24 (12)
9 (9)
174 TINGGI
3 Saya merasa kesal karena jadwal briefing ujian yang diberikan oleh pihak panitia skripsi tidak pasti
147 (49)
12 (6)
13 (13)
172
TINGGI
4 Saya merasa kebingungan mengenai pendaftaran wisuda dikarenakan tidak ada penjelasan yang membantu saya dari biro skripsi
138 (46)
24 (12)
10 (10)
172 TINGGI
5 Saya merasa kebingungan mengenai syarat-sayart yang harus dikumpulkan yang dijadikan sebagai syarat ujian, dikarenakan tidak ada pemberitahuan yang jelas dari biro skripsi
135 (45)
20 (10)
13 (13)
168 TINGGI
6 Saya merasa stres karena informasi yang diberikan oleh bagian biro skripsi mengenai informasi dosen pembimbing, terlalu lama memberitahunya
132 (44)
26 (13)
11 (11)
169 TINGGI
7 Saya merasa kesal dikarenkan tidak ada jalur koordinasi yang jelas pada bagian biro skripsi serta panitia skripsi
138 (46)
8 (4)
18 (18)
164 TINGGI
8 Saya merasa frustasi dikarenakan kesulitan menemui staff biro skripsi yang jarang berada di tempat tugasnya
132 (44)
20 (10)
14 (14)
166 TINGGI
-
57
9 Saya merasa kesal dikarenakan pribadi staff biro skripsi tidak ramah dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan mengenai skripsi
138 (46)
22 (11)
11 (11)
171 TINGGI
TOTAL 1538
RATA-RATA 170,8889 TINGGI Sumber : data primer yang diolah (April 2008)
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor seluruh
jawaban responden terhadap faktor kelompok adalah 170,89, yang
artinya skor tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Dalam faktor
kelompok ini, ada satu pernyataan yang mendapatkan nilai tertinggi dari
responden, yaitu terkait dengan pendaftaran skripsi. Pada bagian ini
mahasiswa yang ingin mendaftar skripsi merasa kebingungan dengan
prosesnya, hal ini disebakan karena tidak adanya informasi yang jelas
dari panitia pengisan KRS ketika melakukan KRS mandiri (176).
Mahasiswa merasa bahwa informasi yang disampaikan oleh panitia tidak
terpusat pada suatu forum melainkan hanya berasal dari orang per orang,
hal inilah yang membuat mahasiswa menjadi kebingungan. Disamping
itu faktor ini jelas menunjukkan bahwa mahasiswa yang ingin mendaftar
skripsi menilai struktur kepanitian skripsi kurang bagus.
Selain dari penjelasan yang diuraikam di atas, terdapat pula hasil
wawancara dari salah satu responden yang menyebutkan bahwa faktor
organisasi menjadi faktor dominan terhadap stres dalam menyusun
skripsi, dalam hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden yang
tidak ingin disebutkan namanya, menjelaskan bahwa pernyataan yang
-
58
terkait sifat pribadi yang dimiliki oleh pekerja pada bidang biro skripsi,
sangat kurang ramah dalam pemberian pelayanan, responden tersebut
menceritakan bahwa pekerja di biro skripsi Fakultas Ekonomi kurang
ramah daam menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai skripsi.
Selain dari sifat pribadi dari pekerja tersebut, terkadang pekerja tersebut
tidak ada di tempat, padahal ketika itu terjadi masih dalam jam kerja dan
banyak mahasiswa yang membutuhkan bantuan informasi dan juga
lainnya yang terkait dengan skripsi. Tentunya hal ini perlu mendapat
evaluasi dari Fakultas Ekonomi, agar kekecewaan dari para mahasiswa
yang menyusun skripsi dan ingin mendapat informasi yang baik dari brio
skripsi dapat teratasi. Selain pertanyaan tersebut yang ada dalam
kuesioner yang dibagikan kepada responden, pernyataan-pernyataan lain
juga mempunyai peranan penting yang membuat faktor organisasi
mempunyai nilai rata-rata dengan kategori tinggi.
Jika dilihat kembali kepada empat faktor yang ada, sangat jelas
terlihat bahwa faktor fisik menjadi faktor utama penyebab terjadinya
stres pada mahasiswa yang sedang menjalankan skripsi, hal ini tidak
luput dari tingginya nilai-nilai dari pernyataan yang ada pada faktor
fisik, sehingga faktor inilah yang menjadi faktor dominan terjadinya
stres pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Selain itu pula
keempat faktor ini menegaskan bahwa karakter mental berjuang atau
fighting spirit tidak dimiliki oleh mahasiswa, dikarenakan banyak
perusahaan yang tidak merasa puas dengan lulusan dari Universitas
-
59
Katolik Soegijapranata Semarang, walaupun tidak semua mahasiswanya,
tetapi tetap saja ini sudah menunjukkan suatu kekurangan yang harus
segera diperbaiki.
4.2.1.3. Karakteristik Stres Mahasiswa Berdasarkan Jurusan
Karakteristik pada Jurusan Akuntansi dan Jurusan Manajemen
tentunya nanti akan terlihat faktor mana yang mendominasi dan skor
pada pernyataan mana saja yang akan mendapat skor tertinggi dari
responden. Walaupun ada perbedaan dari jumlah reponden, yaitu 36
orang untuk Jurusan Akuntansi dan 32 orang untuk Jurusan Manajemen,
tentunya tidak akan merubah hasil skor yang didapat, karena dalam
pembahasan ini peneliti tidak membandingkan a