paper diprint
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Paper Diprint
1/11
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama.1Menurut National Center for
Health Statistics (2000), stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian
setelah penyakit jantung dan kanker pada orang Amerika dan Inggris.2 Stroke
merupakan penyebab terbesar ketidakmampuan fisik di negara-negara
berkembang, dan menyebabkan kematian.3Menurut data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS, 2007), stroke merupakan sindrom yang menempati urutan nomor
satu dari penyakit tidak menular di Indonesia yang menyebabkan kematian dan
kecatatan.4
Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survey
ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit
(hospital based study). Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil
usia kurang dari 45 tahun yaitu 12,9% dan lebih dari 65 tahun sebanyak 35,8%.4
Secara umum, stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Stroke hemoragik lebih berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan
yang lebih dibandingkan stroke iskemik, dengan tingkat mortalitas yang tinggi
pada penderita dengan kecacatan neurologis.3 Dari data penderita rawat inap di
bangsal neurologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan pada tahun 2009 diperoleh
bahwa dari 622 orang yang opname, (250) orang merupakan stroke iskemik dan
(96) orang merupakan stroke hemoragik.5 Sementara dari data penderita rawat
inap di bangsal neurologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan pada tahun 2011
diperoleh bahwa 281 orang penderita stroke iskemik dan 108 orang penderita
stroke hemoragik.6
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan refarat ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami tentang obat trombolitik pada stroke iskemik dan untuk memenuhi
persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Rumah
-
7/22/2019 Paper Diprint
2/11
2
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Departemen Neurologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.3. Manfaat
Refarat ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umum agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai obat
trombolitik pada stroke iskemik.
-
7/22/2019 Paper Diprint
3/11
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penatalaksanaan Stroke Iskemik
2.1.1. Trombolitik7
Obat-obat trombolitik digunakan untuk melarutkan gumpalan darah (trombus).
Gumpalan darah dapat terbentuk pada semua pembuluh darah, namun ketika
terbentuk di pembuluh darah koroner, serebral atau pulmonal, akan mengancam
hidup, trombus koroner dapat menyebabkan infark miokard, trombus pembuluh
darah serebral dapat menyebabkan stroke, tromboemboli pulmoner dapat
menyebabkan gagal jantung dan gagal napas. Oleh karena itu, penting untuk
mendiagnosis cepat dan menangani gumpalan darah.
-
7/22/2019 Paper Diprint
4/11
-
7/22/2019 Paper Diprint
5/11
5
mengaktifkan plasminogen yang terikat di fibrin. Mekanisme tPA menghancurkan
gumpalan yaitu tPA terikat ke fibrin di permukaan gumpalan darah, mengaktivasi
plasminogen yang terikat ke fibrin. Plasmin dilepaskan dari plasminogen yang
terikat fibrin, kemudian molekul fibrin dihancurkan oleh plasmin dan gumpalan
terlarut.Plasmin adalah protease yang dapat menghancurkan molekul fibrin,
sehingga dapat melarutkan gumpalan. Namun, penting dicatat bahwa plasmin juga
menghancurkan protein sistemik lain termasuk fibrinogen. Namun karena
spesifitas fibrin yang dihancurkan oleh tPA, pelarutan gumpalan dari fibrinogen
sirkulasi lebih sedikit daripada streptokinase dan urokinase. Meskipun tPA
cenderung selektif untuk plasminogen yang terikat pada fibrin, tPA mengaktifkan
plasminogen sirkulasi dengan melepaskan plasmin yang menyebabkan
penghancuran fibrinogen sirkulasi dan menimbulkan keadaan fibrinolitik sistemik.
Dalam keadaan normal, 2-antiplasmin yang bersirkulasi dalam darah
menginaktifkan plasmin tetapi dosis terapetik tPA dan Streptokinase
menyebabkan pembentukan plasmin berkurang untuk mengatasi konsentrasi 2-
antiplasmin yang bersirkulasi. Secara ringkas, meskipun tPA relatif selektif
bekerja pada fibrin gumpalan darah, tetapi dapat memicu keadaan lisis sistemik
dan perdarahan yang tidak diharapkan.
Streptokinase bukan protease dan tidak memiliki aktivitas enzimatik,
namun membentuk kompleks dengan plasminogen yang melepaskan plasmin.
