muhammad azka lap pkl10x
DESCRIPTION
Lapotan PKL di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa tengahTRANSCRIPT
i
1
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH
ANALISIS PERBEDAAN HASIL KAYU DISETIAP KABUPATEN ATAU
KOTA SE JAWA TENGAH TERHADAP HASIL PRODUKSI KAYU DI
PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Azka
N I M : 4150407016
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh pihak instansi mitra Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan Pihak Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Kepala Sub Bag Umum dan Kepegawaian
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
Soeprapto, SE, Akt, Msi Penata Tingkat I NIP. 19560923 198603 1 007
Dosen Pembimbing
Jurusan Matematika
Drs. Darmo NIP. 19490408 197501 1 001
An. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Sekretaris
Bambang Lukito, SH, MM Pembina Tingkat I NIP.19591010 198001 1 001
Ketua Jurusan Matematika
Drs. Edy Soedjoko, M. Pd
NIP. 19560419 198703 1 001
iii
ABSTRAK
Muhammad Azka Analisis Perbedaan Hasil Kayu disetiap Kabupaten atau Kota se Jawa Tengah
Terhadap Hasil Produksi Kayu di Provinsi Jawa Tengah
Program Studi Matematika-Jurusan Matematika Universitas negeri Semarang
Tahun 2010
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dibentuk pertama kali pada tanggal 20 Juni 2001 dengan dasar Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 7 tahun 2001. Beberapa saat kemudian, tepatnya pada tanggal 2 April 2002 dibentuk Unit pelaksana teknis atau UPTD Dinas kehutanan provinsi jawa tengah yaitu Balai Pengendalian Peredaran Hasil Hutan (BPPHH) di Pati, Semarang, KLI Kendal dan Tegal dengan dasar Peraturan Daerah atau Perda Provinsi Jawa Tengah nomor 1 Tahun 2002. Kemudian tanggal 5 Mei 2002 dibentuk pula penjabaran Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) serta tata kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang berdasarkan surat keputusan atau SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 28 Tahun 2002.
Dengan banyaknya kabupaten yang ada di Jawa Tengah, perusahaan-perusahaan kayu di daerah-daerah memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan kabupaten dengan produksi kayu yang berbeda-beda menghasilkan jumlah tebangan pohon yang berbeda pula. Untuk itulah maka penulis sangat tertarik dalam laporan PKL ini untuk melakukan Analisis Perbedaan Hasil Kayu disetiap Kabupaten atau Kota se Jawa Tengah Terhadap Hasil Produksi Kayu di Provinsi Jawa Tengah bulan Januari sampai Juni tahun 2010 di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan metode ANAVA.
Tujuan laporan praktik kerja lapangan ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil kayu dari setiap kabupaten di Jawa Tengah terhadap hasil produksi kayu serta mengetahui kabupaten manakah yang memiliki hasil yang paling berbeda dan paling baik.
Metode pengumpulan data ini menggunakan metode interview, metode studi pustaka (dalam pengumpulan data guna menyusun laporan PKL di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ).
Setelah mengamati, menganalisis dan melakukan perhitungan ternyata terdapat perbedaan yang signifikan diantara setiap kabupaten di Jawa Tengah dalam menghasilkan produksi kayu. Dengan melihat uji Post Hoc dan rata-rata dari hasil produksi tiap-tiap jenis mesin, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten di Jawa Tengah yang paling baik adalah Kabupaten Wonogiri. Hal ini dikarenakan rata-rata hasil produksi kayu didaerah tersebut mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Tengah. Kata kunci : analisis perbedaan, uji post hoc, produksi kayu
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dengan judul Analisis Perbedaan Kabupaten di Jawa Tengah Terhadap
Hasil Produksi Kayu di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini dapat
terselesaikan.
Dapat disadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan
ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril
maupun materiil.
Untuk itu perkenankanlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam UNNES
3. Drs. Edy Soedjoko, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNNES
4. Drs. Darmo, Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan yang telah
memberikan bimbingan dan masukannya selama penyusunan laporan PKL
5. Dr. Ir. Sri Puryono KS, MP, selaku Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah.
6. Bambang Lukito, SH, MM dan Soeprapto, SE, Akt, MSi, selaku pembimbing
lapangan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah.
v
7. Bapak Gatot, salah satu staff di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan PKL
8. Teman teman seperjuangan di tempat PKL yang telah memberi warna lain di
kehidupan bagi penyusun.
9. Seluruh pegawai dinas kehutanan, khususnya bagian PH yang telah
membantu penyusun mengumpulkan data.
10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan PKL.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun unuk menyempurnakan laporan PKL ini. Semoga dengan
terselesainya laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin Ya Robbal Alamin.
Semarang, Januari 2011
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................... iii KATA PENGANTAR ...................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ....................................................... 3
1.4 Tempat dan Pelaksanaan ............................................... 3
1.5 Metode Pengumpulan Data ........................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan .................................................... 4
BAB II HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN(PKL) ................................6
2.1 Gambaran Umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah ........................................................................... 6
1. Sejarah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ...... 6
2. Visi dan Misi Dinas Kehutanan ................................. 7
3. Tugas Pokok Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
................................................................................... 7
4. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan ....................... 8
vii
2.2 Hutan dan Hasil Hutan Rakyat ..................................... 11
1. Hutan ...................................................................... 11
2. Hasil Hutan Rakyat ................................................. 12
2.3 Uji Perbedaan ............................................................... 13
1. Uji Normalitas .......................................................... 13
2. Uji Homogenitas Varians ......................................... 14
3. Uji Analisis Varians (ANAVA) .............................. 15
4. Uji lanjut menggunakan metode Tukey HSD .......... 16
2.4 Analisis Data ................................................................ 16
1. Uji Normalitas .......................................................... 18
2. Uji Homogenitas Varians ......................................... 19
3. Uji Analisis Varians ................................................. 20
4. Uji lanjut menggunakan metode Tukey HSD ........... 21
BAB III PENUTUP ......................................................................... 28 3.1 Kesimpulan .................................................................. 28
3.2 Saran ............................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 30 LAMPIRAN - LAMPIRAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar perusahaan kayu di Jawa Tengah, beserta alamatnya.
