newsletter januari 2020 -...

5
Jakarta Berita Berketahanan JANUARI, 2020 Halaman 2 Kawasan Perkotaan LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN Sekretariat Jakarta Berketahanan Bersambung ke Hal. 3 >>> Bersambung ke Hal. 4 >>> JAKARTA bERKETAHANAN Selayang Pandang Source : Dokumentasi JakBer 2020 Source : Dokumentasi JakBer 2020 Sekretariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan”. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation). Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta. Rabu, 8 Januari 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan berkesempatan untuk turut menghadiri dan mendukung pelaksanaan rapat koordinasi terkait pembekalan persiapan penanganan bencana banjir di Provinsi DKI Jakarta. Rapat ini diselenggarakan oleh Biro Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta dan dipimpin oleh Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta yang dihadiri oleh Sekretaris Kecamatan, Sekretaris Kelurahan, serta lembaga/komunitas yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penanganan bencana banjir. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk respon dan tindak lanjut dari bencana banjir Rabu, 15 Januari 2020, Jakarta Berketahanan berkesempatan untuk turut menghadiri workshop terkait kerjasama antara pemerintah, lembaga usaha, dan masyarakat dalam manajemen resiko bencana. Rapat ini diselenggarakan oleh Wahana Visi Indonesia, dengan dukungan APINDO (Asosisasi Pengusaha Indonesia) serta USAID (United States Agency for International Development) dan dimoderatori oleh Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Indonesia yang dihadiri oleh berbagai lembaga yang bergerak di sektor publik dan privat. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya Wahana Visi Indonesia, APINDO, dan USAID untuk meningkatkan yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu yang dalam proses pelaksanaanya masih membutuhkan pembenahan baik dari sisi koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Kegiatan pembekalan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan untuk memberikan pelatihan dan sosialisasi terkait upaya pendataan korban banjir dan kebutuhan logistik bagi Kecamatan dan Kelurahan di DKI Jakarta, terutama beberapa wilayah yang belum tertangani. Sedangkan, pada sesi kedua lebih berfokus pada upaya peningkatan kolaborasi komunitas untuk membantu proses pendataan di lapangan. Pemprov DKI Jakarta Tingkatkan Kolaborasi Hadapi Ancaman Banjir Awal Tahun 2020 APINDO Dorong Pengusaha Perkuat Kapasitas Diri dalam Menghadapi Bencana DI DKI Jakarta Direktur Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memberikan pemaparan mengenai pentingnya asuransi bencana dalam meningkatkan kapasitas pengusaha dan masyarakat di DKI Jakarta. Finalisasi Hasil Studi “Pembangunan Rendah Karbon DKI Jakarta (Low Carbon Scenario for DKI Jakarta Towards 2050)” Halaman 2 Perubahan Iklim Pemprov DKI Jakarta Pertemukan Beragam Pemangku Kepentingan Guna Membahas Kondisi Perubahan Iklim

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter Januari 2020 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/02/Newsletter-Januar… · untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer

JakartaBerita

BerketahananJANUARI, 2020

Halaman 2

Kawasan Perkotaan

LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN

Sekretariat Jakarta Berketahanan

Bersambung ke Hal. 3 >>>

Bersambung ke Hal. 4 >>>

JAKARTA bERKETAHANAN

Selayang Pandang

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Sekretariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan”.

Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation).

Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta.

Rabu, 8 Januari 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan berkesempatan untuk turut menghadiri dan mendukung pelaksanaan rapat koordinasi terkait pembekalan persiapan penanganan bencana banjir di Provinsi DKI Jakarta.

Rapat ini diselenggarakan oleh Biro Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta dan dipimpin oleh Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta yang dihadiri oleh Sekretaris Kecamatan, Sekretaris Kelurahan, serta lembaga/komunitas yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penanganan bencana banjir. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk respon dan tindak lanjut dari bencana banjir

Rabu, 15 Januari 2020, Jakarta Berketahanan berkesempatan untuk turut menghadiri workshop terkait kerjasama antara pemerintah, lembaga usaha, dan masyarakat dalam manajemen resiko bencana. Rapat ini diselenggarakan oleh Wahana Visi Indonesia, dengan dukungan APINDO (Asosisasi Pengusaha Indonesia) serta USAID (United States Agency for

International Development) dan dimoderatori oleh Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Indonesia yang dihadiri oleh berbagai lembaga yang bergerak di sektor publik dan privat.