Berbeda dengan tPA, streptokinase tidak terikat terutama pada fibrin gumpalan
darah dan oleh karena itu terikat secara seimbang pada plasminogen yang
bersirkulasi maupun yang tidak bersirkulasi. Oleh karena itu, streptokinase
memproduksi fibrigenolisis dan fibrinolisis gumpalan signifikan. Karena alasan
ini, tPA lebih disukai sebagai agen trombolitik daripada streptokinase, terutama
untuk melarutkan gumpalan di koroner dan pembuluh darah serebral. Karena
streptokinase dibuat dari streptococci, pasien yang memiliki riwayat infeksi
streptococci membutuhkan dosis streptokinase yang lebih tinggi untuk
memproduksi trombolisis. Penting dicatat bahwa efektivitas obat trombolitik
bergantung pada umur gumpalan. Gumpalan yang lebih lama memiliki fibrin yang
berhubungan silang dan lebih padat. Oleh karena itu, gumpalan lebih sulit
-
7/22/2019 Paper Diprint
6/11
6
dilarutkan. Untuk mengobati infark miokardial akut, obat trombolitik idealnya
diberikan dalam 2 jam pertama. Lebih dari itu, efektivitasnya berkurang dan dosis
yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mencapai lisis yang diharapkan.
2.1.3. Obat Thrombolitik Spesifik7
Tissue Plasminogen Activator
Kelompok obat trombolitik digunakan pada infark miokardial akut, stroke
thrombotik serebrovaskular dan embolisme pulmoner. Untuk infark miokardial
akut, aktivator plasminogen jaringan secara umum lebih disukai dari
streptokinase.
Alteplase (Activase; rtPA) adalah bentuk rekombinan dari tPA manusia.
Alteplase memiliki waktu paruh pendek (5 menit) dan oleh karena itu diberikan
secara bolus intravena diikuti dengan infus. Obat ini dapat menjadi terapitrombolitik pada myocardial infraction akut dan pada massive pulmonary
embolism akut dengan haemodynamic instability. Terapi pada ischemic stroke
akut. Terapi harus dilakukan selama tiga (3) jam onset terjadinya simptom dan
setelah dipastikan tidak mengalami intracranial hemorrage stroke dengan CT scan.
Obat ini juga sama halnya dengan senyawa trombolitik, rtPA tidak boleh
digunakan pada pasien yang mengalami resiko tinggi haemorhage, pasien yang
menerima antikoagulan oral (warfarin), menunjukkan atau mengalami perburukan
pendarahan, punya riwayat stroke atau kerusakan susunan saraf pusat,
Haemorhage retinopathy, sedang mengalami trauma pada external jantung (
-
7/22/2019 Paper Diprint
7/11
7
efektif dalam membatasi perluasan infark dan melindungi j a r i n ga n o t ak d a r i
i sk emia d an k emat i an se l d en g an meres to ras i a l i r an d a rah .
Dosis yang direkomendasikan 0,9mg/kg (dosis maksimal 90 mg) secara
intravena selama 60 menit dan 10% dari total dosis diberikan secara bolus selama
1 menit. Pemasukan dosis 0,09 mg/kg (10% dari dosis 0,9mg/kg) secara iv bolus
selama 1 menit, diikuti dengan 0,81 mg/kg (90% dari dosis 0,9mg/kg) sebagai
kelanjutan infus selama lebih dari 60 menit. diberikan sesegera mungkin dalam 3
jam onset simptom. Efek sampingnya yaitu 1% sampai 10% : kardiovaskular
(hipotensi), susunan saraf pusat (demam), dermatologi (memerah(1%)),
gastrointestinal (GI hemorrhage (5%), nausea, vomiting), hemotologi (pendarahan
mayor (0,5%), pendarahan minor (7%)), reaksi alergi (anaphylaxis,
urticaria(0,02%), intracranial haemorrhage (0,4% sampai 0,87%, jika dosis
100mg)
Tabel 1.1.Karateristik Pasien yang dapat diterapi dengan Alteplase8No Karateristik Pasien yang dapat diterapi dengan Alteplase
1. Terdiagnosis ischemic stroke
2. Tanda-tanda neurologis tidak bisa terlihat jelas secara spontan
3. Simptom stroke tidak mengarah pada subarachnoid hemorrhage.
4. Onset simptom kurang dari 3 jam sebelum dimulai terapi dengan
Alteplase
5. Tidak mengalami trauma kepala dalam 3 bulan terakhir
6. Tidak mengalami myocardial infarction dalam 3 bulan terakhir7. Tidak terjadi gastrointestinal hemorrhage atau hemorrhage pada saluran
kencing dalam 21 hari terakhir
8. Tidak melakukan operasi besar dalam 14 hari terakhir
9. Tidak mengalami arterial puncture pada tempat-tempat tertentu dalam 7
hari terakhir
10. Tidak mempunyai riwayat intracranial hemorrhage
11. Tidak terjadi peningkatan tekanan darah (sistolik kurang dari 185 mmHg
-
7/22/2019 Paper Diprint
8/11
8
dan diastolik kurang dari 110 mmHg)
12. Tidak terbukti mengalami pendarahan aktif atau trauma akut selama
pemeriksaan
13. Kadar glukosa darah >50 mg/dL
14. Hasil CT scan tidak menunjukkan terjadinya multilobar infarction
(hypodensity kurang dari 1/3 cerebral hemisphere
Retaplase (Retavase) dibuat secara genetik, turunan yang lebih kecil dari
tPA rekombinan yang telah ditingkatkan potensinya dan bekerja lebih cepat dari
rTPA. Retaplase biasanya diberikan sebagai injeksi bolus IV. Retaplase
digunakan pada infark miokardial akut dan embolisme paru.
Tenecteplase (TNK-tPA) memiliki waktu paruh yang lebih panjang dan
afinitas ikatan yang lebih besar untuk fibrin daripada rTPA. Karena kwatu paruh
yang lebih panjang, dapat diberikan secara IV bolus. TNK-TPA hanya digunakan
pada infark miokardial akut.
Streptokinase7
Streptokinase dan anistreplase digunakan pada infark miokardial akut, thrombosis
vena dan aterial, dan embolisme paru. Ikatan ini antigenik karena diturunkan dari
bakteri streptokokus.
Streptokinase alami (SK) bekerja kurang spesifik sehingga kurang
diminati sebagai obat trombolitik daripada tPA karena menyebabkan banyak
fibrigenolisis.
Anistreplase (Eminase) adalah kompleks SK dan plasminogen.
Anistreplase lebih memiliki spesifitas bekerja pada fibrin dan aktivitas yang lebih
lama daripada SK alami. Namun, menyebabkan fibrigenolisis.
Urokinase7
Urokinase (Abbokinase; UK) aktivator plasminogen tipe urine (uPA) karena
dibentuk di ginjal dan ditemukan di urine. Urokinase jarang digunakan karena
seperti SK, UK menyebabkan fibrigenolisis. Satu kelebihan UK dari SK adalah
nonantigen.
-
7/22/2019 Paper Diprint
9/11
9
Efek samping dari semua obat trombolitik adalah komplikasi perdarahan
yang disebabkan fibrigenolisis sistemik dan lisis sumbatan hemostatik normal.
Perdarahan sering terjadi pada tempat kateterisasi, meskipun perdarahan
gastrointestinal dan otak pun dapat terjadi. Oleh karena itu, pasien yang pernah
mengalami trauma atau yang memiliki riwayat stroke perdarahan serebral
biasanya tidak diberi trombolitik.
-
7/22/2019 Paper Diprint
10/11
10
BAB 3
KESIMPULAN
Terapi yang diberikan pada pasien-pasien dengan stroke iskemik salah
satunya adalah terapi trombolitik. Obat-obat trombolitik digunakan untuk
melarutkan gumpalan darah (trombus). Gumpalan darah dapat terbentuk pada
semua pembuluh darah, namun ketika terbentuk di pembuluh darah koroner,
serebral atau pulmonal, akan mengancam hidup, trombus koroner dapat
menyebabkan infark miokard, trombus pembuluh darah serebral dapat
menyebabkan stroke, tromboemboli pulmoner dapat menyebabkan gagal jantung
dan gagal napas. Jenis-jenis obat trombolitik yang dapat digunakan adalah Tissue
Plasminogen Activator (TPA), Streptokinase, Urokinase.
-
7/22/2019 Paper Diprint
11/11
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kalache, A. & Aboderin, I., 1995. Stroke: The Global Burden. Available from:http://heapol.oxfordjournals.org/content/10/1/1.abstract [Accessed 6 May 2012]
{abstrak}.
2. Emanuel, E.J. & Emanuel, L.L., 2005. Palliative and End-of-Life Care. In:Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson,
J.L., ed. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th Edition. United States
of America: McGraw-Hill.
3. Wilkinson, I. & Lennox, G., 2005. Essential Neurology. Fourth Edition. UK:Blackwell.
4. Misbach, J., 2011. Stroke Aspek Diagnosis, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta:Balai Penerbit FKUI.
5. Nasution, I.K., 2011. Perbedaan Nilai GFR Pada Penderita Stroke dengan atauTanpa Sindroma Metabolik. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran USU RSUP H. Adam Malik Medan.
6. Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan, 2011. Data PenderitaRawat Inap Tahun 2011
7. http://www.cvpharmacology.com/thrombolytic/thrombolytic.htm[Accessed 24 Oktober 2013]
8. Adam, H. P., et.al., 2007. Guidelines for the Early Management of Adults WithIschemic Stroke: A Guideline From the American Heart Association/ American
Stroke Association Stroke Council, neurologists. Available from :
http://www.stroke.ahajournal.org.diakses tanggal 25 Oktober 2013
http://heapol.oxfordjournals.org/content/10/1/1.abstracthttp://www.cvpharmacology.com/thrombolytic/thrombolytic.htmhttp://www.stroke.ahajournal.org/http://www.stroke.ahajournal.org/http://www.cvpharmacology.com/thrombolytic/thrombolytic.htmhttp://heapol.oxfordjournals.org/content/10/1/1.abstract