percepatan - pustakamaya.lan.go.id

76
1 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS) Disusun Oleh : Nama : Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si NDH : 07 Instansi : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIV TAHUN 2020 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

1

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERCEPATAN

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Disusun Oleh :

Nama : Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si

NDH : 07

Instansi : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi

PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIV

TAHUN 2020

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Page 2: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

i

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

BERITA ACARA SEMINAR

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

Pada hari, tanggal :

Pukul :

Tempat : Lembaga Administrasi Negara

Judul : Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan melalui Instrumen

Strategi Nasional (STRANAS)

Atas nama : Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si

Jabatan : Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Instansi : Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Coach, Peserta,

DR. Winantuningtyas Titi S., M. Si Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si NIP. 19561125 198203 2 002 NIP. 19680823 199303 2 001

Penguji, Mentor,

Anwar Sanusi, Ph.D. NIP. 19681117 199403 1 001

Page 3: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

ii

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERCEPATAN

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Disusun oleh:

Ir. Harlina Sulistyorini, MSi

NIP. 19680823 199303 2001

Telah disetujui oleh:

Coach, Mentor,

DR. Winantuningtyas Titi S., M.Si Anwar Sanusi, Ph.D. NIP. 19561125 198203 2 002 NIP. 19681117 199403 1 001

Page 4: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

iii

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya sebagai Project Leader

merasa berterima kasih karena bisa mendapatkan kesempatan untuk membuat laporan proyek

perubahan tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan melalui Instrumen Strategi

Nasional (STRANAS) dan menyelesaikannya tepat waktu dan tanpa suatu halangan berarti. Saya

juga ingin menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian proyek perubahan ini.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) memberikan amanat pentingnya

pembangunan kawasan perdesaan, disamping pembangunan desa. Kedua pendekatan

pembangunan ini dilakukan secara bersamaan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

muncul di dalam masyarakat desa. Pembangunan Kawasan Perdesaan menjadi penting sehingga

secara eksplisit dicantumkan satu bagian tersendiri pada UU Desa, yakni pada Bab IX Bagian

Kedua.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai salah satu unit kerja di

Kementerian Desa PDTT memiliki tugas fungsi mengawal perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan dengan keterbatasan sumberdaya tidak akan mampu

memfasilitasi 268 kawasan perdesaan (data Ditjen PKP, 2019) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk itu pelaksanaan kegiatan serta koordinasi dengan stakeholder yang terkait dengan kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan termasuk diantaranya perguruan tinggi maupun pihak swasta

untuk menjalin kemitraan dengan pengelola kawasan perdesaan di daerah-daerah menjadi

keharusan yang harus dilakukan dalam rangka mempercepat pelaksanaan kegiatan pembangunan

kawasaan perdesaan. Hal ini diukung oleh Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2016 yang mengamanatkan sejatinya pembangunan

kawasan perdesaan berbasiskan ekonomi dengan memperhatikan kebijakan antar kelembagaan,

rencana antar sektor, program kegiatan antar direktorat dan melibatkan peran aktif multipihak

(multistakeholders).

Selain dukungan kerjasama dan kemitraan diperlukan juga dokumen yang mampu mengikat semua

pihak untuk “dipaksa” mendukung kegiatan pembangunan kawasan perdesaan dalam bentuk

dokumen Strategis Nasional (Stranas). Atas dasar pertimbangan tersebut maka kegiatan Proyek

Perubahan berjudul Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan melalui Instrumen Strategi

Nasional (STRANAS) ini dilaksanakan dan dapat menjadi panduan kegiatan di kawasan perdesaan

kedepannya.

Saya berharap apa yang disampaikan disini dapat menjadi sebuah acuan pembelajaran, terutama

oleh para pemimpin organisasi di berbagai sektor terkait bagaimana membangun organisasi dan

kegiatan dengan efektif dan efisien.

Jakarta, Juni 2020

Project Leader

Page 5: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

iv

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Proyek Perubahan yang berjudul Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan melalui Instrumen

Strategi Nasional (STRANAS) dapat menjadi alat pacu semangat khususnya bagi pegawai yang ada

di Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Proyek Perubahan ini memberikan

wawasan dan wacana baru bagaimana mengelola dan membangun kawasan perdesaan tanpa

melulu bergantung kepada anggaran rutin. Ternyata dengan fungsi dan kewenangan koordinasi

yang dimiliki oleh Ditjen PKP mampu mengajak dan menarik minat mitra-mitra diluar untuk berperan

aktif ikut membangun kawasan perdesaan

Tercapaianya kegiatan pembangunan kawasan perdesaan dalam dalam RPJMN 2020-2024

tentunya tidak akan mampu dilaksanakan oleh Ditjen PKP sendiri, kerjasama, kolaborasi dan

kemitraan secara kolektif menjadi kunci tercapaianya target kinerja yang telah ditetapkan tersebut.

Rancangan dan perecanaan kerjasama di internal Kementerian Desa PDTT senantiasa dibangun

oleh Ditjen PKP bersama unit Eselon I kerja lainnya misalnya dengan berkolaborasi menetapkan

lokasi pilot project yang difasilitasi secara bersama-sama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing unit kerja. Percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional sebagai

mandat RPJMN 2020-2024 ini dapat ditingkatkan melalui kerjasama lintas sektor, sehingga

peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat perdesaan akan lebih cepat tercapai dan

sasaran pembangunan kawasan perdesaan sesuai mandat RPJMN 2020-2024 tercapai. Selain itu,

proyek perubahan ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai cotoh pelaksanaan kegiatan dengan

sistem kolaborasi oleh pihak eksternal terkait. Sehingga cara kerja pemerintah akan menjadi lebih

baik, lebih efisien dan lebih efektif

Minset konsep pengelolaan kegiatan dengan pola yang sama tiap tahun harus dirubah, saat ini

inovasi dan kreatifitas dalam upaya percepatan dan pembangunan kawasan perdesaan menjadi

modal yang penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang diamanatkan oleh RPJMN 2020-

2024 seperti peningkatan pengelolaan/manajerial BumDesa Bersama dan peningkatan indeks

kawasan perdesaan yang menjadi tanggungjawab Ditjen PKP. Ide-ide kegiatan yang out the box

seperti memanfaatkan kerjasama melalui pola kemitraan dengan pengusaha-pengusaha ataupun

perusahaan-perusahaan besar dapat membantu pencapaian target dan sasaran di tengah

keterbatasan sumberdaya yang dimiliki

Proses kerjasama dengan pihak luar bukanlah hal yang tabu bahkan Permendesa Nomor 5 Tahun

2016 tentang Kawasan Perdesaan (Permedesa) -telah- mengamanatkan sejatinya pembangunan

kawasan perdesaan berbasiskan ekonomi dengan memperhatikan kebijakan antar kelembagaan,

rencana antar sektor, program kegiatan antar direktorat dan melibatkan peran aktif multipihak

(multistakeholders). Bentuk kerjasama tersebut yaitu bisa dalam hal kolaborasi dan kemitraan

dengan berbagai stakeholder terkait untuk pelaksanaan dan kegiatan dan percepatan

pembangunan kawasan perdesaan

Selain menjalankan fungsi fasilitasi, Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan juga harus

memaksimalkan fungsi koordinasi, hal ini tentunya menjadi menjadi kunci utama disaat

keterbatasan sumberdaya khususnya anggaran pembangunan kawasan perdesaan. Koordinasi

dilaksanakan kepada semua stakeholder yang terkait baik pemerintah maupun pihak swasta.

Kegiatan koordinasi government to government dilaksanakan dari level pusat sampai dengan level

Page 6: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

v

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

daerah. Di pusat koordinasi dilakukan dengan Kementerian/Lembaga terkait yang seperti

Kementerian Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan

Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan LHK, Kementerian Kelautan

Perikanan dan lembaga/instansi lain. Sementara koordinasi juga secara intensif dilakukan dengan

pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten bahkan sampai dengan

pemerintah kecematan dan desa. Namun yang tidak kalah penting yaitu bagaimana koordinasi yang

sudah dilakukan oleh Ditjen PKP dengan pihak non-pemerintah seperti swasta yang sama-sama

memiliki willayah kerja sampai dengan desa

Pelaksanaan kegiatan pilot project yang dilaksanakan pada kegiatan Proyek Prubahan ini

diharapkan pula menjadi contoh bagaimana seharusnya pelaksanaan kegiatan pembangunan

kawasan dilaksanakan, mulai dari kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh pihak terkait

sehingga akan mempertimbangkan banyak aspek untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan, selain

itu pada kegiatan implementasi /pelaksanaan kegiatan melalui pilot project diharapkan akan banyak

pihak-pihak yang terlibat aktif untuk kegiatan fasilitasi bantuan kepada lokasi-lokasi kawasan yang

menjadi pilot project. Dan yang lebih utama dengan melibatkan banyak pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan maka rasa tanggungjawab dan memiliki

akan timbul. Keberhasilan proses dan pelaksanaan kegiatan pilot project yang akan dilaksanakan

akan diadopsi untuk kegiatan pembangunan kawasan perdesaan lainnya.

Pengembangan dan inisiasi kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melalui kegiatan

kerjasama diharapkan menjadi arah baru dalam rangka percepatan pembangunan desa dan

perdesaan. Untuk itu dipandang perlu untuk disusun satu regulasi dalam bentuk dokumen Strategi

Nasional tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam rangka mendukung percepatan

pembangunan kawasan perdesaan yang di dalamnya mengatur mengenai tugas dan tanggung

jawab bagi seluruh K/L terkait dan mitra pembangunan, sehingga pembangunan kawasan

perdesaan merupakan tanggung jawab kolektif.

Diharapkan dengan hadirnya dokumen Strategi Nasional proses pelaksanaan pembangunan

kawasan perdesaan akan memiliki dukungan dan menjadi modal yang kuat bagi Ditjen PKP untuk

melakukan implementasi maupun koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Dengan dokumen Strategi

Nasional Ditjen PKP akan lebih percaya diri menjalankan tugas pokok dan fungsi baik yang

dilakukan secara internal maupun eksternal

Page 7: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

vi

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

DAFTAR ISI

BERITA ACARA SEMINAR ..................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. ix

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Kondisi Saat Ini ................................................................................................. 4

1.3 Kondisi Yang Diharapkan ................................................................................. 8

1.4 Gagasan Perubahan ....................................................................................... 9

1.5 Tujuan Proyek Perubahan ............................................................................... 14

1.6 Manfaat Perubahan .......................................................................................... 16

1.7 Ruang Lingkup Perubahan .............................................................................. 17

1.7.1 Ruang Lingkup Penulisan ................................................................ 17

1.7.2 Ruang Lingkup Target Capaian Proyek Perubahan.......................... 18

1.8 Output Kunci ...................................................................................................... 20

BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK PERUBAHAN ......................................................... 21

2.1 Gambaran Umum........................................................................................... 21

2.2 Pentahapan (Milestones) Proyek Perubahan................................................ 21

2.3 Identifikasi Stakeholder .................................................................................. 24

2.4 Strategi Komunikasi ....................................................................................... 28

2.5 Ouput Kunci Perubahan................................................................................. 29

2.6 Kriteria Keberhasilan ...................................................................................... 29

2.7 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan ....................................................... 31

2.8 Tata Kelola Proyek Perubahan ...................................................................... 34

2.9 Identifikasi Potensi Masalah dan Strategi Mengatasi Masalah ..................... 36

Page 8: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

vii

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

BAB III. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN ............................................................... 38

3.1 Hasil Capaian Proyek Perubahan ................................................................. 38

3.1.1 Pengembangan Database Kegiatan Pembangunan Kawasan

Perdesaan melalui Pengelolaan Data Elektronik .............................. 38

3.1.2 Penyusunan Regulasi Kemitraan dalam bentuk Permendesa .......... 41

3.1.3 Tersusunnya Rencana Aksi dengan Mitra ......................................... 43

3.1.4 Penetapan Lokasi Pilot Project .......................................................... 48

3.1.5 Implementasi kegiatan di lokasi Pilot Project .................................... 50

3.1.6 Penyusunan Rancangan Perjanjian Kerjasama (PKS) ..................... 52

3.2 Kendala Pelaksanaan dan Strategi Menghadapi Kendala Proyek

Perubahan ...................................................................................................... 53

3.3 Strategi Manajemen Stakeholder .................................................................. 69

BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................ 72

4.1 Kesimpulan..................................................................................................... 72

4.2 Rekomendasi ................................................................................................. 73

4.3 Lesson Learned Proyek Perubahan .............................................................. 75

Page 9: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

viii

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Capaian Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Bidang Desa dan

Kawasan Perdesaan Pada RPJMN 2015-2019 ................................................... 4

Tabel 1.2 Indeks Status Perkembangan Kawasan Perdesaan Pada RPJMN 2015-2019 .. 4

Tabel 1.3 Indeks Status Perkembangan Bumdesa Bersama Pada RPJMN 2015-2019 ..... 4

Tabel 1.4 Data Kegiatan Kerjasama Bumdesa Bersama dengan Mitra Usaha ................... 7

Tabel 1.5 Kegiatan Penguatan Bumdesa Bersama ............................................................. 18

Tabel 1.6 Kegiatan Peningkatan nilai I-PKP ......................................................................... 19

Tabel 1.7 Output Kunci Proyek Perubahan .......................................................................... 20

Tabel 2.1 Pentahapan (Milestones) Kegiatan Proyek Perubahan ....................................... 22

Tabel 2.2 Identifikasi dan Klasifikasi Stakeholder Terkaitn sebelum Proyek Perubanan .... 26

Tabel 2.3 Spektrum Komunikasi ........................................................................................... 28

Tabel 2.4 Karakteristik Pola Komunikasi Assertive dan Responsive ................................... 29

Tabel 2.5 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Pendek .................................... 31

Tabel 2.6 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Menengah ............................... 34

Tabel 2.7 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Panjang ................................... 34

Tabel 2.8 Permasalahan dan Strategi Pemecahannya ........................................................ 36

Tabel 3.1 Pemetaan Mitra Usaha yang akan bekerjasama dengan Bumdesa Bersama

Berdasarkan Corebussines ................................................................................... 47

Tabel 3.2 Bumdesa Bersama yang akan bekerjasama dengan Perum Bulog .................... 49

Tabel 3.3 Bumdesa Bersama yang akan bekerjasama dengan Pupuk Kaltim .................... 49

Tabel 3.4 Bumdesa Bersama yang akan bekerjasama dengan Perindo ............................. 50

Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan, Permasalahan dan Strategi Pemecahan Masalah

Proyek Perubahan ................................................................................................ 54

Tabel 3.6 Identifikasi dan Klasifikasi Stakeholder Terkait sesudah Proyek Perubahan ...... 69

Page 10: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

ix

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Identifikasi Stakeholder ......................................................................................... 25

Tabel 2.2 Kuadran Stakeholder sebelum Proyek Perubahan ....................................... 27

Tabel 3.3 Kuadran Stakeholder sesudah Proyek Perubahan .............................................. 71

Page 11: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

1

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) memberikan amanat

pentingnya pembangunan kawasan perdesaan, disamping pembangunan desa. Kedua

pendekatan pembangunan ini dilakukan secara bersamaan untuk menyelesaikan masalah-

masalah yang muncul di dalam masyarakat desa. Pembangunan Kawasan Perdesaan

menjadi penting sehingga secara eksplisit dicantumkan satu bagian tersendiri pada UU Desa,

yakni pada Bab IX Bagian Kedua.

Pembangunan desa dan kawasan perdesaan harus dilaksanakan secara komprehensif dan

holistik sebagai bagian penting dari pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan, dan

pengurangan kesenjangan antar wilayah. Kawasan Perdesaan dimaknai sebagai kawasan

yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam (SDA)

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perdesaan saat ini

mendapat perhatian lebih, bukan saja karena di kawasan ini tersimpan potensi sumber daya

alam yang menjadi sumber pembangunan nasional, tapi juga masih menyimpan banyak

permasalahan yang membutuhkan solusi segera.

Tujuan pembangunan kawasan perdesaan menurut UU Desa adalah untuk mempercepat dan

meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa

melalui pendekatan pembangunan partisipatif. UU Desa disamping mengatur substansi, juga

memberikan koridor tentang tata kelola pembangunan kawasan perdesaan yaitu tentang

pentingnya pendekatan partisipatif dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

kawasan perdesaan. Permendesa lebih lanjut mengatur mengenai pengintegrasian

kebijakan, rencana, program kerja, dan kegiatan para stakeholders pada kawasan perdesaan

yang telah ditetapkan.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai salah satu unit kerja

di Kementerian Desa PDTT memiliki tugas fungsi mengawal perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan pembangunan kawasan perdesaan dengan detail kegiatan sebagai berikut (1)

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan

pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan,

dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan mulai dari perumusan dan pelaksanaan kebijakan, (2) penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, (3) pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan (4) pelaksanaan

evaluasi dan pelaporan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan. Dengan demikian Ditjen

PKP diharapkan mampu mendorong adanya kerjasama antar desa di daerah-daerah melalui

pola kerjasama dalam koridor kawasan perdesaan. Sehingga desa-desa yang selama ini

bekerja secara “mandiri” membangun wilayahnya melalui dana desa kedepan mampu

Page 12: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

2

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

berkolaborasi dengan desa-desa yang ada disekitarnya untuk membangun dan bekerja sama

untuk mengembangkan wilayahnya dengan bergandengan tangan.

Pembangunan kawasan menjadi langkah strategis untuk mencapai visi dan misi

pembangunan nasional apabila dilihat dari sisi relevansinya, terdapat 3 relevansi kawasan

yaitu : 1) Mendorong ekonomi yang memiliki nilai tambah. Sumber keterbelakangan desa

yaitu karena desa hanya memproduksi bahan baku. Sementara, kesejahteraan itu berasal

dari sektor pengolahan (yang mempunyai nilai tambah). Syarat yang harus dipenuhi adalah

harus adanya skala ekonomi. Skala ekonomi hanya dapat diwujudkan pada level kawasan

perdesaaan, bukan pada level desa; 2) Memperkuat posisi tawar. Pelaku ekonomi desa

hanya dapat berperan sebagai “price taker” (penerima harga) oleh karena para pelaku

tersebut terpecah dalam individu/kelompok kecil. Apabila para pelaku tergabung dalam

kawasan (dan dikelola oleh Bumdes Bersama), maka akan meningkatkan dan menguatkan

posisi tawar para pelaku sehingga akan dapat memainkan peran sebagai “price maker”

(penentu harga); 3) Mencegah kanibalisme antar desa. Jika desa dibiarkan berkompetisi

satu dengan yang lain, maka mereka akan saling mematikan dan menguntungkan pelaku

ekonomi besar (di kota). Dengan kerjasama antar-desa, desa-desa diajak untuk berkolaborasi

(cooperation), bukan berkompetisi (competition) agar menghasilkan kesejahteraan bersama.

Salah satu arah kebijakan dan strategi pembangunan desa yang termuat dalam Nawacita

adalah peningkatan ketahanan ekonomi kawasan perdesaan dengan mendorong keterkaitan

desa-kota secara sehat. Selanjutnya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019 menterjemahkan amanat Nawacita tersebut salah satunya melalui

penetapan sasaran peningkatan keterkaitan pembangunan kota desa, dengan memperkuat

39 (tiga puluh sembilan) pusat-pusat pertumbuhan baru di 60 lokasi kawasan perdesaan

prioritas nasional (KPPN) daftar lokasi KPPN terlampir.

Pembangunan RPJMN 2020-2024 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang

mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang

perdesaan dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh

berdasarkan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Salah satu prioritas nasional dalam RPJMN

2020-2024 adalah mengembangkan wilayah untuk menjamin pemerataan, dimana lokasi-

lokasi kawasan perdesaan di dekatkan pada koridor pertumbuhan dan koridor pemerataan.

Pada periode RPJMN 2020-2024 terdapat 62 lokasi kawasan perdesaan priorotas nasional

(KPPN) yang akan dikembangkan (lokasi KPPN RPJMN 2020-2024 terlampir).

Berdasarkan hal tersebut, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta mencapai kinerja

maka Ditjen PKP memiliki tanggungjawab di lokasi-lokasi kawasan perdesaan tersebut mulai

dari penyusunan perencanaan pembangunan kawasan perdesaan, koordinasi dengan

pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten, implementasi kegiatan pembangunan

kawasan perdesaan, pelaksanaan kegiatan serta koordinasi dengan stakeholder yang terkait

dengan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan termasuk diantaranya perguruan tinggi

maupun pihak swasta untuk menjalin kemitraan dengan pengelola kawasan perdesaan di

daerah-daerah.

Page 13: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

3

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Proses kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai stakeholder terkait untuk pelaksanaan dan

kegiatan dan percepatan pembangunan kawasan perdesaan didukung dalam Peraturan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2016

tentang Kawasan Perdesaan (Permedesa) disebutkan bahwa pembangunan kawasan

perdesaan bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan,

pengembangan ekonomi, dan/atau pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan

partisipatif dengan mengintegrasikan berbagai kebijakan, rencana, program, dan kegiatan

para pihak pada kawasan yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa Permendesa

mengamanatkan sejatinya pembangunan kawasan perdesaan berbasiskan ekonomi dengan

memperhatikan kebijakan antar kelembagaan, rencana antar sektor, program kegiatan antar

direktorat dan melibatkan peran aktif multipihak (multistakeholders).

Besarnya tanggungjawab, terbatasnya anggaran serta semakin banyaknya kawasan

perdesaan yang perlu ditangani, maka Ditjen PKP perlu menjalin kerjasama dengan berbagai

pihak dalam rangka mendukung dan melaksanakan kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan khususnya di wilayah-wilayah KPPN. Fungsi koordinasi menjadi kunci utama

dalam menjalankan tanggungjawab ini. Koordinasi dilaksanakan kepada semua stakeholder

yang terkait baik pemerintah maupun pihak swasta. Kegiatan koordinasi government to

government dilaksanakan dari level pusat sampai dengan level daerah. Di pusat koordinasi

dilakukan dengan Kementerian/Lembaga terkait yang seperti Kementerian Bappenas,

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian

Pertanian, Kementerian Kehutanan dan LHK, Kementerian Kelautan Perikanan dan

lembaga/instansi lain. Sementara koordinasi juga secara intensif dilakukan dengan

pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten bahkan sampai

dengan pemerintah kecematan dan desa. Namun yang tidak kalah penting yaitu bagaimana

koordinasi yang sudah dilakukan oleh Ditjen PKP dengan pihak non-pemerintah seperti

swasta yang sama-sama memiliki willayah kerja sampai dengan desa.

