patway pediatri

6
PALPASI 1) Posisi pasien tidur terlentang. 2) Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien. 3) Pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah torak/ dada kanan posterior pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan kemudian ditekanan kearah atas. 4) Telapak tangan kanan diletakkan di atas abdomen, jari-jari mengarah ke atas / superior pasien dan diekstensikan sehingga ujung-ujung jari terletak di garis klavikular di bawah batas bawah hati. 5) Kemudian ditekan dengan lembut ke dalam dan ke atas. 6) Pemeriksa meminta pasien untuk menarik napas. Hati akan bergerak ke bawah karena gerakan ke bawah diafragma dan mencoba meraba tepi hati saat abdomen mengempis untuk merasakan tekstur hati, yaitu lembut / perusahaan / keras / nodular. Yang dihasilkan dari pemeriksaan palpasi yaitu: Rasa sakit –> nyeri tekan karena peregangan organ-organ, peregangan peritonium, dan tumor. Defans muskuler. Normal : tidak teraba / teraba kenyal, ujung tajam. Abnormal : · Teraba nyata ( membesar ), lunak dan ujung tumpul à hepatomegali · Teraba nyata ( membesar ), keras tidak merata, ujung ireguler à hepatoma PERKUSI Hati apabila dilakukan perkusi akan menimbulkan suara yang pekak. Hal ini dikarenakan karena konsitensi hepar yg keras. Untuk batas kanan hati, Perkusi dilakukan pada linea midclavicula dextra. Untuk batas atas kanan atas hati dilakukan perkusi dari ½ os. Clavicula ke caudal sehingga akan memunculkan suara sonor (pada paru) hingga didapatkan suara pekak (oleh hepar). Sedangkan batas bawah hati, perkusi dilakukan pada SIAS ke cranial sehingga akan didapatkan suara timpani (pada abdomen) hingga di dapatkan suara pekak (oleh hepar). Lalu kita ukur, ukuran dari hati pasien dari batas kanan atas hati sampai batas kanan bawah hepar tadi. Normalnya liver span (jarak redup oleh karena adanya hati) berkisar 6-12 cm. Dapat dikatakan terjadi hepatomegali (perbesaran hepar) bila batas atas didapatkan naik 1 ICS (pada ICS V) dan batas bawah turun >2cm di bawah arcus costae atau jarak redup >12cm. Sedangkan untuk batas kiri hati dilakukan pada linea midsternalis. Untuk batas kiri atas hati bisa ditarik garis langsung dari batas kanan atas hati tadi ke medial. Untuk batas kiri bawah hati, dapat dilakukan perkusi dari umbilicus ke cranial, akan didapatkan suara timpani pada abdomen dan pekak oleh karena adanya hati. Batas normal liver span pada lobus kiri hepar yaitu sekitar 4-8cm. Dapat dikatakan terjadi hepatomegali bila didapatkan batas kiri bawah hepar >2cm dibawah processus xiphoideus atau liver span >8cm

Upload: agustin-grace

Post on 14-Sep-2015

20 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Patway Pediatri

TRANSCRIPT

PALPASI1)Posisi pasien tidur terlentang.2)Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.3)Pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah torak/ dada kanan posterior pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan kemudian ditekanan kearah atas.4)Telapak tangan kanan diletakkan di atas abdomen, jari-jari mengarah ke atas / superior pasien dan diekstensikan sehingga ujung-ujung jari terletak di garis klavikular di bawah batas bawah hati.5)Kemudian ditekan dengan lembut ke dalam dan ke atas.6)Pemeriksa meminta pasien untuk menarik napas.Hati akan bergerak ke bawah karena gerakan ke bawah diafragmadan mencoba meraba tepi hati saat abdomen mengempisuntuk merasakan tekstur hati, yaitu lembut / perusahaan / keras / nodular.Yang dihasilkan dari pemeriksaan palpasi yaitu: Rasa sakit > nyeri tekan karena peregangan organ-organ, peregangan peritonium, dan tumor. Defans muskuler.Normal: tidak teraba / teraba kenyal, ujung tajam.Abnormal :Teraba nyata ( membesar ), lunak dan ujung tumpulhepatomegaliTeraba nyata ( membesar ), keras tidak merata, ujung iregulerhepatoma

