modul-metpen

68
I. KONSEP DASAR PENELITIAN ILMIAH A. PENGERTIAN DAN PERANAN PENELITIAN Diantara anugerah Allah SWT kepada manusia adalah kemampuan menalar dan sifat serba ingin tahu. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa, jika kita melihat, merasakan atau mengalami suatu fenomena yang membuat kita kagum, heran atau ragu, maka kita akan selalu mempertanyakan: apa sebabnya, bagaimana terjadinya, bagaimana mengatasinya dan berbagai pertanyaan atau keingintahuan yang lain Berbagai pertanyaan dan keingintahuan tersebut akan kita cari jawabannya terus-menerus dengan berbagai cara dan sumber sampai kita merasa terpuaskan. Jawaban atau informasi atas semua pertanyaan dan keingintahuan tersebut, dari yang sangat sederhana sampai ke yang sangat rumit, sedikit demi sedikit terkumpul dalam diri kita, menjadi suatu kumpulan keterangan atau informasi yang membangun pegetahuan (knowledge) kita. Pengetahuan yang kita punyai akan siap kita gunakan untuk membantu menjawab atau memecahkan persoalan yang timbul kelak di kemudian hari. Pengetahuan yang kita miliki pada dasarnya kita peroleh dari dua sumber yaitu: dari orang lain dan dari hasil pengamatan atau pengalaman kita sendiri di masa lalu. Manakala dalam diri kita timbul keraguan atas kebenaran pengetahuan yang kita peroleh atau kita punyai, misalnya karena adanya perbedaan antara pengetahuan yang kita peroleh dari satu sumber dengan sumber yang lain, atau antara pengetahuan yang kita peroleh dari suatu sumber tertentu dengan pengetahuan yang kitab peroleh dari pengalaman atau pengamatan kita sendiri, maka dalam diri kita akan timbul konflik dan rasa ingin tahu mana yang benar. Jika dalam diri kita timbul konflik semacam itu dan dengan hasrat ingin tahu yang kita punyai, maka kita berada dalam kondisi mempertanyakan kembali (re-search) atas kebenaran pengetahuan yang kita punyai. Untuk

Upload: linda-pradana-sari

Post on 04-Jul-2015

404 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL-METPEN

I. KONSEP DASAR PENELITIAN ILMIAH

A. PENGERTIAN DAN PERANAN PENELITIANDiantara anugerah Allah SWT kepada manusia adalah kemampuan menalar

dan sifat serba ingin tahu. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa, jika kita melihat, merasakan atau mengalami suatu fenomena yang membuat kita kagum, heran atau ragu, maka kita akan selalu mempertanyakan: apa sebabnya, bagaimana terjadinya, bagaimana mengatasinya dan berbagai pertanyaan atau keingintahuan yang lain

Berbagai pertanyaan dan keingintahuan tersebut akan kita cari jawabannya terus-menerus dengan berbagai cara dan sumber sampai kita merasa terpuaskan. Jawaban atau informasi atas semua pertanyaan dan keingintahuan tersebut, dari yang sangat sederhana sampai ke yang sangat rumit, sedikit demi sedikit terkumpul dalam diri kita, menjadi suatu kumpulan keterangan atau informasi yang membangun pegetahuan (knowledge) kita. Pengetahuan yang kita punyai akan siap kita gunakan untuk membantu menjawab atau memecahkan persoalan yang timbul kelak di kemudian hari.

Pengetahuan yang kita miliki pada dasarnya kita peroleh dari dua sumber yaitu: dari orang lain dan dari hasil pengamatan atau pengalaman kita sendiri di masa lalu. Manakala dalam diri kita timbul keraguan atas kebenaran pengetahuan yang kita peroleh atau kita punyai, misalnya karena adanya perbedaan antara pengetahuan yang kita peroleh dari satu sumber dengan sumber yang lain, atau antara pengetahuan yang kita peroleh dari suatu sumber tertentu dengan pengetahuan yang kitab peroleh dari pengalaman atau pengamatan kita sendiri, maka dalam diri kita akan timbul konflik dan rasa ingin tahu mana yang benar.

Jika dalam diri kita timbul konflik semacam itu dan dengan hasrat ingin tahu yang kita punyai, maka kita berada dalam kondisi mempertanyakan kembali (re-search) atas kebenaran pengetahuan yang kita punyai. Untuk mengakhiri konflik tersebut kita memerlukan “pengadilan” yang obyektif.

Pada kondisi normal, kita umat manusia mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah melalui mekanisme stimuli-respon. Jika kita menghadapi suatu stimuli (problem), maka kita akan melakukan suatu respon (tindakan) ata stimuli tersebut melalui suatu penalaran (logika) tertentu.

Secara ringkas mekanisme stimuli atau prosedur stimuli-respon tersebut dapat digambarkan dan diterangkan sebagai-berikut:

Page 2: MODUL-METPEN

Jika ada stimuli dari luar diri kita, maka stimuli ini akan kita tangkap melalui panca indera, kemudian panca indera akan meneruskan kedalam otak, seterusnya di dalam otak stimuli dinalar sesuai dengan pengetahuan yang telah ada (logis) untuk menentukan pemecahannya, yang pada akhirnya diberikan perintah kepada organ tubuh untuk melakukan respon berupa tindakan (empiris) dalam rangka menjawab stimuli. Jika belum berhasil proses akan berulang kembali sampai diperoleh tindakan yang paling sesuai. Demikian seterusnya, jika ada stimuli (problem) baru mekanisme pemecahan stimuli (problem) tersebut akan berulang lagi.

Jika diperhatikan dengan seksama mekanisme atau prosedur tersebut mempunyai tiga ciri pokok, yaitu: sistematis (mempunyai tata urutan terterntu, logis (menggunakan dan dapat diterima akal) dan empiris (sesuai dengan realita).

Prosedur atau mekanisme tersebut di atas adalah merupakan acuan dasar atau embrio dari metode ilmiah (scientific method). Jika prosedur tersebut digunakan untuk memcahkan suatu problem (permasalahan) karena adanya konflik atau keraguan atas kebenaran suatu pengetahuan, maka prosedur atau proses tersebut dinamakan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah digunakan sebagai wahana “pengadilan” yang obyektif untuk mengakhiri konflik atas kebenaran suatu pengetahuan.

Dari suatu penelitian ilmiah akan diperoleh kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah. Penelitian ilmiah (seterusnya disebut penelitian atau riset) mempunyai ciri: sistematis, logis dan empiris.

Tindakan(empiris)

Stimuli(Problem)

Penalaran(logika)

Gambar 1.1. Mekanisme Stimuli Respon

Page 3: MODUL-METPEN

Jadi penelitian adalah proses yang sistematis, logis dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah.

B.RUANG LINGKUP PENELITIAN BISNISUma Sekaran (1994) mengemukakan bahwa ruang lingkup penelitian bisnis

meliputi: Accounting, Finance, Management and Marketing. Accounting berkenaan dengan budget controls system, practice and prcedure. Finance berkenaan dengan masalah operational of financial institutional, optimum finacial ratios, mergers and acquisition, leveraged buyouts, and intercorporate financing. Management berkenaan dengan masalah: employee attitudes and behaviors, human resources management, production operation management, strategy formulation, and information system. Marketing berkenaan dengan masalah: product image, advertising, sales promotion, distribution, packaging, pricing, after-sale service, consumer preferences, new product development.

Selain hal-hal tersebut di atas juga, hal-hal yang berpengaruh terhadap kegiatan bisnis yaitu, politik, ekonomi, demografi, teknologi dll.

Secara operasional, lingkup penelitian dalam bidang bisnis meliputi:1. Studi kelayakan bisnis.2. Penelitian tentang bahan baku3. Pengembangan organisasi usaha4. Sistem produksi, prosedur dan metode kerja serta pengendalian mutu barang

dan jasa.5. Studi tentang alat-alat produksi6. Sistem pergudangan7. Perilaku karyawan seperti, penampilan kerja, kehadiran dan kemangkiran.8. Sikap kerja seperti, kepuasan kerja, loyalitas dan komitmen terhadap

organisasi9. Kinerja supervisor, gaya kepemimpinan manajer, dan sistem penilaian kerja.10. Situasi sosial yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan

manajer/pimpinan.11. Validasi sistem penilaian penampilan kerja12. Manajemen pengembangan sumber daya manusia dan strategi organisasi.13. Evaluasi dan pusat-pusat pelatihan.14. Dinamika kinerja karyawan dalam organisasi.15. Strategi perumusan kebijakan dan implementasinya.16. Jam kerja, perbaikan strategi organisasi secara berkelanjutan, dan efisiensi

produksi.17. Tingkat penjualan, persaingan pasar, keuntungan, pertumbuhan, dan

efektivitas

C. Karakteristik penelitian yang baik.Menurut Emory (1996) penelitian bisnis yang baik adalah sebagai berikut:

1. Masalah dan tujuan penelitian harus dirumuskan dengan betul, jelas dan spesifik sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Masalah yang diteliti harus betul-betul sebagai masalah, sehingga data yang terkumpul dalam penelitian itu dapat digunakan untuk pemecahan masalah di bidang bisnis.

