laporan siklus hidup lalat

22
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GENETIKA Siklus Hidup Drosophila sp. Di susun oleh : Fariha Suci Rahmasari (13304241005) Annisa Rizqi Yasmine (13304241009) Mia Noor Shafira Pridiasari (13304241015) Ihsan Adi Pratama (13304241024) Setiarti Dwi Rahayu (13304241031) Henky Becheta Anggraeni (13304241078) 1

Upload: lance-sullivan

Post on 17-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan siklus hidup lalat

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Siklus Hidup Lalat

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GENETIKA

Siklus Hidup Drosophila sp.

Di susun oleh :

Fariha Suci Rahmasari (13304241005)

Annisa Rizqi Yasmine (13304241009)

Mia Noor Shafira Pridiasari (13304241015)

Ihsan Adi Pratama (13304241024)

Setiarti Dwi Rahayu (13304241031)

Henky Becheta Anggraeni (13304241078)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVESITAS NEGERI YOGYAKARTA

Maret, 2015

1

Page 2: Laporan Siklus Hidup Lalat

A. TOPIK

Mengenal lalat buah Drosophila sp.

B. TUJUAN

Mengetahui siklus hidup lalat buah Drosophila sp.

C. LATAR BELAKANG

Drosophila melanogaster hampir selalu dipakai dalam berbagai penelitian

genetika, baik di dalam lab maupun penelitian kecil pada pelajar sekolah menengah. Dipilih

karena beberapa alasan sederhana seperti biaya murah, tidak memerlukan tempat yang bersih,

mudah didapat, dan mudah untuk dikembangbiakkan. Jenis mutan pada spesies ini juga

terbilang banyak dengan  beberapa perbedaan pada warna badan, bentuk sayap, dan warna

mata. Ukurannya yang kecil juga emudahkan kita untuk mengamatinya dengan lebih aman

dan seksama.

Drosophila melanogaster termasuk salah satu endopterygota yang melakukan

metamorfosis sempurna. Pada  Drosophila melanogaster, terdapat fase telur, larva instar I,

larva instar II, larva instar III, pre-pupa, pupa dan imago. Penting bagi pelajar genetika untuk

mempelajari siklus hidup Drosophila melanogaster agar kita dapat mengetahui morfologi tiap

fase pada lalat tersebut serta perubahannya. Selain itu, secara ilmu genetika bila kita

mempelajari siklus hidup lalat tersebut, kita dapat mengetahui kontribusi letak alel pada

kromosom dalam menentukan morfologi serta perubahan pada tiap fase. Dengan demikian,

kita dapat mengaplikasikannya terhadap organisme yang lebih makro serta ilmu genetika

dapat terlaksana dengan baik.

Lalat buah ( Drosophila ) adalah organisme yang memiliki ciri-ciri yang sudah

dikenal dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak dan memiliki

siklus hidup yang singkat. Sepasang lalat buah dapat menghasilkan 300-400 butir telur. Siklus

hidup Drosophilla teridiri dari stadium telur-larva-pupa –imago. Telur Drosophilla berukuran

kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar, sedangkan permukaan

ventral agak membulat. Pada bagian anterodoral terdapat sepasang filament yang fungsinya

untuk melekatkan diri pada permukaan, agar telur tidak tenggelam dalam medium. Pada

bagian ujung anterior terdapat lubang kecil yang disebut mtcrophil, yaitu temapat masuknya

2

Page 3: Laporan Siklus Hidup Lalat

spermatozoa. Telur yang dikeluarkan dari tubuhnya biasanya sudah dalam tahap blastula.

Dalam waktu 24 jam telur akan menetas menjadi larva. Larva yang menetas ini akan

mengalami dua kali pergantian kulit, sehingga periode stadium yang paling aktif. Larva

kemudian menjadi pupa yang melekat pada permukaan yang relatif kering, yaitu pada dinding

botol kultur atau pada kertas saring. Pupa akan menetas menjadi imago setelah berumur 8-11

hari bergantung pada spesies dan suhu lingkungan.

