obat anti aritmia

3
Obat-obat anti aritmia Obat anti aritmia bekerja pada potensial aksi pada jantung. Otot jantung bekerja karena adanya energy yang dihasilkan dari listrik jantung (elektromiokardiak). Untuk menghasilkan potensial aksi ini, diperlukan adanya aliran ion-ion untuk menimbulkan energy. Ion yang berfungsi adalah ion Na, Ca, dan K. Hampir semua sel jantung didominasi aksinya dengan ion Na, kecuali less sensitive pada AV Node yang didominasi ion Ca. Aritmia pada jantung terjadi karena 2 hal yaitu automatisitas dan reentri. Automatisistas pacemaker bisa disebabkan ion Na dan Ca, sedangkan reentri dapat disebabkan ketiga ion tersebut yang ada masalah. Proses potensial aksi : Pada sel-sel pacemaker, titik ambang Na untuk menjadi aksi energy adalah pendek, sehingga Na cepat bereksi dan dibantu Ca, kemudian Na repolarisasi. Proses Na dan Ca inilah yang disebut potensial aksi atau timbulnya gelombang P-QRS di EKG. Selanjutnya yang terjadi secara simultan adalah Na dan Ca kembali keluar sel, sedangkan ion K keluar sehingga disebut refractory period atau repolarisasi sel. Apabila terdapat keadan hiperkalemia (peningkatan K ekstrasel) maka refractory period menjadi sempit sehingga memungkinkan adanya reentri ataupun automatisitas sel. Jika yang terjadi adalah hipokalemia, maka dapat terjadi long QT pada EKG. Anomali pada Long QT ini adalah aritmia yang berupa torsades de pointes. Obat anti aritmia dapat digolongkan menjadi : 1. Na channel bloker (anestetik local seperti procainamid,lidocain) 2. Beta bloker (propanolol, timolol, sopalol) 3. Kalium channel bloker (amiodarone) 4. Calsium channel bloker (nondihidropiridine;verapamil dan diltiazem) 1. Na channel bloker Obat ini sangat efektif pada hampir semua gangguan aritmia. Terutama aritmia cepat, karena hamper semua sel jantung menggunakan ion Na yang sensitive. Obat ini terbagi menjadi 3

Upload: ransyori

Post on 09-Jul-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mekanisme kerja obat anti aritmia

TRANSCRIPT

Page 1: Obat Anti Aritmia

Obat-obat anti aritmia Obat anti aritmia bekerja pada potensial aksi pada jantung. Otot jantung bekerja karena adanya energy yang dihasilkan dari listrik jantung (elektromiokardiak). Untuk menghasilkan potensial aksi ini, diperlukan adanya aliran ion-ion untuk menimbulkan energy. Ion yang berfungsi adalah ion Na, Ca, dan K. Hampir semua sel jantung didominasi aksinya dengan ion Na, kecuali less sensitive pada AV Node yang didominasi ion Ca. Aritmia pada jantung terjadi karena 2 hal yaitu automatisitas dan reentri.Automatisistas pacemaker bisa disebabkan ion Na dan Ca, sedangkan reentri dapat disebabkan ketiga ion tersebut yang ada masalah.

Proses potensial aksi :Pada sel-sel pacemaker, titik ambang Na untuk menjadi aksi energy adalah pendek, sehingga Na cepat bereksi dan dibantu Ca, kemudian Na repolarisasi. Proses Na dan Ca inilah yang disebut potensial aksi atau timbulnya gelombang P-QRS di EKG. Selanjutnya yang terjadi secara simultan adalah Na dan Ca kembali keluar sel, sedangkan ion K keluar sehingga disebut refractory period atau repolarisasi sel. Apabila terdapat keadan hiperkalemia (peningkatan K ekstrasel) maka refractory period menjadi sempit sehingga memungkinkan adanya reentri ataupun automatisitas sel. Jika yang terjadi adalah hipokalemia, maka dapat terjadi long QT pada EKG. Anomali pada Long QT ini adalah aritmia yang berupa torsades de pointes.

Obat anti aritmia dapat digolongkan menjadi :1. Na channel bloker (anestetik local seperti procainamid,lidocain)2. Beta bloker (propanolol, timolol, sopalol)3. Kalium channel bloker (amiodarone)4. Calsium channel bloker (nondihidropiridine;verapamil dan diltiazem)

1. Na channel blokerObat ini sangat efektif pada hampir semua gangguan aritmia. Terutama aritmia cepat, karena hamper semua sel jantung menggunakan ion Na yang sensitive. Obat ini terbagi menjadi 3 golongan yaitu gol. 1A, 1B, dan 1C. Golongan 1A membuat lama potensial aksi sehingga long QT terjadi. Golongan 1B seperti lidocain memperpendek potensial aksi sehingga tidak cocok pada supraventrikular yang lebih dominan Na dan Ca, walaupun Na tetap terblok sehingga QT sama atau malah prolonged. Golongan 1C tidak merubah potensial aksi. Lidocain tidak mampu bekerja pada atrial

2. Beta blokerObat ini berperan dalam menghambat sinyal listrik ke sel yaitu menghambat cAMP. Pada kasus automatisitas dan reentri dapat digunakan tetapi harus hati-hati karena berlebihan dapat menurunkan CO dan tekanan darah. Obat ini sangat baik untuk profilaksis pada myocardial infarction.

3. Kalium channel blockerObat pada kelas ini yang paling terkenal adalah amiodarone. Amiodarone sebenarnya tidak hanya memiliki kemampuan blok ion K, tetapi juga Na, dan Ca, itulah mengapa sangat disukai.

Page 2: Obat Anti Aritmia

Dengan adanya amiodaron, aritmia karena ion Na dan Ca yang terjadi akibat blok Kalium, dapat terhindarkan, Satu-satunya yang mungkin terjadi adalah adanya Long QT anomaly.

4. Calsium channel blockerObat ini bukanlah dihydropiridine yang utama, tetapi tipe nondihidropiridine seperti verapamil dan diltiazem. Obat ini sangat baik dalam mencegah reentri pada AV nodal karena sensitive Ca, namun tidak dapat digunakan pada VT. Interval PR dan QT dapat memanjang karena obat ini.

Masih terdapat satu golongan lagi tentang obat anti aritmia yang dapat digunakan yaitu golongan miscellaneous(tidak terinci).

a. AdenosinAdenosin ini sangat penting bagi tubuh karena sebenarnya dapat dihasilkan sendiri dalam bentuk ATP. Namun ternyata jika diberikan cepat dalam dosis tinggi 6-12 mg dapat menghambat konduksi melewati AV nodal sehingga memperpanjang AP dan refractory period.

b. Ion kaliumTurunnya kalium menyebabkan adanya automatisitas terutama pada orang dengan digitalis. Hiperkalemia juga dapat menyebabkan reentri. Oleh karena itu, perlu diperiksa apakah ada gangguan ion kalium atau tidak pada pasien dengan aritmia.

c. MagnesiumMemiliki efek yang sama dengan kalium rendah pada pengguna digitalis. Sangat berfungsi pada keadaan torsades de pointes.

Diambil dari Katzung pharmacology.