interpersonal problem papper

22
INTERPERSONAL PROBLEM PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan dari orang lain. Dalam lingkungan sosial, antara individu satu dengan individu lainnya dituntut untuk berinteraksi. Interaksi antar individu dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemenuhan kebutuhan.  Namun , tidak jarang ada orang yang sulit dalam melaku kan hubu ngan interpe rsonal. Kegagalan dalam menjalin suatu hubu ngan memang membe rikan ko ns ek uensi ya ng sa ng at be sa r. Co nt oh ny a, se or an g anak ya ng me mi li ki  pengal aman buru k dalam memb entuk seb uah kelom pok, akan b ermasal ah pada saat remajanya. Sama kasusnya pada kebanyakan pasien rumah sakit jiwa adalah mereka yang bermasalah dalam hal kemampuan bersosialisasi. Yang penting disini adalah sang at susah men emu kan kun ci kes uksesan dal am inte rak si sosial. Hy mel dan Ash er dal am pene liti annya men emu kan bah wa 11% ana k-an ak tida k memiliki teman. Fakta ini memberikan petunjuk bahwa sekitar 7-16% dari pasien dengan  penyak it psikologis adalah mereka y ang ke kurang an dalam hal so sialisas i. DEFENISI INTERPERSONAL PROBLEM Interpersonal menjelaskan tentang bagaimana individu membangun hubungan sosial dengan orang lain di sekitarnya. Masalah adalah segala hal yang bertentangan atau yang menimbulkan kesulitan pada individu dalam melakukan aktivitas. Menururt Horowitz, Rosenberg, & Bartholomew yang dikutip dalam (Locke, 2005) mendefinisikan  Interperson al problem merupakan kesulitan yang dialami seorang individu dalam berinteraksi dengan orang lain, dan menjadi salah satu alasan umum mengapa seseorang mencari psikoterapi. Mc. Fall (19 82) men def inis ikan kemamp uan bersosial adal ah pen ilai an secara umum pendapat seseorang pada kriteria tertentu, bahwa perilaku seseorang cukup dilihat pada apa yang diberikannya pada tugas sosialnya. Jadi, kemampuan sosial terl ihat dari kete rgan tung an ko nse kuensi atau has il yang diperoleh dari interaksi sosial seseorang sebagai penentuan dari reaksi orang lain. Kemampuan

Upload: fitriani-dzulfadhilah-halim-jaya

Post on 20-Jul-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 1/22

INTERPERSONAL PROBLEM

PENDAHULUAN

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya

tanpa bantuan dari orang lain. Dalam lingkungan sosial, antara individu satu dengan

individu lainnya dituntut untuk berinteraksi. Interaksi antar individu dimaksudkan

untuk memudahkan dalam pemenuhan kebutuhan.

 Namun, tidak jarang ada orang yang sulit dalam melakukan hubungan

interpersonal. Kegagalan dalam menjalin suatu hubungan memang memberikan

konsekuensi yang sangat besar. Contohnya, seorang anak yang memiliki

 pengalaman buruk dalam membentuk sebuah kelompok, akan bermasalah pada saat

remajanya. Sama kasusnya pada kebanyakan pasien rumah sakit jiwa adalah mereka

yang bermasalah dalam hal kemampuan bersosialisasi. Yang penting disini adalah

sangat susah menemukan kunci kesuksesan dalam interaksi sosial. Hymel dan

Asher dalam penelitiannya menemukan bahwa 11% anak-anak tidak memiliki

teman. Fakta ini memberikan petunjuk bahwa sekitar 7-16% dari pasien dengan

 penyakit psikologis adalah mereka yang kekurangan dalam hal sosialisasi.

DEFENISI INTERPERSONAL PROBLEM

Interpersonal menjelaskan tentang bagaimana individu membangun hubungan

sosial dengan orang lain di sekitarnya. Masalah adalah segala hal yang bertentangan

atau yang menimbulkan kesulitan pada individu dalam melakukan aktivitas.

Menururt Horowitz, Rosenberg, & Bartholomew yang dikutip dalam (Locke,

2005) mendefinisikan  Interpersonal problem merupakan kesulitan yang dialami

seorang individu dalam berinteraksi dengan orang lain, dan menjadi salah satu

alasan umum mengapa seseorang mencari psikoterapi.

Mc. Fall (1982) mendefinisikan kemampuan bersosial adalah penilaian

secara umum pendapat seseorang pada kriteria tertentu, bahwa perilaku seseorang

cukup dilihat pada apa yang diberikannya pada tugas sosialnya. Jadi, kemampuan

sosial terlihat dari ketergantungan konsekuensi atau hasil yang diperoleh dari

interaksi sosial seseorang sebagai penentuan dari reaksi orang lain. Kemampuan

Page 2: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 2/22

sosial tidak cukup hanya pada apa yang seseorang lakukan, sebagaimana perilaku

itu dinilai oleh orang lain. Ketidakmampuan bersosial adalah cerminan sebuah

kegagalan dalam mencapai hasil yang memuaskan atau pendapat baik dari interaksi

sosial.

SEBAB SEBAB TERJADI MASALAH INTERPERSONAL

Cavell (1990) memberikan tiga model komponen hirarki dari kompetensi

sosial. Hirarki yang paling atas adalah  social adjustment , didefinisikan secara luas

untuk individu yang sekarang ini mencapai tingkat sosialisasi dengan

 perkembangan yang cukup tepat dan sukses. Sebagai indikatornya meliputi sosial,

emosi, keluarga dan segala hal yang berhubungan dengan aspek kehidupan (seperti

kebutuhan seks, kompetisi, penampilan fisik, kemampuan atletis, akademik dan

keterampilan kerja). Tingkat kedua model hirarki dari kompetensi sosial adalah

 social performance, dan didefinisikan sebagai persetujuan pada respon indivdu

yang relevan, utamanya pada situasi-situasi dengan kriteria yang cocok.

 Performance adalah apa yang seseorang lakukan, termasuk mengenai evaluai

respon yaitu pendapat sosial yang tepat untuk tugas sosial yang cukup spesifik.

Contohnya berhadapan dengan sebuah masalah, memulai pembicaraan dengan

orang yang tidak dikenal, atau mengatakan “tidak” pada permintaan yang tidak 

masuka akal. Hirarki terakhir dari kompetensi sosial adalah  social skills,

dideskripsikan sebagai rangkaian dari keterampilan fisik dan fikiran dalam

memproses sesuatu yang sulit dalam menentukan bagaimana perilaku seseorang

 pada sebuah situasi sosial khusus.

Kesulitan yang sering ditemukan adalah membedakan level ketika

melakukan asesmen dan juga sulit untuk membayangkan seorang klinis memiliki

waktu yang cukup untuk memperkirakan jumlah tugas sosial yang banyak dan yang

sering dilakukan oleh remaja.

