tinjauan pustaka siklus hidup gigi

30
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Benih Gigi Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan suatu benih gigi. Benih gigi berasal dari 2 jarinngan embrio yaitu bagian yang berkembang dari lamina gigi yang berasal dari ektodermal dan bagian lain yang berasal dari mesenkim yang terletak dibawah ektodermal. Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk : a. Organ enamel; yang berkembang seperti tombol, tumbuh diatas lamina gigi (berasal dari ektodermal), dan berasal dari epitel, dimana lapisan didalamnya akan membentuk enamel. Kuntum dari sel epithelial (organ enamel) dibentuk sebagai hasil dari pembiakan sel- sel. Perkembangan selanjutnya, menghasilkan bentuk kuntum (bud), bentuk topi (cap), dan berbentuk lonceng (bell) dari organ enamel. b. Dental papilla (organ dentin); yang berkembang dari dasar jaringan mesenhim (jaringan pengikat permulaan) yang berasal dari mesenhim dan akan membentuk dentin dan tinggal disekitar ruang sentral dari dentin sebagai pulpa.

Upload: laili-marifah

Post on 17-Feb-2015

104 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

tinjauan pustaka

TRANSCRIPT

Page 1: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Benih Gigi

Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan suatu

benih gigi. Benih gigi berasal dari 2 jarinngan embrio yaitu bagian yang

berkembang dari lamina gigi yang berasal dari ektodermal dan bagian lain yang

berasal dari mesenkim yang terletak dibawah ektodermal.

Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk :

a. Organ enamel; yang berkembang seperti tombol, tumbuh diatas

lamina gigi (berasal dari ektodermal), dan berasal dari epitel,

dimana lapisan didalamnya akan membentuk enamel.

Kuntum dari sel epithelial (organ enamel) dibentuk sebagai hasil

dari pembiakan sel-sel. Perkembangan selanjutnya, menghasilkan

bentuk kuntum (bud), bentuk topi (cap), dan berbentuk lonceng

(bell) dari organ enamel.

b. Dental papilla (organ dentin); yang berkembang dari dasar jaringan

mesenhim (jaringan pengikat permulaan) yang berasal dari

mesenhim dan akan membentuk dentin dan tinggal disekitar ruang

sentral dari dentin sebagai pulpa.

c. Kantung gigi (organ periodontal); yang juga berkembang dari dasar

mesenhim, yang berasal dari mesenhim dan akan membentuk

struktur penyanggah gigi, semnentum, tulang alveolar dan selaput

periodontal.

Perkembangan organ enamel berfungsi untuk membentuk jaringan

pengikat bawah, yang akan berkembang dan menjadi padat untuk membentuk

dental papilla. Dengan cara serupa jaringan pengikat mengelilingi organ enamel

dan dental pailla menjadi padat dan membentuk organ periodontal.

Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang lama. Tanda-tanda

pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan didaerah anterior

mandibula waktu usia 5-6 minggu, sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi

di daerah anterior maksila kemudian berlanjut kea rah posterior dari kedua rahang.

3

Page 2: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina

adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut

(ektodemal) yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila

pada tempat dimana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari

permukaan sampai dasar mesenkim (Harshanur, 1991).

2.2 Siklus Kehidupan Gigi

Setiap gigi mengalami tahap yang berturut-turut dari perkembangan

selama siklus kehidupannya, yaitu :

a. Tahap pertumbuhan

1) Tahap inisiasi adalah permulaan pembentukan kuntum gigi (bud)

dari jaringan epitel mulut (epithelial bud stage)

2) Tahap ploreferasi adalah spesialisasi dari sel-sel da perluasan dari

organ enamel (cap stage)

3) Tahap histodeferensi adalah spesialisasi dari sel-sel, yang

mengalami perubahan histologi dalam susunannya ( sel-sel epitel

bagian dalam dari organ enamel menajdi ameloblas, sel-sel perifer

dari organ dentin pulpa menjadi odontoblas).

