bab 4 diprint

32
ANGKA LEMPENG TOTAL KAMIS, 8 MEI 2014 LAPORAN BAB IV MIKROBIOLOGI FARMASI Dosen : Evi Umayah Ulfa, S. Si., M.Si., Apt Oleh: Kelompok C-3 Firda Ratna Safitri 132210101060 Amirotu Sajidah 132210101066 Fathimatuazzahrah 132210101074 Nina Amalia 132210101076 Nur Marlinah 132210101078 Sri Anita P.A.W 132210101080 Monica Santoso 132210101090

Upload: daniel-benny-santoso

Post on 24-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bab 4

TRANSCRIPT

ANGKA LEMPENG TOTAL

KAMIS, 8 MEI 2014

LAPORAN BAB IVMIKROBIOLOGI FARMASI

Dosen : Evi Umayah Ulfa, S. Si., M.Si., Apt

Oleh:Kelompok C-3

Firda Ratna Safitri132210101060Amirotu Sajidah132210101066Fathimatuazzahrah132210101074Nina Amalia132210101076Nur Marlinah132210101078Sri Anita P.A.W132210101080Monica Santoso132210101090

BAGIAN BIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS JEMBER2014BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMakanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Setiap makanan yang kita makan haruslah memenuhi syarat agar apa yang kita makan adalah bahan yang aman dan minimal tidak menimbulkan penyakit kepada manusia.Pemeriksaan cemaran bakteri pada makanan mutlak harus dilakukan agar kita dapat mengetahui keamanan dari makanan yang dikonsumsi. Tidak hanya makanan, tetapi kebutuhan lain seperti kosmetik, minuman dan obat-obatan juga harus memiliki kadar aman untuk digunakan.Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kuman-kuman patogen pada makanan.Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba.Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut.Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lambaga.Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanyadapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangatkecil, maka sukar sekali untuk menghitung mikroorganisme, dalam hal ini praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan perhitunganmikroorganisme dengan metode-metode tertentu, yaitu metode ALT(Angka Lempeng Total) dan MPN (Most Probable Number). Tetapi pada praktikum kali ini hanya akan dibahas cara menghitung dengan metode angka lempeng total.1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menentukan angka kuman ?1.2.2 Bagaimanakah cara menghitung koloni sampel ?1.2.3 Apa saja parameter yang dapat digunakan untuk menentukan keamanan sampel ?1.2.4 Sampel apa saja yang diharuskan memenuhi ketentuan angka lempeng total?1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan metode tuang dan metode sebar ?1.3 Tujuan1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam metode yang dapat digunakan dalam menentukan angka kuman.1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui cara serta dapat melakukan penghitungan koloni sampel dengan baik dan benar.1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui parameter yang dapat digunakan dalam menetukan keamanan sampel.1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahu sampel yang diharuskan memenuhi ketentuan angka lepeng total.1.3.5 Mahasiswa dapat mengetahi kelebihan dan kekurangan dari metode yang digunakan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan mikroorganisme merupakan peningkatan jumlah sel mikroorganisme yangterjadi akibat peningkatan biomassa mikroorganisme yang teratur, pertumbuhanmikroorganisme memerlukan lingkungan nutrisi yang cocok sehingga dapat mendukungproses perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel kuman dapatdiukur dengan perhitungan jumlah sel hidup dengan cara pengenceranyang diikuti dengan penentuan unit pembentukan koloni pada permukaanmedia agar (Arthur, 1993).Mikroorganisme apabila tumbuh pada bahan pangan, dapat menyebabkan berbagai perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahan pangan tersebut.Perubahan yang dapat terlihat dari luar misalnya perubahan warna, pembentukan film atau lapisan pada permukaan seperti pada minuman atau makanan cair atau padat, pembetukan ngina, pembentukan endapan, bau ngina, bau busuk dan berbagai perubahan lainnya.Analisia kuantitatif mikrobiologi pada makanan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghitung jasad renik dalam suatu bahan yaitu dengan metode angka kuman (Fardiaz, 1992).Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaranMenurut Fardiaz (1992) prinsip hitung cawan dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam sampel. Metode ini merupakan cara paling nginave untuk menentukan jumlah mikroba sebab :a.Hanya sel yang masih hidup yang dihitung,b.Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus,c.Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloniyang ada mungkin berasal dari satu mikroba yang mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik.Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitung cawan digunakan suatu standar yang disebut Standar Plate Counts (PSC) sebagai berikut:a. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 3 dan 300.b. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni. Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Fardiaz, 1992).Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba.Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut.Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lambaga.Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.Jumlah mikroba dalam suatu bahan dapat dihitung menggunakan beberapa cara. Namun secara garis besar dibedakan menjadi :1. Cara perhitungan langsungCara perhitungan langsung berarti kita dapat mengetahui beberapa jumlah mikroba pada saat dilakukan perhitungan.Hasil perhitungan secara langsung menunjukkan seluruh jumlah mikroba yang masih hidup maupun yang sudah mati. Adapun caranya:a. Pembuatan preparat sederhana yang diwarnaib. Menggunakan ruang hitung2.Cara perhitungan tidak langsungCara perhitungan tidak langsung, hasil perhitungan jumlah mikroba baru dapat diperoleh kemudian setelah dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Hasil perhitungan tidak langsung akan menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja. Adapun caranya :a. Menghitung jumlah total mikroba (Total plate count = angka lempeng total)b. Cara pengenceran c. Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN = Most Probable Number)d. Cara kekeruhan (turbiditas)Cara perhitungan tidak langsung dapat digunakan baik untuk bahan padat maupun cair.Khusus untuk bahan padat maka sebelum dilakukan perhitungan bahan itu perlu dilakukan pelarutan atau dibuat suspense, dengan memperhitungkan factor pengencerannya.Tujuan pengenceran adalah untuk : Menghitung jumlah kuman aerob yang terdapat dalam produk obat, obat tradisional, makanan, kosmetik dan alat kesehatan. Sedangkan prinsip pengenceran yaitu ; sediaan yang telah dihomogenkan dan diencerkan dengan pengenceran yang sesuai ditanam pada media agar (PCA= plate count agar), setelah inkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Satuan perhitungan jumlah mikroba dikenal dengan istilah Colony Forming Units(CFUs) untuk perhitungan bakteri dan kapang/khamir.Factor pengenceran = pengenceran x jumlah yang ditumbuhkanJumlah koloni = jumlah x 1/ factor pengenceranSyarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:1. Satu koloni dihitung 1 koloni2. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni3. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni4. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