ASESMEN UNTUK MASALAH INTERPERSONAL

LEVEL CONTENT WHAT IS ASSESSED

Page 3: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 3/22

Level 1

Long-term Social

Outcomes

Aspek kualitatif dan kuantitatif dalam hubungan

 perkawinan, keluarga, pekerjaan, dan pertemanan sebagai juri pada diri sendiri dan orang lain.

Level 2Short-term Social

Outcomes

Memiliki pengaruh yang kuat dari interaksi sosial sebagai

hakim bagi diri sendiri dan orang lain atau hasil yang

objektif (keterampilan sosial), pengukuran objektif dari

kesuksesan (memperileh pekerjaan), atau perasaan objektif 

(berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan).

Level 3Overt Social

Behaviour 

Penggunaan keterampilan mikro maupun makro dalam

melakukan sesuatu. Frekuensi, intensitas, durasi dari

respon yang spesifik kemudian keseringan mencampurkan

keterampilan kecil (kontak mata, ekspresi wajah) dengan

keterampilan besar (menolak permintaan yang tidak masuk 

akal).

Level 4Social-cognitive

Skills and Processed

Persepsi sosial, pengetahuan sosial, pemecahan masalah

sosial, monitoring sosial tentang perilaku maladaptif atau

 pemikiran yang tidak rasional, sikap dan kepercayaan.

Level 1. Long-term Social Outcomes

Penambahan pada long-term memberi pengaruh kuat pada hubungan interpersonal,

 penyesuaian sosial pada level ini mungkin juga dapat menaksir pada masa dimana

terjadi konsekuensi psikologis pada individu. Jadi permasalahan psikologis seperti

kecemasan maupun depresi mungkin juga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu

hal yang masuk akal menjadi konsekuensi jangka panjang dari perilaku sosial

individu. Penaksiran dalam level ini mempertanyakan, “Apakah ada masalah dalam

 penyesuaian sosial?” dan jika memang ada, “Yang mana bermasalah?” jika

 permasalahannya telah diidentifikasi, kemudian penting untuk diproses ke level

selanjutnya dalam asesment, agar lebih dapat ditentukan yang menjadi

 permasalahan karena interaksi sosial atau bukan karenah pengaruh faktor sosial.

Level 2. Short-term Social Outcomes

Page 4: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 4/22

Pada level ini proses asesment memperbolehkan esessor untuk mengidentifikasi

secara lebih spesifik tugas yang mana hal yang menyulitkan klien. Beberapa contoh

tugas sosial adalah pemecahan dari sebuah konflik, memulai pembicaraan dengan

orang asing, membuat respon yang tegas untuk permintaan yang tidak masuk akal

dari orang lain, memberikan protes serta bertanya untuk meminta bantuan. Faktor 

ini mungkin akan mendiskusikan lebih lanjut, tetapi akan dengan secara singkat

memberikan karakteristik dari individu. Contohnya ketegasan fisik dan seks.

Karakteristik dari seseorang membuat evaluasi dan memperlebar jarak antara

variabel non sosial dan kontekstual.

Level 3. Overt Social Behaviour 

Asesmen terhadap perilaku sosial yang secara jelas dan terang-terangan

mempertimbangkan kejadian atau yang bukan kejadian berdasarkan frekuensi,

durasi, dan intensitas dari perilaku yang spesifik. Selengkapnya pada posisi ini

adalah asumsi bahwa kita dapat mengidentifikasi yang mana perilaku yang

merupakan keterampilan sosial yang berdasarkan fakta-fakta situasi sosial dan yang

mana yang bukan. Pada kenyataannya kita tidak memiliki fakta-fakta untuk 

membenarkan seperti pendapat, dan apa yang diperoleh melalui asesmen, dan

training dari keterampilan sosial berdasarkan pada intuisi personal dan cerita-cerita

semata.

Level 4. Sosial-cognitive Skills and Processes

Dalam asesmen perilaku sosial yang secara nyata dapat dilihat, terdapat dua aspek 

terpisah dalam level ini. Yang pertama adalah kemampuan untuk berprilaku secara

luas berdasarkan keterampilan sosial-kogniitif yang ditentukan berdasarkan apa

yang dikatakan dan apa yang dilakukan. Aspek yang lain yaitu hubungan fikiran,

 perilaku, dan kepercayaan dalam memutuskan bagaimana kita bersikap. Cara yang

lain dalam melihat perilaku seseorang dengan jelas adalah menentukan seberapa

 besar kognitifnya berproses. Argyle dan kendon (1967) menegaskan bahwa hal

yang terpenting dalam proses kognitif adalah bagaimana ketidakmampuan

seseorang dalam berprilaku berdasarkan keterampilannya dalam bersosial. Ini

Page 5: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 5/22

 berbicara tentang bagaimana seseorang memasukkan nformasi yang benar dari

dunia luar. Individu harus kemudian memproses informasi tersebut dan

membawanya dengan tepat kepada syaraf yang akan merespon untuk membentuk 

sebuah perilaku. Berbicara mengenai keterampilan sosial, berikut merupakan hal

yang termasuk dalam keterampialan sosial setiap individu:

1. Persepsi Sosial

Meliputi penerimaan informasi dari orang lain dan lingkungan yang relevant

untuk berinteraksi, perhatian kepada aspek yang relevan dari informasi yang

diterima, pengetahuan kepada aturan sosial, pengetahuan kepada bermacam-

macam respon yang signifikan atau memiliki maksud tertentu,

menginterpretasi secara benar informasi yang diterima, dan yang terakhir 

kemampuan untuk penggambaran sosial.

2. Keterampilan Memecahkan Masalah Sosial. 

Meliputi pengindentifikasian situasi masalah yang ada dan alami,

menentukan hasil dari suatu tujuan, menyiapkan ide lain yang masuk akal

sebagai alternatif respon, memprediksi konsekuensi dari suatu perbuatan,

menyeleksi respon yang paling disukai untuk memperoleh konsekuensi

yang diinginkan, mencari hal yang sering dilakukan untuk respon yang

hampir sama, memperlihatkan respon-respon baru agar menjadi sebuah

kebiasaan, merencanakan dan merangkaikan setiap respon untuk 

memberikan tindakan yang tepat.

3. Pemantauan Diri. 

Meliputi pengobservasian dan penerimaan secara benar, hasil dari tindakan

kita dan respon dari orang lain, mengatur respon yang tepat dan menamai

dengan teliti perilaku kita.

