neuro pediatri
DESCRIPTION
ANAKTRANSCRIPT
KEJANG DEMAM
DEFINISI
KD: bangkitan kejang, pd ↑ T (rektal > 380C) disebabkan oleh proses ekstrakranium.
KD pd bayi & anak usia 3 bl-5 th (consensus statement on febrile seizures)
INSIDEN:
Kel Neurologis ter >> pd anak (6bl-4th)
Anak < 5 th: ± 3% pernah KD
KLASIFIKASI
KD Simpleks : KD bukan kompleks
KD Kompleks: KD . 15 mnt, fokal a multipel
PATOFISIOLOGI : Sel/organ: Energi Glukosa
beda konsentrasi ion
K+ (mudah) Na+ (sulit):Intrasel : K >>, Na <<Ekstrasel: K <<, Na >>
Potensial Membran
Membran:Lipoid & ionik
STABIL: ENERGI (Na-K- ATPase) STABIL: ENERGI (Na-K- ATPase) TERGANGGU, bilaTERGANGGU, bila: : 1. 1. P’ubahan konstr ion ekstraselP’ubahan konstr ion ekstrasel2. Mendadak ≈2. Mendadak ≈ : mekanis, kimia, : mekanis, kimia, aliran listraliran listr3. Perubhn Patofis membran: 3. Perubhn Patofis membran: peny, peny, aa turunan turunan
Demam >>
Difusi ion
Lps muatan listr >>
KEJANG
1100 C C ↑↑ Met basal 10Met basal 10 ↑↑ K’butuhn OK’butuhn O22 20% 20% ↑↑ Sirkulasi otak 65%Sirkulasi otak 65%
KLINISDemam ec. …….(sering 24 jam I)Bangkitan kjg singkat: tonik, tonik-klonik, fokal a kinetik.Umumnya berhenti sendiri, bbrp reaksi -, sadar.
Livingstone KDS & EToFFKUI/RSCM Modifikasi kriteria tsb KDS:1. Umur: 6 bln- 4 th.2. Kejang berlangsung ≤ menit.3. Kejang umum.4. Terjadi dalam 16 jam pertama demam.5. Pemeriksaan saraf pra & pasca kjg N.6. EEG, 1 minggu pasca suhu N N7. Frek bangkitan kejang dalam 1 th ≤ 4 kali
DD/ Perlu difikirkan: penyebab kejang di luar a dalam SSP ?.
Dalam SSP: Infeksi meningitis, ensefalitis, abses, dll
Kel organis di otak
TATA LAKSANA
Prinsip: Atasi kejang secepat mungkin
Pengobatan penunjang
Pengobatan rumat.
Mencari & mengobati penyebab.
Kejang Diazepam iv 0,3 mg/kgBB/ kali
kecep : 1-2mg / menit.
Atau: Diazepam Rectal 5 mg BB < 10 kg
10 mg BB ≥ 10 kg
Kejang - Kejang + Ulangi
Kejang - Fenobarbital: 30 mg / im (neonatus)
50 mg / im ( 1 bl – 1 th)
75 mg / im ( > 1 th)
4 jam kemudian:
Fenobarbital rumat: 8-10 mg/KgBB/bagi 2 dosis
4-5 mg/kgBB/bagi 2 dosis
2. Pengobatan penunjang:
Oksigen & bebaskan jalan nafas
Longgarkan pakaian
Posisi kepala miring
Kompres a hibernasi: CPZ 2-4 mg/kgBB/bagi 3 dan Prometazin 4-6 mg/kgBB/bagi 3
Edema otak ? KS Deksamet ½ -1 amp/6 jam sd membaik
3. Pengobatan rumat
Fenobarbital a difenilhidantoin
Lanjutan rumat kond pasien: Profilaks intermiten
Profilaks jangka panjang
Profilaks intermiten:
Diberikan Antikonv, bila demam:
Diazepam rektal / oral (0,5mg/kgBB/hari/bagi 3
Profilaks jangka panjang
Fenobarbital: 4-5mg/kgBB/hari/bagi 2
As valparoat: 15-40mg/kgBB/hari
4. Mencari & mengobati penyebab
ISPA: AB adekuat.
LP bila ada indikasi.
Kejang lama (terutama) GD, elektrolit, dll.
PERJALANAN PENY / PROGNOSIS
1. Mortalitas: 0,64-0,74%
2. Perkembangan mental & neurologis N pd N (sblmnya) Sbgn kecil: Hemiparese, diplegi, koreoatetosis, dll
Ggn intelatual: jarang
3. Berulangnya kejang 30-35% (2-3 kali), 9-17% (>3kali)
umumnya usia < 1 th
4. Risiko epilepsi ± 3% Epilepsi (EToF: 97%)
2-3 kali populasi N
LIQUOR SEREBROSPINALIS LCS: sebagian besar dibentuk oleh pleksus koroideus
FGS: sebagai penangkal goncangan(shock absorber), pelicin (otak dg tengkorak, medulaspinalis dg vertebrata), pemgisi rongga kosong mencuci otak dari sisa metab, benda asing/toksis.
