proposal ipul azmi

34
PROPOSAL KERJA PRAKTEK ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT DALAM MENCAPAI TARGET PRODUKSI TAMBANG BATUBARA PT. BINA SARAN SUKSES Di Rantau, Kalimantan Selatan Oleh : MUHAMMAD AZMI (H1C110013) SAIPUL RAHMAN (H1C110021) PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Upload: saipul-rahman

Post on 21-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL Ipul Azmi

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT

DALAM MENCAPAI TARGET PRODUKSI TAMBANG

BATUBARA

PT. BINA SARAN SUKSES

Di Rantau, Kalimantan Selatan

Oleh :

MUHAMMAD AZMI (H1C110013)

SAIPUL RAHMAN (H1C110021)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2013

Page 2: PROPOSAL Ipul Azmi

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT DALAM

MENCAPAI TARGET PRODUKSI TAMBANG BATUBARA

PT. BINA SARAN SUKSES

Di Rantau, Kalimantan Selatan

Pengusul :

Mahasiswa I Mahasiswa II

MUHAMMAD AZMI SAIPUL RAHMAN (H1C110021) (H1C110021)

Mengetahui :

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

R ISWAN , MT

Page 3: PROPOSAL Ipul Azmi

NIP. 19731231 200812 1 008

Page 4: PROPOSAL Ipul Azmi

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

I. LATAR BELAKANG

Kerja praktek pada dasarnya merupakan salah satu mata kuliah yang

wajib diambil sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada suatu perguruan

tinggi, dimana dalam kegiatan ini kita dituntut untuk dapat mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah dengan keadaan di lapangan yang

sebenarnya.

Penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah tersebut sering

mengalami kendala dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di perguruan

tinggi yang bersangkutan, baik disebabkan oleh terbatasnya sarana dan

prasarana sebagai penunjang kuliah yang disediakan oleh pihak perguruan tinggi

maupun kemampuan mahasiswa itu sendiri. Keterbatasan inilah yang

diantisipasi dengan dilaksanakannya mata kuliah Kerja Praktek (KP).

Adapun pelaksanaan Kerja Praktek (KP) tersebut dilakukan pada

perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang sesuai atau relevan dengan

bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang usaha Pertambangan.

Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktek tersebut adalah

perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia

memberikan pengalaman ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada

mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek. Hal ini penting diperhatikan,

karena melalui kerja praktek diharapkan sumber daya manusia meningkat

hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada masa

mendatang serta dapat mempunyai pandangan umum mengenai aktifitas

kegiatan penambangan di sebuah perusahaan. Sesuai dengan alasan inilah yang

menjadi dasar praktikan memilih tempat kegiatan kerja praktek di Bina Sarana

Sukses. Adapun topik yang kami ajukan adalah Analisa Produktivitas Alat

Gali Muat dan Angkut dalam Mencapai Target Produksi Tambang

Batubara PT. Bina Sarana Sukses di Rantau, Kalimantan Selatan.

Latar belakang dalam pemilihan judul ini adalah keinginan kami

untuk mendapatkan pengalaman dan mengetahui lebih lanjut tentang

Page 5: PROPOSAL Ipul Azmi

Produktivitas Alat Gali Muat (Back Hoe) Dalam Mencapai Target Produksi

Tambang Batubara yang dilakukan di PT. Bina Sarana Sukses.

Jika pihak perusahaan berkehendak merubah judul yang sesuai dengan

kebijaksanaan pihak perusahaan, kami bersedia dan tidak keberatan menerima

perubahan tersebut.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Kerja Praktek (KP) ini adalah :

1. Mengenal secara umum tentang dunia pertambangan, khususnya di bidang

pemindahan tanah mekanis (loading).

2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang sistem pemindahan tanah

mekanis (loading equipment) yang dimiliki perusahaan.

3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja alat gali muat (loading

equipment).

4. Mengetahui pengaruh produktivitas alat gali muat (loading equipment)

terhadap kegiatan produksi tambang batubara.

5. Dapat mempraktekkan langsung teori yang didapatkan di bangku kuliah

sehingga dapat mengetahui apa saja yang dihadapi di lapangan kerja.

Tujuan dari Kerja Praktek (KP) ini adalah untuk dapat memiliki

pengetahuan mengenai dunia pertambangan pada umumnya dan mampu

memperkirakan pengaruh produktivitas alat gali muat (back hoe) dalam

produksi tambang batubara dari kegiatan perusahaan.

III. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Metode Pustaka

Kegiatan praktek akan didahului dengan persiapan atau

mempelajari buku-buku literatur dan buku penunjuk atau buku panduan

yang tersedia.

2. Metode Pengamatan

Kegiatan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

langsung ke lapangan.

Page 6: PROPOSAL Ipul Azmi

3. Metode Analisis Data

Berkaitan dengan terbatasnya pengetahuan pemindahan tanah

mekanis khususnya pemuatan (loading) kami, maka untuk kerja praktek ini

kami berharap diberi kesempatan bersama dengan teknisi pemuatan

(loading) perusahaan yang akan membimbing serta mengajarkan praktek

langsung tentang cara menganalisa produktivitas alat gali muat (back hoe)

dalam mencapai target produksi beserta kendala-kendala yang dihadapi di

lapangan.

IV. BATASAN MASALAH

Dalam kegiatan kerja praktek ini masalah yang dipelajari dan dibahas

yaitu sesuai dengan judul yang disetujui, terutama tentang produktivitas alat gali

muat (back hoe) maupun aspek-aspek terkait lainnya yang berhubungan dengan

pemuatan (loading) dalam pertambangan.

V. DASAR TEORI

Kegiatan pertambangan telah dimulai sejak keberadaan manusia di

dunia ini. Demikian tuanya, sehingga (yang dilakukan dengan maksud untuk

memanfaatkan sumberdaya mineral yang ada di bumi demi kesejahteraan

manusia) diyakini sebagai ikhtiar kedua yang dilakukan manusia setelah

kegiatan agrikultur.

Selama tahapan eksploitasi semua tambang jika material batuan, tanah

dan bijih di catat bahwa ada satuan operasi penambangan yang digunakan.

Satuan operasi penambangan adalah langkah dasar yang digunakan untuk

memproduksi mineral dan endapan, bersama dengan langkah tambahan yang

terlibat. Langkah-langkah ini yang mengkontribusi secara langsung ke ekstraksi

mineral disebut “Operasi Produksi”, termasuk siklus produksi dari operasi.

Siklus produksi disini bertujuan untuk memperoleh produksi (output)

tertentu dari suatu kegiatan penambangan. Adapun siklus produksi tambang

yaitu :

a. Pemuatan (loading)

b. Pengangkutan (hauling)

Page 7: PROPOSAL Ipul Azmi

c. Penimbunan (dumping)

d. Kembali (return)

e. Menempatkan diri (Spot)

Pentingnya proses pemuatan (loading) dapat dilihat dalam siklus

produksi tambang. Pemuatan (loading) merupakan proses pemuatan hasil galian

oleh alat muat-loading equipment (Back Hoe) yang dimuatkan pada alat angkut

(hauling equipment). Ukuran dan tipe dari alat muat yang diapakai harus sesuai

dengan kondisi lapangan dan keadaan alat angkutnya.

Dalam memperkirakan dengan lebih teliti produksi alat muat dan alat

angkut yang digunakan untuk pemuatan dan pengangkutan material, maka perlu

diperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi alat-alat

tersebut, antara lain:

1. Sifat Fisik Material

Setiap macam material pada dasarnya memiliki sifat fisik berbeda-beda. Oleh

karena itu jenis material yang terdapat di suatu daerah tertentu dengan sifat

fisik tertentu harus diperhatikan agar tidak terjadi ketidaksesuaian dalam

penggunaan alat mekanis.

a. Pengembangan dan Penyusutan Material

1) Keadaan Asli (bank condition)

Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan

teknologi, butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi

dengan baik. satuan volume material dalam keadaan asli disebut Bank

Cubic Meter (BCM).

2) Keadaan Terberai (loose condition)

Material yang telah tergali dari tempat aslinya akan mengalami

perubahan volume yaitu mengembang. Hal ini disebabkan adanya

penambahan rongga udara diantara butiran-butiran material, dengan

demikian volumenya menjadi lebih besar. Satuan volume material

dalam keadaan terberai disebut loose cubic meter (LCM).

3) Keadaan padat (compact condition)

Keadaan padat akan dialami oleh material yang mengalami proses

pemadatan. Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga

Page 8: PROPOSAL Ipul Azmi

udara di antara butiran-butiran material tersebut, dengan demikian

volumenya akan berkurang tetapi beratnya akan tetap sama. Satuan

volume material dalam keadaan padat disebut Compact Cubic Meter

(CCM).

Tabel 1

Kerapatan dan Faktor Pengembangan Material

Macam Material Kerapatan(lb/cu yd)

Swell Factor

Bauksit Tanah liat kering Tanah liat basah Bituminus Biji tembaga Antrasit Tanah biasa, kering Tanah biasa, basah Tanah biasa, bermacam dan bercampur pasir dan kerikil Kerikil kering Kerikil basah Granit, pecah-pecah Hematit, pecah-pecah Bijih besi, pecah-pecah Batu kapur, pecah-pecah Lumpur Lumpur, sudah ditekan Pasir, kering Pasir, basah ShaleSlate

2700 – 43252300

2800 – 3000190038002200280033703100

325036004500

6500 - 87003600 - 55002500 - 42002160 - 29702970 - 35102200 - 32503300 - 3600

30004590 - 4860

0,750,85

0,82 - 0,80,740,740,740,850,850,9

0,890,88

0,67 - 0,580,450,45

0,6 - 0,570,830,830,890,880,750,77

b. Berat jenis material

Berat jenis (density) material adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap

material. Dimana kemampuan suatu alat untuk mendorong, mengangkat,

dan melakukan pekerjaan lainnya, akan sangat dipengaruhi oleh berat jenis

material tersebut.

c. Bentuk Material

Bentuk material akan mempengaruhi produksi alat mekanis. Bentuk

material yang cenderung bulat akan memiliki gaya gesek lebih kecil

dibandingkan material dengan bentuk segi banyak (poligon). Hal ini akan

Page 9: PROPOSAL Ipul Azmi

berpengaruh pada kecepatan material dalam menempati ruangan pada alat

muat maupun alat angkut.

d. Kekerasan material

Merupakan suatu sifat material yang menentukan sukar atau mudahnya

material tersebut untuk dikoyak (ripped), digali (dig) atau dikupas

(stripped). Nilai kekerasan material biasanya diukur dengan

mempergunakan ripper meter atau seismic test meter dengan satuan

m/detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik

pada batuan.

2. Kondisi Permukaan Kerja

Kondisi permukaan kerja akan sangat berpengaruh pada kerja alat. Kondisi

permukaan kerja yang baik akan menyebabkan alat muat dan alat angkut

bekerja secara maksimal, sehingga akan diperoleh cycle time yang cukup

efektif. Kondisi permukaan kerja yang baik adalah :

Kondisi dimana akan selalu tersedia material untuk diambil oleh alat muat.

Untuk mencapai kondisi demikian diperlukan alat pendukung seperti dozer

agar dapat selalu menyuplai material ke alat muat.

Kondisi dimana lokasi pemuatan diatur sedemikian rupa sehingga alat

angkut dapat secara efektif keluar masuk dan mengambil posisi yang tepat

untuk dimuat di lokasi pemuatan. Untuk mencapai maksud tersebut lokasi

pemuatan harus terus-menerus dipantau, bahkan bila perlu dilakukan

perbaikan.

Kondisi dimana tinggi bench pada area pemuatan sejajar dengan tinggi bak

truk alat angkut, sehingga material yang diambil oleh alat muat (backhoe)

dapat optimal.

(Syahputra,Erick Ramadhani. 2008)

3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Kemiringan atau grade jalan angkut merupakan satu faktor penting yang

harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan

tambang tersebut. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan

langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dari pengereman maupun

dalam mengatasi tanjakan.

Page 10: PROPOSAL Ipul Azmi

Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%). Dalam

pengertiannya, kemringan (ά) 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1

meter atau 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 m atau 100 ft.

Kemiringan grade dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

:

Grade (ά) =

Keterangan : = beda tinggi antara dua titik yang diukur

= jarak datar antara dua titik yang diukur

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik

oleh alat angkut maksimum besarnya berkisar 8 %.

(Yanto,Indonesianto.2008)

4. Jalan Angkut

Haul road adalah jalan angkut, jalan angkut ini harus dilihat keberadaannya

apakah becek ataukah kuat atau cukup kasar permukaannya. Ini semua perlu

ditinjau karena keadaan jalan angkut akan mempengaruhi besar kecilnya

rolling resistance (RR) yang ditimbulkan oleh permukaan jalan angkut

terhadap roda/ban peralatan pemindahan tanah mekanis.

5. Faktor Ketersediaan Alat

Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produkivitas

alat muat maupun alat angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor yang

menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan

kegiatan penambangan. terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan

untuk mengetahui ketersediaan alat dan penggunaannya di lapangan, yang

secara umum dapat dibedakan menjadi :

a. Mechanical Availability (MA)

Parameter ini digunakan untuk mengetahui kondisi mekanis yang

sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan dengan

memperhitungkan kehilangan waktu yang digunakan untuk memperbaiki

mesin, perawatan, dan alasan mekanis lainnya.

Page 11: PROPOSAL Ipul Azmi

MA = xx 100%

Dimana :

W = Waktu yang dibebankan kepada operator suatu alat yang dalam

kondisi dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi

pula tiap hambatan yang ada, seperti waktu istirahat yang terlalu

lama, pindah loading point, pelumasan, pengisian bahan bakar,

keadaan cuaca,dll.

R = Waktu untuk melakukan perbaikan dan waktu yang hilang karena

menunggu saat perbaikan, termasuk juga waktu untuk penyediaan

suku cadang dan perawatan preventif (pelumasan servis berkala).

b. Pysical Availability (PA)

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang dipergunakan.

PA = x 100%

Dimana :

S = Standby hours atau jumlah jam kerja suatu alat yang tidak dapat

dipergunakan ketika alat tersebut tidak rusak (siap

beroperasi),meliputi hujan deras, tempat kerja belum siap,

kerusakan pada crusher, dll.

T = Jumlah jam kerja alat yang telah dijadwalkan.

c. Used Of Availability (UA)

Menyatakan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk

beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan. Nilai parameter ini

biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang sedang

tidak rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa

baik pengelolaan (manajemen) peralatan yang dipergunakan.

UA = x 100%

Page 12: PROPOSAL Ipul Azmi

d. Effective Utilization

Menunjukkan seberapa besar dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat

dimanfaatkan untuk bekerja secara produktif (effisiensi kerja).

EU = x 100%

Tabel 2

Faktor Ketersediaan Alat

Mechanical

availability

Physical availability Used of availability Effective

Utilization

Definition or

Purpose

Time lost for

mechanical reason

Total operation

availability includes

time lost for any

reason

Management tools to

establish effective

use of equipment

Total % use relates

hours worked to

total hours

Equation :

W = working

hours

R = repair hours

S = Stand by

Hours

T = Total hours

(1) (2) (3) (4)= (2)X(3)

(Yanto,Indonesianto.2008)

6. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu

kerja yang tersedia. Faktor ini yang paling sulit untuk ditentukan karena

dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain oleh kecakapan operator

menggerakkan alat, suasana kerja dan keadaan cuaca.

7. Iklim dan Ketinggian Lokasi Kerja

Di Indonesia hanya dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering.

Yang sering menghambat pekerjaan adalah pada saat musim hujan, sehingga

hari kerja menjadi lebih pendek. Jika hujan sangat lebat, tanah kebanyakan

Page 13: PROPOSAL Ipul Azmi

menjadi becek dan lengket, sehingga alat-alat tidak dapat bekerja dengan

baik. Oleh karena itu diperlukan sistem penyaliran (drainage) yang baik.

Sebaliknya pada musim kering (kemarau) akan timbul banyak debu yang

dapat menghalangi pandangan operator alat mekanis, sehingga pekerjaan

dapat mengalami hambatan. Ketinggian letak suatu daerah ternyata juga

berpengaruh terhadap hasil kerja mesin-mesin, karena mesin-mesin tersebut

saat bekerja dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar. Pada

umumnya dapat dikatakan bahwa semakin rendah tekanan udara maka akan

semakin sedikit jumlah oksigen, hal ini dapat mengakibatkan mesin-mesin

tersebut tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengalaman, mesin akan

mengalami kemerosotan tenaga akibat berkurangnya tekanan, rata-rata adalah

± 3% dari HP di atas permukaan laut untuk setiap kenaikan tinggi 1000 ft,

kecuali 1000 ft yang pertama (Syahputra,Erick Ramadhani. 2008).

Adapun Hambatan yang terjadi dalam rangkaian kerja alat gali muat

dan angkut adalah :

1. Hambatan yang dihindari :

Disiplin operator, yaitu jumlah waktu dimana alat mekanis tidak

beroperasi karena operator berhenti bekerja sebelum waktunya.

Menunggu alat lain, yaitu jumlah waktu yang tidak beroperasinya alat

karena menunggu alat lain dalam rangkaian kerjanya.

2. Hambatan yang tidak dapat dihindari :

Keperluan operator, yaitu jumlah waktu yang tidak beroperasinya alat

mekanis karena digunakan oleh operator untuk minum, buang air dan

sebagainya.

Persiapan kerja, yaitu jumlah waktu yang tidak beroperasinya yang

digunakan untuk menggerakkan peralatan, dalam hal ini pengisian BBM

(Bahan Bakar Minyak), pemeriksaan keadaan alat (Oli mesin dll) dan

menuju tempat kerja.

Pindah tempat kerja, yaitu jumlah waktu yang tidak beroperasinya

peralatan mekanis karena digunakan pindah kerja, membersihkan, dan

mempersiapkan tempat kerja, mengambil air dari kolam untuk menyiram

jalan tambang yang berdebu.

Page 14: PROPOSAL Ipul Azmi

Kerusakan alat, yaitu jumlah waktu yang tidak beroperasinya peralatan

mekanis karena rusak dan perbaikan.

Cuaca / hujan, yaitu jika hujan lebat dan terus-menerus waktu

pengoperasian peralatan mekanis pada penggalian batubara akan berhenti

akibat jalan licin dan becek

(Anwar,Fakhri.2008).

Waktu daur merupakan salah satu parameter produksi. Dengan asumsi

kapasitas bucket tetap, semakin kecil waktu daur maka produksi alat tersebut

semakin tinggi sedangkan semakin besar waktu daur maka produksi alat semakin

rendah. Waktu daur alat muat terdiri dari empat bagian, yaitu: waktu mengisi

bucket (digging time), waktu ayunan bermuatan (swing loaded), waktu

membuang isi bucket (dumping time), waktu ayunan kosong (empty swing), dan

waktu tunda (delay time).

Waktu daur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

1. Tahanan gali material yang dimuat

2. Berat isi material yang dimuat

3. Fragmentasi material

4. Kedalaman galian

5. Ketinggian bench penggalian

6. Sudut ayunan

Produksi alat gali-muat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Pm = x Kb x Ff x Sf x EU x MA

Dimana :

Pm = Produksi alat muat (BCM/Jam)

Ctm = Waktu daur alat muat (detik)

Kb = Kapasitas bucket alat muat (m3)

Ff = Bucket fill factor (%)

Sf = Swell factor

CT(m) = Digging + Swing Loaded + Dumping + Empty Swing + Delay

Page 15: PROPOSAL Ipul Azmi

EU = Effective utilization

MA = Mechanical availability

Waktu daur merupakan salah satu parameter produksi alat angkut,

dimana waktu daur alat angkut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

Kondisi loading point, yaitu kondisi dimana lokasi pemuatan diatur

sedemikian rupa sehingga alat angkut dapat secara efektif keluar masuk dan

mengambil posisi yang tepat untuk dimuat di lokasi pemuatan. Untuk

mencapai maksud tersebut lokasi pemuatan harus terus-menerus dipantau,

bahkan bila perlu dilakukan perbaikan.

Kondisi jalur pengangkutan, yaitu kondisi jalan yang dilalui oleh alat angkut

mulai dari loading point hingga tempat pembuangan material (waste dump

area). Hal ini dipengaruhi oleh kemiringan jalan, kondisi jalan, dan

persimpangan yang harus dilalui oleh alat angkut tersebut.

Pola pemuatan, untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi

maka pola pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar

alat muat dan alat angkut.

Waktu daur alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut :

CT(a) = STL + LT + LTT + STD + DT + ETT

Dimana :

CT(a) = cycle time of haul unit (waktu edar alat angkut)

STL = spot time at loader (waktu mengambil posisi pemuatan)

LT = loading time (waktu pemuatan)

LTT = load travel time (waktu pengangkutan bermuatan)

STD = spot time at dump (waktu spot di tempat penimbunan)

DT = dumping time (waktu penumpahan muatan)

ETT = empty travel-time (waktu angkut kosong)

Produksi alat angkut dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan

berikut:

Page 16: PROPOSAL Ipul Azmi

Pa = x n x Kb x Ff x Sf x EU x MA

Dimana :

Pa = Produksi alat angkut (bcm/jam)

Ct = Waktu edar alat angkut (sekon)

n = Jumlah pengisian bucket ke alat angkut

Kb = Kapasitas munjung bucket alat muat (m3)

Ff = Bucket fill factor (%)

Sf = Sweel factor

EU = Effective Utilization

MA = Mechanical availability

Faktor keserasian alat (Match Factor) biasanya digunakan untuk

mengetahui jumlah alat angkut yang sesuai (serasi) untuk melayani satu unit

alat gali muat. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung

keserasian alat gali-muat dan angkut :

1. Jumlah alat gali-muat dan angkut yang dipakai.

2. Waktu edar (cycle time) dari alat gali-muat.

3. Kapasitas bucket.

4. Jumlah pemuatan alat gali-muat ke dalam alat angkut.

5. Waktu edar (cycle time) dari alat angkut.

6. Kapasitas bak alat angkut (truck).

Sejumlah alat angkut (Truck) bekerja melayani sejumlah alat gali muat,

serasi apabila sesuai kondisi Match Factor.

Sehingga diperoleh Rumus Match Factor :

Keterangan :

CL = Waktu edar alat gali muat mengisi bak truck (detik)

Page 17: PROPOSAL Ipul Azmi

CT = Waktu edar truck (detik)

Untuk mengetahui jumlah alat angkut yang diperlukan untuk melayani

satu unit alat gali-muat dapat menggunakan rumus faktor keserasian di atas,

dengan beberapa asumsi yang harus dilakukan, yaitu :

1. Jumlah alat-gali muat = 1

2. Nilai MF = 1

Sehingga rumus di atas dapat disederhanakan menjadi :

Tiga kriteria harga faktor keserasian, yaitu:

Faktor keserasian < 1 , berarti alat muat lebih sering menunggu dibandingkan

dengan truk. Besarnya waktu tunggu alat muat (Dm) dapat dinyatakan dengan

persamaan :

Faktor keserasian > 1 , berarti alat angkut lebih sering menunggu

dibandingkan dengan alat muat. Besarnya waktu tunggu alat angkut (Da)

dapat dinyatakan dengan persamaan :

Faktor keserasian = 1 , berarti alat muat dan alat angkut sama-sama sibuk

dalam waktu tertentu.

Nilai match factor terbaik adalah bernilai 1 tetapi sangat sulit tercapai,

oleh sebab itu nilai match factor diusahakan agar dapat mendekati 1.

(Syahputra,Erick Ramadhani. 2008)

Page 18: PROPOSAL Ipul Azmi

VI. METODE PRAKTEK

Kegiatan praktek akan saya dahului dengan persiapan atau mempelajari

buku-buku literatur dan buku petunjuk maupun buku panduan yang tersedia dan

berkaitan dengan masalah yang akan diangkat. Dalam pelaksanaan kerja praktek

saya dengan tema Analisa Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut dalam

Produksi Tambang Batubara yang dipakai di PT. Bina Sarana Sukses dengan

menggunakan peralatan yang ada atau tersedia di perusahaan.

Dalam kegiatan praktek diperlukan pengambilan data, data yang

diperlukan berupa data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari

hasil pengamatan langsung di lapangan. Khususnya mengenai tata laksana, cara-

cara melakukan kegiatan tersebut serta data yang diperoleh dari hasil kegiatan

tersebut khususnya dalam hal praktiknya. Data sekunder diperoleh dari

perusahaan terkait berupa kondisi geologi, letak topografi dan lain-lain.

Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kegitan ini serta data yang

diperoleh dari hasil pengamatan dan bahan-bahan yang dikumpulkan, kemudian

dikelompokan untuk selanjutnya disusun untuk dibuat laporan.

VII. JADWAL DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2013

sampai dengan 10 November 2013 di PT. Bina Sarana Sukses di Rantau

Kalimantan Selatan. Adapun rancangan kegiatannya adalah sebagai berikut :

No Uraian KegiatanSeptember

1 2 3 4

1. Orientasi Lapangan x x

2. Pengambilan Data x x x

3. Pembuatan laporan x x x

4. Konsultasi x x x

Page 19: PROPOSAL Ipul Azmi

VIII. PENUTUP

Demikian proposal kerja praktek ini kami buat dengan tema yang

diusulkan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat

menerima dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.

Mengenai topik tidak menutup kemungkinan usulan dari perusahaan. Atas

perhatian pihak perusahaan kami ucapakan terima kasih.

Page 20: PROPOSAL Ipul Azmi

LAMPIRAN 1

RENCANA PENYUSUNAN ISI LAPORAN

Laporan kerja praktek (KP) akan kami rangkum secara rinci dan

sistematik dengan rencana daftar isi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Metode Penulisan

1.4. Batasan Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

2.2. Keadaan Geologi

2.3. Keadaan Iklim dan Cuaca

2.4. Lokasi Dan Kesampaian Daerah

2.5. Keadaan Masyarakat Sekitar

2.6. Sistem Penambangan

BAB III TINJAUAN TEORI

3.1. Dasar teori

3.2. Pengamatan penambangan batubara

3.3. Produktivitas alat gali muat (back hoe)

3.4. Mekanisme operasi alat gali muat

3.5. Pengamatan Recovery Batubara Tertambang

BAB IV ANALISA DATA DAN EVALUASI

BAB V PENUTUP

Keterangan :*) : ISI/PEMBAHASAN disesuaikan dengan pihak perusahaan

Page 21: PROPOSAL Ipul Azmi

LAMPIRAN 3

KOP PERUSAHAAN

Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa*)

Nama : ______________________________NIM : ______________________________

Minggu

Hari ke

Hari Kegiatan Praktek Kerja Paraf Pembimbing

1 1 Senin Induksi & Pengenalan Lingkungan Kerja  

  2 Selasa Orientasi Lapangan – Eksplorasi  

  3 Rabu Orientasi Lapangan - Produksi & Transportasi  

  4 Kamis Orientasi Lapangan – Pengolahan  

  5 Jumat Orientasi Lapangan - Reklamasi & K3LH  

  6 Sabtu Penyusunan Draft - Bab II tentang Perusahaan  

  7 Minggu Libur  

2 8 Senin Orientasi Lapangan – pengamatan produksi alat gali muat  

  9 Selasa Pengamatan Kegiatan produktivitas alat gali muat  

  10 Rabu Pengamatan Kegiatan produktivitas alat gali muat  

  11 Kamis Pengamatan Kegiatan produktivitas alat gali muat  

  12 Jumat Pengamatan Kegiatan produktivitas alat gali muat  

  13 Sabtu Penyusunan Draft - Bab III Tentang Tinjauan Teori  

  14 Minggu Libur  

3 15 Senin Pengamatan Penambangan Batubara  

  16 Selasa Pengamatan Penambangan Batubara  

  17 Rabu Pengamatan Penambangan Batubara  

  18 Kamis Evaluasi Data  

  19 Jumat Pengolahan Data  

  20 Sabtu Penyusunan Draft - Bab III tentang Tinjauan Teori  

  21 Minggu Libur  

4 22 Senin Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan  

  23 Selasa Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan  

24 Rabu Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan  

25 Kamis Penyelesaian Draft Laporan  

Page 22: PROPOSAL Ipul Azmi

  26 Jumat Konsultasi Persiapan Presentasi Laporan  

  27 Sabtu Konsultasi Persiapan Presentasi Laporan  

  28 Minggu Libur  

5 29 Senin Presentasi Laporan  

  30 Selasa Konsultasi Perbaikan Draft Laporan  

  31 Rabu Persiapan Pulang ke Banjarbaru  

`*) Tentatif, dapat disesuaikan dengan arahan Pembimbing Lapangan

Telah dipresentasikan pada tanggal : _____ - _____ - _____Draft Laporan disetujui Pembimbing Lapangan pada tanggal : _____ - _____ - _____

Mengetahui Pembimbing Lapangan,HRD Dept Head,

( ) ( )

Page 23: PROPOSAL Ipul Azmi

LAMPIRAN 4

KOP PERUSAHAAN

Form Penilaian Kegiatan Praktek Kerja Mahasiswa

Nama : ______________________________NIM : ______________________________Topik : __________________________________________________

__________________________________________________

NO Parameter Penilaian Nilai *)

1 Kedisiplinan    

2 Tanggung Jawab  

3 Penguasaan Terhadap Teori  

4 Keaktifan    

5 Inisiatif dan Kreativitas  

6 Laporan    

7 Presentasi    

  Total  

  Rata-rata  *) Nilai 0 - 100

Pembimbing Lapangan,

( )