4. Fikiran, Sikap dan Kepercayaan. 

Fikiran, sikap dan kepercayaan kita dipertimbangkan berhubungan jelas

sebagai cara kita menginterpretasi situasi sosial serta mencari solusi untuk 

masalah sosial kita. Banyak sekali peristiwa seseorang yang dirasa mampu

memberikan solusi yang tepat dalam beberapa permasalahan sosial namun

tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap fikiran, sikap maupun

Page 6: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 6/22

kepercayaan untuk berperilaku. Contohnya, fikiran negatif dan perilaku

maladaptif atau kepercayaan yang salah menghalangi fikiran untuk dapat

menyeleksi perilaku atau respon yang tepat untuk sebuah permasalahan atau

selama melakukan tugas evaluasi yang berhubungan dengan orang lain.

Proses yang hampir sama yang menghalangi keterampilan sosial-kognitif 

ditemukan pada banyak kasus kecemasan sosial pada orang-orang yang

memiliki pengalaman pada situasi menakutkan yang mana mereka menjadi

subjek evaluasi dari orang lain. Kasus ini dalam sebuah ilustrasi dengan

seorang wanita tua berumur 46 tahun yang mendatangi sebuah klinik 

dengan cerita yang panjang pada banyak situasi sosialnya. Selama dilakukan

asesmen, diidentifikasi banyak fikiran maupun perilaku maladaptif yang

terjadi. Ketika dilakukan test pemecahan masalah sosial, dia dapat dengan

mudah menyelesaikan testnya namun jika masuk dalam kehidupan nyata,

dia sendiri tidak percaya bisa melakukannya. Hal ini sesuai dengan

 penegasan Rathjen (1980) mengenai yang terpenting dalam keadaan buruk 

adalah adanya kepercayaan yang tidak masuk akal dan penyimpangan dalam

 proses berfikir yang kemudian menjadi bagaimana kita merespon sosial kita.

 

JENIS JENIS TREATMENT UNTUK  INTERPERSONAL PROBLEM 

PENGANTAR 

Ada banyak alasan untuk menjelaskan mengapa terkadang seseorang mengalami

kesulitan selama berinteraksi dengan orang lain. Tidak heran jika kemudian,

 berbagai metode dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi sosial, masing-

masing telah dirancang untuk mengatasi faktor kasual yang berbeda Sebagai

contoh, teknik untuk meningkatkan kompetensi sosial ini termasuk pelatihan

keterampilan sosial (Social Skills Training), metode pengurangan kecemasan,

restrukturisasi dan modifikasi kognitif, pelatihan persepsi sosial dan kemampuan

social dalam memecahkan masalah. metode pelatihan Sosial-keterampilan

dirancang untuk mencapai respon perilaku yang diperlukan untuk hasil yang sukses

dalam situasi sosial, dengan individu yang menunjukkan kurangnya keterampilan di

daerah tertentu. Kecemasan metode manajemen yang relevan dengan orang-orang

Page 7: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 7/22

yang mungkin memiliki keterampilan yang diperlukan tetapi yang baik terhalangi

menggunakan keterampilan mereka atau siapa. menghindari sosial tertentu situasi

akibat kecemasan. metode restrukturisasi kognitif, di sisi lain, dirancang untuk 

mengurangi pikiran negatif atau maladaptif dan sikap yang dapat menyebabkan

seseorang untuk berperilaku dalam cara yang menyebabkan kesulitan interpersonal.

 pelatihan persepsi sosial merupakan bentuk lain dari intervensi yang mungkin

 penting bagi orang yang sesuai perilaku sosial yang berupa kesalahan dalam

 persepsi atau interpretasi isyarat-isyarat sosial orang lain.

 Namun, banyak penelitian menyelidiki pengobatan ketidakmampuan sosial telah

gagal untuk menilai masing-masing untuk memastikan bahwa masalah diasumsikan

, seperti keterampilan social, defisit kognisi atau maladaptif, sebenarnya merupakan

Pemeriksaan studi terbaru yang menegaskan bahwa praktek ini terus berlanjut dan

 bahwa individu terus dirujuk ke SST atau program lain berdasarkan beberapa

kategori diagnostik seperti skizofrenia atau depresi, bukan berdasarkan masalah

ditunjukkan dalam keterampilan sosial. Masalah ini, membuat sulit untuk 

mengevaluasi hasil dari banyak kelompok-desain dari studi penelitian. Data

Kelompok cenderung menutupi perbedaan individu dalam respon terhadap

 pengobatan, menyembunyikan fakta bahwa banyak klien gagal untuk meningkatkan

hal tersebut.

Beberapa program mencoba untuk mengatasi kekurangan penilaian individu dan

intervensi pribadi yang disesuaikan dengan memasukkan berbagai teknik terapi

dalam pendekatan. Pendekatan tersebut sering melibatkan desensitisasi berbagai

komponen, seperti pelatihan kemampuan motorik dasar dan kompleks sosial,

latihan relaksasi, keterampilan persepsi, pemecahan masalah sosial. upaya ini masih

dapat dikritik, namun, atas dasar tidak efisiennya penggunaan terapis dan waktu

klien pendekatan didasarkan pada asumsi bahwa beberapa konten akan berlaku

untuk beberapa klien untuk beberapa waktu.

METODE DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI INTERPERSONAL

Bagian berikut ini menguraikan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk 

 peningkatan kompetensi sosial.

Page 8: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 8/22

OVERT-BEHAVIORAL SOCIAL SKILLS TRAINING

SST dikembangkan sebagai suatu teknik yang spesifik, overt behavioral dalam

keterampilan sosial untuk orang kekurangan tanggapan. Metode pengajaran Mirip

dengan mereka yang terlibat dalam keterampilan motorik pelatihan lainnya, seperti

 bermain tenis, sehingga digunakan, termasuk instruksi dan diskusi, pemodelan,

 perilaku latihan, umpan balik, penguatan dan pekerjaan rumah. Kebanyakan

 pendekatan saat ini untuk pelatihan keterampilan sosial menggabungkan pelatihan

mikro-keterampilan, seperti kontak mata, suara volume yang sesuai atau postur,

 bersama dengan keterampilan makro lebih rumit, seperti memberikan pujian ,

mengajukan keluhan, atau menolak permintaan yang tidak masuk akal. Ada teks

 praktis yang banyak tersedia garis besar isi potensi program SST. Meskipun

 beberapa dari sekarang bukan tanggal, teks oleh Becker dkk, semua

mempertahankan nilai mereka untuk terapis yang mengembangkan program SST.

KOMPONEN PELATIHAN

Metode karakteristik digunakan dalam program SST meliputi instruksi, pelatihan,

diskusi, pemodelan (live atau direkam), latihan, permainan peran, umpan balik 

(verbal atau rekaman video), penguatan sosial dan tugas berbasis rumah.

INSTRUKSI, COACHING, DAN DISKUSI

Kebanyakan program melibatkan tingkat tertentu pada bentuk seperti memberikan

instruksi, pelatihan verbal klien dan mendorong kesadaran klien keterampilan target

melalui diskusi. Memang, tampaknya bahwa untuk beberapa klien, hanya

membahas situasi masalah dan cara berurusan dengan mereka mungkin cukup

untuk menghasilkan peningkatan yang nyata dalam kompetensi sosial.

