osteoporosis

23
OSTEOPOROSIS Vanya Regina Kamadjaja 2010.04.0.0149 Monica Wijaya 2010.04.0.0159

Upload: mon2wjy

Post on 03-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Osteoporosis

OSTEOPOROSIS

Vanya Regina Kamadjaja 2010.04.0.0149Monica Wijaya2010.04.0.0159

Page 2: Osteoporosis
Page 3: Osteoporosis

Sel-Sel Tulang• Osteoprogenitor

Ditemukan pada dalam osteum, lapis dalam periosteum, dan pada trabekel tulang rawan

Sel ini paling aktif selama pertumbuhan tulang dan pada pemulihan fraktur tulang

• Osteoblast

Berhubungan dengan pembentukan tulang.

• Osteocyte

Osteocyte berada di lakunare. Di bawah pengaruh parathyroid hormon (PTH) berperan pada resorbsi tulang (osteocytic osteolysis) dan transportasi ion kalsium.

Page 4: Osteoporosis

Sel-Sel Tulang

• Osteoclast

Mediator utama resorbsi tulang, dibentuk oleh prekursor monosit di sumsum tulang dan bergerak ke permukaan tulang oleh stimulus kemotaksis.

Page 5: Osteoporosis

normalosteoporosis

Osteoporosis Penyakit dengan sifat-sifat khas berupa berkurangnya massa tulang,

disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang.

Page 6: Osteoporosis

Epidemiologi

Orang berkulit putih dan orang Asia memiliki resiko yang lebih besar menderita osteoporosis dan fraktur terkait osteoporosis.

Usia > 50 thn:1 dari 2

wanita1 dari 6 pria

Page 7: Osteoporosis

ETIOLOGI

Hyperthiroid meningkatkan aktivitas resorbsi tulang

Hyperparathiroid,terjadi peningkatan mobilisasi kalsium dari tulang ke plasma, sehingga terjadi hiperkalsemi dan dapat terjadi juga osteoporosis.

Penyakit-penyakit pencernaan menyebabkan terganggunya penyerapan nutrient-nutrien seperti vitamin D dan kalsium.

Pada penderita diabetes mellitus, Kontrol gula akan memperberat metabolisme vitamin D dan osteoporosis.

Kortikosteroid. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang.

Page 8: Osteoporosis

ETIOLOGI Antikonvulsant yakni fenitoin, fenobarbital, karbamazepin.

Menginduksi enzim cyp 450 Heparin Antasida yang mengandung aluminium menghambat

aktivitas dari osteoblas serta penyerapan mineral lain dari saluran cerna.

Fluoride menghambat penyerapan kalsium dari saluran cerna.

Litium meningkatkan konsentrasi paratiroid hormon dalam darah.

Furosemid akibatnya eksresi kalsium melalui urin menjadi lebih tinggi dan konsentrasi kalsium dalam darah menjadi rendah.

Konsumsi vitamin A yang berlebihan juga dapat memicu aktivitas osteoklas yang berlebihan sehingga proses resorpsi tulang semakin meningkat.

Page 9: Osteoporosis

FAKTOR RESIKO

Usia. Genetik Etnis (kaukasia dan oriental > kulit

hitam dan polinesia)Seks (wanita > pria)MerokokRiwayat keluarga

Page 10: Osteoporosis

KLASIFIKASI

Osteoporosis Primer: Osteoporosis primer tipe I. (Osteoporosis pasca

menopause) Wanita usia 50-65 tahun Fraktur biasanya pada vertebra atau tulang radius.

Osteoporosis tipe II. (Osteoporosis senile) yang terjadi pada usia lanjut.

Pasien biasanya berusia ≥70 tahun, pria dan wanita mempunyai kemungkinan yang sama terserang

Fraktur biasanya pada tulang paha. kifosis dorsalis, makin pendek dan nyeri tulang berkepanjangan

Osteoporosis Sekunderosteoporosis yang disebabkan oleh penyakit atau

pemakaian obat-obat tertentu

Page 11: Osteoporosis

PATOGENESIS

Ketidakseimbangan osteoclast dan osteoblast

Estrogen

Osteopretegerin

Resorbsi tulang

Berkurangnya massa tulang

Page 12: Osteoporosis

KLM FK UKI

Page 13: Osteoporosis

normalosteoporosis

Osteoporosis Terjadi perubahan yang menyolok pada tulang

spongiosa, dimana jaringan menjadi tipis dan renggang. Cortex tulang menjadi tipis dan keropos akhirnya pada menjadi fragile dan mudah menjadi fraktur patologik.

