yang harus diprint!

Upload: komang-sandiaskara-wibawa

Post on 12-Jul-2015

140 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, aktivitas perekonomian semakin tumbuh dan berkembang, diikuti dengan tumbuh dan berkembangnya lembaga perbankan. Lembaga perbankan berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan perekonomian yaitu perantara antara pihak-pihak yang memerlukan dana dengan yang berkelebihan dana. Berdasarkan atas sensus dari tahun 20042006 berjumlah 37 bank (kantor pusat), tahun 2007 berjumalah 38 bank, dan terakhir yang tercatat pada tahun 2008 mencapai angka 46 bank yang ada di Provinsi Bali (Badan Pusat Statistik/BPS/2009). Dengan semakin bertambahnya lembaga perbankan menjadikan persaingan semakin ketat. Bali yang

perekonomiannya bersumber pada sektor pariwisata, sehingga semakin besar pendapatan penduduk berasal dari sektor pariwisata. Namun, semenjak adanya kejadian bom Bali I pada tahun 2002 dan bom Bali II tahun 2005, secara tidak langsung memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia dan menyebabkan keadaan pariwisata Bali terpuruk. Hal ini ditandai dengan merosotnya kunjungan wisatawan terutama wisatawan mancanegara ke Bali. Walaupun kini pariwisata Bali sudah perlahan-lahan pulih, kejadian itu menjadi sebuah pelajaran bahwa kita masyarakat Bali tidak boleh hanya menggantungkan diri dari sektor tertentu saja melainkan juga bisa

mengembangkan sektor-sektor lain yang mempunyai peluang menjanjikan, salah

1

satunya di sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). UMKM dapat dijadikan sebuah peluang untuk memulai usaha dengan modal yang tidak terlalu besar tapi dapat tetap bertahan walaupun terjadi krisis seperti sekarang ini. UMKM memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak dan mewujudkan ekonomi, tetapi hal ini terkendala dalam hal penyediaan modal, maka perlu adanya solusi bagaimana sebaiknya UMKM dapat diberdayakan agar kegiatan usaha berjalan dengan baik, dimana pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan. Namun yang paling penting adalah pengadaan dana ataupun modal guna peningkatan usaha tersebut. Dan sebagian dari dana tersebut diharapkan dari lembaga keuangan seperti lembaga perbankan. Situasi seperti ini sangat membuka peluang bagi lembaga perbankan untuk memasarkan produk kreditnya khususnya kredit bagi UMKM. Oleh sebab itu lembaga perbankan mulai meningkatkan kegiatan operasionalnya, seperti mengarahkan dana masyarakat untuk meningkatkan jumlah simpanannya serta pemberian pinjaman atau kredit, pemanfaatan dana masyarakat untuk perkreditan diarahkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga pembangunan dan pemerataan kesempatan kerja dapat lebih ditingkatkan untuk mencapai kestabilan ekonomi. PT Bank Pembangunan Daerah Bali merupakan salah satu bank yang ada di Provinsi Bali yang ikut serta memberikan pelayanan pada instansi-instansi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat umum khususnya dalam pemberian kredit khususnya kredit komersil. Kredit komersil merupakan program pemerintah dalam peningkatan usaha-usaha mikro kecil dan menengah. Kredit usaha mikro

2

kecil dan menengah ini merupakan kredit dengan pola Sarana Penjamin Kredit Daerah (SKPD), dengan tujuan untuk membantu pemberdayaan dan

pengembangan usaha mikro kecil dan menengah sehingga mampu menciptakan lapangan kerja, mempercepat perkembangan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari data sensus tahun 2009 oleh Badan Pusat Statistik menyebutkan saat ini struktur ekonomi di Bali, lebih dari 99% terdiri atas unit usaha berkatagori UMKM. Sesuai sensus BPS Bali tahun 2009, usaha mikro tercatat 298.227 perusahaan, usaha kecil 74.727 perusahaan dan usaha menengah 4.294 perusahaan. Pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali kantor pusat Denpasar permohonan kredit UMKM terutama kredit dengan nilai plafond lebih dari 2 milyar dimana langsung ditangani sendiri oleh kantor pusat cukup banyak yaitu dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Jumlah Permohonan Kredit UMKM Periode Agustus 2009 s/d April 2010 Bulan Th.2009 Agustus Pemohon Disetujui Angka 28 10 8 12 17 Persentase 35,71% 33,33% 40,00% 68,00%

September 24 Oktober 30

November 25

3

Desember Th. 2010 Januari Pebruari Maret

31

28

90,32%

41 53 30

28 30 17

68,29% 56,60% 56,67% 51,06%

April 47 24 Sumber : PT BPD Bali Kantor Pusat Denpasar

Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa cukup banyaknya pemohon kredit khususnya kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dimana bisa dilihat pada tabel di atas pada tahun 2009 dari bulan Agustus s/d Desember 2009 jumlah pemohon kredit sebanyak 135 pemohon sedangkan pada tahun 2010

jumlah pemohon kredit mengalami peningkatan karena dalam kurun waktu empat bulan saja yaitu dari bulan Januari s/d April 2010 jumlah pemohon kredit berjumlah 171 pemohon. Dalam suatu proses pengajuan kredit khususnya kredit UMKM, setiap lembaga perbankan dalam hal ini PT Bank Pembangunan Daerah Bali tentunya mempunyai tata cara, persyaratan, dan produser peminjaman kredit sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. Berdasarkan tabel 1.2 di bawah ini dapat dilihat

jumlah pemohon kredit yang disetujui dan jumlah pemohon kredit yang tidak dapat direalisasikan sebagai berikut:

Tabel 1.2 Jumlah Permohonan Kredit Yang Terealisasi dan Ditolak4

Periode Agustus 2009 s/d April 2010

Bulan Th. 2009 Agustus

Pemohon Disetujui Angka 28 10 8 12 17 28 Persentase 35,71% 33,33% 40,00% 68,00% 90,32%

Ditolak Angka 18 16 18 8 3 Persentase 64,28% 66,67% 60,00% 32,00% 9,68%

September 24 Oktober 30

November 25 Desember Th. 2010 Januari Februari Maret April Jumlah 41 53 30 47 309 31

28 30 17 24 174

68,29% 56.60% 56,67% 51,06% 56,31%

13 23 13 23 135

31,71% 43,40% 43,33% 48,94% 43,69%

Dari data table 1.2 jumlah keseluruhan dari permohonan kredit (calon debitur) pada bulan Agustus tahun 2009 s/d April tahun 2010 berjumlah 309 pemohon atau jumlah pemohon kredit yang dapat diealisasikan berjumlah 174 pemohon atau sekitar 56,31%, itu artinya jumlah pemohon kredit yang tidak padat direalisasikan berjumlah 135 pemohon atau sekitar 43,69%.

