kabupaten - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · tombariri...

38
KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 - 2019 BAB II Profil Kabupaten/Kota KABUPATEN MINAHASA RPIJM 2015-2019

Upload: others

Post on 05-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 - 2019

BAB II

Profil Kabupaten/Kota

KABUPATEN MINAHASA

RPIJM 2015-2019

Page 2: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-1

BAB II

PROFIL KABUPATEN/KOTA

2.1 Wilayah Administrasi

2.1.1 Gambaran administrasi wilayah

Kabupaten Minahasa memiliki luas wilayah sebesar 121,043.31 ha yang

terdiri dari 25 kecamatan. Kecamatan Tombariri/Tombariri Timur

memiliki luas wilayah terbesar yaitu 15.840,89 ha sedangkan Kecamatan

Kawangkoan memiliki luas wilayah terkecil yaitu 1,325,21 ha.

Kabupaten Minahasa merupakan salah satu daerah yang ada di Sulawesi

Utara. Letak daerah ini menurut garis lintang dan bujur adalah: 1o22’ 44’’

LU/ 124o 33’ 52’’ BT ke 1o 01’ 11’’ LU/ 124o 54’ 45’’ BT ke 125o 04’ 21’’BT/

1o 20’ 25’’ LU. Kabupaten Minahasa pada umumnya berbukit, bergunung,

dan dataran yang agak luas, hanya sekitar Danau Tondano. Dataran

tersebut dijumpai dalam wilayah Tondano, Remboken, Tompaso,

Langowan, dan Kakas. Lereng beragam dari datar hingga sangat curam.

Lereng-lereng yang sangat curam dijumpai didalam wilayah Kecamatan

Kombi, Kecamatan Kakas, dan Kecamatan Langowan Selatan. Adapun

batas-batasnya adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara dengan Kabupaten Minahasa Utara;

- Sebelah Timur dengan Laut Maluku;

- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Minahasa Tenggara;

- Sebelah Barat dengan Laut Sulawesi.

- Di bagian tengah wilayah Kabupaten Minahasa terdapat wilayah

Kota Tomohon

Ibukota Kabupaten Minahasa adalah Tondano, berjarak sekitar 35 km dari

Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara.Luas Kabupaten Minahasa

adalah 1.641,27 km2yang terdiri dari luas daratan adalah 1.094,88km2

dan luas perairan danau 46,54 km2 serta laut sebesar 599,85 km2.

Kabupaten Minahasa terdiri atas 25 kecamatan, dimana kecamatan terluas

adalah kecamatan Tombariri (139,2 Km2) dan Tondano Utara sebagai

kecamatan yang terkecil (25,14 Km2).

Page 3: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 - 2019

2.2.2 Peta wilayah Kabupaten Minahasa

Gambar 2.1 Peta Administrasi

Page 4: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 - 2019

Tabel 2.1 Luas Wilayah Administratif

Nama Kecamatan

Jumlah Kelurahan/

Desa

Luas Wilayah Administrasi Terbangun

(Ha) (%) thd

total (Ha)

(%) thd

total

Langowan Timur 8 1.098 0,92% 74 0,06%

Langowan Barat 16 3.108 2,60% 97 0,08% Langowan Selatan

10 5.650 4,72% 71 0,06%

Langowan Utara 8 432 0,36% 36 0,03%

Tompaso 20 3.020 2,52% 591 0,49%

Tompaso Barat

Kawangkoan 4 1.502 1,25% 104 0,09% Kawangkoan Barat

10 1.927 1,61% 82 0,07%

Kawangkoan Utara

6 1.381 1,15% 85 0,07%

Sonder 19 5.893 4,92% 113 0,09%

Tombariri 20 27.019 22,57% 372 0,31%

Tombariri Timur

Pineleng 26 9.659 8,07% 4.926 4,11%

Mandolang

Tombulu 11 9.807 8,19% 239 0,20%

Tondano Barat 9 2.243 1,87% 257 0,21%

Tondano Selatan 8 1.675 1,40% 117 0,10%

Remboken 11 3.880 3,24% 206 0,17%

Kakas 13 7.355 6,14% 351 0,29%

Kakas Barat 10 4.516 3,77% 191 0,16%

Lembean Timur 11 6.951 5,81% 164 0,14%

Eris 8 3.976 3,32% 187 0,16%

Kombi 13 12.130 10,13% 288 0,24%

Tondano Timur 11 3.671 3,07% 137 0,11%

Tondano Utara 3 2.828 2,36% 141 0,12%

Sumber: minahasakab.bps.go.id

2.2 Potensi Wilayah Kabupaten/Kota

2.2.1 Pertanian

Kabupaten Minahasa yang sebagian besar penduduknya mempunyai

pekerjaan sebagai petani, memiliki potensi yang sangat besar dalam

mendukung produksi pertanian. Namun kondisi yang terjadi seiring

dengan perkembangan pembangunan, banyak terjadi alih fungsi lahan

pertanian/perkebunan untuk dipakai menjadi kawasan permukiman dan

perdagangan. Walaupun kondisi luasan di daerah yang sangat besar,

Page 5: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-5

ternyata masih banyak lahan yang produktif belum dikelola secara

maksimal.

Perkembangan yang terjadi saat ini, dimana telah muncul anomali iklim

yang sangat mempengaruhi pola tanam serta produktivitas pertanian,

sehingga diperlukan analisis yang lebih akurat untuk meningkatkan

produktivitas. Daya dukung pertanian tanaman pangan dan hortikultura di

kabupaten Minahasa selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup

signifikan, antara lain dalam pembentukan PDRB, penyerapan dan

penyediaan lapangan kerja, kesempatan berusaha serta penyediaan

produksi pangan regional/daerah. Terdapat sekitar 9 jenis komoditas

tanaman pangan yang diusahakan masyarakat kabupaten Minahasa yaitu

Komoditi padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, ubi jalar, ubi

kayu. talas, sayur-sayuran. Komoditas padi sebesar dengan total produksi

sebesar 68.090 ton menempati urutan tertinggi capaian produksi.

2.2.2 Urusan Kehutanan

Kawasan hutan yang ada di kabupaten Minahasa sebesar 27.695,57 ha

atau sebesar 22,88% dari luas Minahasa terdiri dari kawasan hutan

lindung seluas 9.173 ha, hutan produksi 5.758 ha dan hutan konservasi

8.417 ha. Hasil hutan yang cukup menonjol adalah lebah madu, damar dan

budidaya ulat sutra.

2.2.3 Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Hasil produksi pertambangan di Kabupaten Minahasa di dominasi oleh 5

(lima) jenis bahan tambang dalam bentuk galian yaitu pasir, kerikil, tanah

urug, koalin dan batuan. Disamping pengelolaannya dilakukan oleh

pengusaha, namun masih ada pengelolaan galian c pada khususnya

dikelola oleh kelompok masyarakat. Saat ini proses perijinan untuk usaha

galian c sudah sangat selektif untuk menjaga kelestarian lingkungan

sekitar. Berikut ini tabel produksi galian c :

Tabel 2.2

Potensi Pertambangan, 2012 Kabupaten Minahasa

No Jenis Galian Lokasi Potensi Ket A Mineral Logam 1 Pasir Besi Rumbia Langowan Selatan 6.000.000 ton indikasi Bukit Tinggi Kakas Barat 4.000.000 ton Indikasi Poopo Tombariri 1.000.000 ton Indikasi

Page 6: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-6

2. Emas Agotey Pineleng Terduga Makalonsow Tondano Timur Terduga Kombi Kecamatan Kombi Terduga B Mineral Non Logam dan Batuan 1 Kaolin Toraget Langowan Utara 500.000 ton indikasi

Tempang Tompaso 500.000 ton Indikasi 2 Belerang Leilem Sonder 60.000 ton Indikasi

. Toraget Langowan Utara, Kanonang

81.000 ton Survey

3 Pasir Besi Rumbia Langowan Selatan 6.000.000 ton Indikasi Bukit Tinggi Kakas Barat 4.000.000 ton Indikasi Poopo Tombariri 1.000.000 ton Indikasi

4 Obsidian Tataaran Tondano Selatan 2.500.000 m3 Indikasi Watulambot, Wewelen

Tondano Barat 12.500 m3 Indikasi

.5 Andesit Tateli Mandolang 79.000.000 m3 Terukur

Warembungan Pineleng 7.400.000 m3 Terukur Sea Pineleng 10.000.000 m3 Terukur Watulambot, Wewelen

Tondano Barat 5.500.000 m3 Terukur

6 Batu Lapis Timbukar Sonder 1.300.000 m3 Indikasi 7 Batu Apung Lemoh, Ranotongkor, Lolah

Tombariri 15.000 m3 Indikasi

Toliang Oki Eris 4.000 m3 Indikasi Tompaso Kecamatan Tompaso 4.000 m3 Indikasi 8 Pasir

Vulkanik Noongan Langowan Barat 30.000 m3 Indikasi

9 Pasir Tombariri 2.000 m3 Indikasi Tompaso 3.000 m3 Indikasi

10 Lempung Pulutan, Parepey Remboken 10.000 m3 Indikasi

Lolah, Lemoh Tombariri Timur 9.000 m3 Indikasi Touiliang Oki Eris 3.000 m3 Indikasi Noongan Langowan Barat 4.000 m3 Indikasi

Sumber: RPJMD Kabupaten Minahasa Tahun 2013-2018, Dinas ESDM

Kab.Minahasa, Tahun 2013

Hampir seluruh desa dan kecamatan di kabupaten Minahasa telah

mendapat sambungan listrik. Ketersediaan dan kebutuhan energi listrik di

kabupaten Minahasa cenderung meningkat. Hal ini berhubungan dengan

pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada peningkatan kemampuan

rumah tangga dan industri mengkonsumsi listrik.

