askep cedera kepalo nanda

39
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. PENGERTIAN Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala merupakan keadaan yang serius dan perlu mendapatkan penanganan yang cepat. Tindakan pemberian oksigen yang adekuat dan mempertahankan tekanan darah yang cukup untuk perfusi otak dan menghindarkan terjadinya cedera otak sekunder merupakan pokok-pokok tindakan yang sangat penting untuk keberhasilan kesembuhan penderita. Cedera epala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjad akibat kecelakaan. B. KLASIFIKASI Berdasarkan tingkat kesadaran cedera kepala dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Cedera kepala ringan: GCS 14 – 15 2. Cedera kepala Sedang ; GCS 9 - 13 c. Berat; GCS 3 – 8 3. Morfologi

Upload: handy-excyborg

Post on 03-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Cedera Kepalo Nanda

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa

diikuti terputusnya kontinuitas otak.

Cedera kepala merupakan keadaan yang serius dan perlu mendapatkan

penanganan yang cepat. Tindakan pemberian oksigen yang adekuat dan

mempertahankan tekanan darah yang cukup untuk perfusi otak dan

menghindarkan terjadinya cedera otak sekunder merupakan pokok-pokok

tindakan yang sangat penting untuk keberhasilan kesembuhan penderita.

Cedera epala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjad akibat

kecelakaan.

B. KLASIFIKASI

Berdasarkan tingkat kesadaran cedera kepala dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Cedera kepala ringan: GCS 14 – 15

2. Cedera kepala Sedang ; GCS 9  - 13

c.     Berat; GCS 3 – 8

3.   Morfologi

a.      Fraktur tengkorak

-          Kranium               : garis / lintang, depresi / non depresi, terbuka / tertutup.

-          Basis kranii          : dengan / tanpa kebocoran cairan serebrospinal, dengan /

tanpa kelumpuhan N VII.

b.   Lesi intrakranial

-             Fokal      : epidural, sub dural, intra serebral.

-             Difus      : komosio ringan, komosio klasik, cedera aksonal difus.

C.  TANDA DAN GEJALA

Secara umum tanda dan gejala cedera kepala adalah :

Page 2: Askep Cedera Kepalo Nanda

1.   Gangguan kesadaran

2.   Konvulsi

3.   Abnormalitas pupil

4.   Defisit neurologis

5.   Disfungsi sensorik – motorik

6.   Kejang

7.   Sakit kepala

8.   Hipovolemik Syok.

9.   Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan

motorik dapat timbul segera atau secara lambat

10.     Pola pernafasan dapat secara progresif menjadi tidak abnormal

11.     respon pupil negatif.

D. PATOFISIOLOGI

Edema otak barangkali merupakan penyebab yang paling lazim dari peningkatan

intrakranial dan memiliki daya penyebab antara lain peningkatan cairan intra sel,

hipoksia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, iskemi serebral, meningitis dan

cedera.

Tekanan intrakranial (TIK) pada umumnya meningkat secara berangsur-angsur

setelah cedera kepala, timbulnya edema memerlukan waktu 36 – 48 jam untuk

mencapai maksimum. Peningkatan TIK sampai 33 mmHg (450 mmH2O)

mengurangi aliran darah otak (ADO) secara bermakna, iskemi yang timbul

merangsang vasomotor dan tekanan darah sistemik meningkat. Rangsangan pada

pusat inhibisi jantung mengakibatkan bradikardi dan pernafasan menjadi lebih

lambat.

Tekanan darah sistemik akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya TIK,

walaupun akhirnya dicapai suatu titik dimana TIK melebihi tekanan arteri dan

sirkulasi otak berhenti dengan akibat kematian otak.  Pada umumnya kejadian ini

didahului oleh penurunan yang cepat dari tekanan daraaaah arteri.

Trauma otak menyebabkan fragmentasi jaringan dan kontosio akan merusak

sawar darah otak (SDO) disertai vasodilatasi dan eksudasi cairan sehingga timbul

edema. Edema menyebabkan peningkatan tekanan pada jaringan dan akhirnya

Page 3: Askep Cedera Kepalo Nanda

meningkatkan TIK, yang pada gilirannya akan menurunkan aliran darah otak

(ADO), iskemia, hipoksia, asidosis (penurunan pH dan peningkatan PCO2) dan

kerusakan SDO lebih lanjut.

Siklus ini akan terus berlanjut sehingga terjadi kematian sel dan edema bertambah

secara progresif kecuali bila dilakukan intervensi.

E.  MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinik dari adanya peningkatan tekanan intra cranial adalah banyak

dan bervariasi serta dapat tidak jelas.

1.   Perubahan tingkat kesadaran (paling sensitive diantara tanda peningkatan TIK)

2.   Trias klasik :

       Nyeri kepala karena regangan duramater dan pembuluh darah

 Papil edema yang disebabkan oleh tekanan dan pembengkakan diskus aptikus

 Muntah, seringkali proyektil.

3.   Tekanan nadi yang lebar, berkurangnya denyut nadi dan pernafasan menandakan

dekompensasi otak dan kematian yang mengancam

4.   Hipertermia

5.   perubahan motorik dan sensorik

6.   Perubahan bicara

7.   Kejang

F.   PENATALAKSANAAN

Pedoman resusitasi dan penilaian awal

1.   Menilai jalan nafas

Bersihkan jalan nafas dari debris dan muntahan, lepaskan gig palsu, pertahan kan

tulang servikal segaris dengan badan, pasang gudel bila dapat ditoleransi. Jika

cedera mengganggu jalan nafas, maka pasien harus diintuasi.

2.   Menilai pernafasan

Tentukan apakah pasien bernafas dengan spontan atau tidak, jika tidak, beri O2

melalui masker oksigen. Jika bernafas spontan selidiki cedera dada berat seperti

pneumotoraks, hemopneumotoraks.

3.   Menilai sirkulasi

Page 4: Askep Cedera Kepalo Nanda

Otak yang rusak tidak mentoleransi hipotensi. Hentikan semua perdarahan dengan

menekan arterinya. Perhatikan secara khusus adanya cedera intra abdomen atau

dada. Ukur dan catat frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Ambil darah

vena untuk pemeriksaan darah perifer lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit,

glukosa, AGD. Berikan larutan koloid, sedangkan larutan kristaloid (dektrose atau

dektrose dalam saline) menimbulkan eksaserbasi edema serebri pasca cedera

kepala.

4.   Obati kejang

Kejng konvulsiv dapat terjad setelah cedera kepala dan harus diobati.

5.   Menilai tingkat keparahan

a.          Cedera Kepala Ringan (kelompok resiko ringan)

  Skor GCS 14 – 15

  Tidak ada kehilangan kesadaran

  Tidak ada intoksikasi alcohol atau obat terlarang

  Pasien dpat mengeluh nyeri kepala dan pusing

  Pasien dapat menderita abrasi, laserasi atau hematoma kulit kepala.

  Tidak ada criteria cedera sedang – berat.

b.      Cedera kepala Sedang (kelompok resiko sedang)

  Skor GCS 9 – 13

  Konkusi

  Muntah

  Tanda kemungkinan fraktur kranium (mata rabun, hematimpanium, otorea)

  Kejang

c.          Cedera Kapala Berat (kelompok resiko berat)

  Skor GCS 3 – 8 (koma)

  Penurunan kesadaran secara progresif

  Tanda neurologis fokal

  Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK

Diagnosis cedera kepala ditegakkan berdasarkan :

1.   Riwayat trauma

Page 5: Askep Cedera Kepalo Nanda

  Sebab trauma

  Adanya kelainan neurologik awal ; kejang, hilang kesadaran, kelemahan motorik

dan gangguan bicara

  Derajat ketidak-sadaran , amnesia

  Nyeri kepala, mual dan muntah

2.   Pemeriksaan fisik

  Tanda-tanda vital

  Tingkat kesadaran cedera luar yang terlihat ; cedera kulit kepala, perdarahan

hidung, mulut, telinga, dan hematoperiorbital

  Tanda-tanda neurologis foko,mkal ; ukuran pupil, gerakan mata, aktivitas motorik.

  Reflek tendon

  Sistem sensorik perlu diperiksa, jika pasien sadar.

3.   Pemeriksaan penunjang

  Laboratorium rutin

  Foto kepala AP lateral

  Foto servikal

  CT Scan / MRI kepala

  Arteriografi bila perlu.

 Tabel GCS

Buka Mata (E) Respon Motorik (M) Respon verbal (V)

4 = Spontan

3 = dengan perintah

2 = dengan rangsang

nyeri

1 : Tidak ada respon

membuka mata

6 = mengikuti perintah

5 = melokalisir perintah

4 = menghindari nyeri

3 = fleksi abnormal

2 = ekstensi abnormal

1 = tidak ada gerakan

5 = orientasi baik, sesuai

4 = disorientasi tempat

dan waktu

3 = bicara kacau, mengerang

1 = tidak ada suara

A.  PENGKAJIAN

Pengkajian multi-sistem untuk cedera kepala :

KEADAAN SPESIFIK SISTEM PENGKAJIAN DATA

1.   Sistem integumen

Page 6: Askep Cedera Kepalo Nanda

 Imobilisasi sekunder terhadap cedera dan

penurunan kesadaran

 Intubasi menyebabkan iritasi membran

mukosa

2.   Sistem muskuloskeletal

 Immobilitas

 Deserebrasi/dekortikasi menyebabkan sulit

untuk positioning

3.   Sistem Gastrointestinal

 Pemberian kortikosteroid  resiko

perdarahan Gastrointestinal.

 Injury  ileus paralitik

 Konstipasi dapat terjadi karena bed

rest,NPO status, restriksi cairan dan opioid

untuk mengontrol nyeri

 Inkontinensia  tingkat

kesadaran/penurunan status mental

4.   Sistem perkemihan

 Restriksi cairan atau diuretic perubahan

urine out put

 Inkontinensia urine akibat penurunan

kesadaran

5.   Sistem metabolic

 Klien mendapat cairan IV dalam beberapa

hasil sampai dengan Gastrointestinal dapat

digunakan

 Konsultasi nutrisi dalam 24 – 48 jam

pertama untuk TPN

6.   system Syaraf

 CKB  tidak sadar dan penurunan fungsi

neurologis

 Seluruh funsi tubuh di support

     Kaji integritas kulit

     Kaji ROM

     Kaji kemungkinan adanya

deformitas

     Kaji suara abdomen dan

distensi abdomen.

     Monitoring penurunan Hb

     Catat intake-out put

     Kaji keseimbangan cairan dan

elektrolit

     Catat BB

     Hematokrit

     Nilai elektrolit

     Kaji tanda neurologis

     Kaji tanda peningkatan TIK

     Monitor kadar konvulsan

dalam darah

Page 7: Askep Cedera Kepalo Nanda

 Kontrol TIK

7.   Sistem Respirasi

 Obstruksi komplit/partial mengurangi suplai

oksigen otak

 Pola nafas yang terganggu  hipoksia

 Gangguan sistemik dari CKB hipoksemia

 Cedera kepala  menurunnya pusat respirasi

dibatang otak.

8.   Sistem Kardiovaskuler

 Klien dapat mengalami disritmia, tachicardi

atau bradicardi

 Klien dapat mengalami hipotensi / hipertensi

 Karena tidak sadar dan imobil  resiko

trombosis vena dalam.

 Klien mengalami penurunan ADH

 Dapat terjadi kondisi spesifik : DM, SIADH,

ketidak-seimbangan elektrolit, hiperglikemi

nonketotik hiperosmolar.

9.   Respon Emosional dan Psikologis

 CKB  tidak sadar

 Kleuarga butuh support untuk melalui krisis.

     Kaji fungsi respirasi : suara

nafas, pola nafas, RR

     Kaji nilai AGD

     Rontgen foto

     Kultur sputum

     Saturasi O2

     Kaji tanda vital

     Monitor cardiac disritmia

     Kaji trombosis vena dalam

dikaki

     EKG

     Elektrolit

     Pembekuan darah

     Kadar gula

     Kadar aceton

     Osmolalitas

     Kumpulkan informasi tentang

keluarga dan kaji peran klien

dalam keluarga sebelum terjadi

CKB.

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.   Bersihan jalan nafas  tidak efektif berhubungan denga kerusakan neurmuskuler

2.   pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler

3.   ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan metabolisme, restriksi cairan dan intake tidak adekuat.

4.   kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.

5.   Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.

Page 8: Askep Cedera Kepalo Nanda

6.   Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan.

7.   Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penekanan terus menerus.

8.   cemas dari keluaraga dank lien berhubungan dengan kitadk pastian terhadap

pengobatan dan perawatan serta adanya perubahan situasi

Masalah Kolaborasi

1. PK : Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)

Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1. Bersihan jalan

nafas  tidak efektif

berhubungan dengan

kerusakan neurmuskuler

Definisi :

Ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi

atau obstruksi dari

saluran pernafasan untuk

mempertahankan

kebersihan jalan nafas.

Batasan Karakteristik:

-     Dispneu, Penurunan

suara nafas

-     Orthopneu

-     Cyanosis

-     Kelainan suara nafas

(rales, wheezing)

-     Kesulitan berbicara

-     Batuk, tidak efekotif

atau tidak ada

NOC :

 Respiratory status :

Ventilation

 Respiratory status :

Airway patency

 Aspiration Control

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….X 24 jam,

pasien menunjukan

bersihan jalan napas

yang efektif

Kriteria Hasil :

  Mendemonstrasikan

batuk efektif dan suara

nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum,

mampu bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed

lips)

  Menunjukkan jalan nafas

NIC :

Airway suction

  Pastikan kebutuhan oral /

tracheal suctioning

   Auskultasi suara nafas sebelum

dan sesudah suctioning.

  Informasikan pada klien dan

keluarga tentang suctioning

  Minta klien nafas dalam sebelum

suction dilakukan.

  Berikan O2 dengan

menggunakan nasal untuk

memfasilitasi suksion

nasotrakeal

  Gunakan alat yang steril sitiap

melakukan tindakan

  Anjurkan pasien untuk istirahat

dan napas dalam setelah kateter

dikeluarkan dari nasotrakeal

  Monitor status oksigen pasien

  Ajarkan keluarga bagaimana cara

melakukan suksion

  Hentikan suksion dan berikan

Page 9: Askep Cedera Kepalo Nanda

-     Mata melebar

-     Produksi sputum

-     Gelisah

-     Perubahan frekuensi

dan irama nafas

Faktor-faktor yang

berhubungan:

-     Lingkungan : merokok,

menghirup asap rokok,

perokok pasif-POK,

infeksi

-     Fisiologis : disfungsi

neuromuskular,

hiperplasia dinding

bronkus, alergi jalan

nafas, asma.

-     Obstruksi jalan nafas :

spasme jalan nafas,

sekresi tertahan,

banyaknya mukus,

adanya jalan nafas

buatan, sekresi bronkus,

adanya eksudat di

alveolus, adanya benda

asing di jalan nafas.

yang paten (klien tidak

merasa tercekik, irama

nafas, frekuensi

pernafasan dalam

rentang normal, tidak

ada suara nafas

abnormal)

  Mampu

mengidentifikasikan dan

mencegah factor yang

dapat menghambat jalan

nafas

oksigen apabila pasien

menunjukkan bradikardi,

peningkatan saturasi O2, dll.

Airway Management

         Buka jalan nafas, guanakan

teknik chin lift atau jaw thrust

bila perlu

         Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

         Identifikasi pasien perlunya

pemasangan alat jalan nafas

buatan

         Pasang mayo bila perlu

         Lakukan fisioterapi dada jika

perlu

         Keluarkan sekret dengan

batuk atau suction

         Auskultasi suara nafas, catat

adanya suara tambahan

         Lakukan suction pada mayo

         Berikan bronkodilator bila

perlu

         Berikan pelembab udara

Kassa basah NaCl Lembab

         Atur intake untuk cairan

mengoptimalkan keseimbangan.

         Monitor respirasi dan status

O2

2. pola nafas tidak efektif

berhubungan dengan

kerusakan

neuromuskuler

NOC :

 Respiratory Status : Gas

exchange

 Respiratory Status :

NIC :

Airway Management

         Buka jalan nafas, guanakan

teknik chin lift atau jaw thrust

Page 10: Askep Cedera Kepalo Nanda

Definisi : Pertukaran

udara inspirasi dan/atau

ekspirasi tidak adekuat

Batasan karakteristik :

-     Penurunan tekanan

inspirasi/ekspirasi

-     Penurunan pertukaran

udara per menit

-     Menggunakan otot

pernafasan tambahan

-     Nasal flaring

-     Dyspnea

-     Orthopnea

-     Perubahan

penyimpangan dada

-     Nafas pendek

-     Assumption of 3-point

position

-     Pernafasan pursed-lip

-     Tahap ekspirasi

berlangsung sangat lama

-     Peningkatan diameter

anterior-posterior

-     Pernafasan

rata-rata/minimal

 Bayi : < 25 atau > 60

 Usia 1-4 : < 20 atau >

30

 Usia 5-14 : < 14 atau >

25

 Usia > 14 : < 11 atau >

ventilation

 Vital Sign Status

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….X 24jam,

pasien menunjukan pola

napas yang efektif

Kriteria Hasil :

 Mendemonstrasikan

peningkatan ventilasi

dan oksigenasi yang

adekuat

 Memelihara kebersihan

paru paru dan bebas dari

tanda tanda distress

pernafasan

 Mendemonstrasikan

batuk efektif dan suara

nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum,

mampu bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed

lips)

 Tanda tanda vital dalam

rentang normal

bila perlu

         Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

         Identifikasi pasien perlunya

pemasangan alat jalan nafas

buatan

         Pasang mayo bila perlu

         Lakukan fisioterapi dada jika

perlu

         Keluarkan sekret dengan

batuk atau suction

         Auskultasi suara nafas, catat

adanya suara tambahan

         Lakukan suction pada mayo

         Berikan bronkodilator bila

perlu

         Berikan pelembab udara

Kassa basah NaCl Lembab

         Atur intake untuk cairan

mengoptimalkan keseimbangan.

         Monitor respirasi dan status

O2

Terapi Oksigen

  Bersihkan mulut, hidung dan

secret trakea

  Pertahankan jalan nafas yang

paten

  Atur peralatan oksigenasi

  Monitor aliran oksigen

  Pertahankan posisi pasien

  Onservasi adanya tanda tanda

Page 11: Askep Cedera Kepalo Nanda

24

-     Kedalaman pernafasan

 Dewasa volume tidalnya

500 ml saat istirahat

 Bayi volume tidalnya 6-

8 ml/Kg

-     Timing rasio

-     Penurunan kapasitas

vital

Faktor yang

berhubungan :

-    Hiperventilasi

-    Deformitas tulang

-    Kelainan bentuk

dinding dada

-    Penurunan

energi/kelelahan

-    Perusakan/pelemahan

muskulo-skeletal

-    Obesitas

-    Posisi tubuh

-    Kelelahan otot

pernafasan

-    Hipoventilasi sindrom

-    Nyeri

-    Kecemasan

-    Disfungsi

Neuromuskuler

-    Kerusakan

persepsi/kognitif

-    Perlukaan pada

hipoventilasi

  Monitor adanya kecemasan

pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring

  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

  Catat adanya fluktuasi tekanan

darah

  Monitor VS saat pasien

berbaring, duduk, atau berdiri

  Auskultasi TD pada kedua

lengan dan bandingkan

  Monitor TD, nadi, RR, sebelum,

selama, dan setelah aktivitas

  Monitor kualitas dari nadi

  Monitor frekuensi dan irama

pernapasan

  Monitor suara paru

  Monitor pola pernapasan

abnormal

  Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit

  Monitor sianosis perifer

  Monitor adanya cushing triad

(tekanan nadi yang melebar,

bradikardi, peningkatan sistolik)

  Identifikasi penyebab dari

perubahan vital sign

Page 12: Askep Cedera Kepalo Nanda

jaringan syaraf tulang

belakang

-    Imaturitas Neurologis

3. ketidakseimbangan

nutrisi ; kurang dari

kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi

tidak cukup untuk

keperluan metabolisme

tubuh.