PEMODELAN

Modeling mengacu pada demonstrasi penggunaan keterampilan tertentu atau

 perilaku oleh individu lain, sementara diamati oleh peserta pelatihan. Berbagai jenis

model telah digunakan, termasuk demonstrasi terapis, rekaman video atau

 pemodelan rekaman, atau pemodelan langsung oleh orang lain dalam kelompok.

Pemodelan bila digunakan sendiri dapat menghasilkan beberapa perbaikan dalam

 perilaku sasaran .Daya tahan dan transfer manfaat luar situasi pelatihan,

Page 9: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 9/22

 bagaimanapun, adalah dipertanyakan, dan pemodelan umumnya digunakan sebagai

 bagian dari paket SST secara keseluruhan. Sebagian besar penulis,. setelah

 pekerjaan dari Bandura, telah menekankan kebutuhan untuk menggunakan model

usia yang sama, jenis kelamin dan status kepada klien untuk menghasilkan

 pembelajaran maksimal. Hal ini juga telah menyarankan bahwa yang menunjukkan

 bahwa kinerja model mengarah ke positif daripada konsekuensi negatif 

meningkatkan kemungkinan imitasi. .

Latihan perilaku/role-play

Setelah peserta pelatihan telah mengamati kinerja model, SST biasanya mendorong

 praktek keterampilan. Target ini dapat mengambil bentuk dari latihan sederhana

dari perilaku sasaran atau dapat dimasukkan ke dalam bermain peran.. Praktek 

keterampilan dapat dilakukan terang-terangan atau imajinasi Kedua teknik telah

terbukti menyebabkan jangka pendek perbaikan dalam keterampilan sosial dan

tampaknya ada sedikit perbedaan dalam efektifitas. Penambahan pemodelan,

 bagaimanapun, tampaknya meningkatkan kemanjuran praktek baik terang-terangan

dan rahasia.

KRITIK DAN PENGUATAN

Umpan balik kepada klien tentang kecukupan kinerja mereka adalah fitur utama

dari SST. Ini mungkin mengambil bentuk komentar oleh terapis dan / atau anggota

kelompok tentang mana perilaku yang benar dan kinerja yang membutuhkan

 perubahan, atau mungkin melibatkan pemutaran audio atau direkam Efektivitas

umpan balik sebagai metode pengajaran, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian

hasil, telah. telah dicampur tapi umumnya muncul bahwa umpan balik menambah

efektivitas komponen pelatihan lainnya. Para penulis ini juga menunjukkan bahwa

subjek faktor, seperti tingkat kecemasan tinggi atau keterampilan parah defisit,

dapat berinteraksi dengan penggunaan prosedur umpan balik, menunjukkan

 perlunya kehati-hatian dari pihak terapis.

Metode Penguatan juga penting dalam membentuk peningkatan sasaran terhadap

 pendekatan yang berurutan untuk tujuan akhir. Sebagian besar penulis telah

menekankan nilai penguatan sosial yang tepat, seperti pujian dan persetujuan dari

anggota terapis dan kelompok.. Bentuk lain dari penguatan yang mungkin

Page 10: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 10/22

digunakan dalam program SST termasuk kontinjensi keuangan, bukti dan

 penguatan diri. Riset, bagaimanapun, menunjukkan bahwa meskipun penguatan

mungkin merupakan tambahan penting untuk pelatihan, itu tidak cukup untuk 

menghasilkan perbaikan yang menyolok dalam repertoar perilaku baru. Hanya

memperkuat peningkatan frekuensi interaksi dapat menyebabkan kuantitas

meningkat, tetapi belum tentu meningkatkan kualitas, interaksi.

HOMEWORK ASSIGNMENTS

Kebanyakan program SST telah melibatkan pengaturan pekerjaan rumah di mana

 peserta pelatihan diminta untuk mempraktekkan keterampilan yang dipelajari dalam

sesi ini. Para latihan keterampilan baru dalam situasi kehidupan nyata selain

 pengaturan pelatihan disarankan untuk memfasilitasi carry over dari perbaikan

kinerja ke pengaturan alam.

Practical concerns

Ada banyak pertanyaan yang mungkin ditanyakan tentang cara terbaik untuk 

melakukan program SST Isu-isu termasuk apakah itu lebih baik untuk 

menggunakan kelompok dibandingkan sesi terapi individu, jumlah, durasi dan

frekuensi sesi, jumlah terapis, dan terbuka dibandingkan dekat. kelompok. Teks-

teks praktis disebutkan sebelumnya membahas topik ini secara detail, meskipun

tampaknya ada sedikit bukti untuk memungkinkan kesimpulan yang bisa ditarik 

tentang bentuk yang paling cocok SST untuk kelompok klien yang berbeda. Ada

telah ditandai variasi dalam jumlah pelatihan yang diberikan kepada klien, mulai

dari seratus sesi, dengan jarak dan durasi berbagai sesi. Lokasi intervensi juga

 bervariasi, mulai dari klinik atau rumah sakit pengaturan untuk perguruan tinggi

atau program tempat kerja.

Kebutuhan untuk program untuk pemeliharaan dan generalisasi dari peningkatan

keterampilan dari pengaturan pelatihan untuk lingkungan alam dan situasi

interpersonal yang baru, berulang kali menekankan. Metode seperti meningkatkan

 jumlah pelatih, memperkenalkan pengunjung ke grup, pemilihan perilaku target

yang valid , dan mengatur untuk pemodelan, mendorong dan penguatan

keterampilan sasaran di luar sesi semuanya telah diusulkan sebagai cara untuk 

Page 11: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 11/22

mendorong pengalihan perolehan keterampilan dari klinik ke kehidupan nyata

interaksi sesi Booster. juga telah ditemukan untuk menjadi sarana yang berharga

untuk meningkatkan daya tahan os SST keuntungan setelah akhir pengobatan.

HASIL STUDI

Dalam rangka untuk menarik kesimpulan tentang efektivitas pelatihan yang jelas-

 perilaku keterampilan sosial, penting untuk memastikan bahwa studi penelitian

dianggap tidak termasuk metode lain untuk meningkatkan kompetensi sosial.

Banyak program intervensi cukup tepat mencakup berbagai metode, seperti

relaksasi pelatihan, pengajaran keterampilan persepsi sosial, masalah interpersonal

yang memecahkan pelatihan keterampilan dan restrukturisasi kognitif, dimana

sesuai dengan kebutuhan klien. Studi terakhir dalam bagian ini, bagaimanapun,

telah dipilih sebagai yang dibatasi untuk penggunaan yang jelas-perilaku SST.

Sayangnya, ada kelemahan metodologis dalam studi banyak hasil yang paling.