Ketersediaan di Kabupaten Minahasa energi listrik sangat besar baik yang

sudah berproduksi maupun dalam tahapan eksplorasi yang terdapat di:

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Tonsea Lama Tondano

Utara;

2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong V dan VI

di Sonder (2x20 MW) dan Tompaso (2x20 MW);

Page 7: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-7

3. Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(PLTM) Tincep I, II, III, IV dengan kapasitas kurang lebih 3,6 MW, PLTM

Kiawa, Kayuuwi, Sungai Sawangan, dan Sungai Tuloun; dan

4. Pengembangan potensi PLTP di Remboken, Kawangkoan Barat dan

Tompaso.

2.2.4 Urusan Pariwisata

Sarana dan prasarana pariwisata yang dimiliki berdasarkan pada

sumberdaya alam yang indah merupakan potensi objek wisata yang terus

dikembangkan untuk menarik wisatawan mancanegara maupun domestik

juga dapat menjadi pendorong bagi pengembangan kawasan-kawasan

sekitarnya, namun dari tahun ke tahun sumbangan sektor pariwisata

(hotel, restoran dan perdagangan) sangat kecil yaitu tahun 2009 sebesar

Rp.611,39 milyar (16,04%) dan tahn 2011 sebesar Rp. 775,14 milar

(15,94%).Potensiobjek wisata di Kabupaten Minahasa terdiri dari :

1. Wisata Alam: Wisata air terjun di Kecamatan Pineleng, Danau

Tondano, Wisata Pantai di Kecamatan Tombariri, Pineleng, Lembean

Timur, Pemandian air panas di Kecamatan Tondano Barat, Kecamatan

Kawangkoan, Wisata Religius Bukit Kasih di Kecamatan Kawangkoan,

Pacuan Kuda di Kecamatan Tompaso, dan Wisata Hutan Lindung.

2. Wisata Budaya/Sejarah: Watu Pinabetengan di Kecamatan Tompaso,

Goa Jepang Di Kecamatan Kawangkoan, Makam Imam Bonjol di

Kecamatan Pineleng, Makam DR SAM Ratulangi di Tondano Barat,

Makam Kiay Modjo di Kecamatan Tondano Utara, Kuburan Reidel dan

Swarz di Kecamatan Tondano dan Langowan, serta bekas pangkalan

lapangan terbang amphibi di Kakas.

3. Wisata Industri/Minat khusus: Kerajinan tangan dari tanah liat di

Kecamatan Remboken, produksi olahan kayu di Kecamatan Sonder dan

Eris, Souvenir kayu kelapa, sulaman kain, dan wisata agro industri

(PAKAKAAN)

4. Wisata Seni dan Budaya: antara lain tari lenso, maengket, katrili,

cakalele, musik kolintang, musik bambu dan musik bambu klarinet.

Potensi Wisata danau Tondano di Kabupaten Minahasa menjadi prioritas

dalam pengembangan berkaitan dengan agriwisata.

Page 8: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-8

2.2.5 Urusan Perikanan dan Kelautan

Usaha perikanan yang potensial di kabupaten Minahasa adalah perikanan

laut dan darat, namun potensi perikanan ini belum digarap secara intensif

dan maksimal yang sebagian besar berada di pesisir pantai Kalasey,

Tately, Tanawangko serta pantai Kombi, Kakas Barat dan Langowan

Selatan.

Adapun jumlah kelompok nelayan binaan sebanyak 138 kelompok untuk

perikanan budidaya dan khususnya untuk perikanan tangkap sebanyak 62

kelompok dengan produksi rata-rata 36,60 ton/tahun. Khusus olahan

perikanan darat yang terdapat di danau Tondano telah dikembangkan

budidaya ikan Nila, Koi dan Betutu, disamping ikan Payangka yang

merupakan satwa endemik di Danau Tondano. Eksport dilakukan oleh

pabrik pengolahan ikan, PT. Mikaindo sudah cukup lama beroperasi yang

berlokasi di Tanawangko. Adapun perkembangan hasil produkusi

perikanan dengan jumlah nelayan dan keluarga nelayan adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.3

Hasil Produksi Perikanan 2008- 2011 Kabupaten Minahasa

No Jenis Usaha Perikanan 2008 (Ton) 2009 (Ton) 2010 (Ton) 2011 (Ton) 1 2 3

Perairan Umum Waduk Sungai Danau Laut Budidaya Kolam Sawah

17,10 191,70 509,70 7.141,30 1.927,60 510,60

17,24 151,5 508,2 6.611,14 2.478,05 651,82

54,00 258,60 1.121,00 9.778,00 3.108,30 942,10

Sumber: RPJMD Kabupaten Minahasa, BPS Kabupaten Minahasa, Tahun 2012

Tabel 2.4

Jumlah Produk Unggulan Perikanan 2012 Kabupaten Minahasa

No Jenis Nelayan Produksi

Ton 1 Rumput Laut 1.203,40

2 Ikan Mas 2.292,40

3 Ikan Nila 26.021,50 4 Ikan Lainnya 277,30

Jumlah 29.794,60

Sumber: RPJMD Kabupaten Minahasa, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Minahasa, Tahun 2013

Page 9: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-9

2.2.6 Urusan Perdagangan dan Industri

Kondisi perindustrian di Kabupaten Minahasa tercermin dari data industri

yang terdiri dari industri pengolahan ikan beku oleh PT Mikaindo di

Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM

pangan (73 unit), sandang (22 unit), kimia dan bahan bangunan (92 unit),

logam dan elektronika (214 unit) dan kerajinan (19 unit). Tenaga kerja

yang diserap oleh IKM logam dan elektronika adalah yang terbesar

sebanyak 1.235 orang atau 50,83% dari tenaga kerja keseluruhan yang

berjumlah 2.424 orang. Namun dari nilai investasi (NI), yang paling tinggi

adalah IKM pangan. Tumbuh dan berkembangnya IKM baru terpusat pada

satu tempat sesuai dengan ketersediaan bahan baku maupun oleh faktor

lainnya. Usaha industri yang tersebut kemudian membentuk sentra-sentra

produksi, seperti: pengolahan VCO di Desa Lemoh Kecamatan Tombariri,

pengolahan kacang goreng di Kecamatan Kawangkoan, usaha meubel di

Desa Leilem Kecamatan Sonder, usaha keramik di Desa Pulutan

Kecamatan Remboken dan usaha pandai besi di Tondano Utara.

Perdagangan memegang peran penting dalam perekonomian Kabupaten

Minahasa. Terdapat tiga lokasi yang menjadi pusat perdagangan, yaitu:

Tondano Barat untuk Kecamatan Tondano Barat, Tondano Timur,

Tondano Utara, Tondano Selatan, Eris, Kombi, Lembean Timur dan

Remboken; Kawangkoan untuk Kecamatan Kawangkoan, Tompaso,

Sonder, dan Leilem; Langowan Timur untuk Kecamatan Langowan Barat,

Langowan Timur, Langowan Selatan, Langowan Utara, Kakas, serta

Kecamatan Ratahan dan Kecamatan Belang yang merupakan bagian dari

Kabupaten Minahasa Tenggara.

Luas wilayah produktif

Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah produktif

terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW.

