membangun kepemimpinan kolaboratif melalui...
TRANSCRIPT
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
MEMBANGUN KEPEMIMPINAN KOLABORATIF MELALUI PENYEMPURNAAN
KURIKULUM GUNA MENGHASILKAN LULUSAN SESPIMMEN
YANG PROMOTER
Disusun Oleh :
NAMA : R. WAWAN WIRAWAN
NDH : 30
INSTANSI : POLRI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIV
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT untuk limpahan rahmat-Nya, sehingga rancangan proyek
perubahan yang berjudul “Membangun Kepemimpinan Kolaboratif Melalui
Penyempurnaan Kurikulum Guna Menghasilkan Lulusan Sespimen Yang Promoter”
berhasil diselesaikan. Proyek perubahan ini dilaksanakan dan disusun laporannya
sebagai bagian dari tugas akhir mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional tingkat I
yang dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Dalam proses pelaksanaan proyek perubahan ini, project leader telah
mendapatkan bantuan, masukan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
project leader ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Kasespim Lemdiklat Polri
2. Kasespimmen Sespim Lemdiklat Polri
3. Koordinator Widyaiswara Sespimmen Sespim Lemdiklat Polri
4. Mentor: KBP. Agus Susanto, S.I.K.
5. Coach: Ir. Setia Budhy Algamar, MURP
6. Para Wisdyaiswara PKN 1 LAN RI
7. Para pejabat stakeholder internal dan eksternal
8. Anggota Tim Efektif
9. Rekan-rekan sesama peserta PKN I LAN RI
Semoga kegiatan yang dilaksanakan dan produk yang dihasilkan dari proyek
perubahan ini dapat memberikan manfaat dalam pelayanan tugas Polri kepada
masyarakat
Jakarta, Juni 2020
Project Leader
iii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ ……….. iv
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Nama Gagasan Proyek Perubahan dan Deskripsi ................... 5
C. Tujuan Proyek Perubahan ................................................. . . . 9
D. Manfaat Proyek Perubahan ................................................... 6
E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan ......................................... 7
F. Output Kunci ......................................................................... 7
BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan................................ 10
B. Tata Kelola Proyek .............................................................. 12
C. Identifikasi dan Analisa Stakholder....................................... 14
D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya ..... 18
E. Faktor Pendukung Keberhasilan ........................................... 19
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan ............................. 21
B. Capaian Proyek Perubahan .................................................. 35
C. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan ….. 36
D. Kendala Internal dan Eskternal ............................................. 39
E. Upaya Mengatasi Kendala....................................................... 40
F. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan ………. 41
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 42
B. Rekomendasi ........................................................................ 42
C. Lesson Learned ..................................................................... 43
LAMPIRAN
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Upaya menjadikan SDM unggul merupakan salah satu program prioritas Jenderal
Pol. Drs. Idham Aziz, M.Si.yang merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden waktu
pelantikannya menjadi Kapolri tahun 2019. Salah satu satdik Polri yang
menyelenggararakan pendidikan pengembangan SDM Polri adalah Sekolah Staf dan
Pimpinan (Sespim) yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Polri (Lemdiklat)
Setelah dilakukan penelaahan terhadap uraian dalam silabus, teryata tidak
ditemukan adanya materi terkait dengan kepemimpinan kolaboratif, khususnya
bagaimana membangun kolaborasi dengan pihak eksternal di luar Polri. Sementara itu
tuntutan tugas seorang Kapolres menuntut kemampuan untuk berkolaborasi dengan
berbagai pihak, sehingga menjadi sangat penting muatan kurikulum khususnya bidang
kepemimpinan yang ada saat ini perlu dilakukan penyesuaian mengarah ke
kepemimpinan kolaboratif dalam upaya menghasilkan Polri yang Promoter.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, project leader memiliki gagasan untuk
melakukan pengembangan kurikulum pendidikan untuk bidang kepempimpinan sebagai
proyek perubahan
Proyek perubahan dilakukan dalam tiga tahapan atau milestone, yaitu: jangka
pendek, jangka menengah dan jangka Panjang. Dalam tahapan jangka pendek, terdapat
3 produk yang akan dihasilkan yaitu: laporan evaluasi kurikulum, draf petunjuk umum
kurikulum Sespimmen, dan silabus kurikulum kelompok mata pelajaran kepemimpinan.
Dalam kurun waktu di jangka pendek, semua produk itu telah berhasil diselesaikan
ditambah satu produk di jangka menengah yang bisa dihasilkan dalam jangka pendek
yaitu penyusunan silabus mata pelajaran Sespimmen lainnya. Hal ini dilakukan atas
arahan Kasespimmen Sespim Lemdiklat Polri agar pada tahun 2021 kurikulum yang
disempurnakan dapat digunakan.
Pelaksanaan proyek perubahan telah berhasil dengan baik karena adanya
kolaborasi dengan stakeholder internal yang meliputi: Widyaiswara Sespim Lemdiklat
Polri, Biro Kurikulum, danBiro Bindiklat ; serta stakeholder eksternal yang terdiri dari:
SOPS Polri, Kompolnas, dan akademisi dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Jakarta.
v
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 1
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Burning Platform)
Salah satu fokus Presiden Joko Widodo dalam periode kepemimpinan yang
kedua adalah pembangunan SDM. Selanjutnya dalam arahan presiden kepada calon
Kapolri pada tanggal 22 Oktober 2019 antara lain meminta Polri untuk melakukan
pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Selanjutnya oleh Kapolri Jenderal Pol. Drs.
Idham Aziz, M.Si. arahan tersebut dijadikan program prioritas Kapolri yaitu
mewujudkan SDM yang unggul.
Secara sederhana unggul dapat diartikan sebagai lebih dari yang lain. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa unggul dapat berarti lebih tinggi,
lebih pandai, lebih baik, lebih cakap, atau lebih kuat daripada yang lain-lain atau yang
menunjuk pada atribut atau ciri-ciri yang menunjukkan “kelebihan” seseorang
dibandingkan dengan orang lainnya. Secara personal, menjadi manusia unggul
memiliki dua arti. Pertama, kemampuan untuk memberdayakan kelebihan atau
potensi/talenta yang ada dalam diri seraya mengoptimalisasikan peluang-peluang
dari lingkungan. Kedua, menunjuk pada keberanian dan kemampuan untuk
menghadapi dan mengatasi kelemahan dalam diri serta meminimalisir ancaman dari
luar diri. Setiap individu memiliki keunggulannya sendiri-sendiri karena setiap
individu adalah unik. Menjadi manusia unggul berarti mampu mengatasi kediriannya
menuju kedirian yang lebih. Sebagai manusia, menjadi unggul merupakan panggilan
dasar setiap individu. Untuk menjadi unggul, setiap individu harus mau dan bisa
meningkatkan dirinya dari sekadar manusiawi (humanus) menjadi lebih manusiawi
(humanior). Manusia unggul keluar dari proses dinamis dan penuh tantangan.
Manusia unggul bisa menggunakan kehendak dan kuasanya untuk melihat dan
mengelola dirinya secara utuh. Ia mampu mengelola kelebihan dan kelemahan yang
dimilikinya, sekaligus dukungan dan tantangan yang dihadapinya.
Penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Polri merupakan amanat dari UU
no. 2 tahun 2002 tentang Polri. Dalam pasal 32 ayat 1 disebutkan bahwa pembinaan
profesi pejabat Polri antara lain dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 2
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM Polri, berbagai upaya pembenahan
dilakukan di satuan pendidikan (satdik) Polri baik yang menyelenggarakan pendidikan
pembentukan (diktuk) maupun pendidikan pengembangan (dikbang). Diktuk adalah
pendidikan yang diselenggarakan bagi masyarakat yang akan menjadi anggota Polri
untuk jenjang tamtama, bintara dan perwira. Sedangkan dikbang adalah pendidikan
yang ditujukan kepada peserta didik yang berstatus anggota Polri, baik untuk bidang
teknis operasional kepolisian maupun pendidikan manajemen dan kepemimpinan.
Salah satu satdik Polri yang menyelenggararakan pendidikan pengembangan adalah
Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) yang berada di bawah naungan Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan Polri (Lemdiklat).
Secara spesifik Sespim Lemdiklat Polri adalah unsur pelaksana pendidikan dan
staf yang berkenaan dengan pengembangan manajemen Polri. program pendidikan
yang diselenggarakan di Sespim terdiri dari Sekolah staf dan pimpinan tingkat
pertama (Sespimma), sekolah staf dan pimpinan tingkat menengah (Sespimmen),
dan sekolah staf pimpinan tingkat tinggi (Sespati). Sespimma diikuti oleh anggota
Polri yang berpangkat Ajun Komisaris Polri (AKP) dan Komisaris Polisi (Kompol).
Sespimmen diikuti oleh anggota Polri yang berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) dan
Ajun Komisaris Besar Polri (AKBP). Sementara itu Sespimti diikuti oleh anggota Polri
berpangkat Komisaris Besar Polisi (KBP). Dalam proyek perubahan ini secara khusus
akan dilakukan di Sespimmen Sespim Lemdiklat Polri, mengingat penugasan project
leader saat ini adalah sebagai widyaiwara disana.
Berdasarkan dokumen kurikulum Sespimmen Sespim Lemdiklat Polri yang
disahkan pada tahun 2019 oleh Kalemdiklat Polri, disebutkan bahwa profil lulusan
Sespimmen adalah Pemimpin Polri tingkat KOD yang profesional dan berintegritas
dalam menjalankan tugas. Sedangkan tujuan pendidikan adalah mengembangkan
kemampuan manajerial dan kepemimpinan tingkat menengah Polri yang
berintegritas dan unggul. Namun bila ditelaah lebih lanjut, dalam materi pelajaran
yang ada khususnya pada kelompok mata pelajaran kepemimpinan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan Transformatif di Era Revolusi Industri 4.0.
b. Revolusi Mental Kepemimpinan Polri.
c. Role Model dalam Kepemimpinan Polri.
d. Kepemimpinan Polri yang Visioner dan Berintegritas.
e. Memimpin Perubahan dalam Lingkup Kerja.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 3
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
f. Berpikir Sistem Tingkat Menengah.
g. Mind Mapping.
h. Pengambilan Keputusan Strategis.
i. Analisis SWOT.
j. Analitical Hierarchy Proses (AHP).
k. Berpikir Strategis bagi Pimpinan Polri.
l. Role Model Kasatwil dalam Harkamtibmas
Berdasarkan mata pelajaran tersebut diuraikan ke dalam silabus yang memuat
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta substansi materi yang
disampaikan. Setelah dilakukan penelaahan terhadap uraian dalam silabus, teryata
tidak ditemukan adanya materi terkait dengan kepemimpinan kolaboratif, khususnya
bagaimana membangun kolaborasi dengan pihak eksternal di luar Polri. Sementara
itu tuntutan tugas seorang Kapolres menuntut kemampuan untuk berkolaborasi
dengan berbagai pihak, sehingga menjadi sangat penting muatan kurikulum
khususnya bidang kepemimpinan yang ada saat ini perlu dilakukan penyesuaian
mengarah ke kepemimpinan kolaboratif dalam upaya menghasilkan Polri yang
Promoter.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, project leader memiliki gagasan untuk
melakukan pengembangan kurikulum pendidikan untuk bidang kepempimpinan
sebagai proyek perubahan yang diajukan sebagai bagian dari tugas peserta Pelatihan
Kepemimpinan Nasional tingkat I yang dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia. Pengembangan kurikulum ini menjadi sangat penting dilakukan
karena kurikulum menjadi panduan dari kegiatan Pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan. Pada
dasarnya kurikulum bermanfaat untuk mengarahkan proses belajar-mengajar
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut,
tampak bahwa kurikulum sangat penting perannya dalam penyelenggaraan
pendidikan termasuk di dalam pendidikan yang dilaksanakan oleh Sespimmen Sespim
Lemdiklat Polri.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 4
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Dalam kurikulum Sespimmen saat ini, substansi materi pelajaran lebih banyak
memuat hal-hal yang bersifat teoretik dari kepempinan, dan lebih berfokus pada
kepemimpin internal dalam pelaksanaan tugas-tugas Polri. Sedangkan yang berfokus
kepada eksternal dan penajaman bagaimana proses memimpin itu masih sangat
terbatas, sedangkan disisi lain tuntutan tugas seorang Kapolres tidak hanya
memimpin anggotanya untuk melaksanakan tugas pemeliharaan kamtibmas atau
penegakan hokum, tetapi dibutuhkan saat ini adalah peran Polri dalam
memperlancar pembangunan nasional khususnya pembangunan di daerah yang
memerlukan keterlibatan semua pihak secara kolaboratif. Oleh karena itu, jika
kurikulum yang ada tidak mengarahkan materi pada aspek-aspek kolaboratif, maka
kompetensi kepemimpinan lulusan Sespimma menjadi kurang professional. Di
samping kepercayaan yang bisa diraih dari masyarakat, bukan sekedar bisa melayani
pengaduan masyarakat dengan baik, tetapi juga berperan strategis dalam
pembangunan daerah, karena Kapolres juga menjadi bagian dari pemerintahan
daerah. Hal ini yang menjadi alasan penting mengapa, kurikulum Sespimmen Sespim
Lemdiklat Polri dijadikan sebagai obyek dari proyek perubahan yang akan dilakukan
oleh project leader.
Menyusun kurikulum baru yang substansi materinya menekankan pada
kepemimpinan kolaboratif, mengingat pelaksanaan tugas lulusan Sespimmen yang
diproyeksikan menjadi Kapolres akan banyak melakukan kerja kolaboratif dengan
berbagai pihak di tingkat kabupaten/kota madya. Hal ini sejalan dengan posisi
kabupaten/kotamadya yang merupakan daerah yang merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Proses perubahan kurikulum dilakukan melalui
mekanisme pokja akan melibatkan stakeholder internal Sespim Lemdiklat Polri
maupun dari eksternal terutama dari lemdiklat Polri dan Mabes Polri.
Beberapa hal inovasi yang dilakukan dalam proyek perubahan ini antara lain:
(a) penataan mata pelajaran, (b) penataan substansi mata pelajaran, (c) penataan
level kemampuan/kompetensi yang dikuasai peserta didik setelah mengikuti
pelajaran, dan (d) penataan strategi pembelajaran. Selanjutnya dari proyek
perubahan hasil yang dharapkan adalah: (a) jumlah mata pelajaran disederhanakan,
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 5
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
(b) fokus materi pada pendalaman dan perluasan dikaitkan dengan kolaborasi, (c)
level kemampuan tidak saja memahami tapi juga pada menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mengkreasi, (d) strategi pembelajaran yg diarahkan pada problem-
based learning dan cooperative learning
B. Nama Gagasan Perubahan dan Deskripsi
Proyek perubahan ini berjudul: “Membangun Kepemimpinan Kolaboratif
Melalui Penyempurnaan Kurikulum Guna Menghasilkan Lulusan Sespimen Yang
Promoter”.
Presiden RI Joko Widodo memberikan arahan kepada Kapolri baru Jend. Pol.
Drs. Idham Aziz, M.Si untuk melakukan pengelolaan SDM berbasis kompetensi.
Selanjutnya arahan tersebut dijadikan program prioritas dengan jargon mewujudkan
SDM yang unggul. Sespim Polri merupakan merupakan satuan Pendidikan di
lingkungan Polri yang diberi mandat untuk mengembangkan kepemimpinan dan
manajerial calon pemimpin Polri pada tingkat pertama, menengah maupun atas.
Pendidikan itu diberikan dalam program Pendidikan Sespimma, Sespimmen, dan
Sespimti. Sespimmen merupakan program Pendidikan yang ditujukan untuk menjadi
pemimpin organisasi Polri di wilayah kabupaten/kota yang disebut dengan Polres.
Dalam jabatan tersebut, seorang Kapolres akan banyak berinteraksi dan
berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya melakukan pemeliharaa
keamanan dan ketertiban serta penegakan hokum. Di samping itu Kapolres juga
berperan dalam mensukseskan pembangunan di wilayah tugasnya.
Oleh karena itu kepemimpinan kolaborasi sangat penting dimiliki oleh calon
kapolres. Namun ketika ditelaah kurikulum sespimmen yang ada, ternyata muatan
kurikulum hanya fokus pada kepemimpinan internal saja. Berdasarkan hal tersebut,
maka project leader memilih penyempurnaan kurikulum Sespimmen Polri sebagai
program inovasi dalam rangka proyek perubahan
C. Tujuan Proyek Perubahan
Proyek perubahan ini bertujuan menyempurnakan kurikulum bidang
kepemimpinan yang dapat dijadikan panduan untuk pembelajaran di Sespimmen
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 6
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Sespim Lemdiklat Polri. Secara spesifik tujuan proyek perubahan adalah sebagai
berikut.
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Melaksanakan koordinasi dengan stakeholders internal dan eksternal untuk
mendapatkan masukan dan dukungan dalam pelaksanaan proyek
perubahan yang dituangkan dalam surat penyataan dukungan
b. Melakukan evaluasi kurikulum Sespimmen
c. Menyempurnakan draf petunjuk umum kurikulum Sespimmen
d. Menyusun silabus kurikulum Sespimmen untuk bidang Kepemimpinan yang
diorientasikan pada kepemimpinan kolaboratif
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Menyempurnakan silabus Kurikulum Sespimmen untuk keseluruhan mata
pelajaran
b. Menyusun draft keputusan Kalemdiklat Polri tentang Kurikulum Sespimmen
Polri
c. Menyusun Bahan Ajar terkait kepimpinan Kolaboratif
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Melaksanakan Kurikulum Sespimmen yang diarahkan pada kepemimpinan
kolaboratif
b. Anev kompetensi alumni Sespimmen terkait kepemimpinan kolaboratif
D. Manfaat Proyek Perubahan
Sejumlah manfaat perubahan yang akan didapat dalam proyek ini diantaranya:
1. Manfaat bagi Polri
a. Meningkatnya sinergi dan kolaborasi dengan stakeholders
b. Tersusunnya kurikulum yang mengarahkan pada kepemimpinan kolaboratif
c. Meningkatnya kompetensi hasil didik Sespimmen dalam membangun
jejaring dan kepemimpinan kolaboratif
2. Manfaat bagi pemerintah
a. Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
kepemimpinan kolaboratif.
b. Kerjasama dengan Polri menjadi semakin mudah dan efektif.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 7
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Instansi samping yang bekerja dengan Polri mudah untuk berkoordinasi.
b. Masyarakat mudah berkomunikasi dengan Polri
E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan
1. Melaksanakan koordinasi dengan stakeholders internal dan eksternal untuk
mendapatkan masukan dan dukungan dalam pelaksanaan proyek perubahan
yang dituangkan dalam surat penyataan dukungan
2. Melakukan evaluasi kurikulum Sespimmen
3. Menyempurnakan draf petunjuk umum dan silabus kurikulum Sespimmen
4. Menyusun draft keputusan Kalemdiklat Polri tentang Kurikulum Sespimmen
Polri
5. Menyusun Bahan Ajar terkait mata pelajaran bidang kepimpinan Kolaboratif
6. Melaksanakan Kurikulum Sespimmen yang diarahkan pada kepemimpinan
kolaboratif
7. Melaksanakan Anev kompetensi alumni Sespimmen terkait kepemimpinan
F. 0utput Kunci (Key Project Deliverables)
Kriteria keberhasilan yang menjadi output kunci dari proyek perubahan ini
adalah:
Output Kunci Deskripsi
Jangka Pendek
1. Dokumen Laporan Evaluasi Kurikulum
Dokumen yang berisi pengantar, Pergeseran Paradigma Keamanan dan Penguatan Peran Kepolisian, Isu-isu Penting Terkait Penguatan Kepolisian, Kerangka Dasar Perubahan dan Pengembangan Kurikulum Sespimmen, Beberapa Gagasan Untuk Perubahan Kurikulum Sespim, Penguatan Pemahaman Code of Conduct Internasional, serta Penutup dan Kesimpulan
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 8
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Output Kunci Deskripsi
2. Dokumen Petunjuk Umum Kurikulum Sespimmen
Dokumen yang memuat tema Pendidikan, tujuan Pendidikan, profil lulusan, standar kompetensi lulusan, waktu dan proses Pendidikan, kegiatan Pendidikan, penilaian, dan persyaratan calon peserta didik.
3. Dokumen Silabus Kurikulum Sespimmen untuk bidang Kepemimpinan yang diorientasikan pada kepemimpinan kolaboratif
Dokumen yang memuat mata pelajaran, kode, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator hasil belajar, materi pelajaran, metode dan kegiatan pembelajaran, alat/media, bahan dan sumber, penilaian untuk mata pelajaran kelompok/bidang kepemimpinan
Jangka Menengah
1. Dokumen silabus Kurikulum Sespimmen untuk keseluruhan mata pelajaran
Dokumen yang memuat mata pelajaran, kode, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator hasil belajar, materi pelajaran, metode dan kegiatan pembelajaran, alat/media, bahan dan sumber, penilaian untuk mata pelajaran kelompok: kepribadian, Manajemen Pembinaan, Manajemen Operasional, Hukum dan Perundang-undangan, Pengetahuan Sosial dan Tata Kelola Kelembagaan
2. Menyusun draft keputusan Kalemdiklat Polri tentang Kurikulum Sespimmen Polri
Dokumen yang memuat surat keputusan Kalemdiklat tentang Kurikulum Pendidikan Sekolah Staf dan Kepemimpinan Polri ditandatangani oleh Kalemdiklat Polri dengan tembusan kepada Kapolri, Wakapolri , Irwasum Polri, Asrena Kapolri, As SDM Kapolri, Kasespimmen Lemdiklat Polri dan Kasespim Lemdiklat Polri.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 9
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Output Kunci Deskripsi
3. Menyusun Bahan Ajar terkait kepimpinan Kolaboratif
Dokumen yang memuat komponen buku ajar yang terdiri dari: pengantar, standar kompetensi, pendahuluan, kompetensi dasar, indicator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat/media, dan bahan, bahan bacaan, ringkasan, tagihan dan soal latihan.
Jangka Panjang
1. Dokumen Keputusan Kapolri tentang Prodiklat yang memuat pelaksanaan Kurikulum Sespimmen yang diarahkan pada kepemimpinan kolaboratif
Dokumen Keputusan Kapolri tentang Prodiklat yang memuat pelaksanaan Kurikulum Sespimmen yang diarahkan pada kepemimpinan kolaboratif yang secara spesifik terdiri dari tema Pendidikan, tujuan Pendidikan, profil lulusan dan standar kompetensi lulusan.
2. Dokumen Anev kompetensi alumni Sespimmen terkait kepemimpinan kolaboratif
Dokumen yang memuat, latar belakang, tujuan, landasan yuridis, metodologi, waktu, personil, instrument, sistematika dan isi dari hasil anev yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan penyempurnaan kurikulum sespimmen dalam upaya menghasilkan pemimpin tingkat menengah Polri yang kolaboratif.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 10
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan
Proyek perubahan dilakukan secara bertahap yang dibagi dalam tiga tahapan
yaitu: jangka pendek, menengah dan Panjang. Jangka pendek dilaksanakan selama
waktu off kampus yang diberikan. Jangka menengah dilakukan dalam jangka waktu
setelah jangka pendek selesai sampai dengan satu tahun. Sementara itu jangka
Panjang dilaksanakan dalam jangka waktu 1-2 tahun. Secara rinci milestone dari
proyek perubahan disajikan dalam tabel berikut.
No TAHAPAN UTAMA
(JANGKA PENDEK)
WAKTU (THN. 2020)
OUTPUT April Mei Juni
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan rencana
kerja tim Efektif
Rencana kerja tim
efektif
2 Koordinasi dengan
stakeholder internal
Dukungan untuk
proper dan
Masukan untuk
sunkur
3 Koordinasi dengan
stakeholder eksternal
Dukungan untuk
properMasukan
untuk sunkur
4 Mengumpulkan hasil
anev kompetensi
alumni Sespimmen
Laporan hasil
anev
5 Pokja penyusunan
draf kurikulum
Draf kurikulum
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 11
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
6 Menyusun laporan
proper dan
menyajikan
Laporan proper
7 Menyajikan laporan
proper
Paparan Laporan
proper
JANGKA MENENGAH
No. Tahap Utama Output Waktu
1 Menyempurnakan Kurikulum
Sespimmen
Kurikulum Sespimmen yang
sudah disempurnakan
secara utuh
Juli –
Agustus
2020
2 Mengupayakan Pengesahan
Kurikulum dari Lemdiklat Polri
SK pengesahan kurikulum
dari Kalemdiklat Polri
September
2020
3 Menyusun Bahan Ajar terkait
kepemimpinan Kolaboratif
Bahan ajar terkait
kepemimpinan kolaboratif
Oktober
2020
JANGKA PANJANG
No. Tahap Utama Output Waktu
1 Melaksanakan Kurikulum
Sespimmen
Kalender Pendidikan dan
jadwal pembelajran
Sespimmen thn 2021
Desember
2020
2 Anev kompetensi alumni
Sespimmen terkait
kepemimpinan kolaboratif
Laporan hasil anev Juli 2021
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 12
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
B. Tata Kelola Proyek
1. Tim Pelaksana Proyek Perubahan
1. Mentor : KBP. Agus Susanto, S.I.K.
2. Coach : Ir. Setia Budhy Algamar, MURP
3. Project Leader : KBP. Drs R.Wawan Wirawan SH. M.Si
4. Pokja I
a. Koord. : KBP. Budi Sapto Irwanto
b. Anggota : 1. AKBP. Fauza Barito, SH
2. Ipda. Topan Setiawan, SH
3. Hamdan Giri Pranata, SH
5. Pokja II :
a. Koord. : KBP. R. Soekarno Tjahjanto
b. Anggota : 1. AKBP Yoga Prastowo, S.I.K, MT
2. Ipda. Gugun Gunawan, S.H.
3. Nur Badrul Zaman
2. Tata Kelola Kerja Tim Pelaksana Proyek
1. Mentor:
a. Memberikan dukungan dalam rancangan dan implementasi
proyek perubahan
b. Memberikan kesepakatan dan persetujuan atas proposal proyek
perubahan memberikan bimbingan dan dukungan penuh kepada
Project Leader dalam pelaksanaan proyek perubahan
2. Coach:
a. Memberikan bimbingan dan masukan dalam melaksanakan
proyek.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 13
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
b. Memberikan tuntunan metodologis, arahan secara teoritis serta
optimalisasi sumberdaya tim agar dapat bekerja secara luas
selaras untuk kesuksesan proyek perubahan.
c. Menjadi motivator dan konselor selama proses penyusunan dan
pelaksanaan proyek perubahan.
3. Project Leader:
a. Melaksanakan rencana proyek perubahan dan mengendalikan
pelaksanaan setiap tahapan proyek.
b. Mengelola, mengkoordinir, dan memotivasi kinerja tim dan
menindaklanjuti kemajuan proyek perubahan.
c. Melaksanakan komunikasi aktif dengan mentor dan coach serta
mengikuti arahan dan masukan yang diberikan.
d. Berpartisipasi aktif dalam penggalangan kerjasama dan
kesepakatan dengan stakeholder terkait baik eksternal maupun
internal.
e. Membuat laporan kegiatan proyek perubahan kepada
penyelenggara.
4. Pokja I :
a. Menyusun rancangan proyek perubahan.
b. Menyusun draf awal kurikulum untuk mendapatkan masukan dari
stakeholder internal dan eksternal
c. Menyempurnakan draf kurikulum berdasarkan masukan dari
stakeholder internal dan eksternal
5. Pokja II :
a. Menyiapkan dokumen-dokumen pelaksanaan proyek perubahan.
b. Menyusun draf sprint, undangan, dan notulen pokja
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 14
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
c. Mengarsipkan berbagai dokumen terkait dengan pelaksanaan
proyek perubahan
C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi stakeholder internal dan
stakeholder eksternal. Pengertian stakeholder adalah semua pihak di dalam
masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/perusahaan
dan isu/permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam
kegiatan proyek perubahan ini akan diperlukan untuk membantu
mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut. Analisis terhadap
stakeholder diperlukan untuk melakukan identifikasi stakeholder dalam proyek
perubahan dikarenakan membawa manfaat sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan pendapat stakeholder untuk kepentingan
merancang proyek perubahan;
2. Mendapatkan dukungan dari stakeholder yang kuat untuk memperoleh
lebih banyak sumber daya, dalam mendukung proyek perubahan;
3. Dapat mengantisipasi kemungkinan adanya reaksi orang lain terhadap
proyek perubahan , sehingga dapat merancang strategi komunikasi yang
baik;
4. Berkomunikasi dengan stakeholder, dapat memastikan mereka memahami
dan manfaat dari proyek perubahan; dan
5. Menumbuhkan keterlibatan terhadap upaya perubahan.
Berdasarkan kelompoknya, stakeholder dalam proyek perubahan ini
terdiri dari stakeholder internal dan eksternal. Stakeholder internal berasal dari
satuan kerja yang ada di Polri yang terdiri dari:
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 15
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
1. Widyaiswara Sespim Lemdiklat Polri
2. Biro Kurikulum Lemdiklat Polri
3. Biro Bindiklat Lemdiklat Polri
4. Biro Jianbang Lemdiklat Polri
Sedangkan stakeholder eksternal adalah stakeholder yang berasal dari
luar Polri, terdiri dari:
1. Kemenpan RB
2. Ombudsman RI
3. BIN
4. BNN
5. BNPB
6. Kejaksaan
7. LSM (IPW)
8. Akademisi
9. Kompolnas
10. Media massa
11. masyarakat
Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholders dapat dibagi
menjadi 4 (empat) macam, yaitu:
1. Stakeholder Promoters, yaitu stakeholder/orang-orang yang harus
benar-benar dilibatkan dan yang membawa pengaruh terbesar dalam
proyek perubahan.
2. Stakeholder Latents, yaitu stakehoder/orang-orang dengan High
Influence namun Low Interest, stakeholder ini bisa sangat membantu jika
dapat diyakinkan akan pentingnya proyek perubahan;
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 16
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
3. Stakeholder Defenders, yaitu stakeholder/orang-orang yang memiliki
ketertarikan yang tinggi, tapi memiliki kekuatan yang kecil. khususnya
dalam komunikasi.
4. Stakeholder Apathetics, yaitu stakehoder/orang-orang yang Low
Influence dan Low Interest, mereka tidak peduli terhadap proyek
perubahan karena menjadi stakeholder secara kebetulan
Keempat jenis stakeholder tersebut dapat digambarkan dalam matriks
kuadran stakeholders sebagai berikut:
Merujuk pada jenis stakeholder tersebut di atas, dapat dilakukan
identifikasi stakeholders yang terkait dengan proyek perubahan dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Stakeholder Promoters, meliputi:
a. WI Sespim Polri
b. Rokurlum Lemdiklat Polri
c. Rojianbang Lemdiklat Polri
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 17
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
d. BNPB
e. BNN
2. Stakeholder Latents, meliputi:
a. Sops Polri
b. Ombudsman RI
c. Kompolnas
d. Kemenpan RB
3. Stakeholder Defenders, meliputi:
a. Robindiklat
b. Itwasum Polri
c. Kejaksaan
d. BIN
4. Stakeholder Apathetics, meliputi:
a. Akademisi
b. Media massa
c. LSM
d. Masyarakat
Mitra stakeholder yang terkait proyek perubahan tersebut dapat
digambarkan dalam matriks kuadran di halaman berikut.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 18
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya
Risiko bermakna bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi
akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan
datang. Oleh karena itu, risiko harus diantisipasi agar proyek perubahan yang
dilaksanakan dapat berlangsung secara efektif. beberapa risiko yang harus
diantisipasi, adalah:
1. Waktu pelaksanaan proyek perubahan yang sangat terbatas, yaitu kurang
lebih 3 (tiga) bulan, sehingga dapat mempengaruhi hasil capaian proyek
perubahan..
2. Kesibukan Mentor sebagai Kabid Kumdang Sespim Lemdiklat Polri,
sehingga dapat menimbulkan hambatan dan kendala dalam melakukan
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 19
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
diskusi untuk mendapatkan arahan dan petunjuk terhadap pelaksanaan
proyek perubahan.
3. Kesibukan stakeholder internal yang berpengaruh pada partisipasi dan
kontribusi mereka dalam proses penyusunan kurikulum. Upaya untuk
mengatasi dilakukan dengan cara melakukan komunikasi yang intens
melalui berbagai media yang ada
4. Personel yang terlibat dalam Tim Pokja juga memiliki tugas-tugas rutin
yang harus dilaksanakan, sehingga dimungkinkan jadwal pelaksanaan
proyek perubahan akan mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya.
Untuk mengatasi risiko tersebut, strategi yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Upaya untuk mengatasi keterbatasan waktu pelaksaan proper dilakukan
dengan melibatkan tim efektif secara optimal.
2. Upaya untuk mengatasi kesulitan interaksi karena kesibukan mentor
dilakukan dengan cara melakukan komunikasi yang intens melalui
berbagai media yang ada.
3. Upaya untuk mengatasi dilakukan dengan cara melakukan komunikasi
yang intens melalui berbagai media yang ada seperti WA dan lain-lain.
4. Upaya untuk mengatasi kesibukan tim efektif yang masih mengerjakan
pekerjaan rutinnya dilakukan dengan cara menyusun jadwal yang
disesuaikan dengan kesibukan tugas mereka. Di samping itu juga
dilakukan komunikasi dengan atasan langsung dari personil yang masuk
dalam tim efektif.
E. Faktor Pendukung Keberhasilan
Faktor-faktor yang menjadi pendukung keberhasilan pencapaian tujuan
proyek perubahan secara tepat sasaran dan tepat waktu adalah sebagai
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 20
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
berikut:
1. Adanya produk hukum dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Kapolri
terkait dengan Pendidikan dan pelatihan kedinasan, antara lain
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
b. Peraturan Kapolri no. 14 tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan Polri
c. Peraturan Kalemdiklat Polri no. 4 tahun 2016 tentang Kurikulum Induk
d. Program Prioritas Kapolri Ke-1 tentang SDM Unggul
2. Terjalinnya sinergitas dan kolaborasi antara Polri dengan stakeholder
dalam penanganan pengaduan masyarakat
3. Adanya komitmen dan dukungan pimpinan Polri di tingkat Mabes melalui
panduan Promoter dan dari Lemdiklat Polri sebagai pimpinan tertinggi
yang berwenang dalam penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan Polri
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 21
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
BAB III
PENDAHULUAN
A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan
Setelah rancangan proyek perubahan disetujui project leader segera
melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam milestone
jangka pendek. Uraian aktivitas dari milestone jangka pendek disajikan di
bawah ini.
1. Rapat Tim Efektif
Rapat tim efektif pertama kali dilaksanakan pada tanggal 14 April
2020 bertempat di ruang rapat Sespimmen Sespim Lemdiklat Polri
Lembang. Rapat dipimpin oleh project leader dan dihadiri oleh semua
anggota tim efektif yang tercantum dalam sprint Kasespimmen Sespim
Lemdiklat Polri no. sprint/148/IV/Dik2.2/2020 tanggal 13 April 2020
tentang penunjukan sebagai tim efektif dengan tugas mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek perubahan.
Dalam rapat tersebut, project leader menyampaikan substansi proyek
perubahan, sprint tim efektif, dan pembagian tugas.
Dokumentasi kegiatan rapat tim efektif yang dilaksanakan pada
tanggal 14 April 2020 disajikan pada gambar berikut.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 22
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Gambar 3.1. Rapat Tim Efektif Proyek Perubahan
2. Kolaborasi dengan Stakeholder Internal
Kolaborasi dengan stakeholder diawali dengan melakukan
komunikasi dan koordinasi dengan para pejabat dari instansi yang telah
direncanakan menjadi stakeholder internal. Namun proses ini tidak bisa
optimal dilakukan karena ada kebijakan pembatasan social berskala besar
(PSBB) di Jakarta mulai tanggal 10 April 2020 dan di Bandung tgl 22 April
2020, yang membuat project leader kesulitan untuk berkomunikasi
dengan Stakeholder internal, sehingga yang bisa dihubungi hanya sedikit
yaitu: (a) Wisyaiswara Sespim Lemdiklat Polri, (b) Biro Kurikulum Lemdiklat
Polri, (c) dan Biro Bidiklat Lemdiklat Polri,. Hasil-hasil komunikasi dan
dokumentasi kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder
internal disajikan di bawah ini
a. Widyaiswara Sespim Lemdiklat Polri
Komunikasi dengan Widyaiswara Sespim Lemdiklat Polri dilaksanakan
pada tanggal 16 April 2020 di ruang rapat Widyaiswara Sespim
Lemdiklat Polri Lembang. Dalam pertemuan tersebut terdapat
beberapa Widyaiswara yang hadir. Dalam pertemuan tersebut, project
leader menjelaskan maksud kedatangan dan isi dari rancangan proper
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 23
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
yang akan dilaksanakan. Pimpinan pertemuan tersebut adalah KBP.
Drs. Giri Purwanto, yang menjabat sebagai Kabid Strategi sekaligus
Widyaiswara Senior Sespim Lemdiklat Polri. Di dalam forum tersebut,
project leader diberikan arahan terkait dengan tujuan Pendidikan,
profil lulusan, standar kompetensi lulusan, ruang lingkup materi
pelajaran, persyaratan peserta serta system penilaian.
Dokumentasi hasil kegiatan kolaborasi dengan Widyaiswara Sespim
Lemdiklat Polri, disajikan pada gambar berikut.