2. Output SPSS.
3. Surat Permohonan Ijin PKL
4. Surat Balasan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
5. Surat Penyerahan Mahasiswa PKL
6. Surat Penarikan Mahasiswa PKL
7. Daftar Hadir dan Kegiatan
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, kita dituntut agar lebih
meningkatkan kemampuan pada diri kita. Hal ini dikarenakan semakin
ketatnya persaingan dunia kerja.
Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu lembaga pendidikan
diploma di Indonesia yang menerapkan program 60% teori dan 40% praktek.
Dengan hal yang demikian diharapkan akan mampu menghasilkan tenaga
terampil, profesional, dan siap pakai untuk mengaplikasikan serta menerapkan
ilmu yang didapatkannya di dalam masyarakat. Oleh karena itu mahasiswa
Universitas Negeri Semarang (UNNES) diberikan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil untuk melihat
lapangan kerja yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa dapat memperoleh
secara langsung keadaan dan permasalahan yang sesungguhnya ada dalam
suatu proses kerja serta dapat menambah pengalaman dalam dunia kerja yang
sebenarnya sehingga dapat dijadikan bekal pengetahuan yang cukup memadai
bagi kesiapan mereka memasuki dunia kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang
dipelajari.
Hutan selain bermanfaat dalam penghijauan juga pohon-pohonnya dapat
2
dimanfaatkan kayunya untuk kepentingan kehidupan manusia. Oleh karena itu,
hasil hutan ini perlu dikelola dan ditata secara optimal. Penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang
pengendalian, dan penatausahaan hasil hutan perlu dilakukan, misalnya dengan
mengatur banyaknya pohon yang ditebang setiap bulan atau setiap tahun.
Dengan banyaknya kabupaten yang ada di Jawa Tengah, perusahaan-
perusahaan kayu di daerah-daerah memiliki kapasitas produksi yang berbeda-
beda. Hal ini dapat disebabkan hasil kayu dari setiap kabupaten dengan
produksi kayu yang berbeda-beda menghasilkan jumlah tebangan pohon yang
berbeda pula. Untuk itulah maka penulis sangat tertarik dalam laporan PKL ini
untuk melakukan Analisis Perbedaan Hasil Kayu disetiap Kabupaten atau Kota
se Jawa Tengah Terhadap Hasil Produksi Kayu di Provinsi Jawa Tengah bulan
Januari sampai Juni tahun 2010 di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
dengan menggunakan metode ANAVA.
1.2 Rumusan Permasalahan
Dalam penyusunan laporan ini, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten di Jawa
Tengah?
2. Apabila terdapat perbedaan, kabupaten manakah yang paling berbeda dan
paling menghasilkan?
3
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat praktik kerja lapangan di Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Tengah antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten di
Jawa Tengah.
2. Mengetahui kabupaten mana yang paling berbeda dan paling menghasilkan..
1.4 Tempat dan Pelaksanaan
1. Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Tengah, Jalan Menteri Supeno I/2 Telp. (024) 8319140
Semarang.
2. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
a. Prosedur Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Prosedur dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah
sebagai berikut:
1) Pengurusan ijin PKL dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa
mengajukan permohonan PKL kepada Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui Ketua Jurusan Matematika.
2) Pembekalan Praktik Kerja Lapangan.
3) Penyusunan dan pertanggungjawaban Laporan akhir PKL.
b. Waktu Praktik Kerja Lapangan (PKL)
4
Waktu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Tengah dilakukan pada tanggal 15 November - 15
Desember 2010 dengan jam kerja sebagai berikut :
1) Hari Senin sampai Kamis mulai pukul 07.00 sampai pukul 15.30
WIB.
2) Hari Jumat mulai pukul 07.00 sampai pukul 11.00 WIB.
3) Hari Sabtu dan Minggu libur.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini menggunakan metode penulisan sebagai
berikut.
1. Metode Interview
Metode ini dilakukan melalui tanya jawab yang dilakukan penulis
dengan pembimbing lapangan, karyawan dan petugas bagian pengusahaan
hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan proses
interaksi dan komunikasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
produksi kayu di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah.
2. Metode Studi Pustaka
Metode ini dilakukan penulis dengan studi pustaka terhadap bahan
rujukan yang relevan dengan praktik kerja yang dilakukan. Bahan rujukan
berupa materi-materi dan referensi-referensi mengenai permasalahan yang
akan dibahas dalam laporan PKL ini.
5
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan hasil PKL ini tersusun secara sistematis sebagai
berikut.
1. Bagian awal, yakni memuat halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar dan daftar isi.
2. Bagian isi laporan berisi:
Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat, Tempat dan Pelaksanaan, Metode Pengumpulan Data
dan Sistematika Penyusunan Laporan.
Bab II Hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL), yakni berisi Gambaran
Umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Hasil Produksi, Uji
Perbedaan, dan Analisis Data.