5

Bagi lembaga perbankan khususnya PT Bank Pembangunan Daerah Bali, penyaluran kredit merupakan suatu kegiatan yang utama. Di samping itu penyaluran kredit juga sekaligus merupakan kegiatan yang paling besar resikonya. Untuk mengurangi besarnya resiko tersebut itulah makanya sebelum pemberian kredit diputuskan, bank terlebih dahulu melakukan analisis terhadap setiap permohonan kredit serta kelengkapan persyratan inilah biasanya para calon debitur cenderung bermasalah sehingga permohonan kredit mereka tidak dapat direalisasikan. Adapun masalah yang biasanya mengkibatkan proses realisasi (tahap pencairan kredit) tidak dapat dilakukan dikarenakan sebagai berikut:

Tabel 1.3 Permasalahan dalam permohonan kredit Masalah-masalah yang mengakibatkan kredit tidak dapat direalisasikan.1. Jaminan untuk pengikatan kurang memenuhi. 2. Izin usaha dari calon debitur sedang dalam proses perpanjangan. 3. Ketidaksetujuan tujuan investasinya. 4. Data kurang lengkap terutama untuk kebutuhan self financing

Sumber : PT. BPD Bali Kantor Pusat Denpasar. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik utuk mengetahui bagaimanakah Prosedur Peminjaman Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali yang berperan6

sebagai penyalur kredit pada UMKM sebagai sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya Bali.B. Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahannya adalah bagaimana Prosedur Peminjaman Kredit Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar?.C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui Prosedur Peminjaman Kredit UMKM yang diselenggarakan PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar.D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait yaitu:1. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana prosedur dan proses penyaluran kredit UMKM yang diselengarakan PT BPD Bali terhadap masyarakat Bali. 2. Bagi Perusahaan Dapat menginfomasikan kepada mahasiswa tentang kredit UMKM, dengan harapan mahasiswa dapat menyalurkan informasi tersebut kepada masyarakat.3. Bagi Politeknik Negeri Bali

7

Kegunaan yang diproleh dari penelitian ini yaitu dapat digunakan untuk menambah informasi dan ilmu pengetahuan. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah : 1. Lokasi Penelitian Dalam penulisan tugas paper ini penulis mengambil lokasi penelitian pada PT BPD Bali Kantor Pusat yang beralamat di Jalan Raya Puputan Niti Mandala, Denpasar 80235, Bali. Dengan nomor telepon (0361) 223301 dan Fax di nomor (0361) 229439. Penulis memilih PT BPD Bali Kantor Pusat karena BPD merupakan Bank milik pemerintah daerah yang paling berperan dalam kemajuan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya di Provinsi Bali. 2. Obyek Penelitian Adapun obyek yang diamati pada tugas paper ini adalah Prosedur Peminjaman Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada PT Bank BPD Kantor Pusat Denpasar. 3. Data Penelitian a. Jenis Data Penelitian Data yang digunakan untuk penulisan tugas paper ini adalah data kualitatif yang merupakan data yang bukan berupa angka, tetapi berupa pernyataan, sikap dan persepsi serta penggambaran tentang Prosedur Peminjaman Kredit UMKM yang diadakan PT BPD Bali. b. Sumber Data

8

1) Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung pada saat melakukan

penelitian pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar.2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh yang telah dikumpulkan oleh

pihak lain di luar penelitian kemudian dipergunakan untuk kepentingan penyusunan tugas paper ini. c. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :1) Metode Observasi yaitu teknik analisis data dengan melakukan

penelitian dan pengamatan langsung ke PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar.2) Metode Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara Tanya

jawab yang dilakukan kepada pimpinan dan karyawan PT BPD Bali.3) Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat catatan

atau dokumen yang ada di PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Deskriptif Kualitatif yaitu teknik analisis dengan cara menguraikan dan memaparkan secara lengkap masalah yang diteliti berdasarkan hasil pengamatan, data, informasi dan keterangan-keterangan yang telah didapat dari obyek penelitian sehingga akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pengertian Bank menurut UU No. 7 Tahun 1997 tentang perbankan telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 sebagai berikut :

10

Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Tentang pengertian bank, para ahli memberikan definisi bank antara lain seperti yang dikemukakan oleh Stuart (1996:2) adalah sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam. Sedangkan menurut Hasibuan (1996:2) mendefinisikan bank sebagai berikut : Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga social, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja. Dari pengertian bank di atas dapat disimpulkan lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. B. Jenis-jenis Bank Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam undang-undang perbankan. Adapun jenis perbankan jika ditinjau dari berbagai segi antara lain : 1. Dilihat dari Segi Fungsinya a. Bank Umum

11

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. 2. Dilihat dari Segi Kepemilikan a. b. c. d. e. Bank-bank Milik Pemerintahkan Bank Milik Swasta Nasional Bank-bank Milik Koperasi Bank Milik Asing Bank Milik Campuran

3. Dilihat dari Segi Status a. b. Bank Devisa Bank Non Devisa

C. Sumber Dana Bank Dalam menjalankan segala aktivitas perbankannya, lembaga perbankan di Indonesia mempunyai berbagai sumber-sumber dana antara lain : 1. Setoran Modal Pemegang Saham a. Setoran Modal Pemegang Saham b. Cadangan - cadangan Bank c. Laba Bank yang belum dibagi 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

12

a. Simpanan Giro (Demand Deposit) b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) c. Simpanan Deposito (Time Deposit)

3. Dana yang berasal dari lembaga lainnya Pemerolehan dana dari sumber ini dapat diperoleh dari : a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesiab. Pinjaman Antar Bank (Call Money)

c. Pinjaman dari Bank-bank luar negeri d. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU) D. Pengertian Prosedur Beberapa ahli memberikan definisi dengan cara yang berbeda yang pada dasarnya mempunyai maksud yang sama : Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001:1092) Prosedur adalah cara mengerjakan suatu pekerjaan menurut tingkatan-tingkatannya. Menurut Mulyadi, (1997:6) Prosedur adalah urutan kegiatan klivikal yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang. Menurut Baridwan (1994:3) Prosedur merupakan suatu urutan pekerjaan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi

perusahaan yang terjadi.