Batasan karakteristik :

-     Berat badan 20 % atau

lebih di bawah ideal

-     Dilaporkan adanya

intake makanan yang

kurang dari RDA

(Recomended Daily

Allowance)

-     Membran mukosa dan

konjungtiva pucat

-     Kelemahan otot yang

digunakan untuk

menelan/mengunyah

-     Luka, inflamasi pada

rongga mulut

-     Mudah merasa

kenyang, sesaat setelah

mengunyah makanan

-     Dilaporkan atau fakta

NOC :

  Nutritional Status : food

and Fluid Intake

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….X 24 jam,

pasien menunjukan

keseimbangan nutrisi

Kriteria Hasil :

  Adanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan tujuan

  Berat badan ideal sesuai

dengan tinggi badan

  Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

  Tidak ada tanda tanda

malnutrisi

  Tidak terjadi penurunan

berat badan yang berart

NIC :

Nutrition Management

  Kaji adanya alergi makanan

  Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

  Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe

  Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein dan

vitamin C

  Berikan substansi gula

  Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

  Berikan makanan yang terpilih

( sudah dikonsultasikan dengan

ahli gizi)

  Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian.

  Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori

  Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

  Kaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

Page 13: Askep Cedera Kepalo Nanda

adanya kekurangan

makanan

-     Dilaporkan adanya

perubahan sensasi rasa

-     Perasaan

ketidakmampuan untuk

mengunyah makanan

-     Miskonsepsi

-     Kehilangan BB dengan

makanan cukup

-     Keengganan untuk

makan

-     Kram pada abdomen

-     Tonus otot jelek

-     Nyeri abdominal

dengan atau tanpa

patologi

-     Kurang berminat

terhadap makanan

-     Pembuluh darah

kapiler mulai rapuh

-     Diare dan atau

steatorrhea

-     Kehilangan rambut

yang cukup banyak

(rontok)

-     Suara usus hiperaktif

-     Kurangnya informasi,

misinformasi

Faktor-faktor yang

berhubungan :

Nutrition Monitoring

  BB pasien dalam batas normal

  Monitor adanya penurunan berat

badan

  Monitor tipe dan jumlah aktivitas

yang biasa dilakukan

  Monitor interaksi anak atau

orangtua selama makan

  Monitor lingkungan selama

makan

  Jadwalkan pengobatan  dan

tindakan tidak selama jam

makan

  Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi

  Monitor turgor kulit

  Monitor kekeringan, rambut

kusam, dan mudah patah

  Monitor mual dan muntah

  Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, dan kadar Ht

  Monitor makanan kesukaan

  Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

  Monitor pucat, kemerahan, dan

kekeringan jaringan konjungtiva

  Monitor kalori dan intake

nuntrisi

  Catat adanya edema, hiperemik,

hipertonik papila lidah dan

cavitas oral.

Page 14: Askep Cedera Kepalo Nanda

Ketidakmampuan

pemasukan atau

mencerna makanan atau

mengabsorpsi zat-zat

gizi berhubungan dengan

faktor biologis,

psikologis atau ekonomi.

  Catat jika lidah berwarna

magenta, scarlet

4. kerusakan mobilitas fisik

berhubungan dengan

kerusakan

neuromuskuler.

Definisi :

Keterbatasan dalam

kebebasan untuk

pergerakan fisik tertentu

pada bagian tubuh atau

satu atau lebih

ekstremitas

Batasan karakteristik :

-     Postur tubuh yang

tidak stabil selama

melakukan kegiatan rutin

harian

-     Keterbatasan

kemampuan untuk

melakukan keterampilan

motorik kasar

-     Keterbatasan

kemampuan untuk

melakukan keterampilan

motorik halus

NOC :

 Joint Movement : Active

 Mobility Level

 Self care : ADLs

 Transfer performance

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….X 24 jam,

pasien mampu

beraktivitas dengan atau

menggerakan bagian

tubuh secara bebas

Kriteria Hasil :

 Klien meningkat dalam

aktivitas fisik

 Mengerti tujuan dari

peningkatan mobilitas

 Memverbalisasikan

perasaan dalam

meningkatkan kekuatan

dan kemampuan

berpindah

 Memperagakan

NIC :

Exercise therapy : ambulation

  Monitoring vital sign

sebelm/sesudah latihan dan lihat

respon pasien saat latihan

  Konsultasikan dengan terapi fisik

tentang rencana ambulasi sesuai

dengan kebutuhan

  Bantu klien untuk menggunakan

tongkat saat berjalan dan cegah

terhadap cedera

  Ajarkan pasien atau tenaga

kesehatan lain tentang teknik

ambulasi

  Kaji kemampuan pasien dalam

mobilisasi

  Latih pasien dalam pemenuhan

kebutuhan ADLs secara mandiri

sesuai kemampuan

  Dampingi dan Bantu pasien saat

mobilisasi dan bantu penuhi

kebutuhan ADLs ps.

  Berikan alat Bantu jika klien

memerlukan.

  Ajarkan pasien bagaimana

Page 15: Askep Cedera Kepalo Nanda

-     Tidak ada koordinasi

atau pergerakan yang

tersentak-sentak

-     Keterbatasan ROM

-     Kesulitan berbalik

(belok)

-     Perubahan gaya

berjalan (Misal :

penurunan kecepatan

berjalan, kesulitan

memulai jalan, langkah

sempit, kaki diseret,

goyangan yang

berlebihan pada posisi

lateral)

-     Penurunan waktu

reaksi

-     Bergerak

menyebabkan nafas

menjadi pendek

-     Usaha yang kuat untuk

perubahan gerak

(peningkatan perhatian

untuk aktivitas lain,

mengontrol perilaku,

fokus dalam anggapan

ketidakmampuan

aktivitas)

-     Pergerakan yang

lambat

-     Bergerak

menyebabkan tremor

penggunaan alat Bantu

untuk mobilisasi

(walker)

merubah posisi dan berikan

bantuan jika diperlukan

Page 16: Askep Cedera Kepalo Nanda

Faktor yang

berhubungan :

-     Pengobatan

-     Terapi pembatasan

gerak

-     Kurang pengetahuan

tentang kegunaan

pergerakan fisik

-     Indeks massa tubuh

diatas 75 tahun percentil

sesuai dengan usia

-     Kerusakan persepsi

sensori

-     Tidak nyaman, nyeri

-     Kerusakan

muskuloskeletal dan

neuromuskuler

-     Intoleransi

aktivitas/penurunan

kekuatan dan stamina

-     Depresi mood atau

cemas

-     Kerusakan kognitif

-     Penurunan kekuatan

otot, kontrol dan atau

masa

-     Keengganan untuk

memulai gerak

-     Gaya hidup yang

menetap, tidak

digunakan,

Page 17: Askep Cedera Kepalo Nanda

deconditioning

-     Malnutrisi selektif atau

umum

5. Resiko infeksi

berhubungan dengan

prosedur invasive.

Definisi : Peningkatan

resiko masuknya

organisme patogen

Faktor-faktor resiko :

-    Prosedur Infasif

-    Ketidakcukupan

pengetahuan untuk

menghindari paparan

patogen

-    Trauma

-    Kerusakan jaringan dan

peningkatan paparan

lingkungan

-    Ruptur membran

amnion

-    Agen farmasi

(imunosupresan)

-    Malnutrisi

-    Peningkatan paparan

lingkungan patogen

-    Imonusupresi

-    Ketidakadekuatan

imum buatan

-    Tidak adekuat

NOC :

  Immune Status

  Risk control

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….X 24 jam,

pasien tudak

menunjukan adanya

tanda-tanda dan gejala

infeksi

Kriteria Hasil :

 Klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi

 Menunjukkan

kemampuan untuk

mencegah timbulnya

infeksi

 Jumlah leukosit dalam

batas normal

 Menunjukkan perilaku

hidup sehat

NIC :

Infection Control (Kontrol

infeksi)

   Bersihkan lingkungan setelah

dipakai pasien lain

   Pertahankan teknik isolasi

   Batasi pengunjung bila perlu

   Instruksikan pada pengunjung

untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah

berkunjung meninggalkan pasien

   Gunakan sabun antimikrobia

untuk cuci tangan

   Cuci tangan setiap sebelum

dan sesudah tindakan

keperawtan

   Gunakan baju, sarung tangan

sebagai alat pelindung

   Pertahankan lingkungan

aseptik selama pemasangan alat

   Ganti letak IV perifer dan line

central dan dressing sesuai

dengan petunjuk umum

   Gunakan kateter intermiten

untuk menurunkan infeksi

kandung kencing

   Tingktkan intake nutrisi

   Berikan terapi antibiotik bila

perlu

Page 18: Askep Cedera Kepalo Nanda

pertahanan sekunder

(penurunan Hb,

Leukopenia, penekanan

respon inflamasi)

-    Tidak adekuat

pertahanan tubuh primer

(kulit tidak utuh, trauma

jaringan, penurunan

kerja silia, cairan tubuh

statis, perubahan sekresi

pH, perubahan

peristaltik)

-    Penyakit kronik

Infection Protection (proteksi

terhadap infeksi)

   Monitor tanda dan gejala

infeksi sistemik dan lokal

   Monitor hitung granulosit,

WBC

   Monitor kerentanan terhadap

infeksi

   Batasi pengunjung

   Saring pengunjung terhadap

penyakit menular

   Partahankan teknik aspesis

pada pasien yang beresiko

   Pertahankan teknik isolasi k/p

   Berikan perawatan kuliat pada

area epidema

   Inspeksi kulit dan membran

mukosa terhadap kemerahan,

panas, drainase

   Ispeksi kondisi luka / insisi

bedah

   Dorong masukkan nutrisi yang

cukup

   Dorong masukan cairan

   Dorong istirahat

   Instruksikan pasien untuk

minum antibiotik sesuai resep

   Ajarkan pasien dan keluarga

tanda dan gejala infeksi

   Ajarkan cara menghindari

infeksi

Page 19: Askep Cedera Kepalo Nanda

   Laporkan kecurigaan infeksi

         Laporkan kultur positif

6. Nyeri akut berhubungan

dengan kerusakan

jaringan.

Definisi :

Sensori yang tidak

menyenangkan dan

pengalaman emosional

yang muncul secara

aktual atau potensial

kerusakan jaringan atau

menggambarkan adanya

kerusakan (Asosiasi

Studi Nyeri

Internasional): serangan

mendadak atau pelan

intensitasnya dari ringan

sampai berat yang dapat

diantisipasi dengan akhir

yang dapat diprediksi

dan dengan durasi

kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :

-    Laporan secara verbal

atau non verbal

-    Fakta dari observasi

-    Posisi antalgic untuk

menghindari nyeri

-    Gerakan melindungi

NOC :

 Pain Level,

 Pain control,

 Comfort level

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….X 24 jam,

nyeri pasien berkurang

Kriteria Hasil :

 Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

 Melaporkan bahwa

nyeri berkurang dengan

menggunakan

manajemen nyeri

 Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas,

frekuensi dan tanda

nyeri)

 Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

 Tanda vital dalam

rentang normal

NIC :

Pain Management

 Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

 Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan

 Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

 Kaji kultur yang mempengaruhi

respon nyeri

 Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

 Evaluasi bersama pasien dan

tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa lampau

 Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan menemukan

dukungan

 Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan, pencahayaan dan

kebisingan

 Kurangi faktor presipitasi nyeri

 Pilih dan lakukan penanganan

nyeri (farmakologi, non

Page 20: Askep Cedera Kepalo Nanda

-    Tingkah laku berhati-

hati

-    Muka topeng

-    Gangguan tidur (mata

sayu, tampak capek, sulit

atau gerakan kacau,

menyeringai)

-    Terfokus pada diri

sendiri

-    Fokus menyempit

(penurunan persepsi

waktu, kerusakan proses

berpikir, penurunan

interaksi dengan orang

dan lingkungan)

-    Tingkah laku distraksi,

contoh : jalan-jalan,

menemui orang lain

dan/atau aktivitas,

aktivitas berulang-ulang)

-    Respon autonom

(seperti diaphoresis,

perubahan tekanan

darah, perubahan nafas,

nadi dan dilatasi pupil)

-    Perubahan autonomic

dalam tonus otot

(mungkin dalam rentang

dari lemah ke kaku)

-    Tingkah laku ekspresif

(contoh : gelisah,

merintih, menangis,

farmakologi dan inter personal)

 Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

 Ajarkan tentang teknik non

farmakologi

 Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

 Evaluasi keefektifan kontrol

nyeri

 Tingkatkan istirahat

 Kolaborasikan dengan dokter

jika ada keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

 Monitor penerimaan pasien

tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

 Tentukan lokasi, karakteristik,

kualitas, dan derajat nyeri

sebelum pemberian obat

 Cek instruksi dokter tentang

jenis obat, dosis, dan frekuensi

 Cek riwayat alergi

 Pilih analgesik yang diperlukan

atau kombinasi dari analgesik

ketika pemberian lebih dari satu

 Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

 Tentukan analgesik pilihan, rute

pemberian, dan dosis optimal

 Pilih rute pemberian secara IV,

Page 21: Askep Cedera Kepalo Nanda

waspada, iritabel, nafas

panjang/berkeluh kesah)

-    Perubahan dalam nafsu

makan dan minum

Faktor yang

berhubungan :

Agen injuri (biologi,

kimia, fisik, psikologis)

IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

 Monitor vital sign sebelum dan

sesudah pemberian analgesik

pertama kali

 Berikan analgesik tepat waktu

terutama saat nyeri hebat

 Evaluasi efektivitas analgesik,

tanda dan gejala (efek samping)

7. Kerusakan integritas

kulit berhubungan

dengan penekanan terus

menerus.

Definisi : Perubahan

pada epidermis dan

dermis

Batasan karakteristik :

-    Gangguan pada bagian

tubuh

-    Kerusakan lapisa kulit

(dermis)

-    Gangguan permukaan

kulit (epidermis)

Faktor yang

berhubungan :

Eksternal :

-    Hipertermia atau

hipotermia

-    Substansi kimia

NOC : Tissue Integrity :

Skin and Mucous

Membranes

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….X 24 jam,

pasien mampu

menunjukan integritas

kulit yang baik

Kriteria Hasil :

 Integritas kulit yang

baik bisa dipertahankan

(sensasi, elastisitas,

temperatur, hidrasi,

pigmentasi)

 Tidak ada luka/lesi pada

kulit

 Perfusi jaringan baik

 Menunjukkan

pemahaman dalam

proses perbaikan kulit

NIC : Pressure Management

 Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang

longgar

 Hindari kerutan padaa tempat

tidur

 Jaga kebersihan kulit agar tetap

bersih dan kering

 Mobilisasi pasien (ubah posisi

pasien) setiap dua jam sekali

 Monitor kulit akan adanya

kemerahan

 Oleskan lotion atau

minyak/baby oil pada derah

yang tertekan

 Monitor aktivitas dan mobilisasi

pasien

 Monitor status nutrisi pasien

 Memandikan pasien dengan

sabun dan air hangat

Page 22: Askep Cedera Kepalo Nanda

-    Kelembaban udara

-    Faktor mekanik

(misalnya : alat yang

dapat menimbulkan luka,

tekanan, restraint)

-    Immobilitas fisik

-    Radiasi

-    Usia yang ekstrim

-    Kelembaban kulit

-    Obat-obatan

Internal :

-    Perubahan status

metabolik

-    Tulang menonjol

-    Defisit imunologi

-    Faktor yang

berhubungan dengan

perkembangan

-    Perubahan sensasi

-    Perubahan status

nutrisi (obesitas,

kekurusan)

-    Perubahan status cairan

-    Perubahan pigmentasi

-    Perubahan sirkulasi

-    Perubahan turgor

(elastisitas kulit)

dan mencegah

terjadinya sedera

berulang

 Mampu melindungi

kulit dan

mempertahankan

kelembaban kulit dan

perawatan alami

9. cemas dari keluarga dan

klien berhubungan

dengan ketidakpastian

terhadap pengobatan dan

perawatan serta adanya

NOC :

  Anxiety control

  Coping

Setelah dilakukan

NIC :

Anxiety Reduction

(penurunan kecemasan)

         Gunakan pendekatan yang

menenangkan

Page 23: Askep Cedera Kepalo Nanda

perubahan situasi

Definisi :

Perasaan gelisah yang

tak jelas dari

ketidaknyamanan atau

ketakutan yang disertai

respon autonom (sumner

tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu);

perasaan keprihatinan

disebabkan dari

antisipasi terhadap

bahaya. Sinyal ini

merupakan peringatan

adanya ancaman yang

akan datang dan

memungkinkan individu

untuk mengambil

langkah untuk

menyetujui terhadap

tindakan

Ditandai dengan

   Gelisah

   Insomnia

   Resah

   Ketakutan

   Sedih

   Fokus pada diri

   Kekhawatiran

   Cemas

tindakan keperawatan

selama … X 24 jam,

kecemasan keluarga dan

pasien berkurang

Kriteria Hasil :

 Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas

 Mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan tehnik

untuk mengontol cemas

 Vital sign dalam batas

normal

 Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh dan

tingkat aktivitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan

         Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap pelaku pasien

         Jelaskan semua prosedur dan

apa yang dirasakan selama

prosedur

         Temani pasien untuk

memberikan keamanan dan

mengurangi takut

         Berikan informasi faktual

mengenai diagnosis, tindakan

prognosis

         Dorong keluarga untuk

menemani klien

         Lakukan back / neck rub

         Dengarkan dengan penuh

perhatian

         Identifikasi tingkat

kecemasan

         Bantu pasien mengenal

situasi yang menimbulkan

kecemasan

         Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi

         Instruksikan pasien

menggunakan teknik relaksasi

         Barikan obat untuk

mengurangi kecemasan

10 PK : Peningkatan Setelah dilakukan -    Pantau tanda dan gejala

Page 24: Askep Cedera Kepalo Nanda

Tekanan Intrakranial

(TIK)

DO :

-     Kerusakan bicara

-     Kerusakan menelan

-     Perubahan status

mental

tindakan keperawatan

selama  ….X 24 jam,

perawat akan

mengurangi episode dari

peningkatan TIK

peningkatan TIK

   Kaji respon membuka mata,

respon motorik, respon verbal

dengan GCS

   Kaji perubahan tanda-tanda

vital

   Kaji respon pupil

   Catat adanya tanda dan gejala

gelisah, perubahan mental

-    Hindari situasi yang dapat

meningkatkan TIK seperti

masase karotis, fleksi dan rotasi

leher yang berlebihan,

perubahan posisi yang terlalu

cepat

-    Pertahankan lingkungan yang

tenang

-    Berikan O2 sesuai program

-    Pantau nilai AGD

-    Kolaborasi untuk pemberian

obat-obatan yang dapat

menurunkan TIK