Oleh karena itu, praktikum genetika ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui

siklus hidup lalat buah Drosophila sp. Diharapkan dengan adanya praktikum ini, kita dapat

mengetahui bagaimana suatu lalat buah Drosophila sp. melewati suatu fase dalam hidupnya

dari sejak lahir hingga menjadi dewasa.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Drosophila melanogaster memiliki klasifikasi phylum Arthropoda, kelas Insecta,

ordo Diptera, Sub Ordo Cyclorrhapha, series Acalyptrata, Familia Drosophilidae dan Genus

Drosophila (Strickberger, 1962). Drosophila melanogaster (lalat buah) adalah suatu serangga

kecil dengan panjang dua sampai lima millimeter dan komunitasnya sering kita temukan di

sekitar buah yang rusak/busuk (Iskandar, 1987). Drosophila melanogaster seringkali

digunakan dalam penelitian biologi terutama dalam perkembangan ilmu genetika (Manning,

2006).

Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha

(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan

termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior

pupa (Wheeler, 1981).

Ada beberapa alasan Drosophila melanogaster dijadikan sebagai model

organisme yaitu karena D. melanogaster ukuran tubuhnya kecil, mudah ditangani dan mudah

dipahami, praktis, siklus hidup singkat yaitu hanya dua minggu, murah dan mudah dipelihara

dalam jumlah besar (Iskandar, 1987), mudah berkembangbiak dengan jumlah anak banyak,

beberapa mutan mudah diuraikan (King, 1962), memiliki empat pasang kromosom raksasa

yang terdapat pada kelenjar saliva pada fase larva (Strickberger, 1962). Pada kondisi

laboratorium lalat buah dewasa rata-rata mati dalam 6 atau 7 hari (Shorrocks, 1972).

Keberadaan organisme di alam ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar

3

Page 4: Laporan Siklus Hidup Lalat

termasuk lingkungan. Faktor luar meliputi faktor fisik, kimia dan biologis. Untuk hewan,

faktor fisik termasuk didalamnya adalah makanan mempunyai peranan lebih besar dalam

menentukan keberadaan hewan tertentu di suatu tempat dibandingkan dengan faktor kimia.

Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan lalat buah. Ciri-ciri yang bersifat

kuantitatif, panjang tubuh sangat sensitif terhadap perubahan faktor lingkungan seperti

fluktuasi suhu atau perubahan baik secara kuantitas maupun kualitas jenis makanan

(Junitha,1991).

Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya

dan merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang

mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan

generasi yang baru dapat dikembangkan setiap dua minggu. Karakteristik ini menunjukkan

lalat buah organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik (Campbell, 2002).

Telur lalat berukuran sekitar 0,5 mm. Pada ujung anteriornya terdapat sebuah

lubang yang disebut “micropyle” dan dibatasi oleh dua sampai empat buah tonjolan yang

memanjang berbentuk sendok. Telur tersebut dibuahi di dalam tubuh dan sperma masuk

dalam “micropyle”. Telur baru yang dikeluarkan, pada umumnya sudah memasuki tahap

blastula atau tahap lanjut apabila proses peneluran terganggu. Telur tersebut mengalami

perkembangan selama kurang lebih 24 jam dan menetas menjadi larva (Hartati, 2008).

Drosophila melalui tiga tahapan larva, dimana larva makan, tumbuh, dan larva berganti kulit

(kulit lapisan luarnya yang keras) (Campbell, 2003).

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorphosis sempurna, yaitu dari

telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari

telur dapat dilihat lebih jelas pada gambar ini :

4

Page 5: Laporan Siklus Hidup Lalat

Perkembangan dimulai setelah terjadinya fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.

Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda

menetas dan telur ini terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva

tidak berhenti untuk makan (Silvia, 2003).