13

Berdasarkan penelitian Soesilo (2007) tentang Secara UMKM dalam Mengatasi Sistem dan Prosedur Kredit Komersial secara garis besar prosedur untuk memperoleh kredit pada bank umum adalah sebagai berikut : 1. Mengatasi formulir aplikasi (permohonan kredit, data dan informasi perusahaan) 2. Melengkapi persyaratan formulir permohonan kredit dengan dokumendokumen (data historis perusahaan, data proyeksi dan data jaminan) 3. Analisis Kelayakan Kredit Analisis kelayakan kredit, yang sekurang-kurangnya akan mencakup 5 (lima) hal utama, yaitu :1) Watak calon debitur (Character) 2) Kemampuan calon debitur (Capacity) 3) Modal calon debitur (Capital) 4) Agunan/jaminan (Collateral) 5) Kondisi perekonomian/keuangan (Condition)

4. Analisis Keuangan Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk analisis keuangan calon debitur adalah :1) Liquidity ratio (Rasio Likuiditas) 2) Leverage ratio (Rasio Pengaruh) 3) Activity ratio (Rasio Efektifitas) 4) Profitability ratio (Rasio Kemampuan Memperoleh Laba)

14

5. Bila

bank

memberikan

persetujuan,

langkah

berikutnya

adalah

penandatanganan Perjanjian Kredit (akad kredit) dihadapan notaries. Proses berikutnya adalah realisasi (tahap pencairan kredit). Beberapa strategi yang kiranya dapat dipertimbangkan untuk mengatasi sistem dan prosedur kredit komersial antara lain adalah : 1. Menyusun perencanaan usaha (business plan) 2. Strategi memperoleh informasi yang lengkap dan komprehensif 3. Strategi mempersiapkan agunan yang dapat dijadikan jaminan kredit 4. Strategi mempertahankan, mengkonsolidasikan dan meningkatkan kinerja kelembagaan, keuangan dan bisnis yang dikelola sesuai potensi sumber daya yang dimiliki 5. Strategi mendokumentasikan seluruh data kualitatif dan kuantitatif 6. Strategi berlatih membuat permohonan kredit komersial kepada bank umum 7. Strategi memanfaatkan jasa pihak ketiga yang kompeten untuk memproses, memberkas dan mengemas semua dokumen yang diperlukan untuk mengajukan permohonan kredit komersial kepada bank. E. Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

15

Dari pengertian kredit di atas, dapat dikatakan bahwa : 1. Adanya penyerahan uang atau tagihan2. Adanya kesepakatan antara kreditur dengan debitur

3. Adanya syarat bagi pihak debitur berkenaan dengan pinjaman dan bunga yang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Dalam bahasa latin kredit berarti credere artinya kepercayaan. Pengertian kredit menurut Kent, yang dikutip oleh Suyatno (1990:55) sebagai berikut : Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan dating karena penyerahan barang-barang sekarang. F. Fungsi dan Tujuan Kredit Kredit berdasarkan fungsi dan tujuannya menurut beberapa ahli dapat dibedakan sebagai berikut : Fungsi kredit menurut Kasmir (2004:97) adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Meningkatkan peredaran uang 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

16

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Sedangkan menurut hasibun (1996:88), fungsi dan tujuan kredit ialah sebagai berikut : 1. Fungsi kredit antara lain : a. Menjadi motivator dan dinasmitor peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat c. Memperlancar arus barang dan arus uang d. Meningkatkan hubungan internasional e. Meningkatkan produktifitas dana yang ada f. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat 2. Tujuan kredit antara lain : a. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit b. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada c. Melaksanakan kegiatan operasional bank d. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat e. Menambah modal kerja perusahaan G. Jenis-jenis kredit Menurut Kasmir (2002:109-112) secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain : 1. Dlihat dari jangka waktu (maturity) a. Kredit jangka pendek (short term loan) b. Kredit jangka menengah (Medium Term Loan)

17

c. Kredit jangka panjang (Long trem loan) 2. Dilihat dari jenis jaminan (collateral) a. Kredit dengan jaminanb. Kredit dengan tanpa jaminan (Unsecured Loan)

3. Dilihat dari sector usaha terdiri dari: a. Kredit pertanian b. Kredit peternakan c. Kredit industri d. Kerdit pertambangan e. Kredit pendidikan f. Kredit profesi g. Kredit perumahan 4. Dilihat dari segi tujuan kredit :a. Kredit komersil (comersial loan)/kredit perdagangan b. Kredit konsumtif (consumer loan) c. Kredit produktif (produktif loan)

5. Dilihat dari segi penggunaannya : a. Kredit modal kerja b. Kredit investasiH. Jaminan Kredit

Dari pihak perbankan, untuk melindungi dana yang disalurkan lewat kredit, diperlukan adanya semacam pagar pengaman untuk mengantisipasi resiko

18

kerugian. Menurut Kasmir (2002:113-114), jaminan kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan sebagai berikut: 1. Kredit dengan jaminan a. Jaminan benda berwujud Yaitu jaminan dengan barang-barang seperti : 1) Tanah 2) Bangunan 3) Kendaraan bermotor 4) Mesin-mesin/peralatan 5) Barang dagangan 6) Tanaman/kebun/sawah b. Jaminan benda tak berwujud Yaitu benda-benda yang dapat jaminan seperti: 1) Sertifikat saham 2) Sertifikat obligasi 3) Setifikat tanah 4) Sertifikat obligasi 5) Rekening tabungan yang dibekukan 6) Rekening giro yang dibekukan 7) Promes 8) Wesel 2. Kredit tanpa jaminanI.

Pengertian Kredit UMKM

19

Kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha UMKM melalui bantuan pemerintah sebagai usaha mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat. Tujuan yang dimiliki oleh PT. BPD Bali dalam penyaluran kredit UMKM berikut: 1. Mensejahterakan masyarakat2. Dengan memberikan kredit UMKM dapat mensejahterakan masyarakat.

