papper kornet
TRANSCRIPT
Standar Mutu Kornet
Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia)
Dan
CAC (Codex Alimentarius Comission)
disusun oleh:
Kartika
Sri Nur Afifah
Dewi Asri Khoirunissa
Resa Oktriani
Desty Ratna. R
Kelompok 1
Kelas 2A
STANDAR MUTU KORNET DAGING SAPI
1. Pengertian Kornet
Corned Beef atau Kornet, adalah salah satu jenis produk olahan daging
sapi yang banyak digunakan dalam resep masakan Indonesia. Kornet daging
sapi diolah dengan cara diawetkan dalam air garam (brine), yaitu air yang
dicampur dengan larutan garam jenuh.Kemudian dimasak dengan cara
simmering, yaitu direbus dengan api kecil untuk menghindari hancurnya tekstur
daging sapi.Tujuan pembuatan kornet daging sapi adalah untuk tetap dapat
memperoleh produk daging sapi yang berwarna merah, awet dan praktis.
Dengan diproses menjadi kornet,masalah penyimpanan daging sapi segar dapat
diatasi. Agar awet, daging sapi segar memang harus disimpan pada suhu dingin
atau suhu beku, akibatnya menjadi tidak praktis apabila akan digunakan.
Sedangkan daging sapi segar yang telah diproses menjadi Kornet kemudian
dikalengkan, dapat disimpan pada suhu kamar sekitar dua tahun.
2. Cara Membuat Kornet
Daging sapi digiling dengan chopper pada suhu rendah sehingga selama
penggilingan,suhu dapat dipertahankan tetap di bawah 16°C. Hal tersebut
dilakukan denganmenambahkan es batu atau air dingin. Hasil gilingan berupa
daging cincang yang masihkasar. Setelah dicincang, daging dimasukkan ke
dalam mixer untuk mencampur daging, bumbu, dan bahan lainnya menjadi
adonan yang homogen. Agar emulsi tetap terjaga stabilitasnya, pencampuran
harus dilakukan pada suhu rendah (10-16°C).Emulsi daging yang telah terbentuk
selanjutnya diisikan ke dalam kaleng yangsebelumnya telah disterilkan dengan
panas. Pengisian dilakukan dengan menyisakansedikit ruang kosong di dalam
kaleng, disebut head space. Kaleng yang telah diisi,kemudian divakum
(exhausting) dengan cara melewatkannya melalui ban berjalan kedalam
exhauster box bersuhu 90-95°C selama 15 menit. Setelah keluar dari
exhauster box, kaleng dalam keadaan panas langsung ditutup dengan mesin
penutup kaleng. Setelah ditutup, kaleng beserta isinya disterilisasi dengan cara
memasukkan kaleng kedalam retort dan dimasak pada suhu 120°C dan tekanan
0,55 kg/cm2, selama 15 menit. Agar daging tidak mengalami pemanasan yang
berlebihan, kaleng yang telah disterilkan harus segera didinginkan di dalam bak
pendingin yang berisi air selama 20-25 menit. Setelah permukaan kaleng
dibersihkan dengan lap hingga kering, produk siap untuk diberi label dan
dikemas.
.
Tabel 1. Bahan-bahan curing untuk pembuatan kornet sapi (Ibbara, 1994)
Daging
(Kg)
Air
(ml)
Garam Dapur
(gr)
Gula
(gr)
K/Na
(Nitrit mg)
1 200 16 7,2 479,4
2 400 32 14,4 958,8
3 600 35,2 21,6 1427,4
4 800 38,4 28,8 1917,6
5 1000 41,6 36 2397,0
Tabel 2.Syarat Mutu Corned Beef Dalam Kaleng (SNI 01-3775-1995)
No Uraian Satuan Syarat Mutu
1 Keadaan kaleng Kondisi normal, tidak bocor, tidak
kembung, tidak berkarat,
permukaan tidak bernoda, lipatan
kaleng baik.
