profilkab.tanahbumbusippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · mendukung pengembangan...
TRANSCRIPT
2 - 1
2 - 1
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Induknya
Kabupaten Kotabaru pada tahun 2003. Kabupaten Tanah Bumbu ini memiliki potensi
sumberdaya alam yang berlimpah, yaitu dari dataran tinggi (up land), daerah tengah (middle
land), hingga ke dataran rendah (low land) yang berada pada daerah pesisir. Kabupaten
Tanah Bumbu merupakan salah satu Kabupaten dari 13 Kabupaten yang terdapat di Provinsi
Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah Bumbu dalam sistemfungsi kota-kota di Kalimantan
Selatan secara nasional (RTRWN) berperan sebagai PKN Sekunder dengan pusatnya adalah
Batulicin. Dalam Sistem Perkotaan Nasional ini, Pusat Kegiatan Nasional terletak di Kota
Banjarmasin. Kabupaten Tanah Bumbu dalam sistem perkotaan nasional sebagaimana
ditetapkan dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan, bahwa Batulicin sebagai pusat
Kabupaten Tanah Bumbu diarahkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), ada beberapa arahan yang terkait dengan
Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu:
1. Arahan pengembangan sistem kota, adalah:
Mendukung pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Banjarmasin
Mengembangkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), meliputi: Batu Licin
2. Arah kebijakan pengembangan jaringan transportasi nasional, maka penataan sistem
transportasi yang terkait dengan wilayah Kabupaten Tanah Laut, meliputi:
a. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan meliputi: Pelaihari - Pagatan -
Batulicin
b. Pemantapan Pelabuhan Nasional Batulicin.
Untuk memberikan gambaran terhadap Kabupaten Tanah Bumbu secara tuntas, dalam
penyusunan Bantek Recana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) maka di jelaskan
sebagai berikut:
PPRROOFFIILL KKAABB.. TTAANNAAHH BBUUMMBBUU
2 - 2
2 - 2
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.1. LETAK GEOGRAFIS DAN BATAS ADMINISTRASI
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak antara 2º52’ - 3º47’ lintangselatan dan 115º15’ - 116º04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu dari13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujungtenggara Pulau Kalimantan. Wilayahnya berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Kota baruSebelahTimur : Kabupaten Kota BaruSebelah Selatan : Laut JawaSebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut.
Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaituKecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, SimpangEmpat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan adalahkecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu.
Tabel. 2.1.Luas Daerah Menurut Kecamatan
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
Sejak keluarnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003, wilayah Kabupaten Tanah Bumbumeliputi 10 Kecamatan (sebelumnya hanya 5 kecamatan), yang terdiri dari 150 desa.Kabupaten Tanah Bumbu memiliki Luas wilayah 5.066,96 km2 (506.696 Ha) atau 13,56persen dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan Hulu merupakankecamatan terluas yang mencakup 31,76 % dari luas keseluruhan Kabupaten TanahBumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,24atau 2,18 % dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu . Berturut-turut dari kecamatan terluassetelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat,Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.
Kecamatan Luas Persentase1 2 3
1. KusanHulir 401.54 7.922. Sungai Loban 358.41 7.073. Satui 876.58 17.304. Angsana 151.54 2.995. Kusan Hulu 1.609.39 31.766. Kuranji 110.24 2.187. Batulicin 127.71 2.528. KarangBintang 118.02 2.339. SimpangEmpat 302.32 5.9710. Mantewe 1,011.21 19.96
Kabupaten Tanah Bumbu 5,066.96 100.00Kalimantan Selatan 37,530.52 13.50
2 - 3
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.1.Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 4
2 - 4
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Tabel. 2.2.Desa-Desa di Tiap Kecamatan, Kabupaten Tanah Bumbu
No. Kecamatan DesaI. Kusan Hilir 1. Kota Pagatan 2. Batuah
3. Rantau Panjang Hilir 4. Pejala5. Rantau Panjang Hulu 6. Gusunge7. Pagaruyung 8. Sei Lembu9. Upt. Karya Bakti 10. Serdangan11. Betung 12. Mekar Jaya13. Pulau Salak 14. Mudalang15. Beringin 16. Manurung17. Baru Gelang 18. Pulau Satu19. Juku Eja 20. Muara Pagatan21. Pulau Tanjug 22. Muara Pagatan Tengah23. Saring Sei Binjai 24. Tannete25. Wiritasi 26. Penyolongan27. Pasar Baru 28. Kampung Baru29. Salimuran 30. Pakatellu31. Saring Sei Bubu 32. Sepunggur33. Batarang 34. Api-api35. Satiung
2 Sungai Loban 1. Sebamban Baru 2. Batu Meranti3. Sebamban Lama 4. Tri Martani5. Dwi Marga Utama 6. Sari Utama7. Sungai Dua Laut 8. Damar Indah (Desa Pers)9. Marga Mulya 10. Sumber Sari (Desa Pers)11. Sungai Loban 12. Biduri Bersujud (Desa Pers)13. Sari Mulya 14. Wanasari (Desa Pers)15. Tri Mulya 16. Sumber Makmur (Desa Pers)17. Kerta Buana
3 Satui 1. Sungai Cuka 2. Sekapuk3. Bukit Baru 4. Sumber makmur5. Jombang 6. Wono rejo7. Sungai danau 8. Sumber Arum9. Satui Timur 10. Makmur Mulia11. Satui Barat 12. Al Kautsar13. Setarap 14. Sinar Bulan (Desa Pers)15. Tegal Sari 16. Pendamaran Jaya (Desa Pers)
4 Kusan Hulu 1. Bakarangan 2. Timbarau Panjang3. Karang Mulya 4. Tapus5. Harapan Jaya 6. Guntung7. Lasung 8. Darasan Binjai9. Sungai Rukam 10. Teluk Kepayang11. Manuntung 12. Hati’if13. Anjir Baru 14. Mangkalapi15. Binawara 16. Tamunih17. Pacakan 18. Batu Bulan19. Wonorejo 20. Ringkit21. Karang Sari 22. Dadap Kusan Raya
5 Batulicin 1. Segumbang 2. Danau Indah (Desa Pers)3. Gunung Tinggi (Kelurahan) 4. Polewali Marajae (Desa Pers)
2 - 5
2 - 5
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
No. Kecamatan Desa5. Kersik Putih 6. Maju Bersama (Desa Pers)7. Batulicin (Kelurahan) 8. Sukamaju (Desa Pers)9. Kusambi
6 Angsana 1. Angsana 2. Manunggal3. Pandan Sari 4. Harapan Maju5. Rejo Winangun 6. Sumber Wangi7. Selaselilau 8. Maduretno9. Pematang Ulin 10. Karang Rejo (Desa Pers)11. Batulicin Irigasi
7 Simpang Empat 1. Kampung Baru 2. Mekar Sari3. Tungkaran Pangeran 4. Sungai Dua5. Sarigadung 6. Batu Ampar
8 Mantewe 1. Mantewe 2. Karya bakti3. Dukuh Rejo 4. Sari Mulya5. Rejo Sari 6. Sepakat7. Suka Damai 8. Mantawakan Mulia9. Bulu Rejo 10. Gunung Hatalau Meratus Raya11. Sido Mulya 12. Gunung Raya (Desa Pers)13. Emil Baru
9 Kuranji 1. Kuranji 2. Mustika3. Giri Mulya 4. Indra Loka Jaya5. Waringin Tunggal 6. Karang Intan
10 Angsana 1. Angsana 2. Banjar Sari3. Purwodadi 4. Bayan Sari5. Sumber Baru 6. Makmur7. Karang Indah 8. Mekar Jaya9. Bunati
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2.2. KARAKTERISTIK FISIK
Karakteristik fisik wilayah menjadi penting dalam pembahsan, karena pembangunan
infrastruktur wilayah akan sangat bergantung pada kondisi tersebut. Maka perlu diketahui
kondisi topografi dan ketinggian, klimatologi, jenis tanah, geologi, hidrologi.
2.2.1. TOPOGRAFI DAN KETINGGIAN
Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu secara topografi terdiri atas daerah pantai,
dataran rendah, dan perbukitan. Dataran rendah (termasuk mangrove dan rawa) seluas
43%, dataran tinggi 19,25%, pegunungan 31,20% serta wilayah perairan termasuk sungai
5,55%, sedangkan laut diperhitungkan seluas lebih dari 3.700 Km2 dengan panjang pantai
114 Km.
Menurut ketinggian dari permukaan laut, daerah dengan ketinggian lebih dari 25-100 m
merupakan daerah terluas yaitu seluas ±210.233 Ha. Sedangkan daerah dengan ketinggian
lebih dari 1.000 m seluas ±23 Ha. Terdapat dua buah gunung yang ketinggiannya mencapai
2 - 6
2 - 6
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
lebih dari 1.000 m yaitu Gunung Walungin dan Gunung Kandis masing-masing ketinggiannya
1.184 m dan 1.170 m, dengan jumlah gunung seluruhnya 15 buah. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu berada di kelas ketinggian 25 - 100 meter dan di kemiringan 2 - 15
persen. Berdasarkan klasifikasi ketinggian, Kabupaten Tanah Bumbu di dominasi oleh jenis
lereng pedataran (0 -100 m dpl), sedangkan untuk lereng perbukitan (> 100 - 500 m dpl) dan
pegunungan meratus (> 1000 m dpl) hanya tersebar di bagian paling utara Kabupaten Tanah
Bumbu. Luas lahan menurut kelerengan; 0 s.d. 2 %; 69.974 ha, 2 s.d. 15%,; 241.821 ha, 15
s.d. 40%; 164.903 Ha, dan di atas 40%; 29.998 Ha. Sedangkan Luas Lahan menurut
Ketinggian; 0 s.d 7 meter 6.055 ha, 7 s.d. 25 meter 133.298 Ha, 25 s.d. 100 meter 210.203
Ha, 100 s.d. 500 meter 155.446 Ha, 500-1000 meter 1.671 Ha, dan di atas 1000 meter 23
Ha.
Tabel. 2.3.Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Kelas KetinggianTahun 2014
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2.2.2. KLIMATOLOGI
Iklim di Kabupaten Tanah Bumbu dikelompokkan sebagai Afaw (menurut sistemkoppen) yaitu iklim isotermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas, dengankondisi klimatologi berdasarkan hasil pantauan Stasiun Meteorologi Stagen tahun 2014sebagai berikut:
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 86 persen sampai 93 % dengankelembaban maksimum tertinggi sebesar 98 % di bulan juli dan Agustus.Kelembaban minimum terendah terjadi di bulan Februari sebesar 76 %
Temperature udara rata-rata selama tahun 2014 berkisar antara 26,1ºC dan 27,3ºC,dengan suhu udara maksimum tertinggi pada bulan oktober sebesar 34,2ºC danminimum terendah sebesar 15,4º di bulan Juli
Curah hujan tertinggi terjadi di bulan juli yaitu 608,6 mm. sedangkan jumlah harihujan terbanyak yaitu selama 30 hari terjadi di bulan oktober
Kecepatan Angin rata-rata berkisar antara 2-7 Knot Penyinaran matahari berkisar antara 47%-72%.
