diversifikasi cookies dengan penambahan ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh...

92
DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS MERAH (Oryza nivara) TERHADAP KADAR ANTOSIANIN DAN DAYA TERIMA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan Program Studi S1 Gizi Oleh : IMAS RAHMI SALAMAH 2013.030019 PROGRAM STUDI S1 GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHANTEPUNG BERAS MERAH (Oryza nivara) TERHADAP

KADAR ANTOSIANIN DAN DAYA TERIMA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhirdalam rangka menyelesaikan pendidikan

Program Studi S1 Gizi

Oleh :

IMAS RAHMI SALAMAH2013.030019

PROGRAM STUDI S1 GIZISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA2017

Page 2: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

ii

Page 3: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

iii

Page 4: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

iv

Page 5: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Do the best but feel the best”

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyiroh :

5)

“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak” (Albert

Einstein)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Keluargaku tercinta bapak Ruhana, ibu Retno,

mas Afif, mba Rafika, adik-adikku Nur Hamidah

dan Nur Halimah yang telah memberikan

pengorbanan waktu, tenaga dan kasih sayangnya

yang luar biasa serta selalu memberikan do’a,

motivasi dan dukungan semangatnya kepadaku

tanpa kenal lelah.

2. Keluarga besarku trah Sinun Partorahardjo dan

Syamsuri yang telah memberikan do’a dan

dukungan semangatnya hingga aku dapat

menyelesaikan studi S1 Gizi ini.

3. Sahabatku tercinta (Inayah, Galuh, Riza, Dewi,

Dinar, Khusnul) yang telah memberikan motivasi

dan dukungan semangatnya, baik suka maupun

duka, serta teman-teman seperjuanganku.

4. Dosen-dosen pembimbing yang telah

memberikan waktu, tenaga, dan motivasi serta

dukungan yang luar biasa kepadaku.

5. Almamaterku STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta.

Page 6: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Diversifikasi Cookies Dengan Penambahan Tepung Beras Merah

(Oryza nivara) Terhadap Kadar Antosianin Dan Daya Terima”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mengalami banyak

kesulitan dan hambatan. Namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta

bimbingan dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan dapat teratasi.

Sehingga dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan

rasa terima kasih segala bantuan yang telah diberikan dan mohon maaf atas segala

kekhilafan kepada :

1. Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta.

2. Tuti Rahmawati, S.Gz., M.Si., selaku Ketua Prodi S1 Gizi STIKES PKU

Muhammadiyah Surakarta.

3. Indah Kurniawati, S.TP., M.Sc., selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses

penyusunan proposal skripsi.

4. Dodik Luthfianto, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses

penyusunan proposal skripsi.

5. Dewi Pertiwi DK, S.Gz., M.Gizi, selaku penguji I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan

proposal skripsi.

6. Laboran penyelenggaraan makanan S1 Gizi Stikes PKU Muhammadiyah

Surakarta

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Page 7: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

vii

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2017

Penulis

Page 8: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

viii

ABSTRAK

DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERASMERAH (Oryza nivara) TERHADAP KADAR ANTOSIANIN DAN

DAYA TERIMA

Imas Rahmi Salamah1, Indah Kurniawati2, Dodik Luthfianto3

Latar Belakang : beras merah merupakan sejenis padi yang berwarna merah karenaaleuron beras merah yang memproduksi senyawa proantisianidin dan antosianin sehinggamenyebabkan warna merah kecoklatan. Beras merah umumnya dikonsumsi dengan caradimasak dengan di-tim, dikukus, di masak menggunakan rice cooker. Salah satu upayauntuk memudahkan cara pengolahan makanan yaitu dengan dibuat menjadi tepung.Tepung beras dapat diversifikasikan menjadi olahan cookies. Olahan cookies denganpenambahan tepung beras merah dapat meningkatkan kandungan gizi dan daya terimatersebut.Tujuan : mengetahui kadar antosianin dan daya terima cookies dengan penambahantepung beras merahMetode : penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan.Perlakuan kombinasi tepung beras merah dengan tepung terigu dengan perbandingan(50%: 50%), (75%: 25%) dan (100%: 0) pada pembuatan cookies. Kadar antosianin diujidengan menggunakan metode DPPH dan uji daya terima meliputi aroma, warna, rasa dantekstur. Analisis data uji One Way Anova untuk menganalisis kadar antosianin pada tigaperlakuan. Uji daya terima untuk menganalisis uji perbedaan 3 perlakuan menggunakanuji Friedman.Hasil : hasil kadar antosianin cookies beras merah dari ketiga perlakuan yaitu perlakuanA (50%) 13,75 ppm, perlakuan B (75%) 18,31 ppm, dan perlakuan C (100%) 25,03. Adaperbedaan (p=0.000) kadar antosianin cookies beras merah dari ketiga perlakuan. Adaperbedaan (p<0.05) cookies beras merah dengan penambahan tepung beras merah dariketiga perlakuan. Tidak ada perbedaan tekstur (p=0,379) cookies beras merah denganpenambahan tepung beras merah dari ketiga perlakuan. Uji organoleptik pada warna,aroma, dan rasa yang diminati yaitu pada perlakuan A.Kesimpulan : ada pengaruh penambahan tepung beras merah terhadap kadar antosianindan daya terima cookies beras merah.

Kata Kunci : kadar antosianin, daya terima, tepung beras merah, dan cookies

1Mahasiswa Program Studi S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta2Dosen Pembimbing 1 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta3Dosen Pembimbing 2 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Page 9: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

ix

ABSTRACT

THE COOKIES DIVERSIFICATION WITH RED RICE (Oryza nivara)FLOUR ADDITION FOR ANTHOCYIANIN LEVELS AND RECEIVING

ABILITY

Imas Rahmi Salamah1, Indah Kurniawati2, Dodik Luthfianto3

Background : Red rice is the species of rice wich has red colour. Red rice colour iscontributed by proantisianidin and antodianin produced by aleuron. Red rice commonlyare consumed by steaming, timming, or cooking like usual. One of the easier method forprocessing is by making to be flour. Red rice flour can be diversificated into cookies. Thecookies from red rice flour can increase nutrition and its acceptability.Objective : knowing antosianin levels and acceptability of cookies by adding red riceflour.Method : This research used completed random design with three treatments. Thetreatments are combining red rice flour and wheat flour (50% : 50%, 75% : 25%, and100% : 0% respectively) in cookies process. Anthocyianin levels was observed by DPPHmethod and acceptability was observed by its smells, colour and texture. One Way Anovaobservation is used for analysing antosianin levels for three combination composition.Thus, for receiving ability by Friedman observation.Result : The anthocyianin levels result of this research was 13.75 ppm, 18.31 ppm and25.03 ppm (50% : 50%, 75% : 25%, and 100% : 0% respectively). There wasdiversification antosianin levels from the variation. The divertion is increasing by addingred rice (p<0.05). There was no different at texture (p=0.379) from the variation. Theobservation of receving ability analys that the best colour, smell and taste is at fifthty-fifthty composition (treatment) .Conclusion : the adding of red rice flour affects antosianin levels and acceptability of thered rice cookies.

Keywords : anthocyianin levels, receiving ability, red rice flour and cookies

1 Student Bachelor of Nutrition STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta2First Lecturer Bachelor of Nutrition of STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta3Second Lecturer Bachelor of Nutrition STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Page 10: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................v

KATA PENGANTAR .........................................................................................vi

ABSTRAK ...........................................................................................................viii

ABSTRACT.......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................3

D. Manfaat Penelitian ..............................................................................3

E. Keaslian Penelitian .............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................6

A. Tinjauan Teori ....................................................................................6

1. Beras Merah ..................................................................................6

2. Tepung Terigu ...............................................................................8

3. Cookies ..........................................................................................10

4. Antosianin ....................................................................................16

5. Daya Terima Makanan ..................................................................18

6. Panelis ..........................................................................................19

Page 11: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

xi

B. Kerangka konsep ................................................................................21

C. Hipotesis .............................................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................22

A. Desain Penelitian ................................................................................22

B. Tempat Dan Waktu ............................................................................22

C. Rancangan Penelitian .........................................................................22

D. Variabel Penelitian ..............................................................................23

E. Definisi Operasional ...........................................................................24

F. Alat dan Bahan....................................................................................24

G. Prosedur penelitian .............................................................................25

H. Metode Analisa Pengamatan .............................................................28

I. Teknik Analisa Data ...........................................................................30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................33

A. Hasil Penelitian ..................................................................................33

1. Tepung Beras Merah ....................................................................33

2. Cookies Beras Merah ...................................................................33

B. Pembahasan ........................................................................................39

1. Tepung Beras Merah ....................................................................39

2. Cookies Beras Merah ...................................................................41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keaslian Penelitian .................................................................................4

Tabel 2. Sifat kimia beras merah ..........................................................................7

Tabel 3. Komposisi kimia tepung terigu ..............................................................10

Tabel 4. Syarat mutu cookies ...............................................................................10

Tabel 5. Definisi operasional ...............................................................................24

Tabel 6. Kode sampel cookies tepung beras merah .............................................28

Tabel 7. Hasil Analisa Kimiawi Tepung Beras Merah ........................................33

Tabel 8. Perbedaan Kadar Antosianin Tiga Perlakuan Pembuatan Cookies Beras

Merah ...................................................................................................................34

Tabel 9. Perbedaan Kadar Antosisnin Cookies Beras Merah Pada Perlakuan A, B,

dan C .....................................................................................................................35

Tabel 10. Daya Terima Pada Warna ....................................................................36

Tabel 11. Daya Terima Pada Aroma ....................................................................36

Tabel 12. Daya Terima Pada Rasa .......................................................................37

Tabel 13. Daya Terima Pada Tekstur ...................................................................37

Tabel 14. Nilai p dari ketiga perlakuan produk cookies beras merah ..................38

Tabel 15. Penilaian perbedaan daya terima cookies beras merah ........................38

Page 13: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Beras Merah ........................................................................................6

Gambar 2. Struktur Umum Antosianin .................................................................17

Gambar 3. Kerangka Konsep ................................................................................21

Gambar 4. Rancangan Penelitian ..........................................................................23

Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Tepung Beras Merah..................................25

Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Cookies ......................................................26

Page 14: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Lembar Penjelasan Panelis

Lampiran 3. Surat Kesediaan Panelis

Lampiran 4. Formulir Daya Terima

Lampiran 5. Lembar Konsultasi

Lampiran 6. Hasil Uji Statistik One Way Anova dan Friedman

Lampiran 7. Analisis Tepung Beras Merah

Lampiran 8. Analisis Produk Cookies Beras Merah

Lampiran 9. Surat Perijinan

Lampiran 10. Dokumentasi

Page 15: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beras merah (Oryza nivara) merupakan sejenis padi yang

berwarna merah karena lapisan kulit luar (aleuron) beras merah

memproduksi senyawa proantisianidin dan antosianin sehingga

menyebabkan adanya warna merah kecoklatan (Walter dan Marchesan,

2011). Proantosianidin merupakan senyawa golongan tannin

terkondensasi, polimer dari 2 sampai 50 unit flavonoid yang dihubungkan

oleh rantai karbon sehingga tidak mudah terhidrolisis. Senyawa ini

memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi (Handaya, 2008). Sedangkan

antosianin merupakan pigmen yang tersebar luas pada tanaman, berbentuk

struktur aromatik tunggal (sianidin) dan berfungsi sebagai antioksidan

(Metaliri, 2007).

Beras merah (Oryza nivara) dikonsumsi oleh masyarakat setelah

proses pemasakan, baik dengan cara ditim, pemasakan di rice cooker

maupun dengan cara pengukusan yang mencapai suhu ±1000 C.

Masyarakat Indonesia memandang sebelah mata bahwa beras merah hanya

dikonsumsi oleh penyandang penyakit diabetes dan kolesterol untuk

makanan pokok mereka. Beras merah memiliki kandungan antosianin pada

setiap gram berkisar antara 0,34-93,5 μg (Damanhuri, 2005; Herani dan

Rahardjo, 2005).

Salah satu upaya untuk memudahkan pengolahan makanan yaitu

beras merah dibuat menjadi tepung. Pada umumnya pembuatan tepung

beras merah dilakukan dengan cara pencucian terlebih dahulu beras merah,

perendaman, dan penyangraian dengan wajan tanpa minyak. Perendaman

dalam pembuatan tepung beras merah bertujuan untuk menghasilkan

tekstur beras merah yang lebih rapuh dan mendapatkan tekstur tepung

yang halus. Tepung beras merah sangat berguna bagi orang dewasa untuk

Page 16: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

2

mencegah kanker usus, batu ginjal, beri-beri, insomnia, sembelit, wasir,

gula darah dan kolesterol (Ekarina M, 2010).

Dalam pembuatan tepung beras merah (Oryza nivara) ini juga

mendorong munculnya produk olahan yang beragam, praktis dan sesuai

dengan kebiasaan masyarakat saat ini. Sehingga mendorong program

diversifikasi olahan pangan. Diversifikasi menurut Rencana AKSI

Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015 adalah upaya meningkatkan

konsumsi aneka ragam panganan dengan prinsip gizi seimbang. Salah satu

contoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah

pada pembuatan cookies. Cookies biasanya mempunyai kandungan

karbohidrat dan lemak yang tinggi. Cookies merupakan sejenis kue kering

yang rasanya manis, terbuat dari tepung terigu, mentega/margarin, gula

halus, dan telur yang dicampur menjadi satu. Dan dicetak, ditata di atas

loyang yang telah diolesi margarin kemudian dipanggang hingga matang

(Sutomo, 2008).

Cookies berbeda dengan roti karena cookies mengandung lemak

lebih tinggi, sehingga menghasilkan cookies yang renyah dan garing.