Luas wilayah Kabupaten Minahasa sebesar 121.041,30 ha, namun terdapat

beberapa kawasan yang tidak termasuk produktif sebesar 29.103 ha yang

terdiri dari kawasan kehutanan seluas 14.816,00 ha, kawasan

permukiman seluas 6.344,11 ha, kawasan sempadan pantai seluas 759,00

ha, kawasan sempadan sungai seluas 3.562,00 ha, kawasan sekitar

danau/embung seluas 418,00 ha, kawasan sekitar mata air 6,40 ha,

kawasan ruang terbuka hijau seluas 353,00 ha, dan kawasan suaka alam,

pelestarian alam dan cagar budaya seluas 2.845,00 ha. Sehingga luas

Page 10: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-10

kawasan produktif sebesar 87.4911 ha. Adapun kawasaan budidaya seluas

89.815 ha, sehingga ratio antara kawasan produktif dan kawasan

budidaya tahun 2011 sebesar 1,08. Berikut tabel kawasan pertanian dan

perkebunan sebagai berikut:

Tabel 2.5

Rasio Luas Wilayah Produktif Tahun 2008 s.d 2012 Kabupaten Minahasa

NO Uraian 2008 2009 2010 2011

1. Luas Wilayah produktif 105.428 102.487 101.046 96.743 2. Luas Seluruh Wil. Budidaya 89.815 89.815 89.815 89.815

3. Rasio (1./2.) 1,17 1,14 1,13 1,08

Sumber: RPJMD Kabupaten Minahasa, Bappelitbangda Minahasa, Tahun 2013

Luas Wilayah Industri

Luas wilayah industri adalah persentase realisasi luas kawasan Industri

terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW.

Tabel 2.6

Rasio Luas Wilayah Industri Tahun 2008 s.d 2012 Kabupaten Minahasa

NO Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1. Luas Wilayah Industri 9,2 9,2 9,2 9,2 9,2 2. Luas Seluruh Wil.

Budidaya 89.815 89.815 89.815 89.815 89.815

3. Rasio (1./2.) 0,000102 0,000102 0,000102 0,000102 0,000102

Sumber: RPJMD Kabupaten Minahasa, Bappelitbangda Minahasa, Tahun 2013

Pusat perdagangan Minahasa terletak di tiga pasar terbesar, yaitu Pasar

Tondano, Langowan dan Kawangkoan serta 7 pasar kecil lainnya yang

tersebar di beberapa kecamatan. Pasar Tondano yang terletak di Ibu Kota

Kabupaten, lebih padat dibanding dua pasar besar lainnya, jumlah

pedagang mencapai 483 orang, sedangkan pasar Langowan dan

Kawangkoan digunakan oleh sekitar 568 dan 358 pedagang. Secara

keseluruhan pasar Remboken merupakan pasar terpadat, dari areal yang

hanya 866 m2, terdapat sebanyak 83 orang pedagang, atau dengan

penguasaan lahan rata-rata dibawah 11 m2/pedagang.

Lajunya perkembangan ekonomi tahun ini, diipicu oleh pertumbuhan dua

kategori, yaitu pertanian dan bangunan, dimana kedua kategori ini mampu

Page 11: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-11

meningkatkan perolehan nilai tambah masing-masing sebesar 2,39 dan

1,23 triliun rupiah.

Seiring dengan tumbuh kembangnya perekonomian, besarnya rata-rata

dari nilai tambah yang mampu dihasilkan oleh setiap penduduk Minahasa

atau yang biasa disebut dengan PDRB perkapita, pada tahun 2014 turut

mengalami peningkatan baik atas dasar harga konstan 2010. Tercatat

pada tahun 2013 yang mencapai 25,88 juta rupiah, kini telah bertambah

mendekati 27,06 juta setahun.

Salah satu kegiatan ekonomi yang cukup strategis adalah pariwisata.

Kegiatan ini mampu memicu perekonomian suatu daerah, karena memiliki

dampak ke segala kategori usaha secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam hal ini, Minahasa termasuk daerah yang beruntung, karena Tuhan

telah menganugerahkan berbagai macam keindahan alam seperti pantai,

bukit, danau, serta obyek-obyek wisata lainnya yang bisa dimanfaatkan

pemerintah sebagai sumber pendapatan baik bagi masyarakat maupun

pemerintah.

Berdasarkan data dari instansi terkait, terdapat sebanyak 105 obyek

wisata di Bumi Nyiur Melambai ini, terdiri dari wisata alam (40), wisata

sejarah (33), wisata buatan (24), dan wisata religi (8).

Hotel sebagai bagian penunjang dari kegiatan pariwisata, ketersediaannya

sudah cukup memadai. Sedangkan sarana pendukung lain yang tidak kalah

penting adalah tempat makan.

Kabupaten Minahasa termasuk salah satu daerah yang memiliki potensi

bahan tambang yang cukup melimpah. Di daerah ini ada berbagai macam

cadangan alam, seperti; Kaolin, pasir besi, emas, dan bahan tambang

lainnya. Demikian pula dengan cadangan energi, tercatat ada dua tempat

mengandung potensi listrik tenaga air dan satu kawasan menyimpan

kandungan panas bumi.

Sementara itu, potensi energi listrik yang ada telah diekspoitasi, baik

tenaga air maupun panas bumi. PLTA Tonsea lama Kecamatan Tondano

Utara yang memiliki kapasitas produksi diatas 14 MW, sedangkan panas

bumi baru tiga tahun dieksploitasi berada di Kecamatan Tompaso. Meski

baru mulai diusahakan, sumber daya pembangkit ini memiliki potensi

Page 12: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-12

yang sangat besar hingga 15 kali lipat lebih dibanding pembangkit lama

(Tonsea Lama).

Industri adalah salah satu kategori penting dalam perekonomian yang

dapat menggambarkan tingkat kemajuan dan kemandirian ekonomi di

suatu wilayah. Cabang industri Kimia dan Bangunan di Minahasa

merupakan penyerap tenaga kerja yang paling tinggi. Diantara cabang

industri kecil dan menengah yang ada, industri pangan merupakan cabang

yang paling produktif, dari sisi tenaga kerja maupun unit usahanya. Secara

umum, produktifitas tenaga kerja meningkat 1,31 persen dari tahun

sebelumnya. Peningkatan produktivitas terjadi pada industri pangan yang

mencapai lebih dari satu setengahnya. Sebaliknya, industri kimia yang

mengalami penurunan bahkan hampir 15,4 persen.

2.3 Gambaran Demografi

2.3.1 Jumlah Penduduk dan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Dilihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 jumlah penduduk

Kabupaten Minahasa terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015,

tercatat penduduk Kabupaten Minahasa sebanyak 329.003 jiwa. Jumlah ini

mencakup penduduk bertempat tinggal tetap maupun penduduk tidak

bertempat tinggal tetap.

Sementara, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Minahasa dari tahun

2010-2015 cenderung mengalami peningkatan, peningkatan signifikan

terjadi pada rentang tahun 2008-2010 yaitu dengan rata-rata laju

pertumbuhan penduduk sebesar 1,88 persen. Jika dilihat dari

perkembangan penduduk pada Tahun 2000 – 2010, perkembangan yang

terjadi bersifat konstan, dimana terjadi pertambahan penduduk linear

pada setiap tahunnya. Oleh karena itu, untuk memberikan penyimpangan

minimum atas data penduduk masa lampau dengan tetap mengasumsikan

bahwa pola perkembangan penduduk di masa lampau akan berlaku di

masa yang akan datang, maka digunakan metoda proyeksi penduduk

menggunakan teknik analisis model regresi linear dengan persamaan

matematis berikut:

Page 13: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-13

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk dan laju Pertumbauhan Penduduk Menurut

Kecamatan di Kabupaten Minahasa 2010, 2014, dan 2015

Sumber: Minahasa Dalam Angka

Page 14: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-14

Tabel 2.8 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Minahasa,

Tahun 2015

Sumber: Minahasa Dalam Angka

Tabel 2.9 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Minahasa Lima

Tahun ke depan

Sumber: Hasil Perhitungan Konsultan Individual

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Langowan Timur 12.320 12.494 12.574 1,41 12.751,29 12.931,09 13.113,41 13.298,31 13.485,82