2 Kehampaan mmHg Min. 70
3 Kadar Protein % bb Min. 17
4 Kadar lemak %bb Maks. 12
5 Pengawet
- Nitrat, atau
- Nitrit, atau
- Gabungan nitrat
dan nitrit
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Maks. 500
Maks. 50
Maks. 12
6 Kadar karbohidrat %bb Maks. 5
7 Cemaran logam
- Tembaga (Cu)
- Timbale (Pb)
- Raksa (Hg)
- Zinc (Zn)
- Timah (Sn)
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Maks.20
Maks.2
Maks.0,03
Maks.40
Maks.250
8 Cemaran Arsen Mg/kg Maks. 1
9 Cemaran mikroba
- Bakteri aerob
termofilik
pembentuk
spora
- Bakteri coliform
- Clostridium
perfringens
Koloni/g
AMP/g
Koloni/g
Maks. 102
<3
0
3. Ciri Kerusakan Kornet
Daging kornet yang ada dipasaran umumnya dikemas dengan kaleng.
Umur simpan daging kornet dalam kaleng dapat mencapai 2 tahun atau lebih,
tergantung proses pengolahan, jenis kaleng, penyimpanan dan distribusi.
Kebusukan kornet dalam kaleng dapat disebabkan oleh proses pembuatan yang
tidak benar, kebocoran wadah atau penyimpanan pada suhu yang tidak tepat
dan terlalu lama. Kebusukan tersebut tidak selalu dapat dideteksi dari
penampakan wadah karena tidak selalu diikuti oleh perubahan bentuk wadah.
Secara umum cirri-ciri untuk menilai kualitas kornet dalam kaleng sebagai
berikut:
Flat sour
Apabila produk kaleng memberikan cita rasa asam karena adanya aktifitas
mikroba tanpa memproduksi gas (kaleng tetap datar, tidak menggembung, tetapi
produk menjadi asam)
Penggembungan kaleng (swells)
Kaleng yang gembung dapat terjadi akibat terbentuknya gas dalam wadah
karena adanya pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Kaleng yang gembung dapat
juga disebabkan oleh penuhnya pengisian kornet.
Stack burn
Stack burn terjadi akibat pendinginan yang tidak sempurna yaitu kaleng
yang belum benar-benar dingin sudah disimpan.biasanya produk didalam kaleng
menjadi lunak, berwarna gelap dan menjadi tidak dapat dikonsumsi lagi.
Kaleng yang bocor
Bocornya kaleng disebabkan oleh sambungan kaleng yang kurang
penyolderan kurang sempurna, atau tertusuk oleh benda tajam. Kaleng yang
bocor ditandai dengan tumbuhnya mikroba dan timbulnya bay yang kurang
sedap.
Kaleng yang penyok
Kaleng yang penyok dapat mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil
yang merupakan sumbe rmasuknya mikroba pembusuk.
Kaleng yang berkarat
Kaleng yang berkarat dapat mencerminkan bahwa produk tersebut telah
lama diproduksi atau disimpan pada tempat yang lembab. Dengan inovasi baru,
kini sudah ada produk kornet yang dikemas dalam plastic PVDC. Kelebihannya
adalah kornet yang dikemas dengan plastic ini dapat dikonsumsi sekali makan
sehingga tidak perlu repot memikirkan cara cara penyimpanan kalengnya
(Astwan,2008)
CODEX STANDAR UNTUK KORNET
CODEX STAN 88-1.981
1. LINGKUP
Standar ini berlaku untuk produk daging sapi kalengan ditunjuk sebagai
"Corned Beef" dan dijual dalam wadah tertutup rapat yang telah panas dirawat
setelah penyegelan sedemikian rupa bahwa produk rak-stabil.
Ini tidak berlaku untuk produk daging dari "Corned Beef" tipe dengan
karakteristik komposisi yang berbeda dari yang ditetapkan. Produk-produk ini
harus ditetapkan dengan pernyataan kualifikasi yang menggambarkan hakikat
sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan konsumen dan bahwa hal itu tidak
menyebabkan kebingungan dengan produk yang dicakup oleh standar ini.
2. URAIAN
Kornet adalah potongan, diawetkan, karkas daging tanpa tulang dari
hewan spesies sapi dan mungkin termasuk daging kepala, daging jantung dan
daging rok. Produk harus disiapkan dari daging sapi potong kasar yang telah
dimasak atau campuran daging sapi dimasak seperti yang maksimal daging sapi
mentah 5% telah ditambahkan, dalam kedua kasus, daging harus diawetkan
sebelum atau setelah mengisi ke dalam wadah.
Perlakuan panas harus diterapkan setelah wadah disegel dan harus
cukup untuk memastikan bahwa produk tersebut adalah rak-stabil dan bahwa hal
itu tidak menimbulkan bahaya kesehatan masyarakat. Kornet harus Kedap udara
wadah tertutup berarti wadah yang benar-benar disegel dan kedap dan yang
terbuat dari bahan yang tepat yang cocok untuk produk yang dicakup oleh
standar.
3. KOMPOSISI PENTING DAN FAKTOR KUALITAS
3.1 Esensial Bahan
- Sapi diawetkan;
- Bahan curing terdiri dari food grade garam dan natrium nitrit atau kalium.
3,2 Opsional Bahan
- Sukrosa, gula invert, dekstrosa (glukosa), laktosa, maltosa, sirup glukosa
(termasuk sirup jagung).
3.3 Komposisi
Kandungan protein total dalam produk akhir tidak boleh kurang dari 21%
m / m.
3.4 Faktor Penting Kualitas
3.4.1 Bahan Baku
Daging dari produk harus disiapkan dengan kualitas yang cocok
untuk konsumsi manusia dan bebas dari bau dan rasa yang tidak
enak.
3.4.2 Produk Akhir
Produk akhir harus bersih dan bebas dari noda substansial dan
kontaminasi dari wadah. Daging harus seragam dan menyeluruh
diobati dan bahkan produk harus mampu menjadi tipis, saat dingin.
4. BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
Maksimum Jumlah jalan masuk
4.1 Pengawet
4.1.1 Nitrit, kalium dan / atau natrium garam 100 mg / kg nitrit keseluruhan
dinyatakan sebagai natrium nitrit
Tingkat maksimum dihitung pada isi bersih total dari produk akhir
4.1.2 Nitrit, kalium dan / atau natrium garam 50 mg / kg nitrit keseluruhan
dinyatakan sebagai natrium nitrit
4.1.3 Kalium klorida Dibatasi oleh Good Manufacturing Practice
4.2 Antioksidan
4.2.1 Asam askorbat dan garam natrium 300 mg/kg
4.2.2 Iso-asam askorbat dan garam natrium
4.3 Carry-over
Bagian 4.1 dari Standar Umum untuk Aditif Makanan (CODEX STAN 192-1.995)
harus diterapkan.
5. KONTAMINAN TINGKAT MAKSIMUM
5.1 Timbal (Pb) 1 mg/kg
5.2 Tin (Sn)
5.2.1 Tin (Sn): Untuk produk tinplate dalam 200 mg/kg
5.2.2 Tin (Sn): Untuk produk dalam lainnya 50 mg / kg
6. KEBERSIHAN
Harus telah disahkan oleh inspektur karena sesuai untuk konsumsi
manusia. Daging tidak boleh, setelah diperiksa oleh inspektur, telah terpapar
kontaminasi atau diproses atau ditangani atau mengalami penambahan zat
berbahaya, yang menjadikan itu tidak tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
6.3 Daging mentah atau semi-olahan dan daging kornet akan ditangani, disimpan
atau diangkut di sebuah pendirian dengan cara yang akan menjaga daging dan
daging kornet dari kontaminasi dan kerusakan.
6.4 Daging kornet harus dikemas dalam wadah tertutup rapat sesuai dengan
Sub-Bagian 7.4 dari Kode Internasional Rekomendasi Praktek Higienis untuk
Rendah-Asam dan diasamkan Rendah-Asam Makanan Kaleng.