Proses menjalin kerjasama dengan swasta juga diperkuat dengan arahan Menteri Desa PDTT

dalam beberapa kesempatan arahan serta dikeluarkannya surat Menteri Desa PDTT nomor

1129/PRI.02/III/2020 tanggal 31 Maret 2020 kepada Menteri BUMN tentang Kerjasama

BUMDes/Bumdes Bersama dengan BUMN untuk dalam rangka mengantisipasi dampak

pandemi Covid-19 di perdesaan. Menindaklanjuti kebijakan tersebut Ditjen PKP bersama unit-

unit kerja lain di Kementerian Desa PDTT melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN

dan beberapa anak perusahannya untuk pelaksanaan kegiatan kemitraan dalam rangka

penguatan kemandirian perekonomian perdesaan.

ditambah lagi dengan dukungan kebijakan Kementerian Desa PDTT dalam rangka

mendukung program kerja Presiden Republik Indonesia yakni membangun Indonesia dari

desa dan kawasan perdesaan. Untuk itu dipandang perlu untuk disusun satu regulasi dalam

bentuk dokumen Strategi Nasional tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam rangka

mendukung percepatan pembangunan kawasan perdesaan yang di dalamnya mengatur

mengenai tugas dan tanggung jawab bagi seluruh K/L terkait dan mitra pembangunan,

sehingga pembangunan kawasan perdesaan merupakan tanggung jawab kolektif.

Page 14: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

4

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

1.2 Kondisi Saat Ini

Kementerian Desa, PDTT telah berhasil menuntaskan target kinerja yang harus dicapai

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019.

Sampai dengan tanggal 20 Oktober 2019, capaian kinerja Kementerian Desa PDTT bidang

desa dan kawasan perdesaaan sebagai berikut :

Tabel 1.1

Capaian Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Bidang Desa dan Kawasan Perdesaan Pada RPJMN 2015-2019

BIDANG SATUAN TARGET CAPAIAN

DESA DAN KAWASAN PERDESAAN

1. Mengurangi jumlah desa tertinggal Desa 5.000 6.518

2. Meningkatkan jumlah desa mandiri Desa 2.000 2.665

3. Menguatkan kawasan perdesaan menjadi pusat pertumbuhan dalam rangka keterkaitan perdesaan dan perkotaan

Kawasan 39 39

Sumber : Draft Renstra Kementerian Desa PDTT 2020-2024

Sementara terkait dengan capaian yang telah dilakukan oleh Ditjen PKP selama periode

RPJMN 2015-2019 terdapat 2 indikator yang dapat dijadikan penilaian kinerja diantaranya yaitu :

Tabel 1.2 Indeks Status Perkembangan Kawasan Perdesaan Pada RPJMN 2015-2019

No Status Indeks Jumlah Kawasan

1 Kawasan Perdesaan Inisiasi 1

2 Kawasan Perdesaan Konsolidasi 31

3 Kawasan Perdesaan Mandiri 27

4 Kawasan Perdesaan Berdaya Saing 1

Jumlah 60

Sumber : data olahan Ditjen PKP (2019)

Tabel 1.3 Indeks Status Perkembangan Bumdesa Bersama Pada RPJMN 2015-2019

No Status Indeks Jumlah BumDes Bersama

1 Bumdesa Bersama Konsolidasi 179

2 Bumdesa Bersama Berkembang 200

3 Bumdesa Bersama Maju 120

4 Bumdesa Bersama Berdaya Saing 3

Jumlah 502

Sumber : data olahan Ditjen PKP (2019)

Persoalannya, walaupun target telah tercapai, namun berbagai masalah berkenaan dengan

upaya percepatan pembangunan di perdesaan, masih menyisakan berbagai isu strategis

yang harus dihadapi lima tahun kedepan. Salah satu isu yang harus menjadi landasan pijak

bagi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk dapat memberikan kontribusi terhadap

upaya pengurangan kesenjangan pembangunan nasional terutama dalam pembangunan

Page 15: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

5

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

desa dan kawasan perdesaan adalah isu ketimpangan antarwilayah yang masing cukup

tinggi. Hal tersebut ditandai dengan tiga hal, yaitu: (1) tingkat kemiskinan, (2) tingkat rasio

gini, dan (3) ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara daerah tertinggal dan non tertinggal,

dan antara desa dan kota. Beberapa persoalan yang menyebabkan keterbatasan

perkembangan perekonomian perdesaan antara lain:

1. Persoalan struktural di sektor Pertanian (Hulu), Skala usaha di pedesaan sangat

terbatas. Mayoritas perdesaan berada di sektor Pertanian dimana terdapat persoalan

krusial antara lain : (i) Kepemilikan lahan petani sangat sempit (smallhoder farmer),

kurang dari 0,45 hektar per KK. Lebih dari 15,8 juta petani (58 %) memiliki lahan

pertanian kurang dari 0,5 Hektar (2018). Bahkan penguasaan lahan sawah lebih buruk,

75,93 % keluarga petani berlahan sempit. Padahal, tahun 2013, petani berlahan sempit

hanya sebesar 14,24 juta petani atau naik 10,95 %. (ii) Persentase terbesar adalah

buruh tani, (iii) Keterlibatan masyarakat desa dan petani dalam off farm sangat rendah,

(iv) Inefisiensi dalam alokasi sumber daya on farm seperti bibit, benih, dan sarana dan

prasarana.

2. Terbatasnya Sarana Produksi dan Pengolahan Pasca Panen. Petani dan pelaku

usaha kecil di bidang pertanian, memiliki keterbatasan sarana produksi seperti bibit,

pupuk, bahan perlindungan tanaman, serta alat dan mesin. Selama ini, petani kecil sulit

untuk mendapatkan sarana produksi tersebut. Padahal, sarana produksi memiliki

peranan yang sangat penting bagi produktivitas. Ditambah lagi pengetahuan petani juga

terbatas, sehingga kesulitan untuk menciptakan nilai tambah dari berbagai komoditas

unggulan daerah yang sangat potensial.

3. Terbatasnya Jaringan Bisnis atau Konektivitas. Meskipun jalan desa banyak

mengalami perbaikan, namun belum berdampak signifikan terhadap peningkatan

konektivitas guna mengungkit potensi ekonomi desa. Masalahnya masih belum

semuanya tersambung atau terkoneksi dengan jalan kecamatan, kabupaten, dan

propinsi yang terintegrasi. Termasuk jaringan transportasi umum. Akibatnya, belum

mampu mendorong tumbuhnya kegiatan produktif dan jaringan bisnis yang

dikembangkan di perdesaan.

4. Posisi Tawar Petani Lemah. Rendahnya posisi tawar petani disebabkan oleh

rendahnya kualitas produk, tingkat inovasi produk, kapasitas dan fleksibilitas produksi,

serta fasilitas produksi. Pengetahuan petani terbatas, terutama terkait informasi harga

(asymetric information). Posisi tawar petani yang lemah, tidak hanya dari sisi produksi,

tapi juga dalam rantai pasok atau distribusi. Petani hanya sebagai penerima harga

(price-taker), penentu harga biasanya adalah pedagang besar.

5. Lemahnya Inklusi Keuangan. Secara umum sebagian besar usaha di desa berada di

level UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Hingga April 2019 total kredit

perbankan yang mengalir ke UMKM sebesar Rp 1.052,7 triliun (27,7%), dimana 50,7%

sektor perdagangan. Hanya 10,2% untuk membiayai sektor pertanian. Kredit Usaha

Rakyat (KUR), yang menjangkau perdesaan/pertanian hanya 20,1%. Rendahnya

penyaluran kredit erdesaan karena kurang memenuhi pensyaratan teknis perbankan

atau tidak bankable. Utamanya persyaratan administrasi keuangan usaha dan

rendahnya pembinaan atau pelatihan untuk peningkatan skill. Ditambah lagi

Page 16: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

6

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

pengetahuan mengenai skema pinjaman yang masih terbatas, proses pinjaman yang

dirasa panjang dan berbelit-belit, permasalahan kolateral atau agunan, serta

terbatasnya lembaga keuangan formal di daerah. Keterbatasan akses modal tersebut

menyebabkan pelaku usaha kecil perdesaan memiliki produktivitas yang rendah.

6. Rendahnya Kualitas SDM Perdesaan. Angkatan kerja perdesaan sangat besar, yaitu

59 juta jiwa, namun didominasi oleh tenaga kerja tidak sekolah (5%), SD (70%), dan

Sekolah Menengah (19%). Hanya 6% tenaga kerja yang lulus sarjana. Data penelitian

SMERU menunjukkan Angka Partisipasi Murni (APM) Perdesaan mengalami

peningkatan untuk semua jenjang pendidikan. Pada tahun 2014 APM untuk SD (96,5%),

SMP (76,5%), SLTA (59,4%), Universitas (16,54%). Sayangnya peningkatan APM

tersebut tidak dibarengi dengan perbaikan Pendidikan Angkatan kerja Perdesaan yang

tetap didominasi oleh lulusan SD (sekitar 80%). Hal ini disebabkan lulusan Pendidikan

tinggi perdesaan masih banyak melakukan urbanisasi ke kota.

Isu-isu kesenjangan tersebut menjadi tanggungjawab dan kewajiban Ditjen PKP agar

kedepan kendala dan permasalahan yang selama ini menghantui pelaksanaan kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan dapat dihilangkan atau setidaknya dapat dikurangi. Selain

tanggungjawab tersebut diatas Ditjen PKP juga menghadapi kendala dalam upaya

menciptakan kemandirian lembaga yang mengelola kawasan perdesaan yakni Bumdesa

Bersama terutama terkait dengan penganggaran dan kerjasama. Kebutuhan pengembangan

setiap kawasan seperti yang tercantum dalam masing-masing Rencana Pembangunan

Kawasan Perdesaan (RPKP) yang membutuhkan anggaran yang besar tentunya tidak dapat

dilakukan oleh Ditjen PKP sendiri, untuk itu pola kerjasama dan kemitraan tentunya menjadi

salah satu pilihan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan.

Selain melakukan koordinasi dengan Kementerian Lembaga terkait seperti Bappenas,

Kemenko PMK, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan lain-lain

agar mendorong kegiatan-kegiatannya di kawasan perdesaan juga dilakukan koordinasi

dengan mitra swasta. Kegiatan kerjasama dengan swasta merupakan alternatif mendapatkan

dukungan kegiatan kegiatan selain penganggaran yang berasal dari APBN rutin sekaligus

“mengajarkan” kepada Bumdesa-Bumdesa Bersama untuk dapat membangun kawasannya

dengan cara bekerjasama dengan pihak lain.

Pihak Ditjen PKP lebih banyak berperan memfasilitasi untuk membuka jalan bagi Bumdesa-

Bumdesa Bersama yang akan melakukan kerjasama dengan para mitra-mitra tersebut.

Adapun kegiatan kerjasama yang umumnya dilaksanakan oleh para pengurus Bumdesa

Bersama dengan para mitra tersebut lebih banyak di kegiatan retail, namun selain retail para

mitra tersebut juga ada yang berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kapasitas pengurus

dan perbaikan manajemen pengelolaan kelembagaan Bumdesa Bersama.

Kerjasama yang sudah dilaksanakan dengan beberapa Bumdesa Bersama secara umum

berjalan dengan baik namun terkadang terkendala beberapa masalah diantaranya yaitu :

(1) kapasitas pengelola Bumdesa Bersama yang kurang mumpuni dalam mengelola bantuan

yang telah diberikan; (2) terbatasnya modal usaha yang dimiliki oleh Bumdesa Bersama;

(3) kesepakatan pola kerjasama dan kemitraan di level atas terkadang tidak selalu dapat

dilaksanakan oleh Bumdesa Bersama dan mitra usaha, serta beberapa kendala lain yang

Page 17: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

7

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

sifatnya lokal sehingga penanganannya harus menyesuaikan dengan kebiasaan lokasi

setempat.

Kegiatan kerjasama yang dilaksanakan oleh Ditjen PKP sudah terlaksana dengan beberapa

mitra diantaranya yaitu PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Mitra Bumdes

Nusantara, PT Deresa, Paskomnas (Pasar Komoditi Nasional Indonesia, PT. Aruna Jaya

Nuswantara, Yayasan Artha Graha Peduli, PT Rikolto, PT. Fruit Ing, PT. Dua Kelinci, PT Deresa

Logistik Indonesia, Pertamina dan beberapa mitra swasta lainnya. Kegiatan kemitraan yang

dilaksanakan sebagian besar dilaksanakan dan ditindaklanjuti oleh Bumdesa Bersama yang

telah difasilitasi kegiatan kawasan perdesaan di daerah-daerah. Berikut disampaikan data

kegiatan kerjasama Bumdmesa Bersama dengan Mitra Usaha yang telah difasilitasi oleh

Ditjen PKP.

Tabel 1.4

Data Kegiatan Kerjasama Bumdesa Bersama dengan Mitra Usaha No Kabupaten Bumdes Bersama Jenis Usaha Mitra Usaha

1. Buol BUM Desa Bersama Anugerah

Pengemasan Beras dan Penggilingan Jagung

Bank BRI (BRI Link)

2. Pandeglang Mina Agro Wisata Toko Oleh-oleh, Ritel

DPMPD Pandeglang, Komunitas Mahasiswa, Paud Jiput, Gapoktan

3. Kendal Plasma Petik Sari Produksi PT. Fruit Ing, penyuplai bahan baku

4. Merauke Noh Tabuk Pemasaran PT. Bio Inti Agrindo

5. Kota Jayapura Jopalala Pemasaran dan Produksi

Dinas Perikanan, Dinas Perindakop, PKL, Penyedia Barang, Pedagang

6. Aceh Singkil Badan Usaha Milik Kampung Balai Jaya

Hasil Laut dan Perikanan

PT Aruna Jaya Nuswantara

7. Bolaang Mongondow Bumdesma Bogani Dumoga Raya

Perikanan Growpal

8. Bolaang Mongondow Bumdesma Bogani Dumoga Raya

Hasil Laut dan Perikanan

PT. Aruna Jaya Nuswantara

9. Cianjur Kelompok Tani Padi Organik PT Rikolto

10. Kendal Bumdesma Plasma Petik Sari

Pembinaan Petani Yayasan Artha Graha Peduli

11. Konawe Bumdesa Bersama Kopi Arabica ICS Kopi Alam Kerintji

12. Kutai Kartanegara Bumdesma Agtari Sejahtera

Perikanan PT Aruna Jaya Nuswantara

13. Parigi Moutong Bumdesa Cahaya Makakata

Pertanian Organik PT Rikolto

14. Parigi Moutong Bumdesa Tadulako Jaya

Hasil Laut dan Perikanan

PT Aruna Jaya Nuswantara

15. Pasaman Barat Bumdesa Bersama Hasil Laut dan Perikanan

PT Aruna Jaya Nuswantara

16. Pasaman Barat Bumdesa Bersama Ikan Laut PT Aruna Jaya Nuswantara

17. Pulau Morotai

Bumdesma Desa Bere-bere, Desa Kenari, Desa Goahira, dan Desa Maba

Hasil Laut dan Perikanan

PT Aruna Jaya Nuswantara

Page 18: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

8

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Kabupaten Bumdes Bersama Jenis Usaha Mitra Usaha

18. Pulau Morotai Bumdesma Desa Wayabula dan Desa Bobula

Kopi, Kakao, Jambu Mete

PT Aruna Jaya Nuswantara

19. Sumenep Bumdesma Mandiri Bersama

Jagung PT Rikolto

20. Wonogiri Bumdes Bersama Kopi PT. HQ Corpora Putra

21. Malang Bumdesa Bersama Singosari Malang

Kacang Tanah PT Rikolto

22. Purbalingga Bumdesa Bersama Sejahtera

Usaha Pengadaan dan Pendistribusian Barang Dagangan

PT. Dua Kelinci

23. Banyuwangi Bumdesa Pesanggaran Banyuwangi

Usaha Pengadaan dan Pendistribusian Barang Dagangan

PT Deresa Logistik Indonesia

24. Karanganyar Bumdesa Bersama Lawu Sejahtera

Komoditas buah dan Hortikultura

PT Deresa Logistik Indonesia

25. Pandeglang Pemerintah Desa Banyuresmi, Kabupaten Pandeglang

Pengelolaan Prukades

PT Paskomnas Indonesia

26. Sukabumi

Forum Komunikasi Kelompok Tani Kawasan Wisata Agro (FKKT-WA) Sukabumi Utara

Pengembangan potensi desa

PT Mitra Bumdes Nusantara

27. Sukabumi Badan Usaha Milik Desa Besama Kiara Mandiri

Agribisnis Kelompok Program Hibah Binas Desa FEB Untirta

28. Pasaman Barat Badan Usaha Milik Nagari Sumber Baru

Jagung PT Paskomnas Indonesia

29. Trenggalek Badan Usaha Milik Desa Bersama Wilis Sejatahtera

Pemasasran Nutrisi Pertanian dan Peternakan

PT. Hexa Agro

Sumber : data olahan Ditjen PKP (2019)

1.3 Kondisi Yang Diharapkan

Peran perdesaan menjadi sangat penting karena hampir sebagian besar wilayah negara

Indonesia merupakan perdesaan, sehingga dengan dibangunnya perdesaan akan

memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembangunan perdesaan akan

lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal untuk dapat meningkatkan

keunggulan kolaboratif dan daya saing dengan memanfaatkan teknologi tepat guna dan

teknologi digital untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Untuk

dapat meningkatkan keunggulan daya kolaboratif dan daya saing tersebut, maka perlu

ditingkatkan semua elemen yang menyangga pembangunan di perdesaan untuk dapat

meningkatkan kreativitas dan inovasi, serta kapasitas kelembagaan masyarakat perdesaan.

Kondisi yang diinginkan dalam pembangunan kawasan perdesaan diharapkan bisa

menuntaskan target dalam RPJMN 2020-2024, sebagai berikut :

a. Terwujudnya 5 Kawasan Perdesaan yang berdaya saing dan 45 kawasan perdesaan

mandiri;

b. Meningkatnya Nilai Rata-rata indeks Kawasan dari 51,10 menjadi 58,7;

Page 19: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

9

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

c. Meningkatnya status BUMDESma berkembang sebanyak 300 unit dan menjadi maju

sebanyak 200 unit.

Tercapaianya kegiatan pembangunan kawasan perdesaan dalam dalam RPJMN 2020-2024

tersebut tentunya tidak akan mampu dilaksanakan oleh Ditjen PKP sendiri, kerjasama,

kolaborasi dan kemitraan secara kolektif menjadi kunci tercapaianya target kinerja yang telah

ditetapkan tersebut. Rancangan dan perecanaan kerjasama di internal Kementerian Desa

PDTT senantiasa dibangun oleh Ditjen PKP bersama unit Eselon I kerja lainnya misalnya

dengan berkolaborasi menetapkan lokasi pilot project yang difasilitasi secara bersama-sama

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja.

Sementara untuk kegiatan koordinasi dengan pihak-pihak eksternal Kementerian Desa PDTT

sudah sering dilakukan seperti temu bisnis, kunjungan bersama ke lokasi kawasan

perdesaan, pemetaan bersama potensi kawasan dan lain-lain. Kesuksesan pelaksanaan

pembangunan perdesaan tidak dapat hanya dilakukan oleh Kementerian Desa PDTT, tetapi

diperlukan dukungan dari Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah provinsi dan kabupaten

sampai pemerintah desa, dan mitra pembangunan.

1.4 Gagasan Perubahan

Pembangunan kawasan perdesaan merupakan konsep pembangunan kewilayahan yang

holistic dan melibatkan banyak stakeholder mulai dari kementerian/lembaga di level pusat,

propinsi, kabupaten maupun aparat dan tenaga penggiat di pedesaan juga melibatkan pihak-

pihak swasta sebagai aktor untuk pengembangan ekonomi dan kelembagaan di perdesaan,

dan tentunya peran aktif masyarakat perdesaan untuk peduli dan terlibat aktif dalam

pembangunan kawasan perdesaan. Selama periode kabinet kerja 1 pertama Tahun 2015-

2019, target pembangunan kawasan perdesaan memang telah terpenuhi, tapi masih

menyisakan permasalahan-permasalahan yang harus segera ditindaknlajuti.

Permasalahan utama yang muncul dari hasil pemantauan dan evaluasi Pembangunan

Kawasan Perdesaan khususnya Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) adalah

belum adanya regulasi formal yang mengikat para stakeholder untuk pembangunan kawasan

perdesaan, sehingga terkesan pembangunan kawasan perdesaan ini hanya tanggung jawab

Kementerian Desa, PDTT cq. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, hal ini

ditunjukan dengan alokasi anggaran Ditjen PKP untuk Pembangunan Kawasan Perdesaan

Prioritas Nasional (KPPN) mandat RPJMN 2015-2019 sebesar Rp. 604 Milyar dengan total

656 kegiatan. Adapun Kementerian dan Lembaga lain belum optimal dalam berkontribusi

terhadap pembangunan kawasan perdesaan. Dari data yang ada, menunjukan bahwa

kementerian dan lembaga yang sudah berkontribusi dalam Pembangunan Kawasan

Perdesaan, khususnya KPPN sebanyak 8 kementerian dan lembaga dengan anggaran

sebesar Rp. 709 Milyar, sedangkan kebutuhan anggaran untuk mengembangkan kawasan

perdesaan, khusunya KPPN sebesar Rp. 7,9 Triliun.

Selain masih minimnya kontribusi kementerian dan lembaga, berdasarkan hasil temuan di

lapangan, bantuan yang diberikan oleh kementerian dan lembaga belum sesuai dengan

kebutuhan program/kegiatan pada matrik multi sektor yang tertuang dalam dokumen

Page 20: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

10

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP)/MasterPlan sehingga bantuan yang

diberikan belum mampu mengatasi permasalahan dari kawasan perdesaan. Berdasarkan

permasalahan tersebut, diperlukan satu regulasi yang di dalamnya mengatur mengenai tugas

dan tanggung jawab bagi seluruh K/L terkait dan mitra pembangunan, sehingga

pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional sebagai mandat RPJMN 2020-2024

merupakan tanggung jawab kolektif.

Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan selama 5 tahun

terakhir yang dilakukan oleh Ditjen PKP, selain hal positif yang dirasakan seperti mulai

dianggap pentingnya kegiatan pembangunan melalui skema kawasan perdesaan dimana

pada tahun-tahun awal semenjak berlakunya UU Desa, pemerintah daerah dan pemerintah

desa terlalu euphoria dengan kegiatan pembangunan hanya berskala desa namun saat ini

paradigma pembangunan sudah mulai bergeser dengan menganggap pentingnya kolaborasi

pembangunan antar desa utnuk menghindari kanibalisme antar desa itu sendiri. Hal lain yang

tidak kalah penting yaitu bagaimana kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melibatkan

“campur tangan” berbagai pihak terkait mulai dari level pusat sampai dengan daerah dalam

bentuk kolaborasi kerja bersama.

Disadari atau tidak, kemampuan pemerintah dalam hal ini anggaran Ditjen PKP untuk

melakukan fasilitasi bagi kawasan-kawasan perdesaan yang telah teridentifikasi sangat

terbatas, untuk dari data kawasan perdesaan sejumlah 268 (Tahun 2019) tidak lebih dari 25%

yang dapat difasilitasi. Justru kedepan harus Ditjen PKP harus meningkatkan fungsi

koordinasi dengan stakeholder terkait baik pemerintah maupun swasta untuk berperan serta

mendukung kegiatan pembangunan kawasan perdesaan yang ada. Pengalaman selama ini

Ditjen PKP memiliki keterbatasan dasar pelaksanaan kegiatan koordinasi untuk menarik

minat para stakeholder terkait tersebut dapat bekerjasama di lokasi-lokasi kawasan. Atas

dasar pertimbangan itulah maka ide penyusunan Dokumen Strategi Nasional Pembangunan

Kawasan Prioritas Nasional ini muncul. Berharap dokumen ini menjadi ‘buku sakti” yang

mampu menarik minat para stakeholder terkait tersebut untuk turut serta bekerjasama dengan

Ditjen PKP membangun Indonesia melalui pola pembangunan kawasan perdesaan.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi seperti dijelaskan diatas maka

diperlukan ide dan gagasan baru yang diusulkan melaui rancangan proyek perubahan ini.

Gagasan perubahan terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan jangka waktu

pelaksanaan kegiatan. Berikut ini detail penjelasan gagasan perubahan yang diusulkan untuk

perbaikan pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan kedepannya :

1. Gagasan Perubahan Jangka Pendek

Kegiatan perubahan yang akan dilakukan pada jangka pendek yaitu

a. Penyusunan profil kawasan perdesaan melalui pengelolaan data elektronik yang

berkaitan dengan (a) Peta potensi unggulan kawasan perdesaan; (2) Data kebutuhan

pengembangan kawasan perdesaan; (3) Data nilai dan status perkembangan

kawasan perdesaan; dan (4) Data intervensi program/kegiatan yang sudah di

lakukan di kawasan perdesaan

Page 21: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

11

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

b. Pengembangan jejaring dengan para mitra pembangunan

Kegiatan yang dilaksanakan yaitu berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga dan

mitra swasta untuk turut serta berkegiatan di lokasi kawasan perdesaan. Kegiatan

yang sudah dilaksanakan yaitu koordinasi dengan Kementerian BUMN dengan dasar

surat pengantar Menteri Desa PDTT surat Menteri Desa PDTT nomor

1129/PRI.02/III/2020 tanggal 31 Maret 2020 kepada Menteri BUMN tentang

Kerjasama BUMDes/Bumdes Bersama dengan BUMN untuk dalam rangka

mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 di perdesaan.

Menanggapi surat dari Menteri Desa PDTT tersebut, Kementerian BUMN melalui

Sekretaris kementerian BUMN merespon dengan surat balasan nomor

S-98/S.MBUI/04/2020 tanggal 16 April 2020 perihal dukungan kerjasama

Bumdes/Bumdesa Bersama dengan BUMN dengan merekomendasikan 10

perusahaan yang dibawah Kementerian BUMN yang bergerak dalam usaha

penyediaan bahan-bahan pokok. Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya

yaitu Perum Bulog, PT Pupuk Indonesia Holding Company Persero, PT Perkebunan

Nusantara III (Persero), PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Garam

(Persero), PT Pertani (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perikanan

Nusantara (Persero) dan PT PPI (Persero).

Menindaklanjuti kebijakan tersebut Ditjen PKP bersama unit-unit kerja lain di

Kementerian Desa PDTT melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian BUMN

dan manajemen perusahaan-perusahaan yang telah direkomendasikan untuk

pelaksanaan kegiatan kerjasama dalam rangka penguatan kemandirian

perekonomian perdesaan seperti BULOG, Perindo, Pupuk Kaltim, PT. Perusahaan

Perdagangan Indonesia, Mitra Bumdes Nusantara, PT Perikanan Nusantara

(Persero), PT PPI (Persero) serta perusahaan-perusahaan lain.

c. Terpetakannya lokasi Kawasan Perdesaan yang akan dijadikan sebagai pilot project

Penetapan lokasi kawasan perdesaan yang akan dijadikan lokasi pilot project harus

memenuhi kriteris sebagai berikut (1) diutamakan lokasi kawasan yang masuk dalam

lokasi kawasan prioritas nasional; (2) direkomendasikan oleh stakeholder yang ada

di Ditjen PKP dengan melalui proses evaluasi kinerja; (3) pengelola Bumdes

Bersama memiliki penilaian kinerja yang baik; (4) pemerintah daerah yang kooperatif;

(5) potensi produk unggulan untuk dikembangkan; (6) kawasan perdesaan yang

pemerintah daerahnya memiliki komitmen yang besar terhadap PKP. Usulan lokasi

pilot project ini akan menjadi pembahasan khusus oleh Tim Teknis Bersama untuk

ditindaklanjuti dengan kegiatan verifikasi dan identifikasi kelayakan kerjasama oleh

Tim Teknis yang ada di daerah masing-masing

d. Tersusunnya draft kepmen pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan

di kawasan perdesaan. Keputusan

Menteri tentang pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan

perdesaan merupakan panduan bagi setiap stakeholder yang akan melakukan

kegiatan kerjasama khususnya dengan BumDesa Bersama. Diharapkan dengan

adanya pedoman ini membantu kelancaran proses kerjasama sehingga terhindar

dari kegiatan yang dapat merugikan satu dengan lainnya

Page 22: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

12

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

e. Tersusunya draft rencana aksi kemitraan pada lokasi pilot project

Penyusunan rencana aksi merupakan hasil kerja bersama setelah melakukan

koordinasi dengan para pihak terkait khususnya dengan mitra-mitra yang menjadi

anak perusahaan atau anak cabang BUMN. Rencana aksi yang disusun diantaranya

yaitu :

i. Identifikasi dan verifikasi bersama lokasi pilot project antara pihak Kementerian

Desa PDTT dengan BUMN

ii. Penilaian kelayakan serta potensi lokal yang akan menjadi obyek kerjasama

iii. Pembuatan payung hukum dari pelaksanaan kegiatan kerjasama yang akan

dilakukan seperti pengembangan MoU antara Kementerian Desa PDTT dengan

Kementerian BUMN

iv. Penyusunan Perjanjian Kerjasama antara Ditjen PKP dengan beberapa anak

cabang dan anak perusahaan BUMN

v. Penyusunan kontrak kerja antara Bumdesa Bersama dengan perwakilan anak

cabang dan anak perusahaan BUMN yang ada di daerah-daerah

vi. Pelaksanaan kegiatan kerjasama dapat berupa usaha retail barang-barang

kebutuhan pokok masyarakat, off taker barang-barang produksi masyarakat

kawasan perdesaan atau kegiatan-kegiatan lain yang disepakati

vii. Evaluasi pelaksanaan kegiatan kerjasama

2. Gagasan Perubahan Jangka Menengah

Kegiatan yang akan dilakukan untuk merealisasikan gagasan perubahan jangka

menengah dengan mempertimbangkan kemampuan dan waktu pelaksanaan kegiatan,

adapun rincian kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode waktu jangka menengah

yaitu :

a. Terlaksananya Pilot Project PKP di lokasi terpilih

Pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melalui skema pilot

project menjadi salah satu kegiatan yang akan direncanakan pada fase ini. Dengan

pelaksanaan kegiatan pilot project adanya contoh bagaimana seharusnya

pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan dilaksanakan, mulai dari kegiatan

perencanaan yang melibatkan seluruh pihak terkait sehingga akan

mempertimbangkan banyak aspek untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan, selain

itu pada kegiatan implementasi/pelaksanaan kegiatan melalui pilot project

diharapkan akan banyak pihak-pihak yang terlibat aktif untuk kegiatan fasilitasi

bantuan kepada lokasi-lokasi kawasan yang menjadi pilot project. Dan yang lebih

utama dengan melibatkan banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan maka rasa tanggungjawab dan memiliki akan

timbul. Keberhasilan proses dan pelaksanaan kegiatan pilot project yang akan

dilaksanakan akan diadopsi untuk kegiatan pembangunan kawasan perdesaan

lainnya. Lokasi pelaksanaan kegiatan pilot project akan diidentifikasi dan diverifikasi

dari lokasi-lokasi kawasan perdesaan selama ini, akan ditetapkan kriteria-kriteria

khusus bagi penetapan lokasi pilot project ini oleh Tim Ditjen PKP

Page 23: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

13

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

b. Terlaksananya Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDTT

dengan mitra

Perjanjian Kerjasama (PKS) merupakan dasar yang menjadi payung hukum dari

kerjasama yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama didahului

dengan penandatanganan MoU antara Menteri Desa PDTT dengan Menteri BUMN

atau alternatif lain yaitu antara Sekretaris Menteri Desa PDTT dengan Sekretaris

Menteri BUMN. Atas dasar tersebut ditindaklanjuti dengan penandatanganan

Perjanjian Kerjasama yang dilakukan antara Ditjen PKP dengan para Direktur yang

mitra swasta yang akan bekerjasama.

c. Tersusunnya pokok-pokok pikiran Inpres Strategi Nasional Percepatan

Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

Sejalan dengan proses kegiatan kerjasama yang dilakukan, pada tahap lain yang

juga akan dilakukan yaitu memulai dengan penyusunan draft dokumen strategi

nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional. Pada

tahap awal akan dilakukan pemetaan dan pengumpulan pokok-pokok pikiran yang

akan masuk dalam draft dokumen inpres stranas. Kegiatan ini akan melibatkan

seluruh pihak terkait yang ada di Kementerian Desa PDTT untuk lebih mengkayakan

inpres stranas yang disusun kemudian

d. Terlaksananya Focus Group Discussion (FGD) untuk memperoleh masukan dari

para pihak (praktisi dan pakar) maupun pihak terkait lainya untuk memperkuat

rancangan draft Inpres yang sudah disusun

Tindaklanjut dari tersusunnya pokok-pokok pikiran inpres stranas percepatan

pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional yaitu kegiatan FGD yang akan

melibatkan khalayak lebih luas, seperti unsur-unsur Kementerian/Lembaga terkait,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, akademisi, praktisi, pendamping

kawasan, mitra swasta, pendamping kawasan, pengelola Bumdesa Bersama serta

pihak-pihak lain yang dianggap memiliki kapasitas dan pengalaman dalam

pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan sehingga diharapkan

inpres stranas yang akan tersusun nanti akan memuat masukan lebih banyak pihak

e. Terlaksanyanya uji konsep dan uji publik untuk memperkuat kerangka filosofis,

kerangka yuridis maupun kerangka sosiologis

Uji publik yang dilakukan adalah pengujian oleh stakeholder/pemangku kepentingan

atas draf final inpres stranas untuk dapat ditetapkan sebagai standar yang final.

Tujuannya adalah melakukan penyempurnaan gagasan yang telah terhimpun,

dengan uji publik, masyarakat dapat mengetahui struktur draft dari peraturan yang

diterapkan terhadap mereka sehingga mereka dapat memberi saran atau kritik yang

bersifat konstruktif terhadap dokumen inpres stranas yang telah disusun

f. Terlaksananya Harmonisasi Rancangan Inpres Strategi Nasional Percepatan

Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional dengan Kementerian

Sekretaris Negara.

Page 24: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

14

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

3. Gagasan Perubahan Jangka Panjang

Tersusunnya Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan

Perdesaan Prioritas Nasional melalui Optimalisasi Kemitraan

1.5 Tujuan Proyek Perubahan

Pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan oleh Ditjen PKP sudah

dilaksanakan mulai Tahun 2015 semenjak Kementerian Desa PDTT ini terbentuk. Berbagai

kendala dan hambatan pelaksanaan kegiatan ini dialami oleh seluruh stakeholder yang ada

di Ditjen PKP mulai dari kegiatan sosialisasi pembangunan kawasan perdesaan yang

nampaknya kalah pamor dengan pembangunan desa melalui dana desa, penyusunan

perencanaan pembangunan kawasan perdesaan, koordinasi dengan pemerintah daerah,

implementasi kegiatan yang banyak menemui kendala juga bagaimana melakukan

pengembangan dan percepatan pembangunan kawasan perdesaan kedepannya. Berbagai

macam cara untuk mengantisipasi dan mengurang kendala dan permasalahan ini salah

satunya adalah melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan seluruh pihak terkait baik di

tingkat pusat sampai dengan daerah. Untuk meningkatkan dukungan dari pihak swasta juga

dilakukan koordinasi dengan para mitra untuk melakukan kerjasama.

Berbagai upaya yang sudah dilakukan ditambah dengan proses kerja bersama dengan pihak-

pihak lain untuk pelaksanaan dan percepatan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan

telah membuahkan hasil dan dampak yang positif terhadap masyarakat di kawasan

perdesaan baik peningkatan pendapatan maupun kegiatan-kegiatan kolektif positif yang

dilakukan bersama oleh masyarakat. Namun dari hasil evaluasi pelaksanaan selama kurnag

lebih 5 tahun ini, ada hal yang dapat dilakukan oleh Ditjen PKP untuk dapat melakukan lebih

dari apa yang sudah dilakukan selama ini, baik itu peningkatan kinerja untuk Ditjen PKP

sendiri maupun dari sisi kemanfataan pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan di daerah-daerah. Salah satu hal yang dapat mendukung percepatan dan

pengembangan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan yaitu payung hukum yang

sifatnya khusus/spesifik seperti dokumen Strategi Nasional.

Diharapkan dengan hadirnya dokumen Strategi Nasional proses pelaksanaan pembangunan

kawasan perdesaan akan memiliki dukungan dan menjadi modal yang kuat bagi Ditjen PKP

untuk melakukan implementasi maupun koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Dengan

dokumen Strategi Nasional Ditjen PKP akan lebih percaya diri menjalankan tugas pokok dan

fungsi baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal.

Secara umum proyek perubahan ini bertujuan mengkoordinasikan dan mensinergikan

stakeholder sebagai upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan melalui

penyusunan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu :

1. Tujuan Jangka Pendek (2 bulan)

Tujuan pelaksanaan Proyek Perubahan dalam jangka pendek yaitu lebih kepada

perbaikan manajemen dan kinerja internal Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan, hal ini ditambah dengan dukung kondisi pandemik corona yang membuat

Kementerian Desa PDTT menghold kegiatan-kegiatan yang sifatnya memberikan

fasilitasi kepada masyarakat desa di daerah sehingga target perbaikan manajemen dan

Page 25: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

15

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

internal Ditjen PKP dapat tercapai. Beberapa hal yang menjadi target capaian dimasa

jangka pendek ini adalah :

a. Penyusunan profil kawasan perdesaan melalui pengelolaan data elektronik, selama

ini memang sudah tersusun database kawasan perdesaan yang jumlahnya kirang

lebih 270 kawasan yang tersebar di Indonesia namun perlu dilakukan identifikasi,

verifikasi dan update ulang terhadap data-data tersebut dengan melakukan

konfirmasi kepada kepada seluruh unit kerja yang ada di Lingkungan Ditjen PKP.

Berharap dengan database kawasan perdesaan yang valid dan akurat akan

mendukung terhadap kebijakan pengembangan yang disusun di masing-masing

wilayah.

b. Dukungan kebijakan Menteri Desa PDTT untuk berkoordinasi dengan Kementerian

BUMN untuk menindaklanjuti dan mengantisipasi dampak pandemik Covid-19 juga

menjadi modal yang cukup sebagai dasar melakukan koordinasi dengan mitra. Surat

Menteri Desa terkait dengan kerjasama kemitraan dibalas oleh Sekretaris

Kementerian BUMN melalu surat nomor 98 /S.MBU/04/2020 tanggal 16 April 2020

dengan merekomendasikan 10 anak perusahaan BUMN yakni Perum Bulog,

PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero). PT Perkebunan Nusantara III

(Persero), PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Garam (Persero), PT Pertani

(Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perikanan Nusantara (Persero) dan PT

PPI (Persero). Berdasarkan rekomendasi tersebut ditindaklanjuti dengan rapat

koordinasi dengan masing-masing pimpinan manajemen perusahaan. Dikarenakan

terjadinya pandemik Covid-19 maka rapat yang dilakukan dilakukan secara virtual

dengan menggunakan aplikasi zoom. Pada rapat-rapat tersebut divalidasi corebisnis

masing-masing perusahaan untuk menjadi perencanaan model kerjasama yang

akan dibangun dengan Bumdesa Bersama. Dari pemetaan tersebut didapatkan

jejaring mitra yang akan berpeluang untuk melakukan kerjasama dengan Bumdesa

Bersama

c. Tersusunnya draft kepmen pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan di

kawasan perdesaan

d. Terpetakanya lokasi KPPN yang akan dijadikan sebagai pilot project

e. Tersusunnya rencana aksi yang merupakan hasil dari tindaklanjut koordinasi yang

dilakukan dengan beberapa anak perusahaan BUMN. Salah satu hasil kesepakatan

rapat koordinasi dengan masing-masing mitra usaha adalah membentuk Tim Teknis

Bersama antara perwakilan Kementerian Desa PDTT yang diwakili oleh Tim Ditjen

PKP dan perwakilan masing-masing mitra usaha untuk menyusun rencana aksi dan

mendetailkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan secara bersama untuk

mempercepat proses kemitraan. Adapun komposisi Tim Teknis Bersama dari Ditjen

PKP terdiri dari unsur perwakilan Unit Kerja Eselon II khususnya Direktorat PEKP,

KSPK dan PSDAKP

Page 26: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

16

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

2. Tujuan Jangka Menengah (6 bulan)

a. Pelaksanaan implementasi kemitraan usaha di lokasi-lokasi pilot project terpilih

sebagai tindaklanjut penyusunan rencana aksi yang dilakukan bersama oleh Tim

Teknis Bersama antara Tim Ditjen PKP dan perwakilan mitra usaha

b. Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa PDTT cq.

Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan mitra usaha sebelum

implementasi kegiatan di lokasi pilot project. Kegiatan kemitraan yang akan

dilaksanakan tentunya tidak hanya langsung proses implementasi namun diperlukan

dasar hukum pelaksanaan kerjasama sebagai salah satu syarat administrasi

c. Tersusunnya pokok-pokok pikiran Inpres Strategi Nasional Percepatan

Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melalui optimalisasi

Kemitraan. Kegiatan ini disusun sejalan dengan pelaksanaan kegiatan implementasi

pilot project di lokasi-lokasi kawasan terpilih. Pokok-pokok pikiran tersebut

merupakan hasil evaluasi dari proses kegiatan yang berlangsung hingga terjadinya

implementasi kegiatan. Diharapkan pokok-pokok pikiran yang memang berasal dari

pengalaman langsung bagaimana proses kegiatan kemitraan ini dapat berjalan,

dapat memberikan hasil yang maksimal

d. Terlaksananya Focus Group Discussion (FGD) untuk memperoleh masukan dari

para pihak (praktisi dan pakar) maupun pihak terkait lainya untuk memperkuat

rancangan draft Inpres yang sudah disusun

e. Terlaksananya uji konsep dan uji publik untuk memperkuat kerangka filosofis,

kerangka yuridis maupun kerangka sosiologis

f. Terlaksananya Harmonisasi Rancangan Inpres Strategi Nasional Percepatan

Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan Kementerian Sekretaris Negara

3. Tujuan Jangka Panjang (12 bulan)

Tersusunnya Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan

Kawasan Perdesaan

1.6 Manfaat Perubahan

Proyek perubahan yang dilaksanakan terkait proyek perubahan ini diharapkan dapat

memberikan manfaat baik secara internal organisasi maupun secara eksternal. Secara

internal, adanya proyek perubahan diharapkan dapat memperbaiki sistem kerja yang ada

serta untuk mengoptimalisasikan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Hal ini

dikarenakan internal organisasi memiliki sumber daya manusia dan anggaran yang terbatas

namun memiliki target yang cukup besar. Oleh karena itu, dengan terbentuknya proyek

perubahan ini diharapkan setiap personil di internal organisasi dapat mencari cara yang

inovatif untuk mencapai target yang dibebankan ke unit organisasi.

Untuk faktor eksternal, tujuan utama adanya agar percepatan pembangunan kawasan

perdesaan prioritas nasional sebagai mandat RPJMN 2020-2024 ini dapat ditingkatkan

melalui kerjasama lintas sektor, sehingga peningkatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat perdesaan akan lebih cepat tercapai dan sasaran pembangunan kawasan

Page 27: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

17

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

perdesaan sesuai mandat RPJMN 2020-2024 tercapai. Selain itu, proyek perubahan ini juga

diharapkan dapat dijadikan sebagai contoh pelaksanaan kegiatan dengan sistem kolaborasi

oleh pihak eksternal terkait. Sehingga cara kerja pemerintah akan menjadi lebih baik, lebih

efisien dan lebih efektif.