No. Ketinggian Luas (Ha) Persentase1 0 - 7 m 5.983 1,192 > 7 - 25 m 131.718 26,313 > 25 - 100 m 207.712 41,484 > 100 - 500 m 153.613 30,685 > 500 - 1.000 m 1.650 0,336 1000 20 0,004
Jumlah 506.696 100,00
2 - 7
2 - 7
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu selama periode 2009 - 2014 menunjukkan musim barat
terjadi peningkatan tekanan udara dan menurun pada musim timur, di mana maksimumterjadi pada bulan Desember (1.010,7 mbar) dan terendah terjadi Nopember (1.009,7
mbar). Melihat penyebaran curah hujan di Kabupaten Tanah Bumbu, faktor iklim sedikit
mengurangi pengembangan pertanian terutama tanaman palawija/hortikultura,dikarenakan penyebaran curah hujan kurang rata setiap bulannya. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu penyesuaian musim tanam dengan curah hujan.
2.2.3. JENIS TANAH
Jenis dan sifat tanah sangat tergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah seperti
suhu, iklim, bahan induk, dan waktu. Jenis tanah di KabupatenTanah Bumbu didominasi
oleh jenis tanah PMKL dengan luas 161.028 Ha (31,78%). Berdasarkan hasil analisis PetaRePPRoT, tinjauan lapangan oleh konsultan (data primer) dan hasil studi sebelumnya (data
sekunder), jenis tanah di KabupatenTanah Bumbu secara garis besar terdiri dari 5 jenis
tanah yaitu tanah PMKL, KPMK, Alluvial, Latosol, dan PMK, dengan penyebaran sebagaiberikut :
Jenis Tanah PMKL terdapat di semua kecamatan dengan luas 132.516,21 Ha
Jenis tanah KPMK terdapat di Kecamatan Satui dan Kecamatan Kusan Hulu denganluas 127.651,83 hektar
Jenis tanah aluvial terdapat di semua kecamatan dengan luas 99.437,05
Jenis Tanah Latosol terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan Satui,Kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan Batulicin, Kecamatan Simpang Empat dan
Kecamatan Kusan Hulu dengan luas 80.327,01 hektar
Jenis tanah PMK terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan Batulicin,Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mantewe
dengan luas 66.763,92 hektar.
Tabel. 2.4.Luas Daerah Menurut Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
No. Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase1 PMKL 159.120 31.402 KPMK 70.798 13.973 Aluvial 88.323 17.434 Latosol 53.322 10.525 PMK 127.134 25.09
Jumlah 506.696,00 100.00Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 8
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.2.Topografi Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 9
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.3.Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 10
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.4.Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 11
2 - 11
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.2.4. GEOLOGI
A. Geologi UmumStruktur geologi Kabupaten Tanah Bumbu Berdasarkan Peta Geologi Lembar 1712
Banjarmasin dan 1812 Kotabaru (P3G 1994) didominasi oleh Formasi Tanjung dan jenis
batuan lainnya terdiri dari batuan endapan permukaan, formasi Dahor, formasi Warukin,formasi Berai, formasi Pamaluan, formasi Manunggal, Anggota Paau Manunggal, Formasi
Pitap, anggota Haruyan, formasi Pitap, Batuan Ultramatik dan Batuan Malihan.
B. Geologi BencanaKawasan bencana yang diakibatkan oleh gerakan tanah yang menimbulkan gempa bumi
bersumber dari patahan/sesar. Jalur patahan naik terdapat di wilayah Kecamatan Simpang
Empat dan sekitarnya, sedangkan jalur patahan geser jurus berada di wilayah utaraKabupaten Tanah Bumbu. Untuk sinklin (lembah) banyak terdapat di sekitar Kecamatan
Batulicin, dan untuk antiklin (pegunungan) berada di sekitar Batulicin, Simpang Empat dan
Mantewe.Sementara untuk daerah rawan banjir berada di daerah Pagatan.
2.2.5. HIDROLOGI
Sumber daya air di kabupaten tanah bumbu di bagi ke dalam dua bagian yaitu air
permukaan dan air tanah.A. Air Permukaan (Sungai)Di Kabupaten Tanah Bumbu terdapat empat Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang menjadi
jantung kebutuhan air dan cukup besar untuk dimanfaatkan terutama bagi pengairan, yaitu:DAS Angsana, DAS Loban, DAS Sitiung dan DAS Batulicin. Sistem DAS yang terdapat di
Kabupaten Tanah Bumbu akan berpengaruh terhadap sistem drainase yang pada akhirnya
mempengaruhi sistem kegiatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Di Kabupaten Tanah Bumbuterdapat beberapa tempat yang mempunyai debit air yang sangat tinggi yaitu di
Pegunungan Meratus yang merupakan sumber mata air setempat. Sungai terluas terdapat
di daerah Sungai Sitiung dan Sungai Batulicin, hal ini dapat memberikan kemudahan bagiwarga untuk memenuhi kebutuhan air.Sungai Batulicin dapat melayani kebutuhan air untuk
warga Kecamatan Batulicin, Angsana, Kampung Baru, Mentewe, Simpang Empat.Sungai
Sitiung dapat melayani kebutuhan air untuk warga Kecamatan Kusan Hilir, Kusan Hulu danKuranji. Kebutuhan akan air warga Kecamatan Sungai Loban dan Angsana dapat dilayani
oleh Sungai Loban sedangkan warga Kecamatan Angsana akan dilayani oleh Sungai Angsana.
Secara umum pola sungai di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah berpola dendritikdimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan secara merata di seluruh
2 - 12
2 - 12
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
daerah aliran sungai, maka puncak banjirnya akan sedemikian tinggi hingga berpotensi
besar untuk menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran sungai, baik pada bagian hulumaupun pada bagian hilir sungai dari DAS Tanah Bumbu (DAS Satui, DAS Kusan dan DAS
Batulicin). Panjang DAS Satui ± 26 Km dan Lebar 25 m, DAS Kusan ± 81 Km dan Lebar 30 m,
dan panjang DAS Batulicin ± 50 Km dan Lebar 26 m. Daerah Aliran Sungai tersebut memilikibanyak anak sungai yang digunakan sebagai sumber air dan transportasi sungai. Air sungai
tersebut telah dimanfaatkan oleh penduduk untuk mandi, cuci, kakus, air minum serta
irigasi persawahan. Kecenderungan konsumsi air bersih di Kabupaten Tanah Bumbu secaraekspansia akan terus meningkat setiap tahunnya, sedangkan ketersediaan air bersih
cenderung mengalami penurunan sebagai akibat adanya aktivitas pemanfaatan sumber
daya alam yang tidak terkendali, sehingga berakibat pada kerusakan alam dan pencemaran.Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi Kabupaten Tanah Bumbu menjadi hal yang sangat
mendesak sesuai dengan tingkat kepadatan dan kemajuan Kabupaten Tanah Bumbu,
sedangkan disisi lain banyak perusahaan baik perkebunan, pertambangan maupun industrilainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung limbah industri yang dihasilkan akan
masuk / mengalir ke sungai dimana banyak penduduk Kabupaten Tanah Bumbu yang hidup
disepanjang Daerah Aliran Sungai tersebut. Secara umum dapat dilihat kondisi kualitas airpada 3 (tiga) DAS yaitu serta 2 (dua) sungai di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yaitu DAS
Satui, DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap pada tahun 2011
tidak jauh berbeda dengan hasil analisa pada tahun-tahun sebelumnya. Berikut hasil analisapengukuran kualitas air sungai:Dari hasil analisa kualitas air di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, yang meliputi DAS Satui,DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap pada tahun ini adabeberapa parameter penting yang mengalami perubahan konsentrasi. Sebagian menurundan ada yang sebagian yang meningkat konsentrasinya. Pada tabel terlihat parameter yangmelebihi baku mutu yaitu TSS, TDS, Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Besi (Fe). Sedangkanparameter pH dan DO, pada beberapa DAS mengalami penurunan dari baku mutu yangdipersyaratkan. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Namunpada tahun 2011 ada beberapa parameter kunci yang tidak dapat dianalisa diantaranyaadalah parameter Mercury (Hg), Timbal (Pb), BOD, COD serta minyak dan lemak. Haltersebut dikarenakan pada tahun ini proses analisa sampel air sungai dilakukan diLaboratorium Lingkungan Hidup Bapedalda Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan di tahunsebelumnya sampel dianalisa pada Balai Riset dan Standardisasi Provinsi Kalsel, mengingatmasih terbatasnya peralatan analisa kualitas air khususnya parameter logam berat sepertiHg (mercury) dan Pb (timbal), sehingga beberapa parameter tersebut tidak bisa
2 - 13
2 - 13
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
dibandingkan dengan hasil analisa tahun sebelumnya.Konsentrasi parameter - parameter kualitas air yang melebihi atau di bawah Baku MutuKualitas Air (tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan) pada DAS Satui, DAS Kusan, DASBatulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap, meliputi: TSS, TDS, Tembaga (Cu), Mangan(Mn), Besi (Fe), DO (Oksigen Terlarut), dan pH.Hasil analisa tersebut menggambarkan bahwa perubahan beberapa konsentrasi tersebutdiindikasikan karena adanya pengaruh perubahan iklim yang tidak menentu dan diperparahdengan makin banyaknya kegiatan eksploitasi SDA yang tidak memperhatikan daya dukunglingkungan, khususnya DAS.Dapat disimpulkan peruntukan DAS Satui, DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban danSungai Setarap sebagai Air Baku untuk pengolahan air minum dinilai kurang layak,mengingat konsentrasi logam - logam berat seperti Mn (Mangan), Fe (Besi), Air Raksa (Hg)dan Tembaga (Cu) sudah mencemari perairan tersebut.Kecenderungan debit air pada das lingkup kabupaten tanah bumbu yang mengalamifluktuatif yang signifikan. Faktor-faktor penyebab menurunnya kualitas air sungai tersebutdiantaranya adalah:
1. Pengaruh musim hujan dan musim kemarau/kondisi iklim yang ekstrim beberapa bulanterakhir
2. Tekanan jumlah penduduk yang semakin besar3. Perluasan dan pengembangan areal industri4. Alih fungsi lahan dan kegiatan pertambangan tanpa ijin (peti) serta perambahan hutan
tanpa ijin (illegal logging) yang tanpa mengindahkan fungsi lingkungan sebagaipenyangga kehidupan (lift buffer).