3. Menggerakkan ekonomi rakyat.4. Ekonomi masyarakat dapat digerakkan dengan meningkatnya pendidikan

masyarakat. 5. Membuka lapangan kerja. 6. Dapat dibuka lapangan kerja melalui pemberian modal untuk membuka usaha UMKM

BAB III GAMBARAN UMUM PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI KANTOR PUSAT DENPASAR

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Bank Pembangunan Daerah Bali didirikan atas prakarsa Pemerintah daerah Bali yang mendapat dukungan sepenuhnya dari pengusaha-pengusaha nasional yang ada di Bali. Dalam rangka mengembangkan perekonomian derah dan menggerakkan pembangunan daerah serta untuk menyajian pelayanan yang

20

lebih baik dan merata di seluruh Bali. Bank Pembangunan Daerah Bali telah membuka kantornya di seluruh Bali. Bank Pembangunan Daerah Bali telah membuka kantor-kantornya di seluruh kabupaten dan bahkan ada pula di buka di beberapa kota di kecamatan di Bali. Bank Pembangunan Daerah Bali pada awal berdirinya berdasarkan akta No. 131 tanggal 5 Juni 1962, dibuat dihadapan Ida Bagus Ketut Rurus, Notaris di denpasar, dengan status hukum Perseroan Terbatas (PT) dan modal disetor sebesar Rp. 3.000.000,-(Tiga Juta Rupiah). Dengan berlakunya Undang-Undang No. 13 tahun 1962 tanggal 16 Agustus 1962, status hukum Perseroan Terbatas otomatis tidak berlaku, mengingat pendirian BPD wajib diatur dengan peraturan Daerah Daswati I. Karena situasi dan kondisi saat itu, Peraturan Daerah yang mengatur tentang pendirian BPD Bali baru diputuskan tanggal 9 Februari 1965 dengan nomor 6/DPR DGR/1965 dan disyahkan oleh Mentri Dalam Negeri dengan keputusan No. Des.9/21/128 tanggal 14 Juli 1965, ijin usaha diperoleh dari menteri urusan Bank General/GubernurBank Indonesia dengan Keputusan 110/UBS/65 tanggal 2 November. Mengingat makin berkembangnya BPD Bali, maka telah diadakan beberapa kali perubahan Peraturan daerah dan yang terakhir adalah Peraturan Daerah No. 15 tahun 1996 tanggal 19 Desember 1996 tentang perubahan pertama Peraturan Daerah No. 10 tahun 1992, disyahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan No. 584.61-1028 tanggal 16 September 1997, diundangkan dalam lembaran Propinsi Daerah Tingkat I Bali No. 247 tanggal 30 September

21

1997 seri D No. 246. Berdasarkan peraturan ini, model disetor berubah menjadi Rp 75.000.000.000,- (tujuh miliyar rupiah). Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat memiliki ruang lingkup dan mempunyai visi dan misi dalam kegiatan usahanya, yang harus dilaksanakan sebagai bank pemerintah. Adapun visi dan misi tersebut adalah: Visi :

Menjadikan PT Bank Pembangunan Daerah Bali sebagi Bank SEHAT dan Badan Usaha yang tangguh dan terpercaya dalam persaingan global serta mampu memenuhi harapan Stakeholder. Misi : 1. Sebagai Agent of Development Bank Pembangunan Daerah Bali didirikan untuk memberikan pelayanan bank kepqada pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. 2. Sebagai Badan Usaha Pemerintah Daerah yang mencari keuntungan Disamping sebagai agent of development, Bank Pembangunan Daerah Bali sebagi bank umum berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang layak. 3. Meningkatkan kompetensi Individu dan Organisasi (Intelektual, Skill dan Ability) 4. Meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk menjadikan jasa pelayanan yang berkualitas dan harga yang kompetitif. B. Bidang Usaha PT Bank Pembangunan Daerah Bali

22

Sebagai lembaga keuangan, BPD Bali Kantor Pusat memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan kepada masyarakat. Adapun bidang usaha dari Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat meiputi : 1. Penghimpun Dana Yaitu pengumpulan dana dari lemabga-lembaga keuangan dan badan-badan usaha lainnya serta masyarakat sebanyak-banyaknya, Dana masyarakat yang terhimpun, tersimpan dalam bentuk: a. Simpanan Giro b. Simpanan Deposito c. Tabungan Jenis tabungan yang dikembangkan di Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat adalah : a. Tabungan SIBAPA (Simpanan Bali Dwipa) b. Tabungan SIMPEDA (Simpanan Pembangunan Daerah) c. Tabungan Hari Tua 2. Tabungan Perkreditan Usaha perkreditan merupakan pokok perbankan di dalam memperoleh pendapatan. Kegiatan ini penyediaan yang berdasarkan persetujuan kredit antara bank dengan pihak lain dalam debitur atau kewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bungan yang ditetapkan.

23

3. Jasa-jasa Lain Dalam memperlancar lalu lintas keuangan, BPD Bali Kantor Pusat juga melayani usaha-usaha berupa: a. Safe Deposito Box b. Bank Garansi c. Inkaso d. Transfer e. Jasa Pelayanan Pembayaran Rekening Telepon f. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko maupun untuk kepentingan nasabahnya C. Struktur Organisasi dan Job Description Struktur organisasi adalah suatu susunan organisasi yang

menggamkbarkan tentang tugas, fungsi, dan wewenang serta tanggung jawab dari masing-masing bagian yang terdapat dalam organisasi, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien intern. Struktur organisasi Bank Pembanguan Daerah Bali Kantor Pusat menggunakan organisasi garis vertical bergerak dari pimpinan kemudian diteruskan kepada bawahannya di masing-masing bagian. Struktur organisasi tersebut dapat disajikan pada gambar berikut :

24

Dari struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat mengenai pembagian tugas masing-masing bagian pada Bank Pembanguan Daerah Bali Kantor Pusat, yaitu:25