2 Langowan Barat 15.146 15.341 15.418 1,29 15.616,89 15.818,35 16.022,41 16.229,10 16.438,45

3 Langowan Selatan 7.461 7.558 7.598 1,3 7.696,77 7.796,83 7.898,19 8.000,87 8.104,88

4 Langowan Utara 8.058 8.172 8.223 1,41 8.338,94 8.456,52 8.575,76 8.696,68 8.819,30

5 Tompaso 7.306 7.418 7.479 1,53 7.593,43 7.709,61 7.827,57 7.947,33 8.068,92

6 Tompaso Barat*) 8.509 8.696 8.830 2,2 9.024,26 9.222,79 9.425,70 9.633,06 9.844,99

7 Kawangkoan 9.891 10.047 10.127 1,58 10.287,01 10.449,54 10.614,64 10.782,36 10.952,72

8 Kawangkoan Barat 8.023 8.133 8.182 1,37 8.294,09 8.407,72 8.522,91 8.639,67 8.758,04

9 Kawangkoan Utara 8.313 8.439 8.502 1,52 8.631,23 8.762,43 8.895,61 9.030,83 9.168,10

10 Sonder 17.807 18.088 18.233 1,58 18.521,08 18.813,71 19.110,97 19.412,92 19.719,65

11 Tombariri 17.243 17.562 17.751 1,85 18.079,39 18.413,86 18.754,52 19.101,48 19.454,85

12 Tombariri Timur*) 9.221 9.384 9.475 1,77 9.642,71 9.813,38 9.987,08 10.163,85 10.343,75

13 Pineleng 28.533 29.312 29.881 2,73 30.696,75 31.534,77 32.395,67 33.280,07 34.188,62

14 Tombulu 15.833 16.179 16.404 2,19 16.763,25 17.130,36 17.505,52 17.888,89 18.280,66

15 Mandolang*) 20.632 21.191 21.598 2,71 22.183,31 22.784,47 23.401,93 24.036,12 24.687,50

16 Tondano Barat 19.226 19.536 19.699 1,61 20.016,15 20.338,41 20.665,86 20.998,58 21.336,66

17 Tondano Selatan 21.217 21.750 22.126 2,51 22.681,36 23.250,66 23.834,26 24.432,50 25.045,75

18 Remboken 11.047 11.197 11.262 1,36 11.415,16 11.570,41 11.727,77 11.887,26 12.048,93

19 Kakas 11.741 11.886 11.941 1,23 12.087,87 12.236,56 12.387,06 12.539,43 12.693,66

20 Kakas Barat 9.502 9.633 9.691 1,38 9.824,74 9.960,32 10.097,77 10.237,12 10.378,39

21 Lembean Timur 7.246 7.288 7.274 0,58 7.316,19 7.358,62 7.401,30 7.444,23 7.487,41

22 Eris 9.753 9.846 9.863 0,95 9.956,70 10.051,29 10.146,77 10.243,17 10.340,48

23 Kombi 9.817 9.902 9.912 0,87 9.998,23 10.085,22 10.172,96 10.261,47 10.350,74

24 Tondano Timur 13.943 14.152 14.253 1,5 14.466,80 14.683,80 14.904,05 15.127,61 15.354,53

25 Tondano Utara 12.157 12.476 12.708 2,62 13.040,95 13.382,62 13.733,25 14.093,06 14.462,30

319 945 325.680 329.004 1,79 334.924,57 340.963,36 347.122,95 353.405,96 359.815,09

No Kecamatan

Minahasa

Proyeksi Pertumbuhan PendudukJumlah PendudukPertumbuhan (%)

Page 15: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-15

2.3.2 Kemiskinan

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Selama 3 tahun terakhir

jumlah penduduk miskin bertambah dari 22.900 atau 7,16% pada tahun

2012 menjadi 28.500 atau 8,81% pada tahun 2013, dan tahun 2014

menjadi 27.830 atau 8,53%.

Tabel. 2.10

Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Minahasa,

Tahun 2012 – 2014

Tahun Year

Garis Kemiskinan

Proverty Line (Rupiah)

Penduduk Miskin

Jumlah Presentase

(1) (2) (3) (4)

2012 212.930 22.900 7,16

2013 216.181 28.500 8,81

2014 217.891 27.830 8,53

Sumber : Minahasa dalam angka 2016, Sosial Ekonomi Nasional

Tabel 2.11 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Minahasa,

2012-2014

Sumber : Minahasa dalam angka

Page 16: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-16

2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

2.4.1 PDRB, dan Potensi Ekonomi

Posisi strategis Kabupaten Minahasa yang berada pada KSN DAS Tondano

dan KSN Kapet Manado-Bitung, serta kondisi keamanan dan ketertiban

yang terkendali sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun

ketidakstabilan ekonomi global juga akan ikut mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi Minahasa.

Kapasitas ekonomi yang tergambar dari nilai keseluruhan produk barang

dan jasa yang dihasilkan di daerah ini yang tergambar pada data PDRB -

nya menunjukan bahwa perputaran roda ekonomi dalam kurun waktu 5

tahun ini semakin meningkat. Tahun 2008 PDRB sebesar lebih dari 3,34

triliun rupiah ADHB dan sebesar lebih dari 1,88 triliun rupiah ADHK.

Semakin meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi yang terjadi

di daerah ini sehingga sampai dengan tahun 2012, PDRB sebesar lebih dari

5,41 triliun rupiah menurut HB dan lebih dari 2,40 triliun rupiah menurut

HK 2000.

Struktur perekonomian sampai dengan tahun 2012 menunjukan bahwa

sektor pertanian masih merupakan primadona dalam perekonomian

Kabupaten Minahasa, dimana sektor ini dalam kurun waktu lima tahun

terakhir ini memiliki peranan sekitar 23 persen. Kemudian diikuti dengan

sektor bangunan/konstruksi dengan peranan sebesar hampir 19 persen

dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi hampir 16

persen serta sektor jasa-jasa yang termasuk didalamnya jasa

pemerintahan yang berperan dalam perekonomian daerah ini sebesar

hampir 14 persen.

Tabel 2.12

Sumber: RPJMD 2013-2018

Perkembangan indikator ekonomi makro Kabupaten Minahasa sampai

dengan tahun 2012 meningkat, dengan melihat tingkat PDRB-ADHK

Page 17: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-17

sebesar 2,4 trilyun, PDRB-ADHB sebesar 5,4 trilyun, dan terjadi

penurunan pada angka kemiskinan serta penganngguran.

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa dalam kurun waktu lima

tahun terakhir ini menunjukan tren perkembangan yang relatif cepat

dari tahun ke tahun. Tahun 2008 ekonomi daerah ini mampu tumbuh

5,37 persen terus tumbuh cepat sebesar 5,92 persen di tahun 2009

hingga tahun 2011 perekonomian daerah ini mampu tumbuh sebesar

6,35 persen dan di akhir tahun 2012 tumbuh cepar sebesar 6,81 persen.

Tabel 2.13

Sumber: RPJMD 2013-2018

b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, PDRB, dan pendapatan

perkapita

Salah satu sasaran dari pembangunan jangka menengah Kabupaten

Minahasa 2013-2018 yaitu meningkatnya pendapatan perkapita

masyarakat. Pendapatan perkapita masyarakat akan meningkat jika

pertumbuhan ekonomi meningkat. Berbagai kebijakan yang yang akan

dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Minahasa saat ini melalui

kebijakan pengembangan ekonomi kerakyatan yang fokus pada

pengembangan sektor pertanian dan pariwisata, serta pelaksanaan

kebijakan pembangunan di berbagai bidang yang diikuti semakin

kondusifnya ekonomi nasional dan berkembangnya perekonomian

propinsi, diyakini dapat mempercepat perputaran roda perekonomian

Kabupaten Minahasa.Kinerja perekonomian Kabupaten Minahasa

diproyeksikan dari tahun 2013 hingga 2018 akan mengalami

perkembangan dengan tren relatif cepat.

Pertumbuhan ekonomi dalam kurun lima tahun ini diperkirakan akan

tumbuh rata-rata sebesar lebih dari 6,87% dari tahun 2014 hingga

tahun 2018 (lihat Tabel.1). Bertumbuhnya perekonomian Minahasa

Page 18: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-18

tersebut dikontribusikan dari pertumbuhan rata-rata per tahun sektor

pertanian sebesar 2,53%, sektor bangunan sebesar 6,72%, Bangunan

6,89%, Perdagangan, Hotel dan restoran sebesar 8,57%, Angkutan dan

Komunikasi 9,15, dan sektor jasa sebesar 8,76%.

Tabel 2.14 Estimasi Target Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan

Usaha Di Kabupaten Minahasa 2014-2018 (%)

Sumber: RPJMD Minahasa 2013-2018

Dari pertumbuhan tersebut dapat diestimasi perkembangan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa dari tahun 2014 hingga 2018.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun akan meningkatkan

pula perkembangan PDRB yaitu sampai dengan tahun 2018 akan menjadi

sebesar 12,02 triliun rupiah atas dasar harga berlaku dan 3,63 triliun rupiah

atas dasar harga konstan 2000.

Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Minahasa rata-

rata per tahun sebesar 1,27% berdasarkan data SUPAS BPS tahun 2005,

maka PDRB per kapita akan meningkat dari tahun 2008 sebesar 10,54

juta rupiah menjadi 19,82 juta rupiah di tahun 2013. Untuk lengkapnya

dapat dilihat pada grafik 1 di bawah ini.

