morbili

32
MORBILI PADA ANAK dr. Rizky Banyureza P Dokter Pembimbing dr. Risnawati Dokter Pendamping dr. Cut Meutia Aisywani, Sp.A Msi,Med dr. Elvina Yulianti, M.Ked. (Ped) Sp.A

Upload: lydwina-jc

Post on 24-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

morbili pada anak

TRANSCRIPT

  • MORBILI PADA ANAK dr. Rizky Banyureza P

    Dokter Pembimbing

    dr. Risnawati

    Dokter Pendamping

    dr. Cut Meutia Aisywani, Sp.A Msi,Med

    dr. Elvina Yulianti, M.Ked. (Ped) Sp.A

  • LATAR BELAKANG

    Kira-kira 30 juta kasus campak dilaporkan setiap tahunnya. Insiden terbanyak terjadi di Afrika. Biasanya penyakit campak ini terjadi pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup.

    Berdasarkan penelitian di Amerika, lebih dari 50% kasus campak terjadi pada usia 5-9 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita campak akan mendapat kekebalan secara pasif melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan, dan setelah itu kekebalan menurun sehingga bayi dapat menderita campak.

  • Mampu mendiagnosis morbili pada anak

    Mampu membedakan diagnosis banding dengan keluhan demam dan keluar bercak - bercak

    kemerahan

    Mampu mengetahui kapan pasien morbili harus dirawat

    Mampu memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit morbili

    TUJUAN

  • Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi.

    Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien.

    Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola.

    MORBILI

  • Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus yaitu virus RNA dari famili Paramixoviridae, genus

    Morbillivirus.

    Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring.

    Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata

    ETIOLOGI

  • 1. Daya tahan tubuh yang lemah

    2. Belum pernah terkena campak

    3. Belum pernah mendapat vaksinasi campak

    FAKTOR RESIKO

  • berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringan hingga sedang, batuk

    kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis

    Stadium kataral (prodromal)

    eksantema di palatum durum dan palatum mole, bercak Koplik, ruam atau eritema , berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan

    Stadium erupsi

    Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri

    Stadium konvalesensi

    MORBILI

  • a. Anamnesis

    - Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak),

    batuk, pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili.

    - Mata merah, tahi mata, dan fotofobia

    - Dapat disertai diare dan muntah.

    - Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang

    berat) : epistaksis, petekie, ekimosis.

    - Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita

    morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah

    vaksinasi campak.

    DIAGNOSIS

  • b. Pemeriksaan fisik

    - Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya

    demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan

    konjungtivitis.

    - Pada umunya anak tampak lemah.

    - Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).

    - Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam

    makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga,

    mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian

    seluruh tubuh.

    c. Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium ): pada pemeriksaan

    darah rutin ditemukan nya Limfositosis atau leukopenia.

  • Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:

    Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena

    panas dan berkeringat karena demam.

    Pemberian kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi

    Suplemen nutrisi

    Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder

    Anti konvulsi apabila terjadi kejang

    Anti piretik bila demam

    PENATALAKSANAAN

  • Pemberian vitamin A

    Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara

    berkembang terbukti berhubungan dengan penurunan angka kejadian

    morbiditas dan mortalitas.

    - Dosis 6 bulan 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

    - Dosis > 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

    Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan

    oftalmologi sehubungan dengan defisiensi vitamin A

    Antivirus

    Antivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah dibuktikan

    secara in vitro terbukti bermanfaat untuk penatalaksanaan penderita

    campak berat dan penderita dewasa yang immunocompromissed. Namun

    penggunaan ribavirin ini masih dalam tahap penelitian dan belum

    digunakan untuk penderita anak.

  • Imunisasi aktif

    Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan.

    Imunisasi pasif

    Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin.

    PENCEGAHAN

  • Pada umumnya prognosis baik, tetapi lebih buruk pada anak dengan keadaan gizi buruk, anak yang menderita penyakit kronis atau bila disertai komplikasi.

    PROGNOSIS

  • STATUS PASIEN

    Identitas Pasien

    Nama : Mr. M

    Umur : 3 tahun

    Jenis Kelamin : Laki - Laki

    Agama : Islam

    Alamat : Pasiran

    Tanggal Masuk : 10 Juni 2013

  • ANAMNESA

    Keluhan Utama : Demam

    Keluhan Tambahan : Bercak kemerahan (+),muntah (+),batuk kering (+) ,mencret (+), pilek disertai keluar nya sekret (+),

    mata merah (+) serta nafsu makan dan minum

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Demam sejak 5 hari SMRS. Demam yang dialami

    Bercak kemerahan muncul setelah demam turun terutama bagian belakang telinga dan menyebar ke seluruh badan

    serta kedua tangan dan kaki.

    Mencret ( frekuensi 3 x,air > ampas ) dan muntah (frekuensi 3x) dialami pasien sejak 1 hari ini.

    Batuk kering serta pilek dirasakan sejak 2 hari ini.

    Mata merah (+) sejak 1 hari yang lalu.

  • RPT : Kejang (+) umur 1 tahun

    Riwayat Pemberian Makanan : Asi Ekslusif ( 0 6 bulan ).

    RPO : Obat penurun panas Paracetamol 2 x 1 sendok teh.

    Riwayat Imunisasi : BCG(+),Hepatitis B I,II,III, polio 1-4 (+), DPT I,II,III (+), campak (+)

  • Pemeriksaan Fisik

    Status Present

    Keadaan Umum : Lemah

    Kesadaran : Compos mentis

    Tekanan Darah : -

    Nadi : 120 x/menit

    Frekuensi Nafas : 24x/menit

    Temperatur : 38,2o C

    Berat Badan : 13 kg

  • Pemeriksaan Fisik

    Kulit

    Warna : Sawo matang

    Turgor : Kembali cepat

    Ikterus : (-)

    Sianosis : (-)

    Oedema : (-)

    Anemia : (-)

    Bercak Kemerahan : (+)

  • Kepala

    Rambut : Berwarna hitam, sukar dicabut

    Wajah : simetris, oedema (-)

    Mata : Cekung (-), refleks cahaya (+/+), konjungtiva hiperemis (+/+), sklera ikterik (-/-),

    Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)

    Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)

    Mulut

    a. Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)

    b. Lidah : Beslag (-), Tremor (-)

    c. Tonsil : Hiperemis (+)

    d. Faring: Hiperemis (+)

    Leher : simetris (+), Pembesaran KGB (-),bercak kemerahan (+)

    Axilla : Pembesaran KGB (-)

  • Thoraks

    a.Inspeksi : Simetris (+),retraksi (-), bercak kemerahan

    (+)

    b.Palpasi: dalam batas normal

    c. Perkusi: Sonor kedua Lap. Paru

    d. Auskultasi : Vesikuler (+), wheezing (-),ronki (-)

    Jantung

    a.Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat

    b.Auskultasi : Bj I > Bj II, bising (-).

  • Abdomen

    a.Inspeksi : Simetris (+),distensi (-),bercak kemerahan (+)

    b.Palpasi: dalam batas normal

    c. Perkusi: Tympani

    d. Auskultasi : Peristaltik usus ()

    Genetalia : Fimosis (-)

    Ektremitas : Sianosis (-),Oedema (-),bercak kemerahan (+)

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Haemoglobin : 13,4 gr/dl

    Leukosit : 3,9 x 103 /ul

    Trombosit : 317 x 103 / ul

    Hematokrit : 34,1 %

    Eritrosit : 4,47 x 106 / ul

    DDR : (-)

    Widal Test : (-)

  • DIAGNOSA

    -Hiperpireksia

    -Morbili

  • PENATALAKSANAAN IVFD KAEN 3 B 40 gtt / i ( mikro )

    Inj. Cefotaxime 500 mg / 12 jam ( skin test )

    Inj. Ranitidin ampul / 12 jam

    Paracetamol 4x1 sendok takar

    Citirizine 1 x1 sendok takar

    DMP 3x1 sendok takar

    L-bio 3x1 sachet

    Oralit 1 sachet per BAB

    Zink 1 x 10 ml

    Enystin 3 x 1cc

    Vitamin A 1x200.000 i/u 1 kali pemberian

    Chloramfenikol tetes mata 3x2 gtt ODS

    Topikal

    Bedak Salisil ( 3 kali per hari )

  • Follow UP Subjective Objective Assesment Planning

    11/6/2013

    S = Demam (+), bercak

    kemerahan (+),muntah

    (+),batuk (+).mata

    merah(+),mencret

    (+),lidah kotor (+)

    VS: HR =110 x/i

    RR = 22 x/i

    T = 37,7 C

    - Pasca hiperpireksia

    - Morbili

    Th/

    Instruksi dr. Spesialis

    Anak:

    - IVFD KAEN 3 B 40 gtt

    / i ( mikro )

    - Inj. Cefotaxime 500

    mg / 12 jam

    - Inj. Ranitidin ampul /

    12 jam

    - Paracetamol 4x1

    sendok takar

    - Citirizine 1 x1 cth

    - DMP 3x1 cth

    - L-bio 3x1 sachet

    - Oralit 1 sachet ber BAB

    - Zink 1 x 10 ml

    - Enystin 3 x 1cc

    - Chloramfenikol tetes

    mata 3x2 gtt ODS

    Topikal

    - Bedak Salisil ( 3 kali

    per hari )

  • Subjective Objective Assesment Planning

    12/6/2013 Demam (+) , bercak kemerahan (+) , muntah (-) ,batuk (+) .mata merah(+) , mencret (-),lidah kotor (+)

    VS: HR =110 x/i RR = 24 x/i T = 37,5 C

    - Pasca hiperpireksia - Morbili

    Th/ Instruksi dr. Spesialis Anak: - IVFD KAEN 3 B 40 gtt / i ( mikro ) - Inj. Cefotaxime 500 mg / 12 jam - Inj. Ranitidin ampul / 12 jam - Paracetamol 4x1 sendok takar - Citirizine 1 x1 cth - DMP 3x1 cth - L-bio 3x1 sachet - Oralit 1 sachet ber BAB - Zink 1 x 10 ml - Enystin 3 x 1cc - Chloramfenikol tetes mata 3x2 gtt ODS Topikal - Bedak Salisil ( 3 kali per hari )

  • Subjective Objective Assesment Planning

    13/6/2013

    Demam (-) bercak

    kemerahan (-) ,

    muntah (-) ,batuk (+)

    .mata merah(-) ,

    mencret (-),lidah kotor

    (+)

    VS: HR =110 x/i

    RR = 24 x/i

    T = 36,5 C

    - Pasca hiperpireksia

    - Morbili

    Terapi pulang

    Instruksi dr. Spesialis

    Anak:

    - Cefadroxil 2x1

    sendok takar

    - Paracetamol 4x1

    sendok takar

    - Citirizine 1 x1 cth

    - DMP 3x1 cth

    - Zink 1 x 10 ml

    Topikal

    Bedak Salisil ( 3 kali

    per hari )

  • DISKUSI

  • DIAGNOSIS

    Anamnesa Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,

    mendadak), batuk, pilek .

    Mata merah, tahi mata, dan fotofobia

    Dapat disertai diare dan muntah.

    Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie, ekimosis.

    Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili.

    Pemeriksaan Fisik Pada stadium kataral manifestasi yang

    tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.

    Pada umunya anak tampak lemah.

    Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).

    Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas.

    Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium ):

    pada pemeriksaan darah rutin ditemukan nya Limfositosis atau leukopenia.

    KASUS

    Pada pasien ditemukan Keluhan Utama : Demam

    Keluhan Tambahan : Bercak kemerahan (+),muntah (+),batuk kering (+) ,mencret (+), pilek disertai keluar nya sekret (+), mata merah (+) serta nafsu makan dan minum

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Demam sejak 5 hari SMRS. Demam yang dialami

    Bercak kemerahan.

    Mencret ( frekuensi 3 x,air > ampas ) dan muntah (frekuensi 3x) dialami pasien sejak 1 hari ini.

    Batuk kering serta pilek dirasakan sejak 2 hari ini.

    Mata merah (+) sejak 1 hari yang lalu.

    Pemeriksaan Fisik Ditemukan Konjungtiva hiperemis n(+)

    dan ruam ruam kemerahan ( +) Pemeriksaan Penunjang Ditemukan nya leukopenia pada hasil

    laboratorium.

  • PENATALAKSANAAN

    Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:

    Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat karena demam.

    Pemberian kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi

    Suplemen nutrisi

    Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder

    Anti konvulsi apabila terjadi kejang

    Anti piretik bila demam..

    Vitamin A

    Antivirus

    KASUS

    IVFD KAEN 3 B 40 gtt / i ( mikro ) Inj. Cefotaxime 500 mg / 12 jam

    merupakan antibiotik

    Inj. Ranitidin ampul / 12 jam

    Paracetamol 4x1 sendok takar merupakan antiipiretik

    Citirizine 1 x1 sendok takar merupakan anti histamin

    DMP 3x1 sendok takar merupakan

    L-bio 3x1 sachet

    Oralit 1 sachet per BAB

    Zink 1 x 10 ml

    Enystin 3 x 1cc merupakan anti jamur

    Vitamin A 1x200.000 i/u 1 kali pemberian merupakan vitamin A

    Chloramfenikol tetes mata 3x2 gtt merupakan antibiotik

  • TERIMA KASIH