1. RUPS a. Pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. b. Memilih dan menemukan kepengurusan perusahaan. c. Berhak mengankat dan memberhentikan Komisaris dan Direktur Utama serta berhak mengadakan perubahan-perubahan dan membuat ketetapanketetapan anggaran dasar. d. Menentukan besarnya gaji dan tunjangan0tunjangan yang dapat diberikan Direktur Utama dan Dewan Komisaris. 2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Menetapkan kebijaksanaan umum bank dan melakukan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap kebijaksanaan tugas direksi dan pelaksaaan tugasnya dibantu oleh Sekretaris Dewan Direksi. 3. Dewan Direksi a. Direktur Utama Melaksanakan koordinasi umum, memimpin para Direktur dan dalam pelaksaaan tugas organisasi secara langsung mengkoordinir dan mengawasi pelaksaaan tugas-tugas pada Divisi Renstra dan SPI & QA. b. Direktur pemasaran Mengkooerdinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan tugaas pada Devisi Treasury dan luar negeri dan devisi kredit. c. Direktur Umum

26

Mengkoordinir dan mengwasi secra langsung pelaksanaan tugas tugas pada devisi teknologi system informasi , administrasi keuangan, devisi SUM dan Sumber Daya Manusia. d. Direktur Kepatuhan Melaksanaan tugas- tugas sesuai ketentuan Bank Indonesia yan berlaku serta mengkoordinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan tugastugas pada Devisi Pembinaan Cabang(PCA) dan Devisi RMK. e. Staf Direksi Staf dieksi mempunyai tugas pokok membantu direksi dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta wajib memberikan saran dan pertimbangan,baik yang diminta maupun yang tidak diminta tentang langkah-langka yang pelu diambil direksi, yang berkaitan dengan bidang tugasya masing-masing. f. Biro Perencanaan dan Pengembangan Biro Perencanaan dan pengembangan mempuyai tugas pokok

merencanakan penyusunan kebijaksanaan umum direksi dalam bidang perencanaan dan pengembangan. g. Satuan Pengawasan intern Satuan pengawasan itern mempunyai tugas pokok membantu direktu utama dengan dewan pengawas dengan menjabarkan secara operasional tentang perencanaan, pelaksanaan segala dan pemantauan atas hasil audit seta dan

pengidentifikasikan

kemungkinan

untuk

memperbaiki

meningkatkan efesiensi penggunaan suber daya dan dana. h. Biro Treasury dan Luar Negeri

27

Biro treasury dan luar negeri mempunyai tugas pokok merencanakan dan menyusun kebijaksanaan umum direksi dlam bidang treasury dan luar negeri. i. Biro perkreditan Biro perkreditan mempunyai tugas pokok merncanakan dan menyusun keijaksanaan umum di bidang perkreditan. j. Biro Managemen Resiko dan Krpatuhan Biro managemen resiko dan kepauhan mempunyai tugas pokok merencanakan dan menyususn kebijakan umum direksi dalam bidang managemen resiko dan kepatuhan.k. Biro Kesekretariatan dan Umum

Biro Kesekretariatan dan umum mempunyai tugas pokok merenc anakan dan menyususn kebijaksanaan umum direksi dalam bidang kesekretariatan dan umum. l. Biro Administrasi Keuangan. Biro administrasi dan keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan dan menyusun kebijaksanaan umum direksi di bidang administrasi dan keuangan. m.Biro Sumber Daya Manusia Biro sumber daya manusia mempunyai tugas pokok merencanakan dan menyusus kebijaksanaann umum direksi pokok merencanakan dalam bidang sumber daya manusia. n. Biro Pembinaan Cabang dan Pengawasan LPD

28

Biro Pembinaan Cabang an Pengawasan LPD mempunyai tugas pokok merencanakan dan menyususn kebijaksanaan umum direksi dalam bidang Pembinaan Cabang dan Pengawaasan LPD. o. Biro Teknologi dan Informasi Biro Teknologi dan Informasi mempunyai tugas pokok merencanakan dan menyusun kebijaksanaan umum direksi dalam bidang teknologi dan informasi.

BAB IV

29

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagi lembaga perbankan, penyaluran kredit adalah salah satu kegiatan yang utama. Di samping itu penyaluran kredit juga sekaligus merupakan kegiatan yang paling besar resikonya. Untuk mengurangi besarnya resiko tersebut itulah maka sebelum pemberian kredit diputuskan, bank perlu terlebih dahulu terlebih dahulu melakukan analisis terhadap setiap permohonan kredit, sehingga didapatkan gambaran tentang kemampuan dan kesanggupan calon debitur dalam pengembalian kredit sesuai yang diperjanjikan. Untuk keperluan itu maka ditetapkanlah beberapa keterangan yang diperlukan oleh bank dan harus dipersiapkan oleh calon debitur, berikut prosedur pengajuan kreditnya. Pada dasarnya masing-masing bank mempunyai tata cara, persyaratan dan prosedur permohonan kreditnya sendiri-sendiri, namun tetap secara konsisten mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku bagi kalangan perbankan, terutama yang berkaitan dengan penerapan prinsip kehati-hatian. A. Kebijakan Kredit Pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar Keputusan pemberian kredit tidak didasarkan boleh semata-mata atas pertimbangan /permohonan untuk satu transaksi atau satu rekening kredit dari pemohon, namun harus atas dasar penilaian seluruh kredit dari pemohon kredit yang telah diberikan dan atau akan diberikan secara bersamaan oleh bank. Untuk keputusan dalam pemberian kredit pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai berikut :

30

1. Kebijakan Keputusan Kredit a. Setiap keputusan kredit memerlukan anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk setiap tingkatannya. b. Setiap pemberian kredit terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari KPK. c. Setiap anggota KPK mempunyai wewenang memberikan persetujuan kredit yang berlaku untuk seluruh KPK tingkat yang bersangkutan. d. Setiap anggota KPK harus independen dalam memberikan keputusannya. 2. Batas Wewenang Keputusan Kredit a. Batas kewenangan keputusan kredit untuk masing-masing pejabat ditentukan dengan ketentuan tersendiri. b. Setiap pemberian kredit harus memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang memutus kredit. 3. Pengujian Kredit dan Penilaian Di sini Direktur Kepatuhan melakukan pengujian terhadap pemberian kredit dalam batas wewenang oleh Direksi. 4. Tanggung Jawab Pemutus Kredit Tanggung jawab pejabat pemutus kredit meliputi hal sebagai berikut : a. Memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat. b. Memastikan bahwa pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan BPP Perkreditan.