Gambar 2.2 Grafik Perkembangan dan Target Estimasi PDRB Per Kapita

Kabupaten Minahasa, 2000-2018 (Jutaan Rupiah) Sumber: RPJMD Minahasa 2013-2018

Page 19: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-19

c. Meningkatkan Taraf Hidup Petani

Salah satu indikator yang mengukur peningkatan taraf hidup/kesejahteraan

petani yaitu Indeks Nilai Tukar Petani (NTP). Indeks ini menggambarkan jika

angkanya 100 (seratus) berarti apa yang diterima petani sama dengan apa

yang dibayar oleh petani. Untuk itu ditargetkan bahwa Nilai Tukar Petani yang

ada di Kabupaten Minahasa dari tahun 2014 – 2018 rata-rata setiap tahun

harus mencapai angka 106,08. Ini berarti petani di Minahasa mengalami

surplus pendapatan (yang diterima lebih besar dari yang dibayar).

d. Kebutuhan Investasi dan Pembiayaan Pembangunan

Berdasarkan berbagai arah kebijakan dalam rangka perbaikan ekonomi yang

akan dilaksanakan di berbagai bidang pembangunan yang tertuang dalam

RPJM Kabupaten Minahasa, tingkat efisiensi kegiatan ekonomi yang diukur

dengan indikator ICOR (incremental capital output ratio) diperkirakan dalam

kondisi terjaga/terkontrol yaitu tahun 2014 sebesar 2,10 sampai tahun 2018

mencapai 2,81.

Perkiraan tingkat efisiensi investasi yang terkontrol tersebut, untuk mencapai

sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata lebih dari 6,87% per tahun

dibutuhkan total investasi (PMTB) kumulatif dari 2014 hingga 2018 sebesar

lebih dari 14,46 triliun rupiah (harga berlaku) dan kumulatif sebesar lebih

dari 3,13 triliun rupiah (harga konstan).

Dari nilai investasi tersebut diperkirakan yang hanya mampu dibiayai

dari investasi pemerintah Minahasa sendiri yang tertuang dalam APBD

di tahun 2014 sampai tahun 2018 hanya sebesar 2.244 miliar rupiah

atau hanya sekitar 15,52% dari total investasi yang diharapkan dapat

mencapai pertumbuhan ekonomi yang sudah ditargetkan. Dengan kata

lain bahwa pemerintah kabupaten Minahasa hanya mampu membiayai

keperluan investasi hanya sebesar 15% hingga 20% dari total investasi

yang dibutuhkan. Sisa kebutuhan investasi yang ditargetkan tersebut

yaitu sebesar lebih dari 80% hingga 85% diharapkan berasal dari

investasi yang akan dilakukan oleh pemerintah provinsi yang berasal

dari APBD provinsi dan pemerintah pusat lewat anggaran

dekonsentrasi dan sebagainya termasuk investasi yang dilakukan oleh

masyarakat dan swasta. Jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 20: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-20

Tabel 2.15 Estimasi Produk Regional Bruto ADHB (Menurut Lapangan Usaha) dalam Jutaan Rupiah

Sumber: RPJMD Kab. Minahasa Tahun 2013-2018

Tabel 2.16 Estimasi Produk Regional Bruto ADHK (Menurut Lapangan Usaha) dalam Jutaan Rupiah

Sumber: RPJMD Kab. Minahasa Tahun 2013-2018

Tabel 2.17 Estimasi Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku Kabupaten Minahasa (Menurut Lapangan Usaha)

Sumber: RPJMD Kab. Minahasa Tahun 2013-2018

2.4.2 Pendapatan Per Kapita

PDRB per kapitadihitung berdasarkan perbandingan antara nilai PDRB

dengan jumlah penduduk sehingga hasilnya menunjukkan nilai PDRB per-

kepala atau per satu orang penduduk dengan pendekatan menggunakan

data PDRB atas dasar harga berlaku. Data ini bermanfaat sebagai

pendekatan tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah atau wilayah

tertentu.PDRB per kapita dari penduduk yang ada di Kabupaten Minahasa

terus mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan perekonomian

daerah ini. Tahun 2008 PDRB per kapita Kabupaten Minahasa sebesar

11,15 juta rupiah terus mengalami peningkatan di akhir tahun 2011

Page 21: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-21

masing-masing penduduk Minahasa memiliki PDRB perkapitanya sebesar

15,50 juta rupiah dan tahun 2012 menjadi Rp. 17,15 juta rupiah.

Tabel 2.18 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Minahasa Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2013-2015

Sumber: Minahasa Dalam Angka 2016

Page 22: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-22

Tabel 2.19 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Minahasa

(persen), 2013-2015

Sumber: Minahasa Dalam Angka 2016

Penjelasan rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk

konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik yang berasal

dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dibagi dengan

banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut.

Page 23: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-23

Tabel 2.20 Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per

Kapita Sebulan di Kabupaten Minahasa, 2015

Sumber: Minahasa Dalam Angka 2016

Tabel 2.21 Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran Per

Kapita Sebulan dan Kelompok Barang di Kabupaten Minahasa, 2015

Sumber: Minahasa Dalam Angka 2016

2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis

a. Gambaran Topografi

Bentuk wilayah Kabupaten Minahasa pada umumnya berbukit,

bergunung dan dataran yang agak luas hanya sekitar danau

Page 24: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-24

Tondano.Dataran tersebut dijumpai dalam wilayah kecamatan

Tondano, Remboken, Tompaso, Langowan dan Kakas.Lereng beragam

dari datar hingga sangat curam.Lereng-lereng yang sangat curam

dijumpai dalam wilayah kecamatan Kombi (Bagian Timur), Kakas dan

Langowan di bagian Selatan.

Topografi yang unik di bagian timur adalah adalah lereng yang

melandai dari ketinggian + 1000 m dari permukaan laut ke arah pantai

dengan panjang + 40 Km dari wilayah kecamatan Kombi sampai Belang.

Dari batuan geologi menunjukan dataran sekitar Danau Tondano

adalah endapan lakustrin maupun sungai.

Wilayah berbukit sampai bergunung bagian Timur danau Tondano

terdiri atas batuan vulkanis berupa lava basalt dan tufa basalt.Lahan

lereng timur ke arah pantai dalam wilayah kecamatan Kema sampai

Belang batuan induk Tufa Tondano.Wilayah kecamatan Langowan

Barat, Tompaso dan Kawangkoaan terdiri atas Abu Vulken dan Tufa

Tondano. Wilayah 6 Lengkoan, 6 Tampusu (Kecamatan Remboken), 6

Masarang, 6 Dahawu sampai lahan wilayah Kecamatan Tombulu berupa

batuan Volkanis Muda (abu, bom, lapilli, lawa). Di daerah ini tanah-

tanah yang berkembang dari batuan basalt membentuk ordo Alfisolts,

Tufa Tondano ordo Andisols.Tanah di wilayah dataran sekitar danau

Tondano umumnya Aquepts.

Penggunaan tanah secara umum masih didominasi oleh budidaya

tanaman pangan 40.72% dan lahan perkebunan yang mencakup

12.95% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Minahasa. Penggunaan

tanah lainnya yang cukup besar adalah hutan (Lindung, bakau,

konservasi, produksi terbatas, produksi tetap) yaitu sekitar 13.23% dan

lahan untuk perikanan darat (4.07%).

Perkebunan cengkeh rakyat tersebar luas di wilayah Timur dan Selatan

Minahasa meliputi Kecamatan Kombi sampai Langowan Timur.Lainnya

di Selatan yakni Kecamatan Sonder.Perkebunan cengkeh di DAS

Tondano tersebar pada lahan-lahan pertanian sebelah Timur

danau.Dengan turunnya harga cengkeh saat ini lahan-lahan cengkeh

terbengkalai dan menjelma menjadi hutan sekunder.Keadaan ini

cenderung menurunkan tingkat erosi dan sedimentasi lumpur di danau

Tondano.Tanaman palawija terutama jagung tersebar luas pada

wilayah dataran sekitar danau Tondano.Hortikultura seperti kubis,

Page 25: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-25

wortel dan hortikultura dataran tinggi lainnya, hanya terdapat di

beberapa wilayah Selatan DAS Tondano yakni di Kecamatan Langowan

Barat dan Tompaso.Padi sawah tersebar luas disekitar danau Tondano

di wilayah kecamatan Langowan Timur, Langowan Barat dan Kakas.

Proporsi penggunaan tanah untuk perkampungan/permukiman paling

besar di Propinsi Sulawesi Utara ada di Kota Manado, Kota Bitung dan

Kabupaten Minahasa.Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan penduduk

dan wilayah perkotaan pada ketiga daerah tersebut yang relatif lebih

tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.

Ditinjau dari ketinggiannya, sebagian besar wilayah Kabupaten

Minahasa berada pada kelas ketinggian 100-1000 dpl. Sedangkan

ditinjau dari kemiringan merupakan wilayah yang sebagian besar

berbentuk pegunungan/perbukitan, dan sebaliknya dataran rendah

relatif kecil. Kumpulan dataran yang cukup signifikan terbentuk pada

kawasan sekitar Danau Tondano. Di wilayah Kabupaten Minahasa

terdapat 4 gunung yang mempunyai ketinggian lebih dari 1000 m dpl.