Sebagai contoh, reliabilitas dan validitas dari banyak hasilnya mengukur digunakan

adalah dipertanyakan dan studi sering mengandalkan laporan diri langkah-langkah

 perubahan daripada kriteria objektif, sehingga meningkatkan kemungkinan Bias

Jika metode observasi digunakan, seperti coding atau rating perilaku tertentu selama

 permainan peran interaksi atau pengaturan naturalistik, akurasi rekaman sering

terbatas. Selain itu, penggunaan permainan peran dalam penilaian adalah validitas

dipertanyakan,. mengingat bahwa menjadi perilaku yang diperoleh mungkin tidak 

mewakili tanggapan dalam lingkungan alam. Namun lain keterbatasan metodologis

 berkaitan dengan kegagalan banyak penelitian untuk memastikan bahwa

keterampilan yang dilatih pada awalnya kurang dalam orang-orang yang dilatih.

 jangka panjang tindak lanjut langkah-langkah sering kurang, atau periode follow-up

adalah durasi cukup Demikian pula, penilaian generalisasi dari perubahan perilaku

dari situasi pelatihan untuk kehidupan nyata pengaturan sering tidak 

dipertimbangkan.. Semua keterbatasan ini menggabungkan untuk membuat sulit

untuk menentukan tingkat yang perilaku SST benar-benar efektif dalam

menghasilkan perbaikan dalam perilaku tertentu, dan apakah perubahan yang tahan

Page 12: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 12/22

lama dan terjadi dalam situasi kehidupan nyata Dari kepentingan yang lebih besar 

adalah. apakah perubahan dalam memimpin perilaku untuk peningkatan kompetensi

sosial, seperti pengembangan dari persahabatan dan hubungan interpersonal yang

 baik.

Ada banyak literatur untuk mengkonfirmasi bahwa individu dapat diajarkan untuk 

meningkatkan penggunaan berbagai perilaku tertentu seperti kontak mata, postur 

tubuh atau ekspresi wajah. Penggunaan keterampilan ini umumnya dinilai dari

 permainan peran situasi dalam pengaturan klinis, tetapi perbaikan telah ditemukan

untuk generalisasi pada situasi alam dan dipertahankan lembur Sosial pelatihan

keterampilan juga telah ditemukan untuk menghasilkan perubahan yang bermanfaat

dalam kualitas kinerja atau keterampilan lebih rumit, seperti memberikan pujian,

mengungkapkan kritik atau mulai percakapan dengan yang lain. orang. Perbaikan

ini tidak terjadi pada kelompok tidak terlatih atau perhatian-plasebo kelompok 

kontrol dan ditemukan untuk mentransfer luar situasi pelatihan, walaupun tidak 

serta dalam pengaturan terapi Jika penilaian diri kualitas fungsi sosial diperiksa,.

seperti peringkat ketegasan, maka hasilnya juga menggembirakan. Sayangnya, efek 

dari SST pada indeks global yang lebih dari fungsi sosial, dilengkapi dengan orang

lain, biasanya tidak begitu positif dan terbuka menunjukkan bahwa perilaku-

 perubahan tidak selalu terkait dengan peningkatan bersamaan di lebih umum ukuran

kompetensi sosial.

Singkatnya, tampaknya metode SST dapat efektif pada menghasilkan perbaikan

kinerja perilaku terbuka khusus baik pada tingkat keterampilan dasar dan kompleks

keterbatasan metodologis dalam studi og desain banyak membatasi kesimpulan

yang dapat ditarik,. Tapi ada tidak muncul untuk ada beberapa bukti yang

menunjukkan bahwa pemeliharaan dan generalisasi keterampilan perbaikan dengan

situasi alami tidak terjadi. dilaporkan sendiri perbaikan dalam menanggapi sosial

 juga ditemukan. Apakah perbaikan kinerja perilaku akan dipertahankan jika jangka

waktu yang memadai dari tindak lanjut digunakan, dengan ketat penilaian

 pengaturan naturalistik, masih harus ditentukan sejauh mana peningkatan kinerja

Page 13: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 13/22

keahlian khusus mempengaruhi sejauh mana individu adalah hakim yang kompeten

secara sosial oleh orang lain juga tidak jelas., dan bukti yang ada di daerah ini tidak 

 begitu menggembirakan.

PELATIHAN KETRAMPILAN PERSEPSI SOSIAL

Persepsi sosial adalah kemampuan untuk menerima dan menerjemahkan isyarat-

isyarat sosial secara akurat untuk menginterpretasikan perasaan dan maksud orang

lain dan kemampuan untuk membedakan norma-norma tertentu dan operasi

konvensi dalam interaksi sosial tertentu. Sebagian besar penelitian dalam adalah

 persepsi sosial, namun, telah difokuskan pada informasi yang disampaikan dari

ekspresi wajah, postur, sikap dan nada suara Banyak penulis telah menekankan

 pentingnya persepsi sosial-keterampilan dan pelatihan keterampilan seperti sering

termasuk dalam program pelatihan keterampilan interpersonal. Sertakan komponen

terapi yang mengajarkan. klien: (1) untuk mengenali isyarat dinamis berbagai

seperti yang disajikan, (2) untuk memahami norma-norma sosial, (3) untuk 

membayangkan dan melakukan beberapa tanggapan untuk isyarat ini dinamis, dan

(4) untuk memantau isyarat mereka sendiri yang dinamis dan memodifikasi mereka

untuk meningkatkan komunikasi Program ini memberikan garis besar yang sangat

 baik dari cara orang dapat diajarkan untuk memperhatikan, dan menafsirkan

makna., isyarat-isyarat sosial orang lain. situasi khusus yang diambil dalam rangka

o mengajarkan keterampilan ini. Misalnya , salah satu daerah sasaran berkaitan

dengan pemantauan percakapan dan isyarat dari orang lain selama percakapan

untuk mengidentifikasi ketika seseorang adalah tentang untuk menyelesaikan pesan

dan menyerahkan kepada pendengar yang kini diharapkan untuk berbicara. Metode

yang digunakan untuk mengajarkan keterampilan ini mencakup langsung petunjuk 

dan penjelasan tentang jenis isyarat yang sinyal apa yang penulis sebut sebagai

'lantai pergeseran', demonstrasi bagaimana isyarat ini digunakan untuk sinyal

 pergeseran lantai, diskusi dan demonstrasi tanggapan yang tepat untuk isyarat ini,

 praktek dalam pengamatan isyarat dan penggunaan tanggapan yang tepat, umpan

 balik dan pekerjaan rumah tugas. Dengan demikian, metode yang digunakan dalam

Page 14: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 14/22

terang-terangan-perilaku SST dapat digunakan sama-sama tepat untuk mengajarkan

keterampilan sosial kognitif-persepsi sosial.