31

c. Memastikan bahwa pemberian kredit telah didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif, dan cermat, serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit. d. Meyakini bahwa kredit yang akan diberikan dapat dilunasi kembali pada waktunya dan tidak akan berkembang menjadi banyak. 5. Keputusan dan Pencairan Kredit a. Setiap permohonan kredit harus diajukan secara tertulis. b. Setiap permohonan kredit harus dilakukan evaluasi dan analisa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Persetujuan kredit harus tertulis dalam bentuk Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SP2K) berdasarkan keputusan Kelompok Pemutus Kredit sesuai dengan kewenangannya. d. Setiap fasilitas kredit harus dituangkan dalam Perjanjian Kredit. e. Pencairan kredit hanya dapat dilakukan sepanjang memenuhi persyaratan. Bagian-bagian yang terlibat dalam Prosedur Pemberian Kredit UMKM pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali antara lain : 1. Bagian Kredit (Account Officer) 2. Bagian Analisis Pemasaran Kredit 3. Bagian Administrasi Kredit 4. Bagian Kelompok Pemutus Kredit 5. Dewan Direksi 6. Teller

32

B. Analisis dan Interpretasi Data Prosedur Pemberian Kredit UMKM

pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar Adapun prosedur pemberian kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sedang berjalan saat ini pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali adalah sebagai berikut : a. Permohonan Kredit Tahap ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan terhadap setiap rencana pemberian kredit yang meliputi pemenuhan persyaratan yang dilakukan oleh pihak bank dan pengisian formulir permohonan kredit. Adapun tujuan pemenuhan persyaratan dan pengisian formulir adalah sebagai tanda perjanjian yang bisa dipertanggungjawabkan antara pihak bank kepada debitur maupun sebaliknya. 1) Pengisian Formulir Permohonan Kredit UMKM dalam hal ini tergolong Kredit Komersil a) Identitas Pribadi b) Identitas Pemohon Identitas pemohon ini diisi oleh calon debitur yang akan memohon kredit secara lengkap baik untuk perorangan maupun untuk perusahaan c) Jumlah Kredit yang Dimohon Di sini calon debitur mecantumkan jumlah kredit yang dimohon dilengkapi dengan tujuan dari penggunaan kredit yang diajukan dan mengisi syarat-syarat yang tertera pada formulir permohonan kredit

33

d) Melengkapi peryaratan formulir permohonan kredit dengan dokumendokumen Di sini calon debitur melengkapi persyaratan permohonan kredit dengan melengkapi dokumen-dokumen seperti data historis

perusahaan, data proyeksi dan data jaminan. 2) Syarat Jaminan Kredit yaitu : a) Melampirkan fotokopi KTP pemohonan/fotokopi KTP suami istri apabila sudah menikah sebanyak 2 lembar b) Fotokopi Kartu KK Calon Debitur sebanyak 2 lembar c) Fotokopi KTP Suami + Istri Pemilik Jaminan sebanyak 2 lembar (apabila jaminan atas nama orang lain) d) Fotokopi Kartu KK Pemilik Jaminan sebanyak 2 lembar (apabila jaminan atas nama orang lain) e) Fotokopi sertifikat yang akan dijaminkan sebanyak 2 lembar f) Fotokopi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sebanyak 2 lembar g) Fotokopi Pembayaran Pajak PBB Terakhir sebanyak 2 lembar h) Melampirkan fotokopi data-data keuangan yang berkaitan dengan usaha i) Surat keterangan usaha dari Kantor Lurah/Kantor Desa (untuk kredit 100 juta ke bawah) j) Ijin-ijin usaha seperti SIUP, TDP, NPWP (untuk kredit di atas 100 juta) b. Analisis Kredit

34

1) Analisis Permohonan Atas dasar permohonan kredit dari pemohon dan persyaratan yang diajukan oleh pihak bank dan sudah dilengkapi oleh pemohon kemudian diserahkan kembali ke bagian analisis kredit untuk dicek kebenaran dan kelengkapannya. 2) Analisis Kelayakan Kredit Analisis kelayakan kredit, yang sekurang-kurangnya akan mencakup 5 (lima) hal utama, yaitu :a) Watak calon debitur (Character) b) Kemampuan calon debitur (Capacity) c) Modal calon debitur (Capital) d) Agunan/jaminan (Collateral) e) Kondisi perekonomian/keuangan (Condition)

3) Analisis Keuangan Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk analisis keuangan calon debitur adalah : a) Liquidity ratio Rasio likuiditas, digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang perusahaan yang jatuh tempo. Rasio ini dapat dihitung berdasarkan :(1) (2)

Current ratio (jumlah harta lancer/jumlah hutang lancar) Quick ratio (jumlah harta lancar-persedian/hutang lancar)

b) Leverage ratio

35

Rasio untuk mengukur seberapa jauh perbandingan aktiva yang dibiayai dari hutang atau bagaimana perbandingan resiko yang ditanggung oleh kreditur dan para pemegang saham pada perusahaan yang diberi kredit.Rasio ini dapat dihitung berdasarkan :(1) (2) (3)

Debt/networth (jumlah kredit/jumlah modal sendiri) Debt/asset (jumlah saldo kredit/harta perusahaan) Interest coverage (laba sebelum pajak dan bunga/bunga

yang dibayar). c) Activity ratio Rasio untuk mengukur seberapa jauh efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber keuangan atau berbagai macam harta operasional perusahaan. Rasio ini dapat dihitung berdasarkan :(1)

Average collection (jumlah saldo piutang dagang/hasil

penjualan bersih x 365 hari)(2)

Inventory turn over (saldo persediaan rata-rata/harga pokok

penjualan x 365 hari)(3)

Fix asset turn over (hasil penjualan bersih/harta tetap

bersih)(4)

Cash to cash cycle (saldo kas rata-rata/hasil penjualan per

hari + average collection period).d) Rasio Kemampuan Memperoleh Laba (Profitability ratios)

Rasio untuk menunjukkan hasil akhir yang dicapai manajemen dari setiap kebijakan dan keputusannya serta sekaligus untuk mengukur

36

efisiensi perusahaan secara keseluruhan, dengan membandingkan jumlah keuntungan dengan jumlah hasil penjualan atau investasi. Rasio ini dapat dihitung berdasarkan:(1)

Profit margin, (laba sesudah pajak per penjualan bersih x

100%)(2)

