lap cookies

23
Bahan Baku 2.3.1 Tepung Terigu Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari penggilingan gandum (Triticum aesticum) yaitu berupa endosperm halus yang terpisah dari kulit luar lembaga. Tepung terigu dengan kadar protein tinggi cocok untuk pembuatan roti, sebaliknya tepung terigu dengan kadar protein rendah (Gaman dan Sherrington,1994). Menurut Winarno (1997) tepung terigu dapat menentukan karakteristik rasa, warna, dan tekstur. Menurut DKP dan JICA (2008), kandungan gizi tepung terigu adalah : Kandungan Gizi Kadar Energi (kkal) Protein (gr) Kadar asam amino Lemak (gr) UFA (%) Kolesterol (mg) 368 8.0 44 1.7 72.2 0 Tabel 2. Kandungan Gizi Tepung Terigu Tepung terigu adalah suatu jenis tepung yang terbuat dari jenis biji-bijian yaitu gandum dimana biji-bijian tersebut sampai saat ini masih diimpor dari beberapa negara seperti Australia,

Upload: nyun-liekz-dhy

Post on 27-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Cookies

 Bahan Baku2.3.1      Tepung Terigu

            Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari penggilingan gandum (Triticum aesticum) yaitu berupa endosperm halus yang terpisah dari kulit luar lembaga. Tepung terigu dengan kadar protein tinggi cocok untuk pembuatan roti, sebaliknya tepung terigu dengan kadar protein rendah (Gaman dan Sherrington,1994). Menurut Winarno (1997) tepung terigu dapat menentukan karakteristik rasa, warna, dan tekstur.

   Menurut DKP dan JICA (2008), kandungan gizi tepung terigu adalah :

Kandungan Gizi Kadar

Energi (kkal)Protein (gr)Kadar asam aminoLemak (gr)UFA (%)Kolesterol (mg)

368 8.0441.772.20

Tabel 2. Kandungan Gizi Tepung Terigu

Tepung terigu adalah suatu jenis tepung yang terbuat dari jenis biji-bijian yaitu

gandum dimana biji-bijian tersebut sampai saat ini masih diimpor dari beberapa negara

seperti Australia, Canada, Amerika. Jenis gandum yang diimpor ada dua macam, yaitu jenis

Soft dan jenis Hard. Dari kedua jenis biji-bijian tersebut diproses sedemikian rupa pada

penggilingan, sehingga didapatkan tepung terigu yang secara umum dapat dibagi 3 yaitu :

1. Tepung jenis hard (kandungan protein 12 % - 14 %)

2. Tepung jenis medium (kandungan protein 10,5 % - 11,5

%)

3. Tepung jenis soft (kandungan protein 8 % - 9 %)

Page 2: Lap Cookies

Ketiga jenis tepung yang ada dibedakan atas kandungan protein yang dimiliki oleh

tepung terigu, dimana protein disini juga menentukan kandungan gluten yang ada pada

tepung terigu, dan hanya tepung terigu yang memiliki gluten. Kualitas protein serta gluten

ditentukan oleh kualitas jenis gandum yang diimpor serta varitasnya, akan sangat

mempengaruhi kualitas tepung terigu (Widhi dan Syah, 2008).

2.3.2      Gula PasirGula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi

setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh dari bit atau tebu (Buckle et.al., 1987).

Gula halus paling baik digunakan untuk membuat cookies karena tidak menyebabkan kue terlalu besar, ehingga cookies yang dihasilkan lebih kecil dan padaa.Fungsi gula adalah membuiat rasa manis, memperbaiki tektur, member warna dan memberi nilai kalori (Marliyati,1992).

Menurut Faridah (2008). Pemakaian gula dalam adonan mempunyai peranan:

• Memberi makanan pada ragi selama proses peragian berlangsung.

• Memberi rasa dan aroma• Memberi kemampuan adonan untuk mengembang.• Kulit roti menjadi bagus.• Mengontrol waktu pembongkaran

2.3.3      Telur            Telur sangat tahan terhadap kehilangan isi karena ketahanan kerabang terhadap penyusupan zat cair atau perbanyakan jasad renik. Telur utuh terdiri atas beberapa

Page 3: Lap Cookies

komponen, yaitu air 66% dan bahan kering 34%. Menurut Yahya dan Sofi (2011), kandungan gizi dari telur adalah :

Kandungan ( % )

Protein 12

Karbohidrat 1

Lemak 10

Abu 11

           Tabel 3. Kandungan gizi dari telur

Telur merupakan salah satu bahan penting untuk dapat membuat kue-kue/roti yang baik. Pemakaian telur ini kadang-kadang sampai mencapai setengah dari total ongkos bahan dalam resepnya. Hal ini terjadi sehubungan masih adanya perkiraan bahwa dengan digunakannya banyak telur dalam adonan, menjadikan hasil produknya menjadi sangat baik. Telur yang umumnya dipakai oleh para pembuat kue-kue ialah telur yang segar baik itu telur ayam kampung, ayam ras ataupun bebek. Sekarang ini dapat dijumpai pula ada telur bentuk bubuk baik itu bubuk kuning telur, putih telur ataupun campuran dari dua-duanya. Kuning telur mengandung 30% lecithin, yang merupakan pembentuk emulsi yang sangat berguna. Adonan manis yang mengandung beberapa telur akan lebih ringan jika diangkat. Dengan campuran telur di dalam adonan maka crumb (daging roti) memiliki bentuk sel yang sangat seragam dan tekstur yang halus. Telur yang digunakan dalam pabrik roti selalu telur ayam. Namun, telur harus disimpan tersendiri dari produk makanan atau bahan mentah lain supaya tidak terkontaminasi bakteri salmonella (Faridah,2008).

Page 4: Lap Cookies

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur  dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur  berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks (Margono et al., 2010).

2.3.4      GaramGaram beryodium adalah produk makanan untuk

keperluan konsumsi rumah tangga yang komponen utamanya adalah Natrium Klorida (NaCl) dengan penambahan Kalium Iodat (KlO3) dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (Mirandati, 2007). Garam dapat berfungsi sebagai penegas rasa dan pengawet karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk yang bersifat proteolitik.Na bersifat pemberi rasa dan Cl bersifat toksin (Hadiwiyoto, 1993). Jumlah garam yang optimum yang diberikan tergantung dari jenis bahan, daya simpan yang dikehendaki dan cara pengolahannya (Purnomo, 1997).

2.4          Bahan Tambahan2.4.1      Baking Powder

            Natrium karbonat merupakan komoditas kimia yang sekitar 75% produksi dunia adalah abu sintetis yang dibuat dari Natrium klorida melalui proses Solvay atau proses yang sejenis, sisanya yang 25% di produksi dari Natrium karbonat alami. Dalam dunia perdagangan, Natrium karbonat banyak

Page 5: Lap Cookies

dimanfaatkan untuk industri kaca, obat-obatan, bahan makanan, water treatment, deterjen, industri pulp dan kertas, industri tekstil dan lain – lain (Kirk and Othmer, 1979 dalam Novianto 2009).

2.4.2      Lemon            Lemon merupakan salah satu jenis jeruk yang cocok untuk ditanam di daerah tropis seperti Indonesia. Lemon mengandung vitamin C sebesar 53 mg/100 gram, jumlah yang cukup banyak dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Cairan buahnya yang asam sering digunakan dalam pembuatan berbagai jenis makanan juga obat, dan karena kandungan asam sitratnya yang tinggi, lemon juga bersifat bakterisida. Besarnya manfaat vitamin C baik untuk tubuh maupun untuk makanan itu sendiri membuat pentingnya fortifikasi vitamin tersebut pada keju cottage. Diharapkan dengan fortifikasi lemon ke dalam keju cottage, maka akan meningkatkan kandungan vitamin C dalam keju. Asam sitrat dari jeruk nipis dan asam jawa sebagai bahan pengawet telah lama digunakan, sementara sebagai antioksidan adalah senyawa polifenol yang bersumber dari biji pinang dan gambir (Sihombing T., 2000; Amos, dkk., 1998 dalam Barus, 2009).