JML: 120-180 ml dewasa; 100-140 ml 8-10 th. 40-60 ml bayi; 20-30 ml Neonatus prematur. Aliran: Ventrikel Lat for Monro Ventr III aquaduktus Sylvii Vantr IV for Luschla & Magendie rongga subarachnoid
Aliran: Ventrikel Lat for Monro Ventr III aquad Sylvii Vantr IV for Luschla & Magendie rongga subarachnoid
Pemeriksaan pada LCS mencakup1. Bentuk cairan jernih, bening = N Patologis: bercampur darah uji 3 tbg / sentrifuge
xantokrom prot >>: tumor, meningitis, SGB opalesen meningitis Tb keruh meningitis purulenta
2. Tekanan LCS berbaring pd satu sisi dihub dg alat 75-150 cm H2O N > 200 cm H2O patologis.
3. Uj Queckenstedt jalan LCS baik / tidak Tek LCS kompresi v.jug kongesti otak tek LCS >>
(berarti tdk ada hambatan di jalan LCS)
4. Jumlah sel leukosit 0-5 sel/ml (MN & Limp) N > 8 sel/ml tidak N Neonatus: 0-15 sel/ml N
5. Kadar Protein 20-40 mg/100 ml N 40-80 mg/100 ml N (neonatus)Uji Pandy (lar jenuh fenol+as karbol) 1ml + bbrp tetes LCS
Nonne 0,5 ml LCS 1 ml lar as sulfat amonium endapan putih cincin
Indikasi LP:
1. Kejang atau twiching.
2. Pareses atau paralisis.
3. Koma.
4. UUB membonjol.
5. Kaku kuduk dg kesadaran <<.
6. Tb Milier.
7. Leukemia.
8. Mastoiditis kronik.
9. Sepsis
EPILEPSIDEFINISI:
Kejang tanpa demam yang terjadi lebih dari satu kali
PREVALENS & INSIDEN:Prev: 4-10/1000(sewaktu), Prev total: 2-5%Ins : 20-70 / 100.000 /thLk > pr, Anak (dini) > >
Risiko Epsi:1. Ada riwayat epsi pd keluarga.2. Ggn perkembanan/saraf, sebelum kejang.3. Kejang lama atau fokal.
ETIOLOGI
Bangkitan kejang/seranan epsi:
inaktivitas sinaps inhibisi (trans: GABA, Glisin)
stimuli ber >> pd sinap eksitasi ( transm: AK, Glut acid)
ggn kseimbangan neurotrans-palsu blok neurotrans
Klasifikasi faktor etiologi:
1. Epsi idiopatik.
2. Epsi simptomatik: tumor otak, trauma, pasca ensefalitis
KLASIFIKASI:
I. Kejang parsial
A. Parsial sederhana
B. Parsial kompleks
II. Kejang umum
A. Absens
B. Absens atipik
C. Mioklonik.
D. Tonik.
E. Tonik-klonik.
F. Atonik atau astatik.
III.Tidak dapat diklasifikasikan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin : epsi proteinuria: fenilketonuria, histidinuria.
Darah : Elektrolit, gula darah.
LCS : N
EEG : Abnormal ciri:
1. Asimetri irama
2. Irama gel tdk teratur.
3. Irama gel lebih lambat dari seharusnya.
4. Adanya gel patologis: tajam, paku, paku ombak. Dll
PENCIRAAN: Foto polos, angiografi serebral, CT scan
TATA LAKSANA
Prinsip:
1. Diagnosis pasti
2. Jenis obat
3. Mulai dg satu jenis,dosis kecil dst.
4. Kegagalan tdk makan obat
Jenis obat:1. Fenobarbital:(4-5 / 2-3 mg/kgBB/) grand mal, parsial sederhana, dll.
2. Karbamazepin: <6th=10-30mg/kgBB/:2-4 dosis epsi parsial.
3. Fenitoin: (5-7 mg/kgBB/hr/: 3-4 tonik-klonik umum, parsial
4. Etuksimid: 15-20 mg/kgBB.
5. Dll.
MENINGITIS PURULENTADEFINISI
Dulu: Radang selaput otak (arachnoid & piamater) pus, disebabkan oleh kuman non spesifik & non virus.Sekarang: Radang selaput otak, ditandai ↑jml PMN dlm LCS &
terbukti ada bakteri penyebab dlm LCS
ETIOLOGIPneumococ, Hi, Stap, Strep, E.coli, Meningococ, Salmonela
EPIDEMIOLOGIUsia, tu 2bl-2thDaya tahan rendah
PATOGENESIS
Umumnya: komplikasi peny lain.