Wilayah Kecamatan Tondano berbatasan dengan Gunung Mahawu yang

masih aktif.Danau Tondano merupakan danau terbesar dengan satu

sungai (Sungai Tondano) yang berfungsi untuk pengairan pertanian,

pembangkit tenaga listrik (PLTA Tonsea Lama-Tanggari) dan untuk

diolah sebagai air minum oleh PDAM Kota Manado. Fungsi lain dari

sungai-sungai tersebut adalah sebagai pengairan dan budidaya ikan air

tawar.

Gambar 2.3 Peta Kontur Kab.Minahasa

Page 26: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-26

b. Gambaran Geohidrologi

Secara hidrologi, Kabupaten Minahasa memiliki beberapa sungai besar

dan anak sungai, 1 danau, dan 12 bendung/ embung. Danau Tondano

dan Sungai Tondano mempunyai arti penting dan strategis bagi

pelaksanaan pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara,

khususnya Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan,

Kota Manado, Kota Tomohon dan Kota Bitung. Dikatakan penting

karena Danau Tondano dan Sungai Tondano berfungsi sebagai

penyedia air untuk kebutuhan PLTA Tonsea Lama dan Tanggari, PT. Air

Manado, Irigasi dan perikanan bagi penduduk di sekitar danau serta

keindahan alam untuk objek wisata. Adapun profil DAS di Kabupaten

Minahasa memiliki luas 19.194 Ha.

Gambar 2.4 Peta DAS Kabupaten Minahasa

c. Gambaran Geologi

Penggunaan tanah secara umum masih didominasi oleh budidaya

tanaman pangan 40.72% dan lahan perkebunan yang mencakup

12.95% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Minahasa Induk.

Penggunaan tanah lainnya yang cukup besar adalah hutan (Lindung,

bakau, konservasi, produksi terbatas, produksi tetap) yaitu sekitar

13.23% dan lahan untuk perikanan darat (4.07%).

Perkebunan cengkeh rakyat tersebar luas di wilayah Timur dan Selatan

Minahasa Induk meliputi Kecamatan Kombi sampai Langowan

Page 27: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-27

Timur.Lainnya di Selatan yakni Kecamatan Sonder.Perkebunan cengkeh

di DAS Tondano tersebar pada lahan-lahan pertanian sebelah Timur

danau.Dengan turunnya harga cengkeh saat ini lahan-lahan cengkeh

terbengkalai dan menjelma menjadi hutan sekunder.Keadaan ini

cenderung menurunkan tingkat erosi dan sedimentasi lumpur di danau

Tondano.Tanaman palawija terutama jagung tersebar luas pada

wilayah dataran sekitar danau Tondano.Hortikultura seperti kubis,

wortel dan hortikultura dataran tinggi lainnya, hanya terdapat di

beberapa wilayah Selatan DAS Tondano yakni di Kecamatan Langowan

Barat dan Tompaso.Padi sawah tersebar luas disekitar danau Tondano

di wilayah kecamatan Langowan Timur, Langowan Barat dan Kakas.

Proporsi penggunaan tanah untuk perkampungan/permukiman paling

besar di Propinsi Sulawesi Utara ada di Kota Manado, Kota Bitung dan

Kabupaten Minahasa.Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan penduduk

dan wilayah perkotaan pada ketiga daerah tersebut yang relatif lebih

tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.

Ditinjau dari ketinggiannya, sebagian besar wilayah Kabupaten

Minahasa Induk berada pada kelas ketinggian 100-1000 dpl.Sedangkan

ditinjau dari kemiringan merupakan wilayah yang sebagian besar

berbentuk pegunungan/perbukitan, dan sebaliknya dataran rendah

relatif kecil.Kumpulan dataran yang cukup signifikan terbentuk pada

kawasan sekitar Danau Tondano.Di wilayah Kabupaten Minahasa Induk

terdapat 4 gunung yang mempunyai ketinggian lebih dari 1000 m dpl.

Wilayah Kecamatan Tondano berbatasan dengan Gunung Mahawu yang

masih aktif.Danau Tondano merupakan danau terbesar dengan satu

sungai (Sungai Tondano) yang berfungsi untuk pengairan pertanian,

pembangkit tenaga listrik (PLTA Tonsea Lama-Tanggari) dan untuk

diolah sebagai air minum oleh PDAM Kota Manado. Fungsi lain dari

sungai-sungai tersebut adalah sebagai pengairan dan budidaya ikan air

tawar.

Page 28: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-28

Gambar 2.5 Peta Geologi

Sumber : RTRW

d. Gambaran Klimatologi

Kabupaten Minahasa beriklim tropis basah dan dipengaruhi oleh angin

muson.Pada bulan Nopember-April dipengaruhi oleh angin barat yang

membawa hujan.Angka curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar

2.000-3.000 mm, dengan jumlah hari hujan rata-rata 90-130 hari per

tahun.Suhu udara rata-rata 220 Celcius (sekitar 210 -230 C) dan

memiliki kelembaban udara rata-rata 87% -92%.

Gambar 2.6 Peta Curah Hujan

Sumber : RTRW

Page 29: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-29

2.4.3 Kawasan Resiko Bencana Alam

Bencana Alam adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan/penghidupan masyarakat yang

disebabkan oleh factor alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,

gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor

sehingga mengakibatkan kerugian materi maupun non-materi.

Kawasan rawan bencana alam terdiri dari:

Kawasan sekitar jalur jalan Pineleng-Tombariri

Kawasan sekitar jalur jalan Manado-Tomohon

Kawasan sekitar jalur jalan Noongan-Ratahan

Kawasan sekitar jalur jalan Tondano-Kembes-Manado

Kawasan sekitar jalur jalan Touliang Oki-Kombi-Kema

Kawasan sekitar jalur jalan Tandengan-Maumbi-Seretan

Kawasan barat Kecamatan Tombulu

Kawasan utara dan selatan Kecamatan Kombi, dan

Kawasan utara Kecamatan Lembean Timur

Kawasan rawan gelombang pasang, dan abrasi/erosi pantai meliputi:

Kawasan pesisir timur Minahasa (Kecamatan Kombi, Lembean

Timur, Kakas, Kakas Barat, dan Langowan Selatan) dan,

Kawasan pesisir Barat Minahasa (Kecamatan Peneleng dan

Tombariri).

Kawasan rawan banjir meliputi: kawasan sekitar bagian hulu Sungai

Tondano (outlet danau Tondano) dan sekitar Danau Tondano serta muara

sungai Ranowangko (Tombariri).

Kawasan rawan bencana alam geologi meliputi:

Kawasan rawan letusan gunung berapi, terdapat di daerah sekitar

gunung berapi Lokon, Soputan, dan Mahawu

Kawasan rawan gempa bumi, terdapat di keseluruhan wilayah

Kabupaten Minahasa, dan

Kawasan rawan gelombang tsunami meliputi daerah pesisir pantai

kecamatan-kecamatan Tombariri, Pineleng, Kombi, Lembean Timur,

Kakas, Kakas Barat, dan Langowan Selatan.

Page 30: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-30

2.4.5 Isu-Isu Strategis

Permasalahan pembangunan diperlukan dalam proses penjabaran visi

misi kepala daerah terpilih, yang selanjutnya menjadi salah satu input

dalam perumusan tujuan dan sasaran RPJMD.

Identifikasi permasalahan pembangunan dapat dilakukan dari informasi

pada gambaran umum daerah dan evaluasi kinerja pembangunan tahun

sebelumnya, serta prediksi berdasarkan pemahaman atas kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang. Beberapa isu strategis

Kabupaten Minahasa adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya aksesibilitas, sarana prasarana dan penyelenggaraan

pendidikan, serta pendidikan unggulan.

a. Penurunan Angka putus sekolah, dimana Angka putus sekolah tingkat

SMA tahun 2012 sebesar 20,00% merupakan isu yang harus

diprioritaskan;

b. Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK sebesar

68,69;

c. Belum berjalan secara efektif dan efisien manajemen pendidikan.

d. Pengembangan sekolah unggulan dan keikutsertaan siswa dalam

olimpiade sains.

2. Terbatasnya sumberdaya dan pelayanan kesehatan, masih adanya

ancaman penyakit menular dan terdapat penduduk yang belum menjadi

peserta jaminan pemeliharaan kesehatan.

Penurunan Angka kematian ibu (Mother Mortality Rate) adalah

67,65/100.000 tahun 2010, turun menjadi 18,50/100.000 tahun 2011 dan

naik sebesar 34,83/100.000 tahun 2012 dimana kecamatan yang cukup

tinggi terdapat di Pineleng dan Eris, adapun target MDGs sebesar 32;

3. Tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak sebanding dengan

pembangunannya serta masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam

pemeliharaan sarana dan prasarana jalan dan irigasi.

a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik dengan kualitas

jalan yang baik dari keseluruhan panjang jalan yaitu 275/880,35 atau

sebesar 0,31, sehingga perlu peningkatan kualitas;

b. Tingkat efisiensi akan sarana dan prasarana dasar permukiman dan

masih banyaknya rumah yang tidak layak huni.

4. Belum memadainya Pelayanan Air Minum dan Air Limbah

Page 31: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-31

Jumlah keluarga yang diperiksa 59.888 dari 73.155 kk (81,86%) dengan

akses air bersih. Dari cakupan yang ada untuk akses air bersih secara

keseluruhan sebesar 66,86 % belum mencapai 85%.

5. Kurangnya sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, serta

kurangnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.

6. Belum optimalnya implementasi e-government dan pelayanan perijinan

telekomunikasi.

7. Belum efektifnya perencanaan dari bawah (bottom up planning) yang

disebabkan oleh kurang akuratnya data pendukung perencanaan

pembangunan, kurangnya kemampuan masyarakat dalam

mengidentifikasi kebutuhan pembangunan dan masih rendahnya tingkat

partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan.

8. Kabupaten Minahasa belum mempunyai RDTR, produk tata ruang yang

telah disusun belum mempunyai kekuatan hukum, dan kurangnya

kesadaran masyarakat dalam tertib penataan ruang.

a. Terdapatnya Kawasan Strategis Nasional (KSN) DAS Tondano dan

KSN Kapet Manado-Bitung yang memiliki karateristik khusus;

b. Dokumen perencanaan (RPJP, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja)

yang belum berkualitas;

c. Adanya keterkaitan sistem kota-kota yaitu Kota Tondano yang

ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan wilayah

sekitar serta bagian dari sistem Kawasan Metropolitan BIMINDO

(Bitung, Minahasa Utara, Minahasa, Manado, Tomohon) yang

ditetapkan dalam RTWRN untuk pelayanan bagian timur Indonesia

khususnya Provinsi Sulawesi Utara;

d. Dokumen rencana detail tata ruang kawasan (RDTRK), rencana

teknis ruang kawasan (RTRK), serta rencana tata bangunan dan

lingkungan belum tersedia.

11. Terjadinya degradasi lingkungan, rendahnya kesadaran masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup, dampak pemanasan global dan

semakin berkurangnya luas hutan rakyat dan masih cukup luasnya lahan

kritis.

a. Degradasi lingkungan masih terjadi baik di kawasan alami maupun

kawasan pengembangan, khususnya adanya pengkalan Danau Tondano.

Hal ini nampak pada penurunan kawasan ruang terbuka hijau (RTH)

Page 32: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-32

dimana tahun 2008 rasionya sebesar 38,46 dan tahun 2012 turun

menjadi 32,01;

b. Terjadinya stagnansi dalam penanganan sampah secara baik dan

berwawasan lingkungan dan meningkatnya pencemaran lingkungan

disebabkan meningkatnya jumlah sampah berasal dari rumah tangga

(domestik) dan nonrumah tangga yang dibuang ke sungai dan/atau

dibakar;

c. TPA Kulo Tondano, TPA Talikuran Kawangkoan, dan TPA Atep

Langowan Selatan masih menggunakan sistem open dumping, sehingga

perlu peningkatan kualitas TPA dengan menggunakan sistem sanitary

landfill;

12. Cukup tingginya angka kemiskinan dan pengangguran serta

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), terbatasnya lapangan

kerja dan kualitas calon tenaga kerja tidak sesuai kebutuhan pasar.

a. Jumlah penduduk miskin yang relatif besar, walaupun kondisinya

menurun yaitu tahun 2008 sebesar 9,04% tahun 2010 sebesar 8,99%,

pada tahun 2011 sebesar 7,93% dan tahun 2012 sebesar 6,56%;

b. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi yaitu sebesar 10,49% tahun

2008, dan 9,45% tahun 2009, dan 8,40% tahun 2010, dan 9,20% tahun

2011, dan turun menjadi 6,14% tahun 2012;

c. Sebanyak 49,15% penduduk bekerja disektor pertanian

(ketergantungan di sektor pertanian cukup tinggi);

d. Kemampuan SDM pencari kerja tahun 2011 relatif rendah, dimana

lulusan SMA yang terbesar sebanyak 2.262 orang atau 45,19% dan S1

sebesar 1.529 orang atau 30,54%;

e. Tingkat pengganguran terbuka di Kabupaten Minahasa Tahun 2009

sebesar 9,48%, tahun 2010 sebesar 9,61% dan tahun 2011 sebesar

9,20%;

f. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2009 sebesar

56,75%, tahun 2010 sebesar 63,31% dan tahun 2011 sebesar 65,77%.

Permasalahan pembangunan di daerah merupakan “gap expectation”

antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang

direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan

kondisi riil saat perencanaan dibuat.

Page 33: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-33

Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari

kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang

tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak

diantisipasi. Beberapa permasalahan pembangunan Kabupaten Minahasa

yang menonjol adalah sebagai berikut :

1) Pekerjaan umum

1. Masalah Irigasi dan Sumberdaya air, antara lain;

a. Data inventaris luas daerah irigasi menurut tingkat jaringan irigasi,

yang semi teknis dan sederhana yang berpotensi 6.039 ha sedangkan

yang berfungsi 5.232 ha, untuk irigasi desa luas area 2.452 ha, dalam

rangka peningkatan perlu peningkatan kuantitas sawah irigasi semi

teknis dan irigasi desa.

b. Kurangnya produksi untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan

distribusi yang tidak merata secara spatial, waktu, jumlah dan kualitas

air yang belum memenuhi standar baku mutu;

c. Tingkat efisiensi akan diukur dari nilai Pasok Irigasi per Area (PIA),

Pasok Irigasi Relatif (PIR) dan Pasok Air Relatif (PAR), dimana PIA

sebesar 1,71 lebih besar dari PIR (1,43), sehingga efisiensi belum

berjalan baik.

2. Masalah Infrastruktur Jalan, antara lain :

a. Kondisi Jalan Kabupaten Minahasa sampai dengan tahun 2012 adalah

Baik 275 Km, Sedang 128 Km, Rusak 163,85 Km.

b. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang

jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara

keseluruhan (nasional, provinsi, dan kabupaten/kota). Ini

mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan yaitu

275 / 880,35 sebesar 0,31, sehingga masih perlu peningkatan kualitas.

c. Panjang jalan secara keseluruhan adalah 880,35 Km yang terdiri dari

jalan negara 129 Km, jalan provinsi 184,50 Km, Jalan kabupaten 566,85

Km, dan termasuk juga Jalan Usaha Tani/Jalan Desa 144,50 Km, masih

diperlukan peningkatan status jalan nasional dan atau jalan strategis

nasional.

3. Masalah Perumahan dan Pemukiman, antara lain :

a. Kondisi prosentase rumah sehat tahun 2011 sebesar 77,81% atau

46.618 dari 85.684 rumah yang ada, terjadi kenaikan dibandingkan

tahun 2010 sebesar 71,80% atau 52.415 dari 72.997 rumah. Rasio

Page 34: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-34

Rumah Layak Huni terhadap jumlah penduduk tahun 2010 sebesar 0,16

dan turun pada tahun 2011 menjadi sebesar 0,14.

b. Rendahnya masyarakat mengurus IMB, dimana tahun 2008 rasio

bangunan ber IMB sebesar 0,016 dan tahun 2012 naik menjadi 0,026.

c. Terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana dan sarana

perumahan oleh pemerintah untuk kawasan rumah sederhana sehat

bagi masyarakat berpendapatan rendah.

4. Masalah Air Minum dan Air Limbah, antara lain:

a. Proporsi rumah tangga dengan air minum layak sebesar 53% tahun

2008, 66% tahun 2009, dan menjadi 75% tahun 2010, dan tahun 2011

turun menjadi 60%, kemudian meningkat sebesar 67% tahun 2012,

tapi belum memenuhi standard;

b. Kondisi penyediaan air minum saat ini: tingkat pelayanan, cakupan

pelayanan air minum pada daerah perkotaan baru mencapai 40% yang

meliputi sistem perpipaan sebanyak 60%,non perpipaan yang

terlindungi sebanyak 40%;

c. Terdapat ibu kota kecamatan yang rawan air minum sebanyak 4 ibu

kota kecamatan dan desa rawan air minum sebanyak 62 desa;

d. Jumlah keluarga yang diperiksa 59.888 dari 73.155 kk (81,86%)

dengan akses air bersih seperti ledeng 55,90%, SGL 29,18%. Dari

cakupan yang ada untuk akses air bersih secara keseluruhan sebesar

66,86 % belum mencapai 85%

e. Stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air minum;

5. Masalah Sanitasi dan Drainase, antara lain :

a. Menurut data TNP2K tahun 2012, untuk proporsi rumah tangga layak

sanitasi di Kabupaten Minahasa sebesar 58,04% tahun 2008, 69,78%

tahun 2009, dan 74,21% tahun 2010

b. Terjadinya stagnasi penanganan drainase karena terbatasnya

perhatian dan komitmen seluruh stakeholders dan pengambil

keputusan;

c. Kurang berfungsinya saluran drainase sebagai penampung dan

penyalur air hujan.

6. Masalah Persampahan, antara lain :

a. Terjadinya stagnansi dalam penanganan sampah secara baik dan

berwawasan lingkungan disebabkan kurangnya perhatian dan

Page 35: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-35

komitmen seluruh stakeholders dan pengambil keputusan menangani

persampahan untuk menciptakan kualitas lingkungan hidup yang baik.

b. Meningkatnya pencemaran lingkungan disebabkan meningkatnya

jumlah sampah berasal dari rumah tangga (domestik) dan nonrumah

tangga yang dibuang ke sungai dan/atau dibakar;

c. Rendahnya kualitas manajemen tempat pembuangan akhir (TPA).;

d. TPA Kulo Tondano, TPA Talikuran Kawangkoan, dan TPA Atep

Langowan Selatan masih menggunakan sistem open dumping, sehingga

perlu peningkatan kualitas TPA dengan menggunakan sistem sanitary

landfill.

2) Perencaanaan Daerah dan Penataan Ruang

1. Sistem perencanaan pembangunan pemerintah daerah belum berjalan

sesuai ketentuan UU No. 25 tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Permendagri 54 Tahun 2010 tentang

pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan,

tatacara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana

pembangunan daerah, belum sepenuhnya dipahami aparatur perencana

SKPD

2. Sistem pengendalian dan pelaporan pelaksanaan program serta

kegiatan belum berjalan sebagaimana mestinya sehingga capaian kinerja

sulit diukur.

3. Masalah yang berkaitan dengan Pembangunan Riset dan Teknologi,

antara lain :

a) Lemahnya peran kelembagaan riset;

b) Lemahnya pengembangan daya inovasi;

c) Kurannya kemitraan dengan lembaga-lembaga yang terkait;

d) Belum adanya kelembagaan riset dan pengembangan untuk

menghasilkan produk dan jasa;

e) Belum optimalnya pengembangan sumberdaya manusia berkeahlian

tinggi.

4. Belum diperdakannya RTRW yang merupakan alat operasional dalam

mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pembangunan dan rencana

detail tata ruang kawasan (RDTRK), rencana teknis ruang kawasan

(RTRK), serta rencana tata bangunan dan lingkungan belum semuanya

tersedia.

Page 36: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-36

3) Perhubungan

1. Masalah Terminal

a) Jumlah terminal 3 buah yakni terminal Tondano dengan luas 4.510

M2, terminal Langowan 7.700 M2 dan terminal Kawangkoan 2.400 M2,

namun dengan kondisi yang ada dengan melihat jumlah arus

penumpang yaitu: tahun 2011 sebesar 9.615.898 orang dan tahun 2012

sebesar 11.150.268 orang maka kapasitas terminal perlu ditingkatkan.

b) Ijin trayek yang keluar berkembang terus sejak tahun 2009 sebesar

425 buah, meningkat menjadi 443 tahun 2010, dan menjadi 547 buah

tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 577 buah tahun 2012,

indikasinya perkembangan kendaraan bermotor semakin besar.

4) Lingkungan hidup

1. Masalah yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup, antara lain :

a Pengelolaan lahan petanian dan kawasan hutan belum

memperhatikan prinsip keberkelanjutan dengan level eksploitasi yang

tidak sesuai dengan fungsi dan daya dukungnya;

b Kualitas lingkungan yang belum terkendali di sejumlah daerah utama

pengembangan di kawasan pemukiman, pertanian dan kawasan

budidaya lainnya;

c Degradasi lingkungan masih terjadi baik di kawasan alami maupun

kawasan pengembangan, hal ini nampak pada penurunan kawasan

ruang terbuka hijau (RTH) dimana tahun 2008 rasionya sebesar 38,46

dan tahun 2012 turun menjadi 32,01.

5) Pemerintahan Umum

1. Pemekaran wilayah Minahasa

Proses pemekaran Kabupaten Minahasa yang merupakan aspirasi

masyarakat yang saat diwacanakan adalah Kabupaten Minahasa Tengah

dan Kota Langowan, perlu dipacu dalam rangka peningkatanan pelayanan

kepada masyarakat.

2. Kamampuan Keuangan Daerah

Kabupaten Minahasa sebagai kabupaten induk pada tahun 2012 memiliki

jumlah pegawai yang sangat besar yakni 6.645 personil. Kondisi ini

berimplikasi pada beratnya beban anggaran pemerintah, di mana pada

tahun 2012 Dana Alokasi Umum yang diperoleh pemerintah Kabupaten

Minahasa ± 488 miliar, dan sebesar ± 465 miliar digunakan untuk

membayar gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil;

Page 37: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-37

3. Belum berjalannya dengan baik reformasi birokrasi.

Masih adarya penyalahgunaan wewenang, praktik KKN (korupsi, kolusi,

nepotisme), dan belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat lewat

kineja aparatur.

4. Belum memadainya kapasitas lembaga di lingkungan birokrasi.

Hal ini dapat dilihat dengan relatif rendahnya kualitas sumberdaya

manusia (SDM), terbatasnya penyediaan infrastruktur penunjang,

terbatasnya kinerja aparatur birokrasi, dan masih kurangnya mutu

pelayanan publik yang dirasakan oleh masyarakat.

5. Terbatasnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan di lingkungan birokrasi.

Adanya peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan

kebijakan publik merupakan salab satu prinsip pemerintahan yang baik.

Namun partisipasi publik tersebut masih terbatas dan seharusnya dibuka

seluas-luasnya untuk sampai pada tahapan implementasi program dan

evaluasi pelaksanaan program.

6. Belum optimalnya mutu pelayanan dan daya tanggap terhadap publik.

Pelayanan publik merupakan tugas pokok birokrasi sehingga mutu

pelayanan harus dilaksanakan ditingkatkan. Namun pelayanan publik

tersebut belum optimal karena daya tanggap dan kepekaan terhadap

permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat relatif rendah sekaligus

antisipasi terhadap kemungkinan terjadi masih rendah.

7. Masih sering adanya pelanggaran disiplin, perilaku dan orientasi nilai.

Dengan adanya pelanggaran disiplin, perilaku dan orientasi nilai

menyebabkan rendahnya produktivitas, efektivitas, dan efisiensi sehingga

kinerja aparatur birokrasi menurun.

6) Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

1. Kemiskinan di Wilayah Pedesaan Relatif Besar dimana sebagian besar

penduduk Kabupaten Minahasa tinggal di wilayah perdesaan, dengan

tingkat kesejahteraan relatif rendah dibandingkan dengan penduduk yang

tinggal di wilayah perkotaan.

Hal ini ditunjukan dari data yang ada tahun 2010 bahwa dari 29.700

penduduk miskin yang ada pada tahun 2006 dimana 33,63% tidak

bekerja, 44,25% bekerja di sektor pertanian dan sisanya 22,12% bekerja

bukan di sektor pertanian;

Page 38: KABUPATEN - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file... · Tombariri dan industri kecil menengah (IKM) yang terdiri dari IKM pangan (73 unit), sandang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTU JANGKA MENENGAH KABUPATEN MINAHASA

II-38

2. Terbatasnya Alternatif Lapangan Kerja dan Rendahnya Produktivitas di

Perdesaan, dimana salah satu ciri kehidupan wilayah perdesaan di

Indonesia dan Sulawesi Utara khususnya di Kabupaten Minahasa bahwa

50% sampai 60% kehidupan masyarakat bergantung di sektor pertanian

dan terbatas sebagai petani penghasil produk pertanian yang bersifat

bahan mentah (on-farm) bukan sebagai petani penghasil produk pertanian

yang bersifat bahan jadi atau setengah jadi (off-farm) dan sebanyak

39,02% penduduk bekerja sebagai petani pada tahun 2011;

3. Sulitnya membuka alternatif lapangan kerja baru di luar sektor

pertanian di wilayah perdesaan, hal ini nampak dari total investasi yang

masuk sebesar hanya terjadi tahun 2009 sebesar US$ 48.386.646 dengan

jumlah proyek sebanyak 15 buah.