landasan teori ipul jurding
TRANSCRIPT
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 1/37
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannnya penelitian ini adalah untuk
membandingkan efektivitas dari lokal anestesi dan regional anestesi terhadap
analgesia konvensional untuk mencegah nyeri kronik selama enam sampai dua
belas bulan setelah operasi.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 2/37
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Nyeri
A.1 Definisi Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 200.
!enurut International Association for Study of Pain ("A#$%, nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan.
A.2 Fisil!i Nyeri
&eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. 'rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung
syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak. &eseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis
reseptor nyeri (nosireceptor % ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielin dari syaraf perifer.
erdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic%, dan
pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda)beda inilah, nyeri yang timbul
juga memiliki sensasi yang berbeda.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 3/37
a. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. &eseptor
jaringan kulit (kutaneus% terbagi dalam dua komponen yaitu *
+. &eseptor A delta, merupakan serabut komponen cepat (kecepatan
tranmisi )-0 mdet% yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang
akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.
2. #erabut /, merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,
mdet% yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.
b. #truktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat
pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya.
1arena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri
yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
c. &eseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi
organ)organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri
yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan
organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
anyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri,
meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri
ditransmisikan atau diserap. ntuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka
perlu mempelajari - (tiga% komponen fisiologis berikut ini*
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 4/37
&esepsi * proses perjalanan nyeri
$ersepsi * kesadaran seseorang terhadap nyeri
&eaksi * respon fisiologis 3 perilaku setelah mempersepsikan nyeri
4isiologi Nyeri *
+. Transduksi adalah proses dimana stimulus noksius 5aktivitas elektrik
reseptor terkait. $ada nyeri nosiseptif, fase pertamanya adalah transduksi,
konversi stimulus yang intens apakah itu stimuli kimia6i seperti p7
rendah yang terjadi pada jaringan yang meradang , stimulus panas diatas
820/, atau kekuatan mekanis. 9isini didapati adanya protein transducer
spesifik yang diekspresikan dalam neuron nosiseptif ini dan mengkonversi
stimulus noksious menjadi aliran yang menembus membran, membuat
depolarisasi membran dan mengaktifkan terminal perifer. $roses ini tidak
melibatkan prostanoid atau produksi prostaglandin oleh siklo)oksigenase,
sehingga nyeri ini, atau proses ini, tidak dipengaruhi oleh penghambat
en:im /';)2.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 5/37
2. Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf
sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian
jaringan saraf yang meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens%,
dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus. <ang terakhir hubungan
timbal balik antara thalamus dan corte=. Ada dua jenis transmisi saraf *
a% "onotropik dimana mediator bekerja langsung pada pintu ion ke dalam
sel. /iri jenis transmisi itu adalah (i% proses berlangsung cepat dan (ii%
masa proses singkat.
b% !etabotropik dimana mediator bekerja le6at perubahan biokimia pada
membrane post)sinaps. /iri transmisi cara ini adalah (i% lambat dan (ii%
berlangsung lama. $rostaglandin > 2 termasuk dalam golongan
metabotropik? 7iperalgesia karena prostaglandin > 2 terjadi lambat
tapi berlangsung lama. !orfin dan obat)opiat lainnya juga masuk
golongan metabotropik, tetapi obat)obat ini menghambat hiperalgesia
@ bekerjanya juga lambat dan berlangsung lama. Trauma mekanik
rupa)rupanya langsung merusak integritas membran dan tergolong
ionotropik , bersama bradykinin. &asa nyeri timbul cepat dan
berlangsung singkat, kecuali bila kerusakan yang ditimbulkannya
hebat tentu rasa nyeri dapat berlangsung lama.-. !odulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. #uatu jaras
tertentu telah diteruskan di sistem saran pusat yang secara selektif
menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis. aras ini diaktifkan oleh
stress atau obat analgetika seperti morfin (9e6anto%. $ada fase modulasi
terdapat suatu interaksi dengan system inhibisi dari transmisi nosisepsi
berupa suatu analgesic endogen. 1onsep dari system ini yaitu berdasarkan
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 6/37
dari suatu sifat, fisiologik, dan morfologi dari sirkuit yang termasuk
koneksi antara periaBueductal gray matter dan nucleus raphe magnus dan
formasi retikuler sekitar dan menuju ke medulla spinalis.Analgesik endogen meliputi *
) 'piat endogen
) #erotonergik
) Noradrenergik (Norepinephric%
#istem analgesik endogen ini memiliki kemampuan menekan input nyeri
di kornu posterior dan proses desendern yang dikontrol oleh otak
seseorang, kornu posterior diibaratkan sebagai pintu gerbang yang dapat
tertutup adalah terbuka dalam menyalurkan input nyeri. $roses modulasi
ini dipengaruhi oleh kepribadian, motivasi, pendidikan, status emosional 3
kultur seseorang.
8. $ersepsi, $roses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga menimbulkan
perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak
yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas. #angat disayangkan
karena nyeri secara mendasar merupakan pengalaman subyektif sehingga
tidak terhindarkan keterbatasan untuk memahaminya (9e6anto%. 4ase ini
merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu
menjadi sadar akan adanya suatu nyeri, maka akan terjadi suatu reaksi
yang kompleks. $ersepsi ini menyadarkan individu dan mengartikan nyeri
itu sehingga kemudian individu itu dapat bereaksi.
4ase ini dimulai pada saat dimana nosiseptor telah mengirimkan sinyal
pada formatio reticularis dan thalamus, sensasi nyeri memasuki pusat
kesadaran dan afek. #inyal ini kemudian dilanjutkan ke area limbik. Area
ini mengandung sel sel yang bisa mengatur emosi. Area ini yang akan
memproses reaksi emosi terhadap suatu nyeri. $roses ini berlangsung
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 7/37
sangat cepat sehingga suatu stimulus nyeri dapat segera menghasilkan
emosi.