4) Tahap morfodeferensiasi adalah susunan dari sel-sel pembentuk

sepanjang dentino cemental junction yang akan datang, yang

memberi garis luar dari bentuk dan ukuran korona dan akar yang

akan datang.

b. Erupsi intraoseus

1) Tahap aposisi adalah pengendapan dari matriks enamel dan dentin

dalam lapisan tambahan.

2) Tahap kalsifikasi adalah pengerasan dari matriks oleh pengendapan

garam-garam kalsium (Harshanur,1991).

c. Erupsi

Erupsi gigi adalah munculnya tonjolan gigi atau tepiu insial gigi

menembus gingiva. Erupsi gigi dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi

permanen.

Tahap erupsi gigi dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :

4

Page 3: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

a. Tahap praerupsi

Tahap praerupsi dimulai saat pembentukan benih gigi sampai

mahkota selesai dibentuk. Pada tahap praerupsi rahang

mengalami pertumbuhan pesat di bagian posterior dan

permukaan lateral yang mengakibatkan rahang mengalami

peningkatan panjang dan lebar kearah anterior-posterior. Untuk

menjaga hubungan yang konstan dengan tulang rahang yang

mengalami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi bergerak

kea rah oklusal.

b. Tahap prafungsional

Tahap prafungsional dimulai dari pembentukan akar sampai

gigi mencapai daratan oklusif. Pada tahap prafungsional gigi

bergerak lebih cepat kea rah vertical. Selain bergerak kearah

vertical, apda tahap prafungsional gigi juga bergerak miring

dan rotasi. Gerakan miring dan rotasi dari gigi ini bertujuan

untuk memperbaiki posisi gigi berjejal didalam tulang rahang

yang msih mengalami petumbuhan.

c. Tahap Fungsional

Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika

gigi telah tanggal. Selama tahap fungsional gigi bergerak

kearah oklusal, mesial dan proksimal. Pergerakan gigi pada

tahap fungsional ini bertujua untuk mengimbangi kehilangan

substansi gigi yang terpaksa selama berfungsi sehingga oklusi

dan titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan.

- Kegagalan Erupsi

Kegagalan erupsi adalah ketika gigi yang erupsinya terhalang oleh

sesuatu sebab sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna

mencapai oklusi yang normal di dalam deretan susunan gigi geligi :

Ada 2 faktor yang mempengaruhi kegagalan erupsi yaitu :

Faktor-faktor kegagalan erupsi yang berasal dari gigi

1. Kelainan dalam perkembangan benih gigi

5

Page 4: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

Pada kondisi kelainan perkembangan benih gigi ini, benih gigi yang

sudah terbentuk tidak mengalami perkembangan dengan sempurna

sehinga gigi gagal dalam bererupsi.

2. Kegagalan dalam pergerakan praerupsi dan prafungsional

Pada kondisi ini, pembentukan gigi berlangsung dengan sempurna

tetapi gigi yang sudah terbentuk tidak mengalami pergerakan selama

tahap praerupsi dan prafungsional sehingga gigi tetap pada tempatnya

didalam tulang alveolar.

3. Letak benih yang abnormal

Letak benih yang abnormal seperti letak benih yang terlalu miring

kearah lingual, bukal dapat menyebabkan gigi tersebut mengalami

kesulitan dalam pergerakan erupsi sehinga gigi gagal bererupsi.

Faktor-faktor kegagalan gigi yang berasal dari sekitar gigi

1. Tulang yang tebal dan padat

Gagalnya gigi bererupsi pada kondisi ini disebabkan konsistensi tulang

yang sangat keras dan padat sehingga tekanan erupsi normal tidak

encukupi untuk menembus tulang yang tebal dan padat tersebut.

2. Tempat untuk gigi tersebut kurang

Kurangnya tempat untuk gigi yang disebabkan oleh berbagai hal

seperti ukuran yang terlalu besar, tulang rahang yang tidak

berkembang juga dapat menyebabkan gigi tidak muncul di rongga

mulut.

3. Posisi gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut

Posisi gigi tetangga yang menghalangi jalannya erupsi dapat

menyebabkan gigi tidak muncul kepermukaan.

