lapsus pediatri tamzila
DESCRIPTION
ggggggggggggggggggggggggggggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhTRANSCRIPT
LAPORAN KASUSILMU KESEHATAN ANAK
KEJANG DEMAM KOMPLEKS
Disusun untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan KlinikLab/SMFIlmu Kesehatan Anak RSD dr. Soebandi Jember
Disusun oleh:Tamzila Akbar NilaSandhi
NIM. 112011101061
Dokter Pembimbing:dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar Tri Baskara, Sp.Adr. Ramzy Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati, Sp.Adr.Lukman Oktadianto, Sp.A
SMF/LAB ILMU KESEHATAN ANAKRSD DR. SOEBANDI JEMBER
2015
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. AM
Umur : 3Tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Alamat : Potok 1, Sukowono, Jember
Suku : Madura
Tanggal MRS :27 April 2015
Tanggal pemeriksaan :27 April2015
No. RM :05.16.10
Nama Ayah : Tn. F
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Potok 1, Sukowono, Jember
Suku : Madura
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Ny. I
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Potok 1, Sukowono, Jember
Suku : Madura
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit
Heteroanamnesis dilakukan kepada ibu dan ayah pasien pada hari kedua
MRS di Ruang Kanak-Kanak RSD dr. Soebandi Jember
1. Keluhan Utama
Kejang
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan pasien kejang 3 kali pada tanggal 27 April 2015.
Kejang disertai demam, kejang terjadi pertama kali dan belum pernah kejang
sebelumnya. Kejang pertama pada pukul 05.00 WIB di rumah selama ± 1 menit,
kejang kedua pukul 07.00 WIB di rumah selama ± 2 menit. Karena pasien tetap
demam, kemudian pasien diperiksakan ke poli anak RSD dr. Soebandi. Saat
diperiksa pasien tiba tiba kejang lagi (pukul 09.00WIB) selama ± 2
menit.Sebelum kejang pasien sadar, dapat melakukan aktivitas seperti biasa, mual
(-), muntah (-), nyeri kepala (-), riwayat trauma pada kepala (-), tidak ada
kelemahan pada tangan ataupun kaki, namun ibu pasien mengeluhkan bahwa
pasien mengalami demam.
Saat kejang mata pasien menghadap ke atas, gigi pasien menggigit secara
erat, mulut tidak berbusa, kaki dan tangan pasien kaku kemudian menghentak-
hentak, pasien tidak merespon terhadap panggilan orang sekitar dan bibirnya tidak
membiru. Setelah kejang pasien menangis memanggil orang tuanya, mampu
mengangkat tangan dan kaki secara normal, pasien tampak lemas dan pasien
masih tetap demam.
Menurut ibu pasien, sebelum kejang pasien mengalami demam sejak pukul
18.00 tanggal (26 April 2015). Kemudian pasien berobat ke bidan dan diberi obat
sanmol. Setelah itu pasien hanya demam sumer sumer. Namun, pada pukul 23.00
(tanggal 27 April 2015) pasien tiba tiba demam yang mendadak tinggi mulai siang
hari setelah ulang sekolah, demam dirasakan terus-menerus hingga akhirnya
pasien kejang. Demam tidak menggigil dan tidak berkeringat.
Pasien jugamengeluhkan nyeri saat BAK sejak 3hari yang lalu, frekuensi
BAK semakin meningkat, hamper setiap 2 jam pasien BAK sedikit namun sering,
Jika malam pasien mengompol, padahal sebelumnya pasien tidak pernah
mengompol. Ibu Pasien mengeluh jika warna urine agak kuning pekat daripada
biasanya dan baunya agak menyengat daripada biasanya. Pasien juga
mengeluhkan nyeri di perut bawah saat di tekan. Ibu Pasien mengaku jika BAK
Pasien dari dulu Pancaran jauh dan kecil.