1. Manfaat secara Internal

a. Memperbaiki sistem kerja dalam internal organisasi dengan lintas sektor lainnya

sehingga mendukung kinerja yang lebih efektif dan efisien

b. Mengoptimalisasikan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dengan

memanfaatkan kolaborasi bersama pihak lain

c. Meningkatnya jaringan kerjasama dalam percepatan pembangunan kawasan

perdesaan

2. Manfaat secara Eksternal

a. Meningkatkan potensi investasi di kawasan perdesaan

b. Terjadinya penyerapan tenaga kerja dan peningkatan ekonomi di kawasan

perdesaan

c. Akan terbangun pusat-pusat pertumbuhan di kawasan perdesaan prioritas nasional

d. Tercapainya sasaran target RPJMN 2020-2024

1.7 Ruang Lingkup Perubahan

1.7.1 Ruang Lingkup Penulisan

Keterbatasan waktu, biaya, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan proyek perubahan,

maka ruang lingkup kegiatannya dibatasi dalam kurun waktu 2 bulan sesuai dengan rencana

tujuan jangka pendek. Mengacu pada hal tersebut, terdapat beberapa tahapan yang perlu

tercapai, yaitu :

1. Penyusunan Kerangka Kerja Proyek Perubahan sebagai dasar pedoman rencana kerja

serta menjadi indikator keberhasilan kinerja drai kegiatan yang akan dilaksanakan

kedepannya

2. Penyusunan profil kawasan perdesaan melalui pengelolaan data elektronik

3. Identifikasi dukungan stakeholder terkait baik Kementerian/Lembaga ataupun mitra

swasta yang dapat mendukung percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas

nasional;

4. Koordinasi dengan stakeholder terkait untuk penyamaan persepsi dan penyusunan

rencana kerja bersama dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan di daerah

5. Koordinasi dengan dengan Bumdesa Bersama yang akan dijadikan lokasi pilot project

6. Tersusunnya rencana pilot project terkait kerjasama dengan stakeholder terkait dalam

upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional;

Page 28: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

18

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

7. Penyusunan draft Permendes tentang Tata Cara Kemitraan Bumdesa Bersama sebagai

payung hukum dan pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan

perdesaan

8. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan Proyek Perubahan untuk periode jangka

pendek

1.7.2 Ruang Lingkup Target Capaian Proyek Perubahan

Sesuai dengan tugas pokok Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan maka maksud dan

tujuan dari pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan ini juga mengacu kepada hal-hal

tersebut. Sehingga Proyek Perubahan yang dikerjakan ini on the track sejalan dengan

kebijakan dan perencanaan yang telah disusun oleh Ditjen PKP, sebab bagaimanapun

Proyek Perubahan ini adalah suatu upaya untuk “memperbaiki” dan meningkatkan tugas dan

peran Ditjen PKP dalam upaya pembangunan dan percepatan kegiatan pembangunan

kawasan perdesaan yang sudah dilakukan.

Secara umum terdapat 2 hal yang menjadi fokus dan target capaian dari kinerja Ditjen PKP

diantaranya yaitu :

1. Penguatan Bumdesa Bersama

Bumdesa bersama adalah lembaga yang resmi mengelola, mengembangkan kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan di kawasan, tentunya keberhasilan kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan akan sangat bergantung bagaimana pengelolaan

kegiatan oleh Bumdesa Bersama. Untuk itu peningkatan kapasitas pengelola menjadi

kebutuhan utama yang menjadi salah fokus kegiatan yang dilakukan oleh Ditjen PKP

selama ini dan kedepan. Berikut ini kegiatan yang sudah dan direncanakan untuk

dilaksanakan kepada Bumdesa Bersama yang sebagai bagian dari kegiatan fasiitasi yang

dilakukan oleh Ditjen PKP.

Tabel 1.5 Kegiatan Penguatan Bumdesa Bersama

No Target Rincian Dukungan Kegiatan

1. Penguatan kapasitas pengelola Bumdesa Bersama

1. Bimbingan Teknis (Pengelolaan Manajemen dan Penguatan Teknis)

2. Pelatihan Penguatan Kapasitas

Pelatihan manajemen pengelolaan usaha dan organisasi kepada pengurus Bumdesa Bersama

2. Peningkatan Kapasitas Produksi

1. Off Farm 2. On Farm (Pasca Panen)

1. Fasilitasi sarana dan prasarana

2. Studi banding ke lokasi-lokasi yang sudah eksis

3. Pendampingan oleh pendamping kawasan

3. Penguatan Jaringan Pemasaran

1. Kerjasama dengan Mitra/Off Taker

2. Penguatan Promosi dan Pemasaran

1. Koordinasi lintas sektor dan pertemuan forum bisnis

2. Mengajak Bumdes Bersama untuk mengikuti kegiatan pameran

3. Penguatan kebijakan melalui penerbitan Permendesa

Page 29: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

19

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Target Rincian Dukungan Kegiatan

tentang tatacara kemitraan Bumdes Bersama

4. Pelatihan pengelola Bumdes Bersama untuk promotion, packaging dan added value produk-produk kawasan

Sumber : Data Olahan Ditjen PKP (2020)

Untuk poin penguatan kapasitas pengelola Bumdesa Bersama dan peningkatan

kapasitas produksi sudah dilakukan oleh Ditjen PKP selama ini dan menjadi kegiatan

rutin yang dilakukan hampir setiap tahun sehingga kedua hal tersebut tidak menjadi fokus

utama pada target kegiatan Proyek Perubahan ini. Hasil evaluasi hampir seluruh

Bumdesa Bersama yang mengelola kawasan perdesaan telah memiliki produk masing-

masing, namun masalahnya sebagian besar memiliki masalah terhadap proses

pemasarannya yang belum tersebar luas. Untuk itulah maka Proyek Perubahan ini akan

memfokuskan pada kegiatan penguatan kerjasama dan pengembangan jaringan

kemitraan.

2. Peningkatan nilai I-PKP

Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan dalah nilai indeks PKP yang diukur setiap tahun dimasing-masing kawasan

dengan menggunakan beberapa indikator dimensi penilaian. Oleh sebab itu, maka

pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan harus sejalan dengan kegiatan-kegiatan yang

akan meningkatkan penilaian indeks komposit kawasan perdesaan yang bersangkutan.

Dari 5 dimensi yang dijabarkan dalam penilaian indikator, bukan bermaksud mengecilkan

peran dari 4 dimensi lain maka Proyek Perubahan ini akan fokus pada dimensi

kelembagaan dimana salah satu indikator keberhasilannya yaitu bahwa Bumdes

Bersama memiliki proses kerjasama dengan mitra lain.

Pada bagian pendahuluan telah dijelaskan bahwa kegiatan fasilitasi kepada Bumdes

Bersama sudah maksimal dilaksanakan bahkan sebagian Bumdes Bersama telah

memiliki hasil produk yang mencirikan kekhasan wilayahnya masing-masing, namun

yang menjadi permasalahan yaitu tidak semua Bumdes Bersama memiliki akses

terhadap kerjasama dan kemitraan dengan pihak luar.

Tabel 1.6 Kegiatan Peningkatan nilai I-PKP

No Dimensi Rincian Kegiatan Dukungan

1. Dimensi Ekonomi

Pemasaran Penguatan Bumdes Bersama

1. Kegiatan Rumah Pajang 2. Pameran/eksibisi 3. Fasilitasi peralatan packaging

2. Dimensi Sosial Budaya

PelatIhan kreativitas masyarakat dalam pengembangan Prukades

1. Pelatihan peningkatan kapasitas,

2. Pengembangan produk-produk lokal dengan skala kawasan

3. Fasilitasi pemasaran

3. Dimensi Lingkungan

Koordinasi dengan Pemda untuk PKP mengacu kepada RTRW

Rapat koordinasi dan konsolidasi untuk penyamaan persepsi sehingga seirama kebijakan Pusat dan Pamda

Page 30: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

20

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Dimensi Rincian Kegiatan Dukungan

4. Dimensi Sarana dan Prasana

Koordinasi dengan Pemda optimalisasi Program PKP

1. Fasilitasi kegiatan pendukung di wilayah kawasan seperti pembangunan jalan antar desa, pembangunan embung cadangan air

2. Pembangunan saluran irigasi 3. Penyediaan sarana air bersih

5. Dimensi Kelembagaan

Fasilitasi Bumdes Bersama kerjasama dengan Off Taker

1. Fasilitasi temu bisnis antara Bumdes Bersama dengan Mitra Terkait

2. Dukungan kebijakan Permendesa tata cara kemitraan Bumdesa Bersama

Sumber : Data Olahan Ditjen PKP (2020)

1.8 Output Kunci

Output kunci merupakan kegiatan-kegiatan utama yang dilaksanakan selama periode jangka

pendek pelaksanaan Proyek Perubahan yang akan dilakukan selama 2 bulan. Untuk

mengukur kinerja output kunci ditentukan pula indikator kinerja yang akan menjadi bukti

(evidence) pelaksanaan kegiatan-kegiatan output kunci tersebut. Berikut ini rincian output

kunci beserta indikator yang harus dilengkapi.

Tabel 1.7

Output Kunci Proyek Perubahan No. OUTPUT KUNCI INDIKATOR

1. Penyusunan Rencana Kerja Proyek

Perubahan

a. Notulensi dan dokumentasi rapat

b. Pembentukan Tim Efektif

c. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja

d. Jadwal rencana kerja

2. Penyusunan profil kawasan perdesaan

melalui pengelolaan data elektronik

a. Penyusunan Peta potensi unggulan kawasan

perdesaan

b. Penyusunan Data kebutuhan pengembangan

kawasan perdesaan

c. Penyusunan Data nilai dan status perkembangan

kawasan perdesaan

d. Penyusunan Data intervensi program/kegiatan yang

sudah di lakukan di kawasan perdesaan

3. Identifikasi dukungan stakeholder terkait

baik Kementerian/Lembaga ataupun

mitra swasta

a. Surat Menteri Desa PDTT ke Menteri BUMN

b. Surat Sekretaris Menteri BUMN

4. Koordinasi dengan stakeholder terkait

untuk penyamaan persepsi dan

penyusunan rencana kerja bersama

Notulensi dan dokumentasi rapat-rapat dengan anak

perusahaan BUMN

Page 31: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

21

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No. OUTPUT KUNCI INDIKATOR

5. Koordinasi dengan dengan Bumdesa

Bersama yang akan dijadikan lokasi

pilot project

a. Notulensi

b. Dokumentasi rapat

6. Tersusunnya rencana pilot project

terkait kerjasama dengan stakeholder

terkait

Surat Dirjen PKP kepada Kementerian BUMN dan

anak perusahaan BUMN terkait dengan usulan lokasi

pilot project

7. Penyusunan draft Permendes tentang

pedoman pengembangan kerjasama

dan kemitraan di kawasan perdesaan

Dokumen draft Permendes tentang pedoman

pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan

perdesaan

8. Penyusunan Laporan Proyek

Perubahan

Laporan Proyek Perubahan

Sumber : Data Olahan Ditjen PKP (2020)

Page 32: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

22

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

BAB II.

GAMBARAN UMUM

PROYEK PERUBAHAN

2.1 Gambaran Umum

Pembangunan kawasan perdesaan merupakan pembangunan yang bersifat holistik dan

multisektor. Target yang harus dicapai dalam pembanguan kawasan perdesaan tidak akan

berhasil apabila hanya dibebankan kepada Ditjen PKP dan Kementerian Desa PDTT saja,

diperlukan kolaborasi semua stakeholder terkait dalam pembangunan kawasan perdesaan.

Keterbatasan sumbedaya baik sumberdaya manusia maupun anggaran membuat

pembangunan kawasan perdesaan masih belum bisa berjalan dengan cepat. Oleh karena itu,

diperlukan suatu upaya inovatif dan proaktif untuk menjalankan rencana-rencana

pembangunan kawasan perdesaan serta menghubungkan masing-masing pihak yang saling

berkaitan sehingga dapat membentuk jaring komunikasi dengan satu tujuan, yaitu

pembangunan kawasan perdesaan.

Dalam proyek perubahan ini tahapan milestone yang direncanakan merupakan gambaran

umum yang nantinya dapat diduplikasi dalam sebagai strategi percepatan pembangunan

kawasan perdesaan prioritas nasional di wilayah lainnya. Namun, meskipun begitu hal

tersebut tidak terbatas pada tahapan ini melainkan dapat lebih berkembang menyesuaikan

dengan kondisi yang ada. Dalam konteks strategi pembangunan kawasan perdesaan prioritas

nasional, terdapat sekitar 9 tahapan yang akan dilalui dalam kurun waktu sekitar 2 bulan

(jangka pendek). Setelah itu, terdapat target-target tahapan di jangka menengah dan jangka

panjang. Milestone jangka pendek diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 55 hari dalam

penyelesaiannya dengan jumlah output hasil berjumlah 11 dokumen, dengan rincian 5

dokumen resmi berupa TOR, KAK, kesepahaman bersama (MoU) dan draft Perjanjian

Kerjasama (PKS), 5 dokumen gagasan dan skema, serta satu dokumen laporan proyek

perubahan ini sendiri.

Stakeholder yang terlibat adalah sekitar 27 pihak dan akan memungkinkan terus berkembang

seiring dengan berkembangnya jaringan kerjasama yang membentuk sebuah kolaborasi

dalam hal percepatan pembangunan kawasan perdesaan.

2.2 Pentahapan (Milestones) Proyek Perubahan

Berikut disampaikan rancangan pentahapan (milestones) dalam proyek perubahan

percepatan pembangunan kawasan perdesaan:

Page 33: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

23

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tabel 2.1 Pentahapan (Milestones) Kegiatan Proyek Perubahan

No Kegiatan Utama Kegiatan Terkait Output Waktu (Hari)

Jangka Pendek 55 hr

1. Penyusunan Rencana Kerja Proyek Perubahan

Notulensi dan dokumentasi rapat

Notulen Rapat 2

Pembentukan Tim Efektif SK Tim Efektif 5

Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Dokumen KAK 2

Penyusunan Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan 2

2. Penyusunan profil kawasan perdesaan melalui pengelolaan data elektronik

Penyusunan Peta potensi unggulan kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 3

Penyusunan Data kebutuhan pengembangan kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 3

Penyusunan Data nilai dan status perkembangan kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 3

Penyusunan Data intervensi program/kegiatan yang sudah di lakukan di kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 3

3.

Identifikasi dukungan stakeholder terkait baik Kementerian/Lembaga ataupun mitra swasta

Penyampaian surat menyurat antara Kementerian Desa PDTT dengan Kementerian BUMN

Surat Menteri Desa PDTT nomor 1129/PRI.02/III/2020 tanggal 31 Maret 2020 kepada Menteri BUMN tentang Kerjasama BUMDes/Bumdes Bersama dengan BUMN untuk dalam rangka mengantisipasi dampak pandemi covid-19 di perdesaan

1

Surat Sekretaris Kementerian BUMN tanggal 98 /S.MBU/04/2020 tanggal 16 April 2020 tentang rekomendasi 10 anak perusahaan BUMN yang dapat bekerjasama

3

4.

Koordinasi dengan Mitra Usaha yang sudah direkomendasikan oleh Kementerian BUMN untuk bekerjasama dengan Bumdes/Bumdesa Bersama

Rapat virtual anak perusahaan BUMN melalui virtual meeting

1. Notulen Rapat 2. Pembentukan Tim

Teknis Bersama 3. Penyusunan

Rencana Aksi

5

Identifikasi corebisnis masing-masing mitra usaha

5

5.

Koordinasi dan konsolidasi dengan Bumdesa Bersama terpilih untuk penetapan lokasi pilot project

Rapat koordinasi untuk Validasi dan verifikasi kegiatan usaha Bumdesa Besama (zoom meeting)

1. Rekomendasi Bumdesa Bersama yang akan melakukan kegiatan kemitraan

2. Identifikasi mitra usaha yang akan

1

Identifikasi manajemen pengelolaan usaha Bumdesa Bersama

1

Page 34: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

24

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Kegiatan Utama Kegiatan Terkait Output Waktu (Hari)

Penguatan komitmen kerja untuk pengembangan usaha melalui pola kemitraan

bekerjasama dengan Bumdesa Bersama

1

6.

Tersusunnya rencana pilot project terkait kerjasama dengan Kementerian/ Lembaga dan mitra pendukung dalam upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

Rapat Koordinasi dengan mitra yang akan bekerjasama

Notulensi Rapat Dokumentasi Rapat

1

Rekomendasi lokasi pilot project

Surat Dirjen PKP kepada Kementerian BUMN dan anak perusahaan BUMN terkait dengan usulan lokasi pilot project

1

7.

Penyusunan draft Permendes tentang pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan perdesaan

Dokumen draft Permendes tentang pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan perdesaan

2

8. Penyusunan Laporan Proyek Perubahan

Laporan kegiatan yang dilakukan selama periode jangka pendek

Laporan Proyek Perubahan

5

Jangka Menengah 6 bln

9. Pembentukan tim kolaboratif untuk penyusunan draft Inpres

Koordinasi lintas kementerian untuk pembentukan tim penyusunan draft Inpres

SK Tim Penyusunan Draft Inpres PKP

10.

Tersusunnya Draft Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan mitra pendukung sebagai upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

Koordinasi dengan mitra untuk pembahasan konsep perjanjian kerjasama dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan perdesaan prioritas nasional

Rencana kerja konsep kemitraan yang akan dikerjsamakan

Penyusunan konsep PKS Draft PKS

11.

Terlaksananya Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan mitra pendukung percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

Diskusi penyusunan rencana kerja kemitraan antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

Dokumen rencana kerja bersama antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

12. Implementasi Pilot Project PKP di lokasi terpilih

Penyusunan timeline rencana aksi kegiatan sesuai dengan rancangan awal

Timeline rencana aksi

Penyusunan dan penandatanganan rancangan perjanjian kerjasama

Perjanjian Kerjasama antara kawasan perdesaan prioritas nasional dengan mitra terkait

Mengevaluasi kondisi Dokumen evaluasi terkait kondisi lapang

Page 35: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

25

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Kegiatan Utama Kegiatan Terkait Output Waktu (Hari)

lapang wilayah untuk menyesuaikan kesesuaian dengan rencana aksi

13.

Penyusunan draft Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melaui Optimalisasi Kemitraan

Diskusi penyusunan draft Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melaui Optimalisasi Kemitraan

Draft Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Priorotas Nasional

Jangka Panjang 12 bln

15.

Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Perdesaan Prioritas Nasional

Harmonisasi Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional dengan Kementerian Sekretaris Negara.

Dokumen Inpres Stranas Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melaui Optimalisasi Kemitraan

2.3 Identifikasi Stakeholder

West (1998 : 66) mendefinisikan stakeholder sebagai “perorangan maupun kelompok-

kelompok yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi, yang

berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan sebuah tim”.

Dalam kepemimpinan birokrasi, yang dimaksud dengan stakeholder adalah perorangan dapat

berasal dari masyarakat/tokoh masyarakat/tokoh agama/pejabat organisasi publik/swasta

yang berpengaruh ataupun terpengaruh oleh sebuah kebijakan/program/kegiatan organisasi

publik dalam rangka memberikan added-value kepada masyarakat. Terkait proyek

perubahan, stakeholder berdasarkan pengaruh dan kepentingan yang dimilikinya dibagi

menjadi 4 kelompok, yaitu promoters, latents, apathetics, dan defenders.

Page 36: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

26

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Gambar 2.1. Identifikasi Stakeholder

1. Promoters, yaitu kelompok stakeholder yang memiliki kepentingan besar terhadap

program dan juga kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau

menggagalkannya);

2. Latents, merupakan kelompok stakeholder yang tidak memiliki kepentingan khusus

maupun terlibat dalam kegiatan, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi

program jika mereka menjadi tertarik;

3. Defenders, adalah kelompok stakeholder yang memiliki kepentingan pribadi dan dapat

menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk

mempengaruhi kegiatan;

4. Apathetics, merupakan kelompok stakeholder yang kurang memiliki kepentingan

maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya kegiatan.

Berdasarkan analisis terhadap stakeholder yang terkait dengan proyek perubahan

teridentifikasi sebanyak 27 stakeholder, dengan klasifikasi promoters, latents, defenders dan

apathetics.

Page 37: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

27

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tabel 2.2 Identifikasi dan Klasifikasi Stakeholder Terkait sebelum Proyek Perubahan

No Stakeholder Eksternal Internal Klasifikasi

1. Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT ✓ Promoter

2. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendesa PDTT

✓ Promoter

3. Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertinggal, Kemendesa PDTT

✓ Promoter

4. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Perdesaan, Kemendesa PDTT

✓ Promoter

5. Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertentu, Kemendesa PDTT

✓ Promoter

6. Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Kemendesa PDTT

✓ Promoter

7. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendesa PDTT

✓ Promoter

8. Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, Kemendesa PDTT

✓ Promoter

9. Sekretaris Jenderal kementerian BUMN ✓ Apathetics

10. Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kebudayaan, Kemenko PMK

✓ Promoter

11. Deputi Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas

✓ Promoter

12. Deputi Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan, Kementerian Sekretariat Negara

✓ Apathetics

13. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR

✓ Defenders

14. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

✓ Apathetics

15. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian

✓ Apathetics

16. Direktorat Jenderal Bina Pemerintah Desa, Kementerian Dalam Negeri

✓ Apathetics

17. Gubernur ✓ Latents

18. Bupati ✓ Promoter

19. PT BULOG ✓ Latents

20. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia ✓ Latents

21. PT Perindo ✓ Latents

22. PT Pupuk Kaltim ✓ Latents

23. PT Mitra Bumdes Nusantara ✓ Latents

24. PT Pertani ✓ Latents

25. PT Garam Persero ✓ Latents

26. Ketua BumDes Bersama ✓ Defenders

27. Pendamping Kawasan ✓ Defenders

Page 38: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

28

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Sesuai dengan identifikasi pada stakeholder maka dapat disusun kuadran stakeholder

sebelum proyek perubahan dilaksanakan. Harapannya, setelah dilaksanakannya

seluruh milestone maka dapat merubah posisi stakeholder yang terletak pada kuadran

IV (apathetics), kuadran II (latents) dan kuadran III (defender) masuk pada kuadran I

(promoters).