Meskipun pelatihan keterampilan persepsi sosial-jelas masuk akal banyak,

sebenarnya ada sedikit bukti untuk menentukan apakah pelatihan tersebut adalah

 benar-benar efektif dan apakah dimasukkannya komponen terapi menambah

kemanjuran terbuka-perilaku SST. Salah satu dari beberapa studi untuk memeriksa

daerah ini dilaporkan oleh Bulmer (1972) Teknik pemodelan instruksi dan umpan

 balik yang dilaporkan efektif dalam meningkatkan sosial-persepsi keterampilan

dengan sarjana pendidikan konselor mahasiswa.. Jelas pelatihan sosial-persepsi

keterampilan adalah daerah terbuka lebar untuk penelitian dan keberadaan beberapa

teknik untuk menilai persepsi sosial-harus membuat studi evaluatif relatif lebih

mudah untuk melakukan.

Luas peran pengambilan, sosial-persepsi-mengambil keterampilan dan keterampilan

empati telah sering dimasukkan di bawah topik persepsi interpersonal. Sekali lagi,

 penekanan utama penelitian telah di pentingnya, keberadaan dan penggunaan

keterampilan tersebut bukan pada mereka perangkat tambahan.

Mengingat kurangnya penelitian evaluatif di bidang pelatihan keterampilan sosial-

 persepsi, kesimpulan dapat ditarik beberapa Akan tampak bahwa perkembangan

lebih lanjut sangat dibutuhkan. Mengingat dampak yang sangat besar yang defisit

dalam persepsi sosial-keterampilan tersebut terhadap kompetensi sosial.

SOCIAL-PROBLEM-SOLVING SKILLS TRAINING (SPSST)

Kemampuan Sosial dalam memecahkan masalah memungkinkan seorang individu

untuk mengidentifikasi keberadaan sebuah situasi masalah, untuk mengidentifikasi

 berbagai tanggapan alternatif, untuk memprediksi kemungkinan hasil dari setiap

alternatif, kemudian pilih jawaban yang paling cenderung mengarah pada hasil yang

sukses.

Page 15: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 15/22

Terbatasnya jumlah studi yang telah meneliti efektivitas sosial-pemecahan masalah

 pelatihan keterampilan (spsst) telah menghasilkan hasil yang menggembirakan.

Twentyman (1978) melaporkan beberapa perbaikan tegas menanggapi pelatihan

 berikut pemecahan masalah Penelitian ini dibandingkan prosedur yang melibatkan

 pemodelan., pembinaan dan latihan laporan diri positif dengan SPSST dan

 pendekatan SST standar. Semua kelompok lebih tinggi dari kelompok kontrol tanpa

 perlakuan pada langkah-langkah perilaku pernyataan tetapi perbedaan muncul

antara prosedur Nezu (1986) dibandingkan SPSST dengan problem-focused. terapi

dan kontrol tunggu-daftar dalam pengobatan depresi. SPSST menghasilkan

 penurunan yang signifikan pada tingkat depresi yang dikaitkan dengan perbaikan

dalam kemampuan memecahkan masalah. Manfaatnya dipertahankan pada enam

 bulan follow-up dan tidak jelas dalam dua kondisi perbandingan, menunjukkan

SPSST yang berharga dalam pengobatan depresi.

Bellack (1989) terakhir hasil studi yang berkaitan dengan SPSST dengan

skizofrenia. Para penulis mencatat masalah metodologis, seperti ukuran sampel

yang kecil, kurangnya ukuran hasil yang memadai dan dimasukkannya komponen

terapi tambahan yang membuatnya sulit untuk menarik kesimpulan perusahaan

apapun tentang nilai SPSST dengan pasien skizofrenia. SPSST juga telah digunakan

dengan orang dewasa secara intelektual cacat. Sebuah studi yang dilaporkan oleh

Bramston dan Spence (1985) menemukan bahwa SPSST menghasilkan perbaikan

yang signifikan dalam generasi solusi alternatif dengan orang dewasa cukup

intelektual cacat, tetapi efek ini singkat -hidup dan tidak mengarah pada

 peningkatan peringkat global kompetensi sosial yang dibuat oleh staf. Yang

menarik, prosedur yang jelas-perilaku SST tidak menghasilkan peningkatan yang

sama dalam generasi solusi alternatif tapi menghasilkan perbaikan dalam

 penggunaan keterampilan sosial tertentu, sebuah efek yang tidak diproduksi oleh

SPSST demikian,. dengan orang dewasa cukup intelektual cacat, kognitif SPSST

menghasilkan manfaat yang terbatas pada perubahan kognitif, sedangkan terbuka-

 perilaku menghasilkan manfaat SST yang terbatas pada perilaku terbuka.

Page 16: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 16/22

Sekali lagi harus menunjukkan bahwa, seperti halnya dengan mayoritas penelitian

SST, subjek dipilih untuk SPSST belum umum telah dipilih atas dasar defisit dalam

keterampilan yang akan diajarkan, yaitu sosial-pemecahan masalah defisit

keterampilan. Manfaat SPSST mungkin jauh lebih ditandai jika diterapkan pada

klien dengan miskin kemampuan memecahkan masalah, bukan untuk klien untuk 

siapa defisit tersebut hanya diasumsikan ada.

Affect control: PENGURANGAN KECEMASAN DAN KEMARAHAN

PENGURANGAN KECEMASAN

Pentingnya kecemasan sosial dalam pengembangan dan pemeliharaan tidak mampu

sosial ini sangat ditekankan dalam bab sebelumnya Untuk beberapa klien,

 penggunaan keterampilan sosial mereka dapat dihambat oleh tingginya tingkat

kecemasan atau. Mereka dapat menghindari situasi sosial tertentu, sehingga

menghasilkan interpersonal yang kesulitan. Dalam hal demikian, penting bahwa

terapi berfokus pada metode pengurangan kecemasan pengajaran Metode yang

 paling banyak digunakan pengurangan kecemasan meliputi pelatihan relaksasi dan

desensitisasi sistematis.. Dalam prosedur ini surat, terapis mengidentifikasi hirarki

situasi takut dan mendorong klien untuk mengekspos dia untuk situasi ini

dikhawatirkan saat melakukan respon yang tidak sesuai dengan kecemasan Program

eksposur adalah bertahap, dengan klien belajar untuk mengatasi situasi menakutkan

setidaknya pertama dan sistematis bekerja sampai hirarki. Sekarang ada bukti yang

cukup. yang sistematis desensitisasi dan paparan metode jenis ini bisa efektif 

dengan klien yang mengalami masalah dengan fobia sosial, kecemasan sosial dan

rasa malu ekstrim Paparan juga tampaknya efektif dengan klien fobia sosial yang

awalnya menunjukkan defisit keterampilan sosial-selain fobia sosial. Namun.,

karena kesulitan dalam mengatur kontak yang terlalu lama dan karena pengaruh

kognitif pada ketakutan sosial, terapi kognitif sering diperlukan untuk melengkapi

 perawatan ini.