Salah satu solusi untuk hal tersebut di atas adalah data dan informasi indikator lingkunganyang lengkap dan valid khususnya kualitas air, dimana informasi ini sangatlah pentingmengingat sebagai salah satu acuan status lingkungan hidup di kabupaten tanah bumbu.Melihat kondisi kualitas sumber daya air di kabupaten tanah bumbu yang cenderungmengalami penurunan walaupun masih dalam batas normal, maka pemerintah kabupatentanah bumbu perlu merespon keadaan tersebut agar tidak menimbulkan kerusakanlingkungan yang lebih berat. Adapun kebijakan yang dilakukan dalam menanggulangi hal-halyang disebutkan diatas adalah:
1. Lebih meningkatkan intensitas pemantauan kualitas air secara berkala2. Melakukan monitoring dan evaluasi serta pengawasan terhadap perusahaan yang wajib
amdal dan ukl-upl agar dalam pengelolaan industri mengelola limbah sesuai denganperaturan dan ketentuan yang berlaku
3. Menindak tegas terhadap pelaku illegal logging, menertibkan penambang-penambangTanpa ijin dan melakukan pembinaan.
2 - 14
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.5.Geologi Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 15
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.6.Hidrologi Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 16
2 - 16
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
B. Air Tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antar
butir tanah atau batuan yang membentuknya dalam retak-retak batuan. Air tanah di
Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah pegunungan (dalam).
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu ada
yang menggunakan air tanah, akan tetapi setiap datang musim kemarau air tanah tersebut
akan mengering. Kondisi akuifer di Kabupaten Tanah Bumbu dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas. Akuifer dengan keterusan rendah
hingga sedang, muka air tanah beragam; debit sumur umumnya kurang dari 5 l/det.
Akuifer jenis ini terdapat di sekitar kecamatan Angsana
2. Akuifer dengan produtivitas rendah, setempat berarti umumnya keterusan rendah,
setempat sedang; setempat air tanah dalam jumlah yang cukup dapat diperoleh
terutama di lembah-lembah atau zona sesar dan pelapukan. Jenis ini berada di sekitar
Kecamatan Batulicin dan Mantewe.
2.3. PENGGUNAAN LAHAN
2.3.1. PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN TANAH BUMBU
Kabupaten Tanah Bumbu penggunaan lahan mencapai ± 506.696 Ha), lahan yang
digunakan sebagai lahan hutan tercatat paling luas yaitu ± 454.011,75 Ha, digunakan untuk
kebun mencapai ± 84.807,45 Ha. Penggunaan lahan terkecil adalah untuk perairan darat
(rawa dan kolam) mencapai ± 125 Ha. Data tahun 2014 bahwa penggunaan lahan di Tanah
Bumbu mencapai ±506.696 Ha, terdiri dari Lahan hutan seluas ±319.470 Ha, padang/semak
belukar/alang-alang ±65.439 Ha, Perkebunan ±42.380 Ha, Kebun ±40.321 Ha, Lahan kering
±1.810 Ha, Persawahan ±14.600 Ha, Pertambangan ±1.600 Ha, Industri ±820 Ha,
Pemukiman ±7.831 Ha, Perairan darat ± 932 Ha, Lain-lain ± 11.700 Ha, dan ±98 Ha tanah
terbuka rusak. Penggunaan ini telah mengalami penggeseran fungsi dari tahun sebelumnya,
peningkatan terjadi pada penggunaan hutan, Kebun, industri, pertambangan, dan perairan
darat.
2 - 17
2 - 17
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Tabel. 2.5.Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
No. Penggunaan Lahan 2014 (Ha)1 Kampung 7.831
2 Industri 820
3 Pertambangan 1.600
4 Sawah 14.600
5 Pertanian Tanah Kering 1.810
6 Kebun Campuran 40.321
7 Perkebunan 42.380
8 Padang (Semak, Alang, Rumput) 65.439
9 Hutan 319.470
10 Perairan Darat 932
11 Tanah Terbuka 98
12 Lain - lain 11.700Tanah Bumbu 506.696
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2.3.2. KAWASAN LINDUNG DAN LAHAN KRITIS
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi
sumber daya hutan yang cukup besar, besarnya potensi sumber daya hutan yang tercermin
dari luas kawasan hutannya menempatkan sektor kehutanan sebagai sektor andalan yang
sangat strategis dan potensional dalam mendukung pembangunan otonomi daerah di
Kabupaten Tanah Bumbu. Karena itu, untuk memacu pertumbuhan ekonomi (economic
growth) dalam meningkatkan devisa atau pendapatan asli daerah, maka baik pemerintah
maupun pemerintah daerah melakukan kebijakan pembangunan di berbagai sektor, yaitu di
bidang kehutanan, perkebunan, pertanian, transmigrasi, pertambangan dan pariwisata.
Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan cara membuka kawasan-kawasan hutan menjadi
kawasan budidaya yang dalam proses pelaksanaannya kegiatannya rawan terjadinya
perubahan ekologi, kebakaran hutan dan lahan.
Setiap tahunnya terjadi kerusakan hutan dan lahan dengan tingkat kerusakan yang
sangat mengkhawatirkan serta degradasi hutan/lahan dan perubahan status hutan/lahan
yang terus mengalami peningkatan yang signifikan sebagaimana kondisi luas kawasan
hutanmenurut fungsinya berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Nomor: 453/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Propinsi
Kalimantan Selatan yang pada tahun 2009-2010 total luas hutan 506.950,00 Ha, sedangkan
pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan menjadi 310.104,2 Ha.
2 - 18
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.7.Penggunaan Lahan Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 19
2 - 19
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Tabel. 2.6.Luas Hutan Menurut Fungsi/Statusnya
No. HutanLuas (Ha)
Tahun 2012 Tahun 2013A Kawasan Konservasi1 Cagar Alam 6.628,16 6.628,162 Suaka Margasatwa - -3 Taman Wisata - -4 Taman Buru - -5 Taman Nasional - -6 Taman Hutan Raya - -B Hutan Lindung 95.847,777 95.847,771 Hutan Produksi 154.609,06 154.609,062 Hutan Produksi Terbatas 26.085,40 26.085,403 Hutan Produksi Konservasi 26.933,81 26.933,81C Hutan Kota 2 -
Total Luas Hutan 310.106,2 310.104,20Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanah Bumbu Tahun 20012/2013 dan
Data Tahun 2012/2013 Kep.Menhutbun No. 453/KPTS-11/1999
Faktor pembanding lainnya yang menunjukkan peningkatan laju kerusakan hutan adalahdilihat dari data luas lahan kritis pada tahun 20010-20011 sebesar 50.517,235 ha menjadi
72.260,2 ha pada tahun 20012-2013.
Tabel. 6.7.Luas Lahan Kritis Kabupaten Tanah Bumbu
No. Lokasi / Kecamatan Luas (Ha)Tahun 2012 Tahun 2013
1. Satui 18.268,6 18.268,62. Kusan 18.135,0 18.135,03. Batulicin 35.856,6 35.856,64. Lasung - -
Total 72.260,2 72.260,2Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanah Bumbu Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Selatan
Hal ini mengindikasikan bahwa kerusakan lahan dan hutan dan tahun ke tahun bukannyamenurun, tetapi sebaliknya. Beberapa faktor penyebab lajunya kerusakan lahan dan hutandi kabupaten tanah bumbu diantaranya yaitu:
1. Konversi hutan (pengubahan fungsi kawasan hutan) atau pelepasan kawasan hutanuntuk keperluan non kehutanan atau tukar-menukar kawasan menjadi perkebunan,pertanian, pertambangan dan pemukiman serta transmigrasi, penebangan ilegal (illegallogging)
2. Kebakaran hutan dan lahan yang masih banyak terjadi tiap tahunnya di arealperusahaan HPH/HTI dan perkebunan dibandingkan areal milik masyarakat.
2 - 20
2 - 20
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan hutan dan lahan tersebut terdiri dari 2 (dua)
dampak yaitu:
1. Dampak langsung, meliputi:
a. Penurunan struktur tanah dan ekosistem
b. Perusakan sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati (plasma nutfah)
c. Penyempitan daerah tangkapan air (dta)
d. Pendangkalan air sungai, erosi dan sedimentasi, meningkatnya breading place
e. Penambahan luas lahan kritis dan terjadinya banjir
2. Dampak tidak langsung, meliputi:
a. Terjadinya tingkat erosi permukaan yang lebih tinggi yang berakibat tanah
kehilangan sifat plastisnya, penurunan porositas dan irifiltrasi tanah, berkurangnya
daya tangkap tanah terhadap air
b. Terjadinya perubahan ph tanah secara drastis dan terganggunya keseimbangan
unsur hara, semua dampak ini akan terasa setelah beberapa tahun kemudian dan
akan lebih mengalami kerusakan secara global.
Melihat kondisi kerusakan hutan dan lahan yang semakin meningkat, pemerintah daerah
kabupaten tanah bumbu melalui dinas/instansi terkait terus melakukan upaya-upaya
perbaikan, diantaranya adalah:
1. Upaya rehabilitasi lahan dan hutan yang rusak
2. Reboisasi pada loa (land over area) atau areal kosong dan terlantar
3. Mengatur perijinan alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan
4. Sosialisasi siaga bencana kebakaran hutan dan lahan serta pencegahan dan
penaggulangannya baik kepada maupun pihak perusahaan
5. Pengawasan secara intensif aktivitas pembukaan lahan dengan mengeluarkan aturan
mengenai pembakaran lahan dan hutan
6. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang konservasi hutan dan lahan
7. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan serta
melakukan upaya pemadaman kebakaran pada lahan dan hutan yang terbakar.
2 - 21
2 - 21
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.3.3. LAUT, PESISIR DAN PANTAI
Sebagian besar kecamatan di kabupaten tanah bumbu berada di sekitar wilayah laut
dan pesisir. Hal ini juga mempengaruhi mata pencaharian penduduk yang banyak
menggantungkan hidup dari hasil laut dengan menjadi nelayan atau petani kolam/tambak.
Dari 10 kecamatan, terdapat 6 (enam) kecamatan diantaranya berada disekitar pesisir dan
laut dengan jumlah desa sebanyak 30 (tiga puluh).
Secara umum kondisi kawasan pesisir dan laut di kabupaten tanah bumbu belum
terindikasi pencemaran akibat industri atau kegiatan usaha lainnya, tetapi potensi
kerusakan yang terjadi di pesisir dan laut sudah mulai terlihat, diantaranya kerusakan
ekosistem bakau (mangrove) akibat adanya pembukaan areal tambak rakyat yang tak
terkendali, penebangan kayu baku untuk bahan bangunan dan arang, konversi areal
mangrove untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan khusus pengangkutan batu bara
serta kerusakan pesisir dan laut lainnya.
Bentuk profil kedalaman (batimetri) di wilayah Tanah Bumbu terdiri dari dua bentuk
yakni di bagian barat (perairan Selat Laut) dan bagian selatan yang berhadapan dengan Laut
Jawa. Pada perairan Selat Laut, menunjukkan di daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu
lebih curam terutama dari Pulau Suwangi sampai ke muara Selat Laut, jika dibandingkan
dengan kedalaman di pesisir Pulau Laut (Kabupaten Kotabaru), akan tetapi di perairan ini
banyak terbentuk delta sebagai akibat sedimentasi. Kedalaman di perairan Selat Laut
maksimal 11 m.