Return on investment (jumlah laba sesudah pajak per

jumlah harta rata-rata x 100%)(3)

Return on Equity (jumlah laba sesudah pajak per jumlah

modal sendiri rata-rata x 100%) 4) Cek Lapangan/On the Spot (OTS) Faktor-faktor yang dinilai dalam cek lapangan atau survey antara lain : a) Lokasi dan Aktifitas Usaha Untuk mengetahui secara pasti kegiatan apa sebenarnya yang dilakukan oleh calon debitur, misalnya usaha dagang, industri atau jasa serta rincian spesifik jenis usahanya. Selain itu perlu diteliti apakah usaha yang dijalankan tidak bertentangan dengan ketentuan dan ketertiban masyarakat serta kelengkapan perijinan atas usahausaha dimaksud. b) Jaminan Untuk mengetahui keadaan atau kondisi jaminan, baik berupa tanah, bangunan, peralatan usaha yang bisa dijual kembali atau kendaraan. Selain itu petugas cek lapangan juga meneliti apakah jaminan sudah sesuai dengan yang dinyatakann pemohon.

37

c) Keadaan nasabah secara individu Tujuan utama penelitian terhadap keadaan nasabah antara lain : (1)Untuk kelancaran informasi dan komunikasi antara pihak bank dengan calon debitur (2)Mengenal lebih dekat dan terinci tentang pribadi calon debitur (3)Memudahkan proses penyelesaian masalah bila kemudian hari muncul wanprestasi atau keterlambatan membayar kredit. d) Meminta informasi dari bank lain Untuk mengetahui apakah calon debitur juga menerima kredit dari bank lain berikut kondisinya. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah jangan sampai bank-bank lain melakukan pembiayaan yang sama atas kegiatan usaha yang sama yang akan menyebabkan terjadinya pembiayaan ganda. Dari hasil cek lapangan tersebut, dibuat laporan analisis lapangan yang memuat di formulir memorandum pengusulan kredit yang berisi penguraian, kesimpulan serta penyajian altternatifalternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan

keputusan pimpinan terhadap permohonan calon debitur. 5) Evaluasi Kebutuhan Keuangan Evaluasi kebutuhan keuangan bertujuan untuk menentukan besarnya kebutuhan keuangan, jenis kredit, jangka waktu kredit, jaminan kredit dan syarat-syarat kredit yang tepat bagi calon debitur. C. Penolakan Permohonan Kredit

38

Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Kredit ditolak karena adanya berbagai factor yaitu diantaranya : 1. Nilai jaminan yang tidak seimbang antara jumlah kredit yang diajukan dengan keadaan atau nilai jaminan 2. Sasaran dana tidak jelas, apakah digunakan untuk usaha atau konsumtif 3. Legalitas kepemilikan jaminan tidak jelas 4. Ijin usaha calon debitur sedang dalam proses perpanjangan Langkah-langkah yang diambil dalam penolakan permohonan kredit : 1. Keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada calon debitur dengan disertai alas an penolakannya. 2. Surat penolakan permohonan dibuat 2 (dua) rangkap yaitu : a. Surat yang asli diserahkan atau dikirim kepada pemohon b. Lembar kedua digunakan untuk arsip 3. Dalam hal penolakan permohonan baru, semua berkas permohonan dapat dikembalikan kepada calon debitur kecuali surat permohonannya. 4. Calon debitur yang permohonan kreditnya ditolak dapat merevisi kembali persyaratan kreditnya, dan melengkapi semua dokumen yang diperlukan sehingga bisa kembali mengajukan kredit. 5. Apabila hasil revisi permohonan kredit menyatakan bahwa permohonan kredit dari calon debitur sudah memenuhi persyaratan yang lengkap, maka dilanjutkan ke tahap persetujuan kredit, keputusan kredit, pencairan kredit sampai tahap akhir pencairan kredit.

39

6. Apabila hasil revisi permohonan kredit masih tidak dapat disetujui, maka permohonan untuk pemberian kredit dapat direalisasikan. D. Persetujuan Permohonan Kredit Persetujuan kredit dapat diartikan sebagai keputusan untuk menetapkan dana dan modal bank pada aktiva yang beresiko. 1. Surat Keputusan Kredit (SKK) a) Keputusan menyetujui dituangkan dalam Surat Keputusan Kredit yang memuat persetujuan kredit dan persyaratan-persyaratan yang dianggap perlu yang menyangkut pemberian kredit kepada calon debitur, diantaranya besarnya kredit, jangka waktu, besarnya suku bunga, ongkos-ongkos kredit, jaminan tambahan data pengikatnya dan lain-lain. b) Apabila calon debitur dapat menyetujui/sependapat dengan persyaratan Surat Keputusan Kredit agar menandatanganinya dan segera

menyampaikan kembali kepada PT Bank Pembangunan Daerah Bali untuk dibuatkan Surat Perjanjian Pinjaman. Dan apabila tidak dapat menyetujui masih dapat dinegosiasi atau kalau terjadi jalan buntu terpaksa pemberian kredit tidak dapat dilanjutkan/dibatalkan. 2. Surat Perjanjian Pinjaman a) Kesepakatan yang telah diambil dalam Surat Keputusan Kredit yang ditentukan telah ditandatangani calon debitur, kemudian PT Bank Pembangunan Daerah Bali membuatkan Surat Perjanjian Pinjaman yaitu perjanjian pinjam meminjam antara pihak PT Bank Pembangunan Daerah Bali dan pihak debitur/calon debitur.

