new osteoporosis
DESCRIPTION
tentang osteoporosisTRANSCRIPT
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 1/14
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Osteoporosi
Osteoporosis adalah penyakit tulang metabolik yang paling sering
dijumpai. Penyakit ini sering tanpa keluhan dimana densitas tulang
berkurang secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga
tulang menjadi rapuh, mudah patah dan tidak t erdeteksi sampai terjadi
patah tulang. Osteoporosis merupakan suatu problem kesehatan di seluruh dunia
dan insidensi pada kulit putih sebesar 13 % dengan usia yang sama.
Sebenarnya tidak hanya gangguan homeostatis kalsium sebagai salah
satu faktor penyebab terjadinya osteoporosis, tetapi masih banyak faktor faktor
lain yang mempunyai peran/kontribusi, diantaranya adalah defisiensi/ insufisiensi
vitamin D.
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang
yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya
rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra,
2009).
Menurut WHO pada International Consensus Development Conference,
di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa
massa tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan
penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat
meningkatnya kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya patah tulang (Suryati,
2006).
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 2/14
2
Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah
kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan dan
dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang
merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang
(Junaidi, 2007).
Osteoporosis adalah penyakit tulamg sisitemik yang ditandai oleh
penurunan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
patah. Pada tahun 2001, National Institute of Health (NIH) mengajukan definisi
baru osteoporosis sebagai penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh
compromised bone strength sehingga tulang mudah patah ( Sudoyo, 2009 ).
2.3 Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang pada usia
lanjut:
1. Determinan Massa Tulang
a. Faktor genetic
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan
tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lainkecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur
tulang lebih kuat/berat dari pada bangsa Kaukasia. Jadi seseorang yang
mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun
terhadap fraktur karena osteoporosis.
b. Faktor mekanis
Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor
genetik. Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan
berkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang.
Kedua hal tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik beban
mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa
tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh becak,
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 3/14
3
akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun tulangnya terutama
pada lengan atau tungkainya, sebaliknya atrofi baik pada otot maupun
tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istirahat di tempat tidur
dalam waktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa.
Walaupun demikian belum diketahui dengan pasti berapa besar beban
mekanis yang diperlukan dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang
di samping faktor genetik.
c. Faktor makanan dan hormone
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup
(protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai
dengan pengaruh genetik yang bersangkutan. Pemberian makanan yang
berlebih (misalnya kalsium) di atas kebutuhan maksimal selama masa
pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa tulang yang melebihi
kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan sesuai dengan
kemampuan genetiknya.
2. Determinan penurunan Massa Tulang
a. Faktor genetic
Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat
risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang besar. Sampai saat ini
tidak ada ukuran universal yang dapat dipakai sebagai ukuran tulang normal.
Setiap individu mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sitat genetiknya
serta beban mekanis dan besar badannya. Apabila individu dengan tulang
yang besar, kemudian terjadi proses penurunan massa tulang (osteoporosis)
sehubungan dengan lanjutnya usia, maka individu tersebut relatif masih
mempunyai tulang lebih banyak dari pada individu yang mempunyai tulang
kecil pada usia yang sama.
b. Faktor mekanis
Faktor mekanis mungkin merupakan yang terpenting dalarn proses
penurunan massa tulang schubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun
demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 4/14
4
dengan faktor nutrisi hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun
dengan bertambahnya usia; dan karena massa tulang merupakan fungsi
beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan
bertambahnya usia.
c. Kalsium
Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses
penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya usia, terutama
pada wanita post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat
penting. Wanita-wanita pada masa peri menopause, dengan masukan
kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak bak, akan mengakibatkan
keseimbangan kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan
kalsiumnya baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan keseimbangan
kalsium positif. Dari keadaan ini jelas, bahwa pada wanita masa menopause
ada hubungan yang erat antara masukan kalsium dengan keseimbangan
kalsium dalam tubuhnya. Pada wanita dalam masa menopause keseimbangan
kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta absorbsinya kurang serta
ekskresi melalui urin yang bertambah. Hasil akhir kekurangan/kehilangan
estrogen pada masa menopause adalah pergeseran keseimbangan kalsium
yang negatif, sejumiah 25 mg kalsium sehari.
d. Protein
Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi
penurunan massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan
ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan
meningkatkan ekskresi kalsium. Pada umumnya protein tidak dimakan
secara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut
mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium
melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium
melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan
akan mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan kalsium
yang negative.