Fungsi lemak dalam pembuatan cookies yaitu sebagai pelarut gula,

memperkaya rasa, memperkilau permukaan cookies dan menjadikan kue

empuk dan tahan lama (Paran, 2008). Diversifikasi pangan dengan

penambahan tepung beras merah dapat meningkatkan nilai gizi pada

produk tersebut serta memperkaya variasi cookies ditinjau dari tekstur,

warna, aroma, dan rasa (Wijayanti, 2015).

Daya terima atau organoleptik merupakan pengujian dengan

cara menggunakan indera manusia yaitu sebagai alat utama dalam

pengukuran daya penerimaan terhadap produk (Susiwi, 2009). Mutu dan

sifat organoleptik cookies dapat dilihat dari tekstur, aroma, rasa, dan

warna. Alasan pembuatan cookies dengan penambahan tepung beras

merah adalah dapat dimanfaatkan sebagai alternatif olahan pangan dan

mampu meningkatkan nilai gizi serta mampu meningkatkan sifat sensoris

pada cookies. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

Page 17: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

3

melakukan penelitian dengan judul “Diversifikasi Cookies Dengan

Penambahan Tepung Beras Merah (Oryza nivara) Terhadap Kadar

Antosianin Dan Daya Terima”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian yaitu: “Bagaimana pengaruh kadar antosianin dan

daya terima cookies dengan penambahan tepung beras merah (Oryza

nivara)?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui penambahan tepung beras merah (Oryza nivara)

pada diversifikasi cookies terhadap kadar antosianin dan daya terima.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan kadar antosianin cookies dengan penambahan

tepung beras merah (Oryza nivara).

b. Mendeskripsikan daya terima cookies dengan penambahan tepung

beras merah (Oryza nivara).

c. Menganalisis kadar antosianin pada cookies dengan penambahan

tepung beras merah (Oryza nivara).

d. Menganalisis daya terima pada cookies dengan penambahan tepung

beras merah (Oryza nivara).

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang gizi masyarakat terutama mengembangkan pemanfaatan

olahan tepung beras merah (Oryza nivara) sebagai inovasi pangan

yang tinggi antosianin.

Page 18: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

4

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberikan masukan serta dapat menambah wawasan peneliti

tentang inovasi cookies dengan penambahan tepung beras merah

(Oryza nivara).

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap

masyarakat bahwa tepung beras merah dapat dimanfaatkan sebagai

panganan olahan yaitu cookies.

c. Bagi Ilmu Gizi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru dan

mampu dikembangkan kepenelitian sejenisnya.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No. Keaslian Penelitian1. Nama Peneliti : Fatkurahman, Rifa, dkk (2012)

Judul Penelitian :Karakteristik sensoris dan sifatfisikokimia cookies dengan subtitusibekatul beras hitam (Oryza sativa L.)dan tepung jagung (Zea mays L.)

Desain dan Variabel Penelitian : Rancangan Acak LengkapVariabel bebas : Subtitusi tepung berashitam (Oryza sativa L.) dan tepungjagung (Zea mays L.)Variabel terikat : Karakteristik sensorisdan sifat fisikokimia cookies.

Hasil : Hasil uji sensori menunjukkan bahwasecara keseluruhan cookies yang palingdisukai adalah cookies denganpenambahan 80% tepung jagung : 20%bekatul beras hitam. Cookies terbaikmemiliki kandungan abu, protein,lemak, antosianin dan serat kasar yanglebih tinggi dibandingkan cookies100% tepung terigu.

Persamaan : Pembuatan cookiesPerbedaan : Penggunaan tepung beras hitam dan

tepung jagung

Page 19: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

5

No. Keaslian Penelitian2. Nama Peneliti : M, Lila Prastyaharasti dan Elok

Zubaidah, (2014)Judul Penelitian : Evaluasi pertumbuhan Lactocillus

casei dalam medium susu skim yangdisubstitusi tepung beras merah

Desain dan Variabel Penelitisn : Rancangan Acak KelompokVariabel bebas : tepung beras merahVariabel terikat : Evaluasi pertumbuhanLactocillus casei dalam medium sususkim

Hasil : Perlakuan susu skim dan tepung berasmerah yang diberikan sebesar 0:12;8:4;6:6; 4:8; 12:0. Perlakuan terbaikdipilih dengan metode multipleAttribute berdasarkan parametermikrobiologi dan kimia diperoleh padaperlakuan proporsi susu skim dantepung beras merah 0:12; dengan nilaitotal bakteri asam laktat 8;04x107

(cfu/ml); total asam 0,86%; pH 4,23;total gula 10.08%; dan aktivitasantioksidan 53.49%.

Persamaan : Penambahan tepung beras merahPerbedaan : Penggunaan susu skim

3. Nama Peneliti : Indriyani, Fajar, dkk (2013)Judul Penelitian : Karakteristik fisik, Kimia dan sifat

organoleptik tepung beras merahberdasarkan variasi lama pengeringan

Desain dan Variabel Penelitian : Rancangan FaktorialVariabel bebas : variasi lamapengeringanVariabel terikat : Karakteristik fisik,kimia, dan sifat organoleptik tepungberas merah

Hasil : Berdasarkan analisis karakteristikfisik, kimia, dan sifat organoleptik dapatdiketahui bahwa perlakuan terbaikadalah tepung beras merah varietasMendel Handayani dengan lamapengeringan 2 jam.

Persamaan : Penggunaan tepung beras merahPerbedaan : Karakteristik fisik, karakteristik kimia

dan variasi lama pengeringan

Page 20: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Beras Merah

a. Klasifikasi Beras Merah

Tanaman beras merah merupakan jenis tanaman padi-

padian. Klasifikasi beras merah menurut Departemen Kesehatan RI

(2005) dalam Fibriyanti (2012) adalah :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida (berkeping satu)

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Family : Poaceace (suku rumput-rumputan)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza nivara

Gambar 1. Beras Merah (Wijayanti, 2015)

b. Manfaat Beras Merah

Beras merah memiliki manfaat bagi kesehatan yaitu dapat

mengurangi risiko kaner usus karena dalam beras merah kaya akan

selenium yang berperan mendukung perbaikan dan sintesis DNA

pada sel-sel yang rusak, serta mencegah perkembangan sel kanker.

Page 21: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

7

Di dalam beras merah juga terdapat selenium yang merupakan

antioksidan dan berguna bagi metabolisme hormon tiroid dan

sistem imun, selenium juga digunakan hati untuk menetralkan

molekul-molekul racun yang berbahaya. Beras merah juga

mengandung antioksidan dan fitonutrien yang mengandung sistem

imun, menurunkan kadar kolesterol, mengurangi risiko penyakit

jantung, stroke, dan meringankan asma (Fibriyanti, 2012).

c. Sifat Kimia Beras Merah

Sifat kimia beras merah per 100 g beras merah adalah :

Tabel 2. Sifat Kimia Beras Merah

Sumber : (Kristamtini dan Pomeranz, 2009)

d. Tepung Beras Merah

Pembuatan tepung beras merah dilakukan dengan cara

pencucian terlebih dahulu beras merah, perendaman, dan

penyangraian dengan cara dimasak dengan wajan tanpa minyak.

Perendaman dalam pembuatan tepung beras merah bertujuan untuk

menghasilkan tekstur beras merah yang lebih rapuh dan

mendapatkan tekstur tepung yang halus. Tepung beras merah

sangat berguna bagi orang dewasa untuk mencegah kanker usus,

batu ginjal, beri-beri, insomnia, sembelit, wasir, gula darah dan

kolesterol (Ekarina M, 2010). Beras merah yang melalui proses

penyosohan dan pemasakan akan kehilangan thiamine, riboflavin,

niacin, pyridoxine, dan asam folat (Indrasari dkk, 2007). Sehingga

pada proses penepungan beras merah yang dilakukan dengan cara

penggilingan, pencucian dan pemanasan akan mengurangi

Komposisi zat gizi JumlahAir (%) 14,38Abu (%) 1,18Protein (%) 9,16Lemak (%) 2,50Serat kasar (%) 3.97Amilosa (%) 29,44Amilopektin (%) 40,58Pati (%) 70,03ß-Caroten (mg/100 gr) 488,65

Page 22: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

8

kandungan nutrisi di dalam beras merah. Penghilangan bagian

pericarp beras dapat menyebabkan kandungan nutrient beras merah

yang terdapat pada aleuron akan mudah hilang saat pencucian

(Abbas dkk, 2011).

Tepung beras merah merupakan suatu produk alternatif

yang dapat dikembangkan dalam pengolahan makanan. Olahan

tepung beras merah dapat digunakan untuk pengganti tepung terigu

seperti pada pembuatan roti, bolu, dan lain-lain. Tepung beras

merah juga dapat dijadikan sebagai makanan bayi, yaitu sebagai

bubur bayi dan juga sebagai penambah gizi dalam pengolahan

makanan (Suardi, 2008).

e. Pemakaian Beras Merah untuk Diversifikasi Makanan

Pemakaian beras merah sebagai bahan olahan dalam

menunjang diversifikasi makanan adalah pembuatan tepung beras

merah. Tepung beras merah ini belum terdapat dipasaran dan nilai

gizinya tidak kalah dengan beras putih (Indriyani dkk, 2013). Beras

merah yang telah dijadikan tepung juga dapat dijadikan komponen

pencampuran dengan tepung terigu dalam produk bakery seperti

roti, biskuit, dan kue (Dewi dkk, 2016).

2. Tepung Terigu

a. Pengertian Tepung Terigu

Tepung terigu adalah hasil proses dari penggilingan

gandum yang terbuat dari biji gandum wheat white 100%. Tepung

terigu ini merupakan bahan utama dan sangat essensial (Pratiwi,

2012). Tepung terigu dikenali dengan melihat warna, kekuatan,

kemudahan, dalam menyesuaikan diri, daya serap dan

keseragaman. Protein pada tepung terigu berperan dalam

pembentukan gluten. Gluten ini terbentuk bila gliadin bereaksi

dengan air. Gluten adalah fraksi protein yang memberikan

kepadatan dan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dalam

mengembangkan adonan dan berperan pada pembentukan struktur

Page 23: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

9

adonan. Sedangkan gliadin merupakan fraksi protein yang

memberikan sifat lembut dan elastis. Selain gluten dan gliadin,

tepung terigu juga mengandung albumin, globulin dan protease.

Kandungan protein-protein ini hanya berfungsi sebagai penunjang

kebutuhan khamir akan nitrogen selama fermentasi (Faridah dkk,

2008).

Berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu

digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Hard Flour (terigu protein tinggi)

Hard flour adalah tepung terigu yang mempunyai kadar

gluten antara 12-13%. Tepung ini diperoleh dari gandum yang

keras (hard flour), sehingga tingginya kadar protein menjadikan

sifatnya mudah dicampur, difermentasikan, daya serap airnya

tinggi, elastis, dan mudah digiling. Karena sifatnya elastis dan

mudah difermentasikan, sehingga karakteristik tepung inilah

yang membuat tepung terigu hard wheat sangat cocok

digunakan untuk bahan baku pembuat roti, mie, dan pasta.

Menurut Iriyanti (2012) tepung hard flour memliki

beberapa sifat, antara lain:

Mampu menyerap air dalam jumlah yang relatif tinggi dan

derajat pengembangan yang tinggi.

Memerlukan waktu pengadukan yang lama.

Memerlukan hanya sedikit ragi

2) Medium Flour (terigu protein sedang)

Jenis tepung ini memiliki kandungan gluten 10-11%.

Sebagian orang biasa mengenalnya dengan tepung serba guna,

karena dibuat dari campuran tepung hard wheat dan soft wheat

sehingga karakteristik tepung ini diantara tepung tersebut.

Tepung ini cocok untuk membuat adonan yang difermentasi

dengan tingkat pengembangan sedang seperti donat, bakpao,

wafel, cake dan murfin (Faridah dkk, 2008).

Page 24: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

10

3) Soft Flour (tepung protein rendah)

Tepung ini mempunya kandungan protein berkisar

antara 8-9%. Sifat tepung ini memiliki daya serap yang rendah

sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar untuk diuleni,

tidak elastis, lengket dan daya pengembangannya rendah.

Tepung soft flour dalam pengembangannya memerlukan ragi

yang banyak, karena tepung ini akan mengembang dengan

rendah. sehingga tepung soft flour cocok untuk digunakan dalam

membuat kue kering (cookies/biskuit) (Faridah dkk, 2008).

b. Komposisi Kimia Tepung Terigu

Tabel 3. Komposisi Kimia Tepung Terigu Per 100 g

Sumber : (Direktorat Gizi Dep.Kes.RI,2010)

3. Cookies

a. Pengertian Cookies

Menurut SNI 2873-2011, cookies adalah sejenis biskuit

yang terbuat dari adonan lunak, renyah dan jika dipatahkan akan

terlihat bertekstur kurang padat. Bahan yang digunakan dalam

membuat cookies dibedakan menjadi dua yaitu bahan pengikat

(binding material ) dan bahan pelembut (tenderizing material).

Bahan pengikat yaitu terdiri dari tepung, air, susu bubuk, putih

telur, dan kakao, sedangkan bahan pelembut terdiri dari gula,

lemak, atau minyak (shortening), bahan pengembang, dan kuning

telur (Faridah, 2008).

Cookies harus memenuhi syarat mutu yang harus di penuhi

agar aman untuk dikonsumsi. Syarat mutu produk cookies di

Komposisi JumlahKalori (kal) 333Protein (gr) 9,0Lemak (gr) 1,0Karbohidrat (gr) 77,2Kalsium (mg) 22Fosfor (mg) 150Zat besi (mg) 1,3Air (gr) 11,8

Page 25: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

11

Indonesia di atur dalam SNI 2973-2011. Syarat mutu cookies dapat

dilihat dalam tabel 4.