Bab III Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
6
BAB II
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
2.1 Gambaran Umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
1. Sejarah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
Dinas kehutanan provinsi jawa tengah dibentuk pertama kali pada
tanggal 20 Juni 2001 dengan dasar peraturan daerah provinsi jawa tengah
nomor 7 tahun 2001. Beberapa saat kemudian, tepatnya pada tanggal 2 April
2002 dibentuk Unit pelaksana teknis atau UPTD Dinas kehutanan provinsi
jawa tengah yaitu Balai Pengendalian Peredaran Hasil Hutan (BPPHH) di
Pati, Semarang, KLI Kendal dan Tegal dengan dasar Peraturan Daerah atau
Perda provinsi Jawa Tengah nomor 1 Tahun 2002. Kemudian tanggal 5 Mei
2002 dibentuk pula penjabaran Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) serta tata
kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang berdasarkan surat
keputusan atau SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 28 Tahun 2002.
Dengan berlakunya undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah, eksistensi Kantor/ Wilayah Departemen Kehutanan
Provinsi Jawa Tengah ditiadakan, dan pengelolaan hutan dan kehutanan di
Jawa Tengah dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan
UPT-nya, UPT pusat, dinas / unit kerja kehutanan di kabupaten / kota serta
Perhutani. Pegawai asal kantor wilayah Departemen Kehutanan Provinsi
6
7
Jawa Tengah yang berstatus PNS pusat, sebagian besar alih status menjadi
PNS daerah dan ditugaskan pada dinas kehutanan provinsi jawa tengah.
2. Visi dan Misi Dinas Kehutanan
a) Visi
Terwujudnya hutan lestari sebagai penyangga kehidupan untuk
kesejahteraan masyarakat.
b) Misi
1) Meningkatkan rehabilitasi hutan dan lahan dengan mendorong
keterlibatan para pihak
2) Meningkatkan perlindungan hutan dan konservasi alam bersama
masyarakat
3) Mewujudkan pemantapan, pemanfaatan kawasan dan pengelolaan
sumber daya hutan secara optimal.
4) Menguatkan kapasitas kelembagaan kehutanan.
3. Tugas Pokok Dinas Kehutanan Provinsi Jateng
Tugas Pokok Dinas Kehutanan Provinsi Jateng menurut Pasal 44 Perda
Jateng No. 6 Th. 2008 adalah:
1) melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang Kehutanan yang
diserahkan kepada Pemerintah Daerah;
2) melaksanakan kewenangan di bidang Kehutanan yang bersifat lintas
Kabupaten/Kota;
3) melaksanakan kewenangan Kabupaten/Kota di bidang Kehutanan yang
dikerjasamakan dengan atau diserahkan kepada Provinsi sesuai dengan
peraturan perundang
4) melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada
Gubernur dan tugas pembantuan di bidang Kehutanan sesuai peraturan
perundang-
4. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan
Struktur organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dapat
dikategorikan dalam sistem organisasi garis. Dalam stru
kekuasaan dan tanggung jawab dari tingkat tertinggi sampai yang terendah
terpisah secara jelas dan tegas.
Adapun penjelasan tugas dan fungsi masing
organisasi dinas kehutanan jawa tengah adalah sebagai be
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada
Gubernur dan tugas pembantuan di bidang Kehutanan sesuai peraturan
-undangan yang berlaku.
Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan
Struktur organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dapat
dikategorikan dalam sistem organisasi garis. Dalam struktur organisasi garis,
kekuasaan dan tanggung jawab dari tingkat tertinggi sampai yang terendah
terpisah secara jelas dan tegas.
Adapun penjelasan tugas dan fungsi masing-masing bagian dalam struktur
organisasi dinas kehutanan jawa tengah adalah sebagai berikut :
8
melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada
Gubernur dan tugas pembantuan di bidang Kehutanan sesuai peraturan
Struktur organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dapat
ktur organisasi garis,
kekuasaan dan tanggung jawab dari tingkat tertinggi sampai yang terendah
masing bagian dalam struktur
9
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas bertugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan memiliki tanggungjawab kepada
Gubernur. Kepala Dinas membawahi Sekretariat, Bidang-Bidang, Balai, dan
Unit Pelaksana Unit Daerah (UPTD).
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah Kepala
Dinas. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasiaan, penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang program, keuangan,
umum dan kepegawaian.
Sekretaris membawahi :
a) Sub Bagian Program
Sub Bagian program ini dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
berada dibawah sekretaris dan memiliki tanggung jawab sekretaris. Sub
Bagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian,
penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
sub bagian program, meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan sistem informasi dilingkungan
dinas.
b) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan ini dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang
10
berada dibawah sekretaris dan memiliki tanggung jawab kepada sekretaris.
Sub bagian keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian,
penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
bidang keuangan, meliputi: pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan,
dan akuntansi di lingkungan dinas.
c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang berada dibawah sekretaris. Sub bagian kepegawaian
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan secara terpadu,
pelayanan administrasi dan pelaksanaan bidang umum dan kepegawaian,
meliputi: pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas,
organisasi dan tata laksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan
dilingkungan dinas.
3. Bidang Planologi Kehutanan
Bidang Planologi Kehutanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
memiliki tanggung jawab kepada kepala dinas. Bidang Planologi Kehutanan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, dan pelaksanaan dibidang inventarisasi dan sistem informasi
kehutanan, pengukuhan, dan penatagunaan hutan serta pemolaan hutan.
4. Bidang Pengusahaan Hutan
Bidang pengusahaan hutan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang memiliki
11
tanggung jawab kepada kepala dinas. Bidang pengusahaan hutan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan
pelaksanaan di bidang pengendalian industry pengolahan hasil hutan dan
pengendalian penatausahaan hasil hutan.