4. Adanya gigi susu yang persistensi

Gigi susu yang tidak tanggal pada waktunya dapat menyebabkan

kegagalan erupsi pada gigi permanent, kegagalan erupsi gigi

permanent pada kondisi gigi persistensi ini disebabkan oleh tidak

tersedianya ruangan untuk gigi permanent yang akan erupsi

menggantikan gigi susu yang persistensi tersebut (Purba, 2004).

6

Page 5: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

d. Atrisi

Yaitu ausnya permukaan gigi karena lamanya pemakaian waktu berfungsi

(Hashanur, 1991).

e. Resobsi

Yaitu penghapusan dari akar-akar gigi susu oleh aksi dari osteoclast

(Hashanur, 1991).

2.3 Struktur Gigi

Secara gris besar, struktur gigi dibagi menjadi dua bagian berikut :

1. Dilihat Secara Makroskopis (Menurut Letak dari Email dan Sementum)

a. Mahkota atau korona ialah bagian yang dilapisi jaringan enamel atau

email dan normal terletak diluar jaringan gusi atau gingival.

b. Akar atau radix ialah bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum dan

ditopang oleh tulang alveolar dari maksila dan mandibula.

c. Garis servikal atau cemento enamel junction ialah batas dari jaringan

sementum dan email, yang merupakan pertemuan antara mahkota dan

akar gigi

d. Ujung akar atau apeks ialah titik yang terujung dari suatu benda yang

runcing atau yang berbentukl kerucut seperti akar gigi.

e. tepi insisal (insisal edge) ialah suatu tonjolan kecil san panjang pada

bagian korona pada gigi incisive yang merupakan sebagian permukaan

incisive dan yang digunakan untuk memotong atau mengirim makanan.

5. Tonjolan atau cusp ialah tonjolan pada bagian korona pada gigi

caninus dan gigi posterior, yang merupakan bagian dari permukaan

oklusal.

2. Dilihat Secara Mikroskopis

Struktur atau susunan dari tiap-tiap gigi manusia terdiri dari :

a. Jaringan keras ialah jaringan yang mengandung bahan kapur terdiri

dari jaringan email atau enamel atau glasir, jaringan dentin atau

tulang gigi, dan jaringan sementum.

7

Page 6: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

b. Email ialah bagian atau bentuk luar yang melindungi dentin. Email

berasal dari jaringan ectoderm, susunannya agak istimewa yaitu

penuh ssengan garam-garam CA.Bila dibandingkan dengan jaringan-

jaringan gigi yang lain email adalah jaringan yang paling keras, yang

paling kuat oleh karena itu ia merupakan pelindung gigi yang paling

kuat terhadap rangsanga-rangsangan pada waktu pengunyahan. Email

tidak nmempunyai kemampuan untuk bagian-bagian yang rusak, jadi

bila email sekali saja rusak harus ditambal.

Sebab-sebab kerusakan email :

1. Abrasi : karena mekanisme misalnya karena menyikat gigi dengan

cara yang salah

2. Erosi : karena khemis misalnya karena suka makan makanan yang

mengandung cuka (asam) atau minum air yang mengandung zat

kemis (misalnya Pb)

3. Astrisi : karena banyaknya dipakai untuk mengunyah.

c. Dentin merupakan bentuk pokok dari gigi pada satu pihak diliputi

oleh jaringan email (korona) dan pada pihak lain diliputi oleh jaringan

sementum (akar) , merupakan bagian terbesar dari gigi dan

merupakan ldinding yang membatasi dan melindungi jaringan yang

berisi pulpa.

3. Jaringan lunak yang menyokong gigi dikenal dengan gusi. Dibagian

bawah gusi terdapat rongga-rongga tempat melekatnya gigi yang disebut

tulang gigi. Bagian gigi yang melekat pada tulang gigi disebut akar gigi,

bagian dalam akar gigi ada rongga yang disebut pulpa gigi. Jaringan pulpa

ialah jaringan yang terdapat dalam rongga sampai foramen apical,

umumnya mengandung bahan dasar (gronsubsten), bahan perekat, sel saraf

yang peka sekali terhadap rangsangan mekanis, termis dan kimia, jaringan

limfe (cairan getah bening), jaringan ikat dan pembuluh darah arteri dan

vena.