Tidak jelas, karena itu, apakah desensitisasi SST atau sistematis adalah pengobatan

yang paling cocok untuk klien fobia sosial yang mengalami defisit dalam

Page 17: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 17/22

keterampilan sosial. Wlazlo melaporkan kedua pendekatan untuk sama-sama efektif 

setelah pengobatan, di tiga bulan tindak lanjut dan pada dua tahun tindak lanjut,

 bahkan untuk fobia sosial dengan sosial-keterampilan defisit Pasien sosial cemas

yang tidak memiliki defisit keterampilan sosial itu sama baiknya dengan

desensitisasi SST dan sistematis.. Sangat menarik untuk menemukan bahwa SST

menghasilkan penurunan kecemasan sosial pada orang yang melakukan tidak 

memiliki defisit sosial keterampilan Efek ini mungkin dapat dijelaskan oleh

lingkungan 'aman' yang dihasilkan selama kelompok SST, di mana tugas-tugas

sosial takut bisa dicoba dan dipraktekkan tanpa takut ditertawakan atau hasil

negatif.. Tugas pekerjaan rumah juga memberikan kesempatan pemaparan terhadap

situasi sebelumnya dihindari dan pendekatan SST karena itu mungkin menghasilkan

 pengalaman desensitizing, sehingga menghasilkan pengurangan rasa takut.

Menariknya, fitur karakteristik fobia sosial dan kecemasan sosial tampaknya bukan

hanya takut situasi sosial tetapi takut dikritisi dan dievaluasi secara negatif oleh

orang lain. Hal ini mengakibatkan pengembangan metode restrukturisasi kognitif 

dirancang untuk mengatasi dan pikiran yang diusulkan untuk mengarah pada respon

emosional dari rasa takut dan kecemasan dalam situasi pemicu. Daerah ini dibahas

lebih rinci di bawah.

KONTROL KEMARAHAN

Ketidakmampuan untuk mengatur diri emosi kemarahan telah disarankan untuk 

memperhitungkan beberapa kasus sosial tidak tepat menanggapi interaksi stres atau

 provokatif, dalam rangka meningkatkan kontrol atas kemarahan, kemarahan

 Novaco menekankan kebutuhan untuk fokus pada kognitif, somatik-afektif dan

respon perilaku. Hal ini telah menyebabkan pengembangan program yang luas

untuk kontrol kemarahan, menggabungkan berbagai modifikasi kognitif-prosedur,

relaksasi dan terbuka-perilaku metode SST. Biasanya, klien diajarkan untuk 

mengidentifikasi situasi yang cenderung memicu respon kemarahan dan untuk 

melihat reaksi psikologis yang menunjukkan tahap awal kemarahan. Setelah

langkah ini telah dicapai, klien dilatih untuk 'berhenti' daripada bereaksi ketika

mereka mengamati situasi pemicu dan tanggapan psikologis Mereka kemudian

Page 18: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 18/22

dilatih untuk bersantai dan menggunakan masalah interpersonal. strategi pemecahan

sebagai garis besar di atas dalam rangka untuk memilih respon sosial yang tepat

Self-talk strategi dapat digunakan untuk mengajarkan orang untuk melakukan

langkah pemecahan masalah yang diperlukan.. Sosial-keterampilan metode

 pelatihan kemudian digunakan untuk mengajarkan klien cara melakukan tepat

tanggapan secara kompeten. Pada tingkat kognitif, terapi bertujuan untuk 

memperbaiki penilaian yang salah, atribusi dan harapan, dan untuk menantang diri

negatif pernyataan, seperti dijelaskan dalam bagian berikutnya. Novaco telah

melaporkan beberapa penelitian di mana klien diajarkan kognitif, somatik dan

 perilaku-mengatasi keterampilan yang mereka kemudian berlatih dalam situasi

 provokatif. Bukti untuk mendukung manfaat dari jenis pendekatan manajemen

kemarahan telah dihasilkan oleh peneliti lain, menunjukkan nilai kognitif-perilaku

 pendekatan dengan klien yang kesulitan interpersonal yang berhubungan dengan

masalah dari marah kontrol kemarahan.

MENGURANGI kognisi maladaptif 

Tiga jenis metode intervensi kognitif sudah disebut, pelatihan sosial-persepsi,

sosial-kemampuan memecahkan masalah, dan penggunaan diri bicara strategi.

Penulis lain telah diuraikan penggunaan pemantauan diri, evaluasi diri dan self-

 penguatan teknik untuk meningkatkan kompetensi sosial dengan klien beberapa.

Kebutuhan untuk mengubah kognisi negatif dan maladaptif, namun juga mendapat

 perhatian dalam rangka program peningkatan sosial.

Penelitian kecil yang tersedia sampai saat ini difokuskan terutama pada fobia sosial

dan heteroseksual-sosial kecemasan Beberapa penelitian telah menunjukkan

manfaat dari metode restrukturisasi kognitif dalam pengobatan fobia sosial..

Misalnya, Mattick melaporkan restrukturisasi kognitif lebih efektif daripada

 paparan tentang langkah-langkah penghindaran fobia, keyakinan negatif evaluasi

diri dan tidak rasional. Kanter et al laporan efektivitas kognitif rasional-

restrukturisasi prosedur dalam mengurangi kecemasan dan meningkatkan

kemampuan untuk mendekati dan menangani secara efektif dengan berbagai

Page 19: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 19/22

heteroseksual-sosial situasi Kaca dkk juga. melaporkan hasil positif menggunakan

 prosedur swa-pernyataan kognitif dengan laki-laki secara sosial cemas. Prosedur ini

melibatkan semi-otomatis, program rekaman di mana situasi heteroseksual

digambarkan dan model ditunjukkan di mana pikiran negatif digantikan dengan

yang positif Klien kemudian diminta untuk. melatih diri positif pernyataan keras, di

mana mereka menerima umpan balik dan pelatihan Peningkatan signifikan dalam

langkah-langkah perilaku yang ditemukan setelah intervensi dalam frekuensi

 panggilan telepon untuk tanggal dan kesan dibuat atas perempuan selama panggilan

telepon.. hasil serupa ditemukan, bagaimanapun, dengan prosedur SST yang lebih

tradisional motor, meskipun ada beberapa bukti generalisasi yang lebih besar dari

 perubahan perilaku dengan prosedur kognitif. keunggulan Tidak ditemukan dengan

 prosedur kognitif-perilaku gabungan dan al perawatan lebih tinggi dari kelompok 

kontrol tanpa pengobatan.