Latens

1. Gubernur 2. PT BULOG 3. PT Perusahaan Perdagangan

Indonesia 4. PT Perindo 5. PT Pupuk Kaltim 6. PT Mitra Bumdes Nusantara 7. PT Pertani 8. PT Garam Persero

Promoters

1. Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT 2. Direktur Jenderal Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendesa PDTT

3. Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertinggal, Kemendesa PDTT

4. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Perdesaan, Kemendesa PDTT

5. Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertentu, Kemendesa PDTT

6. Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Kemendesa PDTT

7. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendesa PDTT

8. Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, Kemendesa PDTT

9. Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kebudayaan, Kemenko PMK

10. Deputi Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas

11. Bupati

Apathetics

1. Sekretaris Jenderal kementerian BUMN 2. Direktorat Jenderal Perkebunan,

Kementerian Pertanian 3. Direktorat Jenderal Bina Pemerintah

Desa, Kementerian Dalam Negeri 4. Deputi Bidang Hukum dan Peraturan

Perundang-Undangan, Kementerian Sekretariat Negara

5. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

Defenders

1. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR

2. Ketua BumDes Bersama 3. Pendamping Kawasan

Gambar 2.2 Kuadran Stakeholder sebelum Proyek Perubahan

Kepentingan

Page 39: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

29

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

2.4 Strategi Komunikasi

Untuk mewujudkan percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional yang

kolaboratif, seorang pemimpin birokrasi harus mampu mengajak seluruh stakeholder terkait

untuk dapat memberikan dukungan. Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka diperlukan

strategi komunikasi yang berbeda terhadap setiap kelompok stakeholder. Quick dalam Ilyas

(2003 : 77-80) membagi pola komunikasi ke dalam 4 (empat) spektrum yaitu agresif,

assertive, responsif, dan non-assertive.

Tabel 2.3 Spektrum Komunikasi

Komunikasi assertive dan komunikasi responsif merupakan perpaduan komunikasi yang

dianggap paling tepat sebagai instrumen negosiasi, pemecahan masalah ataupun resolusi

konflik dan menjadikannya sebagai metode komunikasi yang paling optimal. Komunikasi yang

demikian dipandang dapat memfasilitasi hak dan perasaan setiap stakeholder yang terlibat

dalam sebuah kegiatan dan menyediakan ruang untuk berdialog dimana setiap stakeholder

dapat secara terbuka mengekspresikan perasaannya tentang program yang akan/sedang

dijalankan. Bahkan dalam kondisi yang demikian, kebutuhan, keinginan dan kompetensi dari

setiap stakeholder akan menjadi perhatian.

Page 40: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

30

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tabel 2.4 Karakteristik Pola Komunikasi Assertive dan Responsive

Pola komunikasi diatas dapat menjadi pilihan dalam melakukan komunikasi kepada para

stakeholder. Selain itu perlu diingat bahwa konteks komunikasi efektif dalam membangun tim

efektif adalah menjual gagasan dan memperoleh persetujuan dan dukungan terhadap

gagasan tersebut yang kemudian dapat mengakibatkan perubahan perilaku, yaitu kesediaan

menerima/menyetujui gagasan dan mendorong pelaksanaan gagasan/kegiatan tersebut.

2.5 Ouput Kunci Proyek Perubahan

Output Kunci keberhasilan dari proyek perubahan ini adalah terselenggaranya kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan yang efektif dengan dukungan stakeholder terkait baik

dari Kementerian/Lembaga maupun mitra swasta melalui skema kerjasama yang sama-

samasaling menguntungkan ditambah lagi dengan Bumdesa Bersama yang memiliki tata

kelola yang baik yang kesemua kegiatan tersebut dipayungi oleh dokumen Strategi Nasional

percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional sebagai landasan kerja

bersama.

2.6 Kriteria Keberhasilan

Terdapat beberapa kriteria keberhasilan dalam proyek perubahan sesuai dengan maksud dan

tujuan di awal penulisan proyek perubahan ini, beberapa hal yang menjadi target untuk

dijadikan kriteria keberhasilan dari kegiatan proyek perubahan ini yaitu :

Secara umum proyek perubahan ini bertujuan mengkoordinasikan dan mensinergikan

stakeholder sebagai upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan melalui

penyusunan

Tersusunnya dokumen Strategi Nasional sebagai panduan dalam proses pelaksanaan

pembangunan kawasan perdesaan, dengan adanya dokumen ini akan menjadi modal

yang kuat bagi Ditjen PKP untuk melakukan implementasi maupun koordinasi dengan

pihak-pihak terkait. Dengan dokumen Strategi Nasional Ditjen PKP akan lebih percaya

Page 41: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

31

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

diri menjalankan tugas pokok dan fungsi baik yang dilakukan secara internal maupun

eksternal

Meningkatnya kerjasama lintas sektor baik dengan mitra swasta maupun stakeholder lain

yang terkait baik pemerintah pusat maupun pemerinta daerah, sehingga peningkatan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat perdesaan akan lebih cepat tercapai dan

sasaran pembangunan kawasan perdesaan sesuai mandat RPJMN 2020-2024 tercapai.

Selain itu, proyek perubahan ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai contoh

pelaksanaan kegiatan dengan sistem kolaborasi oleh pihak eksternal terkait. Sehingga

cara kerja pemerintah akan menjadi lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.

Adanya perbaikan sistem kerja yang ada serta untuk mengoptimalisasikan sumber daya

yang dimiliki oleh organisasi Ditjen PKP. Hal ini dikarenakan Ditjen PKP memiliki sumber

daya manusia dan anggaran yang terbatas namun memiliki target yang cukup besar.

Oleh karena itu, dengan terbentuknya proyek perubahan ini diharapkan setiap personil di

internal organisasi dapat mencari cara yang inovatif untuk mencapai target yang

dibebankan ke unit organisasi

Tercapainya keberhasilan dari target yang ingin dicapai pada penyusunan proyek perubahan

ini tergantung kepada banyak faktor, berikut ini beberapa hal yang menjadi faktor kunci

keberhasilan dari proyek perubahan ini :

1. Dukungan dan komitmen pimpinan melalui tugas dan peran dalam menjalankan fungsi

planning, organizing, actuating dan controlling

2. Komitmen dan kompetensi dari Tim Pendukung

3. Maksimalisasi fungsi koordinasi dan konsolidasi antar pihak terkait

4. Dukungan semua unsur dalam organisasi Ditjen PKP

5. Dukungan kebijakan organisasi Ditjen PKP (Man, Money, Machine, Method)

Page 42: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

31

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

2.7 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan

Tabel 2.5 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Pendek

No Tahapan Proyek

Perubahan/Output

Mei Juni Juli Stakeholder Peran Project Leader

M-4 M-1 M-2 M-3 M-4 M-1 M-2 M-3

1. Penyusunan rencana kerja kegiatan Proyek Perubahan

1. Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

2. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

3. Direktur Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

4. Direktur Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan

5. Direktur Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan

6. Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

7. Direktur Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas

8. Kepala Bagian Hukum dan Ortala Ditjen PKP

9. Kepala Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Biro Hukum dan Ortala

1. Memimpin rapat pembentukan Tim Efektif

2. Mempimpin penyusunan Kerangka Kerja Proyek Perubahan;

3. Melakukan koordinasi penyusunan Tim Efektif

4. Mengkooordinir penyusunan Kerangka Kerja dan jadwal kegiatan Proyek Perubahan

1. Rapat persiapanPproyek Perubahan

2. Penyusunan Tim Efektif 3. Penyusunan Kerangka

Acuan Kerja 4. Penyusunan jadwal rencana

kerja

2. Penyusunan profil kawasan perdesaan melalui pengelolaan data elektronik a. Penyusunan Peta potensi

unggulan kawasan perdesaan

b. Penyusunan Data kebutuhan pengembangan kawasan perdesaan Penyusunan Data nilai dan status perkembangan kawasan perdesaan

c. Penyusunan Data intervensi program/kegiatan yang sudah di lakukan di kawasan perdesaan

1. Tim Efektif 2. Kepala Bagian Bagian Perencanaan 3. Kepada Sub Bagian Data dan

Informasi

1. Memimpin rapat koordinasi pengembangan database kegiatan pembangunan kawasan perdesaan

2. Mengarahkan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan

3. Mengontrol perkembangan penyusunan pengembangan database

4. Mengontrol dan memilah data-data yang akan dimasukan dalam database yang baru

Page 43: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

32

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Tahapan Proyek

Perubahan/Output

Mei Juni Juli Stakeholder Peran Project Leader

M-4 M-1 M-2 M-3 M-4 M-1 M-2 M-3

3. Identifikasi dukungan K/L dan Mitra dalam mendukung percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

1. Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2. Deputi Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas

3. Kementerian BUMN 4. Tim efektif 5. Mitra-mitra usaha

1. Memimpin rapat koordinasi dengan Lintas K/L dan Mitra Usaha

2. Menyampaikan perkembangan pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan beserta tantangannya;

3. Mengidentifikasi peluang kerjasama dengan mitra terkait;

4. Menekankan pentingnya kegiatan melalui kerjasama dan kemitraan

4. Koordinasi dengan Mitra Usaha yang sudah direkomendasikan oleh Kementerian BUMN untuk bekerjasama dengan Bumdes/Bumdesa Bersama

1. Tim Efektif 2. Kementerian BUMN 3. Perum Bulog 4. PT Pupuk Indonesia Holding

Company (Persero) 5. PT RNI (Persero), 6. Perum Perikanan Indonesia 7. PT Perikanan Nusantara (Persero) 8. PT PPI (Persero)

1. Memimpin rapat koordinasi dengan Mitra Usaha

2. Meyakinkan pentingnya dukungan mitra untuk kegiatan kegiatan pembangunan kawasan perdesaa

3. Menyusun rencana aksi bersama dengan Mitra Usaha

5. Koordinasi dan konsolidasi dengan Bumdesa Bersama terpilih untuk penetapan lokasi pilot project

1. Tim Efektif 2. Tim Direktorat PEKP 3. Tim Direktorat PSDAKP 4. Pendamping Kawasan 5. Pengurus Bumdes Bersama terpilih

yang menjadi calon lokasi pengembangan

-

6. Tersusunnya rencana pilot project terkait kerjasama

dengan Kementerian/ Lembaga dan mitra pendukung dalam upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

1. Tim Efektif 2. Koordinator Program masing-

masing UKE II di Lingkungan Ditjen PKP

3. Perum Bulog 4. PT Pupuk Indonesia Holding

Company (Persero) 5. PT RNI (Persero), 6. Perum Perikanan Indonesia 7. PT Perikanan Nusantara (Persero) 8. PT PPI (Persero)

1. Memimpin rapat koordinasi dengan untuk penyusunan rencana aksi

2. Memastikan peran dan fumhs dari masing-masing stakeholder untuk mendukung kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melalui kemitraan

7. Penyusunan draft Permendes tentang pedoman

1. Tim Efektif 1. Memimpin rapat koordinasi penyusunan Permendes tentang

Page 44: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

33

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Tahapan Proyek

Perubahan/Output

Mei Juni Juli Stakeholder Peran Project Leader

M-4 M-1 M-2 M-3 M-4 M-1 M-2 M-3

pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan perdesaan

2. Koordinator Program masing-masing UKE II di Lingkungan Ditjen PKP

3. Biro Hukum Kementerian Desa PDTT

4. Bagian Hukum Ditjen PKP

Tata Cara Kemitraan Bumdes Bersama

2. Memberikan masukan dan arahan terkait dengan substansi yang masuk dalam permendesa tersebut

3. Berkoordinasi dengan Sekretariat Jenderal untuk membantu fasilitasi penyusunan dan percepatan penerbitan Permendesa tersebut

8. Penyusunan Laporan Proyek Perubahan

Tim Efektif 1. Melakukan reviu pelaksanaan proyek perubahan

2. Memastikan langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

3. Menyusun laporan proyek perubahan

Page 45: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

34

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tabel 2.6 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Menengah

No Tahapan Proyek Perubahan 2020 2021

Agt Sep Okt Nov Des Jan

1. Tersusunnya Draft Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan mitra pendukung sebagai upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

2. Terlaksananya Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan mitra pendukung percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

3. Implementasi Pilot Project PKP di lokasi terpilih

4. Penyusunan draft Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melaui Optimalisasi Kemitraan

Tabel 2.7 Jadwal Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Panjang

No Tahapan Proyek

Perubahan

2021

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1. Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Perdesaan Prioritas Nasional

2.8 Tata Kelola Proyek Perubahan

Dalam pelaksanaan proyek perubahan perlu dibentuk Tim Efektif untuk mengelola kegiatan

yang terdiri dari personal yang berasal dari Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan dan personil di Direktorat Jenderal lain yang ada di Kementerian Desa PDTT

untuk menunjang dan mendukung kelancaran pelaksanaan proyek perubahan ini. Tim yang

terlibat dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Mentor : Anwar Sanusi, Ph.D

2. Project Leader : Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si

3. Coach : Dr. Winantuningtyas Titi S., M. Si

Page 46: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

35

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tim Efektif :

1. Sekretaris Jenderal;

2. Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;

3. Direktur Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan;

4. Direktur Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan;

5. Direktur Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan;

6. Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan;

7. Plt. Direktur Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas.

a. Peran Masing-Masing Stakeholder :

1. Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

a) Memberikan arahan, motivasi, bimbingan dan dukungan dalam merencanakan

dan implementasi proyek perubahan;

b) Membimbing peserta (Project Leader) berdasarkan sikap profesionalitas;

c) Memberikan dukungan penuh pada project leader dalam mempersiapkan

rancangan proyek perubahan yang akan dilakukan dan akan diimplementasikan;

d) Memberikan arahan dan bimbingan dalam merumuskan atau

mengidentifikasikan permasalahan krusial organisasi yang memerlukan terapi

melalui proyek perubahan dan memberikan bimbingan dalam mengatasi kendala

yang dihadapi;

e) Memberikan persetujuan atas dokumen rencana proyek perubahan dan

implementasi proyek perubahan;

f) Memantau capaian pelaksanaan proyek perubahan sesuai dengan rencana

kerja dan jadwal pelaksanaan.

2. Coach

a) Membantu peserta dalam pemahami instrumen-intsrumen dan tahapan dalam

menyusun rancangan proyek perubahan;

b) Melakukan monitoring kegiatan peserta selama tahap taking ownership melaui

media informasi;

c) Melakukan intervensi bila peserta mengalami permasalahan selama

penyusunan proyek perubahan.

3. Peserta (Project Leader)

a) Berkonsultasi dengan mentor dan coach dalam melaksanakan penyusunan

rencana, dan implementasi proyek perubahan;

b) Memimpin dan mengarahkan anggota tim kerja;

Page 47: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

36

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

c) Menggalang komunikasi dan kesepakatan dengan stakeholder baik internal

maupun eksternal dalam mendukung keseluruhan tahapan proyek perubahan;

d) Melaksanakan, mengendalian dan memantau seluruh tahapan proyek

perubahan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada;

e) Membuat laporan implementasi proyek perubahan.

3. Sesditjen dan Direktur di Lingkungan Ditjen PKP

a) Memberikan masukan dan mendukung dalam pembuatan keseluruhan tahapan

proyek perubahan;

b) Membantu menyiapkan, mengumpulkan data-data terkait rancangan proyek

perubahan;

c) Membantu berkoordinasi dengan stakeholder lainnya;

d) Mendokumentasikan kegiatan peserta selama penyusunan proyek perubahan.

2.9 Identifikasi Potensi Masalah dan Strategi Mengatasi Masalah

Dalam suatu perencanaan meskipun baik sekalipun dalam pelaksanaannya seringkali

menghadapi kendala/masalah. Oleh karena itu dibutuhkan strategi dalam mengatasi

kendala/masalah dimaksud. Dalam rancangan proyek perubahan ini diantisipasi kendala

dalam pentahapan antara lain:

Tabel 2.8

Permasalahan dan Strategi Pemecahannya No Proses Pentahapan Masalah/Kendala Strategi

1. Milestone Jangka Pendek

Masa pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan ini bersamaan dengan wabah pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan kegiatan pekerjaan melalui 2 sistem yakni Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO). Hal ini mengakibatkan koordinasi yang sebelumnya dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka maka harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Walaupun sudah diatur sedemikian rupa nilai lebih kegiatan/pekerjaan yang dilakukan langsung tatap muka/fisik tidak dapat dipungkiri, namun dikarenakan adanya kebijakan pembatasan social berskala besar maka harus memanfaatkan kondisi yang ada

Kegiatan-kegiatan koordinasi dilakukan melalui via daring dengan memanfaatkan aplikasi pertemuan online seperti zoom ataupun google meeting

Kegiatan validasi dan verifikasi langsung ke lapangan untuk menentukan Bumdesa Bersama yang akan menjadi Pilot Project menjadi terhambat karena adanya wabah pandemi Covid-19

Kegiatan validasi dan verifikasi lapangan dilakukan oleh Tim Mitra bersama Pendamping Kawasan yang ada di masing wilayah.

Page 48: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

37

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Proses Pentahapan Masalah/Kendala Strategi

Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Bumdesa Bersama yang akan melakukan kegiatan pilot project

2. Milestone Jangka Menengah

Dampak pandemi Covid-19 juga diperkirakan menyebabkan rencana kegiatan implementasi pilot project di lokasi terpilih juga tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dikarenakan tidak dimungkinkannya pertemuan langsung antara kedua pihak

a. Menjadwalkan ulang kegiatan pilot project menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19

b. Diperkirakan tidak semua larget loaksi pilot project akan berjalan bersamaan, tergantung dengan kesiapan mitra dan pengelola Bumdesa Bersama

Pelaksanaan kegiatan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Ditjen PKP dengan mitra menjadi diperkirakan tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan

Menjadwalkan ulang kegiatan penandatanganan Perjanjian Kerjasama jika kondisi pandemi Covid-19 tetap berlangsung maka direncanakan kegiatan penandatanganan akan dilakukan dengan pertemuan virtual

3. Milestone Jangka Panjang

Terhambatnya penyusunan Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Perdesaan Prioritas Nasional

Sosialisasi dan Koordinasi kepada stakeholder terkait tentang Inpres Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

Page 49: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

38

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

BAB III.

IMPLEMENTASI

PROYEK PERUBAHAN

3.1 Hasil Capaian Proyek Perubahan

Beberapa hal yang sudah dilaksanakan selama periode waktu jangka pendek (2 bulan) pada

kegiatan Proyek Perubahan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang

sudah terencana sesuai dengan target capaian yang akan diraih selama periode waktu

jangka pendek ini.

Jangka waktu 2 (dua) bulan merupakan waktu yang singkat ditambah lagi kondisi pandemik

Covid-19 yang menyebabkan waktu bekerja diatur sedemikian rupa yang menyebabkan

pegawai melakukan system kerja dengan Work From Hone (WFH) dan Work From Office

(WFO), namun hal ini tidak menjadi alasan proses pekerjaan dan perencanaan kegiatan

yang sudah ditetapkan sebelumnya menjadi tidak terlaksana. Kreatifitas dalam bekerja

menjadi kunci dalam kesuksesan kegiatan proyek perubahan ini.

Berikut ini akan dijelaskan kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan beserta dengan

kendala dan permasalahannya.

3.1.1 Pengembangan database terpusat informasi kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan berbasis e-informasi

Ditjen PKP sebelumnya telah memiliki database kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan yang dikompilasi dari berbagai sumber seperti hasil perjalanan dinas, hasil

kegiatan monitoring dan evaluasi, laporan pendamping kawasan, dokumen Rencana

Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) serta dokumen-dokumen lain yang

mendukung. Database tersebut mulai dikumpulkan semenjak Tahun 2015 dan mulai

diperbaiki setiap tahunnya dengan menambahkan informasi-informasi terkait. Database

kawasan tersebut mencakup informasi mengenai lokasi kawasan, potensi unggulan,

komoditas yang dikembangkan, informasi mengenai Bumdesa Bersama yang mengelola

kawasan, dokumen pendukung kawasan seperti surat penetapan oleh bupati dan

keterangan-keterangan lain yang terkait dengan kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan. Data-data tersebut masih dikelola dengan Microsoft Excel dan sifatnya masih

offline sehingga hanya kalangan terbatas yang dapat mengaksesnya.

Pada Tahun 2018 dilakukan perbaikan database melalui aplikasi Pengelolaan Data

Kawasan Perdesaan Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dinamakan

e-Pandawa. Aplikasi pengelolaan data tersebut dikelola oleh Bagian Perencanaan

Page 50: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

39

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Adapun

pengembangan/perbaikan pengelolaan data tersebut meliputi data dan informasi bantuan,

data Bumdes Bersama, data pendamping kawasan, data profil kawasan perdesaan serta

data penyusunan program anggaran dan evaluasi pelaporan.

Setelah dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan aplikasi database yang dibangun Tahun

2018 dipandang perlu dilakukan pengembangan dan perbaikan secara akses, data dan

penampilan sehingga database tersebut dapat digunakan lebih luas tidak hanya kepada

kalangan terbatas. Untuk itu pada proyek perubahan ini, pengembangan database menjadi

salah satu hal yang harus dikerjakan dalam periode waktu jangka pendek, karena data

merupakan modal yang cukup besar untuk mengambil dan memperbaiki kebijakan

kedepannya, apalagi inti proyek perubahan ini adalah proses kerjasama yang akan dibangun

kedepannya yang akan menjalin kerjasama dengan pihak luar dan tentunya dukungan

database menjadi faktor kunci yang harus dipenuhi. Dengan database yang baik, tersusun

dan aksesibiltas yang mudah akan membantu dan mendukung dalam pengambilan

keputusan dan kebijakan.

Berikut ini beberapa hal yang dilakukan terhadap pengembangan sistem pengelolaan

database kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melalui proyek perubahan ini :

1. Penambahan akses user/pegawai dengan menu untuk membuat Daily report

Informasi ini memuat content yang didalamnya pegawai dapat membuat laporan dan

uraian kegiatan setiap harinya, sehingga ini akan dapat memudahkan ketika dalam

menyusun laporan bulanannya.

Output:

Menu form pengisian kegiatan harian

2. Penambahan Broadcast informasi penting secara cepat dan luas

Informasi ini berisikan berita, kegiatan atau undangan yang diperuntukan kepada

pegawai, sehingga pegawai dapat mempunyai arsip dan memperoleh informasi lebih

cepat

Output:

Menu broadcast undangan, kegiatan dll

3. Penambahan kolom pada modul yang sudah ada sebelumnya

Penambahan pada menu ini adalah untuk memperkaya informasi pada aplikasi yang

sudah terbangun sebelumnya, dengan penambahan kolom ini sehingga nantinya user

dapat memiliki informasi yang lengkap.