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur disebut perkembangan

postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual

dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual

terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di

permukaan makan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa

dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin

maksimum 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua

lapisan, yaitu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi

kuat (Khorion) di bagian luar anteriornya terdapat dua tangkai tipis. Konon mempunyai kulit

bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan

menggali dengan mulut berwarba hitam di dekat kepala. Untuk pernapasan pada trakea,

terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia,

2003)

Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodeik berganti kulit untuk

mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integument baru diperluas dengan

kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar

pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar

adalah ukuran larva dengan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang

kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk berbentuk pupa. Pada tahap terakhir,

larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan

berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi

pada pose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar :

dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari

pupa ke imago (Ashbumer, 1985).

5

Page 6: Laporan Siklus Hidup Lalat

Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika

terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva

yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol.

Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang

dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Saat larva Drosophila

membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen,

tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan

kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada

instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini,

larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).

Struktur dewasa tampak jelas selama periode pada bagian kecil jaringan dorman

yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut

aniagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari aniagen ke bentuk

dewasa (Silvia, 2003).

Dewasa pada Drosophila dalam satu siklus hidupnya berusia 9 hari. Setelah keluar

dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu,

lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah

yang sangat banyak dari lalat buah jantang. Pada ujung anterior terdapat mikropyle, tempat

spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam

mikropyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya

segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio (Borrror, 1992).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila

melanogaster diantaranya sebagai berikut:

1. Suhu Lingkungan

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.

Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan

mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar

180°C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama

dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan

steril.

6

Page 7: Laporan Siklus Hidup Lalat

2. Ketersediaan Media Makanan

Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila

kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan

larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering

kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang

hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur – telur ini juga dipengaruhi

oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina.

3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan

Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat.

Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu

banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal

dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai

kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan

menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada

individu dewasa.

4. Intensitas Cahaya

Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami

pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap (Shorrocks, 1972).

E. Metode

a. Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat Praktikum : Laboratorium Zoologi

Waktu Praktikum : 17 s.d. 23 Maret 2015

b. Alat dan Bahan

1. Drosophila melanogaster liar

2. Mikroskop stereo dan binokuler

3. Kaca pembesar (loup)

4. Cawan petri

5. Kuas

6. Kaca objek

7. Oven

7

Page 8: Laporan Siklus Hidup Lalat

8. Blender

9. Pisang ambon masak

10. Eter

11. Tegosept

12. Botol kultur dan tutup dari busa

13. Corong

c. Prosedur Kerja

Pembuatan Media Pemeliharaan Lalat Buah

Ada beberapa resep untuk membuat media pemeliharaan lalat buah. Media yang dibuat

dari bahan dasar campuran tape dan pisang sering dipakai untuk media pemeliharaan.

Dalam praktikum ini dipakai media dengan bahan bahan dasar pisang ambon. Cara

pembuatannya adalah sebagai berikut :

8

Memotong 500 gram daging buah pisang ambon masak dilumatkan dengan blender

Memasukkan 15 gram tepung agar-agar dilarutkan dalam 478 cc air, kemudian masak sampai mendidih

Memasukkan bubur pisang dan Tegosept (7 cc) ke dalam larutan air & agar yang sedang dimasak

Memanaskan lagi sampai hampir mendidih

Memasukkan medium ke dalam botol biakan yang telah disteril dalam oven

Memasukkan kertas saring yang telah dilipat, untuk menyerap kelebihan air

Menututup dengan sumbat busa yang bersih

Page 9: Laporan Siklus Hidup Lalat

Penangkapan Lalat Buah Di Alam

Eterisasi

Untuk pengamatan dan penghitungan lalat buah harus dibius terlebih dahulu. Zat kimia

yang biasa dipakai adalah Etil Asetat atau Dietil Eter. Bahan lain yang juga dapat dipakai

dan merupakan derivat dari Etil Asetat adalah Fly Nap. Cara pembiusan :

9

Menyiapkan botol selei yang bersih

Memasukan potongan buah yang masak

Meletakkan di tempat yang terbuka. Dijaga jangan sampai ada semut yang masuk

Setelah sehari atau beberapa hari, akan ada lalat buah yang masuk

Menututup botol dengan kain setelah jumlah lalat yang masuk ke dalam botol cukup banyak