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya Wahana Visi Indonesia, APINDO, dan USAID untuk meningkatkan

yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu yang dalam proses pelaksanaanya masih membutuhkan pembenahan baik dari sisi koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Kegiatan pembekalan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan untuk memberikan pelatihan dan sosialisasi terkait upaya pendataan korban banjir dan kebutuhan logistik bagi Kecamatan dan Kelurahan di DKI Jakarta, terutama beberapa wilayah yang belum tertangani. Sedangkan, pada sesi kedua lebih berfokus pada upaya peningkatan kolaborasi komunitas untuk membantu proses pendataan di lapangan.

Pemprov DKI Jakarta Tingkatkan Kolaborasi Hadapi Ancaman Banjir Awal Tahun 2020

APINDO Dorong Pengusaha Perkuat Kapasitas Diri dalam Menghadapi Bencana DI DKI Jakarta

Direktur Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memberikan pemaparan mengenai pentingnya asuransi bencana dalam meningkatkan kapasitas pengusaha dan masyarakat di DKI Jakarta.

Finalisasi Hasil Studi “Pembangunan Rendah Karbon DKI Jakarta (Low Carbon Scenario for DKI Jakarta Towards 2050)”

Halaman 2

Perubahan IklimPemprov DKI Jakarta Pertemukan Beragam Pemangku Kepentingan Guna Membahas Kondisi Perubahan Iklim

Page 2: Newsletter Januari 2020 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/02/Newsletter-Januar… · untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Rabu, 15 Januari 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan turut menghadiri Diskusi Pakar terkait Perubahan Iklim yang diinisiasi oleh DLH Provinsi DKI Jakarta dan TGUPP. Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, yaitu: Pemerintah Pusat (BMKG, BIG, LAPAN, Sekretariat RAN API, BBWSCC Kementerian PUPR); Pemprov DKI Jakarta (Bappeda, BPBD, DCKTRP, DSDA, Biro PLH, TGUPP); Akademisi (CCROM IPB); dan Mitra Pembangunan Pemprov DKI Jakarta (C40, Sekretariat Jakarta Berketahanan).

Kegiatan ini bertujuan untuk membahas dampak dan potensi perubahan iklim terkait dengan bencana, di antaranya adalah bencana banjir yang terjadi di Jakarta pada awal Bulan Januari 2020.

Dalam pertemuan tersebut terdapat beberapa temuan penting seperti, kondisi hujan di Jakarta pada 31 Desember 2019 – 1 Januari 2020 (terbesar 377mm/hari) sudah dapat dikategorikan ke dalam kondisi ekstrim (>150mm/hari). Untuk menghadapi kondisi curah hujan yang ekstrim tersebut, Pemprov DKI Jakarta perlu

melakukan hydrological budgeting (perhitungan limpasan air) untuk menghindari potensi bencana. Hal ini juga perlu memperhatikan kondisi tanah di DKI Jakarta yang 60% merupakan tanah yang liat (tidak baik untuk menjadi lahan resapan). Oleh sebab itu, diperlukan sebuah rencana kontinjensi banjir yang lebih komprehensif terkait 3 (tiga) jenis banjir, yaitu: (i) Banjir Akibat Hujan Lokal; (ii) Banjir Kiriman; dan (iii) Banjir Rob. Diperlukan pul proses koordinasi yang lebih komprehensif antarwilayah terkait pengendalian banjir dan kerjasama terkait aspek hidrologi. Selain itu, beberapa pihak berpendapat jika Pemprov DKI Jakarta perlu untuk menyediakan perwakilan BPBD Provinsi DKI Jakarta di tingkat Walikota Administrasi untuk mempercepat koordinasi ketika terjadi bencana.

