overlay transisional pada pasien usia muda lapsus

9
Gigitiruan overlay sebagian transisional untuk pasien berusia muda: Laporan Klinis Abstrak Laporan klinis ini menjelaskan pendekatan noninvasif bagi perawatan pasien yang didiagnosa dengan amelogenesis imperfekta (AI) dan open bite anterior yang berat. Keinginan fungsional dan estetis pasien berhasil dipenuhi melalui gigitiruan overlay lepas transisional. Amelogenesis imperfekta (AI) merupakan penyakit herediter yang mempengaruhi pembentukan enamel. 1,2 Ada tiga tipe AI: hipoplasia, hipokalsifikasi dan hipomaturasi. 1-3 Hipoplasia enamel merupakan gangguan ektodermal eksklusif, yaitu berhubungan dengan perubahan pada matriks enamel organik yang dapat menyebabkan bercak putik, pita horizontal yang sempit, pit dan groove, serta diskolorasi gigi mulai dari kuning hingga coklat tua. 1,2 Hipokalsifikasi enamel merupakan cacat dalam proses mineralisasi. Pada kelainan ini, enamel lunak dan rapuh. Hipomaturasi mengacu pada kelainan di tahap akhir proses mineralisasi. Hipomaturasi berbeda dari hipokalsifikasi dimana enamel lebih keras, dengan bercak berwarna putih opak hingga kuning kecoklatan atau merah kecoklatan. 4-6 Beberapa laporan telah menyebutkan maloklusi yang ditemukan pada penderita AI, yang ditandai dengan kegagalan oklusi gigi anterior maksila dan mandibula. 7,8 Restorasi cacat ini penting bukan hanya dari pertimbangan estetis dan fungsional, namun juga karena mungkin ada dampak

Upload: peiter-gozali

Post on 30-Jul-2015

86 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Overlay Transisional Pada Pasien Usia Muda Lapsus

Gigitiruan overlay sebagian transisional untuk pasien berusia muda: Laporan Klinis

Abstrak

Laporan klinis ini menjelaskan pendekatan noninvasif bagi perawatan pasien yang didiagnosa

dengan amelogenesis imperfekta (AI) dan open bite anterior yang berat. Keinginan fungsional

dan estetis pasien berhasil dipenuhi melalui gigitiruan overlay lepas transisional.

Amelogenesis imperfekta (AI) merupakan penyakit herediter yang mempengaruhi

pembentukan enamel.1,2 Ada tiga tipe AI: hipoplasia, hipokalsifikasi dan hipomaturasi.1-3

Hipoplasia enamel merupakan gangguan ektodermal eksklusif, yaitu berhubungan dengan

perubahan pada matriks enamel organik yang dapat menyebabkan bercak putik, pita horizontal

yang sempit, pit dan groove, serta diskolorasi gigi mulai dari kuning hingga coklat tua.1,2

Hipokalsifikasi enamel merupakan cacat dalam proses mineralisasi. Pada kelainan ini, enamel

lunak dan rapuh. Hipomaturasi mengacu pada kelainan di tahap akhir proses mineralisasi.

Hipomaturasi berbeda dari hipokalsifikasi dimana enamel lebih keras, dengan bercak berwarna

putih opak hingga kuning kecoklatan atau merah kecoklatan.4-6 Beberapa laporan telah

menyebutkan maloklusi yang ditemukan pada penderita AI, yang ditandai dengan kegagalan

oklusi gigi anterior maksila dan mandibula.7,8

Restorasi cacat ini penting bukan hanya dari pertimbangan estetis dan fungsional, namun

juga karena mungkin ada dampak psikologis yang positif bagi pasien.9-13 Perencanaan perawatan

bagi pasien AI berhubungan dengan banyak faktor: usia dan status sosioekonomi pasien, tipe dan

keparahan dari kelainan, dan situasi intraoral pada saat perawatan direncanakan.4 Dalam kasus

demikian diperlukan pendekatan interdisipliner untuk mengevaluasi, mendiagnosa dan mengatasi

masalah estetis melalui kombinasi perawatan ortodonti, bedah, prostodonti dan restoratif.

Laporan klinis ini menjelaskan pendekatan noninvasif untuk pasien remaja dengan AI

dan open bite anterior yang diperumit oleh pertumbuhan 3D.

