pbl 1
DESCRIPTION
Penyakit Berbasis LingkunganTRANSCRIPT
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
Disusun oleh:
Kelompok 6
Anisha Nur Sabela P2.31.33.1.14.005
Fiddia Muchtiana Sari P2.31.33.1.14.020
Fildza Adelina Rainuha P2.31.33.1.14.022
Ian Dimas Aji P.U P2.31.33.1.14.028
Tingkat II D IV A
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
JL. HANG JEBAT 3, BLOK F3, KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN
A. Definisi Penyakit Berbasis Lingkungan
Pengertian Penyakit merupakan suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan atau morfologi suatu organ dan atau jaringan tubuh. (Achmadi’05). Sedangkan pengertian Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata, abstrak) serta suasana yang terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut. (Sumirat’96).
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
a) Agen Penyakit:
1. Kimia : Pestisida, Logam Berat, Gas beracun, dll
2. Fisik : Suhu, Kebisingan, Radiasi, dll
3. Biologi : Virus, Bakteri, Jamur, Parasit
b) Media Transmisi
Komponen-komponen dari lingkungan yang kita kenali sebagai media transmisi penyakit
dan berpengaruh terhadap adanya penyakit berbasis lingkungan antara lain:
1. Udara
2. Air
3. Pangan
4. Serangga/vektor
5. Manusia
Keberadaan agen penyakit, media transmisi serta adanya pencemaran atau kontaminasi
dapat meningkatkan potensi dari penyakit berbasis lingkungan.
B. Jenis Penyakit Berbasis Lingkungan dan faktor risiko
Saat ini penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat
di Indonesia. ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk
dalam 10 besar penyakt di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia, selain Malaria, Demam
Berdarah Dengue ( DBD ), Filariasis, TB Paru, Cacingan, Penyakit Kulit, Keracunan dan
Keluhan akibat Lingkungan Kerja yang buruk.
Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan antra lain Penyakit disebabkan oleh faktor
lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah. Berdasarkan aspek
sanitasi tingginya angka penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan air bersih masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya
tanah, air, dan udara karena limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, sarana
transportaasi, serta kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan.
1. Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya, lazimnya
tiga kali atau lebih dalam sehari (Depkes RI, 1996).
Diare adalah keadaan defikasi yang tidak normal hingga mencapai 4 kali atau lebih dalam
sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi encer dengan/ tanpa mengandung darah
dan atau lendir (Gandahusada,1989).
Faktor risiko penyebab diare:
1.Umur
Kebanyakan episode diare terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi
pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Hal ini karena
belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur di bawah 24 bulan.
2.Jenis Kelamin
Resiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah daripada laki-laki karena
aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggi.
3.Musim
Variasi pola musim di daerah tropik memperlihatkan bahwa diare terjadi sepanjang tahun,
frekuensinya meningkat pada peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
4.Status Gizi
Status gizi berpengaruh sekali pada diare. Pada anak yang kurang gizi karena pemberian
makanan yang kurang, episode diare akut lebih berat, berakhir lebih lama dan lebih sering.
Resiko meninggal akibat diare persisten atau disentri sangat meningkat bila anak sudah
kurang gizi.
5.Lingkungan
Di daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit
mudah menular. Pada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu penyebab diare merupakan
penyakit endemik, infeksi berlangsung sepanjang tahun, terutama pada bayi dan anak-anak
yang berumur antara 6 bulan sampai 3 tahun.
6.Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi anggota keluarga. Hal ini
nampak dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga
khususnya pada anak balita sehingga mereka cenderung memiliki status gizi kurang bahkan
status gizi buruk yang memudahkan balita tersebut terkena diare. Mereka yang berstatus
ekonomi rendah biasanya tinggal di daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga
memudahkan seseorang untuk terkena diare.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat meliputi saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah, merupakan infeksi saluran pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai
dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang
telinga tengah dan selaput paru.
Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian ISPA antara lain :1. Ventilasi Rumah
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar dan pengeluaran udara kotor. Ventilasi
disamping berfungsi sebagai lubang pertukaran udara juga dapat berfungsi sebagai lubang
masuknya cahaya alami atau matahari ke dalam ruangan. Kurangnya udara segar yang masuk
ke dalam ruangan dan kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan resiko
kejadian ISPA.