Tabel 4.Syarat Mutu Cookies

Parameter PersyaratanBau NormalRasa NormalWarna NormalKadar Air Maksimal 5%Protein (Nx6,25) (b/b) Minimal 5%Asam lemak bebas (sebagai asam oleat)(b/b)

Maksimal 1,0%

Timbal (Pb) Maksimal 0,5 mg/kgKadmium (Cd) Maksimal 0,2 mg/kgTimah (Sn) Maksimal 40 mg/kgMerkuri (Hg) Maksimal 0,05 mg/kgArsen (As) Maksimal 0,5 mg/kgAngka Lempeng Total Maksimal 1 x 104 koloni/gColiform 20 APM/gEschericia coli < 3 APM/g

Sumber: (BSN, 2011)

b. Pembuatan Cookies

Dalam proses pembuatan cookies melalui tiga tahapan

pembuatan yaitu pencampuran adonan, pengolahan atau

pencetakan cookies, dan pengovenan. Pembuatan adonan

cookies diawali dengan pencampuran dan pengadukan bahan-

bahan. Metode pencampuran adonan dibedakan menjadi dua,

antara lain:

a) Metode krim (creaming method)

Pencampuran dari bahan lemak, gula, garam, dan

pengembang yang dicampur hingga berbentuk krim yang

homogen dengan menggunakan mixer. Kemudian

ditambahkan kuning telur dan dikocok dengan kecepatan

rendah. Dapat juga ditambahkan essens ataupun pewarna.

Kemudian, pada tahap akhir diberikan susu dan tepung secara

perlahan dan dilakukan pengadukan hingga membentuk

adonan yang cukup mengembang.

Page 26: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

12

b) Metode all in

Di metode ini semua bahan dicampur langsung

dengan tepung. Pencampuran ini dilakukan hingga cukup

mengembang.

Setiap jenis cookies yang dipanggang, memerlukan

suhu yang berbeda-beda dalam memperoleh hasil yang baik.

Semakin besar cookies yang dicetak, maka semakin lama waktu

pemanggangan dan memerlukan suhu yang tidak boleh terlalu

panas. Suhu pemanggangan cookies seharusnya ± 1600C dengan

lama peng-ovenan ±15 menit (Faridah, 2008).

Bahan dasar dalam membuat cookies antara lain :

1) Gula Pasir

Gula dalam pembuatan cookies ini diperlukan sebagi

bahan pemanis dan bahan nutrisi untuk khamir dalam

melakukan proses fermentasi serta digunakan juga sebagai

pembentuk warna pada kulit cookies yang baik dan

menambahkan nilai gizi pada produk. Pada proses karamelisasi

gula akan memberikan warna yang baik pada cookies. Gula

yang digunakan dalam pembuatan semua jenis cookies yaitu

gula yang memilki tekstur yang halus, sehingga cookies yang

dihasilkan akan sempurna. Jika terdapat kelebihan gula pada

resep, sebaiknya gula tersebut dilarutkan dalam susu atau air.

Gula akan mematangkan dan mengempukkan susunan sel. Gula

memilki sifat higroskopis (kemampuan dalam menahan air),

sehingga dapat memperbaiki kondisi daya tahan roti pada saat

penyimpanan. Gula yang digunakan pada pembuatan roti

berkisar antara 10-30% dan optimum berkisar antara 15-25%

dari berat tepung (Iriyanti, 2012).

Page 27: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

13

Sedangkan gula menurut (Faridah dkk, 2008)

mempunyai berbagai macam, antara lain:

Gula pasir (Granulated sugar) yaitu gula yang dihasilkan

dari pengolahan air tebu dan mempunyai kristal besar, serta

memerlukan waktu agak lama untuk larut dalam adonan.

Gula kastor (kastor sugar) adalah gula pasir yang butirannya

halus. Digunakan untuk segala jenis kue. Karena mudah larut

dalam adonan. Contoh gula kastor adalah gula bubuk. Gula

bubuk disebut juga confectioner sugar, yaitu gula pasir yang

digiling halus seperti tepung. Biasa digunakan pada taburan/

olesan pada cake.

Fondant merupakan gula yang dimasak dengan tambahan

10% glukosa untuk mencegah pengkristalan pada

permukaannya.

2) Telur

Telur digunakan dalam membuat kue adalah telur ayam

yang mempunyai kadar putih telur 58%, 42% kuning telur

sebagai pewarna, dan pelembut kue (Pratiwi, 2012). Telur

merupakan bahan yang harus ada dalam komponen pembuatan

kue. Telur dan tepung akan membentuk kerangka atau struktur

(protein) kue dan juga menyumbangkan kelembaban

(mengandung 75% air dan 25% solid) sehingga mempengaruhi

keempukan, aroma, penambah rasa, meningkatkan nilai gizi,

pengembangan atau peningkatan volume serta mempengaruhi

warna dari kue. Lecitin dalam kuning telur mempunyai daya

emulsi sedangkan lutein dapat membangkitkan warna pada hasil

produk. Telur yang baik digunakan adalah telur segar yang

memiliki pH ± 7-7,5, tidak dalam kondisi dingin, tidak

rusak/pecah sebelum dipakai. Telur dapat digunakan sebagai

penambah warna, rasa, kelembapan, membentuk struktur, dan

digunakan sebagai tambahan gizi pada makanan. Sebaiknya,

Page 28: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

14

telur disimpan pada tempat tersendiri dari produk makanan atau

bahan makanan mentah lain agar telur tidak terkontaminasi oleh

bakteri salmonella. Dalam penyelenggaraan gizi kuliner, telur

berfungsi sebagai pengental, perekat maupun pengikat. Telur

dalam pembuatan kue, berperan dalam memberikan fasilitas

terjadinya koagulan pembentuk gel, emulsi, dan pembentukan

struktur kue (Hendrasty, 2013).

3) Lemak

Lemak merupakan bahan yang sangat penting dalam

pembuatan cookies. Lemak mempunyai komposisi yang terdiri

dari asam lemak (fatty acid) yang terdiri atas tiga buah molekul

dari asam berlemak maupun lebih yang digabungkan dengan

sebuah glycerol adalah cairan kental seperti sirup dan lebih berat

dari pada air dengan rasa manis. Lemak dan minyak memiliki

berat jenis yang berbeda dari air. Air memiliki berat jenis yang

rendah, sedangkan lemak atau minyak memiliki sifatnya sendiri.

Lemak tidak larut dalam air, namun lemak dan minyak hanya

dapat larut dengan pelarut lemak seperti ether, benzene, dan

carbon tetrachloride. Terdapat 3 jenis lemak dalam pembuatan

roti, antara lain (Iriyanti, 2012) :

Lemak Margarin

Lemak margarin merupakan lemak yang dihasilkan

dari lemak nabati. Margarin tersedia yang asin dan ada pula

yang tawar.

Lemak mentega (butter)

Mentega terbuat dari lemak hewani yang

mengandung 82% lemak susu dan 16% air. Mentega dibagi

menjadi 2 jenis, yaitu mentega yang mengandung garam

(asin) dan tidak yang mengandung garam (tawar/unsalted

butter). Pada mentega yang mengandunng garam sebaiknya

Page 29: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

15

digunakan pada adonan yang berair (butter), kenyal (dough)

dan pasta.

Mentega putih (shortening)

Mentega putih merupakan lemak yang berwarna

putih yang terbuat dari sebagian lemak sayuran (vegetable

oil) dan merupakan 100% dari lemak serta jenis refined

butter subtitute yang mengandung lemak sekitar 80%.

Minyak goreng

Minyak goreng yaitu minyak dari lemak tumbuhan

ataupun hewan yang dimurnikan dan berbentuk cairan pada

suhu kamar, serta biasa digunakan dalam menggoreng

makanan. Lemak dari tumbuhan dihasilkan dari kelapa, biji-

bijian, kacang-kacangan, jagung dan kedelai. Sedangkan pada

lemak hewani dihasilkan dari ikan, bulus, babi dan hewan

lain yang dapat menghasilkan minyak.

Fungsi lemak pada pembuatan kue antara lain:

a). Untuk melembabkan kue

b). Memudahkan dalam memotong adonan

c). Memperhalus kue saat pembentukan

d). Adonan menjadi bertambah elastis dan tidak putus-putus

e).Memperkuat jaringan gluten untuk menahan

karbondioksida yang dihasilkan yeast pada saat

fermentasi.

4) Baking powder

Baking powder yaitu bahan peragi yang merupakan

hasil dari reaksi asam dengan sodium bikarbonat memakai atau

tidak memakai pati ataupun tepung sebagai bahan pengisi

(filter). Baking powder sebenarnya terdiri dari soda-soda,

namun perbedaan macam terdapat pada jenis asam yang

digunakan. Baking powder dalam adonan kue, akan

melepaskan gas hingga jenuh dengan gas karbondioksida.

Page 30: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

16

Kemudian dengan teratur membebaskan gas sehingga adonan

mengembang dengan sempurna. Hal tersebut untuk menjaga

agar adonan tidak jatuh atau rusak. Jumlah dalam penambahan

baking powder tergantung pada hasil, sifat, dan jumlah bahan

yang digunakan (seperti lemak dan telur). Baking powder

sebaiknya ditimbang dengan tepat, sehingga dapat

menghasilkan cookies yang sempurna. Jika baking powder

terlalu banyak, saat pemanggangan kue akan bantat (tidak

mengembang). Dan jika baking powder terlalu sedikit, maka

kue tidak dapat mengembang sepenuhnya sehingga, akan

menghasilkan susunan yang padat dan berat serta

menghasilkan volume dan rasa yang berkurang (Faridah dkk,

2008).

5) Susu

Dalam pembuatan kue, susu berfungsi sebagai

pemberi warna pada permukaan, menghambat kadaluarsa,

memberikan kelembutan dan cita rasa pada kue (Farida dkk,

2010). Terdapat beberapa jenis susu antara lain susu sapi, susu

kambing, susu bubuk full cream, susu bubuk skim, susu kultur,

dan susu kental manis (Hutagalung dkk, 2007).

6) Garam

Fungsi garam adalah untuk membangkitkan rasa lezat

pada bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat cake

dan produk-produk lainnya (Pratiwi, 2012). Ada beberapa

macam garam yang diproduksi, antara lain:

Garam kering (dried salt)

Garam batangan (cut lumps)

Garam dapur (cooking salt)

Garam halus/ garam meja (table salt)

Garam pada adonan berperan dalam menstabilkan

gluten dan proses fermentasi. Garam pada roti merupakan

Page 31: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

17

bahan utama dalam mengatur rasa. Pengaruh warna roti tidak

langsung dari garam, karena garam menghentikan ragi untuk

mengkonsumsi gula dalam adonan (Iriyanti, 2012).

4. Antosianin

a. Pengertian

Antosianin merupakan senyawa poliferol yang berfungsi

sebagai antioksidan. Antosianin ini tergolong senyawa flavonoid.

Flavonoid adalah antioksidan yang efektif untuk inaktivasi radikal

hidroksil dan peroksil. Pada beras merah memiliki kandungan

antosianin pada setiap g berkisar antara 0,34-93,5 μg (Damanhuri,

2005; Herani dan Rahardjo, 2005).

Aktivitas antioksidan pada suatu senyawa polifenol

dipengaruhi oleh hidroksilasi dan terdapat gugus gula yang disebut

glikosida. Antosianin dengan gugus hidroksi bebas mempunyai

aktivitas dalam mengikat radikal dan adanya gugus hidroksi lebih

dari satu terutama pada cincin B akan meningkatkan aktivitas

antioksidan (Sunarni, 2007).

Gambar 2. Struktur Umum Antosianin (Christanti, 2013)

Pada penelitian in vivo dan in vitro, menunjukkan bahwa

antosianin dapat menurunkan risiko leukemia, kanker paru, kanker

kolon, kanker kulit, dan kanker prostat. Antosianin juga berfungsi

sebagai anti inflamasi yang dapat mengontrol adanya peradangan,

seperti arthritis dan menurunkan kadar serum malonaldehid yang

merupakan parameter level stress oksidatif (Hanafie, 2010).

Page 32: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

18

b. Sumber bahan makanan antosianin

Sumber antosianin terutama terdapat pada buah, bunga

dan daun. Kadar antosianin yang cukup tinggi terdapat pada

tumbuh-tumbuhan seperti: bilberries (vaccinium myrtillus L),

minuman anggur merah dan anggur (Jawi dkk, 2007). Beras merah

mempunyai pigmen antosianin sebagai sumber pewarna yang

berperan sebagai antioksidan dalam mencegah berbagai penyakit,

misalnya diabetes mellitus (Dewi dkk, 2016). Faktor – faktor yang

mempengaruhi ekstraksi antosianin adalah jenis pelarut, pH, dan

suhu (Isnaini, 2010).

Menurut Isnaini (2010) menyatakan bahwa kerusakan

pigmen antosianin dapat terjadi pada perlakuan panas dengan suhu

±600C selama 30-60 menit dimana proses tersebut mengakibatkan

antosianin kehilangan warna.

5. Daya terima makanan

a. Pengertian

Daya terima makanan merupakan prosentase makanan

yang dikonsumsi dari total keseluruhan makanan yang disediakan

(Dewi, 2007). Beberapa faktor yang mempengaruhi daya terima

makanan adalah sebagai berikut:

1) Aroma

Aroma merupakan bau yang berasal dari bahan ataupun

makanan yang dapat merangsang indera penciuman sehingga

memunculkan selera makan (Livianti, 2008).

2) Rasa

Indera pengecap berperan dalam menilai rasa dari suatu

makanan. Indera pengecap mempunyai rasa dasar yaitu manis,

pahit, asin, asam, dan umami (lezat) (Setyaningsih dkk, 2010).