Output:

Tabel dan kolom baru menyesuaikan dengan kebutuhan data

Page 51: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

40

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

4. Penambahan previlege pada super admin

Penambahan privilege kepada super admin untuk membuatkan user pegawai baru yang

dapat mengakses aplikasi ini.

Output:

Menu pengaturan admin aplikasi

5. Penambahan Approval

Penambahan menu ini adalah pada bagian menu pengesahan pimpinan dilingkup

Eselon II sebelum data dipublish oleh Koordinator data ataupun operator. Dengan

adanya menu approval ini data akan lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Output:

Menu approval atau persetujuan pimpinan

6. Penambahan Application Programming Interface

Pada menu penambahan fitur Application Programming Interface ini adalah untuk

memberikan kemudahan pada aplikasi e-pandawa untuk sharing data pada sistem

dengan aplikasi lainnya yang ada di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam

satu layana yang dikelola oleh Pusdatin Balilatfo.

Output:

Service sistem untuk integrasi antar database

7. Penambahan fiture chatting antar pengguna

Penambahan menu chatting ini menjadi penting bagi uer karena dapat bertanya atau

berkomunikasi langsung dengan user/pegawai yang sedang online.

Output:

Menu chating atau obrolan antar akun pegawai yang sedang online

8. Penambahan akses versi mobile

Penambahan fitur versi mobile ini dapat memudahkan dalam penggunaan bagi user,

jadi kapanpun dan dimanapun aplikasi ini dapat diakses melalui smartphone dengan

tampilan yang user friendly.

Output:

mobile aplikasi pada android

9. Penambahan fitur link dengan media sosial Ditjen PKP

Penambahan menu link ini dapat mengetahui secara real time dengan beberapa sosial

media yang dikelola oleh Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan, dengan link update

secara otomatis dengan aplikasi e-pandawa.

Output:

Service sinkronisasi sistem pandawa dengan beberapa sosial media Ditjen PKP

Page 52: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

41

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

3.1.2 Penyusunan Regulasi Kemitraan dalam Bentuk Permendesa

Telah disampaikan di awal bahwa salah satu strategi pengembangan dan percepatan

pembangunan kawasan perdesaan dengan kondisi keterbatasan sumberdaya yang dimiliki

oleh Ditjen PKP adalah dengan meningkatkan fungsi koordinasi dengan merangkul miitra-

mitra untuk bekerjasama di kawasan perdesaan. Sebenarnya kegiatan kerjasama ini sudah

dilakukan oleh Ditjen PKP sebelum pelaksanaan kegiatan proyek perubahan ini

berlangsung, namun dari hasil evaluasi yang dilaksanakan proses capaian dan kinerja yang

diraih dari hasil kerjasama tersebut belum maksimal, terdapat beberapa hal yang perlu

diperbaiki salah satunya adalah regulasi/payung hukum dari kerjasama yang sudah

dilaksanakan. Atas dasar tersebut maka diperlukan suatu regulasi kerjasama Tata Cara

Kemitraan Bumdesa Bersama yang akan dilakukan dalam wilayah kawasan dalam bentuk

Peraturan Menteri Desa PDTT.

Bumdesa Bersama sabagai lembaga yang akan menerima manfaat dari keberadaaan

Permendesa tentang Tata Cara Kemitraan ini akan ditempatkan sebagai lembaga yang

independen walaupun tetap dalam pembinaan dan pengawasan Ditjen PKP. Salah satu

tujuan dari penyusunan Pedoman Teknis Kemitraan ini yaitu untuk meningkatkan

pemberdayaan usaha, produksi, dan pemasaran Bumdesa Bersama agar bisa mandiri dan

mempunyai daya saing demi kelangsungan usahanya sehingga bisa melepaskan diri dari

sifat ketergantungan perlu adanya acuan atau tata cara dalam hal pengaturan kemitraan

Bumdesa Bersama dengan pihak lain sebagai mitra.

Penyusunan Peraturan Menteri Desa PDTT tentang Tata Cara Kemitraan Bumdesa

Bersama ini melibatkan berbagai stakeholder terkait untuk menerima masukan baik dari

internal Direktorat Jenderal PKP, maupun pihak eksternal Ditjen PKP seperti unit kerja

Eselon I lain, pendamping kawasan, pengurus Bumdesa Bersama sendiri maupun mitra-

mitra yang sudah melakukan kerjasama dengan Ditjen PKP. Diharapkan dengan banyak

terlibatnya pihak yang berkontribusi untuk materi dan substansi Permendesa ini, akan

mendapatkan hasil yang positif pada pelaksanaannya nanti.

Beberapa hal yang menjadi dasar hukum penyusunan dan pelaksanaan Permendesa

tentang Tata Cara Kemitraan Bumdes Bersama yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

2. Undang Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;

3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Repulik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5495)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5404);

Page 53: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

42

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11

Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);

7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4

Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran

Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);

8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6

Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5

Tahun 2016 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 463);

10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor

12 Tahun 2018 tentang Pedoman Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 1391);

Sementara hasil identifikasi para pihak yang dapat melakukan kerjasama kemitraan dengan

Bumdesa Bersama, antara lain BUMN, Perusahaan Swasta, Perbankan, Perguruan Tinggi

dan Lembaga Sosial, dengan kriteria-kriteria sebagai berikut : (1) Mempunyai itikad yang

baik dalam membantu Bumdesa Bersama dan pelaku usaha di perdesaan dalam naungan

Bumdesa Bersama; (2) Memiliki teknologi dan manajemen yang baik; (3 Memiliki rencana

kemitraan; (4) Berbadan hukum dan memiliki bonafitas; (5) Memiliki modal yang cukup; (6)

Memiliki usaha yang sehat dan menguntungkan; (7) Memiliki kepengurusan dan domisili

yang tetap; (8) Mampu memberikan transfer pengetahuan dan teknologi; (9) Diutamakan

memiliki MoU dengan Kementerian Desa PDTT; (10) Tidak dalam keadaan pailit.

Proses kerjasama yang akan dilaksanakan dengan Bumdesa Bersama diatur pula dalam

Permendesa ini, hal ini untuk mengantisipasi hal-halyang tidak diinginkan pada saat proses

kerjasama berlangsung, beberapa hal yang harus dilakukan ketika proses kerjasama ini

akan dilaksanakan yaitu : (1) Identifikasi potensi usaha yang akan dimitrakan; (2) Penjajakan

Kemitraan; (3) Identifikasi para pihak dalam ikatan perjanjian kerja sama; (4)

Telahaan/pengkajian manfaat kemitraan; (5) Pengesahan kemitraan; (6) Pelaksanaan

kemitraan; (7) Pembinaan kemitraan; dan (8) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kemitraan.

Page 54: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

43

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Dikarenakan kerjasama yang dilakukan mengusung konsep kemitraan, maka dalam proses

kegiatan yang dilaksanakan harus sama-sama saling menguntungkan antara kedua pihak,

oleh sebab itu telah diatur dalam Permendesa tersebut prinsip-prinsip kerjasama

diantaranya yaitu : (1 ) Mempunyai tujuan yang sama; (2) Saling menguntungkan; (3) Saling

mempercayai; (4) Bersifat terbuka; (5) Mempunyai hubungan jangka panjang; dan (6) Terus-

menerus melakukan perbaikan dalam mutu dan harga/biaya.

3.1.3 Tersusunnya Rencana Aksi dengan Mitra

Kegiatan yang dilaksanakan yaitu berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga dan mitra

swasta untuk turut serta berkegiatan di lokasi kawasan perdesaan. Kegiatan yang sudah

dilaksanakan yaitu koordinasi dengan Kementerian BUMN dengan dasar surat pengantar

Menteri Desa PDTT surat Menteri Desa PDTT nomor 1129/PRI.02/III/2020 tanggal 31 Maret

2020 kepada Menteri BUMN tentang Kerjasama BUMDes/Bumdes Bersama dengan BUMN

untuk dalam rangka mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 di perdesaan.

Menanggapi surat dari Menteri Desa PDTT tersebut, Kementerian BUMN melalui Sekretaris

kementerian BUMN merespon dengan surat balasan nomor S-98/S.MBUI/04/2020 tanggal

16 April 2020 perihal dukungan kerjasama Bumdes/Bumdesa Bersama dengan BUMN

dengan merekomendasikan 10 perusahaan yang dibawah Kementerian BUMN yang

bergerak dalam usaha penyediaan bahan-bahan pokok. Perusahaan-perusahaan tersebut

diantaranya yaitu Perum Bulog, PT Pupuk Indonesia Holding Company Persero,

PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT

Garam (Persero), PT Pertani (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perikanan

Nusantara (Persero) dan PT PPI (Persero).

Menindaklanjuti kebijakan tersebut Ditjen PKP bersama unit-unit kerja lain di Kementerian

Desa PDTT melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN dan manajemen

perusahaan-perusahaan yang telah direkomendasikan untuk pelaksanaan kegiatan

kerjasama dalam rangka penguatan kemandirian perekonomian perdesaan seperti BULOG,

Perindo, Pupuk Kaltim, PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia, Mitra Bumdes Nusantara,

PT Perikanan Nusantara (Persero), PT PPI (Persero) serta perusahaan-perusahaan lain

Dukungan kebijakan Menteri Desa PDTT untuk berkoordinasi dengan Kementerian BUMN

untuk menindaklanjuti dan mengantisipasi dampak pandemik korona juga menjadi modal

yang cukup sebagai dasar melakukan koordinasi dengan mitra. Surat Menteri Desa terkait

dengan kerjasama kemitraan dibalas oleh Sekretaris Kementerian BUMN melalu surat

nomor 98/S.MBU/04/2020 tanggal 16 April 2020 dengan merekomendasikan 10 anak

perusahaan BUMN yakni Perum Bulog, PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero).

PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero),

PT Garam (Persero), PT Pertani (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perikanan

Nusantara (Persero) dan PT PPI (Persero). Berdasarkan rekomendasi tersebut

ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi dengan masing-masing pimpinan manajemen

perusahaan. Dikarenakan terjadinya pandemi Covid-19 maka rapat yang dilakukan

dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi zoom. Pada rapat-rapat tersebut

diidentifikasi corebisnis masing-masing perusahaan untuk menjadi perencanaan model

Page 55: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

44

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

kerjasama yang akan dibangun dengan Bumdesa Bersama. Dari pemetaan tersebut

didapatkan jejaring mitra yang akan berpeluang untuk melakukan kerjasama dengan

Bumdesa Bersama.

Berikut ini rencana aksi yang telah disusun bersama antara mitra usaha dengan Bumdesa

bersama yang difasilitasi oleh Ditjen PKP.

1. Rencana Aksi Kerjasama Bumdesa Bersama dengan PT. Perindo

Sesuai dengan hasil kesepakatan kerjasama yang dkoordinasikan antara Ditjen PKP

dan PT Perindo, berikut ini rencana aksi yang akan dilaksanakan bersama-sama di

lokasi pilot project kawasan perdesaan

a. Sistem Kerjasama Kemitraan ini adalah dengan sistem kerjasama penjualan putus,

dimana PT Perindo (Perindo) hanya menetapkan harga beli, dan Bumdesa

Bersama dapat menetapkan harga jual sendiri dari harga beli yang telah diberikan

oleh PT Perindo.

b. Kemitraan Bumdesa Bersama berlaku sejak ditandatangani Ketentuan Bumdesa

Bersama Penjualan Ikan dan berlaku selama 12 (dua belas) bulan kalender.

c. Bumdesa Bersama menghubungi pihak PT Perindo apabila akan memperpanjang

ataupun mengehentikan menjadi Bumdesa Bersama Penjualan Ikan PT Perindo

3 bulan sebelum masa berlaku akan berakhir.

d. Fasilitas Penjualan Ikan (freezer) milik PT Perindo untuk penjualan ikan disediakan

dari PT Perindo.

e. Bumdesa Bersama menanggung segala biaya listrik yang timbul atas penggunaan

Fasilitas Penjualan Ikan (freezer) milik PT Perindo.

f. Bumdesa Bersama berkewajiban memperbaiki, mengganti kerusakan maupun

kehilangan selama penggunaan fasilitas penjualan ikan (freezer) milik PT Perindo.

g. Bumdesa Bersama berkewajiban mengembalikan fasilitas penjualan ikan (freezer)

yang disediakan apabila menghentikan menjadi Bumdesa Bersama, dalam kondisi

baik seperti saat diserahkan pada pihak Bumdesa Bersama.

h. Produk akan disuplai dari pihak PT Perindo.

i. Selain produk dari PT Perindo tidak diperkenankan di simpan dalam freezer.

j. PT Perindo akan mengunjungi Bumdesa Bersama minimal 1 minggu sekali untuk

melihat perkembangan Bumdesa Bersama.

k. Bumdesa Bersama memberikan laporan penjualan saat ada kunjungan kemitraan

dari pihak PT Perindo.

l. Bumdesa Bersama menyetorkan uang hasil penjualan ikan saat ada kunjungan

kemitraan atau di transfer langsung ke rekening atas nama PT Perindo.

m. Bumdesa Bersama dilarang memindahtangankan, atau menjual fasilitas penjualan

ikan (freezer) milik PT Perindo.

Page 56: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

45

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

n. Fasilitas Penjualan Ikan (freezer) akan menjadi hak milik Bumdesa Bersama

dengan penjualan produk mencapai 1.200 Kg dalam 1 bulan.

i. Fasilitas Penjualan Ikan (freezer) akan di tarik pada Bumdesa Bersama dengan

penjualan ikan kurang dari 25 Kg dalam 1 bulan.

2. Rencana Aksi Kerjasama Bumdesa Bersama dengan PT. Bulog

Pelaksanaan kerjasama dengan Prum Bulog dilakukan melalui kemitraan Rumah

Pangan Kita (RPK), Rumah Pangan Kita (RPK) merupakan mitra Perum Bulog serta

jaringan outlet penjualan pangan pokok. Outlet penjualan yang dimiliki masyarakat dan

dibina oleh Perum Bulog ini bertujuan menjaga stabilisatas harga di tengah-tengah

masyarakat. Konsep Sahabat RPK secara filosofis dibangun dengan harapan untuk

lebih mendekatkan Perum Bulog dengan masyarakat luas melalui pola kemitraan dan

kerjasama yang setara serta saling menguntungkan. Perum Bulog pada tahun ini

menetapkan strategi dan program yang meningkatkan produksi dan penjualan

komoditas pangan pokok untuk komersial. Ada beberapa komoditas yang akan dijual

yaitu beras, daging, gula dan minyak goreng. Berikut ini beberapa konsep kegiatan yang

akan dilakukan melalui Rumah Pangan Kita :

a. Rumah Pangan Kita merupakan outlet penjualan pangan milik masyarakat yang

dibina oleh Perum Bulog

b. Rumah Pangan Kita merupakan usaha kecil yang menumbuhkan jiwa

entrepreneurship dan pemberdayaan ekonomi masyarakat

c. Rumah Pangan Kita adalah jaringan distribusi pangan Bulog termasuk untuk

kegiatan stabilisasi harga dan pelayanan program pemerintah

d. Rumah Pangan Kita menyediakan produk yang murah dan sehat untuk

mewujudkan akses pangan pokok kepada masyarakat

e. Konsep Sahabat RPK secara filosofis dibangun dengan harapan untuk lebih

mendekatkan Perum Bulog dengan masyarakat luas melalui pola kemitraan dan

kerja sama yang setara serta saling menguntungkan.

f. Perum Bulog menetapkan strategi dan program yang meningkatkan produksi dan

penjualan komoditas pangan pokok untuk komersial. Ada beberapa komoditas yang

akan dijual yaitu beras, daging, gula, dan minyak goreng.

g. Perum Bulog akan memperkenalkan branding Bulog pada beberapa komoditas

komersial yang akan di jual ke masyarakat, seperti beras kita, gula manis kita,

minyak goreng kita, serta pangan pokok lainnya. Melalui Sahabat RPK, diharapkan

setiap produk-produk komoditas komersial Perum Bulog akan dikenal dan disukai

masyarakat luas karena harga serta kualitas yang baik dan bersaing

3. Rencana Aksi Kerjasama Bumdesa Bersama dengan Pupuk Kaltim

Berikut ini beberapa kesepakatan rencana aksi yang akan dilakukan bersama antara

Bumdes Bersama dengan PT Pupuk Kaltim :

Page 57: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

46

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

a. Tindak lanjut koordinasi melalui konsolidasi meeting online dengan pemerintah

daerah (Dinas PMD Kabupaten/Dinas Pertanian) dan Bupati

b. Inventarisir Data Petani (RDKK), Bumdes bersama untuk kebutuhan penyaluran

sarana dan prasarana produksi serta merangkap perkiraan kebutuhan pembeli hasil

panen (GT)

c. Penyiapan skema pembiayaan baik melalui pembiayaan oleh bank (KUR/Non-KUR)

dan atau sistem bagi hasil

d. Penentuan musim tanam

e. Penyiapan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) pelaksanaan kegiatan pilot project

yang dilakukan melalui demplot dan jadwal sosialisasi kelompok tani

f. Pelatihan/workshop untuk para petani yang terlibat serta Bumdes Bersama

g. Penandatanganan kerja bersama antara Bumdesa Bersama dgn Kelompok Tani

(Contract Farming)

h. Kegiatan sosialisasi ke kelompok tani (Farmer Meeting)

i. Pendampingan Budidaya Pertanian

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan yang akan dikerjasamakan, dari pihak

Pupuk Kaltim mempersyaratan Bumdesa Bersama yang akan melakukan kerjasama

setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Bumdes Bersama yang sudah terbentuk, memiliki unit perdagangan dan kelompok

tani

b. Bumdes Bersama direkomendasikan oleh Dinas Pemerintah Kabupaten dan atau

Kepala Desa.

c. Bumdes Bersama memiliki jalan masuk dapat dilalui kendaraan untuk pengiriman

peralatan, dropping bahan baku dan transportasi pupuk

d. Memiliki komitmen dan aktif untuk menyalurkan produk input pertanian (benih,

pupuk, obat), agensi permodalan dan pembelian hasil panen

Selain 3 mitra usaha diatas, terdapat beberapa mitra lain yang diusung untuk melakukan

kerjasama dengan Bumdesa-Bumdesa yang ada. Mitra yang akan melakukan

kerjasama dikelompokan berdasarkan corebussines masing-masing sehingga

diharapkan tidak ada tumpang tindih fasilitasi kerjasama yang akan diterima oleh

masing-masing Bumdes Bersama. Berikut ini pengelompokan mitra usaha berdasarkan

corebussines-nya.

Page 58: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

47

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tabel 3.1 Pemetaan Mitra Usaha yang akan bekerjasama dengan Bumdesa Bersama

berdasarkan Corebussines

No Mitra Usaha / Perusahaan Corebussines Peran Kerjasama dengan

Bumdes Bersama

1. PT Perindo

Supplier produk-produk perikanan

Buyer produk perikanan hasil produksi masyarakat

pelayanan barang jasa di pelabuhan perikanan

Membantu untuk menyediakan produk-produk perikanan beserta sarana pendukungnya

2. Perum Bulog Penyediaan bahan pokok seperti gula beras, minyak

Membantu penyediaan bahan pokok seperti gula beras, minyak

3. PT Pupuk Kaltim

Penyediaan sarana dan prasarana pertanian (pupuk, obat-obatan)

Pendampingan dan pembinaan kelompok tani

Fasilitasi kegiatan pascapanen

Membantu penyediaan sarana dan prasarana pertanian bagi petani

Membuat demplot di masing-masing wilayah seluas 2 Ha

4. Surveyor Indonesia

Pendampingan, pelatihan bagi pengurus Bumdes Bersama

Pendampingan kualitas produk-produk hasil olahan Bumdes Bersama

Melakukan pendampingan dan pelatihan kepada pengurus Bumdesa Bersama

Membantu meningkatkan kualitas/mutu produk Bumdesa Bersama

5. Bank Rakyat Indonesia Fasilitasi permodalan dengan Bungan ringan

Membantu pengadaan permodalan dengan persayaratan mudah dan murah

6. Bank Negara Indonesia Fasilitasi permodalan dengan Bungan ringan

Membantu pengadaan permodalan dengan persayaratan mudah dan murah

7. PT RNI

Supplier bahan pokok kebutuhan masyarakat sehari-hari

Pendampingan dan penguatan tata kelola manajemen Bumdesa Bersama

Membantu penyediaan bahan pokok kebutuhan masyarakat

Mendampingi dan menguatkan tata kelola manajemen Bumdesa Bersama

8. Mitra Bumdes Nusantara

Menampung produk-produk hasil Bumdesa Bersama

Membuka jaringan pasar bagi Bumdesa Bersama

Memfasilitasi pasar bagi produk-produk hasil Bumdesa Bersama

Membantu jaringan pemasaran bagi Bumdesa Bersama

9. PT PPI

Supplier bahan pokok kebutuhan masyarakat sehari-hari

Pendampingan dan penguatan tata kelola manajemen Bumdesa Bersama

Menyediakan bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat desa

Melakukan pendampingan kelompok Bumdesa Bersama

Page 59: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

48

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Mitra Usaha / Perusahaan Corebussines Peran Kerjasama dengan

Bumdes Bersama

10. PT. Garam (Persero)

Menjamin ketersediaan Garam Nasional, serta

mewujudkan kedaulatan pangan di bidang garam

Membantu kawasan-kawasan perdesaan pesisir yang memliki potensi produksi garam baik dari sisi pendampingan maupun pemasaran hasil produk

11. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding

Bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil Perkebunan.

Komoditi yang diusahakan adalah kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, kakao, tembakau, aneka kayuan, buah-buahan dan aneka tanaman lainnya

Membantu masyarakat perdesaan dalam rangka produksi, pemeliharaan dan pemasaran hasil

12. Pegadaian

CSR Perusahaan di bidang pengembangan sosial dan kemasyarakatan melalui pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Program Kemitraan yang mendorong masyarakat pelaku usaha mikro atau Mitra Binaan untuk dapat tumbuh melalui pinjaman berbunga lunak.