2 - 22
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.8.Kawasan Lindung Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 23
2 - 23
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Kondisi profil kedalaman di muara Selat Laut (terutama Tanjung Petang)
menunjukkan lebih dalam dan curam (>2o), dimana kedalaman 10 m hanya berjarak 100 m
dari garis pantai dan kedalaman maksimum mencapai 20 m, hal ini disebabkan karena
pengaruh gelombang dan arus yang sangat besar di daerah ini, sehingga menyebabkan
sedimen jauh terbawa ke daerah lain. Profil kedalaman di bagian selatan lebih beragam,
dimana pada kedalaman 5 m berkisar pada jarak 1-5 Km dan kedalaman 10 m pada jarak 6-
16 Km. Ini menunjukkan pengaruh gelombang sangat berpengaruh di daerah ini terutama
pada musim timur (angin dominan dari arah tenggara).
Proses perubahan garis pantai dan kedalaman sangat tergantung oleh dinamika
hidrooseanografi baik dari laut maupun dari darat yang melalui aliran sungai. Akibat proses
ini, sehingga profil kedalaman di perairan ini tidak beraturan, di mana banyak terdapat
sand dune (gumuk pasir) yang tidak beraturan sebagai akibat pengaruh gelombang dan arus
pasut baik dari sungai maupun laut. Selain itu profil batimetri juga sangat dipengaruhi oleh
pola sebaran sedimen dari laut maupun daratan yang menyebabkan adanya sedimentasi
yang mengendap pada daerah-daerah tenang (pada daerah dengan kecepatan arus sangat
lemah). Bentuk kontur kedalaman dan garis pantai pada daerah ini sering berubah-ubah,
akibat proses sedimentasi maupun abrasi pada setiap perubahan musim. Adanya pohon
mangrove dengan ketebalan yang sangat besar di sepanjang pantai, cukup besar
pengaruhnya dalam meredam gelombang maupun kecepatan arus. Mangrove tersebut
sebagai perangkap sedimen, dengan hal ini akan menyebabkan sedimentasi yang cukup
besar terutama di Pulau Tampakan dan sekitarnya.
Tabel. 2.8.Potensi Ekosistem Mangrove
No. Kecamatan
Potensi Ekosistem MangroveTahun 2011 Tahun 2012
Baik(Ha)
Rusak Ringan(Ha)
Rusak Berat(Ha) Baik (Ha) Rusak Ringan
(Ha)Rusak Berat
(Ha)1 Simp. Empat 5.219 724.5 338 3.456,8 - -2 Batulicin 1.456 384 266 287,633 - -3 Kusan Hilir 1.313 333 345 1.520,68 - -4 Sei. Loban 2.952 237 638 622,34 - -5 Angsana 2.217 516.5 15 252,789 - -6 Satui 4.430,5 1.406 538 871,761 - -
Total 17.587,5 3.601 2.138 7.012,003 - -Sumber : Dinas Kelautan dan Perikana n Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 24
2 - 24
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Tabel. 2.9.Luas Tutupan Dan Kondisi Terumbu Karang
No. Kec. LuasTutupan
(Ha)
Persentase Luas Tutupan (%)
Tahun 2011 Tahun 2012SngtBaik Baik Sedang Rusak Sngt
Baik Baik Sedang Rusak Pasir
1 Satui 43,14 - 30 14.5 38 - 5,96 4,39 22,44 10,31
2 Angsana 89,18 - 59.5 25 8 - 17,42 7,24 14,05 50,47
3 Sei. Loban 188,61 - 99 48 18 - 19,78 34,53 53,25 81,09
4 Kusan Hilir 0,14 - - - - - 0,1 0 0,04 0
Jumlah 321,07 - 178.5 87.5 64 - 43,26 46,16 89,78 141,87Sumbe : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu
Dari data pada tabel diatas terlihat bahwa pada beberapa kecamatan ada yangmengalami penurunan kerusakan ekosistem mangrove meskipun angka penurunannyasangat kecil. Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 meskipun luas tutupan lahan tidakada perubahan, namun terlihat angka presentase luas tutupan dan kondisi terumbu karangsedikit mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa selain sudah digalakkannyaberbagai macam program pengelolaan lingkungan oleh Pemerintah Daerah tetapi masihbanyak kegiatan-kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Adanyapotensi kerusakan mangrove tersebut jelas sangat menganggu fungsi ekologi hutanmangrove sebagai perangkap sedimen dan merupakan habitat berbagai jenis satwa baiksebagai habitat pokok maupun sebagai habitat sementara dan juga dari fungsi ekonomis,dapat bermanfaat sebagai sumber penghasil kayu, bahan arang, alat tangkap ikan dansumber bahan lain seperti tannin dan pewarna. Mangrove juga mempunyai peran pentingsebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang air laut. Oleh karena itu, keberadaandan kelestarian hutan mangrove sangatlah penting untuk kesejahteraan manusia danmemerlukan perhatian dan kepedulian dari Pemerintah Daerah setempat maupunmasyarakat sekitar.
Untuk daerah cakupan perairan Kabupaten Tanah Bumbu bagian selatan (perairanLaut Jawa), berdasarkan data yang diperoleh dari Satelit Cersat selama 10 tahun terakhiryakni tahun 2002 - 2012 (www.satelitcersat.com) pada ketinggian 10 m dpl menunjukkanarah angin maksimum sebagian besar dari arah selatan (25,83%), kemudian dari arahtenggara (20%), dengan kecepatan angin maksimum sebagian besar berkisar pada interval5,4-7,9 m/s (45%) dan 7,9-10,7 m/s (22,50%). Selama periode 10 tahun terakhir inimenunjukkan bahwa telah terjadi perubahan kecepatan angin maksimum rata-rata 4,5 m/s.Hal ini menunjukkan bahwa perubahan iklim global telah mempengaruhi kawasan pesisirKabupaten Tanah Bumbu.
2 - 25
2 - 25
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Kondisi hidroosenografi di perairan Kabupaten Tanah Bumbu, sangat dipengaruhi oleh
musim, dimana pada musim barat gelombang yang terbentuk lebih banyak berasal dari arah
barat (42.31%) dengan tinggi dan periode gelombang berkisar pada interval 1.2 m - 2.1 m
dan 5.5 s - 6.6 s. Pada musim timur gelombang sudah berubah arah yakni dari arah selatan
(46.15%), dengan tinggi dan periode gelombang berkisar pada interval 1.5 m - 2.7 m dan 6.9
s - 8.3 s. Tinggi dan periode gelombang maksimum terjadi dari arah tenggara yakni 2.9 m
dan 8.2 s
Sedangkan di perairan Selat Laut, oleh karena posisinya terlindung oleh Pulau Laut,
sehingga pengaruh gelombang lebih tenang, dimana gelombang tertinggi terjadi dari arah
selatan yakni bisa mencapai 0.5 m dan 2.9 pada bulan Agustus - September.
Pola arus di perairan Selat Laut sangat dipengaruhi oleh pergerak massa air dari Selat
Makassar dan pasang surut, posisi selat yang sangat sempit, menyebabkan arus akan
mengalir dengan deras. Hal tersebut juga sangat dipengaruhi oleh adanya massa air dari
sungai yang membujur barat laut - tenggara. Dengan besarnya debit sungai dari daratan
akan mendorong sedimen terbawa jauh ke laut.
Bilangan Formzahl (F) diperoleh sebesar 2.13 atau berdasarkan kriteria courtier
range nilai tersebut termasuk dalam tipe pasang surut tipe campuran condong keharian
tunggal (mixed tide prevailing diurnal), menunjukkan bahwa dalam satu hari/piantan
pengamatan terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang
sangat berbeda, untuk perairan bagian selatan yang berbatasan dengan perairan Kabupaten
Tanah Laut. Sedangkan di perairan Selat Laut diperoleh Bilangan Formzahl (F) sebesar 0,84
atau tipe pasang surut merupakan campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal). Hal ini menunjukkan pengaruh perairan Laut Jawa bertipe campuran condong
keharian tunggal dan Selat Makassar bertipe campuran condong keharian ganda, sangat
mempengaruhi perairan Kabupaten Tanah Bumbu.Lahan Budidaya Luas lahan budidaya
khususnya budidaya air payau berupa tambak tersebar di 3 kecamatan yaitu: Kusan Hilir,
Sungai Loban dan Satui. Total luas tambak di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2013
adalah 1671,1 Ha.
2 - 26
2 - 26
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Tabel. 2.10.Data Luasan Tambak Tahun 2014 Kabupaten Tanah Bumbu
No. Kecamatan Luas Tambak (Ha)1 Kusan Hilir 415,12 Sungai Loban 5063 Satui 749,8
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
Pada usaha budidaya kolam, tambak dan keramba terjadi penurunan produksi yang
disebabkan antara lain:
1. Faktor alam yaitu adanya bencana banjir dan disamping itu masih banyak petani
pembudidaya yang tidak memasang pagar keliling kolam dan tambak sehingga
memudahkan ikan keluar dari lokasi pemeliharaan.
2. Musim kemarau yang panjang sehingga air didalam kolam sangat sedikit bahkan ada
yang lokasinya kekeringan sehingga ikan tidak bisa ditebar.
Beberapa kegiatan masyarakat yang berpotensi menyebabkan kerusakan pesisir dan pantai
diantaranya adalah:
1. Pembuatan kolam dan tambak di wilayah pesisir
2. Penggundulan hutan di daerah hulu
3. Kegiatan pengembangan di daerah pantai yang tidak mengindahkan dinamika pantai
4. Kegiatan kehutanan yang sering menggunakan sungai sebagai transportasi untuk
mendistribusikan hasil-hasil kayunya
5. Kegiatan pertambangan liar (illegal rninning) yang menggunakan merkuri yang langsung
di buang ke sungai sehingga akhirnya sampai ke laut yang menyebabkan polusi bagi
ekosistem laut (mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi)
6. Meningkatnya aktifitas lalu lintas air yang menimbulkan adanya ceceran minyak dari
alat transportasi air sehingga mengakibatkan terganggunya ekosistem biota perairan
dan kebisingan bagi fauna sekitarnya
7. Pembangunan sarana prasarana pelabuhan khusus yang kurang memperhatikan tata
ruang, sehingga kawasan konservasi khususnya terumbu karang di desa bunati
kecamatan angsana dan desa sei. Loban kecamatan sei. Loban kurang terlindungi
8. Kegiatan-kegiatan lainnya meliputi pembuangan limbah rumah tangga, industri yang
tidak mengikuti kaidah lingkungan menyebabkan air laut mudah tercemar, kegiatan
pelabuhan dan kapal nelayan yang sering keluar masuk menuju laut.
2 - 27
2 - 27
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Dampak utama yang ditimbulkan akibat dari kerusakan pesisir dan laut adalah:
1. Terjadinya abrasi di pesisir
2. Terganggunya ekosistem peraian
3. Berpindahnya ground fishing
4. Berkurangnya tempat berlindung dan bertelur ikan, udang dan kepiting
5. Adanya keluhan masyarakat tentang tingginya kadar timbal (pb) di tambak yang
mengakibatkan kegagalan panen ikan.