2. Kepadatan Hunian
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya. Artinya, luas
lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak
menyebabkan overload . Hal ini tidak sehat karena disamping menyebabkan kurangnya
oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain.
3. Pencahayaan
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri patogen di dalam rumah misanya,
basil TB. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
cukup. Cahaya yang sama apabila dipancarkan melalui kaca tidak berwarna dapat membunuh
kuman dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan kaca berwarna (Suryo, 2010).
4. Kebiasaan merokok
Merokok diketahui mempunyai hubungan dalam meningkatkan resiko untuk terkena penyakit
kanker paru-paru, jantung koroner dan bronkitis kronis. Dalam satu batang rokok yang
dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling
berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Asap rokok merupakan zat
iritan yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Asap rokok mengandung
ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen).
Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan
kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang
tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa
menjadi perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di rumah.
3. Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC) adalah batuk berdahak lebih dari 3 minggu, dengan penyebab
penyakit adalah kuman / bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tempat berkembang biak
penyakit adalah di paru-paru.
Faktor risiko TBC antara lain:
Orang-orang yang dalam kesehariannya kontak dekat dengan penderita TB Aktif,
misalnya keluarga tinggal serumah, apalagi hidup berdesak-desakan, karena peluang
kemasukan M.tuberculosis dari batuk penderita TB aktif menjadi lebih sering.
Bayi dan Anak Balita karena sistem kekebalan tubuh belum kuat demikian pula orang
tua karena secara alamiah sistem kekebalan tubuhnya mulai menurun.
Orang-orang yang bermigrasi ke daerah dengan prevalensi TB tinggi karena peluang
terpapar meningkat
Sebagai tambahan, WHO Factsheet (Oktober 2012) menyebutkan bahwa penggunaan
tembakau meningkatkan risiko kesakitan dan kematian akibat TB. Lebih dari 20
persen kasus TB diseluruh dunia ada kaitannya dengan penggunaan tembakau.
4. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk
aedes aegypti. Sedangkan tempat berkembang biak dapat didalam maupun diluar rumah,
terutama pada tempat-tempat yang dapat menampung air bersih seperti :
1. Di dalam rumah / diluar rumah untuk keperluan sehari-hari seperti ember, drum,
tempayan, tempat penampungan air bersih, bak mandi/WC/ dan lain-lain
2. Bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga,
perangkap semen, kaleng bekas yang berisi air bersih, dll
3. Alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa,
potongan bambu yang dapat menampung air hujan, dll
Faktor risiko terjadinya DBD:1. Faktor perilaku
-Tidak melipat dan menurunkan kain/baju yang bergantungan
-Kebersihan tubuh tidak di jaga
-Pada malam hari berada di luar rumah
2. Faktor lingkungan
-Letak rumah dekat dengan kebun
-Banyaknya sampah yang berserakan dan tidak di timbun
5. Keracunan makanan
Keracunan makanan terjadi ketika bakteri atau patogen jenis tertentu yang membawa
penyakit mengontaminasi makanan, dapat menyebabkan penyakit keracunan makanan.
Faktor risiko terjadinya keracunan makanan:
Makanan rusak atau kadaluwarsa
Pengolahan Makanan tidak Akurat
Lingkungan tidak bersih / higienis
Perilaku tidak higienis
C. Teori Simpul Terjadinya Penyakit
a. Simpul 1 (sumbernya) Pengamatan, pengukuran, dan pengendalian sumber pencemar : emisi untuk
pencemaran udara (mobil, industri, pembangkit listrik dan lain-lain), sumber penyakit menular (penderita TB, pendrita DBD, penderita malaria, dll).
Ada 5 kelompok penyebab sakit, yaitu agen biologis à bakteri, fungi, parasit, virus agen fisik à tekanan atmosfer, temperatur, kelembaban, radiasi, medan
magnit, kebisingan, getaran, pencahayaan dll agen mekanik à gaya mekanik spt sayatan, penetrasi, sobekan, peregangan
dll agen kimiawi à bahan kimiawi eksogen ( gas-gas berbahaya, zat toksik,
pestida, bahan pewarna makanan, bahan pengawet, logam berat, pencemar udara) bahan kimiawi endogen (dari tubuh sendiri misal uremia) agen nutrien à Lemak, protein, vitamin, mineral, air b. Simpul 2 (media lingkungan)
Pengamatan, pengukuran, dan pengendalian bila komponen lingkungan tersebut sudah berada di sekitar manusia seperti konsentrasi parameter pencemaran di udara, kadar kandungan residu pestisida dalam sayur mayur, bakteri E coli dalam air minum, dll). Macam – Macam Faktor Lingkungan
1) Physical environment; iklim, musim, geografis, struktur geologis 2) Biologic environment : binatang, tumbuhan dapat bertindak sebagai agent,
sumber atau vector3) Social economic environment :kondisi sosial ekonomi
• rendah • sedang • tinggi
c. Simpul 3 (perilaku pemajanan)Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen
lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit (agent penyakit). Pengamatan dan pengukuran kadar parameter bahan pencemar di dalam tubuh
manusia (dalam darah, urine, rambut, lemak, jaringan, sputum).