2.4.3      Vanili            Tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Polong tanaman ini digunakan untuk bahan penyegar, penyedap  dan  pengharum  makanan, gula-gula, ice cream, minuman, bahan obat-obatan. Bentuk produk yang dijual  petani  pada  umumnya berbentuk  polong  basah,  sedangkan  yang dijual oleh eksportir ke pasaran internasional

Page 6: Lap Cookies

berbentuk polong kering. Di pasaran  internasional  vanili  Indonesia dikenal  dengan  sebutan  Java Vanilla Beans (Hadipoentyanti et al., 2007).

Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu anggota dari keluarga anggrekan, yang nilai ekonominya yang relatif tinggi, dan usaha pengembangannya tidak luput dari berbagai kendala, salah satunya adalah adanya penyakit. Penyakit utama tanaman vanili adalah busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. vanillae, terutama di daerah-daerah Indonesia bagian barat. Usaha pembuatan bibit vanili unggul, yang tahan terhadap penyakit busuk batang telah dirintis (Irawati, 2004).

2.4.4      Kayu Manis            Komponen  utama  dari  minyak  kulit  kayumanis  Cinnamomum zeylanicum adalah sinamaldehida, sedangkan komponen lainnya  dalam  jumlah  sedikit, tetapi memberikan karakteristik  bau  dan  flavor, yaitu  eugenol, eugenol asetat, aldehid, keton, alkohol, ester, dan terpen (Purseglove et al. 1981). Senyawa sinamaldehida digunakan  secara  luas  dalam  industri  flavor   untuk  memberikan  bau  Cinnamon pada  jenis  makanan,  minuman,  dan  produk  farmasi.  Selain  itu  kandungan  aktif proantosianidin pada kayumanis juga dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin dengan mengaktivasi reseptor insulin (Sedona Labs 2001 dalam  Puspasari et al., 2005).

Page 7: Lap Cookies

3.            METODOLOGI

3.1          Alat dan FungsiAdapun alat-alat yang digunakan untuk membuat cookies

ikan tenggiri antara lain :                     Ember / baskom                     : sebagai tempat menguleni

adonan                     Loyang                                    : sebagai tempat adonan yang

akan  di oven

                     Sendok teh                              : sebagai alat ukur bahan                     Sendok makan                       : sebagai alat ukur bahan                     Timbangan duduk                   : untuk menimbang berat tepung

  terigu                     Botol                                        : untuk memipihkan adonan kulit                     Piring                                       : untuk tempat produk yang

telah                                                                    matang                     Jam                                         : untuk mengukur waktu                             Kompor                                   : sebagai alat pemanas                     Pisau                                       : untuk memotong bahan                     Oven                                       :  untuk memanggang adonan

dengan suhu  170oC selama 20  menit

                     Parutan                                   : untuk memarut keju                     Cetakan kue                           : untuk mencetak adonan

3.2          Bahan dan FungsiAdapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat

cookies ikan tenggiri antara lain :                     2 cup tepung terigu                 : bahan dasar adonan                     1 cup Butter                            : bahan dasar adonan

Page 8: Lap Cookies

                     ½ cup gula halus                     : bahan dasar adonan (pemanis alami)

                     ¼ sendok teh garam               : mananbah cita rasa gurih                     ¼ sendok teh backing-           : pengembang adonan

powder                                ¼ sendok teh vanily                : penguat aroma                     2 sendok makan gula pasir     : sebagai tekstur karamel                     Butter                                      : bahan dasar adonan                     1 sendok tenggiri                     : bahan dasar dan menambah

aroma                     1 Buah Lemon                                    : penghilang amis pada

adonan

Topping                     Kulit Lemon                             : penambah cita rasa                     Kurma                                     : pemanbah aroma dan cita rasa

4.            PEMBAHASAN

Page 9: Lap Cookies

4.1       Analisa ProsedurPertama-tama disiapkan alat dan bahan yang digunakan,

adapun alat-alat yang diperlukan adalah ember atau baskom sebagai tempat menguleni adonan, Loyang sebagai tempat adonan yang akan di oven, sendok teh sebagai alat ukur bahan, sendok makan sebagai alat ukur bahan, timbangan duduk untuk menimbang berat tepung terigu, botol untuk memipihkan adonan kulit, piring untuk tempat produk yang telah matang, jam untuk mengukur waktu, pisau untuk memotong bahan, oven untuk memanggang adonan dengan suhu 1260 C selama 20 menit, parutan untuk memarut keju, cetakan kue untuk mencetak adonan.

Sedangkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk praktikum ini dibagi menjadi 2 yaitu bahan utama dan bahan tambahan, adapun bahan utamanya adalah tepung terigu sebagai bahan dasar adonan, butter sebagai bahan dasar adonan, gula halus sebagai bahan dasar adonan (pemanis alami), garam untuk menambah cita rasa gurih, backing powder untuk pengembang adonan, vanili untuk penguat rasa, gula pasir sebagai tekstur caramel, ikan tenggiri sebagai bahan dasar dan menambah aroma. Sedangkan bahan tambahannya adalah kurma sebagai bahan tambahan dalam pembuatan cookies ikan tenggiri, kulit lemon untuk penambah cita rasa, kayu manis untuk penambah aroma dan cita rasa.

Setelah semua alat dan bahan selesai disiapkan, selanjutnya tepung terigu, butter, gula halus, dan daging ikan tenggiri ditimbang sesuai takaran, setelah itu bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu. Ditambahkan adonan tersebut dengan garam sebagi penambah cita rasa, baking powder sebagai pengembang dan vanili sebagai penguat rasa.

Page 10: Lap Cookies

Kemudian ditambahkan gula pasir untuk tekstur karamelnya. Kemudian, kesemua bahan diaduk hingga kalis atau tidak lengket di tangan dengan cara ditambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit ke dalam adonan tersebut. Setelah kalis, adonan dicetak menurut selera dan diletakkan di atas Loyang yang sudah diolesi mentega agar tidak lengket saat di dalam oven. Selanjutnya adonan yang telah diletakkan dalam Loyang dimasukkan oven dengan suhu 1600C selama 20 menit. Kemudian adonan diangkat dari dalam oven dan didinginkan untuk mendapatkan tekstur yang yang padat dan renyah. Setelah selesai, semua alat-alat dicuci serta ruangan dibersihkan dan ditata kembali seperti semula.

4.4      Analisa Hasil4.4.1 Kenampakan

Dari penilaian 25 panelis pada parameter kenampakan, didapatkan hasil sebanyak 7 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 18 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter kenampakan dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,72. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis sangat menyukai kenampakan dari Cookies Ikan Tenggiri.

4.4.2 Tekstur

Dari penilaian 25 panelis pada parameter tekstur, didapatkan hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang

Page 11: Lap Cookies

telah dibuat, 14 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 9 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,2. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai tekstur dari Cookies Ikan Tenggiri.

4.4.3 AromaDari penilaian 25 panelis pada parameter aroma,

didapatkan hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah dibuat, 15 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 9 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter aroma dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai aroma dari Cookies Ikan Tenggiri.

4.4.4 Rasa

Dari penilaian 25 panelis pada parameter rasa, didapatkan hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 1 yang berarti tidak suka terhadap produk yang telah dibuat, 2 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah dibuat, 17 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 5 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap

Page 12: Lap Cookies

produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,04. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai rasa dari Cookies Ikan Tenggiri.

4.5   Analisa usaha pembuatan “Cookies ikan Tenggiri” dalam 1x produksi

Asumsinya adalah sebagai berikut :-               Produksi dilakukan di rumah sendiri (tanpa biaya sewa)-               Tenaga kerja dilakukan oleh anggota keluarga sendiri

(tanpa upah tenaga kerja)-               1 resep dihasilkan 0,5 kg cookies ikan tenggiri-               1x produksi dihasilkan  1,5 kg (3 resep) cookies ikan

tenggiri-               1 toples mika beratnya 2,5 ons cookies ikan tenggiri-               1x produksi dihasilkan 6 toples cookies ikan tenggiri-               1 toples cookies ikan tenggiri dijual dengan harga Rp

22.500,-

1)   InvestasiNo

Bahan Jumlah

Harga satuan

(Rp)

Total (Rp)

Page 13: Lap Cookies

1 Oven biasa (3th)

1 200.0000 200.000

2 Loyang (3th) 6 3000 18.0003 Kompor gas

(5th)1 325.000 325.000

4 Blender (2th) 1 250.000 250.0005 Mixer (3th) 1 300.000 300.0006 Timbangan

duduk (5th)1 75.000 75.000

7 Baskom (5th) 1 10.000 10.0008 Sendok teh

(5th)1 1.500 1.500

9 Sendok makan (5th)

1 1.500 1.500

10 Pisau (3th) 1 5.000 5.00011 Parutan (2th) 1 4.000 4.00012 Cetakan kue

(5th)2 1.500 3.000

Total biaya 1.192.500

2)   Biaya ProduksiNo

Bahan Jumlah Harga satuan

(Rp)

Total (Rp)

1 Toples 3 buah 2.500 7.5002 Telur 2 butir 1.000 2.0003 Gula pasir 1/2kg 5.000 5.0004 Garam halus 1

bungkus

1.000 1.000

5 Gula halus 1 bungku

s

5.500 5.500

6 Backing 1 botol 2.500 2.500

Page 14: Lap Cookies

poeder7 Vanili bubuk 1 botol 2.500 2.5008 Margarin 2

bungkus

3.100 6.200

9 Daging Tenggiri

3,5 ons 20.800 20.800

11 Kurma 1 cup 8.000 8.00012 Terigu 1 kg 8.400 8.40013 Lemon 2 buah 2.550 5.100

Total biaya 74.500

a.    PendapatanPendapatan = Harga cookies/ toples x total produksi                    = Rp 22.500,- x  6 toples/produksi                    = Rp 135.000,-                                                                                    

b.    Keuntungan 1x produksi       Keuntungan       = penerimaan – total biaya produksi

= Rp 135.000,- – Rp 74.500,-= Rp 60.500,-

Page 15: Lap Cookies

5. PENUTUP

5.1   KesimpulanDari hasil  praktikum teknologi hasil perikanan

modern dapat disimpulkan bahwa:                     Cookies ikan tenggiri  merupakan salah satu inovasi

produk perikanan yang dapat dijadikan salah satu peluang usaha yang berkelanjutan.

                     Untuk parameter kenampakan diperoleh hasil 3,72 yang berarti sebagian besar panelis sangat suka

                     Untuk parameter tekstur diperoleh hasil 3,2 yang berarti sebagian besar panelis menyukai

                     Untuk parameter aroma diperoleh hasil 3,32 yang berarti sebagian besar panelis menyukai

                     Untuk parameter rasa diperoleh hasil 3,04 yang berarti sebagian besar panelis menyukai

                     Dengan biaya produksi sebesar Rp 74.500,-  cookies ikan tenggiri dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 60.500,- dalam sekali produksi.

Page 16: Lap Cookies

                     Daya awet cookies ikan tenggiri diperperkirakan mampu memncapai 3 bulan, jika kemasan toples tertutup rapat.

5.2.  Saran            Dalam pembuatan cookies ikan tenggiri ini sebaiknya perlu diperhatikan dalam perkiraan waktu pengovenan dan tebal cookies agar tidak tidak terjadi kegosongan karena ketidakseimbangan antara waktu yang terlalu lama dengan tebal cookies. Serta perlu adanya strategi pemasaran yang tepat apabila produk ini dijadikan usaha yang berkelanjutan, karena cookies ikan tenggiri merupakan inovasi baru yang belum dikenal masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Aquaculture. 2011. Ikan Tenggiri (online), http:// aquaculture.html/literatur-ikan-tenggiri/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2011.

Astawan, Made., F.G Winarno., dan Yeni Kusumawaty. 1997. Kajian Mutu Empek-Empek Palembang dari Ikan Tenggiri ( Scomberomorus commersoni). Buletin Teknologi dan Industri Pangan Vol VIII No 1. IPB: Bogor.

Barus, Pina. 2009. Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami Pada Industri Bahan Makanan. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Buckle, K.A., R.A Edwards., G.H Fletz M, Wootton. 2007. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Page 17: Lap Cookies

Yahya, Rhitoh dan Sofi Mulya Anggareni. 2011 . kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning Telur dengan Penambahan Madu pada Kuning Telur yang berbeda.

Djuhanda. 1981. Tenggiri. LFT Fishing Member. http://www.iftfishing.com/fishing-guide/fishypedia/tenggiri diakses tanggal 10 Oktober 2011.

Faridah. 2008. Gula. http://abipbu6.blogspot.com/2011/05/gula.html diakses tanggal 11 Oktober 2011.

Gaman, P.M dan K.B Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hadipoentyanti, Endang., Agus Ruhnayat., Laba Udarno. 2007. Teknologi Unggulan Vanili. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.

Hadiwiyoto, Suwedo. 1993. Teknologi Hasil Perikanan Jilid 1. Liberty: Yogyakarta.

Irawati, Ana Feronika Cindra. 2004. Karakteristis Mikroba Rhizoctania dari Perakaran Tanaman Vanili Sehat. BPTP Kepulauan Bangka Belitung.

Margono Tri, Detty Suryati, Sri Hartinah. 1993. Dendeng Ikan. Kantor Deputi Menegristek Bidang Penyalahgunaan dan Pemsyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Marliyati. 1992. Pengaruh Penambahan Gula Pasir Terhadap Kadar Alkohol dan Kadar Vitamin C

Page 18: Lap Cookies

pada Pembuatan Sari Buah Belimbing Manis yang difermentasikan.

Mirandati. 2007. Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas Yodioum Garam Konsumsi. Makara., Teknologi. Vol.06. No.01.

Novianto, Dwi S. 2009. Laporan Perancangan Pabrik Natrium Karbonat Dengan Proses Solvay dari ammonia, Garam, dan Batu Kapur Dengan Kapasitas 200.000 Ton/ TH. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah: Surakarta.

Nuraini. 2008. Teknik Pengawetan Ikan Untuk Dikonsumsi dengan Metode Fermentasi Ensiling. ITB. Bandung.

Purseglove JW., Brown EG., Green CL., Robbins SRL. 1981. Spices. Vol 2 New York: Logman.

Puspasari, Karen., Fenni Rusll., Steijianasari Mileiva. 2005. Formulasi Campuran Flower Leather dari Bunga Mawar dengan Ekstrak Rempah-Rempah ( Cengkeh dan Kayu Manis) sebagai Pangan Fungsional Kaya Antioksidan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB: Bogor.

Saanin N. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Gramedia: Jakarta.

Sediaoetama. 2000. Mempelajari Formulasi Bahan Penyusun dan Masa Simpan Dodol Dengan Substitusi Rumput Laut. PSNMT: Malang.

Page 19: Lap Cookies

Suarni. 2009. Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Kue Kering (Cookies). Balai Penelitian Tanaman Serealia. Jurnal Litbang Pertanian 28(2).

Widhi, Anggita dan Syah Dahrul. 2008. Kajian Formulasi Cookies Ubi Jalar ( Ipomoea batatas L.) dengan Karakteristik Tekstur Menyerupai Cookies Keladi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB: Bogor.

Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi Cetakan Kedelapan. Gramedia Pustaka Umum: Jakarta.

Yorya. 2011. Kue Kering, Biscuit, Cookies, Koekje (online), http:// www. Yoryacookies.com, diakses pada tanggal 11 Oktober 2011.

Yuliana dan Idha. 2010. Kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning Telur dengan Penambahan Madu pada Kuning Telur yang Berbeda.