5. Bidang Rehabilitasi dan Pengembangan Sumber Daya Hutan dan Lahan
Bidang ini dipimpin oleh kepala bidang yang memiliki tanggung jawab kepada
kepala dinas. Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan dibidang rehabilitasi
daerah aliran sungai, pembenihan dan budidaya kehutanan, pengembangan
hutan hak dan kelembagaan.
6. Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Bidang ini dipimpin oleh kepala bidang yang memiliki tanggung jawab kepada
kepala dinas. Bidang ini membawahi:
a) seksi pengendalian pemanfaatan kawasan konservasi dan hutan lindung
b) seksi pengendalian pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar
c) seksi perlindungan hutan.
2.2 Hutan dan Hasil Hutan Rakyat
3.1. Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat
di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung
karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus
12
hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer
Bumi yang paling penting. Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan,
terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah
yang cukup luas.
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup
bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian
yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok
memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk
tajuk (mahkota daun) yang jelas.
3.2. Hasil Hutan Rakyat
Hutan rakyat di Indonesia mempunyai potensi besar, baik dari segi
populasi pohon maupun jumlah rumah tangga yang mengusahakannya, yang
ternyata mampu menyediakan bahan baku industri kehutanan. Walaupun
hutan rakyat mempunyai potensi dan peranan yang cukup besar, namun
hutan rakyat di Jawa pada umumnya hanya sedikit yang memenuhi luasan
minimal sesuai dengan definisi hutan, dimana minimal harus 0,25 hektar.
Hal tersebut disebabkan karena rata-rata pemilikan lahan di Jawa sangat
sempit. Potensi hutan rakyat tersebut secara nyata telah dapat merangsang
tumbuhnya aktivitas lanjutan. Besarnya potensi hutan rakyat tersebut bukan
berarti masalah produksi hasil hutan rakyat dapat diabaikan, namun masih
menyisakan banyak permasalahan yang harus diselesaikan.
Sebagaimana diketahui bahwa hutan rakyat sampai saat ini diusahakan
oleh masyarakat di pedesaan, sehingga kontribusi manfaat hutan rakyat akan
13
berdampak pada perekonomian desa. Manfaat ekonomi hutan rakyat secara
langsung dapat dirasakan masing-masing rumah tangga para pelakunya dan
secara tidak langsung berpengaruh pada perekonomian desa. Ekonomi
pedesaan yang dimaksud disini lebih diartikan sebagai ekonomi yang
berlaku di wilayah pedesaan.
2.3 Uji Perbedaan
Dalam melakukan uji perbedaan ini diperlukan suatu tahapan –tahapan
yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi
data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk
analisis statistik parametrik. Penggunaan uji ini dikarenakan pada analisis
statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data
tersebut berdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi normal
adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Data yang
berdistribusi normal memusat pada nilai rata-rata dan median (Purbayu Budi
Santosa dan Ashari, 2005:231).
Untuk mengetahui bentuk distribusi data kita bisa menggunakan
grafik distribusi dan analisis statistik. Penggunaan grafik distribusi
merupakan cara yang paling gampang dan sederhana. Cara ini dilakukan
karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola
distribusi normal dimana bentuk grafiknya mengikuti lonceng. Sedangkan
14
analisis statistik menggunakan analisis keruncingan dan kemencengan kurva
dengan indikator keruncingan dan kemencengan.
Selain dengan menggunakan grafik tersebut, kita juga bisa menguji
normalitas data dengan menggunakan bentuk grafik distribusi. Bentuk
grafik distribusi ini ditunjukkan dengan kemencengan (skewness) dan
keruncingan (Kurtosis) kurva. Aturan dalam kurtosis ini adalah bahwa jika
nilai rasio skewness dan kurtosis berada antara nilai minus dua (-2) dan plus
dua (+2) maka bisa diartikan bahwa data terdistribusi secara normal.
Sedangkan jika rasio berada di bawah nilai -2 maka bisa dikatakan bahwa
bentuk grafik distribusi data adalah miring ke kanan. Sedangkan jika rasio
berada di atas nilai +2, maka bisa dikatakan bahwa bentuk grafik distribusi
data adalah menceng ke kiri (Purbayu Budi Santosa dan Ashari, 2005:235).
Cara lain yang sering dipakai untuk menghitung masalah ini adalah
Kolmogorov-Smirnov. Kolmogorov Smirnov memiliki beberapa
keunggulan diantaranya yaitu tidak memerlukannya data yang
terkelompokkan, bisa untuk sampel kecil, dan lebih fleksibel
(http://www.pdf-search-engine.com/uji-normalitas-pdf.html).
2. Uji Homogenitas Varians
Asumsi dasar dari analisis ANAVA adalah bahwa seluruh kelompok
yang ada harus memiliki varians sama. Untuk menguji asumsi dasar ini
dapat dilihat dari hasil test homogenitas dari varians dengan menggunakan
uji Levene Statistic (Achmad Zanbar Soleh, 2005:215).
Analisis homogenitas varian ini gunanya adalah untuk mengetahui
15
apakah asumsi bahwa ketiga kelompok sampel yang ada mempunyai varian
yang sama(homogen) dapat diterima. Untuk itu sebelumnya perlu disiapkan
hipotesis tentang hal tersebut. (Hartono, 2009:170).
Hipotesis yang digunakan dalam tes homogenitas varians adalah :
H0 : Semua varians populasi adalah sama (homogen).
H1 : Semua varians populasi adalah berbeda (heterogen).
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika nilai sig. > 0,05, maka H0 diterima
Jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak.
3. Uji Analisis Varians (ANAVA)
Analisis variansi (ANAVA) adalah suatu metode analisis statistik
secara parametrik yang mempelajari kesamaan karakteristik dari beberapa
populasi melalui nilai rataannya. Beberapa asumsi analisis variansi adalah
setiap perlakuan berdistribusi normal dan variansi setiap perlakuan adalah
sama satu sama lainnya (Achmad Zanbar Soleh, 2005:214).
One way ANAVA merupakan pengujian untuk mengetahui perbedaan
nyata rata-rata antar varian dari tiga kelompok sampel atau lebih akibat
adanya satu faktor perlakuan. (Triton, 2006:189).
Tahapan yang harus dilakukan untuk mengolah data menggunakan
analisis variansi dengan SPSS adalah Pilih menu Analyze � Compare
Means � One-Way ANAVA. Masukkan kelompok nilai data dalam kotak
“dependent list” dan kelompok group dalam kotak “Factor” kemudian klik
OK.
16
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian Analysis Of Varians
(ANAVA) pada kasus ini adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten.
H1 : Terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika nilai sig. > 0,05, maka H0 diterima
Jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak.
4. Uji lanjut menggunakan metode Tukey HSD
Dari pengujian ANAVA (F-Test) apabila telah diketahui bahwa secara
umum semua kelompok memiliki perbedaan (tidak sama), maka untuk
mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok digunakan
post hoc test yang dapat berupa metode Tukey HSD (Pangestu Subagyo dan
Djarwanto, 2005:239).
Hipotesis yang digunakan dalam tes ini adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.
H1 : Terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika nilai sig. > 0,05, maka H0 diterima
Jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak.
2.4 Analisis Data
Dari data yang diperoleh dari bidang Pengusahaan Hutan (PH) Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah akan dianalisis untuk mengetahui perbedaan
17
masing-masing kabupatenproduksi. Datanya adalah sebagai berikut.
Tabel Data Hasil PKL (Jumlah Pohon yang di Tebang Antara Bulan Januari
sampai Juni Tahun 2010)
Kabupaten Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Banjarnegara 65.852 67.915 53.244 76.637 35.695 67.661
Banyumas 66.215 70.676 181.421 104.279 56.262 87.457
Batang 14.420 28.170 13.961 16.310 13.025 16.793
Blora 4.901 5.457 10.363 3.737 199 5.358
Boyolali 44.711 29.022 42.419 44.087 41.308 39.419
Brebes 7.455 9.527 9.147 13.303 9.550 11.420
Cilacap 3.725 2.206 3.834 20.859 2.149 4.085
Grobogan 3.284 2.001 1.095 1.009 946 1.593
Jepara 47.998 20.831 21.327 31.428 27.459 53.594
Karanganyar 6.987 12.469 4.061 8.282 10.732 11.285
Kebumen 80.065 86.124 117.144 110.177 84.519 147.696
Kendal 75.341 129.900 51.680 73.744 93.796 87.872
Klaten 76.300 165.023 63.219 67.018 90.788 54.297
Magelang 15.488 16.533 17.742 15.913 12.806 18.735
Pati 17.384 5.418 18.983 9.908 15.036 15.677
Pekalongan 46.839 69.213 57.424 41.501 4.777 24.508
Pemalang 1.912 4.058 4.885 2.536 1.781 2.900
18
Purbalingga 22.820 23.873 26.901 23.553 3.113 3.221
Purworejo 86.791 113.857 91.820 104.216 82.787 95.820
Rembang 2.466 3.260 1.957 715 861 1.632
Semarang 66.119 20.642 64.212 60.314 57.481 52.829
Sragen 8.712 14.186 9.749 6.843 7.409 7.988
Sukoharjo 6.682 5.471 6.221 5.896 5.998 6.469
Tegal 5.143 3.547 2.739 4.961 3.408 2.946
Temanggung 12.271 11.026 12.600 13.229 13.326 10.796
Wonogiri 235.087 75.605 179.797 190.082 211.226 204.220
Wonosobo 7.883 8.919 9.236 9.145 12.363 9.076
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, karena data yang baik yaitu
data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk mengetahui data
tersebut berdistribusi tersebut normal atau tidak, maka kami menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov.
Hipotesis :
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal.
19
Tabel 3. Hasil Output Kolmogorov-Smirnov Test
Pada hasil output SPSS di atas dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Tes terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,000
lebih dari taraf signifikansi 5%. Hal ini mengakibatkan H0 diterima. Artinya
sampel yang diambil merupakan berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Varians
Hipotesis yang digunakan dalam tes homogenitas varian adalah :
H0 : Antara semua kabupaten mempunyai varian yang sama (homogen).
H1 : Antara semua kabupaten mempunyai varian yang berbeda (heterogen).
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Varians
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
162
37770,31
47081,397
,223
,223
-,212
2,838
,000
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Jumlah
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Test of Homogeneity of Variances
Jumlah
4,304 26 135 ,000
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
20
Dari output SPSS diatas terlihat bahwa pada tabel Test of
Homogeneity of Variances memiliki nilai sig. = 0,000 yang mana kurang
dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini berarti H0 ditolak. Artinya semua
kabupaten mempunyai varian yang berbeda (heterogen).
3. Uji Analisis varians
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas varians dilakukan maka
variabel-variabel tersebut telah memenuhi syarat untuk dilakukan Analysis
of Varians (ANOVA) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata
hasil produksi untuk masing-masing kabupatenproduksi.
Hipotesis :
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu dari setiap kabupaten.
H1 :Terdapat perbedaan hasil kayu dari setiap kabupaten.
Tabel 5. Hasil Uji ANAVA
Berdasarkan output hasil SPSS diatas terlihat bahwa pada tabel
ANAVA mempunyai nilai Sig = 0,000 yang mana kurang dari taraf
signifikansi 5% yang berarti H0 ditolak. Jadi, diantara semua kabupaten
terdapat perbedaan yang signifikan dalam menghasilkan kayu. Namun
demikian, belum dapat diketahui kabupaten mana yang paling banyak
ANOVA
Jumlah
3,1E+011 26 1,182E+010 32,257 ,000
4,9E+010 135 366525275,6
3,6E+011 161
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
21
menghasilkan kayu. Untuk itu, diperlukan uji lanjut dengan menggunakan
Post Hoc Test.
4. Uji Lanjut menggunakan metode Tukey HSD
Uji lanjut yang dilakukan untuk mengetahui kabupaten mana yang
berbeda adalah dengan menggunakan metode Tukey HSD.
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.
H1 : Terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.
Tabel 6. Sampel Hasil Uji Post Hoc
(untuk tabel yang lengkap, silahkan lihat lampiran pada output spss)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah
Tukey HSD
(I) Kabupaten
(J) Kabupaten
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Banjarnegara
Banyumas
-33217,667 11053,284 ,352 -74961,03 8525,69
Batang 44054,167(*) 11053,284 ,026 2310,81 85797,53 Blora 56164,833(*) 11053,284 ,000 14421,47 97908,19 Boyolali 21006,333 11053,284 ,978 -20737,03 62749,69 Brebes 51100,333(*) 11053,284 ,003 9356,97 92843,69 Cilacap 55024,333(*) 11053,284 ,001 13280,97 96767,69 Groboga
n 59512,667(*) 11053,284 ,000 17769,31 101256,03
Jepara 27394,500 11053,284 ,743 -14348,86 69137,86 Karangan
yar 52198,000(*) 11053,284 ,002 10454,64 93941,36
kebumen -43120,167(*) 11053,284 ,034 -84863,53 -1376,81
22
kendal -24221,500 11053,284 ,902 -65964,86 17521,86 Klaten -24940,167 11053,284 ,874 -66683,53 16803,19 Magelan
g 44964,500(*) 11053,284 ,019 3221,14 86707,86
Pati 47433,000(*) 11053,284 ,009 5689,64 89176,36 Pekalong
an 20457,000 11053,284 ,984 -21286,36 62200,36
Pemalang 58155,333(*) 11053,284 ,000 16411,97 99898,69 Purbaling
ga 43920,500(*) 11053,284 ,027 2177,14 85663,86
Purworejo
-34714,500 11053,284 ,267 -76457,86 7028,86
Rembang 59352,167(*) 11053,284 ,000 17608,81 101095,53 Semaran
g 7567,792 11053,284 1,000 -34175,57 49311,15
Sragen 52019,500(*) 11053,284 ,002 10276,14 93762,86 Sukoharj
o 55044,500(*) 11053,284 ,001 13301,14 96787,86
Tegal 57376,667(*) 11053,284 ,000 15633,31 99120,03 Temangg
ung 48959,333(*) 11053,284 ,005 7215,97 90702,69
Wonogiri -121502,167(*) 11053,284 ,000 -163245,53 -79758,81 Wonosob
o 51730,333(*) 11053,284 ,002 9986,97 93473,69
Banyumas Banjarnegara
33217,667 11053,284 ,352 -8525,69 74961,03
Batang 77271,833(*) 11053,284 ,000 35528,47 119015,19 Blora 89382,500(*) 11053,284 ,000 47639,14 131125,86 Boyolali 54224,000(*) 11053,284 ,001 12480,64 95967,36 Brebes 84318,000(*) 11053,284 ,000 42574,64 126061,36 Cilacap 88242,000(*) 11053,284 ,000 46498,64 129985,36 Groboga
n 92730,333(*) 11053,284 ,000 50986,97 134473,69
Jepara 60612,167(*) 11053,284 ,000 18868,81 102355,53 Karangan
yar 85415,667(*) 11053,284 ,000 43672,31 127159,03
kebumen -9902,500 11053,284 1,000 -51645,86 31840,86 kendal 8996,167 11053,284 1,000 -32747,19 50739,53 Klaten 8277,500 11053,284 1,000 -33465,86 50020,86 Magelan
g 78182,167(*) 11053,284 ,000 36438,81 119925,53
Pati 80650,667(*) 11053,284 ,000 38907,31 122394,03 Pekalong
an 53674,667(*) 11053,284 ,001 11931,31 95418,03
Pemalang 91373,000(*) 11053,284 ,000 49629,64 133116,36 Purbaling 77138,167(*) 11053,284 ,000 35394,81 118881,53
23
ga Purworej
o -1496,833 11053,284 1,000 -43240,19 40246,53
Rembang 92569,833(*) 11053,284 ,000 50826,47 134313,19 Semaran
g 40785,459 11053,284 ,065 -957,90 82528,82
Sragen 85237,167(*) 11053,284 ,000 43493,81 126980,53 Sukoharj
o 88262,167(*) 11053,284 ,000 46518,81 130005,53
Tegal 90594,333(*) 11053,284 ,000 48850,97 132337,69 Temangg
ung 82177,000(*) 11053,284 ,000 40433,64 123920,36
Wonogiri -88284,500(*) 11053,284 ,000 -130027,86 -46541,14 Wonosob
o 84948,000(*) 11053,284 ,000 43204,64 126691,36
Batang Banjarnegara
-44054,167(*) 11053,284 ,026 -85797,53 -2310,81
Banyumas
-77271,833(*) 11053,284 ,000 -119015,19 -35528,47
Blora 12110,667 11053,284 1,000 -29632,69 53854,03 Boyolali -23047,833 11053,284 ,939 -64791,19 18695,53 Brebes 7046,167 11053,284 1,000 -34697,19 48789,53 Cilacap 10970,167 11053,284 1,000 -30773,19 52713,53 Groboga
n 15458,500 11053,284 1,000 -26284,86 57201,86
Jepara -16659,667 11053,284 ,999 -58403,03 25083,69 Karangan
yar 8143,833 11053,284 1,000 -33599,53 49887,19
kebumen -87174,333(*) 11053,284 ,000 -128917,69 -45430,97 kendal -68275,667(*) 11053,284 ,000 -110019,03 -26532,31 Klaten -68994,333(*) 11053,284 ,000 -110737,69 -27250,97 Magelan
g 910,333 11053,284 1,000 -40833,03 42653,69
Pati 3378,833 11053,284 1,000 -38364,53 45122,19 Pekalong
an -23597,167 11053,284 ,924 -65340,53 18146,19
Pemalang 14101,167 11053,284 1,000 -27642,19 55844,53 Purbaling
ga -133,667 11053,284 1,000 -41877,03 41609,69
Purworejo
-78768,667(*) 11053,284 ,000 -120512,03 -37025,31
Rembang 15298,000 11053,284 1,000 -26445,36 57041,36 Semaran
g -36486,375 11053,284 ,185 -78229,74 5256,99
Sragen 7965,333 11053,284 1,000 -33778,03 49708,69 Sukoharj 10990,333 11053,284 1,000 -30753,03 52733,69
24
o Tegal 13322,500 11053,284 1,000 -28420,86 55065,86 Temangg
ung 4905,167 11053,284 1,000 -36838,19 46648,53
Wonogiri -165556,333(*) 11053,284 ,000 -207299,69
-123812,97
Wonosobo
7676,167 11053,284 1,000 -34067,19 49419,53
* The mean difference is significant at the .05 level.
Pada prinsipnya analisis Post hoc bertujuan mengetahui lebih rinci
mengenai pasangan kelompok sampel yang saling berbeda secara signifikan
dan pasangan kelompok sampel yang tidak berbeda. Sebagai contoh, pada
baris pertama hasil Tukey HSD diatas, antara jumlah pohon di kabupaten
Banjarnegara dan jumlah pohon kabupaten Banyumas diketahui bahwa pada
kolom mean difference diperoleh perbedaan rata-ratanya -33217,667. Angka
tersebut diperoleh dari mean jumlah pohon kabupaten Banjarnegara – mean
jumlah pohon kabupaten Banyumas, atau 61167,33 – 94385,00. Terlihat
juga pada interval kepercayaan 95%, range perbedaan mean tersebut antara -
74961,03 – 8525,69.
Untuk uji signifikansi perbedaan mean jumlah pohon kabupaten
Banjarnegara – mean jumlah pohon kabupaten Banyumas, dasar
pengambilan keputusannya:
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.
Keputusan: oleh karena nilai probabilitas adalah 0,352 atau p > 0,05;
maka H0 diterima. Dengan demikian perbedaan rata-rata jumlah pohon pada
kabupaten Banjarnegara dan Banyumas adalah tidak signifikan.
25
Secara praktis, hasil uji signifikansi dapat diketahui dengan cepat pada
output yang ada tanda * pada kolom mean difference (I-J). Berdasarkan
analog tersebut, dapat diketahui perbedaan rata-rata yang tidak signifikan
yaitu :
Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Banyumas
Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Boyolali
Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Jepara
Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Kendal
…………….dan hubungan antara kabupaten-kabupaten lain yang
tidak ada tanda * nya. Sedangkan perbedaan yang signifikan yaitu:
Antara kabupaten Banjarnegara dan Batang
Antara kabupaten Banjarnegara dan Blora
Antara kabupaten Banjarnegara dan Brebes
………………dan hubungan antara kabupaten-kabupaten lain yang
ada tanda * nya.
26
Dengan menghitung rata-rata dari hasil hutan untuk tiap-tiap
kabupaten berdasarkan tabel descriptives diperoleh bahwa kabupaten
Wonogiri memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 182.670 batang, dan
yang terendah adalah kabupaten Grobogan yaitu 1.6755 batang.
Setelah diketahui adanya perbedaan untuk tiap-tiap kabupaten dan
Descriptives
Jumlah
6 61167,33 14564,164 5945,795 45883,18 76451,49 35695 76637
6 94385,00 45891,573 18735,156 46224,75 142545,25 56262 181421
6 17113,17 5601,849 2286,945 11234,39 22991,95 13025 28170
6 5002,50 3278,820 1338,573 1561,59 8443,41 199 10363
6 40161,00 5782,007 2360,495 34093,16 46228,84 29022 44711
6 10067,00 2026,334 827,247 7940,49 12193,51 7455 13303
6 6143,00 7258,460 2963,254 -1474,29 13760,29 2149 20859
6 1654,67 895,634 365,641 714,76 2594,58 946 3284
6 33772,83 13877,943 5665,647 19208,82 48336,84 20831 53594
6 8969,33 3137,221 1280,765 5677,02 12261,64 4061 12469
6 104287,50 26044,998 10632,826 76954,95 131620,05 80065 147696
6 85388,83 26195,179 10694,137 57898,68 112878,99 51680 129900
6 86107,50 40610,222 16579,054 43489,69 128725,31 54297 165023
6 16202,83 2050,531 837,126 14050,93 18354,73 12806 18735
6 13734,33 5101,746 2082,779 8380,38 19088,29 5418 18983
6 40710,33 23167,453 9458,073 16397,58 65023,08 4777 69213
6 3012,00 1230,181 502,219 1721,00 4303,00 1781 4885
6 17246,83 10994,782 4488,601 5708,52 28785,15 3113 26901
6 95881,83 11516,815 4701,720 83795,68 107967,99 82787 113857
6 1815,17 968,049 395,204 799,26 2831,07 715 3260
6 53599,54 16830,257 6870,924 35937,27 71261,81 20642 66119
6 9147,83 2668,913 1089,579 6346,98 11948,69 6843 14186
6 6122,83 432,217 176,452 5669,25 6576,42 5471 6682
6 3790,67 1022,131 417,283 2718,01 4863,33 2739 5143
6 12208,00 1080,821 441,243 11073,75 13342,25 10796 13326
6 182669,50 55773,642 22769,494 124138,65 241200,35 75605 235087
6 9437,00 1516,621 619,158 7845,40 11028,60 7883 12363
162 37770,31 47081,397 3699,064 30465,37 45075,25 199 235087
Banjarnegara
Banyumas
Batang
Blora
Boyolali
Brebes
Cilacap
Grobogan
Jepara
Karanganyar
kebumen
kendal
Klaten
Magelang
Pati
Pekalongan
Pemalang
Purbalingga
Purworejo
Rembang
Semarang
Sragen
Sukoharjo
Tegal
Temanggung
Wonogiri
Wonosobo
Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
27
rata-rata hasil produksinya, maka kita dapat mengetahui kabupaten dengan
produksi mana yang tertinggi. Dengan melihat uji Post Hoc dan rata-rata
dari hasil hutan tiap-tiap kabupaten, dapat disimpulkan bahwa kabupaten
dengan hasil hutan yang tertinggi adalah kabupaten Wonogiri. Hal ini
dikarenakan rata-rata hasil produksi kabupaten tersebut mempunyai nilai
tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dalam pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Tes terlihat
bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,000 kurang dari taraf signifikansi
5%. Hal ini mengakibatkan H0 diterima. Artinya sampel yang diambil
merupakan berdistribusi normal.
2. Pada tabel Test of Homogeneity of Variances memiliki nilai sig. = 0,000
yang mana kurang dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini berarti H0
diterima. Artinya antara setiap kabupaten mempunyai varian yang
berbeda (heterogen).
3. Pada tabel ANAVA mempunyai nilai Sig = 0,000 yang mana kurang
dari taraf signifikansi 5% yang berarti H0 ditolak. Jadi, diantara setiap
kabupaten terdapat perbedaan yang signifikan dalam menghasilkan
kayu.
4. Setelah dilakukan uji Post Hoc dengan menggunakan metode Tukey
dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa kabupaten yang tidak
mempunyai perbedaan. Hal tersebut didasarkan atas nilai sig. yang
28
29
lebih dari taraf signifikansi 5%. Sedangkan untuk kabupaten lainnya
mempunyai nilai sig. kurang dari taraf signifikansi 5%. Jadi, H0 ditolak.
Artinya antara kedua kabupaten tersebut mempunyai perbedaan.
5. Dengan menghitung rata-rata dari hasil hutan untuk tiap-tiap kabupaten
diperoleh bahwa kabupaten Wonogiri memiliki rata-rata tertinggi yaitu
sebesar 182.670 batang, dan yang terendah adalah kabupaten Grobogan
yaitu 16755 batang.
6. Dengan melihat uji Post Hoc dan rata-rata dari hasil produksi tiap-tiap
kabupaten, dapat disimpulkan bahwa kabupaten yang paling
menghasilkan adalah kabupaten Wonogiri. Hal ini dikarenakan rata-rata
hasil hutan kabupaten tersebut mempunyai nilai tertinggi dibandingkan
dengan kabupaten lainnya.
3.2 Saran
1. Dalam mengatasi masalah pemerintah perlu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, menambah lapangan pekerjaan, dan
menentukan kebijakan dalam pengelolaan hasil hutan.
2. Hendaknya mahasiswa PKL diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
menerapkan pengetahuan yang dimiliki dan memberikan tugas yang
sesuai dengan kemampuannya.
3. Diharapkan mahasiswa PKL dilibatkan dalam semua kegiatan agar
mereka mendapatkan pengetahuan baru sebagai bekal untuk menjadi
tenaga kerja ahli di bidangnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, Purbayu Budi. Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsot Excel &
SPSS. Yogyakarta : Andi
Soleh, Achmad Zanbar. 2005. Ilmu Statistika Pendekatan Teoritis dan Aplikatif
disertai Contoh Penggunaan SPSS. Bandung : Rekayasa Sains
Bandung
Subagyo, Pangestu. Djarwanto. 2005. Statistika Induktif. Yogyakarta : BPFE-
YOGYAKARTA
Triton, PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta :
Andi
Hartono. 2009. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
http://202.152.36.117:8080/content.php?fl3nc=1¶m=c2NtZD1hYm91dF91cy
Zzbm9kZUlkPTEwMiZzdHlwZT0%3d
www.dephut.go.id/files/Ekonomi_HR.pdf
http://dinhut.jatengprov.go.id/www/mod.php?mod=userpage&page_id=2
http://www.pdf-search-engine.com/uji-normalitas-pdf.html