metodologi siklus hidup sistem (kelompok 5)

37
METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Sistem Informasi Manajemen Yang dibina oleh Ibu Lifa Farida Panduwinata, S.Pd, M.Pd Oleh: 1. Anggadika Ismawanto 130411612548 2. Nita Lily Mardiyansyah 130411604493 3. Oktafiany Widhi Astuti 130411604477 Offering A UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Upload: nestor-harris

Post on 08-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

literatur

TRANSCRIPT

Page 1: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Sistem Informasi Manajemen

Yang dibina oleh Ibu Lifa Farida Panduwinata, S.Pd, M.Pd

Oleh:

1. Anggadika Ismawanto 1304116125482. Nita Lily Mardiyansyah 1304116044933. Oktafiany Widhi Astuti 130411604477

Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMENPROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA

Februari 2015

1 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 2: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. i

BAB I: PENDAHULUAN

BAB II: METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

2.1Siklus Hidup Sistem..................................................................................... 4

2.2Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan............................................... 6

2.3Tahap Analisis............................................................................................. 10

2.4Tahap Rancangan......................................................................................... 11

2.5Tahap Penerapan.......................................................................................... 12

2.6Tahap Penggunaan....................................................................................... 14

2.7Menempatkan Siklus Hidup Sistem dalam Prespektif................................. 15

2.8Menempatkan SLC, Prototyping dan RAD dalam Perspektif..................... 22

BAB IV : PENUTUP

3.1Kesimpulan.................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 26

2 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 3: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

BAB IPENDAHULUAN

Konsep siklus hidup cocok dengan segala sesuatu yang lahir, tumbuh berkembang dan

akhirnya mati. Pola ini juga berlaku untuk system berbasis computer seperti aplikasi

pengolahan data, atau system pendukung keputusan (decision support system-DSS).

Siklus hidup system terdiri dari lima tahap. Empat tahap yang pertama-perencanaan,

analisis, rancangan, dan penerapan-dimaksudkan bagi pengembangannya. Tahap kelima

dimaksudkan untuk penggunaanya. Semua tahap dapat melibatkan pemakai, dapat pula

melibatkan spesies informasi jika end-user computing tidak diikuti sepenuhnya. Kegiatan

siklus hidup system, baik bagi pemakai maupun spesialis informasi dikelola dari beberapa

sudut pandang dalam perusahaan. Eksekutif menetapkan kebijakan dan membuat rencana

yang mengatur pemakaian computer. Pada tingkat yang sedikit lebih rendah, suatu komite

khusus yang disebut dengan komite pengarah SIM (MIS steering committee) dapat

mengelola seluruh siklus hidup dalam perusahaan. Ketika tiap suklus hidup melalui tahap

pengembangan, para pemimpin proyek mengawasi para anggota tim.

Siklus hidup system merupakan penerapan pendekatan system untuk tugas

mengembangkan dan menggunakan system berbasis computer. Siklus hidup system itu

sendiri merupakan metodologi, tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk

mengembangkan system yang lebih cepat. Pengembangan system yang lebih responsive

dapat dicapai dengan peningkatan sklus hidup dan penggunaan peralatan pengembangan

berbasis computer (computer-based development tools). Dua peningkatan itu adalah

prototyping dan rapid application development (RAD). Saat perusahaan-perusahaan berusaha

memanfaatkan sepenuhnya teknologi informasi mereka memperbarui system mereka dengan

menggunakan rancang ulang proses bisnis (business process resign-BPRI).

3 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 4: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

1. SIKLUS HIDUP SISTEMMetodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Siklus hidup system (system life cycle- SLC ) merupakan penerapan pendekatan system untuk mengembangkan dan menggunakan system berbasis computer. SLC terdiri dari serangkaian tugas yang mengikuti langkah-langkah pendekatan system dan dilakukan secara top-down SLC disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan system.

Tahap-tahap Siklus Hidup Siklus hidup system digambarkan sebagai suatu pola serupa roda

Empat tahap yang pertama adalah perencanaaan, analisis, rancangan dan penerapan yang dinamakan siklus hidup pengembangan system (system development life cycle- SDLC). Tahap kelima adalah tahap penggunaanya yang berlangsung sampai sudah waktunya untuk merancang system iitu kembali yang mengakibatkan siklus itu akan diulangi.

Pengelolaan Siklus HidupSiklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh amanajer dari analisis system, program dan operasi.

4 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 5: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Pemasaran

Manufaktur

Keuangan

Sumber daya manusia

Hierarki para manajer dalam Siklus Hiidup Produk

Tanggung jawab eksekutif :Memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika ingkup system menyempit dan fokusnya lebih oerasional kepemimpinan akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi dan CIO.

Komite Pengarah SIM : Bertanggung jawab atas pegawasan seluruh proyek system. Jika tujuan komte adalah memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang berkesinambungan disebut dengan komite pengarah. Jika perusahaan membentuk komite pengaruh untuk mengarahkan pengguna sumber daya computer perusahaan disebut dengan komite pengarah SIM.