Penggunaan kognitif-restrukturisasi metode seperti orang-orang dari Beck (1976)

atau Ellis (1958), bila diterapkan untuk masalah kompetensi sosial, karena itu akan

tampak menggembirakan dari beberapa studi yang tersedia sampai saat ini. Metode

tersebut sudah merupakan bagian integral dari banyak parut pengobatan untuk fobia

sosial.

SOSIAL ENHANCEMENT APPROACHES WITH SPECIFIC DISORDERS

Sekarang kita akan melihat penerapan metode yang diuraikan di atas dengan

kelompok klien tertentu. Sebuah tinjauan studi un daerah ini mengungkapkan

 bahwa penulis biasanya menggunakan tiga barang sosial-pelatihan ketrampilan

(SST) untuk menutupi berbagai pendekatan umumnya melibatkan beberapa atau

semua metode di atas. Pelatihan keterampilan sosial-istilah itu akan digunakan

dalam komponen yang digunakan dengan cara yang 'payung' di review berikut,

mengklarifikasi mana mungkin komponen yang digunakan dalam studi yang

 berbeda. pendekatan pelatihan Sosial-keterampilan dari berbagai jenis memiliki

telah diterapkan pada hampir semua kelompok klien yang mungkin dan untuk 

Page 20: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 20/22

 berbagai keterampilan sasaran Hal ini tidak mungkin untuk membahas semua

daerah ini di sini,. demikian hanya kelompok klien tertentu akan disebutkan.

CACAT INTELEKTUAL

Ada banyak studi yang mengevaluasi manfaat SST terhadap cacat intelektual orang

dewasa. Jenis pelatihan dan target yang digunakan untuk intervensi bervariasi

sesuai dengan tingkat keparahan defisit kognitif. Pelatihan keterampilan

interpersonal merupakan hal yang penting dalam pendidikan kebnayakan orang-

orang cacat intelektual.

SCHIZOPHRENIA

Pendekatan psikologi yang digunakan dalam pembahasan ini adalah pendekatan

Psikososial. Sullivan dalam Kaplan dan Sadock (2003) mengemukakan teori

 psikodinamika skizofrenia berdasarkan perjalanan-perjalanan klinik, di mana pusat

dari psikopatologinya adalah gangguan kemampuan untuk berhubungan dengan

orang lain. Lingkungan, terutama keluarga memegang peran penting dalam proses

terjadinya skizofrenia. Pernyataan ini juga berlaku sebaliknya, lingkungan, terutama

keluarga memegang peran penting dalam proses penyembuhan skizofrenia. Sebab,

dikatakan oleh Sullivan bahwa skizofrenia merupakan hasil dari kumpulan

 pengalaman-pengalaman traumatis dalam hubungannya dengan lingkungan selama

masa perkembangan individu (Akbar, 2008).

Titik berat penelitian-penelitian tentang dukungan sosial keluarga dan gangguan

 psikotik terutama skizofrenia adalah pada efek yang menghapuskan hubungan

traumatik sendiri seperti pernyataan emosi, rasa kebersamaan yang semu, mencari

kambing hitam dan keterikatan ganda. Aspek-aspek dukungan sosial keluarga

terdiri dari empat aspek yaitu aspek informatif, aspek emosional dan aspek 

 penilaian atau penghargaan serta aspek instrumental, sebagaimana yang dikatakan

oleh House dan Kahn (1995) tersebut di atas di titik beratkan pada besar dan

 padatnya jaringan kerja sosial, misalnya hubungan dengan keluarga dan sifat-sifat

hubungan sebelumnya (Akbar,2008).

Page 21: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 21/22

DEPRESI

Gangguan Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan

afek disforik (kehilangan kegembiraan/gairah). Depresi juga dapat dikatakan

sebagai kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat

sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak 

dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat serta kesenangan

dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Sebagaimana sebagian besar dari kita kadang-

kadang mengalami kecemasan, demikian juga kita mengalami kesedihan pada suatu

masa pada hidup kita meskipun mungkin tidak dengan kadar atau frekuensi yang

cukup untuk menegakkan diagnosis depresi. Depresi sering kali berhubungan

dengan berbagai masalah psikologis lain, seperti serangan panik, penyalahgunaan

zat, disfungsi seksual dan gangguan kepribadian.

Diagnosis dari gangguan depressive mayor (major depsessive disorder) (juga

disebut depresi mayor) didasarkan pada munculnya satu atau lebih episode depresi

mayor tanpa adanya riwayat episode manik (manic) atau hipomanik (hypomanic).

Dalam episode depresi mayor, orang tersebut mengalami salah satu diantara mood

depresi (merasa sedih, putus asa, atau “terpuruk”) atau kehilangan minat/rasa

senang dalam semua atau berbagai aktivitas unutk periode waktu paling sedikit 2

minggu (APA, 2000). Gangguan depresi mayor merupakan gangguan yang parah

dan ditandai oleh perubahan yang relatif tiba-tiba dari kondisi seseorang yang

sebelumnya. Bentuk yang lebih ringan dari depresi tampaknya disebabkan oleh

suatu perkembangan kronis yang sering kali bermula pada masa kanak-kanak atau

masa remaja (Klein dkk., 2000a, 2000b).

SOCIAL PHOBIA

Phobia sosial yang mendasar adalah ketakutan berlebihan terhadap evaluasi negatif 

dari orang lain. Orang-orang dengan phobia sosial takut untuk melakukan atau

mengatakan sesuatu yang memalukan atau yang membuat dirinya merasa hina

(Nevid, Rathus, & Greene: 2005, 170). Pengidap phobia sosial ini merasa takut dan

cemas ketika ia berbicara didepan umum. Ia takut akan tanggapan atau evaluasi

yang akan dia terima.

Page 22: Interpersonal Problem Papper

5/17/2018 Interpersonal Problem Papper - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/interpersonal-problem-papper 22/22

Penyebab gangguan ini dapat ditinjau dari segi teori  Behavior  di mana phobia

sosial dapat terjadi karena adanya perilaku yang tidak tepat atau kurangnya

keterampilan sosial. Menurut pandangan ini, individu tidak pernah belajar 

 bagaimana berperilaku agar ia merasa nyaman dengan orang lain, atau orang

tersebut berulang kali melakukan kecerobohan, kikuk dan secara sosial tidak 

kompeten, serta sering dikritik oleh rekan-rekan sosial. Dukungan terhadap model

ini berasal dari berbagai penemuan yang menunjukkan bahwa orang-orang yang

memiliki kecemasan sosial memang memiliki skor rendah dalam tngkat

keterampilan sosial (Twentyman & McFall dalam Davison, Neale & Kring: 2010,

190) dan bahwa mereka tidak mampu memberikan respons pada waktu serta tempat

yang tepat dalam interaksi sosial, misalnya mengatakan “terima kasih” pada waktu

yang tepat (Fischetti, Curran, & Wessberg dalam Davison, Neale & Kring: 2010,

190).