Menindak lanjuti hal tersebut, akan diselenggarakan rapat lanjutan untuk menindaklanjuti diskusi pakar terkait perubahan iklim ini. Terkait rapat lanjutan, pihak LAPAN memandang perlu untuk melibatkan Bidang Pemanfaatan Data LAPAN mempertimbangkan bidang tersebut terkait langsung dengan topik perubahan iklim.

emisi GRK tersebut. Dari paparan tim ITB diketahui bahwa saat ini Provinsi DKI Jakarta sudah mempunyai inisiatif dalam rangka penurunan emisi GRK hingga tahun 2030 yang diregulasikan dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 131 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, meskipun demikian, pergub ini sedang dalam tahap revisi sebagai respon terhadap penyesuaian langkah penurunan emisi GRK yang dilakukan oleh daerah dan nasional.

Guna mewujudkan penurunan emisi GRK jangka panjang, diberlakukan Long Term Strategy (LTS) dengan mengembangkan Low Carbon Development Strategy (LCDS) yang salah satunya adalah dengan mewujudkan kendaraan berbasis listrik serta biofuel sebagai alternatif penggangi bahan bakar kendaraan yang kadar emisi GRK nya lebih rendah jika dibandingkan bahan bakar konvensional.

Dalam pertemuan ini disepakati pula bahwa, guna meningkatkan partisipasi publik dalam penurunan emisi GRK, pemerintah diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang dapat mendorong masyarakat untuk mengimplementasikan upaya penurunan emisi GRK, seperti pemberian insentif bagi masyarakat yang berhasil menerapkan konsep green building dan penyediaan fasilitas charging untuk kendaraan listrik yang titiknya tidak hanya berpusat di satu area saja.

Kamis, 23 Januari 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan berkesempatan untuk mengikuti rapat yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta terkait finalisasi hasil studi pembangunan rendah karbon di Provinsi DKI Jakarta yang bersifat long-term, yaitu hingga tahun 2050 dan dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Rapat ini dihadiri oleh beberapa pemangku kepentingan terkait, seperti Tim Pusat Kebijakan Keenergian Institut Teknologi Bandung (ITB); Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia; Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI Jakarta; PD PAL Jaya Provinsi DKI Jakarta; Dinas Kehutanan

DKI Jakarta; Yayasan ICLEI Indonesia; serta C40. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari surat yang diajukan oleh Pusat Kebijakan Keenergian Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait finalisasi studi “Pembangunan Rendah Karbon DKI Jakarta (Low Carbon Scenario for DKI Jakarta Towards 2050)” dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait, mulai sektor privat, sektor publik, hingga para akademisi.

Rapat diawali dengan pemaparan oleh Tim Pusat Kebijakan Keenergian Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait gambaran emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan Provinsi DKI Jakarta, upaya-upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan penurunan emisi GRK, serta seberapa besar dampak yang timbul dari berbagai upaya penurunan

2 JakartaBerita

Berketahanan

Finalisasi Hasil Studi “Pembangunan Rendah Karbon DKI Jakarta (Low Carbon Scenario for DKI Jakarta Towards 2050)”

Pemprov DKI Jakarta Pertemukan Beragam Pemangku Kepentingan Guna Membahas Kondisi Perubahan Iklim

JANUARI, 2020P

eru

bahan Ik

limK

aw

asa

n P

erk

ota

an

Page 3: Newsletter Januari 2020 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/02/Newsletter-Januar… · untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer

Dalam pertemuan ini Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta menghimbau, setiap Sekretarias Kecamatan (Sekcam) dan Sekretaris Kelurahan (Sekel) untuk membentuk posko bencana di masing-masing kecamatan dan kelurahan. Dia juga menghimbau agar para Sekcam dan Sekel untuk dapat berpedoman pada mekanisme siaga bencana jika terjadi banjir kembali.

Early Warning System perlu digencarkan lagi agar masyarakat dapat lebih siaga, termasuk menggunakan infrastruktur lokal (toa masjid, atau petugas lapangan kelurahan) untuk memberi peringatan langsung pada masyarakat. Para lurah juga diharapkan nantinya sudah dapat mengetahui lokasi rawan banjir, potensi jumlah warga terdampak, serta titik-titik pengungsian. Guna memudahkan proses pelaporan masyarakat saat terjadi banjir, nantinya Dinkes Provinsi DKI Jakarta, yang bekerjasama dengan Diskominfotik akan menerapkan Executive Information System yang memungkinkan masyarakat untuk melaporkan kejadian banjir dua kali sehari.