Page 4: MODUL-METPEN

2. Prosedur Penelitian perlu dijabarkan secara rinci, sehingga orang lain dapat memahami, melaksanakan penelitian tersebut dan dapat mengulanginya tanpa konsultasi dengan penyusunnya.

3. Prosedur dalam rancangan penelitian harus dibuat dengan teliti dan hati –hati sehingga dapat menghasilkan data yang valid, reliabel dan obyektif.

4. Peneliti harus melaporkan sejujurnya, kekurangan-kekurangan dalam design prosedurnya dan menduga pengaruhnya terhadap hasil-hasil penelitian

5. Analisis data harus cukup memadai untuk mengungkapkan arti pentingnya, dan metode analisis yang dipakai harus cocok.

6. Kesimpulan-kesimpulan harus dibatasi pada hal-hal yang akan ditunjang oleh data penelitian dan juga pada hal-hal yang mana data hasil penelitian dapat menjadi dasar yang cukup.

7. Keyakinan akan hasil penelitian lebih besar jika penelitinya berpengalaman, mempunyai nama baik dalam bidang penelitian dan mempunyai integeritas.

Page 5: MODUL-METPEN

BAB. II. LANGKAH-LANGKAH POKOK PENELITIAN

Ciri dari penelitian ilmiah adalah suatu proses yang sistematis, logis dan empiris. Sistematis dalam arti bahwa proses yang mempunyai tatacara, tata urutan, bentuk kegiatan yang runtut. Logis artinya dapat diterima oleh akal/nalar manusia. Empriris artinya berdasarkan fakta empiris dan dapat dibuktikan

Berdasarkan ciri-ciri di atas, penelitian dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu : pendekatan rasional-empiris (deduktif) dan pendekatan empiris-rasional (induktif).

A.PENDEKATAN RASIONAL – EMPIRIS (DEDUKTIF)Pada pendekatan rasional-pempiris, proses penelitian dimulai dengan adanya

problematik tertentu yang dihadapi oleh peneliti, kemudian masalah ini dikaji secara teoritis, dicari dasar rasionalnya. Berdasarkan kajian secara teoritis, dicarui dasar rasionalnya. Berdasarkan kajian teori dan dasar reasional yang telah ada, dirumuskan hipotesis, yaitu jawaban atau dugaan sementara atas masalah. Kemudian dilakukan pengumpulan data empiris, dalam rangka menguji hipotesis tersebut. Atas dasar hasil pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.

Pendekatan rasional-empiris ini mempunyai keunggulan sekaligus juga mempunyai kelemahan, antara lain:1) Data empiris dipersiapkan secara khusus untuk menguji hipotesis yang

diajukan, sehingga validitas dan reliabilitas data dapat dijamin secara optimal.2) Kesimpulan telah terarah dan terbatas.3) Rasionalisasi terhadap data yang diperoleh terbatasi oleh paradigma teori

tertentu, sehingga temuan yang diperoleh “sebatas” verifikasi terhadap teori tersebut.

B. PENDEKATAN EMPIRIS – RASIONAL (INDUKTIF)

Pada pendekatan empiris-rasional, penelitian dimulai tanpa atau belum adanya problematik tertentu yang jelas pada peneliti. Penelitian justru dimulai dengan pengumpulan data empiris atau berangkat dari data empiris yang telah ada. Berdasarkan data empiris yang telah didapat atau yang telah ada, dilakukan raionalisasi atau teoritisasi untuk menafsirkan data empiris tersebut. Kesimpulan akhir dari penelitian dengan pendekatan ini adalah suatu generalisasi empiris, konsep atau suatu teori. Jika proposisi atau teori akan diuji lagi secara empiris maka akan menjadi hipotesis.

Pendekatan ini juga mempunyai keunggulan dan kelemahan, antara lain:1). Data tidak dipersiapkan secara khusus untuk mengambil kesimpulan tertentu,

sehingga tidak ada jaminan tentang validitas dan reliabilitas yang optimal dari data yang digunakan.

2) Tidak terarah pada suatu kesimpulan tertentu dan dapat melebar.3) Rasionalisasi data empiris yang ada dapat mendalam, karena tidak terbatasi pada paradigma teori tertentu, dengan demikian temuan bukan “sebatas” verifikasi teori tertentu, tetapi dapat menemukan suatu “konsep atau teori yang baru “. Secara skematis urutan langkah-langkah atau unsur-unsur penelitian pada kedua pendekatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 6: MODUL-METPEN

Rasional –Empiris Empiris - Rasional (Deduktif) (Induktif)

1. Problematik 1. Problematik

2. Hipotesis 2. Pengumpulan Data

Y

3. Pengumpulan Data 3. Rasionalsasi data

4. Kesimpulan: 4. Kesimpulan:Hipotesis diterima/ditolak, Konsep, Proposisi, teori,Verifikasi teori hipotesis

Y

X

?

Q

X

Y

X

Y

X

Y

P

Q

P

Gambar .2.1. Langkah-Langkah Penelitian Deduktif dan Induktif

Page 7: MODUL-METPEN

Pada kenyataannya dalam suatu penelitian, kedua pendekatan tersebut tidak berdiri secara diametral, tetap digunakan secara simultan dan saling mengisi sesuai kebutuhan, bagaikan harmoni dalam suatu simfoni. Sehingga akan diperoleh suatu proses penelitian dengan ciri-ciri yang utuh dan lengkap.

Dengan langkah-langkah pokok tersebut dalam skema di atas akan dipenuhi cii-ciri pokok penelitian, yaitu : sistematis (bentuk kegiatan dan urutan yang jelas), logis (menggunakan penalaran deduktif dan induktif secara simultan) dan empiris (berdasarkan data empiris)Langkah-langkah dalam penelitian meliputi:

1. Pendefinisian dan perumusan masalah2. perumusan hipotesis3. penentuan metode dan desain riset4. penentuan variable, data dan sumber data5. pengumpulan data

Kesimpulan

Data Empiris

Hipotesis

ProblemRumusan Problem

Teori Konsep

AnalisisData

TeoritisasiRekonsepsi

Rancangan Penelitian

Deduktif

Induktif

Gambar 2.2. Pola Umum Tahapan Penelitian

Page 8: MODUL-METPEN

Konsep? ?? ?

KonsepIndikator 1

KonsepIndikator 2

Indikator 3

KonsepObservasi 1

KonsepObservasi 2

Observasi 3

KonsepObservasi 1

KonsepObservasi 2

Observasi 3

6. pengolahan data7. penganalisaan dan interpretasi hasil olahan8. pembuatan kesimpulan dan saran9. pembuatan laporan hasil riset.

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PENALARAN DEDUKTIF

Individual needs menentukan motivasi Survival needs salah satu individual needs Kesimpulan: Survival needs menentukan motivasi

PENALARAN INDUKTIF

Motivasi yang kuat, meningkatkan produktifitas Sistem upah satuan, meningkatka produktifitas Sistem kerja shift, meningkatkan produktifitas

Peningkatan motivasi, sistem upah, sistem kerja menggambarkan intensitas interaksi karyawan dengan perusahaan.Kesimpulan :Semakin intensif interaksi karyawan dengan perusahaan, akan meningkatkan produktifitas.

Page 9: MODUL-METPEN

III. JENIS-JENIS PENELITIAN

Berikut ini akan dikemukakan berbagai jenis penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian dalam bidang bisnis, baik yang bersifat akademik (mahasiswa), profesional (pengembangan ilmu) dan institusional (penelitian untuk merumuskan kebijakan atau pengambilan keputusan).

Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut; (1) tujuan, (2) pendekatan/metode, (3) tingkat eksplanasi dan (4) analisis dan jenis data. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1. Dengan mengetahui jenis-jenis penelitian tersebut, maka peneliti pada bidang bisnis diharapkan dapat memilih metode yang paling efektif dan efisien untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam bidang bisnis.

TABEL 3.1JENIS-JENIS PENELITIAN MENURUT TUJUAN, METODE,

TINGKAT EKSPLANASI DAN JENIS DATATujuan Metode Tingkat Eksplanasi Analisis & Jenis

DataA. Murni A. Survey A. Deskriptif A. KuantitatifB. Terapan B. Ex. Post Facto B. Komparatif B. Kualitatif

C. Eksperimen C. Asosiatif C. GabunganD. Naturalistik E. Policy ResearchF. Action ResearchG. EvaluasiH. Sejarah

Sumber (Sugiyono, 2004)

A. PENELITIAN MENURUT TUJUANPenelitian menurut tujuan dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Penelitian Dasar (Basic Research)Husen Umar ( ) Penelitian dasar atau murni merupakan suatu penelitian yang hasil penelitiannya tidak dimaksudkan untuk dapat diaplikasikan baik oleh individu, kelompok atau bahkan oleh suatu badan usaha. Jenis riset ini lebih ditujukan pada peningkatan ilmu pengetahuan.

Penelitian dasar selanjutnya dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori. Indriantoro membagi penelitian dasar menjadi dua. 1) Penelitian deduktif dan 2) penelitian induktif (lihat Bab.1).

2. Penelitian Terapan (Applied Research)Husen Umar ( ) Penelitian terapan merupakan penelitian yang hasil penelitiannnya dimaksudkan untuk dapat dimanfaatkan baik oleh individu maupun perusahaan.

Page 10: MODUL-METPEN

Gay (1977) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara penelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan untuk tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.

Jujun S Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.

B. PENELITIAN BERDASARKAN METODEPenelitian menurut metode, dapat dikelompokkan menjadi:

1. Penelitian SurveyKerlinger (1973) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaipun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa akurat bila digunakan sampel yang representatif (David Kline:1980). Contoh misalnya: penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam mengkonsumsi jenis minuman.

2. Penelitian Ex Post FactoPenelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk

meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika x maka y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen. Contoh misalnya: penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab terjadinya kebakaran pabrik sepatu. Penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab terjadinya penurunan produktivitas penjualan.

3. Penelitian Eksperimen

Penelitian dengan pendekatan eksperimen, adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Terdapat empat bentuk metode eksperimen yaitu pre experimental, true eksperimental factorial, dan quasi experimental (Tuckman 1982:128-156). Penelitian eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada

Page 11: MODUL-METPEN

laboratorium. Contoh: pengaruh unsur kimia tertentu terhadap kelezatan makanan; pengaruh jenis bahan tertentu terhadap keawetan warna kain, dsb.

3. Penelitian NaturalisticMetode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode

kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Contoh: hubungan antara keyakinan bersedekah dengan kekayaan.

4. Policy Research (penelitian policy)Policy research (penggunaan metode penelitian kebijakan) dimulai karena

adanya masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki administrator/manajer atau para pengambil keputusan pada suatu organisasi. Majchrzak (1984) mendefinisikan policy research adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap maalah-maalah social yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah. Policy research ini sangat relevan bagi perencana dan perencanan. Contoh: penelitian untuk mendapatkan informasi guna menentukan system penggajian karyawan.

5. Action Research (penelitian Tindakan)Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Penelitian melibatkan peneliti dan karyawan untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan kebaikan prosedur kerja, metode kerja, dan alat-alat kerja yang digunakan selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode kerja baru yang dipandang paling efisien. Metode kerja baru tersebut selanjutnya dicobakan, dievaluasi secara terus-menerus dalam pelaksanaannya, sehingga sampai ditemukan metode yang paling efisien untuk dilaksanakan. Contoh penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pembuatan suatu jenis makanan yang diproduksi masal.

6. Penelitian EvaluasiDalam hal khusus, penelitian evaluasi dinyatakan sebagai evaluasi, tetapi

dalam hal lain juga dapat dinyatakan sebagai penelitian. Sebagai evaluasi bearti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standard dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena.

Terdapat dua jenis dalam penelitian evaluasi yaitu: penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan evaluasi sumatif yang menekankan pada produk (Kidder 1981:84)

Page 12: MODUL-METPEN

7. Penelitian SejarahPenelitian sejarah berkenaan dengan analisis logis terhadap kejadian-kejadian

yang berlangsung dimasa lalu. Jadi penelitian tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Walaupun demikian sumber datanya bisa primer, yaitu orang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.

C. PENELITIAN MENURUT TINGKAT EKSPLANASINYATingkat explanasi (level of explanation) adalah tingkat penjelasan. Jadi

menurut tingkat eksplanasi adalah adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variable-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variable dengan variable yang lain. Berdasarkan hal ini dapat dikelompokkan menjadi

1. Penelitian Deskriptifpenelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain. Suatu penelitian yang berusaha menjawab pertanyaanyaan seperti: - Bagaimanakah profil pelaku bisnis di Indonesia- Seberapa besar produktivitas kerja karyawan di PT A- Seberapa besar keuntungan PT B tahun ini- Bagaimanakah etos kerja dan prestasi kerja para karyawan di departemen X

2. Penelitian KomparatifPenelitian komparatif, adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.

Disini variabelnya masih sama dengan penelitian variable mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Contoh: adakah perbedaan keuntungan antara BUMN dengan perusahaan Swasta. Adakah perbedaan nilai penjualan antara tahun 1997 dengan 1999.

3. Penelitian Asosiatif/hubunganPenelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variable atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mngontrol suatu gejala.

Berikut ini diberikan contoh judul-judul penelitian deskriftif, komparatif dan asosiatif

Judul Penelitian Deskriptif- Kinerja Badan Usaha Milik Negara tahun 1999 - Kerugian pedagang di Jakarta akibat kerusuhan- Analisis kebijakan pemasaran pada PT ABC

Page 13: MODUL-METPEN

Judul Penelitian Komparatif- Perbandingan Kinerja BUMN dengan Swasta- Perbandingan Kerugian pedagang di Jakarta dengan pedagang di solo

akibat kerusuhan- Perbandingan biaya angkutan darat dan laut dari surabaya ke Medan

Judul Penelitian Asosiatif:- Pengaruh iklan terhadap nilai penjualan- Hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan daya beli- Pengaruh interior toko, warna pakaian pelayanan, terhadap pengunjung

toko dan dampak selanjutnya terhadap nilai penjualan- Pengaruh kebijakan pemasaran (4p/7p) terhadap kepuasan/ penjualan- Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan- Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa

D. Penelitian Menurut Jenis Data dan AnalisisJenis data dan analisisnya dalam peneltian dapat dikelompokkan menjadi dua

hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Pada suatu proses penelitian sering hanya terdapat satu jenis data yaitu kuantitatif atau kualitatif saja, tetapi mungkin juga gabungan keduanya. Dalam analisis data juga terdapat dua macam, yaitu analisis data kuantitatif dengan statistik dan kualitatif (tidak menggunakan statitik).

Page 14: MODUL-METPEN

IV. PERMASALAHAN PENELITIAN

1. PENGERTIAN MASALAHSeperti telah dikemukan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan guna

mendapatkan data yang digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.

Permasalahan atau problem penelitian adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan; antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan capaian. Secara singkat permasalahan penelitian adalah kesenjangan antara das sollen dan das sein.

Pada umumnya kesulitan yang dihadapi calon peneliti terutama para calon peneliti pemula, adalah bagaimana mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan penelitian secara jelas dan lengkap. Sugiyono (2004) mengatakan bahwa bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka pekerjaan penelitian 50% telah selesai.

Hubungan antara ketepatan memilih masalah dan cara pemecahan ditunjukkan pada Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1 maka yang paling baik adalah pertama, pemilihan masalah benar dan pemecahannya juga benar.

Tabel 4.1Ketepatan Masalah Ketepatan Cara Pemecahan

1. Masalah benar2. Masalah benar3. Masalah salah4. Masalah salah

Cara pemecahan benarCara pemecahan salahCara pemecahan benarCara pemecahan salah

Sumber: Sugiyono (2004)

2. Identifikasi dan Sumber Masalah PenelitianLangkah pertama yang harus ditempuh seorang peneliti adalah

mengidentifikasi permasalahan penelitian. Sebagaimana diketahui , penelitian dimulai dari keinginan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Situasi tertentu yang tidak dapat berjalan dengan baik dan memuaskan dengan kondisi atau prosedur yang telah ada, perlu penanganan atau penyempurnaan melalui penelitian. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi di bidang profesi sehari-hari dapat menjadi obyek penelitian yang potensiil. Pada suatu saat selalu ada fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau ada perbedaan pendapat tentang suatu fenomena tertentu. Hal tersebut dapat merupakan obyek penelitian yang menarik.

Para calon peneliti sebelumnya harus menginventarisasi penelitian-penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, sehingga dapat menentukan mana yang perlu diteliti dan mana yang tidak.

Page 15: MODUL-METPEN

Untuk memperoleh permasalahan penelitian, calon peneliti harus peka terhadap permasalahan. Jika selama ini selalu menerima apa adanya tanpa curiga: semua yang telah ditulis dalam literatur-literatur dan praktek-praktek profesi yang selama ini dikerjakan, maka harus merubah pandangan dan persepsinya tentang hal-hal tersebut. Peneliti harus meragukan setiap kesimpulan yang tidak cukup bukti atau tidak berdasarkan fakta dan data yang lengkap. Jika semuanya itu telah dianggap peneliti memerlukan penelitian maka ia telah sampai pada permasalahan penelitian.

Sikap kritis dan skeptis serta berfikir logis dapat memudahkan mendapatkan permasalahan penelitian. Jadi sumber permasalahan penelitian sebenarnya ada pada diri calon peneliti itu sendiri.

1. Stonner (dalam sugiyono, 2004:26) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui bila:

2. Terjadi penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan3. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan

dengan kenyataan4. Ada pengaduan5. Ada kompetisi

Menurut Zainudin (1999) Untuk melokalisir permasalahan penelitian, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:1. lakukan eksplorasi literatur pada aspek tertentu dalam suatu bidang keilmuan,

kumpulkan teori-teori, pelajari perkembangannya, kelemahannya, kesenjangannya atau inkonsistensinya. Ini akan mengarahkan kita pada permasalahan yang diteliti lebih lanjut.

2. Menghadiri untuk menangkap permasalahan dalam seminar, pertemuan ilmiah profesi, kuliah tamu atau mengunjungi pusat-pusat penelitian, hasil pengamatan lapangan dan sebagainya.

3. Dari pengalaman sehari-hari dalam melakukan praktek profesi.

Sumber Masalah Penelitian antara lain dapat ditemukan dari:1. pengalaman praktis2. hasil pengamatan dilapangan3. issue yang sedang hangat4. saran dari suatu penelitian5. saran dari forum ilmiah6. kesenjangan dalam teori7. sponsor instansi swasta/pemerintah/otoritas8. institusi calon peneliti

Zainuddin (1999) mengatakan dalam melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan penelitian, pada hakekatnya calon peneliti harus berbekal “scientific mind” dan “prepared mind”. “Scientific mind” dalam arti harus berpandangan obyektif (dapat melepaskan diri dari praduga dan opini sendiri), independent (tidak terpengaruh oleh pandangan orang lain) dan berwawasan (tidak ada otoritas dalam sains. “Prepared mind” artinya selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan observasi.

Page 16: MODUL-METPEN

Sebagai ilustrasi: Isac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel seperti Isac Newton, tetapi tidak pernah ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka tidak siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka.

Permasalahan penelitian kadang-kadang muncul dari “hint” tertentu, yaitu fenomena-fenomena aktual yang muncul dalam keseharian yang diamati, dirasakan, dibicarakan, tetapi belum ada eksplanasi yang jelas tentang fenomena tersebut.

Permasalahan yang telah diidentifikasi kadang-kadang sifatnya masih umum, belum spesifik. Jika demikian keadaannya, maka permasalahan yang demikian tadi harus dipersempit agar lebih spesifik melalui pemecahan menjadi sub-sub permasalahan atau sederet pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pokoknya.

Pada umumnya tujuan penelitian hanya dapat dicapai jika permasalahan penelitian dipecah menjadi sub permasalahan yang lebih kecil. Penyusunana sub permasalahan bukan merupakan keharusan, karena semata-mata tergantung dari sifat permasalahannya. Sub permasalahan, sebagaimana namanya, adalah permasalahan yang harus dijawab dulu untuk dapat memecahkan permasalahan utamanya.

3.Kriteria Permasalahan penelitian yang baikFraenkel dan Wallen (1990:22) dalam Sugiyono (2004:27) mengemukakan bahwa permasalahan yang baik adalah:

1. masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.

2. masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.

3. masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.

4. masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.

Menurut Zainuddin (1999) kriteria permsalahan yang baik adalah:1. Mempunyai kontribusi teoritis dan praktis2. Mempunyai derajat keunikan dan keaslian3. Layak untuk dilksanakan

4. Bentuk-Bentuk Masalah PenelitianBentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian

menurut tingkat eksplanasinya yang tertera pada Tabel 2.1. Hal ini disebabkan oleh karena pada dasarnya hasil penelitian nanti digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. Berdasarkan hal tersebut maka bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptof, komparatif dan asosiatif. (Sugiyono, 2004:28).

a. Permasalahan Deskriptif

Page 17: MODUL-METPEN

Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang populer dalam bidang bisnis (Emory, 1985).

Contoh rumusan masalah Deskriptif:1. Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan di PT. X ?2. Bagaimanakah interaksi kerja karyawan di Industri A?3. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap adanya impor gula tanpa dibebani

bea masuk?4. Bagaimanakah efektivitas perdagangan dengan sistem multi level marketing?5. Seberapa tinggi jumlah barang yang terjual, dan keuntungan PT Petani (dua

variabel).

b. Permasalahan KomparatifPermasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya:

1. Apakah ada perbedaan produktivias kerja antara Pegawai Negeri, BUMN dan Swasta? (satu variabel pada 3 sampel).

2. Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?3. Apakah ada perbedaan, kemampuan dan didiplin kerja antara pegawai Swasta

Nasional, dan Perusahaan Asing (dua variabel pada dua sampel)4. Adakah perbedaan kenyamanan naik kereta api dan bus menurut berbagai

kelompok masyarakat.5. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota dan

desa, gunung (satu variabel pada tiga sampel)6. Adakah perbedaan jumlah penjualan antara mobil sedan dan niaga?7. Apakah ada perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan Bank

Pemerintah?

c. Permasalahan AsosiatifPermasalahan asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.

1. Hubungan SimetrisHubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu yang datang?” Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung.b.Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan marketing?

Page 18: MODUL-METPEN

2. Hubungan kausalHubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada

variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:

a. Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?b. Seberapa besar pengaruh tata ruang toko terhadap jumlah pengunjung?c. Seberapa besar pengaruh toko yang diberi AC dan keramahtamahan pelayan

terhadap nilai penjualan.Contoh judul penelitiannya:1. Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di Departemen X.2. Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja

di PT. Samudra. Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh kedua dengan dua variabel independen.

3. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balikHubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini

tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:a. Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi

mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.b. Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan

kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan gizi terpenuhi.

Page 19: MODUL-METPEN

V. STUDI KEPUSTAKAAN

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian ( Sumadi Suryabrata, 1990). Landasan teori ini perlu dtegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Kerangka teori dicari melalui studi kepustakaan. Zainuddin, 1998).

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala. Mengapa banyak pengusaha besar yang bangkrut di era reformasi ini, dapat dijelaskan melalui berbagai teori. Setelah para pengusaha besar bangkrut, maka bagaimana akibatnya terhadap perekonomian nasional (fungsi prediksi). Supaya harga-harga tidak mahal, maka apa yang perlu dilakukan (fungsi kontrol).

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup ” variabel” yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori ke tiga (kontrol) digunakan mengevaluasi/membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. (Sugiyono, 2004)

Menurut Zainuddin (1998) secara singkat studi kepustakaan dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya:

1.Mendapatan landasan teori dalam menyusun kerangka teori dan hipotesis.2.Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3.Mendapatkan metode, tehnik atau cara pendekatan pemecahan permasalahan yang digunakan.4.Sebagai sumber data sekunder5.Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannya.6.Mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisis data yang dapat digunakan.7.Memperkaya ide-ide baru.8.Mengetahui siapa saja penelitian lain di bidang yang sama dan siapa pemakai hasilnya.

Dalam proses penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 terlihat bahwa untuk dapat mengajukan hipotesis penelitian, maka peneliti harus membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian yang relevan, lengkap dan mutakhir.

Membaca buku adalah prinsip berfikir deduksi dan membaca hasil penelitian adalah prinsp berfikir induksi.(Sugiyono,2004)

Page 20: MODUL-METPEN

Dari penelaahan kepustakaan akan diperoleh konsep-konsep dan teori-teori yang bersifat umum yang berkaitan dengan masalah penelitian. Melalui prosedur logika deduktif akan ditarik kesimpulan yang spesifik yang mengarah pada penyusunan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian. Dari penelaahan kepustakaan juga akan diperoleh informasi empirik yang spesifik yang berkaitan dengan masalah penelitian. Melalui prosedur logika induktif akan diperoleh kesimpulan umum yang diarahkan pada penyusunan jawaban teoritis terhadap permasalahannya. (Zainudin,1998).

Dalam landasan teori perlu dikemukakan diskripsi teori dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

A. DESKRIPSI TEORIDeskripsi teori dalam statu penelitian merupakan uraian sistematis tentang

teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan /dideskripsikan, akan tergantung pada variable yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan nama variabel yang teliti, dan jumlah yang variabelnya.2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah,

laporan penelitian, skripsi, tesis, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.

3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbantuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, alat analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).

4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.

6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

Page 21: MODUL-METPEN

B. KERANGKA BERFIKIRUma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan

bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

C. HIPOTESISPerumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian.

Setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Menurut Zaenudin, Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan). Jadi hipótesis ádalah pernyataan yang masi lemah, maka perlu duji untuk menegaskan apakah hipótesis tadi dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empirik yang telah dikumpulkan dalam penelitian.

Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang hipotesis, berikut ini adalah sebuah ilustrasi, yang diambil dari kejadian sehari-hari.

Pada suatu hari seorang sopir menghidupkan mesin mobilnya. Ternyata estela kunci kontak dimasukkan dan diputar keposisi “on”, mesin tidak mau hidup. Maka timbal permasalahan bagi si sopir. Mengapa mesin tidak mau hidup? Apakah gerangan sebabnya?

Berdasarkan pengetahuan teoritis yang pernah dipelajari, berdasarkan pengalaman empirik yang diperoleh, maka akan timbul dugaan “ teoritis” yang paling mungkin atau dugaan yang beralasan dan logis sebagai berikut:

Mesin mobil tidak mau hidup karena: (1). Bensin habis (2) businya kotor (3) ”accu” –nya lemah. Tentu si sopir tidak akan mengajukan dugaan: karena banya bocor atau karena ia belum mandi. Dugaan seperti tidak didukung oleh dasar ”teoritis”.

Berdasarkan dugaan diatas dirancanglah eksperimen atau observasi untuk mencari data agar dugaan tersebut dapat diterima atau harus ditolak. Sebagai contoh: untuk membuktikan dugaan (hipotesis) bensin habis, dicari panel atau alat untuk melihat atau mengukur seberapa jumlah bensin yang ada. Jika ternyata fakta atau data menunjukkan ternyata masih ada dan jumlahnya cukup, maka hipotesis (1) harus ditolak. Artinya tidak benar bahwa mesin tidak mau hidup karena kehabisan bensin. Demikian seterusnya sehingga didapat fakta atau data empiris melalui eksperimentasi dan atau observasi sehingga semua hipotesis dapat diuji untkuk diterima atau ditolak, sehingga pada akhirnya dapat diketahui jawaban mengapa mesin tidak mau hidup.

Page 22: MODUL-METPEN

Dari uraian dan ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah : jawaban sementara terhadap permasalahan yang secara teoritis paling mungkin terjadi. Secara tersirat hipotesis merupakan ramalan. Ketepatan peramalnya tergantung pada ketepatan landasan teoritis yang digunakan.

Kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:- Memberikan batas, lingkup dan jangkauan penelitian- Mensiagakan peneliti agar tepat memilih data apa yang harus

dikumpulkan dan yang tidak perlu.- Memfokuskan data yang bercerai-cerai- Sebagai panduan memilih metode analisis data.

Pengujian hipotesis pada hakekatnya adalah menguji validitas hipotesis tersebut. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu:

1. Menguji konsistensinya terhadap logika2. Mencocokkan dengan data empiris yang didapat.

Pengujian hipotesis dengan (1) mengunakan prosedur ilogika indukif –analitis, atau prosedur deduktif-verifikatif, atau menggunakan prosedur logika Canon Mill yang dikembangkan oleh John Stuart Mill. Adapun pengujian hipotesis dengan pendekatan (2) adalah melalui eksperimentasi dan observasi untuk mendapatkan data empiris, kemudian dilakukan analisis dan disimpulkan apakah data yang diperoleh tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis dengan pendekatan (2) pada umumnya dilakukan dengan metode statistik induktif.

Page 23: MODUL-METPEN

VI. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian adalah rencana tentang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisa data untuk memberi arti kepada data tersebut secara efisien dan efektif.Tahapan dalam rancangan penelitian :

1. penentuan alat (instrumen) pengambil data yang akan digunakan2. cara pengumpulan, pengaturan dan analisa data yang akan digunakan3. pemberian kesimpulan, atas hasil analisis yang telah dilakukan.

Dalam arti luas rancangan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan tahapan-tahapan penelitian.Perencanaan penelitian meliputi tahapan:

1. identifikasi, pemilihan dan perumusan permasalahan penelitian (termasuk perukusan: tujuan, definisi, asumsi dan lingkup penelitian).

2. studi kepustakaan.3. merumuskan hipotesis penelitian4. identifikasi, klasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi tahapan:1. menyusun rancangan eksperimen2. menentukan alat pengambil data (instrumen)3. pengumpulan data, pengaturan dan analisa data4. pengambilan kesimpulan penelitian

Manfaat rancangan penelitian :1. Sebagai ”blue print” penelitian, atau kerangka operasional penelitian.2. Menegaskan intensitas (kedalaman) dan ekstensitas (keluasan) penelitian3. Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dan merencanakan

alternatif pengatasannya.4. Mengetahui keterbatasan atau kelemahan hasil penelitian.

Menurut Cooper dan Emory (1996:jilid 1) Maksud Usulan Penelitian adalah1. Untuk Menyajikan masalah yang akan diteliti dan pentingnya masalah tersebut2. Untuk membahas upaya-upaya penelitian dari orang-orang lain yang telah

melakukan penelitian dalam masalah-masalah serupa3. Untuk mengemukakan data yang diperlukan dalam penyelesaian masalah dan

bagaimana data itu dikumpulkan, diolah dan diartikan.

Dari Usulan penelitian kita mengetahui: 1) Apa yang akan dilakukan, 2) Mengapa akan dilakukan, 3) Bagaimana akan dilakukan, 4) Dimana akan dilakukan, 5) Kepada siapa akan dilakukan dan 6) Apa manfaat melakukannya Menurut Cooper dan Emory (1996) Desain penelitan merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pegukuran dan penganalisaan data. Desain ini membantu ilmuwan dalam mengalokasi sumber daya yang terbatas dengan mengemukakan pilihan-pilihan penting. Apakah simulasi, atau eksperimen, wawancara, observasi, analisis laporan atau gabungan dari semua ini ? apakah metode –metode

Page 24: MODUL-METPEN

pengumpulan data dan situasi penelitian akan ditata dengan ketat ? apakah kajian yang intensif dari sample kecil lebih eektif dibandingkan dengan kajian yang tidak begitu intensi dari smpel besar? Apakah analisis data lebih bersifat kuantitatif atau kualitatif ?

Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana ini merupakan program menyeluruh dari penelitian. Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional samapai kepada analisis akhir data.

Page 25: MODUL-METPEN

VII. VARIABEL PENELITIAN

A. VARIABEL PENELITIANJika ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabannya berkenaan

dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Secara umum dinyatakan bahwa variabel adalah operasionalisasi dari suatu konsep. Dengan demikian variabel adalah konsep atau faktor yang dapat menunjukkan variasi.

Berdasarkan fungsinya variabel dibedakan atas tiga fungsi, yaitu: variabel sebab, variabel penghubung dan variabel akibat. Variabel sebab dapat dibedakan atas: variabel bebas, variabel mobderator, variabel kendali dan variabel random (rambang).

Secara skemastis hubungan varabel sebab, variabel penghubung dan variabel akibat dapat digambarkan sebagai berikut:

SEBAB PENGHUBUNG AKIBAT

Variabel BebasVariabel Moderator Variabel Random Variabel Kendali

Klasifikasi atau penentuan fungsional variabel, terutama variabel sebab, adalah sangat penting dan merupakan tahap yang kritis. Sebab jika peneliti salah dalam mengklasifikasifikan variabel sebab ini, maka hasil penelitian akan mengandung kesalahan (bias) klasifikasi variabel yang benar memerlukan penguasaan dasar teoritis yang kuat dan mendalam. Memerlukan model atau kerangka teroritis yang mantap.

Jika dalam suatu penelitian hanya diteliti satu macam tergantung variabel, maka data yang diperoleh disebut data univariate, sedangkan jika lebih dari satu disebut data multivariate.

Macam-macam variabel:1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecedent. Variabel ini sering disebut pula variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel ini sering pula disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3. Variabel Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga variabel independen kedua.

VariabelIntervening

VariabelTergantung

Page 26: MODUL-METPEN

4. Variabel intervening: adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.

5. Variabel kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

6. Variabel random

B.DEFINISI OPERASIONAL VARIABELDefinisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam

kriteria/operasi yang dapat diuji secara khusus. Istilah ini harus mempunyai rujukan-rujukan empiris. Artinya kita harus bisa menghitung, mengukur atau dengan cara yang lain dapat mengumpulkan informasi melalui penalaran kita. Apakah objek yang akan didefinisikan adalah objek fisik (misal meja, komputer, in-focus) atau objek non fisik (misalnya motivasi untuk mencapai sesuatu), definisinya harus merinci ciri-ciri yang akan dipelajari dan bagaimana mengamatinya. Rincian-rincian dan prosedur-prosedurnya harus demikian jelas sehingga setiap orang yang berkompeten yang akan memakainnya akan mengklasifikasikan objeknya dengan cara yang sama.

Masalah-masalah dengan definisi operasional khususnya sulit bilamana kita menghadapi konstruk. Dalam hal ini hanya ada sedikit saja rujukan empiris dimana kita dapat menegaskan bahwa suatu definisi operasional betul-betul mengukur apa yang kita harapkan akan diukur.

Adanya korelasi antara dua rumusan definisi yang berbeda memperkuat keyakinan bahwa kita mengukur hal yang sama.

BOX.7.1HUBUNGAN TEORI, PROPOSISI, KONSEP DAN

VARIABEL

Proposisi : pernyataan tentang hubungan antra dua/lebih konsep.

Macam hubungan dalam proposisi:1. Kausal (sebab-akibat) : asimetris2. Kovariasional (beriring) : simetris

Konsep : Abstraksi dari suatu realitas atau fenomena yang kepadanya diberikan nama atau istilah untuk dapat mengkomunikasikan tentang realitas atau fenomena tersebut

Variabel : Indikator atau operasionalisasi dari konsep

Page 27: MODUL-METPEN

BOX 7.2PENGARUH PROMOSI BANK TERHADAP PENINGKATAN

JUMLAHTABUNGAN

Motivasi -- prestasi kerja- kepuasan kerja Sebab/bebas ---intervening-- akibat/tergantungAkibat ----- sebab

Teori

VIII. PENGUMPULAN DATA

A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

PromosiBank

Motivasi Menabung

JumlahTabungan

Ukuran Nasabah (Variabel kendali)

Jenis Pekerjaan, Etnis, Status Perkawinan(Variabel random)

Variabel bebasVariabel penghubung Variabel

tergantung

Jarak Nasabah (Variabel moderator)

Page 28: MODUL-METPEN

Data adalah salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Pada bab ini akan dijelaskan perihal bagaimana teknik dan alat untuk mengumpulkan data.

Didalam penelitian ilmiah, ada beberapa teknik pengumpulan data beserta perangkat pengumpul datanya masing-masng paparana disajikan berikut ini.

1. Menyebarkan Angket (Kuesioner)Teknik yang menggunakan angket (kuesioner) adalah suatu cara

pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan. Instrumen berupa lembar daftar pertanyaan dapat berupa angket (kuesioner) ’checklist’, ataupun skala.Contoh Angket/Kuesioner

a. Model TerbukaPenataran apa sajakah yang pernah anda ikuti pada tahun 1999 yang sesuai

dengan keahlian (gelar)anda.

No Jenis Penataran Tempat Penataran

b. Model Tertutup

Pernahkan saudara mengajar selain di STIE Betawi?a. Pernah b. Tidak perah

Contoh ChecklistBerikan tanda silang pada kolom penanggungjawab beberapa pekerjaan di STIE Betawi!

No Jenis Pekerjaan Oleh BAA

Oleh BIRA

Oleh Jurusan

1234

Pendaftaraan UlangPenyerahan KHSPenentuan UTS/UASDispensi studi mahasiswa

Contoh SkalaBerikan tanda silang pada kolom yang saudara anggap paling tepat mengenai kinerja manajemen di STIE Betawi!

Page 29: MODUL-METPEN

No Faktor yang dinilai 1 2 3 4 512345

Manajemen KeuanganManajemen SDMManajemen PemasaranManajemen OperasionalManajemen Informasi

Catatan: 1. Sangat tidak puas2. Tidak puas3. cukup Puas4. puas5. sangat puas

2. WawancaraWawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya

dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen yang digunakan dapat berupa pedoman wawancara maupun ‘checklist’

3. ObservasiTeknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung

ataupn tidak langsung terhadap obyek penelitiannya. Instrumen yang dipakai dapat berupa pengamatan, panduan pengamatan, dan lainnya.

4. TesUntuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses atau

untuk mendapatkan kondisi awal sebelum proses (pre-test dan post test) teknik ini dapat dipakai. Instrumennya dapat berupa soal-soal ujian atau soal-soal tes. Catatan Penting: Keempat teknik pengumpulan data diatas dimaksudkan untuk mengumpulkan data primer, sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder, akan berbeda. Pada data sekunder, bentuk penyajian data biasanya telah disusun sedemikian rupa oleh pihak pertama.

B. LANGKAH PENYUSUNAN INSTRUMEN

Page 30: MODUL-METPEN

Instrumen yang akan dipakai dalam pengumpulan data harus dapat menampung data dibutuhkan dalam analisis. Bagaiamana menyusun instrumen yang baik, perhatikan langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Tentukan variabel-variabel yang akan terpakai dalam penelitian. Variabel-variabel ini dapat tercermin pada judul penelitian. Judul: faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada PT.X

2. Variabel-variabel tadi dicarikan jabaranya dalam bentuk subvariabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu. Misalnya, variabel kepuasan kerja. Menurut teori atau pendapat para ahli, kepuasan kerja seorang karyawan itu ditentukan oleh lima subvariabel, yaitu 1)kepuasan terhadap mutu pekerjaan, 2)promosi, 3)kepenyeliaan, 4)hubungan dengan rekan sekerja, dan 5)gaji.

3. subvariabel, dicarikan jabarannya dalam bentuk indikator-indikator, jika ada. Misalnya, pada subvariabel gaji. Indikatornya adalah gaji pokok, tunjangan dan insentif.

4. Indikator, dicarikan jabarannya dalam bentuk subindikator, juga jika ada. Misalnya untuk indikator insentif, subindikatornya adalah insentif finansial dan insentif nonfinansial.

5. lalu, jika subindikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen paling kecil, maka komponen ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan. Seberapa detail proses penjabaran suatu variabel diurai, tergantung pada seberapa luas dan dalam penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan sebaiknya tersusun menurut hirarkinya agar mudah dipakai dalam analisis berikutnya.

6. Seluruh butir-butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan pada gilirannya akan ditempatkan pada lembaran instrumen seperti angket (kuesioner). Agar responden dapat mengisinya dengan baik, yang ditandai dengan kecilnya ketergantungan pada si peneliti dalam mengisi angket, buatlah angket yang sinformaif mungkin.

C. PEMBUATAN KUISIONER

Di dalam membuat suatu kuesiner, perlu diketahui bahwa kuesioner di samping bertujuan untuk menampung data sesuai dengan kebutuhan, juga merupakan suatu kertas kerja yang harus ditatalaksanakan secara bak. Berikut ini adalah contoh sederhana membuat kuesioner.1. Komponern Inti Kuesioner

Emory (1995), mengatakan bahwa ada 4 komponen inti dari sebuah kuesioner. Keempat komponen itu adalah: Adanya subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan riset. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk

turut serta mengisi secara aktif dan obyektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia.

Adanya petunjuk pengisian kuesioner, dan petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti dan tidak bias.

Page 31: MODUL-METPEN

Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup, ataupun terbuka. Dalam membuat pertanyaan ini jangan dilupakan isian untuk identitas responden.

2. Kuesioner Sebagai Kertas KerjaSuatu bentuk kuesioner dibuat untuk mengumpulkan data yang akan dipakai untuk menghasilkan informasi tertentu. Untuk satu aplikasi riset bisa saja membutuhkan lebih dati satu bentuk kuesioner, misalnya lima bentuk dengan informasi yang berbeda. Jika, suatu lembaga riset tengah melakuka 4 riset yang berbeda dan masing-masing memiliki 5 bentuk kuesioner, maka dalam saat yang sama akan terdapat 20 macam kuesioner. Oleh karena itu, pentig dicamtumkan kode kuesioner beserta penaggungjawab kuesioner di lembar kuesioner agar administrasi data menjadi lebih teratur dan terkendali.

ContohMisalkan, seorang peneliti akan mengkaji kualitas belajar mahasiswa serta kaitannya dengan pengaruh-pengaruh kemandirian, dukungan orangtua serta fasilitas dan pelayanan institusi. Penelitian mencerminkan sebuah peristiwa sebab akibat.Variabel Y : Kualitas belajarVariabel X1 : Kemandirian

X2 : Dukungan Orang Tua dan Keluarga X3 : Fasilitas dan Pelayanan Institusi

Didalam menentukan variabel-variabel bebas yang dicontohkan di atas, terlihat bahwa variabel-variabel ini ditentukan secara sederhana, terkesan seperti perseps pribadi si peneliti. Apa benar bahwa Kemandirian Mahasiswa mempunyai dampak langsung pada Kualitas belajar, apa benar Fasilitas Institusi mempunyai langsung apa Kualitas Belajar? Jika, tidak ada teori, konsep atau informasi dari penelitian sebelumnya atau hal-hal laan seperti itu yang memberikan informasi, hendaknya peneliti mencari tahu dari para ahli, baik yang datang dari kaum akademisi maupun prkatisi. Teknik pelaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan teknik atau metode Delphi.Kita anggap bahwa variabel-variabel diatas adalah benar, baik untuk variabel yang bebas maupun yang terikat, selnautnya menjabarkannya menjadi bagian-bagian yang lebh kecil. Bagian-bagian yang lebih kecil ini jika masih dapat dipecah lagi danpecahannya diperlukan dalam riset, maka lakukan proses pembagian ini sampai pada satu indikator tertentu yang tidak akan dipecah lagi. Indikator-indikator inilah yang menjadi deskriptor, yaitu elemen-elemen yang akan ditulis dalam kuesioner untuk dicari datanya.Untuk kasus diatas, dapat dibuat beberapa subvariabel seperti berikut:

a. Komponen Kualitas Belajar, misalnya diambil sub-sub variabelnya sebagai berikut:

Peran Dosen wali Penilaian hasil belajar

b. Komponen Kemandirian, misalnya diambil sub-sub variabelnya sebagai berikut:

Page 32: MODUL-METPEN

Bertindak Belajar

c. Komponen Dukungan Orang Tua dan Keluarga, diambil sub-sub Variabelnya sebagai berikut:

Kontrol Belajar Hubungan dengan pihak institusi

d. Fasilitas dan Pelayanan Institusi, diambil sub-sub variabelnya sebagai berikut:

Perpustakaan Bagian Administrasi dan Akademik Bagian Informasi, Regristasi dan Admisi Buku Pedoman.

D. SKALA DATA HASIL PENGUKURANMacam data dibedakan menjadi dua yaitu : data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentu angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring: baik sekali = 4, baik = 3, kurang baik = 2, dan tidak baik = 1).Data kuantitatif dibedakan menjadi data diskrit/ nominal dan data kontinum.

MacamData

Kualitatif

Kuantitatif

Diskrit

Kontinum

Ordinal

Interval

Ratio

Page 33: MODUL-METPEN

Skala data pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi:1. Skala data nominalAngka-angka yang diletakkan dalam skala data nominal hanya untuk pembeda antara

yang satu dengan yang lain. Ciri data nominal adalah:- cara mendapatkannya datanya dengan cara menghitung (counting).- satu subyek akan mempunyai salah satu kategori saja, tidak mungkin satu subyek

muncul lebih dari satu kategori laki-laki dan perempuan. Jadi sifatnya ”mutually exclusive”

Sebagai contoh data nominal: jumlah orang laki-laki atau perempuan yang hadir dalam sebuah pertemuancontoh lain, agama, status perkawinan, setuju-tidak setuju dsb.

2. Skala Data OrdinalData tersusun atas jenjang. Di sini sudah ada keteraturan (order) bahwa suatu

angka skor lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lainContoh : Juara I, Juara II dan Juara III : angka I berarti lebih bagus dari angka II, dan angka II lebih bagus dari angka III.Jadi angka I, II dan III mempunyai jenjang/jarak yang berbeda satu dengan yang lain.Selisih antara II dengan I tidak sama dengan selisih antara III dengan II. Belum ada sifat aditif (tambah atau kurang) maupun multiplikatif (kali atau bagi)

Sangat baik = 4 (Yati)Baik = 3 (wati)Kurang baik = 2 (mukti)Tidak baik = 1 (Adi)

2 + 1 = 34 – 2 = 2

3. Data dengan skala intervalPada skala interval di samping sudah ada keteraturan atau jenjang, juga sudah

ada sifat aditif dan multiplikatif. Jika terdapat data interval: 1,2,3,4,5 dan seterusnya, maka 5-3 adalah sama dengan 4-2 dan seterusnya. Demikian juga 3 +2 adalah sma dengan 4+1. begitu pula 4x1 sama dengan 2x2. pada skala interval ”belum ada harga nol mutlak”.Contoh : indeks prestasi, indeks inflasi, indeks harga, skala termometer dsb.

4. Skala Data RasioSkala ini mempunyai derajat yang paling tinggi diantara skala yang lain.

Skala ratio telah mempunyai harga nol mutlak.Contoh : berat badan, tinggi badan, luas sawah, dosis obat , waktu dsb.

E. SKALA UNTUK INSTRUMENTeknik membuat skala ada bermacam-macam, sesuai dengan penemuan

karena kebutuhannya, misalnya:1) skala likert

Page 34: MODUL-METPEN

2) skala Guttmann3) skala Semantic Differentials4) Rating-Scale5) skala Bogardus6) Skala Thurstone7) Skala Stipel8) Skala Paired-Comparison, dan9) Skala Rank-Order

Dalam modul ini hanya akan menjelaskan teknik skala yang banyak digunakan dalam riset dengan data kualitatif, yaitu skala likert, skala Guttmann dan Semantic Differentials, dan rating scale

a.Skala LikertMenurut Kinnear (1988), skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan

tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya: setuju – tidak setuju, senang – tidak senang, dan baik-tidak baik. Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu bisa 3,5 atau 7 (agar dapat menampung kategori yang ”netral”) atau memasukkan kategori ”tidak tahu”. Beberapa buku teks menganjurkan agar data pada kategori ’netral’ tidak dipakai dalam analisis selama responden tidak memberikan alasannya (Umar, 2000:137).

Contoh :1. Sangat setuju diberi skor = 52. Setuju diberi skor = 43. Ragu-ragu diberi skor = 34. Tidak setuju diberi skor = 25. Sangat tidak setuju = 1

b.Skala GuttmannPengukuran dengan menggunakan Skala Guttman, akan didapat jawaban

yang tegas yaitu ”ya-tidak”, ”benar-salah”, ”pernah-tidak pernah”, ”positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata ”sangat setuju” sampai ”sangat tidak setuju”, maka pada dalam skala Gutman hanya ada dua interval yaitu ”setuju” atau ” tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Gutman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Contoh:1. Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan di perusahaan

ini ?a. Setujub. Tidak setuju2. pernahkah pimpinan melakukan pemeriksan diruang kerja anda ?a. Tidak pernahb. pernah

Page 35: MODUL-METPEN

c. Semantic DifferentialSkala pengukuran yang berbentuk semantic differential dikembangkan oleh

Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawabannya sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. (mengukur sesuatu oleh orang)

Contoh:Beri nilai gaya kepemimpinan Manajer anda

1. Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat2. Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa janji3.Demokratis 5 4 3 2 1 Diktator4. Memberikan kepercayaan pada bawahan

5 4 3 2 1 Mendominasi bawahan

5. Bersahabat 5 4 3 2 1 Memusuhi6. Bersahabat 5 4 3 2 1 Suka marah

3. Rating ScaleDari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Contoh:Seberapa baik tata ruang kerja yang ada diperusahaan A?

Berilah jawaban angka:4 Bila tata ruang itu sangat baik3 Bila tata ruang itu cukup baik2 Bila tata ruang itu kurang baik1 Bila tata ruang itu sangat tidak baik

Page 36: MODUL-METPEN

IX. POPULASI DAN SAMPEL

Setelah peneliti merumuskan permasalahan, tujuan dan rancangan penelitian dengan tepat dan benar, maka tahap selanjutnya adalah menentukan obyek penelitian, darimana data akan dikumpulkan. Idealnya data dikumpulkan dari semua obyek yang dipermasalahkan, tetapi hal ini akan terlalu banyak membutuhkan biaya, waktu dan tenaga, sehingga tidak efisien, maka dari itu dalam penelitian pada umumnya hanya menggunakan sebagian (subset) dari keseluruhan (set) obyek penelitian, yang disebut dengn sampel atau cuplikan. Pengambilan sampel untuk penelitian disebut sampling.

Secara keseluruhan sampling mempunyai beberapa keuntungan, antara lain akan mengurangi biaya, tenaga dan waktu serta akan meningkatkan keluasan dan kedalaman serta ketepatan informasi (data) yang akan diperoleh. Demikian juga oleh karena jumlah obyek relatif lebih kecil dibandingkan dengan keseluruhan obyek (populasi), maka biaya dan tenaga untuk pengumpulan data akan lebih sedikit, sehingga waktu yang diperlukan baik untuk pengumpulan maupun analisis data juga akan lebih cepat.

Demikian juga oleh karena jumlah yang harus diobservasi/disurvei lebih sedikit, maka informasi yang dikumpulkan akan lebih banyak dan mendalam dan ketepatannya akan lebih tinggi.

A. PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPELUntuk mempermudah pengertian populasi dan sampel akan ditampilkan ilustrasi sebagai berikut:

Pada waktu si Inem (pembantu rumah tangga) memasak sayur asem, setelah memberi garam secukupnya, tentu Inem ingin tahu apakah sayur asemnya sudah cukup asin atau belum. Untuk mengetahuinya, si Inem mengaduknya terlebih dahulu sampai rata, kemudian diambilnya sesendok kuah sayur asem dan dicicipinya. Jika dirasa sudah cukup asin, maka dari sesendok kuah sayur tadi si Inem menyimpulkan bahwa sepanci sayur asem sudah cukup asin. Si Inem tidak perlu merasakan seluruhnya, jika tak ingin diusir oleh Nyonya besar.Di dalam penelitian sesendok sayur dianalogikan sebagai sampel, sedangkan sepanci sayur asem dianalogikan sebagai populsi penelitian. Dari uraian di atas dapat didefinisikan tentang populasi dan sampel sebagai berikut:Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek ituSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan tenaga, waktu dan biaya.

Page 37: MODUL-METPEN

B. TEKNIK SAMPLING Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan, yang akan diuraikan berikut ini:

1. Probability samplingProbability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini terdiri dari, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling.

a. Simple random samplingPengambilan sampel pada anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen

b. Proportionate stratified random samplingTeknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/umur yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 =30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD=300. jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.

c. Disproportionate stratified random samplingTeknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi

berstarata tetapi kurang proporsional. Misal pegawai dari PT tertentu mempunyai: 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

d. Cluster Sampling (Area sampling)Teknik sampling derah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek

yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari sautu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populsi yang telah ditetapkan.

Misalnya di Indonesia terdapat 32 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 10 propinsi, maka pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified ranom sampling.

Page 38: MODUL-METPEN

2. Nonprobability SamplingNonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball.

a. Sampling sistematisSampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misal anggota populasi dari anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini mka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100.

b. Sampling kuotaSampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dri populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampi jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap produk industri tertentu. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

c. Sampling AksidentalSampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditmui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling PurposiveSampling purposive dalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif.

d. Sampling JenuhSampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

e. Snowball SamplingSnowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama

Page 39: MODUL-METPEN

dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. C. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Dapat dilihat pada Tabel pada lampiran.

Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya (finite) adalah sebagai berikut:

S =λ2. N.P.Q

d2 (N – 1) + λ2. P.Q

Keterangan:

λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%,5%, 10%P = Q = 0,5D = 0,05S = jumlah sampel

Rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang tidak diketahui jumlahnya (infinit)

S =λ2. P.Q

d2

Page 40: MODUL-METPEN

X. ANALISIS DATA

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:1) mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, 2) mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, 3) menyajikan data tiap variabel yang diteliti, 4) melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan5) melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak menggunakan hipotesis langkah terakhir tidak perlu dilakukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametrik dan statistik non parametric, seperti dijelaskan dalam Gambar

Gambar Analisis Data

PENELITIAN

KUALITATIF

KUANTITATIF

STATISTIKMATEMATIK

DESKRIPTIFINFERENSIAL

NON PARAMETRIK

PARAMETRIK

Page 41: MODUL-METPEN

STATISTIK DESKRIPTIFPENYAJIAN DATA TABEL

GRAFIKDIAGRAM LINGKARANPICTOGRAMMODUSMEDIANMEANDESILPERSENTILPENYEBARAN DATA MELALUI PERHITUNGAN RATA-RATA DAN STANDAR DEVIASIPERHITUNGAN PROSENTASE

Termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel

Catatan : dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.

Rumusan Masalah HipotesisStatistik untuk uji hipotesis

Berapakah rata-rata waktu penayangan ilklan di TV?

Berapakah nilai penjualan barang yang telah diiklankan?

Adakah hubungan yang positif dan siginifikan antara lamanya penayangan

Rata-rata penayangan iklan di TV paling tinggi 120 menit

Nilai penjualan barang setelah diiklankan paling rendah 700 juta rupiah perhari

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lamanya penayangan iklan

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dapat dilihat pada tabel 8.1. data yang terkumpul adalah ratio. Bentuk hipotesisnya adalah deskriptif maka teknik uji untuk hipotesi no 1 dan 2 adalah sama dengan yaitu :

t-test (untuk satu sampel)t- test satu sampel

Data kedua variabel adalah data ratio, oleh karena itu teknik statistik yang digunakan untuk menguji

Page 42: MODUL-METPEN

iklan di TV dengan nilai penjualan barang?

Bagaimanakah pengaruh lama penayangan iklan di TV terhadap nilai penjualan barang ?

di TV dengan penjualan barang

Lama penayangan iklan berpengaruh positif terhadap nilai penjualan

hipotesis adalah

Korelasi Pearson Product Moment

Regresi sederhana

STATISTIK DESKRIPTIF

Termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram. perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral). Perhitungan desil, persentil Perhitungan penyebaran data melalui rata-rata dan standar deviasi, prosentase

Dalam statistik deskriptif juga dapat dicari: kuatnya hubungan antara variabel dengan analisis korelasi, prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau

populasiCatatan : Hanya perlu diketahui bahwa analisis tersebut tidak perlu diuji signifikansinya, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.

STATISTIK INFERENSIAL Statistik inferesial sering juga disebut satistik induktif atau statistik probabilitas. Statistik inferensial adalah tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi mempunyai kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat

Page 43: MODUL-METPEN

digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikan berarti perbedaan itu dapat digeneralisasikan.

SUPLEMEN

Page 44: MODUL-METPEN

OUTLINE /PROPOSAL SKRIPSI

1. JUDUL PENELITIAN

2. LATAR BELAKANG PENELITIAN

3. PERMASALAHAN PENELITIAN

4. TUJUAN PENELITIAN

5. MANFAAT PENELITIAN

6. LANDASAN TEORI

7.METODE PENELITIAN :

A. BENTUK PENELITIAN

B. PENGUMPULAN DATA : SUMBER DATA DAN METODE

PENGUMPULAN DATA

C. POPULASI DAN SAMPEL

D. VARIABEL PENELITIAN

E. ALAT ANALISIS

8. DAFTAR PUSTAKA

9. LAMPIRAN

(pedoman 2 jurnal penelitian baik asing ataupun nasional, selebihnya

menggunakan buku teks)

DAFTAR PUSTAKA

Page 45: MODUL-METPEN

Moleong J Lexy, 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Singarimbun Masri dan Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survei, Yogyakarta: LP3ES

Cooper R Donald dan William Emory, 1996. Metode Penelitian Bisnis Jilid I, Jakarta : Erlangga

--------, 1996. Metode Penelitian Bisnis Jilid II, Jakarta : Erlangga.

Bungin Burhan, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hair F Joseph et.al, Mutivariate Data Analysis, USA: Macmillan Publishing.

Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR ISI

Page 46: MODUL-METPEN

Halaman I. KONSEP DASAR PENELITIAN

ILMIAH

II. LANGKAH-LANGKAH POKOK PENELITIAN

III. JENIS-JENIS PENELITIAN

IV. PERMASALAHAN PENELITIAN

V. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

VI. RANCANGAN PENELITIANVII. VARIABEL PENELITIAN

VIII. PENGUMPULAN DATAIX. POPULASI DAN SAMPEL

X. ANALISIS DATA

LAMPIRAN

BAHAN AJAR

Page 47: MODUL-METPEN

METODE PENELITIAN

OLEH :

RAMADANIA, SE, MSi

Dibiayai Oleh Dana TPSDP-Management Program Study Batch I Tahun KetigaADB-Loan/1792-INO, 4 Juni 2001

Nomor Kontrak 186/J22/SPMU/B1-RS/X/2004

PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TANJUNGPURATPSDP-ADBAPRIL 2005

LATIHAN 2:

Page 48: MODUL-METPEN

1. ADA DUA PENDEKATAN DALAM PENELITIAN YAITU PENDEKATAN DEDUKTIF DAN PENDEKATAN INDUKTIF JELASKAN PERBEDAAN KEDUANYA.

2. SEBUTKAN DAN JELASKAN POLA UMUM TAHAPAN PENELITIAN ILMIAH

3. BERIKAN CONTOH PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF DILUAR CONTOH DALAM BAHAN AJAR SAUDARA.

Kubu raya 18 desember 2007