modul osteoporosis

5
MODUL OSTEOPOROSIS Osteoporosis atau yang lebih dikenal dengan istilah pengeroposan tulang, merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen. Jika tidak secara dini diantisipasi, maka setelah 5 sampai dengan 10 tahun masa menopause banyak wanita akan mengalami pengeroposan tulang. Secara ilmiah osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan hilangnya kepadatan tulang sehingga tulang mudah patah serta tidak tahan dengan benturan ringan. Sebenarnya osteoporosis tidak hanya menimpa kaum wanita saja, pria pun dapat mengalami penyusutan kepadatan tulang setelah mencapai usia tua. Akan tetapi wanita mempunyai peluang lebih besar dibanding pria, karena penyusutan tulang sangat banyak dipengaruhi oleh hormon estrogen. Proses menuju menopause terjadi ketika fungsi indung telur mengalami penurunan dalam memproduksi hormon. Pada saat mulai terjadi penurunan fungsi ini gejala-gejala menopause mungkin muai terasa meskipun menstruasi tetap datang. Saat mulaui nampak ada perubahan pada haid,misalnya menjadi lebih singkat atau lebih memanjang, atau banyaknya darah haid yang keluar tidak konsisten lagi dari bulan ke bulan. Pada saat ini sebaiknya wanita lebih banyak mengonsumsi vitamin-vitamin dan zat kapur (kalsium) sebagai suplemen (tambahan) dan penyangga karena penurunan produksi hormon estrogen akan diikuti dengan meningkatnya kalsium yang terbuang dari tubuh seorang perempuan. Banyak wanita setelah meopause akan mengalami kerapuhan tulang. Hal ini disebabkan oleh faktor keturunan dan kekurangan salah satu zat gizi terutama kalsium yang berfungsi sebagai pembentuk tulang. Gangguan tulang yang paling mengerikan adalah rapuh tulang atau Osteoporosis yang berpotensi menimbulkan cacat permanen dan bahkan kematian karena patah tulang. Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan dunia nomor da setelah penyakit kardiovaskular. Meskipun sangat umum di Indonesia, kesadaran masyarakat akan penyakit ini masih rendah, padahal penyakit ini bisa dicegah, dihambat dan juga dikelola bila kita mau melakukannya.

Upload: feramachmud

Post on 22-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • MODUL OSTEOPOROSIS

    Osteoporosis atau yang lebih dikenal dengan istilah pengeroposan tulang, merupakan

    salah satu masalah kesehatan yang disebabkan berkurangnya produksi hormon

    estrogen. Jika tidak secara dini diantisipasi, maka setelah 5 sampai dengan 10 tahun masa

    menopause banyak wanita akan mengalami pengeroposan tulang.

    Secara ilmiah osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan

    hilangnya kepadatan tulang sehingga tulang mudah patah serta tidak tahan dengan

    benturan ringan. Sebenarnya osteoporosis tidak hanya menimpa kaum wanita saja, pria pun

    dapat mengalami penyusutan kepadatan tulang setelah mencapai usia tua. Akan tetapi wanita

    mempunyai peluang lebih besar dibanding pria, karena penyusutan tulang sangat banyak

    dipengaruhi oleh hormon estrogen.

    Proses menuju menopause terjadi ketika fungsi indung telur mengalami penurunan dalam

    memproduksi hormon. Pada saat mulai terjadi penurunan fungsi ini gejala-gejala menopause

    mungkin muai terasa meskipun menstruasi tetap datang. Saat mulaui nampak ada perubahan

    pada haid,misalnya menjadi lebih singkat atau lebih memanjang, atau banyaknya darah haid

    yang keluar tidak konsisten lagi dari bulan ke bulan.

    Pada saat ini sebaiknya wanita lebih banyak mengonsumsi vitamin-vitamin dan zat kapur

    (kalsium) sebagai suplemen (tambahan) dan penyangga karena penurunan produksi hormon

    estrogen akan diikuti dengan meningkatnya kalsium yang terbuang dari tubuh seorang

    perempuan. Banyak wanita setelah meopause akan mengalami kerapuhan tulang. Hal ini

    disebabkan oleh faktor keturunan dan kekurangan salah satu zat gizi terutama kalsium yang

    berfungsi sebagai pembentuk tulang.

    Gangguan tulang yang paling mengerikan adalah rapuh tulang atau Osteoporosis yang

    berpotensi menimbulkan cacat permanen dan bahkan kematian karena patah tulang.

    Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan dunia nomor da setelah

    penyakit kardiovaskular. Meskipun sangat umum di Indonesia, kesadaran masyarakat akan

    penyakit ini masih rendah, padahal penyakit ini bisa dicegah, dihambat dan juga dikelola bila

    kita mau melakukannya.

  • Gejala penyakit tulang osteoporosis tidak akan terlihat oleh kasat mata. Osteoporosis

    merupakan penyakit diam atau silent disease. Penyakit ini tidak menunjukkan gejala

    apapun ditahap awalnya. Beberapa ahli juga menyebutkan osteoporosis merupakan salah satu

    ppencuri diam-diam atau silent thief yang mencuri massa tulang kita sedikit demi sedikir

    tanpa pernah kita sadari. Selain tidak membuat tulang berderak, kehilangan tulang tidak

    membuat sendi Anda nyeri atau bengkak. Osteoporosis biasanya sidah dalam tahap lanjut

    ketika gejala muncul, ketika penyakit ini telah mematahkan tulang atau fraktur dan bisa

    menimbulkan deformitas, rasa nyeri dan gangguan fungsinya.

    Gejala penyakit tulang osteoporosis biasanya ditunjukkan dengan kerapuhan tulang yang

    memudahkan terjadinya fraktur stress, yakni fraktur yang muncul dari tekanan pada tulang

    sewaktu melakukan kegiatan normal. Misalnya fraktur stress dapat terjadi pada kaki sewaktu

    berjalan atau melangkah turun dari tanjakan. Fraktur ini tidak luput sampai bertahun-tahun

    kemudian.

    Gejala penyakit tulang osteoporosis tidak menimbulkan rasa nyeri karena pengeroposan

    tulang yang terjadi tampa menimbulkan sensasi apapun. Namun, tulang yang keropos oleh

    osteoporosis dan kemudian patah bisa menyebabkan rasa nyeri.

    Penyebab paling umum dari nyeri osteoporosis adalah fraktur kompresi tulang belakang.

    Rasa nyeri yang ada di punggung terjadi secara tiba-tiba, biasanya seteah aktivitas rutin yang

    meregang atau menekan pungggung. Nyeri biasanya memancar ke sekeliling punggung di

    kedua sis tubuh, yang memburuk ketika berdiri atau berjalan. Rasa nyeri juga terasa saat

    berbaring dan memutar atau menekuk punggung.

    Gejala penyakit tulang osteoporosis dengan rasa nyeri yang terjadi dan muncul akan bertahap

    menghilang seiring dengan proses penyembuhan fraktur, yang bisa berlangsung selama

    berbulan-bulan. Namun pada sebagian orang nyeri osteoporosis berlanjut menjadi kronis.

    Mungkin Anda beranggapan bawah osteoporosis hanya masalah minum susu atau

    mengonsumsi kalsium saja. Lalu menjaga tubuh agar tidak terjatuh sampai menimbulkan

    patah tulang. Ini keliru, Masalah osteoporosis pada lansia bukan hanya bisa

    menyebabkan fraktur tulang, tetapi juga dapat menimbulkan cacat tubuh, tinggi badan

    berkurang sampai belasans entimeter, hingga penderitaan dan komplikasi yang

    bermacam-macam. Sebenarnya tulang keropos sudah ada di zaman Mesir kuni sekitar

    2000 tahun sebelum masehi. Pada pemeriksaann scan terhadap tulang mummy ternyata

    dijumpai patah tulang panggul dan kompresi dibeberapa ruas tulang belakang.

  • Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, asteo artinya tulang dan porous berarti

    berlubang-lubang atauu keropos. Kadi osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu

    penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai

    gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunanan kualitas jaringan tulang yang dapat

    menimbulkan kerapuhan tualng. Tualng yang rapuh dan keropos ini mudah patah atau

    fraktur (fracture). Masalah osteoporosis pada lansia ditandai oelh dua hal, ayitu pertama

    densitas (kepadatan) tulang berkurang, dan kedua kualitas tulang juga menurun. Densitas

    tulang adalah kepadatan tulang, yaitu berupa gram mineral per volume tulang. Sedangkan

    kualitas tulang menyangkut arsitektur, penghancuran, da pembentukan kembali

    (mineralisasi) tulang. Densitas tulang bisa diukur dengan berbagai alat, sedangkan kualitas

    tulang tidak dqapat dihitung dengan angka.

    Tulang yang normal itu kuat, karena mengandung protein, kolagen dan kalsium. Namun, bila

    tulang sudah keropos, trauma sedikit saja sudah menimbulkan fraktur. Bentuk fraktur bisa

    berupa patah jadi dua bagian seperti pada lengan bawah, retak pada tulang panggul, atau

    kompresi pada tulang belakang. Tempat yang paling sering timbul fraktur adalah tulang

    belakang, panggul, atau pergelangan tangan, walaupun sebenarnya dapat terjadi pada semua

    tulang kerangka tubuh. Berbeda dengan penyakit lain, pada umumnya masalah osteroporosis

    pada lansia dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala apapun, sampai

    suatu ketika terjadi patah tulang barulah Anda merasakan nyeri. Namun keadaan demikian

    sudah terlambat. Anda sudah tikdak dapat beraktivitas, fraktur tulang panggul atau tulang

    bhelakang membuat Anda harus bebaring di tempat tidur, kebanyakan sampai perlu

    perawatan dirumah sakit, kemudian timbul komplikasi infeksi saluran napas dan saluran

    kemih. Akibatnya, Anda akan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Selain merasakan

    nyeri, Anda bisa menjadi stress bahkan depresi.

    Banyak orang tidak kmenyadari kalau masalah osteoporosis pada lansia atau penyakit

    keropos tulang merupakan pembunuh tersembunyi (silent killer). Penyakit ini hampir tidak

    menimbulkan gejala yang helas, Sering kali osteoporosis diketahui justru ketika sudah parah.

    Banyak cara yang biasa dilakukan untuk pengobatan osteoporosis. Antara lain melalui terapi

    medis dengan menggunakan obat, terapi hormonal dan juga terapi alamiah. Namun, hal yang

    terpenting adalah upaya pencegahan.

    Osteoporosis bisa dicegah dengan kontrol terhadap faktor resiko kejadian ini, antara lain :

    Kekurangan protein, baik nabati atau hewani

    Kurang kalsium

    Kurang asupan vitamin D. Penelitian menunjukkan, vitamin D atau paparan sinar

    matahari pada masyarakat Asia kurang

    Konsumsi alkohol dan kafein berlebih

    Berat badan berkurang

    Gaya hidup, olahraga dan aktivitas fisik kurang, kurang paparan sinar matahari,

    merokok dan menggunakan obat-obatan tertentu.

    Jenis-Jenis Osteoporosis

    Ada 2 macam osteoporosis, yaitu primer dan sekunder. Pada osteoporosis primer

    terdapat 2 jenis, yaitu tipe I (Post-Menopausal) dan tipe II (Senile). Selain kategori

  • tersebut, terdapat satu kategori lain (juvenile idiopathic), osteoporosis yang tidak diketahui

    penyebabnya.

    1. Osteoporosis Primer

    Osteoporosis primer bisa terjadi pada tiap kelompok umur. Jenis osteoporosis ini faktor

    pemicunya adalah merokok, aktivitas, pubertas tertunda, berat badan rendah, alkohol, ras

    kulit putih/asia, riwayat keluarga, postur tubuh, dan asupan kalsium rendah

    a. Tipe I

    Ini terjadi pada 15-20 tahun setelah menopause. Hal ini ditandai dengan fraktur tulang

    belakang tipe crush, colles fracture dan berkurangnya gigi geligi. Hal ini disebabkan oleh

    luasnya jaringan trabekular pada tempat tersebut dimana jaringan trabekular lebih responsif

    terhadap defisiensi estrogen.

    Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa osteoporosis terjadi karena kekurangan estrogen

    (hormon utama pada wanita) yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam

    tulang pada wanita. Biasanya, gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun,

    tetapi bisa mulai lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang

    sama untuk menderita osteoporosis ini. Wanita kulit putih dan daerah timur lebih mempunyai

    resiko untuk menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam

    b. Tipe II (Senile)

    Terjadi pada pria dan wanita usia e 70 tahun. Ditandai dengan fraktur panggul dan tulang belakang tipe wedge. Hilangnya massa tulang kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut.

    Diakibatkan oleh kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan

    antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang baru. Penyakit ini biasanya

    terjadi pada usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih sering menyerang wanita.

    2. Osteoporosis Sekunder

    Osteoporosis ini dapat terjadi pada setiap kelompok umur. Penyebabnya meliputi ekses

    kortikosklerosis, hipertirodisme, multiple mieloma, malnutrisi, defisiensi estrogen,

    hiperparatiroidisme, faktor genetis, dan obat-obatan. Osteoporosis sekunder dialami kurang

    dari 5% penderita osteoporosis yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-

    obatan. Penyakit osteoporosis bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormon

    (terutama tiroid, para tiroid, dan adrenal) dan obat-obatan (kortikosteroid, barbiturate dan anti

    kejang). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok pun bisa memperburuk keadaan

    ini.

  • 3. Osteoporosis Juvenile Idiopathic

    Jenis osteoporosis ini penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan

    dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon normal, kadar vitamin normal dan

    tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

    Mengatasi Osteoporosis

    Pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh penderita osteroporosis adalah:

    1. N-MID Osteocalcin, untuk menilai pembentukan tulang N-MID Osteocalcin adalah salah

    satu bagian osteocalcin yakni protein yang di produksi oleh osteoblas.

    Osteoblas merupakan sel yang berperan dalam pembentukan tulang, karena itu kadar

    osteocalcin menunjukkan juga aktivitas osteoblas yakni pembentukan tulang.

    2. CTx (C-Telopeptide), untuk menilai resorpsi/ pembongkaran tulang juga untuk menilai

    respon terhadap obat antiresorpsi.

    Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan :

    -Jika beresiko tinggi terkena osteoporosis, yaitu untuk deteksi dini

    -Pengukuran keseimbangan pembongkaran tulang pada pria dan wanita usia diatas 40 tahun,

    karena kehilangan tulang dimulai pada usia sekitar 40 tahun .

    -Pengukuran sebelum dilakukannya terapi antiresopsi oral

    -Pengukuran pada 3 bulan setelah terapi dan untuk melihat apakah terapi antiresorpsi oral.

    Untuk mengetahui efikasi terapi dan untuk melihat apakah terapi yang diberikan sudah tepat

    atau belum.

    Jika hasik laboratorium menunjukkan resiko osteoporosis yang harus dilakukan

    adalah konsultasikan dengan dokter keluarga anda. Bila perlu dokter akan meminta anda

    melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya dengan pemeriksaan bone mineral density untuk

    menentukan tingkat kepadatan dan kondisi tulang serta memastikan ada tidaknya

    osteoporosis.