lap cookies
TRANSCRIPT
Bahan Baku2.3.1 Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari penggilingan gandum (Triticum aesticum) yaitu berupa endosperm halus yang terpisah dari kulit luar lembaga. Tepung terigu dengan kadar protein tinggi cocok untuk pembuatan roti, sebaliknya tepung terigu dengan kadar protein rendah (Gaman dan Sherrington,1994). Menurut Winarno (1997) tepung terigu dapat menentukan karakteristik rasa, warna, dan tekstur.
Menurut DKP dan JICA (2008), kandungan gizi tepung terigu adalah :
Kandungan Gizi Kadar
Energi (kkal)Protein (gr)Kadar asam aminoLemak (gr)UFA (%)Kolesterol (mg)
368 8.0441.772.20
Tabel 2. Kandungan Gizi Tepung Terigu
Tepung terigu adalah suatu jenis tepung yang terbuat dari jenis biji-bijian yaitu
gandum dimana biji-bijian tersebut sampai saat ini masih diimpor dari beberapa negara
seperti Australia, Canada, Amerika. Jenis gandum yang diimpor ada dua macam, yaitu jenis
Soft dan jenis Hard. Dari kedua jenis biji-bijian tersebut diproses sedemikian rupa pada
penggilingan, sehingga didapatkan tepung terigu yang secara umum dapat dibagi 3 yaitu :
1. Tepung jenis hard (kandungan protein 12 % - 14 %)
2. Tepung jenis medium (kandungan protein 10,5 % - 11,5
%)
3. Tepung jenis soft (kandungan protein 8 % - 9 %)
Ketiga jenis tepung yang ada dibedakan atas kandungan protein yang dimiliki oleh
tepung terigu, dimana protein disini juga menentukan kandungan gluten yang ada pada
tepung terigu, dan hanya tepung terigu yang memiliki gluten. Kualitas protein serta gluten
ditentukan oleh kualitas jenis gandum yang diimpor serta varitasnya, akan sangat
mempengaruhi kualitas tepung terigu (Widhi dan Syah, 2008).
2.3.2 Gula PasirGula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi
setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh dari bit atau tebu (Buckle et.al., 1987).
Gula halus paling baik digunakan untuk membuat cookies karena tidak menyebabkan kue terlalu besar, ehingga cookies yang dihasilkan lebih kecil dan padaa.Fungsi gula adalah membuiat rasa manis, memperbaiki tektur, member warna dan memberi nilai kalori (Marliyati,1992).
Menurut Faridah (2008). Pemakaian gula dalam adonan mempunyai peranan:
• Memberi makanan pada ragi selama proses peragian berlangsung.
• Memberi rasa dan aroma• Memberi kemampuan adonan untuk mengembang.• Kulit roti menjadi bagus.• Mengontrol waktu pembongkaran
2.3.3 Telur Telur sangat tahan terhadap kehilangan isi karena ketahanan kerabang terhadap penyusupan zat cair atau perbanyakan jasad renik. Telur utuh terdiri atas beberapa
komponen, yaitu air 66% dan bahan kering 34%. Menurut Yahya dan Sofi (2011), kandungan gizi dari telur adalah :
Kandungan ( % )
Protein 12
Karbohidrat 1
Lemak 10
Abu 11
Tabel 3. Kandungan gizi dari telur
Telur merupakan salah satu bahan penting untuk dapat membuat kue-kue/roti yang baik. Pemakaian telur ini kadang-kadang sampai mencapai setengah dari total ongkos bahan dalam resepnya. Hal ini terjadi sehubungan masih adanya perkiraan bahwa dengan digunakannya banyak telur dalam adonan, menjadikan hasil produknya menjadi sangat baik. Telur yang umumnya dipakai oleh para pembuat kue-kue ialah telur yang segar baik itu telur ayam kampung, ayam ras ataupun bebek. Sekarang ini dapat dijumpai pula ada telur bentuk bubuk baik itu bubuk kuning telur, putih telur ataupun campuran dari dua-duanya. Kuning telur mengandung 30% lecithin, yang merupakan pembentuk emulsi yang sangat berguna. Adonan manis yang mengandung beberapa telur akan lebih ringan jika diangkat. Dengan campuran telur di dalam adonan maka crumb (daging roti) memiliki bentuk sel yang sangat seragam dan tekstur yang halus. Telur yang digunakan dalam pabrik roti selalu telur ayam. Namun, telur harus disimpan tersendiri dari produk makanan atau bahan mentah lain supaya tidak terkontaminasi bakteri salmonella (Faridah,2008).