40

b) Surat Perjanjian Pinjaman ditandatangani kedua belah pihak yaitu kepala Divisi Kredit PT Bank Pembangunan Daerah Bali dan oleh pihak debitur sendiri di atas materai. c) Jaminan tambahan dibuatkan pengikatan dan asli/bukti pemilikan atas barang jaminan tersebut disimpan dengan aman oleh PT Bank Pembangunan Daerah Bali. 3. Pencairan Kredit Permohonan kredit yang sudah disetujui, selanjutnya diserahkan kepada bagian Administrasi Kredit untuk mempersiapkan berkas pencairan kredit. Berkas tersebut antara lain : a) b) c)1)

Kwitansi biaya-biaya administrasi Materai Biaya pengikatan pada Notaris, seperti : FEO (Fiduciare Eigendoms Oberdracht) untuk mengikat benda

bergerak seperti kendaraan 2) Hak Tanggungan (HT)/Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan

(SKMHT) untuk mengikat benda tidak bergerak seperti rumah, tanah dan gedung. 3) Pembuatan Perjanjian Kredit, yang selanjutnya ditandatangani oleh

pemohon dan suami/istri pemohon serta pemilik agunan. Selesai pengisian perjanjian kredit serta biaya-biaya tersebut di atas, debitur dipersilahkan untuk mencairkan kreditnya dan proses pemberian kredit

41

Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang dalam hal ini termasuk ke dalam kredit komersil telah selesai. Kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan banyaknya

permohonan kredit UMKM tidak dapat terealisasikan. Dari uraian prosedur pemberian kredit UMKM ini penulis dapat menyimpulkan adanya kelemahankelemahan yang timbul sehingga berdasarkan keterangan data sebelumnya

jumlah pemohon kredit periode Agustus 2009 sampai dengan April 2010, dari jumlah pemohon berjumlah 309 pemohon, yang dapat direalisasikan hanya berjumlah 174 pemohon, yang artinya terdapat 135 pemohon yang permohonan kreditnya tidak dapat direalisasikan. Adapun kelemahan-kelemahan yang penulis dapat simpulkan berdasarkan masalah-masalah yang mengakibatkan kredit tidak dapat direalisasikan ialah sebagai berikut : a. Dalam Pengisian Formulir permohonan untuk kelengkapan data calon debitur, pihak bank kurang teliti dalam memberikan penjelasan sehingga terjadinya kekurangan atau ketidaklengkapan data yang diisi oleh calon debitur.b. Pada tahap analisa kredit dari awal proses dari permohonan kredit, apabila

terhadap kekurangan, kesalahan, atau tidak kelengkapan data yang sifatnya dapat menghambat proses pemberian kredit tersebut, pihak bank tidak langsung menginformasikan kepada calon debitur , justru hal tersebut disampaikan pada akhir analisa sehingga menimbulkan tidak efisien waktu. c. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses permohonan kredit dari awal calon debitur datang kurang selektif dalam menentukan calon debitur tersebut,

42

apakah tujuan investasinya jelas, kesesuaian jaminan, ijin usaha, dan apakah kiranya layak untuk permohonan kredit yang diinginkan. Hal tersebut untuk menghindari adanya kredit macet di kemudian hari. Strategi yang kiranya dapat dipertimbangkan untuk mengatasi banyaknya permohonan kredit UMKM yang tidak dapat terealisasikan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

43

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar adalah sebagai berikut: 1. Tahap Permohonan Kredit Calon debitur mengajukan permohonan kredit yang akan dilayani oleh karyawan PT. BPD Bali Kantor Pusat Denpasar yang selanjutnya calon debitur harus mengisi formulir permohonan kredit. Di samping itu, calon debitur harus memenuhi persyaratan jaminan kredit yqang telah ditentukan. 2. Tahap Analisi Kredit Dalam tahap ini setelah permohonan kredit diterima oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, maka diadakan penilaian kredit sesuai dengan asas-asas pekreditan dan prinsip-prinsip analisis kredit. Dari hasil analisis mualai dari analisis permohonan, analisis kelayakan, analisis keuanganj, dan cek lapangan yang kemudian dimuat pada formuli8r analisa yang menentukan keputusan adanya persetujuan dan ditolaknya permohonan kredit dan sehingga diadakan evaluasi kebutuhan keuangan. 3. Penolakan Permohonan Kredit Apabila hasil dari analisis kredit terhadap nilai jaminan yang tidak seimbang antara jumlah kredit dengan keadaan atau nilai jaminan, sasaran dana tidak jelas, apakah digunakan untuk usaha atau konsumtif, legalitas kepemilikan jaminan tidak jelas serta ijin usaha calon debitur sedang dalam proses perpanjangan, maka permohonan kredit tersebut tidak dapat direlisasikan atau

44

ditolak.

Selanjutnya

diadakan

revisi

untuk

kelengkapan

persyaratan

permohonan kredit dan apabila calon debitur sudah memenuhi persyaratannya sesuai dengan ketentuan, maka kredit yang dimohon dapat direalisasikan. 4. Persetujuan Kredit Dalam hal ini apabila permohonan kredit telah sesuai dengan ketentuanketentuan kredit, persyaratan yang dilengkapi oleh calon debitur lengkap, maka dilakukan proses pengambilan keputusan bahwa permohonan kredit yang diajukan disetujui. Pihak PT. BPD Bali mengeluarkan Surat Keputusan Kredit (SKK) dan Surat Perjanjian Kredit (SPK) sehingga permohonan kredit yang sudah disetujui dapat dicairkan dan diterima oleh pemohon atau debitur. B. Saran Dengan melihat prosedur atau tahapan dalam pemberian kredit UMKM yang dilaksanakan oleh bagian yang bertugas pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar, adapun saran-saran yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat dalam mengatasi permasalahan banyaknya

permohonan kredit tidak dapat direlisasikan adlah sebagai berikut : 1. Pihak-pihak atau petugas yang terllibat dalam proses permohonan kredit harus tetap selektif dalam memilih calon debitur untuk menghindari adanya kredit macet. 2. Apabila terjadi ketidakjelasan mengenai pengisian formulir permohonan kredit, hendaknya dapat memberikan penjelasan agar tidak terjadi kesalahan dalam penngisian formulir.

45

3. Apabila terjadi pnolakan atau ketidaklayakan permohonan kredit, hendaknya segera disampaikan kepada calon debitur dengan penjelasan alasan penolakan yang terinci sehingga calon debitur dapat mengetahui secara jelas kenapa terjadi penolakan atau ketidaklayakan permohonan kreditnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adikusumah, Soemita R. 1985. Sistem Akuntansi Prosedur dan Metoda Suatu Pembahasan. Bandung: Sinar Baru Bandung Ariyanti, Maya. 2002. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Jakarta: Alfabeta

46

Badudu, S.S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Baridwan, Zaki. 1994. Sistem Akuntansi. Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta: BPFE Kasmir. 2004. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mulyadi. 1997. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pt. Salemba Emban Patria PT. Bank Pembangunan Daerah Bali. Buku Pedoman Perkreditan. Denpasar: Divisi Kredit

47