4. Rongga pulpa terdiri atas :

a. Tanduk pulpa atau pulphorn yaitu ujung pulpa

b. Ruang pulpa/pulpchamber yaitu ruang pulpa dikorona gigi

8

Page 7: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

c. Saluran pulpa pulpkanal yaitu saluran diakar gigi, kadang-kadang

bercabang dan ada saluran tambahan.

d. Foramen apical yaitu lubang di apeks gigi, tempat masuknya

jaringan pulpa di rongga pulpa (Harshanur, 1991).

2.4 Komponen Biokimia Gigi

Biokimia komponen gigi terdiri dari 3 jaringan termineralisasi, yaitu :

1. Enamel

Komposisi :

~ 96 % bahan anorganik

~ sedikit bahan organik

~ 4 % air

2. Dentin

Komposisi :

~ 70 % bahan anorganik

~ 18 % bahan organik

~ 12 % air

3. Sementum

Komposisi :

~ 65 % bahan anorganik

~ 23 % bahan organik

~ 12 % air (Harshanur, 1991).

2.5 Gigi Geligi

Gigi sulung/ gigi susu/ deciduous teeth

Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunanya sebagai

berikut :

10 gigi di rahang atas yaitu : 5 gigi kiri dan 5 gigi kanan.

10 gigi dirahang bawah yaitu : 5 gigi kiri dan 5 gigi kanan.

Nama dari macam-macam gigi susu antara lain :

Gigi anterior atau gigi depan ialah gigi insisivus sentral, insisivus

lateral, kaninus.

9

Page 8: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi molar ke-1 dan molar

ke-2 (Harshanur, 1991 ).

Gigi tetap atau gigi permanen

Normal orang dewasa mempunyai 32 gigi tetap yang susunannya sebagai

berikut :

16 gigi di rahang atas yaitu : 8 gigi kiri dan 8 gigi kanan.

16 gigi di rahang bawah yaitu : 8 gigi kiri dan 8 gigi kanan.

Nama dari macam-macam gigi permanen ialah :

Gigi anterior atau gigi depan ialah gigi insisivus sentral, insisivus

lateral, kaninus.

Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi premolar ke-1,

premolar ke-2, molar ke-1, molar ke-2, molar ke-3 ( Harshanur,

1991 ).

Perbedaan gigi sulung dan gigi permanen

Bila dibandingkan dengan gigi permanen, mahkota gigi sulung

lebih kecil dalam segala ukuran dan dimensi. Memiliki cervical ridge yang

lebih menonjol dengan leher lebih sempit, warna lebih cerah dan memiliki

akar yang lebih menyebar. Selain itu terdapat beberapa perbedaan sebagai

berikut: (Harshanur, 1991).

GIGI SULUNG GIGI PERMANEN

1 Tanduk pulpa lebih tinggi dan

ruang lebih lebar.

2 Ukuran mesio-distal korona

gigi sulung lebih lebar

daripada ukuran serviko-

insisalnya, kecuali incisivus

sentral, lateral, kaninus bawah,

dan incisivus lateral atas.

3 Ukuran mesio-distal akar-akar

gigi susu depan sempit

4 Pada gigi susu tidak ada gigi

premolar atau gigi yang

1 Tanduk pulpanya lebih rendah

dan ruang pulpanya lebih

sempit.

2 Ukuran mesio-distal korona gigi

permanen lebih sempit daripada

ukuran serviko-insisalnya.

3 Ukuran mesio-distal akar-akar

gigi permanen depan lebar.

4 Pada gigi permanen terdapat gigi

premolar.

5 Akar-akar dan korona molar

permanen mesio-distal dan

10

Page 9: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

menyerupai premolar.

5 Akar-akar dan korona molar

susu mesio-distal dan sepertiga

servikal lebih sempit

6 Akar-akar molar susu relatif

lebih sempit/ramping, panjang

dan lebih divergen

(memancar).

7 Akar-akar gigi susu mengalami

resorpsi.