2.4. TRANSPORTASI
2.4.1. PERHUBUNGAN DARAT
Panjang jalan diseluruh wilayah Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2014 adalah
921,99 Km yang terbagi atas 99,8 Km merupakan jalan provinsi dan 692,79 Km yang
merupakan jalan kabupaten. Keadaan tahun 2014, jalan yang diaspal sepanjang 420,78 Km,
jalan kerikil 402,18 Km dan jalan tanah 92,52 Km. Keseluruhan panjang jalan di Kabupaten
Tanah Bumbu, 249,11 Km berkondisi baik, 273,96 Km berkondisi sedang, 316,21 Km
berkondisi rusak dan 82,7 Km berkondisi rusak berat.
Tabel. 2.11.Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi dan Keras Jalan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014Aspek Yang Diamati Jalan Negara (m) Jalan Provinsi (m) Jalan Kabupaten (m) Total (m)
Jenis PermukaanAspal 127.400 99.800 193.583 420.783
Kerikil - - 402.187 402.187
Tanah - - 92.528 92.528
Lainnya 2000 - 4.495 6.495
Jumlah 1 129.400 99.800 692.793 921.993
Kondisi Jalan :
Baik 8.880 49.800 190.431 249.111
Sedang 43.400 3.700 226.863 273.963
Rusak 65.230 26.000 224.985 316.215
Rusak Berat 11.890 20.300 50.514 82.704
Jumlah 2 129.400 99.800 692.793 921.993Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 28
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.9.Morfologi Laut Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 29
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.10.Ekosistem Pesisir Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 30
2 - 30
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Prasarana perhubungan darat yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Bumbu berupa
jalan darat sepanjang 1.596.850 km yang terdiri dari 134,85 km jalan negara, 97 Km jalan
provinsi dan 1.365 km jalan kabupaten. Keadaan tahun 2007-2009, dari keseluruhan
panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu, 300,123 Km berkondisi baik, 368,995 km
berkondisi sedang, 462,602 Km berkondisi rusak dan 294,31 Km berkondisi rusak berat. Jika
dipersentasekan maka jalan rusak yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu hanya sebesar
0,02% dari total panjang jalan kabupaten yang ada. Ini berarti pada tahun 2011-2014 kondisi
jalan propinsi yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu kurang lebih 100% beraspal.
Tabel. 6.12.Panjang Jalan Menurut Status Jalan Setiap Kecamatan Tahun 2014 (m)
Kecamatan JalanNegara
JalanProvinsi
JalanKabupaten Jumlah
Kusan Hilir 24.800 - 68.282 93.082
Sungai Loban 24.900 - 80.026 104.926
Satui 27.500 - 73.023 100.523
Angsana 16.200 - 41.116 57.316
Kusan Hulu - - 146.346 146.346
Kuranji - - 39.435 39.435
Batulicin 9.500 - 23.773 33.273
Simpang Empat 26.500 10.5 48.519 85.519
Karang Bintang - 11.5 70.161 81.661
Mantewe - 77.8 102.112 179.912
Tanah Bumbu 129.400 99.800 692.793 921.9932 0 14 129.400 99.800 692.793 921.9932 0 13 129.400 99.800 784.430 1.013.6302 0 12 0 118.800 1.306.690 1.425.4902 0 11 0 118.800 1.306.690 1.425.490
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
Sedangkan panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014 adalah ± 921.993m, dengan rincian ± 99.800 m merupakan Jalan Propinsi dan ± 692.793 m merupakan Jalan
Kabupaten. Kondisi jalan yang demikian semakin memperlancar arus lalu lintas dan
diharapkan kedepannya kondisi ini semakin memperlancar aktifitas perekonomian. Padajaringan jalan di daerah perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang
berpangkal di koridor jalan Batulicin-Sengayam, terdiri atas: jalan yang berujung di Bakau,
jalan yang berujung di Sungai Durian, jalan yang berujung di Gunung Batu Besar-TanjungSamalantakan, jalan yang berujung di Hampang, jalan yang berujung di Tanjung Batu-Pudi
dan jalan yang berujung di Pantai.
2 - 31
2 - 31
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Gambar. 2.1.Presentase Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan Tahun 2014
Pada tahun 2014 ini, ada beberapa titik ruas jalan yang mengalami beberapakerusakan diantaranya di kecamatan Simpang Empat, Batulicin, Kusan Hilir dan Sebamban.Sampai sejauh ini sudah dilakukan upaya-upaya pemeliharaan jalan oleh dinas/instansiterkait meskipun belum secara keseluruhan dan diharapkan pada tahun-tahun mendatangpemeliharaan jalan dilakukan secara cepat dan menyeluruh untuk menghindari kerusakanjalan yang semakin parah. Disamping prasarana angkutan jalan darat ketersediaanprasarana laut dan sungai juga memegang peranan penting. Hal ini ditandai dengankeberadaan Pelabuhan Samudera di Batulicin, Pelabuhan Lokal di Pagatan, dan Pelabuhan diSatui yang merupakan pintu gerbang masuk ke Kabupaten Tanah Bumbu melalui laut. Untukmendukung aktifitas perekonomian yang semakin tinggi, maka saat ini Kabupaten TanahBumbu telah melengkapi diri dengan prasarana angkutan udara yang cukup memadai danakan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jaringan sungai danpenyeberangan di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan jembatan lintas kabupaten/kotayang di Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)-Tanjung Serdang (Kabupaten Kotabaru). Sungaiyang dapat di layari di wilayah Kalimantan Selatan khususnya Batulicin.2.4.2. PERHUBUNGAN LAUT
Pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuknya kapal, baik yang mengangkutpenumpang orang maupun barang kesatu wilayah tujuan. Di Kabupaten Tanah Bumbuterdapat banyak jenis dan jumlah pelabuhan, diantaranya Pelabuhan Samudera,Penyeberangan Ferry, Speed Boat, pendaratan dan pelelangan ikan serta pelabuhan khususbatubara.
2 - 32
2 - 32
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Selama tahun 2014, tercatat jumlah kapal masuk ke Pelabuhan Batulicin sebanyak 5.211
buah dengan barang yang dibongkar seberat 1.602.196 Ton, dan barang yang dimuat
seberat 11.804.567 Ton, sedangkan jumlah kapal masuk ke pelabuhan Pagatan sebanyak
138 buah dengan barang yang dibongkar seberat 20.047 Ton. Di Pelabuhan Sei Danau
Satui selama 2013 terdapat aktifitas bongkar barang dengan volume mencapai 1.362.898
Ton dan muat barang 33.278.362 Ton. Di Kecamatan Batulicin terdapat aktifitas
penyeberangan dengan menggunakan kapal motor ferry Batulicin-Tanjung Serdang
(Kabupaten Kotabaru). Untuk pergerakan penumpang/manusia melalui pelabuhan Batulicin
melayani 4 trayek, yaitu:
1. Batulicin-Tg. Serdang
2. Batulicin-Surabaya
3. Batulicin-Balikpapan
4. Batulicin-Makasar
Selama tahun 2014, tercatat jumlah kapal masuk ke Pelabuhan Batulicin sebanyak
5.211 buah dengan barang yang dibongkar seberat 1.602.196 Ton, dan barang yang dimuat
seberat 11.804.567 Ton, sedangkan jumlah kapal masuk ke pelabuhan Pagatan sebanyak
138 buah dengan barang yang dibongkar seberat 30.539.73 Ton. Di Pelabuhan Sei Danau
Satui terdapat aktifitas bongkar barang dengan volume memuat barang mencapai
1.362.898 Ton dan bongkar barang 33.278.362 Ton.Di Kecamatan Batulicin aktifitas
penyeberangan dengan menggunakan kapal motor Ferry Batulicin-Tanjung Serdang
Kabupaten Kotabaru).
Gambar. 2.2.Pelabuhan Umum Dan Pelabuhan Kargo Di Batulicin
Pelabuhan Umum Pelabuhan Cargo
2 - 33
2 - 33
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.4.3. PERHUBUNGAN UDARA
Bandar udara Bersujud Batulicin merupakan satu-satunya bandar udara yang
melakukan aktifitas penerbangan sipil dan komersil di Kabupaten Tanah Bumbu, dimana
termasuk kategori bandar udara pengumpan (spoke) khusus. Armada pesawat yang
digunakan adalah pesawat carteran yang melayani rute perjalanan Batulicin-Banjarmasin.
Pada Tahun 2014, selama tahun tersebut aktifitas penerbangan paling padat pada bulan
November dengan frekuensi pesawat mendarat dan berangkat masing-masing 99 kali.
Tabel. 2.13.Lalu Lintas Pesawat Dan Jumlah Penumpang Di Bandara Batulicin 2014
Bulan Pesawat Penumpang JumlahMendarat Berangkat Datang Berangkat
Januari 70 70 558 575 1.333
Pebruari 75 75 689 611 1.300
Maret 86 86 815 964 1.779
April 71 71 1.469 1.663 3.132
Mei 64 64 1.652 1.893 3.545
Juni 61 61 1.613 1.818 3.431
Juli 63 63 1.724 1.850 3.574
Agustus 70 70 1.442 1.507 2.949
September 77 77 1.656 1.848 3.504
Oktober 91 91 1.835 2.023 3.858
Nopember 99 99 1.870 1.878 3.748Desember 65 65 644 838 1.482Jumlah 2014 892 892 15.967 17.468 33.435
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 34
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.11.Prasarana Transportasi Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 35
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.12.Jaringan Jalan Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 36
2 - 36
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.5. KEPENDUDUKAN
2.5.1. JUMLAH PENDUDUK
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten TanahBumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan. Konsentrasipenduduk berada di Kecamatan Simpang Empat, Satui dan Kusan Hilir. Tahun 2014berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Tanah bumbu mencapai 306.185atau naik sekitar 3,78 %.
Sebaran penduduk terbanyak tiap kecamatan (2014) terdapat di kecamatan SimpangEmpat sebanyak 82.913 jiwa atau 27% dari jumlah penduduk tanah bumbu, sedangkansebaran terkecil terdapat di kecamatan Kuranji sebanyak 8.252 jiwa atau hanya 3 %. Dengandemikian kepadatan penduduk mencapai jiwa per km (2007) yang kembali meningkatditahun 2014 mencapai 32 jiwa per km. Tahun 2014 tingkat kepadatan antar kecamatancukup variatif, Kecamatan Simpang Empat mempunyai tingkat kepadatan tertinggi sebesar275 jiwa per km, sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Kusan hulu yang hanya 12jiwa per Km nya.
