new osteoporosis

14
1 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Osteoporosi Osteoporosis adalah penyakit tulang metabolik yang paling sering dijumpai. Penyakit ini sering tanpa keluhan dimana densitas tulang  berkurang secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh, mudah patah dan tidak t erdeteksi sampai terjadi  patah tulang. Osteoporosis merupakan suatu problem k esehatan di seluruh dunia dan insidensi pada kulit putih sebesar 13 % dengan usia y ang sama. Sebenarnya tidak hanya gangguan homeostatis kalsium sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya osteoporosis, tetapi masih banyak faktor faktor lain yang mempunyai peran/kontribusi, diantaranya adalah defisiensi/ insufisiensi vitamin D. Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan  porous  berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009). Menurut WHO pada  International Consensus Development Conference, di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan  penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).

Upload: amelia-azmi

Post on 06-Mar-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang osteoporosis

TRANSCRIPT

Page 1: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 1/14

1

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Osteoporosi

Osteoporosis adalah penyakit tulang metabolik yang paling sering

dijumpai. Penyakit ini sering tanpa keluhan dimana densitas tulang

 berkurang secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga

tulang menjadi rapuh, mudah patah dan tidak t erdeteksi sampai terjadi

 patah tulang. Osteoporosis merupakan suatu problem kesehatan di seluruh dunia

dan insidensi pada kulit putih sebesar 13 % dengan usia yang sama.

Sebenarnya tidak hanya gangguan homeostatis kalsium sebagai salah

satu faktor penyebab terjadinya osteoporosis, tetapi masih banyak faktor faktor

lain yang mempunyai peran/kontribusi, diantaranya adalah defisiensi/ insufisiensi

vitamin D.

Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan

 porous  berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang

yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya

rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan

kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra,

2009).

Menurut WHO pada  International Consensus Development Conference,

di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa

massa tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan

 penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat

meningkatnya kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya patah tulang (Suryati,

2006).

Page 2: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 2/14

2

Menurut  National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah

kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan dan

dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang

merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang

(Junaidi, 2007).

Osteoporosis adalah penyakit tulamg sisitemik yang ditandai oleh

 penurunan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah

 patah. Pada tahun 2001,  National Institute of Health (NIH) mengajukan definisi

 baru osteoporosis sebagai penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh

compromised bone  strength sehingga tulang mudah patah ( Sudoyo, 2009 ).

2.3 Etiologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang pada usia

lanjut: 

1.  Determinan Massa Tulang 

a.  Faktor genetic 

Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan

tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lainkecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur

tulang lebih kuat/berat dari pada bangsa Kaukasia. Jadi seseorang yang

mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun

terhadap fraktur karena osteoporosis. 

 b.  Faktor mekanis 

Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor

genetik. Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan

 berkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang.

Kedua hal tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik beban

mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa

tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh becak,

Page 3: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 3/14

3

akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun tulangnya terutama

 pada lengan atau tungkainya, sebaliknya atrofi baik pada otot maupun

tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istirahat di tempat tidur

dalam waktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa.

Walaupun demikian belum diketahui dengan pasti berapa besar beban

mekanis yang diperlukan dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang

di samping faktor genetik. 

c.  Faktor makanan dan hormone 

Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup

(protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai

dengan pengaruh genetik yang bersangkutan. Pemberian makanan yang

 berlebih (misalnya kalsium) di atas kebutuhan maksimal selama masa

 pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa tulang yang melebihi

kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan sesuai dengan

kemampuan genetiknya. 

2.  Determinan penurunan Massa Tulang 

a.  Faktor genetic 

Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat

risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang besar. Sampai saat ini

tidak ada ukuran universal yang dapat dipakai sebagai ukuran tulang normal.

Setiap individu mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sitat genetiknya

serta beban mekanis dan besar badannya. Apabila individu dengan tulang

yang besar, kemudian terjadi proses penurunan massa tulang (osteoporosis)

sehubungan dengan lanjutnya usia, maka individu tersebut relatif masih

mempunyai tulang lebih banyak dari pada individu yang mempunyai tulang

kecil pada usia yang sama. 

 b.  Faktor mekanis 

Faktor mekanis mungkin merupakan yang terpenting dalarn proses

 penurunan massa tulang schubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun

demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis

Page 4: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 4/14

4

dengan faktor nutrisi hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun

dengan bertambahnya usia; dan karena massa tulang merupakan fungsi

 beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan

 bertambahnya usia. 

c.  Kalsium 

Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses

 penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya usia, terutama

 pada wanita post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat

 penting. Wanita-wanita pada masa peri menopause, dengan masukan

kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak bak, akan mengakibatkan

keseimbangan kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan

kalsiumnya baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan keseimbangan

kalsium positif. Dari keadaan ini jelas, bahwa pada wanita masa menopause

ada hubungan yang erat antara masukan kalsium dengan keseimbangan

kalsium dalam tubuhnya. Pada wanita dalam masa menopause keseimbangan

kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta absorbsinya kurang serta

ekskresi melalui urin yang bertambah. Hasil akhir kekurangan/kehilangan

estrogen pada masa menopause adalah pergeseran keseimbangan kalsium

yang negatif, sejumiah 25 mg kalsium sehari. 

d.  Protein 

Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi

 penurunan massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan

ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan

meningkatkan ekskresi kalsium. Pada umumnya protein tidak dimakan

secara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut

mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium

melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium

melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan

akan mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan kalsium

yang negative. 

Page 5: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 5/14

5

e.  Estrogen 

Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan

terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena

menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya

konservasi kalsium di ginjal. 

f.  Rokok dan kopi 

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan

mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan

kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan

massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak

ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja. 

g.  Alkohol 

Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan.

Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium

rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme

yang jelas belum diketahui dengan pasti.

Beberapa penyebab osteoporosis dalam (Junaidi, 2007), yaitu: 

1.  Osteoporosis pascamenopause terjadi karena kurngnya hormon estrogen

(hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan

kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia

antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon

estrogen produksinya menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan

terus berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya

massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah

menopause. 

2.  Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium

yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan antara kecepatan

hancurnya tulang(osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblast).

Senilis berati bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini

Page 6: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 6/14

6

 biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih

sering wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan

 pascamenopause. 

3.  Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder

yang disebakan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa

disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid,

 paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (mislnya kortikosteroid, barbiturat,

anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang

 berlebihan dapat memperburuk keadaan ini. 

4.  Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang

 penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda

yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang

normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

2.4 Patofisiologi

Menurut definisi, osteoporosis adalah penyakit yang dicirikan dengan

rendahnya massa tulang dan kemunduran struktural jaringan tulang, yang

menyebabkan kerapuhan pada tulang. Apabila tidak dicegah atau bila tidak

ditangani dengan baik, proses pengeroposan akan terus berlanjut sampai tulang

menjadi patah dan penderitanya mengalami kesakitan dalam melakukan

 pergerakan anggota tubuh. Patah tulang umumnya terjadi pada tulang belakang,

tulang panggul, dan pergelangan tangan. Bila patah terjadi pada tulang panggul,

hampir selalu penanganannya melalui operasi atau pembedahan. Apabila tulang

tidak bergeser, biasanya sambungan disangga dengan plat dan batang logam.

 Namun bila sambungan tulang bergeser, penggantian dengan sendi tiruan dapat

dilakukan. Patah tulang panggul bisa mengakibatkan seseorang tidak mampu

 berjalan tanpa bantuan dan bisa menyebabkan kecacatan permanen. Patah pada

tulang belakang dapat menyebabkan berkurangnya tinggi tubuh, rasa sakit pada

tulang belakang yang parah, dan perubahan bentuk tubuh.

Page 7: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 7/14

7

Dalam keadaan normal, tulang dalam keadaan seimbang antara proses pembentukan dan penghancuran. Fungsi penghancuran (resorpsi) yang

dilaksanakan oleh osteoklas, dan fungsi pembentukan yang dijalankan oleh

osteoblas senantiasa berpasangan dengan baik. Fase yang satu akan merangsang

terjadinya fase yang lain. Dengan demikian tulang akan beregenerasi.

Keseimbangan kalsium, antara yang masuk dan keluar, juga memiliki peranan

yang penting, bahkan merupakan faktor penentu utama untuk terjadinya

osteoporosis adalah kadar kalsium yang masih terdapat pada tulang. Seseorang

memiliki densitas tulang yang tinggi (tulang yang padat), mungkin tidak akan

sampai menderita osteoporosis. Kehilangan kalsium tidak akan mencapai tingkat

dimana terjadi osteoporosis. Lebih kurang 99% dari keseluruhan kalsium

tubuh berada di dalam tulang dan gigi. Apabila kadar kalsium darah turun di

 bawah normal, tubuh akan mengambilnya dari tulang untuk mengisinya lagi.

Dengan bertambahnya usia, keseimbangan sistem mulai terganggu. Tulang

kehilangan kalsium lebih cepat dibanding kemampuannya untuk mengisi

kembali. Secara umum, osteoporosis terjadi saat fungsi penghancuran sel-sel

tulang lebih dominan dibanding fungsi pembentukan sel-sel tulang, karena pola

 pembentukan dan resopsi tulang berbeda antar individu. Para ahli

memperkirakan ada banyak faktor yang berperan mempengaruhi keseimbangan

tersebut. Kadar hormon tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat

Page 8: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 8/14

8

mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat

golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari tulang.

Proses pembentukan dan penimbunan sel-sel tulang mencapai kepadatan

maksimal berjalan paling efisien sampai umur mencapai 30 tahun, dengan

 bertambahnya usia, semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat. Dengan usia

yang lanjut, jaringan tulang yang hilang semakin banyak. Penelitian

memperlihatkan bahwa setalah mencapai usia 40 tahun, akan kehilangan tulang

sebesar 0,5% setiap tahunnya. Pada wanita dalam masa pascamenopause,

keseimbangan kalsium menjadi negatif dengan tingkat 2 kali lipat dibanding

sebelum menopause. Faktor hormonal menjadi sebab mengapa wanita dalam

masa pascamenopause mempunyai resiko lebih besar untuk menderita

osteoporosis. Pada masa menopause, terjadi penurunan kadar hormon estrogen.

Estrogen memang merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencegah

hilangnya kalsium tulang. Selain itu, estrogen juga merangsang aktivitas

osteoblas serta menghambat kerja hormon paratiroid dalam merangsang

osteoklas.

WOC (Terlampir)

2.5 Manifestasi Klinis

Page 9: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 9/14

9

Tanda dari osteoporosis adalah fraktur yang terjadi akibat trauma ringan (

 pada tulang radius distal- fraktur colles- atau kolum femur ) atau bahkan trauma

sama sekali, misalnya fraktur (baji) pada vertebrata daerah torakal, menyebabkan

 berkurangnya tinggi badan, kifosis tulang punggung yang berlebih (punuk janda)

dan nyeri. (davey,2005)

Seorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan penyakit tulang

osteopenik bila didapatkan :

1.  Patah tulang akibat trauma yang ringan.

2.  Tubuh makin pendek, kifosis dorsal bertambah, nyeri tulang.

3.  Gangguan otot (kaku dan lemah) seperti didapatkan pada penderita

osteomalasia atau hiperparatiroidisme.

4.  Secara kebetulan ditemukan gambaran radiologik yang khas.

2.6 Komplikasi

Fraktur patologis pada:

1. 

Tulang belakang

2.  Kolumna femoris

3.  Pergelangan tangan = tersering

Osteoporosis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikutnya:

1.  Patah tulang belakang

2.  Patah tulang pinggul

2.7 Terapi dan Pengobatan Osteoporosis

Terapi dan pengobatan osteoporosis bertujuan untuk meningkatkan

kepadatan tulang untuk mengurangi retak tambahan dan mengontrol rasa sakit.

Untuk terapi dan pengobatan osteoporosis sebenarnya memerlukan suatu tim

Page 10: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 10/14

10

yang terdiri dari multidisipliner minimal antara lain departemen bedah,

departemen penyakit dalam, departemen psikologi, departemen biologi,

departemen obstetri dan ginekologi, departemen farmakologi.

Penyakit osteoporosis selain mempengaruhi tubuh, juga mempengaruhi

kondisi psikis penderitanya terutama akibat patah tulang sehingga terapi dan

 pengobatan osteoporosis pun melibatkan spesialis kejiwaan. Tidak hanya itu,

departemen kedokteran olahraga juga diperlukan dalam terapi dan pengobatan

osteoporosis.

Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan persediaan

kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus menghasilkan hormon

dalam jumlah yang mencukupi (hormon  paratiroid , hormon pertumbuhan,

kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria).

Oleh sebab itu Departemen gizi klinik juga memiliki peranan dalam

terapi dan pengobatan osteoporosis. Spesialis gizi klinik dapat membantu

menjaga agar asupan gizi penderita osteoporosis terutama kalsium dan vitamin D

tercapai agar penyerapan kalsium dari makanan dan pemasukan ke dalam tulang

 berlangsung optimal.

Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai

kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan

 berkurang secara perlahan. Oleh sebab itu, kepadatan tulang harus dijaga sejak

masih muda agar saat tuanya tidak menderita osteoporosis.

Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus

mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita

 pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen 

(biasanya bersama dengan  progesteron) atau alendronat (golongan bifosfonat)

yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.

Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan

tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa

tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi.Jika kadar

testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.

Page 11: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 11/14

11

Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat,

diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi

fisik. Penjepit punggung mungkin penting untuk mendukung vertebra yang

lemah dan operasi dapat memperbaiki bweberapa keretakan. Pengobatan

hormonal dan flouride dapat membantu. Penyakit osteoporosis yang disebabkan

oleh gangguan lain dapat dicegah melalui pengobatan yang efektif pada

gangguan dasarnya, seperti terapi kortikosteroid.

2.8 Pencegahan Osteoporosis

Pencegahan pada osteoporosis tentu saja ialah menghindari faktor resiko

atau penyebabnya. Disamping itu, kita perlu melakukan hal-hal yang dapat

memperkecil volume terjadinya serangan osteoporosis sebagaimana berikut :

1.  Konsumsi Kalsium yang Cukup

Untuk mencukup kebutuhan kalsium, perlu perhatikan produk pangan yang

disantap. Salah satu sumber kalsium yang cukup baik adalah susu. Dua gelas

susu sehari sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Sumber kalsium lainnya

adalah ikan (terutama yang dimakan beserta tulangnya), daging, ungags, telur,

ayam, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

2.  Berhati-hati menggunakan obat

Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang. Salah satu

cotohnya adalah kortikosteroid yang dapat menekan kerja hormone

 pembentukan tulang. Contoh lain adalah antasida, obat pencahar,

cholestiramine, obat diuretik, anti gout dan beberapa jenis obat anti rematik.

Obat-obatan tersebut memiliki efek mengganggu penyerapan kalsium.

3. 

Batasi konsumsi garam

Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl).

Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam

dapur maupun monosodium glutamate (MSG) dapat berdampak buruk

terhadap kesehatan. Selain memiliki efek hipertensi, natrium juga berpotensi

Page 12: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 12/14

12

untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan urine.

Cara menghindari kehilangan kalsium akibat natrium adalah dengan

membatasi konsumsinya. Sebaiknya hindari makanan-makanan tinggi natrium

dan makanan awetan yang menggunakan garam sebagai pengawet.

4.  Cukupi konsumsi Vitamin D

Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara

meningkatkan penyerapan kalsium dan sistem pencernaan, serta mengurangi

 pembuangannya dari ginjal.

Kebutuhan vitamin D normal per hari adalah 400 IU. Dalam bentuk non-aktif,

vitamin D banyak terdapat di bawah kulit. Cukupi konsumsi vitamin D

diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan

 penyerapan kalsium dan sistem pencernaan, serta mengurangi

 pembuangannya dari ginjal. Vitamin D akan menjadi aktif dan berfungsi

apabila terpapar matahari sekitar 20 menit per hari, minimal 3 kali seminggu

sudah cukup untuk membantu produksi vitamin D.

5.  Aktif berolahraga

Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa tulang.

Oleh karena itu, olahraga aktif secara rutin merupakan bentuk antisipasi

terhadap penurunan massa tulang.

6.  Bantu dengan obat

Jenis obat ini diantaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan

testosterone. Estrogen merupakan hormone yang menurunkan jumlahnya

dalam tubuh apabila wanita mengalami menopause.

2.9 Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang Osteoporosis

Pemeriksaan non-invasif yaitu :

1.  Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa

kalsium total dan massa tulang.

2.  Pemeriksaan absorpsiometri

Page 13: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 13/14

13

3.  Pemeriksaan komputer tomografi (CT)

4.  Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan

informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan

kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista

iliaka.

5.  Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine

 biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak

membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).

 Pemeriksaan Penunjang

Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah

terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika

vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebra

lumbalis menjadi bikonkaf.

Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum,

fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine,

hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia,

hiperparatiroidisme, dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan

tulang.

Absorbsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau massa

tulang pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan. Absorpsiometri

dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu

memberikan informasi menganai massa tulang pada tulang belakang dan

 panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi tulang osteoporosis dan

mengkaji respon terhadap terapi.

Page 14: New Osteoporosis

7/21/2019 New Osteoporosis

http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 14/14

14