5 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Komite pengarah SIM

Pemimpin proyek tim model lokasi

Gudang

Eksekutif

Pimpinan proyek tim MRP

II

Pimpinan proyek tim system informasi

SDM

Pimpinan proyek tim system persetujuan

kredit

Pimpinan proyek tim system ISDN

Page 6: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Komite pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama : Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan computer untu menncapai tujuan

strategi perusahaan. Menjadi pengendali keuangan dengan bertindak sebagai badan yang berwenang

memberi persetujuan bagi semua permntaan dana yang berhubungan dengan computer.

Menyelesaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan computer.

Akibatnya tugas dari komite pengarah SIM ini adalah menjalankan strategi yang ditetapkan oleh komite eksekutif dan rencana strategi sumber daya informasi. Dengan emmeutuskan manajemen siklus hidup system dalam komite pengarah, diperoleh dua keuntungan :

Komputer akan digunakan untuk mendukung pemaka diseluruh perusahaan. Proyek-proyek computer akan mempunyai perencanaan dan pengendalian yang baik.

Komite pengrah SIM merupakan bukti yng nyata bahwa perusahaan bermaksud menyediakan sumber daya informasi bagi semua pemakai yang memang membutuhkan.

Kepemimpinan Proyek Komite pengarah SIM jarang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan, tanggung

jawab tersebut ada pada tim proyek.Tim Proyek mencakup semua orang yang ikut serta dalaam pengembangan system berbasis computer. Suatu tim memiliki belasan anggota, yang terdir dari pemakai, spesialis informasi dan auditor internal. Kegiatan tim diarahkan oleh seorang peminmipin proyek yang memberikan pengarahan sepanjang berlangsungnya proyek.

Tahap PerencanaanKeuntungan dari merencanakan proyek CBIS :

Menentukan lin gkup dari proyek. Mengenali bebagai area permasalahan potensial. Mengatur urutan tugas. Memberikan dasar untu pengendalian.

2. LANGKAH-LANGKAH DALAM TAHAP PERENCANAAN1) Menyadari Masalah. Kebutuhan akan royek CBIS biasanya dirasakan oleh

manajer perusahaan, non manajer dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan untuk mengamati gejala – gejala permasalahan.

2) Mendefinisikan Masalah. Setelah manajer emnyadari adanya masalah, ia harus memaahaminya dengan baik supaya dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan semua informasi pada titik ini. Manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan dimana letak permasalahannya dan penyebabnya.

6 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 7: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

3) Menentukan Tujuan Sistem. Manajer dan analis system mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh system untuk ememuaskan pemakai.

4) Mengidentifikasi Kendala-kendala system. Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala. Beberapa kendala yang ditimbulkan oleh lingkungna, seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan konsumen. Kendala lain misalnya yang ditimbulkan oleh manajemen perusahaan, seperti keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan system pada tanggal tertentu. Kendala-kendala harus diindentifikasi sebelum system benar-benar mulai dikerjakan. Dengan cara ini baik rancangan system maupun kegiatan proyek akan berada diantara kendala-kendala ini.

5) Membuat studi kelayakan merupakan suatu tinjauan sekilas pada factor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan system untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan:

Teknis tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untuk melakasanakan pemrosesan yang diperlukan ?

Pengembalian ekonomis Dapatkah system yang diajukan dimulai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biaya?

7 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 8: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Pengembalian non ekonomis Dapatkah system yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungankeuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang ?

Hukum dan Etika Akankah system yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan etika?

Operasinal Apakah rancangan system seperti itu akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya ?

Jadwal Mungkinkah menerapkan system dalam kendala waktu yang ditetapkan ?Analisis system mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai penting dalam area pemakai.

6) Mempersiapkan Usulan Penelitiian Sistem. Peneltan system (system study) akan memberikan dasar yang terinci untuk rancangan system baru mengenai apa yang harus dilakukan system itu dan bagaimana system itu melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan penelitian system yang memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis.

7) Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek.Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra dari proyek dan rancangan system yang diusulkan, serta menetukan apakah erlu diteruskan atau dihentikan. Ketika komite membuat keputusannya, diajukan dua pertanyaan penting.1) Akankah system yang diajukan mencapai tujuannya?

8 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

1. Ikhtisar eksekutif2. Pendahuluan3. Tujuan dan Kendala system4. Berbagai alternative system yang mungkin5. Dampak yang diharapkan dari sistem

5.1Dampak pada struktur orgnisasi perusahaan5.2Dampak pada operasi perusahaan5.3Dampak pada sumber daya perusahaan

6. Proyek penelitian system yang disrankan6.1Tugas yang harus dilaksanakan6.2Kebutuhan dan sumber daya manusia 6.3Jadwal kerja6.4Perkiraan biaya

7. Rencana pengembangan umum (tahap rancangan dan imlementasi)8. Ikhtisar

Page 9: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

2) Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untu melakukan analisis system ?Jika keputusannya adalah teruskan,proyek akan berlanjut ke tahap penelitian. Jika keputusannya adalah hentikan, semua pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.