8 Gigi geligi susu lebih putih.

9 Pada gigi susu tidak terbentuk

sekunder dentin.

10 Permukaan fasialnya lebih

licin.

sepertiga servikal lebih lebar.

6 Akar-akar molar permanen lebih

lebar , pendek, dan lebih

konvergen .

7 Akar-akar gigi permanen tidak

mengalami resorpsi.

8 Gigi geligi permanen lebih

kuning.

9 Pada gigi permanen terbentuk

sekunder dentin.

10 Permukaan fasialnya lebih kasar.

2.6 Morfologi Gigi

Morphology gigi adalah ilmu mengenai bentuk dan struktur organisme,

organ, atau bagian tertentu.

Ridge atau edge

Ridge atau edge adalah suatu tonjolan kecil dan panjang pada

permukaan suatu gigi dan dinamakan menurut letak dan bentuknya.

Macam-macam ridge antara lain :

a) Marginal ridge ialah tepi bulat dari enamel yang membentuk tepi-

tepi mesial dan distal dari permukaan oklusal dari gigi premolar

dan molar dan tepi-tepi mesial dan distal permukaan palatal atau

lingual dari gigi insisivus dan kaninus.

b) Triangular ridge ialah ridge yang berjalan turun dari puncak cusp

gigi molar dan premolar menuju kebagian sentral dari permukaan

oklusal, disebut demikisn karena lereng-lereng sisi kiri dan kanan

11

Page 10: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

dari ridge tersebut merupakan 2 sisi dari suatu segitiga dan

dinamakan menurut letaknya cusp.

c) Transversal ridge ialah ridge yang terbentuk oleh persatuan antara

suatu triangular ridge bukal dengan suatu triangular ridge palatal

atau lingual yang berjalan transversal pada permukaan oklusal dari

gigi belakang.

d) Oblique ridge ialah ridge yang terbentuk oleh persatuan antara

suatu triangular ridge mesiopalatal yang berjalan miring pada

permukaan oklusal dari gigi molar atas.

e) Cusp ridge ialah ridge yang membentuk tepi-tepi labial atau bukal

dan tepi-tepi palatal atau lingual dari cusp pada permukaan oklusal

dari gigi geligi belakang dan kaninus

f) Insisal ridge ialah insisal edge ( Harshanur, 1991 ).

Fosa

Fosa adalah suatu lekukana/ konkafiteta/ depresi yang bundar,

lebar, dangkal dan tidak rata yang terdapat pada permukan gigi.

Macam-macam fosa antara lain :

a) Fosa palatal/ lingual ialah fosa yang terdapat pada permukaan

palatal/ lingual dari gigi insisivus dan caninus.

b) Fosa sentral ialah fosa yang terdapat pada permukaan oklusal dari

gigi molar di mana terdapat pertemuan antara beberapa

developmental groove yang merupakan suatu depresi sentral.

c) Triangular fosa ialah fosa yang merupakan suatu segitiga terdapat

pada permukaan oklusal dari gigi molar dan premolar dan letaknya

mesial/ distal dari marginal ridge dan fosa yang merupakan suatu

segitiga, terdapat pada permukaan palatal/ lingual dari gigi

insisivus letaknya pada ujung dari fosa palatal di mana marginal

ridge dan singulum bertemu, yang merupakan suatu segitiga

( Harshanur, 1991 ).

12

Page 11: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

Groove

Groove ialah suatu lekukan/ depresi yang dangkal, sempit dan

panjang yang terdapat pada suatu permukaan gigi.

Macam-macam grove antara lain :

a) Developmental groove ialah groove yang dangkal di mana bagian-

bagian utama dari korona dan akar bertemu.

b) Supplemental groove ialah cabang dari developmental groove dan

biasanya tidak menunjukan suatu pertemuan utama.

c) Groove bukal/ lingual ialah developmental groove yang terdapat

pada permukaan bukal/ lingual dari gigi-gigi belakang ( Harshanur,

1991 ).

d) Gambar 2-2. Permukaan oklusal M1 atas ( Harshanur, 1991 ).

Pit

Pit ialah depresi yang kecil, besarnya seujung jarum yang tedapat

pada permukaan oklusal dari gigi molar, di mana developmental groove

bertemu atau saling melintang.

Pit sentral ialah pit yang letaknya di sentral permukaan oklusal dari

gigi molar, terdapat di dalam fosa sentral, merupakan tanda penting

dimana developmental groove bertemu atau saling melintang ( Harshanur,

1991 ).

13

Page 12: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

Fissure

Fissure ialah suatu celah yang dalam dan memanjang pada permukaan

gigi, biasanya terdapat pada permukaan oklusal atau fasial/ proksimal dan

merupakan dasar dari developmental groove.

Tuberkel ialah evelasi/ tonjolan kecil pada beberapa bagian dari

korona gigi yang dihasilkan dari pembentukan enamel yang berlebihan

( Harshanur, 1991 ).

Lobe

Lobe ialah bagian yang meninjol merupakan bagian permulaan dari

pembentukan gigi pada pertumbuhan korona gigi. Yang termasuk lobe

ialah :

1) Mamelon ialah tonjolan yang terdapat pada edge insisisal dari gigi

insisivus yang baru tumbuh/ erupsi atau pada edge insisal dari gigi

yang belum pernah digunakan untuk mengunyah.

2) Cusp, Hawk bill insisal edge/ edge beak incisor ialah gigi insisivus

atas dengan insisal edge yang terletak disebelah palatal dari poros gigi

dilihat dari pandangan proksimal ( Harshanur, 1991 ).

Gambar 2-3. Permukaan labial I1 bawah ( Harshanur, 1991 ).

Gigi molar

Gigi molar mempunyai permukaan oklusal terbesar dari semua gigi

dan mempunyai fungsi mengunyah yang penting untuk mengelilingi dan

menghancurkan makanan, ia mempunyai 3-5 cusp utama dan merupakan

satu-satunya gigi dengan cusp bukal lebih dari satu. Adanya akar yang

14

Page 13: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

kuat dan divergen menyebabkan molar mempunyai penjangkaran yang

kuat yang dilakukan pada rahang.

Pada umumnya, outline dan contour molar atas mirip. Biasanya

terdapat 4 cusp, dengan cusp disto-lingual mesio-distal bila dibandingkan

dengan molar atas yang mempunyai ukuran buko-palatal yang lebih besar

( Beek, 1996 ).

Bidang yang terdapat pada gigi, antara lain:

1. Labial adalah bidang gigi yang menghadap ke bibir.

2. Buccal adalah bidang gigi yang menghadap ke pipi.

3. Lingual adalah bidang gigi yang menghadap ke lidah.

4. Palatum adalah langit-langit rongga mulut.

5. Insisal adalah permukaan atas pada gigi anterior.

6. Oklusal adalah permukaan atas pada gigi posterior.

7. Mesial adalah sisi gigi yang mendekati garis median.

8. Distal adalah sisi gigi yang menjauhi garis median ( Harshanur,

1991 ).

2. 7 Anomali Gigi

Anomali Gigi Adalah gigi yang bentuknya menyimpang dari bentuk aslinya.

Faktor penyebabnya yaitu :

1. Faktor Hereditas

2. Gangguan waktu pertumbuhan, perkembangan gigi

3. Gangguan Metabolisme

Macam- Macam Anomali Gigi Diantaranya :

1. Anodonsia

a.True Anadonsia

Suatu istilah yang di gunakan untuk menunjukkan ada tidaknya seluruh gigi

permanen atau gigi susu disebabkan :

- Gagalnya benih gigi untuk berinisiasi

- Inisiasi berlangsung pada benih mengalami kehancuran

15

Page 14: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

b. False Anadonsia

Suatu istilah yang digunakan untuk gigi secara klinik tidak tampak. Keadaan

ini di sebabkab adanya gigi impaksi atau ankilosis yang gagal untuk erupsi

sehingga tampak adanya ruang kosong pada lengkung gigi-gigi terdapat pada

rahang tapi tidak erupsi, misalnya impaksi.