Nafsu makan baik. pasien tidak batuk pilek, tidak nyeri telan, Pasien tidak
mengeluhkan nyeri pada telinga, tidak ada bintik-bintik kemerahan pada kulit dan
tidak ada mimisan. Tidak ada nyeri pada sendi dan otot. Pasien tidak mengalami
muntah, tidak diare, BAB 1-2×/hari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning,
tidak berlendir dan tidak ada darah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah kejang sebelumnya
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat kejang demam, riwayat epilepsi (-)
5. Riwayat Pemberian Obat
Sanmol syrup 3 x1cth
5347
50
29 23
7 3
5032
6. Silsilah Keluarga
Perempuan
Laki-laki
Pasien
Pernah menderita kejang demam
Tidak pernah menderita kejang demam
III. Riwayat Pribadi
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Kehamilan :
Pasien merupakan anak kedua dari ibu berusia 26 tahun dan pada saat
hamil ibu berusia 23 tahun. Tidak ada riwayat keguguran sebelumnya (G2P1A0).
Usia kehamilan hingga 9 bulan. Ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya
sebulan sekali ke bidan dan posyandu sejak usia kehamilan 4 minggu. Selama
26
kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi, demam, tidak
pernah mengalami pendarahan melalui jalan lahir, tidak minum jamu, tidak
merokok dan tidak pernah minum minuman yang mengandung alkohol. Pola
makan dan minum ibu pasien saat hamil sekitar 3-4 kali sehari dengan nasi, lauk
dan sayur. Selama hamil ibu Pasien tidak Pernah sakit
Riwayat Persalinan :
Anak lahir dari G2P1A0 secara spontan di bidan praktik swasta, usia
kehamilan 9 bulan, kepala lahir terlebih dahulu, ketuban jernih, bayi langsung
menangis, berat badan lahir 2800 gram dan panjang 50 cm.
Riwayat Pasca Kelahiran :
Tali pusat dirawat dengan baik oleh bidan dan dipotong dengan gunting
steril, ASI ibu keluar dan langsung bisa menyusui setelah melahirkan, tidak terjadi
pendarahan pada tali pusat, bayi tidak kuning dan tidak kejang.
2. Riwayat Makanan
Umur Jenis Makanan
0-6 bulan Susu ASI, pasien minum ASI dengan baik 8-10x /hari, setelah
minum ASI biasanya pasien tertidur
6-10 bulan ASI setiap pasien ingin minum, pasien tidak mau susu formula,
bubur halus/nasi lumat 2x/hari
10 bulan- 1
tahun
ASI, bubur kasar 3x sehari, pasien tidak mau susu formula
> 1 tahun ASI sampai umur 18 bulan, pasien tidak mau susu formula,
makanan rumah tangga 3x/hari (nasi dengan lauk tempe / telur
ayam / tahu / ayam / sayur bayam / sop) ½ - 1 piring.
3. Riwayat Tumbuh Kembang dan Sosial
Riwayat Pertumbuhan :
Ibu pasien pasien tidak mengeluhkan tentang berat badan serta tinggi badan
anaknya. Pasien tidak pernah kurus maupun berat badannya berlebih.
BB lahir : 2,8 kg BB sekarang : 12 kg
PB lahir : 50 cm TB sekarang : 79 cm
Kesan : riwayat pertumbuhan baik
Riwayat Perkembangan
Usia Motorik Kasar Motorik Halus Berbahasa Sosial dan Emosi
0-3 bulan Mengangkat
kepala
Mengikuti
benda dengan
matanya
Sering
mengoceh
Bisa tersenyum
ketika melihat
orang
3-6 bulan Mengangkat
dada dan mulai
tengkurap
Memegang
mainan dan
memainkannya
Sering menjerit
dan mengoceh
Tertawa saat
bermain
6-9 bulan Belajar duduk
dan bisa
tengkurap
berbalik sendiri
Memindahkan
mainan dari
tangan kiri ke
kanan
Mengeluarkan
kata tanpa arti
Bisa diajak main
tepuk tangan
9-12
bulan
Belajar berdiri
sendiri dan
berjalan
Memasukkan
mainan ke
dalam timba
Menirukan
suara
Sangat senang bila
diajak bermain
> 13
bulan
Bisa berlari Mencoret-coret
kertas
Mengucapkan
5-10 kata
Sering berebut
mainan dengan
teman sebaya nya
Kesan : riwayat perkembangan baik dan sesuai usianya
4. Riwayat Imunisasi
Imunisasi PPI
Hepatitis B : dilakukan 3 kali (usia 0, 1, dan 6 bulan)
BCG : dilakukan 1 kali (usia 1 bulan)
Polio : dilakukan 4 kali (usia 0, 2, 4, dan 6 bln)
DPT : dilakukan 3 kali (usia 2, 4, dan 6 bulan)
Campak : dilakukan 1 kali (usia 9 bulan)
Imunisasi non-PPI
Tidak ada
Kesan : riwayat imunisasi baik
5. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Sosial Ekonomi:
Ayah bekerja sebagai petani dan ibu adalah sebagai ibu rumah tangga.