6,5 Daging kornet harus termal diproses sesuai dengan Sub-bagian 7.5 dan
7.6.1 ke 7.6.7 inklusif, dari Kode Internasional Rekomendasi Praktek Higienis
untuk Rendah-Asam dan diasamkan Rendah-Asam Makanan Kaleng.
6.6 pendinginan kontainer termal diproses diisi dan disegel dilaksanakan sesuai
dengan Sub-bagian 4.6.8 dari Kode Internasional Rekomendasi Praktek Higienis
untuk Rendah-Asam dan diasamkan Rendah-Asam Makanan Kaleng.
6,7 Setelah proses termal, dipasang wadah tertutup akan ditangani sesuai
dengan Sub-Bagian 7,7 dari Kode Internasional Rekomendasi Praktek Higienis
untuk Rendah-Asam dan diasamkan Rendah-Asam Makanan Kaleng.
7. PENANDAAN
Ketentuan-ketentuan dalam Codex General Standard untuk Pelabelan Foods
Dikemas (CODEX STAN 1-1.985), Kecuali pasal 5.2 (Makanan Iradiasi) yang
tidak relevan, harus menerapkan:
7.1 Nama Food
Nama makanan yang akan dinyatakan pada label harus "Corned Beef".
7.2 Tanggal Menandai dan Instruksi Penyimpanan
Untuk kornet kalengan yang merupakan produk rak-stabil tanggal daya tahan
minimal harus ditunjukkan dengan tahun.
7.3 Pelabelan Non-Retail Containers
Informasi, yang sesuai yang diperlukan untuk pelabelan kontainer ritel diberikan
baik pada wadah non-eceran atau dalam dokumen yang menyertai kecuali
bahwa nama tanggal, makanan menandai dan instruksi penyimpanan,
identifikasi banyak dan nama dan alamat produsen atau pengepak harus muncul
pada wadah non-ritel.
Namun, banyak identifikasi, dan nama dan alamat produsen atau packer
dapat digantikan oleh tanda identifikasi ketentuan bahwa tanda jelas diidentifikasi
dengan dokumen yang menyertainya.
8. METODE ANALISIS
Lihat teks yang relevan Codex pada metode analisis dan sampling.
8.1 Nitrit
Metoda yang disarankan: ISO / DIS 2.918
8.2 Timbal
Menurut AOAC (1990, Edisi 15), Timbal dalam Makanan dengan Metode ditizon
Umum, 934,07.
8,3 Tin
Menurut AOAC (1990, Edisi 15), Tin dalam Makanan Kaleng dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom, 985,16.
PENUTUP
Kesimpulan
•Corned Beef atau Kornet, adalah salah satu jenis produk olahan daging sapi.
•Tujuan pembuatan kornet daging sapi adalah untuk tetap dapat memperoleh
produk daging sapi yang berwarna merah, awet dan praktis
.•Peralatan yang diperlukan adalah chopper, mixer ,alat pengukus, exhauster,
mesin penutup kaleng, dan retort.
•Bahan dasar pembuatan kornet adalah daging sapi yang digiling. Bahan
tambahan yang diperlukan adalah garam dapur, nitrit, alkali fosfat, bahan
pengisi, air, lemak, gula, dan bumbu.
•Secara umum dapat dikatakan bahwa daging kornet dalam kaleng mempunyai
nilai gizi yang cukup baik, khususnya protein, vitamin, dan mineral.
•Secara umum, ciri-ciri yang dapat digunakan untuk menilai kualitas kornet
dalam kaleng adalah Flat Sour, Penggembungan Kaleng (Swells), StackBurn,
Kaleng yang penyok, Kaleng yang bocor dan kaleng yang berkarat.
Perbandingan yang dapat dibandingkan standar SNI dengan Codex pada Kornet
terletak pada bahan tambahan makanan sebagai berikut:
Indikator Menurut SNI Menurut CodexNitrit 50 mg/kg 50 mg/kgTimbal Maks. 2 mg/kg 1 mg/kg
Timah (Sn) 250 mg/kg 200 mg/kg