8) Menetapkan Mekanisme Pengendalian.Sebelum penelitian system dimulai, komite pengarah SIM menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya dan kapan akan dilakssanakan. Tabel berikut akan menjawab pertanyaan ini. Jumlah waktu yang diperlukan untuk setiap tugas disusun berdasarkan orang buulan. Rang Bulan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh satu orang, yang bekerja sebulan kalender penuh untuk menyelesaikan suatu tugas.

Jadwal Proyek

SISTEM PEMASARAN : PEMASARANSUBSISTEM : PRODUKMODEL : PENGHAPUSAN PRODUKSUBTUGAS PENANGGUNGJAWAB PERKIRAAN

WAKTU (ORANG-BULAN)

1. Mengidentifikasi kriteria penghapusan

Analis system Manajer produk 0,75

2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi output

Analis system Spesialis jaringan Manajer Produk

0,25

3. Menegidentifikasi kebutuhan data input

Analisis system Pengelola database 0,50

3. Menyiapkan dokumentasi system baru

Analis system 2,00

4. Merancang jaringan Spesialis jaringan 1,505. Merancanga database Pengelola database 0,506. Menelaah rancangan Manajer produk Analis system 0,257. Menyiapkan dokumentasi

program Programer 1,00

8. Mengkodekan program Programer 1,259. Menguji program Programer Staf operasi 0,7510. Menyetujui program Manajer produk Wakil direktur

pemasaran0,50

11. Menyiapkan daabase Pengelola database 2,0012. Mendidik pemakai Analis system 0,5013. Memulai model Staf operasi 0,75

Memantau kemajuan proyek. Setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian.

9 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 10: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Teknik dokumentasi dapat digunakan,termasuk berbagai jens table,grafk, dan diagram. Terdapat perangkat lunak manajemen proyek dipasaran yang dapat menghasilkan dokumentasi yang diperlukan. Contoh yang popular adalah Microsoft Projek.

3. TAHAP ANALISISAnalisis system adalah penelitian atas system yang telah ada dengan tujuan untuk merancang system yang baru diperbarui. Selama tahap analisis, analisis system terus bekerja sama dengan manajer dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting seperti berikut :

Komite pengarah SIM Maanajer Analisis system

1. Mengumunkan penelitin system. Ketika perusahaan menerapkan aplikasi computer baru, manajemen mengambil langkah-langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja, perhatian awal ditujukan pada kekuatiran pegawai mengenai cara computer mempengaruhi kerja mereka, cara melawan kekuatiran adalah 1) alasan perusahaan melaksanakan proyek 2) bagaimana istem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai. Manajer dapat bertemu dengan pegawai,baik secra perorangan maupun kelompok, dengan media tertulis (memo,dan penerbitan berkala perusahaan).

2. Mengorganisasikan Tim Proyek. Tim proyek yang akan meakukan penelitian system dikumpulkan. Ebanyakan perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemmpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai sangat berperan aktif daripada berperan pasif.

3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi. Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam kegiatan pengumpulan informasi : wawancara perorangan, pengamatan,pencarian cacatan dan survey. Dari semua metode, wawncara perorangan sangat disukai karena :

Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.

Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis, maupun pihak pemakai.

Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi. Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapkan

pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.

4. Mendefinisikan Krieria Kinerja Sistem. Apabila kebutuhan informasi manajer didefinisikan, kemudian dapat ditentukan secara tepat apa yang harus dcapai oleh system, yaitu krteria kinerjanya. Misal seorang manajer pemasaran membutuhkan laporan biaya bulnan mungkin bersikeras dengan kriteria berikut :

Laporan harus disiapkan dalam bentuk Salinan kertas dan tampilan (dilayar computer).

Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3hari setelah akhir bulan.

10 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 11: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Laporan harus membandingkan pendapat dan biaya aktual dengan anggarannya baik untuk bulanan maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date). Spesifikasi ini diambil sebagai kriteria kinerja hanya tim proyek setuju bahwa hal ini dapat dicapai.

5. Menyiapkan Usulan Rancangan. Analis system memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Manajer harus menetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk didalam usulan rancangan.

1. Ikhtisar eksekutif2. Pendahuluan3. Definisi masalah4. Tujuan dan kendala sistem 5. Kriteria kinerja6. Berbagai alternative system yang mungkin7. Dampak yang diharapkan dari sistem

7.1 Dampak pada struktur orgnisasi perusahaan7.2 Dampak pada operasi perusahaan7.3 Dampak pada sumber daya perusahaan

8. Rancangan proyek yang harus disarankan8.1 Tugas yang harus dilaksanakan8.2 Kebutuhan dan sumber daya manusia 8.3 Jadwal kerja8.4 Perkiraan biaya

9. Rencana pengembangan umum (tahap analisis,rancangan dan penerapan)

10.Ikhtisar

6. Menyetujui atau Menolak Rancangan Proyek. Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan peretujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim diminta untuk melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali, atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetuuan diberikan, proyek maju ketahap rancangan.

4. TAHAP RANCANGANDengan memahami system baru, tim proyek dapat membahas rancangan system baru. Rancangan system baru adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh system baru. Langkah-langkah tahap rancangan sebagai berikut :

1. Menyiapkan Rancangan Sistem yang TerperinciBeberapa alat memudahkan analisis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down. Dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap

11 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 12: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

mengarah pada yang lebih terperinci. Pendekatan ini merupakan cirri rancangan terstruktur (structure design). Yaitu rancangan yang bergerak dari tingkat system ke subsistem.

2. Mengidentifikasi Bagian Alternatif Konfigurasi SistemDalam tahap ini analis harus mrngidentifikasikan konfigurasi-bukan merek atau model-peralatan computer yang akan memberkan hasil terbaik bagi system untuk menyelesaiakan pemerosesan. Analisis merupakan suatu proses yang berurutan.

3. Mengevakuasi Berbagai Alternatif Konfigurasi SistemAnalisis bekerja sama erat dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternative. Alternative yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja.

4. Memilih Konfigurasi yang TerbaikAnalisis mengevakuasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Hasil dari proses rancangan ini adalah konfigurasi peralatan yang terbaik bagi system untuk mencapai tujuannya dengan kendala yang ada. Spesifikasi system ini akan menjadi dasar pekerjaan yang dilaksanakan dalam proses penerapan.

5. Menyiapkan Usulan PenerapanAnalisis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan. Keuntunngan yang diharapkan dan biayanya

6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem.Keputusan untuk terus ada pada tahap penerapan ini sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari system melebihi biayanya. Penerapan akan disetujui.

5. TAHAP PENERAPANPenerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu system yang bekerja.1. Penerapan Merencanakan

Karena hanya tersisa satu pengembangan yang tersissa sebelum system baru dikembangakan, manajer dan spesialis informasi mamahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan system. Mereka dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangan terperinci

12 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 13: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

2. Mengumumkan PenerapanProyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti padad penelitian system. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan system baru dan meminta kerja sama keryawan

3. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat KeerasRancangan system disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok diberikan request for proposal (REP), request for proposal adalah spesifikasi yang disediakan oleh perusahaan bagi pemasok.

4. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak.Pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras atau REP jika perangkat lunak aplikasi jadi (prewwitten aplicatition software) dibeli.

5. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak.Pengelola database bertanggung jawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan databaseDalam beberapa kasus,perlu dikumpulkan data-data baru, dan dalam kasus lain data yang sudah ada perlu dibentuk kembali untuk menyesuaikan dengan system yang baru. Tugas-tugas ini dilaksanakan dan data dimasukkan dalam database

6. Menyiapkan Fasilitas FisikJika perangkat keras dari system baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, maka perlu konstruksi baru atau perombakan.

7. Mendidik Peserta dan PemakaiSystem baru berkemungkinan mempengaruhi banyak orang, beberapa orang akan membuat system bekerja, mereka ini disebut peserta.

8. Menyiapkan usulan CutoverCutover adalah proses penghentian system lama dan memulai penggunaan system baru.

9. Menyetujui atau Menolak Masuk ke Sistem BaruManajer dan komite pengarah SIM mnelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal cutover. Bila manajemen menolak rekomendasi itu, manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan

13 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 14: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

tugas yang harus diselesaikan sebelum custover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manjemen menjadwalkan tanggal baru.

10. Masuk ke Sistem BaruEmpat pendekatan dasar untuk percobaan serentak :1. Percontohan (Pilot) adalah suatu system percobaan yang diterapkan dalam

satu subset dari keseluruhan operasi. Contoh : Angkatan udara mungkin mencoba suatu system persediaan baru pada satu pangkalan udara.

2. Serentak (Immediate) : Perangkat yang paling sederhana adalah beralih dari system lama kesistem baru pada satu hari tertentu.

3. Bertahap (Phased) : Dalam cutover bertahap, system baru digunakan bagian per bagian pada suatu waktu. Misalnya perusahaan dapat melakukan system cutover pada sistem pemasukan pesanan, diikuti oleh system persediaan dan seterusnya.

4. Pararel (Parallel) : Cutover pararel mengharuskan system lama diertahankan sampai system baru telah diperiksa sampai menyeluruh. Tindakan ini memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tapi merupakan yang paling mahal, Karena kedua sumber yang harus digunakan.

6. TAHAP PENGGUNAAN1. Menggunakan system

Pemakai menggunakan system untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.

2. Audit systemSetelah system dinyatakan layak, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik system baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi ini disebut dengan penelaahan setelah penerapan (postimplementation riview) dan dapat dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh seorang auditor internal.

3. Memelihara systemModifikasi pemeliharaan system (system maintenance) dilakukan untuk 3 alasan :1. Memerbaiki kesalahan : penggunaan sstem mengungkapkan kesalahan

(bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi dalam pengujiansistem.

2. Menjaga kemutakhiran system : Dari berlalunya waktu terjadi perubahan dalam lingkungan system yang mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau perangkat lunak. Contoh : Pemerintah mengubah rumus perhitungan pajak jaminan social.

3. Meningkatkan system : Saat manajer menggunakan system, mereka melihat cara-cara membuat peningkatan. Saran-saran ini diteruskan kepada spesialis informasi yang memodifikasi system sesuai saran tersebut.

14 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 15: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

4. Menyiapkan usulan rekayasa ulangKetika para pemakai dan spesialis informasi bahwa system itu tidak dapat digunakan, suatu usulan dibuat kekomite pengarah SIM bahwa system itu perlu direkayasa ulang dengan menggunakan rekayasa ulang proses bisnis (Business process reengineering – BPR).

5. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang systemKomite pengarah SIM menentukan apakah suatu siklus hidup system baru perlu. Jika perlu, dibuat keputusan tentang kapan tahap perencanaan akan dimulai. Siklus hidup yang baru dapat mengikuti pola rancang ulang proses bisnis. Sistem yang ada sekarang digunakan hingga saat cutover ke system yang direkayasa ulang.

7. MENEMPATKAN SIKLUS HIDUP SISTEM DALAM PERSPEKTIF Siklus hidup system merupakan metodologi tertua dalam bidang computer.

Pembuat system yang paling awal telah menyadari perlunya merencanakan,

menganalisis, meracang, dan menerapkan. Tanpa memandang keadaan, logika ini

dapat diterima sepenuhnya.

Namun masalahnya adalah, porsi perkembangan dari SLC, yaitu System

Development Life Cycle (SDLC), lebih sesuai pada masa-masa awal computer

dibandingkan saat ini. Selama tahun awal, system terutama terdiri dari program

aplikasi akuntansi dan pemakai bersabar untuk menunggu proses tahap demi

tahap. Pemakai masa kini, sebaliknya, mengerti keuntungan dari penggunaan

computer dan tidak dapat menunggu lama. Pemakai masa kini, menginginkan

hasilnya sekarang.

Sebagai suatu cara untuk memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan

pemakai, spesialis informasi telah membuat modifikasi pada SDLC sehinggan

waktu yang diperlukan untuk menerapkan system dikurangi. Dari banyak

modifikasi yang dicoba, dua hal mendapatkan banyak perhatian. Kedua hal

tersebut adalah prototyping dan Rapid Application Development atau RAD.

Ketika sudah jelas bagi manajemen perusahaan bahwa salah satu system barbasis

computer perusahaan tidak memanfaatkan sepenuhnya teknologi computer, dibuat

keputusan untuk memperbaiki seluruhnya, dengan menggunakan rancangan ulang

proses bisnis atau BPR.

PROTOTYPING

15 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 16: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara

system akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah

prototype disebut dengan prototyping.

Jenis-jenis Prototipe

Ada 2 jenis prototype antara lain :

1. Prototype jenis I

Sesungguhnya akan menjadi system operasional. Langkah-langkah yang terdapat

pada pengembangan prototype jenis I antara lain:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.

Analisis system mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa

yang diinginkan pemakai terhadap system.

2. Pengembangan prototype

Analisis system, mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain,

menggunakan satu atau lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan suatu

prototyping.

3. Menentukan apakah prototype dapat diterima

Analisis mendidik pemakai dalam menggunakan prototype dan memberikan

kesempatan kepada pemakai untuk membiasakan diri dengan system. Pemakai

memberikan masukan bagi analis apakah prototype memuaskan

4. Menggunakan Prototipe

Prototype ini menjadi sitem operasional

2. Prototipe jenis II

Menunjukan langkah-langkah yang terdapat pada pengembangan prototype jenis

II, antara lain:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.

Analisis system mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa

yang diinginkan pemakai terhadap system.

16 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 17: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

2. Pengembangan prototype

Analisis system, mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain,

menggunakan satu atau lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan

suatu prototyping.

3. Menentukan apakah prototype dapat diterima

4. Mengkodekan system operasional

Programmer menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean (coding)

system operasional

5. Menguji system operasional

Programmer menguji system

6. Menentukan jika system operasional dapat diterima

Pemakai memeberi masukan pada analis apakah system dapat diterima

7. Menggunakan system operasional

8. Pendekatan ini diikuti jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk

memiliki penampilan seperti system operasional dan tidak dimaksudkan untuk

memuat semua elemen penting.

Prototyping dan Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Bagi system berkala kecil, prototyping dapat menggantikan siklus hidup pengembangan

system. Namun, bagi system berskala besar atau system yang mempengaruhi unit organisasi

yang besar, prototyping dipadukan dengan SDLC. Misalnya, prototyping dapat digunakan

dalam tahap analisis untuk membantu para pemakai mendefinisikan kebutuhan informasi

mereka dan dalam tahap rancangan untuk mengevaluasi konfigurasi system alternative.

Daya Tarik Prototyping

Pemakai maupun spesialis informasi menyukai prototyping, untuk alas an-alasan berikut:

Komunikasi antara analis system dan pemakai membaik

Analis dapat bekerjja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai

17 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 18: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan system

Spesialis informai dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha dalam

mengembangkan system

Penerapan menjadi lebih mudah Karen pemakai mengetahui apa yang diharapkan

Keuntungan-keuntungan ini memungkinkan prototyping menghemat biaya pengembangan

dan meningkatkan kepuasan pemakai dengan system yang dihasilkan

Poteni Kegagalan Prototyping

Prototyping bukannya tanpa potensi kegagalan

Ketergesaan untuk membuat prototype mungkin menghasilkan jalan pintas dalam

definisi permasalahan, evaluasi alternative dan dokumentasi. Istilah ‘’cepat dan

kotor’’ digunakan untuk menjelaskan beberapa usaha prototyping

Pemakai mungkin begitu tertarik dengan prototype sehingga mereka mengharapkan

sesuatu yang tidak realistis dari system operasional

Prototype jenis I mungkin tidak seefisien yang dikodekan dalam bahasa pemrograman

Hubungan computer manusia yang disediakan oleh peralatan prototyping tertentu

mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik

Baik pemakai maupun spesialis informasi harus waspada terhadap kegagalan potensial ini

saat mereka memilih untuk mengikuti pendekatan prototyping.

Penerapan yang Berprospek Baik untuk Prototyping

Prototyping bekerja paling baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut:

Risiko tinggi

Masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat tingkat perubahan yang tinggi dari

waktu ke waktu, dan persyaratan data tidak menentu

Interaksi pemakai penting

System menyediakan dialog yang online antara pemakai dan computer mikro atau

terminal

Jumlah pemakai banyak

Kesepakatan mengenai rincian rancangan sukar untuk dicapai tanpa pengalaman

langsung

Penyelesaian yang cepat diperlukan

18 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 19: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Perkiraan tahap penggunaan system yang pendek

System yang inofatif

System tersebut merupakan yang paling mutakhir, baik dalam cara penyelesaian

masalah, maupun dalam penggunaan perangkat kerasnya

Perilaku pemakai yang sukar ditebak

Pemakai tidak mempunyai pengalaman sebelumnya dengan system seperti ini

Penerapan yang tidak mempunyai ciri-ciri ini dapat dikembangkan dengan mengikuti

SDLC secara tradisional

RAPID APPLICATION DEVELOPMENT

Metodologi yang memiliki tujuan yang sama seperti prototyping, yaitu memberikan respon

yang cepat pada kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD

(Rapid Application Developmment) adalah istilah yang dibuat oleh James Martin, seorang

konsultan computer dan pengarang, untuk suatu siklus hidup pengambangan yang

dimaksudkan untuk menghasilkan system secara cepat tanpa mengorbankan kualitas.

RAD adalah seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang

ada dalam satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut information engineering.

Information engineering (IE) adalah nama yang Martin berikan bagi pendekatannya yang

menyeluruh dalam pengembangan system, yang memperlakukannya sebagai kegiatan seluruh

perusahaan. Istilah enterprise digunakan untuk menggambarkan keseluruhan perusahaan.

Information Engineering dimulai dari tingkat eksekutif, dengan perencanaan sumber

daya informasi strategis yang diterapkan pada seluruh perusahaan. Martin menggunakan

istilah perencanaan strategi informasi atau ISP, untuk menggambar SPIR. Selanjutnya, setiap

unit bisnis dalam perusahaan menjadi subyek dari analis area bisnis atau BBA, untuk

mendefinisikan kegiatan atau proses dan data yang diperlukan bagi unit tersebut untuk

berfungsi seperti yang diinginkan. Dengan selesainya BBA, rapid application development

dapat berjalan.

Unsur-unsur Penting RAD

19 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 20: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

RAD memerlukan empat unsur penting manajemen, manusia, metodologi, dan peralatan,

diantaranya:

1. Manajemen

Manajemen, khususnya manajemen puncak, harus orang yang suka bereksperimen,

yang suka melakukan hal yang baru atau orang yang cepat tanggap, yang cepat

menggunakan metodologi baru. Manajemen harus mendukung RAD sepenuhnya dan

menyediakan lingkungan kerja yang membuat kegiatan tersebut sangat

menyenangkan.

2. Manusia

Daripada menggunakan satu tim tunggal untuk mengerjakan semua kegiatan SLC,

RAD menyadari efisien yang dapat dicapai melalui penggunaan beberapa tim yang

terspesialisasi. Dapat dibuat tim-tim untuk perencanaan kebutuhan, rancangan

pemakai, kontruksi, penelaahan pemakai dan cutover. Anggota tim-tim adalah para

ahli metodologi dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas

khusus mereka. Martin menggunakan istilah tim SWAT dalam menggambarkan tim

ini. SWAT merupakan singkatan dari ‘’ skilled with advanced tools’’.

3. Metodologi

Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap:

1. Perencanaan kebutuhan

2. Rancangan pemakai

3. Kontruksi

4. Cutover

Tahap-tahap ini, seperti SDLC, mencerminkan pendekatan system. Pemakai berperan

penting dalam setiap tahap, bekerja sama dengan spesialisasi informasi.

4. Peralatan

Peralatan RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemrograman generasi keempat

dan peralatan CASE yang memudahkan prototyping dan pembuatan kode. Bahasa

pemrograman generasi keempat memungkinkan spesialis informasi atau pemakai

untuk menghasilkan kode computer tanpa menggunakan bahasa pemrograman

konvesional. Contoh dari bahasa pemrograman generasi keempat adalah Natural,

FOCUS, dan SQL.

20 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 21: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

RANCANGAN ULANG PROSES BISNIS

Penggantian proses yang ketinggalan jaman dengan yang lebih baru disebut rancangan ulang

proses bisnis atau BPR. Istilah rekayasa ulang proses bisnis juga digunakan.

BPR mempengaruhi jasa informasi (IS) dalam dua cara. Pertama, IS dapat

menerapkan BPR untuk merancang ulang system berbasis computer yang tidak dapat

dipertahankan lagi melalui pemeliharaan system biasa. System seperti ini desebut system

warisan (legacy system) karena terlalu berharga untuk dibuat tetapi memboroskan sumber

daya IS. Kedua, jika perusahaan menerapkan BPR untuk berbagai operasi utamanya, usaha

tersebut pasti menimbulkan dampak gelombang yang mengakibatkan rancangan ulang system

berbasis computer.

IS telah menciptakan tiga teknik untuk menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik

ini dikenal sebagai tiga R yaitu rekayasa mundur, restrukturisasi, dan rekayasa ulang.

Komponen-komponen ini dapat diterapkan terpisah atau dalam kombinasi.

Rekayasa Mundur

Rekayasa mundur berasal dari intelijen bisnis. Perusahaan-perusahaan mengikuti

perkembangan terakhir produk pesaing dengan membeli contoh produk dan membongkarnya

untuk melihat cara kerjanya. Spesifikasi rancangan dari produk pesaing diturunkan dari

produk itu sendiri, berawalan dengan pola normal, yang diawali dengan rancangan.

Dalam hal computer, rekayasa mundur adalah proses menganalisis suatu system untuk

mengidentifikasi elemen-elemennya dan antar hubungannya, serta untuk menciptakan

dokumentasi dalam tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari yang sekarang ada. Rekayasa

mundur diterapkan pada suatu system jika terdapat kebutuhan untuk menyiapkan dokumen

baru. Sering, tidak ada dokumentasi sama sekali.

Titik awal dalam merekayasa mundur suatu system adalah kode program, yang diubah

menjadi dokumentasi program sepertidiagram tindakan dan bagan arus program. Dokumntasi

ini dapat, pada gilirannya, diubah menjadi penjelasan yang lebih abstrak seperti diagram arus

data dan bagan arus system. Transformasi ini dapat dicapai secara manual atau oleh

perangkat lunak BPR.

Restrukturisasi

21 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 22: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Restrukturisasi adalah transformasi suatu system menjadi bentuk lain tanpa mengubah

fungsionalitasnya. Contoh restrukturisasi yang baik adalah transformasi suatu program yang

ditulis pada tahun-tahun computer, ketika hanya ada sedikit standar pemrograman, menjadi

program dalam format terstruktur atau modul-modul herarki. Setelah suatu program

direstrukturisasi, program ini kembali digunakan, sehingga menghasilkan pola lingkaran.

Restrukturisasi dapat dilakukan dalam arah mundur melalui tiap tahap dari siklus hidup

system. Hasilnya adalah suatu system yang terstruktur lengkap darirencana ke kode.

Rekayasa Ulang

Rekayasa ulang adalah rancangan ulang lengkap suatu system dengan tujuan mengubah

fungsionalitasnya. Itu bukan pendekatan ‘’hapus habis’’ krena pengetahuan mengenai cara

system yang sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali. Pengetahuan ini dapat diperoleh

dengan pertama-tama terlibat dalam rekayasa mundur. Lalu system baru ini dapat

dikembangkan secara normal. Nama rekayasa maju (forward engineering) diberikan untuk

proses yang mengikuti siklus hidup system secara normal saat terlibat dalam BPR.

Pemilihan komponen-komponen BPR

Komponen-komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau dalam kombinasi,

tergantung pada tingkat perubahan yang diinginkan. Paduan yang tepat tergantung pada

keadaan system saat ini dalam hal kualitas teknis dan fungsional. Kualitas fungsional adalah

suatu ukuran mengenai apa yang dilakukan system. Kualitas teknis, sebaliknya merupakan

suatu ukuran mengenai bagaimana itu dilakukan.

8. MENEMPATKAN SLC, PROTOTYPING DAN RAD DALAM PERSPEKTIFSiklus hidup system, prototyping dan RAD semuanya merupakan metodologi. Tiga

metodologi ini merupakan cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan system berbasis

computer. SLC merupakan penerapan dari pendekatan system bagi masalah penerapan

system kmputer, dan berisis semua elemen, dimulai dari identifikasi masalah dan akhiri

dengan penggunaan system.

Prototyping merupakan bentuk pendek dari pendekatan system yang berfokus pada

definisi dan pemuasan kebutuhan pemakai. Prototyping dapat berada didalam SLC.

22 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 23: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Kenyataannya, selama proses pengembangan satu system tunggal mungkin diperlukan

banyak uasaha prototyping.

RAD merupakan pendekatan alternative untuk tahap rancangan dan penerapan

dari SLC. Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan system untuk

digunakan, yang terutama dicapai melalui penggunaan peralatan-peralatan berbasis

computer dan tim-tim proyek yang terspesialisasi.