Hematogen : T.faringitis, pneumonia/BP, endokarditis,
dll selaput otak
Perkontinuitatum: abses otak, otitis media, mastoiditis, dll.
PATOLOGI ANATOMI
Serbukan: PMN di arachnoid, peleb p.darah (kuman)
KLINIS
1. Gej umum/infeksi akut:
lesu, irritable, demam, muntah, anoreksia, sakit kepala (pd anak besar), dll
2. Gej TIK ↑Muntah, nyeri kepala(anak besar), morning cry
(neonatus)
Pe << kesadaran(apati-koma), Kejang(umum, fokal, twiching), UUB tegang & membonjol, kel lain spt: paresis, paralisis, strabismus, crack pot sign, pernafasan Cheyne Stokes, chocked disc(anak besar)
3. Gej rangsangan meningeal
Kuduk kaku (dpt terjadi rigiditas umum), Brudzinsky I & II, Kernig = positif.
DIAGNOSIS
A/ PF/ + Lab ( LP)
LP: Warna: opalesen-keruh (kec std dini: bening) Rx Nonne & Pandy= +kuat Jml sel: ribuan/mm3, dominan PMN( kec std dini: Lim) Prot: ↑, Gula: ↓ (tdk serendah Men-ser), Cl: N/↓ Sed langsung: dapat ditemukan, atau kultur.
TATA LAKSANA1. Umum/suportif: infus, intake, koreksi asidosis bila ada, dll.2. Kejang: sesuai tata laksana kejang.3. AB: secara empirik: kombinasi (10-14 hr), (neonatus 21 hr)
Ampisislin 400mg/kgBB/: 6 dosisKloramfenikol 100mg/kgBB/: 4 dosis Ulangi LP hari XAmpisilin+gentamisin (neonatus)
Kultur+: sesuaikan
Obat pilihan lain:
Komb ampisilin-sefuroksim, sefotaksim atau seftriakson.
KOMPLIKASI
Efusi subdural, empiema subdural, ventrikulitis, abses serebri, sequele neurologis parese/paralisis, deserebrasi, hidrosefalus.
PROGNOSIS
Tergantung: usia, jenis/virulensi, berat-ringan infeksi, lama sakit sebelum dapat th/ dan kepekaan kuman pd AB
Angka kematian = 18-40%, Kecacatan = 30-50%
MENINGITIS TUBERKULOSA
DEFINISI
Radang selaput otak akibat komplikasi Tb primer.
ETIOLOGI
M.Tbc
EPIDEMIOLOGI
Di Inggris(1978-79): 12 %
42% dari anak yg meninggal krn Tb
Berbanding lurus dg insiden Tb
PATOGENESISUmumnya: penyebaran dari fokus primer (umumnya di paru; 22,8% di abdomen; 2,1% KGB leher; 1,2% tdk diket)infeksi primer hematogen tuberkel di otak, slpt otak atau med spinalis basil terlepas krn faktor trauma atauimunitas masuk sub arach/ventrikel rx inflamasi perubahan LCS. Awal: sekitar tuberkel, pd basalis, ependim,
komplikasi neurologis
PATOLOGI tdk teerpisah-pisah, mungkin besamaan.1. Disseminated miliary tubercles, spt Tb milier2. Focal caseous plaques, spt tuberkuloma3. Acut inflamatory caseous meningitis (terlokalisasi & difus) 4. Meningitis proloferatif (terlokalisaasi & difus)
KLINIS
1. Stadium prodromal
Iritasi, ↑ T ringan, atau apatis, nyeri kep (anak besar)dll
Anoreksia, muntah, kdg obstipasi.
2. Stadium transisi (kejang)
Gej diatas >>, mulai tampak tanda rangsangan meningeal
3. Stadium terminal
Kelumpuhan-2, koma, pupil lebar, nd & nfs tdk teratur
Cheyne stokes, hiperpireksia.
LAB
Warna: jernih-opalesen-kekuningan(xantokrom)
Rx Nonne & Pandy = positif
Jml sel: jarang > 1500/mm3, dominan Limfosit
Prot: ↑, Gula: ↓ & Cl: ↓. Cairan didiamkan fibrinous web(pelikel)
Sed langsung dapat ditemukan BTA, PCR, Elisa atau kultur.
DIAGNOSIS
A/ + PF/ + Mt test + Radiologis + LP sesuai
TATA LAKSANA: Kombinasi
INH: 10-20mg/kgBB min 1 th
Rif: 10-20mg/kgBB min 9 bln
Pirazinamid: 20-40mg/kgBB 2 bln
Berat: Etambutol: 15-25mg/kgBB atau Strep : 20mg/kgBB/hr
Kortikosteroid: 2-3 mg/kgBB/hari = 2-3 minggu tapp of 2-3 bln
Suportif.
PROGNOSIS
tdk diobat meninggal,
18% dari yg hidup intelektual N