morning toast 20.pdf

Upload: surya-firnanda

Post on 07-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • @bpjstkinfo BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan

    6 (enam) bulan kedua diberikan sebesar 75% dari upah. 6 (enam) bulan ketiga dan seterusnya diberikan sebesar

    50% dari upah. Jika pekerja tersebut dinyatakan cacat oleh dokter yang merawat, BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan santunan dengan formula yang masih sama dengan peraturan terdahulu:

    Cacat Sebagian Anatomis sebesar = % sesuai tabel x 80 x upah sebulan.

    Cacat Sebagian Fungsi = % berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x 80 x upah sebulan.

    Cacat Total Tetap = 70% x 80 x upah sebulan. * Tabel kecacatan diatur dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Selain itu bagi Peserta yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat Kecelakaan Kerja, diberikan alat bantu (orthese) dan/atau alat ganti (prothese) untuk setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ditambah 40% (empat puluh persen) dari harga tersebut serta biaya rehabilitasi medik. Manfaat lain yang merupakan salah satu terobosan dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja adalah Program Kembali Bekerja (Return to Work), yaitu berupa pendampingan kepada peserta yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berpotensi mengalami kecacatan, mulai dari peserta masuk perawatan di rumah sakit sampai peserta tersebut dapat kembali bekerja. Hingga saat ini tercatat sudah lebih dari 50 peserta yang merasakan manfaat program RTW. Tak hanya peserta yang merasakan manfaat, jika tenaga kerja yang bersangkutan meninggal dunia karena kecelakaan kerja, maka ahli waris berhak mendapat santunan berupa:

    Santunan Kematian sebesar = 60 % x 80 x upah sebulan, sekurang kurangnya sebesar Jaminan Kematian.

    Biaya Pemakaman Rp3.000.000,00. Santunan berkala selama 24 bulan yang dapat dibayar

    sekaligus= 24 x Rp. 200.000 = Rp 4.800.000. Lebih dari pada itu, akan diberikan beasiswa pendidikan bagi 1(satu) orang anak dari peserta yang meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap akibat kecelakaan kerja sebesar Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

    Seluruh pekerjaan pasti memiliki potensi risiko kecelakaan kerja, meski dengan prosentase yang berbeda-beda. Menurut data dari International Labour Organization (ILO), diperkirakan terjadi 337 juta kecelakaan kerja setiap tahunnya. Hal ini patutnya menjadi perhatian khusus bagi seluruh pekerja di Indonesia akan pentingnya sebuah perlindungan dari kecelakaan kerja. BPJS Ketenagakerjaan hadir dengan mengusung 4 (empat) program, yang salah satunya adalah Jaminan Kecelakaan Kerja atau sering disebut JKK. Program yang memberikan perlindungan kepada tenaga kerja atas risiko-risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja ini kepesertaannya adalah wajib bagi setiap orang yang bekerja, dan pemberi kerja selain penyelenggara negara. Seiring dengan transformasi PT.Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, tepat pada 1 Juli 2014, regulasi yang mengatur jalannya program ini pun ikut berubah. Kini BPJS Ketenagakerjaan diberikan bekal oleh pemerintah bernama Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun 2015 untuk menjalankan program JKK. Regulasi yang menggantikan PP 14 tahun 1993 ini memiliki perbedaan pada manfaat yang diterima oleh pekerja ketika mereka mangalami kecelakaan. Pelayanan kesehatan yang dahulunya mentok pada angka Rp. 20 juta, kini diberikan tanpa batasan plafon sepanjang sesuai kebutuhan medis (medical needs). Pelayanan kesehatan tersebut dapat dinikmati peserta BPJS Ketenagakerjaan pada fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan, baik rumah sakit maupun klinik yang dinamakan sebagai Trauma Center BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk daerah remote area atau di daerah yang tidak terdapat fasilitas trauma center BPJS Ketenagakerjaan, maka diberlakukan sistem penggantian biaya (reimbursement) atas perawatan dan pengobatan sesuai ketentuan yang berlaku. Manfaat lain yang turut meningkat dari segi kuantitasnya adalah penggantian biaya pengangkutan peserta yang mengalami kecelakaan kerja ke rumah dan atau ke rumah sakit.

    Angkutan darat/sungai/danau, penggantian maksimal Rp. 1 (satu) juta rupiah,

    Angkutan laut diganti maksimal Rp. 1,5 (satu setengah) juta

    rupiah,

    Angkutan udara diganti maksimal Rp. 2,5 (dua setengah)

    juta.

    Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), yang dibayarkan kepada pemberi kerja (sebagai pengganti upah yang diberikan kepada tenaga kerja) hingga dinyatakan sembuh sebesar:

    6 (enam) bulan pertama diberikan sebesar 100% dari upah.

    Kerjasama / Cooperation Perilaku yang diharapkan Kebersamaan / Collectivity Menghargai Pendapat / Respecting Opinion Menghargai Orang Lain / Respecting Other People

    Issue 20 I 19 Okt 2015

    Jaminan Kecelakaan Kerja

    Kini Manfaatnya Makin Meningkat

    I Internal Use Only

    Bartolomeo Cristofori Pada tahun 1700, untuk pertama kalinya Cristofori membuat alat musik yang kemudian dikenal dengan nama piano. Alat musik temuan Cristofori ini memiliki suara 4 oktaf. Seorang jurnalis bernama Scipione Maffei menggambarkan alat musik itu sebagai gravecembalo col piano e forte, yang berarti harpsichord dengan papan tuts lembut yang bersuara keras. Semula alat musik ini disebut sebagai pianoforte, namun pada akhirnya lebih dikenal dengan nama piano.

    Did You Know ?