Gambar 3.2. Pertemuan dengan Widyaiswara
Sespim Lemdiklat Polri
b. Biro Kurikulum Lemdiklat Polri
Komunikasi dengan Biro Kurikulum dilaksanakan melalui telpon
karena project leader karena tidak bisa bertemu muka akibat
kebijakan PSBB. Project leader juga terkena lockdown di kota Pangkal
Pinang, sehingga komunikasi hanya bisa dilakukan via telpon pada
tanggal . Pejabat yang dihubungi adalah Kepala Bagian Kurikulum dan
Bahan Ajar Pendidikan Pengembangan Umum (Bagkurhanjar
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 24
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
dikbangum) Rokurlum Lemdiklat Polri, KBP. Drs. Imran Yunus, MH
yang lokasi kantornya berada di Lemdiklat Polri Jakarta. Pembicaraan
telpon dilakukan pada tanggal 1 Mei 2020. Dalam pembicaraan itu,
project leader menjelaskan maksud kedatangan dan isi dari rancangan
proper yang akan dilaksanakan. Selanjutnya KBP. Drs. Imran Yunus,
MH. Menjelaskan bahwa kewenangan Bagkurhanjar dikbangum
adalah mengembagkan kurikulum Pendidikan di lingkungan Polri,
yang terdiri dari: Sespimti, Sespimmen, Sespimma, STIK PTIK, dan
Sekolah Inspektur Polisi yang merupakan Pendidikan lanjutan bagi
para bintara Polri. Selanjutnya disampaikan bahwa dalam penyusunan
kurikulum mengacu pada peraturan Kalemdiklat terkait dengan
kurikulum induk Pendidikan Polri dan Sistem Pendidikan Polri.
Meskipun tidak bisa berkomunikasi langsung, Kabag Bagkurhanjar
Dikbangum Rokurlum Lemdiklat Polri menyatakan dukungan
terhadap pelaksanaan proper, dalam bentuk surat dukungan,
sebagaimana disajikan pada gambar di halaman berikut.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 25
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Gambar 3.3. Surat Dukungan Proper dari Kabagkurhanjar Dikbangum
Rokurlum Lemdiklat Polri
c. Biro Bindiklat Polri
Komunikasi dengan Biro Bindiklat Lemdiklat Polri juga tidak dapat
dilakukan secara tatap muka karena adanya pembatasan operasional
kantor dan disarankan untuk bekerja di rumah. Di samping itu juga
karena project leader terkena kebijakan lock down di Pangkal Pinang,
Pulang Bangka.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 26
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Pejabat yang dihubungi adalah Kabag Prodiklat Robindiklat Lemdiklat
Polri, KBP. Dra. Yosepha Sri Suari, M.Si yang lokasi kantornya berada
di Lemdiklat Polri Jakarta. Pembicaraan telpon dilakukan pada tanggal
1 Mei 2020. Dalam pembicaraan itu, project leader menjelaskan
maksud kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan
dilaksanakan. Selanjutnya KBP. Dra. Yosepha Sri Suari, M.Si.
menjelaskan bahwa kewenangan Bagprodiklat Robindiklat Lemdiklat
Polri terkait kurikulum adalah melakukan pembahasan tentang tema
Pendidikan, profil lulusan dan standar kompetensi lulusan. Hasil
pembahasan ini kemudian dimasukkan ke dalam keputusan Kapolri
tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Polri di setiap tahunnya.
Dengan demikian jika ada perubahan terkait rumusan standar
kompetensi lulusan, maka pihak Sespim Lemdiklat Polri wajib
melakukan koordinasi dengan Bagprodiklat Robindiklat Lemdiklat
Polri.
Meskipun tidak bisa berkomunikasi langsung, Kabag Prodiklat
Robindiklat Lemdiklat Polri menyatakan dukungan terhadap
pelaksanaan proper, dalam bentuk surat dukungan, sebagaimana
disajikan pada gambar di halaman berikut
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 27
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Gambar 3.4. Pertemuan dengan Surat Dukungan Proper
dari Kabag Prodiklat Robindiklat Lemdiklat Polri
3. Kolaborasi dengan Stakeholder Eksternal
Komunikasi dengan stakeholder eksternal baru dapat dilakukan pada
minggu ketiga Juni 2020, karena project leader baru bisa masuk ke Jakarta
setelah terkena kebijakan PSBB di Pulau Bangka. Dalam waktu yang sangat
terbatas, project leader berhasil berkomunikasi dengan 3 stakeholder
eksternal, yaitu: (a) Sops Kapolri, (b), Kompolnas dan (3) Akademisi.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 28
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
a. Staf Operasi (SOPS) Polri
Komunikasi dengan SOPS Polri dilaksanakan pada tanggal 22 Juni
2020 di kantor SOPS Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah KBP.
Drs. Pambudi Pamungkas yang menjabat sebagai Kabag Renmin
SOPS Polri. Dalam pertemuan tersebut project leader menjelaskan
tentang proyek perubahan yang akan dilakukan Sementara itu dari
pihak SOPS Polri memberikan penjelasan tentang fungsi operasional
Polri adalah:
1) (a)membina serta memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban
masyarakat yang mantab dan dinamis, sehingga mampu
memberikan suasana yang kondusif bagi terselenggaranya
segenap kegiatan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara yang berlangsung secara tertib, aman, tentram dan
damai dalam rangka mendukung keberlanjutan pembangunan
nasional;
2) menangkal, mencegah dan menanggulangi berbagai bentuk
ancaman Kamdagri baik berupa tindakan kriminalitas maupun
pelanggaran hukum serta memulihkan, menegakkan
kewibawaan, eksistensi, integritas Negara dan Pemerintah dari
berbagai rongrongan baik di bidang hukum, keamanan,
ketentraman maupun ketertiban hukum; dan
3) menyiapkan dan memelihara segenap kekuatan dan potensi
Kamtibmas dalam rangka penyelengaraan penggunaan kekuatan
Polri guna mendukung terwujudnya supremasi hukum dan
stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat;
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam melakukan kegiatan
operasional kepolisian, anggota Polri banyak bermitra atau
berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mendukung terwujudnya
supremasi hukum dan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 29
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Oleh karena itu menjadi penting kepemimpinan kolaborasi diajarkan
kepada pasis sespimmen yang setelah mengikuti Pendidikan akan
diproyeksikan menjadi Kapolres yang banyak berinteraksi dengan
pejabat lain dalam forum komunikasi pimpinan daerah atau kelompok
masyarakat lainnya.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan SOPS Polri, disajikan pada gambar berikut.
Gambar 3.5. Testimoni Dukungan Proper dari Kabag Renmin
SOPS Polri
b. Kompolnas
Komunikasi dengan Kompolnas dilaksanakan pada tanggal 23 Juni
2020 di kantor sekraretariat Kompolnas Jakarta. Pejabat yang ditemui
adalah Brigjen Pol. Purwolelono, S.I.K., MM yang menjabat sebagai
Kepala Sekrariat Kompolnas.
Dalam pertemuan tersebut project leader menjelaskan tentang proyek
perubahan yang akan dilakukan. Sementara itu dari pihak Kompolnas
dalam rangka melaksanakan fungsi Kompolnas sebagai pengawas
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 30
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
fungsional Kepolisian sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Perpres No.
17 tahun 2011 tentang Komisi Kepolisian Nasional.
“Mekanisme pengawasan yang dimaksud dilakukan melalui
pemantauan dan penilaian kinerja dan integritas anggota dan pejabat
Polri. Jadi pengawasan yang dilakukan oleh Kompolnas tidak sekedar
menindaklanjuti pengaduan masyarakat saja, melainkan juga ada
pengawasan yang bersifat preventif seperti pengawasan administrasi
kepolisian hasil dari pengawasan ini, Kompolnas mengapresiasi yang
sudah baik dan harus dipertahankan, serta memberi saran – saran
perbaikan untuk hal–hal yang masih harus ditingkatkan
Administrasi kepolisian dianggap penting karena sistem administrasi
kepolisian merupakan bagian dari sistem administrasi negara
sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 UU No. 2 Tahun 2002 yang
berbunyi fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi negara dibidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat.
Dalam konteks itulah Kompolnas menekankan perlunya pemimpin
tingkat menengah Polri menguasai hal-hal terkait dengan
kepemimpinan kolaboratif karena dalam pekerjaannya akan banyak
berhubungan dengan pihak-pihak di luar Polri.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Kepala Sekretariat Kompolnas, disajikan pada
gambar berikut.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 31
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Gambar 3.6. Testimoni Dukungan Kepala Sekretariat Kompolnas
c. Akademisi
Komunikasi dengan Akademisi dilaksanakan pada tanggal 23 Juni
2020 di Jakarta. Akademisi yang ditemui adalah Dr. Amril Muhammad,
SE. M.Pd yang merupakan dosen Prodi Manajemen Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta. Pemilihan ini didasar akademisi yang
bersangkutan sering diminta menjadi narasumber di Lemdiklat Polri
dan beberapa kali mengajar di Sespim Polri.
Dalam pertemuan tersebut project leader menjelaskan tentang proyek
perubahan yang akan dilakukan. Sementara itu Dr. Amril Muhammad,
SE. M.Pd menyampaikan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelasaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
menjadi alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu Pendidikan
Dengan adanya kurikulum diharapkan pendidikan dapat berjalan
secara sistematis dan terarah sehingga menjadi lebih efektif dan
efisien. Tanpa adanya kurikulum akan sangat sulit untuk mencapai
tujuan dan sasaran dari pendidikan itu sendiri.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 32
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Dr. Amril Muhammad, SE. M.Pd, disajikan pada
gambar berikut.
Gambar 3.7. Testimoni Dukungan Dosen UNJ
4. Pokja Pembuatan Produk
a. Pokja 1
Pokja 1 dilaksanakan pada tanggal 30 April 2020 dilakukan secara
virtual dengan project leader sebagai host. Kegiatan dilakukan di
ruang IT Sespim Polri Lembang. Kegiatan yang dilakukan adalah
mendapatkan masukan dalam upaya evaluasi kurikulum Sespimmen.
Zoom meeting dilakukan dengan alumnis Sespimmen yang masih
menjabat Kapolres. Dokumentasi kegiatan zoom meeting pokja dapat
dilihat pada gambar berikut.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 33
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Gambar 3.8. Diskusi Evaluasi Kurikulum
b. Pokja 2
Pokja 2 dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2020 bertempat di kantor
ruang kelas Sespimmen Sespim Lemdiklat Polri. Pokja 2 menyusun
petunjuk umum kurikulum Sespimmen. Dokumentasi kegiatan pokja
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.9. Diskusi Pokja 2
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 34
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
c. Pokja 3
Pokja 3 dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2020 bertempat di kantor
ruang rapat Sespim Lemdiklat Polri. Pokja 3 menyusun silabus untuk
mata pelajaran kelompok kepemimpinan. Dokumentasi kegiatan
pokja dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.10. Diskusi Pokja 3
5. Pokja Penyusunan Silabus Kurikulum untuk kelompok mata pelajaran
non Kepemimpinan
Pokja ini merupakan pokja yang mengerjakan produk yang dalam rencana
awal masuk dalam milestone jangka menengah. Namun atas arahan
Kasespimmen Sespim Lemdiklat Polri, project leader didorong untuk
membentuk tim yang bisa mengerjakan atau menyempurnakan mata
pelajaran kelompok bidang lain, sehingga tahun 2021 kurikulum ini bisa
digunakan.
Proses pengerjaan, tim dikumpulkan terlebih dahulu di Sespim, kemudian
tim bekerja di rumah masing-masing sesuai dengan jatah kerjanya karena
kampus Sespim ditutup sampai 6 Juli 2020 terkait dengan PSBB.
Dokumentasi kegiatan awal pokja pada dapat dilihat pada gambar berikut.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 35
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Gambar 3.11. Pokja Penyusunan Silabus Mata Pelajaran
Sespimmen selain bidang Kepemimpinan
B. Capaian Proyek Perubahan
Project leader sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan
proyek perubahan meski situasi kerja tidak normal diakibatkan dampak dari
pandemi Covid 19. Berikut ini capaian proyek perubahan yang telah berhasil
dilaksanakan dalam jangka pendek.
1. Telah terlaksana kolaborasi dengan stakeholder internal dan eksternal
2. Telah tersusun dokumen hasil evaluasi kurikulum Sespimmen
3. Telah tersusun dokumen yang memuat petunjuk umum kurikulum
Sespimmen
4. Telah tersusun silabus mata pelajaran kelompok kepemimpinan yang
memuat materi kepemimpinan kolaboratif.
Sedangkan kegiatan di milestone jangka menengah yang bisa dikerjakan
di jangka pendek adalah penyusunan silabus mata pelajaran non
kepemimpinan untuk Sespimmen yang selanjutnya akan diharmonisasi oleh
Biro Kurikulum Lemdiklat Polri.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 36
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi stakeholder internal dan
stakeholder eksternal. Pengertian stakeholder adalah semua pihak di dalam
masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan
dan isu/permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam
kegiatan proyek perubahan ini akan diperlukan untuk membantu
mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut.
Berdasarkan kelompoknya, stakeholder dalam proyek perubahan ini
terdiri dari stakeholder internal dan eksternal. Stakeholder internal berasal dari
satuan kerja yang ada di Polri yang terdiri dari:
1. Widyaiswara Sespim Lemdiklat Polri
2. Biro Kurikulum Lemdiklat Polri
3. Biro Bindiklat Lemdiklat Polri
4. Biro Jianbang Lemdiklat Polri
Sedangkan stakeholder eksternal adalah stakeholder yang berasal dari
luar Polri, terdiri dari:
1. Kemenpan RB
2. Ombudsman RI
3. BIN
4. BNN
5. BNPB
6. Kejaksaan
7. LSM (IPW)
8. Akademisi
9. Kompolnas
10. Media massa
11. masyarakat
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 37
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan i stakeholders yang terkait
dengan proyek perubahan dalam kategori sebagai berikut:
Gambar 3.12. Peta Stakeholder sebelum Proyek Perubahan
Berdasarkan hasil identifikasi stakeholder, project leader menggunakan
berbagai strategi komunikasi untuk mendapatkan dukungan stakeholder agar
mereka bisa bergeser menjadi stakeholder promotor. Namun karena
keterbatasan waktu yang ada dan terhambatnya komunikasi dan aktivitas kerja
karena kebijakan PSBB, tidak semua stakeholder yang telah diidentifikasi bisa
dilibatkan dalam kolaborasi. Strategi komunikasi yang dilakukan project leader
antara lain:
1. Consultative yaitu meminta saran dan masukan dari mentor untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Canalizing yaitu melakukan komunikasi secara mendalam dengan tujuan
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 38
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
dapat mempengaruhi stakeholder/komunikan untuk dapat mengikuti
kemauan komunikator.
3. Koordinative yaitu melakukan komunikasi secara berkesinam-bungan
untuk memperlancar jalannya penyusunan proper.
4. Informative yaitu menginformasikan segala perkembangan yang terjadi
dalam suatu penyusunan proper.
5. Educative yaitu memberikan pengetahuan tentang tugas yang akan
dilaksanakan untuk menunjang kelancaran penyusunan proper
Lima strategi di atas digunakan dalam rangka mengupayakan agar
Stakeholder Latents, Apathethics, dan Defendants dapat bergerak dan
bergeser menjadi Stakeholder yang Promoters. Berdasarkan hasil komunikasi
dan kolaborasi yang dilakukan, terjadi perubahan posisi stakeholder dalam
kuadran, dengan rincian sebagai berikut:
1. Robindiklat pindah dari kelompok defenders menjadi promoters. Hal ini
karena Robindiklat yang memiliki kewenangan untuk memfasilitasi
pembahasan jenis Pendidikan yang dilaksanakan di Polri
2. SOPS Polri pindah dari kelompok latent menjadi promoters. hal ini terjadi
karena SOPS Polri dalam pelaksanaan pekerjaan membutuhkan para
perwira menengah yang memiliki kemampuan kolaboratif, sehingga
mereka sangat mengapresiasi jika materi tentang kepemimpinan
kolaborasi dimasukkan ke dalam kurikulum.
3. Kompolnas pindah dari kelompok latent menjadi promoters. hal ini terjadi
karena situasi keamanan nasional pada umumnya dan kemampuan
kerjasama dan kolaborasi pimpinan Polri adalah merupakan salah satu
tolok ukur Kompolnas dalam menilai kinerja Polri.
4. Akademisi pindah dari kelompok apathetics menjadi promoters. hal ini
terjadi karena akademisi sangat berperan dalam penysusunan kurikulum
sebagai narasumber mengingat anggota Polri yang ditempatkan di
Sespim tidak memiliki latar belakang ilmu Pendidikan yang memadai.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 39
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Berdasarkan hasil komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, maka posisi
stakeholder setelah dilakukan kegiatan proyek perubahan, dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 3.13. Peta Stakeholder Setelah Proyek Perubahan
D. Kendala Internal dan Eksternal yang Dihadapi
Kendala Internal Kendala Eksternal
1. Waktu pelaksanaan proyek perubahan
yang sangat terbatas, yaitu kurang
lebih 3 (tiga) bulan, sehingga dapat
mempengaruhi hasil capaian proyek
perubahan.
1. Terhambatnya komunikasi
karena adanya PSSB akibat
pandemi Covid 19
2. Posisi domilisi project leader yang
terpaksa harus berada di tempat
domisili di Pangkal Pinang, tidak bisa
2. Penutupan secara bertahap
kampus Sespim dari kegiatan
pembelajaran dan perkantoran
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 40
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
Kendala Internal Kendala Eksternal
masuk ke Jakarta sehingga kesulitan
untuk bisa melakukan komunikasi
dengan stakeholder internal maupun
eksternal
sejak awal April sampai dengan
awal Juli 2020, membuat
komunikasi menjadi terhambat
3. Personel yang terlibat dalam
Tim Pokja juga harus bekerja di
rumah, karena kebijakan WFH
yang diterapkan di Sespim Polri.
Di samping itu, mereka tidak
bisa optimal karena tidak
memiliki peralatan kerja
E. Upaya Mengatasi Kendala
No Kendala Strategi Mengatasi
1 Waktu pelaksanaan proyek
perubahan yang sangat terbatas,
yaitu kurang lebih 3 (tiga) bulan,
sehingga dapat mempengaruhi hasil
capaian proyek perubahan..
Melibatkan tim efektif secara
optimal mengatur jadwal dengan
acuan waktu yang tersedia
2 Posisi domilisi project leader yang
terpaksa harus berada di tempat
domisili di Pangkal Pinang, tidak bisa
masuk ke Jakarta sehingga kesulitan
untuk bisa melakukan komunikasi
dengan stakeholder internal maupun
eksternal
Memanfaatkan waktu semaksimal
mungkin ketika tanggal 19 Juni
2020, project leader sudah bisa
masuk Jakarta dan ke Lembang
3 Penutupan secara bertahap kampus
Sespim dari kegiatan pembelajaran
dan perkantoran sejak awal April
sampai dengan awal Juli 2020,
membuat komunikasi menjadi
terhambat
Project leader tgl 22 Juni 2020
sudah bisa masuk ke kampus
Sespim Polri Lembang, lalu
melakukan komunikasi dengan
pihak yang mungkin dilakukan
komunikasi terutama Kasespimmen
Polri.
4 Personel yang terlibat dalam Tim
Pokja juga harus bekerja di rumah,
Project leader menghubungi relasi
yang bisa membantu proses
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 41
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
No Kendala Strategi Mengatasi
karena kebijakan WFH yang
diterapkan di Sespim Polri. Di
samping itu, mereka tidak bisa
optimal karena tidak memiliki
peralatan kerja
pengerjaan laporan proper dan dan
produk-produknya, sehingga
proses tetap bisa terlaksana meski
agar terlambat.
F. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan
Monitoring adalah aktivitas yang terfokus pada kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk
mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan
maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan
perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring
mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan
program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam
memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan
perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola
program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan
dalam melakukan evaluasi.
Untuk memastikan bahwa proyek perubahan berjalan efektif sesuai
dengan rencana, project leader membuat instrument monitoring dalam bentuk
format checklist, dimana dalam format tersebut dijelaskan no, nama kegiatan,
jadwal pelaksanaan, target hasil dan personil yang ditunjuk sebagai pelaksana.
Dengan adanya proses monitoring ini, project leader dapat mengetahui
progress atau perkembangan pencapaian proyek kegiatan.
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 42
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam upaya pembangunan SDM, Presiden Joko Widodo meminta Polri untuk
melakukan pengelolaan SDM berbasis kompetensi yang kemudian oleh Kapolri
arahan tersebut dijadikan program prioritas Kapolri yaitu mewujudkan SDM
yang unggul.
2. Tuntutan tugas seorang Kapolres menuntut kemampuan untuk berkolaborasi
dengan berbagai pihak, sehingga menjadi sangat penting muatan kurikulum
khususnya bidang kepemimpinan yang ada saat ini perlu dilakukan penyesuaian
mengarah ke kepemimpinan kolaboratif dalam upaya menghasilkan Polri yang
Promoter. Setelah dilakukan penelaahan terhadap uraian dalam silabus, teryata
tidak ditemukan adanya materi terkait dengan kepemimpinan kolaboratif,
khususnya bagaimana membangun kolaborasi dengan pihak eksternal di luar
Polri.
3. Produk yang dihasilkan dalam jangka pendek terdiri dari: dokumen hasil evaluasi
kurikulum Sespimmen, draf petunjuk umum kurikulum Sespimmen, silabus
kurikulum Sespimmen untuk bidang Kepemimpinan berorientasi kolaborasi,
serta 1 produk di jangka menengah yaitu silabus Kurikulum Sespimmen untuk
keseluruhan mata pelajaran
B. Rekomendasi
Agar tujuan dari proyek perubahan sesuai dengan harapan, maka ada beberapa
saran yang dapat diajukan, sebagai berikut:
1. Menyusun draft keputusan Kalemdiklat Polri tentang Kurikulum Sespimmen
Polriagar
2. Menyusun Bahan Ajar terkait kepimpinan Kolaboratif
R. Wawan Wirawan – PKN I LAN Angk. LXIV | 43
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. I
3. Melaksanakan Kurikulum Sespimmen yang diarahkan pada kepemimpinan
kolaboratif pada Pendidikan tahun 2021
4. Melakukan Anev kompetensi alumni Sespimmen terkait kepemimpinan
kolaboratif
C. Lesson Learned
1. Kurikulum berperan sangat penting dalam penyelenggaraan Pendidikan
termasuk di Sespimmen Sespim Polri. Perubahan kompetensi yang diharapkan
dari lulusan Sespimmen berimplikasi perubahan pada kurikulum.
2. Perubahan kurikulum adalah sebuah kerja besar, karena itu membutuhkan
adanya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait baik dari ahli di bidang Pendidikan
maupun ahli di bidang substansi materi pelajaran. Hal ini berarti project leader
harus cermat menentukan siapa yang akan diajak berkolaborasi dalam
melaksanakan suatu aktivitas
3. Sebuah dukungan dan rasa saling memiliki dalam sebuah lingkungan kerja dapat
berkontribusi untuk meningkatkan kepuasan dalam bekerja. Setiap anggota tim
akan saling membantu, mengandalkan satu sama lain, dan membangun
kepercayaan di dalam kelompok tersebut