BAB IIIMETODE KERJA

3.1Alat dan Bahan3.1.1Alat:1. Bunsen (lampu spiritus)2. Tabung reaksi 10-1, 10-2, 10-33. Cawan petri 10-1, 10-2, 10-34. Mikropipet5. Spatula3.1.2 Bahan:1. Saos2. Madu3. Mie instant4. Tolak ngina3.2 Cara Kerja:Penyiapan alat dan bahan. Bahan bahan yang digunakan :Bahan untuk kelompok C-1 : SaosBahan untuk kelompok C-2 : MaduBahan untuk kelompok C-3 : Mie instantBahan untuk kelompok C-4 : Tolak anginSterilisasi alat dan praktikan yakni pengunaan alkohol pada meja praktikum dan cawan petri untuk wadah sampel, sedangkan penggunaan sabun dan antiseptis pada praktikanMasing-masing tabung diisi dengan aquades steril 9 ml

Memasukan sampel masing-masing kelompok ke dalam tabung reaksi 10-1 dengan tambahan aqua steril sebanyak 9 ml, kemudian di fortex agar larutan homogenCawan wadah sampel ditara, kemudian sampel masing-masing kelompok ditimbang dandimasukkan dalam wadah sampel sebanyak 1 gram (pengerjaan dekat lampu spritus agar aseptis)Neraca diletakkan dalam laminar air flow (LAF) dan disterilkan menggunakan alkohol

Masukkan tabung reaksi 10-1ke dalam lemari UV untuk disinari sinar UV selama 5 menitDekatkan dengan api agar aseptis, masukan mikropipet ke dalam tabung reaksi 10-1. Ambil sebanyak 1 ml kemudian buka tutup tabung reaksi 10-2secara aseptis kemudian mikropipet dimasukan ke dalam tabung reaksi 10-2, kemudian di fortex agar homogen

Kemudian pindahkan masing-masing sampel kelompok yang berada dalam ketiga tabung reaksi ke dalam cawan petriMasukkan masing-masing bahan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 gr/1 ml. Untuk sampel mie instant terlebih dahulu dihancurkan.Homogenkan dengan fortexSampel masing-masing kelompok pada tabung reaksi 10-1 sebanyak 1 ml dipindahkan ke dalam tabung reaksi 10-2 dengan mengunakan mikropipet yang menunjukan angka 1000 pada layarPindahkan 1 ml larutan dalam tabung reaksi 10-2 ke dalam tabung reaksi 10-3 dengan menggunakan mikropipet, kemudian di fortex agar homogen. Lakukan dengan cara aseptis.

Tabung reaksi 10-1 dipindahkan ke dalam cawan petri 10-1 sebanyak 0,1 ml dengan menggunakan mikropipet yang menunjukan angka 100

Dekatkan dengan api agar aseptis, masukan mikropipet ke dalam tabung reaksi 10-2. Ambil sebanyak 1 ml kemudian buka tutup tabung reaksi 10-3 secara aseptis kemudian mikropipet dimasukan ke dalam tabung reaksi 10-3, kemudian di fortx agar homogen

Sampel masing-masing kelompok pada tabung reaksi 10-2 sebanyak 1 ml dipindahkan ke dalam tabung reaksi 10-3 dengan mengunakan mikropipet yang menunjukan angka 1000

Tabung reaksi 10-1 dipindahkan ke dalam cawan petri 10-1 sebanyak 0,1 ml dengan menggunakan mikropipet yang menunjukan angka 100Dekatkan dengan api, masukan mikropipet ke dalam tabung reaksi 10-1. Ambil sebanyak 0,1 ml lalu pindahkan ke cawan petri 10-1 . Lakukan langkah ini pada tabung reaksi lainnya. Panaskan di api secara aseptis lalu inkubasi selama 24 jam

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PengamatanNoNama KelompokSampelJumlah koloni pada cawan

10-110-210-3

1C-1Saos-612

2C-2Madu19121

3C-3Mie instant3147

4C-4Tolak angin7157

Keterangan : jumlah koloni pada cawan tidak memenuhi standar karena tidak berada pada rentang 30-300 koloni sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan jumlah koloni.A. Kelompok C-1

B. Kelompok C-2C. Kelompok C-3

D. Kelompok C-4

4.2 Pembahasan4.2.1 Berbagai Metode dalam Menentukan Angka KumanPada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan mekanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan.Berbagai metode perhitungan yang dapat dilakukan adalah adalah: (1) metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas metabolisme a.Angka lempengan total, b. Pengenceran, Most Probable Number (MPN)c.Aktifitas metabolik.

(2) Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi a.Berat kering bakteri, b. Kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada panjang gelombang tertentu, c.Menghitung partikel elektronik, d.Menghitung dengan mikroskop langsung, e.Volume sel.Dari sejumlah metode di atas yang sering digunakan untuk pemeriksaan rutin yaitu; (1) Angka lempeng total Pour Plate digunakan untuk menghitung bakteri dengan ketentuan yaitu :a.Satu koloni bakteri dihitung satu sel bakteri hidup, b.Satu sel hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni bakteri dalam lempeng petri dish, c.Dihitung jumlah koloni antar 30-300 koloni. Apabila kurang maka dihitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka perlu dilakukan pengenceran.(2) Penghitungan bakteri dengan bakteri Spread Plate, prinsip hitung bakteri dengan metode ini adalah meratakan bakteri yang terdapat di dalam sampel dengan volume tertentu di atas permukaan media yang sesuai. (3) Penghitungan metodepour plate. Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count).(4) Most Probable Number (MPN), adalah perhitungan bakteri dengan cara menggunakan variasi jumlah tabung yang sudah ada di dalam standard.Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif.

4.2.2 Kelebihan dan Kelemahan dari Setiap MetodeDari setiap metode perhitungan yang sering digunakan pasti memiliki kelebihan dan kelemahannya. Hal ini akan menjadi pertimbangan untuk memilih metode mana yang sesuai digunakan.1. Metode spread plate Kelebihan :1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba Kekurangan:1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin akan membentuk satu koloni2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang jelas4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung2. Metodepour plate Kelebihan:1. Teknik nya mudah untuk dilakukan 2. Bakteri aerob mauoun anaerob dimungkinkan dapat hidup karena sampel dikocok secara homogen Kekurangan:1. Mudah timbulnya spreader yaitu koloni yang berbeda saling menumpuk hal ini dapat dihindari dengan membuat koloni tersebut lebih encer lagi 2. Kontaminan sulit dibedakan karena semuanya dituang secara homogen ,hal ini dapat dihindari dengan bekerja secara aseptis

3. Metode MPN Kelebihan :1. MPN cocok untuk sampel dengan konsentrasi mikroorganisme rendah khususnya dari jenis sampel air, susu, atau makanan terutama yang memiliki partikel-partikel yang larut didalamnya.2. Cukup mudah untuk dilakukan3. Dapat menentukan jumlah spesifik mikrobia tertentu dengan menggunakan media yang sesuai4. Metode ini dipilih untuk menetukan densitas bakteri Kelemahan :1. Membutuhkan alat gelas dalam jumlah yang banyak2. Tidak dapat digunakan dalam pengamatan morfologi dari suatu mikroorganisme4.2.3 Cara Menghitung Koloni SampelMenghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba.Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut.Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lambaga.Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.Jumlah mikroba dalam suatu bahan dapat dihitung menggunakan beberapa cara. Namun secara garis besar dibedakan menjadi :1.Cara perhitungan langsungCara perhitungan langsung berarti kita dapat mengetahui beberapa jumlah mikroba pada saat dilakukan perhitungan.Hasil perhitungan secara langsung menunjukkan seluruh jumlah mikroba yang masih hidup maupun yang sudah mati. Adapun caranya:a.Pembuatan preparat sederhana yang diwarnaib.Menggunakan ruang hitung2.Cara perhitungan tidak langsungBerarti bahwa hasil perhitungan jumlah mikroba baru dapat diperoleh kemudian setelah dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Hasil perhitungan tidak langsung akan menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja. Adapun caranya :a. Menghitung jumlah total mikroba (Total plate count = angka lempeng total)b. Cara pengenceranc. Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN = Most Probable Number)d. Cara kekeruhan (turbiditas)Perhitungan Koloni sampel Jika didapat jumlah koloni ideal antara 30 300, makajumlah koloni pada pengenceran terkecil dan jumlah koloni pada pengenceran terbesar dibuat perbandingan, jika hasil:a. 2 jumlah koloni pada pengenceran terkecil dikali pengencerannya dan jumlah koloni pada pengenceran terbesar dikali pengencerannya dibagi 2b. 2 jumlah koloni pada pengenceran terbesar dikali pengencerannya Jika didapat jumlah koloni kurang dari 30 ,maka jumlah koloni pada pengenceran terkecil dikali pengencerannya Jika didapat jumlah koloni lebih dari 300, maka jumlah koloni pada pengenceran terbesar dikali pengencerannya4.2.4 Parameter Keamanan SampelKeamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Berdasarkan Undang-undang no.7 tahun 1996 tentang pangan, keamanan pangan adalah kondisi dan upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan. Pencemaran makanan adalah suatu keadaan atau kondisi terdapatnya bahan-bahan asing yang keberadaannya tidak diinginkan dalam makanan. Pencemaran dapat diakibatkan oleh mikroorganisme, lingkungan, dan kimia.Cemaran mikroba adalah cemaran dalam makanan yang berasal dari mikroba yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.Pencemaran bahan makanan oleh mikroba dapat membawa dampak yang merugikan, bahkan dapat menimbulkan kematian.Berikut adalah batas maksimum jumlah bakteri pada sampelNoSampelJenis cemaran mikrobaBatas maksimum

1SaosALT (30oC, 72 jam)

1x106koloni/g

2MaduALT