Membantu Bumdes Bersama untuk mendapatkan pinjaman berbunga lunak untuk memperbesar skala bisnisnya, di samping juga menciptakan peluang-peluang baru atas usaha yang dijalaninya

13. PT Berdikari

Fokus kepada bisnis peternakan

Buffer stock (penyedia bibit) untuk peternakan rakyat khususnya daging ayam dan telur

Membantu Bumdesa Bersama untuk pengembangan usaha dibidang peternakan ungags serta penyediaan protein hewani di perdesaan

14. Dompet Dhuafa

Memberdayakan masyarakat bebasis potensi daerah untuk mendorong kemandirian umat melalui usaha pertanian, peternakan, pengembangan UMKM

Membantu Bumdesa Bersama untuk kolaboratif pada kegiatan pendampingan pada usaha-usaha yang potensial dan disepakati kedua belah pihak

15.

Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP)

Pengelolaan dana bergulir yang berpendampingan bagi pelaku

usaha mikro, kecil, dan menengah sektor kelautan dan perikanan

Membantu Bumdesa Bersama untuk mendapatkan bantuan penguatan modal usaha di sektor perikanan

Sumber : Data Ditjen PKP (2020)

3.1.4 Penetapan Lokasi Pilot Project

Pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melalui skema pilot project

menjadi salah satu kegiatan yang akan direncanakan pada fase periode jangka pendek.

Dengan pelaksanaan kegiatan pilot project adanya contoh bagaimana seharusnya

Page 60: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

49

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan dilaksanakan, mulai dari kegiatan

perencanaan yang melibatkan seluruh pihak terkait sehingga akan mempertimbangkan

banyak aspek untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan, selain itu pada kegiatan

implementasi/pelaksanaan kegiatan melalui pilot project diharapkan akan banyak pihak-

pihak yang terlibat aktif untuk kegiatan fasilitasi bantuan kepada lokasi-lokasi kawasan yang

menjadi pilot project. Dan yang lebih utama dengan melibatkan banyak pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan maka rasa tanggungjawab

dan memiliki akan timbul. Keberhasilan proses dan pelaksanaan kegiatan pilot project yang

akan dilaksanakan akan diadopsi untuk kegiatan pembangunan kawasan perdesaan

lainnya. Lokasi pelaksanaan kegiatan pilot project akan divalidasi dan diverifikasi dari lokasi-

lokasi kawasan perdesaan selama ini, akan ditetapkan kriteria-kriteria khusus bagi

penetapan lokasi pilot project ini oleh Tim Ditjen PKP.

Penetapan lokasi kawasan perdesaan yang akan dijadikan lokasi pilot project harus

memenuhi kriteris sebagai berikut (1) diutamakan lokasi kawasan yang masuk dalam lokasi

kawasan prioritas nasional; (2) direkomendasikan oleh stakeholder yang ada di Ditjen PKP

dengan melalui proses evaluasi kinerja; (3) pengelola Bumdes Bersama memiliki penilaian

kinerja yang baik; (4) pemerintah daerah yang kooperatif; (5) potensi produk unggulan untuk

dikembangkan; (6) kawasan perdesaan yang pemerintah daerahnya memiliki komitmen

yang besar terhadap PKP. Usulan lokasi pilot project ini menjadi pembahasan khusus oleh

Tim Teknis Bersama untuk ditindaklanjuti dengan kegiatan verifikasi dan identifikasi

kelayakan kerjasama oleh Tim Teknis yang ada di daerah masing-masing

Penetapan lokasi pilot project melalui surat Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan

nomor 307/PKP.04.03/V/2020 tanggal 13 Mei 2020 perihal Kerjasama Penanganan Dampak

Pandemi Covid-19 Surat tersebut disampaikan kepada Direktur Utama PT Perindo, Perum

Bulog dan PT. Pupuk Kaltim untuk dijadikan dasar pelaksanaan kegiatan pilot project

pembangunan kawasan perdesaan melalui pola kemiitraan.

Berikut ini beberapa lokasi kawasan perdesaan yang akan menjadi lokasi pilot project

kegiatan pembangunan kawasan perdesaan.

Tabel 3.2 Bumdesa Bersama yang akan bekerjasama dengan Perum Bulog

No Bumdesa Bersama Provinsi Kabupaten Lokasi Kecamatan

1 Agro Maju Bersama Kalimantan Barat Sambas Semparuk, Tebas, Pemangkat

2 Karya Sarumpun Kalimantan Timur Berau Pulau Derawan

3 Delapan Bersaudara Kalimantan Selatan Banjar Martapura, Martapura Barat

Sumber : Data Ditjen PKP (2020)

Tabel 3.3 Bumdesa Bersama yang akan bekerjasama dengan Pupuk Kaltim

No Bumdesa Bersama Provinsi Kabupaten Lokasi Kecamatan

1 Sidey Maju Bersama Papua Barat Manokwari Sidey

2 Wonosari Jaya Gorontalo Boalemo Wonosari

3 Raba Nusa Tenggara Barat Dompu Kilo, Manggalewa

4 Anjir Pasar Kalimantan Selatan Barito Kuala Anjir Pasar

Sumber : Data Ditjen PKP (2020)

Page 61: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

50

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tabel 3.4 Bumdesa Bersama yang akan bekerjasama dengan Perindo

No Bumdesa Bersama Provinsi Kabupaten Lokasi Kecamatan

1 Pacet Sukses Sejahtera Jawa Barat Cianjur Pacet

2 Mina Agrowisata Banten Pandeglang Labuan dan Jiput

3 Sejahtera Jawa Tengah Purbalingga Kejobong

Sumber : Data Ditjen PKP (2020)

3.1.5 Implementasi kegiatan di lokasi Pilot Project

Pelaksanaan kegiatan pilot project diharapkan menjadi contoh bagaimana seharusnya

pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan dilaksanakan, mulai dari kegiatan

perencanaan yang melibatkan seluruh pihak terkait sehingga akan mempertimbangkan

banyak aspek untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan, selain itu pada kegiatan

implementasi/pelaksanaan kegiatan melalui pilot project diharapkan akan banyak pihak-

pihak yang terlibat aktif untuk kegiatan fasilitasi bantuan kepada lokasi-lokasi kawasan yang

menjadi pilot project. Dan yang lebih utama dengan melibatkan banyak pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan maka rasa tanggungjawab

dan memiliki akan timbul. Keberhasilan proses dan pelaksanaan kegiatan pilot project yang

akan dilaksanakan akan diadopsi untuk kegiatan pembangunan kawasan perdesaan

lainnya. Lokasi pelaksanaan kegiatan pilot project akan divalidasi dan diverifikasi dari lokasi-

lokasi kawasan perdesaan selama ini, akan ditetapkan kriteria-kriteria khusus bagi

penetapan lokasi pilot project ini oleh Tim Ditjen PKP

Pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melalui skema pilot project

menjadi salah satu kegiatan yang akan direncanakan pada fase pelaksanaan periode jangka

menengah, namun karena adanya kesepakatan dengan para mitra yang akan melakukan

kerjasama, proses implementasi tersebut dipercepat pelaksanaannya pada periode jangka

pendek. Proses pelaksanaan implementasi kegiatan pembangunan kawasan perdesan di

lokasi pilot project dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan. Berikut ini beberapa

tahapan pelaksanaan implementasi di lokasi pilot project :

1. Ditjen PKP menyampaikan usulan lokasi kawasan perdesaan sebagai calon lokasi

kegiatan implementasi pilot project

2. Usulan lokasi yang disampaikan disertakan dengan profil kawasan yang memuat

informasi tentang potensi unggulan, komoditas yang dikembangkan, kondisi Bumdesa

Bersama, rencana pengembangan kegiatan kawasan perdesaan dan informasi-

informasi lainnya yang terkait

3. Validasi dan verifikasi lokasi kawasan perdesaan dan manajemen Bumdesa Bersama

yang dilakukan oleh perwakilan Ditjen PKP dengan Tim Mitra Usaha. Dikarenakan

adanya kondisi pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan dilakukannya perjalanan

dinas ke daerah-daerah maka dilakukan strategi khusus untuk kegiatan validasi dan

verifikasi lokasi kawasan yaitu dengan memanfaatkan perwakilan yang ada di daerah,

untuk Ditjen PKP perwakilan kegiatan validasi dan verifikasi dilakukan didampingi oleh

para pendamping kawasan dan dari mitra usaha memanfaatkan tenaga-tenaga yang

Page 62: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

51

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

ada di cabang/daerah, dengan demikian diharakan kegiatan validasi dan verifikasi

tetap berjalan walaupun di tengah wabah pandemi Covid-19. Validasi dan verifikasi

bertujuan untuk menilai kelayakan Bumdesa Bersama untuk melakukan kerjasama

serta melihat potensi wilayah untuk kesesuaian kegiatan kerjasama yang akan

dilaksakanakan. Proses validasi dan verifikasi dilaporkan ke Tim Pusat sebagai bahan

pertimbangan untuk menentukan kebijakan kerjasama selanjutnya

4. Setelah disepakati pola dan konsep kerjasama kegiatan yang akan dilaksanakan

antara kedua pihak maka mulai disusun lamngkah-langkah kerja salah satunya adalah

panandatanganan Perjanjian Kerjabersama (PKS) antara Mitra Usaha dengan

masing-masing Bumdesa Bersama yang difasilitasi oleh Ditjen PKP

Berikut ini beberapa proses tahapan kegiatan implementasi yang sudah dilakukan di

beberapa tempat lokasi pilot project

1. Kerjasama dengan PT Pupuk Kaltim

Sesuai dengan usulan lokasi pilot project yang disampaikan kepada PT Pupuk Kaltim,

bahwa pelaksanaan kegiatan pilot project yang akan dikerjasamakan berada di 4 lokasi

kawasan perdesaan yakni :

a. Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat

b. Kabupaten Boalemo Provinsi Barito Kuala

c. Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan

d. Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pada tahap ini PT Pupuk Kaltim melakukan validasi dan verifikasi kawasan perdesaan

dan Bumdes Bersama yang akan melakukan

kerjasama. Kegiatan ini dilakukan oleh

perwakilan/cabang PT Pupuk Kaltim yang ada di

masing-masing daerah bersama pendamping

kawasan perdesaan Pada tahap awal PT Pupuk Kaltim

akan melakukan membantu sarana dan prasarana

kebutuhan budidaya tanaman padi seluas Ha untuk

masing-masing wilayah.

Kegiatan yang dilakukan yaitu wawancara dengan

pengurus Bumdes Bersama, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Kabupaten, Pendamping Kawasan serta

melihat mengunjungi fasilitas-fasilitas yang tersedia di

kawasan perdesaan yang berasal dari kegiatan

bantuan pihak-pihak terkait seperti bantuan Rice

Milling Unit hasil fasilitasi Ditjen PKP.

Page 63: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

52

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

2. Kerjasama dengan PT Perindo

Sesuai dengan usulan lokasi pilot project yang disampaikan kepada PT Perindo, bahwa

pelaksanaan kegiatan pilot project yang akan dikerjasamakan berada di 3 lokasi

kawasan perdesaan yakni :

a. Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat

b. Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

c. Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah

Pelaksanaan kerjasama PT Perindo dengan

Bumdes Bersama yang ada di Kabupaten Cianjur

sudah selangkah lebih maju. Hasil fasilitasi yang

dilakukan oleh Ditjen PKP dengan PT Perindo

beberapa waktu lalu, saat ini PT Perindo sudah

mulai mengirimkan produk-produk ikan segar ke

Bumdes Bersama Pacet Sukses Sejahtera yang

berada di Kabupaten Ciajur, untuk tahap awal

pengiriman produk ikan segar sebanyak 160 kg

terdiri dari berbagai jenis ikan seperti ikan tenggiri,

ikan layang, ikan tuna, udang, cumi dan lain-lain. Selain membantu untuk suplai produk-

produk ikan PT Perindo juga memberikan bantuan mesin freezer sebanyak 2 unit untuk

penyimpanan ikan-ikan tesebut.

Wallaupun secara admnistrasi payung hukum

(Perjanjian Kerjabersama -PKS-) yang dilakukan

oleh PT Perindo dan Bumdes Bersama Pacet

Sukses Sejahtera yang berada di Kabupaten

Cianjur sedang dalam proses penyusunan namun

karena adanya itikad baik antara semua pihak

maka dilakukan percepatan kegiatan dilapangan

dengan menyalurkan produk-produk perikanan

untuk dijual oleh Bumdes Bersama.

3.1.6 Penyusunan Rancangan Perjanjian Kerjasama (PKS)

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (PKS) pada dasarnya merupakan kegiatan yang akan

dilakukan pada periode jangka menengah, namun karena adanya kegiatan implementasi

di beberapa tempat yang dijadikan sebagai lokasi pilot project maka pelaksanaan kegiatan

Perjanjian Kerjasama ini dipercepat sehingga menjadi kegiatan yang masuk kedalam

periode jangka pendek.

Selain pelaksanaan kegiatan Perjanjian Kerjasama dengan beberapa mitra usaha juga akan

dilakukan penandatanganan MoU antara Kementerian Desa PDTT dengan Kementerian

BUMN, rencananya panandatanganan MoU akan dilaksanakan pada akhir Juni-awal Juli

2020. Diharapkan dengan adanya MoU antara kedua kementerian ini, maka payung hukum

Page 64: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

53

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

yang membawahi kegiatan-kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh jaringan kemitraan yang

ada dibawah masing-masing kementerian akan semakin kuat.

Penyusunan Rancangan Perjanjian Kerjasama (PKS) dan rancangan MoU melibatkan Biro

Hukum dan Ortala di Sekretariat Jenderal dan Bagian Hukum Ditjen Pembangunan

Kawasan Perdesaan untuk pengisian substansi konsideran naskah namun untuk teknis dan

bagaimana kerjasama itu dilaksanakan dilakukan koordinasi dengan masing-masing mitra

terkait.

Untuk tahap awal penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) akan dilakukan antara

masing-masing Bumdes bersama dengan PT Perindo, Perum Bulog, PT Pupuk Kaltim dan

Bank Rakyat Indonesia. Posisi Ditjen PKP pada pelaksanaan kegiatan Perjanjian Kerjasama

ini lebih kepada pihak yang memfasilitasi, pembinaan dan melakukan pemantauan atas

setiap kegiatan yang dilakukan atasnama kerjasama ini.

3.2 Kendala Pelaksanaan dan Strategi Menghadapi Kendala Proyek Perubahan

Masa pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan ini bersamaan dengan wabah pandemi

Covid-19 yang menyebabkan adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan kegiatan

pekerjaan melalui 2 sistem yakni Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO).

Hal ini mengakibatkan koordinasi yang sebelumnya dilaksanakan melalui kegiatan tatap

muka maka harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan tersebut, salah satunya

dengan kegiatan koordinasi yang dilakukan melalui rapat virtual dengan menggunakan

aplikasi zoom meeting ataupun google meeting. Walaupun sudah diatur sedemikian rupa

nilai lebih kegiatan/pekerjaan yang dilakukan langsung tatap muka/fisik tidak dapat

dipungkiri, namun dikarenakan adanya kebijakan pembatasan social berskala besar maka

harus memanfaatkan kondisi yang ada.

Berikut ini ringkasan capaian pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan Strategi Nasional

Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dijabarkan dalam sebuah table.

Page 65: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

64

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Tabel 3.5 Rincian Kegiatan Proyek Perubahan

No Kegiatan Utama Kegiatan Terkait Output Waktu Pelaksanaan Indikator Keberhasilan

Jangka Pendek

1. Penyusunan Rencana Kerja Proyek Perubahan

Rapat persiapan proyek Perubahan

1. Notulensi dan dokumentasi rapat

8 April Terlaksananya rapat Koordinasi oleh Tim Efektif

Penyusunan Tim Efektif 2. SK Tim Efektif 20 April Terbentuk Tim Efektif

Penyusunan Kerangka Acuan Kerja

3. Kerangka Acuan Kerja 22 April Tersedianya KAK

Penyusunan jadwal kegiatan 4. Jadwal Kegiatan 22 April Tersedianya jadwal kegaitan

2.

Penyusunan profil kawasan perdesaan melalui pengelolaan data elektronik

Penyusunan Peta potensi unggulan kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 4 Mei s.d 26 Juni Tersedianya peta dan database potensi unggulan kawasan perdesaan

Penyusunan Data kebutuhan pengembangan kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 4 Mei s.d 26 Juni Tersedianya data kebutuhan pengembangan kawasan perdesaan

Penyusunan Data nilai dan status perkembangan kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 4 Mei s.d 26 Juni Tersedianya data nilai dan status perkembangan kawasan perdesaan

Penyusunan Data intervensi program/kegiatan yang sudah di lakukan di kawasan perdesaan

Aplikasi e-Pandawa 4 Mei s.d 26 Juni Tersedianya Data intervensi program/kegiatan yang sudah di lakukan di kawasan perdesaan

3.

Identifikasi dukungan stakeholder terkait baik Kementerian/Lembaga ataupun mitra swasta

Penyampaian surat menyurat antara Kementerian Desa PDTT dengan Kementerian BUMN

Surat Menteri Desa PDTT nomor 1129/PRI.02/III/2020 tanggal 31 Maret 2020 kepada Menteri BUMN tentang Kerjasama BUMDes/Bumdes Bersama dengan BUMN untuk dalam rangka mengantisipasi dampak pandemi covid-19 di perdesaan

31 Maret

Terkirimnya Surat Menteri Desa PDTT nomor 1129/PRI.02/III/2020 tanggal 31 Maret 2020 kepada Menteri BUMN tentang Kerjasama BUMDes/Bumdes Bersama dengan BUMN untuk dalam rangka mengantisipasi dampak pandemi covid-19 di perdesaan

Surat Sekretaris Kementerian BUMN tanggal 98 /S.MBU/04/2020 tanggal

16 April Balasan Surat Sekretaris Kementerian BUMN tanggal 98 /S.MBU/04/2020 tanggal 16 April 2020 tentang

Page 66: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

65

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Kegiatan Utama Kegiatan Terkait Output Waktu Pelaksanaan Indikator Keberhasilan

16 April 2020 tentang rekomendasi 10 anak perusahaan BUMN yang dapat bekerjasama

rekomendasi 10 anak perusahaan BUMN yang dapat bekerjasama

4.

Koordinasi dengan Mitra Usaha yang sudah direkomendasikan oleh Kementerian BUMN untuk bekerjasama dengan Bumdes/Bumdesa Bersama

Rapat virtual anak perusahaan BUMN melalui virtual meeting 1. Notulen Rapat

2. Pembentukan Tim Teknis Bersama

3. Penyusunan Rencana Aksi

16 April s.d 17 Juni

Terlaksananya virtual anak perusahaan BUMN melalui virtual meeting

Identifikasi corebisnis masing-masing mitra usaha

Teridentifikasinya corebisnis masing-masing mitra usaha

5.

Koordinasi dan konsolidasi dengan Bumdesa Bersama terpilih untuk penetapan lokasi pilot project

Rapat koordinasi untuk Identifikasi dan verifikasi kegiatan usaha Bumdesa Besama (zoom meeting)

3. Rekomendasi Bumdesa Bersama yang akan melakukan kegiatan kemitraan

4. Identifikasi mitra usaha yang akan bekerjasama dengan Bumdesa Bersama

4 Mei s.d 12 Mei

Terlaksananya Rapat koordinasi untuk Identifikasi dan verifikasi kegiatan usaha Bumdesa Besama (zoom meeting)

Identifikasi manajemen pengelolaan usaha Bumdesa Bersama

Teridentifikasinya manajemen pengelolaan usaha Bumdesa Bersama

Penguatan komitmen kerja untuk pengembangan usaha melalui pola kemitraan

Adanya dokumen kesepakatan kerjasama

6.

Tersusunnya rencana pilot project terkait kerjasama dengan Kementerian/ Lembaga dan mitra pendukung dalam upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

Rapat Koordinasi dengan mitra yang akan bekerjasama

Notulensi Rapat Dokumentasi Rapat

16 April s.d 17 Juni Terlaksananya rapat Koordinasi dengan mitra yang akan bekerjasama

Rekomendasi lokasi pilot project

Surat Dirjen PKP kepada Kementerian BUMN dan anak perusahaan BUMN terkait dengan usulan lokasi pilot project

30 April (Pupuk Kaltim)

13 Mei (Bulog) 20 Mei (Perindo)

Adanya surat Dirjen PKP kepada Kementerian BUMN dan anak perusahaan BUMN terkait dengan usulan lokasi pilot project

7.

Penyusunan draft Permendes tentang pedoman pengembangan

Dokumen draft Permendes tentang pedoman pengembangan kerjasama

draft Permendes tentang pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan perdesaan

Surat Pengajuan ke Sekjen 26 Juni

Terdedianya dokumen draft Permendes tentang pedoman pengembangan kerjasama dan kemitraan di kawasan perdesaan

Page 67: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

66

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Kegiatan Utama Kegiatan Terkait Output Waktu Pelaksanaan Indikator Keberhasilan

kerjasama dan kemitraan di kawasan perdesaan

dan kemitraan di kawasan perdesaan

8. Penyusunan Laporan Proyek Perubahan

Laporan kegiatan yang dilakukan selama periode jangka pendek

Laporan Proyek Perubahan

15 s.d 29 Juni Tersedianya Laporan Proyek Perubahan

Jangka Menengah

9.

Pembentukan tim kolaboratif untuk penyusunan draft Inpres

Koordinasi lintas kementerian untuk pembentukan tim penyusunan draft Inpres

SK Tim Penyusunan Draft Inpres PKP

Belum terlaksana

10.

Tersusunnya Draft Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan mitra pendukung sebagai upaya percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

Koordinasi dengan mitra untuk pembahasan konsep perjanjian kerjasama dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan perdesaan prioritas nasional

Rencana kerja konsep kemitraan yang akan dikerjsamakan

Penandatangan PKS diperkirakan pada

M.3 – M.4 Juli

Terlaksananya rapat Koordinasi dengan mitra untuk pembahasan konsep perjanjian kerjasama dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan perdesaan prioritas nasional

Penyusunan konsep PKS Draft PKS Draft konsep PKS

11.