Maraknya penyakit lepstospirosis yang diderita warga saat terjadi banjir mendorong upaya Dinkes Provinsi DKI Jakarta untuk mendistribusikan cairan disinfektan ke masing-masing RT dan puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Jakarta Smart City (JSC) membuat form data banjir yang dapat memudahkan pemerintah dalam mengetahui wilayah mana saja yang terkena banjir serta

sarana sosial yang terdampak banjir pada setiap RT dan RW.

Pembenahan aplikasi Pantau Banjir mobile dilakukan dengan membuat beberapa versi, seperti khusus untuk DSDA, Dinsos, serta publik.

Selain itu Diharapkan kedepannya para ketua RT dapat membantu JSC untuk menginput titik genangan banjir yang dapat dilakukan empat kali sehari serta menginput data pengungsi yang dapat dilakukan dua kali sehari. Semua pemangku kepentingan terkait harus terjun dalam penanganan banjir di Provinsi DKI Jakarta yang dilaksanakan dalam satu komando oleh BPBD. BPBD yang berperan sebagai lembaga pemerintah di bidang penanggulangan bencana daerah diharapkan dapat lebih sigap dan tanggap dalam menangani banjir di Provinsi DKI Jakarta pada masa mendatang.

Dalam pertemuan ini, hadir pula berbagai pemangku kepentingan dari beragam NGO yang tergabung dalam kelompok relawan tanggap bencana. Mereka juga menyampaikan jika upaya pendataan oleh relawan seringkali mengalami keulitan dan tumpeng tindih data, dan tidak terkoordinasinya upaya penyebaran loistik dari relawan. Dengan demikian diperlukan alat atau wadah komunikasi yang memudahkan setiap relawan guna mengabarkan aktifitas mereka ketika terjadi bencana.

Sejalan dengan hal tersebut Save The Children Indonesia bekerjasama dengan BNPB telah menyusun aplikasi yang

disebut Desk Relawan.

Melalui aplikasi ini setiap relawan dapat dapat memudahkan para relawan untuk mengirimkan laporan terkait banjir, baik memperbaharui informasi terkait lembaga yang merespon di berbagai wilayah Provinsi DKI Jakarta, titik pengungsian, serta pos bantuan yang ada. Dengan begitu, Pemerintah melalui BPBD akan mendapatkan informasi terkait lokasi yang belum mendapatkan bantuan dan seberepa banyak bantuan yang dibutuhkan hingga pada level tertantu.

Meskipun demikian, masih perlu adanya koordinasi yang baik antara para pemangku kepentingan, baik dari lembaga pemerintah maupun lembaga non-pemerintah yang bersedia untuk berkolaborasi dalam menangani banjir di Provinsi DKI Jakarta serta pengintegrasian data dari masing-masing lembaga agar tidak terjadi miskomunikasi.

Pelatihan secara berkelanjutan juga menjadi hal yang sangat penting untuk terus didorong agar setiap lembaga atau kelompok relawan yang ada dapat memanfaatkan aplikasi yang ada dan tentu membantu proses penghimpunan data pada situasi tanggap darurat bencana.

Kedepan, ketersediaan data yang up to date dan koordinasi yang baik dari para pemangku kepentingan akan memberikan dampak yang signifikan pada proses pengurangan risiko banjir di DKI Jakarta.

3>>>

JakartaBerita

Berketahanan

Pemprov DKI Jakarta Tingkatkan Kolaborasi Hadapi Ancaman Banjir Awal Tahun 2020

JANUARI, 2020

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Page 4: Newsletter Januari 2020 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/02/Newsletter-Januar… · untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer

JANUARI, 20204

Kliping

JakartaBerita

Berketahanan

kerjasama antar sektor privat (lembaga swasta) serta sektor publik (lembaga pemerintah dan non-pemerintah) dalam meminimalisir resiko bencana yang terjadi di masa mendatang.

Kegiatan utama pada workshop ini adalah berupa pemaparan dari tiga narasumber yang berasal dari beberapa lembaga pemerintah (Kepala Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Keuangan Interregional-BKF Kementrian Keuangan dan Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB), maupun lembaga swasta (Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Seluruh Indonesia).

Saat ini, pemahaman lembaga pemerintah dan swasta terkait resiko bencana masih sangat minim, yang dibuktikan dengan kurangnya perhatian terhadap beberapa aspek seperti tata kelola lembaga dan investasi yang telah dilakukan oleh lembaga terkait dalam meminimalisir resiko bencana.

Kebanyakan upaya yang dilakukan oleh berbagai lembaga terkait penanganan bencana hanya saat terjadi bencana dan pasca bencana, sehingga tidak sedikit lembaga dari sektor publik maupun privat yang kurang memperhatikan kondisi sebelum bencana terjadi, seperti penggunaan material bangunan yang kurang kokoh terhadap bencana.

Selama ini, dana CSR yang diberikan oleh lembaga swasta lebih berfokus pada bantuan habis pakai hanya saat pasca bencana seperti logistik sehingga dampaknya kurang berkelanjutan. Guna meminimalisir dampak yang harus ditanggung oleh berbagai lembaga usaha jika terjadi bencana di masa mendatang, perlu dibuat skenario lain selain Business as Usual. Upaya BNPB dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami resiko bencana yang ada di sekitarnya adalah

dengan membuat aplikasi InaRISK versi mobile yang juga dapat digunakan oleh berbagai lembaga yang bergerak di berbagai bidang dalam meminimalisir dampak yang timbul akibat bencana.

Sebelum tahun 2018, terdapat beberapa dana cadangan dalam APBN yang diperuntukkan untuk penganganan bencana, yaitu anggaran pra bencana, anggaran tanggap darurat, dan anggaran pasca bencana. Tetapi, pendanaan ini dianggap kurang berkelanjutan karena seringkali terdapat kasus dimana dana yang telah dianggarkan tidak dapat menutup semua kerugian yang ditimbulkan akibat bencana yang terjadi.

Jika meninjau dari persentase alokasi dana cadangan APBN yang hanya sebesar 22%, diperlukan alternatif lain untuk pemerintah melindungi aset masyarakatnya, sehingga pada tahun 2018, timbul urgensi untuk diberlakukannya strategi pulling fund.

Strategi pulling fund dianggap memiliki kemampuan yang lebih untuk menutup kerugian yang ditimbulkan akibat bencana karena pemerintah memiliki dana cadangan dari hasil akumulasi dana yang didonasikan oleh berbagai lembaga yang berasal dari sektor publik maupun privat dan akan diinvestasikan untuk kepentingan terkait pengurangan resiko bencana.

Selain dibutuhkan upaya pemerintah dalam meminimalisir kerugian masyarakat akibat bencana, diperlukan kesadaran dari masyarakat sendiri untuk ‘melek’ terhadap kemungkinan terjadinya bencana di masa mendatang, yang salah satu bentuknya adalah melalui investasi untuk kepentingan asuransi. Hal ini dikarenakan masih minimnya persentase masyarakat di Indonesia yang melek asuransi, yaitu hanya sekitar 19%.

Minimnya persentase masyarakat yang melek asuransi ikut berdampak pada sulitnya industri asuransi untuk dapat menutupi klaim atas bencana karena keterbatasan dana yang diterima dari investasi masyarakat untuk asuransi. Langkah yang telah dilakukan oleh AAUI (Asosiasi Asuransi Umum Indonesia) untuk meminimalisir dampak resiko bencana adalah dengan mengalokasikan dana untuk kepentingan perlindungan aset milik negara dan juga memberlakukan asuransi mikro untuk membantu kegiatan usaha masyarakat kecil sehingga aset usahanya dapat terlindungi, seperti asuransi pertanian dan perikanan

Saat ini, Pemkot Padang sudah mulai mengembangkan asuransi properti dengan menggunakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai basis penentuan premi dan juga sebagai bentuk sosialisasi asuransi kepada masyarakat di Kota Padang.

Diberlakukannya insentif premi asuransi bagi masyarakat yang membayar pajak diharapkan dapat mendorong kesadaran masyarakat untuk membayar pajak pada waktunya karena ganti rugi yang diberikan setelah terjadi bencana akan lebih besar. Selain menguntungkan masyarakat itu sendiri, di sisi lain, daerah terkait juga akan merasakan manfaat karena meningkatnya pendapatan daerah dari pajak yang dibayar oleh masyarakat

Saat ini, sudah terdapat beberapa langkah yang diupayakan sektor publik maupun privat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan resiko bencana, seperti aplikasi InaRISK yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi bencana di suatu wilayah serta kemudahan berupa pembayaran premi yang dapat dilakukan melalui transfer bank maupun berbagai retail market yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

Dengan demikian, kemitraan antar lembaga usaha baik dari sektor publik maupun sektor swasta merupakan hal yang sangat krusial dalam upaya mendukung program manajemen pengurangan resiko bencana yang disebut dengan SINERGI (Supporting Disaster Preparedness of Government and Community). Sebagai tindak lanjut, akan diselenggerakan workshop berikutnya yang menghasilkan model bisnis atau skema yang dapat digunakan dalam implementasi PPPP (Public Private People Partnership). Sekretariat Jakarta Berketahanan siap mendukung SINERGI sebagai program upaya pengurangan resiko bencana dengan mempertemukan berbagai stakeholder dalam forum-forum terkait manajemen resiko bencana di masa mendatang.

APINDO Dorong Pengusaha Perkuat Kapasitas Diri dalam Menghadapi Bencana Di DKI Jakarta

>>>

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Page 5: Newsletter Januari 2020 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/02/Newsletter-Januar… · untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer

JANUARI, 2020

Last decade most expensive for natural disasters: report27 Januari 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/01/22/last-decade-most-expensive-for-natural-disasters-report/

Australia ‘Dihantui’ Badai Debu dan Hujan Es Usai Karhutla27Januari 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/01/22/australia-dihantui-badai-debu-dan-hujan-es-usai-karhutla/

Enam Koridor Transjakarta Raih Penghargaan Internasional26Januari 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/01/22/enam-koridor-transjakarta-raih-penghargaan-internasional/

100 Pohon Pelindung Ditanam di Hutan Kota PT JIEP26Januari 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/01/21/100-pohon-pelindung-ditanam-di-hutan-kota-pt-jiep/

Revitalisasi Monas demi Perluasan Ruang Terbuka Hijau26Januari 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/01/21/revitalisasi-monas-demi-perluasan-ruang-terbuka-hijau/

Portal Jakarta BerketahananSekretariat

Manajemen Pengetahuan Jakarta Berketahanan

Laporan Bulanan Sekretariat Jakarta Berketahanan Bulan Januari 2020

Tautan Unduhan :

DokumenStrategi Ketahanan Kota Jakarta/Resilient Jakarta Strategy

Tautan Unduhan :

http://jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/08/Strategi-Ketahanan-Kota-Jakarta-low-resulotion_V1..pdf

5E

nerg

i

JAKARTA bERKETAHANAN

Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9,

Jakarta 10110, Tel. (62-21) 389 01 802 Email : [email protected], Portal : www.jakberketahanan.org

SEKERTARIATJAKARTA BERKETAHANAN

Jakarta Berketahanan

JakBerketahanan

jakberketahanan

Produk Sekretariat Jakarta BerketahananLaporan - Dokumentasi - Strategi Publikasi Terkait Ketahanan Kota

Pustaka

Media Informasi Jakarta BerketahananMedia Digital

Kumpulan Berita Terkait Jakarta Berketahanan

Curah Hujan Ekstrem, Banjir Katastropik,dan Perubahan Iklim

Tautan Unduhan :

Kliping

Portal Sekretariat Jakarta Berketahanan

JakartaBerita

Berketahanan

http://jakberketahanan.org/wp-con-tent/up-loads/2020/02/20200205_Lap-Januari-2020_.pdf

http://jakberketahanan.org/wp-con-tent/up-loads/2020/01/20200115_Hujan-ekstrem-Banjir-Perubahan-iklim-15Jan2020.pdf