2. Makrodontia

Makrodontia berasal dari kata "makro" yang berarti besar dan "dont" yang

menunjuk pada gigi atau gigi. Makrodontia berarti suatu kondisi dimana gigi

atau sekelompok gigi tidak normal lebih besar dari biasanya

3. Mikrodontia

Kata” mikro" berarti kecil, maka Mikrodontia adalah suatu kondisi di

mana gigi atau sekelompok gigi tidak normal lebih kecil dari biasanya

(Harshanur, 1991).

2.8 Nomenklatur

Nomenklatur ialah cara menulis gigi geligi. Ada beberapa cara

nomenklatur, yaitu (Harshanur, 1991).

1. Cara Zsigmondy

Gigi Sulung

V IV III II I I II III IV V

V IV III II I I II III IV V

Contoh : c atas kanan = III

m 2 atas kiri = V

Gigi Permanen

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

16

Page 15: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

Contoh : P2 atas kanan = 5

I1 bawah kiri = 1

2. Sistem 2 angka dari FDI (Federation Dental International) / WHO

Gigi Tetap

1 2

4 3

Angka kedua menunjukkan gigi apa dalam kwadran

Contoh : P2 atas kanan = 15

I2 bawah kiri = 31

Gigi Sulung

1 2

4 3

Contoh : c bawah kanan =83

m2 atas kiri = 65

Keuntungan cara ini ialah mudah dimengerti, diajarkan, dicetak,

ditulis dan dipindahkan ke computer

3. Universal

Gigi sulung

A B C D E F G H I J

T S R Q P O M N L K

Gigi permanen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17

17

Page 16: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

2.9 Odontologi Forensik

Menurut Pederson, odontologi forensik adalah suatu cabang ilmu

kedokteran gigi yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti

gigi serta cara evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan

peradilan.

Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sebagai

berikut :

1. Gigi dan restorasinya merupakan jaringan keras yang resisten terhadap

pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrem.

2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi

gigi menyebabkan dimungkinkannya identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.

3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis

gigi (dental record) dan data radiologis.(Harvey, 1996)

2.10 Peranan Dokter Gigi Forensik

Sebagaimana telah diterangkan diatas, benda bukti gigi sudah sejak lama

disadari mempunyai peran yang besar dalam identifikasi personal dan

pengungkapan kasus kejahatan. Bagi para aparat penegak hukum dan pengadilan,

pembuktian melalui gigi merupakan metode yang valid dan terpercaya (reliable),

sebanding dengan nilai pembuktian sidikjari dan penentuan golongan darah.

Seorang dokter gigi forensik harus memiliki beberapa kualifikasi sbb :

1. Kualifikasi sebagai dokter gigi umum.

Kualifikasi terpenting yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi forensik

adalah latar belakang kedokteran gigi umum yang luas, meliputi semua

spesialisasi kedokteran gigi. Sebagai seorang dokter gigi umum, kadang-kadang ia

perlu memanggil dokter gigi spesialis untuk membantunya memecahkan kasus.

2. Pengetahuan tentang bidang forensik terkait.

Seorang dokter gigi forensik harus mengerti sedikit banyak tentang kualifikasi dan

bidang keahlian forensik lainnya yang berkaitan dengan tugasnya, seperti

penguasaan akan konsep peran dokter spesialis forensik, cara otopsi, dsb.

3. Pengetahuan tentang hukum.Seorang dokter gigi forensik harus memiliki

pengetahuan tentang aspek legal dari odontologi forensik, karena ia akan banyak

18

Page 17: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

berhubungan dengan para petugas penegak hukum, dokter forensik dan juga

pengadilan. Dalam hal kasus kriminal ia juga harus paham mengenai tata cara

penanganan benda bukti yang merupakan hal yang amat menentukan untuk dapat

diterima atau tidaknya suatu bukti di pengadilan (Harvey,1996).

2.11 Data Antemortem dan Postmortem

Identifikasi dengan sarana gigi dilakukan dengan cara membandingkan

data gigi yang diperoleh dari pemeriksaan orang atau jenazah tak dikenal ( data

postmortem) dengan data gigi yang pernah dibuat sebelumnya dari orang yang

diperkirakan (data antemortem). Data antemortem merupakan syarat utama yang

harus ada apabila identifikasi dengan cara membandingkan akan diterapkan. Data

antemortem tersebut berupa :

1. Dental record, yaitu keterangan tertulis berupa odontogram, atau catatan

keadaan gigi pada waktu pemeriksaan, pengobatan dan perawatan

2. Foto rontgen gigi

3. Cetakan gigi

4. Protesa gigi atau alat orthodonsi

5. Foto close up muka atau profil daerah mulut dan gigi

6. Keterangan dari orang-orang terdekat dibawah sumpah

Untuk data gigi postmortem yang perlu dicatat pada pemeriksaan antara lain:

1. Gigi yang ada dan tidak ada, bekas gigi yang tidak ada baik baru maupun sudah

lama

2. Gigi yang ditambal, jenis dan klasifikasi bahan tambal

3. Anomali bentuk dan posisi

4. Karies atau kerusakan yang ada

5. Jenis dan bahan restorasi

6. Atrisi dataran kunyah gigi yang merupakan proses fisiologi untuk fungsi

mengunyah. Derajat atrisi ini sebanding dengan umur (Julianti, 2008).

19

Page 18: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

2.12 Peran Gigi Dalam Proses Identifikasi

Gigi merupakan sarana identifikasi yang dapat dipercaya apabila rekaman

data dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan dapat dikemukakan mengapa

gigi dapat dipakai sebagai sarana identifikasi adalah sebagai berikut:

1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan

pengaruh lingkungan yang ekstrim.

2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi

gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.

3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis

gigi (dental record) dan data radiologis.

4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis,

yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga

apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu.

5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa

gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua milyar.

6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400ºC.

7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang

terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan

giginya masih utuh (Harvey,1996).

2.13 Ruang Lingkup Odontologi Forensik

Ruang lingkup odontologi forensik sangat luas meliputi semua bidang

keahlian kedokteran gigi. Secara garis besar odontologi forensik membahas

beberapa topik:

1. Identifikasi benda bukti manusia.

2. Penentuan umur dari gigi.

3. Penentuan jenis kelamin dari gigi.

4. Penentuan ras dari gigi.

5. Penentuan etnik dari gigi.

6. Analisis jejas gigit (bite marks).

7. Peran dokter gigi forensik dalam kecelanaan massal.

20

Page 19: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

8. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal

(Harvey,1996).

2.14 Identifikasi Melalui Sarana Gigi dan Mulut

1. UMUR

Pertumbuhan dari gigi ada 5 periode antara lain:

– Periode Intra Uterine (I.U), melalui benih gigi.

– Periode sebelum gigi tumbuh ( 0 – 6 bulan ).

– Periode geligi sementara ( 6 bulan – 6 tahun ).

– Periode mixed dentition.

– Periode gigi tetap.

2. RAS

Dikenal 3 macam ras didunia yaitu :

1. Ras Caucasoid.

• Gigi Premolar 2 bawah (P2) : mesio-distal memanjang.

2. Ras Mongoloid.

• Gigi incicivusnya berbentuk sekop.

3. Ras Negroid.

• Gigi Premolar 2 bawah mempunyai 3 cups

3. JENIS KELAMIN

– Penentuan jenis kelamin dari pemeriksaan gigi dapat dilakukan dengan

memakai metode “Fluoresensi chromosom Y”

4. GOLONGAN DARAH

– Penentuan gol. Darah dari pemeriksaan gigi yaitu dengan memakai metode

“Absorption Ellusion Test”. Pemeriksaan ini dapat dipakai pada sistem golongan

darah ABO.

21

Page 20: tinjauan pustaka siklus hidup gigi

5. KEBIASAAN TERTENTU

– Dari pemeriksaan bentuk serta kondisi gigi geligi, dapat menentukan / memberi

gambaran ciri-ciri khusus seseorang, antara lain :

• Perokok

• Pemakan sirih

• Penjahit

• Hair dresser

• Penghisap pipa (Lukman, 2006).

22