Terlaksananya Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dengan mitra pendukung percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

Diskusi penyusunan rencana kerja kemitraan antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

Dokumen rencana kerja bersama antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

Belum terlaksana

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan mitra terkait

Belum terlaksana

12. Implementasi Pilot Project PKP di lokasi terpilih

Penyusunan timeline rencana aksi kegiatan sesuai dengan rancangan awal

Timeline rencana aksi 15 s.d 19 Juni Pelaksanaan tahap awal kegiatan pilot project

Page 68: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

67

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Kegiatan Utama Kegiatan Terkait Output Waktu Pelaksanaan Indikator Keberhasilan

Penyusunan dan penandatanganan rancangan perjanjian kerjasama

Perjanjian Kerjasama antara kawasan perdesaan prioritas nasional dengan mitra terkait

Mengevaluasi kondisi lapang wilayah untuk menyesuaikan kesesuaian dengan rencana aksi

Dokumen evaluasi terkait kondisi lapang

Validasi dan verifikasi lapangan oleh Tim Bersama

13.

Penyusunan draft Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melaui Optimalisasi Kemitraan

Diskusi penyusunan draft Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melaui Optimalisasi Kemitraan

Draft Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Priorotas Nasional

Belum terlaksana

Jangka Panjang

15.

Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Perdesaan Prioritas Nasional

Harmonisasi Legal Drafting Inpres Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional dengan Kementerian Sekretaris Negara.

Dokumen Inpres Stranas Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional melaui Optimalisasi Kemitraan

Belum terlaksana

Page 69: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

68

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

3.3 Strategi Manajemen Stakeholder

Pemetaan awal posisi stakeholder dilakukan pada tahap awal penyusunan rancangan

Proyek Perubahan, pemetaan ini dilakukan dengan mengelompokan masing-masing

stakeholder terkait dalam 4 kelompok kuadran yakni apathetics, latents, defender,

promoters. Maksud dari pemetaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi posisi masing-masing

stakeholder agar mudah dalam proses perlakuan ketika pelaksanaan Proyek Perubahan

sekaligus “menggeser” posisi stakeholder yang berada di kuadran apathetics, latents.

Beberapa strategi yang dilakukan untuk mendapatkan dukungan stakeholder pada

pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan yaitu :

1. Rapat koordinasi dan intensif dengan stakeholder terkait

2. Pendekatan personal untuk menjelaskan pentingnya kegiatan Proyek Perubahan ini

3. Kegiatan diskusi-diskusi terbatas/kecil untuk menyamakan persepsi dan orientasi baru

kegiatan pembangunan kawasan perdesaan kedepannya

Sebagian besar stakeholder yang sebelumnya berada dalam klasifikasi apathetics setelah

proyek perubahan berada pada klasifikasi latens dan defendes. Secara lebih detail

identifikasi dan klasifikasi stakeholder dijadikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.6

Identifikasi dan Klasifikasi Stakeholder Terkait sesudah Proyek Perubahan

No Stakeholder Eksternal Internal Klasifikasi

Stakeholder

Sebelum Sesudah

Jangka Pendek

1. Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT ✓ Promoter Promoter

2. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendesa PDTT

✓ Promoter Promoter

3. Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertinggal, Kemendesa PDTT

✓ Promoter Promoter

4. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Perdesaan, Kemendesa PDTT

✓ Promoter Promoter

5. Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertentu, Kemendesa PDTT

✓ Promoter Promoter

6. Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Kemendesa PDTT

✓ Promoter Promoter

7. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendesa PDTT

✓ Promoter Promoter

8.

Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, Kemendesa PDTT

✓ Promoter Promoter

9. Sekretaris Jenderal kementerian BUMN

✓ Apathetics Promoter

10. Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kebudayaan, Kemenko PMK

✓ Promoter Promoter

Page 70: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

69

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

No Stakeholder Eksternal Internal Klasifikasi

Stakeholder

Sebelum Sesudah

11. Deputi Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas

✓ Promoter Promoter

12. Direktorat Jenderal Bina Pemerintah Desa, Kementerian Dalam Negeri

✓ Apathetics Promoter

13. Gubernur ✓ Latents Promoter

14. Bupati ✓ Promoter Promoter

15. Ketua BumDes Bersama ✓ Defenders Promoter

16. Pendamping Kawasan ✓ Defenders Promoter

17. Deputi Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan, Kementerian Sekretariat Negara

✓ Apathetics Latens

18. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR (JM)

✓ Defenders Defenders

19. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (JM)

✓ Apathetics Latens

20. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (JM)

✓ Apathetics Latens

21. PT BULOG ✓ Latents Promoter

22. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia

✓ Latents

Promoter

23. PT Perindo ✓ Latents Promoter

24. PT Pupuk Kaltim ✓ Latents Promoter

25. PT Mitra Bumdes Nusantara ✓ Latents Promoter

26. PT Pertani ✓ Latents Promoter

27. PT Garam Persero ✓ Latents Promoter

Sumber : Data Ditjen PKP (2020)

Sesuai dengan identifikasi pada stakeholder maka dapat disusun kuadran stakeholder

sebelum proyek perubahan dilaksanakan. Harapannya, setelah dilaksanakannya seluruh

milestone maka dapat merubah posisi stakeholder yang terletak pada kuadran IV (apathetics),

kuadran II (latents) dan kuadran III (defender) masuk pada kuadran I (promoters).

Page 71: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

70

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

Latens

1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

2. Deputi Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan, Kementerian Sekretariat Negara

3. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian

Promoters 1. Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT 2. Direktur Jenderal Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendesa PDTT

3. Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertinggal, Kemendesa PDTT

4. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Perdesaan, Kemendesa PDTT

5. Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertentu, Kemendesa PDTT

6. Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan 7. Pembangunan Permukiman Transmigrasi,

Kemendesa PDTT 8. Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan

Transmigrasi, Kemendesa PDTT 9. Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan,

Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, Kemendesa PDTT

10. Sekretaris Jenderal kementerian BUMN 11. Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan

Masyarakat, Desa, dan Kebudayaan, Kemenko PMK

12. Deputi Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas

13. Direktorat Jenderal Bina Pemerintah Desa, Kementerian Dalam Negeri (JPd)

14. Gubernur (JPd) 15. Bupati 16. PT BULOG 17. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 18. PT Perindo 19. PT Pupuk Kaltim 20. PT Mitra Bumdes Nusantara 21. PT Pertani 22. PT Garam Persero 23. Ketua BumDes Bersama 24. Pendamping Kawasan

Apathetics

Defenders Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR

Gambar 3.3 Kuadran Stakeholder sesudah Proyek Perubahan

Page 72: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

71

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

BAB IV.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melalui berbagai proses pada penyusunan Proyek Perubahan ini, dapat ditarik

beberapa kesimpulan yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan

kebijakan pembangunan kawasan perdesaan oleh Ditjen PKP kedepannya. Berikut ini

beberapa kesimpulan dari penyusunan Proyek Perubahan Percepatan Pembangunan

Kawasan Perdesaan melalui instrumen Strategi Nasional :

1. Proyek Perubahan yang berjudul Strategi Nasional Percepatan Pembangunan

Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional dapat menjadi alat pacu semangat khususnya

bagi pegawai yang ada di Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Proyek Perubahan ini memberikan wawasan dan wacana baru bagaimana mengelola

dan membangun kawasan perdesaan tanpa melulu bergantung kepada anggaran

rutin. Ternyata dengan fungsi dan kewenangan koordinasi yang dimiliki oleh Ditjen

PKP mampu mengajak dan menarik minat mitra-mitra diluar untuk berperan aktif ikut

membangun kawasan perdesaan

2. Minset konsep pengelolaan kegiatan dengan pola yang sama tiap tahun harus dirubah,

saat ini inovasi dan kreatifitas dalam upaya percepatan dan pembangunan kawasan

perdesaan menjadi modal yang penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang

diamanatkan oleh RPJMN 2020-2024 seperti peningkatan pengelolaan/manajerial

BumDesa Bersama dan peningkatan indeks kawasan perdesaan yang menjadi

tanggungjawab Ditjen PKP. Ide-ide kegiatan yang out the box seperti memanfaatkan

kerjasama melalui pola kemitraan dengan pengusaha-pengusaha ataupun

perusahaan-perusahaan besar dapat membantu pencapaian target dan sasaran di

tengah keterbatasan sumberdaya yang dimiliki

3. Proses kerjasama dengan pihak luar bukanlah hal yang tabu bahkan Permendesa

Nomor 5 Tahun 2016 tentang Kawasan Perdesaan (Permedesa) -telah-

mengamanatkan sejatinya pembangunan kawasan perdesaan berbasiskan ekonomi

dengan memperhatikan kebijakan antar kelembagaan, rencana antar sektor, program

kegiatan antar direktorat dan melibatkan peran aktif multipihak (multistakeholders).

Bentuk kerjasama tersebut yaitu bisa dalam hal kolaborasi dan kemitraan dengan

berbagai stakeholder terkait untuk pelaksanaan dan kegiatan dan percepatan

pembangunan kawasan perdesaan

4. Selain menjalankan fungsi fasilitasi, Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan juga

harus memaksimalkan fungsi koordinasi, hal ini tentunya menjadi menjadi kunci utama

disaat keterbatasan sumberdaya khususnya anggaran pembangunan kawasan

perdesaan. Koordinasi dilaksanakan kepada semua stakeholder yang terkait baik

Page 73: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

72

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

pemerintah maupun pihak swasta. Kegiatan koordinasi government to government

dilaksanakan dari level pusat sampai dengan level daerah. Di pusat koordinasi

dilakukan dengan Kementerian/Lembaga terkait yang seperti Kementerian Bappenas,

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan,

Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan LHK, Kementerian Kelautan

Perikanan dan lembaga/instansi lain. Sementara koordinasi juga secara intensif

dilakukan dengan pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah

kabupaten bahkan sampai dengan pemerintah kecematan dan desa. Namun yang

tidak kalah penting yaitu bagaimana koordinasi yang sudah dilakukan oleh Ditjen PKP

dengan pihak non-pemerintah seperti swasta yang sama-sama memiliki willayah kerja

sampai dengan desa

5. Pengembangan dan inisiasi kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melalui

kegiatan kerjasama diharapkan menjadi arah baru dalam rangka percepatan

pembangunan desa dan perdesaan. Untuk itu dipandang perlu untuk disusun satu

regulasi dalam bentuk dokumen Strategi Nasional tentang Pembangunan Kawasan

Perdesaan dalam rangka mendukung percepatan pembangunan kawasan perdesaan

yang di dalamnya mengatur mengenai tugas dan tanggung jawab bagi seluruh K/L

terkait dan mitra pembangunan, sehingga pembangunan kawasan perdesaan

merupakan tanggung jawab kolektif

6. Tercapaianya kegiatan pembangunan kawasan perdesaan dalam dalam RPJMN

2020-2024 tersebut tentunya tidak akan mampu dilaksanakan oleh Ditjen PKP sendiri,

kerjasama, kolaborasi dan kemitraan secara kolektif menjadi kunci tercapaianya target

kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Rancangan dan perecanaan kerjasama di

internal Kementerian Desa PDTT senantiasa dibangun oleh Ditjen PKP bersama unit

Eselon I kerja lainnya misalnya dengan berkolaborasi menetapkan lokasi pilot project

yang difasilitasi secara bersama-sama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-

masing unit kerja.

7. Percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional sebagai mandat

RPJMN 2020-2024 ini dapat ditingkatkan melalui kerjasama lintas sektor, sehingga

peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat perdesaan akan lebih cepat

tercapai dan sasaran pembangunan kawasan perdesaan sesuai mandat RPJMN

2020-2024 tercapai. Selain itu, proyek perubahan ini juga diharapkan dapat dijadikan

sebagai cotoh pelaksanaan kegiatan dengan sistem kolaborasi oleh pihak eksternal

terkait. Sehingga cara kerja pemerintah akan menjadi lebih baik, lebih efisien dan lebih

efektif

4.2 Rekomendasi

Beberapa hal yang direkomendasikan dari hasil pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan

ini yaitu :

1. Tercapaianya kegiatan pembangunan kawasan perdesaan dalam dalam RPJMN

2020-2024 tersebut tentunya tidak akan mampu dilaksanakan oleh Ditjen PKP sendiri,

kerjasama, kolaborasi dan kemitraan secara kolektif menjadi kunci tercapaianya target

Page 74: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

73

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Rancangan dan perecanaan kerjasama di

internal Kementerian Desa PDTT senantiasa dibangun oleh Ditjen PKP bersama unit

Eselon I kerja lainnya misalnya dengan berkolaborasi menetapkan lokasi pilot project

yang difasilitasi secara bersama-sama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-

masing unit kerja

2. Pelaksanaan kegiatan pilot project diharapkan menjadi contoh bagaimana seharusnya

pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan dilaksanakan, mulai dari kegiatan

perencanaan yang melibatkan seluruh pihak terkait sehingga akan

mempertimbangkan banyak aspek untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan, selain

itu pada kegiatan implementasi /pelaksanaan kegiatan melalui pilot project diharapkan

akan banyak pihak-pihak yang terlibat aktif untuk kegiatan fasilitasi bantuan kepada

lokasi-lokasi kawasan yang menjadi pilot project. Dan yang lebih utama dengan

melibatkan banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan

kawasan perdesaan maka rasa tanggungjawab dan memiliki akan timbul.

Keberhasilan proses dan pelaksanaan kegiatan pilot project yang akan dilaksanakan

akan diadopsi untuk kegiatan pembangunan kawasan perdesaan lainnya.

3. Diharapkan dengan hadirnya dokumen Strategi Nasional proses pelaksanaan

pembangunan kawasan perdesaan akan memiliki dukungan dan menjadi modal yang

kuat bagi Ditjen PKP untuk melakukan implementasi maupun koordinasi dengan

pihak-pihak terkait. Dengan dokumen Strategi Nasional Ditjen PKP akan lebih percaya

diri menjalankan tugas pokok dan fungsi baik yang dilakukan secara internal maupun

eksternal

4. Percepatan pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional sebagai mandat

RPJMN 2020-2024 ini dapat ditingkatkan melalui kerjasama lintas sektor, sehingga

peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat perdesaan akan lebih cepat

tercapai dan sasaran pembangunan kawasan perdesaan sesuai mandat RPJMN

2020-2024 tercapai. Selain itu, proyek perubahan ini juga diharapkan dapat dijadikan

sebagai contoh pelaksanaan kegiatan dengan sistem kolaborasi oleh pihak eksternal

terkait. Sehingga cara kerja pemerintah akan menjadi lebih baik, lebih efisien dan lebih

efektif

5. Pembangunan kawasan perdesaan merupakan pembangunan yang bersifat holistik

dan multisektor. Target yang harus dicapai dalam pembanguan kawasan perdesaan

tidak akan berhasil apabila hanya dibebankan kepada Ditjen PKP dan Kementerian

Desa PDTT saja, diperlukan kolaborasi semua stakeholder terkait dalam

pembangunan kawasan perdesaan. Keterbatasan sumbedaya baik sumberdaya

manusia maupun anggaran membuat pembangunan kawasan perdesaan masih

belum bisa berjalan dengan cepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya inovatif

dan proaktif untuk menjalankan rencana-rencana pembangunan kawasan perdesaan

serta menghubungkan masing-masing pihak yang saling berkaitan sehingga dapat

membentuk jaring komunikasi dengan satu tujuan, yaitu pembangunan kawasan

perdesaan.

Page 75: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

74

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

4.3 Lesson Learned Proyek Perubahan

Pengalaman selama kurang lebih 5 tahun melaksanakan kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan yang dilakukan oleh Ditjen PKP memberikan pelajaran yang cukup berarti,

banyak hal yang dapat diambil pelajaran untuk bagaimana membangun kawasan

perdesaan kedepannya sehingga menjadi lebih baik lagi. Beberapa hal yang menjadi satu

catatan penting dari pengalaman kerja selama 5 tahun yaitu masih minimnya kontribusi

kementerian dan lembaga hal lain yaitu bantuan yang diberikan oleh kementerian dan

lembaga belum sesuai dengan kebutuhan program/kegiatan pada matrik multi sektor yang

tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP)/

MasterPlan sehingga bantuan yang diberikan belum mampu mengatasi permasalahan dari

kawasan perdesaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan satu regulasi yang

di dalamnya mengatur mengenai tugas dan tanggung jawab bagi seluruh K/L terkait dan

mitra pembangunan, sehingga pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional

sebagai mandat RPJMN 2020-2024 merupakan tanggung jawab kolektif.

Hal lain yang menjadi hal positif dari kerja keras yang dilakukan oleh Ditjen PKP selama ini

yaitu mulai dianggap pentingnya kegiatan pembangunan melalui skema kawasan

perdesaan dimana pada tahun-tahun awal semenjak berlakunya UU Desa, pemerintah

daerah dan pemerintah desa terlalu euphoria dengan kegiatan pembangunan hanya

berskala desa namun saat ini paradigma pembangunan sudah mulai bergeser dengan

menganggap pentingnya kolaborasi pembangunan antar desa utnuk menghindari

kanibalisme antar desa itu sendiri. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu bagaimana

kegiatan pembangunan kawasan perdesaan melibatkan “campur tangan” berbagai pihak

terkait mulai dari level pusat sampai dengan daerah dalam bentuk kolaborasi kerja

bersama.

Disadari atau tidak, kemampuan pemerintah dalam hal ini anggaran Ditjen PKP untuk

melakukan fasilitasi bagi kawasan-kawasan perdesaan yang telah teridentifikasi sangat

terbatas, untuk dari data kawasan perdesaan sejumlah 268 (Tahun 2019) tidak lebih dari

25% yang dapat difasilitasi. Justru kedepan harus Ditjen PKP harus meningkatkan fungsi

koordinasi dengan stakeholder terkait baik pemerintah maupun swasta untuk berperan

serta mendukung kegiatan pembangunan kawasan perdesaan yang ada. Pengalaman

selama ini Ditjen PKP memiliki keterbatasan dasar pelaksanaan kegiatan koordinasi untuk

menarik minat para stakeholder terkait tersebut dapat bekerjasama di lokasi-lokasi

kawasan. Atas dasar pertimbangan itulah maka ide penyusunan Dokumen Strategi

Nasional Pembangunan Kawasan Prioritas Nasional ini muncul. Berharap dokumen ini

menjadi ‘buku sakti” yang mampu menarik minat para stakeholder terkait tersebut untuk

turut serta bekerjasama dengan Ditjen PKP membangun Indonesia melalui pola

pembangunan kawasan perdesaan.

Berbagai upaya yang sudah dilakukan ditambah dengan proses kerja bersama dengan

pihak-pihak lain untuk pelaksanaan dan percepatan kegiatan pembangunan kawasan

perdesaan telah membuahkan hasil dan dampak yang positif terhadap masyarakat di

kawasan perdesaan baik peningkatan pendapatan maupun kegiatan-kegiatan kolektif

positif yang dilakukan bersama oleh masyarakat. Namun dari hasil evaluasi pelaksanaan

selama kurnag lebih 5 tahun ini, ada hal yang dapat dilakukan oleh Ditjen PKP untuk dapat

Page 76: PERCEPATAN - pustakamaya.lan.go.id

75

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MELALUI INSTRUMEN STRATEGI NASIONAL (STRANAS)

melakukan lebih dari apa yang sudah dilakukan selama ini, baik itu peningkatan kinerja

untuk Ditjen PKP sendiri maupun dari sisi kemanfataan pelaksanaan kegiatan

pembangunan kawasan perdesaan di daerah-daerah. Salah satu hal yang dapat

mendukung percepatan dan pengembangan kegiatan pembangunan kawasan perdesaan

yaitu payung hukum yang sifatnya khusus/spesifik seperti dokumen Strategi Nasional.

Diharapkan dengan hadirnya dokumen Strategi Nasional proses pelaksanaan

pembangunan kawasan perdesaan akan memiliki dukungan dan menjadi modal yang kuat

bagi Ditjen PKP untuk melakukan implementasi maupun koordinasi dengan pihak-pihak

terkait. Dengan dokumen Strategi Nasional Ditjen PKP akan lebih percaya diri menjalankan

tugas pokok dan fungsi baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal. Hal lain

yang menjadi pelajaran dari pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan ini yaitu bahwa

Ditjen PKP mampu melaksanakan fungsi koordinasi dengan “mengajak” mitra-mitra usaha

dan Kementeriian/Lembaga untuk turut serta berperan aktif dalam proses pembangunan

kawasan perdesaan, hal ini yang patut dijaga dan dilestarikan untuk dimasa-masa yang

akan datang.

Sesuai dengan tugas pokok Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan maka maksud dan

tujuan dari pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan ini juga mengacu kepada hal-hal

tersebut. Sehingga Proyek Perubahan yang dikerjakan ini on the track sejalan dengan

kebijakan dan perencanaan yang telah disusun oleh Ditjen PKP, sebab bagaimanapun

Proyek Perubahan ini adalah suatu upaya untuk “memperbaiki” dan meningkatkan tugas

dan peran Ditjen PKP dalam upaya pembangunan dan percepatan kegiatan pembangunan

kawasan perdesaan yang sudah dilakukan.

Berkenaan dengan rencana proses restrukturisasi organisasi Kementerian Desa PDTT

dimana akan terdapat 2 unit kerja yang memiliki rumpun tugas untuk wilayah perdesaan

yakni Ditjen Pembangunan Perdesaan dan Ditjen Pengembangan Ekonomi Investasi

Perdesaan, maka konteks Proyek Perubahan ini cukup relevan untuk menjadi bahan

masukan dalam penyusunan rencana kerja masing-masing unit kerja tersebut. 3 (tiga) hal

utama yang menjadi inti dari Proyek Perubahan ini yakni (a) bagaimana kegiatan

pembangunan perdesaan melalui mekanisme kawasan dilakukan dengan efektif dan

efisien mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan; (b) bagaimana

mengembangkan perdesaan melalui proses kerjasama dengan mitra-mitra usaha; dan (c)

membuat payung hukum atas kegiatan-kegiatan tersebut seperti dokumen STRANAS.

Tentunya hasil pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan ini dapat menjadi pertimbangan

penyusunan kebijakan kedepan setidaknya bagi kedua unit kerja yang baru tersebut