Mengikat kain penutup botol dengan karet atau rafia

Memindahkan lalat pada botol biakan yang telah berisi media

Page 10: Laporan Siklus Hidup Lalat

Pengamatan

1. Pegamatan jenis kelamin

10

Menyentakkan botol pada telapak tangan secara perlahan, supaya lalat buah yang menempel pada tutup busa dapat jatuh ke bawah

Memindahkan lalat buah ke botol kosong dengan bantuan corong

Menutup botol berisi lalat buah dengan sumbat busa

Memasukkan kapas yang telah ditetesi eter ke dalam botol berisi lalat melalui sela-sela sumbat busa

Setelah lalat terbius, memindahkan lalat ke atas kertas putih atau ke dalam cawan petri

Melakukan pengamatan dengan cepat. Apabila pengamatan belum selesai lalat sudah sadar, lakukan pembiusan sekali lagi

Setelah pengamatan, lalat dimasukkan kembali pada botol medium semula

Amati lalat buah yang telah ditangkap

Memedakan jenis kelamin lalat betina dan jantan, kemudian gambar kedua jenis lalat tersebut, beri keterangan bagian-bagiannya, sehingga tampak jelas perbedaan kedua jenis

kelamin lalat tersebut

Page 11: Laporan Siklus Hidup Lalat

2. Pengamatan siklus hidup lalat buah

F. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil

Hari ke- Hasil Pengamatan Keterangan fase siklus

1 Tidak terlihat apa pun Kemungkinan telur

2 Tidak terlihat apa pun Kemungkinan telur

3 Tidak terlihat apa pun Kemungkinan telur

4 Tampak larva Larva

5 Tampak larva Larva

6 Tampak pupa Pupa

b. Pembahasan

Pada praktikum mengenal lalat buah Drosophila sp. dilakukan kultur terhadap

lalat buah liar yang selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap siklus hidup lalat buah

tersebut. Untuk memperoleh lalat buah liar dilakukan penangkapan lalat buah liar di alam.

Pada kegiatan ini praktikan menangkap lalat buah di Kebun Biologi UNY. Cara

11

Pelihara 3 pasang lalat buah dalam botol yang telah berisi media

Memberi catatan pada botol : tanggal mulai pemeliharaan, nama kelompok

Mengamati perubahan yang terjadi setiap hari, misalnya terdapatnya telur, larva instar 1, 2, 3, prapupa, pupa, pigmentasi pupa dan keluarnya lalat dewasa

Setelah terbentuk pupa, mengeluarkan lalat parental dari dalam botol, masukkan ke dalam botol berisi detergen

Page 12: Laporan Siklus Hidup Lalat

menangkap lalat buah ialah dengan memancing kedatangannya menggunakan buah yang

berbau menyengat atau buah yang sudah busuk. Selanjutnya buah tersebut diletakkan di

wadah, misalnya botol plastik yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga lalat buah

tidak dapat kabur ketika telah masuk perangkap. Kemudian meletakkan perangkap lalat

buah di tempat tertentu, misalnya di bawah pohon. Setelah itu, membiarkan perangkap

selama beberapa jam atau satu hari hingga banyak lalat buah yang terperangkap. Jika lalat

buah sudah terperangkap, lalu botol plastik tersebut ditutup dan lalat buah siap di bawa ke

laboratorium untuk pengamatan lebih lanjut.

Lalat buah yang diperoleh tersebut kemudian dipilah dan dibedakan antara

jantan dan betina. Agar dapat mengamati siklus hidup lalat buah, maka lalat buah jantan

dan betina yang telah dipilih dimasukan ke dalam botol media yang telah dibuat

sebelumnya. Lalat buah yang akan dipindahkan ke botol media, terlebih dahulu dibius

dengan sedikit eter untuk melemahkan lalat buah agar tidak terbang. Cara membiusnya

ialah dengan menetskan sedikit eter pada kapas, lalu kapas tersebut dimasukkan dalam

botol berisi lalat buah liar. Setelah beberapa menit, maka lalat buah akan pingsan.