PERKUSIHati apabila dilakukan perkusi akan menimbulkan suara yang pekak. Hal ini dikarenakan karena konsitensi hepar yg keras.Untuk batas kanan hati, Perkusi dilakukan pada linea midclavicula dextra. Untuk batas atas kanan atas hati dilakukan perkusi dari os. Clavicula ke caudal sehingga akan memunculkan suara sonor (pada paru) hingga didapatkan suara pekak (oleh hepar).Sedangkan batas bawah hati, perkusi dilakukan pada SIAS ke cranial sehingga akan didapatkan suara timpani (pada abdomen) hingga di dapatkan suara pekak (oleh hepar). Lalu kita ukur, ukuran dari hati pasien dari batas kanan atas hati sampai batas kanan bawah hepar tadi. Normalnya liver span (jarak redup oleh karena adanya hati) berkisar 6-12 cm. Dapat dikatakan terjadi hepatomegali (perbesaran hepar) bila batas atas didapatkan naik 1 ICS (pada ICS V) dan batas bawah turun >2cm di bawah arcus costae atau jarak redup >12cm.Sedangkan untuk batas kiri hati dilakukan pada linea midsternalis. Untuk batas kiri atas hati bisa ditarik garis langsung dari batas kanan atas hati tadi ke medial. Untuk batas kiri bawah hati, dapat dilakukan perkusi dari umbilicus ke cranial, akan didapatkan suara timpani pada abdomen dan pekak oleh karena adanya hati. Batas normal liver span pada lobus kiri hepar yaitu sekitar 4-8cm. Dapat dikatakan terjadi hepatomegali bila didapatkan batas kiri bawah hepar >2cm dibawah processus xiphoideus atau liver span >8cm

Klasifikasi infeksi Virus Dengue ( DD / DBD )DD/DBDDerajatGejalaTatalaksana

DDDemam akut 2-7 h disertai 1 / lebih gejala: nyeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia, artralgiaRawat jalan

DBDIGejala tersebut di atas, ditambah uji tourniquet positifRawat, Observasi di PKM / RS tipe D/C

DBDIIGejala tersebut di atas, ditambah perdarahan spontanRawat inap di PKM /RS tipe D/C

DBDIIIGejala tersebut di atas, ditambah kegagalan sirkulasi:Rawat inap di RS tipe C/B/A

DBDIVSyok berat disertai tekanan darah dan nadi tak terukurRawat inap di RS tipe B/A

Uji Tourniquet = Rumple Leede

TONSILOFARINGITIS AKUTA.DEFINISI TONSILOFARINGITIS AKUTTonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis ( Ngastiyah,1997 ).Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan bersama sama ( Efiaty, 2002 ).

B.ETIOLOGI TONSILOFARINGITIS AKUTPenyebab tonsilofaringitis bermacam macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :1.Streptokokus Beta Hemolitikus2.Streptokokus Viridans3.Streptokokus Piogenes4.Virus InfluenzaInfeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections)

C.PROSES PATOLOGI TONSILOFARINGITIS AKUTBakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.

D.TANDA DAN GEJALA TONSILOFARINGITIS AKUTTanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :1.Nyeri tenggorok2.Nyeri telan3.Sulit menelan4.Demam5.Mual6.Anoreksia7.Kelenjar limfa leher membengkak8.Faring hiperemis9.Edema faring10.Pembesaran tonsil11.Tonsil hiperemia12.Mulut berbau13.Otalgia ( sakit di telinga )14.Malaise

E.PEMERIKSAAN PENUNJANG TONSILOFARINGITIS AKUTPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :1.Leukosit : terjadi peningkatan2.Hemoglobin : terjadi penurunan3.Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

F.KOMPLIKASI TONSILOFARINGITISKomplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :1.Tonsilofaringitis kronis2.Otitis media

G.PENATALAKSANAAN TONSILOFARINGITISPenanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :1.Penatalaksanaan medisa.Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dllb.Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.c.Analgesik2.Penatalaksanaan keperawatana.Kompres dengan air hangatb.Istirahat yang cukupc.Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangatd.Kumur dengan air hangate.Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

H.FOKUS PENGKAJIAN TONSILOFARINGITIS1.Keluhan utamasakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll2.Riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll3.Riwayat kesehatan lalua.Riwayat kelahiranb.Riwayat imunisasic.Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )d.Riwayat hospitalisasi4.Pengkajian umumusia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda tanda vital dll5.Pernapasan : Kesulitan bernafas, batuk. Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :a.T0 : bila sudah dioperasib.T1 : ukuran yang normal adac.T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengahd.T3 : pembesaran mencapai garis tengahe.T4 : pembesaran melewati garis tengah6.Nutrisi : sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum, turgor kurang7.Aktifitas / istirahat : anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise8.Keamanan / kenyamanan : kecemasan anak terhadap hospitalisasi