mikromiretik nanda

28
MIKROMIRETIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut. Dalam pembuatan sediaan- sediaan seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering tentu mempertimbangkan ukuran partikel.Begitupula akan mempengaruhi kecepatan disolusi atau kelarutan dari suatu sediaan obat sehingga efek yang akan ditimbulkan dapat dengan cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama sangat berpengaruh pada sediaan-sediaan obat AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI 15020130251

Upload: ilham-achtzehn

Post on 26-Dec-2015

92 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penting saudaraku

TRANSCRIPT

Page 1: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat

kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum.

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang

farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan

farmakologik dari bahan obat tersebut. Dalam pembuatan sediaan-sediaan seperti

kapsul, tablet, granul, sirup kering tentu mempertimbangkan ukuran

partikel.Begitupula akan mempengaruhi kecepatan disolusi atau kelarutan dari

suatu sediaan obat sehingga efek yang akan ditimbulkan dapat dengan cepat

bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama sangat berpengaruh pada sediaan-sediaan

obat yang mempunyai bentuk sediaan seperti tablet , kapsul dan lain-lainnya yang

bersifat padat atau yang lainnya.

Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang

mempelajari khusus tentang ukuran suatu partikel, yang mana ukuran partikel ini

cukup kecil.  Masalah  seperti ukuran partikel ini dalam bidang farmasi sangat

diperhitungkan sekali atau dapat dikatakan sangat penting.

Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka

sudah sewajarnya jika mahasiswa farmasi memahami mengenai mikromeritik ini,

termasuk cara-cara dalam melakukan pengukuran ukuran partikel suatu zat.

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 2: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan menghitung ukuran partikel dari

amilum dan zink oksida dengan menggunakan metode ayakan, yang mana metode

ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dalam penentuan

ukuran partikel.

B. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan

menggunakan metode pengayakan.

C. Tujuan Percobaan

Menentukan ukuran partikel serbuk amilum dengan menggunakan

metode ayakan.         

D. Prinsip Percobaan

Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu

yang tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan

dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin

penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 3: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh

Dalla Valle dinamakan ”Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyai sifat

karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop

biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi farmasi serta

serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-

partikel yang ukurannya  sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat

garam, ukurannya berada dalam jarak pengayakan (Martin, 1994).

Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel

sangat penting dalam farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan,

dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat fisika, kimia dan

farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat

mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara

oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi

dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung

pada  ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam bidang

pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam

mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul

dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus mengetahuhi

pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik (Ansel, 1989).

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 4: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

Ukuran partikel dapat dinyakan dengan berbagai cara.

Ukurandiameter rata-rata dan beberapa cara pengukuranpartikelyaitu :

1. MetodeMiroskopik

Bila partikelnya lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran Angstrom.

Dari 10 – 1000 Angstrom (1 Angstrom = 0,001 mikrometer), mikroskop ini

mempunyai jelajah ukur dari 12 mikrometer sampai kurang lebih 100

mikrometer (Effendy2003).

Disebabkan kemudahannya, cara mikroskopik mempunyai suatu

pengalaman perluasan lebih lanjut, disamping ukuran dari setiap partikel juga

bentuknya dan bila perlu dipertimbngkan pembuatan anglomerat, dengan

bantuan sebuah mikrometer okuler yang tertera berlangsung setiap analisa

ukuran partikel dari 500 – 1000 partikel. Perbesaran maksimal yang tercapai

artinya perbesaran yang sesuai dengan daya resolusi mata manusia (kira-kira

0,1 mm), adalah 550 kali (Voight, 1994).

2. Metode Pengayakan

Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang

akan diukur partikelnya di taruh di atas ayakan dengan nomor meshrendah.

Kemudian dibawahnya ditaruh / ditempatkanya kan dengan ayakan  dengann

omormesh yang lebih tinggi. Perla diingat bahwa ayakan dengan nomormesh

rendah  mempunyai usuran lubang relatif besar di bandingkan dengan ayakan

dengan nomor meshtinggi. Atau dengan kata lain partikel melalui ayakan

nomormesh 100 ukur anpartikel lebih kecil dibanding dengan partikel yang

melalui ayakann omormesh 30 (Effendy, 2003).

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 5: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

Metode ini ádalah metode yang paling sederhana dilakukan.

Ayakan dibuat dari kawat dengan lubang diketahui ukurannya. Istilah ”mesh”

adalah nomor yang menyatakan jumlah luabang tiap inci. Ayakan standar

adalah ayakan yang telaha dikalibrasi dan yang paling umum adalah ayakan

menurut standar Amerika (Parrot, 1971).

3. Metode Sedimentasi

Ukuran partikel dari ukuran saringan seperti salah satunya

seringkali disangkutkan dalam bidang farmasi. Metode sedimentasi di

dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan diukur disuspensikan dalam

cairan, dimana serbuk tidak dapat larut. Suspensi ini ditempatkan pada sebuah

pipet yang bervariasi. Sampel ini diuapkan untuk dikeringkan dan residunya

ditimbang. Setiap sampel ditarik  yang mempunyai ukuran partikel; yang

lebih kecil dari yang dihubungkan dengan kecepatan. Pengendapan karena

semua partikel dengan ukuran yang lebih panjang akan jatuh ke level bawah

dari ujung pipet (Parrot, 1971).

B. Uraian Bahan

1. Amylum (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AMYLUM OYZAE

Nama lain : Pati beras

Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol 95%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk dsn kering

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 6: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

C. Prosedur Kerja (Anonim, 2014)

Mengukurdiameterpartikelmenurutmetodepengayakan

1. Susunbeberapaayakandengannomortertentudariataskebawahmakinbesarnomo

rayakan yang bersangkutan

2. Masukkan 100g amilumkedalamayakan paling ataspadabobottertentu yang

ditimbangseksama.

3. Diayakserbuk yang bersangkutanselama 10 menitpadagetarantertentupadaalat

shaker

4. Ditimbangserbuk yang terdapatpadamasing-masingayakan

5. Buatkurvadistribusi % bobotdiatas /dibawahayakan

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 7: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapunalat yang di gunakanpadasaatpraktikumyaituayakan (No Mesh

35,40,60,120,170 dan 230), kuas, sendok tandukdantimbangan.

B. Bahan

Adapunbahan yang di gunakanpadasaatpraktikumyaituamylum 100 g,

kertas perkamen, tissu, dankertastimbang.

C. Cara Kerja

1. Dibersihkan ayakan dengan menyikat ayakan secara perlahan-lahan

menggunakan kuas bersih dan kering.

2. Dipasang set ayakan secara teratur nomornya mulai yang besar di bawah yang

kecil di atas, berturut-turut 35,40,60,120, 170 dan 230.

3. Ditimbang 100 g sampel yang akan diukur partikelnya, dalam hal ini amilum.

4. Dituang sampel ke dalam ayakan.

5. Diayak ayakan menggunakan ayakan dengan waktu 10 menit..

6. Ditimbang masing-masing fraksi menggunakan timbangan analitik.

7. Dicatat data yang diperoleh.

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 8: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPerobaan

1. TabelukuranporiAyakan

KelompokNomor Shaker

Diameter BeratsetelahDitimbang

I35 500 µm 1,6976

40 425 µm 0,089

II60 250 µm 0,1282

120 125 µm 1,3962

III 170 90 µm 2,6710

IV 230 63 µm 17,3084

V - - 49,3441

NomorAyakan 35 40 60 120 170 230

Ukuran Pori 0,05 0,42 0,25 0,125 0,088 0,062

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 9: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

NomorAyakan

Ukuran Pori Rata-

rata

(µm)

Berattertinggal

(g)%

Tertinggal

% Tertinggal x Ukuranpori

35/40 0,235 0,88325 6,42% 1,5087

40/60 0,335 0,09555 0,69% 0,23115

60/120 0,187 0,7622 5,54% 1,03598

120/170 0,106 2,0336 14,77% 1,56562

170/230 0,075 9,9897 72,58% 5,4435

Total 13,7643 100% 9,78485

Perhitungan:

a. Ukuranpori rata-rata

NomorAyakan 35/40 =UkuranPori35+UkuranPori 40

2

=0,05+0,42

2

= 0,235 µm

NomorAyakan 40/60 =UkuranPori 40+Ukuran Pori60

2

=0,42+0,25

2

= 0,335 µm

NomorAyakan 60/120 =UkuranPori 60+UkuranPori 120

2

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 10: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

=0,25+0,125

2

= 0,1875 µm

NomorAyakan 120/170 =UkuranPori120+UkuranPori 170

2

=0125+0,088

2

= 0,1065 µm

NomorAyakan 170/230 =UkuranPori170+UkuranPori 230

2

=0,088+0,062

2

= 0,075 µm

b. Berattertinggal

NomorAyakan 35/40 =Berat tertinggal35+Berat tertinggal 40

2

=1,6976+0,0689

2

= 0,88325g

NomorAyakan 40/60 =Berat tertinggal40+Berat tertinggal 60

2

=0,0689+0,1282

2

= 0,09555g

NomorAyakan 60/120 =Berat tertinggal60+Berat tertinggal120

2

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 11: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

=0,1282+1,3962

2

= 0,7622g

NomorAyakan 120/170 =Berat tertinggal120+Berat tertinggal170

2

=1,3962+2,6710

2

= 2,0336g

NomorAyakan 170/230 =Berat tertinggal170+Berat tertinggal230

2

=2,6710+17,3084

2

= 9,9897g

c. Persentertinggal

% tertinggal 35/40 =Berat tertinggal35/40

Berat Sampel x 100%

=0,8832513,7643

x 100%

= 6,42%

% tertinggal 40/60 =Berat tertinggal40 /60

Berat Sampel x 100%

=0,0955513,7643

x 100%

= 0,69%

% tertinggal 60/120 =Berat tertinggal60/120

Berat Sampel x 100%

=0,7622

13,7643 x 100%

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 12: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

= 5,54%

% tertinggal 120/170 =Berat tertinggal120/170

Berat Sampel x 100%

=2,0336

13,7643 x 100%

= 14,77%

% tertinggal 170/230 =Berat tertinggal170/230

Berat Sampel x 100%

=9,9897

13,7643 x 100%

= 72,58%

d. Persentertinggal x Ukuran Pori

No.Ayakan 35/40 = % Tertinggal 35/40 x Ukuranpori rata-rata 35/40

= 6,42% x 0,235 µm

= 1,5087

No.Ayakan 40/60 = % Tertinggal 40/60 x Ukuranpori rata-rata 40/60

= 0,69% x 0,335 µm

= 0,23115

No. Ayakan 60/120 = % Tertinggal 60/120 x Ukuranpori rata-rata 60/120

= 5,54% x 0,187 µm

= 1,03598

No. Ayakan 120/170= % Tertinggal 120/170 x Ukuranpori rata-rata 120/170

= 14,77% x 0,106 µm

= 1,56562

No. Ayakan 170/230= % Tertinggal 170/230 x Ukuranpori rata-rata 170/230

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 13: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

= 72,58% x 0,075 µm

= 5,4435

e. Diameter rata-rata

Diameter rata-rata = ∑ % tertinggal×Ukuranukuran pori

100

=9,78485

100

= 0,0978485 µm 0,099 µm

B. Pembahasan

Mikromieritik adalah ilmu yang mempelajari tentang teknologi

pengukuran partikel kecil. Pengujian mikroskopik dari zat murni (bahan obat)

merupakan suatu tahap penting dalam kerja (penelitian) preformulasi. Ia

memberikan indikasi (petunjuk) ukuran partikel dari zat murni seperti juga

struktur kristal.Ada beberapa cara metode pengukuran partikel yaitu:

1. Metode Mikroskopik

Pada metode mikroskopik diameter rata-rata dari sistem particular

diperoleh dengan mengukur partikel-partikel secara acak sepanjang garis

yang ditentukan. Dengan pengukuran acak partikel, diameternya diukur sama

dengan frekuensi di setiap arah. oleh karena itu, mereka dapat

dipertimbangkan dengan pergantian oleh partikel berbentuk bola yang sama

dengan diameter.

2. Metode Pengayakan

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 14: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

Metode yang paling sederhana ini mengukur ukuran rata-rata dari

partikel dengan menggunakan ayakan standar. Ayakan dibuat dari mess

kawat dengan ukuran lubang diketahui terminologi Mess digunakan untuk

membedakan nomor lubang setiap 1 inci.

3. Metode Sedimentasi

Untuk partikel ukuran yang seperti satu yang saling terkait dengan

farmasi, metode sedimentasi adalah dasar persamaan hokum Stokes. Serbuk

yang terukur adalah tersuspensi dalam larutan yang mana materi tidak dapat

larut. Suspensi diletakkan di dalam sebuah pipet yang mana sampel dapat

tenggelam dari kedalaman tertentu pada waktu yang beragam.

4. Metode Elustriasi

Metode elutriasi dari pengukuran partikel adalah kebalikan dari

metode sedimentasi. Udara diberikan ke dalam bagian bawah sebuah kolom

yang berisi sampel yang diukur. Di bagian atas kolom terdapat filter/saringan

untuk menampung bahan-bahan. Udara masuk ke kolom dengan kecepatan

yang sudah diketahui dan terbawa bersama partikel-partikel; lebih kecil

daripada ukuran tertentu yang ditampung pada filter dan ditimbang.

5. Metode Sentrifugasi

Sentrifugasi digunakan hanya untuk penentuan ukuran partikel

yang sangat baik atau massa molekul polimer yang tinggi. Sangat uama,

diameter bias dihitung dengan persamaan Stoch.

Cara pengukuran partikel dalam suspensi yaitu dengan pengubahan

determinasi dalam ukuran partikel distribusi. Perubahan bentuk kristal dapat

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 15: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

dideteksi dengan uji mikroskopik dan serbuk tersebut dapat ditetapkan dengan

difraksi bubuk X-Ray.

Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor

dimasukkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayakan dengan nomor

terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi.

Pada percobaan ini dilakukan dengan metode ayakan karena metode

ini paling sederhana dan paling sering digunakan dalam pengukuran partikel.

Keuntungan menggunakan metode ayakan adalah alat ini mudah digunakan,

sedangkan kerugiannya adalah tidak terlalu sempurna dalam proses penyaringan.

Dengan metode ayakan ini kita dapat melihat berapa diameter partikel

suatu serbuk yang dapat dilalui oleh suatu serbuk sehingga kita dapat mengetahui

bagaimana luas permukaan, volume partikel dan diameter dan berapa waktu yang

diperlukan.

Pada percobaan ini, ayakan dibersihkan dengan menyikat ayakan

secara perlahan-lahan menggunakan kuas bersih dan kering. Kemudian dipasang

set ayakan secara teratur nomornya mulai yang besar di bawah yang kecil di atas,

berturut-turut 35,40,60,120, 170 dan 230.Ditimbang 100 g sampel yang akan

diukur partikelnya, dalam hal ini amilum.Dituang sampel ke dalam ayakandan

diayak selama 10 menit. Ditimbang masing-masing fraksi menggunakan

timbangan analitikdancatat data yang diperoleh.

Hasil percobaannya yaitu untuk nomor shaker 30 diameter 500 µm

berat sampel setelah ditimbang 1,6976 g, untuk nomor shaker 40 diameter 425 µm

berat sampel setelah ditimbang 0,089 g,untuk nomor shaker 60 diameter 250 µm

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 16: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

berat sampel setelah ditimbang 0,1282 g, untuk nomor shaker 120 diameter 125

µm berat sampel setelah ditimbang 1,3962 g, untuk nomor shaker 170 diameter 90

µm berat sampel setelah ditimbang 2,6710 g, dan untuk nomor shaker 230

diameter 63 µm berat sampel setelah ditimbang 17,3084 g.

Hasil pengukuran pori pada masing-masing ayakan, yaitu untuk

nomor ayakan 35 ukuran porinya 0,05 µm,untuk nomor ayakan 40 ukuran porinya

0,42 µm, untuk nomor ayakan 60 ukuran porinya0,25 µm, untuk nomor ayakan

120 ukuran porinya 0,125 µm, untuk nomor ayakan 170 ukuran porinya 0,088

µm, dan untuk nomor ayakan 230 ukuran porinya 0,062 µm.

Setelah diperoleh ukuran porimakase lanjutnya dihitung ukuran pori

rata-rata, berat tertinggal, presenter tinggal, lalu dikalih kan presenter tinggal

dengan ukur anporinya lalu dijumlahkan semua. Terakhir dilakukan perhitungan

diameter rata-rata dandiperoleh hasi l0,0978485 µm 0,099 µm. Jadi

ukuran rata-rata dari sampel amilum yang digunakan adalah 0,0978485 µm

0,099 µm.

Aplikasi percoban mikromeritik dalam bidang farmasi adalah dapat

diketahui ukuran dan luas permukaan dari suatu partikel yang dapat saling

dihubungkan. Disini ukuran dari suatu partikel suatu obat dapat berpengaruh pada

pelepasan obat berarti menunjukkan sifat fisik dan mimianya.

Adapun factor kesalahan dalampercobaan ini, yaitu:

a) Adanya partikel yang tertinggal di udara atau di ayakan pada saat ayakan

dibersihkan

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 17: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

b) Penimbangan sampel yang awalnya 100 g setelah diayakhasil yang

didapatkan ± 100 g.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa diameter rata-rata amilum adalah 0,0978485 µm

0,099 µm.

B. Saran

Sebaiknya dalam praktikum ini , asisten lebih mengawasi praktikum

agar yang dikerjakan factor kesalahannya bias diminimalizir.

.

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 18: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

SKEMA KERJA

Ditimbang 100 g Amylum dengan menggunakan cawan porselin, aluminium foil

dan diberi etiket.

lalu di ayak selama 10 menit.

Dikeluarkan hasil ayakan pada masing-masing no. mesh dan diletakkan pada

kertas perkamen (kertas timbang) dandiberietiket.

Ditimbang hasil ayakan yang telah dikeluarkan

Menggunakan timbangan analitik dan dicatat hasilnya.

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251

Page 19: Mikromiretik Nanda

MIKROMIRETIK

DAFTAR PUSTAKA

Ansel H.1998.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta Penerbit UI.

Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia Jilid III. Jakarta : Depkes RI.

Leon.1989.Teori dan Praktek Farmasi Industri.Jakarta : UI Press.

Martin,A.1993. Farmasi Fisik Jilid II.Jakarta :UI.

Moechtar. 1990. Farmasi Fisika.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Parrot,E.L..1970.Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutica. Burgess Publishing

AKBAR SAPUTRA YUDONO AFANDI15020130251