Lingkungan
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakek neneknya.
Ukuran rumah 10m x 6m x 3m, terdiri dari 3 kamar tidur dengan ukuran 3m
x 2m. Memiliki 4 buah jendela dinding permanen dari tembok, lantai semen,
atap genteng, ventilasi dan pencahayaan baik. Sumber air minum berasal
dari sumur. Aktivitas MCK dilakukan di kamar mandi dan WC yang berada
di dalam rumah. Rumah pasien tidak dekat dengan sungai atau pabrik
apapun tetapi dekat pekarangan. Ayah tidak merokok.
Kesan: sosial ekonomi dan lingkungan cukup baik.
IV Anamnesis Sistem
No Sistem Gejala klinis
1 Serebrospinal kesadaran compos mentis, kejang (+), demam (+)
2 Kardiovaskular denyut jantung dalam batas normal
3 Pernapasan batuk (-), pilek (-), sesak (-), pch (-)
4 Gastrointestinal BAB 1x, konsistensi lembek, berwarna kuning, lendir
(-), darah (-), perut kembung (-), muntah (-), diare (-)
5 Urogenital BAK (+), nyeri saat BAK (+), warna kuning keruh,
jumlah frekuensi sering (hamper setiap 2 jam)
6 Integumentum kulit tidak pucat, bengkak (-), ikterus (-), sianosis (-),
ptekiae (-), purpura (-), CRT < 2 detik
7 Muskuloskletetal Deformitas (-), atrofi (-), hipertrofi (-), tonus otot
normal, nyeri otot dan sendi (-)
V. PEMERIKSAAN FISIK (28 April 2015)
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : cukup
2. Kesadaran : compos mentis
3. Status Gizi : - 2 < Z <2 (Gizi Baik)
BB sekarang :12 kg
Tinggi badan : 79 cm
Umur : 3 tahun
BB ideal : 14 kg
4. Tanda Vital
Frekuensi jantung : 130x/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi pernafasan :30 x/menit, regular, tipe abdominal
Suhu aksila : 39,30 C
Waktu pengisian kapiler :< 2detik
5. Kulit : turgor kulit normal, ptekie (-), purpura (-),
ikterus (-), sianosis (-)
6. Kelenjar Limfe :tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
7. Otot : tonus otot normal, tidak ada atrofi otot,
tidak ada kekakuan otot, tidak ada nyeri
otot
8. Tulang :tidak ada deformitas
9. Sendi :tidak ada deformitas, tidak ada tanda-
tanda peradangan , tidak ada nyeri sendi
Kesimpulan: suhu aksila meningkat
b. Pemeriksaan Khusus
1. Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : hitam, lurus, tipis, tidak mudah dicabut
UUB : normal (sudah menutup semua), tidak membonjol
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem
periorbita (-/-), refleks cahaya (+/+), air mata (+/+), mata
cowong (-/-)
Hidung : sekret (-), darah (-), mukosa hiperemis (-), pernafasan
cuping hidung (-)
Telinga : sekret (-/-), darah (-/-)
Mulut : sianosis (-), darah (-), kering (-), bibir pecah-pecah (-),
mukosa normal kemerahan, deviasi lidah (-), pembesaran
lidah (-)
2.Leher
Bentuk : Simetris
Kelenjar getah bening : Pembesaran (-)
Tonsil : Pembesaran (-), hiperemis (-)
Kaku kuduk : (-)
3. Dada
Bentuk normal, simetris, tidak ada ketertinggalan gerak, tidak terdapat
retraksi.
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : redup
- Batas kanan atas : ICS II parasternal line kanan
- Batas kanan bawah : ICS IV parasternal line kanan
- Batas kiri atas : ICS II parasternal line kiri
- Batas kiri bawah : ICS V midclavicula line kiri
Auskultasi :S1S2 tunggal, reguler, tidak ada suara
tambahan.
Paru
Kanan Kiri
Depan I : simetris, retraksi(-) I : simetris, retraksi (-)
P : fremitus raba (+) dbn P : fremitus raba (+) dbn
P : Sonor P : Sonor
A :Ves +;Rh + ; Wh - A :Ves +;Rh + ; Wh -
Belakang I : simetris, retraksi (-) I : simetris, retraksi (-)
P : fremitus raba (+) dbn P : fremitus raba (+) dbn
P : Sonor P : Sonor
A :Ves +;Rh - ; Wh - A :Ves +;Rh - ; Wh -
4. Perut
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus positif normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soepel, nyeri tekan region suprapubik, nyeriketok ginjal
(-),tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran lien,
turgor kulit normal.
5. Anogenital : anus (+), tidak ada kelainan. Jenis kelamin laki-laki, nyeri
saat BAK
6. Anggota gerak :
Atas
- Akral hangat : +/+
- Oedem : -/-
- Sianosis : -/-
- Atrofi : -/-
- Hemiparesis : -/-
Bawah
- Akral hangat : +/+
- Oedem : -/-
- Sianosis : -/-
- Atrofi : -/-
- Hemiparesis : -/-
7. Status Neurologis
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Tanda Rangsang Meningeal
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Pemeriksaan Kekuatan Otot
N I : sensasi bau (+)
Kaku Kuduk (-)
Refleks biceps (+/+)
Hoffman (-)
5 (normal)
5 (normal)
N II : ketajaman penglihatan (+)
Refleks triceps (+/+)
Tromner (-)
N III, IV, VI : gerakan bola mata (+) N, isokor, reflex
cahaya (+) Brudzinski I (-)
Refleks patella (+/+)
Babinski (-)
N V : uji sensasi (+)Refleks Achilles
(+/+)
Oppenheim (-)
N VII : mata dan sudut mulut
normal Brudzinski II (-)
Chaddock (-)
N VIII : pendengaran (+)
Gordon (-)5
(normal)5
(normal)
N IX : reflex muntah (+)
Kernique (-) Gonda (-)
N X : reflex menelan (+)
Schaeffer (-)
NXI : mengangkat bahu (+)
Laseque (-)
N XII : deviasi lidah (-)
VI. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap, 27 April 2015
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12,1 11,5-13,5 gr/dL
Lekosit 22,2 4,4 – 11.3 109/L
Hitung Jenis -/-/-/86/9/5Eos/Bas/Stab/Seg/Lim/Mono
0-4/0-1/3-5/54-62/25-33/2-6
Hematokrit 37,8 33-39 %
Trombosit 346 150-450 109/L
GDS 92 Stick <200 mg/dl
Urine Lengkap, 27 April 2015
Jenis
Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Normal
Warna Kuning keruh Kuning Jernih
pH 6.0 4.8-7.5
BJ 1.020 1.015-1.025
Protein + 1 ~ 50mg/dl Negatif
Glukosa + 1 ~ 50mg/dl Normal
Urobilin Normal Normal
Bilirubin Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Leukosit
Makros
Positif 2 Negatif
Blood Makros Negatif Negatif
Eritrosit 0-2 0-2
Leukosit 50-99 0-2
Epitel
Squamous
0-2 2-5
Epitel Renal 0-2 Negatif
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif
Bakteri Positif Negatif
Yeast Negatif Negatif
Tricomonast Negatif Negatif
Lain-lain Negatif Negatif
VII. RESUME
A. Anamnesis
Pasien anak laki-laki 3tahun
keluhan utama; kejang
Kejang seluruh tubuh ± 2 menit sebanyak 3kali, kejang pertama kali.
Sebelum kejang pasien sadar. Mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), trauma kepala
(-), demam (+). Saat kejang mata pasien melotot menghadap ke atas, gigi
menggigit erat, mulut tidak berbusa, kemudian kaki dan tangan menghentak-
hentak.tidak merespon terhadap panggilan, tidak membiru. Setelah kejang pasien
menangis, mampu mengangkat tangan dan kaki secara normal, pasien tampak
lemas dan masih terdapat demam.