Page 33: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

19

3) Tekstur

Tekstur adalah salah satu parameter utama dalam penentuan

dan penerimaan konsumen terhadap bahan pangan (Dahrul dkk,

2008).

4) Warna

Warna makanan berpengaruh pada penampakan produk

makanan, sehingga dapat meningkatkan daya tarik. Warna pada

tepung akan mempengaruhi warna cookies yang dihasilkan.

Pengukuran warna secara obyektif penting dilakukan karena

pada produk makanan, warna merupakan daya tarik utama

sebelum konsumen mengenal dan menyukai sifat-sifat lainnya

(Asmaraningtyas, 2014).

b. Faktor yang Mempengaruhi Daya Terima Pembuatan Cookies

Cookies merupakan kue kering yang berbahan dasar dari

tepung. Cookies ini dibuat dengan cara dipanggang dalam oven

dengan suhu ±1600C dengan lama pembakaran ±15 menit. Faktor

yang mempengaruhi daya terima pembuatan cookies adalah

pencampuran bahan, dan pemanggangan dengan suhu ±600C

(Hardoko dkk, 2010).

6. Panelis

Panelis adalah orang yang terlibat dalam penilaian

organoleptik dan memberikan kesan pada produk yang dibuat

(Soekarto, 2002 dalam Ayustaningwarno, 2014). Terdapat 7 macam

panel yang biasa digunakan sebagai panelis, antara lain:

a. Panel perseorangan (Individul Expert)

Pada panel perseorangan ini, orang yang menjadi penel mempunyai

kepekaan spesifik tinggi. Kepekaan ini berasal dari bawaan lahir

dan dapat ditingkatkan dengan cara berlatih dalam jangka waktu

yang lama (Ayustaningwarno, 2014).

Page 34: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

20

b. Panel Perseorangan Terbatas (Small Expert Panel)

Panel perseorangan terbatas terdiri dari beberapa panelis yaitu 2-3

orang yang mempunyai kemampuan dalam membedakan cita rasa,

warna, tekstur, dan aroma yang tinggi. Selain mempunyai

kepekaan tinggi, panel juga mengetahui hal-hal yang terkait

penanganan produk yang diuji serta cara penilaian indera. Panel

perseorangan terbatas ini mempunyai tanggung jawab dalam

pengujian, mengetahui prosedur kerja, dan membuat kesimpulan

dari hal yang dinilai (Ayustaningwarno, 2014).

c. Panel Terlatih (Trained Panel)

Panel terlatih merupakan panelis yang berasal dari hasil seleksi dan

pelatihan dari sejumlah panel (15-20 orang atau 5-10 orang).

Seleksi ini mencangkup kemampuan untuk membedakan citarasa,

dan aroma dasar, ambang pembedaan, kemampuan membedakan

derajat konsentrasi, daya ingat terhadap citarasa dan aroma

(Ayustaningwarno, 2014).

d. Panel Tidak Terlatih

Merupakan sekelompok orang yang mempunyai kemampuan rata-

rata yang tidak dilatih secara formal, namun mempunyai

kemampuan dalam membedakan dan mengkomunikasikan reaksi

dari penilaian organoleptik yang diujikan. Jumlah anggota panel

tidak terlatih berkisar antara 25-100 orang (Ayustaningwarno,

2014).

e. Panel Agak Terlatih

Terdiri dari 15-40 orang yang sebelumnya dilatih untuk

mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari

kalangan terbatas yaitu dengan menguji datanya terlebih dahulu

(Setyaningsih dkk, 2010).

f. Panel Konsumen (Consumer Panel)

Penel konsumen dikategorikan sebagai panel tidak terlatih yang

dipilih secara acak pada suatu daerah pemasaran. Panel yang

Page 35: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

21

diperlukan cukup besar yaitu sekitar 100 orang dan harus

memenuhi kriteria umur, jenis kelamin, suku bangsa, dan tingkat

pendapatan dari populasi daerah pemasaran (Ayustaningwarno,

2014).

g. Panel Anak-anak

Anak-anak berusia ±3-10 tahun (Setyaningsih dkk, 2010)

B. Kerangka Konsep

Gambar 3. Kerangka Konsep

C. Hipotesis

1. Ada pengaruh penambahan tepung beras merah terhadap kadar

antosianin cookies.

2. Ada pengaruh penambahan tepung beras merah terhadap daya terima

cookies

Penambahan tepung berasmerah pada cookies

Kadar Antosianin Daya Terima Aroma Rasa Tektur Warna

Page 36: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan Rancangan Acak

Lengkap (RAL).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

2017. Pembuatan cookies dan uji organoleptik di laboratorium

penyelenggaraan makanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Uji

kadar antosianin dilakukan di laboratorium Chemix Pratama.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah rancangan acak

lengkap dengan 3 kali ulangan dan 3 (tiga) perlakuan sehingga diperoleh

hasil yang valid. Dasar rancangan ini berdasarkan pada perbandingan

tepung beras merah dan tepung terigu. Rancangan penelitian utama adalah

sebagai berikut :

1. Perlakuan A : cookies dengan perbandingan 50%

tepung beras merah dan 50% tepung

terigu.

2. Perlakuan B : cookies dengan perbandingan 75%

tepung beras merah dan 25% tepung

terigu.

3. Perlakuan C : cookies dengan perbandingan 100%

tepung beras merah dan 0% tepung

terigu.

.

Page 37: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

23

Penelitian ini akan dilakukan dengan 3 perlakuan dan 3 kali

ulangan. Adapun rancangan penelitian tersebut adalah dapat dilihat pada

Gambar 1

Ck Ck Ck

A B C

KA DT KA DT KA DT

Gambar 4. Rancangan Penelitian

Keterangan :

Ck : Cookies beras merah

A : Kombinasi tepung beras merah 50% : tepung terigu 50%

B : Kombinasi tepung beras merah 75% : tepung terigu 25%

C : Kombinasi tepung beras merah 100% : tepung terigu 0%

KA : Kadar antosianin

DT : Daya terima

D. Variabel Penelitian

Variabel Bebas adalah variabel yang menyebabkan berubahnya

nilai dari veriabel terikat, variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penambahan tepung beras merah.

Veriabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan

berubah karena pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dari

penelitian ini adalah kadar antosianin dan daya terima cookies.

Page 38: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

24

E. Definisi Operasional

Tabel 5. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala1. Penambahan

Tepung BerasMerah

Perbandinganpenambahan tepungberas merah dibandingtepung terigu terhadapcookies berdasarkanpersentasepenambahannya

50% : 50%75% : 25%100% : 0%

Nominal

2. KadarAntosianin

Cookies diikur denganmetode perbedaan pH.Metode perbedaan pHDifferensial (Glustidan Wrolstad, 2001)adalah antosianinmengalamiperubahan warnaberdasarkan pH.

Ppm Rasio

3. Daya terima Tingkat penerimaanpanelis terhadappemanfaatanpenambahan tepungberas merah padacookies berdasarkanparameter fisik,meliputi rasa, warna,aroma, dan tekstur.

a. 4 : sangat sukab. 3 : sukac. 2 : agak sukad. 1 : tidak suka

(Sofiah danAchsyar, 2008)

Ordinal

F. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cawan, desikator,

labu ukur, bunsen, tabung reaksi, cawan aluminium, cawan porselen,

kompor listrik, kertas saring, spektrofotometer, centrifuge, wajan, sotil,

ayakan tepung 80 mesh, kompor, pisau, blender, sendok, kertas

cetakan/alat pencetak, baskom, mangkok, loyang kue, mixer, oven, dan

timbangan bahan makanan.

Bahan-bahan yang digunakan adalah buffer KCL dengan pH 1,

buffer Na-sitrat dengan pH 4,5, aquades, beras merah varietas segreng

yang berasal dari Bantul, tepung terigu, gula halus, telur, susu skim,

margarin, baking powder, dan garam.

Page 39: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

25

G. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Tepung Beras Merah

Beras merah

Bubuk beras merah

Tepung beras merah

Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Tepung Beras Merah (Modifikasi dari

jurnal Decca dkk, 2013)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penambahan

tepung beras merah (Oryza nivara) pada diversifikasi cookies terhadap

kadar antosianin dan daya terima. Sebelum membuat cookies, terlebih

dahulu beras merah varietas segreng ditepungkan sehingga

menghasilkan tepung beras merah yang dapat digunakan sebagai

diversifikasi produk cookies. Dalam pembuatan tepung beras merah,

Disortasi

Pengayakan 80 mesh

Pengeringan dengan oven suhu60oC selama 1 jam

Analisa : Kadar AirKadar AbuKadar Antosianin

Penyangraian sampai keringdengan suhu 500C selama 15 menit

Digiling

Perendaman selama 1,5jam

Page 40: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

26

yang pertama dilakukan adalah beras merah dibersihkan dari kotoran

(disortasi). Kemudian beras merah di rendam selama 1,5 jam untuk

melunakkan tekstur beras merah. Beras merah setelah direndam

kemudian disangrai dengan tiga wajan yang berbeda selama 15 menit

dan suhu 500C. Setelah itu beras merah digiling ke tempat

penggilingan yang bertempat di pasar nusukan, kemudian beras merah

diayak dengan menggunakan ayakan 80 mesh. Beras merah yang lolos

ayakan, kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 600 C

selama 1 jam. Selanjutnya tepung beras merah tersebut dianalisis

kadar antosianin, kadar air dan kadar abu.

2. Pembuatan Cookies

Persiapan bahan sesuai perlakuan

Adonan

Cookies beras merah

Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Cookies (Modifikasi dari

Kementrian Negara Riset dan Teknologi, 2006).

Pengovenan selama 30 menit dengan suhu 1600C

Dicetak dalam loyang

Pengadukan hingga kalis

Penambahan

Pengkocokan

Analisis : Kadar antosianinDaya terima(warna, aroma,rasa, tekstur

Tepung beras merah :tepung terigu denganjumlah total bahan250 gA = 50% : 50%B = 75% : 25%C = 100% : 0%

Pencampuran

Margarin 175 gSusu skim 13 grGula halus 125 g2 butir telur ayamGaram 0,25 gBaking powder 1 g

Page 41: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

27

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

formulasi dalam pembuatan cookies serta untuk mengetahui

perbandingan tepung beras merah dengan tepung terigu dalam

pembuatan cookies. Dalam pembuatan cookies prosedur yang

dilakukan pertama yaitu campurkan margarin sebanyak 175 g, 13 g

susu skim, 125 g gula halus, 2 butir telur ayam, 0,25 g garam dan 1 g

baking powder dikocok dengan mixer selama 5 menit, kemudian

tambahkan tepung beras merah dan tepung terigu sesuai perbandingan

perlakuan A (50% : 50%), B (75% : 25%), dan C (100% : 0%) dengan

jumlah total bahan 250 g kemudian aduk kembali hingga kalis

(adonan tidak lengket dan elastis). Selanjutnya, cetak dalam cetakan

dan dipanggang pada suhu 160oC selama 30 menit.

3. Pengujian Daya Terima (Uji Kesukaan)

Pengujian daya terima dilakukan oleh 25 orang panelis agak

terlatih mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta dengan

syarat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, sudah mengikuti mata

kuliah Ilmu Teknologi Pangan (ITP), tidak dalam keadaan lapar

ataupun kenyang, dan bersedia menjadi panelis.

Prosedur penilaian produk cookies adalah sebagai berikut :

a. Semua panelis dipersilahkan masuk ke ruang uji daya terima dan

mempersilahkan duduk panelis di tempat duduk yang sudah

disediakan.

b. Memberikan penjelasan kepada panelis tentang prosedur tata

laksana pengujian dan pengisian formulir.

c. Penguji memanggil 3 orang panelis untuk melakukan pengujian.

Dan panelis menempatkan diri pada 3 ruangan yang berbeda.

d. Memberikan formulir penilaian kepada panelis.

e. Meletakkan 3 sampel cookies yang berbeda pada 3 wadah.

Page 42: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

28

Panelis memberikan penilaian terhadap cookies tersebut dengan

masing – masing perlakuan diletakkan 3 potong cookies pada

wadah yang telah diberi kode. Kode tersebut adalah seperti pada

tabel berikut :

Tabel 6. Kode Sampel Cookies Tepung Beras Merah

Perlakuan Kode SampelA 50% : 50 678B 75% : 25 876C 100% : 0 786

f. Panelis menilai cookies berdasarkan kesukaan dengan memberikan

skor menurut Sofiah dan Achsyar (2008) adalah sebagai berikut:

4 : sangat suka

3 : suka

2 : agak suka

1 : tidak suka

g. Formulir yang telah diisi kemudian dikumpulkan kepada peneliti.

H. Metode Analisa Pengamatan

Penentuan kandungan gizi dan mutu tepung beras merah yang

baik yaitu seperti berikut:

1. Kadar Air (AOAC, 2005)

Timbang 1-2 g sampel, kemudian masukkan ke dalam cawan

alumunium yang telah di timbang beratnya. Setelah itu masukkan

cawan ke dalam oven bersuhu 105oC selama 3 jam. Cawan lalu

diangkat dan didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang.

Pengeringan dilakukan berulang setiap 30 menit sampai diperoleh

berat konstan. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :Kadar air (%bk) = ( )× 100%Berat awal = berat bahan sebelum pengeringan

Berat akhir = berat setelah pengeringan dikurangi berat cawan

Page 43: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

29

2. Kadar Abu (AOAC, 2005)

Sebanyak 2-3 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam

cawan porselen. Kemudian sampel dipijarkan di atas nyala api bunsen

sampai tidak berasap, setelah itu dilakukan pengabuan di dalam tanur

listrik dengan suhu maksimum 5500C selama 4 - 6 jam atau sampai

terbentuk abu berwarna putih. Sampel lalu didinginkan dalam

desikator dan kemudian ditimbang. Proses pengeringan ini dilakukan

berulang setiap 30 menit sampai memperoleh berat konstan.

Perhitungan kadar abu dilakukan dengan rumus sebagai berikut :% = ( )( ) × 100%3. Kadar Antosianin dengan Metode Perbedaan pH Differensial (Giusti

dan Wrolstad, 2001)

Penetapan antosianin dilakukan dengan metode perbedaan

pH yaitu 1,0 dan pH 4,5. Pada pH 1,0 antosianin berbentuk senyawa

oxonium dan pada pH 4,5 berbentuk karbinol tak berwarna. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan membuat suatu alikout larutan

antosianin dalam air yang pH-nya 1,0 dan 4,5 untuk kemudian diukur

absorbansinya.

a. Pembuatan larutan pH 1,0 dan pH 4,5

1) Larutan pH 1,0

Sekitar 1,490 g KCl dilarutkan dengan akuades tabung

volumetrik 100 ml sampai batas. Kemudian mencampurkan

25 ml larutan KCl dengan 67 ml HCl 0,2 N. Tambahkan

HCl lagi sampai pH mencapai 1,0.

2) Larutan pH 4,5

Sekitar 1,640 g potassium asetat dilarutkan dengan akuades

dalam tabung volumetrik 100 ml sampai batas. Tambahkan

larutan HCl 0,2 N sampai pH 4,5.

Page 44: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

30

b. Pengukuran dan perhitungan konsentrasi antosianin total

Dua larutan sampel disiapkan dari masing - masing filtrat, pada

sampel pertama digunakan larutan pH 1,0 dan untuk sampel kedua

digunakan 4,5, kemudian absorbansi dari setiap larutan diukur

panjang gelombang 510 nm dan 700 nm. Absorbansi dari sampel

sampel yang telah dilarutkan (A) ditentukan dengan rumus :

A = (A510 – A700)pH 1,0 – (A510 – A700)pH 4,5

Penentuan Kadar Antosianin

% Antosianin (mg/L) = ԑ 100%Keterangan :ԑ = absorptivitas molar sianidin-3-glukosida = 26.900 L/(mol.cm)

L = tebal kuvet (1cm)

MW = berat molekul sianidin -3-glukosida = 449,2 g/mol

Vd = volume akhir pengenceran

Wd = berat ekstrak kering (g)

I. Teknik Analisa Data

1. Pengolahan Data

1) Editing

Editing memeriksa data yang telah dikumpulkan dari

pertanyaan panelis. Editing bertujuan untuk melengkapi data,

berkesinambungan dan menganalisis keragaman data, bila ada

keterangan dapat segera dilengkapi.

Pada proses editing ini peneliti memeriksa semua hasil

kuesioner uji daya terima yang meliputi kelengkapan data

penelis, lembar ketersediaan panelis dan lembar kesukaan.

Kemudian panelis merekap semua hasil kuesioner daya terima.

Page 45: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

31

2) Entry Data

Entry data yaitu kegiatan memasukkan data kedalam

komputer agar diperoleh data yang siap diolah.

3) Coding

Coding merupakan upaya mengklasifikasikan data

dengan pemberian kode pada data menurut jenisnya berbentuk

angka pada masing-masing jawaban (Safar, 2007:203).

Dalam penelitian ini menggunakan pengkodean

sebagai berikut:

a. Sampel 678 : kombinasi tepung beras merah 50% :

tepung terigu 50%

b. Sampel 876 : kombinasi tepung beras merah 75% :

tepung terigu 25%

c. Sampel 786 : kombinasi tepung beras merah 100% :

tepung terigu 0%

Terdapat beberapa karakteristik uji organoleptik, antara lain :

4 : sangat suka

3 : suka

2 : agak suka

1 : tidak suka (Sofiah dan Achsyar, 2008).

4) Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel – tabel dan

memasukkan data yang telah diberikan kode sesuai dengan

analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi ini

dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian untuk menghindari

kesalahan dalam tabulasi silang.

5) Cleaning

Cleaning yaitu memastikan seluruh data yang

dimasukan kedalam pengolah data sudah sesuai. Pada tahapan

ini data yang tidak perlu dapat dihilangkan atau dihapus

(Prasetyo dan Jannah, 2010:171).

Page 46: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

32

2. Analisis Data

a.Univariat

Analisa data yang digunakan adalah menggunakan SPSS

versi 17.0 dengan menganalisis tiap variabel meliputi kadar

antosianin, , warna, aroma, rasa, dan tekstur

b.Bivariat

a) Pengujian terhadap kadar antosianin dilakukan sebelum uji

kenormalan data dengan Shapiro Wilk. Data dikatakan normal

jika p ≥ 0,05. Data berdistribusi normal maka menggunakan uji

One Way Anova dengan taraf signifikasi 95%, jika ada

perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan maka

dilanjutkan dengan uji LSD (Lest Significant Difference).

b) Uji daya terima atau uji organoleptik dianalisis menggunakan uji

Friedman

J. Jadwal Penelitian (Terlampir)

Page 47: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tepung Beras Merah

Analisa kimia pada tepung beras merah meliputi : kadar air,

kadar abu, dan kadar antosianin. Hasil analisa kimia tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Hasil Analisa Kimiawi Tepung Beras MerahParameter Nilai Gizi Rata-rata

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3Kadar Air (%) 8,85 8,88 8,54 8,76Kadar Abu (%) 2,81 2,67 2,70 2,73Kadar Antosianin(ppm)

116,06 113,60 105,43 111,69

Berdasarkan pada tabel 7 menunjukkan rata-rata kadar air,

kadar abu, dan kadar antosianin tepung beras merah dari ketiga

ulangan. Hasil analisa kimiawi menunjukkan rata-rata kadar air

8,76%, kadar abu 2,73%, dan kadar antosianin 111,69 ppm .

2. Cookies Beras Merah

a. Kadar Antosianin

Hasil penelitian pembuatan cookies dengan penambahan

beras merah dilakukan uji kadar antosianin dan daya terima

cookies. Cookies dengan penambahan tepung beras merah

dilakukan dengan perbandingan penambahanan tepung beras dan

tepung terigu dengan tiga perlakuan yaitu A (50%:50%), B

(75%:25%), dan C (100%:0%). Dari tiga perlakuan, disajikan

tabel seperti di bawah ini

Page 48: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

34

Tabel 8. Perbedaan kadar antosianin tiga perlakuan pembuatancookies beras merah

Parameter Nilai Gizi Rata-rata

NilaiUlangan1

Ulangan2

Ulangan3

A (ppm) 13,86 14,03 13,37 13,75B (ppm) 18,80 18,64 17,48 18,31C (ppm) 25,03 24,88 25,19 25,03F 439,120p* ,000

Keterangan :A : Kadar antosianin cookies dengan penambahan 50%:50%B : Kadar antosianin cookies dengan penambahan 75%:25%C : Kadar antosianin cookies dengan penambahan 100%:0%F : F hasil hitung hasil uji One Way Anovap* : Hasil uji One Way Anova

Dari tabel 8 diketahui bahwa rata-rata kadar antosianin

paling tinggi terdapat pada perlakuan C dengan perlakuan

penambahan tepung beras merah 100% sedangkan paling rendah

pada perlakuan A dengan penambahan tepung beras merah 50%.

Berdasarkan uji One Way Anova dengan tiga perlakuan dengan

tingkat signifikan (95%) sebesar 0,05 diperoleh hasil F = 439,120

dan nilai p = 0,000. Jika nilai p < 0,05 Ho ditolak, yang

menunjukkan ada perbedaan kadar antosianin dengan penambahan

tepung beras merah. Perbedaan secara signifikan tersebut

kemudian dilanjutkan dengan uji LSD (Lest Significant Difference)

untuk mengetahui perbedaan kadar antosianin antar kelompok

perlakuan secara nyata pada perlakuan A, B, dan C. Hasil uji LSD

(Lest Significant Different) pada ketiga perlakuan tersebut tersaji

pada tabel 10 berikut.

Page 49: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

35

Tabel 9. Perbedaan kadar antosiBSN n cookies berasmerah pada perlakuan A, B, dan C

Perlakuan Nilai p*Kode (A) dengan Kode (C) 0,000Kode (A) dengan Kode (B) 0,000Kode (C) dengan Kode (B) 0,000Keterangan :A = 50% tepung beras merah : 50% tepung teriguB = 75% tepung beras merah : 25% tepung teriguC = 100% tepung beras merah : 0% tepung terigup* = Hasil uji LSD (Lest Significant Different)

Berdasarkan hasil uji LSD (Lest Significant Different)

dengan tingkat signifikan 95% sebesar 0,05 yang disajikan pada

tabel 9, menunjukkan bahwa kadar antosianin cookies beras merah

berbeda nyata antar perlakuan A, B dan C.

b. Daya Terima

Suatu produk perlu dilakukan uji organoleptik untuk

mengetahui serta menilai seberapa besar minat konsumen terhadap

produk tersebut. Dalam penilaian uji organoleptik panelis akan

memberikan penilaian khusus terhadap warna, aroma, rasa, dan

tekstur cookies beras merah. Pengaruh penambahan tepung beras

merah dan tepung terigu terhadap kadar antosianin dan daya terima

cookies dilakukan dengan tiga perlakuan yang berbeda-beda yaitu

A (50%:50%), B (75%:25%), dan C (100%:0%). Pada setiap

perlakuan A, B, dan C dilakukan pengujian daya terima untuk

mengetahui perbedaan pada masing-masing perlakuan. Perlakuan

tersebut dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Daya Terima Pada WarnaPenilaian Warna

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan Cn % n % n %

Sangat suka 5 20,0 5 20,0 2 8,0Suka 13 52,0 11 44,0 8 32,0Agak suka 7 28,0 8 32,0 9 36,0Tidak suka 0 0.0 1 4,0 6 24,0Total (N) 25 100,0 25 100,0 25 100,0Keterangan : N = Jumlah keseluruhan panelisn = jumlah panelis yang memberikan nilai

Page 50: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

36

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan hasil penilaian uji

organoleptik dengan 4 komponen dari 25 panelis berdasarkan

warna pada ketiga perlakuan, diketahui bahwa penilaian tertinggi

diperoleh pada perlakuan A (53,0%), B (44,0%) dan C (32,0%)

dengan kategori suka.

Tabel 11. Daya terima pada AromaPenilaian Aroma

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan Cn % n % N %

Sangat suka 7 28,0 2 8,0 1 4,0Suka 11 44,0 14 56,0 12 48,0Agak suka 7 28,0 7 28,0 9 36,0Tidak suka 0 0,0 2 8,0 3 12,0Total (N) 25 100,0 25 100,0 25 100,0Keterangan : N = Jumlah keseluruhan panelisn = jumlah panelis yang memberikan nilai

Pada tabel 11, menunjukkan hasil uji organoleptik

terhadap penambahan tepung beras merah berdasarkan penilaian

aroma pada 4 komponen penilaian dari ketiga perlakuan. Hasil

penilaian 25 panelis dengan uji organoleptik diketahui bahwa

sebagian besar panelis memberikan penilaian tertinggi berdasarkan

penilaian aroma yaitu pada perlakuan B (56,0%), C (48%), dan A

(44,0%) dengan kategori suka.

Tabel 12. Daya terima pada RasaPenilaian Rasa

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan Cn % n % N %

Sangat suka 10 40,0 4 16,0 5 20,0Suka 9 36,0 10 40,0 7 28,0Agak suka 6 24,0 8 32,0 8 32,0Tidak suka 0 0,0 3 12,0 5 20,0Total (N) 25 100,0 25 100,0 25 100,0Keterangan : N = Jumlah keseluruhan panelisn = jumlah panelis yang memberikan nilai

Pada tabel 12, menunjukkan hasil daya terima terhadap

penambahan tepung beras merah berdasarkan penilaian rasa

dengan 4 komponen pada ketiga perlakuan. Dari hasil penilaian 25

Page 51: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

37

panelis dengan uji organoleptik diketahui bahwa sebagian besar

panelis memberikan penilaian tertinggi pada perlakuan A (40,0%)

dengan penilaian sangat suka, sedangkan B (40,0%), dan C

(28,0%) kategori suka.

Tabel 13. Daya terima pada TeksturPenilaian Tektur

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan Cn % n % N %

Sangat suka 5 20,0 2 8,0 6 24,0Suka 12 48,0 16 64,0 6 24,0Agak suka 7 28,0 5 20,0 7 28,0Tidak suka 1 4,0 2 8,0 6 24,0Total (N) 25 100.0 25 100.0 25 100,0Keterangan : N = Jumlah keseluruhan panelisn = jumlah panelis yang memberikan nilai

Pada tabel 13, menunjukkan hasil daya terima terhadap

penambahan tepung beras merah berdasarkan penilaian tekstur

pada 4 komponen pada ketiga perlakuan. Dari hasil penilaian 25

panelis dengan uji organoleptik diketahui bahwa sebagian besar

panelis memberikan penilaian suka pada perlakuan A (48,0%), B

(64,0%). Sedangkan pada perlakuan C, sebagian besar panelis

memberikan penilaian sangat suka (24%) dan suka (24%).

Hasil penelitian daya terima pada masing–masing

perlakuan didapat nilai p dari ketiga perlakuan produk cookies

beras merah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Nilai p dari ketiga perlakuan produk cookies berasmerah

Komponen Penelitian Nilai p*Warna 0,042Aroma 0,016Rasa 0,010

Tekstur 0,378p* = Uji Friedman

Dari hasil uji Friedman dengan tingkat signifikan α

sebesar 0,05 , menunjukkan bahwa tekstur memiliki nilai p = 0,378

(>0,05), sehingga tidak ada perbedaan tekstur dari ketiga perlakuan

dalam pembuatan cookies beras merah. Hasil uji Friedman yang

Page 52: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

38

memenuhi syarat penilaian perbedaan daya terima terhadap cookies

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15. Penilaian perbedaan daya terima terhadap cookies berasmerah

Daya terima Warna Aroma Rasa

Penilaian A B C A B C A B CSangat suka 5 5 2 7 2 1 10 4 5Suka 13 11 8 11 14 12 9 10 7Agak suka 7 8 9 7 7 9 6 8 8Tidak suka 0 1 6 0 2 3 0 3 5Total 25 25 25 25 25 25 25 25 25Keterangan :A = 50% tepung beras merah : 50% tepung teriguB = 75% tepung beras merah : 25% tepung teriguC = 100% tepung beras merah : 0% tepung terigu

Hasil tabel 15 menunjukkan bahwa dari ketiga perlakuan

sebagian besar panelis memberikan penilaian warna tertinggi pada

pada perlakuan A dan B, penilaian aroma tertinggi pada perlakuan

B berdasarkan penilaian suka, penilaian rasa tertinggi pada

perlakuan A berdasarkan penilaian sangat suka.

B. Pembahasan

1. Tepung Beras Merah

a. Kadar Air

Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan,

karena air dapat mempengaruhi “acceptability”, kenampakan,

kesegaran, tekstur, serta cita rasa pangan. Kenaikan sedikit

kandungan air pada bahan kering dapat menyebabkan kerusakan,

baik akibat reaksi kimiawi maupun pertumbuhan mikroba

pembusuk (Legowo dkk, 2007). Kadar air dalam bahan pangan

ikut menentukan kesegaran dan keawetan bahan pangan tersebut.

Kadar air yang tinggi pada bahan pangan akan menyebabkan

mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,

Page 53: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

39

sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan bahan pangan

(Buckle, 2009).

Berdasarkan tabel 7. hasil analisis kadar air dari tiga kali

ulangan menunjukkan bahwa tepung beras merah memiliki nilai

rata-rata kadar air 8,76%. Menurut penelitian Indriyani dkk (2013)

kadar air tepung beras merah memiliki kisaran angka 7,395 sampai

9,680%. Pada penelitian ini diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda

dari penelitian Indriyani. Jika dibandingkan dengan BSN (2009),

kadar air tepung beras maksimal yaitu 13% menunjukkan kadar air

pada penelitian ini lebih rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan

adanya penyangraian dan pengeringan dengan suhu tinggi. Kadar

air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan keawetan

bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi pada bahan pangan

akan menyebabkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk

berkembang biak, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan

bahan pangan (Buckle, 2009).

b. Kadar Abu

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu

bahan. Kadar abu suatu bahan erat kaitannya dengan kandungan

mineral bahan tersebut. Berbagai mineral di dalam bahan ada di

dalam abu pada saat bahan di bakar (Legowo dkk, 2007).

Penentuan kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral

yang ada dalam suatu bahan yang dihasilkan. Pengukuran kadar

abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan mineral yang

terdapat dalam suatu bahan pangan (PERSAGI, 2009).

Berdasarkan data tabel 7. hasil analisis kimiawi tepung

beras merah memiliki rata-rata 2.73%. Bila dibandingkan dengan

BSN tepung beras (2009), maksimal kadar abu dalam tepung beras

sebesar 1%. Sedangkan pada tepung beras merah memiliki kadar

abu yang lebih tinggi di bandingkan dengan BSN tepung beras.

Hal ini diduga karena adanya pemanasan, dan penyangraian dalam

Page 54: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

40

metode penelitian yang menyebabkan kadar abu tinggi. Menurut

Estiasih (2009) yang mempengaruhi proses pengeringan dalam

menentukan kadar abu yaitu luas permukaan, suhu, kelembapan

udara penguapan air dan lama pengeringan. Pada umumnya

mineral tidak terpengaruh secara signifikan dengan perlakuan

kimia dan fisik selama pengolahan, namun perlakuan panas akan

sangat mempengaruhi absorbsi atau penggunaan beberapa mineral

(Palupi dkk, 2007). Peningkatan kadar abu ini juga diduga

dikarenakan pada tepung beras merah memiliki kandungan nutrisi

yang tinggi. Hal ini sependapat dengan Monika, dkk (2013) yang

menyatakan bahwa beras hitam dan merah memiliki nutrisi yang

lebih baik dibandingkan dengan tepung beras putih, karena

memiliki kandungan zat besi yang lebih tinggi.

c. Kadar Antosianin

Antosianin merupakan pigmen yang termasuk kedalam

kelompok flavonoid yang menghasilkan warna jingga, merah dan

biru yang bersifat larut air dan mudah mengalami degradasi.

Degradasi ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pH, cahaya,

suhu, dan penambahan gula (Hardoko dkk, 2010).

Berdasarkan tabel 7 rata-rata kadar antosianin tepung

beras merah per 100 gram sebesar 111,69 ppm . Jika dibandingkan

dengan penelitian Dewi (2016) kadar antosianin tepung beras

merah per 100 gram yaitu 753,8 gram. Pada penelitian ini kadar

antosianin tepung beras merah lebih rendah dari pada penelitian

Dewi (2016). Hal ini kemungkinan karena faktor dari suhu dan

perendaman pada saat pembuatan tepung beras merah sehingga

menyebabkan kadar antosianin menurun. Penelitian ini sependapat

dengan penelitian Santoni (2013) yang menyatakan bahwa

kehilangan antosianin disebabkan oleh larutnya senyawa antosianin

didalam air rendaman. Pada pemanasan yang tinggi, kestabilan dan

Page 55: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

41

ketahanan zat warna antosianin berubah dan mengakibatkan

kerusakan antosianin (Winarno, 2004).

2. Cookies Beras Merah

a. Kadar antosianin

Antioksidan sangat diperlukan tubuh untuk mencegah

terjadinya oksidasi radikal bebas yang menyebabkan berbagai

penyakit (Lingga, 2010). Kandungan pigmen antosianin pada

tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu cahaya

matahari (intensitas), suhu udara, dan pH (Akhda, 2009).

Berdasarkan hasil analisis terhadap kadar antosianin pada

cookies beras merah, menunjukkan bahwa kadar antosianin

cookies beras merah tertinggi adalah 25,03 ppm dengan

penambahan tepung beras merah 100% dan yang terendah pada

penambahan tepung beras merah 50% yaitu 13,75 ppm. Semakin

tinggi proporsi penambahan tepung beras merah pada cookies

maka akan mempengaruhi kadar antosianin cookies beras merah.

Pada penelitian ini di uji dengan menggunakan uji One

Way Anova maka diperoleh nilai p = 0,000 (p< 0,05) Ho ditolak,

ada perbedaan kadar antosianin dengan penambahan tepung beras

merah berdasarkan ketiga perlakuan yang berbeda pada pembuatan

cookies beras merah. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi

penambahan tepung beras merah maka semakin gelap warna beras

merah sehingga kadar antosianin semakin tinggi. Semakin besar

antioksidan, semakin besar kemampuan sampel dalam mereduksi

radikal bebas (Suliartini dkk, 2011). Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sandrasari (2008) yang menyatakan

bahwa semakin kuat kemampuan mereduksi suatu senyawa

antioksidan maka kapasitas antioksidannya akan semakin tinggi.

Page 56: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

42

b. Daya Terima

1) Pengaruh Penambahan Tepung Beras Merah Terhadap Daya

terima Cookies Beras Merah

a) Warna

Warna merupakan atribut sensori pertama yang

dapat dilihat atau diterima oleh panelis dalam menilai

suatu pangan (Amalia, 2014). Hasil uji penilaian

organoleptik dengan menggunakan uji Friedman diperoleh

hasil nilai p = 0,042 (p< 0,05), maka ada perbedaan

penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

beras merah terhadap warna dari ketiga perlakuan cookies

beras merah. Hal ini diduga disebabkan semakin banyak

penambahan tepung beras merah maka semakin gelap

warna cookies dari ketiga perlakuan.

Berdasarkan uji organoleptik daya terima pada

warna menunjukkan bahwa cookies yang diminati oleh

panelis adalah pada perlakuan A. Sedangkan perlakuan

yang kurang diminati pada perlakuan C. Semakin banyak

penambahan tepung beras merah yang diberikan, maka

akan menyebabkan warna cookies semakin gelap (Amalia,

2014). Hal tersebut diduga disebakan oleh beras merah

yang memiliki kandungan antosianin (Akhda, 2009). Warna

pada cookies dari ketiga perlakuan memiliki warna yang

berbeda karena faktor penambahan tepung beras merah.

Sehingga warna cookies yang semakin gelap

mempengaruhi kesukaan panelis (Amalia, 2014).

b) Aroma

Aroma merupakan atribut organoleptik yang dapat

dinilai melalui indra penciuman serta dapat menentukan

penerimaan suatu produk (Amalia, 2014). Bau atau aroma

merupakan sensori yang sulit untuk dijelaskan dan

Page 57: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

43

diklasifikasi. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak

sekali jenis bebauan yang dapat dikenali oleh panca indra

penciuman (Setyaningsih dkk, 2011).

Berdasarkan hasil uji menggunakan Friedman dari

ketiga perlakuan di peroleh hasil p = 0,016 (p<0,05)

menyatakan bahwa ada perbedaan ketiga kelompok

perlakuan cookies beras merah. Hal ini diduga dikarenakan

semakin banyak proporsi tepung beras merah yang di

tambahkan maka akan semakin menghasilkan aroma yang

khas dari tepung beras merah tersebut.

Berdasarkan uji organoleptik terhadap daya terima

dari ketiga perlakuan A, B, dan C menunjukkan bahwa

aroma cookies yang diminati oleh panelis yaitu pada pada

perlakuan B (75%:25%). Sedangkan aroma yang kurang

diminati yaitu pada perlakuan C (100%:0%). Hasil

penelitian tersebut dikarenakan beras merah memiliki

aroma khas langu (Febriana, 2014). Penelitian ini

sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi

(2016), semakin banyak pencampuran tepung beras merah

pada suatu produk, maka akan semakin kuat aroma tepung

beras merah tersebut.

c) Rasa

Selain warna dan aroma yang menarik, rasa

merupakan parameter suatu produk untuk dinyatakan

diterima atau tidak oleh konsumen. Secara umum,

konsumen akan memilih rasa yang enak untuk mereka

makan. Namun, rasa enak bersifat negatif karena tidak

semua orang akan menyatakan enak pada suatu produk

yang sama. Terdapat lima macam rasa yang dapat dirasakan

oleh indra kecap yaitu rasa manis, asin, asam, pahit, dan

terbaru adalah rasa umami/gurih (Dewi, 2016).

Page 58: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

44

Berdasarkan uji Friedman dari ketiga perlakuan

diperoleh hasil p = 0,010 (p<0,05) Ho ditolak, yang berarti

ada perbedaan rasa dari ketiga perlakuan penambahan

tepung beras merah pada pembuatan cookies beras merah.

Hal ini diduga disebabkan karena penambahan proporsi

tepung beras merah yang semakin banyak sehingga

menyebabkan rasa beras merah semakin terasa.

Berdasarkan uji organoleptik terhadap daya terima

yang dilakukan pada ketiga perlakuan A, B dan C

menunjukkan rasa cookies beras merah yang diminati oleh

sebagian panelis yaitu pada perlakuan A (50%:50%). Dan

untuk rasa yang kurang diminati oleh panelis yaitu pada

perlakuan C (100%:0%). Hal ini dikarenakan rasa gurih

yang dihasilkan oleh cookies berasal dari mentega yang

dihasilkan (Sarofa dkk, 2010). Semakin tinggi proporsi

penambahan tepung beras merah juga akan mempengaruhi

rasa dari cookies beras merah tersebut. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2014)

bahwa semakin besar proporsi tepung beras merah atau

ketan hitam yang ditambahakan akan menyebabkan rasa

khas pada cookies semakin terasa.

d) Tekstur

Tekstur bersifat kompleks dan terkait dengan

struktur bahan yang terdiri dari tiga elemen, yaitu mekanik

(kekerasan, kekenyalan), geometrik (berpasir, beremah) dan

mouthfeel (berminyak, berair) (Setyaningsih dkk, 2010).

Berdasarkan uji Friedman dari ketiga perlakuan diperoleh

hasil p = 0,378 (p>0,05) Ho di terima yang menyatakan

bahwa tidak ada perbedaan penambahan tepung beras

merah pada produk cookies beras merah. Hal ini diduga

Page 59: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

45

disebabkan penambahan tepung beras merah yang semakin

banyak menyebabkan tekstur cookies berpasir.

Berdasarkan uji organoleptik daya terima tekstur

cookies beras merah dengan ketiga perlakuan A, B, dan C

dengan penambahan tepung beras merah pada cookies

beras merah, menunjukkan bahwa penilaian tekstur cookies

yang diminati oleh panelis yaitu pada perlakuan B

(75%:25%). Sedangkan yang kurang diminati oleh panelis

terdapat pada C (100%:0%). Hal ini diduga karena tidak

terjadi gelatinisasi yang sempurna. Peningkatan komponen

bahan seperti kuning telur dapat mengurangi karakteristik

berpasir tetapi menyebabkan adonan sulit untuk dicetak

(Khomsatin dkk, 2012). Selain itu menurut Amalia (2014)

semakin banyak proporsi tepung beras merah menyebabkan

tekstur cookies menjadi lebih berpasir. Sehingga

menyebabkan kesukaan panelis terhadap cookies beras

merah tersebut menurun.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini belum melakukan uji umur simpan cookies beras

merah, sehingga belum dapat diketahui kadaluarsa cookies beras merah

tersebut

Page 60: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

46

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Cookies beras merah mengalami peningkatan kadar antosianin yang

disebabkan oleh perlakuan penambahan tepung beras merah dengan

nilai rata-rata 25,03 ppm pada perlakuan penambahan tepung beras

merah sebesar 100% (C).

2. Semakin tinggi penambahan tepung beras merah pada pembuatan

cookies maka akan meningkatkan kadar antosianin.

3. Ada perbedaan kadar antosianin cookies beras merah dari ketiga

perlakuan dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).

4. Pada uji Friedman diperoleh hasil organoleptik warna (p = 0,042),

aroma (p = 0,016), dan rasa (p = 0,010) yang berarti ada perbedaan

cookies beras merah dengan penambahan tepung beras merah dari

ketiga perlakuan.

5. Uji Friedman diperoleh hasil organoleptik beradasarkan tekstur (p =

0,379) yang berarti tidak ada perbedaan cookies beras merah dengan

penambahan tepung beras merah dari ketiga perlakuan.

6. Jumlah panelis yang memberikan penilaian yang diminati pada

kategori warna dan rasa yaitu perlakuan A, sedangkan aroma dan

teksur yaitu pada perlakuan B.

7. Penilaian uji organoleptik menunjukkan bahwa sebagian warna, aroma,

dan rasa yang diminati oleh sebagian besar panelis terletak pada

perlakuan A (50%).

B. Saran

1. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai daya simpan cookies beras

merah

Page 61: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

47

2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai diversifikasi tepung beras

merah sebagai makanan sehat sehingga mengurangi penggunaan

tepung terigu.

Page 62: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, dkk. 2011. Effect of Processing on Nutritional Value of Rice (Oryzasativa). World Journal of Medical Sciences 6 (2): 68-73.

Akhda, Dewi Khoirun Nisa’. Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Kompos Azollasp Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Alternanthera amoenaVoss). UIN Maulana Malik Ibrahim.

Amalia, Rizki. 2014. Formulasi Substitusi Tepung Beras Merah (Oryza Nivara)dan Ketan Hitam (Oryza sativa glutinosa) dalam pembuatan cookies.Skripsi. Bogor : Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

AOAC. 2005. Official Method of Analysis of the Association of Official AnalyticalChemists.18th ed. Maryland; AOAC Internasional. William Harwitz (ed).United States Of America.

Asmaraningtyas, Dian. 2014. Kekerasan, warna dan daya terima biskuit yangdisubstitusi labu kuning. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta.

Ayustaningwarno, Fitriyono. 2014. Teknologi Pangan; Teori Praktis danAplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2011. Rencana AksiNasional Pangan dan Gizi 2011-2015.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Mutu Tepung Tapioka SNI 01-3729-2011. Jakarta : BSN

_______________________.2009. SNI-3549-2009 Tentang Tepung Beras.Jakarta : BSN

Buckle, dkk.2009. Ilmu Pangan. Jakarta: UI- Press.

Christanti, Poppy Nazmi. 2013. Analisis Kestabilan Zat Pewarna AlamiAntosianin Kelopak Bunga Rosella (Hibisaus sabdariffa L.). Skripsi.Jember: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.

Dahrul,Syah Dr. Ir., MSc., Anggita Widhi R. 2008. Kajian Formulasi Cookies UbiJalar (Ipomoea batatas L.) Dengan Karakteristik Tekstur MenyerupaiCookies Keladi. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian InstitutPertanian Bogor.

Damanhuri. 2005. Pewarisan antosianin dan tanggap klon tanaman ubi jalas(Iipomea batatas (L.) Lamb) terhadap lingkungan tumbuh. Skripsi .Surabaya: Program Studi Ilmu pertanian Program Pascasarjana UniversitasBrawijaya. Halaman 106 .

Page 63: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Decca Ardhianditto, dkk. 2013. Kajian Karakteristik Bubur Bayi Instan BerbahanDasar Tepung Millet Kuning (Panicum sp) dan Tepung Beras Merah (Oryzanivara) Dengan Flafor Alami Pisang Ambon (Musa X paradisiacal L)sebagai Makanan Pendamping Asi (MP-ASI). Jurnal Teknosains Pangan.Vol. 2 No. 1

Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategi Departemen Kesehatan.Jakarta: Depkes RI.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Proses Penelitian.Direkterat TenagaKependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan.

Dewi, dkk. 2016. Pengaruh Variasi Penepungan Tepung Beras Merah (OryzanivaraI) dan Tepung Terigu Terhadap sifat fisik, Organoleptik dan kadarantosianin Bolu Kukus. Jurnal Medika Respati Vol XI Nomor 3 Juli 2016

Dewi, Krisma. 2007. Hubungan Antara Penampilan Makanan Dan Rasa MakananDengan Daya Terima Makan Siang Siswa SPK Sungailat Bangka Tahun2007. Skripsi. Bandung: Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan KemenkesBandung.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2010. Daftar Komposisi BahanMakanan. Jakarta: Bharata.

Ekarina Mulyani, M. 2010. Analisis Proksimat Beras Merah (Oryza sativa)verietas Slegreng dan Aeek Sibundong. Skripsi. Jurusan Kimia FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi SepuluhNovember.

Estiasih, T dan Ahmad.2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta: BumiAksara.

Faridah, Anni. 2008. Patiseri Jilid 1. Jakarta: Direktorat Jenderal ManajemenPendidikan Dasar dan Menengah.

, dkk.2008. Patiseri Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan.

Farida, dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Fatkurahman, Rifa, dkk. 2012. Karakteristik sensoris dan sifat fisikokimia cookiesdengan subtitusi bekatul beras hitam (oryza sativa L.) dan tepung jagung(zea mays L). Jurnal Teknosains Pangan Vol. 1 No.1. Surakarta: FakultasPertanian Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Febriana, R.2014. Hubungan Kepatuhan Diit Dengan Kadar Gula Darah Sewaktupada pasien Diabetes Melitus. Skripsi. Surakarta : Fakultas KedokteranUniversitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 64: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Fibriyanti, Yolaning Widi. 2012. Kajian Kimia dan Biologi Beras Merah (Oryzanivara) dalam Beberapa Pewadahan Selama Penyimpanan. Skripsi.Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Giusti, M. M. and R. E. Worlstad. 2001. Characterization and Measurement ofAnthocyanin by UV-Visible Spectroscopy Unit F1.2 IN Current Protocols.Food Analytical Chemistry. John Willey and Sons, Inc. New York.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Handaya. 2008. Daya Antimikroba Infusum Jambu Air Semarang (Syzygiumsamarangense) Terhadap Pertumbuhan streptococcus mutans, In vitro .Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Hardoko, L. Hendarto, dan T.M Siregar. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu(Ipomea batatas L. Poir) sebagai pengganti Sebagian Tepung Terigu danSumber Antioksidan pada Roti Tawar. Jurnal Teknologi dan IndustriPangan 21 (1): 25-32.

Herani dan M. Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta:Penebar Swadaya.

Hendrasty, H.k. 2013. Bahan Produk Bakery .Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hutagalung, H., H.A.R. Damanik, M. Manik, M. Karim dan R.A. Ganie. 2007.Ilmu Gizi Dasar. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas SumateraUtara.

Indrasari, dkk. 2007. Kualitas Beras Giling dan Nilai Duga Derajat Sosoh Gabah.Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol.25 No.3

Indriyani, F, dkk. 2013. Karakteristik Fisik, Kimia dan Sifat Organoleptik TepungBeras Merah Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan danGizi Vol. 04

Iriyanti, Y. 2012. Subtitusi Tepung Ubi Ungu dalam Pembuatan Roti Manis,Donat dan Cake Bread. Skripsi. Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta.

Isnaini, L. 2010. Ekstraksi Pewarna Merah Cair Alami Berantioksidan dariKelopak Bunga Rosella (Hibicus sabdariffa L) dan Aplikasinya PadaProduk Pangan. Jurnal Teknologi Pangan Vol. 11 No.1

Jawi, I.M.,Suprapta, D.N., Sutirtayasa, I.W.P. 2007. Efek Antioksidan EkstrakUmbi Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L) Dosis 4 ml Efektif sebagaiAntioksidan pada Tikus Putih yang diberikan Beban Aktifitas FisikMaksimal. Skripsi. Denpasar Bali: Farmakologi Fakultas KesehatanUniversitas Undaya Denpasar Bali.

Page 65: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Kementrian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Cookies. Jurnal Tekno Pangandan Agroindustri,Vol.1 (7) ;95-97.

Khomsatin, dkk.2012. Kajian Pengaruh Pengukusan Bertekanan (SteamTreatmen) Terhadap Sifat Fisikokimia Tepung Jagung. Jurnal Teknologidan Industri Pangan. Vol. XXIII (1) : 86-93

Kristamtini dan Pomeranz. 2009. Potensi pengembangan beras merah sebagaiplasma nutfah Yogyakarta. Jurnal Litbang Pertanian, 28 (3). Yogyakarta.Diakses tanggal 2 November 2016.

Legowo, dkk.2007. Academic Curriculum Development Buku Ajar AnalisisPangan. Semarang: Program Studi Teknologi Hasil Ternak FakultasPeternakan Universitas Diponegoro Semarang.

Lingga, P.2009.Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta : PenebarSwadaya.

Livianti, Rissa. 2008. Hubungan Antara Penilaian Cita Rasa Dengan DayaTerima Makan Siang Yang Disajikan Di SMA Pesantren Terpadu HayyatanThiyyibah Kota Sukabumi Tahun 2008. Bandung: Jurusan Gizi PoliteknikKesehatan Kemenkes Bandung.

Metaliri, M. 2007. Efek Antibakteri Infusum Kulit Anggur (Vitis Vinifere)Varietas Probolinggo Biru terhadap Streptococcus mutans asal saliva, InVitro. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.

M, Lila Prastyaharasti dan Elok Zubaidah. Evaluasi pertumbuhan Lactocilluscasei dalam medium susu skim yang disubstitusi tepung beras merah. JurnalPangan dan Agroindustri. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian;Universitas Brawijaya Malang.

Monika, dkk.2013. Aktivitas Antioksidan Beras Organik Varietas Lokal (PutihVarietas Cianjur, Merah Varietas Saodah, Hitam Varietas Jawa). SeminarNasional: Menggagas Kebangkitan Komositas Unggulan Lokal Pertaniandan Kelautan Fakultas Pertanian Trunojoyo Madura.

Paran, Sangkan. 2008. Diabet Cookies:Kue kering bagi Diabetes Mellitus.Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Palupi, dkk. 2007. Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Pangan. Modul e-Learning ENBP. Departemen Ilmu & Teknologi Pangan- IPB.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).2009. Kamus Gizi PelengkapKesehatan Keluarga. Jakarta : Buku Kompas.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode PenelitianKuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 66: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Pratiwi, Y. 2012. Uji Toksisitas Limbah Cair Laundry Sebelum dan Sesudahdiolah dengan Tawas dan Karbon Aktif Terhadap Bioindikator CyprinusCarpio L. Yogyakarta: Saintek. 1979-911X.

Safar, Misran. 2007. Teknik Pengolahan dan Intepretasi Data. SELAMI IPSEdisi Nomor 21 Volume II Tahun XII Aguztus 2007. ISSN 1410-2323

Sandrasari, D.A.2008. Kapasitas Antosianin dan Hubungannya dengan Nilai TotalPenol Ekstrak Sayuran Indigenous. Tesis. Bogor : Pascasarjana InstitutPertanian Bogor.

Santoni, dkk. 2013. Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk Merah (syzygiumcampanulatum korth.) Serta Pengujian Antioksidan dan Aplikasi sebagaiPewarna Alami. Prosiding Semirata FMIPA. Lampung : UniversitasLampung.

Setyaningsih, dkk . 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro.Bogor :IPB Press.

________________. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkatdepresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi diRumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis. Purwokerto:Universitas Jendral Sudirman Purwokerto

Soekarto, S. 2002. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan HasilPertanian. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Sofiah, B. D., Achyar, T. S.2008. Buku Ajar Kuliah Penilaian Indra. Cetakan ke-1. Jatinangor: Universitas Padjadjaran.

Sarofa, dkk. 2010. Pembuatan cookies dengan memanfaatkan tepung ampasmangrove. Jurnal Teknologi Pangan FTIUPN Veteran Jatim vol. 58-67.

Suardi, Didi. 2008. Potensi Beras Merah Untuk Peningkatan Mutu Pangan.Bogor: Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan BioteknologiSumberdaya Genetik Pertanian.

Suliartini, dkk. 2011. Pengujian Kadar Antosianin Padi Gogo Beras Merah HasilKoleksi Plasma Nutfah Sulawesi Tenggara. Jurnal Crop Agro Vol.24 (3):93-100.

Sunarni, T. 2007. Flavonoid antioksidan penangkap radikal dari daun kepel(Stelechocarpus burahol (BI) Hook f. &Th.). Majalah Farmasi Indonesia,18 (3), 111 – 116, 2007

Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik. Jurusan Pendidikan Kimia: UniversitasPendidikan Indonesia Bandung

Page 67: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Sutomo, B. 2008. Sukses Wirausaha Kue Kering. Jakarta: Kriya Pustaka

Walter, M dan Marchesan, E. 2011. Phenolic Compounds and AntioxidantActivity of Rice. Journal An International Brazilian Archives Biology andTechnology 54 (1):371-377.

Wijayanti, Ika. 2015. Eksperimen Pembuatan Kue Semprit Tepung Beras Merah.Skripsi. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Winarno F. G.2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama.

Page 68: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan September

Oktober November Desember

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Pembuatan

proposal2. Ujian proposal3. Revisi proposal

dan pengurusanperijinan

4. Pengambilandata penelitian

5. Analisa data6. Penysunan

laporan hasilpenelitian

7. Ujian hasilpenelitian

8. Revisi hasilpenelitian danpenngumpulanskripsi

Page 69: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PANELIS

Saya, Imas Rahmi Salamah akan melakukan penelitian yang berjudul

Diversifikasi Cookies Dengan Penambahan Tepung Beras Merah (Oryza nivara)

Terhadap Kadar Antosianin Dan Daya Terima”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kadar antosianin dan daya terima cookies dengan penambahan tepung

beras merah.

A. Keikutsertaan untuk Ikut Penelitian

Panelis bebas memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.

Apabila sudah memutuskan untuk ikut, panelis juga bebas untuk

mengundurkan diri setiap saat tanpa dikenai biaya atau sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

Apabila penelis ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, panelis

diminta untuk menandatangani surat kesediaan. Prosedur selanjutnya adalah :

1. Panelis masuk ke ruang daya terima (uji kesukaan).

2. Penjelasan mengenai produk yang dibuat (penjelasan produk).

3. Pembagian formulir penilaian dan pengisian formulir.

4. Memberikan satu potong cookies (10 g) dari masing – masing perlakuan

untuk dicicipi.

5. Memberikan penilaian dan tanggapan tentang produk yang telah dicicipi

pada formulir penilaian (formulir daya terima).

C. Kewajiban Subyek Peneliti

Sebagai subyek penelitian, panelis berkewajiban mengikuti aturan

atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas.

D. Risiko dan Efek Samping

Dalam penelitian in tidak terdapat risiko dan efek samping.

Page 70: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

E. Pembiayaan

Semua biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti.

F. Informasi Tambahan

Panelis diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang

belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Sewaktu-waktu jika

membutuhkan penjelasan lebih lanjut, panelis dapat menghubungi:

Imas Rahmi Salamah (089661150196).

Page 71: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Lampiran 3

SURAT KESEDIAAN PANELIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi panelis untuk uji daya terima pada

penelitian Imas Rahmi Salamah dengan judul penelitian “Diversifikasi Cookies

Dengan Penambahan Tepung Beras Merah (Oryza nivara) Terhadap Kadar

Antosianin dan Daya Terima”. Syarat untuk memenuhi kriteria sebagai panelis

adalah :

1. Berbadan sehat

2. Sudah mendapatkan mata kuliah ITP (Ilmu Teknologi Pangan)

3. Tidak dalam keadaan lapar ataupun kenyang

4. Bersedia menjadi panelis

Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji daya terima,

panelis tidak adakn menuntut pada peneliti.

Demikian surat kesediaan panelis ini dibuat dengan sebenarnya dan

digunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, Mei 2017

Yang bersedia

(……………………….)

Page 72: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Komentar :………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Panelis

……………………..

Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

ID/Nama PanelisJenis kelaminNama ProdukTanggal

::: Cookies Beras Merah:

Perintah Ciciplah sampel cookies dengan kode 678, 876 dan 786.Nyatakan kesukaan Anda terhadap karakteristikorganoleptiknya, dengan memberi tanda

Jenis Pengujian Tingkat KesukaanSangat Suka Suka Agak Suka Tidak Suka

Sampel : 6781. Warna2. Aroma3. Rasa4. Tekstur5. Keseluruhan

Sampel : 8761. Warna2. Aroma3. Rasa4. Tekstur5. Keseluruhan

Sampel : 7861. Warna2. Aroma3. Rasa4. Tekstur5. Keseluruhan

Lampiran 4.

Formulir Daya Terima

DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERASMERAH (Oryza Nivara) TERHADAP KADAR ANTOSIANIN DAN DAYA

TERIMA

Page 73: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies
Page 74: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Lampiran 6.

A. Input Kadar Antosianin

Tabel Kadar Antosianin Tepung Beras Merah Dari Ketiga Perlakuan

No KdrA_678 KdrA_786 KdrA_867 KdrA Prlkn1 13.8648 18.8017 25.0348 13.8648 6782 14.0299 18.6367 24.8764 14.0299 6783 13.3696 17.4822 25.1933 13.3696 6784 18.8017 7865 18.6367 7866 17.4822 7867 25.0348 8678 24.8764 8679 25.1933 867

B. Output Kadar Antosianin

Uji Dekriptif Kadar Antosianin PenambahanTepung Beras Merah PadaPembuatan Kue Pukis dari ketiga Perlakuan

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation

Kadar antosianin 678 3 13.754767 .3436270

Kadar antosianin 786 3 18.306867 .7189316

Kadar antosianin 867 3 25.034833 .1584500

Valid N (listwise) 3

Uji Kenormalan Data Kadar Antosianin Tepung Beras Merah

Tests of Normality

perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kadar antosianin 678 .292 3 . .923 3 .463

786 .343 3 . .842 3 .220

867 .175 3 . 1.000 3 1.000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 75: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Uji One Way Anova Penambahan Tepung Beras Merah Pada PembuatanCookies Beras Merah Terhadap Kadar Antosianin

Test of Homogeneity of Variances

kadar antosianin

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

5.042 2 6 .052

ANOVA

kadar antosianin

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 193.227 2 96.614 439.120 .000

Within Groups 1.320 6 .220

Total 194.547 8

Uji LSD (Lest Significant Difference) untuk mengetahui perbedaan kadarantosianin antar kelompok perlakuan

Multiple Comparisons

Dependent Variable:kadar antosianin

(I)perlakuan

(J)perlakuan

MeanDifference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 678 786 -4.5521000* .3829849 .000 -5.489230 -3.614970

867 -11.2800667* .3829849 .000 -12.217197 -10.342936

786 678 4.5521000* .3829849 .000 3.614970 5.489230

867 -6.7279667* .3829849 .000 -7.665097 -5.790836

867 678 11.2800667* .3829849 .000 10.342936 12.217197

786 6.7279667* .3829849 .000 5.790836 7.665097

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 76: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

C. Input Daya Terima

DAYA TERIMA

Tabel Penilaian Daya Terima Dari Uji Kesukaan Cookies Beras Merah

a. Perlakuan ANo Nama Warna678 Aroma678 Rasa678 Tekstur6781 RRF agak suka agak suka Suka suka2 OP Suka Suka agak suka tidak suka3 ULA Suka sangat suka sangat suka suka4 MIS Suka Suka sangat suka agak suka5 DF agak suka Suka sangat suka sangat suka6 RZ Suka Suka Suka suka7 AN Suka agak suka sangat suka suka8 DYA sangat suka sangat suka sangat suka sangat suka9 DWH agak suka agak suka Suka Suka10 DAP agak suka Suka sangat suka sangat suka11 STK sangat suka sangat suka sangat suka sangat suka12 FT agak suka Suka agak suka Suka13 YA Suka Suka agak suka Suka14 NA sangat suka sangat suka sangat suka sangat suka15 IFA sangat suka Suka agak suka Suka16 AED Suka sangat suka Suka agak suka17 NAY agak suka agak suka agak suka Suka18 AWM Suka Suka Suka Suka19 OPY agak suka agak suka agak suka agak suka20 DN Suka Suka Suka Suka21 ISC Suka sangat suka sangat suka agak suka22 NF Suka suka Suka agak suka23 AL Suka agak suka Suka agak suka24 DWM Suka agak suka Suka agak suka25 ESD sangat suka sangat suka sangat suka suka

Page 77: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

b. Perlakuan B

No Nama Warna786 Aroma786 Rasa786 Tekstur7861 RRF sangat suka sangat suka suka suka2 OP sangat suka agak suka tidak suka agak suka3 ULA sangat suka suka sangat suka suka4 MIS agak suka tidak suka agak suka suka5 DF sangat suka suka suka suka6 RZ agak suka agak suka agak suka tidak suka7 AN Suka suka suka suka8 DYA Suka suka sangat suka suka9 DWH Suka agak suka agak suka agak suka10 DAP Suka agak suka suka suka11 STK agak suka suka sangat suka agak suka12 FT Suka suka agak suka agak suka13 YA Suka sangat suka suka suka14 NA agak suka suka tidak suka suka15 IFA agak suka suka agak suka suka16 AED Suka suka agak suka suka17 NAY sangat suka suka sangat suka sangat suka18 AWM Suka agak suka suka suka19 OPY agak suka suka suka tidak suka20 DN agak suka agak suka tidak suka agak suka21 ISC Suka suka suka sangat suka22 NF Suka suka suka suka23 AL tidak suka tidak suka suka suka24 DWM agak suka agak suka agak suka suka25 ESD Suka suka agak suka suka

Page 78: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

c. Perlakuan C

No Nama Warna786 Aroma786 Rasa786 Tekstur7861 RRF Suka suka suka sangat suka2 OP Suka suka sangat suka sangat suka3 ULA Suka suka sangat suka sangat suka4 MIS sangat suka suka sangat suka sangat suka5 DF tidak suka tidak suka tidak suka tidak suka6 RZ Suka suka suka suka7 AN tidak suka agak suka agak suka agak suka8 DYA agak suka agak suka tidak suka tidak suka9 DWH tidak suka agak suka tidak suka tidak suka10 DAP agak suka agak suka suka suka11 STK agak suka suka suka suka12 FT Suka agak suka agak suka agak suka13 YA sangat suka suka sangat suka suka14 NA agak suka suka agak suka agak suka15 IFA tidak suka agak suka tidak suka tidak suka16 AED Suka agak suka suka sangat suka17 NAY agak suka agak suka agak suka tidak suka18 AWM agak suka suka suka suka19 OPY Suka agak suka agak suka tidak suka20 DN tidak suka tidak suka tidak suka agak suka21 ISC Suka sangat suka sangat suka sangat suka22 NF agak suka suka suka agak suka23 AL tidak suka tidak suka agak suka agak suka24 DWM agak suka suka agak suka agak suka25 ESD agak suka suka agak suka suka

Page 79: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

D. Output Daya Terima

Hasil uji daya terima penambahan tepung kacang merah pada pembuatan

kue pukis kacang merah terhadap daya terima pada aspek warna, aroma,

rasa dan tekstur

warna 678

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 5 20.0 20.0 20.0

Suka 13 52.0 52.0 72.0

agak suka 7 28.0 28.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

aroma 678

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 7 28.0 28.0 28.0

suka 11 44.0 44.0 72.0

agak suka 7 28.0 28.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

rasa 678

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 10 40.0 40.0 40.0

suka 9 36.0 36.0 76.0

agak suka 6 24.0 24.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

tekstur 678

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 5 20.0 20.0 20.0

suka 12 48.0 48.0 68.0

agak suka 7 28.0 28.0 96.0

tidak suka 1 4.0 4.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 80: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

warna 876

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 5 20.0 20.0 20.0

suka 11 44.0 44.0 64.0

agak suka 8 32.0 32.0 96.0

tidak suka 1 4.0 4.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

aroma 876

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 2 8.0 8.0 8.0

suka 14 56.0 56.0 64.0

agak suka 7 28.0 28.0 92.0

tidak suka 2 8.0 8.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

rasa 876

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 4 16.0 16.0 16.0

suka 10 40.0 40.0 56.0

agak suka 8 32.0 32.0 88.0

tidak suka 3 12.0 12.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

tekstur 876

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 2 8.0 8.0 8.0

suka 16 64.0 64.0 72.0

agak suka 5 20.0 20.0 92.0

tidak suka 2 8.0 8.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 81: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

warna 786

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 2 8.0 8.0 8.0

suka 8 32.0 32.0 40.0

agak suka 9 36.0 36.0 76.0

tidak suka 6 24.0 24.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

aroma 786

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 1 4.0 4.0 4.0

suka 12 48.0 48.0 52.0

agak suka 9 36.0 36.0 88.0

tidak suka 3 12.0 12.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

rasa 786

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 5 20.0 20.0 20.0

suka 7 28.0 28.0 48.0

agak suka 8 32.0 32.0 80.0

tidak suka 5 20.0 20.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

tekstur 786

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid sangat suka 6 24.0 24.0 24.0

suka 6 24.0 24.0 48.0

agak suka 7 28.0 28.0 76.0

tidak suka 6 24.0 24.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Page 82: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

UJI FRIEDMAN

1. Penilaian Warna

Ranks

Mean Rank

warna 678 1.80

warna 876 1.84

warna 786 2.36

Test Statisticsa

N 25

Chi-Square 6.338

Df 2

Asymp. Sig. .042

a. Friedman Test

2. Penilaian Aroma

Ranks

Mean Rank

aroma 678 1.62

aroma 876 2.08

aroma 786 2.30

Test Statisticsa

N 25

Chi-Square 8.247

df 2

Asymp. Sig. .016

a. Friedman Test

3. Penilaian Rasa

Ranks

Mean Rank

rasa 678 1.60

rasa 876 2.16

rasa 786 2.24

Page 83: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Test Statisticsa

N 25

Chi-Square 9.212

Df 2

Asymp. Sig. .010

a. Friedman Test

4. Penilaian Tekstur

Ranks

Mean Rank

tekstur 678 1.84

tekstur 876 1.98

tekstur 786 2.18

Test Statisticsa

N 25

Chi-Square 1.947

Df 2

Asymp. Sig.

.378

a. Friedman Test

Page 84: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies
Page 85: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

Lampiran 9

Page 86: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies
Page 87: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies
Page 88: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

DOKUMENTASI

1. Pengolahan Tepung

Perendaman tepung beras merah Penyangraian

Penggilingan beras merah

Tepung beras berah pengayakan 80 mesh

2. Analisis Kadar Abu

Page 89: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

3. Pembuatan Cookies Beras Merah

Page 90: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies

4. Daya Terima Cookies Beras Merah

Page 91: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies
Page 92: DIVERSIFIKASI COOKIES DENGAN PENAMBAHAN ...repository.itspku.ac.id/216/1/2013030019.pdfcontoh diversifikasi pangan adalah dalam penambahan tepung beras merah pada pembuatan cookies