Tabel. 2.14.Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2007-2014
No. Kecamatan Rate Pertumbuhan Penduduk (%) Rata-Rata Rate(%)2007-2008 2009-2010 2011-2012 2003-2014
1 Kusan Hilir 3,05 24,48 4,21 -18,84 3,232 Sungai Loban 1,32 34,87 -2,61 -16,95 4,163 Satui 1,66 38,60 -1,39 3,61 10,624 Kusan Hulu 1,91 53,66 0,89 -26,46 7,505 Batulicin 6,96 30,09 -1,25 -11,05 6,196 Simpang Empat 1,76 4,53 8,30 1,95 4,147 Karang Bintang 2,23 35,26 -0,81 -28,34 2,088 Mantewe 1,69 42,44 3,07 -36,69 2,639 Kuranji 3,57 21,74 11,03 -21,31 3,76
10 Angsana 2,35 53,05 -3,42 -18,36 8,40Jumlah 2,31 28,39 2,27 -13,29 4,92
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2.5.2. STRUKTUR PENDUDUK
Struktur umur penduduk (2014) sebagaimana struktur umur pada umumnya
umumnya yaitu berstruktur umur muda (0-14 tahun) 94.591 jiwa (31%). struktur umur
Produktif (15-64) 202.361 jiwa (66 %) dan umur non produktif (65+) 9.233 jiwa atau 3.%.
Persentase penduduk miskin pada tahun 2013 sebesar atau 5,20 % telah menurun
dibanding tahun sebelumnya 2012 yakni sebesar 5,47%. Sedangkan jumlah penduduk
miskin mencapai 16.039 jiwa.
2 - 37
2 - 37
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Sebagai indikator dari pembangunan di bidang kependudukan dapat dilihat dari
perkembangan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Tanah
Bumbu menunjukkan perbaikan, yaitu dari 71,09 pada tahun 2013 menjadi 71,82 pada
tahun 2014. Kabupaten Tanah Bumbu berada pada posisi ke 9 se-Propinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2013 dan tahun 2014. Dengan demikian kondisi kualitas SDM
Kabupaten Tanah Bumbu masih tertinggal. Hal ini akan menyulitkan apabila akan masuk
pada lingkungan global jika tidak segera dilakukan perbaikan. Sementara itu dari segi
pembentukan IPM, indikator harapan hidup penduduk Tanah Bumbu telah meningkat dari
65,68 tahun (tahun 2013) menjadi 68,86 tahun di tahun 2014. Angka melek huruf juga
meningkat dari 95,25% tahun 2013 menjadi 96,59% tahun 2014 dan Rata-rata lama sekolah
juga meningkat dari 7,56 tahun menjadi 7,73 tahun ditahun 2014.
Capaian tingkat pendidikan tertinggi penduduk Kabupaten Tanah Bumbu masih
tergolong rendah. Pada tahun 2007 penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mencapai
20.743 (laki-laki) dan 21.303 (perempuan), tidak/belum tamat SD 24.011 (laki-laki) dan
25.671 (perempuan), SD/MI 15.230 (laki-laki) dan 13.940 (perempuan), SLTP/MTs 4.601
9laki-laki) dan 4.458 (perempuan), SLTA/MA 2.657 (laki-laki) dan 2112 (perempuan),
Akademi/diploma 1.068 (laki-laki) dan 576 (perempuan), Universitas 852 (laki-laki) dan 435
(perempuan). Faktor lain yang menentukan pembangunan manusia adalah tingkat
pengeluaran riil perkapita dimana Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2013 sebesar Rp.
641.200,- lebih tinggi dari Propinsi Kalimantan Selatan yang sebesar Rp. 619.800,-. Tahun
2007 meningkat menjadi Rp. 623.000,- sementara Propinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp.
622.700,-. Untuk nasional pada tahun 2014 sebesar Rp. 644.100. Ini berarti rata-rata
pengeluaran riil perkapita untuk Kabupaten Tanah Bumbu lebih tinggi daripada rata-rata
untuk Propinsi Kalimantan Selatan dan rata-rata nasional.
2.5.3. KEPADATAN PENDUDUK
Kuantitas Penduduk Tanah bumbu selama kurun waktu 20 tahun kedepan
berdasarkan perkembangan 10 tahun terakhir, maka penduduk akan tumbuh 60,55%
dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 2,52%, capaian pertumbuhan dalam 5
tahunan diproyeksikan tahun 2010 sebanyak 247.258 jiwa, dan di tahun 2025 sebesar
343.366 jiwa dengan rasio 118, yaitu diantara 100 penduduk perempuan sebanding dengan
118 penduduk laki-laki. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2014, jumlah penduduk
Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 306.185 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.
2 - 38
2 - 38
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan perbandingan antara
jumlah penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Kecamatan yang memiliki kepadatan
yang cukup besar adalah Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Karang Bintang,
dengan rata-rata kepadatan penduduknya sebesar 225 jiwa/Km2 untuk kecamatan yang
memiliki kepadatan cukup rendah adalah Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mantewe,
rata-rata kepadatan penduduknya 12-17 jiwa/Km2.
Tabel. 2.15.Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan KecamatanTahun 2014
Kecamatan Laki-Laki Perempuan JumlahKusan Hilir 23.937 23.430 47.366Sungai Loban 11.567 10.608 22.175Satui 31.551 28.118 59.669Angsana 9.747 8.946 18.693Kusan Hulu 9.918 9.173 19.091Kuranji 4.312 3.940 8.252Batulicin 7.811 7.406 15.216Simpang Empat 8.457 7.617 16.074Karang Bintang 43.265 39.648 82.913Mantewe 9.022 7.713 16.736
Tanah Bumbu 159.587 146.598 306.185Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka 2014
Tabel. 2.16.Jumlah Kepadatan Penduduk Menurut KecamatanTahun 2014
Kecamatan Penduduk (Jiwa) Luas (Km2) Kepadatan (Jiwa/Km2)
Kusan Hilir 47366 401,54 117.89Sungai Loban 22175 358,41 61.87Satui 59669 876,58 68.87Angsana 18693 151,54 123.35Kusan Hulu 19091 1609,39 11.86Kuranji 8252 110,24 74.85Batulicin 15216 127,71 119.14Karang Bintang 16074 118,02 136.20Simpang Empat 82913 302,32 274.26Mantewe 16736 1011,21 16.55Tanah Bumbu 159.587 5.066,96 31.50
2014 153.706 5.066,96 30.332013 147.120 5.066,96 29.042012 140.286 5.066,96 27.69
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 39
2 - 39
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.6. EKONOMI
Kondisi makro ekonomi di Kabupaten Tanah Bumbu digambarkan dengan melalui
Pendapatan Daerah, Investasi Daerah, PDRB, APBD dan Struktur Ekonomi.
2.6.1. PENDAPATAN DAERAH
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Pemerintah yang digunakan untuk
membiayai pembangunan. Di Kabupaten Tanah Bumbu ada beberapa pos penerimaan
daerah, di antaranya berupa Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Selama tahun 2008
penerimaan daerah dari pos BBN-KB dan PKB berturut- turut sebesar Rp 19,87 milyar dan
Rp 9,40 milyar.
Target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2011, sebesar
25,355 milyar rupiah, sedangkan realisasinya telah melebihi target yakni sebesar 30,887
milyar rupiah (121,82 persen). Sumber penerimaan PBB terbesar berasal dari sektor
pertambangan yang mencapai 21,686 Milyar Rupiah.
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tanah Bumbu selama tahun 2014 yang
berasal dari Retribusi IMB yakni sebesar 1,171 Milyar Rupiah. Angka ini kurang dari target
1,223 Miliyar Rupiah. Sumber lain yang memberikan kontribusi tinggi adalah Pajak Bahan
Galian Golongan C.
2.6.2. INVESTASI
Investasi merupakan salah satu hal yang turut mendorong hidupnya sektor riil di
suatu wilayah, melalui instrumen tersebut jugalah terjadinya penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan volume produksi. Sesuai data yang tercatat di BKPMD provinsi Kalimantan
Selatan, pada tahun 2011, jumlah proyek yang teralokasi di Kabupaten Tanah Bumbu 65
proyek, dengan nilai investasi sebesar 904 Milyar Rupiah yang terdiri dari Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) Penanaman Modal Asing (PMA). Dari nilai investasi tersebut
terserap 8.792 tenaga kerja Indonesia. Nilai investasi ini diharapkan akan semakin
bertambah ke depannya, mengingat Kabupaten Tanah Bumbu dikenal memiliki potensi
sumber daya alam yang melimpah. Hal ini menjadi tanggung jawab tersendiri bagi
pemerintah daerah guna menarik investor untuk menanamkan modalnya di wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu.
2 - 40
2 - 40
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.6.3. PDRB Dan APBD
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanah Bumbu
atas dasar harga berlaku, sebesar 8,947 trilyun Rupiah. Sedangkan menurut harga konstan
2000, PDRB Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 3,88 trilyun rupiah. Sektor yang paling besar
peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tanah Bumbu adalah sektor
Pertambangan dan Penggalian (43,87,11 persen), kemudian disusul sektor Pertanian
sebesar 13,54 persen. Laju pertumbuhan PDRB Tanah Bumbu pada tahun 2014 sebesar 5,58
persen. Sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar adalah sektor keuangan sebesar 11,77
persen, sedangkan yang terendah pertumbuhannya adalah sektor Listrik dan Air Minum,
yakni 1,26 persen.
Gambar. 2.3.Struktur Perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, perekonomian Tanah Bumbu menunjukkan
struktur yang relatif tetap. Sektor-sektor primer (pertanian dan pertambangan) tetap
menunjukkan dominasinya dalam perekonomian Tanah Bumbu, disusul sektor sekunder(industri, konstruksi, listrik dan air bersih) dan tersier (perdagangan, pengangkutan
telekomunikasi, bank dan jasa-jasa). Hal inilah yang membentuk corak ekonomi Tanah
Bumbu sebagai daerah agraris. Lokomotif pertumbuhan ekonomi Tanah Bumbu juga masihdikendalikan oleh sektor primer. Apalagi selama dua tahun terahir ini, sejak krisis keuangan
global terjadi, banyak peta perubahan arah konsumsi negara dunia, yang mulai mengalihkan
orientasi konsumsinya ke produk-produk primer dan energi, seperti karet, sawit danbatubara. Tentunya momentum seperti ini menguntungkan daerah-daerah seperti Tanah
Bumbu yang masih mengandalkan sektor-sektor primernya.
2 - 41
2 - 41
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Perekonomian Tanah Bumbu tahun 2014 mengalami pertumbuhan 5,58%. Pertumbuhan ini
lebih lambat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 6,10%. Pertumbuhan ekonomi Tanah
Bumbu yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh membaiknya kinerja beberapa
sektor/lapangan usaha, yang menjadi sumber pertumbuhan seperti pertambangan,
pertanian, perdagangan, industri dan transportasi.
Kemampuan keuangan daerah pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui
Pendapatan Asli Daerah (PAD) nampak terlihat meningkat dengan stabil. Setelah menjadi
Kabupaten Tanah Bumbu PAD mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 sebesar
Rp. 164.488.336.621,- dan pada tahun 2014 naik menjadi Rp. 248.141.276.461,56,-. PAD
tersebut bersumber dari Pendapatan Daerah/Pajak Daerah, Retribusi Daerah.