A.2 Teri Pen!ntrlan Nyeri "Gate Control Theory#
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana
nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. #ampai saat ini dikenal berbagai
teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori
gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 200%
Teori gate control dari !el:ack dan Call (+D% mengusulkan bah6a
impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang
sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bah6a impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.
paya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
#uatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden
dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta)A dan / melepaskan
substansi / melepaskan substansi $ untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme
pertahanan. #elain itu, terdapat mekanoreseptor , neuron beta)A yang lebih tebal,
yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan
yang dominan berasal dari serabut beta)A, maka akan menutup mekanisme
pertahanan. 9iyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang pera6at
menggosok punggung klien dengan lembut. $esan yang dihasilkan akan
menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut
delta A dan serabut /, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien
mempersepsikan sensasi nyeri. ahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak,
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 8/37
terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur
saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu
pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup
mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi $. tehnik
distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan
endorfin ($otter, 200%.
A.$ Res%n Ter&a'a% Nyeri
"ndividu yang mengalami nyeri dengan a6itan mendadak dapat bereaksi
sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau
menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu
letih untuk merintih atau menangis. $asien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat.
$asien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir
dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
!einhart 3 !c/affery mendiskripsikan - fase pengalaman nyeri*
a. 4ase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima%
4ase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase
ini bisa mempengaruhi dua fase lain. $ada fase ini memungkinkan seseorang
belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. $eran
pera6at dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi
pada klien.
b. 4ase sensasi (terjadi saat nyeri terasa%
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 9/37
4ase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat
subyektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda)beda.
Toleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang
lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan
mengeluh nyeri dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi
terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri
kecil. 1lien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan
nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya
rendah sudah mencari upaya mencegah nyeri, sebelum nyeri datang.
1eberadaan enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana
orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. 1adar
endorfin berbeda tiap individu, individu dengan endorfin tinggi sedikit
merasakan nyeri dan individu dengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih
besar.
1lien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan, mulai dari
ekspresi 6ajah, vokalisasi dan gerakan tubuh. >kspresi yang ditunjukan klien
itulah yang digunakan pera6at untuk mengenali pola perilaku yang
menunjukkan nyeri. $era6at harus melakukan pengkajian secara teliti apabila
klien sedikit mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak
mengekspresikan nyeri itu tidak mengalami nyeri. 1asus)kasus seperti itu
tentunya membutuhkan bantuan pera6at untuk membantu klien
mengkomunikasikan nyeri secara efektif.
c. 4ase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti%
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 10/37
4ase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. $ada fase ini
klien masih membutuhkan kontrol dari pera6at, karena nyeri bersifat krisis,
sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila
klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat (aftermath)
dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. $era6at berperan dalam
membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan
kemungkinan nyeri berulang.
A. Res%n Psi(l!is
&espon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap
nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. $emahaman dan pemberian arti
nyeri sangat dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa
lalu dan juga faktor sosial budaya. Arti nyeri bagi setiap individu berbeda)
beda antara lain *
+% ahaya atau merusak
2% 1omplikasi seperti infeksi
-% $enyakit yang berulang
8% $enyakit baru
% $enyakit yang fatal
% $eningkatan ketidakmampuan
% 1ehilangan mobilitas
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 11/37
E% !enjadi tua
D% #embuh
+0% $erlu untuk penyembuhan
++% 7ukuman untuk berdosa
+2% Tantangan
+-% $enghargaan terhadap penderitaan orang lain
+8% #esuatu yang harus ditoleransi
+% ebas dari tanggung ja6ab yang tidak dikehendaki
B. Res%n Fisil!is Ter&a'a% Nyeri
1. Sti)ulasi Si)%ati(*"nyeri rin!an+ moderat + 'an superficial #
a% 9ilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b% $eningkatan heart rate
c% Fasokonstriksi perifer, peningkatan $
d% $eningkatan nilai gula darah
e% 9iaphoresis
f% $eningkatan kekuatan otot
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 12/37
g% 9ilatasi pupil
h% $enurunan motilitas G"
2. Sti)ulus Parasi)%ati( "nyeri ,erat 'an 'ala)#
a% !uka pucat
b% 'tot mengeras
c% $enurunan heart rate dan tekanan darah
d% Nafas cepat dan irreguler
e% Nausea dan vomitus
f% 1elelahan dan keletihan
-. Res%n Tin!(a& La(u Ter&a'a% Nyeri
+% &espon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup*
2% $ernyataan verbal (!engaduh, !enangis, #esak Nafas, !endengkur%
-% >kspresi 6ajah (!eringis, !enggeletukkan gigi, !enggigit bibir%
8% Gerakan tubuh (Gelisah, "mobilisasi, 1etegangan otot, peningkatan
gerakan jari 3 tangan
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 13/37
% 1ontak dengan orang laininteraksi sosial (!enghindari percakapan,
!enghindari kontak sosial, $enurunan rentang perhatian, 4okus pd
aktivitas menghilangkan nyeri%
A. Fa(tr /an! 0e)%en!aru&i Res%n Nyeri
+% sia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga pera6at harus mengkaji
respon nyeri pada anak. $ada orang de6asa kadang melaporkan nyeri jika
sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. $ada lansia cenderung
memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri
adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami
penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2% enis kelamin
Gill (+DD0% mengungkapkan laki)laki dan 6nita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya
(e=* tidak pantas kalo laki)laki mengeluh nyeri, 6anita boleh mengeluh
nyeri%.
-% 1ultur
'rang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bah6a
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 14/37
nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan
kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
8% !akna nyeri
erhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan
dan bagaimana mengatasinya.
% $erhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. !enurut Gill (+DD0%, perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik
relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
% Ansietas
/emas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan
seseorang cemas.
% $engalaman masa lalu
#eseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat
ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya.
!udah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di
masa lalu dalam mengatasi nyeri.
E% $ola koping
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 15/37
$ola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
D% #upport keluarga dan sosial
"ndividu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota
keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan
A. Intensitas Nyeri
"ntensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. $engukuran nyeri dengan
pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 200%.
!enurut #melt:er, #./ bare .G (2002% adalah sebagai berikut *
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 16/37
a. S(ala Intensitas Nyeri Des(ritif
,. S(ala I'entitas Nyeri Nu)eri(
. S(ala Anal! 3isual
'. S(ala Nyeri 0enurut Bur,anis
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 17/37
4eteran!an *
0 *Tidak nyeri
+)- * Nyeri ringan * secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
8) * Nyeri sedang * #ecara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti perintah dengan baik.
)D * Nyeri berat * secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi
+0 * Nyeri sangat berat * $asien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
1arakteristik paling subyektif pada nyeri adlah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri tersebut. 1lien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah)istilah ini berbeda
bagi pera6at dan klien. 9ari 6aktu ke 6aktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 18/37
#kala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang
lebih obyektif. #kala pendeskripsi verbal (Verbal escriptor Scale, F9#%
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. $endeskripsi ini diranking
dari Htidak terasa nyeriI sampai Hnyeri yang tidak tertahankanI. $era6at
menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri trbaru yang ia rasakan. $era6at juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa
paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat
F9# ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan
nyeri. #kala penilaian numerik ( Numerical rating scales, N&#% lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. 9alam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0)+0. #kala paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan
skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan +0 cm (A7/$&,
+DD2%.
#kala analog visual (Visual analog scale, FA#% tidak melebel subdivisi.
FA# adalah suatu garis lurus, yang me6akili intensitas nyeri yang terus menerus
dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. #kala ini memberi klien kebebasan
penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. FA# dapat merupakan pengukuran
keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik
pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka ($otter,
200%.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 19/37
#kala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan
tidak mengkomsumsi banyak 6aktu saat klien melengkapinya. Apabila klien
dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat.
#kala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan
nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. $era6at dapat
menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai
apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan ($otter, 200%.
A.5 4ate!ri Nyeri
A. #erat Nyeri !ast dan Slo"
Ada dua cara impuls diteruskan ke /N#. #inyal yang berasal dari
nocireseptor mekanik dan thermal akan ditransmisikan melalui serat A)delta
dengan kecepatan -0 ms (jaras nyeri cepat%. "mpuls dari plimodal akan
melalui serat / yang tidak bermielin, dengan kecepatan +2ms (jaras pelan%.
#aat terisis atau terbakar, akan terasa nyeri yang berdenyut a6alnya yang
kemudian akan muncul rasa tidak sakit yang tidak enak. Nyeri yang dirasakan
pendek, tajam, menusuk, dan mudah dilokalisasi, itulah nyeri jaras cepat dari
nocireseptor mekanik dan thermal. $erasaan ini akan diikuti dengan sakit
yang tumpul, sukar dilokalisasi dan bertahan untuk 6aktu yang relatif lama
dan lebih tidak enak. "tulah jaras nyeri lambat, yang diaktivasi oleh
bradikinin. 1imia yang berperan dalam proses peradangan ini juga bisa
menyebabkan nyeri yang berlanjut meski telah dilakukan penghilangan
stimulus termal dan mekanis.
. Nyeri Superficial dan eep
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 20/37
Nyeri yang muncul dari stimulasi reseptor di kulit, disebut nyeri
somatik superfisial sedangkan stimulasi reseptor di otot tulang, sendi, tendon,
dan fascia menyebabkan nyeri somatik dalam. Nyeri visceral dihasilkan dari
stimulasi nocireseptor di organ visceral. ika nyeri visceral tersebut diffuse,
ada kemungkinan itu tanda bahaya karena mungkin disebabkan oleh ischemia
organ dalam. !isalnya batu ginjal yang mungkin menyebabkan nyeri berat
dengan menghambat atau menggelembungkan ureter atau saluran empedu.
/. #eferred Pain
$ada beberapa contoh nyeri visceral, nyeri yang dirasakan di kulit atau
di kulit bagian dalam yang ada di atas organ yang distimulasi, atau bahkan di
daerah permukaan yang jauh dari organ tersebut. "tulah yang dinamakan
referred pain. !isalnya, serat sensorik dari jantung, kulit di atas jantung, dan
di sepanjang aspek medial lengan kiri akan masuk spinal cord segmen T+
sampai T. 'leh karena itu, nyeri pada serangan jantung dirasakan di kulit di
atas jantung serta di sepanjang lengan kiri.
A.6 7enis Nyeri
+ Nyeri Akut
Nyeri akut tidak berlangsung lama dan biasanya hilang saat perbaikan
tubuh. Traktus spinotalamikus untuk rasa nyeri cepat. #erabut rasa nyeri
cepat tipe AJ terutama dilalui oleh rasa nyeri mekanik dan rasa nyeri suhu
akut. #erabut ini berakhir pada lamina " (lamina marginalis% pada kornu
dorsalis dan merangsang neuron pengantar kedua dari traktus
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 21/37
neospinotalamikus. Neuron ini akan mengirimkan sinyal ke serabut
panjang yang terletak di dekat sisi lain medula spinalis dalam komisura
anterior dan selanjutnya berbelok naik ke otak dalam kolumna
anterolateralis.
eberapa serabut neospinotalamikus berakhir di daerah retikularis
batang otak, tetapi sebagian besar mele6ati semua jalur ke talamus tanpa
hambatan, berakhir di kompleks ventro)basal di sepanjang kolumna
dorsalis)traktus lemniskus medialis untuk sensasi raba. Ada beberapa
serabut yang berakhir di kelompok nuklear posterior. 9ari daerah talamus
ini, sinyal akan dijalarkan ke daerah lain pada basal otak seperti juga ke
korteks somatosensorik. Glutamat merupakan substansi neurotransmitter
yang disekresikan di medulla spinalis pada ujung)ujung serabut saraf nyeri
tipe AJ. iasanya memiliki masa kerja yang berlangsung hanya beberapa
milidetik.
B. Nyeri 4rnis
Nyeri menurut "nternational Association for the #tudy of $ain adalah
pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan sehubungan dengan
kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial. Nyeri berdasarkan lamanya
terbagi menjadi dua, yaitu nyeri akut adalah nyeri yang disebabkan stimulus
no=ious karena suatu cidera, proses penyakit atau fungsi abnormal otot dan visera.
#ifatnya hampir selalu nosisepsi. Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang
menetap melebihi rentang 6aktu suatu proses akut atau melebihi kurun 6aktu
normal tercapainya suatu penyembuhan? periodenya dapat bervariasi dari + hingga
bulan. Nyeri kronik dapat bersifat nosiseptif, neuropatik, atau gabungan
keduanya. Nyeri kronik, di sisi lain, merujuk pada nyeri yang berkelanjutan lebih
dari tiga bulan 6alaupun treatment dan usaha)usaha untuk mengatasinya telah
dilakukan individu.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 22/37
Nyeri kronik dapat berdampak pada semua area kehidupan seseorang dan
seringkali berasosiasi dengan masalah)masalah fungsional, psikologis, dan sosial.
Kebih lanjut lagi, nyeri kronik dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap
keluarga dan rekan)rekan penderita. Nyeri kronik merupakan situasi yang
menurunkan moral yang mengkonfrontasi penderita tidak hanya dengan stress
yang berasal dari nyeri tetapi juga dengan banyak kesulitan)kesulitan lain yang
menyertai
-. Anestesi l(al
-.1 Definisi
Anestesi lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau
blokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang
transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetik
lokal setelah keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontan
dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan struktur saraf.-
'bat bius lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat
kerjanya terutama di selaput lendir. 9isamping itu, anestesia lokal mengganggu
fungsi semua organ dimana terjadi konduksitransmisi dari beberapa impuls.
Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting terhadap ##$, ganglia
otonom, cabang)cabang neuromuskular dan semua jaringan otot. $ersyaratan obat
yang boleh digunakan sebagai anestesi lokal*
+. Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen
2. atas keamanan harus lebar
-. >fektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada
membran mukosa
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 23/37
8. !ulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka 6aktu
yang yang cukup lama
. 9apat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap
pemanasan.
-.2 Pen!!unaan Anestesi l(al
Anestesi topikal biasanya digunakan pada daerah mukosa seperti hidung,
mulut, tenggorok, percabangan trakeobronkial, esofagus, kandung kemih.
Anestesi topikal ini akan diserap ke dalam sirkulasi darah sehingga dapat
menimbulkan efek samping yang toksik. 'leh karena itu, sangat penting untuk
memperhatikan jumlah maksimum yang boleh digunakan pada suatu area yang
akan di anestesi. 4ormula topikal ini tidak boleh digunakan untuk daerah mukosa
dan luka terbuka, karena akan terjadi penyerapan yang cepat oleh tubuh dan dapat
menyebabkan keracunan sistemik.
Adapun anestesi topikal yang biasa digunakan adalah tetrakain (2L%,
lidokain (2L sampai +0L%, dan kokain (+L sampai 8L%. 1okain hanya digunakan
untuk anestesi daerah hidung, nasofaring, mulut, tenggorok dan telinga. >fek
anestesi kokain dan lidokain muncul pada 2) menit (-)E menit dengan tetrakain %
setelah aplikasi dan akan bertahan sampai -0)8 menit (-0)0 menit dengan
tetrakain%.
Kidokain (=ilokain% merupakan anestesi lokal kuat yang digunakan secara
luas dengan pemberian topikal dan suntikan. #ifat kerja lidokain lebih cepat, lebih
kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prilokain.
Kidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain
dan juga epinefrin.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 24/37
-.$ Te(ni( Pe),erian Anesteti( L(al
+. Anestesia $ermukaan
#ebagai suntikan banyak di gunakan sebagai penghilang rasa oleh
dokter gigi untuk mencabut geraham atau dokter keluarga untuk
pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit. #ediaan ini aman dan
pada kadar yang tepat tidak akan mengganggu proses penyembuhan luka.
Anestesi permukaan juga di gunakan sebagai persiapan untuk prosedur
diagnostic, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi.
2. Anestesia infiltrasi
9isini beberapa injeksi di berikan pada atau sekitar jaringan yang
akan di anestesi, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di
jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya* pada praktek T7T atau
pencabutan gigi
-. Anestesi regional intravena dalam daerah anggota badan
Aliran darah ke dalam dan ke luar dihentikan dengan mengikat
dengan ban pengukur tekanan darah dan selanjutnya anestetik lokal yang
disuntikkan berdifusi ke luar dari vena dan menuju ke jaringan di
sekitarnya dan dalam 6aktu +0)+ menit menimbulkan anestesi.
$engosongan darah harus dipertahankan minimum 20)-0 menit untuk
menghindari aliran ke luar, sejumlah besar anestetik lokal yang
berpenetrasi, yang belum ke jaringan. $ada akhir pengosongan darah, efek
anestetik lokal menurun dalam 6aktu beberapa menit
8. Anestesi infiltrasi
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 25/37
9isuntikkan ke dalam jaringan, termasuk juga diisikan ke dalam
jaringan. 9engan demikian selain organ ujung sensorik, juga batang)
bataang saraf kecil dihambat.
. Anestesi konduksi
9isuntikkan di sekitar saraf tertentuyang dituju dan hantarn rangsang
pada tempat ini diputuskan. /ontoh * anestesi spinal, anestesi peridural,
anestesi paravertebral.
9. Anestesi re!inal
D.1 Definisi
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian
tubuh diblokir untuk sementara (reversibel%. 4ungsi motorik dapat terpengaruh
sebagian atau seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar.
D.2 Pe),a!ian Anestesi8 Re!inal
+. lok sentral (blok neuroaksial%, yaitu meliputi blok spinal, epidural,
dan kaudal. Tindakan ini sering dikerjakan.
2. lok perifer (blok saraf%, misalnya anestesi topikal, infiltrasi lokal,
blok lapangan, dan analgesia regional intravena.
D.$ 4euntun!an Anestesia Re!inal
1. Alat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga biaya relatif lebih
murah.
2. &elatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency,
lambung penuh% karena penderita sadar.
$. Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.
. Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.
. $era6atan post operasi lebih ringan.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 26/37
D. 4eru!ian Anestesia Re!inal
1. Tidak semua penderita mau dilakukan anestesi secara regional.
2. !embutuhkan kerjasama pasien yang kooperatif.
$. #ulit diterapkan pada anak)anak.
. Tidak semua ahli bedah menyukai anestesi regional.
. Terdapat kemungkinan kegagalan pada teknik anestesi regional.
D. Persia%an Anestesi Re!inal
$ersiapan anestesi regional sama dengan persiapan anestesi umum karena
untuk mengantisipasi terjadinya reaksi toksik sistemik yg bisa berakibat fatal,
perlu persiapan resusitasi. !isalnya* obat anestesi spinalepidural masuk ke
pembuluh darah M kolaps kardiovaskular sampai cardiac arrest . uga untuk
mengantisipasi terjadinya kegagalan, sehingga operasi bisa dilanjutkan dg
anestesi umum.
D.5 PE0BAHASAN BLO4 SENTRAL
lok neuroaksial akan menyebabkan blok simpatis, analgesia sensoris dan
blok motoris (tergantung dari dosis, konsentrasi, dan volume obat anestesi lokal%.
I. Anastesi S%inal
Anestesi spinal ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam
ruang subarachnoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan
anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid. Anestesi spinalsubaraknoid
disebut juga sebagai analgesiblok spinal intradural atau blok intratekal.
ntuk mencapai cairan serebrospinal, maka jarum suntik akan
menembus kutis subkutis Kig. #upraspinosum Kig. "nterspinosum
Kig. 4lavum ruang epidural durameter ruang subarachnoid.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 27/37
Gambar +. Anestesi #pinal
!edula spinalis berada didalam kanalis spinalis dikelilingi oleh
cairan serebrospinal, dibungkus oleh meningens (duramater, lemak dan
pleksus venosus%. $ada de6asa berakhir setinggi K+, pada anak K2 dan
pada bayi K-. 'leh karena itu, anestesianalgesi spinal dilakukan ruang
sub arachnoid di daerah antara vertebra K2)K- atau K-)K8 atau K8)K
"ndikasi*
+. edah ekstremitas ba6ah
2. edah panggul
-. Tindakan sekitar rektum perineum
8. edah obstetrik)ginekologi
. edah urologi
. edah abdomen ba6ah
. $ada bedah abdomen atas dan ba6ah pediatrik biasanya
dikombinasikan dengan anestesi umum ringan
1ontra indikasi absolut*
+. $asien menolak
2. "nfeksi pada tempat suntikan
-. 7ipovolemia berat, syok
8. 1oagulapatia atau mendapat terapi koagulan
. Tekanan intrakranial meningkat
. 4asilitas resusitasi minim
. 1urang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi.
1ontra indikasi relatif*
+. "nfeksi sistemik
2. "nfeksi sekitar tempat suntikan
-. 1elainan neurologis
8. 1elainan psikis
. edah lama
. $enyakit jantung
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 28/37
. 7ipovolemia ringan
E. Nyeri punggung kronik
II. Anestesia E%i'ural
Anestesia atau analgesia epidural adalah blokade saraf dengan
menempatkan obat di ruang epidural. &uang ini berada di antara
ligamentum flavum dan duramater. 1edalaman ruang ini rata)rata mm
dan di bagian posterior kedalaman maksimal pada daerah lumbal.
'bat anestetik lokal di ruang epidural bekerja langsung pada akar
saraf spinal yang terletak di lateral. A6al kerja anestesi epidural lebih
lambat dibanding anestesi spinal, sedangkan kualitas blokade sensorik)
motorik juga lebih lemah.
Gambar . Anestesi >pidural
1euntungan epidural dibandingkan spinal *
• isa segmental
• Tidak terjadi headache post op
• 7ipotensi lambat terjadi
1erugian epidural dibandingkan spinal *
• Teknik lebih sulit
• umlah obat anestesi lokal lebih besar
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 29/37
• &eaksi sistemis ↑
1omplikasi anestesi analgesi epidural *
+. lok tidak merata
2. 9epresi kardiovaskular (hipotensi%
-. 7ipoventilasi (hati)hati keracunan obat%
8. !ual muntah
D. O,at Anal!esi(
'bat)obat anakgesik digunakan sebagai bagian dari teknik anestesi untuk menghilangkan nyeri, mengurangi respon autonom terhadap pembedahan, dan
memungkinkan pemberian konsentrasi obat inhalasi dan "F yang lebih rendah dalam
pemeliharaan anesthesia.
Anal!esi( O%ii'
"stilah ini digunakan untuk menjelaskan semua obat yang memiliki efek analgesik
yang diperantarai oleh reseptor opioid, mencakup baik senya6a yang terbentuk secara
alami maupun sintetik.'piat (:at yang terbentuk secara alami, misalnya morfin%
menghasilkan efek pada tingkat selular dengan mengaktifkan reseptor opioid.
&eseptor)reseptor tersebut terdistribusi di sepanjang system saraf pusat, terutama
di substansia gelatinosamedula spinalis dan substansia grisea peri)aBuaductal otak tengah.
Terdapat beberapa jenis reseptor opioid (yang telah disetujui oleh "nternational nion of
$harmacology% yaitu !'$ (!u 'pioid $eptide%, 1'$ (1appa 'pioid $eptide%, 9'$
(9elta 'pioid $eptide%, dan masing)masing memiliki sejumlah subtipe yang berbeda.
Analgesik opioid dapat memiliki karakteristik kerja agonis murni, agonis parsial, ataucampuran (agonis dan antagonis% pada reseptor)reseptornya.
A!nis )urni
1elompok obat ini menghasilkan efek klasik opioid, yaitu analgesia, euforia,
sedasi, depresi ventilasi, dan ketergantungan fisik.>fek sistemik opioid disebabkan oleh
aktivitas sentral dan perifer.
Ta,el 1. 4erja sentral 'an %erifer %ii'
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 30/37
Ta,el 2. A!nis %ii' )urni yan! 'i!una(an %a'a anest&esia
O,at Rute
Pe),erian
Dsis Onset Durasi
")enit#
4eteran!an
!orfin "! 0.2)0.- mgkg 20)-0
menit
0)+20 uga diberikan secara subkutan,
perrektal, epidural, intratekal"F 0.+)0.+ mgkg )+0
menit
8)0 >fektif mengatasi nyeri visceral
dan nyeri iskemia miokard.
1urang efektif untuk trauma
4entanyl "F +)- Ogkg 2)-
menit
20)-0 $rosedur singkat, ventilasi
spontan
)+0 Ogkg +)2
menit
-0)0 $rosedur lama, ventilasi dikontrol
Alfentanil "F +0 Ogkg -0)0
detik
)+0 $rosedur singkat. 9apat
menyebabkan depresi napas yang
nyata
"nfus "F 0.)2
Ogkgmenit
-0)0
detik
Tergantung
infuse
$rosedur lama, ventilasi dikontrol
&amifentanil "nfus "F 0.+)0.-
Ogkgmenit
+)-0
detik
Tergantung
infuse
$rosedur besar. $emulihan sangat
cepat. 9epresi napas nyata.
Siste) Saraf Pusat Siste) Res%irasi Tra(tus 9astrintestinal
Analgesia >fek antitusif $enurunan peristaltik
menyebabkan*#edasi ronkospasme pada pasien)
pasien yang rentan
- konstipasi
- 1eterlambatan pengosongan
lambung>uforia Siste) 4ar'i:as(ular 1onstriksi sfingter !ual dan muntah - Fasodilatasi perifer
- radikardia akibat
stimulasi vagal
Siste) En'(rin
) $elepasan A97 dan
katekolamin1onstriksi pupil 4ulit
9epresi ventilasi*
- frekuensi lebih
dipengaruhi dibanding
kedalaman
- &espon terhadap /'2
menurun
Gatal
9epresi pusat vasomotor Adiksi
Tra(tus urinarius
) peningkatan tonus sfingter ) retensi urin
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 31/37
anyak digunakan pada T"FA
$ethidine "! +)2 mgkg +)20
menit
-0)0 !ual dan muntah jelas. #edikit
efek pada otot polos
Tramadol
!erupakan suatu agonis lemah yang terutama bekerja pada reseptor !'$ dengan
potensi kurang lebih +0L potensi morfin, tetapi memiliki potensi +00L dalam efek
sampingnya, seperti mual, muntah, dan konstipasi. Tramadol juga menghambat
pengambilan kembali noradrenalin dan )hidroksitriptamin ()7T% di dalam ##$,
sehingga memperkuat jaras inhibitorik desenden yang mengatur persepsi nyeri. Tramadol
diabsorbsi baik per oral, dosisnya 0)+00 mg tidak lebih dari 8 jam sekali. 9osis serupa
dapat diberikan melalui "F dan "!.
Anta!nis %arsial 'an !a,un!an a!nis8anta!nis
'bat)obat ini diperkenalkan dengan harapan bah6a dengan aktivitas agonis
parsial semata atau dengan gabungan aktivitas agonisantagonis, analgesia dapat dicapai
tanpa mendapat masalah depresi ventilasi.Akan tetapi, efektivitas yang ideal belum dapat
dicapai.
Nalbuphine, meptazinol, dan pentazocine
'bat)obat tersebut merupakan analgesic sintetik yang memiliki aktivitas agonis pada satu
reseptor opioid dan aktivitas antagonis pada reseptor yang lain. Nabuphine setara dalam
hal potensi dan durasi dengan morfin, dan menghasilkan efek analgesik
tertinggi.!epta:inol hanya memiliki seper)sepuluh potensi morfin dengan insidensi mual
dan muntah tinggi.$enta:ocine memiliki kurang lebih seperempat potensi morfin.
Buprenorphine
!erupakan agonis parsial, tetapi -0 kali lebih poten dibandingkan morfin dengan
durasi kerja yang lebih lama, yaitu hingga E jam. uprenorphine diabsorbsi baik saat
diberikan sublingual.!ual dan muntah mungkin berat dan berkepanjangan.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 32/37
Anta!nis )urni
#atu)satunya obat yang la:im digunakan secara klinis sadalah nalo=one.'bat
golongan ini memiliki aktivitas antagonis di seluruh reseptor opioid, membalikkan
seluruh efek agonis opioid murni yang diperantarai secara sentral.
Fentanyl
". $enggunaan* Analgesik, anestesi
"". 9osis*
+. Analgesia*
a. "F"! * 2)+00 Og (0.)2 Ogkg%
b. 'ral transmukosa* 200)800 Og ()+ Ogkg% setiap 8) jam. 'ralet harus
dihisap dan tidak dikunyah
2. "nduksi*
a. olus "F* )80 Ogkg atau
b. "nfus* 0.2)0.2 Ogkgmenit selama P20 menit. 9osis dititrasi sesuai
dengan respon pasien. ntuk menghindari kekuan dinding dada diberikan
relaksan otot secara serentak dengan dosis induksi.
-. #uplemen anesthesia*
a. "F* 2)20Ogkg
b. "nfus* 0.02)0.2 Ogkgmenit
8. Anestetik tunggal*a. "F* 0)+0 Ogkg (dosis total% atau
b. "nfus* 0.2)0. Ogkgmenit
. >pidural*
a. olus* 0)+00 Og (+)2 Ogkg%? encerkan dalam +0 ml N# atau anestetik
lokal
b. "nfus* 2)0 Ogjam (0.)0. Ogkgjam%
. #pinal*
a. olus* )20 Og (0.+)0.8 Ogkg%
. lok regional "F*
a. Tambahkan 0 Og (+ Ogkg% fentanyl pada anestetik lokal
E. lok pleksus brakhialis*a. Tambahkan 0)+00 Og (+)2 Ogkg% fentanyl pada 80 ml (0.)0. mlkg%
anestetik lokal
D. Analgesia dikontrol pasien*
a. "F bolus* +) Og (0.-)+. Ogkg%
b. "F infus* +)+00 Ogjam (0.-)2 Ogkgjam%
c. "nterval halangan -)+0 menit
d. >pidural bolus* 8)E Og (0.0E)0.+ Ogkg%
e. >pidural infus* Ogjam (0.+2 Ogkgjam%
f. "nterval halangan +0 menit
+0. #istem transdermal
a. A6al* 2)0 Ogjam
b. $emeliharaan* 2)+00 Ogjam
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 33/37
c. 9osis didasarkan pada kebutuhan analgesic 28 jam sebelumnya. 0 mg
dosis morfin "! Q -0 mg dosis morfin $' Q +00 Q 200 Ogkg dosis fentanyl
transdermal. 9osis R 0 Ogjam hanya digunakan pada pasien yang sudah
mendapatkan dan sudah mengalami sejumlah toleransi terhadap opioid.d. #etiap aplikasi transdermal memberikan 2 jam persalinan analgesik
yang dapat diandalkan. 1onsentrasi terapeutik tidak tercapai hingga +2)28 jam
setelah aplikasi a6al. 9osis a6al dapat ditingkatkan setelah - hari. Titrasi lebih
lanjut harus dievaluasi setelah 2 aplikasi ( hari% pada dosis yang baru.
""". >liminasi* 7ati
"F. 1emasan*
+. #untikan* 0 Ogml
2. Transdermal* 2 Ogjam, 0 Ogjam, Ogjam, +00 Ogjam
-. 'ralet transmukosa* 200 Og, -00 Og, 800 Og
F. $enyimpanan
+. #untikan* suhu kamar (+S)-0S /%. Kindungi dari cahaya.
2. #ystem transdermal? suhu di ba6ah -0S /
F". $engenceran
+. "F* 00 Og dalam +00 ml N# ( Ogml%
2. olus epidural* 0)+00 Og dalam +)20 ml anestetik lokal atau N#
-. "nfus epidural* +00)00 Og dalam +00 ml anestetik lokal atau N#
F"". 4armakologi
!erupakan turunan fenilpiperidin, yaitu agonis opioid yang poten.#ebagai suatu
analgesik, fentanyl )+2 kali lebih poten dibandingkan morfin.'nset dan durasi
aksi yang cepat mencerminkan kelarutan lipid yang lebih besar dibandingkan
dengan morfin.9epresi dari ventilasi tergantung pada dosis dan dapat
berlangsung lebih lama dibanding analgesia.#tabilitas kardiovaskular
dipertahankan 6alaupun dalam dosis besar saat digunakan sebagai anestetik
tunggal.Aliran darah otak, kecepatan metabolism otak, dan tekanan intracranial
menurun. 4entanyl (dan opioid lain% meningkatkan aksi anestetik lokal pada blok
saraf tepi. 1eadaan sebagian disebabkan oleh sifat anestetik lokal yang lemah
(dosis yang tinggi menekan hantaran saraf% dan efeknya terhadap reseptor opiate
pada terminal saraf tepi. 4entanyl dikombinasi dengan droperidol untuk
menimbulkan neuroleptalanalgesia.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 34/37
F""". 4armakokinetik
+. 'nset
a. "F* dalam -0 detik
b. "!* E detik c. >piduralspinal* 8)+0 menit
d. Transdermal* +2)+E jam
e. 'ral transmukosa* )+ menit
2. >fek puncak
a. "F* )+ menit
b. "!* + menit
c. >piduralspinal* -0 menit
d. 'ral transmukosa 20)-0 menit
-. 9urasi aksi
a. "F* -0)0 menit
b. "!* +)2 jam
c. >piduralspinal* +)2 jamd. Transdermal* - hari
e. 'ral transmukosa* +)2 jam
8. "nteraksi dan toksisitas
>fek mendepresi sirkulasi dan ventilasi dipotensiasi oleh narkotik,
sedative, anestetik volatil, oksida nitrosa? efek mendepresi ventilasi
dipotensiasi oleh amfetamin, inhibitor !A', fenotia:in, dan
antidepresan trisiklik? analgesia ditingkatkan dan diperpanjang oleh
agonis alfa)2 (epinefrin, klonidin, dll%? kekakuan otot pada dosis yang
lebih tinggi cukup untuk mengganggu ventilasi? penambahan epinefrin
pada fentanyl intratekalepidural menimbulkan peningkatan efek samping
(contohnya mual% dan memperpanjang blok motorik.
";. $edoman$eringatan
+. $ada pasien yang secara hemodinamik stabil, dosis analgesic dapat
diberikan 2)8 menit sebelum laringoskopi untuk memperlemah respon
presor terhadap intubasi. 1ebutuhan akan obat)obatan induksi
(contohnya natrium thiopental% dapat menurun.
2. 1urangnya dosis pada pasien manula, hipovolemia, pasien berisiko
tinggi, dan pada penggunaan bersamaan dengan sedatif dan narkotik
lainnya. 9osis tahapan harus ditentukan dari efek dosis a6al.
-. >fek narkotik direversi oleh nalo=one (0.2)0.8 mg "F atau lebih tinggi%.
Kamanya reversi dapat lebih pendek dibandinkan dengan lamanya aksi
narkotik.
8. 9osis yang lebih tinggi dapat menimbulkan tonus dan kekakuan otot
peka nalo=one yang meningkat.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 35/37
. !elintasi sa6ar plasenta, dan penggunaan pada partus dapat
menimbulkan depresi pernapasan pada neonates. 1emungkinan
diperlukan resusitasi? sediakan nalo=one
. >fek samping yang tidak diinginkan dari fentanyl epidural, kaudal, atau
intratekal meliputi depresi pernapasan yang tertunda (hingga E jam
setelah dosis tunggal%, pruritus, mual dan muntah, retensi urin. Nalo=one
("F 0.2)0.8 mg prn atau infus )+0 Ogkgjam% efektif untuk profilaksis
danatau pengobatan efek samping ini. antuan ventilasi untuk depresi
pernapasan harus tersedia. Antihistamin (contohnya difenhidramin +2.)
2 mg "F"! setiap jam prn% dapat digunakan dalam mengobati
pruritus. !etoklorparamid (+0 mg "F setiap jam% dapat digunakan
untuk mengobati mual dan muntah. &etensi urin yang tidak memberikanrespon terhadap nalo=one kemungkinan memerlukan kateterisasi kadung
kemih langsung.
. ika pasien mengalami septicemia, infeksi pada tempat suntikan atau
koagulopati, suntikan epidural, kaudal, atau intratekal harus dihindari.
E. #etelah dikonsumsi oralet transmukosa harus diangkat atau jika pasien
memperlihatkan tingkat sedativeanalgesik yang cukup atau tanda depresi
pernapasan. Angkat matriks obat dari gagang dengan kertas tissue dan
cuci.
D. $aparan kulit karena kecelakaan dengan oralet transmukosa harus
diterapi dengan membilas daerah yang terkena dengan air dingin.
+0. 4entanyl system transdermal merupakan kontraindikasi dalam
penatalaksanaan nyeri akut atau pascabedah, termasuk penggunaan pada
pembedahan ra6at jalan
;. >fek samping utama
+. 1ardiovaskular* hipotensi, bradikardia
2. $olmoner* depresi pernapasan, apneu
-. ##$* pusing, pernglihatan kabur, kejang
8. G"* mual, emesis, pengosongan lambung tertunda, spasme traktus biliaris
. !ata* miosis
. !usculoskeletal* kekakuan otot.
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 36/37
DAFTAR PUSTA4A
American /hronic $ain Ascociation. Neuropathic $ain. 9iunduh dari
http*666.theacpa.orgcondition9etail.asp=UidQ2D.
Anonymous. !any /auses of $ain. 9iunduh dari
http*666.paintreatmentblog.compain.
4amily 9octor. /hronic $ain. 9iunduh dari
http*familydoctor.orgonlinefamdocenhomecommonpaindisorders+.printer
vie6.html
NK! N"7. $ain. 9iunduh dari http*666.nlm.nih.govmedlinepluspain.html.
$riharjo, & (+DD-%. Pera"atan Nyeri, pemenuhan akti$itas istirahat% akarta *
>G/ hal * E.
&amali. A. (2000%. Kamus Kedokteran & Arti dan Keterangan Istilah. akarta *
9jambatan.
#her6ood K. 7uman $hysiology* The $eripheral Nervous #ystem. th ed.
/anada* rooks/ole?20+0. p. +D+)2.
Tamsuri, A. (200%. Konsep dan penatalaksanaan nyeri% akarta * >G/. 7lm +)-
$otter. (200%. !undamental Kepera"atan Konsep, Proses dan Praktik% akarta*
>G/. 7lm +02)+--.
Tortora G, 9errickson 7. $rinciples of Anatomy and $hysiology* #ensory,
!otor and "ntegrative #ystem. +2th ed. Asia* Cilley?200D. p. 8)
<ayasan #piritia. Neuropati $erifer. 9iunduh dari http*spiritia.or.idlibacali.phpU
linoQ.
9A4TA& $#TA1A
7/21/2019 Landasan Teori Ipul Jurding
http://slidepdf.com/reader/full/landasan-teori-ipul-jurding 37/37
+. Anestesi, Available at * http*id.6ikipedia.org6ikiAnestesi diakses 28
'ktober 20+0.
2. Adilah Noer. 200. Anestesi Kokal. 9i kutip dalam
http*666.medicastore.comapotik)onlineobat )bius)lokal.htm.
-. Katief A said,dkk.200.Anestesi Kokal. $etunjuk $raktis
anestesiologi,>disi 2, penerbit bagian anestesiolgi dan Terapi "ntensif
4akultas kedokteran niversitas "ndonesia,akarta.
8. G. >d6ard !organ, r., !aged #. !ikhail, !ichael . !urray, -linial
Anest&esil!y+ t& E'itin+ $rentice)7all "nt."nc. ,Kondon, 200?+D-.
. Anestesi Topikal untuk /osmetic 9ermatology , Available at *
http*majalah)farmacia.com diakses 28 'ktober 20+0
. Anestetik Kokal, Available at *
http*fhastanti.6ordpress.com20+00E2anestetik)lokal diakses 28
'ktober 20+0.
Katief, #aid. Analgesia #egional . 9alam* $etunjuk $raktis Anestesiologi edisi "".
akarta* agian Anestesiologi dan Terapi "ntensif 41". 200D
9obson, !. . dkk. Penuntun Praktis Anestesi. akarta* >G/. +DD8
Certh, !. Pokok'pokok Anestesi. akarta* >G/. 20+0
!organ, >d6ard dkk. linical Anesthesiology !ourth dition. !cGra6)7ill
/ompanies. 200