Dari semua metodologi yang ada, SLC merupakan metodologi tertua dan akan

terus menjadi dasar sebagian besar kerja pengembangan system. Prototyping juga

merupakan metodologi yang telah cukup mapan, dan akan terus digunakan bagi proyek-

proyek yang kebutuhan pemakainya masih sulit didefinisikan. RAD telah memperoleh

banyak dukungan sejak kelahirannya diawal tahun 1990an dan mungkin menjadi

metodologi utama bagi perancangan dan penerapan di masa depan. Saat ini banyak

perusahaan memperbaiki system-sistem yang menggunakan teknologi computer yang

telah using. Upaya untuk memanfaatkan teknologi yang terbaru ini diknal istilah BPR.

Prototyping dan RAD dapat digunakan dalam suatu proyek BPR untuk memenuhi

kebutuhan pemakai secara responsive.

23 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 24: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Penutup

Kesimpulan

Evolusi system berbasis computer mengikuti suatu pola yang disebut siklus hidup system. Empat tahap pertama adalah perencana, analisis, rancangan, dan penerapan. Empat tahap tersebut ditujukan bagi pengembangan. Istilah siklus hidup pengembangan system sering digunakan bagi empat tahap ini. Tahap yang kelima adalah tahap penggunaan.

Tanggung jawab manajemen siklus hidup dapat berada pada beberapa tingkatan organisasi. Pada tingkat puncak, pengarahan menyeluruh dapat dating dari direktur utama dan eksekutif lain, yang sering berfungsi sebagai suatu komite pengarah. Pada tingkatan yang sedikit lebih rendah, kepemimpinan berada pada komite pengarah SIM. Dalam tim-tim proyek, pengarahan diberikan oleh para pemimpin proyek.

Para pemakai dapat melaksanakan semua siklus hidup system saat mereka terlibat dalam end-user computing, tetapi para spesialis informasi dapat melakukan sebagian besar pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus mereka. Auditor internal sering pula dipanggil untuk memberikan bantuan khusus.

Manajer dari area pemakai terlibat dalam perencanaan siklus hidup dengan maksud memperoleh manfaat yang nanti dalam proyek. Analis system membantu manajer mendefinisikan masalah, menetapkan tujuan, dan mengenali kendala-kendala, kemudian mengadakan studi kelayakan. Studi kelayakan menjadi dasar bagi komite pengarah SIM dan manajer untuk menentukan apakah perlu melanjutkan proyek tersebut. Keputusan untuk maju menjadi tanda bagi para peserta untuk menetapkan suatu mekanisme pengendalian.

Tahap analisis dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai dan pembentukan tim proyek. Langkah-langkah selanjutnya sangat penting bagi keberhasilan proyek : pemakai mendefinisikan kebutuhan informasi mereka dan menentukan kriteria kinerja. Analis menyiapkan usulan rancangan, yang memberikan justifikasi untuk merancang system baru.

Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan system yang terinci, dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstrukturnya yang mendokumentasikan baik proses maupun data. Konfigurasi system alternative diidentifikasikan dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Usulan penerapan memberikan manajemen dasar untuk menciptakan suatu system kerja dari dokumentasi rancangan.

Tahap penerapan melibatkan para spesialis informasi yang lain, pemakai tambahan, dan mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor. Setelah perencanaan yang dirinci dan pengumuman, diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, dan diciptakan database. Saat fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang diperlukan telah dilaksanakan, manajemen menentukan apakan cutover ke system baru perl dilaksanakan.

24 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 25: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Segera setelah tahap penggunaan dimula, analis system dan auditor internal melaksanakan penelaahan setelah penerapan, yang diulangi secara berkala sepanjang umur hidup system. Spesialis informasi juga melakukan pemeliharaan.

Walau siklus hidup system mewakili bentuk dasar dari kerja system, siklus hidup system terpengaruh oleh metodologi-metodologi lain yang menekankan penggunaan peralatan pengembangan berbasis computer. Rapid application development adalah salah satu metodologi tersebut. Yang lain adalah rancangan ulang proses bisnis, yang yang berusaha mencapai siklus hidup pengembangan system yang baru deengan cara melakukan pembaharuan system secara lengkap.

25 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m

Page 26: Metodologi Siklus Hidup Sistem (Kelompok 5)

Daftar Pustaka

Raymond MCleod, George Schell. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Indeks. Jakarta.

Halaman website

Bahan SIM, 2013. Siklus Hidup Sistem, (Online),

( http://bahansim.blogspot.com/2013/05/metodologi-siklus-hidup-sistem.html ),

Diakses pada tanggal 23 Februari 2015

Fsaifulrahman, 2010. Metodologi Sklus Hidup Sistem, (Online),

(http://Fsaifulrahman.lecture.ub.ac.id/2010/05/METODOLOGI-SIKLUS-HIDUP-

SISTEM.pdf.html)

Diakses pada tanggal 24 Februari 2015

26 | Metodologi S i k l u s H i d u p S i s t e m