Dana perimbangan yang diterima pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2014 sebesar
Rp. 718.759.640.999 dana perimbangan tahun 2014 ini terbagi atas Dana Alokasi Khusus;
Dana Alokasi Umum; Bagi Hasil Pajak; Bagi Hasil Bukan Pajak; Dana Penyeimbang dari
Propinsi dan Dana Penyeimbang dari Pemerintah.
2.7. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Sumberdaya mineral yang merupakan sumberdaya alam tak terbarukan (exhaustible
atau nonreneweble resources) Di Kabupaten Tanah Bumbu diantaranya berupa kandungan
batu gamping, marmer, kaolin, pospat, perindotit, emas, intan, pasir kuarsa, lempung dan
batubara. Potensi Sumberdaya Mineral Batubara yang terbanyak terdapat di Kecamatan
Satui dan Kec.Batulicin. Perusahaan yang telah mengekploitasi adalah PT. Arutmin
mengelola lokasi di dua wilayah, yaitu Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu. Selain itu
terdapat tidak kurang dari 58 badan usaha yang melakukan kegiatan penambangan ini.
Kemudian disadari bahwa dari sejumlah produksi tersebut belum menghasilkan nilai
tambah produk yang berarti, belum memberikan bagihasil produk yang berarti bagi daerah,
bahkan masih belum sepenuhnya dapat terkelola dan terkendali dengan baik terutama
kelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga terjadi penurunan daya dukung lingkungan
dan penurunan ketersediaan sumberdaya alam dengan cepat.
2 - 42
2 - 42
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Tabel. 2.17.Penyebaran Dan Potensi Bahan Galian Dan Tambang
No. Bahan Galian Lokasi Potensi/cadangan1. Batu Gamping a. Daerah trans.blok A2, B2 & E2 Kec.Batulicin
b. Ds. Mentewe Kec.Batulicinc. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulu
a. 3.995.356,8 tonb. 1.836.000,0 tonc. 38.432.812,5 ton
2. Marmer a. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulub. Ds.Mentewe Kec.Batulicin
a. 1.230.000 M3b. 42.187.500 M3
3. Kaolin Ds.Sei.Dua Kec.Batulicin 100.000 ton4. Pospat Daerah trans blok A2 Kec. Batulicin 1.25 ton5. Perindotit a. Ds.Aib Kec.Kusan Hulu
b. G.Kukusan Kec.Batulicina. 11.475.000 M3b. Tidak terdata
6. Emas a. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulub. Pulau Suwangi Kec.Batulicin
a. Tidak terdatab. Tidak terdata
7. Intan a. Kec.Satuib. Kec.Batulicin
a. Tidak terdatab. Tidak terdata
8. Pasir Kuarsa Sekapuk Kec.Satui 112.500 ton9. Lempung a. Ds.Sebamban Kec.Satui
b. Kec.Batulicina. Tidak terdatab. Tidak terdata
10.
Batubara a. Kec.Satuib. Kec.Sei.Lobanc. Kec.Kusan Hilird. Kec.Kusan Hulue. Kec.Batulicin
384.373,32 ha
Sumber : Kanwil Pertambangan dan Energi Kalsel
Sumberdaya Hutan merupakan sumberdaya alam terbesar/terluas kedua setelah
batubara di Kabupaten Tanah Bumbu. Keberadaan sumberdaya alam tersebut tidak lepas
dari suatu permasalahan sebagai akibat dari dampak kegiatan pemanfaatan sumberdaya
alam oleh manusia. Perubahan pola hubungan manusia dengan sumberdaya alam dari pola
hubungan kooperasi kepola hubungan eksploitasi memunculkan adanya degradasi
sumberdaya alam dan dehumanisasi manusia yang tinggal di dalam dan di sekitarnya.
Degradasi dan dehumanisasi tersebut disebabkan oleh pesatnya deforestasi sumberdaya
hutan akibat penebangan liar, kegiatan perladangan, kebakaran hutan, perubahan fungsi
hutan, penebangan oleh IUPHHKHA, dan kegiatan pertambangan.
Konversi hutan menjadi suatu bentuk penutupan lahan non-hutan secara besar-
besaran untuk pertambangan ,perkebunan, hutan produksi, hutan tanaman industri,
transmigrasi, perladangan non-tradisonal telah memberikan dampak terhadap kondisi
hidrologi (tata air dan aliran air) kawasan yang spesifik untuk Kabupaten Tanah Bumbu
sehingga mengganggu ketersediaan air tanah dan air sungai sebagai sumber bahan baku.
2 - 43
2 - 43
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Sumberdaya air untuk Kabupaten Tanah Bumbu berasal dari Satuan Wilayah Sungai (SWS)
Cengal-Batulicin seluas 18.651,167 Km2, yang meliputi Sungai Cengal, Sungai Satui, Sungai
Batulicin, Sungai Sebamban, Sungai Kusan, Sungai Batu Laki, dan Sungai Kintap.
Kemampuan DAS ini bersifat pluktuatif. Pada musim hujan kemampuan DAS ini sangat
terbatas dalam menampung curah hujan yang tinggi, sehingga terkadang menimbulkan
banjir. Akan tetapi jika musim kemarau disaat debit air rendah maka supply air untuk PDAM
jadi terhambat.
Di Kabupaten Tanah Bumbu pemanfaatan sumberdaya air secara langsung
mencakup pemanfaatan untuk irigasi dan air bersih. Secara tidak langsung adalah untuk
transportasi sungai dan pariwisata. Untuk air bersih selain langsung digunakan oleh
masyarakat maka sumberdaya air tersebut dikelola oleh PDAM sebagai sumber air baku
PDAM yang digunakan oleh 3.352 pelanggan. Pemanfaatan lainnya dalam bentuk perairan
umum yang digunakan untuk perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pemanfaatan
sumberdaya air melalui sistem irigasi dihadapkan pada kendala kurang berakarnya sistem
pengelolaan irigasi berbasis pada masyarakat sehingga muncul adanya krisis kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah, rendahnya partisifasi kelompok Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A), dan tuntutan ganti rugi tanah.Selain itu kondisi saluran irigasi dan
peralatan yang digunakan untuk operasi dan pemeliharaan irigasi sebagian juga mengalami
kerusakan.
2 - 44
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.13.Sebaran Pertambangan Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 45
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Peta. 2.14.Kawasan Hutan Kabupaten Tanah Bumbu
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU
2 - 46
2 - 46
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
2.8. POTENSI DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
Pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dapatmemberikan kontribusi besar dalam upaya mendorong pertumbuhan wilayah KabupatenTanah Bumbu yang sedang tumbuh dan berkembang, khususnya dalam memacupenerimaan devisa Negara dan pendapatan asli daerah. Peluang pengembangan sektorpariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikansebagai salah satu unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisatadengan beberapa obyek berupa wisata bahari (terumbu karang), wisata alam, wisatapanorama, dan wisata budaya.
Selain itu karena posisinya yang strategis, kabupaten Tanah Bumbu dapat berfungsisebagai pintu gerbang pariwisata regional khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Seiringdengan perkembangan ekonomi nasional serta terbukanya jalur transportasi yangmenghubungkan wilayah-wilayah Kalimantan Selatan, perkembangan obyek wisata didaerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu diprediksikan akan dapat berkembang denganpesat. Peluang investasi disektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur diarea wisata pesisir Kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi. Peluangpengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas akomodasi seperti hotel danguest house, biro perjalanan wisata, dan toko cinderamata.
Akomodasi adalah tempat orang menginap untuk sementara waktu. Akomodasiyang dicatat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu adalah hotel,penginapan, wisma dan pondok. Fasilitas akomodasi yang terdapat di Kabupaten TanahBumbu mayoritas berlokasi di Kecamatan Simpang Empat, Satui dan Kusan Hilir. Diantara 41akomodasi yang terdaftar, ada 7 (tujuh) hotel kelas bintang yaitu Hotel Surya, NugrahaBatulicin, Ebony, Friendship, Putri Duyung Resort, Grand Central dan Satui Adygraha. Dua diantara hotel kelas bintang tersebut berlokasi di Kecamatan Batulicin.
Dengan adanya fasilitas akomodasi yang tersedia, sangat mendukung bagikepariwisataan di Kabupaten Tanah Bumbu. Akomodasi menjadi tempat penginapan bagiwisatawan yang berkunjung ke wilayah ini. Di Kabupaten Tanah Bumbu sendiri terdapatbanyak jenis objek wisata, di antaranya objek wisata alam berupa Pantai Pagatan dan PantaiBunati, objek wisata alam seperti Cek Dam dan Pondok Lesehan, serta objek wisata budayaseperti Mapparentasi dan Makam Pangeran Muhammad Nafis.
Kabupaten Tanah Bumbu sendiri terdapat banyak lokasi yang menjadi potensipengembangan kegiatan pariwisata, baik objek wisata alam dan wisata budaya yangdiharapkan dapat dipromosikan sebagai daerah yang menarik minat wisatawan, baikdomestik maupun dari luar negeri/asing.
2 - 47
2 - 47
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Potensi wisata yang dapat dipromosikan ke dalam paket wisata, yaitu:
1. Pantai Pagatan
Terletak di Pagatan, ± 5 jam dari Banjarmasin. Pantai ini merupakan tempat
dilaksanakannya acara adat “Mappanretasi”. Pantai Pagatan mempunyai panjang ± 25
km dari ujung timur sampai ujung barat. Fasilitas yang tersedia di obyek wisata Pantai
Pagatan antara lain pintu gerbang utama Selamat Datang, ruang istirahat (rest area),
toko oleh-oleh/souvenir dan gazebo.
2. Pantai Pulau Salak
Cemara laut menjadi ciri khas dari pantai ini, pantai ini pun sangat cocok untuk tempat
berkemah. Pantai ini berjarak ± 5 km dari Kota Pagatan.
3. Pantai Tanjung Petang
Merupakan tempat wisata seluas ± 12 ha, tempat ini sudah dilengkapi dengan sarana
dan prasarana penunjang pariwisata. Pantai ini berjarak ± 6 km dari Pagatan. Di pantai
ini juga telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) termasuk sumur.
4. Pantai Angsana
Bentuk wisata bahari dapat dilakukan di pantai Angsana yaitu menyelam di sekitar
terumbu karang dengan menggunakan alat selam dasar (masker, snorkel dan fins) dan
alat selam SCUBA. Di pantai ini telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK)
termasuk sumur, juga tersedia gazebo sebagai tempat istirahat dan dermaga.
5. Pantai Bunati
Di Pantai Bunati terdapat Pesanggarahan untuk berkumpul keluarga.
6. Sumber Air Panas
Terletak di S.Binjai/Pagatan.
7. Cek Dam
Bendungan buatan yang menyerupai danau kecil. Terdapat pondok lesehan.