Sehari sebelum kejang pasien mengalami demam (pukul 18.00 tanggal 26
April 2015). Sudah diperiksaakan ke bidan dan dikasih obat penurun panas.
Awalnya demam turun, namun tiba tiba demam lagi pada pukul 23.00, tetap
demam sampai akhirnya pasien kejang pada pukul 05.00 WIB. Pasien tidak
menggigil, dan juga tidak berkeringat.
Nyeri saat BAK, frekuensi BAK semakin meningkat, Setiap Jam Pasien
Bak Sedikit Namun Sering, Pasien Mengompol, Padahal Sebelumnya Pasien
Tidak Pernah Mengompol, Warna Urine kuning pekat, Baunya Menyengat. Nyeri
Di Perut Bawah Saat Di Tekan, BAK Dengan Pancaran Jauh Dan Kecil.
RPK : kejang demam (-), epilepsi (-)
RPO :sanmol
Riwayat Kehamilan, persalinan dan pasca persalinan baik
Riwayat tumbuh kembang : sesuai dengan anak seusianya
Riwayat makan dan minum cukup
Riwayat Imunisasi PPI dasar lengkap
Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan cukup baik
B. Pemeriksaan Fisik27 April 2015, pukul 15.00
Pemeriksaan Fisik :
• Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital : febris , Tax : 39,3o C
Status Gizi : baik
• Kepala/leher : mukosa faring, tonsil dan uvula hiperemis
(-),tonsil debris (-), pembesaran kelenjar getah bening (-), kaku kuduk (-)
• Dada : jantung dan paru dalam batas normal
• Abdomen :cembung, BU (+) normal, timpani, soepel, nyeri
tekan suprapubik
• Ekstremitas : akral hangat (+) di keempat ekstremitas, oedem (-),
hemiparese (-) atrofi (-)
• Integumen : dalam batas normal, ptekie (-), ruam (-)
• Anus dan Genital : laki-laki genital (+); anus (+) dalam batas normal,
nyeri BAK (+)
Pemeriksaan Penunjang :
• DL ; Leukositosis
• UL; warna kuning keruh, proteinuria +1, Glukosuria +1, leukosit (+) ,
bakteri (+)
V. DIAGNOSIS DAN MASALAH
Diagnosis Kerja :
Kejang Demam Kompleks e.c ISK
Diagnosis Banding :
- Kejang demam sederhana
- Meningitis
- Ensefalitis
VI. PENATALAKSANAAN
Diagnostik : DL, UL, GDA
Monitoring : Tanda-tanda vital, kejang
Kebutuhan Cairan
- Kebutuhan Cairan : 1500cc/hari
Infus D5 ¼ NS 1500 cc
Kebutuhan Oral
- Kebutuhan Kalori :102 kkal/kg = 102 x 12 =1224 kkal/hari
- Kebutuhan Protein : 1,23 g/kg = 1,23 X 12= 14,76 gram / hari
Medikamentosa
Infus Infus D5 ¼ NS 1500 cc
Ampi Sx 2x 100 mg
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali diberikan 4 kali dalam sehari (4 x
120 mg)
Diazepam 3,6 mg
Diet : Nutrisi Lengkap mengandung 1224 kkal dan protein 15 gr,
diberikan 3 porsi dalam sehari
Edukasi
1. Menjelaskan tentang penyakit yang diderita : penyebab, perjalanan
penyakit, perawatan, dan prognosis.
2. Edukasi kepada orangtua bahwa penyakit kejang demam dapat berulang
dalam sebagian kasus, faktor resiko yang mendasari berulangnya kejang
demam yaitu adanya riwayat kejang demam dalam keluarga, usia awal
terjangkit kejang demam dibawah 12 bulan, temperatur rendah saat
kejang, cepatnya terjadi kejang setelah demam.
3. Edukasi kepada orang tua pasien bila kejang demam kembali menyerang
maka ada beberapa hal yang dapat dikerjakan, yaitu:
- Tenang dan tidak panik, kendorkan pakaian yang ketat terutama
disekitar leher
- Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang, kepala miring. Bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Sebaiknya jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut
- Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
- Tetap bersama pasien selama kejang
- Beri diazepam rektal, jangan diberikan bila kejang telah berhenti
- Bawa kedokter atau RS bila kejang berlangsung≥ 5 menit
VII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam