bab1 -...

13
CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 1 RI SPAM Sumba Barat 2016 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Kabupaten Sumba Barat telah memberikan konsekuensi tersendiri bagi perkembangan sektor-sektor lain di daerah tersebut, dan juga penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan ketersediaan sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat, industri dan aktivitas sosial budaya. Untuk itu penyediaan air bersih merupakan salah satu bagian dari prasarana wilayah yang harus terus dikembangkan untuk mendukung perekembangan wilayah terutama perkotaan.Pada saat ini upaya pemanfaatan sumber daya air di Kabupaten Sumba Barat belum dilakukan secara optimal, sehingga penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat merupakan prioritas utama di atas semua kebutuhan lainnya.Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih telah memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan pembangunan prasarana penyediaan air bersih untuk meningkatkan jangkauan pelayanan. Kabupaten Sumba Barat sebenanrnya memiliki sumber mata air untuk dikembangkan. Ada beberapa sumber mata air yang cukup potensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penyediaan air baku air minum seperti ; Wee Lerik, Wee Marada, Wee LibuTana, Wee UmbuLeghu, Sampai saat ini masih terdapat desa yang dikategorikan rawan air karena BAB1 PENDAHULUAN

Upload: others

Post on 26-Sep-2020

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 1

RI SPAM – Sumba Barat 2016

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pembangunan di Kabupaten Sumba Barat telah memberikan konsekuensi

tersendiri bagi perkembangan sektor-sektor lain di daerah tersebut, dan juga penyediaan

sarana dan prasarana penunjangnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan ketersediaan

sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat, industri dan aktivitas

sosial budaya. Untuk itu penyediaan air bersih merupakan salah satu bagian dari prasarana

wilayah yang harus terus dikembangkan untuk mendukung perekembangan wilayah

terutama perkotaan.Pada saat ini upaya pemanfaatan sumber daya air di Kabupaten Sumba

Barat belum dilakukan secara optimal, sehingga penyediaan air bersih untuk memenuhi

kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat merupakan prioritas utama di atas semua

kebutuhan lainnya.Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih telah memunculkan persoalan

dalam kaitannya dengan pembangunan prasarana penyediaan air bersih untuk

meningkatkan jangkauan pelayanan.

Kabupaten Sumba Barat sebenanrnya memiliki sumber mata air untuk dikembangkan. Ada

beberapa sumber mata air yang cukup potensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan

sebagai penyediaan air baku air minum seperti ; Wee Lerik, Wee Marada, Wee LibuTana,

Wee UmbuLeghu, Sampai saat ini masih terdapat desa yang dikategorikan rawan air karena

BAB1 PENDAHULUAN

Page 2: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 2

belum terjangkau sistem perpipaan atau karena prosentase pelayanan air minumnya masih

rendah.

Pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Sumba Barat dilakukan oleh Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM)unit KecamatanLamboya, unit Kecamatan Wanokaka, unit

Kecamatan Lamboya Barat, unit Kecamatan Loli, Unit Kecamatan Kota

Waikabubak,UnitKecamatanTanaRighu dan terdapat badan pengelola air bersih yang

dikelola di tingkat Kecamatan secara mandiri yang langsung mengelola pendistribusian air

bersih kepada masyarakatdi beberapa Desa setempat. Sumber-sumber air yang digunakan

dalam penyediaan air bersih PDAM dan swadesa di tingkat kecamatan memanfaatkan mata

air.

Permasalahan pemenuhan kebutuhan air minum yang terjadi di Kabupaten Sumba Barat

adalah sebagai berikut :

Sumber air baku terutama mata air sebagian besar telah terlebih dahulu dimanfaatkan

untuk kepentingan lain terutama untuk irigasi pertanian, sehingga dalam

pengambilan/penambahan debit untuk air minum memerlukan koordinasi dengan

berbagai pemangku kepentingan.

Sumber air baku berupa mata air tidak merata di semua wilayah.

Belum optimalnya pemanfaatan sumber mata air sebagai sumber air baku / air minum.

Keterbatasan sistem penyediaan air minum baik di tingkat unit transmisi, distribusi

maupun distribusi sambungan rumah tangga.

Lokasi pemukiman penduduk (terutama di pedesaan yang berpencar/menyebar dan

berada di daerah ketinggian) sehingga menyulitkan dan memerlukan biaya yang lebih

tinggi dalam penyediaan prasarana dan pengoperasian.

Topografi yang berbukit-bukit menyulitkan dalam integrasi sistem.

Sebagian besar penduduk yang belum terlayani berada di tempat ketinggian/jauh dari

lokasi sumber sehingga dalam pembangunan prasarana memerlukan biaya yang

relatif mahal.

Kurangnya kemampuan pembiayaan dari Pemerintah Pusat.

Pengelolaan yang masih kurang optimal.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan merupakan kebutuhan

mendesak untuk mendukung pelaksanaan pembangunan.Salah satu infrastruktur air minum

yang sangat penting dan mendasar adalah unit Air Baku Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM).Sebuah infrastruktur SPAM yang mengalami penurunan air baku atau bahkan

Page 3: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 3

hilang akan mengakibatkan keseluruhan SPAM tidak dapat berjalan. Oleh sebab itu,

ketidakpastian ketersediaan dan keberlanjutan ketersediaan air baku akan mempengaruhi

Kinerja keseluruhan penyelenggaraan SPAM. Unit Air Baku yang andal akan secara

langsung menjamin keberlangsungan penyelenggaraan air minum.

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi

masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun

Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan

kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan

produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi

masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah

satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Ketersediaan air baku yang andal yang secara langsung menjamin keberlangsungan

penyelenggaraan air minum diperlukan suatu konsep dasar rencana pengambangan SPAM.

Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan jawaban bagi

dasar pengembangan air minum suatu wilayah. Diharapkan, dengan adanya Rencana Induk

Air Minum, dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan terarah. Selain itu

dengan adanya rencana teknis pengembangan SPAM (DED) yang memenuhi syarat

peraturan berlaku (Permen PU No. 18/2007), maka pengembangan SPAM di suatu

lokasi/kawasan akan mendukung keberfungsian dan keberlanjutan yang sistematis.

1.1.1 Maksud,Tujuan Dan Sasaran

a) Maksud Pekerjaan

1. Menyiapkan dokumen yang dipakai sebagai pedoman dalam menyusun program

pengembangan SPAM di daerah secara berkelanjutan guna menjamin ketersediaan

air minum bagi masyarakat sesuai dengan kondisi daerahnya.

2. Memberikan pedoman dalam menentukan komposisi pembiayaan program dan

pelaksanaan pembangunan serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum

perkotaan dan perdesaan.

Page 4: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 4

b) Tujuan Pekerjaan

1. Mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga

terjangkau;

2. Mencapai kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa

pelayanan;

3. Mencapai peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum;

4. Mendorong upaya gerakan penghematan pemakaian air.

c) Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :

1. Tersedianya dokumen RencanaInduk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) skala

perkotaan, kecamatan dan pedesaan yang dikelola PDAM Kabupaten Sumba Barat

maupunlembagapengelolalainnyayang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan

kontinuitas.

2. Tersedianya pola integrasi dan koordinasi antara pemerintah daerah bersama

masyarakat dalam pengembangan sistem penyediaan air minum.

1.1.2 KeluaranPelaaksanaan Pekerjaan

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Rencana Induk Pengembangan SPAM

Kabupaten Sumba Barat.

1.1.3 Otorisasi

Seluruh tahapan kegiatan Penyusunan Master Plan Air Minum dilaksanakan dalam waktu 4

(empat) bulan terhitung sejak ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Program : KegiatanPerencanaanBangunanJaringan Air Bersih /

Air MinumTahunAnggaran 2016

Nama Pekerjaan : Penyusunan / PembuatanDokumenRencana Induk

SPAM

No. Kontrak : 628/PPK/POKJA – 1 / BCK / 15.12 / 2016

Tanggal Kontrak : 28 Juli 2016

No. SPMK : 628/PPK/POKJA – 1 / BCK / 15.12 / 2016

Page 5: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 5

Tanggal SPMK : 28 Juli 2016

Pemilik Pekerjaan : Dinas Pekerjaan Umum, PertambangandanEnergi

Kabupaten Sumba Barat

Pelaksana Pekerjaan : CV KencanaLayanaConsultan

Lama Penyelesaian : Seratus Dua Puluh (120) Hari Kalender

Sumber Dana : Dana Alokasi Umum (DAU)

1.1.4 Landasan HukunPenyusunan RISPAM

Adapun beberapa landasan hukum yang digunakan dalam hal penyusunan RISPAM ini

diantaranya :

1. PeraturanPemerintahRepbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008

tentangPengelolaanSumberDaya Air

2. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor : 2/PRT/M/2008

tentangPedomanPelaksanaanKegiatanDepartemenPekerjaanUmum Yang

MerupakanKewenanganPemerintahdanDilaksanakanSendiri

3. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor : 2/PRT/M/2010

tentangRencanaStrategisNasionalKementerianPekerjaanUmumTahun 2010 – 2014

4. PeraturanMenteriKeuanganNomor : 104/PMK.02/2010

tentangPetunjukPenyusunandanPenelaahanRencanaKerjadanAnggaranKementerian

Negara/LembagaTahunAnggaran 2011

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai

7. Permen PU No. 18 tahun 2007 tentangSistemPengembangan Air Minum

1.2 Ruang Lingkup

1.2.1 Lingkup Lokasi Perencanaan

Lingkup lokasi perencanaan kegiatan penyusunan master plan sistem penyediaan air minum

mencakup daerah pelayanan air bersih di daerah perkotaan dan pedesaan yang dikelola

PDAM maupun Pengelola Air bersih yang terdapat di Kabupaten Sumba Barat.

Page 6: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 6

1.2.2 Lingkup Materi

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dasar didalam penyusunan suatu rencana induk

penyediaan air bersih, meliputi :

1. Melakukan kajian terhadap hasil-hasil studi sebelumnya

2. Pengumpulan data dan observasilapangansumber mata air

3. Identifikasi dan analisis kondisi eksisting sistem penyediaan air minum

4. Inventarisasi permasalahan penyediaan dan pelayanan air minum

5. Identifikasi kuantitas dan kontinuitas sumber-sumber air baku

6. Analisiskebutuhan air minumdanketersediaan air minum

7. Kajian sistem penyediaan air minum eksisting, meliputi jalur transmisi, distribusi dan

daerah pelayanan.

8. Evaluasisistempenyediaan air minum (SPAM)

9. Kajian kebijakan pembangunan daerah

10. Penyusunan program pembangunan penyediaan air bersih mengacu pada

Lingkup Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM

1. Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi

strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.

2. Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota lokasi studi dalam

menerjemahkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota menjadi rencana induk

pengembangan SPAM kabupaten/kota tersebut.

3. Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan

dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.

4. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan

kebutuhan air dan identifikasi air baku.

5. Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang

meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan

yang dapat ditawarkan jika kegiatan ini direalisasikan.

6. Menyusun rencana kebutuhan air minum.

Page 7: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 7

7. Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air

baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana

alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.

8. Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air

baku, dan menentukan jenis proses pengelola sanitasi (terutama air limbah dan

persampahan) disekitar sumber air baku potensial.

9. Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2

tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah

studi baik untuk kawasan perkotaan maupun pedesaan berupa rencana tahapan

perencanaan, rencana pengembangan kelembagaan, dan SDM, rekayasa awal

sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air

baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan.

10. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan

rencana berjalannya penyelenggara SPAM tersebut. Konsep ini mencakup tinjauan

terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latar belakang

keahliannya.

1.2.3 Metodologi Pekerjaan

Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam penyusunan Sistem Penyediaan Air

Minum, meliputi :

a. Tahap Persiapan

Kegiatan persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum semua kegiatan

pelaksanaan pekerjaan dimulai, antara lain :

- Pemahaman terhadap lingkup pekerjaan dan lingkup tugas sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

- Menyusunan kebutuhan data dan persiapan survei

- Mengumpulkan data/informasi dan merumuskan isu strategis yang terkait dengan

sistem penyediaan air minum Kabupaten Sumba Barat

- Menyusun kerangka kerja secara keseluruhan dan pentahapan pelaporan.

b. Tahap Pengumpulan Data

Konsultan melakukan pekerjaan survei dan pengumpulan data yakni mendapatkan data-

data di lapangan guna memenuhi kebutuhan utama dalam melakukan analisis

Page 8: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 8

pengembangan prasarana air minum di Kabupaten Sumba Barat. Pelaksanaan survei

tersebut meliputi ;

- Pengukuran lapangan untuk menghasilkan peta dasar dengan skala yang

disesuaikan.

- Pengumpulan data sekunder dengan data yang dibutuhkan antara lain ;

keberadaan dan permasalahan terkait penyediaan air minum skala perkotaan dan

pedesaan bagi masyarakat.

Dalam upaya perencanaan air bersih, diperlukan suatu data yang akurat mengenai

sumber air baku, jaringan pelayanan eksisting yang terdiri dari jaringan primer, sekunder

dan tersier dan data lainnya.

c. Identifikasi dan analisis kondisi saat ini dan masa mendatang

Untuk mengetahui permasalahan spesifik sistem penyediaan air minum di Kabupaten

Sumba Baratdengan melakukan analisis dan indikasi faktor-faktor yang dominan

berpengaruh terhadap kualitas penyediaan sarana dan prasarana air minum. Analisis

terhadap data-data yang didapatkan dari survei untuk mengetahui perkiraan kebutuhan

sistem penyediaan air minum di masa mendatang.

d. Analisis Kebutuhan air minum

Kebutuhan air minum suatu daerah perkotaan dianalisis berdasarkan beberapa

pertimbangan, yaitu:

1. Jumlah penduduk saat perencanaan sampai dengan akhir tahun perencanaan.

2. Target pelayanan yaitu rasio pelayanan air bersih yang diperhitungkan berdasarkan

jumlah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air bersih sesuai dengan

anjuran pemerintah.

3. Jenis pelayanan dan satuan kebutuhan air untuk:

Rumah tangga baik sambungan langsung maupun kran umum

Fasilitas siosial

Fasilitas perdagangan

Industri

Kebutuhan khusus

4. Karakteristik kebutuhan air suatu daerah yang menggambarkan variasi kebutuhan

air harian yaitu kebutuhan rata-rata dan kebutuhan puncak.

Page 9: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 9

5. Jumlah air yang hilang

Dari pertimbangan di atas terlihat bahwa kependudukan merupakan faktor penting

dalam penentuan kebijakan penyediaan prasarana perkotaan termasuk pembuatan

prakiraan kebutuhan air bersih. Parameter kependudukan yang harus dicermati meliputi

julah, kepadatan, laju pertambahan dan sebaran. Jumlah penduduk akan menentukan

jumlah kebutuhan air yang harus dipenuhi. Tingkat kepadatan penduduk memberikan

indikasi perlunya sistem perpipaan diterapkan pada daerah yang bersangkutan. Hal ini

mengingat bahwa meningkatnya kepadatan penduduk akan meningkatkan kompleksitas

permasalahan termasuk permasalahan air bersih. Perencanaan kebutuhan air yang

memenuhi syarat tentunya harus dapat digunakan untuk dapat melayani seluruh warga

masyarakat dimulai saat perencanaan sampai suatu kurun waktu tertentu. Untuk ini

maka informasi tentang laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan dalam

perencanaan prasarana air bersih. Terakhir keadaan sebaran penduduk perlu pula

diketahui menentukan penentuan sistem jaringan yang akan digunakan baik yang

menyangkut sistem jaringan maupun dalam sistem distribusinya.

e. Potensi Sumber daya Air

Sumber air yang ada di bumi dan dimanfaatkan oleh kehidupan meliputi sumber air

permukaan, mata air dan air tanah.Inventarisasi sumber air ini berdasarkan studi

literatur, studi terdahulu mengenai potensi sumber air dan hasil survei lapangan.Sumber

air yang ada di Kabupaten Sumba Barat yang bisa dimanfaatkan bagi kehidupan,

menurut keberadaannya terdiri dari sumur, mata air, cubang dan lainnya.Potensi

sumber-sumber air baku yang ada sangat tergantung dari kondisi wilayahnya seperti ;

kondisi geografi, topografi, vegetasi sekitar daerah aliran sungai, klimatologi, hidrologi,

hidrogeologi, dan geologi daerah setempat.

Pengumpulan data primer maupun sekunder Sangat diperlukan dalam penyusunan studi

ini yang terkait dengan Studi Rencana Induk Dan Pengembangan SPAM. Inventarisasi

diperoleh dari pengukuran langsung debit sumber mata air untuk memastikan potensi

sumber yang dimiliki dengan data yang diperoleh dari instansi terkait. Pengukuran debit

ini hanya dilakukan untuk beberapa titik sumber mata air. Sedangkan potensi air

permukaan dan air tanah berdasarkan hasil analisis dimana data yang digunakan

berupa data sekunder.

Page 10: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 10

Untuk menganalisis potensi sumber daya air sangat tergantung dari ketersediaan data

hidrologi. Data yang diperlukan dalam penyusunan studi ini meliputi data primer yang

diperoleh langsung dari survei lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari pihak

lain bukan diusahakan sendiri pengumpulannya.

f. Evaluasi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting

Evaluasi Sistem Penyediaan Air Minum ini dilakukan sebagai langkah persiapan dalam

penyusunan program kegiatan pelayanan air minum.Pada evaluasi ini juga

menggambarkan kondisi kapasitas sistem penyediaan air minum dan kebutuhan yang

perlu dilakukan untuk mempertahankan, mengembangkan dan memantapkan sistem

penyediaan air minum yang dikaitkan dengan proyeksi kebutuhan air minum pada

wilayah pelayanan.

Tahapan evaluasi sistem penyediaan air minum ini meliputi ;

1. Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi

strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.

2. Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota lokasi studi dalam

menerjemahkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota menjadi rencana induk

pengembangan SPAM kabupaten/kota tersebut.

3. Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan

dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.

4. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan

kebutuhan air dan identifkasi air baku.

5. Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang

meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan

yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.

6. Menyusun rencana kebutuhan air minum

7. Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air

baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana

alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.

8. Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air

baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan

persampahan) di sekitar sumber air baku petensial.

Page 11: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 11

g. PenyusunanProgram DanStrategi PengembanganSistem Penyediaan Air Minum

Proses ini dilakukan dengan estimasi dan korelasi antara kondisi sosial ekonomi dengan

prediksi permintaan serta penyediaan sarana dan prasarana air minum meiputi ;

1. Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2

tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah

studi baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan

pengembangan, rencana pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal

sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air

baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan.

2. Mengembangkan berbagai alternatif strategi sistem penyediaan air minum

berdasarkan hasil analisis, rencana dan usulan yang ada serta hasil diskusi dengan

instansi terkait dan stake holders lainnya.

3. Melakukan analisis tahapan penanganan dengan mempertimbangkan rencana

implementasi, biaya dan jadwal penanganan yang disusun menurut periode jangka

pendek, menengah dan panjang.

4. Melakukan pemantauan terhadap kondisi lingkungan di wilayah studi sebagai

pertimbangan untuk menentukan rencana pengembangan sistem penyediaan air

minum (SPAM).

5. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan

rencana berjalannya penyelenggaraan SPAM tersebut. Konsep ini mencakup

tinjauan terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latar belakang

keahliannya.

1.3 Sistematika Laporan

Sistematika Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Sumba Barat :

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,

sasaran, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan serta keluaran yang diharapkan

dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

Kabupaten Sumba Barat.

Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi

Page 12: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 12

Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi studi yang meliputi kondisi fisik

dasar, rumah dan lahan, kondisi sarana dan prasarana, serta kondisi sosial

ekonomi budaya Kabupaten Sumba Barat.

Bab III Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting

Bab ini menguraikan kondisi eksiting SPAM Kabupaten Sumba Barat yang

meliputi aspek teknis, permasalahan aspek teknis, skematik SPAM eksisting serta

aspek non teknis (keuangan, institusional, dan kelembagaan).

Bab IV Kriteria Rencana Pengembangan SPAM

Bab ini menguraikan kriteria teknis, metoda dan standar pengembangan SPAM

yang meliputi periode perencanaan, standar pemakaian air, kebutuhan air,

kehilangan sistem serta metoda proyeksi penduduk.

Bab V Proyeksi Kebutuhan Air Minum

Bab ini menguraikan hasil proyeksi penduduk dan kebutuhan air baku pada

wilayah perencanaan.

Bab VI Potensi Sumber Air Baku

Bab ini menguraikan potensi sumber-sumber air baku di wilayah Kabupaten

Sumba Barat, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM Kabupaten

Sumba Barat sampai dengan akhir tahun periode perencanaan 2030.

Bab VII Rencana Pengembangan SPAM

Bab ini menguraikan rencana pola pemanfaatan ruang dan kawasan Kabupaten

Sumba Barat, pengembangan daerah pelayanan, rencana pentahapan

pengembangan dan skenario/konsep pengembangan SPAM Kabupaten Sumba

Barat

Bab VIII Investasi

Page 13: BAB1 - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/rispa… · BAB1 PENDAHULUAN. CV. Kencana Layana Consultan RISPAM Sumba Barat - 2016

CV. Kencana Layana Consultan

RISPAM Sumba Barat - 2016 |I - 13

Bab IX Pengembangan Kelembagaan SPAM