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 5/14
5
e. Estrogen
Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan
terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena
menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya
konservasi kalsium di ginjal.
f. Rokok dan kopi
Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan
mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan
kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan
massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak
ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.
g. Alkohol
Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan.
Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium
rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme
yang jelas belum diketahui dengan pasti.
Beberapa penyebab osteoporosis dalam (Junaidi, 2007), yaitu:
1. Osteoporosis pascamenopause terjadi karena kurngnya hormon estrogen
(hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan
kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia
antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon
estrogen produksinya menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan
terus berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya
massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah
menopause.
2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium
yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan antara kecepatan
hancurnya tulang(osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblast).
Senilis berati bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 6/14
6
biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih
sering wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan
pascamenopause.
3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder
yang disebakan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid,
paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (mislnya kortikosteroid, barbiturat,
anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang
berlebihan dapat memperburuk keadaan ini.
4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda
yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang
normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
2.4 Patofisiologi
Menurut definisi, osteoporosis adalah penyakit yang dicirikan dengan
rendahnya massa tulang dan kemunduran struktural jaringan tulang, yang
menyebabkan kerapuhan pada tulang. Apabila tidak dicegah atau bila tidak
ditangani dengan baik, proses pengeroposan akan terus berlanjut sampai tulang
menjadi patah dan penderitanya mengalami kesakitan dalam melakukan
pergerakan anggota tubuh. Patah tulang umumnya terjadi pada tulang belakang,
tulang panggul, dan pergelangan tangan. Bila patah terjadi pada tulang panggul,
hampir selalu penanganannya melalui operasi atau pembedahan. Apabila tulang
tidak bergeser, biasanya sambungan disangga dengan plat dan batang logam.
Namun bila sambungan tulang bergeser, penggantian dengan sendi tiruan dapat
dilakukan. Patah tulang panggul bisa mengakibatkan seseorang tidak mampu
berjalan tanpa bantuan dan bisa menyebabkan kecacatan permanen. Patah pada
tulang belakang dapat menyebabkan berkurangnya tinggi tubuh, rasa sakit pada
tulang belakang yang parah, dan perubahan bentuk tubuh.
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 7/14
7
Dalam keadaan normal, tulang dalam keadaan seimbang antara proses pembentukan dan penghancuran. Fungsi penghancuran (resorpsi) yang
dilaksanakan oleh osteoklas, dan fungsi pembentukan yang dijalankan oleh
osteoblas senantiasa berpasangan dengan baik. Fase yang satu akan merangsang
terjadinya fase yang lain. Dengan demikian tulang akan beregenerasi.
Keseimbangan kalsium, antara yang masuk dan keluar, juga memiliki peranan
yang penting, bahkan merupakan faktor penentu utama untuk terjadinya
osteoporosis adalah kadar kalsium yang masih terdapat pada tulang. Seseorang
memiliki densitas tulang yang tinggi (tulang yang padat), mungkin tidak akan
sampai menderita osteoporosis. Kehilangan kalsium tidak akan mencapai tingkat
dimana terjadi osteoporosis. Lebih kurang 99% dari keseluruhan kalsium
tubuh berada di dalam tulang dan gigi. Apabila kadar kalsium darah turun di
bawah normal, tubuh akan mengambilnya dari tulang untuk mengisinya lagi.
Dengan bertambahnya usia, keseimbangan sistem mulai terganggu. Tulang
kehilangan kalsium lebih cepat dibanding kemampuannya untuk mengisi
kembali. Secara umum, osteoporosis terjadi saat fungsi penghancuran sel-sel
tulang lebih dominan dibanding fungsi pembentukan sel-sel tulang, karena pola
pembentukan dan resopsi tulang berbeda antar individu. Para ahli
memperkirakan ada banyak faktor yang berperan mempengaruhi keseimbangan
tersebut. Kadar hormon tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 8/14
8
mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat
golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari tulang.
Proses pembentukan dan penimbunan sel-sel tulang mencapai kepadatan
maksimal berjalan paling efisien sampai umur mencapai 30 tahun, dengan
bertambahnya usia, semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat. Dengan usia
yang lanjut, jaringan tulang yang hilang semakin banyak. Penelitian
memperlihatkan bahwa setalah mencapai usia 40 tahun, akan kehilangan tulang
sebesar 0,5% setiap tahunnya. Pada wanita dalam masa pascamenopause,
keseimbangan kalsium menjadi negatif dengan tingkat 2 kali lipat dibanding
sebelum menopause. Faktor hormonal menjadi sebab mengapa wanita dalam
masa pascamenopause mempunyai resiko lebih besar untuk menderita
osteoporosis. Pada masa menopause, terjadi penurunan kadar hormon estrogen.
Estrogen memang merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencegah
hilangnya kalsium tulang. Selain itu, estrogen juga merangsang aktivitas
osteoblas serta menghambat kerja hormon paratiroid dalam merangsang
osteoklas.
WOC (Terlampir)
2.5 Manifestasi Klinis
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 9/14
9
Tanda dari osteoporosis adalah fraktur yang terjadi akibat trauma ringan (
pada tulang radius distal- fraktur colles- atau kolum femur ) atau bahkan trauma
sama sekali, misalnya fraktur (baji) pada vertebrata daerah torakal, menyebabkan
berkurangnya tinggi badan, kifosis tulang punggung yang berlebih (punuk janda)
dan nyeri. (davey,2005)
Seorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan penyakit tulang
osteopenik bila didapatkan :
1. Patah tulang akibat trauma yang ringan.
2. Tubuh makin pendek, kifosis dorsal bertambah, nyeri tulang.
3. Gangguan otot (kaku dan lemah) seperti didapatkan pada penderita
osteomalasia atau hiperparatiroidisme.
4. Secara kebetulan ditemukan gambaran radiologik yang khas.
2.6 Komplikasi
Fraktur patologis pada:
1.
Tulang belakang
2. Kolumna femoris
3. Pergelangan tangan = tersering
Osteoporosis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikutnya:
1. Patah tulang belakang
2. Patah tulang pinggul
2.7 Terapi dan Pengobatan Osteoporosis
Terapi dan pengobatan osteoporosis bertujuan untuk meningkatkan
kepadatan tulang untuk mengurangi retak tambahan dan mengontrol rasa sakit.
Untuk terapi dan pengobatan osteoporosis sebenarnya memerlukan suatu tim
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 10/14
10
yang terdiri dari multidisipliner minimal antara lain departemen bedah,
departemen penyakit dalam, departemen psikologi, departemen biologi,
departemen obstetri dan ginekologi, departemen farmakologi.
Penyakit osteoporosis selain mempengaruhi tubuh, juga mempengaruhi
kondisi psikis penderitanya terutama akibat patah tulang sehingga terapi dan
pengobatan osteoporosis pun melibatkan spesialis kejiwaan. Tidak hanya itu,
departemen kedokteran olahraga juga diperlukan dalam terapi dan pengobatan
osteoporosis.
Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan persediaan
kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus menghasilkan hormon
dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid , hormon pertumbuhan,
kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria).
Oleh sebab itu Departemen gizi klinik juga memiliki peranan dalam
terapi dan pengobatan osteoporosis. Spesialis gizi klinik dapat membantu
menjaga agar asupan gizi penderita osteoporosis terutama kalsium dan vitamin D
tercapai agar penyerapan kalsium dari makanan dan pemasukan ke dalam tulang
berlangsung optimal.
Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai
kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan
berkurang secara perlahan. Oleh sebab itu, kepadatan tulang harus dijaga sejak
masih muda agar saat tuanya tidak menderita osteoporosis.
Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus
mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita
pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen
(biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat (golongan bifosfonat)
yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan
tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi.Jika kadar
testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 11/14
11
Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat,
diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi
fisik. Penjepit punggung mungkin penting untuk mendukung vertebra yang
lemah dan operasi dapat memperbaiki bweberapa keretakan. Pengobatan
hormonal dan flouride dapat membantu. Penyakit osteoporosis yang disebabkan
oleh gangguan lain dapat dicegah melalui pengobatan yang efektif pada
gangguan dasarnya, seperti terapi kortikosteroid.
2.8 Pencegahan Osteoporosis
Pencegahan pada osteoporosis tentu saja ialah menghindari faktor resiko
atau penyebabnya. Disamping itu, kita perlu melakukan hal-hal yang dapat
memperkecil volume terjadinya serangan osteoporosis sebagaimana berikut :
1. Konsumsi Kalsium yang Cukup
Untuk mencukup kebutuhan kalsium, perlu perhatikan produk pangan yang
disantap. Salah satu sumber kalsium yang cukup baik adalah susu. Dua gelas
susu sehari sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Sumber kalsium lainnya
adalah ikan (terutama yang dimakan beserta tulangnya), daging, ungags, telur,
ayam, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
2. Berhati-hati menggunakan obat
Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang. Salah satu
cotohnya adalah kortikosteroid yang dapat menekan kerja hormone
pembentukan tulang. Contoh lain adalah antasida, obat pencahar,
cholestiramine, obat diuretik, anti gout dan beberapa jenis obat anti rematik.
Obat-obatan tersebut memiliki efek mengganggu penyerapan kalsium.
3.
Batasi konsumsi garam
Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl).
Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam
dapur maupun monosodium glutamate (MSG) dapat berdampak buruk
terhadap kesehatan. Selain memiliki efek hipertensi, natrium juga berpotensi
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 12/14
12
untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan urine.
Cara menghindari kehilangan kalsium akibat natrium adalah dengan
membatasi konsumsinya. Sebaiknya hindari makanan-makanan tinggi natrium
dan makanan awetan yang menggunakan garam sebagai pengawet.
4. Cukupi konsumsi Vitamin D
Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara
meningkatkan penyerapan kalsium dan sistem pencernaan, serta mengurangi
pembuangannya dari ginjal.
Kebutuhan vitamin D normal per hari adalah 400 IU. Dalam bentuk non-aktif,
vitamin D banyak terdapat di bawah kulit. Cukupi konsumsi vitamin D
diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan
penyerapan kalsium dan sistem pencernaan, serta mengurangi
pembuangannya dari ginjal. Vitamin D akan menjadi aktif dan berfungsi
apabila terpapar matahari sekitar 20 menit per hari, minimal 3 kali seminggu
sudah cukup untuk membantu produksi vitamin D.
5. Aktif berolahraga
Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa tulang.
Oleh karena itu, olahraga aktif secara rutin merupakan bentuk antisipasi
terhadap penurunan massa tulang.
6. Bantu dengan obat
Jenis obat ini diantaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan
testosterone. Estrogen merupakan hormone yang menurunkan jumlahnya
dalam tubuh apabila wanita mengalami menopause.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang Osteoporosis
Pemeriksaan non-invasif yaitu :
1. Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa
kalsium total dan massa tulang.
2. Pemeriksaan absorpsiometri
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 13/14
13
3. Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
4. Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan
informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan
kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista
iliaka.
5. Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine
biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak
membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).
Pemeriksaan Penunjang
Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah
terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika
vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebra
lumbalis menjadi bikonkaf.
Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum,
fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine,
hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia,
hiperparatiroidisme, dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan
tulang.
Absorbsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau massa
tulang pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan. Absorpsiometri
dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu
memberikan informasi menganai massa tulang pada tulang belakang dan
panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi tulang osteoporosis dan
mengkaji respon terhadap terapi.
7/21/2019 New Osteoporosis
http://slidepdf.com/reader/full/new-osteoporosis 14/14
14