patogenesis osteomyelitis ipul

2
Patogenesis osteomyelitis Pada region maxillofacial, osteomyelitis utamanya disebabkan oleh penyeberan la infeksi odontogen atau trauma. Inokulasi bakteri pada rahang dapat timbul pada prosed gigi, terapi saluran akar, atau fraktur maksila atau mandibula (Peterson, 2004). Terdapat faktor predisposisi yang mendukung terjadinya osteomyelitis di antaranya compromised host yang mempengaruhi suplai darah, penderita penyakit sistemik, dari mikroorganisme dengan virulensi yang besar. Pada beberapa kasus periapi menyebabkan terjadinya osteomyelitis. Mandibula enam kali lebih rentan terhadap osteo karena vaskularisasi yang lebih kurang dibanding maksila (Fragiskoz, 2007). Prosesyang menyebabkan osteomyelitis dimulai dariinflamasi akut yang ditandai dengan hiperemi, meningkatnya permeabilitas kapiler, dan infiltrasi dari gran jaringan terjadi karena enzim proteolitik dilepaskan, destruksi bakteri, dan thrombo terjadi. Ketika pus yang terdiri dari jaringan yang nekrosis, bakteri yang mati, dan terbentuk, terjadi peningkatan tekanan intramedular. Hal ini berdampak pada vascular venous statis, dan ischemia (Topazian,2002). Pus menyebar melalui saluran Haversian dan saluran nutrisi sehingga te bawah periosteum setelah menembus lapisan tulangcortical (Peterson, 2004). Hal ini menyebabkan menurunnya suplai vascular. Penekanan pada neurovascular mengakibatkan thrombosis dan ischemia. Keadaan ini menyebabkan osteomyelitis dan disfungsi nervus a inferior. Apabila pus berlanjut dan mengumpul, periosteum akan tertekan dan abses mukosa atau abses kutan. Selanjutnya akan terbentuk fistula sebagai jalan kelua dapat berlokasi di intraoral maupun ekstraoral (Topazian,2002). Mikroorganisme menginfeksi tulang melalui salah satu atau lebih dari t melalui aliran darah, melalui daerah tempat infeksi secara langsung ( seperti pada se melalui tempat penetrasi trauma. Mikoorganisme melepaskan enzim yang dapat melisiskan tulang. Setelah tulang terinfeksi, leukosit masuk ke daerah yang terinfeksi dan mengh mikroorganisme. Terbentuk pus sebagai akibat pertemuan leukosit dengan mikroorganisme menyebar ke pembuluh darah tulang, merusak aliran darah dan daerah tulang yang dikenal sebagai sequestra sebagai pembentuk dasar dari infeksi kronis. Host akan

Upload: saifullah-amri

Post on 22-Jul-2015

149 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Patogenesis osteomyelitis Pada region maxillofacial, osteomyelitis utamanya disebabkan oleh penyeberan lanjutan infeksi odontogen atau trauma. Inokulasi bakteri pada rahang dapat timbul pada prosedur ekstrasi gigi, terapi saluran akar, atau fraktur maksila atau mandibula (Peterson, 2004). Terdapat faktor predisposisi yang mendukung terjadinya osteomyelitis di antaranya compromised host yang mempengaruhi suplai darah, penderita penyakit sistemik, dan infeksi dari mikroorganisme dengan virulensi yang besar. Pada beberapa kasus periapikal abses dapat menyebabkan terjadinya osteomyelitis. Mandibula enam kali lebih rentan terhadap osteomyelitis karena vaskularisasi yang lebih kurang dibanding maksila (Fragiskoz, 2007). Proses yang menyebabkan osteomyelitis dimulai dari inflamasi akut yang ditandai dengan hiperemi, meningkatnya permeabilitas kapiler, dan infiltrasi dari granulosit. Nekrosis jaringan terjadi karena enzim proteolitik dilepaskan, destruksi bakteri, dan thrombosis vascular terjadi. Ketika pus yang terdiri dari jaringan yang nekrosis, bakteri yang mati, dan sel darah putih terbentuk, terjadi peningkatan tekanan intramedular. Hal ini berdampak pada vascular collapse, venous statis, dan ischemia (Topazian,2002). Pus menyebar melalui saluran Haversian dan saluran nutrisi sehingga terkumpul di bawah periosteum setelah menembus lapisan tulang cortical (Peterson, 2004). Hal ini menyebabkan menurunnya suplai vascular. Penekanan pada neurovascular mengakibatkan thrombosis dan ischemia. Keadaan ini menyebabkan osteomyelitis dan disfungsi nervus alveolar inferior. Apabila pus berlanjut dan mengumpul, periosteum akan tertekan dan menyebabkan abses mukosa atau abses kutan. Selanjutnya akan terbentuk fistula sebagai jalan keluar pus yang dapat berlokasi di intraoral maupun ekstraoral (Topazian,2002). Mikroorganisme menginfeksi tulang melalui salah satu atau lebih dari tiga cara, yaitu melalui aliran darah, melalui daerah tempat infeksi secara langsung ( seperti pada selulitis ) atau melalui tempat penetrasi trauma. Mikoorganisme melepaskan enzim yang dapat melisiskan tulang. Setelah tulang terinfeksi, leukosit masuk ke daerah yang terinfeksi dan menghancurkan mikroorganisme. Terbentuk pus sebagai akibat pertemuan leukosit dengan mikroorganisme. Pus menyebar ke pembuluh darah tulang, merusak aliran darah dan daerah tulang yang terinfeksi, yang dikenal sebagai sequestra sebagai pembentuk dasar dari infeksi kronis. Host akan mencoba

untuk membuat tulang baru di sekitar daerah nekrosis. Tulang baru yang dihasilkan disebut involucrum . Pada pemeriksaan histologis, daerah-daerah tulang nekrosis merupakan dasar untuk membedakan antara osteomyelitis akut dan kronis. Jika osteomyelitis kronis dapat menyebabkan sklerosis dan deformitas tulang ( Kumar, 2007 )

Sumber pustaka Fragiskos D Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Springer: Greece. Pp: 361-2. Kumar. et al. 2007. Robbins Basic Pathology. Ed 8th. Pp: 810-811. Peterson L. et al. 2004. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 3th Ed. Mosby Company, ST.Louis. Topazian RG, Goldberg MH, dan Hupp JR. 2002. Oral and Maxillofacial Infection. Ed 4th. Philadelphia: WB Saunders Company.