d. Simpul 4 (dampak kesehatan)Pengamatan, pengukuran, dan pengendalian prealensi penyakit menular dan
tidak menular yang ada pada kelompok masyarakat (keracunan, kanker paru, kanker kulit, penderita penyakit menular, dll). Data terbaik dampak kesehatan adalah community base, berdasarkan survai, dapat juga dengan data sekunder dari Dinas Kesehatan, Rumah sakit ataupun Puskesmas. Data tersebut berupa : rekam medis, data kesakitan & kematian, pencatatan kanker dan penyakit lain, statistik kelahiran dan data surveilans.
Contoh Kasus
Diare
Diare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas,
meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer. Tanda-tanda
ini bisa bervariasi tingkat keparahannya, tergantung pada jenis penyebab diare. Ada
beberapa penyebab diare. Beberapa di antaranya adalah Cyclospora cayetanensis, total
koliform (E. coli, E. aurescens, E. freundii, E. intermedia, Aerobacter aerogenes), kolera,
shigellosis, salmonellosis, yersiniosis, giardiasis, Enteritis campylobacter, golongan virus
dan patogen perut lainnya.
a. Simpul Penyakit
Berdasarkan teori simpul, maka didapatkan suatu distribusi faktor determinan
munculnya penyakit diare sebagai berikut:
• Simpul 1 (Sumber Penyakit)
Untuk beberapa jenis bakteri, utamanya EHEC (Enterohaemorragic E. coli), ternak
merupakan reservoir terpenting. Akan tetapi, secara umum manusia dapat juga
menjadi sumber penularan dari orang ke orang. Selain itu, makanan juga dapat
terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat lingkungan yang tidak sehat, di
mana-mana ada mikroorganisme patogen, sehingga kehigienisan makanan perlu
diintervensi. Lingkungan yang tidak higienis akan mengundang lalat. Padahal lalat
dapat memindahkan mikroorganisme patogen dari tinja penderita ke makanan atau
minuman.
• Simpul 2 (media perantara)
Penyakit ini disebabkan oleh sesuatu yang masuk ke mulut manusia, yakni makanan
dan minuman. Makanan bisa mengandung mikroorganisme patogen akibat
kontaminasi oleh penjamah ataupun di dalamnya (secara alami) sudah mengandung
patogen. Selain itu, lalat juga bisa menempati posisi ini.
• Simpul 3 (perilaku pemajanan)
Simpul 3 (perilaku pemajanan) adalah jumlah kontak antara manusia dengan
komponen lingkungan yang mengandung potensi penyakit. Dalam hal penyakit diare,
manusia akan kontak dengan makanan saat dia memakan sumber penyakit (bisa
berupa makanan ataupun minuman). Kualitas kontak manusia ditentukan oleh
frekuensi manusia memasukkan sumber penyakit ke dalam perutnya lewat mulut dan
kuantitas mikroorganisme patogen yang dikandung oleh makanan dan minuman
tersebut. Untuk pemeriksaan laboratorium dapat mengambil sampel feses penderita.
• Simpul 4 (Dampak Kesehatan)
Seseorang dikatakan sakit diare jika terdapat gejala umum seperti perut mulas,
meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer, asidosis,
dan perut kejang.
DAFTAR PUSTAKA
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/10/penyakit-berbasis-lingkungan.html
http://akubaiq.blogspot.com/2012/08/faktor-resiko-terjadinya-diare.html
http://aidstuberculosismalaria.blogspot.com/2013/08/tuberkulosis-gejala-dan-faktor-risiko.html
http://beritakesling.blogspot.com/2009/04/adkl.html
http://www.blogster.com/tegarrezavie/peny-berbasis-lingk-di