Laporan klinis

Remaja perempuan berusia 14 tahun yang menyadari penampilan giginya dan memiliki

open bite yang cukup besar datang untuk perawatan. Pasien dirujuk ke Department of

Prosthodontic Dentistry di Tehran University untuk evaluasi dan perawatan. Riwayat dental,

medis dan sosial yang mendalam diperoleh dari pasien sebelum perawatan. Pemeriksaan klinis

pasien menunjukkan hubungan dental Klas III Angle fungsional dan diastema multipel. Open

Page 2: Overlay Transisional Pada Pasien Usia Muda Lapsus

bite anterior yang berat terdapat mulai dari premolar kedua ke premolar kedua. Gigi molar

pertama maksila kanan direstorasi sebelumnya dengan mahkota logam. Enamel gigi lain hampir

tidak ada namun dentin yang tersingkap tidak sensitif. Semua gigi memiliki mahkota klinis yang

pendek. Setelah pemeriksaan menyeluruh, pasien didiagnosa dengan AI tipe hipoplastik (Gambar

1 dan 2).

Karena kondisi pasien yang kompleks melibatkan AI dan open bite anterior, dan dengan

mempertimbangkan usianya, perawatan defenitif (bedah ortognatik) dikontraindikasikan. Oleh

sebab itu dikembangkan rencana perawatan dengan tujuan memperbaiki fungsi mastikasi,

maloklusi dan penampilan pasien secara reversibel. Overlay sebagian lepasan transisional

merupakan pilihan perawatan yang praktis dan perawatan bedah, ortodonti dan protesa cekat

ditunda hingga lonjakan pertumbuhannya.

Pencetakan lengkung maksila dan mandibula dilakukan menggunakan bahan cetak

hidrokoloid ireversibel (CA 37, Cavex, Haarlem, Belanda) dan diisi dengan dental stone tipe III

(Elite Model, Zhermack, Badia Polesine, Rovigo, Italia). Model dipasang pada artikulator semi-

adjustable (Dentatus Type ARH, Dentatus AB, Hagersten, Swedia) dalam relasi sentrik

menggunakan facebow dan catatan relasi sentrik.

Wax-up dari susunan gigi artifisial disiapkan pada model di artikulator tanpa perubahan

dimensi vertikal oklusal (OVD). Waxing diselesaikan di area oklusi anterior yang terbuka karena

terdapat ruang yang cukup untuk membentuk anatomi gigi yang ideal (Gambar 3). Dalam kasus

ini molar dibiarkan tidak tertutup dan hubungan kaninus sangat terjal. Oleh sebab itu

dikembangkan skema oklusi perlindungan kaninus. Namun disklusi posterior dikurangi sebanyak

mungkin dalam disklusi lateral. Selanjutnya pola malam diproses dengan resin akrilik

polimerisasi panas (Shade A1, Duralay, Reliance Dental Mfg Co, Worth, IL). Restorasi dipolis

dengan pumis (Steribim pumice, Metrodent Ltd., Paddock, Inggris) dan dihaluskan dengan rag

wheel (Calico mop, Stoddard Manufacturing Co Ltd., Letchworth, Inggris).

Restorasi mahkota akrilik transisional dipasang dan tepi, kontur, estetik serta oklusi

disesuaikan di intraoral. Fonetik dan garis senyum dievaluasi pada tahap ini. Setelah evaluasi

intraoral oleh klinisi dan pasien, catatan hubungan maksilomandibula yang baru dibuat lagi

dengan vinilpolisiloksan (BISCO, Bielefelder Dentalsilicone GmbH & Co, KG, Postfach,

Jerman) dalam posisi interkuspal maksimum, yang sesuai dengan relasi sentris. Selanjutnya

restorasi dikembalikan ke dalam mulut dan pencetakan seluruh lengkung dilakukan dengan

Page 3: Overlay Transisional Pada Pasien Usia Muda Lapsus

vinilpolisiloksan (Elite H-D, Zhermack). Restorasi disertakan dalam cetakan dan diisi model

baru. Model dipasang ke artikulator (Whip Mix Series 3000, Elite Dental Services Inc., Orlando,

FL) kembali.

Model selanjutnya diolesi dengan cairan pemisah (Vertex Divosep, Vertex Dental BV,

Belanda), kemudian resin autopolimerisasi untuk perbaikan (Tokuso Rebase Normal Set,

Tokuyama Corp, Tokyo, Jepang) diaplikasikan ke sisi lingual dan palatal. Sayap lingual/palatal

GTSL dibentuk dengan cara demikian (Gambar 4 dan 5). Sayap labial dihilangkan karena

dukungan bibir adekuat dan keberadaan sayap dapat mempengaruhi penampilan pasien. Untuk

retensi GTSL, dua klamer (Remanium Spring hard 0,8 mm wire, Dentaurum, Ispringen, Jerman)

disertakan dalam GTSL maksila. Daerah gerong distolingual yang dalam di mandibula

memberikan retensi yang adekuat bagi GTSL.

Dalam kunjungan berikutnya, GTSL yang telah dipolis diinsersi dan dilakukan evaluasi

akhir serta penyesuaian fonetik, estetik dan oklusi (Gambar 6 dan 7). Selain instruksi mengenai

cara memasang protesa dengan benar, pasien diberi instruksi mengenai kebersihan oral yang

adekuat dan pencegahan karies serta erosi. Ini melibatkan aplikasi mineral sodium fluorida-netral

(PreviDent 5000 Plus, Colgate Oral Pharmaceuticals, Canton, MA) di permukaan dalam GTSL

setiap malam dan konseling makanan.

Pasien juga diinstruksikan untuk melepas GTSL di malam hari. Setelah tiga kunjungan

pasca pemasangan, yang melibatkan penyesuaian kecil, pasien dijadwalkan dalam kunjungan per

6 bulan.

Pada kunjungan recall, pasien diperiksa untuk iritasi jaringan lunak, kalkulus, karies dan

dekalsifikasi. Protesa diperiksa untuk oklusi, retensi dan stabilitas. Selain itu kami juga

mengamati keberadaan retakan, diskolorasi dan kalkulus. Jika perlu, protesa dibersihkan secara

ultrasonik. Pada setiap kunjungan recall kepentingan untuk mempertahankan kebersihan oral

yang baik ditekankan kembali.

Iritasi jaringan diamati dalam kunjungan awal, namun tidak berlanjut. Kalkulus

ditemukan dalam kunjungan baru-baru ini. Hal tersebut mendorong pemberian motivasi lebih

lanjut untuk mempertahankan kebersihan oral yang baik, suatu hal yang juga diberitahukan

kepada ibu pasien.

Pasien ini direncanakan untuk memakai protesa selama 4 tahun. Setelah itu akan

ditentukan rencana perawatan baru dengan konsultasi bersama ahli bedah.

Page 4: Overlay Transisional Pada Pasien Usia Muda Lapsus

Pembahasan

Ada beberapa alternatif untuk merawat gigi dengan AI. Rencana perawatan dalam kasus

demikian bergantung pada berbagai faktor: usia dan status sosioekonomi pasien, tipe dan

keparahan kelainan, serta situasi intraoral pada saat perawatan direncanakan.4 Pasien dan dokter

gigi harus membahas kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan perawatan untuk menentukan

rencana perawatan yang terbaik. Dokter gigi restoratif harus memahami dengan jelas keinginan

estetik pasien dan pasien harus memahami keterbatasan dari segala jenis terapi restorasi.

Kemungkinan perawatan untuk AI berkisar dari protesa cekat hingga lepas, dan

perawatan bedah serta ortodonti sesuai untuk memperbaiki masalah open bite; akan tetapi

semuanya merupakan pendekatan permanen dan ireversibel yang hanya sesuai bagi pasien

dewasa. Dalam kasus ini perawatan defenitif harus ditunda hingga lonjakan pertumbuhan remaja.

Dengan masalah wajah panjang yang berat, pembedahan di usia remaja menengah hingga akhir

(setelah lonjakan pertumbuhan remaja) dapat dilakukan.14 Pasien ini belum mengalami

menstruasi dan pertumbuhan lebih lanjut dalam dataran vertikal dan sagital masih akan terjadi.

Oleh sebab itu diperlukan metode noinvasif dan reversibel tanpa membuang struktur gigi. GTSL

overlay memenuhi faktor-faktor tersebut dan hasil estetik ditingkatkan melalui pembuatan gigi

akrilik.

Karena tidak membutuhkan pembuangan struktur gigi, pendekatan ini dapat menjadi

rencana perawatan transisional. Protesa ini juga dapat diaplikasikan pada kasus yang

membutuhkan GTSL overlay dengan dukungan bibir yang adekuat. Dalam kasus demikian,

GTSL dapat diperkuat dengan substruktur logam. Protesa ini dapat digunakan saat periode

maturasi dan diubah sesuai kebutuhan.

Ringkasan

Laporan klinis ini menjelaskan pendekatan noninvasif dan reversibel melalui pemakaian

GTSL overlay transisional untuk penanganan AI dan open bite berat. Pertimbangan yang

seksama atas harapan dan permintaan pasien disertai instruksi kebersihan yang mendetail sangat

penting bagi keberhasilan perawatan dan kepuasan pasien. Protesa ini dapat digunakan sebagai

alat sementara hingga pasien dewasa.

Page 5: Overlay Transisional Pada Pasien Usia Muda Lapsus

Gambar 1. Keadaan gigi dalam interkuspalisasi maksimum praperawatan

Gambar 2. Gambaran senyum praperawatan

Gambar 3. Wax-up yang telah selesai

Gambar 4. Permukaan dalam GTSL interim maksila

Page 6: Overlay Transisional Pada Pasien Usia Muda Lapsus

Gambar 5. Permukaan GTSL interim mandibula yang telah dipolis

Gambar 6. Keadaan gigi dalam interkuspalisasi maksimum pasca perawatan

Gambar 7. Senyuman pasca perawatan