8. Wisata budaya/makam
Di Tanah Bumbu terdapat beberapa makan yang dikermatkan oleh warga, antara lain
makam Pangeran Muhammad Nafis, makam Syekh M. Arsyad, makam Puang Aji Toa dan
makam Raja Pagatan dan Kusan, makam Puang Aji Toa. Di lokasi ini telah dibangun pintu
gerbang. Di kawasan Makam Syekh M. Arsyad telah dikelilingi dengan pagar kawat
untuk menandai lokasi kawasan makam.
2 - 48
2 - 48
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
9. Rindu Alam
Di lokasi ini telah telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) termasuk sumur.
Pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi besar dalam upaya mendorong pertumbuhan wilayah Kabupaten Tanah
Bumbu yang sedang tumbuh dan berkembang, khususnya dalam memacu penerimaan
devisa Negara dan pendapatan asli daerah. Peluang pengembangan sektor pariwisata di
Kabupaten Tanah Bumbu masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan sebagai salah
satu unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata dengan
beberapa obyek berupa wisata bahari (Terumbu Karang), wisata alam, wisata panorama,
dan wisata budaya. Selain itu karena posisinya yang strategis, kabupaten Tanah Bumbu
dapat berfungsi sebagai pintu gerbang pariwisata regional khususnya di Propinsi
Kalimantan Selatan.
Tabel. 2.18.Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya di Kabupaten Tanah Bumbu
Nama Obyek Jenis Kegiatan Daya Tarik Wilayah Pemilik Fasilitas
1. Makam SyekhM. Arsyad BinAs᾽Ad Pagatan
Haulan / ZiarahMakam
Makam / Kubah initerletak di tepi pantaidengan panorama alamyang indah.
Kec.KusanHilir
PemdaTANBU
Tempat Haulan belummaksimal, Tempat parkirbelum maksimal,Payung/ Pendopo belumada. Air bersih belummaksimal tersedia
2. Makam PoangAji Toa danMuridnya
Ziarah Makam Makam ini terletak diDesa.Barugellang di tepiSungai, Sering di ziarahimasyarakat tiap hariminggu bisa ditempuhlewat darat dan sungai.
DesaBarugelangKec. KusanHilir
PemdaTANBU
TempatZiarah,Ruangannya kecildan MCK
3. MakamPahlawan
MakamPahlawan(MATTONE)
Makam Pahlawan seringdiziarahi tiap tanggal 7Pebruari
Kec.KusanHilir
PemdaTANBU
Bagunanan KubahMakam
4. Makam RajaPagatan Ziarah Makam Sejarah Perjuangan dan
peninggalan budayaKec. KusanHilir
PemdaTANBU Germada
5. Makam RajaBatulicin Ziarah Makam Sejarah Perjuangan dan
peninggalan budayaKec.Batulicin
PemdaTANBU Bangunan Kubah makam
6. Makam SyarifAli Ziarah Makam Juriat Habibullah
DesaSebambanKec.Angsana
PemdaTANBU Bangunan Kubah makam
7. Pangeran M.Nafiz Ziarah Makam Pangeran Juriat Kerajaan
Banjar
DesaPacakanKec.KusanHulu
PemdaTANBU Bangunan Kubah makam
2 - 49
2 - 49
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
Nama Obyek Jenis Kegiatan Daya Tarik Wilayah Pemilik Fasilitas
8. Benteng 7Februari Wisata keluarga Tempat perlindungan
yang unikKec.KusanHilir
PemdaTANBU
9. BabalianTandik Tarian Tandikan Tari Khas/Tarian Tandik Sei Loban Pemda
TANBU
10. UpacaraNgaben
PembakaranMayat Suku Bali
Pembakaran Mayat yangdisaksikan oleh ratusanWarga yang sebelumnyamelalui sebuah Upacaraadat dipandang dariJembatan Batulicin
Sei Loban PemdaTANBU
Sumber: Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional serta terbukanya jalur transportasi yang
menghubungkan wilayah-wilayah Kalimantan Selatan, perkembangan obyek wisata di
daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu diprediksikan akan dapat berkembang dengan
pesat. Peluang investasi di sektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur
di area wisata pesisir kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi.
Peluang pengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas akomodasi
seperti hotel dan guest house, biro perjalanan wisata, dan toko cinderamata. Kabupaten
Tanah Bumbu mempunyai Pantai yang cukup panjang sekitar 200 km, dengan panorama
yang indah. Jumlah keseluruhan obyek wisata di Kabupaten Tanah Bumbu adalah 36 obyek
wisata, meliputi 21 obyek wisata alam, 5 obyek wisata buatan dan 10 obyek wisata religius
dan budaya. Ada tiga lokasi obyek wisata alam yang selama ini menjadi tempat wisata yang
paling banyak dikunjungi oleh masyarakat sekitar maupun pendatang Pantai Rindu Alam,
Pulau Salak, Pantai Pagatan dan Goa Sugung yang terjadi dari proses alam terletak di km 44,
jalan Kadeco Kecamatan Mentewe dengan luas sekitar 12 ha. Beberapa lokasi wisata
tersebut selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat khususnya pada saat hari libur.
Meningkatnya jumlah kunjungan masyarakat ini berimbas pada peningkatan
jumlah/volume limbah padat di lokasi obyek wisata. Kondisi ini diperparah dengan tidak
tersedianya tempat sampah ataupun fasilitas kebersihan lainnya seperti adanya papan-
papan himbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Faktor penyebab lainnya adalah
kurangnya sosialisasi oleh Dinas/Instansi terkait kepada masyarakat akan pentingnya
menjaga kelestarian obyek wisata, baik itu langsung ke masyarakat maupun melalui
kecamatan ataupun ke desa. Banyaknya limbah padat di sekitar lokasi obyek wisata
khususnya obyek wisata pantai selain berasal dari pengunjung juga berasal dari limbah
2 - 50
2 - 50
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
rumah tangga masyarakat pesisir pantai. Dari data yang ada jumlah kependudukan di laut
dan pesisir tahun 2011-2012 adalah 82.230 jiwa, sedangkan pada tahun 2013-2014
menurun menjadi 51.365 jiwa. Padatnya jumlah penduduk di sekitar pesisir pantai ini
mengindikasikan adanya peningkatan jumlah limbah/buangan rumah tangga. Rata-rata
kesadaran penduduk tersebut untuk membuang sampah rumah tangga di tempat yang
seharusnya masih sangat kurang.Terlihat di sekitar pantai sampah berserakan dan ada sebagian yang dibuang begitu
saja ke laut. Melihat kondisi seperti ini, perlu adanya program-program atau kegiatan olehPemerintah Daerah untuk mensosialisasikan perlunya menjaga kelestarian lingkungan sertamelibatkan peran serta masyarakat/penduduk sekitar. Penyediaan sarana dan prasaranakebersihan di sekitar lokasi obyek wisata juga perlu diperhatikan oleh pihak-pihak terkaitseperti adanya tempat-tempat sampah dan petugas khusus untuk membersihkan lokasiobyek wisata. Beban pencemaran lingkungan dari sektor pariwisata selain berasal dariaktifitas di lokasi obyek wisata, juga berasal dari kegiatan hotel/penginapan yang ada diKabupaten Tanah Bumbu. Ada 43 sarana hotel/penginapan. Namun rata-rata pengelolahotel/penginapan sudah mempunyai petugas khusus kebersihan yang menangani masalahlimbah padat/sampah. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan hotel/penginapan setiap haridikumpulkan di tempat pembuangan sampah dan ada petugas kebersihan yang selanjutnyamengangkut ke TPS terdekat. Sampai saat ini juga belum pernah dilakukan pendataanjumlah volume limbah padat harian ataupun bulanan pada lokasi obyek wisata danhotel/penginapan oleh Dinas/Instansi terkait, sehingga sulit diketahui besarnya tekananlingkungan khususnya di sekitar lokasi-lokasi tersebut.
Tabel. 2.19.Sarana Hotel/Penginapan, Jumlah Kamar, Dan Tingkat Hunian
No. Nama Hotel/Penginapan Kelas Jumlah KamarPress Junior Deluxe VIP Stand
Kecamatan Kusan Hilir1 Putri Duyung Resort Bintang - - - 27 62 Penginapan Sederhana Penginapan - - - 9 43 Penginapan Karya Mas Penginapan - - - 3 114 Penginapan Abadi Penginapan - - - - 105 Pondok Agita Penginapan - - - 2 106 Wisma Shangrilla Penginapan - - - - -7 Penginapan Warga Penginapan - - - - 188 Penginapan Batuah Penginapan - - - - 59 Penginapan Pada Idi Penginapan - - - 2 2
Kecamatan Satui -10 Hotel Satui Adygraha Bintang - - 8 10 1011 Hotel Rakhmat 1 Melati - - - - 3112 Hotel Rakmat 2 Melati - - - - 9
2 - 51
2 - 51
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM))TTAAHHUUNN 22001166
KABUPATEN TANAH BUMBU
No. Nama Hotel/Penginapan Kelas Jumlah KamarPress Junior Deluxe VIP Stand
Kecamatan Kusan Hilir13 Hotel Lestari 1 Melati - 6 4 10 514 Hotel Wahana Murni Melati - - - 3 315 Hotel Wenny Melati - - - - -16 Hotel Sudan Indah Melati - - - 4 517 Penginapan Megawati Penginapan - - - 1018 Penginapan Sudi Agung Penginapan - - - 919 Penginapan Sari Indah Penginapan - - - 11 -20 Penginapan Selera Penginapan - - - - 1321 Penginapan Sabili Penginapan - - - 4 1022 Penginapan Nor Hikmah Penginapan - - - - 1023 Losmen Yenny Losmen - - - - -
Kecamatan Batulicin24 Hotel Ebony Bintang 1 2 23 - 3025 Hotel Friendship Bintang - - 24 10 826 Hotel Surya Bintang - 6 12 - 627 Hotel Candra Asri Melati - 10 5 4 10
Kecamatan Simpang Empat -28 Hotel Grand Central Bintang 1 1 13 2 1129 Hotel Nugraha Batulicin ( TUTUP) Bintang - - - - -30 Hotel Anugerah Baru/Grand Fortune Melati 17 1 10 10 131 Hotel Semarang Melati - - 19 5 1032 Hotel Dewi Vip Room Melati - - 1 13 -33 Hotel Mutiara Melati - - - 9 334 Hotel Mega Indah Melati - - - 15 1135 Hotel Setia Kawan Melati - - - - 2536 Hotel Duta Arjuna Melati - - - - 1537 Hotel Subur Buana Melati - - - - 2538 Hotel Hidayah Melati - - - 13 439 Hotel Dewi Fortuna Melati - - - 17 1240 Hotel Dewi Melati - - - 25 1341 Penginapan sederhana Penginapan - - - - 4442 Wisma Tirta Asri Penginapan - - - - -43 Wisma Sinar Samudra Penginapan - - 1 3 6
Keterangan : Data Tingkat Hunian Dari Sarana Hotel/Penginapan Tidak Tersedia Pad Dinas/ Instansi TerkaitSumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu