newsletter #5

39
Ed. 5 INTERNATIONAL EVENT ISMAFARSI NEWSLETTER Created by : External ISMAFARSI 2012 - 2014

Upload: ismafarsi-indonesia

Post on 28-Mar-2016

250 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

ISMAFARSI 5th Newsletter Find out 2013 APPS,WC, and WHSS here!

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter #5

Ed. 5

INTERNATIONAL

EVENT

ISMAFARSI

NEWSLETTER

Created by : External ISMAFARSI 2012 - 2014

Page 2: Newsletter #5

e

Editor’s Letter

1

Dear Mahasiswa/i Farmasi Indonesia,

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri dapat merelease Newsleter ISMAFARSI secara berkala. Pada Newsletter edisi kelima ini memuat informasi terkait International event yakni World Congress, APPS ddan WHSS.

Apresisi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses pembuatan 5th Newsletter ini serta semua pihak yang berpartisipasi dalam pembuatan newsletter edisi terakhir pada periode 2012-2014 terutama untuk Khansa, Laras, Ika, Dita dan Ajay.

Semoga dengan terbitnya newsletter edisi kelima ini dapat men-jadi salah satu wadah serta inspirasi bagi seluruh mahasiswa/i farmasi Indonesia serta dapat menjadi motivasi bagi semuanya untuk turut aktif dalam kegiatan internasional.

Viva La Pharmacie!

Deby Jannati Gustiwi

Chairperson of External [email protected]@gmail.com

CONTENTSTHE TEAMChairunisa Larasati

Fradita Nurita

Marina Ika Irianti

Khansa Chavarina

Muhammad Azhari

Editor’s Letter, 1 Comment Outgoing Student, 2SEP Grant, 3 Asian Pacific Pharmaceutical Symposium, 5World Congress, 27 World Healthcare Student Symposium, 36

Page 3: Newsletter #5

“Experience is the best teacher, ” ungkapan ini mungkin dapat menggambarkan apa yang saya rasakan setelah mengikuti SEP. Saya mengikuti program ini dari Juli hingga Agustus 2013 di Kuantan, Malaysia. Saya berkesempatan kerja di Apotek bernama XPERT Pharmacy. Pengalaman yang tak terlupakan adalah saya ditunjuk untuk presentasi mengenai Oral Contraceptive Pills (OCP) oleh pemilik apotek. Melalui diskusi terse-but saya mengetahui perbedaan pil kombinasi dan progestin, informasi apa yang harus diberikan serta me-lihat langsung contoh produk. Hampir setiap hari, ada diskusi tentang kasus-kasus yang saya temui pada hari itu, selain itu saya belajar bagaimana menjalankan bisnis & manajemen apotek. Melalui SEP ini selain mengasah kemampuan sebagai farmasi, saya juga mendapatkan banyak teman. Really worthy experience

Tika Nurhasanah, Universitas Indonesia, 4th Year.

Saya mengikuti program Student Exchange Officer dengan negara tujuan Jepang dan memiliki ban-yak pengalaman baru. Saya sangat bangga karena dapat memiliki kesempatan untuk mengetahui sistem pengobatan di Jepang. Di apotek yang saya kunjungi, terdapat dua farmasis yang memberikan pen-jelasan singkat tentang cara pembuatan obat dan etiket yang diresepkan oleh dokter secara otom-atis yang telah terintegrasi dengan komputer. Semua menggunakan sebuah scanner barcode un-tuk rekam medis dan menurut saya Indonesia harus memiliki sistem pengobatan seperti di Jepang. Saya tidak akan melupakan dan akan membagi pengalaman ini untuk diterapkan di Indonesia kelak.

Whanni Wido Agustin, Universitas Airlangga, 4th Year

Comment Outgoing Student

Setelah kongres ISCOMS di Netherland selama 5 hari, saya melanjutkan dengan Student Ex-change Program di Portugal. Ditempatkanlah saya di farmasi komunitas milik pemerintah yaitu Lab-oratório Militar de Produtos Quimicos e Farmacêuticos. Di RS militer ini ada dua pelayanan farma-si yaitu farmasi RS dan farmasi militer. Setiap harinya saya menghitung harga jual obat setelah ditambah pajak dan perhitungan keuntungan, kemudian menyiapkan obat yang diresepkan, memasuk-kan data obat yang datang ke suatu software pada komputer dan menyimpan obat tersebut sesuai tem-pat dan kondisi penyimpanan. Semoga pengalaman ini dapat menjadi insipirasi untuk mengikuti SEP

Yangie Dwi, Institut Teknologi Bandung, 5th Year

Pengalaman, memori indah, dan teman-teman baru dari Negara lain. Itulah yang saya dapatkan dari SEP di Turki. Tidak hanya ilmu kefarmasian saja yang saya dapatkan, tapi pelajaran hidup juga. SEP bukan se-kedar pertukaran ilmu saja, tapi juga kebudayaan. Turki merupakan negara yang kaya akan kebudayaan karena letaknya yang berada diantara benua Eropa dan Asia dan adanya pengaruh kultur Eropa terhadap negara Turki yang 99% beragama Islam. Selama di Turki saya magang di apotek yang terletak di kota Izmir, sebuah kota dengan garis pantai yang indah. Eczane merupakan bahasa Turki dari Pharmacy. Sistem kefarmasian di Turki sudah menggunakan sistem online. Hal ini memudahkan pelayanan kefarmasian di Turki. Kepercayaan masyarakat terhadap Apoteker juga cukup besar. Beberapa kendala tentu saja ada, seperti kesulitan komunikasi karena orang-orang Turki pada umumnya tidak bisa berbahasa Inggris, tidak cocok dengan makanan disana, homesick, dan perbedaan budaya. Tapi pengalaman disini sangat menyenangkan dan tentu saja berharga. Jangan ragu untuk ikut SEP tahun depan teman-teman!

Indriani Mustika, Institut Teknologi Bandung, 3rd Year

2

SEP

Page 4: Newsletter #5

3

Student Exchange Programme GRANT

dari Jurusan/Fakultas dan doku-men-dokumen yang menunjukkan keadaan finansial mahasiswa/i (bukti pengeluaran, pendapatan serta bukti penerima beasiswa) yang harus dikirim melalui email ke koordinator Development Fund IPSF sebelum tanggal yang diten-tukan.

Pemberian SEP grant akan diprioritaskan pada mahasiswa/i yang berada pada tahun pendi-dikan terakhirnya, mengikuti SEP pertama kalinya dan memiliki pendapatan rendah atau menen-gah kebawah. Selain itu applica-tion SEP harus sudah berstatus ‘placed’ agar dapat mengikuti proses seleksi. Maksimum jum-lah SEP grant yang diterima oleh masing-masing pemenang ada-lah 1000 euro, dimana jumlah ini akan disesuaikan dengan rincian pengeluaran saat melaksanakan SEP di negara tujuan seperti tiket

Para mahasiswa/I yang mengikuti Student Exchange Pro-gramme (SEP) pastilah berusaha mencari sponsor demi memban-tu biaya yang dikeluarkan saat mengikuti SEP. Hal inilah yang mendorong International Phar-maceutical Students’s Federation (IPSF) untuk mengadakan sebuah program bernama SEP grant. SEP grant adalah sebuah program ben-tuk kerjasama antara divisi Student Exchange dan divisi Development Fund IPSF untuk membantu mer-ingankan pengeluaran dari maha-siswa/i selama melaksanakan pro-gram exchange di negara tujuan. Seleksi untuk menerima SEP grant biasanya dilaksanakan pada bu-lan Januari-Maret tiap tahunnya dan diberikan pada mahasiswa/i yang telah lolos proses seleksi. Mahasiswa/i wajib menyertakan application form yang telah dise-diakan IPSF, surat rekomendasi

pesawat, biaya transportasi dan biaya akomodasi selama di negara tujuan. SEP grant akan diberikan saat SEP telah selesai dan maha-siswa/i tersebut sukses melak-sanakan SEPnya. Jika pemenang menghabiskan biaya SEP lebih rendah dari yang diajukan sebel-umnya, maka hanya biaya terse-but yang diakomodasi oleh IPSF.

Bagi mahasiswa/i yang ber-minat untuk mengikuti SEP, jangan takut lagi akan biaya yang terla-lu tinggi. Dengan mengikuti SEP grant, biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih rendah bahkan jika be-runtung tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Tunggu apa lagi? Segera persiapkan application ka-lian untuk periode SEP 2013-2014 dan rasakan pengalaman yang tak akan tergantikan oleh apapun!

Viva la Pharmacie!

Angelia Putri MoelionoStudent Exchange Officer 2012-2014

SEP GRANT

Page 5: Newsletter #5

4

APPS

Page 6: Newsletter #5

GALLERY

5

apps

Page 7: Newsletter #5

DELEGASIINDONESIA

tokyo tower

6

Page 8: Newsletter #5

INTERNATIONALNIGHT

MISS CONTEST

MUSEUMKUSURI

JAPANESENIGHT

7

Page 9: Newsletter #5

ARTIKEL DELEGASI

8

apps

Page 10: Newsletter #5

Asia Pacific Pharmaceutical Symposium atau biasa disingkat APPS tahun 2013 ini diselenggarakan di Tokyo tepatnya di Toho University. Acara ini berlangsung pada tanggal 22 Agustus hingga 28 Agustus 2013. Banyak sekali kegiatan bermanfaat yang kami lakukan pada acara tersebut. Dari awal acara, dibuka dengan welcome party di hari ke 0. Pada opening ceremony, mahasiswa Jepang mempertunjukkan budaya mereka kepada para delegasi APPS.

Hari pertama dimulai dengan opening ceremony yang dibuka secara resmi oleh Chairperson APRO, Presiden APS Jepang, serta Ketua APPS 2013. Acara dilanjutkan dengan simposium I yang diisi oleh Mr. Akira Uehara yang berisikan tentang pentingnya self medication dan peran farmasis di dalamnya. Dilanjutkan dengan workshop-workshop berupa poster session selama 2 sesi yang kegiatannya meliputi presentasi dan penampilan poster dari masing-masing delegasi, dan diakhiri

oleh international night di daerah Shibuya. Pada international night, delegasi masing-masing negara mempertunjukkan kebudayaan negara masing-masing.

Pada hari kedua, kegiatan-kegiatannya meliputi 2 sesi workshop (saya mengikuti drug poisoning dan complementary medicines). Pada sesi pertama, drug poisoning, berisikan tentang sharing antar negara tentang kejadian keracunan-keracunan obat yang terjadi pada masing-masing negara serta solusi yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam mencegah dan meminimalisir kejadian keracunan obat yang ada. Lalu pada sesi kedua complementary medicines membahas tentang obat-obatan yang ditujukan untuk melengkapi proses terapi pada pasien. Lalu dilanjutkan dengan kampanye berkeliling sekitar Tokyo untuk mempromosikan profesi apoteker bersama seluruh delegasi APPS 2013. Kegiatan pada hari kedua ini diakhiri oleh Japanese night dengan diisi oleh pertunjukan kebudayaan serta makanan khas Jepang.

Hari ketiga diawali dengan 2 sesi workshop. Pada sesi pertama dan kedua, saya mengikuti workshop tentang global health yang bertemakan “Drug Logistic in Global Health”. Pada sesi workshop tersebut, kami membahas tentang pengobatan pada masing-masing negara dari awal produksi hingga distribusi ke seluruh negara dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada. Setelah melewati sesi workshop, dilanjutkan dengan sesi simposium II oleh Prof. Tohru Mizushima. Pada kesempatan tersebut beliau menjelaskan tentang peran farmasis sebagai peneliti dan peneliti sebagai farmasis. Beliau merupakan salah satu orang yang berpengalaman dalam melakukan penelitian khususnya dalam drug discovery

research di Jepang. Setelah melakukan simposium, kami mendapatkan free night untuk berkeliling di Tokyo dan sekitarnya.

Pada hari keempat, kami melakukan field trip mengunjungi beberapa tempat menarik di Jepang. Saya dan kelompok saya mengunjungi pabrik kosmetik FANCL yang terletak di Prefektur Chiba, mengunjungi Fakultas Farmasi di Tokyo University of Life Science, serta menikmati Kota Tua di Asakusa, Tokyo. Malam harinya, kami menghadiri auction night yang berisikan lelang barang-barang khas negara peserta APPS 2013 untuk dana APPS 2014. Delegasi setiap negara juga diberi tempat untuk membuka stan dan berkesempatan untuk memperkenalkan kebudayaan dari negaranya baik makanan khas hingga baju adat.

Memasuki hari kelima, acara diawali dengan final Patient Counseling Event yang mana Indonesia menempatkan beberapa wakilnya di final. Sayangnya tidak satupun dari wakil tersebut menang dalam final PCE. Setelah PCE, acara dilanjutkan dengan simposium III oleh Mr. Makoto Tsuda yang mempresentasikan penelitiannya dalam bidang nyeri neuropati dan neuralgia. Acara berlanjut pada closing ceremony dan ditutup dengan gala night.

De-ang

apps

9

Page 11: Newsletter #5

ASIA PACIFIC PHARMACEUTICAL SYMPOSIUM ( APPS ) merupakan annual event dari IPSF ( International Pharmacy Student Federation ) yang dilaksanakan di Chiba Perfecture, Jepang pada tangga 22-28 Agustus 2013. Ada beberapa negara yang berpartisipasi di event tersebut diantaranya adalah :

1. Australia 2. Thailand3. Korea Selatan4. Jepang5. Taiwan 6. Indonesia7. Singapura8. India 9. New ZealandAdapun serangkaian acara

pada event tersebut seperti Symposium,Workshop, Campaign, Patient Counseling Event, Clinical Skill Event dan Japan Introduction.

Banyak hal yang kita bisa dapat dari event ini seperti materi-materi dari Symposium mengenai Self-Medication dan Workshop yang mana beberapa dari materi tersebut tidak kita dapat di bangku kuliah, seperti salah satu Workshop yang saya ikuti yaitu Home Medical Care dan Chinese Medicine. Kita diberikan banyak hal tentang Kefarmasian di Jepang, seperti salah satu Profesi Farmasi (Home Medical Care) di Jepang dan juga kita dijelaskan mengenai obat herbal dari China yaitu Kampo yang hampir mirip dengan herbal medicine di Indonesia seperti Jamu yang mana dibuat dari berbagai zat yang berkhasiat namun telah diuji secara klinis. Adapula diskusi dengan teman-teman dari berbagai negara dan setiap negara tersebut mendiskusikan tentang kondisi kefarmasian di negara mereka. Dari hal tersebut kita banyak mendapat pengalaman dan hal baru untuk meningkatkan

awareness kita untuk memajukan kefarmasian di Indonesia, banyak hal yang harus kita benahi agar keprofesian Farmasi mendapat makna di masyarakat, salah satunya yaitu dengan bertanggung jawab atas tugas kita sebagai seorang Apoteker.

Selain Symposium dan Workshop, kita juga turun ke jalan untuk melakukan campaign ke masyarakat dan seluruh delegasi dari berbagai negara dengan antusias bersorak dengan bahasa Jepang dan membawa campaign tools mengelilingi sekitaran jalanan di daerah Chiba. Setelah itu, kita juga diberikan ilmu tentang cara counseling ke pasien dengan baik yaitu melalui lomba Patient Counseling Event, kita diajarkan bagaimana seorang Apoteker memberi edukasi tentang obat dan mengawasi pasiennya yang mana di Negara Indonesia masih tidak dilakukan kegiatan ini, padahal ini sangat penting dampaknya bagi pasien itu sendiri.

Acara tersebut tidak hanya memberikan materi saja namun kita juga disuguhkan dengan Modern dan Culture yang ada di Tokyo, Jepang seperti Tokyo Tower, SkyTree, Rainbow Bridge, Disney Tokyo Resort, Pusat perbelanjaan tekenal di Tokyo ( Asakusa, Harajuku, Shibuya), Tokyo Station, berbagai Tarian dan Baju khas dari Jepang dan yang lebih memukau adalah Majunya Negara Jepang yang tidak hanya dari keprofesian Farmasi saja namun juga Teknologi dan Government Kota Tokyo. Banyak hal yang dipelajari dan bisa diterapkan sepulang dari sana seperti Culture and Modern things in Japan, Disiplin, Kerjakeras dan sikap ramah mereka membuat Tokyo, Jepang selalu dirindukan.

NUZULLA

ELFA

RIZKA

apps

10

Page 12: Newsletter #5

APPS (Asia Pacific Pharma-ceutical Symposium) merupakan suatu kegiatan yang diselengga-rakan satu tahun sekali oleh IPSF wilayah Asia Pasifik. APPS ke 12 diadakan pada tanggal 22 sampai 28 agustus 2013 di Tokyo, Jepang dengan tema “Self Medication be Your Healthcare Partner”. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memajukan visi dan misi IPSF dit-ingkat wilayah Asia Pasifik, mem-berikan wadah kepada mahasiswa farmasi untuk bertukar pendapat dan informasi mengenai pen-didikan farmasi, dan membuka peluang untuk mempromosikan kerjasama mahasiswa farmasi internasional melalui kompetisi yang bersahabat.

Acara ini dihadiri oleh leb-ih dari 350 mahasiswa farmasi dari berbagai Universitas yang mer-upakan anggota IPSF wilayah Asia Pasifik. Masing-masing negara ha-nya dapat mengirimkan delegasi sesuai dengan jumlah quota yang disediakan oleh panitia. Untuk mengikuti kegiatan APPS peserta harus membayar registrasi sesuai dengan jumlah yang ditentukan oleh panitia. Biaya registrasi mer-upakan biaya yang digunakan un-tuk mengcover seluruh keperluan peserta selama APPS berlangsung

seperti akomodasi, transporta-si, makan, dan lain sebagainya. Seluruh peserta menginap di APA Hotel Makuhari yang berlokasi di Chiba. Sebagian besar kegiatan APPS dilaksanakan di Universitas Toho.

Kegiatan APPS terdiri dari simposium, workshop, Patient Conseling Event (PCE), miss con-test, kampanye informasi obat, social event, explore japan, lom-ba poster, rapat wilayah, Clinical Skill Event (CSE), dan Leaders In Training (LIT). Peserta yang hadir ke APPS terdiri dari peserta lom-ba, official delegates, peserta LIT dan juga peserta yang hanya ingin menambah wawasan dari simpo-sium dan workshop. Social event terdiri dari welcome party, inter-national night, Japanese night, Auction night dan Gala night. Selain itu terdapat pula kegiatan Post Symposium Tour (PST) yang diadakan selama 3 hari 2 malam setelah APPS. Pada kegiatan ini peserta akan berwisata menge-lilingi beberapa tempat terkenal yang berada di Jepang agar dapat lebih memahami budaya dan seja-rah Jepang.

Rapat wilayah merupakan salah satu kegiatan yang pent-ing dari APPS. Dimana pada ra-

pat ini dibahas mengenai laporan pertanggung jawaban pengurus wilayah periode 2012-2013, pemi-lihan pengurus wilayah 2013-2014, laporan kegiatan dari mas-ing-masing anggota yang hadir, dan penentuan host untuk APPS tahun 2015. Pada rapat wilayah dipaparkan pula alasan menga-pa Malaysia mundur sebagai host APPS tahun 2014 yang mengaki-batkan tidak akan diadakannya APPS pada tahun 2014. Sehingga kegiatan rapat wilayah yang wajib diadakan tiap tahun akan dilak-sanakan pada World Congress di Portugal pada tahun 2014 nanti.

Pada rapat wilayah ini tel-ah terpilih Dora Lee dari Taiwan sebagai ketua wilayah Asia Pasifik Periode 2013-2014. Seluruh ang-gota berharap semoga kepenguru-sannya dapat berlangsung dengan baik. Viva La Pharmacy!!!

Delvina

apps

11

Page 13: Newsletter #5

Asia Pacific Pharmaceutical Symposium (APPS) yang diseleng-garakan oleh Association Phar-maceutical Student’s Japan (APS Japan) bekerja sama dengan Inter-national Pharmaceutical Student’s Federation (IPSF) merupakan salah satu kegiatan rutin IPSF-Asia Pa-cisic Regional Office (APRO). Mua-tan utama dari kegiatan ini adalah diskusi ilmiah dan tukar pikiran mahasiswa farmasi se-Asia Pasifik yang dilaksanakan secara reguler setiap tahun.

APPS 2013 ini bertempat di Tokyo, Jepang yang berlangsung selama 7 hari dari tanggal 22 sam-pai 28 Agustus. Tema kegiatan APPS adalah “Self Medication Be Your Healhcare Partner”. Acara ini diikuti oleh mahasiswa farma-si dari negara Indonesia, Taiwan, Tailand, Malaysia, Singapura, Je-pang, Algeria, Denmark, Korea, Kanada, Iran, dan Australia. Tu-juan keikutsertaan delegasi In-donesia yaitu sebagai pencitraan bangsa Indonesia yang aktif dalam dunia kesehatan umumnya dan farmasi khususnya, diskusi ilmiah, bertukar pikiran dan ide menge-nai perkembangan ilmu penge-tahuan dan teknologi di bidang kefarmasian yang berkembang di berbagai negara serta meningkat-kan kepedulian mahasiswa far-masi terhadap masalah-masalah sosial dan kesehatan yang ada di

masyarakat. Adapun rangkaian kegiatannya antara lain welcome party, symposium, workshop, PCE (Patient Conselling Event), poster session, regional meeting, interna-tional night, kampanye kesehatan, auction night, japanese night, gala night, field trip dan explore Japan.

Welcome Party merupa-kan kegiatan soaial pertama pada APPS. Disini kami berkenalan lebih dekat dengan mahasiswa/i farma-si dari berbagai negara, bertukar cerita, ide dan gagasan. Ada juga games untuk meramaikan suasana sehingga delegasi dapat terhibur.

Kegiatan simposium dan workshop bertempat di universi-tas Toho. Simposiumnya ada tiga yaitu simposium I oleh Mr. Aki-ra Uehara, simposium II oleh Mr. Tohru Mizushima dan Mr. Makoto Tsuda, dan simposium III oleh Mr. Xuanhau Chan. Pada workshop di-adakan berbeda-beda pembaha-san sehingga tidak semua delegasi dapat mengikutinya tetapi sesuai dengan banyaknya kuota.

Tema lomba poster tahun ini adalah “Desease Prevention” atau pencegahan penyakit. Setiap asosiasi mempresentasikan hasil penelitiannya kepada audiens dan saling tanya jawab. Kami dari IS-MAFARSI mempresentasikan ten-tang diare karena melihat kondisi global dimana bnyak anak balita yang meninggal akibat penyakit

diare.Acara International Night

bertempat di Camelot Club di Shibuya. Pada acara ini delegasi mendapatkan kesempatan untuk menampilkan kebudayaan mas-ing-masing baik berupa lagu, tar-ian, kostum, dan lain-lain. Drai Indonesia sendiri menampilkan tarian dan musik dari Bali. Se-bagian ada juga yang memakai kostum batik.

Kegiatan kampanye keseha-tan dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi Tokyo. Kami bertee-riak dengan paradenya yaitu “Shi-rou Kusuriwo, Mamorou kenkou, Tayorou Yakuzaisi” yang artinya “Tambahlah pengetahuan anda tentang obat, tetap jaga keseha-tan, jika anda memiliki pertanyaan tentang obat maka tanya apote-ker”.

Dari seluruh rangkaian ke-giatan APPS ini delegasi mendapa-tkan pengalaman dan pembela-jaran yang luar biasa sehingga membuka cakrawala kami dalam dunia farmasi. Semoga apa yang telah delegasi dapatkan bisa di-manfaatkan, disebarluaskan, dan memberikan kontribusi nyata da-lam kegiatan positif yang bergu-na bagi kampus, masyarakat, dan negara.

ERNA.apps

12

Page 14: Newsletter #5

Kegiatan selama APPS dimulai dengan welcome party yang diisi dengan sambutan dari panitia serta perkenalan dari panitia serta APRO yang hadir, disini juga ditampilkan tarian tradisional jepang. Pada welcome party ini juga kami dibagi menjadi 20 grup dengan satu orang staf sebagai pemimpin grup. Pada nantinya, hampir semua kegiatan akan dijalankan bersama oleh orang-orang dalam grup tersebut. Hari kedua acara berlangsung di Toho University (symposium selalu di Toho University). Terdapat opening ceremony yang berisi sambutan-sambutan dari ketua panitia, pihak sponsor dan juga Toho University. Kemudian dilanjutkan dengan symposium tentang pentingnya pengobatan sendiri dimana intinya butuh bantuan 3 pihak, yaitu apoteker, industry dan pelanggan. Pada malam hari adalah international night yang diadakan di bar daerah shibuya dengan alokasi waktu tiap Negara 5-10 menit. Untuk Indonesia diwakili oleh teman-teman dari ITB. Hari selanjutnya adalah kampanye kesehatan atau lebih tepatnya pengenalan profesi apoteker karena slogan yang kumandangkan adalah pentingnya bertanya kepada apoteker tentang obat dan juga ada lomba grup foto dimana tiap grup diminta bergaya sesuai tema yang diberikan untuk kampanye untuk nantinya akan ada voting memilih foto grup terbaik. Malam hari dilanjutkan dengan Japanese night dimana kami ditunjukkan salah satu festival di jepang yang telah disiapkan oleh panitia. Pada mala mini juga kontestan miss APPS diperkenalkan oleh panitia dimana mereka menunjukkan kebolehan mereka untuk nantinya akan dipilih pada auction night. Hari keempat ada

symposium tentang seorang apoeker yang juga merupakan ilmuwan dan juga tentang penelitian salah seorang doctor tentang neuropathic pain dan neuralgia. Pada symposium pertama dijelaskan bahwa seorang apoketer dan ilmuwan adalah sama dimana mereka juga tetap melakukan riset dan pengembangan dalam bidang ilmu dan pada symposium kedua kami mendapat pengetahuan tentang protein yang berperan dalam neuropathic pain, mekanisme kerja penyakitnya dan reseptor yang harus dihambat untuk mengurangi rasa sakitnya. Malam hari adalah free night dimana setiap peserta bebas mengelilingi

jepang dengan panitia ataupun mandiri dan sebagian dari kami mengujungi akihabara, roppongi hills dan Tokyo tower. Hari kelima kelompok saya bersama dengan dua kelompok lainnya mengunjungi safety health center dimana kami mendapat simulasi tentang berbagai keadaan bencana seperti kebakaran, banjir, angina topan serta gempa dengan berbagai skala sehingga kami mendapat pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan saat kejadian itu menimpa kami. Setelah itu kami diajak panitia mengunjungi asakusa dan meiji shrine. Malam harinya adalah auction serta voting untuk memilih miss APPS. Hari keenam acara dimulai dengan melihat final PCE dan dilanjutkan dengan symposium tentang peran apoteker dalam kesehatan masyarakat. Pada symposium ini kami melihat video tentang apoteker yang ada di pedalaman, dimana dia harus berjalan jauh untuk mencapai pasien agar penyakitnya tidak bertambah parah. Acara dilanjutkan dengan closing ceremony dan pengumuman pemenang lomba CSE, PCE, poster dan grup foto saat kampanye kesehatan. Hari terakhir adalah kepulangan.

FERBI

apps

13

Page 15: Newsletter #5

Asia-Pacific Pharmaceuti-cal Symposium (APPS) yang mer-upakan agenda tahunan Asia-Pa-cific Regional Office (APRO), International Pharmaceutical Students’ Federation (IPSF), pada tahun ini diselenggarakan di Je-pang tanggal 22 - 28 Agustus lalu, dengan tema ‘Self Medication – be your healthcare partner.’ Para peserta merupakan mahasiswa farmasi yang berasal dari Indone-sia, Malaysia, Singapura, Tailan, Taiwan, India, Korea, Australia, Jepang, serta beberapa negara diluar kawasan Asia-Pacific, yaitu Kanada, Algeria, dan Denmark. Jumlah peserta APPS tahun ini sekitar 370 orang. Acara ini berlangsung di Toho University. Selama 7 hari 6 malam tersebut para peserta ting-gal di APA Hotel, Tokyo Bay Maku-hari, Chiba, yang terletak di pesi-sir pantai, sekitar 30 menit dari termpat berlangsungnya APPS jika menggunakan bus. Adapun kegiatan – kegiatannya berupa simposium, workshop, regional meeting, health campaign, poster competition, patient event coun-seling (PCE), serta malam – malam yang selalu diisi dengan acara – acara yang menarik. Acara ini dimulai dengan Welcome Party di malam perta-ma untuk menyambut kedatan-gan para peserta. Di hari – hari berikutnya, diadakan workshop – workshop dengan berbagai tema secara paralel, serta regional meeting, poster session, dan PCE. Diantara workshop yang diada-kan yaitu, Community Pharmacy, Cosmetic, Counterfeit Medicine, Health Economic, Drug Poisoning, Diabetes, Self Medication, Com-plementary Medicine, Home Med-ical Care, Global Health, OTC, dan workshop menarik lainnya. Pada hari ke-2, sore harin-ya para peserta berkeliling kota dengan membawa spanduk dan

poster untuk melakukan Health Campaign. Dengan semangat dan suara yang lantang para peser-ta meneriakan 3 kalimat bahasa Jepang, yaitu Shirou Kusuriwo (tambah pengetahuanmu tentang obat-obatan!), Mamorou Kenko (Jaga Kesehatanmu!), Tayorou Yakuzaishi (konsultasikan obat dengan Apoteker!)

Di hari ke-4 diadakan Field Trip & Explore Japan. Saat Field Trip, peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk mengunjungi 3 tempat yang berbeda, yaitu FAN-CL Factory (Pabrik kosmetik merek FANCL), Kusuri Museum (Medicine Museum), dan Life Safety Learning Center. Pada hari itu juga para pe-serta diajak berkunjung ke Asaku-sa, salah satu objek wisata di Kota Tokyo. Setiap malamnya, para pe-serta dimanjakan dengan agenda – agenda yang menarik. Malam pertama dimulai dengan Welcome Party, kemudian malam keduanya adalah International Night, yang mana setiap negara menampil-kan performnya masing-masing. Dari indonesia sendiri menampil-kan beberapa tarian daerahnya. Di malam ketiga adalah Japanese Night dan juga penampilan dari para kontestan Miss APPS Contest. Salah satu dari 5 finalisnya yaitu dari Indonesia yang menampilkan permainan biola yang mengagum-kan. Lalu malam ke empat yang merupakan malam yang paling di-tunggu – tunggu, Free Night. Pada malam ini, para peserta bebas un-tuk berkeliling Tokyo, kemana saja yang diinginkan. Di malam selan-jutnya yaitu Auction Night, malam dimana diadakannya pelelangan barang dari setiap negara dan juga Final Miss APPS Contest. Miss APPS Contest ini pun dimenang-kan oleh kontestan dari Indonesia. Dan di malam terakhir adalah Gala Night, malam perpisahan bagi para peserta.

FIKRY

apps

14

Page 16: Newsletter #5

Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia, ter-gabung dalam IPSF APRO ( Inter-national Pharmaceutical Student Federation – Asia Pasific Regional Officer). Memiliki agenda tahunan bernama APPS, dimana tahun ini diselenggarakan di Chiba, Tokyo, Jepang. Tahun ini dengan tema Self Medication dan pelatihan untuk Prevention Global Disas-ter. APPS diselenggarakan selama 7 hari dengan jadwal yang sudah terlampir. Setiap peserta diwajib-kan untuk memilih 1 workshop di setiap sesinya.

Pada hari-0 merupakan ke-datangan peserta, untuk mengisi waktu luang delegasi diajak hospi-tal visit di rumah sakit daerah Chi-ba, kemudian welcome party yang diisi oleh Chairperson IPSF APRO Goffrey Chai (Australia), Chairper-son APS Japan Daisuke, dan sam-butan dari Chairperson APPS 2013 Marika Yamada. Hari-1 diawali dengan opening ceremony formal oleh Dekan Fakultas Farmasi Toho University, Direktur Perusahaan Farmasi Taiso dan Ketua Federasi Farmasi Jepang. Dilanjutkan den-gan Symposium I “The Role and Impotance of Self-Medication in the 21st Century” oleh Mr. Akira

Uehara yakni tentang kesinam-bungan pelayanan kefarmasian dengan profesi industri yang se-makin marak di dunia dewasa ini. Impian masing – masing negara untuk membentuk jaminan mutu kesehatan hingga kematian. Kon-sep self medication taking control of one’s own health, yakni dengan satu pasien satu tenaga keehatan, sehingga lebih terkontrol. Den-gan demikian farmasis juga me-megang peranan penting dalam rangka pengawasan peningkatan mutu hidup pasien. Dilanjutkan dengan poster session, ISMAFARSI diwakilkan oleh Fradita (UB), Rizki-annur (UB), Nur Azizah (ITB) mem-presentasikan tentang pencega-han diare dengan megacu point ke-4 MDGs, namun tidak berhasil mendapatkan juara. Dilanjutkan dengan sosialisasi PreCSE (Clinical Skill Event) oleh Eric So. CSE ada-lah kompetisi berbasis servis klinis mengacu pada safety drug choice, ISMAFARSI diwakili oleh maha-siswa ITB.

Hari-2 terdapat workshop Drug Poisoning, Diabetes, CSE, PPAC, Health Economic, dan Re-gional Meeting. PPAC (Pharmacy Profession Awareness Campaign) ini dipandu oleh APRO workgroup,

tentang pemaparan karya nyata masing – masing asosiasi dalam rangka promosi kesehatan tepat sasaran, Indonesia mendapatan penghargaan atas PPAC ini yakni dengan pogram edukasi farmasi ci-lik, sebagai media pengenalan dan pendekatan kepada anak – anak tentang profesi apoteker yang se-benarnya. Sore harinya diadakan campaign keliling sekitaran Tokyo dan Shibuya dengan tema mem-promosikan self medication, yak-ni primary medical check up, dan menjaga pola hidup sehat. Hari-3 diawali dengan workshop OTC Medicine, Regional Meeting, dan Symposium II. Over The Count-er medicine disampaikan oleh Mr. Motohito Nishizawa mengu-las tentang peran farmasis ter-hadap kemudahan akses dalam pelayanan komunitas. Kuncinya adalah pastikan bahwa konsumen lebih mudah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan namun tetap aware dandalam pengawasan tenaga kesehatan (farmasis). Sym-posium II “Research in Neuropath-ic Pain and Neuralgia” oleh Mr. Makoto Tsuda dalam penanganan mengenai body pain dengan mor-fin dan sejenisnya sesuai dengan takaran dosis.

Fradita apps

15

Page 17: Newsletter #5

Asia Pacific Pharmaceutical Symposium atau biasa dikenal dengan istilah APPS merupakan sebuah kegiatan tahunan organisasi farmasi di Asia Pasific. Negara - negara yang termasuk dalam kawasan ini diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, Jepang, dan Korea.

Di tahun 2013 ini, APPS dilaksanakan di Jepang, tepatnya di kawasan industri Chiba dan diikuti oleh lebih kurang 380 peserta. Uniknya dari APPS tahun ini, peserta yang terdaftar tidak hanya dari negara -negara anggota Asia Pasifik, tetapi ada juga beberapa perwakilan peserta dari Kanada dan Algeria.

Kegiatan yang berlangsung selama 7 hari ini terdiri dari beberapa rangkaian acara. Dimulai dengan welcoming party yang disiapkan oleh panitia, seluruh peserta diberikan sambutan berupa pertunjukan tari dan musik tradisional Jepang, selain iu peserta pun dibentuk beberapa kelompok dimana tiap-tiap kelompok terdiri dari perwakilan beberapa negara.

Setelah welcoming party, keesokan harinya peserta disuguhi kegiatan opening ceremony yang merupakan simbol

diresmikannya kegiatan APPS - Japan ini. Kegiatan opening ceremony sendiri dipimpin oleh Daisuke selaku ketua APS -Japan (Asosiasi Mahasiswa Farmasi Jepang) dan Marika Yamada selaku ketua pelaksana APPS 2013 ini. Selesai opening ceremony, peserta mengikuti symposium dan beberapa workshop.Selain symposium dan workshop, kegiatan yang dilaksanakan pada APPS 2013 ini adalah kompetisi yang meliputi PCE (Patient Counseling Event), CSE, Poster Session, dan PPAC, public campaign dimana hampir seluruh peserta melakukan long march di pusat kota Chiba dengan menggunakan beberapa atribut dan meneriakkan slogan - slogan yang berhubungan dengan kesehatan dalam bahasa Jepang, juga explore Japan. Pada explore Japan ini, beberapa tempat yang dikunjunginya adalah Asakusa, tokyo tower, Safety Laboratorium, Museum Kosmetik, dan beberapa universitas di Tokyo.

Yang telah disebutkan diatas adalah macam -macam kegiatan yang dilaksanakan pada siang hari. Pada malam harinya, kami melakukan kegiatan yang berbeda lainnya.

Beberapa kegiatan yang

dilakukan pada malam hari adalah International night. Pada malam ini, masing - masing negara yang diwakili oleh satu asosiasi menampilkan ciri khas budayanya, baik berupa tarian maupun pakaian adatnya. Indonesia sendiri, diwakilkan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi ITB dengan membawakan tarian medley Solo, Bali, Jakarta, dan Jawa Barat. Selain itu, ada pula kegiatan Japanese night dimana peserta disuguhkan kegiatan summer festival yang merupakan tradisi Jepang dalam menyambut musim panas. Kegiatan yang tak kalah menarik adalah Auction night. Pada malam ini, masing - masing negara melelang barang-barang yang menjadi ciri khas negaranya dan peserta lain membelinya dengan sistem pelelangan, harga tertinggi dialah yang dapat. Dan yang terakhir adalah Gala Night yang merupakan farewell party dan acara penutup bagi seluruh partisipan.

F U J Iapps

16

Page 18: Newsletter #5

Asia Pacific Pharmaceutical Sym-posium yang ke 12 tahun 2013 ini dilaksanakan di Tokyo, Je-pang. Banyak sekali kegiatan dan pengalaman berharga yang bisa didapat selama mengikuti acara ini. Welcoming Party merupakan aca-ra pembuka untuk APPS 2013 dimana kita diberi kesempatan untuk bertemu dan mendapat teman baru. Hari pertama dim-ulai dengan Opening Ceremony yang diselenggarakan di Universi-tas TOHO. Acara dimulai dengan sambutan dari Chairperson of APPS 2013, Ms. Yamada Marika. Dilanjutkan dengan President of APS Japan, Mr. Daisuke Kobayashi; Chairperson of APRO, Mr. Geof-frey Chai; IPSF Chairperson of Professional Development, Mr. Eric Cho; Chairman of the Board Taisho Pharmaceutical Company, Mr. Akira Uehara; President of Ja-pan Pharmaceutical Association, Mr. Takashi Kodama; dan Vice president of Toho University facul-ty of Pharmacy, Mr. Yoshio Tanaka. Pada APPS kali ini, terdapat 3 symposium yang berbeda tema tetapi sarat akan pembelajaran mengenai peranan farmasis da-lam kehidupan sehari-hari da-lam mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lifestyle. Lomba yang saya ikuti yaitu Post-er Exhibition. Namun sayangnya, belum berhasil mendapat juara.

Kegiatan yang tak kalah menarik yaitu International Night, Auction Night dan Japanese Night, dima-na kita diberi kesempatan untuk melihat sekaligus mengagumi bu-daya setiap negara dengan berb-agai tarian dan pakaian tradisio-nalnya serta mencicipi makanan khas masing-masing negara.Selain itu, ada pula workshop dan campaign. Workshop yang saya ikuti yaitu mengenai Diabe-tes, Self-Medication, dan Global Health. Campaign ini seperti cam-paign yang sering dilaksanakan Ismafarsi Bandung Raya, dimana kita memegang spanduk sam-bil meneriakan beberapa kata yang berbunyi “Shirou Kusuriwo! (Improve your knowledge about medicine)”, “Mamorou Kenkou! (stay in healthy)”, dan “Tayorou Yakuzaisi! (If you have question about medicine, ask pharmacists!) di sekitar tempat tinggal warga.Kegiatan yang paling berkesan yaitu Field Trip & Explore Japan! Seharian ini digunakan untuk leb-ih mengenal tentang Jepang den-gan mengunjungi beberapa objek budaya kota Tokyo. Group saya akan berkunjung ke Asakusa yang terkenal sebagai kota budaya di Tokyo sehingga tidak heran jika kita melihat banyak hal-hal tr-adisional disana seperti Jinriki-sha (sejenis becak di Jepang) dan berbagai makanan tradisional dan

kuil serta candi dan Life Safety Learning Center yang merupa-kan eksibisi pencegahan bencana terbesar di Jepang, dimana kita belajar cara mengatasi berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, typhoon dan ke-bakaran. Kita juga dapat secara langsung mengetahui dan mera-sakan sendri beberapa metode dalam mengurangi resiko baha-ya selama bencana berlangsung.Berpartisipasi dalam APPS 2013 di Jepang ini merupakan salah satu kenangan berharga yang tidak akan terlupakan. Banyak pengala-man dan pelajaran yang dapat diperoleh dari kegiatan ini. Selain mendapatkan teman-teman baru dari berbagai negara, kita juga bisa mengetahui tentang budaya dan kehidupan mereka, khususnya Je-pang. Sebagai seorang (calon) far-masis kita juga bisa belajar dari far-masis-farmasis yang ada di Jepang dan negara lain seperti perkem-bangan farmasis disana. APPS 2013 ini sungguh suatu pengalaman yang berkesan. Viva la pharmacie!

apps

HANAflower

17

Page 19: Newsletter #5

Berkesempatan ke Jepang, tak pernah terbayangkan bagi saya sebelumnya. Dua Tahun yang lalu, saya menuliskan sebuah mimpi di kertas kecil lalu di tempel di kamar. “Saya ingin pergi ke Jepang”. Dan ternyata Allah mendengar permintaan dan setiap doa saya. Terima kasih kepada ISMAFARSI karena telah memberikan saya kesempatan ini. Begitu banyak hal yang saya dapatkan di Jepang.

Pada hari sebelum acara, kami datang ke APA hotel dengan dijemput oleh panitia saat di Bandara. Di hari pertama ini, belum banyak acara yang diadakan. Karena memang semua partisipan masih cukup lelah. Hanya acara welcome party pada malam harinya diadakan di Manhattan hotel. Acara ini diawali dengan penampilan kesenian tradisional jepang. Beberapa mahasiswa Jepang memainkan instrumen khas jepang. Para penonton pun sangat terhibur dan antusias melihat penampilan tersebut. Setelah itu, di lanjutkan dengan sambutan dari ketua APPS 2013 Jepang Marika Yamada. Daisuke Kobayashi selaku ketua APS Jepang juga tidak ketinggalan memberikan sambutannya. Mereka berdua mengajak para partisipan untuk saling mengenal satu sama lain dan juga dapat memulai pertemanan dari acara tersebut.

Pada keesokan harinya, acara opening ceremony pun dimulai. Acara pembukaan berjalan dengan lancar. Dalam acara ini datang ketua asosiasi profesi farmasi Jepang, perwakilan taisho pharm Ltd, dan tidak lupa juga geofrey chai, chairperson

of APRO. Acara pembukaan ini di tutup dengan foto bersama semua delegasi dari berbagai negara. Acara selanjutnya adalah Simposium I. Simposium ini disampaikan oleh Mr. Akira Uehara. Isi dari simposium ini tentang self medicine. Di Jepang, jumlah kelahirannya lebih rendah dari jumlah kematian. Sehingga lebih banyak manula daripada bayi. Dan ini menyebabkan anggaran kesehatan negara jepang mengalami defisit. Akhirnya tercetuslah gagasan untuk menerapkan self medicine. Dimana lebih memanfaatkan pengobatan secara preventif daripada kuratif. Dilanjutkan dengan Counterfeit Medicine Workshop. Workshop ini disampaikan oleh Mrs. Yoko Gocho. Isi dari workshop ini tentang self medicine. Bukan hanya di Jepang tetapi di seluruh dunia, obat palsu (counterfeit medicine) mulai menyebar dan sangat meresahkan. Sebagai seorang calon farmasis di masa depan, maka kita harus memberikan perhatian yang lebih akan hal ini. Dalam workshop juga disampaikan cara – cara membedakan obat palsu dan obat yang asli. Acara terakhir pada hari itu adalah Pre Clinical Skill Event. Pada acara Pre Clinical Skill Event ini diisi oleh Mr.Erick Soo. Acara ini membahas bagaiamana seorang farmasis berperan di klinis dan rumah sakit. Seorang farmasis wajib memberikan saran kepada dokter tentang pemilihan obat yang diberikan kepada pasien. Karena farmasis lebih mengetahui seputar obat, cara penggunaannya, indikasi maupun kontraindikasinya, bahkan inkompatibilitas masing – masing obat.

Hari kedua diisi dengan berbagai kegiatan dan jadwal yang padat. Diawali dengan acara Health Economics. Pada acara health economic ini diisi oleh Mr.Ataru Igarashi. Acara ini membahas bagaiamana seorang farmasis memilih obat yang efektif tetapi terjangkau. Dalam sistem penjaminan kesehatan, hal ini sangat penting, karena dapat mengurangi beban asuransi yang ditanggung pemerintah.Hal ini juga dikenal sebagai pharmacoeconomics. Dilanjutkan dengan acara PPAC. Pada acara PPAC ini, partisipan dari berbagai negara sharing dan berdiskusi mengenai kampanye dan program apa saja yang sudah mereka lakukan untuk mengenalkan farmasis di negara mereka. Setelah itu, kami juga melakukan aktivitas outdoor, yaitu Campaign. Pada acara campaign ini para partisipan diajak untuk berkampanye mengenalkan farmasis di masyarakat dengan cara long march di jalanan jepang. Para partisipan meneriakkan “Shirou Kusuriwo, Mamorou Kenko, Tayorou Yakuzaishi”. Dengan semangat, para partisipan dari berbagai negara juga ikut meneriakkan kata – kata tersebut. Sebagai penutup, acara Japanesse Night adalah penutup yang sempurna. Pada acara japanesse night ini, para partisipan diajak untuk menikmati festival musim panas di jepang. Ada banyak kesenian dan hiburan khas jepang, makanan khas jepang, dan oleh – oleh khas jepang.

Hari ketiga diisi dengan acara Allied Healthcare. Pada acara Allied Healthcare ini, partisipan dari berbagai negara

Halib Masbubi Cipta Maindra apps

18

Page 20: Newsletter #5

sharing dan berdiskusi mengenai bagaimana peran farmasis dalam dunia kesehatan, dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain. Masing – masing negara ternyata mempunyai peraturan yang berbeda – beda tentang farmasis. Selanjutnya Traditional Chinesse Medicine in Japan. Pada acara TCM in Japan ini, partisipan dari berbagai negara mempelajari tentang Kampo. Yaitu suatu pengobatan tradisional jepang yang menggunakan bahan alam sebagai obat. Acara ini diisi oleh Mr. Yoshio Shimizu. Ditutup dengan Simposium II. Simposium kedua diisi oleh Prof. Tohru Mizushima. Beliau adalah seorang peneliti, dosen, dan juga seorang pemilik perusahaan farmasi multinasional. Beliau memberikan kiat – kiat kesuksesannya dalam simposium tersebut dengan judul “pharmacist as a scientist, and scientist as a pharmacist”.Selanjutnya, siposium diisi oleh Mr. Makoto Tsuda tentang neuropathic pain and neuralgia. Beliau mengangkat topik tersebut karena masih terbatasnya obat – obatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit tersebut.

Hari keempat dimulai dengan acara Explore Japan. Saya mengunjungi Life safety learning centre Saya mengunjungi pusat pembelajaran keselamatan terbesar di Jepang. Di tempat tersebut, dilatih untuk menghadapi berbagai situasi bencana alam. Seperti gempa bumi, banjir, angin topan, dan kebakaran. Sebagai sesuatu yang baru, saya sangat antusias mengikuti program ini. Dilanjutkan dengan acara auction Night. Pada malam pelelangan ini, setiap negar diberikan stan untuk memamerkan makanan khas dari negara mereka. Kebetulan saya berjaga di satan Indonesia, dan ternyata banyak orang – orang dari

negara lain yang ingin merasakan masakan indonesia. Setiap mereka mencoba makanan Indonesia, ada dua kata yang sering keluar, yaitu “delicious” dan “so spicy”.Di malam tersebut, salah satu delegasi dari Indonesia yang mengikuti miss contest, menjuarai kontes tersebut.

Hari terakhir acara diisi dengan PCE Final. Pada Final PCE ini, Indonesia berhasil mengirimkan dua perwakilannya. Tetapi untuk tahun ini, pemenang PCE ini masih dipegang oleh Thailand, sedangkan kita menduduki peringkat kedua dan ketiga. Simposium III. Simposium ketiga ini di isi tentang NTD (Neglected Tropical Dissease). Seorang ilmuwan yang berjuang untuk mengembangkan obat baru, untuk penyakit – penyakit tropis di negara berkembang di pedalaman Afrika.

Selain agenda acara, kami juga berkesempatan untuk jalan – jalan dan menjelajahi kota – kota di sekitar tokyo. Seperti asakusa, harajuku, shibuya, chiba, tokyo, nakano, dan masih banyak lagi.Dari Jepang saya banyak belajar tentang kerja keras dan kedisiplinan. Mulai sekarang, saya akan menerapkan sifat ini, dan saya berjanji untuk ke Jepang lagi suatu saat nanti.

Halib Masbubi Cipta Maindra

apps

19

Page 21: Newsletter #5

Perjalanan KeilmuanStudy abroad is not

impossible, itulah kalimat yang saya tulis di depan meja belajar sebagai salah satu impian yang ingin saya raih. Agustus 2013 menjadi moment yang sangat berkesan bagi saya dan juga menjadi penyemangat saya dalam peraihan mimpi yang lebih tinggi lagi. Kesempatan menjadi delegasi Ismafarsi dalam menghadiri even internasional bertajuk Asia Pasific Pharmaceutical Symposium membuat saya merancang banyak rencana agar kegiatan ini menjadi bermanfaat bagi diri saya dengan mengikutinya dan bagi orang lain yang nantinya mendapatkan pelajaran bermakna dari pengalaman yang saya dapatkan.

Give your self a chance, to make a change, with exchange menjadi kalimat yang saya yakini saat ini karena di Jepang saya benar-benar mendapat pengetahuan baru yang memunculkan banyak ide-ide yang ingin saya terapkan disini serta nantinya kembali ke Jepang, melakukan sebuah studi banding sehingga akhirnya hasilnya bisa menjadi acuan atas

apa yang akan diimplementasikan.Perjalanan keilmuan ini

menjadikan saya belajar banyak hal, workshop yang saya ikuti diantaranya Counterfeit Medicine, IT, Home Medical Care, Team Approachment, Health Care Team memberi banyak hal yang baru. Workshop yang paling menarik buat saya adalah Workshop mengenai Home Medical Care, dua hal yang saya soroti dalam workshop ini. Yang pertama adalah materi yang disampaikan, Jepang merupakan negara maju yang ternyata masih sangat peduli dengan kesehatan lansia, para praktisi kesehatan disana memberikan fasilitas Home Medical Care pada pasien lansia guna menjaga kepatuhan pasien dalam pengobatan dan memberi support moril, betapa mulianya. Yang kedua adalah pelajaran mengenai penghormatan kita kepada seseorang, penyampai materi ternyata tidak menguasai bahasa inggris sehingga dalm penyampaiannya diperlukan translator dari panitia, hal ini membuat saya kagum karena orang Jepang selalu percaya

diri dengan kemampuan yang dimilikinya walaupun mungkin tidak semua hal dia kuasai, mereka selalu berusaha menjadi ahli dalam suatu bidang.

Selain mendapatkan ilmu kefarmasian, saya juga mendapatkan banyak ilmu tentang kesederhanaan, sopan santun, keramahan, cara bersikap dari budaya yang dijaga oleh masyarakat Jepang. Banyak tempat menarik yang saya kunjungi disana yang terpelihara dengan baik. Asakusa temple, imperial palace, tokyo station, akihabara, harajuku merupakan tempat-tempat menarik yang saya kunjungi dan selalu membuat saya ingin kembali untuk mengunjunginya lagi. Rasanya 10 hari disana terasa sangat singkat, tak terlupakan dan sarat akan makna.

LinggARapps

20

Page 22: Newsletter #5

Jepang merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia. Ekonomi yang stabil, kesejahter-aan serta kesehatan rakyatnya yang baik merupakan salah satu aset besar dari negara ini. Salah satu modal peningkatan dera-jat kesehatan adalah pelayanan kefarmasian yang baik. Indone-sia merupakan salah satu negara berkembang yang perlu banyak pembelajaran dari negara maju terkait keberjalanan pelayanan ke-farmasian dan teknologi kefarma-sian di negara maju, salah satunya Jepang. Pada 22-28 Agustus 2013, saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri symposium

mahasiswa farmasi se asia pasifik yang diselenggarakan oleh Associ-ation of Pharmaceutical Students (APS) – Japan. Pada hari pertama kami disambut dengan sangat ramah oleh panitia setempat. Upacara pembukaan diselenggarakan di Universitas Toho, Chiba city, Japan. Setelah itu, acara yang kami hadiri adalah symposium I yang berte-ma The role and current issues on self-medication, pembicaranya adalah Mr. Akira Uehara, Chair-man of Taisho Pharmaceutical Co., Ltd. Setelah itu, sesi workshop pun dimulai, workshop yang saya hadi-ri hari itu adalah pre PCE dan Post-er Session II. Pelayanan kefarma-

sian di negara saya belum berjalan dengan baik sehingga saya sangat antusias mengikuti workshop pre PCE supaya saya dapat mengap-likasikan ilmu yang saya dapat di workshop ini nanti di negara saya. Ternyata untuk memberikan suatu informasi obat kepada pasien, ter-dapat ilmu komunikasi yang perlu kita pelajari. Selain itu, banyak hal yang perlu kita perhatikan dan kita sampaikan terkait informasi obat ini. Saat kita melakukan konseling pasien, setidaknya terdapat tiga bagian utama: perkenalan dan pengambilan informasi pasien, informasi obat, dan kesimpulan. Pada perkenalan, kita tidak boleh

lupa untuk memperkenalkan diri serta mengambil informasi ri-wayat obat pasien, bertanya apa-kah pernah menggunakan obat ini sebelumnya, dll. Informasi obat yang kita sampaikan pun harus lengkap di antaranya : nama obat, kekuatan, dosis, cara pemakaian, efek samping, cara penyimpanan, interaksi obat, kontra indikasi, dan harga. Setelah itu, diharapkan kita meminta pasien untuk mengu-langi untuk memastikan pasien mengerti dengan informasi yang didapat. Penyampaian informasi harus dilakukan dengan jelas dan tidak bertele-tele. Kemudian, saya mengikuti poster session II, saya adalah perwakilan asosiasi saya

(ISMAFARSI) untuk lomba poster ini. Saya dan teman saya (Rizky) mempresentasikan poster kami. Tema poster kami adalah H-E-L-L (Healthy Environment for Long Life). H-E-L-L merupakan salah satu cara untuk meraih MDGs (Millennium Development Goals) yang keempat, yaitu mengurangi jumlah kematian anak. Diare mer-upakan penyebab terbesar kedua kematian anak di bawah lima ta-hun.Menurut data WHO, 50,87% kasus diare pada anak di bawah lima tahun terjadi di kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, kami men-gangkat tema ini untuk dijadikan poster agar meningkatkan kesada-

ran mahasiswa farmasi di kawasan Asia Pasifik terkait kasus ini.

Pada hari kedua, saya mengikuti workshop tentang dia-betes. Kebetulan ayah saya men-gidap penyakit ini sehingga mem-buat saya ingin mengetahui lebih lanjut terkait penyakit ini. Work-shop ini membuat pengetahuan saya bertambah terkait penyakit diabetes , terutama angka keja-diannya di kawasan Asia Pasifik. Kemudian saya mengikuti work-shop Pharmacy Profession Aware-ness Campaign. Ada beberapa asosiasi yang mempresentasikan kampanye yang mereka lakukan di asosiasi mereka masing-masing.

apps

21

Page 23: Newsletter #5

Workshop ini sangat menginspi-rasi kami untuk melakukan kam-panye terkait profesi farmasi den-gan lebih baik. Setelah itu, saya mengikuti kompetisi PCE. Walau-pun pada kesempatan ini saya ti-dak bisa melju ke babak final, tapi pengalaman ini merupakan pen-galaman berharga bagi saya untuk dapat melakukan konseling pasien dengan lebih baik lagi. Kemudian kami, mengikuti kampanye terkait kesadaran tentang kesehatan dan obat kepada masyarakat di sana. Ini merupakan pengalaman yang berharga dan menyenangkan. Dan pada malam harinya, kmi melihat festival musim panas yang sudah disiapkan oleh panitia. Benar be-nar merupakan malam yang tak akan terlupakan. Pada hari ketiga, workshop yang disajikan pun tidak kalah menarik. Saya mengikuti work-shop ‘Global Health’. Pernahkah kita memikirkan bagaimana kondi-si kesehatan di salah satu negara miskin Afrika? Workshop ini bukan hanya membuat saya berpikir apa saja solusi yang bisa kita tawarkan untuk kondisi ini tetapi juga mem-buat saya bersyukur dengan kondi-si saya sekarang. Sungguh pen-galaman dan ilmu yang berharga. Kemudian dilanjut kembali den-gan symposium II yang dibawakan oleh Professor Tohru Mizushima dengan materi Scientist as a phar-macist, Pharmacist as a scientist Pada hari keempat, kami mengikuti acara field trip di Pu-sat Penanggulangan Bencana di Jepang. Kami banyak belajar bagaimana cara menanggulangi bencana. Setelah itu, kami berke-liling Jepang, kami mengunjungi Shibuya dan Asakusha Temple. Keramahan panitia, keindahan kota, keunikan budaya dan ke-canggihan teknologi di Jepang sungguh mempesona saya. Terima kasih Jepang atas segala pengala-man yang diberikan.

Sayang sekali, saya harus menceritakan hari terakhir keber-jalanan APPS. Saya sangat sedih akhirnya sebentar lagi mening-galkan Jepang. Pada hari ini, saya melihat final dari PCE. Penampilan para finalis membuat kami terin-spirasi untuk melakukan konsel-ing sebagus itu. Setelah itu, kami mengikuti symposium III dengan pembicara Mr. Makoto Tsuda, materi yang dibawakan adalah A world’s first: research in neuro-pathic pain and neuralgia Pada closing ceremony akhirnya diu-mumkan siapa pemenang dari lomba lomba yang diadakan. Say-ang sekali, saya tidak menang, tapi proses perlombaan yang saya ikuti sangat berharga untuk saya. Dan akhirnya, kami pun mengikuti Gala Night. Ini merupakan momen yang paling sedih saat saya di Jepang. Karena ini saatnya saya berpisah dengan teman-teman baru saya.

Salah satu yang membuat saya berkesan pada APPS 2013 ini adalah saya mendapatkan bantu-an berupa Event Grant dari IPSF. Event Grant merupakan salah satu program dari Development Fund IPSF berupa bantuan dana untuk mahasiswa farmasi anggo-ta IPSF yang berada pada negara dengan perekonomian menengah ke bawah (salah satunya Indo-nesia). Saya mencoba mengikuti persyaratannya berupa : pengiri-man form yang telah diisi lengkap dan slip gaji orang tua. Setelah itu saya mendapat email balasan dari pihak IPSF dan diberi dana secara reimbursement (dibayar setelah pelaksanaan event). Dana yang diberikan sebesar 200 EURO (lumayan kaaaan!) Terima kasih kepada ISMAFARSI dan IPSF yang telah memberikan pengalaman berharga ini. Viva La Pharmacie!

apps

22

Page 24: Newsletter #5

“Students Today, Pharmacists Tomorrow”, slogan IPSF ini begi-tu menggambarkan keadaan kita sekarang. Memang, hari ini kita hanyalah seorang mahasiswa, tetapi beberapa tahun ke depan, kita adalah seorang farmasis atau apoteker yang memegang per-anan dan tanggung jawab penting dalam dunia kesehatan. Seberapa jauh kita telah be-lajar agar kelak siap mengemban amanah tersebut? Menjadi ses-osok profesional yang tak boleh salah, karena menyangkut nyawa ciptaan-Nya. Pernahkah kamu sebagai seo-rang mahasiswa farmasi ditan-ya seputar obat dan pengobatan kemudian kamu tak tahu jawa-bannya? Beralasan kita masihlah pelajar dan sepertinya hal terse-but belum kita pelajari atau be-lum menjadi urusan kita. Memang benar, sekarang belum, tapi kelak akan, kelak gelar Apt. harus kita pertanggungjawabkan. Kesiapan itu tak datang sendi-rinya. Pembelajaran. Dimana pun kita belajar sekarang, saya yakin, tuntutan akademis untuk seo-rang mahasiswa farmasi tidaklah ringan. Science dasar, penerapan teknologi, maupun ilmu-ilmu so-sial seperti pelayanan atau mana-jemen ada dalam deretan mata kuliah kita. Belum kemudian pera-turan-perturan negara tentang kesehatan. Seorang calon farmasis

belajar ilmu secara komprehen-sif untuk kemudian menjadi lan-dasannya menetapkan keputusan. Perkembangan ilmu farmasi di dunia tidak luput dari hal yang perlu kita pelajari. Lewat berbagai events, para profesional farmasis perlu meng-upgrade ilmunya agar tak tertinggal oleh kemajuan dun-ia pengobatan. Begitu pula kita, mahasiswa, calon apoteker Indo-nesia. Lewat APPS, sebuah acara yang melibatkan mahasiswa farmasi se-Asia Pasific, kita bisa memperluas pengetahuan kefarmasian global. Terdapat kegiatan-kegiatan yang siap membuat kita lebih kenal akan profesi kita seperti simpo-sium, workshop, campaign, dan field trip. Pada APPS tahun ini di Jepang, setidaknya ada tiga sim-posium dan lebih dari 10 work-shop yang diagendakan. Simpo-sium-simposium menghadirkan para ahli untuk memberikan ma-teri. Simposium pertama berbicara tentang Self-Medication di Jepang dan peranannya yang sangat besar mengingat jumlah populasi orang tua yang banyak dan peningkatan pasien yang terkena penyakit-ter-kait-lyfestyle. Simposium kedua bertema “Scientist as Pharmacist, Pharmacist as Scientist” memba-has penelitian untuk penemuan dan perkembangan obat baru, juga perkembangan PC-SOD yang dilakukan oleh Mr. Tohru Mizushi-ma, pemateri pada simposium ini. Simposium ketiga diberikan oleh Mrs. Fumiko Hibayashi, ma-terinya seputar NTDs (Neglected Tropical Diseases) dan solusinya, yaitu Product Development Part-nerships (PDPs). PDPs adalah pro-gram kerjasama berbagai pihak, sesuai keahliannya masing-masing (ada yang dalam bidang vaksin, diagnostic, therapeutic, dll) untuk merumuskan produk pengobatan dalam waktu yang lebih singkat dan sesuai dengan kebutuhan pa-

sien. Selain dari kegiatan formal, so-sialisasi kita dengan teman-teman pun menjadi ilmu berharga yang didapat di APPS. Bersosialisasi bisa kita lakukan di workshop--dima-na biasanya akan terdapat disku-si grup-- dan waktu-waktu luang lain. Kita jadi tahu bagaimana pen-didikan dan mahasiswa farmasi di negara-negara lain, juga bagaima-na dunia kesehatan mereka. Di Malaysia, pasien hanya perlu membayar 1 MYR (ringgit malay-sia) di RS umum untuk kemudian mendapatkan pelayanan keseha-tan yang mereka perlukan (dan 3 MYR jika ada tindakan operasi). Di Thailand, seorang calon far-masis harus berkunjung 1 ming-gu sekali ke daerah yang ditetap-kan untuk melakukan home visite bersama tenaga kesehatan lain. Dunia farmasi di Algeria banyak menekankan studi pharmacovig-ilance, dimana kosakata itu baru saya dengar dari teman-teman Al-gerian. Di beberapa negara, pendi-dikan farmasi cukup dengan 4 ta-hun, sedangkan pada negara lain ada yang sampai 6 tahun. Ada pula negara yang membolehkan farma-sis melakukan vaksinasi, dimana di Indonesia tidak, dan banyak lagi informasi lainnya. Pembelajaran, bukan hanya ketika kita berstatus pelajar atau mahasiswa, tetapi juga ketika kita telah menyandang gelar sebagai seorang apoteker. APPS telah menyadarkan saya bahwa banyak sekali bab ilmu yang belum saya pelajari. Merasa tertampar karena tak kenal dengan satu nama obat yang ditanyakan pembicara di sesi konseling pasien. Termotivasi untuk terus-menerus belajar dan memperluas wawasan. Semoga bukan hanya saya yang termotiva-si, tapi kita semua, untuk mewu-judkan Indonesia yang sehat.

Viva la pharmacie!

RIZ-KIA

apps

23

Page 25: Newsletter #5

Mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Jepang sebagai del-egasi ISMAFARSI merupakan salah satu pengalaman yang paling berkesan yang pernah saya mili-ki. Selama kurang lebih enam hari saya dan teman-teman delegasi lainnya mengikuti acara ini. Mulai dari welcome party, international night, workshop, lomba poster, lomba PCE, campaign, dan region-al meeting. Bahkan, kami sempat menelusuri kota-kota Jepang ber-sama.