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks (Margono et al., 2010).
2.3.4 GaramGaram beryodium adalah produk makanan untuk
keperluan konsumsi rumah tangga yang komponen utamanya adalah Natrium Klorida (NaCl) dengan penambahan Kalium Iodat (KlO3) dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (Mirandati, 2007). Garam dapat berfungsi sebagai penegas rasa dan pengawet karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk yang bersifat proteolitik.Na bersifat pemberi rasa dan Cl bersifat toksin (Hadiwiyoto, 1993). Jumlah garam yang optimum yang diberikan tergantung dari jenis bahan, daya simpan yang dikehendaki dan cara pengolahannya (Purnomo, 1997).
2.4 Bahan Tambahan2.4.1 Baking Powder
Natrium karbonat merupakan komoditas kimia yang sekitar 75% produksi dunia adalah abu sintetis yang dibuat dari Natrium klorida melalui proses Solvay atau proses yang sejenis, sisanya yang 25% di produksi dari Natrium karbonat alami. Dalam dunia perdagangan, Natrium karbonat banyak
dimanfaatkan untuk industri kaca, obat-obatan, bahan makanan, water treatment, deterjen, industri pulp dan kertas, industri tekstil dan lain – lain (Kirk and Othmer, 1979 dalam Novianto 2009).
2.4.2 Lemon Lemon merupakan salah satu jenis jeruk yang cocok untuk ditanam di daerah tropis seperti Indonesia. Lemon mengandung vitamin C sebesar 53 mg/100 gram, jumlah yang cukup banyak dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Cairan buahnya yang asam sering digunakan dalam pembuatan berbagai jenis makanan juga obat, dan karena kandungan asam sitratnya yang tinggi, lemon juga bersifat bakterisida. Besarnya manfaat vitamin C baik untuk tubuh maupun untuk makanan itu sendiri membuat pentingnya fortifikasi vitamin tersebut pada keju cottage. Diharapkan dengan fortifikasi lemon ke dalam keju cottage, maka akan meningkatkan kandungan vitamin C dalam keju. Asam sitrat dari jeruk nipis dan asam jawa sebagai bahan pengawet telah lama digunakan, sementara sebagai antioksidan adalah senyawa polifenol yang bersumber dari biji pinang dan gambir (Sihombing T., 2000; Amos, dkk., 1998 dalam Barus, 2009).
2.4.3 Vanili Tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Polong tanaman ini digunakan untuk bahan penyegar, penyedap dan pengharum makanan, gula-gula, ice cream, minuman, bahan obat-obatan. Bentuk produk yang dijual petani pada umumnya berbentuk polong basah, sedangkan yang dijual oleh eksportir ke pasaran internasional
berbentuk polong kering. Di pasaran internasional vanili Indonesia dikenal dengan sebutan Java Vanilla Beans (Hadipoentyanti et al., 2007).
Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu anggota dari keluarga anggrekan, yang nilai ekonominya yang relatif tinggi, dan usaha pengembangannya tidak luput dari berbagai kendala, salah satunya adalah adanya penyakit. Penyakit utama tanaman vanili adalah busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. vanillae, terutama di daerah-daerah Indonesia bagian barat. Usaha pembuatan bibit vanili unggul, yang tahan terhadap penyakit busuk batang telah dirintis (Irawati, 2004).
2.4.4 Kayu Manis Komponen utama dari minyak kulit kayumanis Cinnamomum zeylanicum adalah sinamaldehida, sedangkan komponen lainnya dalam jumlah sedikit, tetapi memberikan karakteristik bau dan flavor, yaitu eugenol, eugenol asetat, aldehid, keton, alkohol, ester, dan terpen (Purseglove et al. 1981). Senyawa sinamaldehida digunakan secara luas dalam industri flavor untuk memberikan bau Cinnamon pada jenis makanan, minuman, dan produk farmasi. Selain itu kandungan aktif proantosianidin pada kayumanis juga dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin dengan mengaktivasi reseptor insulin (Sedona Labs 2001 dalam Puspasari et al., 2005).
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan FungsiAdapun alat-alat yang digunakan untuk membuat cookies
ikan tenggiri antara lain : Ember / baskom : sebagai tempat menguleni
adonan Loyang : sebagai tempat adonan yang
akan di oven
Sendok teh : sebagai alat ukur bahan Sendok makan : sebagai alat ukur bahan Timbangan duduk : untuk menimbang berat tepung
terigu Botol : untuk memipihkan adonan kulit Piring : untuk tempat produk yang
telah matang Jam : untuk mengukur waktu Kompor : sebagai alat pemanas Pisau : untuk memotong bahan Oven : untuk memanggang adonan
dengan suhu 170oC selama 20 menit
Parutan : untuk memarut keju Cetakan kue : untuk mencetak adonan
3.2 Bahan dan FungsiAdapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
cookies ikan tenggiri antara lain : 2 cup tepung terigu : bahan dasar adonan 1 cup Butter : bahan dasar adonan
½ cup gula halus : bahan dasar adonan (pemanis alami)
¼ sendok teh garam : mananbah cita rasa gurih ¼ sendok teh backing- : pengembang adonan
powder ¼ sendok teh vanily : penguat aroma 2 sendok makan gula pasir : sebagai tekstur karamel Butter : bahan dasar adonan 1 sendok tenggiri : bahan dasar dan menambah
aroma 1 Buah Lemon : penghilang amis pada
adonan
Topping Kulit Lemon : penambah cita rasa Kurma : pemanbah aroma dan cita rasa
4. PEMBAHASAN
4.1 Analisa ProsedurPertama-tama disiapkan alat dan bahan yang digunakan,
adapun alat-alat yang diperlukan adalah ember atau baskom sebagai tempat menguleni adonan, Loyang sebagai tempat adonan yang akan di oven, sendok teh sebagai alat ukur bahan, sendok makan sebagai alat ukur bahan, timbangan duduk untuk menimbang berat tepung terigu, botol untuk memipihkan adonan kulit, piring untuk tempat produk yang telah matang, jam untuk mengukur waktu, pisau untuk memotong bahan, oven untuk memanggang adonan dengan suhu 1260 C selama 20 menit, parutan untuk memarut keju, cetakan kue untuk mencetak adonan.
Sedangkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk praktikum ini dibagi menjadi 2 yaitu bahan utama dan bahan tambahan, adapun bahan utamanya adalah tepung terigu sebagai bahan dasar adonan, butter sebagai bahan dasar adonan, gula halus sebagai bahan dasar adonan (pemanis alami), garam untuk menambah cita rasa gurih, backing powder untuk pengembang adonan, vanili untuk penguat rasa, gula pasir sebagai tekstur caramel, ikan tenggiri sebagai bahan dasar dan menambah aroma. Sedangkan bahan tambahannya adalah kurma sebagai bahan tambahan dalam pembuatan cookies ikan tenggiri, kulit lemon untuk penambah cita rasa, kayu manis untuk penambah aroma dan cita rasa.
Setelah semua alat dan bahan selesai disiapkan, selanjutnya tepung terigu, butter, gula halus, dan daging ikan tenggiri ditimbang sesuai takaran, setelah itu bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu. Ditambahkan adonan tersebut dengan garam sebagi penambah cita rasa, baking powder sebagai pengembang dan vanili sebagai penguat rasa.
Kemudian ditambahkan gula pasir untuk tekstur karamelnya. Kemudian, kesemua bahan diaduk hingga kalis atau tidak lengket di tangan dengan cara ditambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit ke dalam adonan tersebut. Setelah kalis, adonan dicetak menurut selera dan diletakkan di atas Loyang yang sudah diolesi mentega agar tidak lengket saat di dalam oven. Selanjutnya adonan yang telah diletakkan dalam Loyang dimasukkan oven dengan suhu 1600C selama 20 menit. Kemudian adonan diangkat dari dalam oven dan didinginkan untuk mendapatkan tekstur yang yang padat dan renyah. Setelah selesai, semua alat-alat dicuci serta ruangan dibersihkan dan ditata kembali seperti semula.
4.4 Analisa Hasil4.4.1 Kenampakan
Dari penilaian 25 panelis pada parameter kenampakan, didapatkan hasil sebanyak 7 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 18 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter kenampakan dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,72. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis sangat menyukai kenampakan dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.4.2 Tekstur
Dari penilaian 25 panelis pada parameter tekstur, didapatkan hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang
telah dibuat, 14 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 9 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,2. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai tekstur dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.4.3 AromaDari penilaian 25 panelis pada parameter aroma,
didapatkan hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah dibuat, 15 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 9 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter aroma dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai aroma dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.4.4 Rasa
Dari penilaian 25 panelis pada parameter rasa, didapatkan hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 1 yang berarti tidak suka terhadap produk yang telah dibuat, 2 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah dibuat, 17 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 5 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap
produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,04. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai rasa dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.5 Analisa usaha pembuatan “Cookies ikan Tenggiri” dalam 1x produksi
Asumsinya adalah sebagai berikut :- Produksi dilakukan di rumah sendiri (tanpa biaya sewa)- Tenaga kerja dilakukan oleh anggota keluarga sendiri
(tanpa upah tenaga kerja)- 1 resep dihasilkan 0,5 kg cookies ikan tenggiri- 1x produksi dihasilkan 1,5 kg (3 resep) cookies ikan
tenggiri- 1 toples mika beratnya 2,5 ons cookies ikan tenggiri- 1x produksi dihasilkan 6 toples cookies ikan tenggiri- 1 toples cookies ikan tenggiri dijual dengan harga Rp
22.500,-
1) InvestasiNo
Bahan Jumlah
Harga satuan
(Rp)
Total (Rp)
1 Oven biasa (3th)
1 200.0000 200.000
2 Loyang (3th) 6 3000 18.0003 Kompor gas
(5th)1 325.000 325.000
4 Blender (2th) 1 250.000 250.0005 Mixer (3th) 1 300.000 300.0006 Timbangan
duduk (5th)1 75.000 75.000
7 Baskom (5th) 1 10.000 10.0008 Sendok teh
(5th)1 1.500 1.500
9 Sendok makan (5th)
1 1.500 1.500
10 Pisau (3th) 1 5.000 5.00011 Parutan (2th) 1 4.000 4.00012 Cetakan kue
(5th)2 1.500 3.000
Total biaya 1.192.500
2) Biaya ProduksiNo
Bahan Jumlah Harga satuan
(Rp)
Total (Rp)
1 Toples 3 buah 2.500 7.5002 Telur 2 butir 1.000 2.0003 Gula pasir 1/2kg 5.000 5.0004 Garam halus 1
bungkus
1.000 1.000
5 Gula halus 1 bungku
s
5.500 5.500
6 Backing 1 botol 2.500 2.500
poeder7 Vanili bubuk 1 botol 2.500 2.5008 Margarin 2
bungkus
3.100 6.200
9 Daging Tenggiri
3,5 ons 20.800 20.800
11 Kurma 1 cup 8.000 8.00012 Terigu 1 kg 8.400 8.40013 Lemon 2 buah 2.550 5.100
Total biaya 74.500
a. PendapatanPendapatan = Harga cookies/ toples x total produksi = Rp 22.500,- x 6 toples/produksi = Rp 135.000,-
b. Keuntungan 1x produksi Keuntungan = penerimaan – total biaya produksi
= Rp 135.000,- – Rp 74.500,-= Rp 60.500,-
5. PENUTUP
5.1 KesimpulanDari hasil praktikum teknologi hasil perikanan
modern dapat disimpulkan bahwa: Cookies ikan tenggiri merupakan salah satu inovasi
produk perikanan yang dapat dijadikan salah satu peluang usaha yang berkelanjutan.
Untuk parameter kenampakan diperoleh hasil 3,72 yang berarti sebagian besar panelis sangat suka
Untuk parameter tekstur diperoleh hasil 3,2 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
Untuk parameter aroma diperoleh hasil 3,32 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
Untuk parameter rasa diperoleh hasil 3,04 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
Dengan biaya produksi sebesar Rp 74.500,- cookies ikan tenggiri dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 60.500,- dalam sekali produksi.
Daya awet cookies ikan tenggiri diperperkirakan mampu memncapai 3 bulan, jika kemasan toples tertutup rapat.
5.2. Saran Dalam pembuatan cookies ikan tenggiri ini sebaiknya perlu diperhatikan dalam perkiraan waktu pengovenan dan tebal cookies agar tidak tidak terjadi kegosongan karena ketidakseimbangan antara waktu yang terlalu lama dengan tebal cookies. Serta perlu adanya strategi pemasaran yang tepat apabila produk ini dijadikan usaha yang berkelanjutan, karena cookies ikan tenggiri merupakan inovasi baru yang belum dikenal masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Aquaculture. 2011. Ikan Tenggiri (online), http:// aquaculture.html/literatur-ikan-tenggiri/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2011.
Astawan, Made., F.G Winarno., dan Yeni Kusumawaty. 1997. Kajian Mutu Empek-Empek Palembang dari Ikan Tenggiri ( Scomberomorus commersoni). Buletin Teknologi dan Industri Pangan Vol VIII No 1. IPB: Bogor.
Barus, Pina. 2009. Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami Pada Industri Bahan Makanan. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Buckle, K.A., R.A Edwards., G.H Fletz M, Wootton. 2007. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Yahya, Rhitoh dan Sofi Mulya Anggareni. 2011 . kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning Telur dengan Penambahan Madu pada Kuning Telur yang berbeda.
Djuhanda. 1981. Tenggiri. LFT Fishing Member. http://www.iftfishing.com/fishing-guide/fishypedia/tenggiri diakses tanggal 10 Oktober 2011.
Faridah. 2008. Gula. http://abipbu6.blogspot.com/2011/05/gula.html diakses tanggal 11 Oktober 2011.
Gaman, P.M dan K.B Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hadipoentyanti, Endang., Agus Ruhnayat., Laba Udarno. 2007. Teknologi Unggulan Vanili. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.
Hadiwiyoto, Suwedo. 1993. Teknologi Hasil Perikanan Jilid 1. Liberty: Yogyakarta.
Irawati, Ana Feronika Cindra. 2004. Karakteristis Mikroba Rhizoctania dari Perakaran Tanaman Vanili Sehat. BPTP Kepulauan Bangka Belitung.
Margono Tri, Detty Suryati, Sri Hartinah. 1993. Dendeng Ikan. Kantor Deputi Menegristek Bidang Penyalahgunaan dan Pemsyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Marliyati. 1992. Pengaruh Penambahan Gula Pasir Terhadap Kadar Alkohol dan Kadar Vitamin C
pada Pembuatan Sari Buah Belimbing Manis yang difermentasikan.
Mirandati. 2007. Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas Yodioum Garam Konsumsi. Makara., Teknologi. Vol.06. No.01.
Novianto, Dwi S. 2009. Laporan Perancangan Pabrik Natrium Karbonat Dengan Proses Solvay dari ammonia, Garam, dan Batu Kapur Dengan Kapasitas 200.000 Ton/ TH. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
Nuraini. 2008. Teknik Pengawetan Ikan Untuk Dikonsumsi dengan Metode Fermentasi Ensiling. ITB. Bandung.
Purseglove JW., Brown EG., Green CL., Robbins SRL. 1981. Spices. Vol 2 New York: Logman.
Puspasari, Karen., Fenni Rusll., Steijianasari Mileiva. 2005. Formulasi Campuran Flower Leather dari Bunga Mawar dengan Ekstrak Rempah-Rempah ( Cengkeh dan Kayu Manis) sebagai Pangan Fungsional Kaya Antioksidan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB: Bogor.
Saanin N. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Gramedia: Jakarta.
Sediaoetama. 2000. Mempelajari Formulasi Bahan Penyusun dan Masa Simpan Dodol Dengan Substitusi Rumput Laut. PSNMT: Malang.
Suarni. 2009. Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Kue Kering (Cookies). Balai Penelitian Tanaman Serealia. Jurnal Litbang Pertanian 28(2).
Widhi, Anggita dan Syah Dahrul. 2008. Kajian Formulasi Cookies Ubi Jalar ( Ipomoea batatas L.) dengan Karakteristik Tekstur Menyerupai Cookies Keladi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB: Bogor.
Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi Cetakan Kedelapan. Gramedia Pustaka Umum: Jakarta.
Yorya. 2011. Kue Kering, Biscuit, Cookies, Koekje (online), http:// www. Yoryacookies.com, diakses pada tanggal 11 Oktober 2011.
Yuliana dan Idha. 2010. Kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning Telur dengan Penambahan Madu pada Kuning Telur yang Berbeda.