Page 14: Osteoporosis

Gejala Klinis

Pada awalnya tidak menimbulkan gejala.

Tahap lanjut memberikan keluhan atau gejala sebagai berikut:

1. Pemendekan tinggi badan, kifosis2. Nyeri 3. Fraktur tulang punggung, hip dan

pergelangan tangan

Page 15: Osteoporosis

1. Pemendekan tinggi badan, kifosis

Page 16: Osteoporosis

2. Nyeri pada punggung

3. Patah tulangpunggung, hip,pergelangan tangan

Page 17: Osteoporosis

Diagnosis

Anamnesis Beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai

kemungkinan osteoporosis ialah: Adanya faktor resiko (factor prediposisi) Terjadi patah tulang secara tiba-tiba karena trauma yang

ringan atau tanpa trauma Timbul rasa nyeri yang hebat sehingga pasien tidak dapat

melakukan pergerakan Tunbuh makin pendek dan bongkok (kifosis dorsal

bertambah)

Pemeriksaan Fisik Dilakukan dengan mengamati penurunan tinggi badan

dan postur tubuh.

Page 18: Osteoporosis

DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium Kadar serum kalsium, alkaline phosphatase. Pengukuran ekskresi kalsium urin 24 jam berguna

untuk menentukan pasien malabsorpsi kalsium (total ekskresi 24 jam <100 mg) dan untuk pasien yang jumlah ekskresi kalsium sangat tinggi (>250 mg/24 jam)

Bila dari hasil klinis, darah dan urin diduga adanya hiperparatiroidisme,maka perlu diperiksa kadar hormone paratiroid (PHT).

Page 19: Osteoporosis

DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan radiologi Pemeriksaan radiologi umumnya terlihat jelas

apabila telah terjadi osteoporosis lanjut

Page 20: Osteoporosis

DIAGNOSIS

Pemeriksaan densitometer (ultrasound) Pemeriksaaan densitometer untuk mengukur kepadatan

tulang (BMD) berdasarkan standar deviasi (SD) yang terbaca oleh alat tersebut . Penilaian osteoporosis dengan densitometer:

Normal: nilai densitas atau kandungan mineral tulang (T-score lebih besar atau sama dengan -1 SD).

Osteopenia (massa tulang rendah): nilai densitas atau kandungan mineral tulang (T-score antara -1 SD sampai -2,5 SD).

Osteoporosis: nilai densitas atau kandungan mineral tulang (T-score di bawah -2,5 SD).

Osteoporosis lanjut: nilai densitas atau kandungan mineral tulang (T-score di bawah -2,5 SD dengan adanya satu atau lebih patah tulang osteoporosis).

Page 21: Osteoporosis

MANAGEMENTSasaran dan strategi terapi• Usia 20-30 tahun adalah mencapai

kepadatan tulang yang optimal. • Usia diatas 30 tahun adalah

mempertahankan kepadatan mineral tulang (bone mineral density / BMD) dan meminimalkan keropos pada tulang yang diakibatkan karena pertambahan usia (age-related) atau karena keadaan post-menopause.

Page 22: Osteoporosis

MANAGEMENTPada penderita osteoporosis, terapi farmakologi dan non farmakologi osteoporosis memiliki tujuan :• pemeliharaan dan meningkatkan densitas

mineral tulang• mencegah pengeroposan tulang• mencegah terjadinya fraktur dan

komplikasi• mengurangi morbiditas dan mortalitas

yang berhubungan dengan osteoporosis

Page 23: Osteoporosis

PROGNOSIS

• Prognosisnya baik dalam pencegahan osteoporosis setelah menopause jika terapi farmakologi dengan estrogen atau raloxifen dimulai sedini mungkin dan bila terapi dipertahankan dengan baik dalam jangka waktu yang panjang (bertahun-tahun).

• Penggunaan bifosfonat dapat memperbaiki keadaan osteoporosis pada penderita, serta mampu mengurangi risiko terjadinya patah tulang.

• Penderita mengalami nyeri dan mobilisasi terbatas