APPS Japan 2013 diikuti oleh perwakilan dari 12 negara yaitu Jepang, Indonesia, Korea, Taiwan, Algeria, Denmark, Austra-lia, Malaysia, Singapura, Iran, Thai-land dan Kanada. Saat malam in-ternational night, masing-masing perwakilan negara mempersem-bahkan penampilan dari negaran-ya masing-masing. Dari Indonesia menampilkan tarian kolaborasi beberapa daerah, namun sayan-gnya tempat penyelenggaraan in-

ternational night di sebuah klub di Shibuya membuat acara malam itu terasa aneh. Baru pertama kali ini saya melihat orang menari tra-disional di sebuah klub malam.

Bagian terbaik yang saya rasakan saat mengikuti kegiatan ini adalah pada saat kunjungan ke Kusuri Museum (museum obat). Tidak seperti museum pada um-umnya yang hanya menampilkan barang-barang atau benda pen-inggalan bersejarah, di Kusuri Mu-seum dilengkapi dengan teknologi yang sangat membantu pengun-jung untuk memahami tentang obat-obatan dengan cara yang menyenangkan.

Malam international

Mendesain senyawa obat baru seperti bermain tetris

Belajar dengan cara yang menyenang-kan

Rizkiannur apps

24

Page 26: Newsletter #5

WIMZYWIMZYWIMZY Jepang adalah salah satu negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Terutama di daerah Tokyo. Kecanggihan dari kota Tokyopun dinilai sebagai salah satu kota paling canggih di dunia. Pada tanggal 22 agustus sampai dengan tanggal 28 agustus kemarin adalah kali kedua bagi saya mengikuti acara IPSF. Saya sampai di Jepang lebih cepat 3 hari sebelum acara berlangsung, sehingga sebelum acara saya menyempatkan diri untuk lebih mengenal Tokyo dan sedikit kebudayaan di Jepang. Saat itu pada bulan agustus, Jepang terutama Tokyo memang masih berada dalam musim panas. APPS adalah even IPSF kedua bagi saya, dan even APRO pertama bagi saya. Bedanya acara APPS ini dengan APPS sebelumnya, di APPS Japan ini menerima delegasi diluar wilayah APRO. Awalnya saya sedikit bingung ketika menjumpai delegasi dari luar APRO, saya menjumpai delegasi dari Aljazair dan Denmark. Namun kebingungan itu berubah menjadi suatu apresiasi dari saya. Saya sangat mengapresiasikan diperbolehkannya delegasi selain dari APRO untuk berkontribusi dalam APPS, dikarenakan dapat meningkatkan tercapainya visi IPSF, yaitu untuk bertukar kebudayaan. Pada malam hari waktu pembukaan, saya bersama delegasi dimanjakan oleh penampilan musik tradisional jepang dan tarian jepang dalam menyambut musim panas. Dan dikeesokan harinya acara APPS resmi dibuka oleh dekan fakultas farmasi Toho University. Setelah itu

ada pidato penyambutan dari dari APPS Chairperson Marika Yamada, APRO Chairperson Geoffrey Chai, APS Japan Daisuke. Setelah itu, adalah upacara penyerahan bendera negara kepada perwakilan official delegates 8 negara. Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, Taiwan, dan Korea. Panitia penyelenggara APPS Jepang ini berasal dari berbagai universitas di seluruh Jepang. APPS Jepang kemarin adalah sebagai percontohan yang baik dikarenakan adanya koordinasi yang baik antara RC dan jajaran eksekutif dari APS-Japan. Di APPS ini saya bertindak sebagai Official delegates, jadi saya harus mengerti terlebih dahulu Bagaimana jalannya APRO pada satu periode lalu. Saya sempat mempelajari congress folder sebelum terjun ke Regional Meeting. Hasil dari regional meeting secara keseluruhan : disetujuinya Laporan pertanggung jawaban dari eksekutif APRO periode 2012-2013, terpilihnya Host APPS 2015 PSUT Thailand, terpilihnya jajaran dari RWG APRO 2013-2014. Candidates for Chairperson APRO Dora Lee (Taiwan), Secretary James White (Australia), Publication and Media Officer Edberg Andreas (Indonesia), RRO Brendon Mc Lntosh (New Zealand), RPO Mey Yen (Malaysia). Sangat disayangkan untuk APPS tahun depan tidak jadi dilaksanakan dikarenakan Chairperson APPS dari MyPSA malaysia menyatakan mundur sebagai host APPS 2014. Pernyataan mundur ini disebabkan karena pada waktu

bersamaan diadakan acara nasional yang menyebabkan membengkaknya biaya administrasi APPS 2014. Oleh karena itu, RM pada tahun depan akan diadakan pada 60th WC IPSF di Porto. Sehingga, Dora Lee harus benar-benar pintar mengkonsep program kerja APRO dikarenakan tidak adanya APPS pada tahun depan. Di even APPS ini saya hanya mengikuti 2 kali symposium saja dan saya tidak mengikuti acara kompetisi seperti PCE dan CSE, dikarena saya harus mengikuti RM. Sempat terfikir untuk ijin meninggalkan RM sebentar, namun ternyata saya memang tidak pintar dalam membagi konsentrasi. Sehingga saya lebih memprioritaskan RM daripada Kompetisi. Dengan mengikuti RM, saya jadi mendapatkan informasi tentang program kerja yang dijalankan oleh APRO dan program kerja yang dilakukan oleh masing-masing negara di APRO. Dengan mengikuti RM, saya dapat menarik sistem-sistem maupun project yang dapat direkomendasikan untuk dijalankan di ISMAFARSI. Lengkap sudah harapan saya untuk mengikuti kedua acara IPSF dan APRO yaitu WC dan APPS. Secara keseluruhan kalau saya buat komparasi, WC memang lebih unggul dalam jalannya acara simposium terutama dari list pemateri yang luar biasa, namun di APPS lebih unggul di segi RC dan acara yang dapat mengakrabkan semua delegasi.

Akhir kata terimakasih IPSF dan ISMAFARSI atas memori yang indah ini... Viva la pharmacie !!!

apps

25

Page 27: Newsletter #5

world congress

26

Page 28: Newsletter #5

GALLERY

world congress

27

Page 29: Newsletter #5

28

Page 30: Newsletter #5

29

Page 31: Newsletter #5

ARTIKEL DELEGASI

world congress

30

Page 32: Newsletter #5

Assalamualaikum Wr WbNama saya Ahmad Fatih

Jauhari dari Universitas Airlangga selaku delegasi ISMAFARSI pada 59th IPSF World Congress. Kegia-tan yang saya lakukan pada saat mengikuti Event World Congress sangatlah banyak. Yang dimulai dari hari pertama pembukaan acara opening ceremonial yang berlangsung di Doom Church di pusat kota Utrecht. Yang di dalam-nya berisi sambutan-sambutan dari perwakilan IPSF, Utrecht Uni-versity , Pemerintah dan FIP dan diakhiri dengan sesi foto bersama pengurus IPSF dengan Member. Dikarenakan saya di sini adalah delegasi non official alias Partici-pant maka banyak workshop dan beberapa event lomba yang saya ikuti dan itu sangatlah banyak menambah kapasitas diri saya sendiri. Selain itu juga ada event kampanye informasi obat (KIO) yang ditujukan untuk masyarakat setempat. Dan pada semua acara sejak dari workshop, lomba dan kampanye dapat disimpulkan bah-wa kefarmasian di belanda san-gatlah advance tidak hannya dari researchnya saja tetapi juga clini-cal and community pharmacy nya sangatlah maju. Dan di sana juga bisa bertemu dan sharing bersama

mahasiswa farmasi seluruh dunia dan kebetulan juga saya bertemu dengan beberapa orang yang se-benarnya warga Indonesia yang kuliah di luar negri. Dan satu hal juga yang membuat saya bangga adalah terpilihnya salahsatu orang Indonesia yang kuliah di Turkey se-bagai Chairperson IPSF. Dan pada akhir acara ini ditutup dengan Gala Dinner yang bertempat di Utrecht Stadium dan juga serah terima jabatan pengurus IPSF yang lama kepada pengurus IPSF yang baru.

Selama saya berada di sana banyak sekali manfaat yang bisa saya dapatkan diantaranya banyak ide dan konsep acara dari world congress yang bisa di im-plementasikan pada event-event di Indonesia. Dan juga di sini saya jadi sadar akan pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan karena sebenarnya hal itulah yang paling bisa berdampak pada kemajuan di tiap-tiap negara. Sebenarnya jika di lihat kembali pada negri kita ini Indonesia itu sekarang tidak mem-butuhkan orang-orang yang pintar yang digunakan hannya untuk be-retorika saja tetapi yang diperlu-kan oleh Indonesia adalah orang yang bisa menyadarkan orang lain akan pentingnya persatuan dan ke-satuan tanpa dilandasi kepentin-

gan-kepentingan pribadi maupun kelompok di dalamnya. Dan hal itulah yang dibutuhkan oleh Indo-nesia pada saat ini. Mungkin cuk-up sekian beberapa hal yang bisa saya laporkan terkait kegiatan, ke-san dan pesan saya selama mengi-kuti acara 59th IPSF World Con-gress ini. Kurang lebihnya mohon maaf terima kasih, Dank Je Well.

Wassalamualaikum Wr Wb

AhmadFatih Jauhari

world congress

31

Page 33: Newsletter #5

Kegiatan yang dijalani selama 9 hari itu cukup lumayan banyak.dari hari ke-0 yang merupakan hari kedatangan bagi para peser-ta World Congress IPSF kita sudah disambut dengan acara opening ceremony di Dom church acaranya seperti pembukaan dari beberapa eksekutif IPSF serta pemanggilan nama-nama asosiasi dari setiap negara yang mengikuti world con-gress serta penyerahan bendera dari setiap negara.Lalu Hari ke-1 kami pergi ke Educatorium Mega-ron untuk mengikuti ‘Discover IPSF’ disini para peserta mendapa-tkan sambutan dari Radoslaw Mi-tura selaku president IPSF execu-tive dan pada saat Discover IPSF juga kita dikenalkan dengan beber-apa eksekutif yang ada serta men-genal lebih dalam tentang IPSF itu sendiri .Selanjutnya saya mengi-kuti ‘Gimmics-A Pharmacy Game’.Gimmics ini dibuat untuk menga-jari dan memberikan pengetahuan untuk pharmacy student tentang farmakoterapi,farmakokinetik, pharmaceutical care, serta untuk melatih skill kita dalam menangani pasien.Esoknya pada hari ke-2 kami semua wajib mengikuti ‘Sci-entific Symposium ‘ yang diada-kan pada Educatorium Theatron. Materi symposium yang diberikan meliputi ,pengobatan personal

serta pelaksanaannya terhadap kesehatan personal,sistem far-makologi seperti tentang obat itu sendiri serta bagaimana cara dis-tribusinya ke dalam tubuh,sistem farmakogenetik ,biasanya farmak-ogenetik ini pelajaran yang men-dalami tentang respon obat yang berbeda,pengobatan personal terhadap penyakit asma serta kar-diovaskular ,dan juga pengobatan personal dan sisi perekonomian yang dimiliki dari setiap individu.Hari ke-3 adalah hari wajib mengi-kuti symposium kembali. Sympo-sium yang diberikan meliputi men-cari cara baru untuk memastikan pengembangan tenaga kerja far-masi, Interprofessional Education and Collaborative Practice,Col-laborative Drug Therapy Manage-ment,lalu materi yang bertujuan memberikan perspektif tentang bagaimana apoteker dapat me-maikan peran penting dalam Tim kesehatan serta materi manage-ment skills.Dan pada hari ini juga terdapat career and external ex-hibition dimana kita dapat meli-hat berbagai poster dari berbagai fakultas farmasi dari negara yang berbeda-beda dan malamnya di-adakan International Evening di-mana setiap negara mengenakan budayanya kepada negara lain,dan agar para peserta bisa lebih akrab

satu sama lain.pada hari keempat saya mengikuti beberapa work-shop diantaranya EPSA-IPSF joint workshop,Compounding event, ‘IPSF In Policy’ pada workshop ini kita diajarkan tentang perbedaan advokasi dan hukum itu seperti apa ,serta bagaimana cara advo-kasi yang baik dan benar sebagai organisasi non profit.dan PHSC Workshop-Anti Counterfeit Drugs Campaign’.Hari kelima adalah Hari Dutch Day ini hari refreshing para peserta world congress.Hari kee-nam saya mengikuti pharmacy vis-it seharian di Diakonessen Hospi-tal dan kedua adalah ke Pharmacy lombok.Pada pharmacy visit kita diperlihatkan cara bekerja far-masis yang ada di Belanda ,baik bekerja di ruang produksi obat maupun cara menangani pasien dengan baik.Hari ke tujuh adalah hari no session untuk saya.Hari ke delapan adalah dimana semua peserta world congress wajib mengikuti General Assembly dan bergabung dengan para Official Delegates.Pada hari ini diberikan beberapa laporan dari IPSF exec-utive tentang terpilihnya beber-apa para peserta yang mendaft-ar menjadi beberapa posisi yang berada di IPSF executive serta pada GA juga terdapat biding dari negara India yang ingin menjadi tuan rumah pada world congress 2015.Malamnya terdapat Arabian night party ,disini semua peserta berpakaian seperti negara timur tengah.Hari ke Sembilan adalah Hari Raya Idul Fitri dimana semua peserta diberikan free time untuk melakukan solat Ied bersama di masjid yang berada di Utrecht,dan malamnya dikuti Gala Night yai-tu adalah malam perpisahan bagi para peserta world congress .

SARAHworld congress

32

Page 34: Newsletter #5

WIMZY

Ini adalah kali pertama bagi saya mengikuti even IPSF. Dimulai pada tanggal 30 juli 2013 di utrecht Netherland, adalah permulaan bagi saya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya sebagai seorang calon farmasis. Kesempatan ini adalah kesempatan paling bagus yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, dan saya sangat berharap agar saya dapat memanfaatkan kesempatan saya ini untuk menjadi sebuah langkah awal bagi saya untuk menjadi seorang farmasis yang hebat.

Banyak kegiatan saya lakukan selama berada diacara

world congress ini. Kegiatan workshop yang saya ikuti antara lain : “Discover IPSF”, Dimana di discover IPSF ini, saya dapat mengenal lebih lanjut tentang IPSF, “IPSF in your corner, dimana disana saya dapat lebih mengenal tentang region dimana saya berada selain itu kita berdiskusi dalam suatu group dimana terdapat delegasi dari beberapa negara di wilayah APRO, “WHSA-team collaboration”, dimana disini kita membahas tentang kolaborasi interprofesional di masing-masing negara dan kita membahas tentang studi kasus yang membutuhkan peran profesi kesehatan lain selain

farmasis, “PET patient safety junior”, yang membicarakan tentang hubungan efektivitas terapi dan tosisitas dari terapi, dan “Cannabis as a Medicine” dimana dijelaskan tentang sistem legalitas ganja yang ada di belanda.

Kegiatan simposium yang saya ikuti antara lain: “personalised medicine”. Di materi simposium ini saya jadi sadar akan pentingnya “personalised medicine” dalam praktek kefarmasian. Dihari selanjutnya saya mengikuti simposium pendidikan, dengan tema “Interprofessional education and colaborative practice”. Di Simposium ini saya sangat tertarik dengan materi yang disampaikan oleh Prof. Hugh Barr, dimana beliau menjelaskan tentang Interprofessional education dalam mencapai praktek kolaborasi. Menurut beliau, sudah seharusnya semua bidang profesi kesehatan bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan dikarenakan mereka saling membutuhkan. Setelah sesi beliau selesai, saya berdiskusi secara langsung dengan beliau dikarenakan ini adalah kesempatan yang jarang bagi saya untuk dapat bertemu dengan prof. Hugh barr yang merupakan bapaknya IPE.

Selain berbagai symposium yang saya ikuti, saya juga mengikuti beberapa kompetisi antara lain PCE beginner, CSE advance, Dan Compounding even. Harapan saya mengikuti berbagai kegiatan ini adalah untuk meningkatkan

world congress

33

Page 35: Newsletter #5

kompetensi saya sebagai calon professional di bidang kefarmasian. Lalu saya berpartisipasi dalam poster exhibition dimana saya membawakan poster dengan judul “kesiapan dari mahasiswa farmasi dan kesesuaian IPE untuk diterapkan di kurikulum pendidikan farmasi di Indonesia”. Lalu saya juga mengikuti “dutch day”, dimana pada dutch day ini dibuat konsep seperti outbound dan kita delegasi seluruh dunia bermain game bersama-sama. Ada beberapa game yang unik dan bagus menurut saya, karena dapat mengasah kemampuan bekerjasama

Di hari tekahir acara, saya sempat mengikuti General assembly. Ada beberapa mosi GA yang saya ikuti, yaitu pemilihan Chairperson of student exchange, pemilihan India sebagai host 61th IPSF WC, dan laporan perkembangan dari host 60th IPSF WC Porto. Saya berharap para eksekutif IPSF yang baru

terpilih dapat menjalankan segala program kerja IPSF dengan penuh tanggungjawab dan semoga even IPSF WC yang selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan.

Dengan mengikuti WC ini saya dapat membuat suatu komparasi atau perbandingan jalannya bidang kefarmasian di Indonesia dengan di negara lain. Selain itu, Bertemu dengan delegasi dari negara lain juga menjadi pendongkrak semangat bagi diri saya sendiri untuk menjadi pribadi yang selalu belajar, dengan mengikuti berbagai kegiatan Professional development saya menjadi lebih bersemangat untuk menjadi seorang “pharmacist” masa depan yang berkompeten disegala lini bidang kefarmasian.

Saya ucapkan terimakasih untuk ISMAFARSI dan IPSF atas kesempatan yang hebat ini, terutama karena telah memberikan kesempatan untuk menikmati grant dari DF

IPSF, saya berharap saya dapat memanfaatkan grant ini dengan sebaiknya dengan melakukan apa yang seharusnya saya lakukan di Utrecht, maupun setelah acara selesai sebagai follow up dengan mensharingkan info yang saya dapat kepada sebanyak-banyaknya mahasiswa farmasi lain. Semoga untuk kedepannya, IPSF dapat memberikan lebih banyak grant kepada delegasi yang ingin berangkat sehingga dapat membuka pintu untuk menikmati betapa luasnya pendidikan farmasi di dunia. Dan semoga orang-orang yang mendapatkan grant kedepannya adalah orang-orang yang tepat yang dapat memanfaatkan grant bukan hanya untuk dirinya saja, tapi juga untuk orang lain.

Akhir kata, terimakasih untuk ISMAFARSI dan IPSF... Viva la pharmacie...!!!

WIMZYworld congress

34

Page 36: Newsletter #5

WHSS

35

Page 37: Newsletter #5

WHSS

Merupakan suatu kebe-runtungan buat tim redaksi bisa cerita-cerita, sharing bahkan di-skusi kecil-kecilan dengan cewek yang memiliki nama lengkap AN-DIKA DEWI RAMADHANI ini. “5th World Healtcare Students’ Sympo-sium” merupakan symposium ma-hasiswa kesehatan se-dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali. Pada tahun ini dilangsungkan di Lausanne, Switzerland selama 1 minggu. Symposium ini merupa-kan serangkaian acara yakni mu-lai dari perkuliahan, workshop, bahkan ada social events juga. Pada pagi hari, setelah breakfast para peserta mempunyai agenda mengikuti sesi perkuliahan sam-pai siang hari dan dilanjutkan workshop sampai sore harinya kemudian malam harinya dilan-jutkan dengan social events.Tema WHSS tahun ini adalah “Demistifying Interprofession-al Collaboration”. Delegasi me-mahami bagaimana pentingnya kolaborasi antar profesi keseha-tan, walaupun sepertinya masih sedikit sulit untuk diterapkan di Indonesia dimana di Indonesia sendiri masih meng-Agungkan 1 profesi kesehatan, namun dele-gasi optimis dengan adanya ko-munikasi yang lebih baik dan pemahaman pengetahuan ten-tang kesehatan untuk semua ka-langan profesi dapat memper-mudah komunikasi antar profesi

dan membuat suatu kerja sama yang baik untuk kesehatan pasien. Salah satu untuk membangun suatu kolaborasi antar profesi kes-ehatan dapat dimulai dari tahap perkuliahan semisal membuat suatu event yang dihadiri setiap profesi kesehatan secara rutin dan berkala sehingga tidak ada gap antar profesi kesehatan dan kerja sama sendiri sudah dapat terban-gun dari awal semester perkuliah-

an sebagai modal nantinya untuk membangun suatu team work yang baik saat terjun di dunia kerja.Salah satu pengalaman yang menarik yakni tentang sesi sight-seeing seperti pencarian jejak, yang merupakan program dari panitia. Dimana, panitia membagi para delegasi secara acak menja-di beberapa kelompok dan hanya dibekali secarik peta kota Lausanne dan kartu free public transporta-

tion untuk melakukan perjalanan. Tujuan akhir sesi pencarian jejak ini yakni mencari kelompok yang tercepat yang berhasil memeca-hakan 10 petunjuk yang diberikan dan mengabadikan lewat foto ber-sama. Tak lain dan tak bukan tu-juan dari games ini adalah mem-pererat rasa kekeluargaan diantara para finalis dari seluruh dunia. Selain pengalaman dia-tas terdapat pengalaman lainya

yakni tentang kesan masyarakat Swiss yang sopan, ramah, kota yang tertata rapi dan bersih ser-ta pengalamannya belajar bahasa Prancis secara otodikdak kare-na mayoritas masyarakat disana menggunakan bahasa Prancis. Rasa kekeluargaan disini membuat mbak Dhani menemukan banyak teman baru yang sudah menja-di seperti keluarga baru disini.

WHSS 2013By : Raisa & Galuh

36

Page 38: Newsletter #5
Page 39: Newsletter #5

ISMAFARSI www.ismafarsi.org

Faculty of Pharmacy Univ. of Andalas, Padang, Indonesia PO.BOX 25163