Selanjutnya memindahkan lalat buah tersebut ke dalam botol media menggunakan kuas

agar tidak melukai atau merusak lalat buah. Kemudian tutup botol media dengan penutup

busa dan diberi label dengan keterangan tertentu. Setelah itu, lalat buah dalam media

tersebut disimpan di tempat yang aman dan diamati perkembangan setiap hari dalam

seminggu. Maka akan terlihat perkembangan lalat buah dari telur hingga dewasa sehingga

praktikan dapat mengetahui siklus hidup lalat buah tersebut.

Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan, dari lalat buah yang

dikultur pada hari pertama, kedua, dan ketiga, belum nampak adanya telur. Karena ukuran

telur lalat buah yang amat kecil memungkinkan peneliti tidak melihat adanya telur

tersebut. Pada hari ke-4 dan ke-5 pengamatan, sudah ada banyak larva. Larva lalat buah

berbentuk oval atau lonjong berwana putih susu dan bergerak di permukaan media dan di

sekitar dinding. Pada hari ke-6 terdapat banyak pupa di dinding botol. Pupa lalat buah

berwarna coklat dan diam berada di tepi dinding botol kultur.

Berdasarkan sumber yang kami peroleh, siklus lalat buah adalah sebagai

berikut:

12

Page 13: Laporan Siklus Hidup Lalat

1. Telur

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di

permukaan makan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat

dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari

dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003).

2. Larva

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali

dengan mulut berwarba hitam di dekat kepala. Untuk pernapasan pada trakea, terdapat

sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia,

2003). Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk

mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integument baru diperluas dengan

kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar.

Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan

indikasi instar adalah ukuran larva dengan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah

pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk berbentuk

pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium

makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada

Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada pose pergantian kulit (molting) yang

berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari

larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashbumer,

1985).

3. Pupa

Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat

banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva

yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam

botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti

lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Saat larva

Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras

dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai

dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)

menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan

13

Page 14: Laporan Siklus Hidup Lalat

tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner,

1985).

4. Lalat dewasa

Struktur dewasa tampak jelas selama periode pada bagian kecil jaringan dorman yang

sama seperti pada tahap embrio. Dewasa pada Drosophila dalam satu siklus hidupnya

berusia 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya

belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan

akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantah.

(Borrror, 1992).

Pada percobaan siklus hidup lalat ini, Drosophila yang dikembangbiakkan baru

mencapai tahap pupa dan belum mencapai tahap lalat dewasa. Hal ini dikarenakan untuk

menjadi lalat dewasa pupa tersebut masih membutuhkan waktu beberapa hari lagi.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Borror (1992) di atas “Dewasa pada Drosophila dalam satu

siklus hidupnya berusia 9 hari”. Karena tahapan pupa pada percobaan ini baru terlihat pada

hari keenam maka pupa tersebut masih membutuhkan 3 hari lagi untuk menjadi lalat dewasa.

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa lalat buah

Drosophila sp. mengalami metamorfosis sempurna dengan tahap-tahapnya adalah sebagai

berikut:

P: Lalat ♀ dari alam >< Lalat ♂ dari alam

Telur

Ulat (larva)

Kepompong (pupa)

Lalat muda

Lalat dewasa (imago)

14

Page 15: Laporan Siklus Hidup Lalat

DAFTAR PUSTAKA

Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring Harbor

Laboratory Press.

Borror et al. 1998. Pengenalan Pelajaran Serangga. 8th Ed. Terjemahan dari an Introduction to

Study of Insect oleh Soetiyono Partosoedjono. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Djoko T. Iskandar. 1987. Penuntun Praktikum Genetika. Bandung: PAU Ilmu Hayati dan

Jurusan Biologi ITB

Hartati. 2007. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM

Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.

Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap

Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran.

Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with Drosophila. London: John Wiley

and Sons, inc..

Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The genetics and biology of

Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York: Academic

Press.

15